Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Peran konsultan pajak di Indonesia sangat dibutuhkan


untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak.
Konsultan pajak sebagai pihak yang dapat membantu wajib
pajak dalam mengatasi permasalahan perpajakannya, diakui
oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sangat dibutuhkan
peranannya dalam dunia perpajakan (Novita dkk, 2015).
Profesi konsultan pajak merupakan pekerjaan yang tidak
terlepas dengan etika dan muatan moral.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia


Nomor 111/PMK.03/2014 mendefinisikan konsultan pajak
adalah orang yang memberikan jasa konsultasi perpajakan
kepada wajib pajak dalam rangka melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Konsultan pajak merupakan
salah satu sumber daya yang dapat menentukan berjalan
tidaknya aktivitas perpajakan yang terdapat dikantor konsultan
pajak. Hal ini membuat para konsultan pajak memiliki hal
penting terhadap baik tidaknya kinerja yang diberikan, dimana
kinerja konsultan pajak ditentukan oleh kondisi dan perilaku
yang dimilikinya (Johartono dan Widuri, 2013).

19
20

Perilaku etis konsultan pajak pada saat ini menjadi


perhatian yang semakin berkembang. Kantor akuntan publik
akhir-akhir ini telah diperiksa untuk kasus penghindaran pajak.
Hal ini meningkatkan isu yang terkait dengan etika dan
profesionalisme kerja konsultan pajak. Beberapa konsultan
pajak diduga telah mengabaikan kepentingan publik di atas
kepentingan kliennya sehingga keraguan masyarakat akan
profesionalisme kerja konsultan pajak meningkat (Yuliana dan
Cahyonowati, 2012).
Data jumlah konsultan pajak yang terdaftar di Ikatan
Konsultan Pajak Indonesia per 11 Maret 2016 adalah 3.231
anggota (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia, 2016). Rincian
jumlah konsultan pajak resmi pada tahun 2011 sampai tahun
2016 dapat dilihat pada Gambar 1.1.
5.000 4718
4.500
4.000 3600
Konsultan Pajak 3231
3.500 Resmi
3.000
2.500 18832021
2.000 1600
1.500
1.000
500
0

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Konsultan Pajak Resmi (Terdaftar)


di Indonesia
21

Sumber: Ikatan Konsultan Pajak Indonesia, 2016.

Gambar 1.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah


konsultan pajak dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
mengalami peningkatan yang tidak jauh berbeda dengan rata-
rata peningkatan sebesar 12,51 persen. Pada tahun 2014
mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebanyak
3.600 anggota, jumlah tersebut naik sebesar 78,13 persen dari
tahun 2013, dan pada tahun 2015 sebanyak 4.718 anggota,
jumlah tersebut naik sebesar 31,06 persen dari tahun 2014.
Peningkatan jumlah konsultan pajak resmi (terdaftar) di
Indonesia yang pesat terjadi pada tahun 2014. Pada tahun 2016
jumlah konsultan pajak mengalami penurunan, yaitu sebanyak
3.231 anggota atau sekitar 31,52 persen dari jumlah tahun
sebelumnya.
Posisi konsultan pajak berada dalam dua kepentingan
yang berbeda, yaitu kepentingan negara dalam meningkatkan
jumlah penerimaan negara serta kepentingan klien dalam
meminimalkan beban pajak (Inside Tax, 2013). Kepentingan
terhadap negara bahwa konsultan pajak memiliki kewajiban
untuk mendorong wajib pajak dalam membayar pajak dengan
benar sesuai dengan peraturan pajak, sedangkan kepentingan
terhadap klien bahwa konsultan pajak harus memenuhi
keinginan klien untuk meminimalisir dalam membayar pajak
(Kusuma dkk, 2016). Kepentingan tersebut memiliki arah
22

