Anda di halaman 1dari 149

i

Palembang, 12 Januari 2021

No. : PA.01.02/Ah/477
Lampiran : 1 (satu) Buku Laporan
Perihal : Penyerahan Laporan RKL & RPL Semester II Tahun 2021

Kepada Yth.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Provinsi Sumatera Selatan

Dengan hormat,
Sehubungan dengan kewajiban untuk melaporkan hasil Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan sesuai
pelaksanaan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL kegiatan kami, Rencana Pembangunan Bendungan Tiga
Dihaji / Komering II, Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII yang berlokasi di Desa Sukabumi,
Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Bersama ini
kami sampaikan Laporan RKL dan RPL yang kami laksanakan pada Semester II Tahun 2021 (Juli -
Desember 2021).
Dalam laporan Pemantauan ini kami telah mencantumkan perubahan-perubahan data/informasi yang
kami sesuaikan dengan kondisi aktual konstruksi saat ini.
Demikian maksud kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Kepala BBWS Sumatera VIII

Ir. Birendrajana, MT
NIP. 196702141995021001

Tembusan :
1. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

ii
Kata Pengantar

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 bahwa pelaporan
pelaksanaan RKL-RPL merupakan wujud tanggung jawab pemrakarsa untuk memberikan informasi yang
benar dan akurat mengenai pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas usaha dan/atau kegiatan
yang menjadi tanggungjawabnya, serta memenuhi hak setiap orang untuk mendapatkan informasi
lingkungan hidup dan berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII (BBWS Sumatera VIII) melakukan penyusunan
Dokumen Implementasi RKL-RPL periode Juli-Desember 2021 (Semester II tahun 2021) sebagai bentuk
tanggung jawab dalam pelaporan hasil Implementasi RKL dan RPL yang telah dilaksanakan selama
periode tersebut.
Laporan Implementasi RKL-RPL Rencana Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji/Komering II
di Desa Sukabumi, Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi
Sumatera Selatan telah sesuai dengan Izin Lingkungan sesuai Keputusan Gubernur Sumatera Selatan
Nomor : 627/KPTS/BAN.LH/2016 tanggal 17 Oktober 2016 dan Persetujuan Kelayakan Lingkungan sesuai
Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor : 580/KPTS/BAN.LH/2016 tanggal 19 September 2016.
Saran dan masukan dari berbagai pihak demi sempurnanya laporan ini sangat kami harapkan.
Kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan masukan bagi terlaksananya penyusunan
laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Palembang, 12 Januari 2022


Kepala BBWS Sumatera VIII

Ir. Birendrajana, MT
NIP. 196702141995021001

iii
DAFTAR ISI

SURAT PENGANTAR ………….…………………………………………………….………………….… ii


KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….……………………. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….…………….….…......... iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….…………………...……........... vi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….…………….........……........ vii

BAGIAN I PENDAHULUAN …………………………………………..…………………..…................ 1


1.1. Informasi Umum ………………………..……………………………………...... 1
1.2. Deskripsi Rencana Kegiatan ..……………………….…………….…............... 5
1.2.1. Desain Bendungan Tiga Dihaji/Komering II ..…………………………………. 5
1.3. Tahapan Kegiatan ……………………………………………………………….. 6
1.3.1. Tahap Pra-Konstruksi …………………………………………………………… 6
1.3.2. Tahap Konstruksi ……………….................................................................... 6
1.4. Ringkasan Dampak yang Masuk Dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH)
23
dan Dampak Tidak Penting Hipotetik ………………………………………….
1.5. Landasan Hukum Dan Perundang-Undangan ……………………………….. 24

BAGIAN II RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) ....................................... 26

BAGIAN III RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) …..................................... 32

BAGIAN IV EVALUASI …………………………………………………………………………..……….. 43


4.1. Faktor Fisik-Kimia ……………………………………………..…………….…… 43
4.1.1. Kualitas Udara ……………………….……………………………..……………. 43
4.1.2. Intensitas Kebisingan .................................................................................... 46
4.1.3. Kualitas Air Permukaan……..…………………………………………………… 47
4.2. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya .…………………………………….. 57
4.2.1. Jumlah dan Penyebaran Penduduk ……………………………………….…… 57
4.2.2. Pendidikan …………………………………………………………………….….. 58
4.2.3. Kesehatan ………………………………………………………………………… 59
4.2.4. Agama ……………………………………………………………………….……. 60
4.3. Evaluasi Tingkat Kritis (Critical Level) ……………………………………….… 60
4.4. Evaluasi Penaatan (Compliance Evaluation) …………………………………. 60

BAGIAN V KESIMPULAN …………………………………………………………………………..……. 62


5.1. Efektivitas Pengelolaan Lingkungan Hidup …………………………………… 62
5.2. Kesesuaian Hasil Pelaksanaan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan
Hidup Dengan RKL dan RPL …………………………………………………… 62

LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jenis Peralatan yang Digunakan ……………………...................................................... 8


Tabel 1.2. Jenis dan Jumlah Bahan Bangunan yang Diperlukan …………………………………… 9
Tabel 1.3. Koordinat Borrow Area …….………………………………………………………………… 10
Tabel 1.4. Koordinat Andesit …………………………………………………………………………..... 11
Tabel 1.5. Volume Galian dan Timbunan ….………………………………………………………….. 15
Tabel 1.6. Ringkasan Dampak yang Masuk Dalam DPH dan DTPH …..………………………….. 23
Tabel 2.1. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Rencana Pembangunan
Bendungan Tiga Dihaji / Komering II di Desa Sukabumi, Kecamatan Tiga Dihaji,
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan …………………. 26
Tabel 3.1. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Rencana Pembangunan
Bendungan Tiga Dihaji / Komering II di Desa Sukabumi, Kecamatan Tiga Dihaji,
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan ………………… 32
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Daerah Studi ………………………..…………………………………. 57
Tabel 4.2. Luas Wilayah Desa dan Kecamatan, Jumlah Penduduk dan Kepadatannya ………… 57
Tabel 4.3. Laju Pertumbuhan Penduduk tingkat Desa dan Kecamatan …...………………………. 58
Tabel 4.4. Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di Wilayah Studi …...………………………………. 58
Tabel 4.5. Jumlah Murid/Pelajar di Wilayah Studi …..........................………………………………. 58
Tabel 4.6. Jumlah Guru Sekolah Negeri dan Swasta di Wilayah Studi .……………………………. 59
Tabel 4.7. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Wilayah Studi .……………………………………………. 59
Tabel 4.8. Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah Studi .………………….…………………………. 60
Tabel 4.9. Jumlah Sarana Peribadatan di Wilayah Studi ………………….…………………………. 60

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Lokasi Kegiatan …………….……………………………………………………… 2


Gambar 1.2. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan ............................ 3
Gambar 1.3. Peta Insfrastruktur Wilayah Kabupaten OKU Selatan ………..……………………… 4
Gambar 1.4. Lokasi Borrow Area ……………………………………………………………………… 12
Gambar 1.5. Peta Lokasi Quarry Area ……………....................................................................... 13
Gambar 1.6. Tipologi Jembatan yang Akan Dibangun ................................................................. 16
Gambar 3.1. Peta RKL – RPL Tahap Pra-Konstruksi …………………………………………......... 41
Gambar 3.2. Peta RKL – RPL Tahap Konstruksi & Pasca Konstrukdi ......................................... 42
Gambar 4.1. Grafik Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien (Debu) di Wilayah Studi …………….. 44
Gambar 4.2. Grafik Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien (SO2) di Wilayah Studi …..………….. 44
Gambar 4.3. Grafik Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien (NO2) di Wilayah Studi ……………… 45
Gambar 4.4. Grafik Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien (CO) di Wilayah Studi ...…………….. 46
Gambar 4.5. Grafik Hasil Analisis Intensitas Kebisingan di Wilayah Studi ……………………….. 47
Gambar 4.6. Grafik Hasil Analisis Parameter TDS Air Permukaan di Wilayah Studi ……………. 47
Gambar 4.7. Grafik Hasil Analisis Parameter TSS Air Permukaan di Wilayah Studi ……………. 48
Gambar 4.8. Grafik Hasil Analisis Parameter pH Air Permukaan di Wilayah Studi ….…………… 49
Gambar 4.9. Grafik Hasil Analisis Parameter BOD Air Permukaan di Wilayah Studi ……………. 49
Gambar 4.10. Grafik Hasil Analisis Parameter COD Air Permukaan di Wilayah Studi ……………. 50
Gambar 4.11. Grafik Hasil Analisis Parameter DO Air Permukaan di Wilayah Studi ……………… 51
Gambar 4.12. Grafik Hasil Analisis Parameter Fosfat Air Permukaan di Wilayah Studi ..………… 52
Gambar 4.13. Grafik Hasil Analisis Parameter Nitrat Air Permukaan di Wilayah Studi …………… 52
Gambar 4.14. Grafik Hasil Analisis Parameter Nitrit Air Permukaan di Wilayah Studi ……………. 53
Gambar 4.15. Grafik Hasil Analisis Parameter NH3 Air Permukaan di Wilayah Studi …………….. 54
Gambar 4.16. Grafik Hasil Analisis Parameter Fe Air Permukaan di Wilayah Studi …..…………... 54
Gambar 4.17. Grafik Hasil Analisis Parameter Mn Air Permukaan di Wilayah Studi ……………… 55
Gambar 4.18. Grafik Hasil Analisis Parameter Zinc Air Permukaan di Wilayah Studi …………… 56
Gambar 4.19. Grafik Hasil Analisis Parameter MBAS Air Permukaan di Wilayah Studi .…………. 57

vi
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

BAGIAN I
PENDAHULUAN

1.1. INFORMASI UMUM

1. Nama Pemrakarsa : Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII (BBWS


Sumatera VIII), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2. Alamat Kantor : Jln. Soekarno Hatta No. 869 Rt. 12 Kec. Alang-Alang
Lebar, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi
Sumatera Selatan
3. Nama Penanggung Jawab : Maryadi Utama, ST., M.Si
4. NIP : 196702141995021001
5. Jabatan : Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII
6. Telepon/Fax : (0711) 414019 / (0711) 414046
7. Lokasi Kegiatan :
• Lokasi Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji/Komering II berada di Desa Sukabumi,
Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan
8. Data Perizinan :
• Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
- Surat Sekda Kab. OKU Selatan No. 050.3/237/Bappeda PM/2016 tanggal 19 April 2016
- Nota Kesepakatan Pemkab OKU Selatan dengan DPRD Kab. OKU Selatan No.
07/Pemkab-OKUS/2015 dan No. 03/NK/DPRD/OS/2015 tanggal 12 Agustus 2015
- Perubahan Perda Kab. OKU Selatan tentang RTRW Kab. OKU Selatan Prov. Sumsel.
No. 13 tahun 2012
• Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor : 580/KPTS/BAN.LH/2016 tanggal 19
September 2016 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Pembangunan
Bendungan Tiga Dihaji/Komering II di Desa Sukabumi Kecamatan Tiga Dihaji Kabupaten
Ogan Komering Ulu Sletan Provinsi Sumatera Selatan
• Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor : 627/KPTS/BAN.LH/2016 tanggal 17
Oktober 2016 tentang Izin Lingkungan Rencana Kegiatan Pembangunan Bendungan Tiga
Dihaji/Komering II di Desa Sukabumi Kecamatan Tiga Dihaji Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan Provinsi Sumatera Selatan
• Izin Penetapan Lokasi Bendungan II perubahan No. 659/KPTS/DLHP/2017 tentang
perubahan atas keputusan Gubernur Sumatera Selatan No. 753/KPTS/I/2015 tentang
Penetapan Lokasi Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji Kabupaten OKU Selatan

1
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

2
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

3
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

4
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

1.2. DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN


1.2.1. DESAIN BENDUNGAN TIGA DIHAJI/KOMERING II
Bendungan Tiga Dihaji/Komering II akan dibangun sebagai bendungan tipe urugan batu
(rockfill) dengan inti kedap air vertikal di tengah dari lempung. Ringkasan data teknis
rencana bendungan dan waduk :

DATA UMUM :
• Sungai : Sungai Selabung
• Nama Bendungan : Tiga Dihaji
• Koordinat : 4°37’ 44, 154” LS 103°52’36,748 BT
• Wilayah Administrasi : Desa Sukabumi, Kecamatan Tiga Dihaji
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan
Sumatera Selatan
HIDROLOGI
• Curah Hujan Tahunan : 2732 mm
• Debit Desain Q25 : 910,70 m3/det
• Debit Banjir Desain Q1000 : 1310,60 m3/det
• Debit Banjir Desain PMF : 3763,90 m3/det

BENDUNGAN :
• Luas Daerah Pengaliran Sungai : 1158,20 km2
• Luas Genangan pada Kondisi HWL : 4,68 km2
• Curah Hujan Rata - Rata Tahunan : 2732,00 mm
• Debit Banjir Maksimum boleh jadi (QPMF in) : 3763,90 m3/det
• Debit Banjir 1000 Tahunan (Q1000 in) : 1310,70 m3/det
• Debit Banjir 100 Tahunan (Q100 in) : 1074,9 m3/det
• Debit Banjir 25 Tahunan (Q25 in) : 910,7 m3/det
• Elevasi Muka Air Banjir PMF (HWL) : ±328,95 m
• Elevasi Muka Air Banjir 1000 Tahun : 324,70 m
• Elevasi Muka Air Banjir 100 Tahun : 324,15 m
• Elevasi Muka Air Normal (NWL) : +324,00 m
• Elevasi Muka Air Rendah : +301,5 m
• Volume Tampungan Total : 129,00 juta m3
• Tampungan Bruto (dengan sedimen) pada NWL:104,838 juta m3
• Tampungan Efektif : 64,68 juta m3
• Tampungan Mati (Dead Storage) : 40,19 juta m3
• Usia Guna Waduk : 50 tahun
• Retensi Banjir : 7,04 %
• Tipe Bandungan : Urugan Zonal Inti Tegak
• Tinggi Bendungan : 122 m
• Elevasi Puncak : 332 m
• Elevasi Dasat Cut-Off : + 210,00 m

5
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

• Panjang Puncak : 950,00 m


• Lebar Puncak : 12 m
• Kemiringan Lereng Hulu : 1 : 2,50
• Kemiringan Lereng Hilir : 1:2
• Volume Timbunan Inti Lempung (zona 1) : 1,78 juta m3
• Volume Timbunan Filter Halus (Zona 2a) : 0,27 juta m3
• Volume Timbunan Filter Kasar (Zona 2b) : 0,27 juta m3
• Volume Timbunan Batu (Zona 3a) I : 1,77 juta m3
• Volume Timbunan Batu (Zona 3a) II : 3,05 juta m3
• Volume Timbunan Batu (Zona 3b) : 2,21 juta m3
• Volume Timbunan Rip-Rap (Zona 4) : 0,31 juta m3
• Total Volume Timbunan : 9,57 m
• Kedalaman Curtain Grouting : 16 m – 120 m
• Kedalaman Blanket Grouting : 10,00 m

1.3. TAHAPAN KEGIATAN


1.3.1. TAHAP PRA-KONSTRUKSI
Komponen kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pra-konstruksi sebagai berikut :
a. Kegiatan Penetapan Lahan
b. Kegiatan Pembebasan lahan.
c. Kegiatan Pengurusan Perizinan
Tahap Pra-Konstruksi belum selesai sepenuhnya, pada periode Implementasi RKL-RPL
Semester 2-2021 kegiatan pembangunan Bendungan Tiga Dihaji/Komering II untuk
tahapan Pra-Konstruksi adalah pengadaan lahan yang akan dipergunakan untuk :
a. Pengadaan lahan untuk Quary dan Borrow Area,
b. Pengadaan lahan untuk Jalan Akses ke Quary dan Borrow Area,
c. Pengadaan lahan untuk Jalan Akses ke Bendungan,
d. Pengadaan lahan untuk fasilitas pendukung lainnya.
Pembebasan lahan yang ditargetkan pada tahun 2022 adalah ± 462,32 Ha atau 49,26%
dari total lahan yang akan dipergunakan untuk pembangunan Bendungan Tiga
Dihaji/Komering II.

1.3.2. TAHAP KONSTRUKSI


Komponen kegiatan yang dilaksanakan pada tahap konstruksi sebagai berikut :
a. Perekrutan tenaga kerja dan Operasi Base Camp
b. Mobilisasi peralatan dan bahan bangunan
c. Konstruksi Jalan Akses
d. Pekerjaan Penyiapan Lahan (pembersihan, galian, dan timbunan)
e. Pekerjaan Struktur (Bangunan) dan penunjangnya
1. Saluran Pengelak dan Cofferdam
• Stripping top soil
• Galian Tanah/Batu
• Penimbunan Tubuh Pengelak

6
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

2. Bangunan Bendungan (Tubuh Bendungan Utama)


• Stripping top soil
• Galian tanah/batu
• Penimbunan tubuh bendungan
• Pasangan Batu Kali/rip rap
3. Bangunan Pelimpah (Spillway)
• Galian tanah dan batu
• Pembetonan mercu pelimpah, saluran peluncur dan peredam energi
4. Bangunan Fasilitas Operasional dan Pemeliharaan
• Gedung pengontrol pengambilan dan menara
• Rumah Dinas, rumah pengontrol dan rumah jaga
• Sarana listrik dan telekomunikasi
5. Penggenangan Waduk

A. PEREKRUTAN TENAGA KERJA DAN OPERASI BASE CAMP


A.1. Perekrutan Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk pembangunan bendungan ini dan
sarana/prasarana pendukungnya disesuaikan dengan tahapan kegiatan, jadwal dan
bulldozer kegiatan yang akan dilaksanakan. Tenaga kerja yang diperlukan untuk
mendukung pekerjaan pembangunan prasarana dan sarana bendungan Komering II
berjumlah ± 347 orang, meliputi :
• Manajemen proyek dan staff kantor, terdiri: manajer/pimpinan proyek, tenaga
administrasi, tenaga ahli teknik (engineer), supervisor, dan operator komputer.
• Tenaga mekanikal dan elektrikal, terdiri: operator peralatan berat, sopir dump
truck dan kernek, dan tenaga mekanikal (bengkel) serta tenaga elektrikal.
• Tenaga buruh/tukang, terdiri dari : tukang batu, besi, kayu, beton dan las,
buruh/pekerja kasar, dan tenaga lainnya, seperti keamanan dan office boy.
Dari jenis profesi dan banyaknya tenaga kerja proyek seperti, pimpinan proyek,
tenaga administrasi, tenaga ahli teknik dan pengawas berasal dari luar daerah sesuai
dengan domisili kontraktor pelaksana proyek. Sedangkan tenaga pelaksana lapangan
(tenaga mekanikal dan elektrikal dan buruh/tukang) berasal dari daerah setempat
atau dari luar daerah disesuaikan dengan ketersediaan tenaga setempat yang
mempunyai kualifikasi sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kegiatan
perekrutan tenaga kerja/personil ini erat kaitannya dengan aspek kependudukan,
pendapatan penduduk, adat istiadat/pola kebiasaan, proses sosial, dan persepsi
masyarakat.

