ii
IDENTITAS GURU
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI
KEGIATAN GURU BELAJAR
SERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)
Oleh:
CITRA LIZA INDRIYANI, S.Pd
NIP. 19940416 202012 2 004
SUTRISNO, S.Pd
NIP. 19661022 1994031 004
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hadiyah-
Nya kepada penulis, sehingga Laporan Pengembangan Diri ”Bimtek Guru Belajar
Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)” dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
vi
GURU BELAJAR SERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bimtek fungsional atau Diklat bagi guru adalah kegiatan guru dalam
mengikuti pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk meningkatkan
keprofesian guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Keprofesional
guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik dan profesional, yaitu ”Program
Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimim (AKM)”.
Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum salah salah
satu program yang ada pada aplikasi SIMPKB yang dimiliki oleh setiap guru
Indonesia. Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum sendiri
adalah program pembelajaran yang dirancang untuk membantu para Guru/Kepala
Sekolah SD, SMP, SMA/SMK dan PKBM sederajat dalam memahami tujuan,
konsep dan bentuk pelaksanaan Asesmen Nasional, serta dapat menganalisis
contoh asesmen literasi membaca dan numerasi pada Asesmen Kompetensi
Minimum.
Melalui kegiatan Pengembangan Diri yang dikuti oleh penulis, yaitu
”Bimtek Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM)” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan secara daring pada laman https://gurubelajar.kemdikbud.go.id/
yang berlangsung mulai 21 April 2021 sampai dengan 25 April 2021 semoga
dapat memberikan dampak yang bermakna bagi guru dan peserta didik untuk
meningkatkan proses pembelajaran yang lebih berkualitas dan relevan dengan
zaman sekarang.
2. Tujuan Umum
Tujuan Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum yang
diselenggarakan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
1
Kependidikan secara daring pada laman https://gurubelajar.kemdikbud.go.id/ antara
lain sebagai berikut.
a. Memahami Konsep Asesmen Nasional.
b. Memahami bentuk pelaksanaan Asesmen Nasional.
c. Menganalisis contoh asesmen literasi membaca pada Asesmen Kompetensi
Minimum.
d. Menganalisis contoh asesmen numerasi pada Asesmen Kompetensi Minimum.
e. Membaca dan menindaklanjuti laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum.
f. Melakukan pengimbasan dengan mengajak rekan guru yang lain untuk
mengikuti program Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum.
2
a. Memahami Konsep Asesmen Nasional.
b. Memahami bentuk pelaksanaan Asesmen Nasional.
c. Menganalisis contoh asesmen literasi membaca pada Asesmen Kompetensi
Minimum.
d. Menganalisis contoh asesmen numerasi pada Asesmen Kompetensi Minimum.
e. Membaca dan menindaklanjuti laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum.
f. Melakukan pengimbasan dengan mengajak rekan guru yang lain untuk
mengikuti program Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum.
7. Materi Diklat
Secara ringkas, materi pada kegiatan Bimtek Program Guru Belajar Seri
Asesmen Kompetensi Mimimum (AKM) dilaksanakan secara daring dan terbagi
menjadi beberapa Angkatan. Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum
disusun dengan memadukan tahapan dan pendekatan modular yang memfasilitasi
peserta melakukan personalisasi pembelajaran. Selain itu, progam ini dapat
mendorong guru untuk saling belajar dengan guru yang lain dalam hal berbagi
praktik baik pembelajaran.
3
proses belajar siswa namun memberikan umpan balik untuk tindak lanjut
pembelajaran dan kompetensi siswa.
2) Apa Pentingnya Asesmen Nasional?
Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada
pencapaian siswa dalam menguasai materi pelajaran dan nilai ujian akhir,
apapun sebutannya. Keberhasilan sistem pendidikan lebih difokuskan pada
pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-21, dimana arus
perubahan menuntut siswa menguasai berbagai kecakapan hidup yang
esensial untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa
memiliki kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan menggunakan
teknologi informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada
masyarakat. Asesmen Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk
mengetahui ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa. Asesmen
Nasional tidak hanya memotret hasil belajar kognitif siswa, sebagaimana
yang terjadi dalam Ujian Nasional namun juga memotret hasil belajar sosial
emosional. Termasuk di dalamnya sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku
yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja siswa di berbagai konteks
yang relevan.
