Anda di halaman 1dari 38

PENATALAKSANAAN PERAWATAN

IBU HAMIL DENGAN COVID-19


DI RS ANAK DAN BUNDA HARAPAN KITA
JAKARTA

Ns. Cluny Martina Mangkuayu, S.Kep


TIM FREE COVID 19
RSAB HK, Mei 2020
PROFIL RS ANAK DAN BUNDA HARAPAN KITA
▪ RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta ditetapkan
sebagai Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional sesuai
Kepmenkes RI nomor HK.01.07/MENKES/638/2019
▪ Layanan unggulan difokuskan ke dalam 3 layanan yaitu Birth
Defect Integrated Center (BIDIC), Perinatal Terpadu dan
Teknologi Reproduksi Berbantu
▪ Pendekatan pelayanan dengan konsep Continuum of care
pada semua siklus kehidupan (life cycle) terutama dari masa
prakonsepsi, konsepsi, hingga pasca persalinan.
PENDAHULUAN

▪ RSAB HK merupakan RS Siaga Covid-19


▪ Merawat beberapa pasien PDP baik Ibu maupun
Anak : dilakukan skrining, diagnosis, lalu dirujuk ke
RS Rujukan Covid-19. Jika tidak mendapatkan
rujukan, akan tetap dirawat sementara menunggu
rujukan
▪ Ibu Hamil PDP dalam fase aktif persalinan ditolong
dan bersalin di RSAB HK.
▪ Untuk kasus kegawatan kehamilan yang
memerlukan tindakan SC akan ditangani namun
untuk yang tidak gawat dan tidak dalam persalinan,
dirujuk ke RS Rujukan Covid-19
Sebagai RS Siaga Covid-19, RSAB HK menyiapkan
Ruang Rawat Inap Covid-19 sebanyak 20 TT
(Level III = 3 TT, Level II = 3 TT, Level I = 14 TT).
▪ Gambir untuk pasien PDP dan terkonfirmasi Covid
19 (kohorting)
▪ Teratai untuk pasien pneumonia dengan Swab
Covid (-)
▪ Ruang Rawat Sehari untuk tindakan persalinan ibu
PDP Covid 19
▪ Kamar OK - 6 untuk tindakan Sectio Caesarea
pasien PDP Covid 19
▪ Ruang transisi di NICU untuk merawat neonatus
Level III curiga COVID-19, dan ruang Seruni untuk
merawat neonatus Level II curiga COVID-19
PENANGANAN IBU HAMIL SELAMA
PANDEMI COVID 19

▪ Sampai saat ini belum ada data spesifik dan


rekomendasi tentang penanganan Ibu Hamil
dengan Covid-19 ( Data POGI, 2020)

▪ Ibu hamil merupakan vulnerable population


terkait dengan sistem imun dan sistem
kardiorespirasi (Dashraat. P, 2020)
DATA KUNJUNGAN POLIKLINIK KEBIDANAN

Klinik spes. Per maret 523


Kebidanan Per april 220
dan Sejak pandemi
dibatasi
kandungan kunjungan 10
Anyelir pasien/hari

Klinik Per maret


Edelweis 1806
(Poli Per april
Eksekutif) 828

Per maret 233


BIDIC
Klinik Per april 69
Birth Defect subspesialis
Integrated Centre Sejak pandemi
Fetomaternal dibatasi kunjungan
10 pasien/hari
DATA PASIEN IBU HAMIL YANG
DILAKUKAN SKRINING

Melalui ruang Melalui tenda


Assessment IGD Assessment
Minggu & hari Libur Hari Senin-Sabtu
Setelah jam kerja Pkl 07.00-14.00

Pemeriksaan fisik dan


177 pasien test diagnostik 136 pasien
DL, NLR, CRP, Ro
Thorax, CT Thorax

Pengambilan Sample darah untuk pasien stabil


dilakukan oleh petugas tenda (perawat) di hari
senin –sabtu
Alur sbb….
ALUR SKRINING..
PERAWAT TENDA
• Menerima pasien dengan APD
standar dengan pedoman
DOKTER IGD : melakukan
• Melakukan skrining dengan
anamnesa, PF, dan Informed
formulir Penyelidikan consent untuk px penunjang (CXR,
Epidemiologi: menanyakan riw. DR2 pada pasien ISPA curiga
Kontak +/- (kontak dengan PDP).
PDP/konfirmasi dalam durasi JIKA pasien demam dengan
brp lama pun dan atau penyebab lain diarahkan ke poli
meskipun belum ada hasil ) yang dituju.