A.2. Operasi Base Camp


Untuk base camp/kantor proyek lokasinya akan dibangun dekat dengan rencana
bendungan atau termasuk dalam areal tapak bendungan. Luas bangunannya
disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan jumlah pekerja. Kegiatan yang akan
dilakukan di base camp dan kantor meliputi kegiatan sehari-hari para tenaga kerja
proyek dan staf kantor, disamping itu juga dipergunakan untuk kegiatan perbengkelan

7
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

kendaraan atau peralatan alat-alat berat proyek. Kegiatan pembuatan dan


operasional base camp/kantor proyek erat kaitannya dengan proses sosial,
kesehatan masyarakat, sanitasi dan nilai estetika lingkungan, penurunan kualitas air,
adat istiadat/pola kebiasaan dan persepsi masyarakat.
• Air bersih
Air bersih diperlukan di base camp untuk keperluan MCK/sanitasi pekerja. Selain
untuk kegiatan domestik, air diperlukan untuk kegiatan konstruksi, seperti untuk
pengadukan semen, pasir, dsb. Kebutuhan air minum akan dipenuhi dari air yang
dibeli dalam galon, sedangkan air bersih akan dipenuhi dari air sungai yang
diproses melalui penyaringan secara sederhana.
• Air limbah domestik/sanitasi
Air limbah domestik (dari kakus pekerja) telah disediakan MCK temporer (mobile
latrine), dimana lumpur tinjanya bisa disedot secara berkala baik oleh atau Pihak
Ketiga lainnya (Jasa Penyedot Lumpur Tinja). Apabila pekerjaan konstruksi
selesai MCK temporer tersebut dapat dibongkar/dipindahkan ke tempat
penyediaan jasa MCK temporer tersebut.

B. MOBILISASI PERALATAN DAN BAHAN BANGUNAN


Kegiatan ini terkait erat dengan dampak kerusakan jalan, kebisingan dan debu,
karena mobilisasi ini akan mengangkut jenis peralatan berat untuk pembangunan
bendungan.

B.1. Peralatan yang Digunakan


Peralatan berat yang diperlukan untuk pembangunan bendungan Komering II dan
sarana/prasarana pendukungnya, disesuaikan dengan konstruksi dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan. Jenis peralatan berat yang diperlukan antara lain : aspalt
mixing plant, bulldozer, back hoe, excavator, vibrator, crawler crane, dump truck, truck
molen, generator set, dll seperti tersaji pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Jenis Peralatan yang Digunakan


No Jenis Peralatan Jumlah (Unit)
1. Dump Truck 65
2. Buldozer 100 – 150 HP 11
3. Back hoe 25
4. Scrapers 7
5. Wheel excavator 6
6. Truck molen 8
7. Vibrator steel wheel roller 5
8. Vibrator plate compactors 4
9. Crawler crane 4
10 Tire tractors dozers 4
11 Excavator 3
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, 2014 berdasarkan Laporan Detail Desain Waduk/Dam Komering II
Kabupaten OKU Selatan Tahap I, 2014

8
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Peralatan berat tersebut selanjutnya akan digunakan untuk kegiatan seperti :


stripping, galian tanah, timbunan tanah, pembuatan struktur bangunan jalan inspeksi
dan lain-lain. Sedangkan kegiatan untuk perawatan dan perbaikan akan dilakukan di
lokasi Base Camp proyek yang akan ditempatkan di sekitar lokasi pekerjaan. Untuk
pengoperasian seluruh peralatan (alat-alat) berat, diperlukan sejumlah bahan seperti
bahan bakar (solar, bensin), minyak pelumas, pelumas hydraulis, grease, bahan
pelengkap, ban/pipa, bahan mekanik, pelumas transisi, pelumas final drive dan lain
sebagainya dengan jumlah disesuaikan dengan kebutuhan pengangkutan material
bahan bangunan.

B.2. Bahan Bangunan yang Digunakan


Bahan material yang dibutuhkan untuk kegiatan pembangunan fasilitas disajikan
pada Tabel 1.2. Untuk pengadaan material diutamakan akan diambil dari sekitar
lokasi kegiatan. Beberapa bahan bangunan tersebut direncanakan didatangkan dari
lokasi terdekat yakni quarry dan borrow area yang tersedia serta bahan pabrikasi dari
Kota Palembang. Sedangkan beberapa material dan instrumentasi bendungan harus
disuplai dari luar karena keterbatasan sumber bahan material.

Tabel 1.2. Jenis dan Jumlah Bahan Bangunan yang Diperlukan


No Jenis Material Jumlah Satuan
A Bendungan dan Kelengkapan
Filter halus 4.522.996,70 m3
Rockfill dari Quarry 3.244.342,20 m3
Downstream slope protection 101.845,10 m3
Batu kosong dasar aspal 810,60 m3
Pasangan batu kali 1 pc : 4 ps 4.596,59 m3
Beton tumbuk 225,40 m3
Beton bertulang K-225 216.983,01 m3
Aspal 362,60 m3
Anker D25 4.278 m
Anker radial 2.668 kg
Pembetonan 41.185,39 m3
Pembesian 508,97 m3
Pipa galvavanis 5.366 kg
Pipa baja hitam 3.739 Kg
B Instrumentasi Bendungan
Piezometer Pondasi 30 buah
Piezometer Timbunan 30 buah
Piezometer Galeri 10 buah
Earth Pressure Cell 18 Set
Inclinometer/Settlement meter (pada tubuh Dam,
Outlet Terowongan, Spillway) 21 set
Surface Movement Point 15 buah
Crest Movement Point 5 buah
Reference Movement Point 6 buah
Seepage Measuring Divice 10 set
Bourdon Tube Gauge 10 buah
Strong Motion Seismograph 3 set
V-Notch Weir 3 buah
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, 2014 berdasarkan Laporan Detail Desain Waduk/Dam Komering II
Kabupaten OKU Selatan Tahap I, 2014

9
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Pengangkutan bahan-bahan tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan


perencanaan tahapan pekerjaan. Jalur jalan yang digunakan adalah jalur jalan Muara
Dua-Simpang Aji (15 km), dilanjutkan melalui jalur jalan Simpang Aji-Peninggiran (9
km), dan jalur jalan Peninggiran-Desa Sukabumi (11 km). Dari Desa Sukabumi akan
menggunakan jalan akses yang akan dibangun menuju lokasi proyek.
Pelaksanaan mobilisasi peralatan berat serta pengangkutan material idealnya
dilakukan antara pukul 06.00 – 18.00 WIB, agar penduduk yang terlalui tidak terlalu
merasa terganggu, terutama malam hari. Untuk persiapan pelaksanaan mobilisasi
tersebut sebagai berikut :
 Pemberitahuan kepada masyarakat setempat dan sekitar lokasi kegiatan melalui
pemerintah daerah setempat seperti Kepala Desa kemudian RT dan RW
bersangkutan sebelum pelaksanaan kegiatan fisik.
 Sistem pengamanan terutama pada jalan yang akan dilalui kendaraan proyek
dan peralatan berat lainnya, disertai pula dengan penempatan petugas agar
dapat mengatur lalu lintas keluar masuknya kendaraan tsb.

B.3. Quarry dan Borrow Area


B.3.1. Borrow Area Tanah Lempung
Tanah lempung berada di sebelah barat-barat laut dengan jarak 3 km dari dusun
Sukabumi, diperkirakan mencapai 3 km2. Tanah lempung ini dapat digunakan
sebagai tanah timbunan bendungan. Pada beberapa titik telah dilakukan
penggalian sumur uji dengan ketebalan tanah 0,30 – 8 meter dengan ketebalan
rata-rata 2 meter. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan, pelamparan tanah
lempung tersebut diperkirakan seluas 3 km2 dengan volume 6.000.000 m3.

Tabel 1.3. Koordinat Borrow Area


X Y Sta Ketebalan
375144 9492911 HD-071-01 8m
375342 9492846 HD-072-01 10 m
376257 9492267 HD-073-01 2m
374856 9490825 HD-074-01 2m
374036 9490764 HD-075-01 3m
373917 9490728 HD-076-01 2m
373761 9490666 HD-077-01 1m
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, 2014 berdasarkan Laporan Detail Desain Waduk/Dam Komering II
Kabupaten OKU Selatan Tahap I, 2014

B.3.2. Quarry
• Batuan Andesit
Quarry yang dapat digunakan dari daerah penelitian yaitu Andesit di
Arumantai, Pulau Beringin, Kecamatan Mekakau Ilir. Lokasi tersebut berjarak
30 km dari Sukabumi ke arah barat. Singkapan andesit yang ditemukan
berupa bukit yang tinggnya berkisar 20-30 m dengan luas mencapai 2 km2.
Secara umum andesit ini masih segar namun ada yang telah mengalami
pelapukan tingkat rendah. Di sepanjang sungai besar di daerah itu terdapat
bongkah andesit yang cukup banyak, dapat digunakan sebagai timbunan.
Andesit berstruktur masif, komposisi plagioklas, hornblenda dan mineral mafik.

10
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Berdasarkan klasifikasi kekuatan batuan (Marinos dan Hoek, 2001), andesit


memiliki daya kuat tekan yang kuat, nilai berkisar 100-250 Mpa.

• Granodiorit
Selain andesit batuan beku sebagai bahan quarry yaitu intrusi granodiorit di
desa Gunung Batu, Kecamatan Mekakau Ilir. Berjarak 10 km dari andesit ke
arah selatan. Singkapan granodiorit memiliki tinggi 20-50 m, luas 30 km2.
Granodiorit ini masuk dalam Formasi Granodiorit (Tmgd), merupakan intrusi
sehingga ketebalannya diperkirakan tidak terbatas. Berdasarkan klasifikasi
kekuatan batuan granodiorit memiliki daya kuat tekan sangat kuat dengan nilai
berkisar 100-250 Mpa.

Tabel 1.4. Koordinat Andesit


X Y STA Jenis Quarry
351179 9504939 HD-062-01 Andesit
349287 9504704 HD-063-01 Andesit
349624 9499622 HD-064-01 Intrusi Granodiorit
351999 9496888 HD-065-01 Intrusi Granodiorit
355276 9493634 HD-067-01 Intrusi Granodiorit
357196 9491624 HD-068-01 Intrusi Granodiorit
357311 9491487 HD-069-01 Intrusi Granodiorit
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, 2014 berdasarkan Laporan Detail Desain Waduk/Dam Komering
II Kabupaten OKU Selatan Tahap I, 2014

• Batulanau Tufan Karbonatan


Selain batuan beku, quarry juga menggunakan batulanau tufan karbonatan
yang ada di daerah penelitian. Lokasi ini berada di air terjun kabayan yang
terletak di sebelah barat daya desa Sukabumi dan jaraknya sekitar 1 km.
Singkapan permukaan batulanau memiliki tebal 50 m dan panjang 1 km.

11
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

12
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

13
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

C. PENYIAPAN LAHAN
Rencana bendungan Tiga Dihaji/Komering II direncanakan dengan ketinggian 122 m dan
areal yang akan digunakan untuk :
 rencana tapak bendungan : 169,32 Ha
 bangunan pelengkap : 16 Ha
 borrow area dan Quarry site : 168,65 Ha
 jalan akses : 242,63 Ha
Lahan yang harus dipersiapkan yaitu lahan yang ada di kiri-kanan sungai yang akan dijadikan
lokasi bendungan dan bangunan pelengkap, sedangkan lahan yang akan digunakan untuk
jalan akses berupa lahan perkebunan penduduk. Persiapan lahan berupa pembongkaran
bangunan, penebangan pohon yang ada di sepanjang sungai yang akan bendungan dan jalan
akses.

C.1. Pembersihan Semak Belukar


Untuk mempermudah dan menjaga kelancaran kegiatan konstruksi maka areal pekerjaan
harus dibersihkan dari jenis bangunan, pohon, material dan lain-lain yang tidak berguna.
Kegiatan menghilangkan pohon diameter < 20 cm, semak belukar, sisa tebangan pohon,
pembusukan sampah organik maupun material lainnya yang dianggap tidak diperlukan untuk
bangunan dan jalan, kekuatan pondasi, dan struktur agar pada saat dilakukan pengukuran
dan pematokan untuk bangunan, letak konstruksi, elevasi, dan ukuran menjadi akurat.
 Membersihkan lahan dan pembongkaran dibantu excavator
 Pengangkutan waste dengan excavator ke dump truck

C.2. Pekerjaan Penebangan Pohon dan Pendongkelan Tunggul


 Penebangan Pohon
Pohon-pohon yang tidak diperlukan harus ditebang hingga dekat dengan permukaan
tanah, dan harus dipindahkan dari lokasi kegiatan bersama semua bahan yang timbul
dari pohon tersebut. Adapun penggunaan peralatan untuk kegiatan ini adalah chain saw
untuk penebangan pohon apabila diperlukan dibantu dengan penggunaan alat
excavator, bulldozer.
 Pendongkelan tunggul (grubbing)
Kegiatan pendongkelan tunggul (grubbing) untuk pohon berdiameter > 20 cm
dilaksanakan setelah kegiatan pembersihan pada seluruh kawasan selesai. Sisa-sisa
pohon besar (agak besar) yang terletak di bawah tanah dari pohon yang tidak bisa
dibersihkan dengan alat-alat harus didongkel (grubbing) dengan cara digali atau ditarik
dengan bulldozer yang dilengkapi dengan rantai besi. Hasil grubbing akan ditumpuk di
suatu tempat yang ditentukan. Adapun sampah yang dihasilkan dari pembersihan semak
belukar, penebangan pohon dan pendongkelan tunggul, selanjutnya akan dibuang di
disposal area.
 Pembuangan tanah
Kegiatan utama dalam pekerjaan ini adalah membangun bendungan dan bangunan
pelengkap. Dampak utama dari pekerjaan adalah volume galian yang relatif besar dan

14
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

harus dibuang/dipindahkan ke disposal area dengan kapasitas tampung yang mencukupi


untuk :
Tabel 1.5. Volume Galian dan Timbunan
Jenis Bangunan Volume Galian (m3) Volume Timbunan (m3)
Bangunan Pengelak 722.205,12 673.410,80
Bangunan Pengambilan 1.328.038,33 -
Jumlah 2.050.243,45 673.410,80
Sisa 1.376.832,65 -
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, 2014 berdasarkan Laporan Detail Desain Waduk/Dam Komering II Kabupaten
OKU Selatan Tahap I, 2014.

Dari tabel tersebut terlihat bahwa sisa galian tanah yang harus dibuang ke disposal area
adalah sebesar 1.376.832,65 m3. Berdasarkan hasil survey lokasi yang dilakukan oleh
tim Konsultan DED Waduk/Dam Komering II Kabupaten OKU Selatan Tahap I, 2014,
lokasi disposal area pada kegiatan ini masih terdapat di tapak proyek, di hilir lokasi
bendungan.
Pembuangan tanah dilakukan dengan memuat (loading) oleh excavator ke dump truck.
Pada lokasi pembuangan (disposal area), tanah harus dirapikan sedemikian rupa agar
tidak mengakibatkan dampak negatif karena penimbunan. Permukaan tanah dirapikan
dengan bulldozer, plengsengan dibuat miring sepanjang sisi luar timbunan. Untuk
mencegah genangan air hujan, pada sisi luar bagian bawah dibuatkan saluran
pembuangan melingkari timbunan disposal dan disalurkan ke pembuangan terdekat.

D. PEMBUATAN JALAN MASUK (ACCES ROAD)


D.1. Jalan Masuk (Acces Road)
Jalan masuk (acces road) didesain untuk keperluan akses masuk ke lokasi Bendungan
Komering II. Untuk menuju lokasi bendungan dari jalur jalan Muara Dua-Simpang Aji (15 km),
dilanjutkan melalui jalur jalan Simpang Aji-Peninggiran (9 km), dan yang selanjutnya jalur jalan
Peninggiran-Desa Sukabumi (11 km).
Dari Desa Sukabumi ke lokasi bendungan Tiga Dihaji/Komering II, akan dibuat jalan akses
ke bendungan. Jalan akses tersebut direncanakan dengan kecepatan maksimal adalah 20
km/jam, mengingat areal pada bendungan Komering II merupakan daerah perbukitan yang
mempunyai kontur yang naik sehingga dibutuhkan tanjakan yang banyak. Jalan akses
bendungan Komering II akan dilengkapi dengan 2 jembatan. Sehingga panjang total jalan
akses adalah 3,506 km. Lokasi jalan ini disajikan dengan peta seperti pada Gambar 2.7.

D.2. Jembatan
Perancangan jembatan didasarkan pada peraturan Bridge Management System (BMS) 1992.
Adapun tipe jembatan PCI-Girder, struktur jembatan jalan akses tersebut adalah :
• Jembatan 1 : panjang total 50 m, tinggi pilar 10 m
• Jembatan 2 : panjang total 101,8 m, tinggi pilar 30 m

15
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, 2014 berdasarkan Laporan Detail Desain
Waduk/Dam Komering II Kabupaten OKU Selatan Tahap I, 2014.
Gambar 1.6. Tipologi Jembatan yang Akan Dibangun

E. Pekerjaan Struktur (Bangunan)


Salah satu upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber air adalah dengan
membangun bendungan (waduk) yang berfungsi sebagai penampung kelebihan air dimusim
hujan dan digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan dimusim kemarau. Jenis bangunan
yang akan dibangun dalam pembangunan bendungan Komering II meliputi bangunan
bendungan (tubuh bendungan), bangunan pelimpah (spillway), saluran pengelak (diversion),
dan cofferdam (bendungan yang sifatnya temporer).

