Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah

Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang


mengatur seluruh struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam
pemerintahan Indonesia, masih banyak bahkan sangat benyak anggota-
anggotanya dan juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai dengan nila-
nilai yang ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas negara dan
ketatanegaraan Indonesia mengharuskan ingatan kita meninjau dan
memahami kembali sejarah perumusan dan penetapan Pancasila, Pembukaan
UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan pembentuk negara Republik
Indonesia.
Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng
dari nilai-nilai Pancasila, pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem
ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai dari ideologi bangsa
yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu pemerintahan terdapat banyak
penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia, itu akan
membuat sistem ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun dengan
bangsanya sendiri.
Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “Pancasila
dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah, yaitu :


1. Apa pengertian dari pancasila sebagai kontek ketatanegaraan NKRI?
2. Apakah definisi UUD dan Konstitusi serta fungsinya bagi negara?
3. Bagaimana UUD 1945 itu ?
4. Apa saja yang terkait dengan Pembukaan UUD 1945?
5. Bagaimanakah hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945?
6. Bagaimanakah sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945?
7. Bagaimanakah kelembagaan negara menurut UUD 1945?

1
C. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh


Bapak Cahyono M.Pd serta menjelaskan sesuai dengan rumusan masalah
diatas, tujuannya yaitu :
1. Mengetahui pengertian pancasila dalam kontek ketatanegaraan
NKRI.
2. Mengetahui definisi UUD dan Konstitusi serta fungsinya bagi
negara
3. Mengetahui UUD 1945.
4. Mengetahui apa saja yang terkait dengan pembukaan UUD 1945.
5. Mengetahui hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD
1945.
6. Menegtahui sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945.
7. Mengetahui kelembagaan negara menurut UUD 1945.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Memahami tentang materi Pancasila dalam konteks ketatanegaraan


republik Indonesia.
2. Memberikan informasi tentang Pancasila dalam konteks
ketatanegaraan republik Indonesia.
3. Sebagai salah satu referensi mengenai materi matakuliah
Pendidikan Pancasila.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan suatu asas kerohanian


dalam ilmu kenegaraan. Pancasila merupakan sumber nilai dan norma dalam
setiap aspek penyelenggaraan negara maka dari itu semua peraturan
perundang-undangan serta penjabarannya berdasarkan nilai-nilai pancasila.
Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, yang berdasarkan atas
hukum, oleh karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara diatur dalam suatu sistem peraturan perundang-undangan. Pancasila
dalam kontek ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian
kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan
sosial, dan lainnya diatur dalam undang undang dasar negara. Pembukaan
undang- undang dasar 1945 dalam kontek ketatanegaraan, memiliki
kedudukan yang sangat penting merupakan staasfundamentalnom dan berada
pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di Negara Indonesia.

B. UUD dan Konstitusi serta Fungsinya

Dalam ketatanegaraan, istilah UUD sering digunakan pula dengan


istilah konstitusi dalam pengertian yang berbeda atau untuk saling
menggantikan. Secara harfiah, istilah konstitusi dari bahasa Perancis
“konstituer” yang berarti membentuk , dan diartikan sebagai “pembentuk
suatu negara”. Sedangkan Indonesia menggunakan istilah UUD yang
disejajarkan dengan istilah Grondwet dari belanda yang mempunyai
pengertian suatu undang-undang yang menjadi dasar (Grond) dari segala
hukum dalam suatu negara.
Istilah konstitusi dan UUD di Indonesia sering disejajarkan, namun
istilah konstitusi dimaknai dalam arti yang luas (materiil) yang lebih luas dari
UUD. Konstitusi yang dimaksudkan adalah hukum dasar, baik yang tertulis
(UUD) maupun yang tidk tertulis (convensi). Dengan demikian konstitusi
memuat peraturan pokok yang fundamental mengenai sendi-sendi yang
pertama dan utama dalam menegakan bangun yang disebut “negara”.
UUD 1945 merupakan hukum tertinggi, norma dasar dan norma
sumber dari semua hukum yang belaku dalam negara di Indonesia, ia

3
berisikan pola dasar dalam berkehidupan di Indonesia. Negara dengan segala
fungsi dan tujuannya berusaha untuk dapat mewujudkannya dengan berbagai
cara, oleh karena itu sebagai pengintegrasian dari kekuatan politik, negara
mempunyai bermacam-macam sifat, seperti memaksa, memonopoli, dan
mencakup semuanya.
Dengan sifat memaksa, negara dapat menggunakan kekerasan fisik
secara sah untuk ditaatinya semua keputusan. Walaupun alasannya untuk
mewujudkan tujuan bersama, sifat memaksa yang dimiliki oleh negara dapat
disalahgunakan ataupun melampaui batas yang mungkin dapat
menyengsarakan rakyatnya. Untuk mencegah adanya kemungkinan tersebut,
konstitusi atau UUD disusun dan ditetapkan.

