Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
SANTI YULIAN
KHGD22066
5. Fatofisiologi
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh
virus penyebab bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga
terjadi peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya
penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan
mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang
terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan
napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan
produksi surfaktan sebagai pelumas yang berpungsi untuk melembabkan rongga
fleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak
lanjut dari pembedahan. Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas,
hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan
yang akan mengakibatkan terjadinya gagal napas (Smeltzer, Suzanne C, 2001).
6. Pathway Bronchopneumonia (Smeltzer, Suzanne C, 2001)
Pederita sakit berat yang Jamur, virus, bakteri, protozoa
dirawat di RS
Penderita dengan supresi
sistem kekebalan tubuh
Kontaminasi peralatan RS
Saluran napas bagian bawah
Alveolus
Akumulasi secret
Set point bertambah
Reaksi peradangan pada
Obstruksi jalan napas bronchus dan alveolus
Fibrosus dan
pelebaran Respon menggigil
Gangguan ventilasi Rangsangan batuk
Atelektasis Reaksi
peningkatan
Bersihan jalan panas tubuh
Nyeri pleuritik
nafas tidak efektif Gangguan
difusi
Hipertermi
Gangguan rasa
Peningkatan nyaman nyeri Gangguan
frekuensi pertukaran
napas gas
Evaporasi
meningkat
8. Komplikasi
Menurut Ngastiyah (2002), bronchopneumonia pada anak bila tidak ditangani
dengan baik akan mengakibatkan komplikasi sebagai berikut :
a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps
paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga
pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
c. Abses Paru adalah penumpukan pus dalam paru yang meradang
d. Otitis Media Acute
e. Infeksi sitemik
f. Endocarditis adalah peradangan pada katup endokardial
g. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
9. Penatalaksanaan
Menurut Ngastiyah (2002), Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji
resistensi, tetapi karena hal itu perlu waktu, dan pasien perlu therapy secepatnya
maka biasanya diberkan:
a. Penisillin 50.000 U/ kgbb/hari, ditambah dengan chloramfenicol 50-70
mg/kgbb/hari atau diberkan antibiotic yang mempunyai spectrum luas seperti
Ampicillin, pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari
b. Pemberian oksigen, fisioterafi dada dan cairan intravena biasanya diperlukan
campuran glucose dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3 : 1 ditambah larutan
KCl 10 mEq / 500 ml/ botol infus.
c. Pasien diposisikan semi fowler untuk inspirasi maksimal
d. Pemberian oksigen 1-5 lpm.
e. Pemberian ventolin yaitu bronkodilator untuk melebarkan bronkus
f. Pemberian antibiotic
g. Pengobatan simtomatis, Nebulizer, Fisioterapi dada
h. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic akibat kurang
makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis
gas darah arteri.
4) Hubungan Interpersonal
Hubungan dengan orang terdekat memainkan peran penting dalam
perkembangan, terutama dalam perkembangan emosi, intelektual, dan
kepribadian. luasnya rentang kontak penting untuk pembelajaran dan
perkembangan kepribadian yang sehat.
5) Tingkat Sosioekonomi
Riset menunjukkan bahwa tingkat sosioekonomi keluarga anak
mempunyai dapak signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan.
6) Penyakit
Banyak penyakit kronik dan Gangguan apapun yang dicirikan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna dan mengabsorbsi nutrisi tubuh akan
member efek merugikan pada pertumbuhan dan perkembangan.
7) Bahaya lingkungan
Bahaya dilikungan adalah sumber kekhawatiran pemberi asuhan
kesehatan dan orang lain yang memerhatikan kesehatan dan keamanan.
Bahaya dari residu kimia ini berhubungan dengan potensi kardiogenik, efek
enzimatik, dan akumulasi. (Baum dan Shannon, 1995)
8) Stress pada masa kanak-kanak
Stress adalah ketidakseimbagan antara tuntutan lingkungan dan sumber
koping individu yang menggangggu ekuiibrium individu tersebut. ( mastern
dkk, 1998)
Usia anak, temperamen situasi hidup, dan status kesehatan
mempengaruhi kerentanan, reaksi dan kemampuan mereka untuk mengatasi
stress. Koping adalah tahapan khusus dari reaksi individu terhadap stressor.
