2537 4967 1 SM
2537 4967 1 SM
JURNAL ILMIAH
Disusun Oleh :
Ongki Vebyan C
Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
Email: ongki.crisdianto@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar-belakangi oleh kemajuan perekonomian Indonesia yang ikut
mendorong perkembangan industri jasa keuangan. Sebelum investor melakukan
keputusan investasi, Hendaknya perlu mempertimbangkan resiko-resiko yang harus
ditanggung oleh investor sehingga diperlukan alat untuk mengukur resiko dan tingkat
pengembalian saham sebagai alternatif untuk menentukan keputusan investasi saham
salah satunya adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM). Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif Sampel yang
digunakan adalah 24 saham dari Perusahaan-perusahaan sektor perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek pada periode tahun 2013-2014. Hasil Analisis menunjukkan, Saham emiten
Bank Bukopin Tbk (BBKP) memiliki rata-rata tingkat pengembalian saham tertinggi,
yaitu sebesar 0,11184865 atau 11,1848%. Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD)
memiliki indeks beta yang tertinggi sebesar 1.644 dan termasuk saham yang agresif
karena beta lebih dari satu (β>1). Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD) memiliki
Expected return yang tertinggi sebesar 0.016234095atau 1,623%. Terdapat 18 emiten
saham yang efisien pada perusahaan sektor perbankan yang memiliki tingkat
pengembalian saham individu lebih besar daripada tingkat pengembalian yang
diharapkan.
Kata kunci: beta, Capital Asset Pricing Model, Risiko, Tingkat Pengembalian
Saham, tingkat pengembalian saham individu, tingkat pengembalian saham yang
diharapkan.
ABSTRACT
This research background by progress the economy that urges industrial development
financial services.Before investors do an investment decision, should need to consider
resiko-resiko had drawn by investors leading to the need for an instrument for measuring
risk systemic posted shares as an alternative to determine various stock investments one
is capital asset pricing model (CAPM).Methods used in research is descriptive method
the sample quantitative used is 24 shares of perusahaan-perusahaan the banking sector
listed on the effect on the period 2013-2014. The analysis shows, issuers stock Bukopin
Tbk (BBKP) having average shares highest rate of return, which is 0,11184865 atau
11,1848%. Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD) having index beta the highest of 1.644
and including shares aggressive because beta more than one (β>1 Bank of India
Indonesia Tbk. (BSWD) have expected to return the highest 0.016234095atau 1,623 %
.There are 18 issuers efficient shares at the banking sector has the individual outstanding
shares larger than the rate of return expected .
Keywords: beta, Capital Asset Pricing Model, Risk, Return, individual stock return,
expected ret
pada suatu periode tunggal yang
memiliki persepsi yang sama
mengenai keadaan pasar dan mencari
mean-variance dari portofolio yang
1. PENDAHULUAN optimal.
Status Indonesia yang kini termasuk Dengan banyaknya perusahaan yang
Negara layak investasi dapat mendorong listing di BEI, membuat para investor
masuknya investasi asing ke dalam
mempunyai lebih banyak pilihan
negeri dalam jumlah besar. Hal itu tentu
saja harus diantisipasi dengan baik oleh berinvestasi di saham mana yang
para pemangku kepentingan, Baik layak untuk dibeli, aman, dan
pemerintah maupun swasta. Para pelaku sebagainya. Perusahaan-perusahaan
bisnis termasuk di pasar modal harus yang sudah go-public dan telah
benar-benar siap menghadapi arus modal listing di BEI akan melakukan
asing yang akan masuk dalam jumlah penawaran saham yang di
besar agar berguna bagi kemajuan perdagangkan. IHSG merupakan
bangsa. cerminan informasi mengenai kinerja
Pasar modal dan pasar keuangan perusahaan dan menjadi tolak ukur
merupakan bagian dari pasar keuangan investor dalam mencermat saham
(financial market). Sunariyah (2006:5)
yang berkualitas dan memberikan
menyatakan bahwa, pasar modal adalah
suatu pasar (tempat, berupa gedung) imbal hasil yang besar. Saat ini Bursa
yang disiapkan guna memperdagangkan Efek Indonesia (BEI) memiliki 30
sahamsaham, obligasi-obligasi dan jenis emiten perbankan pada tahun 2013,
surat berharga lainnya dengan memakai namun peneliti mengambil sampel 24
jasa perantara pedagang efek.Pasar emiten unggulan dari BEI yang
modal memiliki pengaruh besar menjaga dipilih berdasarkan asset yang
perekeonomian nasional.Kondisi pasar dimiliki bank
modal juga dapat dijadikan indikator Prospek saham sektor
kondisi perekonomian suatu Negara. perbankan dinilai masih positif.
