Anda di halaman 1dari 5

Nomor : 001/PTSC/VII/2018 Denpasar, 19 Juli 2018

Lampiran : satu gabung


Hal : Pengajuan Keberatan

Yth. Direktur Jenderal Pajak


u.b. Kepala KPP Madya Denpasar
Jl. Raya Puputan No.29, Renon Denpasar, Kota Denpasar Bali,

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Nooryansyah Yudha Wijaya
NPWP : 69.483.715.4-602.000
Jabatan : Direktur
Alamat : Bugisan, Prambanan, Klaten.
Nomor Telepon : 08122860320
Bertindak selaku : Wajib Pajak

X Wakil Kuasa
dari Wajib Pajak
Nama : PT. SC ENTERPRISES
NPWP : 02.152.228.9.904.000
Alamat : Jl. Raya Petitenget 7A Umasari Kerobokan Kuta

bersama ini mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak


(skp)/pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga*):
Jenis surat : Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Nomor dan tanggal : 00002/206/15/904/18, Tanggal 07 Mei 2018
Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal PPh 29
Masa/Tahun Pajak : 2015

Alasan pengajuan keberatan :


I. Aspek Formal :
1. Berdasarkan Pasal 25 Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan, bahwa :
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur
Jenderal Pajak atas suatu :
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
c. Surat Ketetapan Pajak Nihil;
d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau
e. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang
dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan
Wajib Pajak dengan disertai alasan yang menjadi dasar
penghitungan.
(3) Keberatan harus diajukan dalam Jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak
tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan
atau pemungutan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka
waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar
kekuasaannya.
(3a) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan
pajak, Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus
dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak
dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat
keberatan disampaikan.

2. Bahwa wajib pajak menerima surat ketetapan pajak kurang bayar pajak
penghasilan pasal 29 nomor 00002/206/15/904/18, tertanggal 07 Mei
2018 (SKPKB terlampir).

Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kami berpendapat bahwa Surat


Keberatan ini telah memenuhi ketentuan formal pengajuan Keberatan.

II. Aspek Materiil :


1. Bahwa kami menerima surat ketetapan pajak kurang bayar pajak
penghasilan pasal 29 Tahun Pajak 2015 nomor 00002/206/15/904/18,
tertanggal 07 Mei 2018 dengan rincina perhitungan sebagai berikut :
Penghasilan sebagai dasar Pengenaan Pajak : Rp. 20.852.457.186,-
PPh Pasal 29 Yang terhutang : Rp. 5.213.114.179,-
Kredit Pajak : Rp 1.995. 438.664,-

Pajak yang kurang bayar : Rp. 3.148.675.639,-


Sanksi (Pasal 13(2) KUP) : Rp. 1.511.364.307.-
PPh Yang Masih Harus Dibayar : Rp. 4.660.039.946,-

Adapun sebagai dasar koreksi yang dituangkan dalam Surat


pemberitahuan hasil pemeriksaan nomor SPHP-
00080/WPJ.17/KP.0405/RIKSIS/2018 dalam lampiran daftar temuan
pemeriksaan serta telah diuraikan dalam risalah pembahasan yaitu:
Terdapat Koreksi positif atas Peredaran Usaha sebesar Rp
12.031.947.888,- kerena Pemeriksa mengacu pada hasil pemeriksaan SPT
LB PPN untuk nomor Laporan LAP-00018/WPJ.17/KP.0405/RIK.SIS/2017
Tanggal 13 Februari 2017 yang telah disetujui oleh wajib pajak;

