Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warrahmatullahi, wabarakatuh.

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T atas kesehatan dan nikmat yang
diberikannya kepada kita, sehingga kita dapat berkumpul di forum RAK ke XXXI ini.
Shalawat beserta salam kita sampaikan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW
sebagai uswatun hasanah bagi setiap kaum muslimin. Semoga kita mendapat syafa’at dari
beliau di hari akhir kelak.
Hormat kami kepada Pengurus HMI Cabang Medan periode 2015-2016, Presidium
Sidang Tetap Rapat Anggota Komisariat (RAK) ke XXXI HMI Komisariat FISIP USU,
Pengurus HMI Komisariat FISIP USU, kakanda alumni maupun senioren, dan peserta RAK
ke XXXI HMI Komisariat FISIP USU yang berkesempatan untuk hadir dalam forum ini.
Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat (MPKPK) sebagai mandataris
dari RAK ke XXX sebelumnya, mengemban tanggung jawab dalam menjalankan tugas pokok
dan fungsinya sebagai lembaga yang mengawasi sekaligus konsultasi kepengurusan
periodesasi ini. MPKPK dalam hal ini secara sadar berusaha menegakkan Anggaran Dasar
(AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) serta nilai-nilai organisatoris lainnya dalam
periodesasi ini, walaupun tidak dapat dipungkiri masih terdapat kekurangan dalam
mengemban amanah tersebut.
Laporan umum MPKPK adalah sebuah generalisasi mengenai hasil pengawasan
terhadap kepengurusan pada periodesasi ini. Sistematika dalam penulisan laporan umum
MPKPK ini adalah sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
II. LAPORAN UMUM
III. LAPORAN MASING-MASING BIDANG
IV. PENUTUP

II. LAPORAN UMUM

Kepengurusan HMI Komisariat FISIP USU mengawali periodesasi 2015-2016 dengan


antusiasme serta semangat yang baik. Kondisi ini sayangnya tidak dapat dipertahankan karena
berbanding terbalik dengan kesadaran terhadap tanggung jawab yang diemban dan usaha
meng-upgrade kapasitas diri oleh masing-masing personel kepengurusan. Komitmen
kepengurusan untuk menjalankan nilai-nilai organisatoris semisalnya Rapat Organisasi juga
minim. Hal ini dapat dilihat baik secara kualitas, maupun kuantitas kehadiran pengurus dalam
rapat-rapat organisasi (Rapat Kerja, Rapat Harian Kepengurusan, Rapat Harian bersama
MPKPK).
Koordinasi antar pengurus yang buruk, ditambah lagi dengan proses komunikasi yang
tidak berjalan sebagaimana mestinya berdampak pada minimnya komitmen kepengurusan
dalam menjalankan agenda-agenda yang telah di sepakati dalam Rapat Kerja periodesasi ini.
Puncak dari hal ini adalah situasi “kekosongan agenda” hampir 5 bulan, terhitung pasca
selesainya Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Temu Ramah sampai menjelang pelaksanaan
Intermediate Training (LK1). Situasi ini berdampak terhadap pelaksanaan agenda
kepengurusan dalam satu periodesasi ini yang terbengkalai.
Koordinasi yang buruk juga dirasakan oleh MPKPK dalam usahanya menjalankan
tugas pokok dan fungsi organisasi. Hal ini dapat dilihat dari tidak dimanfaatkannya wadah
untuk konsultasi oleh seluruh kepengurusan, arus informasi yang tersendat, dan pelibatan
MPKPK yang bersifat praktis dan momentum saja. Reshuffle di tubuh kepengurusan yang
diharapkan dapat memberi perubahan dan semangat baru juga tidak berjalan sebagaimana
mestinya, mengingat rentang waktu dari reshuffle menuju persiapan RAK yang sempit.