Pada setiap bentuk investasi pasti Investor bisa mengandalkan sektor
memiliki resiko yang berbeda.Ketika
ini untuk mendongkrak nilai
investor menanamkan modalnya dengan
membeli saham perusahaan yang sudah investasinya. Dari sisi fundamental
listing di bursa efek terkadang perekonomian Indonesia, sector
mengalami kesulitan untuk memprediksi perbankan dinilai masih
saham mana yang menghasilkan resiko menguntungkan terlihat dari
yang kecil tapi dengan keuntungan membaiknya fundamental
besar.Ada beberapa metode yang perekonomian Indonesia dan mampu
digunakan salah satunya adalah dengan bertahan dari guncangan krisis
menggunakan metode Capital Asset keuangan pada 2012.
Pricing Model (CAPM). CAPM Maka dari itu Saham-saham
memberikan prediksi antara hubungan
perusahaan perbankan di bursa efek
resiko sebuah asset dan tingkat tingkat
harapan pengembalian (expected return).
banyak diminati oleh para investor,
Oleh karena itu CAPM dapat digunakan yang mengakibatkan saham-saham
untuk memperkirakan keuntungan suatu perbankan cukup banyak yang memiliki
sekuritas yang dianggap sangat penting. kategori saham unggulan.
Menurut Jogiyanto (2014:518) Capital Berdasarkan uraian diatas, maka
Asset Pricing Model mengasumsikan penulis tertarik untuk menganalisis
bahwa para investor adalah perencana kelayakan investasi pada saham-saham
perbankan di Bursa Efek Indonesia premium adalah tambahan resiko yang
dengan judul; “ANALISIS harus ditanggung oleh investor.dalam
PENERAPAN CAPITAL ASSET perhitungan CAPM resiko premium
PRICING MODEL (CAPM) digunakan untuk menghitung tingkat
SEBAGAI DASAR DALAM pengembalian yang diharapakan dalam
PENGAMBILAN KEPUTUSAN hal ini terdapat keterkaitan dalam
INVESTASI (Studi Pada Saham- perhitungan CAPM
Saham Perbankan Yang Listing Di
BEI Periode 2013-2014)”. 2.5 Tingkat Pengembalian Pasar
2. Bagi investor
Dalam membentuk sebuah
portofolio sebaiknya investor tidak
hanya mengacu pada data tingkat
pengembalian historis, namun juga tetap
mengikuti informasi tentang kinerja
perusahaan dan isu-isu yang
berkembang seputar kondisi perusahaan
ke depan
DAFTAR PUSTAKA
Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar
Teori Portofolio dan
Analisis Sekuritas. Edisi
Keempat. Yogyakarta: UPP-
AMP YKPN.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio
dan Analisis Investasi. Edisi
Tiga. Yogyakarta:
BPFEYogyakarta.
Rianse dan Abdi. 2008. Metode
Penelitian Sosial dan
Ekonomi. Bandung: Alfabeta
Sunariyah. 2006. Pengantar
Pengetahuan Pasar Modal.
Edisi Kelima. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN
Yogyakarta.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian
Bisnis (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif,dan
R&D). Bandung: alfabeta.
Zubir, Zalmi. 2011. Manajemen
Portofolio. Jakarta: Salemba Empat