3) Refleksi Orientasi
Dalam materi ini peserta mengisi refleksi dengan informasi penting yang
didapatkan pada materi orientasi Asesmen Nasional.
4
c. Konsep Asesmen Nasional
1) Pengantar
Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah,
madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu
satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar
(literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan
iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-
informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan
Belajar.
AKM yang mengukur kompetensi mendasar literasi membaca dan
numerasi siswa
Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan
yang mencerminkan karakter siswa
Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input
dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
2) Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional
Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional
merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara
menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk menghasilkan informasi
akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya
akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a)
perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar
bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di satuan pendidikan:
antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri
dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut
tertentu).
5
Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya
menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan
karakter siswa.
Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial
sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal
ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk
memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu
memberikan manfaat, bukan sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021,
Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen Nasional dimaksudkan
sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional. Asesmen
Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun
daerah.
6
4) Kuis Konsep Asesmen Nasional
Peserta mengerjakan soal latihan/kuis sebanyak 10 soal tetang topik Konsep
Asesmen Nasional. Peserta jika ingin melanjutkan ke materi selanjutnya
harus mendapatkan point minimal 70% dan hanya diberikan kesempatan
sebanyak 2 kali.
7
8
2) Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar
dan menengah di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh
PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh
sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh
Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh
seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan
tingkat 6 program kesetaraan.
Kriteria peserta pelaksana Asesmen Nasional disajikan pada info grafis berikut.
9
Butir-butir soal yang akan diberikan dalam Asesmen Nasional, khususnya
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM merupakan bagian dari
Asesmen Nasional yang mencakup asesmen kompetensi mendasar, yaitu
literasi membaca dan asesmen kompetensi numerasi.
Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan
ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.
Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu
soal.
Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban
benar dalam satu soal.
Menjodohkan, siswa menjawab dengan cara menarik garis dari satu titik
ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan
jawabannya.
Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk
menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan
jawabannya.
Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi
literasi membaca dan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi.
10
1) Konsep Literasi Membaca
Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang
ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Literasi baca dan
tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari,
menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis,
menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan,
mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di
lingkungan sosial.
Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup
kemampuan yang lebih dari sekedar mampu mengeja kalimat dan
menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu dikembangkan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna terkait berbagai cakupan
dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan pendidikan,
kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa untuk
dapat menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.
11
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 1 dan 2, siswa akan menemukan
informasi dengan cara mengakses dan mencari informasi dalam teks.
Selain itu siswa akan memahami teks secara literal, kemudian menyusun
inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks
jamak. Siswa juga akan mengevaluasi dan merefleksi dengan menilai
format penyajian dalam teks
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 3 dan 4, sama seperti level
pembelajaran 1 siswa juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada
literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 3 dan 4 akan menggunakan
konten yang sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan mengevaluasi menilai
format penyajian dalam teks, selain itu siswa juga merefleksi isi wacana
untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi
teks terhadap pengalaman pribadi.
Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 5 dan 6, sama seperi level
pembelajaran 2 siswa juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada
literasi membaca, hanya saja siswa pada kelas 5 dan 6 akan
menggunakan konten yang sesuai dengan jenjangnya.
4) Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca tingkat SD
Pada pembelajaran topik ini, disediakan berbagai macam contoh-contoh
soal AKM literasi membaca tingkat SD mulai dari level 1 sampai level 3.
Berikut salah satu contoh soal level 3 kompetensi 5 : Menilai kesesuaian
antara ilustari dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
12
menghemat air untuk menjaga bumi”).
0 Jika siswa menjawab salah atau tidak relevan dengan poster
13
adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran. Sedangkan konteks menunjukkan
aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM
dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.
Untuk mempermudah memahami tentang penilaian asesmen literasi membaca
silakan cek infografis berikut:
14
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 4, siswa akan belajar
merepresentasi, mengurutkan dan operasi penjumlahan, pengurangan,
pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal. Siswa akan
mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga
akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan bilangan, relasi dan
fungsi bilangan, juga rasio dan proporsi. Pada level ini siswa juga akan
mempelajari data dengan representasinya serta ketidakpastian dan
peluang.
Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 6, siswa akan belajar
merepresentasi, mengurutkan dan operasi penjumlahan, pengurangan,
pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal. Siswa akan
mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga
akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan bilangan, relasi dan
fungsi bilangan, juga rasio dan proporsi. Pada level ini siswa juga akan
mempelajari data dengan representasinya.