Dasar Hukum : Pasal 6 UU PPh


Pasal 9 UU PPh

2. Pada saat dilakukannya pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai atas


permohonan Restitusi terdapat kekeliruan wajib pajak dalam membaca
Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Nomor SPHP-
00007/WPJ.17/KP.0405/Rik.Sis/2017, hal tersebut dikarenakan wajib
pajak belum menguasai pengetahuan dalam membaca hasil pemeriksaan;
3. Bahwa berdasarkan data Laporan Keuangan Perusahaan besarnya
peredaran usaha yang dimiliki oleh wajib pajak adalah sebesar
Rp276.127.929.531,- ; dimana peredaraan usaha atas penjualan lokal
sebesar Rp 7.907.809.450,- dan penjualan ekspor dengan bukti PEB sebesar
Rp 268.220.120.141,- (daftar PEB terlampir);
4. Menurut pemeriksa berdasarkan data online Bea Cukai diperoleh
peredaran usaha wajib pajak sebesar Rp 288.159.877.480,- sehingga
terdapat koreksi peredaran usaha sebesar Rp 12.031.947.888,-. Selisih
tersebut merupakan PEB yang bukan merupakan milik Wajib Pajak
(terlampir);
5. Bukti pendukung yang dapat dijadikan pembuktian bahwa PEB yang
tercantum pada data Online tidak semuanya merupakan milik wajib
pajak, antara lain :
a. Laporan Bulanan Ekspor dari Bea Cukai yang ditembusi ke wajib
pajak atas ekspor yang telah dilakukan (Laporan Terlampir);
b. Laporan konfirmasi Bea cukai atas selisih data online Pajak dengan
data PEB milik wajib pajak ( terlampir);
c. Dokumen Konfirmasi kepada Bank Indonesia atas laporan Devisa
Hasil Ekspor (DHE) yang dilaporkan oleh bank penerima (Laporan
DHE Terlampir);
d. Laporan Kepolisian, sebelum pemeriksaan ini wajib pajak atas saran
Bank Indonesia disarankan melakukan Laporan ke kepolisian atas
selisih Data PEB yang dimiliki dengan data online;(Laporan
Kepolisian Terlampir).

6. Bahwa berdasarkan penjelasan pada point 2 sampai dengan point 5


diatas posisi laporan keuangan (laba rugi) dan penghasilan neto fiskal
per 31 Desember 2015, penghitungan PPh Terutang dan PPh
Kurang/Lebih bayar serta berdasarkan koreksi yang tercantum pada
SPHP yang telah disetujui oleh wajib pajak besarnya nilai kurang bayar
PPh pasal 29 adalah sebesar Rp 204.615.700,- dengan penghitungan
sebagai berikut :
Penghasilan sebagai dasar Pengenaan Pajak : Rp. 8.820.509.298,-
PPh Pasal 29 Yang terhutang : Rp. 2.205.127.207,-
Kredit Pajak : Rp. 2.066.873.356,-
Pajak yang kurang (Lebih) bayar : Rp. 138.253.851,-
Sanksi (Pasal 13(2) KUP) : Rp 66.361.849,-
PPh Yang Masih Harus Dibayar : Rp. 204.615.700,-

Berdasarkan hal tersebut di atas maka:


a. Jumlah pajak yang terutang menurut surat ketetapan pajak/pemotongan
atau pemungutan*) sebesar: Rp. 4.660.039.946,-;
b. Jumlah pajak yang terutang (Lebih bayar) menurut penghitungan Wajib
Pajak sebesar: Rp. 204.615.700,-;
c. Atas keberatan yang wajib pajak ajukan, mohon penghitungan pajak
kurang bayar sebesar Rp Rp 204.615.700,- (Dua ratus empat juta enam ratus
lima belas ribu tujuh ratus rupiah) dapat dikabulkan.

Lampiran:
No. Jenis Dokumen set/lembar
1. SKPKB No. 00002/206/15/904/18 Satu lembar (copy)
2. SPT Tahunan Tahun Pajak 2015 Satu Gabung (copy)
3. Laporan Keuangan Per 31 Desember 2015 Satu Gabung (copy)
4. Laporan Devisa Hasil Ekspor Bank Indonesia Satu Gabung (copy)
5. Laporan Kepolisian Satu lembar (copy)
6. Laporan Konfirmasi Bea Cukai Satu Gabung (copy)
7. Rekapitulasi PEB Perbandingan data Online dengan Satu Gabung (copy)
daya PEB milik wajib pajak
Demikian surat keberatan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan.

WajibPajak/Wakil/Kuasa**)

Nooryansyah Yudha Wijaya


Direktur

Keterangan:
1. Beri tanda X pada yang sesuai.
2. *) Diisi salah satu yang sesuai.
3. **) Diisi salah satu yang sesuai dan dalam hal surat pengajuan keberatan
ditandatangani oleh kuasa harus dilampiri Surat Kuasa Khusus.

Anda mungkin juga menyukai