Anda di halaman 1dari 17
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena hingga saat ini kita semua telah diberikan Kesehatan, rezeki yang cukup, serta masih diberikan kesempatan untuk berkarya sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan, Tak lupa terima Kasih juga kami ucapkan kepada Bapak Eriana Kartadjumena, Ph.D, Ak, CSRS. selaku dosen pengajar mata kuliah Pelaporan Korporat yang telah memberikan kami kesempatan untuk mencurahkan ide dan gagasan kami mengenai PSAK 73 Sewa. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Selaku penyusun makalah ini, kami berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca, dalam hal memberikan informasi hususnya mengenai PSAK 73 Sewa, Dalam pengetikan dan penyampaian makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itulah, kami sebagai penyusun selalu terbuka dengan kritik dan saran agar kami bisa menjadi lebih baik dalam penyusunan makalah ke depannya. Akhir kata, semoga laporan yang kami susun ini dapat menambah wawasan bagi pembaca secara ‘umum dan penulis secara khusus. DAFTAR ISI KATAPENGANTAR i DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN .. 1.1 Latar Belakang. 1 1,2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan BAB II PEMBAHASAN.... 2.1 PSAK 73 : Sewa . 2.1.1 Ruang Lingkup PSAK 73 2 2.1.2 Pengecualian Pengakuan.... 2.1.3 Klasifikasi Sewa ... 2.1.4 Identifikasi Sewa. 3 2.1.5 Masa Sewa.... 2.2 Penyewa 4 2.2.1 Pengakuan 4 2.2.2 Pengukuran. 4 2.2.3 Penyajian 7 2.2.4 Pengungkapan. 8 2.3. Pesewa 9 2.3.1 Sewa Pembiayaan, 9 2.3.2 Sewa Operasi 10 2.4 Transaksi Jual dan Sewa Balik u 2.4.1 Menilai Apakah Pengalihan Aset Merupakan Penjualan. u 2.4.2 Pengalihan Aset Merupakan Penjualan, in 2.4.3 Pengalihan Aset Bukan Merupakan Penjualan. ul BAB III PENUTUP... 3.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA.. BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tanggal 18 September 2017, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAD telah mengesahkan Draf Eksposur (DE) PSAK 73: Sewa menjadi PSAK 73: Sewa. PSAK 73 mengadopsi IFRS 16 Leases yang berlaku efektif per 1 Januari 2019. Pada prinsipnya, tidak terdapat perubahan yang signifikan antara DE (Draft Eksposur) PSAK 73 dan PSAK 73, kecuali penambahan paragraf DK 11-DK16 dalam Dasar Kesimpulan PSAK 73 yang mengakomodasi tanggapan DSAK IAT atas beberapa masukan dan komentar dari publik. PSAK 73 yang merupakan adopsi dari IFRS 16 mengatur tentang sewa. PSAK ini akan menggantikan beberapa standar; diantaranya PSAK 30 tentang Sewa, ISAK 23 tentang Sewa Operasi, dan ISAK 25 tentang Hak atas Tanah. Standar baru ini akan mengubah secara substansial pembukuan transaksi sewa dari sisi penyewa (lessee). Ringkasnya, berdasarkan PSAK 73, korporasi penyewa mesti membukukan hampir semua transaksi sewanya sebagai sewa finansial (financial lease). Pembukuan sewa operasi (operating lease) hanya boleh dilakukan atas transaksi sewa yang memenuhi dua syarat berjangka pendek (di bawah 12 bulan) dan bernilai rendah. Yang masuk Kategori ini misalnya sewa ponsel, laptop, dan sejenisnya. Konsekuensi sewa finansial cukup panjang. Yang paling mendasar, kini, perusahaan harus mencatatkan aset (sewa) dan kewajiban (sewa) di dalam neraca, “Jadi, transaksi sewa yang tadinya bisa off balance sheet sekarang menjadi on balance sheet,” terang Djohan, Harap dicatat, pencatatan ini bisa mempengaruhi rasio utang, rasio pengembalian aset, dan masih banyak lagi. Rosita memprediksi, PSAK 73 juga berdampak luas Karena hampir semua perusahaan memiliki transaksi sewa dan mayoritas masih mencatatkan sebagai sewa operasi. Ia juga menilai, penerapan PSAK 73 dalam laporan keuangan akan merefleksikan kondisi yang sebenarnya suatu perusahaan. Dengan demikian, standar ini akan menghasilkan informasi keuangan yang tepat sehingga meningkatkan kualitas keputusan manajemen. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep PSAK 73 tentang sewa? 2. Apa itu sewa dan apa saja klasifikasinya? 3. Bagaimana pengakuan akuntansi untuk penyewa (lessee) dan pesewa (lessor) ? 