E.1. Terowongan Pengelak dan Cofferdam


Sistem pengelakan Sungai Selabung pada saat pelaksanaan konstruksi bendungan,
direncanakan dengan membuat terowongan pengelak di bukit tumpuan kanan dan bangunan
cofferdam. Sistem pengelakan diawali dengan saluran terbuka, setelah berbelok berupa
terowongan. Posisi saluran pengarah di sisi hulu diatur sedemikian rupa sehingga mengikuti
morfologi sungai eksisting. Hal ini untuk meminimalisir daya rusak air terhadap cofferdam dan
tebing sungai.
Sistem pengelakan didesain untuk perioda ulang banjir 50 tahun dengan debit puncak keluar
(outflow) sebesar 1.045,8 m3/dtk pada elevasi muka air waduk + 253,80 m. Untuk mengalirkan
debit keluar diperlukan 1 buah terowongan berdiameter 7,0 meter, panjang 595 m, tipe tapal
kuda. Terowongan tersebut pada satu bagian akan melintasi menara pengambilan, sehingga
saat operasi terowongan dapat difungsikan sebagai bangunan pengambilan. Spesifikasi
teknis Terowongan Pengelak (Diversion Tunnel) sebagai berikut :

TEROWONGAN PENGELAK (DIVERSION TUNNEL)


• Lokasi : Bukit tumpuan kanan
• Tipe : Lingkaran
• Debit Banjir Desain Q25 : 910,7 m3/det
• Dimensi Terowongan : 7,00 m
• Panjang Terowongan : 595 m

16
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

• Diameter : 1 buah x 7,00 m


• Kemiringan Pengelak : 0,00467

Bendungan Pengelak (Cofferdam) didesain sebagai urugan batu dengan inti kedap air miring
dari tanah. Berdasarkan hasil penelusuran banjir yang dilaksanakan dengan periode ulang 50
tahun diperoleh besaran kapasitas maksimum 623,51 m3/dt, dengan kapasitas tampung 23,8
juta meter kubik dan elevasi tampungan pada + 221,00 m. Cofferdam utama didesain dengan
elevasi puncak pada 270 m, panjang puncak 66,00 m, lebar puncak 10,00 m termasuk lebar
inti kedap air miring selebar 1,50 m. Sebelum pembangunan cofferdam utama dimulai,
diperlukan adanya pembangunan cofferdam temporer yang berfungsi sebagai pengelakan
bagi pembangunan cofferdam utama dan untuk mengarahkan aliran sungai Selabung masuk
kedalam saluran pengarah terowongan pengelak.
Pada pelaksanaan pembangunan cofferdam utama perlu dibangun cofferdam temporer
diudik cofferdam utama untuk mengarahkan aliran sungai masuk ke saluran pengarah
terowongan. Cofferdam temporer didesain sebagai urugan tanah dari bahan hasil galian
bukit di sisi kanan dan kiri Sungai Selabung. Spesifikasi teknis Bendungan Pengelak
(Cofferdam) sebagai berikut :

COFFERDAM
• Elevasi Inlet Dasar Terowongan : + 221,00 m
• Elevasi Outlet Dasar Terowongan : +218,41 m
• Kapasitas Maksimum (Q25) Out : 623,51 m3/det
• Tipe Pintu Pengelak : Pintu sorong plat baja
• Ruang Pintu Pengelak : Bentuk persegi struktur beton
• Ukuran Pintu : 7,00 x 7,00 m (1 buah)
• Tiper Ruang Olak Pengelak : USBR I
• Panjang Ruang Olak Pengelak : 40,00 m
• Lebar Ruang Olak Pengelak : 35,00 m
• Elevasi Puncak : 270 m
• Tinggi dari Dasar Galian : 54 m
• Kemiringan/Slope Lereng Hulu : 1 : 2,50
• Kemiringan/Slope Lereng Hilir : 1 : 2,00
• Lebar Puncak : 10,00 m
• Panjang Puncak : 66,00 m
• Type : Urugan dengan inti miring

E.2. Bangunan Bendungan (Tubuh bendungan utama)


Bendungan Tiga Dihaji/Komering II akan dibangun sebagai bendungan tipe urugan batu
(rockfill) dengan inti kedap air vertikal di tengah dari lempung. Ringkasan data teknis rencana
bendungan :
BENDUNGAN :
• Luas Daerah Pengaliran Sungai : 1158,20 km2
• Luas Genangan pada Kondisi HWL : 4,68 km2

17
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

• Curah Hujan Rata - Rata Tahunan : 2732,00 mm


• Debit Banjir Maksimum boleh jadi (QPMF in) : 3763,90 m3/det
• Debit Banjir 1000 Tahunan (Q1000 in) : 1310,70 m3/det
• Debit Banjir 100 Tahunan (Q100 in) : 1074,9 m3/det
• Debit Banjir 25 Tahunan (Q25 in) : 910,7 m3/det
• Elevasi Muka Air Banjir PMF (HWL) : ±328,95 m
• Elevasi Muka Air Banjir 1000 Tahun : 324,70 m
• Elevasi Muka Air Banjir 100 Tahun : 324,15 m
• Elevasi Muka Air Normal (NWL) : +324,00 m
• Elevasi Muka Air Rendah : +301,5 m
• Volume Tampungan Total : 129,00 juta m3
• Tampungan Bruto (dengan sedimen) pada NWL: 104,838 juta m3
• Tampungan Efektif : 64,68 juta m3
• Tampungan Mati (Dead Storage) : 40,19 juta m3
• Usia Guna Waduk : 50 tahun

BENDUNGAN UTAMA :
• Retensi Banjir : 7,04 %
• Tipe Bandungan : Urugan Zonal Inti Tegak
• Tinggi Bendungan : 122 m
• Elevasi Puncak : 332 m
• Elevasi Dasat Cut-Off : + 210,00 m
• Panjang Puncak : 950,00 m
• Lebar Puncak : 12 m
• Kemiringan Lereng Hulu : 1 : 2,50
• Kemiringan Lereng Hilir : 1:2
• Volume Timbunan Inti Lempung (zona 1) : 1,78 juta m3
• Volume Timbunan Filter Halus (Zona 2a) : 0,27 juta m3
• Volume Timbunan Filter Kasar (Zona 2b) : 0,27 juta m3
• Volume Timbunan Batu (Zona 3a) I : 1,77 juta m3
• Volume Timbunan Batu (Zona 3a) II : 3,05 juta m3
• Volume Timbunan Batu (Zona 3b) : 2,21 juta m3
• Volume Timbunan Rip-Rap (Zona 4) : 0,31 juta m3
• Total Volume Timbunan : 9,57 m
• Kedalaman Curtain Grouting : 16 m – 120 m
• Kedalaman Blanket Grouting : 10,00 m

E.3. Bangunan Pelimpah (Spillway)


Bangunan pelimpah merupakan bagian dari konstruksi bendungan, yang berfungsi untuk
melimpahkan air pada waktu datang banjir sehingga air tidak sampai melimpas di atas mercu
bendungan. Lokasinya berada di sebelah kiri tubuh bendungan yang dibatasi oleh bukit.
Bangunan pelimpah samping ini terdiri dari lima bagian yaitu saluran pengarah, saluran

18
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

samping, saluran transisi, saluran peluncur dan peredam energi. Elevasi mercu masih di
bawah crest bendungan dan pelimpah ini direncanakan dengan tidak berpintu.
Bangunan pelimpah pada Bendungan Tiga Dihaji/Komering II, secara keseluruhan dibagi
menjadi beberapa bagian, yaitu mercu pelimpah, saluran transisi, saluran pembawa
(peluncur/chute), saluran akhir yang berbentuk flip bucket, dan terakhir adalah bangunan
pemecah energi dengan tipe plunge pool. Adapun data teknis bangunan pelimpah adalah :

BANGUNAN PELIMPAH
• Lokasi : Bukit Tumpuan Kanan
• Tipe Pelimpah : Frontal Ogee dengan pintu
• Elevasi Puncak Mercu : +324,00 m
• Lebar Bersih Pelimpah : 80,00 m
• Tinggi Mercu dari Apron : 10,00 m
• Tipe Kolam Olak : USBR II
• Panjang Kolam Olak : 40,00 m
• Kedalaman : 10,42 m
• Debit Banjir Desain QPMF Out : 3614,0 m /det
3

• Debit Banjir PMFOut Lewat Pelimpah : 1728,5 m3/det


• Debit Banjir PMFOut Lewat Pintu : 1885,5 m3/det
• Debit Banjir Q1000 Out Lewat Pelimpah : 8,91 m3/det
• Debit Banjir Q1000 Out Lewat Pintu : 1171,92 m3/det
• Debit Banjir Q100 Out Lewat Pintu : 964,28 m3/det

PELIMPAH SAMPING OVERFLOW


• Lebar Bersih Pelimpah : 80 m
• Elevasi Muka Air Banjir : 328,95 m
• Elevasi Saluran Muka (Appron) : 314 m
• Elevasi Saluran Pengarah : 309 m

PELIMPAH PINTU RADIAL GATE


• Tipe Pintu : Radial Gate
• Lebat Pintu : 8,00 x 10,00 m (2 buah pintu)
• Elevasi Dasar Pintu (Appron) : +314,00 m
• Lebar Saluran Pengarah Hulu : 20,25 m
• Lebar Saluran Pengarah Hilir : 30 m

SALURAN PELUNCUR (PELIMPAH)


• Lebar Saluran Peluncur : 35,00 m
• Panjang saluran Peluncur : 605,00 m
• Elevasi Ruang Olak : + 207,00 m
• Lebar Ruang Olak : 35,00 m
• Panjang Ruang Olak : 40,00 m

19
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

• Tiper Ruang Olak : USBR Type 1

E.4. Bangunan Pengambilan untuk Irigasi


Bangunan pengambilan untuk irigasi merupakan bagian dari konstruksi bendungan, yang
berfungsi untuk memberikan fasilitas irigasi untuk masyarakat sebagai pendukung kegiatan
pertanian dan perkebunan. Lokasinya berada di sebelah kiri tubuh bendungan yang dibatasi
oleh bukit. Adapun data teknis bangunan pengambilan untuk Irigasi adalah :

BANGUNAN PENGAMBILAN UNTUK IRIGASI


• Lokasi : Bukit tumpuan kiri
• Tipe Intake : Intake Tower dengan Headrace Tunnel Beton dan Penstock Baja
• Debit rata-rata untuk Irigasi (RWL 137,00 m): 54,72 m3/det
• Debit rata-rata untuk Air Baku : 1,00 m3/det
• Trash Rack : 1 (set)
• Ruang Pintu Intake : Bentuk persegi struktur beton
• Elevasi Bangunan Pengatur Pintu : + 331,00 m
• Elevasi Dasar Intake : + 301,50 m
• Elevasi Puncak Menara : + 339,25 m
• Elevasi dasar Outlet : + 294,82 m
• Tinggi Menara : + 37,75 m
• Debit Rencana (Q25) Out : 804,6 m /det
3

• Kemiringan Terowongan Pengambilan : 0,0099


• Tipe Pintu Intake : Sorong Tegak (Sliding Gate)
• Ukuran Intake : 5,00 x 5,00 m

HEADRACE INTAKE TUNNEL


• Diameter Pengambilan (diameter luar) : 5,00 m
• Material : Beton
• Panjang : 190 m

PENSTOCK
• Diameter Pengambilan : 4,00 m
• Material : Pipa baja
• Panjang : 633 m

PINTU KATUP DAN PENGATUR


• Jenis Pintu Pengambilan : Slide Roller Gate (5 x 5)
• Jenis Pintu Valve Regulator : Gate Valve (Ø 2,0 m)
• Jenis Pintu Pengatur : Slide Gate Valve (Ø 2,0 m)
• Jenis Pintu Outlet : Hollow Jet (Ø 2,0 m)
• Elevasi Dasar Outlet Pipa : + 212,00 m

20
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

BOTTOM OUTLET
• Menggunakan Terowongan Pengelak
• Diameter Pipa Outlet : 3,00 m
• Elevasi Dasar : + 219,5 m
• Jenis Pintu Katup Utama : Bonneted Gate (7 m x 7 m)
• Jenis Pintu Outlet : Hollow Cone (Ø 3,0 m)

MANFAAT/LAYANAN
• Debit Irigasi (rerata) : 34,63 m3/det
• Debit Irigasi (maksimum) : 84,3 m3/det
• Debit Air Baku : 1,00 m3/det

E.5. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Bangunan bendungan dibuat desain yang mampu untuk mensuport kegiatan Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan estimasi Daya 40 Mega Watt. Adapun data teknis bangunan
untuk PLTA adalah :

MENGGUNAKAN JALUR INTAKE


• Normal Water Level : +324,00 m
• Minimum Water Level : +301,50 m
• Tail Water Level : +202,08 m
• Debit Desain : Mengikuti debit irigasi
• Estimasi Daya : 40 MW

JALAN MASUK DAN JALAN KERJA


• Jalan Eksisting (Muara dua - ke Desa Peninggiran) : 2,10 km
• Jalan Eksisting (Peninggiran - ke Desa Suka Bumi) : 9,72 km
• Jalan Baru (Relokasi) : 200 m
• Jalan Akses (Desa Suka Bumi - Dam Site) : 3,50 km

BANGUNAN PENGAMBILAN UNTUK PLTA


• Lokasi : Bukit tumpuan kiri
• Tipe Intake : Menara
• Debit Maksimum untuk PLTA (NWL 331,00 m): 54,72m3/det
• Trash Rack : 1 buah
• Ruang Pintu Intake : Bentuk persegi struktur beton
• Elevasi Dasar Intake : + 301,50 m

INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK


• Lokasi : Bukit tumpuan kiri
• Jenis Gedung Pembangkit : Indoor
• Ukuran Gedung : Tinggi maksimum diatas pondasi 27,00 m,

21
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Panjang 78,00 m, lebar 22,00 m


• Kapasitas Terpasang : 4 unit x 10,0 MW

TURBIN
• Elevasi Pusat Distributor : 201,50 m
• Tipe Turbin : Francis
• Jumlah : 4 unit
• Tinggi Rencana (design head) Muka Air Normal: 122,50 m
• Tinggi Maksimum : 127,45 m
• Tinggi Minimum : 110,00 m
• Keluaran Turbin : 40,00 MW
• Kecepatan Spesifik : 587 rpm
• Kecepatan Putar : 490 rpm
• Tipe Pengatur : Mekanikal Governor
• Katub Pengaman Turbin : Generator
• Elevasi Deck : +202,50 m
• Tipe : Vertikal Shaft
• Kecepatan : 490 m
• Kapasitas : 10 MW
• Frekuensi : 50 hertz
• Transformer : Tiga fase, 12,5 MVA, 50 hertz Switchyard
• Lokasi : Bukit tumpuan kiri hilir
• Ukuran : Panjang x lebar (15 x 15) m

KEGUNAAN (PURPOSE)
• Irigasi Pola Tanam : Padi-Padi-Palawija
• Intensitas Tanam : 100% Padi, 100% Padi, 100% Palawija
• Luas Areal Irigasi : 38.489,5 Ha
• Air Baku : 1 m3/det
• PLTA : 40 MW

E.6. Bangunan Fasilitas Operasional dan Pemeliharaan


• Gedung Pengontrol Pengambilan dan Menara
• Rumah Dinas, Rumah Pengontrol dan Rumah Jaga
• Sarana Listrik dan Telekomunikasi

F. Penggenangan Waduk
Pada kegiatan penggenangan waduk setelah bendungan selesai dikonstruksi, maka areal
rencana genangan waduk seluas sekitar 468 Ha, secara perlahan-lahan akan terairi dari
sungai tersebut. Areal genangan waduk Komering II merupakan lahan perkebunan, hutan dan
sebagian permukiman.

22
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

1.6. Ringkasan Dampak yang Masuk Dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH) dan Dampak Tidak Penting Hipotetik (DTPH)
Tabel 1.6. Ringkasan Dampak yang Masuk Dalam DPH dan DTPH
No Sumber Dampak Dampak Penting Hipotetik Dampak Penting Dikelola Dampak Tidak Penting Dikelola
A Tahap Pra Konstruksi
1 Survey dan Penetapan Lahan Keresahan Masyarakat Keresahan Masyarakat
2 Pembebasan Lahan Keresahan Masyarakat Keresahan Masyarakat
B Tahap Konstruksi
1 Perekrutan tenaga kerja dan operasional base camp Adanya peluang kerja Adanya peluang kerja
Peningkatan pendapatan Peningkatan pendapatan
Keresahan Masyarakat Keresahan Masyarakat
2 Mobilisasi peralatan konstruksi dan Material Penurunan kualitas udara Penurunan kualitas udara
Peningkatan intensitas kebisingan Peningkatan intensitas kebisingan
Kerusakan jalan Kerusakan jalan
3 Penyiapan Lahan Adanya longsoran Adanya longsoran
Peningkatan air larian Peningkatan air larian
Peningkatan erosi lahan Peningkatan erosi lahan
Penurunan kualitas air permukaan Penurunan kualitas air permukaan
Timbulnya sedimentasi Timbulnya sedimentasi
Timbulan limbah padat Timbulan limbah padat
Terganggunya fauna Terganggunya fauna
4 Pembuatan Jalan Akses Peningkatan erosi lahan Peningkatan erosi lahan
Timbulnya sedimentasi Timbulnya sedimentasi
5 Pembangunan Sarana dan Prasarana Bendungan Peningkatan air larian Peningkatan air larian
6 Penggenangan Waduk Timbulnya sedimentasi Timbulnya sedimentasi
Timbulan limbah padat Timbulan limbah padat
Berkurangnya populasi flora Berkurangnya populasi flora
Migrasi fauna Migrasi fauna
Peningkatan Populasi Biota Air Peningkatan Populasi Biota Air
C Tahap Pasca Konstruksi
Pengoperasian Bendungan Peningkatan gulma air Peningkatan gulma air
D Tahap Pasca Operasi
Studi Evaluasi terhadap kondisi Bendungan, sarana dan Timbulnya keresahan sosial Timbulnya keresahan sosial
prasarananya

23
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

1.5. LANDASAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN


Landasan hukum dan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam penyusunan
Laporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan RENCANA PEMBANGUNAN BENDUNGAN
TIGA DIHAJI / KOMERING II di Desa Sukabumi, Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :
a. Undang - Undang
1. Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Undang-undang RI No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
3. Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
4. Undang-undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
5. Undang-undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
6. Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
7. Undang-undang RI No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
8. Undang-undang RI No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
b. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah RI No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
Beracun (B3).
2. Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik.
4. Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Keputusan/Peraturan Menteri Lingkungan Hidup :
1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 14 tahun 2013 tentang Simbol dan
Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/ 7/2018 tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian
Serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pelaksanaan Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. P.38/MENLHK/SETJEN/
KUM.1/ 7/2019 tentang Jenis Rencana dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. 6 tahun 2021 tentang Tata
Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. Kep.48/MENLH/11/1996 tentang
Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. Kep. 50/MENLH/1996 tentang Baku
Tingkat Kebauan.
7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 03 tahun 2003 tentang Tim
Penanganan Kasus Lingkungan Hidup.
8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu
Air Limbah Domestik.

24
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

9. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
d. Keputusan/Peraturan Menteri Kesehatan :
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 718/MENKES/PER/XII/1987 tentang Kebisingan
yang berhubungan dengan Kesehatan.
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat
Pengawasan Kualitas Air Bersih.
e. Keputusan/Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 04/MEN/Per/1980 tentang Alat Pemadam
Kebakaran Api Ringan (APAR), sebagai acuan untuk memahami persyaratan
pengadaan APAR dan spesifikasinya.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 03/MEN/Per/1999 tentang Syarat-Syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
f. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan :
1. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 16 tahun 2005 tentang Peruntukan Air dan
Baku Mutu Air Sungai
2. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 17 tahun 2005 tentang Baku Mutu Tingkat
Ambien dan Baku Mutu Kebisingan.

