PEMBAHASAN
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
3
berisikan pola dasar dalam berkehidupan di Indonesia. Negara dengan segala
fungsi dan tujuannya berusaha untuk dapat mewujudkannya dengan berbagai
cara, oleh karena itu sebagai pengintegrasian dari kekuatan politik, negara
mempunyai bermacam-macam sifat, seperti memaksa, memonopoli, dan
mencakup semuanya.
Dengan sifat memaksa, negara dapat menggunakan kekerasan fisik
secara sah untuk ditaatinya semua keputusan. Walaupun alasannya untuk
mewujudkan tujuan bersama, sifat memaksa yang dimiliki oleh negara dapat
disalahgunakan ataupun melampaui batas yang mungkin dapat
menyengsarakan rakyatnya. Untuk mencegah adanya kemungkinan tersebut,
konstitusi atau UUD disusun dan ditetapkan.
4
UUD yang singkat itu menguntungkan bagi negara seperti Indonesia
yang masih harus berkembang, harus hidup secara dinamis, dan masih akan
terus mengalami perubahan.
Semangat para penyelenggara negara dalm menyelenggarakan UUD
1945 sangat penting, oleh karena itu setiap penyelenggara negara, selain
mengetahui teks UUD 1945, juga harus menghayati semangat UUD 1945.
Dengan semangat penyelenggara yang baik, pelaksanaan dari aturan-aturan
pokok yang tertera dalam UUD 1945 akan baik dan sesuai dengan maksud
ketentuannya.
5
menunjukan kebangsaan dan penghargaan kita atas perjuangan bangsa
Indonesia selama ini. Alenia ini juga menunjukan adanya ketetapan dan
ketajaman penilaian :
1. Perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat
yang menentukan.
2. Momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk
menyatakan kemerdekaan.
3. Kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih
harus diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat adil dan makmur.
“Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya” merupakan bunyi
dari alenia ke tiga yang menjadi motivasi riil dan materiil Bangsa
Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi
keyakinan/kepercayaannya, menjadi motivasi spiritualnya, karena
menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah SWT, serta
menunjukan ketaqwaan tehadap Tuhan Yang Maha Esa serta
merupakam suatu pengukuhan dari Proklamasi Kemerdekaan.
“kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban Dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang dasar Negara Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: ketuhanan Yang
maha dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia” merupakan bunyi dari
alenia ke empat yang merumuskan dengan padat sekali tujuan dari
prinsip-prinsip dasar untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah
menyatakan dirinya merdeka.
Dengan rumusan yang panjang dan padat, alenia keempat
Pembukaan Undang-Undang dasar sekaligus menegaskan :
a. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang
sekaligus menjadi tujuannya, yaitu seperti yang
tertuang dalam alenia ke empat tersebut.
6
b. Negara Indonesia berbentuk Republik dan
berkedaulatan Rakyat.
c. Negara Indonesia mempunyai dasar filsafah
Pancasila.
3. Pokok-Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
Ada 4 pokok pikiran yang sifat dan maknanya sangat dalam, yaitu :
Isi UUD 1945 dapat dibagi menjadi dua bagian yang memiliki
kedudukan berbeda, yaitu :
7
A. Ditinjau dari isi pengertian yang terkandung di dalam Pembukaan
UUD 1945
8
pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-pasalnya. Itulah
hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945.
9
azasi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pembukaan UUD 1945,
terutama pada alinea ketiga memuat pernyataan-pernyataan kemerdekaan dan
aline keempat memuat memuat tindakan yang harus dilaksanakan setelah
adanya negara.
Dengan demikian dapat ditentukan letak dan sifat hubungan antara
Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai berikut :
1. Keduanya merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisah-pisahkan.
2. Ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI merupakan realisasi dari
alinea/bagian kedua Proklamasi 17 Agustua 1945.
3. Pembukaan UUD pada hakekatnya merupakan
pernyataan kemerdekaan secara terperinci dengan memuat
pokok-pokok pikiran adanya cita-cita luhur yang menjadi
semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan Indonesia.
Hal ini berarti antara Pembukaan UUD 1945 dan
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan satu kesatuan yang
bulat, karena apa yang terkandung didalam Pembukaan UUD
1945 merupakan amanat keramat dari Proklamasi 17 Agustus
1945.
10
a. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan
menurut UUD (pasal 1 ayat2).
b. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden
dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD (pasal 3 ayat 3).
c. Presiden RI memegang kekuasaan pemerintah
menurut UUD (pasal 4 ayat 1).
d. Presiden dan/atau Wakil Presiden sebelum
memangku jabatannya bersumpah atau
berjanji memegang teguh UUD (pasal 9 ayat 1).
e. Hak-hak DPR ditentukan oleh UUD (pasal 20A).
f. Setiap UU yang berlaku tidak boleh bertentangan
dengan UUD 9pasal 24C ayat 1).
g. Kewenangan lembaga negara ditentukan oleh
UUD (pasal 24C ayat 1).
h. Putusan dugaan pelanggaran oleh Presiden dan
atau Wakil Presiden oleh
Mahkamah Konstitusi menurut UUD (pasal 24C
ayat 2).