KHUSUS PASIEN OBGYN:


a. NON INPARTU/NON EMERGENSI: tunggu PETOLONGAN
di tenda/ kanopi (Hub. DPJD) PERSALINAN
b. INPARTU/EMERGENSI: RRS OLEH DPJP/ BIDAN JAGA
Pemeriksaan Ro Thorak menunjukkan
Gambaran Pneumonia
DAN/ATAU
Darah Perifer Lengkap 2 menunjukan
gambaran infeksi virus

Ya Tidak

Jika belum dapat RS RUJUKAN Pasien tetap ditenda:


• Dokter IGD kolaborasi dengan TIM • Dokter IGD kolaborasi
MEDIS COVID Anak dan Dewasa dengan TIM MEDIS COVID
• PERAWAT IGD melakukan koordinasi Anak dan Dewasa untuk
dengan Tim Perawatan isolasi keputusan isolasi mandiri
• Tatalaksana sesuai tatalaksana dengan melengkapi berkas
ISPA-PDP pelaporan sudinkes
• PERAWAT IGD mengantar pasien ke • Bila perlu perawatan, pasien
ruang rawat isolasi dengan APD dirawat di ruang rawat non
lengkap isolasi sesuai Advis DPJP
PRINSIP UTAMA
ADALAH MERUJUK
PASIEN KE RS
RUJUKAN COVID-19

• Koordinasi dengan RS
Rujukan COVID 19
• Merujuk pasien dengan
prinsip PPI
• Koordinasi dengan
Manager on Duty
(MOD) bila ada kendala
SISTEM ZONASI RSAB HK

IGD
SEBAGIAN
POLIKLINIK
(POLI ISPA,
IPD, GIGI, GAM BIR
MATA, RANAP NON COVID TERATAI
THT)

AH U
U AH U AH AH U U
AH
AH AH
U R U AN G U
S AT PAM
SISTEM ZONASI RSAB HK DAN STANDAR APD
ZONA HIJAU
▪ Zona Yang Mengutamakan Kebersihan
Tangan dan Physical Distancing.
▪ SEMUA PENGUNJUNG/PETUGAS wajib
memakai masker (1A)
▪ Petugas yang melakukan KONTAK
LANGSUNG DENGAN PASIEN memakai
APD level 1B
▪ GEDUNG ADMINISTRASI
▪ LANTAI 4 GEDUNG UTAMA
▪ GEDUNG ANNEX
▪ INSTALASI HUMAS & PELANGGAN
▪ INSTALASI INFOKES
▪ INSTALASI IT
▪ INSTALASI IPPJ 1A
▪ IP3RS
▪ K3KL
▪ AREA BISNIS (AREA RESTO & PERBELANJAAN)

▪ AREA THERMAL SCREENING


▪ POLIKLINIK REGULER (ANAK NONISPA,
KULIT, ANESTHESI)
▪ POLIKLINIK KEBIDANAN 1B
▪ POLIKLINIK EDELWEISS
▪ INSTALASI FARMASI
▪ INSTALASI REHABILITASI MEDIK
▪ INSTALASI GIZI
▪ INSTALASI SARANA SANDANG DANCSSD
STANDAR APD
ZONA KUNING
▪ Orang Sehat Boleh Melewati Zona Ini Dengan
Perlengkapan sesuai APD memakai masker
bedah dan psysical distancing untuk yang tidak
ada tindakan dengan pasien.
▪ Petugas Yang Memberikan Pelayanan pada
pasien NON COVID, KONTAK LANGSUNG
DENGAN PASIEN dan perlu melakukan
TINDAKAN MEDIS harus menggunakan APD
level 2A dan 2B untuk tindakan yang
menghasilkan aerosol (AEROSOLE
GENERATING PROCEDURE)

▪ RUANG RADIOLOGI/LAB
▪ RUANG HEMODIALISA
▪ AREA SKRINING TENDA/TRIAGE IGD
▪ POLI KARYAWAN 2A
▪ POLI BEDAH
▪ RUANG / KAMAR BERSALIN
▪ RUANG RANAP ANAK NON ISPA (TERMASUK
WIDURI)
▪ RUANG INTENSIVE (PICU, NICU, MICU), LEVEL II
(HDU, SERUNI)