4, Bagaimana pengakuan transaksi jual dan sewa balik 1.3 Tujuan 1, Dapat mengetahui konsep PSAK 73 tentang sewa; 2. Dapat mengetahui definisi sewa beserta klasifikasinya; 3. Dapat mengetahui pengakuan akuntansi untuk penyewa dan pesewa; 4, Dapat mengetahui pengakuan akuntansi untuk transaksi jual dan sewa balik BABIL PEMBAHASAN 2.1 PSAK 73 : Sewa Pernyataan Standar Akuntnsi keuangan 73 (PSAK 73) sewa menetapkan prinsip pengakuan, pengkuran, penyajian, dan pengungkapan sewa. Tujunnya adalah untuk memastikan bahwa penyewa dan pesewa menyediakan informasi yang relevan yang mempresentasikan dengan tepat transaksi tersebut. Sewa ditetapkan untuk berlaku efektif per 1 Januari 2020, dengan opsi penerapan diperkenankan untuk entitas yang juga telah menerapkan PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan pada atau sebelum tanggal penerapan awal PSAK 73. PSAK 73: Sewa akan menggantikan: a. PSAK 30: Sewa; b. ISAK 8: Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa; c. ISAK 23: Sewa Operasi — Insentif; d. ISAK 24: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa; dan e. ISAK 25: Hak atas Tanah. Sewa Penyewaan merupakan aktivitas penting untuk banyak entitas. Penyewaan merupakan cara untuk mendapatkan akses atas aset, memperoleh pembiayaan, dan mengurangi eksposur entitas terhadap risiko kepemilikan aset. Prevalensi penyewaan ini berarti bahwa penting bagi pengguna laporan keuangan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan terpahami mengenai aktivitas penyewaan yang dilakukan entitas. Model akuntansi sewa sebelumnya mensyaratkan penyewa dan pesewa untuk mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi dan mencatat kedua jenis sewa tersebut secara berbeda. Model tersebut dikritisi tidak mampu memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan Karena tidak selalu. memberikan representasi yang tepat atas transaksi penyewaan. Khususnya, model tersebut tidak mensyaratkan penyewa untuk mengakui aset dan liabilitas yang timbul dari sewa operasi 2.1.1 Ruang Lingkup PSAK 73 PSAK 73 mengatur seluruh sewa termasuk sewa aset hak-guna dalam subsewa masuk kedalam lingkup PSAK 73 sendiri, kecuali a. Sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak, gas alam, dan sumber daya serupa yang tidak dapat diperbaharui, (PSAK 64) . Sewa aset biologis (PSAK 69) Perjanjian konsesi jasa (ISAK 16) Lisensi kekayaan intelektual (PSAK 72) Hak yang dimiliki oleh penyewa dalam perjanjian lisensi (PSAK 19) untuk item seperti contoh film, rekaman video, hak paten, dan hak cipta. pecs 2.1.2 Pengecualian Pengaknan Penyewa dapat memilih untuk tidak menerapkan persyaratan dalam paragraf 29 s.d. 49 untuk : a. Sewa jangka pendek (kurang lebih atau sama dengan 12 bulan dan tidak mengandung opsi beli) a. Pemilihan sewa jangka pendek sendiri dibuat berdasarkan kelas asset pendasar yang terkait dengan hak guna. Kelas asset pendasar merupakan suatu pengelompokan dari asset pendasar yang memiliki sifat dan penggunaan yang serupa dengan suatu operasi entitas. Pemilihan untuk sewa yang asset pendasarnya bernilai rendah dapat dilakukan atas dasar adanya sewa-per-sewa, 'b. Sewa yang asset pendasarnya bernilai rendah dengan (kurang dari atau sama dengan 5000 USD): 1. Tidak memiliki ketergantungan atau interalasi dengan aset lain rendah. 2. Bemnilai rendah secara absolut, tanpa memperhatikan materialitas. 3. Ketika aset baru bernilai material, maka penilaian dari aset baru, 4, Jika aset disubsewakan maka tidak memenuhi aset bernilai rendah.Contoh : Laptop dan Furniture. Jika menerapkan opsi pengecualian, maka beban sewa diakui sebagai beban baik dengan straight-line method ataupun dengan metode-metode yang lainnya selama itu merepresentasikan pola manfaat penyewa. Entitas biasanya akan mempertimbangkan sebagai sewa baru jika terdapat modifikasi sewa ataupun juga jika adanya perubahan dalam masa sewa. 2.1.3 Klasifikasi Sewa Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan suatu asset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor. Sewa diklasifikasikan alas a. Sewa operasi / operating lease 1. Sewa jangka pendek 2. Alat dapat digunakan oleh penyewa namun aset tetap dimiliki oleh pihak yang menyewakan (tidak terjadi pengalihan kepemilikan aset di akhir masa sewa) 3. Asset tidak boleh diubah (dimodifikasi) 4, Penyajian dalam laporan keuangan a) Diakui dan disajikan sebagai beban sewa dalam laporan laba rugi komprehensi b) Tidak ada pencatatan aset, utang dan beban depresiasi (off balance sheet) sehingga dapat meningkatkan beberapa risiko