DISLIPIDEMIA
Pembimbing:
dr. Agoes Kooshartoro, Sp.PD, KKV
Oleh:
Aurora Oktabella Andini
112021160
Dislipidemia atau abnormalitas lipid plasma berperan utama dalam pathogenesis terjadinya
aterosklerosis pada dinding pembuluh darah yang merupakan penyebab terjadinya penyakit
jantung coroner (PJK) dan stroke.1
METABOLISME LIPID
Lemak bersifat tidak larut air oleh karena itu diperlukan protein untuk mengikat dan
membawa di peredaran darah. Komplek lipid dan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein
merupakan kompleks makromolekul yang membawa lipid hidrofobik di dalam plasma menuju atau
dari jaringan. Lipoprotein plasma terdiri dari kilomikron, , very large density lipoprotein (VLDL),
intermediate density lipoprotein (IDL), LDL, dan HDL (lihat Tabel 1). Kilomikron dan VLDL
membawa trigliserida plasma, sedangkan LDL dan HDL membawa kolesterol plasma dalam
bentuk kolesteril ester. Protein pada lipoprotein disebut dengan apolipoprotein, yang berperan
dalam pembentukan, struktur, dan fungsi dari lipoprotein. Apolipoprotein mengaktivasi enzim
penting pada metabolisme lipoprotein dan berperan sebagai ligan pada resptor permukaan sel.4
2
Metabolisme lipid terdiri dari 2 jalur yaitu jalur eksogen untuk lipid dari makanan dan jalur
endogen untuk lipid hepatik (lihat Gambar 1). Trigliserida yang berasal dari makanan dihidrolisis
oleh lipase di lumen usus dan diemulsifikasi dengan asam empedu, membentuk misel. Kolesterol,
asam lemak, dan vitamin larut lemak diabsorpsi di usus halus proksimal. Kolesterol dan retinol
diesterifikasi di enterosit untuk membentuk kolesteril ester dan retinil ester. Asam lemak rantai
panjang dimasukkan ke trigliserida dan dibungkus oleh apoB-48, kolesteril ester, retinil ester,
fosfolipid, dan kolesterol, membentuk kilomikron.2
Kilomikron yang belum matang disekresi ke dalam saluran limfe usus dan beredar di
sirkulasi sistemik. Kilomikron ini diproses di jaringan perifer sebelum mencapai hati. Partikel
kilomikron bertemu dengan LPL yang berikatan dengan glycosylphosphatidylinositol-anchored
high density lipoprotein binding protein 1 (GPIHBP1) di permukaan endotel kapiler jaringan
lemak, jantung, dan otot rangka. Trigliserida dihidrolisis oleh LPL dan melepaskan asam lemak
bebas. ApoC-II yang ditransfer dari HDL ke kilomikron menjadi kofaktor LPL.2
Asam lemak bebas diambil oleh miosit dan adiposit, kemudian dioksidasi untuk
menghasilkan energi, atau diesterifikasi dan disimpan sebagai trigliserida. Beberapa asam lemak
bebas berikatan dengan albumin dan dibawa ke hati. Akibat proses ini kilomikron mengecil,
kemudian inti hidrofobiknya dihidrolisis, lipid hidrofilik dan apolipoproteinnya ditransfer ke HDL
membentuk kilomikron remnants. Kilomikron remnants masuk ke hati melalui apoE.2
VLDL mirip dengan kilomikron dalam hal komposisi, namun VLDL mengandung apoB-
100 dan memiliki rasio kolesterol/trigliserida yang lebih tinggi. Trigliserida pada VLDL
didapatkan dari esterifikasi asam lemak rantai panjang di hati. Pembungkusan trigliserida hepatik
dan VLDL yang belum matang (apoB-100, kolesteril ester, fosfolipid, vitamin E) membutuhkan
enzim microsomal triglyceride transfer protein (MTP). Setelah disekresi ke plasma, VLDL
membutuhkan apoE dan apoC dari HDL. Sama halnya dengan kilomikron, trigliserida pada VLDL
dihidrolisis oleh LPL di otot jantung dan jaringan lemak. IDL adalah VLDL remnants yang telah
lepas dari LPL.2
Hati mengeluarkan 40-60% IDL melalui reseptor LDL yang berikatan dengan apoE. Sisa
IDL diremodeling oleh hepatic lipase (HL) dan membentuk LDL. Selama proses ini, kebanyakan
trigliserida dihidrolisis dan semua apolipoprotein (kecuali apoB-100) ditransfer ke lipoprotein
lainnya. Kolesterol pada LDL menyumbang lebih dari 50% kolesterol plasma. Sebanyak 70% LDL
di sirkulasi dibuang oleh reseptor LDL di hati.2
3
Gambar 1. Jalur Metabolisme Lipid.2
Semua sel berinti mensintesis kolesterol, namun hanya hepatosit dan enterosit yang dapat
mengekskresi kolesterol dari tubuh melalui empedu atau lumen usus. Di dalam hati, kolesterol