▪ SELASAR IGD-RANAP-DEPAN PINTU


GAMBIR
▪ POLIKLINIK KHUSUS : POLI GIGI,MATA
DAN POLITHT
▪ POLI ISPA
▪ POLI IPD 2B
▪ INSTALASI BEDAH SENTRAL
STANDAR APD

ZONA MERAH
▪ Hanya untuk tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan pada pasien
COVID-19
▪ SEMUA PETUGAS menggunakan APD
level 3.
▪ Petugas dari Zona Merah tidak boleh
keluar dari zona merah tanpa
melepaskan APD dan melakukan
kebersihan tubuh

▪ RUANG GAMBIR-COVID
▪ RUANG TERATAI
▪ IGD
3
AREA DONNING DAN DOFFING PPE
Donning/ pemasangan
Doffing/ pelepasan
GAMBARAN RUANG ISOLASI COVID

Tim ruang isolasi


terdiri dari:
▪ Tim dokter anak
▪ Obgyn
▪ Tim dokter
penyakit dalam
▪ Bidan
▪ Perawat ruang
anak dan ruang
maternitas
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN COVID-19
PADA KEHAMILAN
DI RUANG RAWAT ISOLASI
KOLABORASI MULTIDISIPLIN PROFESI
ObGyn + Sp.PD
Pemberian antibiotik empiris Ventilasi mekanis lebih
(mempertimbangkan risiko dini apabila terjadi
sekunder akibat infeksi gangguan pernapasan
bakteri, yang progresif,

Patient
center care
Perencanaan persalinan
Pemeriksaan PCR 2 x
berdasarkan pendekatan
berturut-turut
individual / indikasi obstetri,
Pemeriksaan marker infeksi
dan pendekatan berbasis tim
penyerta lain (CRP, DR)
dengan multidisiplin
Analis/laborat ObGyn+Bidan
ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG ISOLASI

Although existing evidence


does not support the ▪ Asuhan keperawatan yang
intrauterine vertical
transmission, the maternal
diberikan tetap mengacu pada
infection and inflammation proses keperawatan.
occurred in response to COVID-
19 could affect the developing
fetus and even postnatal life
▪ Pengkajian pasien dimulai di IGD
( Hong.L, 2020) sampai pasien masuk ruangan
secara berkesinambungan,
ditekankan juga aspek
psikososial terkait kondisi saat ini
▪ Penegakan diagnosis keperawatan
berdasarkan acuan standar
▪ Penentuan Luaran keperawatan
▪ Penetapan intervensi keperawatan
DATA DAN GAMBARAN KLINIS PASIEN ISOLASI

▪ Pasien Ibu usia 24 tahun, G3P2A0 Hamil 37


minggu keluhan masuk kontraksi , ada
keluhan batuk , tidak demam, riwayat kontak
dengan anaknya usia 1 thn yang sedang
dirawat di Isolasi covid RSAB HK menunggu
konfirmasi hasil Swab tenggorok. Pasien
dalam kondisi imunocompromise (SLE),
hasil CT Thorax GGO minimal

▪ Pasien Ibu usia 37 tahun, G2P1A0 Hamil 35


minggu, keluhan kontraksi, oligohidramnion,
janin PJT , direncanakan SC 2 hari yang
akan datang , tidak ada demam, ada batuk,
hasil pemeriksaan laboratorium
Limfositopenia , hasil rontgen thorax
Pneumonia
Diagnosis, Luaran &
Intervensi
Keperawatan pasien
Ibu hamil PDP
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(SDKI, 2016)

Bersihan jalan napas tidak efektif


b/d Hipersekresi jalan napas, proses infeksi

Risiko cedera pada janin


d/d adanya masalah kontraksi, usia ibu (Risiko
tinggi)

Ansietas
b/d krisis situasional, ancaman kematian
LUARAN KEPERAWATAN (SLKI, 2018)
Bersihan • Dalam 24 jam, Bersihan Jalan
Napas efektif dengan kriteria:
Jalan Napas Batuk efektif meningkat, sputum
Tidak Efektif berkurang, wheezing menurun