25
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

BAGIAN II
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)

Tabel 2.1. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Rencana Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji / Komering II di Desa Sukabumi, Kecamatan Tiga
Dihaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan
Dampak Indikator Keberhasilan Institusi Pengelolaan
Sumber Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No Lingkungan yang Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dikelola Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
2.1 RKL berdasarkan Dampak Penting Hipotetik
2.1.1 Tahap Pra Konstruksi
A. Survey dan Penetapan Lahan
1. Keresahan Survey dan a. Tidak terjadi kekhawatiran Pengelolaan yang telah dilakukan : Desa Sukabumi • Komunikasi dengan • Balai Besar • Camat : • Camat :
Masyarakat Penetapan masyarakat terhadap • Melakukan komunikasi dengan masyarakat melalui sosialisasi Kec. Tigadihaji masyarakat dilakukan Wilayah Tigadihaji Tigadihaji
Lahan pembangunan Bendungan dengan media pertemuan yang ada dalam masyarakat seperti rapat sesuai dengan jadwal Sungai • DLH Prov. • DLH Prov.
Tigadihaji/Komering II koordinasi (rapat mingguan) yang diselenggarakan di tingkat desa pertemuan yang ada pada (BBWS) Sumatera Sumatera
b. Terjalinnya hubungan sosial mengenai rencana kegiatan. masyarakat sesuai Sumatera Selatan Selatan
yang baik antara • Memberikan informasi yang benar dan jelas kepada penduduk kebutuhan VIII
manajemen pembangunan tentang manfaat dan resiko pembangunan floodway bagi • Penyajian informasi
Bendungan Tigadihaji/ masyarakat di sekitarnya. tentang manfaat dan
Komering II dengan • Mengaktifkan Unit Humas dan Unit Pengaduan Keluhan utk resiko pembangunan
masyarakat menampung keluhan dari masyarakat dan media untuk bersamaan dengan
mengklarifikasi hal-hal yang menjadi keluhan masyarakat kegiatan komunikasi/
berdasarkan kondisi yang sebenarnya. sosialisasi dengan
masyarakat.
• Unit Humas dan Unit
Pengaduan Keluhan
bertugas setiap hari

B. Pembebasan Lahan
1. Keresahan Pembebasan a. Tidak terjadi kekhawatiran Pengelolaan lingkungan untuk pemilik lahan yang sah dan Desa Sukabumi • Komunikasi dengan • BBWS • Camat : • Camat :
Masyarakat Lahan masyarakat terhadap proses mempunyai legalitas Kec. Tigadihaji masyarakat dilakukan Sumatera Tigadihaji Tigadihaji
ganti rugi lahan • Melakukan komunikasi dengan masyarakat melalui sosialisasi sesuai dengan jadwal VIII • DLH Prov. • DLH Prov.
b. Terjalinnya hubungan sosial khusus mengenai pembebasan lahan. pertemuan di masyarakat Sumatera Sumatera
yang baik antara • Melaksanakan proses pembebasan lahan secara transparan dan sesuai kebutuhan. Selatan Selatan
pemrakarsa dengan akuntabel sesuai peraturan yang digunakan dalam pembebasan • Penyajian informasi
masyarakat lahan. tentang manfaat dan
• Melakukan musyawarah untuk menyepakati data dan nilai resiko pembangunan
penggantian untuk lahan yang dibebaskan. bersamaan dengan
• Memberikan uang penggantian lahan langsung kepada pemilik kegiatan komunikasi/
yang berhak. sosialisasi dengan
• Mengaktifkan Unit Humas dan Unit Pengaduan Keluhan untuk masyarakat.
menampung keluhan dari masyarakat dan media untuk • Proses pembebasan lahan
mengklarifikasi hal-hal yang menjadi keluhan masyarakat dilakukan sesuai dengan
berdasarkan kondisi yang sebenarnya. kebutuhan.

26
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Indikator Keberhasilan Institusi Pengelolaan


Sumber Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No Lingkungan yang Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dikelola Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
Pengelolaan Lingkungan untuk penduduk yang menempati lahan • Unit Humas dan Unit
hutan lindung : Pengaduan Keluhan
• Melakukan komunikasi dengan masyarakat melalui sosialisasi bertugas setiap hari.
khusus mengenai pembebasan lahan
• Bersama BPN melakukan komunikasi untuk meluruskan masalah
status lahan milik negara sebagai antisipasi adanya klaim
masyarakat yang menempati lahan milik negara di hutan lindung.
• Melakukan musyawarah untuk menyepakati proses pemindahan
penduduk dari lokasi yang diperlukan untuk pembangunan
bendungan.

2.1.2 Tahap Konstruksi


A Mobilisasi Tenaga Kerja
1. Adanya Perekrutan a. Adanya pengadaan tenaga Pengelolaan yang telah dilakukan : Desa Sukabumi • Untuk menetapkan porsi • BBWS • Camat : • Camat :
Kesempatan tenaga kerja kerja penduduk lokal. • Musyawarah yang diikuti oleh Kantor Desa untuk menetapkan Kec. Tigadihaji tenaga kerja Sumatera Tigadihaji Tigadihaji
Kerja b. Peningkatan rata-rata porsi tenaga kerja, berkaitan dengan terbatasnya kebutuhan diselenggarakan sekali VIII • Dinas Tenaga • Dinas Tenaga
pendapatan penduduk lokal tenaga kerja dibanding dengan minat penduduk untuk selama tahap persiapan Kerja Kab Kerja Kab OKU
saat kegiatan konstruksi. memanfaatkan peluang kerja tsb. Unit Humas, minimal 2 OKU Selatan Selatan
c. Terjadinya hubungan yang • Hubungan kerja antara tenaga kerja dengan pemberi kerja sesuai minggu sebelum perekrutan • DLH Prov. • DLH Prov.
harmonis antara penduduk dengan peraturan dan kebijakan Dinas Tenaga Kerja setempat tenaga kerja. Sumatera Sumatera
dengan pemrakarsa kegiatan dan ketentuan pemerintah lainnya yang menyangkut pengupahan, • Koordinasi dengan Dinas Selatan Selatan
jaminan kesehatan, jaminan keselamatan kerja dsb. Tenaga Kerja Kab OKU
• Mensyaratkan pada kontraktor untuk memanfaatkan tenaga kerja Selatan dilakukan pada
skill lokal, sebagai bagian dari pengalihan keahlian; dan awal kegiatan konstruksi
memanfaatkan pekerja non skill secara maksimal sesuai dengan
kebutuhan.
• Koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kab. OKU Selatan untuk
mengadakan pembinaan/pelatihan kerja bagi masyarakat lokal.

2. Peningkatan Perekrutan Penduduk di daerah studi bisa Pengelolaan yang telah dilakukan : Desa Sukabumi • Sebulan setelah penetapan • BBWS • Camat : • Camat :
Pendapatan tenaga kerja terserap sebagai tenaga kerja • Mensyaratkan kepada Kontraktor untuk memberikan upah yang Kec. Tigadihaji Kontraktor pelaksana. Sumatera Tigadihaji Tigadihaji
Penduduk dan mendapat upah/ layak (sesuai dengan peraturan daerah setempat) kepada pekerja VIII • Dinas Tenaga • Dinas Tenaga
pendapatan yang memadai atau sesuai kesepakatan. Kerja Kab Kerja Kab OKU
OKU Selatan Selatan
• DLH Prov. • DLH Prov.
Sumatera Sumatera
Selatan Selatan

3. Keresahan Perekrutan a. Tidak terjadi kekhawatiran Pengelolaan yang telah dilakukan : Desa Sukabumi • Dilakukan sekali secara • BBWS • Camat : • Camat :
masyarakat tenaga kerja masyarakat terhadap proses • Mensyaratkan pada Kontraktor untuk melakukan seleksi secara Kec. Tigadihaji intensif yang berupa Sumatera Tigadihaji Tigadihaji
perekrutan tenaga kerja lokal terbuka juga harus menjelaskan kepada penduduk bahwa yang pengaturan tenaga kerja. VIII • Dinas Tenaga • Dinas Tenaga
b. Terjalinnya hubungan sosial diterima sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, jumlahnya Kerja Kab. Kerja Kab.
yang baik antara proporsional dengan jumlah penduduk tiap kelurahan. Seleksi OKU Selatan OKU Selatan
pemrakarsa dengan dilakukan ketika perekrutan tenaga kerja. • DLH Prov.
masyarakat Sumatera
Selatan

27
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Indikator Keberhasilan Institusi Pengelolaan


Sumber Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No Lingkungan yang Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dikelola Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
• DLH Prov.
Sumatera
Selatan

B. Mobilisasi Alat dan Bahan Bangunan


1. Penurunan Mobilisasi alat Kualitas udara (SO2, NOx, CO) di Pengelolaan yang telah dilakukan : Ruas jalan • Dilakukan sekali • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
Kualitas Udara dan bahan bawah baku mutu lingkungan • Pengaturan/penjadwalan alat-alat berat yang akan digunakan Peninggiran - pengecekan kelaikan dan Sumatera Sumatera Sumatera
berdasarkan Peraturan sedemikian rupa sehingga tidak semua alat berat digunakan Sukabumi uji emisi kendaraan proyek VIII Selatan Selatan
Pemerintah RI No. 22 tahun 2021 secara bersamaan dan/ atau pembatasan usia alat-alat berat yang selama mobilisasi.
(Lampiran VII) akan digunakan (misalnya 3 – 5 tahun terakhir). • Penutupan kendaraan
dengan plastik/terpal bagi
kendaraan yang
digunakan, pengaturan
jadwal sekali sebelum
dimulai.

2. Peningkatan Mobilisasi alat Kebisingan di bawah baku mutu Pengelolaan yang telah dilakukan : Ruas jalan • Dilakukan minimal satu kali • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
Intensitas dan bahan lingkungan berdasarkan Pergub • Pengaturan/penjadwalan alat-alat berat yang akan digunakan Peninggiran - untuk pengecekan Sumatera Sumatera Sumatera
Kebisingan Sumsel No. 17 tahun 2005 sedemikian rupa sehingga tidak semua alat berat digunakan Sukabumi kelaikan dan uji emisi VIII Selatan Selatan
tentang Baku Tingkat Kebisingan secara bersamaan dan/ atau pembatasan usia alat-alat berat yang kendaraan proyek selama
akan digunakan (misalnya 3 – 5 tahun terakhir). kegiatan mobilisasi
• Mensyaratkan Kontraktor untuk menggunakan alat berat dan
kendaraan yang laik pakai sesuai ketentuan peraturan.

3. Kerusakan Mobilisasi alat a. Tidak adanya jalan yang Pengelolaan yang telah dilakukan : Ruas jalan Dilakukan pengawasan secara • BBWS • Dinas • Dinas
prasarana jalan dan bahan rusak dan kotor di akses jalan • Melakukan penyiraman jalan akibat ceceran tanah di jalan yang Peninggiran - intensif selama kegiatan Sumatera Perhubungan Perhubungan
bangunan sekitar lokasi kegiatan dan dilewati kendaraan mobilisasi Sukabumi pemuatan peralatan konstruksi VIII Kab. OKU Kab. OKU
jalur menuju/dari lokasi • Penempatan petugas khusus pengatur lalu lintas terutama pada berlangsung, sedangkan Selatan Selatan
proyek pada saat dan pada saat kendaraan berat pengangkut alat dan bahan keluar/masuk perbaikan jalan dan • DLH Prov. • DLH Prov.
akhir kegiatan mobilisasi alat lokasi kegiatan pembersihan ceceran tanah di Sumatera Sumatera
dan bahan • Mengupayakan muatan peralatan konstruksi tidak berlebihan jalan dilakukan sesuai Selatan Selatan
b. Tidak terjadi kecelakaan lalu sehingga beban tonase kendaraan terjaga. Jika memungkinkan kejadian, penyiraman jalan
lintas di sekitar jalan akses menggunakan kendaraan pengangkut yang tonasenya sesuai dilakukan jika diperlukan
masuk/keluar lokasi kegiatan dengan kelas jalan yang akan dilalui maksimal 3 hari sekali
• Membersihkan ban kendaraan pengangkut sebelum keluar dari
tapak /lokasi kegiatan, dan menutup truk pembawa material agar
tidak tercecer di jalanan.
• Untuk jalan rusak yang diakibatkan oleh lalu-lintas kendaraan
pengangkut agar dilakukan perbaikan sementara secara berkala
sebelum perbaikan permanen setelah proyek selesai

C. Penyiapan Lahan
1. Adanya Penyiapan Terjaganya stabilitas lereng dari Pengelolaan yang telah dilakukan : Di lokasi kegiatan Pengaturan perbandingan • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
longsoran Lahan terjadinya runtuhan lereng atau • Pada kegiatan pemotongan lereng diatur perbandingan antara pematangan lahan antara tinggi dan lebar Sumatera Sumatera Sumatera
longsor tinggi dan lebar jenjangnya sehingga tidak membentuk sudut untuk konstruksi : jenjangnya, kemiringan lereng VIII Selatan Selatan
lereng yang terjal jalan akses, dilakukan sekali ketika

28
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Indikator Keberhasilan Institusi Pengelolaan


Sumber Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No Lingkungan yang Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dikelola Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
• Berdasarkan kajian geologi lingkungan oleh tim dari pemrakarsa, bendungan dan melakukan pemotongan
tanah dan batuan dasar pada rencana tapak proyek dalam kondisi bangunan pelengkap lereng, penimbunan dan
eksisting (tanpa beban bangunan di atasnya) akan stabil pada pemadatan dilakukan sekali
kemiringan lereng tidak lebih dari 40%. ketika pelaksanaan pekerjaan
• Tanah hasil pemotongan/pengalian yang ditimbunkan segera tersebut.
dipadatkan dengan tingkat pemadatan yang memadai, sehingga
akan lebih stabil
• Pengaturan drainase dengan menghindari terjadinya kejenuhan
tanah pada lahan berlereng terjal

2. Peningkatan Air Penyiapan Pengurangan air larian yang Pengelolaan yang telah dilakukan : Di lokasi kegiatan Dilaksanakan selama kegiatan • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
larianan Lahan dapat membebani kapasitas • Membuat saluran drainase darurat untuk mencegah limpasan air pematangan lahan penyiapan lahan pada tahap Sumatera Sumatera Sumatera
badan air penerima (sungai permukaan membawa material tanah. untuk konstruksi : konstruksi. VIII Selatan Selatan
Selabung) • Memperbaiki/menjaga kondisi tanah agar tahan terhadap erosi jalan akses,
diantaranya dengan membuat dinding penahan tanah dengan bendungan dan
terasering/ sengkedan. bangunan pelengkap

3. Peningkatan Penyiapan Tercegah terjadinya peningkatan Pengelolaan yang telah dilakukan : Di lokasi kegiatan Semua dilakukan saat • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
erosi lahan Lahan tingkat erosi, kekeruhan air • Pada kegiatan pemotongan lereng diatur perbandingan antara pematangan lahan penyiapan lahan. Sumatera Sumatera Sumatera
permukaan dan sedimentasi pada tinggi dan lebar jenjangnya sehingga tidak membentuk sudut untuk konstruksi : Pembangunan perangkap VIII Selatan Selatan
aliran badan air penerima lereng yang terjal. Lebarnya jenjang dan sudut lereng yang landai jalan akses, sedimen akan dilakukan paling
(sungai) dapat mengurangi tingkat erosi bendungan dan lambat satu bulan sebelum
• Tanah hasil pemotongan/penggalian yang ditimbunkan segera bangunan pelengkap dilaksanakan penyiapan dan
dipadatkan dengan tingkat pemadatan yang memadai, sehingga pematangan lahan
akan lebih tahan terhadap kikisan air hujan
• Tanah terbuka yang tidak akan ditutupi bangunan segera
direvegetasi dengan tanaman yang dpt mengikat tanah, agar tidah
mudah terkikis air hujan
• Pengaturan drainase agar air larian lebih terkendali
• Pada saat kegiatan pematangan lahan, aliran run off sebelum
masuk ke badan sungai dilewatkan dulu pada perangkap sedimen
agar sedimen hasil kikisan air hujan terendapkan sebelum air larian
masuk ke badan sungai penerima

4. Timbulnya Penyiapan Mengurangi terjadinya Pengelolaan yang telah dilakukan : Lokasi penyiapan Minimal satu kali seminggu • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
sedimentasi Lahan sedimentasi secara berlebihan di • Mencegah masuknya aliran air permukaan ke dalam daerah erosi lahan hingga sungai selama kegiatan pembersihan Sumatera Sumatera Sumatera
areal pembersihan lahan dengan membuat saluran terbuka. Saluran terbuka yang dipasang Selabung lahan berlangsung VIII Selatan Selatan
di areal longsoran harus diberi kemiringan sedemikian rupa
sehingga dapat mengalirkan air secara cepat agar air tidak
meresap ke dalam daerah erosi
• Menghindari penimbunan di atas lereng dan pemotongan pada
bagian kaki lereng

5. Timbulan limbah Penyiapan Timbulan limbah padat bisa Pengelolaan yang telah dilakukan : Di lokasi pematangan Seperti telah direncanakan, • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
padat Lahan dikelola dengan baik • Menyiapkan disposal area pada tempat yang telah direncanakan lahan untuk pembersihan sampah setiap Sumatera Sumatera Sumatera
konstruksi : jalan hari, diangkut ke disposal area VIII Selatan Selatan

29
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Indikator Keberhasilan Institusi Pengelolaan


Sumber Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No Lingkungan yang Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dikelola Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
• Pengangkutan limbah padat ke disposal area menggunakan truk akses, bendungan
setiap hari dan bangunan
pelengkap

6. Hilangnya flora Penyiapan Mempertahankan Pengelolaan yang telah dilakukan : Di lokasi kegiatan Seminggu setelah selesai • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
Lahan keanekaragaman flora dan fauna • Segera melakukan penghijauan di tapak proyek dan sekitarnya pematangan lahan penyiapan lahan Sumatera Sumatera Sumatera
agar kestabilan ekosistem di untuk menjaga agar tanah tetap stabil dan tidak terjadi erosi yang untuk konstruksi : VIII Selatan Selatan
sekitar kegiatan tetap terjaga berlebihan, dengan memperhatikan jenis tumbuhan lokal, fungsi jalan akses,
dan estetika, sehingga fauna seperti burung dapat kembali bendungan dan
habitatnya bangunan pelengkap

D. Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Bendungan


1. Peningkatan Air Pembangunan Pengurangan air larian yang Pengelolaan yang telah dilakukan : Di lokasi kegiatan Dilaksanakan selama kegiatan • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
larianan Sarana dan dapat membebani kapasitas • Membuat saluran drainase darurat untuk mencegah limpasan air konstruksi bangunan pembangunan bangunan Sumatera Sumatera Sumatera
Prasarana badan air penerima (sungai permukaan membawa material tanah. pelengkap pelengkap pada tahap VIII Selatan Selatan
Bendungan Selabung) • Memperbaiki/menjaga kondisi tanah agar tahan terhadap erosi konstruksi.
diantaranya dengan membuat dinding penahan tanah dengan
terasering/sengkedan.