yang sangat berlawanan, di satu sisi seorang konsultan pajak


harus patuh terhadap peraturan perundang-undangan untuk
dapat meningkatkan penerimaan negara yang berasal dari
pajak sedangkan di sisi lain konsultan pajak juga harus
memenuhi keinginan klien untuk dapat membayar pajak
seminimalisir mungkin pada saat keadaan yang sama. Hal
tersebut menimbulkan dilema etika bagi profesi konsultan
pajak.
Singhapakdi (1996) menyatakan bahwa konsultan
pajak yang terlibat dalam penghindaran pajak kurang meyakini
nilai etika dan tanggung jawab sosial perusahaan. Terdapat
aspek penting yang mempengaruhi keyakinan akan pentingnya
etika dan tanggung jawab sosial. Salah satunya yaitu adanya
pandangan pragmatis mengenai tanggung jawab kepada
stakeholder. Pandangan tersebut merupakan hal yang sangat
penting untuk keberlangsungan perusahaan secara jangka
panjang.
Fenomena pengambilan keputusan tidak etis seperti
keputusan konsultan pajak dalam membantu wajib pajak
melakukan penghindaran dan penggelapan pajak yang terjadi
di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1.
23

Tabel 1.1
Kasus Penghindaran dan Penggelapan Pajak yang
Melibatkan Konsultan Pajak di Indonesia
Tersangka
Dugaan Kasus KPP/ Sanksi
No. Penghindaran Pelanggaran Perusahaan yang
dan Etika yang dikenakan
Penggelapan Terlibat
Pajak (Tahun)
1. Hendro Menerima PT Ditax Di penjara
Tirtawijaya suap untuk Management selama 20
(2012) mengurangi Resolusind, hari dan
pajak PT PT Mutiara dikenakan
Mutiara Virgo, sanksi
Virgo dan PT Kornet disiplin.
membagi- Trans Utama
bagikan uang
hasil suap
tersebut
kepada
rekan-rekan
Dhana
Widyatmika
senilai Rp 17
miliar.
(melanggar
Kode Etik
IKPI Tahun
2015 bagian
ketiga poin
2f)
2. David Kenny Melakukan CV Sispak Membayar
Naftali sebagai penggelapan Anugerah pajak
konsultan pajak uang pajak Nusantara, berikut
dari KIS sebesar KPP Sunter dendanya
24

Tabel 1.1
Kasus Penghindaran dan Penggelapan Pajak yang
Melibatkan Konsultan Pajak di Indonesia (Lanjutan)
Tersangka
Dugaan Kasus KPP/ Sanksi
No. Penghindaran Pelanggaran Perusahaan yang
dan Etika yang dikenakan
Penggelapan Terlibat
Pajak (Tahun)
Konsultindo Rp 183 juta Jakarta dari tahun
(2013) lebih, Utara. 2010
penipuan, hingga
dan Maret
pemalsuan 2013.
dokumen.
(melanggar
Kode Etik
IKPI Tahun
2015 bagian
kedua poin
4b dan
bagian ketiga
poin 2g)
3. Asep Lukman Pengempla- Kantor Pajak Ancaman
sebagai ngan pajak Kramat Jati, hukuman
konsultan pajak senilai Rp Perusahaan Maksimal 6
freelance dan 4,4 miliar Pengadaan tahun
Antonio sebagai dengan Barang. penjara.
officeboy membuat
(2014) faktur pajak
fiktif dan
tidak
menyetorkan
pajak kepada
negara.
25

Tabel 1.1
Kasus Penghindaran dan Penggelapan Pajak yang
Melibatkan Konsultan Pajak di Indonesia (Lanjutan)
Tersangka
Dugaan Kasus KPP/ Sanksi
No. Penghindaran Pelanggaran Perusahaan yang
dan Etika yang dikenakan
Penggelapan Terlibat
Pajak (Tahun)
(melanggar
Kode Etik
IKPI Tahun
2015 bagian
kedua poin
5c dan d)
4. Nancy Wahyuti Menerbitkan PT Centro Nancy
Sungkono dan faktur pajak Auto Prima dikenakan
Agus fiktif dan hukuman 2
Sumarwoto menggelap- tahun 4
(2015) kan setoran bulan
pajak ke penjara dan
negara denda
hingga Rp sebesar Rp
4,7 miliar. 9 miliar
(melanggar sedangkan
Kode Etik Agus
IKPI Tahun hukuman 2
2015 bagian tahun
kedua poin penjara dan
5c dan d) denda
sebesar Rp
760 juta.
5. Usman Ariyanto Melakukan CV Tando 8 bulan
dan Ahmad Sigit pemalsuan Jaya penjara dan
Prasetyo data pajak denda
26