• Dalam 24 jam, tingkat cedera


Risiko cedera pada menurun dengan kriteria hasil
janin pergerakan janin aktif, Denjut
jantung janin 120-160 x/ menit

• Dalam 24 jam, Tingkat Ansietas


Menurun dengan kriteria:
Ansietas Perasaan bingung menurun,
perasaan kuatir menurun, gelisah
menurun, tegang menurun
Bersihan jalan
napas tidak
Manajemen jalan napas
efektif (SIKI, 2018)

▪ Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)


untuk mengidentifikasi terjadinya hipoksia melalui tanda
peningkatan frekuensi, kedalaman dan usaha napas
▪ Monitor sekret (jumlah, warna, bau, konsistensi). Tanda
infeksi berupa secret tampak keruh dan berbau. Sekret
kental dapat meningkatkan hipoksemia dan dapat
menandakan dehidrasi
▪ Monitor kemampuan batuk efektif untuk menilai kemampuan
mengeluarkan sekret dan mempertahankan jalan napas
tetap paten
▪ Posisikan semi-Fowler/Fowler untuk meningkatkan ekskursi
diafragma dan ekspansi paru
Bersihan jalan
napas tidak Manajemen jalan napas
efektif

▪ Berikan minum hangat untuk memberikan efek


ekspektorasi pada jalan napas
▪ Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
untuk mengeluarkan sekret jika batuk tidak efektif
▪ Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak
kontraindikasi, untuk meningkatkan aktivitas silia
mengeluarkan sekret dan kondisi dehidrasi dapat
meningkatkan viskositas sekret
▪ Ajarkan teknik batuk efektif untuk memfasilitasi
pengeluaran sekret
▪ Kolaborasi bronkodilator dan/atau mukolitik, jika
perlu
Bersihan jalan
napas tidak efektif Manajemen ISOLASI

▪ Identifikasi pasien-pasien yang membutuhkan isolasi


▪ Tempatkan satu pasien untuk satu kamar untuk
menurunkan risiko terjadinya infeksi silang (cross
infection)
▪ Sediakan seluruh kebutuhan harian dan pemeriksaan
sederhana di kamar pasien untuk meminimalkan
mobilisasi pasien dan staf yang merawat pasien
▪ Dekontaminasi alat-alat kesehatan sesegera mungkin
setelah digunakan untuk menghilangkan virus yang
mungkin menempel pada permukaan alat kesehatan
▪ Lakukan kebersihan tangan pada 5 moment untuk
menurunkan transmisi virus
Bersihan jalan
napas tidak efektif Manajemen ISOLASI

▪ Pasang alat proteksi diri sesuai SPO (mis. sarung tangan,


masker N95, gown coverall, apron) untuk memutuskan
transmisi virus kepada staf
▪ Lepaskan alat proteksi diri segera setelah kontak dengan
pasien untuk meminimalkan peluang terjadinya transmisi virus
kepada staf
▪ Minimalkan kontak dengan pasien, sesuai kebutuhan untuk
menurunkan transmisi virus kepada staf yang merawat pasien
▪ Anjurkan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari (pada
pasien tanpa gejala dan dengan gejala ringan) atau isolasi di
RS Darurat Covid (pada pasien gejala sedang), atau isolasi di
RS Rujukan (pada pasien gejala berat/kritis).
Risiko cedera pada Pemantauan DJJ dan Gerak
janin Janin

▪ Identifikasi status dan riwayat obstetrik untuk mengetahui


penanganan apa saja yang pernah diberikan terhadap
pasien terkait kondisi hamil sebelumnya
▪ Identifikasi adanya penggunaan obat , diet tertentu
meminimalisir pemberian obat berlebih dan untuk
memantau efek samping obat yang dikonsumsi
sebelumnya
▪ Identifikasi pemeriksaan kehamilan sebelumnya
mengidentifikasi kondisi janin sepanjang kehamilan
▪ Periksa DJJ selama 1 menit memastikan janin memiliki
denyut jantung yang teratur
▪ Monitor gerak janin dan hitung gerak janin
Risiko cedera pada Pemantauan DJJ dan Gerak
janin Janin

▪ Monitor DJJ berkala memonitor kesejahteraan janin


dalam kandungan
▪ Monitor tanda vital Ibu mengidentifikasi kesesuaian
kondisi ibu dengan janin
▪ Atur posisi Ibu meningkatkan kenyamanan dan
memfasilitasi keakuratan pemeriksaan
▪ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan untuk
meningkatkan trust dan keterlibatan pasien dalam
rangka pemantauan janin
▪ Informasikan hasil pemantauan (jika perlu)
meinngkatkan kenyamanan dan rasa percaya pasien
terhadap perawatan yang diberikan
▪ Kolaborasi pemeriksaan CTG , jika perlu
Ansietas Reduksi Ansietas

▪ Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal).