E. Kegiatan Penggenangan Waduk


1. Timbulan limbah Penggena-ngan Pohon-pohon perdu dan herba Pengelolaan yang akan dilakukan : Di sekitar lokasi Dilaksanakan selama selama • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
padat Waduk pada areal genangan seluas 468 • Pembersihan gulma air secara periodik untuk menjaga kegiatan atau areal kegiatan penggenangan dan Sumatera Sumatera Sumatera
ha bisa dikelola dengan baik produktivitas waduk. Gulma adalah tanaman air pengganggu yang waduk di Desa pengoperasian bendungan VIII Selatan Selatan
akan menjadi sampah organik, yang harus dibuang ke TPS atau Sukabumi di Kec. /waduk pada tahap operasi.
TPA terdekat. Tigadihaji

2. Berkurangnya Penggena-ngan Mempertahankan Pengelolaan yang akan dilakukan : Di sekitar lokasi Seminggu setelah selesai • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
populasi flora Waduk keanekaragaman flora agar • Segera melakukan penghijauan di tapak proyek dan sekitarnya kegiatan atau areal kegiatan konstruksi bendungan Sumatera Sumatera Sumatera
kestabilan ekosistem di sekitar khususnya di greenbelt untuk menjaga agar tanah tetap stabil dan waduk di Desa VIII Selatan Selatan
kegiatan tetap terjaga tidak terjadi erosi yang berlebihan, dengan memperhatikan jenis Sukabumi di Kec.
tumbuhan lokal, fungsi dan estetika, sehingga fauna seperti burung Tigadihaji
dpt kembali habitatnya

3. Migrasi Fauna Penggenangan Mempertahankan Pengelolaan yang akan dilakukan : Di sekitar lokasi Seminggu setelah selesai • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
Waduk keanekaragaman flora dan fauna • Segera melakukan penghijauan di tapak proyek dan sekitarnya kegiatan atau areal kegiatan konstruksi bendungan Sumatera Sumatera Sumatera
agar kestabilan ekosistem di khususnya di greenbelt untuk menjaga agar tanah tetap stabil dan waduk di Desa VIII Selatan Selatan
sekitar kegiatan tetap terjaga tidak terjadi erosi yang berlebihan, dengan memperhatikan jenis Sukabumi di Kec.
tumbuhan lokal, fungsi dan estetika, sehingga fauna seperti burung Tigadihaji
dpt kembali habitatnya

30
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Indikator Keberhasilan Institusi Pengelolaan


Sumber Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan
No Lingkungan yang Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dampak Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Dikelola Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
4. Peningkatan Penggena-ngan Banyaknya biota air pada areal Pengelolaan yang akan dilakukan : Di sekitar lokasi Dilaksanakan selama • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
populasi biota Waduk genangan/waduk seluas 468 ha • Menjaga kualitas air waduk agar populasi biota air tidak terganggu, kegiatan atau areal selama kegiatan Sumatera Sumatera Sumatera
air misalnya dengan cara menjaga waduk dari sedimentasi yang waduk di Desa penggenangan dan VIII Selatan Selatan
berlebihan. BBWS Sumatera VIII telah berpartisipasi pada Gerakan Sukabumi di Kec. pengoperasian bendungan
Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) yang berupa Tigadihaji /waduk pada tahap operasi.
pemberdayaan masyarakat di sekitar catchment area. Bilamana
sedimentasi sangat besar (di luar perkiraan) maka akan dibangun
sabo dam di lokasi yang sesuai atau sebagai alternatif terakhir
disediakan kapal keruk untuk mengeruk sedimen

2.1.3 Tahap Pasca Konstruksi


A. Pengoperasian Bendungan
1. Peningkatan Pengoperasian Banyaknya gulma air pada areal Pengelolaan yang akan dilakukan : Di sekitar lokasi Dilaksanakan selama • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
gulma air Bendungan genangan/waduk seluas 468 ha • Pembersihan gulma air secara periodik untuk menjaga kegiatan atau areal selama kegiatan Sumatera Sumatera Sumatera
bisa dikelola dengan baik produktivitas waduk. Gulma adalah tanaman air pengganggu yang waduk di Desa penggenangan dan VIII Selatan Selatan
akan menjadi sampah organik, yang harus dibuang ke TPS atau Sukabumi di Kec. pengoperasian bendungan
TPA terdekat. Tigadihaji /waduk pada tahap operasi.

31
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

BAGIAN III
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)

Tabel 3.1. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Rencana Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji / Komering II di Desa Sukabumi, Kecamatan Tiga
Dihaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Dampak
Lingkungan yang Sumber Dampak Indikator / Parameter Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Patau Waktu dan Frekuensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Dipantau
3.1 RPL berdasarkan Dampak Penting Hipotetik
3.1.1 Tahap Pra Konstruksi
A. Survey dan Penetapan Lahan
1. Keresahan Survey dan • Adanya pengaduan keluhan, protes • Pemantauan dilakukan terhadap catatan keluhan, protes Desa Sukabumi Dilakukan setiap tiga Balai Besar • Camat • Camat
Masyarakat Penetapan Lahan dan unjukrasa mengenai rencana dan unjuk rasa terhadap pemrakarsa dan Pemerintah Desa Kec. Tigadihaji bulan sekali selama Wilayah Tigadihaji Tigadihaji
pembangunan Bendungan Tigadihaji/ • Wawancara, pemantauan terhadap petugas BBWS tahap Pra konstruksi Sungai • DLH Prov. • DLH Prov.
Komering II Sumatera VIII dan instansi/lembaga terkait yaitu Kepala (BBWS) Sumatera Sumatera
Desa, dan tokoh masyarakat. Sumatera VIII Selatan Selatan

B. Pembebasan Lahan
1. Keresahan Pembebasan • Adanya pengaduan keluhan, protes • Pemantauan dilakukan terhadap catatan keluhan, protes Desa Sukabumi Dilakukan setiap 6 BBWS • Camat • Camat
Masyarakat Lahan dan unjukrasa mengenai proses dan unjuk rasa terhadap pemrakarsa dan Pemerintah Desa Kec. Tigadihaji bulan sekali selama Sumatera VIII Tigadihaji Tigadihaji
pembebasan lahan, baik bagi pemilik • Wawancara, pemantauan terhadap petugas BBWS tahap Pra konstruksi • DLH Prov. • DLH Prov.
lahan yang sah maupun yang Sumatera VIII dan instansi/lembaga terkait yaitu Kepala Sumatera Sumatera
menempati lahan negara. Desa, dan tokoh masyarakat. Selatan Selatan

3.1.2 Tahap Konstruksi


A. Mobilisasi Tenaga Kerja
1. Adanya Perekrutan tenaga • Adanya rekrutmen tenaga kerja • Pemantauan terhadap upaya yang dilakukan oleh BBWS Desa Sukabumi Dilakukan paling lambat BBWS • Camat • Camat
Kesempatan kerja dan operasi penduduk lokal Sumatera VIII dan kontraktor yang merekrut tenaga lokal. Kec. Tigadihaji satu minggu setelah Sumatera VIII Tigadihaji Tigadihaji
Kerja base camp • Adanya protes dan unjuk rasa • Pemantauan dilaksanakan dengan wawancara juga penerimaan tenaga • Dinas Tenaga • Dinas Tenaga
penduduk terkait dengan keterbata terhadap petugas rekrutmen tenaga kerja dan instansi/ kerja dan satu minggu Kerja Kab OKU Kerja Kab OKU
san rekrutmen tenaga kerja lembaga terkait yaitu Kantor Desa, dan tokoh masyarakat. setelah kegiatan Selatan Selatan
• Pemantauan jumlah penduduk lokal yang direkrut dalam berlangsung. • DLH Prov. • DLH Prov.
pekerjaan konstruksi diperoleh dari catatan kontraktor Sumatera Sumatera
pelaksana. Selatan Selatan
• Jumlah responden untuk memantau parameter peluang
kerja dan peluang usaha minimal 10% dari jumlah
penduduk lokal yang bekerja pada kegiatan konstruksi.

2. Peningkatan Perekrutan tenaga • Besarnya nilai peningkatan dari • Pengumpulan data primer dan sekunder dengan survey. Desa Sukabumi Dilakukan paling BBWS • Camat • Camat :
Pendapatan kerja dan operasi penghasilan rumahtangga setelah Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap Kec. Tigadihaji lambat satu minggu Sumatera VIII Tigadihaji Tigadihaji
Penduduk basecamp menjadi tenaga kerja responden penduduk dan informan kunci melalui setelah penerimaan • Dinas Tenaga • Dinas Tenaga
kuestioner. Data sekunder dikumpulkan dari instansi terkait tenaga kerja dan satu Kerja Kab OKU Kerja Kab OKU
seperti Pemerintah Desa yang bersangkutan. bulan setelah setelah Selatan Selatan
menerima upah kerja

32
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Dampak
Lingkungan yang Sumber Dampak Indikator / Parameter Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Patau Waktu dan Frekuensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Dipantau
• DLH Prov. • DLH Prov.
Sumatera Sumatera
Selatan Selatan

3. Keresahan Perekrutan tenaga • Tidak terjadi keresahan sosial di desa- • Bila terjadi keresahan perlu diadakan penjelasan/sosialisasi Desa Sukabumi Dilakukan paling lambat BBWS • Camat • Camat
Masyarakat kerja dan operasi desa daerah studi bahwa kegiatan ini membutuhkan tenaga kerja sesuai Kec. Tigadihaji satu bulan setelah Sumatera VIII Tigadihaji Tigadihaji
base camp • Rekomendasi kegiatan dan langkah keahlian. penerimaan tenaga • DLH Prov. • DLH Prov.
yang perlu dilaksanakan kepada • Pengumpulan data primer dan sekunder dengan survey. kerja Sumatera Sumatera
manajemen, bila pengelolaan dampak Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap Selatan Selatan
sosial belum tertangani dengan baik responden penduduk dan informan kunci menggunakan
kuesioner. Data sekunder dikumpulkan dari instansi terkait
seperti Pemerintah Desa dan Kecamatan yang
bersangkutan

B. Mobilisasi Alat dan Bahan Bangunan


1. Penurunan Mobilisasi alat • Zat pencemar (SO2, NOx, dan CO) • Melakukan sampling di lokasi kegiatan, titik sampling • U1, di lokasi Dilakukan paling lambat BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
Kualitas Udara dan bahan dan partikulat/debu, emisi dari ditentukan, letak tapak proyek/lokasi rencana kegiatan dan rencana satu minggu setelah Sumatera VIII Sumatera Sumatera
kendaraan pengangkut. Tolok ukur permukiman penduduk sekitar yang akan terkena dampak. bendungan. kegiatan berlangsung Selatan Selatan
dampak : bila zat pencemar • Hasil sampling dianalisis di Laboratorium. Hasil pengukuran • U2, di permukiman dan dipantau 3 bulan
partikulat/debu dari kegiatan telah kualitas udara yang telah dianalisis di Laboratorium dan jalan yang sekali.
melebihi baku mutu menurut terutama parameter SO2, NOx, CO dan debu yang dilalui angkutan
Peraturan Pemerintah No. 22 tahun diperkirakan terkena dampak dibanding baku mutu tsb. mobilisasi alat dan
2021 dibandingkan kondisi sebelum • Sample debu dianalisis di laboratorium gunakan metode bahan bangunan
ada proyek (angka baku mutu debu : gravimetri dan hasilnya dibandingkan dengan baku mutu • U3, di sekitar
230 g/m3). kualitas udara ambien menurut PPRI No.22 tahun 2021 rencana borrow
(Lampiran VII). area
• Nilai Baku Mutu Lingkungan sesuai • Analisis debu gunakan metode gravimetri; NOx, SO2, dan • U4, di permukiman
PPRI No.22 tahun 2021 (Lampiran CO masing-masing menggunakan metode analisis: Ds Sukabumi
VII): saltzman, paranosanilin dan NDIR
- NO2 : 200 µg/Nm3
- SO2 : 150 µg/Nm3 • Hasil analisis Udara Lingkungan :
- CO : 10.000 µg/Nm3 Lokasi U1 (Rencana Bendungan)
- Debu : 230 µg/Nm3 04037’11,08” S – 103052’48,37” T
- NO2 : 9,71 µg/Nm3
- SO2 : 5,15 µg/Nm3
- CO : 6,87 µg/Nm3
- Debu : 32,0 µg/Nm3

Lokasi U2 (Pemukiman dan Jalan yang dilalui


angkutan Mobilisasi Alat dan Bangunan)
04034’29,73” S – 103055’12,39” T
- NO2 : 17,06 µg/Nm3
- SO2 : 7,41 µg/Nm3
- CO : 1146 µg/Nm3
- Debu : 25,2 µg/Nm3

33
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Dampak
Lingkungan yang Sumber Dampak Indikator / Parameter Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Patau Waktu dan Frekuensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Dipantau
Lokasi U3 (Disekitar Borrow Area)
04036’25,58” S – 103053’15,21” T
- NO2 : 8,41 µg/Nm3
- SO2 : 6,47 µg/Nm3
- CO : 115 µg/Nm3
- Debu : 21,6 µg/Nm3

Lokasi U4 (Di Pemukiman Desa Sukabumi)


04036’31,37” S – 103053’15,61” T
- NO2 : 8,41 µg/Nm3
- SO2 : 5,34 µg/Nm3
- CO : 229 µg/Nm3
- Debu : 36,5 µg/Nm3

2. Peningkatan Mobilisasi alat • Parameternya kebisingan yang • Melakukan sampling di lokasi kegiatan dengan alat Sound • K1, di lokasi Dilakukan paling lambat • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
Intensitas dan bahan dihasilkan dari mobilisasi kendaraan. Level Meter, titik sampling ditentukan dengan pertimbangan rencana satu minggu setelah Sumatera Sumatera Sumatera
Kebisingan Tolok ukur dampak adalah intensitas arah angin dominan, letak tapak proyek/lokasi rencana bendungan. kegiatan berlangsung VIII Selatan Selatan
kebisingan yang terukur dibandingkan kegiatan, dan permukiman penduduk sekitar yang akan • K2, di pemukiman dan dipantau 3 bulan
tingkat kebisingan berdasarkan terkena dampak. dan jalan yang sekali.
Pergub Sumsel No. 17 tahun 2005 • Hasil analisis Udara Lingkungan : dilalui angkutan
(tingkat kebisingan untuk lingkungan Lokasi K1 (Rencana Bendungan) mobilisasi alat dan
pemerintahan dan fasilitas umum, 04037’11,08” S – 103052’48,37” T bahan bangunan
untuk lingkungan permukiman 55 - Noise : 52,9 dBA • K3, di sekitar
dBA). rencana borrow
• Nilai Baku Mutu Lingkungan : Lokasi K2 (Pemukiman dan Jalan yang dilalui angkutan area
- Noise : 55 dBA Mobilisasi Alat dan Bangunan) • K4, di pemukiman
04034’29,73” S – 103055’12,39” T Desa Sukabumi
- Noise : 55,3 dBA

Lokasi K3 (Disekitar Borrow Area)


04036’25,58” S – 103053’15,21” T
- Noise : 44,4 dBA

Lokasi K4 (Di Pemukiman Desa Sukabumi)


04036’31,37” S – 103053’15,61” T
- Noise : 56,5 dBA

3. Kerusakan Mobilisasi alat dan • Tidak adanya jalan yang rusak dan • Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan Ruas jalan Peninggiran - • Pantau kerusakan • BBWS • Dinas • Dinas
prasarana jalan bahan bangunan kotor di akses jalan sekitar lokasi dengan melihat ada tidaknya kerusakan jalan dan ceceran Sukabumi jalan tiap 3 bulan Sumatera Perhubungan Perhubungan
kegiatan dan jalur menuju/dari lokasi tanah di jalan keluar-masuk proyek dan tidak adanya sekali saat VIII Kab. OKU Kab. OKU
proyek pada saat dan pada akhir kendaraan yang digunakan proyek yang melebihi tonase. mobilisasi alat tahap Selatan Selatan
kegiatan mobilisasi peralatan dan konstruksi dimulai 1 • DLH Prov. • DLH Prov.
bahan bangunan bulan setelah Sumatera Sumatera
kegiatan berjalan. Selatan Selatan

34
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Dampak
Lingkungan yang Sumber Dampak Indikator / Parameter Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Patau Waktu dan Frekuensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Dipantau
• Memantau ceceran
tanah dilakukan
setiap hari selama
kegiatan mobilisasi
alat dan material.

C. Penyiapan Lahan
1. Adanya longsoran Penyiapan Lahan • Terjaganya stabilitas lereng dari • Melakukan pengamatan langsung di lapangan dengan Di lokasi kegiatan Pantau pemotongan • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
terjadinya runtuhan lereng atau melakukan pengontrolan terhadap pemotongan lereng, pematangan lahan untuk lereng dan pemadatan Sumatera Sumatera Sumatera
longsor pemadatan lahan konstruksi : jalan akses, pertama kali dilakukan VIII Selatan Selatan
• Melakukan wawancara dengan instansi/pihak ketiga yang bendungan dan satu-dua minggu
bertanggung jawab terkait pengelolaan lingkungan yang bangunan pelengkap setelah pelaksanaan
akan/ telah dilaksanakan. pekerjaan, dan
dilakukan setelah
hujan. Pemantauan
selanjutnya tiap bulan
bersamaan dengan
turunnya hujan, pada
musim hujan.

2. Peningkatan Air Penyiapan Lahan • Pengurangan air larian yang dapat • Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan Di lokasi kegiatan Pemantauan volume air • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
larianan membebani kapasitas badan air dengan melakukan pengontrolan terhadap saluran pematangan lahan untuk larian pertama kali Sumatera Sumatera Sumatera
penerima (sungai Selabung) drainase, dan melakukan pengukuran debit pada sungai konstruksi : jalan akses, dilaksanakan satu-dua VIII Selatan Selatan
terdekat. besaran debit kemudian dibandingkan sebelum bendungan dan minggu setelah
ada kegiatan. bangunan pelengkap penyiapan lahan, dan
• Melakukan wawancara dengan instansi/ pihak ketiga yang hingga S.Selabung setelah hujan.
bertanggung jawab terkait pengelolaan lingkungan yang Pemantauan
akan/ telah dilaksanakan. selanjutnya setiap
bulan bersamaan
dengan turunnya hujan,
selama musim hujan.

3. Peningkatan erosi Penyiapan Lahan • Tercegah terjadinya peningkatan • Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan Di lokasi kegiatan Pemantauan erosi • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
lahan tingkat erosi, kekeruhan air dengan melakukan pengontrolan terhadap saluran pematangan lahan untuk pertama kali dilakukan Sumatera Sumatera Sumatera
permukaan dan sedimentasi pada drainase, dan melakukan pengukuran debit pada sungai konstruksi : jalan akses, satu-dua minggu VIII Selatan Selatan
aliran badan air penerima (sungai) terdekat. besaran debit kemudian dibandingkan sebelum bendungan dan setelah penyiapan
ada kegiatan. bangunan pelengkap lahan, dan setelah
• Melakukan wawancara dengan instansi/ pihak ketiga yang hujan. Pemantauan
bertanggung jawab terkait pengelolaan lingkungan yang selanjutnya setiap
akan/ telah dilaksanakan. bulan bersamaan
turunnya hujan, selama
musim hujan.

35
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Dampak
Lingkungan yang Sumber Dampak Indikator / Parameter Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Patau Waktu dan Frekuensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Dipantau
4. Timbulnya Penyiapan Lahan • Tercegah terjadinya peningkatan • Melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap Di lokasi kegiatan Frekuensi pemantauan • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
sedimentasi sedimentasi pada aliran badan air kemungkinan adanya erosi dan sedimentasi di tepi lokasi pematangan lahan dilakukan setiap 3 Sumatera Sumatera Sumatera
penerima (sungai) pembersihan lahan hingga Sungai Selabung bulan sekali selama VIII Selatan Selatan
• Melakukan wawancara dengan instansi/ pihak ketiga yang kegiatan pembersihan
bertanggungjawab terkait pengelolaan lingkungan yang lahan
akan/telah dilaksanakan

5. Timbulan limbah Penyiapan Lahan • Timbulan limbah padat bisa dipantau • Memantau kondisi disposal area apa masih memadai Di lokasi pematangan Setiap 3 bulan sekali • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
padat dengan baik • Memantau sistem pengangkutan limbah padat ke disposal lahan utk konstruksi : Sumatera Sumatera Sumatera
area jalan akses, bendungan VIII Selatan Selatan
• Memantau efektivitas pengelolaan yang telah diterapkan dan bangunan
pelengkap

6. Hilangnya flora Penyiapan Lahan • Mempertahankan keanekaragaman • Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey dan Di lokasi pematangan Sekali setelah selesai • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
flora agar kestabilan ekosistem di pengamatan langsung di lokasi kegiatan. Data yang didapat lahan utk konstruksi : penyiapan lahan Sumatera Sumatera Sumatera
sekitar kegiatan tetap terjaga kemudian dianalisis secara semi kuantitatif dan jalan akses, bendungan VIII Selatan Selatan
dibandingkan dengan data yang telah diambil sebelumnya dan bangunan
pelengkap

D. Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Bendungan


1. Peningkatan Air Pembangunan • Pengurangan air larian yang dapat • Pengamatan secara langsung di lapangan dengan Di lokasi kegiatan Volume air larian • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
larianan Sarana dan membebani kapasitas badan air pengontrolan terhadap saluran drainase, dan pengukuran konstruksi bangunan pertama kali dipantau Sumatera Sumatera Sumatera
Prasarana penerima (sungai Selabung) debit pada sungai terdekat. besaran debit kemudian pelengkap satu-dua minggu VIII Selatan Selatan
Bendungan dibandingkan sebelum ada kegiatan. setelah penyiapan
• Melakukan wawancara dengan instansi/ pihak ketiga yang lahan, dan setelah
bertanggung jawab terkait pengelolaan lingkungan yang hujan. Pemantauan
akan/ telah dilaksanakan. selanjutnya setiap
bulan bersamaan
turunnya hujan, selama
musim hujan.