disekresi ke empedu. Kolesterol di sel perifer dibawa ke hati dan usus oleh HDL. Partikel HDL
yang belum matang disintesis oleh usus dan hati. ApoA-I yang baru disekresi membutuhkan
fosfolipid dan kolesterol yang belum diesterifikasi. Proses ini menyebabkan pembentukan partikel
HDL diskoid, yang dapat menambahkan ambilan kolesterol yang belum teresterifikasi dari perifer
(lihat Gambar 2).2
Di dalam HDL, kolesterol diesterifikasi oleh LCAT dan kolesteril ester bergeser ke inti
HDL. Semakin banyak kolesteril ester di HDL, HDL menjadi sferis, kemudian apolipoprotein dari
kilomikron dan VLDL ditransfer ke HDL selama lipolisis. Kolesterol pada HDL dibawa ke
hepatosit oleh scavenger receptor class B1 (SR-B1). Kolesteril ester pada HDL ditransfer ke
lipoprotein yang mengandung apoB dan bertukar dengan trigliserida oleh cholesteryl ester transfer
protein (CETP). Kemudian, kolesteril ester dikeluarkan dari sirkulasi melalui reseptor LDL.2
Partikel HDL mengalami remodeling di plasma oleh lipid transfer proteins dan lipase.
Phospholipid transfer protein (PLTP) dapat mentransfer fosfolipid dari lipoprotein ke HDL.
Setelah terjadi pertukaran lipid melalui CETP dan PLTP, HDL yang kaya trigliserida menjadi
substrat yang baik untuk HL. HL menghidrolisis trigliserida dan fosfolipid pada HDL dan
4
membentuk partikel HDL yang lebih kecil. Endothelial lipase menghidrolisis fosfolipid pada HDL
dah membentuk partikel HDL yang lebih kecil lagi dan lebih cepat katabolismenya.2
EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan data Global Health Observatory (GHO) dari badan kesahatan dunia (WHO)
yang menunjukkan bahwa prevalensi dislipidemia pada tahun 2008 adalah sebesar 37% pada laki -
laki dan 40% pada wanita. Dislipidemia juga dianggap bertanggung jawab terhadap 2,6 juta
kematian. Di Indonesia, data yang diambil dari hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional
(RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan terdapat 28,8% dari penduduk Indonesia yang berusia 15
tahun ke atas memiliki kadar kolestrol total ≥ 200 mg/dL (21,2% kolesterol sedikit tinggi dan 7,6%
kolesterol tinggi). Sebanyak 24,3% penduduk memiliki kadar HDL rendah dan 13,8% memiliki
kadar HDL tinggi. Sebanyak 36,5% penduduk memiliki kadar LDL mendekati optimal, 24,9%
sedikit tinggi, 9% tinggi, dan 3,4% sangat tinggi. Sebanyak 13,3% penduduk memiliki kadar
trigliserida sedikit tinggi, 13,8% tinggi, dan 0,8% sangat tinggi.1,3
ETIOLOGI
LDL ↓ ↑↑↑ ↑↑ ↓ ↓ ↓
ABCG5,
ABCG8
6
Tabel 3. Penyebab Dislipidemia Sekunder.1
7
MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya, dislipidemia tidak memiliki gejala klinik dan keluhan. Manifestasi
klinis timbul akibat terjadinya komplikasi dislipidemia yaitu penyakit kardiovaskular (PKV)
aterosklerotik dan stroke. Kadar trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan pankreatitis akut,
hepatosplenomegali, parestesia, sesak napas, gangguan kesadaran, lipemia retinalis, dan
merubah warna plasma darah menjadi putih susu. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat
menyebabkan arcus kornea, xantelasma pada kelopak mata, serta xantoma pada tendon
achilles, siku, dan lutut.1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
8
FAKTOR RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR ATEROSKLEROTIK
Menurut Adult Panel Treatment III (ATP III), bukti klinis PKV aterosklerotik yang
berisiko tinggi menjadi penyakit jantung koroner (PJK) adalah bukti klinis PJK, penyakit
arteri karotis simptomatik, penyakit arteri perifer, dan aneurisma aorta abdominal. Faktor
risiko mayor PKV meliputi laki-laki usia 45 tahun ke atas, wanita usia 55 tahun ke atas,
individu dengan riwayat keluarga dengan PJK prematur (infark miokard/kematian mendadak
pada ayah < 55 tahun atau ibu < 65 tahun), perokok aktif, hipertensi ( ≥ 140/90 mmHg), dan
kadar kolesterol HDL rendah.1,5
TATALAKSANA
Non Farmakologis
9
Diet yang dianjurkan adalah diet rendah kalori dengan mengkonsumsi buah dan sayur
minimal 5 porsi/hari, biji-bijian minimal 6 porsi/hari, ikan, dan daging tanpa lemak.