keuangan (efisiensi dan leverage) b. Sewa pembiayaan / financial lease 1, Merupakan bentuk pendanaan jangka panjang, 2. Dapat mengalihkan kepemilikan aset kepada pihak lessee pada akhir masa sewa 3. lessee memiliki opsi untuk membeli asset 4, asset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material 5. Pengakuan a) Pencatatan aset dan amortisasi oleh lessee b) Pencatatan utang dan beban bunga atas kontrak pembayaran jangka Panjang ©) Lessor tidak lagi mengakui asset 4) Piutang dan pendapatan bunga akan diakui oleh Lessor Namun, pada PSAK 73, semua lease diperlakukan sebagai financial lease kecuali sewa yang kkurang dari | tahun atau yang bernilai rendah. 2.1.4 Identifikasi Sewa Suatu kontrak merupakan, atau mengandung, sewa jika kontrak tersebut memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset identifikasian selama suatu jangka waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan (PP09-PP31). Asset biasanya dapat diidentifikasikan : a. Ditetapkan secara eksplisit atau secara implisit b. Pemasok (supplier tidak memiliki hak substitusi substantive c. Bagian kapasitas aset secara fisik dapat dibedakan Tidak Tidak keduanya dan untuk tujuan apa Asetdigurakan tela dtetapkan eeu ae Pee) Picco Gambar 1.1 Identifikasi Sewa 2.1.5 Masa Sewa Entitas menentukan masa sewa sebagai periode sewa yang tidak dapat dibatalkan, dan juga: a. periode yang dicakup oleh opsi untuk memperpanjang sewa jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi tersebut; dan b. periode yang dicakup oleh opsi untuk menghentikan sewa jika penyewa cukup pasti untuk tidak mengeksekusi opsi tersebut. Sewa tidak lagi dapat dipaksakan ketika penyewa dan pesewa masing-masing memiliki hak ‘untuk menghentikan sewa tanpa izin dari pihak lain dengan denda yang tidak signifikan. a. Jika hanya penyewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka hak tersebut dipertimbangkan sebagai opsi untuk menghentikan sewa yang tersedia untuk dipertimbangkan ketika menentukan masa sewa. b. Jika hanya pesewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka periode sewa ‘meliputi periode yang tercakup oleh opsi untuk menghentikan sewa tersebut. Masa sewa dimulai pada tanggal permulaan dan meliputi periode sewa cuma-cuma yang diberikan pesewa kepada penyewa. 2.2 Penyewa 2.2.1 Pengakuan Pada tanggal permulaan, penyewa mengakui aset hak guna dan liabilitas sewa. 2.2.2Pengukuran a. Pengukuran Awal 1. Pengukuran Awal Aset Hak Guna Pada tanggal permulaan, penyewa mengukur aset hak guna pada biaya perolehan, adapun ‘untuk biaya perolehan aset hak guna meliputi : a) Jumlah pengukuran awal liabilitas sewa. b) Pebayaran sewa yang dilakukan pada atau sebelum tanggal permulaan, dikurangi dengan insentif sewa yang diterima c) Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh penyewa 4) Estimasibiaya yang akan dikeluarkan oleh penyewa dalam membongkar dan memindahkan aset pendasar, merestorasi tempat dimana aset berada atau merestorasi 4 aset pendasar ke kondisi yang disyaratkan oleh syarat dan ketentuan sewa, kecuali biaya- biaya tersebut dikeluarkan untuk menghasilkan persediaan. Penyewa dikenai kewajiban atas biaya-biaya tersebut baik pada tanggal permulaan atau sebagai Konsekuensi dari telah menggunakan aset pendasar selama periode tertentu, Penyewa mengakui biaya yang di jelaskan tersebut di atas sebagai bagian dari biaya perolehan aset hak-guna Ketika timbul kewajiban atas biaya-biaya tersebut. Penyewa menerapkan PSAK 14: Persediaan untuk biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu sebagai konsekuensi dari telah menggunakan aset hak-guna untuk menghasilkan persediaan selama periode tersebut. Kewajiban atas biaya yang dicatat dengan menerapkan Pernyataan ini atau PSAK 14, diakui dan diukur dengan menerapkan PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi. 2. Pengukuran Awal Liabilitas Sewa Pada tanggal permulaan, penyewa mengukur liabilitas sewa pada nilai kini pembayaran sewa yang belum dibayar pada tanggal tersebut. Pembayaran sewa didiskontokan dengan menggunakan suku bunga implisit dalam sewa, jika suku bunga tersebut dapat ditentukan. Jika suku bunga tersebut tidak dapat ditentukan, maka penyewa menggunakan suku bunga pinjaman inkremental penyewa. a) pembayaran tetap (termasuk pembayaran (etap