III. LAPORAN MASING-MASING BIDANG


Bidang Penelitian dan Pengembangan
1. Minimnya pemahaman pada tiap personil bidang akan tugas pokok dan fungsi bidang
mengakibatkan rendahnya kesadaran dan tanggung jawab personil bidang dalam
agenda kepengurusan
2. Tidak adanya penelitian terkait isu-isu kekinian sehingga tidak adanya masukan-
masukan dari bidang litbang kepada kepengurusan.
3. Pasca reshuffle, tidak ada peningkatan yang berarti dalam bidang litbang.
4. Kurang adanya kesepahaman konsep pelaksanaan APK pada kepengurusan dan
berakibat pada rendahnya kehadiran kepengurusan pada agenda tersebut. Pelaksanaan
APK tidak menunjukkan hasil yang berarti pada kepengurusan
5. Fungsi MPKPK sebagai media konsultasi hanya dilakukan sebagai formalitas.

Bidang Pembinaan Anggota


Beberapa catatan terhadap Bidang Pembinaan Anggota selama satu periodesasi, yakni :
1. Pemahaman yang kurang dari tiap personil anggota bidang Pembinaan Anggota dapat
dilihat ketika Rapat Kerja Kepengurusan dan Rapat Harian bersama kepengurusan
serta pelaksanaan agenda bidang, ini juga diakibatkan karena Upgrading Khusus
Bidang Pembinaan Anggota dilaksanakan setelah proyek kerja berjalan tepatnya
setelah agenda Temu Ramah dilaksanakan.
2. Dari awal periodesasi hanya setengah personil anggota yang menunjukkan
intensitasnya baik di Rapat Kepengurusan maupun agenda kepengurusan, inilah yang
membuat bidang Pembinaan Anggota tidak maksimal dalam melaksanakan agenda
yang disepakati. Kurangnya anggota dalam pelaksanaan agenda kepengurusan ini
mengakibatkan seperti agenda Temu Ramah peserta yang hadir tidak sesuai target
kepengurusan, pelaksanaan Latihan Kader I yang lama dari tanggal yang disepakati di
Rapat Kerja Kepengurusan, dan tidak adanya agenda Maperca pada periode ini.
Agenda yang terlaksana hanyalah diskusi dan pengajian.
3. Pola perkaderan dari bidang Pembinaan Anggota tidak terlaksana sesuai ekpektasi
terlihat karena kurang memahami modul perkaderan yang berakibat penerapan nilai-
nilai komisariat tidak sampai kepada kader maupun calon kader. Ini dapat dilihat dari
tidak adanya follow up untuk kader yang baru mengikuti Latihan Kader I dan tidak ada
terlihatnya pengawalan serta tidak berjalannya kakak asuh kepada calon kader
sehingga banyak yang disorientasi serta minimnya keterlibatan calon kader.
4. Setelah reshuffle, tidak ada apapun yang berubah dari bidang ini baik secara
peningkatan pamahaman, aktualisasi agenda dan pengawalan calon kader. Tidak
adanya Upgrading Khusus setelah reshuffle membuat bidang ini kehilangan daya
geraknya dan kurang mentransformasikan nilai-nilai komisariat kepada calon kader.

Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda


1. Kacaunya koordinasi yang diakibatkan oleh kurangnya intensitas komunikasi yang
dilakukan oleh seluruh personel bidang.
2. Tidak adanya komitmen bersama diantara personil bidang dalam menjalankan proyek
kerja.
3. Minimnya pemahaman personil bidang terhadap tugas dan fungsi bidang sehingga
berdampak kepada hilangnya rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap bidang.
4. Agenda kerja bidang PTKP hanya bersifat momentum seperti aksi dan diskusi.
5. Tidak tersistematisnya pola gerakan yang dilakukan dan hanya bersifat momentum.
6. Kurangnya pengawalan yang dilakukan oleh bidang PTKP terhadap agenda-agenda
politik kampus.
Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
Terdapat beberapa catatan mengenai Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan
Profesi (KPP) dalam satu periodesasi ini, yaitu:
1. Grand scenario ataupun konsep bidang tidak dipahami secara merata oleh seluruh
personel bidang. Hal ini mengakibatkan pemahaman personel bidang KPP mengenai
tugas pokok dan fungsi sangat minim dan berimbas kepada kolektifitas kerja bidang
KPP.
2. Proses komunikasi antar personel di bidang KPP yang tidak berjalan dengan baik.
Kondisi ini berimbas pada kurang intensnya beberapa personel bidang KPP untuk ikut
serta dalam menjalankan agenda-agenda kepengurusan maupun agenda bidang KPP
sendiri.
3. Minimnya agenda bidang yang terlaksana. Kualitas personel bidang KPP yang baik
tidak diimbangi dengan aksi maupun pengejawantahan langsung dalam satu
periodesasi ini. Hal ini berimbas pada tidak terlaksananya program kerja yang telah
disepakati dan monoton nya agenda-agenda yang terlaksana.
4. Koordinasi antara bidang KPP dengan Pengurus Biro HMI Komisariat FISIP USU
yang buruk. Bidang KPP yang diamanatkan untuk membantu kepengurusan Biro tidak
memiliki pemahaman yang mumpuni untuk mentransformasikan pengetahuan maupun
pengalaman yang dimiliki. Kondisi ini berakibat munculnya pemikiran personel
bidang yang khawatir program kerja bidang KPP dengan Biro beririsan satu sama
lain, sehingga berakibat pada stagnannya agenda dari bidang KPP maupun
kepengurusan Biro.