11
8. Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik
(pasal 1 ayat 1 dan pasal 18 ayat 1). NKRI dibagi atas
daerah-daerah provinsi, kabupaten, dan kota itu
mempunyai pemerintah daerah.
12
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar
bagi negara (pasal 11).
3. Menyatakan keadaan bahaya, yang syarat dan
akibatnya ditetapkan dengan UU (pasal 12).
4. Mengangkut dan menerima duta dan konsul
dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(pasal 13).
5. Presiden memberikan grasi dengan
pertimbangan MA, dan memberikan amnesti
dan abolisi dengan pertimbangan DPR (pasal
14).
6. Presiden memberi gelar, tanda jasa, tanda
kehormatan, dan lain-lain menurut UU (pasal
15).
6. Bank Sentral
13
7. Badan Pengawas Keuangan (BPK)
9. Komisi Yudisial
14
BAB III
ANALISIS KASUS
Inti kasus:
1. Sebanyak 1.918 anak di Nusa Tenggara Timur ( NTT) menderita gizi buruk
Selama Januari -Mei 201 5.
2. Kepala Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan NTT,
Isbandrio,kepadawartawan di Kupang,Rabu,( 24/ 6) ,mengatakan,penderita
gizi buruk di alami keluarga miskin yang tinggal diwilayah terpencil yang
sulit di jangkau. Kasus ini terjadi di duga karena pemahamani ibu terhadap
gizi masih rendah.
3. Kekurangan gizi itu membuat anak mudah terserang berbagai
penyakit ,seperti diare yang menimbulkan kematian.
4. Buruknya infrastruktur dan sulitnya akses transportasi membuat penderita gizi
buruk tidak terkontrol oleh petugaskesehat an.
Analisis :
Seharusnya pemerintah lebih perduli dengan kesejahteraan warganya,
walaupun Nusa Tenggara Timur itu berada sangat jauh dengan pusat pemerintahan di
Indonesia, tapi tidak menjadi alasan untuk pemerintah tidak memperhatikan warga
negaranya, bukan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah saja namun sangat di
butuhkan peran dari pemerintah pusat. Namun kepala seksi perbaikan gizi masyarakat
dinas kesehatan NTT, Isbandrio, mengatakan bahwa penderita gizi buruk dialami
oleh keluarga yang tinggak di daerah tepencil dan sulit dijangkau, dan dia juga
mengatakan bahwa kasus ini terjadi karena pemahaman ibu tentang gizi masih
rendah dan di perparah dengan kemarau panjang, tetapi menurut saya salah jika
beliau mengatakan seperti itu karna ya sudah tanggung jawab pemerintah untuk
melakukan penyuluhan tentang gizi kepada masyarakatnya. Apalagi sampai ada balita
yang meninggal, dan peran pemerintah daerah harus terus membangun infrastruktur
untuk mempermudah akses masuk ke wilayah yang terkena gizi buruk.
Pemerintah juga harus membuat otonomi khusus untuk membantu supaya
daerah NTT tidak mengalamai permasalaha yang sama terus menerus dari tahun ke
tahun karna sudah di atur juga dalam nilai pancasila,sila ke 5 pemerintah harus
memberikan keadilan untuk setiap warga negaranya dan sudah jelas juga di atur
dalam UUD bahwa fakir miskin di dan rakyat terlantar di pelihara oleh negara dan
negara harus bisa memberikan kesejahteraan untuk warga negaranya.
15
Solusi :
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah pemerintah pusat harus
membangun infrastruktur supaya penyaluran bahan makanan bisa di salurkan dengan
baik dan cepat. Kemudian dari dinas kesehatan khususnya yang menangani bidang
perbaikan gizi harus mau dan turun langsung untuk melihat sebarapa buruk kondisi
yang terjadi di lapangan. Serta dinas kesehatan harus dengan cepat memberikan
pengetahuan kepada kaum ibu tentang gizi yang baik dan seimbang sehingga jumlah
penderita gizi buruk bisa di tekan atau lebih baik jika gizi itu tidak terjadi lagi.
16
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
http://pend-pancasila.blogspot.com/2013/12/makalah-pancasila-dalam-konteks.html
http://arkalalandshary.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://iisariska.ilearning.me/sl601a-it-research/perumusan-masalah-tujuan-dan-manfaat/
18