secara-substansi__sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf PP42), dikurangi dengan piutang insentif sewa; b) pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga yang pada awalnya diukur dengan menggunakan indeks atau suku bunga pada tanggal permulaan. Contoh : pembayaran terkait dengan indeks harga konsumen, pembayaran yang terkait dengan suku bunga acuan (seperti LIBOR) atau pembayaran yang bervariasi untuk merefleksikan perubahan dalan harga sewa pasar. ©) jumlah yang diperkirakan akan dibayarkan oleh penyewa dalam jaminan nilai residual; 4) harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi tersebut (Ginitai dengan mempertimbangkan faktor yang dideskripsikan dalam paragraf PP37— P40); dan ©) pembayaran penalti karena penghentian sewa, jika masa sewa merefleksikan penyewa ‘mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa. Pengukuran Selanjutnya 1. Pengukuran Selanjutnya Aset Hak Guna Setelah tanggal permulaan, penyewa mengukur aset hak-guna dengan menerapkan model biaya, kecuali entitas menerapkan model pengukuran lain sesuai dengan b). a) Model Biaya 1) Penyewa mengukur aset hak-guna pada biaya perolehan: + dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai; dan + disesuaikan dengan pengukuran kembali liabilitas sewa. 2) Penyewa menerapkan persyaratan penyusutan dalam PSAK 16 dalam menyusutkan aset hak-guna, dengan mempertimbangkan persyaratan: + Jika sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada penyewa pada akhir masa sewa atau jika biaya perolehan merefleksikan penyewa akan mengeksekusi opsi beli, maka penyewa menyusutkan aset hak-guna dari tanggal permulaan hingga akhit umur manfaat aset pendasar. “Jika tidak, maka penyewa menyusutkan aset hak-guna dari tanggal permulaan hingga tanggal yang lebih awal antara akhir umur manfaat aset hak-guna atau akhir 5 masa sewa. 3) Penyewa menerapkan PSAK 48 untuk menentukan apakah aset hak-guna mengalami penurunan nilai dan mencatat kerugian penurunan nilai. b) Model Pengukuran Lain 1) Jika penyewa menerapkan model nilai wajar sesuai PSAK 13: untuk aset properti investasinya, maka penyewa juga menerapkan model nilai wajar untuk aset hak-guna yang memenuhi definisi properti investasi dalam PSAK 13: Properti Investasi 2) Tika aset hak-guna terkait dengan kelas aset tetap di mana penyewa menerapkan ‘model revaluasi sesuai PSAK 16: Aser Tetap, maka penyewa dapat memilih untuk ‘menerapkan model revaluasi tersebut untuk seluruh aset hak-guna yang terkait dengan kelas aset tetap tersebut. 2, Pengukuran Selanjutnya Liabilitas Sewa a) Setelah tanggal permulaan, penyewa mengukur liabilitas sewa dengan: 1) meningkatkan jumlah tercatat untuk merefleksikan bunga atas liabilitas sewa; 2) mengurangi jumlah tercatat untuk merefleksikan sewa yang telah dibayar; dan 3) mengukur Kembali jumlah tercatat untuk merefleksikan penilaian kembali atau ‘modifikasi sewa yang ditetapkan dalam paragraf 39-46, atau untuk merefleksikan pembayaran sewa tetap secara-substansi revisian (lihat paragraf PP42) b) Bunga atas liabilitas sewa pada masing-masing periode adalah jumlah yang ‘menghasilkan suku bunga periodik yang konstan atas sisa saldo liabilitas sewa, ©) Setelah tangga perolehan Penyewa mengakui dalam laba rugi, kecuali biaya tersebut sudah termasuk dalam jumlah fercatat aset lain dengan menerapkan Pernyataan lain yang, relevan: 1) bunga atas liabilitas sewa; dan 2) pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa pada periode di mana kejadian atau kondisi yang memicu pembayaran tersebut terjadi. ¢. Penilaian Kembali Liabilitas Sewa 1. Penyewa menentukan tingkat diskonto revisian sebagai suku bunga implisit dalam sewa untuk sisa masa sewa, jika tingkat diskonto revisian tersebut dapat ditentukan; atau suku. bunga pinjaman inkremental penyewa pada tanggal penilaian kembali, jika suku bunga implisit dalam sewa tidak dapat ditentukan. 2. Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pembayaran sewa revisian, jika: a) terdapat perubahan dalam jumlah yang diperkirakan akan dibayar dalam jaminan nilai residual b) terdapat perubahan pembayaran sewa masa depan sebagai akibat dari perubahan indeks atau suku bunga yang digunakan untuk menentukan pembayaran tersebut. Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa untuk merefleksikan pembayaran sewa revisian tersebut hanya ketika terdapat perubahan dalam arus kas (yaitu ketika terdapat penyesuaian pembayaran sewa). Penyewa menentukan pembayaran sewa revision untuk sisa masa sewa berdasarkan pembayaran kontraktual revisian. 3. Penyewa menggunakan tingkat diskonto yang tidak berubah, kecuali perubahan pembayaran sewa berasal dari perubahan dalam suku bunga mengambang. Dalam hal fersebut, penyewa menggunakan tingkat diskonto revisian yang merefleksikan perubahan dalam suku bunga. 4. Modifikasi Sewa 1. Penyewa mencatat modifikasi sewa sebagai sewa terpisah jika: a) modifikasi meningkatkan ruang lingkup sewa dengan menambahkan hak untuk ‘menggunakan satu aset pendasar atau lebih; dan b) imbalan sewa meningkat sebesar jumlah yang setara dengan harga tersendiri untuk peningkatan dalam ruang lingkup dan penyesuaian yang tepat pada harga tersendiri tersebut untuk merefleksikan kondisi kontrak tertentu. 2. Untuk modifikasi sewa yang tidak dicatat sebagai sewa terpisah, pada tanggal efektif modifikasi sewa, penyewa: a) mengalokasikan imbalan kontrak modifikasian dengan menerapkan paragraf 13-16; ) menentukan masa sewa dari sewa modifikasian dengan menerapkan paragraf 18-19; dan ) mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pembayaran sewa revisian ‘menggunakan tingkat diskonto revisian. Tingkat diskonto revisian ditentukan sebagai suku bunga implisit dalam sewa untuk sisa masa sewa, jika dapat ditentukan; atau suku bunga pinjaman inkremental penyewa pada tanggal efektif modifikasi, jika suku bunga implisit dalam sewa tidak dapat ditentukan. 3. Untuk modifikasi sewa yang tidak dicatat sebagai sewa terpisah, penyewa mencatat pengukuran kembali liabilitas sewa dengan: a) menurunkan jumlah tercatat aset hak-guna untuk merefleksikan penghentian parsial atau penuh sewa untuk modifikasi sewa yang menurunkan ruang lingkup sewa. Penyewa mengakui dalam laba rugi setiap laba rugi yang terkait dengan penghentian parsial atau penuh sewa tersebut. b) membuat penyesuaian terkait dengan aset hak-guna untuk seluruh modifikasi sewa lainnya. 2.2.3Penyajian a. Penyewa menyajikan dalam laporan posisi keuangannya, atau mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangannya: 1. aset hak-guna secara terpisah dari aset lainnya. 2. Jika penyewa tidak menyajikan aset hak-guna secara terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka penyewa: a) menyajikan aset hak-guna dalam pos yang sama dengan pos yang digunakan untuk ‘menyajikan aset pendasar serupa jika aset tersebut dimiliki; dan b) mengungkapkan pos mana dalam laporan posisi keuangan yang mencakup aset hak- guna tersebut. . liabilitas sewa secara terpisah dari liabilitas lain. 4. Jika penyewa tidak menyajikan liabilitas sewa secara terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka penyewa mengungkapkan pos mana dalam laporan posisi keuangan yang mencakup liabilitas tersebut Persyaratan penyajian aset hak guna terpisah tidak diterapkan pada aset hakguna yang memenuhi definisi properti investasi, yang disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai properti investas b. Dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, penyewa menyajikan beban bunga atas liabilitas sewa secara terpisah dari beban depresiasi untk aset hak guna, Beban bunga atas liabilitas sewa merupakan komponen biaya keuangan, di mana PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf 82(b) mensyaratkan untuk disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi dan penghasilan kompreshensif lain 7 ¢. Dalam laporan arus kas, penyewa mengklasifikasikan: 1. pembayaran kas untuk bagian pokok liabilitas sewa dalam aktivitas pendanaan; 2. pembayaran kas untuk bagian bunga liabilitas sewa dengan menerapkan persyaratan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas untuk pembayaran bunga; dan 3. pembayaran sewa jangka-pendek, pembayaran sewa aset bemilai rendah, dan pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa dalam aktivitas operasi. 