Bidang Administrasi dan Kesekretariatan


Dalam setiap organisasi, Bidang Administrasi dan Kesekretariatan (Adm. Kesek)
tentunya memegang peranan penting. Hal ini dapat dilihat dari tupoksi utama Bidang Adm.
Kesek sebagai katalisator antar bidang dikepengurusan yang fungsinya mengatur
kesistematisan setiap agenda yang dilakukan tiap bidang dikepengurusan. Selain itu, bidang
Adm. Kesek merupakan corong kepengurusan dalam menyampaikan info-info berkembang
kepada keluarga besar HmI Komisariat Fisip USU. Namun dalam implementasinya di
lapangan, bidang Adm. Kesek yang harusnya menjadi jantung organisasi tidak melaksanakan
fungsi dengan maksimal. Hal yang paling utama tentunya ketidakpahaman personel bidang
mengenai mekanisme dalam organisasi yang berakibat tidak sistematisnya setiap proses
dalam satu agenda yang ingin dilakukan. Selain hal tersebut, terdapat beberapa hal yang
menjadi catatan khusus dalam perjalanan 1 (satu) periodesasi ini dalam Bidang Administrasi
dan Kesekretariatan, yaitu :
1. Kurangnya pemahaman terhadap bidang
Pemahaman yang menjadi dasar dalam bertindak tampak kurang merata dalam
periodesasi ini. Ini dapat dilihat dari tidak pahamnya personel bidang mengenai tugas,
pokok dan fungsi dari Bidang ini. Para personel bidang hanya melaksanakan suatu
kegiatan atas dasar pemenuhan proyek kerja tanpa melihat substansi dari suatu kegiatan.
Selain itu, pemahaman mengenai mekanisme organisasi baik sistematika didalam rapat,
penyebaran surat dan lain-lain juga sangat kurang didalam personel bidang sehingga
banyak kecacatan secara mekanisme yg terjadi.
2. Konsolidasi dalam bidang yang tidak terjalin dengan baik
Konsolidasi yang menjadi penghubung antar pengurus dalam melaksanakan agenda
menjadi hal yang tampak disepelekan, terkhusus dalam Bidang Adm. Kesek. Kurangnya
kedekatan antar personel dalam bidang ini hanya melibatkan beberapa orang dan tidak
menyeluruh kesemua personel bidang. Ini terbukti dengan kurangnya keikutsertaan
personel bidang dalam setiap kegiatan yg diadakan Kepengurusan.
3. Sistem Kepengelolaan yang berantakan
Bidang Adm. Kesek yang harusnya menjadi bidang yang menjendrali tata kelola
organisasi terlihat tidak menjalankannya tugasnya dengan baik. Hal ini tercermin dari
dari berantakannya agenda kepengurusan karena ketidaktepatan dalam mengelola waktu
pelaksanaan yang mengakibatkan beberapa Proyek Kerja yang sudah disepakati tidak
terlaksana sesuai jadwal, bahkan beberapa agenda urung terlaksana. Beberapa agenda
kepengurusan yang tidak terlaksana adalah Masa Perkenalan Calon Anggota (Maperca),
4. Pola penyebaran informasi yang tidak jelas
Sebagai bidang yang menjendrali penginformasian kepada keluarga besar, bidang ini
tidak memberikan informasi yang merata terhadap seluruh stakeholder komisariat. Hal ini
dapat terlihat dari banyaknya alumni yang tidak mengetahui apa yang sudah dilakukan
komisariat. Bahkan dalam perjalanannya, terdapat beberapa informasi yang tidak tepat
yang diberikan oleh kepengurusan tanpa adanya klarifikasi.