C. Undang-Undang Dasar 1945

Naskah UUD 1945 sebelum mengalami amandemen terdiri dari


Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan. Naskah tersebut secara resmi
dimuat dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7 yang terbit tanggal 15
Februari 1946. UUD 1945 ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945. Antara Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasannya merupakan satu
kebulatan yang utuh, dimana antara satu bagian dengan bagian yang lain tidak
dapat dipisahkan.
Memahami pasal II Aturan Peralihan tersebut, maka secara yuridis
jelas bahwa “Penjelasan” sudah tidak berlaku lagi, dan tidak bisa menjadi
bagian dari pengertian UUD 1945. UUD 1945 adalah hukum dasar yang
tertulis. Sebagai hukum, maka UUD 1945 adalah mengikat pemerintah,
lembaga negara dan lembaga masyarakat, juga mengikat setiap warga negara
Indonesia dimana saja dan setiap penduduk yang berada di wilayah Indonesia.
T dilaksanakan dan ditaati. UUD bukanlah hukum biasa, melainkan hukum
dasar yang semua tindakan dan perbuatan pemerintahan dapat
dipertanggungjawabkan pada ketentuan-ketentuan UUD 1945. Dalam
kedudukan demikian, UUD dalam kerangka tata urutan atau tata tingkat
norma hukum yang berlaku, merupakan hukum yang menempati kedudukan
tinggi. Dalam hubungan ini, UUD juga berfungsi sebagai alat kontrol atau alat
mengecek norma hukum yang lebih rendah.
UUD merupakan hukum dasar tertulis yang bukan satu-satunya hukum
dasar, disampingnya masih ada hukum dasar yang tidak tertulis. UUD bersifat
singkat, sifat singkatnya itu dikarenakan :
UUD itu sudah cukup, apabila telah memuat aturan-aturan pokok saja, hanya
memuat garis-gars besar sebagai instruksi kepada pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara untuk melakukan tugasnya.

4
UUD yang singkat itu menguntungkan bagi negara seperti Indonesia
yang masih harus berkembang, harus hidup secara dinamis, dan masih akan
terus mengalami perubahan.
Semangat para penyelenggara negara dalm menyelenggarakan UUD
1945 sangat penting, oleh karena itu setiap penyelenggara negara, selain
mengetahui teks UUD 1945, juga harus menghayati semangat UUD 1945.
Dengan semangat penyelenggara yang baik, pelaksanaan dari aturan-aturan
pokok yang tertera dalam UUD 1945 akan baik dan sesuai dengan maksud
ketentuannya.

D. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

1. Makna pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia

Apabila UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum


yang berlaku di Indonesia, maka Pembukaan UUD 1945 merupakan
sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia,
yang merupakan sumber dari cita hukum dan cita moral yang ingin
ditegakan baik dalam lingkungan nasional, maupun dalam hubungan
pergaulan bangsa-bangsa di Dunia.

2. Makna Alenia-Alenia Pembukaan UUD 1945

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan


oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” merupakan bunyi
alenia pertama pembukaan UUD 1945 yang menunjukan keteguhan dan
kuatnya pendirian bangsa Indonesia menghadapi masalah “kemerdekaan
lawan penjajahan”. Alenia ini mengungkapkan suatu dalil obyektif, karena
dalam alinea pertama terdapat letak moral luhur dari pernyataan
Indonesia. Alenia ini juga mengandung suatu pernyataan subyektif, yaitu
aspirasi bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari perjuangan.
Alasan bangsa Indonesia menentang penjajahan, karena bertentangan
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Hal ini berarti setiap hal atau
sifat yang bertentangan atau bertentangan dengan pernyataan diatas juga
harus secara sadar ditentang oleh Bangsa Indonesia.
“Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepda saat
yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia
ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka,
bersatu, berdaulat adil dan makmur” merupakan bunyi alenia ke dua yang