E. Kegiatan Penggenangan Waduk


1. Timbulan limbah Penggenangan • Pohon-pohon perdu dan herba pada • Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan Di sekitar lokasi Tiap 6 bulan selama • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
padat Waduk areal genangan seluas 442,41 ha • Wawancara dengan instansi/pihak ketiga yang bertanggung kegiatan atau areal selama kegiatan Sumatera Sumatera Sumatera
bisa dikelola dengan baik jawab terkait pengelolaan lingkungan yang akan/telah waduk di Desa penggenangan dan VIII Selatan Selatan
dilaksanakan Sukabumi di Kec. pengoperasian
Tigadihaji bendungan /waduk
pada tahap operasi.

2. Berkurangnya Penggenangan • Mempertahankan keaneka-ragaman • Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey dan Di sekitar lokasi Sekali setelah selesai • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
populasi flora Waduk flora agar kestabilan ekosistem di pengamatan langsung di lokasi kegiatan. Data yang didapat kegiatan atau areal penggenangan waduk Sumatera Sumatera Sumatera
sekitar kegiatan tetap terjaga kemudian dianalisis secara semi kuantitatif dan waduk di Desa VIII Selatan Selatan
dibandingkan dengan data yang telah diambil sebelumnya Sukabumi di Kec.
Tigadihaji

36
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Dampak
Lingkungan yang Sumber Dampak Indikator / Parameter Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Patau Waktu dan Frekuensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Dipantau
3. Migrasi Fauna Penggenangan • Mempertahankan keanekaragaman • Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey dan Di sekitar lokasi Sekali setelah selesai • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
Waduk flora dan fauna agar kestabilan pengamatan langsung di lokasi kegiatan. Data yang didapat kegiatan atau areal penggenangan waduk Sumatera Sumatera Sumatera
ekosistem di sekitar kegiatan tetap kemudian dianalisis secara semi kuantitatif dan waduk di Desa VIII Selatan Selatan
terjaga dibandingkan dengan data yang telah diambil sebelumnya Sukabumi di Kec.
Tigadihaji

4. Peningkatan Penggenangan • Banyaknya biota air pada areal • Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan Di sekitar lokasi Tiap 6 bulan selama • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
populasi biota air Waduk genangan/waduk seluas 468 ha • Wawancara dengan instansi yang bertanggung jawab kegiatan atau areal selama pengoperasian Sumatera Sumatera Sumatera
terkait pengelolaan lingkungan yang akan/telah waduk di Desa bendungan /waduk VIII Selatan Selatan
dilaksanakan Sukabumi di Kec. pada tahap operasi.
Tigadihaji

3.1.3 Tahap Pasca Konstruksi


B. Pengoperasian Bendungan
1. Peningkatan Pengoperasian • Banyaknya gulma air pada areal • Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan Di sekitar lokasi Dilaksanakan selama • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
gulma air Bendungan genangan/waduk seluas 442,41 ha • Wawancara dengan instansi/pihak ketiga yang bertanggung kegiatan atau areal selama kegiatan Sumatera Sumatera Sumatera
bisa dikelola dengan baik jawab terkait pengelolaan lingkungan yang akan/telah waduk di Desa penggenangan dan VIII Selatan Selatan
dilaksanakan Sukabumi di Kec. pengoperasian
Tigadihaji bendungan /waduk
pada tahap operasi.

3.2 RPL berdasarkan Dampak Tidak Penting Hipotetik


3.2.1 Tahap Konstruksi
A. Penyiapan Lahan
1. Penurunan Penyiapan lahan • Meningkatnya nilai TSS dan TDS • Pengambilan sampling air permukaan, kemudian dianalisis AP1 = S. Selabung di Dilakukan paling lambat • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah dan hasilnya dibandingkan dengan PPRI No 22, 2021 bagian hulu lokasi satu minggu setelah Sumatera Sumatera Sumatera
permukaan No. 22 tahun 2021 (Lampiran VI) Lampiran VI Kelas IV. bendungan. kegiatan berlangsung VIII Selatan Selatan
• PP No. 22 tahun 2021 (Lampiran VI), • Hasil analisis Air Permukaan : AP2 = S. Selabung di dan dipantau 3 bulan
Baku Mutu Air Permukaan (Kelas I) : Sungai Selabung Bagian Hulu (AP 1) bagian hilir lokasi sekali
- Temperatur : deviasi 3 04039’16,20” S – 103051’40,38” T bendungan
- TDS : 1000 mg/L - Temperatur : 26,6 ºC
- TSS : 40 mg/L - TDS : 86,5 mg/L
- pH : 6–9 - TSS : 8,5 mg/L
- Besi terlarut (Fe) : 0,3 mg/L - pH : 6,8
- Mangan (Mn) : 0,1 mg/L - Besi terlarut (Fe) : 0,18 mg/L
- Seng (Zn) : 0,05 mg/L - Mangan terlarut (Mn) : 0,052 mg/L
- Cadmium (Cd) : 0,1 mg/L - Seng (Zn) : 0,017 mg/L
- Raksa (Hg) : 0,001 mg/L - Cadmium terlarut (Cd) : <0,002 mg/L
- Timbal (Pb) : 0,3 mg/L - Raksa (Hg) : <0,0002 mg/L
- Sulfat (SO4) : 300 mg/L - Timbal terlarut (Pb) : <0,002 mg/L
- Arsen (As) : 0,05 mg/L - Sulfat (SO4) : 15,42 mg/L
- Selenium (Se) : 0,01 mg/L - Arsen (As) : <0,002 mg/L
- Sianida (CN) : 0,02 mg/L - Selenium terlarut (Se) : <0,002 mg/L
- Fluorida (F) : 1 mg/L - Sianida (CN) : <0,002 mg/L
- Klorida (Cl) : 300 mg/L - Fluorida (F) : 0,14 mg/L

37
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Dampak
Lingkungan yang Sumber Dampak Indikator / Parameter Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Patau Waktu dan Frekuensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Dipantau
- Amonia (NH3) : 0,1 mg/L - Klorida (Cl) : 6,50 mg/L
- Nitrat (NO3) : 10 mg/L - Amonia bebas (NH3) : 0,033 mg/L
- Nitrit (NO2) : 0,06 mg/L - Nitrat (NO3) : 0,420 mg/L
- BOD5 : 2 mg/L - Nitrit (NO2) : 0,029 mg/L
- COD : 10 mg/L - BOD5 : 1,2 mg/L
- DO : 6 mg/L - COD : 6,4 mg/L
- Tembaga (Cu) : 0,02 mg/L - Disolved oksigen (DO) : 5,2 mg/L
- Cobalt (Co) : 0,2 mg/L - Tembaga terlaut (Cu) : <0,002 mg/L
- Sulfida (H2S) : 0,002 mg/L - Cobalt terlarut (Co) : <0,002 mg/L
- Fosfat (PO4) : 0,2 mg/L - Sulfida (H2S) : <0,002 mg/L
- Minyak dan Lemak : 1 mg/L - Fosfat (PO4) : 0,153 mg/L
- Detergen : 0,2 mg/L - Minyak dan Lemak : <1 mg/L
- Fenol : 0,002 mg/L - Detergen : <1 mg/L
- Barium (Ba) : 1,0 mg/L - Fenol : <0,1 mg/L
- Boron (B) : 1,0 mg/L - Barium (Ba) : <0,1 mg/L
- Cr6+ : 0,05 mg/L - Boron (B) : <0,1 mg/L
- Khlorin bebas (Cl2) : 0,03 mg/L - Khromium Val. 6 (Cr6+) :<0,0016 mg/L
- Fecal Coliform : 100 Jml/100 mL - Khlorin bebas (Cl2) : <0,03 mg/L
- Total Coliform :1000 Jml/100 mL - Fecal Coliform : 72 Jml/100 mL
- Total Coliform : 880 Jml/100 mL
Sungai Selabung Bagian Hilir (AP 2)
04036’52,83” S – 103053’07,82” T
- Temperatur : 27,3 ºC
- TDS : 68,5 mg/L
- TSS : 5,3 mg/L
- pH : 7,2
- Besi terlarut (Fe) : 0,12 mg/L
- Mangan terlarut (Mn) : 0,029 mg/L
- Seng (Zn) : 0,03 mg/L
- Cadmium terlarut (Cd) : <0,002 mg/L
- Raksa (Hg) : <0,0002 mg/L
- Timbal terlarut (Pb) : <0,002 mg/L
- Sulfat (SO4) : 17,03 mg/L
- Arsen (As) : <0,002 mg/L
- Selenium terlarut (Se) : <0,002 mg/L
- Sianida (CN) : <0,002 mg/L
- Fluorida (F) : 0,7 mg/L
- Klorida (Cl) : 5,88 mg/L
- Amonia bebas (NH3) : 0,058 mg/L
- Nitrat (NO3) : 0,420 mg/L
- Nitrit (NO2) : 0,036 mg/L
- BOD5 : 1,8 mg/L
- COD : 6,5 mg/L
- Disolved oksigen (DO) : 4,9 mg/L
- Tembaga terlaut (Cu) : <0,002 mg/L
- Cobalt terlarut (Co) : <0,002 mg/L

38
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Dampak
Lingkungan yang Sumber Dampak Indikator / Parameter Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Patau Waktu dan Frekuensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Dipantau
- Sulfida (H2S) : <0,002 mg/L
- Fosfat (PO4) : 0,132 mg/L
- Minyak dan Lemak : <1 mg/L
- Detergen : <1 mg/L
- Fenol : <0,1 mg/L
- Barium (Ba) : <0,1 mg/L
- Boron (B) : <0,1 mg/L
- Khromium Val. 6 (Cr6+) :<0,0016 mg/L
- Khlorin bebas (Cl2) : <0,03 mg/L
- Fecal Coliform : 87 Jml/100 mL
- Total Coliform : 760 Jml/100 mL

2. Terganggunya Penyiapan lahan • Mempertahankan keanekaragaman • Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey dan Di sekitar lokasi Sekali setelah selesai • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
fauna flora dan fauna agar kestabilan pengamatan langsung di lokasi kegiatan. Data yang didapat penyiapan lahan penyiapan lahan Sumatera Sumatera Sumatera
ekosistem di sekitar kegiatan tetap kemudian dianalisis secara semi kuantitatif dan VIII Selatan Selatan
terjaga dibandingkan dengan data yang telah diambil sebelumnya

B. Pembuatan Jalan Akses


1. Peningkatan Pembuatan Jalan • Tercegah terjadinya peningkatan • Pengamatan secara langsung di lapangan dengan Di lokasi kegiatan Pemantauan erosi • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
erosi lahan Akses tingkat erosi, kekeruhan air pengontrolan terhadap saluran drainase, dan melakukan konstruksi jalan akses pertama kali dilakukan Sumatera Sumatera Sumatera
permukaan dan sedimentasi pada pengukuran debit pada sungai terdekat. besaran debit satu-dua minggu VIII Selatan Selatan
aliran badan air penerima (sungai) kemudian dibandingkan sebelum ada kegiatan. setelah penyiapan
• Melakukan wawancara dengan instansi/ pihak ketiga yang lahan, dan setelah
bertanggung jawab terkait pengelolaan lingkungan yang hujan. Pemantauan
akan/ telah dilaksanakan. selanjutnya setiap
bulan bersamaan
dengan turunnya hujan,
selama musim hujan.

2. Timbulnya Pembuatan jalan • Tercegah terjadinya peningkatan • Melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap Di lokasi kegiatan jalan Frekuensi pemantauan • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
sedimentasi akses sedimentasi pada aliran badan air kemungkinan adanya erosi dan sedimentasi di tepi lokasi akses hingga Sungai dilakukan setiap 3 Sumatera Sumatera Sumatera
penerima (sungai) pembersihan lahan Selabung bulan sekali selama VIII Selatan Selatan
• Melakukan wawancara dengan instansi/ pihak ketiga yang kegiatan pembuatan
bertanggungjawab terkait pengelolaan lingkungan yang jalan akses
akan/telah dilaksanakan

C. Kegiatan Penggenangan Waduk


1. Timbulnya Penggenangan • Tercegah terjadinya peningkatan • Melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap Di lokasi waduk Frekuensi pemantauan • BBWS • DLH Prov. • DLH Prov.
sedimentasi waduk sedimentasi pada aliran badan air kemungkinan adanya erosi dan sedimentasi di tepi lokasi dilakukan setiap 3 Sumatera Sumatera Sumatera
penerima (sungai) pembersihan lahan bulan sekali selama VIII Selatan Selatan
• Melakukan wawancara dengan instansi/ pihak ketiga yang kegiatan
bertanggungjawab terkait pengelolaan lingkungan yang penggenangan waduk
akan/telah dilaksanakan

39
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Dampak
Lingkungan yang Sumber Dampak Indikator / Parameter Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Patau Waktu dan Frekuensi Pelaksana Pengawas Pelaporan
Dipantau
3.2.2 Tahap Pasca Operasi
A. Studi Evaluasi terhadap kondisi Bendungan, sarana dan prasarananya
1. Keresahan Studi Evaluasi • Tidak terjadi keresahan dan • Bila terjadi keresahan perlu diadakan penjelasan/sosialisasi Desa Sukabumi dan Sekali ketika pasca • BBWS • Camat • Camat
masyarakat terhadap kondisi kekhawatiran tentang bahaya bahwa kondisi bendungan baik dan selalu dipantau. sekitarnya, khususnya operasi Sumatera Tigadihaji Tigadihaji
Bendungan, bangunan bendungan yang sudah desa Kuripan dan VIII • DLH Prov. • DLH Prov.
sarana dan melewati batas umur bangunan Surabaya Sumatera Sumatera
prasarananya Selatan Selatan

40
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

41
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

42
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

BAGIAN IV
EVALUASI

Untuk memenuhi kewajiban pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan dan pemantauan


lingkungan seperti yang tertuang dalam dokumen ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pembangunan Bendungan Tiga
Dihaji di Kabupaten OKU Selatan, maka Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII (BBWS Sumatera
VIII) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat secara
rutin melakukan pemantaun lingkungan. Pemantauan yang dilakukan yaitu pemantauan terhadap
limbah/cemaran meliputi pemantauan terhadap limbah padat, limbah cair, kualitas udara (gas dan debu),
kebisingan, serta pemantuan terhadap lingkungan sosial masyarakat.
Adapun rencana pengelolaan lingkungan yang tertera dalam kajian RKL/RPL dalam dokumen
lingkungan yang dimiliki merupakan evaluasi dari rencana dan realisasi pengelolaan lingkungan untuk
tahun berjalan 2021 yakni pada periode Semester Kedua, pada bulan Juli hingga bulan Desember yang
dilaporkan di dalam dokumen monitoring ini. Sehingga evaluasi dalarn dokumen ini adalah pemantauan
terhadap komponen lingkungan pada periode pelaksanaan RKL dan RPL tahapan Konstruksi pada
jangka waktu bulan Juli hingga Desember 2021, yang meliputi pemantauan untuk komponen lingkungan
Fisik-Kimia serta Aspek Sosial yang mencakup Persepsi Masyarakat dan Kondisi Lingkungan di dalam
lingkup studi AMDAL.
Kajian hasil monitoring lingkungan selanjutnya dapat dijadikan bahan olahan data bagi perbaikan
rencana kegiatan kedepannya. Hal ini guna menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup di sekitar
wilayah kegiatan tetap terjaga dengan baik, baik lingkungan hidup maupun masyarakat sekitarnya.
Pemantauan juga dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII (BBWS Sumatera VIII)
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai
dengan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang tertera dalam dokumen lingkungan. Sehingga
kesesuaiannya dapat dikaji dan dijadikan pedoman perbaikan kegiatan pengelolaan lingkungan. Hasil
pemantauan kualitas lingkungan yang telah dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII
(BBWS Sumatera VIII) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat menunjukkan kecenderungan sebagai berikut :

4.1. Faktor Fisik-Kimia


4.1.1. Kualitas Udara
➢ Parameter Debu
Data kualitas udara dari parameter debu dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan debu dari kegiatan pengangkutan alat berat, hasil galian, dan sedimen
hasil operasi dan pemeliharaan menuju disposal area. Uji kualitas udara untuk kegiatan konstruksi
dilakukan di lokasi rencana bendungan, di pemukiman dan jalan yang dilalui angkutan mobilisasi
alat dan bangunan, di sekitar borrow area dan di pemukiman Desa Sukabumi. Pengukuran
dilakukan untuk mengetahui konsentrasi debu ambien sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan
pada tahap konstruksi di wilayah studi. Hasil pengukuran kualitas udara (debu) di wilayah studi
seperti yang disampaikan pada Grafik 4.1.
Berdasarkan Gambar 4.1., konsentrasi debu (TSP) hasil pengujian pada keempat lokasi
yang sesuai dengan studi AMDAL cenderung lebih rendah dibandingkan hasil pengujian pada
periode Semester I - 2021. Secara umum, hasil analisis pada Semester II - 2021 masih memenuhi
baku mutu sesuai PP No. 22 Tahun 2021 Lampiran VII (230 µg/Nm3).

43
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Grafik Debu
100
90
80
Kadar Debu (µg/m³)

70
60
50
40
30
20
10
0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021

U1 U2 U3 U4 Baku Mutu : 230 µg/m³

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi U1 (Rencana Bendungan) 04037’11,08” S – 103052’48,37” T
Lokasi U2 (Pemukiman dan Jalan yang dilalui angkutan Mobilisasi Alat dan Bangunan) 04034’29,73” S – 103055’12,39” T
Lokasi U3 (Disekitar Borrow Area) 04036’25,58” S – 103053’15,21” T
Lokasi U4 (Di Pemukiman Desa Sukabumi) 04 036’31,37” S – 103053’15,61” T
Gambar 4.1. Grafik Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien (Debu) di Wilayah Studi

➢ Parameter SO2

Grafik SO2
100
90
80
Kadar SO2 (µg/m³)

70
60
50
40
30
20
10
0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021

U1 U2 U3 U4 Baku Mutu : 150 µg/m³

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi U1 (Rencana Bendungan) 04037’11,08” S – 103052’48,37” T
Lokasi U2 (Pemukiman dan Jalan yang dilalui angkutan Mobilisasi Alat dan Bangunan) 04034’29,73” S – 103055’12,39” T
Lokasi U3 (Disekitar Borrow Area) 04036’25,58” S – 103053’15,21” T
Lokasi U4 (Di Pemukiman Desa Sukabumi) 04 036’31,37” S – 103053’15,61” T
Gambar 4.2. Grafik Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien (SO2) di Wilayah Studi

Data kualitas udara dari parameter SO2 dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan gas SO2 dari aktifitas pengangkutan alat berat, hasil galian, dan sedimen
hasil operasi dan pemeliharaan menuju disposal area. Uji kualitas udara untuk kegiatan konstruksi
dilakukan di lokasi rencana bendungan, di pemukiman dan jalan yang dilalui angkutan mobilisasi
alat dan bangunan, di sekitar borrow area dan di pemukiman Desa Sukabumi. Pengukuran
dilakukan untuk mengetahui konsentrasi SO2 di udara ambien sebagai rona lingkungan yang
dilanjutkan pada tahap konstruksi di wilayah studi. Hasil pengukuran kualitas udara (debu) di
wilayah studi seperti yang disampaikan pada Grafik 4.2.