2.2.4Pengungkapan Tujuan pengungkapan adalah agar penyewa dapat mengungkapkan informasi dalam catatan atas laporan keuangan, serta informasi yang diberikan dalam laporan posisi keuangan, laporan Jaba rugi, dan laporan arus kas, yang memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas penyewa, Penyewa mengungkapkan informasi tentang sewanya dalam catatan atas laporan keuangan atau bagian terpisah dalam laporan keuangannya, Penyewa tidak perlu menduplikasi informasi yang telah disajikan di bagian lain dalam laporan keuangan, jika informasi tersebut telah tercakup melalui referensi silang dalam catatan tunggal atau bagian terpisah tentang sewa a. Penyewa mengungkapkan jumlah berikut ini untuk periode pelaporan: 1. beban penyusutan untuk aset hak-guna berdasarkan kelas aset pendasar; 2. beban bunga atas liabilitas sewa: 3. beban yang terkait dengan sewa jangka-pendek yang dicatat dengan menerapkan paragraf 06. Beban ini tidak termasuk beban yang terkait dengan sewa dengan masa sewa | bulan atau kurang: 4, beban yang terkait dengan sewa aset bemnilai-rendah yang dicatat dengan menerapkan paragraf 06. Beban ini tidak termasuk beban yang terkait dengan sewa jangka-pendek atas aset benilai-rendah yang ada dalam poin 3 diatas. 5. beban yang terkait dengan pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa; 6. pendapatan dari mensubsewakan aset hak-guna; 7. total pengeluaran kas untuk sewa; 8. penambahan aset hak-guna; 9. keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi jual dan sewabalik; dan 10,jumlah tercatat aset hak-guna pada akhir periode pelaporan berdasarkan Kelas aset pendasar. b. Penyewa memberikan pengungkapan dalam format tabel, kecuali format lain lebih tepat. Jumlah yang diungkapkan meliputi biaya yang telah penyewa masukkan dalam jumlah tercatat aset lain selama periode pelaporan. c. Penyewa mengungkapan jumlah komitmen sewa untuk sewa jangka-pendek yang dicatat dengan menerapkan paragraf 06 pada PSAK 73 4. Jika aset hak-guna memenuhi definisi propertiinvestasi, maka penyewa menerapkan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13. Dalam hal tersebut, penyewa tidak disyaratkan untuk memberikan pengungkapan dalam hurup a (1), (6), (8), atau (10) untuk aset hak- ‘guna tersebut. e. Jika penyewa mengukur aset hak-guna pada jumlah revaluasian dengan menerapkan PSAK 16: Aset Tetap, maka penyewa mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh PSAK 16: Aset Tetap paragraf 77 untuk aset hak-guna tersebut. £. Penyewa mengungkapkan analisis jatuh tempo atas liabilitas sewa dengan menerapkan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan paragraph 39 dan P11 secara terpisah dari 8 ‘analisis jatuh tempo liabilitas keuangan lain. Sebagai tambahan, penyewa mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif tambahan tentang aktivitas sewanya, Informasi tambahan ini dapat meliputi, namun tidak terbatas pada informasi yang dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai: 1. sifat aktivitas sewa penyewa; 2. pengeluaran kas masa depan yang berpotensi memberikan dampak kepada penyewa yang tidak terefleksikan dalam pengukuran liabilitas sewa. Ini termasuk dampak yang timbul dari: a) pembayaran sewa variabel; ) opsi perpanjangan dan opsi penghentian; ) jaminan nilai residual; 4) sewa yang belum dimulai oleh penyewa yang telah berkomitmen. 3. pembatasan atau perjanjian yang timbul dari sewa; dan 4. transaksi jual dan sewa-balik h. Penyewa yang mencatat sewa jangka-pendek atau sewa aset bemilai-rendah dengan ‘menerapkan paragraf 06 mengungkapkan fakta tersebut. 3 Pesewa Sewa diklasifikasikan sebagai ‘Sewa Pembiayaan’ jika mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset pendasar. Sewa diklasifikasikan sebagai ‘Sewa Operasi’ jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset pendasar 2.3.1Sewa Pembiayaan Pengakuan: Pada tanggal permulaan, pesewa mengakui aset yang dimiliki dalam sewa pembiayaan dalam laporan posisi keuangan dan menyajikannya sebagai piutang pada jumlah yang sama dengan investasi neto sewa. a. Pengukuran Awal 1, Pesewa menggunakan suku bunga implisit dalam sewa untuk mengukur investasi neto sewa 2. Jika suku bunga implisit dalam subsewa tidak dapat ditentukan, maka pesewa dapat ‘menggunakan tingkat diskonto yang digunakan dalam sewa utama (disesuaikan dengan biaya langsung awal yang terkait dengan subsewa) untuk mengukur investasi neto dalam, subsewa 3. Biaya langsung awal, selain yang ditimbulkan oleh pesewa pabrikan atau dealer, dimasukkan dalam pengukuran awal investasi neto sewa dan mengurangi jumlah penghasilan yang diakui sepanjang masa