5
menunjukan kebangsaan dan penghargaan kita atas perjuangan bangsa
Indonesia selama ini. Alenia ini juga menunjukan adanya ketetapan dan
ketajaman penilaian :
1. Perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat
yang menentukan.
2. Momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk
menyatakan kemerdekaan.
3. Kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih
harus diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat adil dan makmur.
“Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya” merupakan bunyi
dari alenia ke tiga yang menjadi motivasi riil dan materiil Bangsa
Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi
keyakinan/kepercayaannya, menjadi motivasi spiritualnya, karena
menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah SWT, serta
menunjukan ketaqwaan tehadap Tuhan Yang Maha Esa serta
merupakam suatu pengukuhan dari Proklamasi Kemerdekaan.
“kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban Dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang dasar Negara Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: ketuhanan Yang
maha dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia” merupakan bunyi dari
alenia ke empat yang merumuskan dengan padat sekali tujuan dari
prinsip-prinsip dasar untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah
menyatakan dirinya merdeka.
Dengan rumusan yang panjang dan padat, alenia keempat
Pembukaan Undang-Undang dasar sekaligus menegaskan :
a. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang
sekaligus menjadi tujuannya, yaitu seperti yang
tertuang dalam alenia ke empat tersebut.

6
b. Negara Indonesia berbentuk Republik dan
berkedaulatan Rakyat.
c. Negara Indonesia mempunyai dasar filsafah
Pancasila.
3. Pokok-Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung


dengan UUD 1945 itu sendiri, bahwa Pembukaan UUD 1945 itu
mengandung pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan dijelmakan dalam
UUD, yaitu dalam pasal-pasalnya.

Ada 4 pokok pikiran yang sifat dan maknanya sangat dalam, yaitu :

a. Pokok pikiran pertama menunjukan pokok pikiran persatuan,


dengan pengertian yang lazim, penyelenggara negara dan setiap
warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara diatas
kepentingan golongan maupun perorangan.
b. Pokok pikiran yang kedua adalah kesadaran bahwa manusia
Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial bangsa.
c. Pokok pikiran yang ketiga menyatakan bahwa kedaulatan berad
ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
d. Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa UUD mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang
teguh cita-cita moral Rakyat yang luhur.

4. Hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945

Isi UUD 1945 dapat dibagi menjadi dua bagian yang memiliki
kedudukan berbeda, yaitu :

1. Pembukaan UUD yag terdiri dari empat alinea, dimana


alinea terakhir memuat Dasar nagara Pancasila.
2. Pasal-pasal UUD 1945 yang terdiri dari 20 bab, 73
pasal, 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan.
Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pasal-pasal
UUD 1945, dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut :

7
A. Ditinjau dari isi pengertian yang terkandung di dalam Pembukaan
UUD 1945

1. Dari alinea pertama, kedua, dan ketiga berisi rangkaian


peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya negara
yang merupakan rumusan dasar-dasar pemikiran yang
mendorong tersusunnya kemerdekaan. Pernyataan tersebut tidak
mempunyai hubungan organis dengan Batang Tubuh UUD
1945.
2. Dari alenia keempat merupakan pernyataan yang dilaksanakan
setelah negara Indonesia terwujud. Pernyataan tersebut
mempunyai hubungan kausal dan organis dengn Pasal-pasal
UUD 1945 yang mencakup beberapa aspek :

 UUD itu ditentukan akan ada.


 Apa yang diatur oleh UUD adalah tentang
pembentukan pemerintahan negara yang
memenuhi berbagai persyaratan.
 Negara Indonesia berbentuk Republik yang
berkedaulatan rakyat.
 Ditetapkannya dasar kerokhanian (Filsafat
Negara Pancasila).

B. Ditinjau dari pokok-pokok yang terkandung didalam Pembukaan


UUD 1945

Pokok-pokok pikiran yang terkandung didalam Pembukaan


UUD 1945 disebutkan sebagai berikut :
1. Negara mengatasi segala paham golongan dan paham
perseorangan, dalam “Pembukaan” itu mengehendaki
persatuan segenap bangsa Indonesia seluruhnya.
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat.
3. Negara berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan
dan permusyawaratan perwakilan.
4. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa,
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum


yang menguasai hukum dasar negara, UUD menciptakan

8
pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-pasalnya. Itulah
hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945.