44
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Berdasarkan Gambar 4.2., konsentrasi SO2 hasil pengujian pada keempat lokasi yang
sesuai dengan studi AMDAL cenderung lebih rendah dibandingkan hasil pengujian pada periode
Semester I - 2021. Secara umum, hasil analisis pada Semester II - 2021 masih memenuhi baku
mutu sesuai PP No. 22 Tahun 2021 Lampiran VII (150 µg/Nm3).

➢ Parameter NO2
Data kualitas udara dari parameter NO2 dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan gas NO2 dari aktifitas pengangkutan alat berat, hasil galian, dan sedimen
hasil operasi dan pemeliharaan menuju disposal area. Uji kualitas udara untuk kegiatan konstruksi
dilakukan di lokasi rencana bendungan, di pemukiman dan jalan yang dilalui angkutan mobilisasi
alat dan bangunan, di sekitar borrow area dan di pemukiman Desa Sukabumi. Pengukuran
dilakukan untuk mengetahui konsentrasi NO2 di udara ambien sebagai rona lingkungan yang
dilanjutkan pada tahap konstruksi di wilayah studi. Hasil pengukuran kualitas udara (debu) di
wilayah studi seperti yang disampaikan pada Grafik 4.3.

Grafik NO2
120

100
Kadar NO2 (µg/m³)

80

60

40

20

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021
U1 U2 U3 U4 Baku Mutu : 200 µg/m³

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi U1 (Rencana Bendungan) 04037’11,08” S – 103052’48,37” T
Lokasi U2 (Pemukiman dan Jalan yang dilalui angkutan Mobilisasi Alat dan Bangunan) 04 034’29,73” S – 103055’12,39” T
Lokasi U3 (Disekitar Borrow Area) 04036’25,58” S – 103053’15,21” T
Lokasi U4 (Di Pemukiman Desa Sukabumi) 04 036’31,37” S – 103053’15,61” T

Gambar 4.3. Grafik Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien (NO2) di Wilayah Studi

Berdasarkan Gambar 4.3., konsentrasi NO2 hasil pengujian pada keempat lokasi yang
sesuai dengan studi AMDAL fluktuatif cenderung lebih rendah dan lebih tinggi dibandingkan hasil
pengujian pada periode Semester I - 2021. Secara umum, hasil analisis pada Semester II - 2021
masih memenuhi baku mutu sesuai PP No. 22 Tahun 2021, Lampiran VII (200 µg/Nm3).

➢ Parameter CO
Data kualitas udara dari parameter CO dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan gas CO dari aktifitas pengangkutan alat berat, hasil galian, dan sedimen
hasil operasi dan pemeliharaan menuju disposal area. Uji kualitas udara untuk kegiatan konstruksi
dilakukan di lokasi rencana bendungan, di pemukiman dan jalan yang dilalui angkutan mobilisasi
alat dan bangunan, di sekitar borrow area dan di pemukiman Desa Sukabumi. Pengukuran
dilakukan untuk mengetahui konsentrasi CO di udara ambien sebagai rona lingkungan yang

45
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

dilanjutkan pada tahap konstruksi di wilayah studi. Hasil pengukuran kualitas udara (debu) di
wilayah studi seperti yang disampaikan pada Grafik 4.3.

Grafik CO
4000

3500

3000
Kadar CO (µg/m³)

2500

2000

1500

1000

500

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021
U1 U2 U3 U4 Baku Mutu : 10.000 µg/m³

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi U1 (Rencana Bendungan) 04037’11,08” S – 103052’48,37” T
Lokasi U2 (Pemukiman dan Jalan yang dilalui angkutan Mobilisasi Alat dan Bangunan) 04 034’29,73” S – 103055’12,39” T
Lokasi U3 (Disekitar Borrow Area) 04036’25,58” S – 103053’15,21” T
Lokasi U4 (Di Pemukiman Desa Sukabumi) 04 036’31,37” S – 103053’15,61” T

Gambar 4.4. Grafik Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien (CO) di Wilayah Studi

Berdasarkan Gambar 4.4., konsentrasi CO hasil pengujian pada keempat lokasi yang
sesuai dengan studi AMDAL cenderung lebih rendah dibandingkan hasil pengujian pada periode
Semester I - 2021. Secara umum, hasil analisis pada Semester II - 2021 masih memenuhi baku
mutu sesuai PPRI No. 22 Tahun 2021, Lampiran VII (10.000 µg/Nm3).

4.1.2. Intensitas Kebisingan


Data intensitas kebisingan dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap prediksi dampak
kebisingan dari kegiatan pengangkutan alat berat, pengangkutan galian hasil pembangunan
Bendungan Tiga Dihaji dimana hasil galian ini akan diangkut menuju disposal area.
Pengukuran tingkat kebisingan sama dengan pengukuran kualitas udara dilakukan di 4 titik
yang mewakili jalan yang dilewati kendaraan pengangkutan alat berat dan galian, yaitu di di lokasi
rencana bendungan, di pemukiman dan jalan yang dilalui angkutan mobilisasi alat dan bangunan,
di sekitar borrow area dan di pemukiman Desa Sukabumi. Pengukuran dilakukan ±1 meter dari sisi
jalan, pengukuran dilakukan setiap 5 detik dalam 10 menit selama 24 jam.
Hasil pengukuran kebisingan akan dibandingkan dengan baku mutu yang dipersayaratkan,
yaitu Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 17 tahun 2005 tentang Baku Mutu Tingkat Ambien
dan Baku Mutu Kebisingan dengan baku mutu kebisingan untuk area pemerintahan dan fasilitas
umum 55 dBA. Hasil pengukuran kebisingan dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Berdasarkan Gambar 4.5., tingkat kebisingan sesaat dari hasil pengukuran di Lokasi K1
(Rencana Bendungan), Lokasi K2 (Pemukiman dan Jalan yang dilalui angkutan Mobilisasi Alat dan
Bangunan), Lokasi K3 (Disekitar Borrow Area), dan Lokasi K4 (Di Pemukiman Desa Sukabumi)
berturut-turut sebesar 52,9 dBA, 55,3 dBA, 44,4 dBA dan 56,5 dBA. Hasil analisis di periode
Semester II tahun 2021 fluktuatif cenderung lebih tinggi dan lebih rendah dibandingkan pada
Semester I tahun 2021. Tingkat kebisingan di seluruh titik pengambilan sampling telah melebihi

46
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

baku tingkat kebisingan untuk kawasan pemukiman (55 dBA), hal tersebut disebabkan oleh aktifitas
pengguna jalan yang cenderung ramai pada waktu tertentu.

Grafik Kebisingan Lingkungan


65
Intensitas Kebisingan (dBA)

60

55

50

45

40
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021
K1 K2 K3 K4 Baku mutu : 55 dBA

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi K1 (Rencana Bendungan) 04037’11,08” S – 103052’48,37” T
Lokasi K2 (Pemukiman dan Jalan yang dilalui angkutan Mobilisasi Alat dan Bangunan) 04 034’29,73” S – 103055’12,39” T
Lokasi K3 (Disekitar Borrow Area) 04036’25,58” S – 103053’15,21” T
Lokasi K4 (Di Pemukiman Desa Sukabumi) 04036’31,37” S – 103053’15,61” T

Gambar 4.5. Grafik Hasil Analisis Intensitas Kebisingan di Wilayah Studi

4.1.3. Kualitas Air Permukaan


➢ Parameter Total Disolved Solid (TDS)

Grafik TDS
350

300

250
Kadar TDS (mg/L)

200

150

100

50

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021
AP1 AP2 Baku Mutu = 1000 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.6. Grafik Hasil Analisis Parameter TDS Air Permukaan di Wilayah Studi

Data kualitas air permukaan parameter TDS dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan operasional
bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai Selabung sebelum
bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui

47
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

konsentrasi TDS sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap konstruksi di wilayah studi.
Hasil pengukuran kualitas TDS di wilayah studi seperti yang disampaikan pada Grafik 4.6.
Berdasarkan Gambar 4.6., konsentrasi TDS hasil pengujian pada kedua lokasi yang sesuai
dengan studi AMDAL cenderung lebih rendah dibandingkan hasil pengujian pada periode
Semester I-2021. Secara umum, hasil analisis pada Semester II-2021 masih memenuhi baku mutu
sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI, Kelas 1 (1000 mg/L).

➢ Parameter Total Suspended Solid (TSS)


Data kualitas air permukaan parameter TSS dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan operasional
bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai Selabung sebelum
bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui
konsentrasi TSS sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap konstruksi di wilayah studi.
Hasil pengukuran kualitas TSS di wilayah studi seperti yang disampaikan pada Grafik 4.7.

Grafik TSS
45

40

35
Kadar TSS (mg/L)

30

25

20

15

10

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021

AP1 AP2 Baku Mutu = 40 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.7. Grafik Hasil Analisis Parameter TSS Air Permukaan di Wilayah Studi

Berdasarkan Gambar 4.7., konsentrasi TSS hasil pengujian pada kedua lokasi yang sesuai
dengan studi AMDAL fluktuatif cenderung lebih rendah dan lebih tinggi dibandingkan hasil
pengujian pada periode Semester I-2021. Namun demikian, hasil analisis pada Semester II-2021
masih memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI,
Kelas 1 (40 mg/L).

➢ Parameter pH
Data kualitas air permukaan parameter pH dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan operasional
bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai Selabung sebelum
bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui
konsentrasi pH sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap konstruksi di wilayah studi.
Hasil pengukuran kualitas pH di wilayah studi seperti yang disampaikan pada Grafik 4.8.

48
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Grafik pH
10

7
Kadar pH

3
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021

AP1 AP2 Baku Mutu Minimal Baku Mutu Maksimal

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.8. Grafik Hasil Analisis Parameter pH Air Permukaan di Wilayah Studi

Berdasarkan Gambar 4.8., konsentrasi pH hasil pengujian pada kedua lokasi yang sesuai
dengan studi AMDAL fluktuatif cenderung lebih sama dan lebih rendah dibandingkan hasil
pengujian pada periode Semester I-2021. Namun demikian, hasil analisis pada Semester II-2021
masih memenuhi rentang baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran
VI, Kelas 1 (6 – 9).

➢ Parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD)

Grafik BOD
2,5

2
Kadar BOD (mg/L)

1,5

0,5

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021

AP1 AP2 Baku Mutu = 2 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.9. Grafik Hasil Analisis Parameter BOD Air Permukaan di Wilayah Studi

Data kualitas air permukaan parameter BOD dikumpulkan untuk menunjang analisa
terhadap prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan
operasional bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai

49
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Selabung sebelum bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan
untuk mengetahui konsentrasi BOD sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap
konstruksi di wilayah studi. Hasil pengukuran kualitas BOD di wilayah studi seperti yang
disampaikan pada Grafik 4.9.
Berdasarkan Gambar 4.9., konsentrasi BOD hasil pengujian pada kedua lokasi yang sesuai
dengan studi AMDAL fluktuatif cenderung lebih rendah dan lebih tinggi dibandingkan hasil
pengujian pada periode Semester I-2021. Namun demikian, hasil analisis pada Semester II-2021
masih memenuhi rentang baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran
VI, Kelas 1 (2 mg/L).

➢ Parameter Chemical Oxygen Demand (COD)


Data kualitas air permukaan parameter COD dikumpulkan untuk menunjang analisa
terhadap prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan
operasional bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai
Selabung sebelum bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan
untuk mengetahui konsentrasi COD sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap
konstruksi di wilayah studi. Hasil pengukuran kualitas COD di wilayah studi seperti yang
disampaikan pada Grafik 4.10.

Grafik COD
12

10
Kadar COD (mg/L)

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021

AP1 AP2 Baku Mutu = 10 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T
Gambar 4.10. Grafik Hasil Analisis Parameter COD Air Permukaan di Wilayah Studi

Berdasarkan Gambar 4.9., konsentrasi COD hasil pengujian pada kedua lokasi yang sesuai
dengan studi AMDAL cenderung lebih rendah dibandingkan hasil pengujian pada periode
Semester I-2021. Hasil analisis pada Semester II-2021 masih memenuhi rentang baku mutu sesuai
Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI, Kelas 1 (10 mg/L).

➢ Parameter Disolved Oxygen (DO)


Data kualitas air permukaan parameter DO dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan operasional
bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai Selabung sebelum
bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui

50
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

konsentrasi DO sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap konstruksi di wilayah studi.
Semakin tinggi DO, maka ekosistem sungai Sinabung akan tetap terjaga. Hasil pengukuran
kualitas DO di wilayah studi seperti yang disampaikan pada Grafik 4.11.

Grafik DO
10
9
8
Kadar DO (mg/L)

7
6
5
4
3
2
1
0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021

AP1 AP2 Baku Mutu ≥ 6 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.11. Grafik Hasil Analisis Parameter DO Air Permukaan di Wilayah Studi

Berdasarkan Gambar 4.11., konsentrasi DO hasil pengujian pada kedua lokasi yang sesuai
dengan studi AMDAL cenderung lebih rendah dibandingkan hasil pengujian pada periode
Semester I-2020. Hasil analisis pada Semester II-2021 tidak memenuhi baku mutu sesuai
Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI, Kelas 1 (≥ 6 mg/L).

➢ Parameter Fosfat

Grafik Fosfat
0,25

0,2
Kadar Fosfat (mg/L)

0,15

0,1

0,05

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021

AP1 AP2 Baku Mutu = 0,2 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.12. Grafik Hasil Analisis Parameter Fosfat Air Permukaan di Wilayah Studi

51
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Data kualitas air permukaan parameter Fosfat dikumpulkan untuk menunjang analisa
terhadap prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan
operasional bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai
Selabung sebelum bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan
untuk mengetahui konsentrasi Fosfat sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap
konstruksi di wilayah studi. Semakin tinggi Fosfat, maka dapat mengakibatkan alga blooming pada
ekosistem sungai Sinabung yang dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem dan
mempercepat proses pendangkalan sungai. Hasil pengukuran kualitas Fosfat di wilayah studi
seperti yang disampaikan pada Grafik 4.12.
Berdasarkan Gambar 4.12., konsentrasi Fosfat hasil pengujian pada kedua lokasi yang
sesuai dengan studi AMDAL cenderung sama dibandingkan hasil pengujian pada periode
Semester I-2021. Hasil analisis pada Semester II-2021 masih memenuhi baku mutu sesuai
Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI, Kelas 1 (0,2 mg/L).

➢ Parameter Nitrat
Data kualitas air permukaan parameter Nitrat dikumpulkan untuk menunjang analisa
terhadap prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan
operasional bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai
Selabung sebelum bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan
untuk mengetahui konsentrasi Nitrat sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap
konstruksi di wilayah studi. Hasil pengukuran kualitas Nitrat di wilayah studi seperti yang
disampaikan pada Grafik 4.13.

Grafik Nitrat
0,45

0,4

0,35
Kadar Nitrat (mg/L)

0,3

0,25

0,2

0,15

0,1

0,05

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021

AP1 AP2 Baku Mutu = 10 mg/L


Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021
Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.13. Grafik Hasil Analisis Parameter Nitrat Air Permukaan di Wilayah Studi

Berdasarkan Gambar 4.13., konsentrasi Nitrat hasil pengujian pada kedua lokasi yang
sesuai dengan studi AMDAL cenderung lebih tinggi dibandingkan hasil pengujian pada periode
Semester II-2020. Namun demikian hasil analisis pada Semester I-2021 masih memenuhi baku
mutu sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI, Kelas 1 (10 mg/L).

52
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

➢ Parameter Nitrit
Data kualitas air permukaan parameter Nitrit dikumpulkan untuk menunjang analisa
terhadap prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan
operasional bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai
Selabung sebelum bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan
untuk mengetahui konsentrasi Nitrit sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap
konstruksi di wilayah studi. Hasil pengukuran kualitas Nitrit di wilayah studi seperti yang
disampaikan pada Grafik 4.14.

Grafik Nitrit
0,07

0,06
Kadar Nitrit (mg/L)

0,05

0,04

0,03

0,02

0,01

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021
AP1 AP2 Baku Mutu = 0,06 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.14. Grafik Hasil Analisis Parameter Nitrit Air Permukaan di Wilayah Studi

Berdasarkan Gambar 4.14., konsentrasi Nitrat hasil pengujian pada kedua lokasi yang
sesuai dengan studi AMDAL cenderung lebih tinggi dibandingkan hasil pengujian pada periode
Semester II-2020. Namun demikian hasil analisis pada Semester I-2021 masih memenuhi baku
mutu sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI, Kelas 1 (0,6 mg/L).

➢ Parameter Ammoniak (NH3)


Data kualitas air permukaan parameter NH3 dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan operasional
bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai Selabung sebelum
bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui
konsentrasi NH3 sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap konstruksi di wilayah studi.
Hasil pengukuran kualitas Nitrit di wilayah studi seperti yang disampaikan pada Grafik 4.15.
Berdasarkan Gambar 4.15., konsentrasi NH3 hasil pengujian pada kedua lokasi yang sesuai
dengan studi AMDAL fluktuatif cenderung lebih tinggi dan lebih rendah dibandingkan hasil
pengujian pada periode Semester I-2021. Namun demikian hasil analisis pada Semester II-2021
masih memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI,
Kelas 1 (0,1 mg/L).

53
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Grafik NH3
0,12

0,1
Kadar NH3 (mg/L)

0,08

0,06

0,04

0,02

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021
AP1 AP2 Baku Mutu = 0,1 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.15. Grafik Hasil Analisis Parameter NH 3 Air Permukaan di Wilayah Studi

➢ Parameter Besi Terlarut (Fe)


Data kualitas air permukaan parameter Fe dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan operasional
bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai Selabung sebelum
bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui
konsentrasi Fe sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap konstruksi di wilayah studi.
Hasil pengukuran kualitas Fe di wilayah studi seperti yang disampaikan pada Grafik 4.16.