Covid dapat berkembang menjadi kondisi mengancam jiwa
yang mengakibatkan kecemasan dan berdampak pada
frekuensi dan kedalaman napas sehingga dapat
mempengaruhi GDA
▪ Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan untuk meningkatkan dukungan keluarga
dan memberikan keamanan/kenyamanan
▪ Dengarkan dengan penuh perhatian untuk mendorong
keterbukaan dan perasaan diperhatikan
▪ Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan untuk
meningkatkan stabilitas perasaan pasien
Ansietas Reduksi Ansietas

▪ Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin


dialami. Informasi yang adekuat dapat menurunkan
kecemasan akibat ketidaktahuan
▪ Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
untuk memberikan kejelasan persepsi dan perasaan
serta meningkatkan koping
▪ Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
tepat untuk meningkatkan rasa pengendalian (sense
of control) dan mekanisme koping
▪ Latih teknik relaksasi untuk menurunkan stres dan
ketegangan
Hal penting ▪ Gunakan APD lengkap
dalam merawat ▪ komunikasikan kontak dengan
pasien isolasi pasien (organisir intervensi
keperawatan dalam satu waktu)
▪ Tempatkan pasien di ruangan
khusus/isolasi sendiri atau
berjarak minimal 1 meter
dengan pasien lain dengan
kondisi yang sama.
▪ Ajarkan etika batuk
▪ Lakukan kebersihan tangan saat
pemasangan dan pelepasan
APD
▪ Pelepasan APD harus sesuai
dengan pedoman agar tidak
terjadi kontaminasi di area
pelepasan APD
DISCHARGE PLANNING

▪ Pemulangan pasien harus sesuai dengan


rekomendasi (Isolasi mandiri 14 hari setelah
kepulangan)
▪ Kontrol Antenatal sesuai perjanjian dengan DPJP
ObGyn sesudah isolasi mandiri 14 hari / bila kondisi
stabil.
▪ Edukasi upaya pencegahan penularan : Hand
hygiene, Etika batuk, penggunaan masker yang tepat
▪ Edukasi pemantauan gerak janin di awali usia
kehamilan 20 mgg dan menghitung gerak janin
setelah usia kehamilan 28 mgg (10 x gerak/ 24 jam )
KESIMPULAN
• RSAB HK sebagai RS Siaga Covid19
menyediakan fasilitas kesehatan yang aman di
era Pandemi ini.
• Alur pelayanan yang jelas dan informatif
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
RS.
• Pemberian Asuhan Keperawatan yang
komprehensif pada Ibu hamil dengan PDP
sangat direkomendasikan untuk kesejahteraan
ibu dan janin.
Referensi
• PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPD PPNI.
• PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPD PPNI.
• PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPD PPNI.
• Saccone. G, Carboen. F.I, Zullo.F,. (2020). The Novel Coronavirus (2019-nCov) in
Pregnancy: What We Need To Know. European Journal of Obstetrics and
Gynecology and Reproductive Biology. 0301-2115. doi:
10.1016/j.ejogrb.2020.04.006
• Hong.L, et al. (2020). Why are pregnant women suspectible to COVID-19? An
Immunological viewpoint. Journal of Reproductive Immunology . 139 . 0165-
0378. doi: 10.1016/j.jri.2020.103122.
• Dashraat, P, et al. (2020). Coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic and
pregnancy. American Journal of Obstetrics and Gynecology. doi:
10.1016/j.ajog.2020.03.021.
• POKJA INFEKSI SALURAN REPRODUKSI POGI. Rekomendasi Penanganan Infeksi
Virus Corona (COVID-19) Pada Maternal (Hamil, Bersalin, dan Nifas). 2020.
We are not a team because
we work together, we are a
team because we respect,
trust, and care each other
-Anonimous-

Anda mungkin juga menyukai