C. Ditinjau dari hakekat dan kedudukan Pembukaan UUD 1945

Pembukaan mempunyai kedudukan sebagai Pokok kaidah


Fundamental negara Republik Indonesia, dengan demikian
Pembukaan memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada Pasal-
pasal UUD 1945.

5. Hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945

Pancasila mempunyai fungsi dan kedudukan yang sangat penting


dalam kehidupan bernegara dan merupakan unsur penentu berlakunya
tertib hukum Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan inti dari
Pembukaan UUD 1945, itu terbukti pada alinea keempat yang
menunjukan bahwa pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat, yang bentuk dan wujudnya tertuang dalam
UUD. Pembukaan maupun pancasila tidak bisa dirubah maupun diganti
oleh siapapun, karena merubah ataupun mengganti berarti membubarkan
negara Proklamasi 17 Agustus 1945 karena Pancasila merupakan
fundamental terbentuknya bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai substansi esensial daripada Pembukaan UUD 1945
adalah sumber dari segala sumber hukum republik Indonesia. Hal
terpenting yang bagi bangsa Indonesia adalah mewujudkan cita-citanya
sesuai dengan Pancasila, artinya cara dan hasilnya tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Sedangkan cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD
1945 oleh karena itu Pancasila dan Pembukaan yang memilki hubungan
erat harus dilaksanakan secara serasi, seimbang, dan selaras.

6. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17


Agustus 1945

Apabila kita hubungkan antara isi pengertian Pembukaan UUD 1945


dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 maka keduanya memiliki hubungan

9
azasi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pembukaan UUD 1945,
terutama pada alinea ketiga memuat pernyataan-pernyataan kemerdekaan dan
aline keempat memuat memuat tindakan yang harus dilaksanakan setelah
adanya negara.
Dengan demikian dapat ditentukan letak dan sifat hubungan antara
Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai berikut :
1. Keduanya merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisah-pisahkan.
2. Ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI merupakan realisasi dari
alinea/bagian kedua Proklamasi 17 Agustua 1945.
3. Pembukaan UUD pada hakekatnya merupakan
pernyataan kemerdekaan secara terperinci dengan memuat
pokok-pokok pikiran adanya cita-cita luhur yang menjadi
semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan Indonesia.
Hal ini berarti antara Pembukaan UUD 1945 dan
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan satu kesatuan yang
bulat, karena apa yang terkandung didalam Pembukaan UUD
1945 merupakan amanat keramat dari Proklamasi 17 Agustus
1945.

E. Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945

Secara garis besar gambaran tentang sistem pemerintahan negara yang


dianut oleh UUD 1945 yang telah diamandemen adalah sebagai berikut :
1. Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan
menurut UUD (pasal 1 ayat 2). Dalam UUD 1945 yang
telah diamandemen , MPR tidak mempunyai kewenangan
untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, tetapi hanya
sebatas melantik (pasal 3 ayat 3 dan pasal 8 ayat 3).
Dengan demikian hanya dengan GBHN, UUD 1945 tidak
lagi mengenal istilah GBHN sebagai produk MPR.
Kewenangan terbesar MPR adalah menetapkan dan
mengubah UUD (pasal 3 ayat 1) selain mengenai
Pembukaan UUD dan bentuk Kesatuan Negara Republik
Indonesia (pasal 37 ayat 5).
2. Sisitem Konstitutional
Sistem konstitusional dalam UUD 1945 tercermin dalam
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

10
a. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan
menurut UUD (pasal 1 ayat2).
b. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden
dan/atau Wakil Presiden dalam masa               
jabatannya menurut UUD (pasal 3 ayat 3).
c.  Presiden RI memegang kekuasaan pemerintah
menurut UUD (pasal 4 ayat 1).
d. Presiden dan/atau Wakil Presiden sebelum
memangku jabatannya bersumpah atau               
berjanji memegang teguh UUD (pasal 9 ayat 1).
e. Hak-hak DPR ditentukan oleh UUD (pasal 20A).
f. Setiap UU yang berlaku tidak boleh bertentangan
dengan UUD 9pasal 24C ayat                  1).
g. Kewenangan lembaga negara ditentukan oleh
UUD (pasal 24C ayat 1).
h. Putusan dugaan pelanggaran oleh Presiden dan
atau Wakil Presiden oleh                                        
Mahkamah Konstitusi menurut UUD (pasal 24C
ayat 2).

3. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3).


4. Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintah
menurut UUD (pasal 4 ayat 1). Namun dalam
kewajibannya Presiden dibantu oleh Wakil Presiden.
5. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang
tertinggi. Presiden memegang tanggungjawab atas
jalannya pemerintahan menurut UUD, dan Presiden diberi
kewenangan untuk membentuk suatu dewan pertimbangan
yang bertugas memberikan nasehat dan pertimbangan
kepada Preisden.
6. Menteri negara ialah pembantu Presiden (pasal 17 ayat 1),
oleh karena itu kedudukan menteri sangat tergantung pada
Presiden (pasal 17 ayat 2).
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas. Presiden
selaku kepala negara mempunyai kekuasan yang sangat
luas, meskipun tidak bersifat mutlak. Kekuasaan kepala
negara yang tidak tak terbatas itu adalah dimana kontrol
DPR atas berbagai kewenangan presiden sangatlah
dominan.

11
8. Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik
(pasal 1 ayat 1 dan pasal 18 ayat 1). NKRI dibagi atas
daerah-daerah provinsi, kabupaten, dan kota itu
mempunyai pemerintah daerah.

F. Kelembagaan Negara menurut UUD 1945

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Keanggotaan MPR terdiri atas anggota DPR yang dipilih


melalui pemilu, dengan suara terbanyak dan sedikitnya MPR
bersidang sekali daalam lima tahun di ibukota negara.Kewenangan
MPR adalah mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3).

2. Presiden dan Wakil Presiden

Presiden memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD, dan


dalam melakukan kewajibannya dibantu oleh seorang Wakil
Presiden. Presiden berhak mengajukan RUU, dan menetapkan
Peraturan Pemerintah untuk menjalankan UU (pasal 5). Presiden
memegang masa jabatan selama lima tahun. Syarat untuk menjadi
Presiden dan Wakil Presiden adalah :

a. WNI sejak kelahirannya


b. Tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena
kehendaknya sendiri.
c. Tidak pernah menghianati negara
d. Mampu secaraa jasmani dan rohani untuk melakukan
keajibannya
e. Syarat-syarat lainnya akan diatur dengan UU (pasal
6Syarat-syarat lainnya akan diatur dengan UU (pasal
6).
Kewenangan lain dari presiden selaku kepala negara
adalah dimilikinya hal prerogatif, antara lain :
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL,
AU (pasal 10).
2. Menyatakan perang, membuat perdamaian
dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR, terutama yang

12
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar
bagi negara (pasal 11).
3. Menyatakan keadaan bahaya, yang syarat dan
akibatnya ditetapkan dengan UU (pasal 12).
4. Mengangkut dan menerima duta dan konsul
dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(pasal 13).
5. Presiden memberikan grasi dengan
pertimbangan MA, dan memberikan amnesti
dan abolisi dengan pertimbangan DPR (pasal
14).
6. Presiden memberi gelar, tanda jasa, tanda
kehormatan, dan lain-lain menurut UU (pasal
15).

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Keanggotaan DPR dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak.


DPR memiliki fungsi legislatif, anggaran, dan pengawasan, untuk itu
DPR diberikan hak-hak interpelasi, angket, menyatakan pendapat,
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta
imunitas (pasal 20).

4. Dewan Perwakila Daerah (DPD)

Anggota DPD juga dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak


dari setiap provinsi. DPD bersidang paling sedikitnya sekali dalam
setahun. DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR dan ikut
membahasnya sesuai dengan bidangnya.

5. Komisi Pemilihan Umum (KPU)

KPU biasa ditugaskan dalam rangka Pemilu agar terselenggara


sesuai asas (luberjurdil).

6. Bank Sentral

Negara memiliki satu bank sentral yang susunan, kedudukan,


kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan
UU (pasal 23D).

13
7. Badan Pengawas Keuangan (BPK)

BPK diadakan untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung


jawab tentang pengelolaan keuangan yang bebas dan mandiri. Hasil
pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan
DPRD untuk ditindklanjuti (pasal 23E).

8. Mahkamah Agung (MA)

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka


untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan badan peradilan yang
berada dibawahnya.

9. Komisi Yudisial

Komisi yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan


pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluruhan martabat
serta perilaku hakim.