Strategi koping adalah cara khusus anak mengatasi stersor ang dibedakan dari
gaya koping yang relative tidak mengubah karakteristik kepribdian atau hasil
koping. ( Ryan-wengger, 1992)
9) Pengaruh media masa
Terdapat peningkatan kekhawatiran mengenai berbagai pengaruh media
pada perkembangan anak. (Rowitz, 1996)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
1. Data umum meliputi : ruang rawat, kamar, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, diagnosa medis, perawat yang mengkaji, nomor medical record.
2. Identitas klien dan keluarga klien meliputi : nama, umur, tanggal lahir, jenis
kelamin, agama, suku bangsa dan alamat.
3. Ayah meliputi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat
4. Ibu meliputi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat saudara
kandung meliputi: umur, jenis kelamin dan pendidikan
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Keluhan utama penyebab klien sampai dibawa ke rumah sakit. Biasanya
mengeluh sesak nafas, batuk berdahak, flu dan demam.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Provocative, yaitu penyebab/hal-hal yang mendahului sebelum terjadi
keluhan utama. Pada pasien bronchopneumonia biasanya didahului oleh
infeksi traktus respiratorius atas.
Qualitas/quantitas, yaitu seberapa berat keluhan dirasakan, bagaimana
rasanya seberapa sering terjadinya. Pada pasien bronchopnemonia keluhan
yang dirasakan yaitu sesak nafas, dan demam tinggi sampai kejang.
Region/radiasi, yaitu lokasi keluhan utama tersebut dirasakan/ditemukan,
daerah/area penyebaran sampai kemana. Pada pasien bronchopnemonia
biasanya sesak dirasakan pada seluruh daerah dada.
Severity scale, yaitu skala keperawatan/tingkat kegawatan sampai seberapa
jauh. Pada pasien bronchopnemonia biasanya sesak dirasakan sangat berat
diikuti oleh demam tinggi dan kejang sampai terjadi penurunan kesadaran.
Timing, yaitu kapan keluhan tersebut mulai ditemukan/dirasakan pada
pasien bronchopnemonia keluhan dirasakan berat pada saat malam hari
dan aktifitas yang berlebihan. (Carpenito, 2008).
7. Riwayat Psikologis
a. Pola interaksi, meliputi dengan orang tua, teman dan orang lain
b. Pola kognitif, meliputi kemampuan berfikir, berbahasa dan intelegensi
c. Pola emosi, meliputi bila marah, sedih, takut, gembira dan lain-lain
d. Konsep diri meliputi penilaian atau pandangan terhadap dirinya; harga diri,
bodi image, ideal diri / cita-cita hal yang terbaik, dan aktualisasi diri.
e. Pola pertahanan diri, meliputi bagaiman keluarga menghadapi masalah
yang dihadapi. (Anastasia anne, 2006)
8. Riwayat Sosial
Yang harus dikaji adalah pola kultural atau norma yang berlaku,
rekreasi, lingkungan tempat tinggal klien dan keadaan ekonomi.
9. Kebiasaan Sehari-hari
Meliputi pola nutrisi, eliminasi, istirahat, aktifitas seperti bermain dan
personal hygiene.
c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Pengukuran pertumbuhan meliputi : tinggi badan, berat badan, lingkar
kepala atas dan lingkar dada
Pengukuran tanda vital meliputi : tensi darah, nadi, respirasi dan suhu
Keadaan sistem tubuh
2. Sistem optalmikus
Inspeksi : bentuk, warna konjunctiva, pupil, dan sklera
Palpasi : adanya oedema, massa dan peradangan.
Pada pasien bronchopneumoni biasanya ditemukan perubahan warna
sklera mata bila terjadi hipertermi.