sewa b. Pembayaran Sewa: Pembayaran sewa yang termasuk dalam pengukuran investasi neto sewa meliputi pembayaran atas hak untuk menggunakan aset pendasar selama masa sewa yang belum diterima pada tanggal permulaan sebagai berikut: 1, Pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap secara-substansi), dikurangi dengan insentif sewa terutang 2. Pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga, yang pada awalnya diukur dengan menggunakan indeks atau suku bunga pada tanggal permulaan, 3. Jaminan nilai residual yang diberikan kepada pesewa oleh penyewa, pihak yang terkait dengan penyewa, atau pihak ketiga yang tidak terkait dengan pesewa yang secara finansial mampu melaksanakan kewajibannya dalam jaminan tersebut. 4, Harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup yakin untuk mengeksekusi opsi tersebut, dan 9 5. Pembayaran penalti karena menghentikan sewa, jika penyewa akan mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa. ¢. Pengukuran Selanjutnya: Pesewa mengakui penghasilan keuangan sepanjang masa sewa, berdasarkan suatu pola yang merefleksikan tingkat imbalan periodik yang Konstan atas investasi neto sewa pesewa, yaitu ‘Pendapatan Sewa Pembiayaan Pesewa menerapkan penghentian pengakuan dan penurunan nilai dalam PSAK 71. Pesewa meninjau ulang secara reguler nilai residual tak terjamin estimasian yang digunakan dalam menghitung investasi bruto sewa. Jika terdapat pengurangan nilai residual tak terjamin estimasian, maka pesewa merevisi alokasi penghasilan selama masa sewa dan segera mengakui setiap pengurangan jumlah yang terutang. Piutang Tak Tertagih = Saldo Piutang - Nilai Jaminan, Pesewa yang mengklasifikasikan aset dalam sewa pembiayaan sebagai dikuasai untuk dlijual (atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dikuasai untuk dijual) dengan menerapkan PSAK 58. d. Modifikasi Sewa: Pesewa mencatat modifikasi sewa pembiayaan sebagai sewa terpisah jika: 1. Modifikasi_ meningkatkan ruang lingkup sewa dengan menambahkan hak untuk menggunakan satu aset pendasar atau lebih 2, Imbalan sewa meningkat sebesar jumlah yang setara dengan harga tersendiri untuk peningkatan dalam ruang lingkup dan penyesuaian yang tepat pada harga tersendiri tersebut untuk merefleksikan kondisi kontrak tertentu, 3. Untuk modifikasi sewa pembiayaan yang tidak dicatat sebagai sewa terpisah, pesewa ‘mencatat modifikasi tersebut sebagai: a) Jika sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi ketika modifikasi diberlakukan pada tanggal insepsi, maka pesewa: b) Mencatat modifikasi sewa sebagai sewa baru sejak tanggal efektif modifikasi, dan ©) Mengukur jumlah tercatat aset pendasar sebagai investasi neto sewa segera sebelum tanggal efektif modifikasi sewa 2.3.2Sewa Operasi Pengakuan: Pesewa mengakui pembayaran sewa dari sewa operasi sebagai penghasilan dengan dasar garis lurus atau dasar sistematik lain. Pesewa menerapkan dasar sistematik lain jika dasar tersebut lebih merepresentasikan pola manfaat dari penggunaan aset pendasar yang menurun a, Pengukuran: 1. Pesewa mengakui biaya, termasuk penyusutan, yang timbul dalam mendapatkan penghasilan sewa sebagai beban 2. Pesewa menambahkan biaya langsung awal yang timbul dalam mendapatkan sewa operasi pada jumlah tercatat aset pendasar dan mengakui biaya tersebut sebagai beban sepanjang masa sewa atas dasar yang sama dengan penghasilan sewa 3. Kebijakan penyusutan atas aset pendasar yang dapat disusutkan untuk sewa operasi konsisten dengan kebijakan penyusutan normal pesewa untuk aset serupa sesuai PSAK 16 dan PSAK 19: Aset Tak Berwujud 4, Pesewa menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset untuk menentukan apakah aset pendasar untuk sewa operasi mengalami penurunan nilai. 5. Pesewa pabrikan atau dealer tidak mengakui laba penjualan dalam sewa operasi karena hal tersebut tidak ekuivalen dengan penjualan, Artinya, Pendapatan Sewa Operasi terpisah dati Penjualan Barang. 10 b. Pengungkapan: 1. Untuk item aset tetap yang merupakan sewa operasi, pesewa menerapkan persyaratan pengungkapan yang ada dalam PSAK 16: Aset Tetap. 