10. Mahkamah Konstitusi

MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan tingkat


terakhir yang putusannya bersifat final untuk mengkaji UU terhadap
UUD, dan lain-lain.

14
BAB III
ANALISIS KASUS

Inti kasus:
1. Sebanyak 1.918 anak di Nusa Tenggara Timur ( NTT) menderita gizi buruk
Selama Januari -Mei 201 5.
2. Kepala Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan NTT,
Isbandrio,kepadawartawan di Kupang,Rabu,( 24/ 6) ,mengatakan,penderita
gizi buruk di alami keluarga miskin yang tinggal diwilayah terpencil yang
sulit di jangkau. Kasus ini terjadi di duga karena pemahamani ibu terhadap
gizi masih rendah.
3. Kekurangan gizi itu membuat anak mudah terserang berbagai
penyakit ,seperti diare yang menimbulkan kematian.
4. Buruknya infrastruktur dan sulitnya akses transportasi membuat penderita gizi
buruk tidak terkontrol oleh petugaskesehat an.

Analisis :
Seharusnya pemerintah lebih perduli dengan kesejahteraan warganya,
walaupun Nusa Tenggara Timur itu berada sangat jauh dengan pusat pemerintahan di
Indonesia, tapi tidak menjadi alasan untuk pemerintah tidak memperhatikan warga
negaranya, bukan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah saja namun sangat di
butuhkan peran dari pemerintah pusat. Namun kepala seksi perbaikan gizi masyarakat
dinas kesehatan NTT, Isbandrio, mengatakan bahwa penderita gizi buruk dialami
oleh keluarga yang tinggak di daerah tepencil dan sulit dijangkau, dan dia juga
mengatakan bahwa kasus ini terjadi karena pemahaman ibu tentang gizi masih
rendah dan di perparah dengan kemarau panjang, tetapi menurut saya salah jika
beliau mengatakan seperti itu karna ya sudah tanggung jawab pemerintah untuk
melakukan penyuluhan tentang gizi kepada masyarakatnya. Apalagi sampai ada balita
yang meninggal, dan peran pemerintah daerah harus terus membangun infrastruktur
untuk mempermudah akses masuk ke wilayah yang terkena gizi buruk.
Pemerintah juga harus membuat otonomi khusus untuk membantu supaya
daerah NTT tidak mengalamai permasalaha yang sama terus menerus dari tahun ke
tahun karna sudah di atur juga dalam nilai pancasila,sila ke 5 pemerintah harus
memberikan keadilan untuk setiap warga negaranya dan sudah jelas juga di atur
dalam UUD bahwa fakir miskin di dan rakyat terlantar di pelihara oleh negara dan
negara harus bisa memberikan kesejahteraan untuk warga negaranya.

15
Solusi :
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah pemerintah pusat harus
membangun infrastruktur supaya penyaluran bahan makanan bisa di salurkan dengan
baik dan cepat. Kemudian dari dinas kesehatan khususnya yang menangani bidang
perbaikan gizi harus mau dan turun langsung untuk melihat sebarapa buruk kondisi
yang terjadi di lapangan. Serta dinas kesehatan harus dengan cepat memberikan
pengetahuan kepada kaum ibu tentang gizi yang baik dan seimbang sehingga jumlah
penderita gizi buruk bisa di tekan atau lebih baik jika gizi itu tidak terjadi lagi.

16
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem ketatanegaraan dengan berdasarkan pada nilai-nilai dan yang


berhubungan dengan Pancasila, dapat menjadikan karakter suatu bangsa
memiliki moral yang sesuai dengan yang tercermin dalam sila-sila Pancasila.
Negara Indonesia dan masyrakat Indonesia dengan ketatanegaraannya
berdasar pada Pancasila akan membawa dampak positif bagi terbentuknya
bangsa Indonesia.

3.2 Saran

Kepada semua pembaca yang menyempatkan membaca makalah ini


bila mendapat kekeliruan terhadap materi yang kami sajikan harap bisa
meluruskannya dan memakluminya. Maka kami banyak berharap kepada para
pembaca untuk tidak segan memberikan kritik,saran dan masukan yang
membangun kepada kami.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://pend-pancasila.blogspot.com/2013/12/makalah-pancasila-dalam-konteks.html
http://arkalalandshary.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

https://iisariska.ilearning.me/sl601a-it-research/perumusan-masalah-tujuan-dan-manfaat/

18

Anda mungkin juga menyukai