3. Sistem respiratorik
Inspeksi : observasi penampilan umum, konfigurasi thorak, kaji terhadap
area intercosta dan penggunaan otot tambahan, evaluasi kulit, bibir dan
membran mukosa, kaji kuku mengenai warnanya. Palpasi mengetahui
adanya masa, pembesaran kelenjar limfe, bengkak, nyeri, pulpasi,
krepitasi dan fokal fremitus
Perkusi : untuk mengetahui batas dan keadaan paru-paru
Auskultasi : untuk mengevaluasi bunyi nafas yang meliputi frekuensi,
kualitas, tipe dan adanya bunyi tambahan.
Pada penderita bronchopneumonia biasanya ditemukan dispneu,
pernafasan cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung, dan
penggunaan otot-otot tambahan, suara nafas abnormal (ronchi) dan batuk
dengan produksi sputum.
4. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : warna kulit, anggota tubuh dan membran mukosa, pelpebra
anemis atau tidak, periksa prekordium dan adanya oedema palpasi:
seluruh dada terhadap impuls apikal, getaran dan nyeri tekan, palpasi
nadi dan oedema perifer
Perkusi : untuk mengetahui batas jantung
Auskultasi : untuk mendengarkan bunyi akibat vibrasi karena kegiatan
jantung.
Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan hipotensi, tanda-tanda
sianosis pada mulut dan hidung, nadi cepat dan lemah.
5. Sistem gastrointestinal
Inspeksi : mengetahui keadaan warna, lesi / kemerahan pada abdomen
dan gerakan abdomen.
Auskultasi : untuk mengetahui frekuensi, nada dan intensitas bising usus
yang dihasilkan
Perkusi : mengetahui adanya gelembung udara dalam saluran cerna dan
pekak hati.
Palpasi : untuk merasakan adanya spasme otot, nyeri tekan, masa
krepitasi subkutan dan organ abdomen.
Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan diare, mual, muntah,
penurunan berat badan dan distensi abdomen.
6. Sistem neurologis
Inspeksi:untuk mengetahui penampilan umum dan perilaku pasien
Perkusi : mengetahui refleks pasien.
Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan dalam keadaan gelisah, bila
suhu terus-menerus meningkat dapat menimbulkan kejang dan penurunan
kesadaran.
7. Sistem muskuloskeletal
Inspeksi : mengetahui keadaan penampilan umum dan keadaan
exstremitas.
Palpasi : mengetahui masa dan keadaan otot
Perkusi : untuk mengetahui adanya reflek dan kekuatan otot
Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan dalam keadaan kelelahan,
tonus otot, email, penurunan kekuatan otot, dan intoleransi aktifitas.
8. Sistem urogenetalia
Inspeksi : mengetahui warna, tekstur, luka memar pada kulit dan
perhatikan keadaan panggul dengan adanya mass /pembesaran.
1 Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005) Pola Napas (L.01004) Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Definisi Definisi Definisi
Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak Inspirasi dan/ atau ekspirasi yang Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan
memberikan ventilasi adekuat. memberikan ventilasi adekuat jalan napas
Gejala & Tanda Mayor Ekspektasi Tindakan
Subjektif Membaik Observasi
1. Dispnea Kriteria Hasil 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
Objektif Skor: Menurun 1, Cukup Menurun 2, usaha napas)
1. Penggunaan otot bantu pernapasan Sedang 3, Cukup Meningkat 4, 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
2. Fase ekspirasi memanjang Meningkat 5 gurgiling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
3. Pola napas abnormal (mis. Takipnea, Ventilasi semenit (........) 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
bradypnea, hiperventilasi, kussmaul, Kapasitas vital (........) Terapeutik
Cheyne-stokes) Diameter thoraks anterior-posterior 1. Pertahanan kepatenan jalan napas dengan
Gejala & Tanda Minor (........) head-tift dan chin-lift (jaw-thrust jika
Subjektif Tekanan ekspirasi (........) curiga trauma servikal)
1. Ortopnea Tekanan inspirasi (........) 2. Posisikan Semi-Fowler atau Fowler
Objektif Skor: Meningkat 1, Cukup Meningkat 3. Berikan minuman hangat
1. Pernapasan pursed-lip 2, Sedang 3, Cukup Menurun 4, 4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Menurun 5 5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
2. Pernapasan cuping hidung Dispnea (........) detik
3. Diameter thoraks anterior-posterior Penggunaan otot bantu napas (........) 6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
meningkat Pemanjang fase ekspirasi (........) penghisapan endotrakeal