Tabel 1.1
Kasus Penghindaran dan Penggelapan Pajak yang
Melibatkan Konsultan Pajak di Indonesia (Lanjutan)
Tersangka
Dugaan Kasus KPP/ Sanksi
No. Penghindaran Pelanggaran Perusahaan yang
dan Etika yang dikenakan
Penggelapan Terlibat
Pajak (Tahun)
(2016) dengan Rp 664
sengaja juta.
membuat
SPT nihil.
(melanggar
Kode Etik
IKPI Tahun
2015 bagian
kedua poin
4b dan 5d)
Sumber: Diolah dari berbagai referensi media, 2017.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa konsultan pajak
masih ada yang berperilaku tidak sesuai dengan etika dalam
menjalankan profesinya dengan melakukan berbagai
kecurangan (fraud) dalam bentuk penghindaran dan
penggelapan pajak. Image profesi konsultan pajak bahkan
diperburuk dengan orang-orang yang bukan berasal dari
konsultan pajak yang resmi terdaftar, tetapi berprofesi sebagai
konsultan pajak liar. Jumlah konsultan pajak liar sampai saat
ini tidak dapat dipastikan, tetapi dari beberapa sumber
27

menyebutkan bahwa jumlah konsultan pajak liar lebih besar


daripada jumlah konsultan pajak resmi (Kusuma dkk, 2016).
Perilaku konsultan pajak dipengaruhi oleh beberapa
faktor dalam menjalankan profesinya. Faktor yang
mempengaruhi perilaku konsultan pajak bisa berasal dari
dalam (individual) maupun faktor dari luar (situasional).
Arestanti dkk (2016) mengatakan bahwa faktor individual
yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis antara lain
persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial, sifat
machiavellian, dan pertimbangan etis. Adriana (2013)
mengatakan bahwa faktor situasional yang mempengaruhi
pengambilan keputusan etis antara lain preferensi risiko,
dominasi profesional, kekinian informasi, dan hubungan
profesional. Faktor-faktor tersebut nantinya akan
mempengaruhi perilaku konsultan pajak dalam pengambilan
keputusan etis. Keputusan etis dianggap penting dalam siklus
perpajakan karena nantinya mempengaruhi besar kecilnya
penerimaan negara dari sektor perpajakan (Kusuma dkk,
2016).
Penelitian ini mencoba untuk menguji beberapa faktor
individual yang diduga dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan etis konsultan pajak. Persepsi pentingnya etika dan
tanggung jawab sosial, sifat machiavellian, dan pertimbangan
etis konsultan pajak merupakan variabel yang digunakan
dalam penelitian ini.
28

Faktor individual persepsi pentingnya etika dan


tanggung jawab sosial, sifat machiavellian, dan pertimbangan
etis penting untuk diteliti di Indonesia, karena banyaknya
kasus yang melibatkan konsultan pajak menunjukkan bahwa
persepsi pentingnya etika pada konsultan pajak di Indonesia
masih rendah (Adriana, 2013). Persepsi pentingnya etika dan
tanggung jawab sosial merupakan pandangan individu
terhadap etika ketika akan melakukan suatu tindakan dan hasil
dari tindakan tersebut sejalan dengan kepentingan masyarakat
secara luas. Konsultan pajak berperan dalam hal pembentukan
moralitas perpajakan, karena terlibat dalam proses
pengambilan keputusan etis dimana mereka menjadi konsultan
pajak (Kusuma dkk, 2016).
Paham machiavellianism diajarkan oleh ahli filsuf
Italia yang bernama Nicolo Machiavelli (1469-1527). Zirman
dan Basri (2014) menjelaskan bahwa sifat machiavellian
merupakan perilaku manipulatif yang memiliki kecenderungan
untuk melakukan penghindaran pajak. Individu dengan sifat
machiavellian tinggi akan lebih mungkin melakukan tindakan
yang tidak etis dibandingkan individu dengan sifat
machiavellian yang rendah sehingga memungkinkan seorang
konsultan pajak yang memiliki sifat machiavellian tinggi
melakukan manipulasi dalam membantu wajib pajak
menjalankan kewajiban perpajakannya.
29