Anjuran asupan karbohidrat adalah 45-55%, lemak 25-35%, dan lemak jenuh kurang dari
10% dari total kalori/hari. Untuk menurunkan kadar kolesterol dan LDL, konsumsi
makanan yang mengandung stanol/sterol (2 g/hari) dan serat larut air (10-25 g/hari).
Fitosterol banyak terdapat pada minyak sayur, lebih sedikit terdapat pada sayur, buah,
kacang, dan biji-bijian. Untuk menurunkan kadar trigliserida, dilakukan pengurangan
konsumsi alkohol, monosakarida dan disakarida, serta karbohidrat. Konsumsi alkohol
yang diperbolehkan adalah ≤ 10 g/hari.1,6
Farmakologis
10
efek signifikan pada LDL dan HDL.1
11
VLDL ↓ 2-42%
ApoB ↓ 4%
Non HDL ↓ 8-14%
Pada pasien hipertrigliseridemia, statin merupakan obat pilihan pertama jika terdapat
risiko tinggi kardiovaskular. Asam fibrat merupakan obat pilihan pertama pada pasien
dengan kadar trigliserida > 500 mg/dL. Omega-3 dianjurkan bagi pasien dengan kadar
trigliserida sangat tinggi (> 500 mg/dL), dosisnya adalah 2-4 g/hari. Jika kadar
trigliserida
> 200 mg/dL walaupun dengan statin, maka dapat diberikan kombinasi statin dan
fenofibrat. Fenofibrat dapat diberikan pada pagi hari dan statin pada malam hari.1
Sangat Bukti klinis penyakit arteri Segera < 200 < 150 < 75
tinggi koroner, penyakit arteri karotis, diberikan
penyakit arteri perifer + faktor
12
risiko multipel/faktor risiko
sindrom metabolik
Tinggi Bukti klinis penyakit arteri LDL ≥ 130 < 200 < 150 < 100
koroner, penyakit arteri karotis,
penyakit arteri perifer
Risiko PJK 10 tahun > 20%
Sedang ≥ 2 faktor risiko mayor LDL ≥ 130 < 200 < 150 < 130
Risiko PJK 10 tahun 10-20%
Sedang ≥ 2 faktor risiko mayor LDL ≥ 160 < 200 < 150 < 130
Risiko PJK 10 tahun < 10%
Rendah 0-1 faktor risiko mayor LDL ≥ 190 < 200 < 150 < 160
13
Tabel 7. Terapi Hiperkolesterolemia Berat menurut ACC/AHA 2018.5
Usia/Kondisi Rekomendasi
20-39 tahun Diberikan statin jika terdapat faktor risiko*
40-75 tahun Diberikan statin intensitas sedang tanpa melihat risiko PJK
dalam 10 tahun
Jika LDL 70-189 mg/dL, lihat risiko PJK dalam 10 tahun
Jika memiliki faktor risiko multipel, diberikan statin intensitas
tinggi untuk menurunkan LDL ≥ 50%
Jika risiko PJK dalam 10 tahun ≥ 20%, tambahkan ezetimibe
> 75 tahun Terapi statin dilanjutkan
*Faktor risiko: DM tipe 2 ≥ 10 tahun/DM tipe 1 ≥ 20 tahun, albuminuria (≥ 20 mcg
albumin
/mg kreatinin), LFG < 60 ml/min/1,73 m3, retinopati, neuropati, ABI < 0,9
14
Intensitas rendah Intensitas sedang Intensitas tinggi
Lovastatin 40 mg
Fluvastatin 2x40 mg
Edukasi diberikan kepada pasien dan keluarga. Edukasi meliputi masalah kesehatan
dan penyebabnya, diagnosis, rencana terapi termasuk perubahan gaya hidup, pilihan obat, dan
efek samping obat, serta faktor risiko yang meningkatkan kejadian PJK. Kemudian, observasi
dan evaluasi pemberian obat dilakukan secara rutin. Evaluasi pertama dilakukan 6-12 minggu
setelah terapi awal, meliputi kadar LDL, enzim hati, dan kreatinin fosfokinase. Jika kadar
LDL belum tercapai, observasi dilanjutkan setiap 6 bulan sampai target tercapai. Jika target
sudah tercapai, evaluasi dilakukan setiap 6-12 bulan. Evaluasi dapat dilakukan lebih cepat
jika kendali glukosa darah memburuk, menggunakan obat lain yang mengganggu kadar lipid,
adanya progresivitas aterotrombosis, dan penambahan berat badan.1
PROGNOSIS
15
Gambar 4. Perhitungan Skor Framingham.5
16
DAFTAR PUSTAKA
17