4. Ventilasi semenit menurun Otopnea (........) 7. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
5. Kapasitas vital menurun Penapasan pursed-lip (........) proses McGill
6. Tekanan ekspirasi menurun pernapasan cuping hidung (........) 8. Berikan Oksigen, Jika perlu
7. Tekanan inspirasi menurun Skor: Memburuk 1, Cukup Memburuk Edukasi
8. Ekskursi dada berubah 2, Sedang 3, Cukup Membaik 4, 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, Jika
Membaik 5 tidak komtraindikasi
Frekuensi napas (........) 2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kedalaman napas (........) Kolaborasi
Ekskursi dada (........) 1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, Jika perlu
2 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Bersihan Jalan Nafas (L01001) Manajemen Jalan Napas (I.01011)
(D.0001)
Definisi Definisi
Definisi Kemampuan membersihkan sekret atau Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan
Ketidakmampuan membersihkan sekret obstruksi jalan napas untuk
atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan napas tetap jalan napas
mempertahankan jalan nafas tetap paten. paten Tindakan
Gejala & Tanda Mayor Ekspektasi
Subjektif Meningkat Observasi
(Tidak tersedia) Kriteria Hasil 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
Objektif Skor : Menurun 1, Cukup Menurun 2,
2. Batuk tidak efektif Sedang 3, Cukup Meningkat 4, usaha napas)
3. Tidak mampu batuk Meningkat 5 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
4. Sputum berlebih Batuk efektif (........) gurgiling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
5. Mengi, wheezing dan/atau ronkhi Skor : Meningkat 1, Cukup Meningkat
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
kering 2, Sedang 3, Cukup Menurun 4,
6. Mekonium di jalan nafas (pada Menurun 5 Terapeutik
neonatus) Produksi sputum (........)
1. Pertahanan kepatenan jalan napas dengan
Mengi (........)
Gejala & Tanda Minor Wheezing (........) head-tift dan chin-lift (jaw-thrust jika
Subjektif Mekonium (pada neonatus) (........)
curiga trauma servikal)
1. Dispnea Dipsnea (........)
2. Sulit bicara Ortopnea (........) 2. Posisikan Semi-Fowler atau Fowler
3. Orthopnea Sulit bicara (........)
3. Berikan minuman hangat
Objektif Sianosis (........)
1. Gelisah Gelisah (........) 4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
2. Sianosis Skor : Memburuk 1, Cukup Memburuk
5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
3. Bunyi nafas menurun 2, Sedang 3, Cukup Membaik 4,
4. Frekuensi nafas berubah Membaik 5 detik
5. Pola nafas berubah Frekuensi napas (........)
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
Pola napas (........)
penghisapan endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
proses McGill
8. Berikan Oksigen, Jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, Jika
tidak komtraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, Jika perlu
3 Gangguan Pertukaran Gas (D.0003) Pertukaran Gas (L.01003) Pemantauan Respirasi (I.01014)
Definisi Definisi Definisi
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi Oksigenasi dan/ atau eliminasi Mengumpulkan dan menganalisis data untuk
dan atau eliminasi karbondioksida pada karbondioksida pada membran alveolus memastikan kepatenan jalan napas dan
membran alveolar - kapiler kapiler dalam batas normal keefektifan pertukaran gas
Gejala & Tanda Mayor Ekspektasi Tindakan
Subjektif Meningkat Observasi
1. Dispnea Kriteria Hasil 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
Objektif Skor : Menurun 1, Cukup Menurun 2, upaya napas
1. PCO2 meningkat/menurun Sedang 3, Cukup Meningkat 4, 2. Monitor pola napas (seperti bradipnea,
2. PO2 menurun Meningkat 5 takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-
3. Takikardia Tingkat kesadaran (........) Stokes, biot, ataksik)
4. pH arteri meningkat/menurun Skor : Meningkat 1, Cukup Meningkat 3. Monitor kemampuan bantuk efektif
5. Bunyi napas tambahan 2, Sedang 3, Cukup Menurun 4, 4. Monitor adanya produksi sputum
Gejala & Tanda Minor Menurun 5 5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
Subjektif Dispnea (........) 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
1. Pusing Bunyi napas tambahan (........) 7. Auskultasi bunyi napas
2. Penglihatan kabur Pusing (........) 8. Monitor saturasi oksigen
Objektif Penglihatan kabur (........) 9. Monitor nilai AGD
Diaforesis (........)