Krismanto (2014) menjelaskan bahwa pertimbangan


etis juga menjadi komponen penting dalam studi mengenai
kepribadian profesi akuntansi. Berkembangnya profesi
akuntansi telah membuka banyaknya dilema etika yang cukup
potensial. Profesi akuntansi selalu berhadapan dengan tekanan
untuk mempertahankan standar etika yang tinggi di tengah
kompetensi yang terus meningkat. Diharapkan melalui
kesadaran tentang pentingnya standar etika dapat melakukan
pertimbangan etis yang tinggi bagi konsultan pajak sehingga
dapat mengambil keputusan yang etis dengan tidak membantu
wajib pajaknya untuk melakukan penghindaran pajak.
Penelitian terdahulu terkait dengan persepsi
pentingnya etika dan tanggung jawab sosial, sifat
machiavellian, dan pertimbangan etis konsultan pajak terhadap
pengambilan keputusan etis dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti
Yuliana dan Analisis Pengaruh Persepsi pentingnya
Cahyonowati Persepsi etika dan tanggung
(2012) Pentingnya Etika jawab sosial, sifat
Universitas dan Tanggung machiavellian
Diponegoro Jawab Sosial, Sifat berpengaruh signifikan
Machiavellian, dan terhadap keputusan
Keputusan Etis etis, keputusan etis
terhadap Niat berpengaruh signifikan
Berpartisipasi terhadap niat
30

Tabel 1.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti
dalam berpartisipasi dalam
Penghindaran Pajak penghindaran pajak.
Adriana Faktor Individu dan Persepsi pentingnya
(2013) Faktor Situasional: etika dan tanggung
Universitas Determinan jawab sosial
Brawijaya Pembuatan berpengaruh positif
Keputusan Etis sedangkan sifat
Konsultan Pajak machiavellian
berpengaruh negatif
terhadap pembuatan
keputusan etis.
Zirman dan Machiavellianisme, Sifat machiavellian
Basri (2014) Etika dan Tanggung tidak berpengaruh
Universitas Jawab Sosial: sedangkan etika dan
Riau Keputusan Etis tanggung jawab sosial
dalam berpengaruh terhadap
Penghindaran Pajak pengambilan
keputusan etis.
Ramadhani Pengaruh Sifat Sifat machiavellian
(2015) Machiavellian, dan locus of control
Universitas Locus Of Control, berpengaruh negatif
Riau dan Equity dan signifikan, equity
Sensitivity terhadap sensitivity berpengaruh
Penghindaran Pajak tidak signifikan, dan
dengan Keputusan pengambilan
Etis sebagai keputusan etis
Variabel berpengaruh terhadap
Intervening penghindaran pajak
Arestanti, Faktor-Faktor Persepsi pentingnya
Herawati dan Internal Individual etika dan tanggung
Rahmawati dalam Pembuatan jawab sosial
(2016) Keputusan Etis berpengaruh positif,
31

Tabel 1.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti
Universitas sifat machiavellian
Trunojoyo berpengaruh negatif,
Madura dan pertimbangan etis
berpengaruh positif
terhadap pembuatan
keputusan etis.
Kusuma, Pengaruh Persepsi Persepsi peran etika
Utami dan Peran Etika dan dan tanggung jawab
Ruhana Tanggung Jawab sosial berpengaruh
(2016) Sosial, Sifat positif dan signifikan,
Universitas Machiavellian, dan sifat machiavellian
Brawijaya Preferensi Risiko berpengaruh negatif
terhadap dan tidak signifikan,
Pengambilan preferensi risiko
Keputusan Etis berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap pengambilan
keputusan etis.
Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
menunjukkan adanya ketidakseragaman hasil penelitian, maka
peneliti ingin meneliti kembali apakah persepsi pentingnya
etika dan tanggung jawab sosial, sifat machiavellian, dan
pertimbangan etis konsultan pajak berpengaruh signifikan
terhadap pengambilan keputusan etis. Penelitian yang akan
dilakukan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Kusuma dkk (2016). Adapun perbedaan penelitian ini dengan
32