4) Level dan Kompetensi Asesmen Numerasi tingkat SD
Kompetensi Level Pembelajaran 1 Numerasi:
Memahami bilangan cacah (maksimal tiga angka)
Memahami pecahan satuan sederhana (1/2, 1/3, 1/4, 1/5)
Mengenal garis bilangan dan mengetahui posisi bilangan cacah pada
garis bilangan.
Membandingkan dua bilangan cacah (maksimal tiga angka)
Menghitung hasil penjumlahan/ pengurangan dua bilangan cacah
(maksimal tiga angka)
Menentukan beberapa (maksimal 5) kelipatan suatu bilangan cacan n
dengan n < 10.
Mengenal segi empat, segitiga, segi banyak, dan lingkaran.
Mengenal balok dan kubus.
Mengenal satuan baku untuk panjang (cm, m), berat (gr, kg), waktu
(detik, menit, jam) dan volume (liter).
Menyelesaikan persamaan sederhana menggunakan operasi
penjumlahan /pengurangan saja (dalam bentuk yang ramah bagi anak).
15
Mengenali pola gambar atau objek.
16
Mengurutkan beberapa bilangan yang dinyatakan dalam bentuk
berbeda.
Menghitung hasil pengoperasian pecahan atau bilangan desimal,
termasuk menghitung kuadarat dan kubik dari suatu bilangan desimal
dengan satu angka di belakang koma serta operasi bilangan bulat
termasuk bulat negatif.
Menghitung luas bangun datar
Mengenal limas, kerucut, dan bola.
Mengenal dan menggunakan satuan kecepatan dan debit.
Menyelesaikan persamaan 1 variabel.
Menentukan suku ke-n pada suatu pola bilangan sederhana.
Menggunakan rasio/skala untuk menentukan nilai/bilangan yang tidak
diketaui.
Membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang, dan
diagram lingkaran.
5) Contoh Butir Soal Asesmen Numerasi Tingkat SD
Pada topik ini disajikan contoh-contoh butir soal AKM Numerasi tingkat
SD mulai dari level pembelajaran 1 sampai level pembelajaran 3.
6) Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SD
Pada kegiatan ini, peserta diperintahkan untuk membuat contoh soal
sebanyak 3 soal dengan bentuk yang berbeda-beda dari gambar yang sudah
disediakan. Untuk penyusun membuat soal dari gambar 3, yaitu “tabel harga
jasa pengiriman barang”
17
g. Tindak Lanjut Laporan Hasil AKM
1) Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi
Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah
tahap Pelaporan hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen
Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai
tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi membaca dan
numerasi.
Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat
melihat tingkat penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi
literasi membaca dan numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan.
Untuk lebih memahami penjelasan kompetensi pada setiap kategori, Anda
dapat membaca infografik berikut ini:
18
berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Dengan demikian
“Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang
dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan memudahkan siswa
menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu
mata pelajaran.
2) Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasi Kompetensi dengan
Berbasis Konten
Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori
kompetensi dasar sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan strategi
pembelajaran. Sejalan dengan tujuan Asesmen Nasional untuk mencapai
kompetensi siswa dan peningkatan mutu pendidikan, maka praktik
pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari
pembelajaran yang berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis
kompetensi.
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan
baik, misalnya mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif.
Kompetensi juga mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan soal, atau bahkan keterampilan yang jauh lebih besar
dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.
Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu
mendemonstrasikan pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan
dalam dan sebagai proses pembelajaran. Karakteristik utama dari
pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya pada tingkat
penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa
melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan penguasaan kompetensinya
hingga tuntas sebelum akhirnya mampu melanjutkan pada tahap penguasaan
kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses, pembelajaran berbasis
kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga sedikit demi sedikit siswa
menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep dan keterampilan untuk
memecahkan masalah. Termasuk menunjukan karakter yang ingin dicapai.
Bukan sekedar menguasai konten materi pembelajaran semata.
19
Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya
karena siswa dapat bergerak dengan kecepatan belajar mereka sendiri. Ini
mendukung siswa dengan latar belakang pengetahuan yang beragam,
tingkat literasi yang berbeda dan bakat terkait lainnya. Tantangan
pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah, kemampuan
untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi
dan numerasi. Namun laporan hasil AKM dapat membantu memetakan
tahapan kompetensi siswa.