Grafik Fe
0,35

0,3

0,25
Kadar Fe (mg/L)

0,2

0,15

0,1

0,05

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021
AP1 AP2 Baku Mutu = 0,3 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.16. Grafik Hasil Analisis Parameter Fe Air Permukaan di Wilayah Studi

Berdasarkan Gambar 4.16., konsentrasi Fe hasil pengujian pada kedua lokasi yang sesuai
dengan studi AMDAL cenderung sama dibandingkan hasil pengujian pada periode Semester I-
2021. Hasil analisis pada Semester II-2021 masih memenuhi baku mutu sesuai Peraturan
Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI, Kelas 1 (0,3 mg/L). Kadar Fe terlarut pada sungai

54
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

selabung masuk kedalam tingkat kritis dan dapat beresiko melebihi baku mutu, namun parameter
tersebut tidak diatur didalam Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI pada
klasifikasi kelas yang lebih rendah.

➢ Parameter Mangan (Mn)


Data kualitas air permukaan parameter Mn dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan operasional
bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai Selabung sebelum
bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui
konsentrasi Mn sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap konstruksi di wilayah studi.
Hasil pengukuran kualitas Mn di wilayah studi seperti yang disampaikan pada Grafik 4.17.

Grafik Mn
0,12

0,1
Kadar Mn (mg/L)

0,08

0,06

0,04

0,02

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021
AP1 AP2 Baku Mutu = 0,1 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.17. Grafik Hasil Analisis Parameter Mn Air Permukaan di Wilayah Studi

Berdasarkan Gambar 4.17., konsentrasi Mn hasil pengujian pada kedua lokasi yang sesuai
dengan studi AMDAL cenderung sama dibandingkan hasil pengujian pada periode Semester I-
2021. Hasil analisis pada Semester II-2021 masih memenuhi baku mutu sesuai Peraturan
Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI, Kelas 1 (0,1 mg/L). Kadar Mn terlarut pada sungai
selabung dapat beresiko melebihi baku mutu. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan adalah
menambah tingkat kesadahan air baku. Namun, parameter tersebut tidak diatur didalam Peraturan
Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI pada klasifikasi kelas yang lebih rendah.

➢ Parameter Zinc (Zn)


Data kualitas air permukaan parameter Zn dikumpulkan untuk menunjang analisa terhadap
prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan operasional
bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai Selabung sebelum
bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui
konsentrasi Zn sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap konstruksi di wilayah studi.
Hasil pengukuran kualitas Mn di wilayah studi seperti yang disampaikan pada Grafik 4.18.

55
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Grafik Zinc
0,14

0,12
Kadar Zinc (mg/L)

0,1

0,08

0,06

0,04

0,02

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021

AP1 AP2 Baku Mutu = 0,05 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.18. Grafik Hasil Analisis Parameter Zinc Air Permukaan di Wilayah Studi

Berdasarkan Gambar 4.18., konsentrasi Zn hasil pengujian pada kedua lokasi yang sesuai
dengan studi AMDAL cenderung sama dibandingkan hasil pengujian pada periode Semester I-
2021. Hasil analisis pada Semester II-2021 masih memenuhi baku mutu sesuai Pemerintah RI No.
22 tahun 2021, Lampiran VI, Kelas 1 (0,05 mg/L). Kadar Zn terlarut pada sungai selabung berada
dalam tingkat kritis dan telah melebihi baku mutu saat pelaksanaan studi AMDAL.

➢ Parameter MBAS

Grafik MBAS
45

40

35
Kadar MBAS (mg/L)

30

25

20

15

10

0
RKL-RPL Semester II/2019 Semester I/2020 Semester II/2020 Semester I/2021 Semester II/2021
AP1 AP2 Baku Mutu = 0,2 mg/L

Sumber : Analisis Laboratorium PT. Delta Indonesia Laboratory, 2021


Keterangan : Lokasi AP 1, Sungai Selabung Bagian Hulu sebelum bendungan 04039’16,20” S – 103051’40,38” T
Lokasi AP 2, Sungai Selabung Bagian Hilir setelah bendungan 04036’52,83” S – 103053’07,82” T

Gambar 4.19. Grafik Hasil Analisis Parameter MBAS Air Permukaan di Wilayah Studi

Data kualitas air permukaan parameter MBAS dikumpulkan untuk menunjang analisa
terhadap prediksi dampak timbulan pencemaran air permukaan dari kegiatan konstruksi dan
operasional bendungan. Uji kualitas air permukaan kegiatan konstruksi dilakukan di Sungai

56
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Selabung sebelum bendungan dan di Sungai Selabung setelah bendungan. Pengukuran dilakukan
untuk mengetahui konsentrasi MBAS sebagai rona lingkungan yang dilanjutkan pada tahap
konstruksi di wilayah studi. Hasil pengukuran kualitas MBAS di wilayah studi seperti yang
disampaikan pada Grafik 4.19.
Berdasarkan Gambar 4.19., konsentrasi MBAS hasil pengujian pada kedua lokasi yang
sesuai dengan studi AMDAL cenderung sama dibandingkan hasil pengujian pada periode
Semester I-2021. Hasil analisis pada Semester II-2021 masih dibawah limit detection alat analisis
laboratorium. Kadar Zn terlarut pada sungai selabung berada dalam tingkat kritis dan telah melebihi
baku mutu saat pelaksanaan studi AMDAL sesuai Pemerintah RI No. 22 tahun 2021, Lampiran VI,
Kelas 1 (0,3 mg/L).

4.2. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


4.2.1. Jumlah dan Penyebaran Penduduk
A.1. Jumlah Penduduk
Pemantauan Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya dapat dilakukan untuk tahapan Konstruksi
Kegiatan Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji, Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII (BBWS
Sumatera VII) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Daerah studi komponen sosial ekonomi budaya hanya meliputi 1 desa, yakni Sukabumi,
yang termasuk ke dalam kecamatan Tiga Dihaji, Kab. OKU Selatan. Dari data yang tersedia, jumlah
penduduk di daerah studi berdasarkan data statistik (Kec. Tigadihaji Dalam Angka, 2021),
seluruhnya adalah sebesar 1.621 jiwa, seperti tabel berikut.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Daerah Studi


Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Nama Desa
Laki – laki Perempuan Jumlah
1. Desa Sukabumi 904 717 1621

1. Kecamatan Tiga Dihaji 5248 4571 9819


Sumber : Kecamatan Tiga Dihaji Dalam Angka, 2021

A.2. Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk pada suatu luasan. Kepadatan penduduk di
desa Sukabumi adalah 38,14 jiwa/km2, dan Kec. Tigadihaji sebesar 54,85 jiwa/km2. Angka tersebut
menunjukkan tingkat kepadatan yang masih rendah. Luas wilayah daerah studi/ desa Sukabumi
adalah 42,5 km2, dan luas kecamatan Tigadihaji 179 km2.

Tabel 4.2. Luas Wilayah Desa dan Kecamatan, Jumlah Penduduk dan Kepadatannya
Luas Jumlah Kepadatan Jml.Rmh Rata2 Jml. Angg
Nama Desa Wilayah Penduduk Penduduk Tangga Keluarga
[km2] [jiwa] [jiwa/km2] [KK] [jiwa/KK]
Sukabumi 42,50 1.621 38,14 485 3,34

Kec. Tigadihaji 179 9.819 54,85 2.952 3,32


Sumber : Kecamatan Tiga Dihaji Dalam Angka, 2021

Kepadatan penduduk dalam keluarga adalah ukuran besarnya keluarga berdasarkan jumlah
anggota keluarganya. Jumlah keluarga di daerah studi/desa Sukabumi sebesar 485 Kepala
Keluarga (KK) dan Kec. Tigadihaji sebesar 2.952 KK. Jumlah anggota rata-rata dalam sebuah
57
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

keluarga di daerah studi adalah 3,34 atau 3 jiwa/KK, yang berarti dalam 1 keluarga rata-rata
mempunyai 1-2 orang anak.

A.3. Laju Pertumbuhan Penduduk


Laju pertumbuhan penduduk daerah studi diwakili oleh laju pertumbuhan kecamatannya,
mengingat data yang tersedia secara seri adalah data kecamatan. Dari Tabel 4.3. dapat dilihat
bahwa laju pertumbuhan penduduk dalam satu tahun untuk Desa Sukabumi adalah 1,03% dan
Kec. Tigadihaji adalah 1,02 %. Angka laju pertumbuhan tersebut tergolong cukup.

Tabel 4.3. Laju Pertumbuhan Penduduk tingkat Desa dan Kecamatan


Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk rata-rata
Wilayah
2018 2019 (%/tahun)

Desa Sukabumi 1.570 1.621 1,03

Kec. Tigadihaji 9.608 9.819 1,02


Sumber : Kecamatan Tigadihaji Dalam Angka 2021

4.2.2. Pendidikan
Tabel 4.4. Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di Wilayah Studi
Jumlah PAUD Jumlah TK Jumlah SD Jumlah SLTP Jumlah SMA
Desa/Kecamatan
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Desa Sukabumi - 1 - 1 1 - 1 - - -

Kec. Tigadihaji - 6 - 1 8 1 3 - 2 -

Jumlah SMK Jumlah MI Jumlah MT Jumlah MA


Desa/Kecamatan
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Desa Sukabumi - - - - - - - 1

Kec. Tigadihaji - - 1 - - 1 - 1
Sumber : Kecamatan Tiga Dihaji Dalam Angka, 2021

Tabel 4.5. Jumlah Murid/Pelajar di Wilayah Studi


Jumlah Murid Jumlah Murid Jumlah Murid Jumlah Murid Jumlah Murid
Desa/Kecamatan PAUD TK SD SLTP SMA
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

Desa Sukabumi - 33 - - 75 - 127 - - -

Kec. Tigadihaji - 156 - 21 643 62 312 - 58 -

Jumlah Murid Jumlah Murid Jumlah Murid Jumlah Murid


Desa/Kecamatan SMK M.Ibtidaiyah M.Tsanawiyah M.Aliyah
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Desa Sukabumi - - - - - - - -

Kec. Tigadihaji - - 102 - - 72 - 70


Sumber : Kecamatan Tiga Dihaji Dalam Angka, 2021

58
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

Tabel 4.6. Jumlah Guru Sekolah Negeri dan Swasta di Wilayah Studi
Jumlah Guru Jumlah Guru Jumlah Guru Jumlah Guru Jumlah Guru
Desa/Kecamatan PAUD TK SD SLTP SMA
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Desa Sukabumi - 2 - 4 3 10 8 - - -

Kec. Tigadihaji - 20 - 4 37 54 41 - - -

Jumlah Guru Jumlah Guru Jumlah Guru Jumlah Guru


Desa/Kecamatan SMK M.Ibtidaiyah M.Tsanawiyah M.Aliyah
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Desa Sukabumi - - - - - - - -

Kec. Tigadihaji - - 12 - - 16 - 16
Sumber : Kecamatan Tiga Dihaji Dalam Angka, 2021

Jumlah Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Tiga Dihaji pada tahun 2020 berjumlah 8 unit
sekolah dasar yang berstatus sekolah negeri dan 1 unit berstatus sekolah swasta. 8 sekolah dasar
negeri dengan jumlah murid sebanyak 643 siswa dan 37 orang guru. Sedangkan jumlah murid di
SD Swasta sebanyak 62 murid dan 54 guru. Sementara itu, jumlah SLTP di Kecamatan Tiga Dihaji
sebanyak 3 unit sekolah negeri. Keseluruhan siswa di SLTP negeri sebanyak 312 dan 41 guru.
Terdapat 1 sekolah SMA Negeri di Kecamatan Tiga Dihaji. Sedangkan untuk Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah berjumlah masing-masing 1 sekolah yang berada di Desa
Kahuripan II.

4.2.3. Kesehatan
Sampai dengan tahun 2021, fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Tiga Dihaji
meliputi 1 unit puskesmas, 2 unit puskesmas pembantu, dan 9 unit posyandu. Dengan melihat data
yang ada tenaga medis yang paling banyak terdapat di Desa Peninggiran dengan Jumlah Dokter
Umum 1 orang, Perawat 1 orang, Bidan 1 orang. Hal tersebut dikarenakan letak Puskesmas Induk
Kecamatan Tiga Dihaji berada di Desa Peninggiran tersebut.

Tabel 4.7. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Wilayah Studi


Puskesmas
Desa/Kecamatan Puskesmas Klinik Bersalin Posyandu
Pembantu
Desa Sukabumi - 1 - 1

Kec. Tigadihaji 1 2 - 9
Sumber : Kecamatan Tiga Dihaji Dalam Angka, 2021

Tabel 4.8. Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah Studi


Dokter Dokter
Desa/Kecamatan Dokter Gigi Perawat Bidan Desa Ahli Gizi Farmasi Dukun Bayi
Umum Spesialis
Desa Sukabumi - - - - 1 - - 4

Kec. Tigadihaji 1 - - 3 6 1 1 30
Sumber : Kecamatan Tiga Dihaji Dalam Angka, 2021

4.2.3. Agama
Kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya
dijamin oleh Undang-undang dasar secara mutlak. Dengan kebebasan tersebut diharapkan semua

59
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

warga negara dapat memperoleh ketentraman bathinnya, yang merupakan salah satu kebutuhan
dasar seluruh umat manusia. Untuk itu, fasilitas rumah ibadah seperti masjid, musholla, gereja dan
lain-lain, dapat dijadikan sebagai indikator ketaatan penduduk suatu daerah dalam menjalankan
ajaran agamanya, sehingga tercapai tujuannya dalam beragama. Mayoritas penduduk di
Kecamatan Tiga Dihaji bergama Islam. Sampai tahun 2021, di dalam Kecamatan Tiga Dihaji sudah
terdapat 11 masjid dan 30 langgar/musholla.

Tabel 4.9. Jumlah Sarana Peribadatan di Wilayah Studi


Langgar/
Desa/Kecamatan Masjid Gereja Pura Wihara
Musolla

Desa Sukabumi 1 6 - - -

Kec. Tigadihaji 13 30 - - -
Sumber : Kecamatan Tiga Dihaji Dalam Angka, 2020

4.3. Evaluasi Tingkat Kritis (Critical Level)


Evaluasi Tingkat Kritis dimaksudkan untuk menilai tingkat Kekritisan (Critical Level) dari
suatu dampak. Evaluasi Tingkat Kritis dapat dilakukan dengan data hasil pemantauan dari waktu
ke waktu maupun data dari pemantauan sesaat. Evaluasi Tingkat Kritis adalah evaluasi terhadap
potensi resiko dimana suatu kondisi akan melebihi baku mutu atau standar Iainnya. Baik untuk
periode waktu saat ini maupun waktu mendatang terkait dengan hasil Pengelolaan maupun
Pemantauan Lingkungan Hidup. Dari hasil pemantauan yang dilakukan selama periode Semester
II tahun 2021, ditemukan tingkat kekritisan yang cukup signifikan. Parameter yang telah melebihi
Nilai Baku Mutu adalah :
1. Intensitas Kebisingan Lingkungan pada Lokasi K2 dan K4 melebihi nilai baku mutu yang
dipersyaratkan. Tingkat itensitas kebisingan tersebut berasal dari aktifitas operasional
kendaraan proyek bendungan dan aktivitas penduduk di jalan umum pada lokasi pengambilan
sample kebisingan, yaitu pada jam kerja pukul 07.30 WIB s/d 17.30 WIB.

4.4. Evaluasi Penaatan (Compliance Evaluation)


Evaluasi penaatan adalah evaluasi terhadap tingkat kepatuhan dari Pemrakarsa kegiatan
untuk memenuhi berbagai ketentuan yang terdapat dalam Dokumen Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII (BBWS Sumatera VIII), Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan
melaksanakan pemantauan lingkungan secara rutin setiap 6 bulan sekali dan melaporkan hasil
pengelolaan dan pemantauan kualitas lingkungan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi
Sumatera Selatan dan instansi terkait lainnya, maka secara prinsip Balai Besar Wilayah Sungai
Sumatera VIII (BBWS Sumatera VIII), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah patuh dan memenuhi segala ketentuan yang
terdapat dalam dokumen AMDAL.

60
Implementasi RKL & RPL Juli-Desember 2021

BAGIAN V
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada Bab II dan Bab III mengenai pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pembangunan
Bendungan Tiga Dihaji di Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS),
termasuk evaluasi kecenderungan (trend), tingkat kekritisan (critical level) dan penaatan (compliance),
berikut adalah ringkasan kesimpulan mengenai pelaksanaan dimaksud.

5.1. EFEKTIVITAS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


Efektivitas terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan pada Kegiatan
Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan (OKUS), dapat dilihat berdasarkan Hasil Pemantauan dan Analisis Laboratorium pada
periode Semester II Tahun 2021 (Juli-Desember 2021) berikut :
1. Pengelolaan dampak sosial Keresahan Masyarakat sudah terlaksana dengan baik, yaitu
dengan melaksanakan Sosialisasi terhadap Wakil Desa dan Warga terkena dampak.
2. Pengelolaan terhadap Penurunan Kualitas Sanitasi Lingkungan sudah terlaksana dengan baik,
yaitu dengan penyediaan fasilitas toilet, tempat sampah serta fasilitas pelengkap di lokasi
pekerja proyek.
3. Seluruh kualitas udara di lingkungan proyek sesuai titik pemantauan lingkungan masih
memenuhi Baku Mutu sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 22 tahun 2021 (Lampiran VII).
4. Intensitas kebisingan di lingkungan proyek sesuai titik pemantauan lingkungan telah melebihi
nilai Baku Mutu sesuai Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 17 tahun 2005.
5. Kualitas Air Permukaan di Sungai Selabung masih memenuhi Baku Mutu sesuai Peraturan
Pemerintah RI No. 22 tahun 2021 (Lampiran VI) Kelas 1.

5.2. KESESUAIAN HASIL PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN


HIDUP DENGAN RKL dan RPL
Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Periode Juli-Desember 2021 telah sesuai dengan Dokumen
AMDAL Kegiatan Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan yang telah disahkan sesuai Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor :
580/KPTS/BAN.LH/2016 tanggal 19 September 2016 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji/Komering II di Desa Sukabumi Kecamatan
Tiga Dihaji Kabupaten Ogan Komering Ulu Sletan Provinsi Sumatera Selatan dan Keputusan
Gubernur Sumatera Selatan Nomor : 627/KPTS/BAN.LH/2016 tanggal 17 Oktober 2016 tentang Izin
Lingkungan Rencana Kegiatan Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji/Komering II di Desa Sukabumi
Kecamatan Tiga Dihaji Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan.
Dalam keterbatasan waktu dan data, manajemen Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII
(BBWS Sumatera VIII) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat akan selalu berupaya untuk terus meningkatkan pengelolaan dan pemantaun
lingkungan agar dapat terlaksana dengan baik dan hasil yang baik pula.

61
LAMPIRAN 1
Surat Rekomendasi AMDAL dan
Izin Lingkungan
LAMPIRAN 2
Peta Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
LAMPIRAN 3
Laporan Hasil Uji Laboratorium
LAMPIRAN 4
Dokumentasi Kegiatan Aktual Serta
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
DOKUMENTASI KEGIATAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Kualitas Udara dan Kebisingan U1

Kualitas Udara dan Kebisingan U2


Kualitas Udara dan Kebisingan U3

Kualitas Udara dan Kebisingan U4


Kualitas Air Permukaan, Biota Air, Sedimen AP1
Kualitas Air Permukaan, Biota Air, Sedimen AP2
DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI

Tampak Atas Bendungan Utama


Tampak Atas Bangunan Pengambil
Tampak Atas Bangunan Pengelak
Tampak Atas Bangunan Pelimpah

Anda mungkin juga menyukai