penelitian yang dilakukan oleh Kusuma dkk (2016) terletak


pada variabel ketiga dan lokasi penelitian yang dipilih.
Variabel ketiga dari penelitian ini yaitu pertimbangan etis
konsultan pajak dan lokasi penelitian yang dipilih yaitu Kantor
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia cabang Bandung.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH
PERSEPSI PENTINGNYA ETIKA DAN TANGGUNG
JAWAB SOSIAL, SIFAT MACHIAVELLIAN, DAN
PERTIMBANGAN ETIS KONSULTAN PAJAK
TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS (Studi
Kasus pada Konsultan Pajak yang Terdaftar di Ikatan
Konsultan Pajak Indonesia cabang Bandung)”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di
atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi pentingnya etika dan tanggung
jawab sosial pada konsultan pajak yang terdaftar di
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia cabang Bandung.
2. Bagaimana sifat machiavellian pada konsultan pajak
yang terdaftar di Ikatan Konsultan Pajak Indonesia
cabang Bandung.
33

3. Bagaimana pertimbangan etis pada konsultan pajak


yang terdaftar di Ikatan Konsultan Pajak Indonesia
cabang Bandung.
4. Bagaimana pengambilan keputusan etis pada konsultan
pajak yang terdaftar di Ikatan Konsultan Pajak
Indonesia cabang Bandung.
5. Bagaimana pengaruh persepsi pentingnya etika dan
tanggung jawab sosial, sifat machiavellian dan
pertimbangan etis terhadap pengambilan keputusan etis
konsultan pajak yang terdaftar di Ikatan Konsultan
Pajak Indonesia cabang Bandung secara parsial dan
simultan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan,


maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial,
sifat machiavellian, dan pertimbangan etis terhadap
pengambilan keputusan etis konsultan pajak yang terdaftar di
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia cabang Bandung.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis persepsi
pentingnya etika dan tanggung jawab sosial pada
34

konsultan pajak yang terdaftar di Ikatan Konsultan


Pajak Indonesia cabang Bandung.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis sifat machiavellian
pada konsultan pajak yang terdaftar di Ikatan Konsultan
Pajak Indonesia cabang Bandung.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pertimbangan etis
pada konsultan pajak yang terdaftar di Ikatan Konsultan
Pajak Indonesia cabang Bandung.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengambilan
keputusan etis pada konsultan pajak yang terdaftar di
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia cabang Bandung.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi
pentingnya etika dan tanggung jawab sosial, sifat
machiavellian dan pertimbangan etis terhadap
pengambilan keputusan etis konsultan pajak yang
terdaftar di Ikatan Konsultan Pajak Indonesia cabang
Bandung secara parsial dan simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian


Adapun dengan diadakannya pelaksanaan penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk
menjadi tambahan referensi atau rujukan mengenai
perilaku etis konsultan pajak terhadap pengambilan
35

keputusan etis sehingga dapat meminimalisir faktor-


faktor individual yang menjadi pendorong bagi
konsultan pajak untuk mengambil keputusan yang etis.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak, antara lain:
a. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan dan untuk memperoleh
gambaran nyata dari penerapan teori-teori yang
telah dipelajari khususnya mengenai pengaruh
persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab
sosial, sifat machiavellian, dan pertimbangan etis
konsultan pajak terhadap pengambilan keputusan
etis.
b. Bagi Konsultan Pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi sebagai bahan evaluasi bagi konsultan
pajak untuk menyadari pentingnya berperilaku etis
dan bertanggung jawab sosial.
c. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNJANI
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan dokumentasi di perpustakaan untuk
digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian
berikutnya.
36

d. Pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada publik, profesional akuntansi
maupun mahasiswa akuntansi sebagai penerus
mengenai karakteristik individual yang
mempengaruhi pengambilan keputusan etis
konsultan pajak.