20
tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru perlu
menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi
berdasarkan kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini
diadaptasi dari penjelasan tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012).
21
4) Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan
AKM
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan
pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran
AKM secara komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan,
meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata
pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan
didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.
Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui
contoh mata pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru
mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam
22
contoh baik. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai
tingkat kompetensi murid. Misalnya:
Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi
bacaan, murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS
tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi
bahan belajar lain secara audio, visual dan pendampingan khusus.
Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks,
namun tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat
diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau
simpulan untuk pemahaman yang utuh.
Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks
mengenai koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat
diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan
dengan fungsi dan manfaat koperasi.
Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi
kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat
melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi
pemanfaatan koperasi.
23
24
25
6) Segitiga Belajar : Kurikulum, Asesmen, dan Pembelajaran
26
informasi dari kurikulum. Keseimbangan antara paduan tersebut yang akan
menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah
informasi yang terkait pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu
kompetensi tertentu. Asesmen diagnosis: asesmen di awal untuk merancang
strategi pembelajaran. Asesmen formatif: asesmen sepanjang proses belajar
untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian pembelajaran. Asesmen
sumatif: asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi
oleh murid.
Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan
membaca laporan Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya
untuk perbaikan kualitas pembelajaran.
7) Kuis Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Nasional
Pada menu kegiatan ini, peserta Bimtek Guru Belajar seri AKM
mengerjakan soal tentang Topik 5 sebanyak 10 soal, dan diharuskan
mendapakan nilai minimal 70% agar bisa melanjutkan ke materi
selanjutnya.
8) Refleksi Topik 5 : Tindak Lanjut Laporan Hasil AKM
Pada menu ini peserta mengisi refleksi dengan rencana tindak lanjut yang
akan dilanjutkan guru setelah mengikuti bimtek guru belajar seri AKM
supaya proses pembelajaran lebih berkualitas.
8. Tindak Lanjut
Setelah mengikuti bimtek ini, saya selaku peserta akan melakukan tindak lanjut
sebagai berikut.
a. Melaporkan hasil bimtek kepada atasan/kepala sekolah.
27
b. Menyusun rencana pengimbasan kepada teman sejawat.
c. Menyusun laporan pengembangan diri.
d. Mengimplementasikan hasil Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Komptenesi
Minimum (AKM) di SDN Pacarkeling V/ 186.
9. Dampak Setelah Mengikuti Kegiatan
Beberapa dampak setelah mengikuti kegiatan Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen
Komptenesi Minimum (AKM) sebagai berikut.
a. Mengetahui hakikat dari Asesmen Nasional yang salah satunya yaitu AKM.
b. Mengerti teknis pelaksanaan AKM.
c. Memahami cara penyusunan soal literasi dan numerasi dalam AKM.
C. PENUTUP
Pengembangan diri ini sangat baik dan perlu dilaksanakan secara terus
menerus karena manfaatnya banyak sekali bagi guru. Hal ini terbukti pada diri saya
sendiri, setelah mengikuti workshop/diklat banyak sekali tambahan ilmu untuk
peningkatan diri dan untuk peningkatan kualitas. Penulis berharap semoga
workshop/diklat sering dilaksanakan oleh Pemerintah/LPMP/Dinas
Pendidikan/Persatuan Guru Republik Indonesia sehingga guru dapat
mengembangkan dirinya secara maksimal karena tanpa adanya kerja sama guru
tidak akan bisa mengembangkan dirinya sendiri, mudah-mudahan workshop/diklat
dapat dilaksanakan secara terus – menerus dan berkelanjutan.
28
LAMPIRAN
1. Rekapitulasi Kegiatan Pengembangan Diri (PD)
2. Surat Perintah Tugas
3. Sertifikat
29
1. Rekapitulasi Kegiatan Pengembangan Diri (PD)
No Materi Jumlah JP
A Pokok
1 Konsep Asesmen Nasional 6
2 Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional 4
3 Asesmen Literasi Membaca 5
4 Asesmen Numerasi 5
5 Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen 10
Kompetensi Minimum
B Penunjang
1 Asesmen Pra dan Pasca Program 2
Jumlah 32
30
2. Surat Perintah Tugas
31
3. Sertifikat
32
33
34