Gelisah (........)
1. Sianosis Napas cuping hidung (........)
10. Monitor hasil x-ray toraks
2. Diaphoresis Skor : Memburuk 1, Cukup Memburuk
Teraupetik
3. Gelisah 2, Sedang 3, Cukup Membaik 4,
1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
4. Napas cuping hidung Membaik 5
kondisi pasien
5. Pola napas abnormal (cepat/lambat, PCO2 (........)
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
regular/ierguler, dalam/dangkal) PO2 (........)
Edukasi
6. Warna kulit abnormal (mis. Pucat, Takikardi (........)
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
kebiruan) pH arteri (........)
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
7. Kesadaran menurun Sianosis (........)
Pola napas (........)
Warna kulit (........)
4 Defisit Nutrisi (D.0019) Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)
Definisi Definisi Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk Keadekuatan asupan nutrisi untuk Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi
memenuhi kebutuhan metabolism memenuhi kebutuhan metabolisme yang seimbang
Ekspektasi Tindakan
Membaik Observasi
Gejala & Tanda Mayor Kriteria Hasil 1. Identifikasi status nutrisi
Subjektif Skor: Menurun 1, Cukup Menurun 2, 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
(tidak tersedia) Sedang 3, Cukup Meningkat 4, 3. Identifikasi makanan yang disukai
Objektif Meningkat 5 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
1. Berat badan menurun minimal 10% Porsi makanan yang dihabiskan (........) nutrient
dibawah rentang ideal Kekuatan otot mengunyah (........) 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
Gejala & Tanda Minor Kekuatan otot menelan (........) nasogastric
Subjektif Serum Albumin (........) 6. Monitor asupan makanan
1. Cepat kenyang setelah makan Verbalisasi keinginan untuk 7. Monitor berat badan
2. Kram/nyeri abdomen meningkatkan nutrisi (........) 8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
3. Nafsu makan menurun Pengetahuan tentang pilihan makanan Terapeutik
Objektif yang sehat (........) 1. Lakukan oral hygienis sebelum makan, jika
1. Bising usus hiperaktif Pengetahuan tentang pilihan minuman perlu
2. Otot pengunyah lemah yang sehat (........) 2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
3. Otot menelan lemah Pengetahuan tentang standar asupan piramida makanan)
4. Membran mukosa pucat nutrisi yang tepat (........) 3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
5. Sariawan Penyiapan dan penyimpanan makanan yang sesuai
6. Serum albumin turun yang aman (........) 4. Berikan makanan tinggi serat untuk
7. Rambut rontok berlebihan Penyiapan dan penyimpana minuman mencegah konstipasi
Diare yang aman (........) 5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
Sikap terhadap makanan/ minuman protein
sesuai dengan tujuan kesehatan (........) 6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Skor : Meningkat 1, Cukup Meningkat 7. Hentikan pemberian makanan melalui
2, Sedang 3, Cukup Menurun 4, selang asogastric jika asupan oral dapat
Menurun 5 ditoleransi
Perasaan cepat kenyang (........) Edukasi
Nyeri abdomen (........) 1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Sariawan (........) 2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Rambut rontok (........) Kolaborasi
Diare (........) 1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
Skor: Memburuk 1, Cukup Memburuk makan (mis. pereda nyeri, antlemetik), jika
2, Sedang 3, Cukup Membaik 4, perlu
Membaik 5 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang
Berat badan (........)
dibutuhkan, jika perlu
Indeks masa tubuh (IMT) (........)
Frekuensi makan (........)
Nafsu makan (........)
Bising usus (........)
Tebal lipatan kulit trisep (........)
Membran Mukosa (........)
Betz & Sowden. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta: EGC;2002