Pasca reshuffle tidak banyak yang berubah di Bidang Adm. Kesek. Perjalanan yang
masih stagnan dibidang ditambah dengan ketidakpahaman para personel baru yang masuk
sebagai bagian rotasi atau promosi dibidang ini. Hal ini diperparah dengan ketiadaan
upgrading khusus yang dilakukan membuat semakin berkurang transformasi nilai-nilai
komisariat dalam diri personel bidang. Dan perjalan satu periodesasi kepengurusan ini juga
ditandai dengan kurangnya personel bidang Adm. Kesek dalam memberdayakan media
konsultasi yang dipunyai oleh kepengurusan.

Bidang Keuangan dan Perlengkapan


HmI sebagai organisasi yang independen membuat Bidang Keuangan dan
Perlengkapan menjadi bidang yang sangat penting. Bidang Keupel harus mempunyai inovasi-
inovasi yang kreatif untuk memastikan manajemen keuangan komisariat tetap stabil. Selain
itu, bidang ini juga bertanggung jawab untuk mengatur dan proses penjagaan semua aset yang
dimiliki oleh HMI Komisariat Fisip USU. Namun dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa
hal yang menjadi perhatian khusus di Bidang Keuangan dan Perlengkapan (Keupel) dalam
periodesasi ini adalah :
1. Kurangnya Leadearship oleh Ketua Bidang
Ketua Bidang Keupel yang harusnya menjadi orang yang bertanggungjawab dalam
bidang tidak mampu memanajemen personel bidang Keupel ini dengan baik. Ketua
bidang lebih banyak berjalan dengan secara individu tanpa melibatkan secara merata
personel bidang Keupel lainnya. Hal ini ditambah dengan ketidakaktifan Ketua Bidang
Keupel pasca agenda Temu Ramah sampai reshuffle kepengurusan.
2. Manajemen keuangan komisariat yang berantakan
Keuangan komisariat tidak terkelola dengan baik yang membuat kesalahannya
kepengurusan ketika melaksanakan agenda-agenda kepengurusan.
3. Peran personel dalam bidang tidak jelas
Jumlah personel bidang yang sangat besar membuat peran masing-masing personel
bidang menjadi tidak jelas. Hal ini membuat banyak personel bidang Keupel tidak
menjalankan tupoksinya secara maksimal dan pastinya saling tumpang tindih antar
personel bidang tersebut.
4. Inventarisasi aset komisariat tidak terlaksana dengan baik
Setiap aset yang dimiliki komisariat tentunya merupakan alat perjuangan dan pendukung
bergeraknya komisariat. Namun dalam penjagaan, aset-aset yang dimiliki komisariat
tidak tertata dan terjaga dengan baik sehingga membuat beberapa aset komisariat
rusak/hilang.

Pasca reshuffle, sedikit ada perubahan dalam Bidang Keupel. Terlihat usaha-usaha
yang dilakukan oleh Bidang Keupel dalam memenuhi dan memaksimalkan keuangan
komisariat meski masih jauh dari kata maksimal. Namun dalam proses pembagian peran
dalam personel bidang ini sendiri, masih belum terlihat dengan jelas meskipun jumlah
personel bidang jauh berkurang dari sebelumnya.

IV. PENUTUP
Demikianlah laporan hasil pengawasan MPKPK terhadap kepengurusan HMI
Komisariat FISIP USU periodesasi 2015-2016. Harapannya agar RAK ke-XXXI ini menjadi
sebuah forum yang berdampak positif terhadap perkembangan HMI Komisariat FISIP USU.

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Yakin Usaha Sampai!

Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat FISIP USU Periode


2015-2016

1. Mujahid Widian Saragih


2. Dwi Arsita Saragih
3. Iil Askar Mondza
4. Riza Arinda Sari
5. Rizki Rahmawan Sitepu

Anda mungkin juga menyukai