Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai gejala
demam, nyeri perut, dan erupsi kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit
daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di Asia termasuk di
tida terdiagnosis dan terobati, sekarang sudah banyak teratasi. Tetapi untuk
pada tindakan kuratif, karena penyakit yang memerlukan biaya mahal itu
sebagian besar dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan menjauhi pola hidup
mengalokasi dana kesehatan yang lebih menekankan pada segi preventif dari
2016 WHO mencatat sekitar 42.564 orang menderita Typhoid dan 214 orang
1
meninggal. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak usia pra sekolah
maupun
sekolah akan tetapi tidak menutup kemugkinan juga menyerang orang dewasa.
kasus (0,01%). Rata-rata kasus Demam typhoid di Jawa Tengah adalah 635,60
pada usus halus anatara lain, perdarahan usus, perforasi usus. Prioritas pada
2
Komplikasi yang berat dapat menyebabkan kematian pada penderita demam
typhoid.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan pemahaman
kepada penulis agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam
2. Tujuan Khusus
Makassar
C. Manfaat Penulisan
3
1. Bagi Rumah Sakit.
2. Bagi Perawat
datang.
5. Bagi Pembaca
4
BAB II
A. Definisi
sistemik bersifat akut yang disebabpkan oleh Salmonella typhi ditandai dengan
panas berkepanjangan dan dapat menular pada orang lain melalui makanan
atau air yang terkontaminasi. (Sumarmo, 2002) dalam (Nurarif dan kusuma,
2013).
B. Etiologi
melalui Feses.
5
1. Makanan dan minuman yang terkontaminasi Bakteri Salmonella Typhi.
C. Manifestasi Klinis
1. Pada minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi
akut pada umumnya yaitu : demam, nyeri kepala, nyeri otot, anoreksia,
mual, muntah, konstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan
epistaksis..
2. Pada minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam gejala-
koma
naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada
sore dan malam hari.. Pada minggu ketiga, suhu berangsur-angsur turun dan
4. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
Tanda dan gejala dari demam thypoid sebagai berikut (Nanda NIC- NOC.
2013) :
1. Gejala pada anak : Inkubasi anatara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari
6
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selam 2-3 hari
5. Nyeri kepala
6. Nyeri perut
7. Kembung
8. Mual muntah
9. Diare
10. Konstipasi
11. Pusing
13. Batuk
14. Epistaksis
15. Bradikardi
16. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepid an ujung merah serta tremor)
17. Hepatomegali
18. Splenomegali
19. Meteroismus
22. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
7
D. PATOFISIOLOGIS
melalui makanan dan minuman yang tercemar serta tertelan melalui mulut.
lamina propia. Didalam lamina propia bakteri berkembang biak dan ditelan
terutama hati dan limpa diorgan-organ ini bakteri meninggalkan sel-sel fagosit
dan berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid, kemudian masuk lagi
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan leukosit
8
Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat
pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal bahkan kadang-
sekunder. Oleh karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk
3. Biakan darah Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid,
tetapi bila biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi
demam typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari
beberapa faktor :
lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang
digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam
9
c. Vaksinasi di masa lampau
Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba
mungkin negatif.
5. Uji Widal Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan
terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang
pernah
salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji
widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien
yang disangka menderita tifoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien
tubuh kuman).
flagel kuman).
10
yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin
bernilai bila terdapat kenaikan titer widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan
ulang 5-7 hari) atau titer widal O > 1/320, titer H > 1/60 (dalam sekali
diagnosa pasti demam tifoid bila hasilnya positif, namun demikian, bila
diklasifikasikan atas:
demam tifoid (titer widal O > 1/160 atau H > 1/160 satu kali
pemeriksaan).
11
kenaikan titerWidal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7 hari) atau
F. Penatalaksanaan
yang meliputi : istirahat dan perawatan, diet dan terapi penunjang (baik
2. Diet dan Terapi Penunjang Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang
adekuat.
3. Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala
meteorismus, dan diet bubur saring pada penderita dengan meteorismus. Hal
4. Cairan yang adequat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare.
12
5. Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual
tifoid adalah:
protein.
500 mg, dan demam rata-rata menurun pada hari ke-5 sampai ke-6.
13
c. Ampisillin dan Amoksisilin, kemampuan untuk menurunkan demam
selama 2 minggu.
oral atau intravena pada dewasa pada dosis 160 mg TMP ditambah 800
dan trimethoprim-sulfamethoxazole)
lebih tinggi dalam gallblader dibanding dengan obat yang lain. Obat
14
kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimester ke-3 karena menyebabkan
BAB III
I. Pengkajian
A. Identitas klien
agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan
diagnosa medik.
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama demam tifoid adalah panas atau demam yang tidak turun-
turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta
penurunan kesadaran.
dalam tubuh.
15
4. Riwayat penyakit keluarga Apakah keluarga pernah menderita hipertensi,
diabetes mellitus.
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah
saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama
sekali.
cairan tubuh.
3. Pola aktivitas dan latihan Aktivitas klien akan terganggu karena harus
tirah baring total, agar tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan
klien dibantu.
4. Pola tidur dan istirahat Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan
5. Pola persepsi dan konsep diri Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua
16
7. Pola hubungan dan peran Hubungan dengan orang lain terganggu
sehubungan klien di rawat di rumah sakit dan klien harus bed rest total.
D. Pemeriksaan fisik
3. TTV
4. BB/TB
adanya kelainan
17
f. Sistem abdomen Saat palpasi didapatkan limpa dan hati membesar
fungsional serta mengevaluasi pola koping klien saat ini dan masa
E. Pemeriksaan penunjang
1. WBC
2. RBC
3. HGB
4. PLT
5. Widal
F. Penatalaksanaan
1. Pengobatan
b. Kotrimoksasol
18
kakambuhan pengobatan-pengobatan lebih kecil dibandingkan
kloramfenikol.
e. Ftriakson
f. Sefotaksim
g. Siprofloksasin
2. Perawatan
a. Kompres hangat
c. Timbang BB
d. TTV
G. Pemcegahan
1. cuci tangan setelah dari toilet, Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
kurang bersih.
19
4. Jangan lupa, air minum harus dimasak terlebih dulu hingga mendidih
(100°C).
5. Lindungi makanan kita dari lalat, kecoa dan tikus karena hewan-hewan
penyebab tipus.
1. Ketidakefektifan termoregulasi
4. Konstipasi
5. Nyeri akut
6. Intoleransi aktivitas
7. Diare
Kriteria Hasil :
Intervensi :
20
3. Anjurkan untuk menggunakan baju yang tipis dan menyerap keringat.
laboraturium
tubuh
Kriterian Hasil :
Intervensi :
4. Beri diit dalam porsi hangat, porsi kecil tapi sering, lunak
kelemahan fisik.
21
Intervensi :
IV. Implementasi
telah penulis susun. Pembahasan pada tahap ini meliputi pelaksanaan rencana
tindakan perawatan yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan
V. EVALUASI
penulis susun, apakah tujuan dapat tercapai, tercapai sebagian, atau belum
tercapai dengan meninjau respon pasien dan kriteria hasil yang telah
22