1.5 Kerangka Pemikiran


Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakannya membutuhkan seorang konsultan
pajak dengan tujuan untuk meminimalkan beban pajak.
Konsultan pajak merupakan orang yang memberikan jasa
konsultasi perpajakan kepada wajib pajak dalam rangka
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Peraturan
Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2015 pasal 16 menjelaskan
bahwa konsultan pajak berhak untuk memberikan jasa
konsultasi di bidang perpajakan sesuai dengan batasan tingkat
keahlian sebagaimana tercantum dalam izin praktik yang
dimilikinya. Sementara itu, dalam memberikan jasanya
konsultan pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor individual
seperti persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial,
sifat machiavellian, dan pertimbangan etis (Adriana, 2013).
Persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial
diperlukan oleh seorang konsultan pajak yang akan
37

memberikan jasanya kepada publik. Persepsi sebagai


tanggapan atau pendapat seseorang tentang suatu objek yang
sangat menentukan perilakunya terhadap objek tersebut.
Persepsi yang digunakan dalam hal ini berkaitan dengan etika
dan tanggung jawab sosial. Etika merupakan seperangkat nilai
dan norma yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus
dilakukan maupun yang harus dihindari oleh seseorang
maupun suatu kelompok.
Isu penting yang tengah menjadi perhatian dunia yaitu
masalah yang berkaitan dengan etika dan tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap eksistensinya dalam masyarakat,
yang dikenal dengan corporate social responsibility (CSR).
Corporate social responsibility (CSR) diartikan sebagai
komitmen berkelanjutan dari perusahaan untuk berperilaku
etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan. Seorang konsultan pajak yang memberikan
jasanya kepada publik, amat penting untuk memberikan jasa
kepada klien sesuai dengan etika profesi yang ada.
Sifat machiavellian menjadi perilaku moral yang
mempengaruhi perilaku seseorang. Sifat machiavellian
merupakan sebuah proses dimana manipulator mendapatkan
lebih banyak reward dibandingkan yang dia peroleh ketika
tidak melakukan manipulasi. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki sifat
machiavellian mempunyai kecenderungan untuk
38

mempengaruhi orang lain serta menggambarkan karakter yang


negatif meliputi manipulasi, kelicikan, duplikasi atau peniruan,
dan bad faith (keyakinan yang buruk).
Konsultan pajak dalam menjalankan perannya selalu
dihadapkan dengan banyak hambatan yang berhubungan
dengan etika sehingga konsultan pajak harus memiliki
pertimbangan yang etis dalam memberikan jasanya kepada
klien. Pertimbangan etis sebagai pertimbangan-pertimbangan
yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis.
Keputusan yang etis dihasilkan karena adanya pertimbangan
dalam pembuatan keputusan tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa pertimbangan etis menjadi komponen penting dalam
studi mengenai kepribadian profesi seseorang. Seseorang yang
melakukan pertimbangan dalam pembuatan keputusan,
diharapkan keputusan yang diambil termasuk keputusan yang
etis.
Rest (1986) membuat sebuah model dalam
pengambilan keputusan etis yang disebut dengan empat
komponen seseorang dalam menghadapi dilema etika. Model
tersebut menunjukkan proses dan perilaku perkembangan
moral seorang individu. Berdasarkan pada model Rest (1986)
mengenai empat komponen seseorang dalam menghadapi
dilema etis tersebut, digunakan faktor individual berupa
persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial, sifat
machiavellian, dan pertimbangan etis konsultan pajak untuk
39

mengetahui pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan


etis.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur persepsi
pentingnya etika dan tanggung jawab sosial yaitu The
Perceived Role of Ethics and Social Responsibility (PRESOR).
Indikator yang digunakan dalam skala PRESOR
dikelompokan menjadi dua, yaitu perusahaan hanya memiliki
tanggung jawab terhadap pemegang saham, serta tanggung
jawab sosial memiliki pandangan yang lebih luas selain
terhadap pemegang saham.
Sifat machiavellian menjadi perilaku moral yang
mempengaruhi perilaku pembuatan keputusan etis. Karakter
atau sifat konsultan pajak dapat diukur dengan cara apakah
mereka memiliki keinginan memanipulasi yang tinggi atau
sifat machiavellian yang tinggi menggunakan Skala Mach IV
yang dikembangkan oleh Christie dan Geis (1970). Individu
dengan skala Mach IV yang tinggi mempunyai kepribadian
manipulatif terhadap orang lain, dan karena cara pandang
mereka adalah goal-oriented bukan process-oriented, maka
mereka cenderung lebih berhasil dalam situasi tawar-menawar
daripada individu dengan skala Mach IV yang rendah.
Konsultan pajak dalam melakukan pertimbangan etis
tidak cukup jika hanya memiliki kompetensi perpajakan yang
baik tetapi yang lebih penting adalah kesadaran dan
pemahaman tentang pentingnya standar etika dalam profesinya
40