2. Pesewa memisahkan tiap - tiap kelas aset tetap ke dalam aset yang merupakan sewa operasi dan aset yang bukan sewa operasi 3. Pesewa memberikan pengungkapan sesuai PSAK 16: Aset Tetap untuk aset yang ‘merupakan sewa operasi (berdasarkan kelas aset pendasar) secara terpisah dari aset yang dimiliki sendiri dan digunakan pesewa 4, Pesewa menerapkan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 19, PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, dan PSAK 69: Agrikultur untuk aset yang ‘merupakan sewa operasi 5. Pesewa mengungkapkan analisis jatuh tempo pembayaran sewa yang menunjukkan pembayaran sewa yang tidak didiskontokan yang akan diterima secara tahunan minimum, untuk 5 tahun pertama dan jumlah total untuk sisa tahun 2.4 Transaksi Jual dan Sewa Balik Jika entitas (penjual — penyewa) mengalihkan asset kepadaentitas lain (pembeli — pesewa) dan menyewa asset tersebut kembali dari pembeli ~ penyewa, maka baik penjual — penyewa maupun pembeli -pesewa mencatat kontrak pengalihan dan sewa dengan menetapkan paragraph 99-103, 2.4.1 Menilai Apakah Pengalihan Aset Merupakan Penjualan Entitas menerapkan persyaratan penentuan kapan kewajiban pelaksanaan dalam PSAK 72. Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan telah terpenuhi untuk menentukan apakah pengalihan asset dicatat sebagai penjualan asset tersebut. 24,2 Pengalihan Aset Merupakan Penjualan Jika pengalihan asset oleh penjual — penyewa memenuhi persyaratan dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan untuk dicatat sebagai penjualan asset, maka a. Penjual ~ Penyewa mengukur asset hak guna yang timbul dari sewa — balik pada proporsi jumlah tercatat asset sebelumnya yang terkait dengan hak guna yang dipertahankan oleh penjual ~ penyewa. Dengan demikian, penjual — penyewa mengakui hanya jumlah untung atau rugi yang terkait dengan hak yang dialihkan ke pembeli — pesewa. b. Pembeli — pesewa mencatat pembelian asset dengan menerapkan Pernyataan yang relevan, dan untuk sewa dengan menerapkan persyaratan akuntansi pesewa dalam Pernyataan ini Jika nilai wajar imbalan untuk penjualan asset tidak sama dengan nilai wajar asset, atau jika pembayaran untuk sewa tidak sama dengan harga pasar, maka entitas melakukan penyesuaian dibawah ini untuk mengukur hasil penjualan pada nilai wajar : a. Jika dibawah harga pasar, maka dicatat sebagai pembayaran sewa dibayar dimuka, dan b. Jika diatas harga pasar, maka dicatat sebagai tambahan pembayaran yang diberikan oleh Pembeli — pesewa kepada Penjual ~ Penyewa. Entitas mengukur kemungkinan penyesuaian yang disyaratkan dalam paragaraf 101, berdasarkan mana yang lebih dapat ditentukan dari : a. selisih antara nilai wajari mbalan penjualan dan nilai wajar asset, dan : b. selisih antara nilai kini pembayaran kontraktual sewa dan nilai kini pembayaran sewa pada harga pasar. 2.4.3 Pengalihan Aset Bukan Merupakan Penjualan Jika pengalihan asset oleh penjual — penyewa tidak memenuhi persyaratan dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan untuk dicatat sebagai penjualan asset, maka: u a. penjual — penyewa melanjutkan pengakuan asset alihan dan mengakui liabilitas keuangan sebesar hasil pengalihan. Penjual — penyewa mencatat liabilitas keuangan dengan ‘menerapkan PSAK 71: Instrumen Keuangan. b. Pembeli — penyewa tidak mengakui asset alihan dan mengakui asset keuangan sebesar hasil pengalihan, Pembeli — pesewa mencatat asset keuangan dengan menerapkan PSAK 71: Instrumen Keuangan 12 BAB IIT PENUTUP 3. Kesimpulan ‘Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Terkait tentang sewa diatur dalam pernyataan dalam PSAK 73 tentang sewa. Penyewa adalah pihak atau orang yang menyewa sesuatu dari pihak lessor dalam hal pengakuan penyewa mengakui aset hak guna dan liabilitas sewa. Pesewa adalah pihak yang mempunyai barang, properti atau kekayaan lain untuk disewakan dalam hal pengakuan pesewa mengakui aset yang dimiliki dalam sewa pembiayaan dalam laporan posisi keuangan dan menyajikannya sebagai piutang pada jumlah yang sama dengan investasi neto sewa. Jika entitas Penjual mengalihkan asset pada entitas lain Pembeli dan menyewa kembali asset tersebut dari pembeli atau Penyewa maka baik penjual / Pesewa maupu pembeli mencatat kontrak pengalihan dan sewa tersebut sesuai persyaratan penentuan kapan kewajiban pelaksanaan persyaratan tersebut terpenuhi. 13 DAFTAR PUSTAKA J. Ikatan Akuntansi Indonesia (2020), PSAK 73 Tentang Sewa. Diakses pada 11 Oktober 2021, dari hitp:/www.iaiglobal.or.id.

Anda mungkin juga menyukai