yang ada di dalam Kode Etik. Kode etik merupakan prinsip-


prinsip moral yang melekat pada suatu profesi. Profesi
konsultan pajak memiliki etika yang dikodifikasikan dalam
Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI).
Pengambilan keputusan etis diukur dengan
menggunakan sketsa Ethical Dilemmas Vignette. Sketsa dari
Burton et al (1991), Davis dan Welton (1991) dan Cohen et al
(1996) ini digunakan oleh Krismanto (2014). Sketsa Ethical
Dilemmas Vignettes ini dipilih karena sketsa dilema ini
berdasarkan pada situasi dilema etika yang sering dihadapi
dalam bisnis dan oleh para profesional akuntansi. Sketsa
tersebut memungkinkan responden untuk menjadi actor dalam
situasi dilema yang dihadapi dan sketsa ini dapat
menempatkan masalah etika dalam konteks yang realitis.
Penelitian mengenai Pengaruh Persepsi Pentingnya
Etika dan Tanggung Jawab Sosial serta Sifat Machiavellian
sudah banyak dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan
oleh Yuliana dan Cahyonowati (2012) serta Kusuma dkk
(2016) membuktikan bahwa persepsi pentingnya etika dan
tanggung jawab sosial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pengambilan keputusan etis sedangkan sifat
machiavellian berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pengambilan keputusan etis. Arestanti dkk (2016)
melakukan penelitian mengenai faktor-faktor internal
individual dalam pembuatan keputusan etis yang
41

membuktikan bahwa persepsi pentingnya etika dan tanggung


jawab sosial berpengaruh positif, sifat machiavellian
berpengaruh negatif, dan pertimbangan etis berpengaruh
positif terhadap pembuatan keputusan etis.
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa cara melakukan segala sesuatu dalam organisasi akan
mempengaruhi perilaku etis seorang individu. Secara lebih
jelas kerangka pemikiran yang telah diuraikan dapat dilihat
dalam skema sebagai berikut:
42

Wajib Pajak menggunakan jasa Konsultan Pajak dalam melaksanakan hak


dan memenuhi kewajiban perpajakannya.

Konsultan Pajak memberikan jasa konsultasi di bidang perpajakan sesuai


dengan batasan tingkat keahlian dalam izin praktik yang dimilikinya.
(Sumber: Peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2015)

Dalam memberikan jasanya, konsultan pajak dipengaruhi oleh faktor-


faktor individual.
( Sumber: Adriana (2013) )

Persepsi Pentingnya
Etika dan Tanggung Pertimbangan Etis
Sifat Machiavellian ( Sumber: Kode Etik
Jawab Sosial ( Sumber: Christie IKPI (2015), Bertens
(1970), Yuliana dan (2013), Krismanto
( Sumber: Bertens
Cahyonowati (2012), (2014), Brooks dan
(2013), Brooks dan Dunn
dan Krismanto (2014), Dunn (2014), Murya
(2014), Krismanto
Leary dan Hoyle dan
(2014), Kuriah (2016),
(2009), Zirman dan Sucipto (2016),
Supratman dan Mahadian
Basri (2014) ) SPKP dalam IKPI
(2016), Singhapakdi
(1996), SPKP dalam (2015) )
IKPI (2015) )

(+) (-) (+)

Pengambilan keputusan etis konsultan pajak

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran


43

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada
Kantor Ikatan Konsultan Pajak Indonesia cabang Bandung
yang bertempat di Komplek Perum Taman Mekar Agung No.
11, Mekarwangi, Bojongloa Kidul, Kota Bandung. Waktu
penelitian dimulai pada bulan 20 November 2017 sampai
dengan 22 Desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai