Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PERSALINAN NORMAL


PADA Ny.F UMUR 32 TAHUN G3P2A0 41 MINGGU 0 HARI
DENGAN PERSALINAN NORMAL DI PUSKESMAS
KANDANGAN

Oleh :

Aulia Maryana
NIM. 2282B1558

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


BIDAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN
IIK STRADA INDONESIA
2022/2023
ii
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK


PERSALINAN NORMAL PADA Ny.F UMUR 32 TAHUN G3P2A0 38 MINGGU 4
HARI DENGAN PERSALINAN NORMAL” di Puskesmas Kandangan telah
disetujui oleh pembimbing penyusunan asuhan pada :
Hari/tanggal : Januari 2023

Kandangan, 2023

Mahasiswa

Aulia Maryana

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Bd.CandraWahyuni,SST,.S.Keb,.M.Kes Bd., Muhartik,. S.Tr.Keb

NIP.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang di limpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan
Kebidanan Pada Persalinan Normal di Puskesmas Kandangan.
Penyusunan laporan Asuhan Kebidanan Holistik ini merupakan tugas yang
di wajibkan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Bidan IIK
STRADA INDONESIA KEDIRI yang akan menyelesaikan pendidikan akhir
program. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama :
1. Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep,Ns.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
dan Kebidanan IIK STRADA Indonesia.
2. Miftakhur Rohmah, SST.,M.Keb selaku Ka Prodi Pendidikan Profesi Bidan
IIK STRADA Indonesia.
3. Bd. Candra Wahyuni,. SST.,S.Keb,.M.Kes selaku Dosen Pembimbing

Akademik

4. Bd. Muhartik,. S.Tr.Keb. selaku Pembimbing Lahan


5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat


dalam penyusunan Asuhan Kebidanan Holistik ini. Untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan Holistik selanjutnya.

Kandangan, 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii

KATA PENGANTAR................................................................................ iii

DAFTAR ISI............................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................... 1

1.2 Tujuan........................................................................................ 3

1.3 manfaat....................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian dari sumber pustaka ....................................................... 5

2.2 Tinjauan menejemen 5 langkah askeb....................................... 29

BAB 3 Tinjauan Kasus

3.1 Langkah I Identifikasi Data Dasar............................................ 41

3.2 Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual................. 48

3.3 Langkah III : Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial............ 54

3.4 Langkah IV : Tindakan Segera / Kolaborasi............................. 55

3.5 Langkah V : Rencana Tindakan................................................ 55

3.6 Langkah VI : Implemetasi......................................................... 57

3.7 Langkah VII : Evaluasi............................................................. 60

3.8 Pendokumentasian...................................................................... 62

iv
BAB 4 Pembahasan

4.1 Pembahasan................................................................................ 89

BAB 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan................................................................................ 123

5.2 Saran........................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
2

DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

AKI : Angka Kematian Ibu


APN : Asuhan PersalinanNormal
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
DJJ : Denyut Jantung Janin
Hb : Haemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
KB : Keluarga Berencana
KN : Kunjungan Neonatal
KH : Kelahiran Hidup
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KPD : Ketuban Pecah Dini
K/U : Keadaan Umum
LILA : Lingkar Lengan Atas
mmHg : Milimeter Hidrogrirum
PAP : Pintu Atas Pangggul
SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

SOAP : Subjektif, Objektif, Analisa, Pelaksanaan

TB : Tinggi Badan
TD : Tekanan Darah
TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
TFU : Tinggi Fundus Uterus
3

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Patograf
4

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dilakukan

secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian

selama proses persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi belakang

kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap (Elisabeth

dkk,2016).

Persalinan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan

kesehatan. Hal ini diakibatkan pelaksanaan dan pemantauan yang kurang

maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan

dapatberlanjut pada komplikasi. Upaya melakukan asuhan pada ibu bersalin,

proses persalinan dilakukan dengan cara mengawasi kondisi ibu dan janinnya

agardapat diketahui adanya komplikasi sedini mungkin, maka asuhan

kebidanan dilakukan dengan memberikan pelayanan kepada ibu bersalin

dengan pendekatan manajemen kebidanan (Atik dkk, 2014).

Persalinan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia dimana angka kematian Ibu bersalin yang masih cukup tinggi.

Keadaan ini disertai dengan komplikasi yang mungkin saja timbul selama

persalinan,sehingga memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang baik

dalam bidang kesehatan,dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dan menurunkan angka kematian,kesakitan ibu dan perinatal (Atik dkk,2014)

Rasio kematian maternal merupakan salah satu indikator MDGs


5

(Millenium Development Goals) yang harus dicapai pada tahun 2015.Target

rasio kematian maternal diIndonesia pada tahun 2015 adalah102 per 100.000

kelahiran hidup.Rasio kematian maternal pada tahun 1997 adalah 390

kematian per100.000 kelahiran hidup.Analisis yang tidak dipublikasi

menunjukkan penurunan yang kecil menjadi 334 kematian per 100.000

kelahiran hidup pada periode 1993-1997. Rasio kematian maternal menurun

menjadi 307 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002-2003

dan228 kematian per 100 000 kelahiran hidup pada SDKI 2007. Namun,

angka ini meningkat pada SDKI 2012 menjadi 359 kematian per 100.000

kelahiran hidup (SDKI,2012).

World Health Organization (WHO) mencatat bahwa sekitar 99%

kematian ibu terjadi di negara berkembang, terutama di Afrika Sub Sahara

dan Asia Selatan.(1) Kematian ibu dinegara berkembang pada tahun 2015

adalah 239/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan negara maju yang

hanya mencapai 12/100.000 KH.(1) Data SUPAS (Survei Penduduk Antar

Sensus) 2015 menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

bahkan lebih tinggi dari angka yang berasal dari WHO, dimana AKI

mencapai 305/100.000 KH.(2) Kemenkes RI merencanakan rata-rata

penurunan 5,5% per tahun menjadi target kinerja. Sehingga diperkirakan

pada tahun 2030, Angka Kematian Ibu di Indonesia akan mencapai

131/100.000 KH.(2) Menurut data Kesehatan di Sulawesi Tengah

menunjukkan AKI tahun 2015 sejumlah 132/100.000 KH dan terjadi

penurunan hingga 82/100.000 KH pada tahun 2018. Di Kota Palu, Angka

Kematian Ibu menunjukkan angka 4/100.000 KH.


6

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan studi

kasus dengan judul “asuhan kebidanan persalinan normal dengan di

Puskesmas Kandangan tahun 2023”

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Penulis mampu menggambarkan Asuhan kebidanan ibu bersalinan

meliputi aspek bio psikososio spiritual pada ibu bersalin.

1. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada

ibu bersalin

b. Mampu menyusun diagnosa asuhan kebidanan pada ibu bersalin

c. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin

d. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin

e. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin

f. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan ibu bersalin

yang telah dilakukan pada ibu bersalin dalam bentuk SOAP

1.2.2 Manfaat

1. Institusi Pendidikan

Untuk menambah sumber referensi buku di perpustakaan IIK Strada

Indonesia Kediri sehingga memudahkan mahasiswa dalam membuat

tugas, makalah, dan lain sebagainya.

2. Bidan

Dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan Asuhan

Persalinan Normal sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang


7

bermutu.

3. Mahasiswa

Dapat memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan

kepada ibu dan bayi sejak bayi berada dalam kandungan hingga pada

tahap setelah kelahiran, sehingga masyarakat mendapatkan

pelayanan yang sesuai dengan keadaannya, sehingga mahasiswa

mampu mengaplikasikan ilmunya sesuai dengan standar dan etika

profesi.
78

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Persalinan

2.1.1 Definisi

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang

dilakukan secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan

tetap demikian selama proses persalinan,bayi dilahirkan spontan dengan

presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42

minggu lengkap (Elisabeth dkk, 2016).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta)yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan

melalui jalanlahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan sendiri) (JNPK-KR, 2014).

2.1.2 Bentuk-bentuk persalinan

Menurut Manuaba di dalam Elesabeth, bentuk bentuk persalinan dapat

digolongkan menjadi:

1. Persalinan spontan, yaitu persalinan dengan tenaganya sendiri

2. Persalinan buatan, yaitu bila persalinan dengan rangsangan

sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan

3. Persalinan anjuran, yaitu persalinan yang paling ideal karena tidak

memerlukan bantuan apapun dan mempunyai trauma persalinan yang

paling ringan sehingga kualitas sumber daya manusia dapat terjamin

(Elisabeth dkk,2016).
9

2.1.3 Etiologi

Terjadinya persalinan disebabkan oleh beberapa teori sebagai berikut:

1. Teori penurunan hormon

1-2 minggu sebelum persalinan dimulai terjadi penurunan kadar

hormone estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai

penenang otot-otot polos polos rahim dan akan menyebabkan

kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar

progesterone menurun.

2. Teori penuan plasenta

Tuannya plasenta menyebabkan menurunnya kadar entrogen dan

progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini

akan menimbulkan kontraksi rahim.

3. Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia

otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.

4. Teori iritasi mekanik

Dibelakang servik terletak ganglion servikal (fleksus franken hauser)

bila ganglion ini geser dan ditekan akan timbul kontraksi

(Widia,2015).

2.1.4 Tanda-Tanda Persalinan

Sebelum terjadi persalinan, beberapa minggu sebelumnya wanita

memasuki kala pendahuluan ( preparatory stage of labor ), dengan

tanda-tanda sebagai berikut:


10

1. Adanya kontraksi rahim

Kontraksi uterus memiliki periode relaksasi yang memiliki fungsi

penting untuk mengistirahatkan otot uterus. Durasi kontraksi uterus

sangat berviriasi, tergantung pada kala persalinan wanita tersebut.

Kontraksi pada persalinan aktif berlangsung dari 45 sampai 90

detik dengan durasi rata-rata 60 detik. Pada persalinan

awal,kontraksi mungkin hanya berlangsung 15 sampai 20 detik.

Frekuensi kontraksi ditentukan dengan mengukur waktu dari

permulaan satu kontraksi permulaan kontraksi selanjutnya.

2. Keluarnya lender bercampur darah (blood slim)

Blood slim paling sering terlihat sebagai lendir bercampur darah

yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan

murni. Bercak darah tersebut biasanya akan terjadi beberapa hari

sebelum kelahiran tiba, tetapi tidak perlu khawatir dan tidak perlu

tergesa-gesa kerumah sakit, tunggu sampai rasa sakit diperut atau

bagian belakang dan dibarengi oleh kontraksi yang teratur. Jika

keluar darah hebat dan banyak seperti menstruasi segera kerumah

sakit.a

3. Keluarnya air-air (ketuban)

Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban.

Selama sembilan bulan masa gentasi bayi aman melayang dalam

cairan amnion. Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak

berasal dari ketuban yang pecah akibat kontraksi yang makin sering

terjadi.
11

4. Penipisan dan pembukaan serviks

Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-tama aktivitas uterus

dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian

aktifitas uterus menghasilkan dilatasi servik yang cepat.

Membukanya leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang

berkembang (Elisabeth dkk,2016).

2.1.5 Tahapan Persalinan Dibagi menjadi Empat Kala

1. Kala I (kala pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena

serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya

pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-

pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka. Kala1 persalinan

dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,

hingga mencapai pembukaan lengkap (10cm). Persalinan kala 1

dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

a. Fase Laten

Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak

awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan

secara bertahap sampai pembukaan kurang dari 4cm, berlangsung

dalam waktu 7-8 jam.

b. Fase Aktif (pembukaan serviks4-10cm)

Fase aktif berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase.

1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan 3

menjadi 4 cm.
12

2) Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam

pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus

umumnya meningkat (kontraksi dianggap ade kuat jika terjadi

tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung

selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan bagian

terbawah janin. Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan

pembukaan pada primigravida1cm/jam dan pembukaan multi

gravida2cm/jam. Mekanisme membukanya serviks berbeda

antara primi gravida dan multi gravida. Pada primi gravida,

ostium uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga

serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum

sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum

serta penipisan dan pendataran seviks terjadi dalam waktu yang

lama.

2. Kala II (kala pengeluaran janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipira

berlangsung selama 2 jam dan pada multipara1 jam.

a. Tanda dan Gejala Kala II adalah:

1) His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit.

2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya


13

kontraksi.

3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum

dan/atau vagina.

4) Perineum terlihat menonjol.

5) Vulva-vagina dan sfingterani terlihat membuka.

6) Peningkatan pengeluaran lender dan darah.

b. Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang

menunjukan:

1) Pembukaan serviks telah lengkap

2) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.

c. Perubahan fisiologis pada kala II

1) Kontraksi uterus

2) Perubahan–perubahan uterus

3) Perubahan pada serviks

4) Perubahan pada vagina dan dasar panggul

5) Perubahan system reproduksi

6) Perubahan tekanan darah

7) Perubahan metabolisme

8) Perubahan suhu

9) Perubahan denyut nadi

10) Perubahan pernapasan

11) Perubahan pada ginjal

12) Perubahan pada saluran cerna

13) Perubahan hematologi


14

d. Perubahan psikologis persalinan kala II

Perubahan psikologis keseluruhan wanita yang sedang mengalami

persalinan sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan

bimbingan antisipasi yang ia terima selama persiapan menghadapi

persalinan, dukungan yang diterima wanita dari pasangannya,

orang terdekat lain, keluarga dan pemberi perawatan, lingkungan

tempat wanita tersebut berada dan apakah bayi yang ia kandung

merupakan bayi yang ia inginkan atau tidak.

Dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh seseorang

wanita di lingkungan tempat melahirkan, termasuk dari mereka

yang mendampinginya, sangat mempengaruhi aspek psikologinya

pada saat kondisinya sangat rentan setiap kali kontraksi timbul

juga pada saat nyerinya timbul secara berkelanjutan.

3. Kala III (kala pengeluaran plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya

berlangsung dalam 6 menit - 15 menit setelah bayi lahir. Tanda–

tanda pelepasan plasenta:

a. Terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri

b. Tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina/vulva

c. Adanya semburan darah secara tiba–tiba

4. Kala IV (kala pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah proses tersebut. Pemantauan dan evaluasi lanjut pada kala IV


15

a. Tanda vital

b. Kontraksi uterus

c. Lochea

d. Kandung kemih

e. Perineum

f. Perkiraan darah yang hilang, Perdarahan dianggap normal bila

jumlahnya tidak melebihi 500cc.

Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperatur, tinggi

fundus, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan.

Pemantauan kala IV ini sangat penting, terutama untuk menilai

deteksi dini resiko atau kesiapan penolong mengantisipasi

komplikasi perdarahan pasca persalinan (Elisabeth dkk,2016).

2.1.6 Faktor-FaktorYang Memengaruhi Persalinan

1. Faktor passage (jalan lahir)

merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari

rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin

dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka

jalan lahir tersebut harus normal. Passege terdiri dari:

a. Bagian keras (tulang-tulang panggul) Tulang panggul tersusun

atas empat tulang, yakni 2 tulang pangkal paha (os coxae), 1

tulang kelangkang (ossacrum) dan1 tulang tungging (oscocygis)

yang dihubungkan oleh tiga sendi. Os coxae dibagi menjadi os.

illium, os. ischium, dan os. Pubis.

b. Bagian lunak (otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen pintu


16

panggul)

c. Bidang-bidang hodge

1) Hodge 1 : Dibentuk pada ingkaran PAP dengan bagian atas

simfisis dan promontorium

2) Hodge 2 : Sejajar hodge1 setinggi pinggir bawah simfisis

3) Hodge 3 : Sejajar hodge 1 dan 2 setinggi spinais dia di

kanan dan kiri

4) Hodge 4 : Sejajar hodge 1, 2, 3 setinggi oscoccygis

2. Faktor Power

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri

dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power

merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh

adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Kekuatan yang

mendorong janin keluar (power) terdiri dari:

a. His (kontraksi otot uterus)

His adalah kontraksi karena otot-otot polos rahim bekerja dengan

baik dan sempuna. Pada waktu kontraksi otot-otot rahim

menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum

uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung

amneon kearah segmen bawah rahim dan serviks.

b. Kontraksi otot-otot dinding perut

c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

d. Ketegangan dan ligmentous action terutama ligament tumor

tundum
17

3. Faktor Passenger

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.

Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Postur

janin dalam rahim:

a. Sikap (habitus)

Menunjukan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,

biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam

sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam

keadaan fleksi, serta lengan bersilang didada

b. Letak janin

Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada

terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang dimana sumbu janin

sejajar dengan sumbu panjang ibu ini bisa letak kepala atau letak

sungsang

c. Presentasi

Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di

bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau

pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi bokong, presentasi bahu

dan lain-lain.

d. Posisi

Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian

terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang

terhadap sumbu ibu. Misalnya pada letak belakang kepala (LBK)

ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang


18

(Widia,2015).

2.1.7 Mekanisme Persalinan

1. Penurunan kepala

Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi

uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien

2. Penguncian (engagement)

Tahap penurunan pada waktu diameter biparental dari kepala janin

telah melalui lubang masuk panggul pasien

3. Fleksi

Dalam proses masuknya kepala janin kedalam panggul, fleksi

menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter

kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus

menuju dasar panggul. Pada saat kepala bertemu dengan dasar

panggul, tahananya akan meningkat fleksi akan bertambah besar

yang sangat diperlukan agar saat sampai di dasar panggul kepala

janin sudah dalam keadaan fleksi maksimal.

4. Putaran paksi dalam

Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter antero

posterior (yang panjang) dari kepala menyesuaikan diri dengan

diameter antereoposterior dari panggul pasien. Kepalaakan berputar

dari arah diameter kanan, miring ke diameter PAP dari panggul

tetapi bahu akan tetap miring ke kiri, dengan demikian hubungan

normal antara as panjang kepala janin denganas panjang dari bahu

akan berubah dan leher akan berputar 45 derajat.


19

5. Ekstensi

Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana

gaya tersebut membentuk lengkungan carus yang mengarahkan

kepala keatas menuju lorong vulva. Bagian leher belakang dibawah

oksiputakan bergeser kebawah simfisispubis dan bekerja sebagai

titik poros. Uterus yang berkontraksi kemudian memberikan tekanan

tambahan di kepala yang menyebabkannya ekstensi lebih lanjut saat

lubang vulva-vagina membuka lebar.

6. Restitusi

Restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik kekanan

atau kekiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran

menuju posisi oksiput anterior

7. Putaran paksi luar

Putaran paksi ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal

dari bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul bahu akan

mengalami perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin

agar terletak dalam diameter yang besar dari rongga panggul. Bahu

anterior akan terlihat pada lubang vulva-vagina dimana ia akan

bergeser di bawah simfisis pubis.

8. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi

Bahu posterior akan menggembungkan perenium dan kemudian

dilahirkan dengan cara fleksilateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh

tubuh janin lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu carus

(Sulistyawati, 2010).
20

2.1.8 Lima Benang Merah

Lima aspek dasar/lima benang merah yang penting dan saling terkait

dalam persalinan yang bersih dan aman adalah: membuat keputusan

klinik, asuhan saying ibu dan saying bayi, pencegahan infeksi,

Pencatatan/Rekam medis, Rujukan.

1. Membuat Keputusan Klinik

Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk

menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan

oleh pasien. Keputusan harus akurat, komprehensif dan aman, baik

bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang memberikan

pertolongan.

Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik:

a. Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan

b. Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah

c. Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi

dihadapi

d. Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk

mengatasi masalah

e. Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi

masalah

f. Melaksanakan asuhan/intervensi terpilih

g. Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi.

2. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi


21

Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip saling

menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Membayangkan

asuhan sayang ibu/ASI adalah dengan menanyakan pada diri kita

sendiri “apakah asuhan seperti ini yang saya inginkan untuk keluarga

saya yang sedang hamil”. Salah satu prinsip Asuhan Sayang Ibu

adalah dengan mengikut sertakan suami dan keluarga selama

persalinan.

3. Pencegahan Infeksi (PI)

Tujuan PI adalah untuk mencegah infeksi serius pasca bedah. Ada

beberapa tindakan yang akan sering kita temuidalam PI, yang perlu

diketahui pengertiannya. Tindakan tersebut antara lain adalah asepsis

atau teknik aseptic, antisepsis, dekontaminasi, desinfeksi, cuci bilas,

desinfeksi tingkat tinggi, sterilisasi.

Definisi tindakan dalam PI tersebut adalah:

a. Asepsis atau tehnika septic adalah istilah yang dipakai untuk

menggambarkan semua usaha yang dilakukan dalam mencegah

masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh dan berpotensi untuk

menimbulkan infeksi.

b. Antisepsis adalah suatu tindakan PI dengan cara

membunuh/menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada

kulit/jaringan tubuh.

c. Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk

memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara

aman berbagai benda yang terkontaminasi darah, dan cairan


22

tubuh.

d. Mencuci dan membilas adalah suatu tindakan untuk

menghilangkan darah, cairan tubuh atau benda asing dari

kulit/instrument.

e. Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan hamper

semua mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari

benda mati/instrument.

f. Desinfeksi Tingkat Tinggi/DTT adalah suatu tindakan untuk

menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri

dengan cara merebus atau kimiawi.

g. Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua

mikroorganisme termasuk endospora pada benda mati/instrument.

h. Dokumentasi atau pencatatan

Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan

klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus

menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses

persalinan dan kelahiran bayi.

i. Rujukan

Antisipasi kegawat daruratan dengan menyiapkan system dan

keperluan rujukan“BAKSOKU”(JNPK-KR,2014).

2.1.9 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

1. Kebutuhan fisiologis

a. Oksigen

b. Makan dan minum


23

c. Istirahat selama tidak ada his

d. Kebersihan badan terutama genetalia

e. Buang air kecil dan buang air besar

f. Pertolongan persalinan yang berstandar

g. Penjahitan perineum bila perlu

2. Kebutuhan rasa aman

a. Memilih tempat dan penolong persalinan

b. Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan

dilakukan

c. Posisi tidur yang dikehendaki ibu

d. Pendampingan oleh keluarga

e. Pantauan selama persalinan

f. Intervensi yang diperlukan

3. Kebutuhan dicintai dan mencintai

a. Pendampingan oleh suami/keluarga

b. Kontak fisik (member sentuhan ringan)

c. Masase untuk mengurangi rasa sakit

d. Berbicara dengan suara yang lemah, lembut serta sopan

4. Kebutuhan harga diri

a. Merawat bayi sendiri dan menyusuinya

b. Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privacy ibu

c. Pelayanan yangbersifat empati dan simpati

d. Informasi bila akan melakukan tindakan

e. Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu


24

lakukan

5. Kebutuhan aktualisasi diri

a. Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan

b. Memilih pendamping selama persalinan

c. Boundingattachment

d. Ucapan selamat atas kelahiran bayinya

2.1.10 Definisi Partograf

1. Pengertian partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala1

persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPK-

KR,2014).

2. Isi partograf

Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang

dimulai pada fase aktif persalinan, menyediakan lajur dan kolom

untuk mencatat hasil–hasil pemeriksaan selama fase aktif

persalinan termasuk :

a. Informasi tentang ibu

1) Nama dan umur.

2) Gravida, para, abortus.

3) Nomor catatan medik/nomor puskesmas.

4) Tanggal dan waktu mulai dirawat

b. Waktu pecahnya selaput ketuban

c. Kondisi janin:

1) Denyut jantung janin.


25

2) Warna dan adanya air ketuban.

3) Penyusupan (molase) kepala janin

d. Kemajuan persalinan

1) Pembukaan serviks.

2) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.

3) Garis waspada dan garis bertindak

e. Jam dan waktu

1) Waktu mulainya fase aktif persalinan.

2) Waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian.

f. Kontraksi uterus

1) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit.

2) Lama kontraksi (dalam detik)

g. Obat-obatan yang diberikan

1) Oksitosin.

2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.

h. Kondisi ibu

1) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh.

2) Urin (volume, aseton atau protein)

i. Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat

dalam kolom tersedia di sisi partograf atau di catat kemajuan

persalinan) (Prawirohardjo,2014)

2.1.11 Penatalaksanaan Persalinan

Berikut ini adalah standart asuhan persalinan normal 60 langkah

1. Mendengar & melihat adanya tanda persalinan kala dua.


26

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan ampuloksitosin 10 unit & memasukan alat suntik

sekali pakai kedalam wadah partus set.

3. Memakai celemek plastik atau bahan yang tidak tembus cairan

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci

tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang bersih.

5. Menggunakan sarung tangan DTT atau steril pada tangan kanan

yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6. Memasukan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang

memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi

kontaminasi pada alat suntik.

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari depan ke belakang menggunakan kapas atau kasa yang sudah

dibasahi air DTT.

8. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap

dan selaput ketuban sudah pecah.

9. Mendekontaminasi tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam

larutan klorin 0.5%, membuka sarung tangan dalam keadaan

terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10.Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai

pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160x/menit).

11.Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik, membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai


27

dengan keinginannya.

12.Meminta bantuan keluarga membantu menyiapkan posisi meneran

jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada

kontraksi itu ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang

diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman

13.Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin

meneran dan timbul kontraksi yang kuat.

14.Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil

posisiyang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam selang waktu 60 menit.

15.Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah

ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6

cm.

16.Meletakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.

17.Membuka partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan

dan bahan

18.Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

19.Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5–6cm, lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering,

tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan

posisi defleksi dan membantu lahirmya kepala. Anjurkan ibu

meneran secara efektif atau bernafas cepat dan dangkal.

20.Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai

jika hal itu terjadi, kemudian meneruskan segera proses kelahiran


28

bayi.

21.Setelah kepala lahir tunggu putaran paksi luar yang berlangsung

secara spontan.

22.Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara

biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan

lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu

depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan kearah

atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23.Setelah kedua bahu lahir geser tangan bawah untuk menopang

kepala dan bahu. gunakan tangan atas untuk menelusuri dan

memegang lengan siku sebelah atas.

24.Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut

kepanggul, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki

(masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki

dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya

pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk.

25.Lakukan penilaian sepintas

26.Keringkan tubuh bayi dari mulai muka, kepala dan bagian tubuh

yang lain (kecuali telapak tangan).

27.Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan

adanya bayi kedua.

28.Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar

uterus berkontraksi baik.

29.Dalam waktu1 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan


29

oksitosin 10 unit digluteus atau 1/3atas paha kanan ibu bagian luar,

setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

30.Setelah 2 menit sejak bayi lahir, pegang tali pusat dengan satu

tangan pada sekitar 5 cmdari pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan

jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3cm

proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut

kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan

tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kearah

ibu(sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari

klem pertama (MidwiferyUpdate).

31.Pemotongan dan pengikatan tali pusat.

32.membungkus kepala dan badan bayi, letakkan bayi di dada ibu

untuk kontak kulit ibu-bayi. Pastikan dada ibu bersentuhan

langsung dengan dada ibu dan biarkan bayi menyari puting susu

ibu dengan sendirinya (IMD)

33.Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva.

34.Meletakkan satu tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan

menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan

yang lain.

35.Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan

tekanan yang pada bagian bawah uterus dengan cara menekan

uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati –hati
30

untuk membantu mencegah berlawan arah terjadinya inversiouteri.

36.Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas,

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan

arah pada uterus.

37.Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta

dengan kedua tangan dan dengan hati–hati memutar plasenta

hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan

melahirkan selaput ketuban.

38.Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus teraba keras)

39.Periksa kedua sisi plasenta pastikan plasenta lahir lengkap.

40.Masukkan plasenta kedalam kantung plastic atau tempat khusus.

41.Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

42.Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih

kosong.

43.Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh

44.Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih

kosong
31

45.Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi

46.Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

47.Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik

48.Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan

baik(40-60kali/menit)

49.Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 % untuk

dekontaminasi(10menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi.

50.Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yangsesuai.

51.Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT, Membersih

kancairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai

pakaian yang bersih dan kering.

52.Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan

makanan yang diinginkan.

53.Mendekontaminasikan daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5 %.

54.Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan

kloron0,5%,balikkan dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin

selama 10 menit

55.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan

dengan handuk atau kain bersih


32

56.Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan

fisik bayi

57.Dalam 1 jam pertama beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,

vitamin k11 mg di paha kiri bawah lateral. Pemeriksaan fisik bayi

baru lahir, pernapasan bayi (40-60x/menit) dan temperatur tubuh

(36,5-37,5ºC) setiap 15menit.

58.Setelah satu jam pemberian vit k berikan suntikan HB 0 dipaha

kanan bawah lateral. Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar

sewaktu-waktu dapat disusukan.

59.Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam

didalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

60.Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

61.Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang) (JNPK-KR,

2014).

2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan

2.2.1 Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan (Midwifery Management) adalah

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode

pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis

data, diagnosa kebidanan, perencanaan,penatalaksanaan dan evaluasi

(Mudillah dkk,2012:110).

2.2.2 Tahapan dalam Manajemen kebidanan

Langkah – langkah asuhan kebidanan menurut varney (1997), yaitu

sebagai berikut :
33

1. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar

Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan

langkah berikutnya.Mengumpulkan data adalah menghimpun

informasi tentang klien/orang yang meminta asuhan.Kegiatan

pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan secara

terus menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung, data

dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber yang dapat

memerikan informasi paling akurat yang dapat diperoleh secepat

mungkin dan upaya sekecil mungkin.Pasien adalah sumber informasi

yang akurat dan ekonomis, yang di sebutsebagi sumber data primer.

Sumber data alternatif atau sumber data skunder adalah data yang

sudah ada, praktikan kesehatanlain dan anggota keluarga.

Tekhnik pengumpulan data ada tiga yaitu ; Observasi, dimana

pengumpulan data melalui indra penglihatan (perilaku,tanda fisik,

kecacatan, ekspresi wajah),pendengaran (bunyi batuk,bunyi

nafas),penciuman (bau nafas,bau luka),perdaban(suhu badan,

nadi).Wawancara,dimana pembicaraan terarah yang umumnya

dilakukan pada pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang

penting di perhatikan adalah data yang ditanyakan di arahkan data

yang relefan, dan Pemeriksaan, dimana pengumpulan data yang

dilakukan dengan memakai instrument/alat mengukur.Dengan tujuan

untuk memastikan batas dimensi angka, irama kuantitas. Misalnya

pengukuran tinggi badan dengan meteran, berat badan dengan

timbangan, tekanan darah dengan tensimeter.


34

Data secara garis besar diklasifikasikan sebagai data subyektif

dan data obyektif. Pada waktu mengumpulkan data subyektif harus

mengembangkan hubungan antar personalyang efektif dengan

pasien/klien/yang diwawancarai, lebihdiperhatikan hal-hal yang

menjadi keluhan utama pasien dan mencemaskan, berupapendapatan

data/fakta yang sangat bermakna dalam kaitan dengan masalah

pasien (Mufdillah, dkk 2012:111-113).

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara,anamneses

dengan melakukan tanya jawab untuk memperoleh data meliputi :

riwayat kesehatan, riwayat reproduksi : riwayat haid, riwayat

obstetri, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,riwayat ginekologi,

riwayat KB, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data social

ekonomi dan psikologi.Dan pemeriksaan fisik, yang meliputi

keadaan umum klien,tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik

dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi,auskultasi dan dilakukan

pemeriksaan penunjang bila perlu.

Tahap ini merupakan langkah yang menentukan langkah

berikutnya.Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang

dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak

dalam tahap selanjutnya,sehingga dalam pendekatan ini harus

komprehensif meliputi data subjektif,objektif dan hasil pemeriksaan

sehingga dapat menggambarkan kondisi atau masukan klien yang

sebenarnya.

Pada persalinan kala I umumnya klien akan mengeluh tentang


35

keadaannya dimana klien merasakan mules pada perut bagian bawah

yang menjalar kepinggang,dan klien juga mengatakan bahwa

terdapat pengeluaran lender bercampur dengandarah, serta sifat nyeri

yang dirasakan semakin lama semakin sering dan bertambahkuat.

Pada persalinan kala II umumnya ibu akan merasakan adanya

dorongan kuatuntuk meneran, adanya tekanan pada anus dan tampak

perineum menonjol, vulva, dan spingterani membuka.

Pada persalinan kala III akan tampak pengeluaran plasenta

dimana tali pusatakan bertambah panjang yang di sertai dengan

adanya semburan darah dan terjadiperubahan bentuk dan tinggi

fundus uteri. Serta pada persalinan kala IV atau kala obserfasi akan

di tandai dengan kontraksi uterus yang baik, dan tanda-tanda

vitaldalam batas normal pada 2 jam post partum, dengan

pemantauan 15 menit pada jampertama dan 30 menit padajam kedua

post partum.

2. Langkah II:Interpretasi Diagnosa atau Masalah Aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnose ataumasalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi

yang benar atas data- datayang di kumpulkan. Data dasar yang sudah

dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau

diagnose yang spesifik. Langkah awal dari perumusan

masalah/diagnose kebidanan adalah pengelolahan/analisa data yang

menggabungkandan menghubungkan satu dengan lainnya sehingga

tergambar fakta (Mufdillah, dkk2012:113).


36

Pada kala I persalinan, lama pembukaan yang berlangsung

pada primi gravida yaitu berlangsung selama 12 jam sedangkan pada

multi gravida berlangsung selama 8 jam yang dimulai dari

pembukaan 0 cm sampai pembukaan 10 cm. Pada fase

latenpersalinan yang dimulai sejak awal kontraksi menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap yang berlangsung

hingga serviks membuka kurang dari 4 cm yang umumnya

berlangsung selama 8 jam.

Kemudian pada fase aktif persalinan frekuensi dan kontraksi

uterus meningkat secara bertahap (kontraksi dianggab

adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam 10 menit, dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih), dari pembukaan 4 cm

hingga mencapai pembukaan 10 cm dengan kecepatan rata-rata 1 cm

per jam pada multigravida dan primigravida, atau lebih dari 1 sampai

2 cm multigravida. Pada kalaI persalinan juga perlu adanya

pemeriksaan tanda-tanda vital sekitar 2 atau 3 jam dan

memperhatikan agar kandung kemih selalu kosong, serta

pemantauan denyut jantung janin½ jam sampai 1 jam.

Pada kala II persalinan, dimulai dari pembukaan serviks sudah

lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, pada kala II his

menjadi lebih kuat, lebih sering dan semakin lama. Proses ini

berlangsung selama ± 1,5 jam pada primi garvidadan ± 0,5 jam pada

multigravida. Ibu akan merasakan adanya dorongan kuat untuk

meneran bersama dengan adanya kontraksi,adanya tekanan pada


37

anus dan tampak perineum menonjol, vulva dan sfingter ani

membuka, serta meningktnya produksi pengeluaran lender

bercampur darah.tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan

dalam yang hasilnya pembukaan serviks telah lengkap dan

terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

Pada kala III persalinan, dimulai sejak lahirnya bayi hingga

lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit setelah

penyuntikan oksitosin.Pada manajemen aktif kala III ini bertujuan

untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga

mencegah terjadinya perdarahan dan mengurangi kehilangan

darah.Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu terjadinya perubahan

bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, dan terjadinya

semburan darah secara mendadak dan singkat.

Pada kala IV persalinan, dimulai dari lahirnya plasenta sampai

2 jam pertamapost partum, dimana pemantauan dilakukan dengan

mengobservasi tanda-tanda vital pasien,kontrasi uterus,perdarahan

dan kandung kemih pada 15 menit pada jam pertama dan 30 menit

pada jam kedua post partum.

3. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnose Atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangakaian masalah dan diagnose yang

sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,bila

memungkinkan dilakukan pencegahan,sambil mengamati klien bidan

diharapkan dapat bersiap–siap bila diagnose/masalah potensial ini


38

benar– benar terjadi (Mufdillah,dkk 2012:117).

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,bila

memungkinkan dilakukan pencegahan,sambil mengamati klien,bidan

dapat diharapkan bersiap-siap bila diagnose/masalah potensial ini

benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan

asuhan yang aman.

Dalam mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial

dilakukan pengantisi pasien penanganan yang kemungkinan muncul

pada kala I yaitu terjadi nyakala I lama, peningkatan atau penurunan

tanda-tanda vital, DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit,

terjadinya perdarahan pervaginam selain dari lender dan darah,

ketuban pecah yang bercampur dengan mekonium kental yang di

sertai dengantanda gawat janin, kontraksi uterus kurang dari 2

kontraksi dalam 10 menit danberlangsung kurang dari 20 detik serta

tidak di temukan perubahan serviks dalam 1-2jam,pembukaan

serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada pada partograf.

Pada kala II persalinan,kemungkinan masalah yang dapat

terjadi yaitu,terjadinya kala II lama yang di sertai dengan partus

macet/kasep, dimana partograf melewati garis waspada, terjadinya

distosia bahu, kontraksi tidak teratur dan kurang, tanda-tanda vital

meningkat dan ibu tampak kelelahan.Pada manajemen aktif Kala III

persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu diantaranya terjadinya


39

perdarahan pervaginam dikarenakan terjadinya laserasi jalan lahir,

atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan terjadinya

retensio plasenta dimana plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi

lahir.

Dan pada Kala IV persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu

terjadinya perdarahan pervaginam dengan pembekuan darah yang

banyak,tanda-tanda vital melawati batas normal dimana tekanan

darah dan suhu tubuh meningkat, kontraksi uterus yang tidak baik.

4. Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Yang

Memerlukan Penanganan Segera.

Beberapa data menunjukan situasi emergensi dimana bidan

perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi,beberapa data

menunjukan situasi yang memerlukan tindakan segera sementara

menunggu intruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi

dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien

untuk menetukan asuhan pasien yang paling tepat. Langkah ini

mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan(Mufdillah,dkk2012:117-178).

Dalam persalinan tindakan yang memerlukan penanganan

segera diantaranya:Pada kala I persalinan yaitu terjadinya kala I lama

yang mengakibatkan tanda gawatjanin, ketuban pecah yang

bercampur mekonium kental, dan kontraksi uterus kurangdari 2

kontraksi dalam 10 menit dan berlangsung dari 20 detik serta tidak di

temukan perubahan serviks dalam 1-2 jam atau pembukaan serviks


40

mengarah ke sebelah kanan garis waspada pada partograf.

Pada kala II persalinan,kemungkinan masalah yang dapat

terjadi yaitu,terjadinya kala II lama yang di sertai dengan partus

macet/kasep, dimana partograf melewati garis waspada, terjadinya

distosia bahu, kontraksi tidak teratur dan kurang,tanda-tandavital

meningkat,dan ibu tampak kelelahan.Pada manajemen aktif Kala III

persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu diantaranya terjadinya

perdarahan pervaginam dikarenakan terjadinya laserasi jalan lahir,

atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan terjadinya

retensio plasenta dimana plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi

lahir.

Dan pada Kala IV persalinan masalah yang dapat terjadi yaitu

terjadinya perdarahan pervaginam dengan pembekuan darah yang

banyak,tanda-tanda vital melawati batas normal dimana tekanan

darah dan suhu tubuh meningkat, kontraksi uterus yang tidak baik.

5. Langkah V: Merencanakan Asuhan Yang Komprehensif/

Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnose atau masalah yang telah

diidentiikasi atau antisipasi,pada langkah ini informasi/data dasar

yang tidak lengkap dilengkapi (Mufdillah,dkk2012).

Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah


41

pihak, yaitu olehbidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan

efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana

tersebut. Rencana yang dibuat harus rasional dan benar-benar valid

berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta evidence

terkini serta sesuai dengan asumsi tentangapa yang akan dilakukan

klien.

Adapun penatalaksanaan yang diberikan pada persalinan

normal yaitu,memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan

apakah persalinan dalam kemajuan yang normal, memeriksa

perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan,membantu ibu

memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta aktif

Dalam menentukan asuhan.Membantu keluarga dalam

merawat ibu selama persalinan, menolong kelahiran dan

memberikan asuhan pasca persalinana dini, dan mengenali masalah

secepatnya dan mengambil keputusan yang tepat guna dan tepat

waktu (efektif dan efisien).

Perencanaan asuhan tindakan yang perlu dilakukan juga dapat

berupa,pemantauan terus menerus kemajuan persalinan mengunakan

partograf, pemantauan TTV ibu dan keadaan janin,memenuhi

kebutuhan nutrisi dan dehidrasi ibu,menganjurkan ibu perubahan

ambulasi dan posisi ibu, menganjurkan tindakan yang memberikan

pada rasa nyaman,serta menganjurkan keluarga memberi dukungan.

6. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan dan Penatalaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti


42

yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksankan secara efisien

dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan

atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh klien atau

anggota tim kesehatan lainnya.

7. Langkah VII:Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keevektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar – benar telahterpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalahdan diagnose.

Rencana tersebut dapat dianggab efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanaannya.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana

tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum efektif (Mufdillah,

dkk2012:118-119).

2.3.2 Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan (SOAP)

Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan)

dari data subjektif dan objektif yang meliputi diagnosis,antisipasi

diagnosis atau masalah potensial serta kongseling untuk tindak lanjut.

1. Data Subjektif

Merupakan data yang berisi informasi dari klien.Informasi

tersebut dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang

berhubungan dengan diagnosa.

2. Data Objektif

Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh

bidan pada waktu pemeriksaan laboratorium, USG, dll. Apa yang


43

dapat di obserfasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti

dari diagnose yang akan ditegakkan.

3. Assessment

Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif

dan data objektif yang didapatkan.

4. Planning/Perencanaan

Merupakan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sesuai

dengan kesimpulan yang dibuat (Ai Nursiah, 2014:234).


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL

NO.REG :

Nama : Ny ”F” Nama : Tn ”S”

Umur : 32 Tahun Umu : 36 Tahun

Nikah/Lamanya : 1 X/10 Tahun Nikah/Lamanya : 1 X/10 Tahun

Suku : Lewa tidahu

Suku : Lewa tidahu

Agama : Kristen Agama : Kristen

Pendidikan Terakhir : SD Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : petani

Alamat : Kandangan kabupaten Kediri

ANAMNESA.

Tanggal : 02-01-2023 oleh : Bidan Aulia

1. Pasien datang : Hari : Senin Tanggal :02-01-2023 jam : 22.05 Wita

2. Gravida : 3

3. HPHT: 04-05-2021

4. HPL : 08-02-2022

5. Perkawinan : 1 kali,

Dengan suami sekarang : 10 th,

Umur pertama kali kawin: 20 th

6. Riwayat persalinan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti penyakit menular (TBC, HIV/AIDS,

Hepatitis), menurun (Hipertensi, Diabetes, Asma), dan menahun (jantung, ginjal, paru).
7. Riwayat persalinan yang lalu: Normal spontan pervaginam
Anak Tahun Usia Jenis Penolong Tempat BBL JK Keadaan
Ke Lahir kehamilan Persalinan persalinan bersalin anak
2.500
I 2012 Aterm Spontan Bidan Pustu gram ♂ Hidup

II 2016 Aterm Spontan Bidan RSUD 2.800 ♂ Hidup


gram

II Persali
I nan ini
27

8. Mulai sakit , hari : Sabtu, tanggal: 02-01-2023, 21.00 wita

Pengeluaran pervaginam : lendir darah (+) sejak hari senin,tgl 29/01/2022, jam 21.00 wib.

STATUS PRESENT :
 Keadaan umum : Baik
 kesadaran : Composmentis

 TB : 152 cm BB : 60 Kg

 Tensi: 110/80 mmhg

 Nadi : 80 x/m suhu : 36,70C pernafasan : 21 x/m

 Anggota gerak: Normal, oedema : Tidak ada /

 varises : Tidak ada

 Reflek : = +/+

 Tinggi FU : 31 cm, 3 jari dibawah px.

 His: 4 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik

 DJJ/ BJA : 146 x/m

PALPASI :

LEOPOLD I : TFU 3 jari di bawah PX, teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)

LEOPOLD II : Pada sebelah kanan perut ibu teraba keras memanjang seperti papan (PUKA).Di

sebelah kanan perut ibu teraba bagian terkecil seperti tangan dan kaki.

LEOPOLD III : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, melenting (kepala) dan tidak dapat

digoyangkan.

LEOPOLD IV : Tangan pemeriksa tidak bertemu menunjukkan bagian terendah janin sudah
masuk PAP (divergen).
28

Kala 1 ( kala pembukaan)

Tgl :2-01-2023 Jam: 22.30 wita

Hasil VT : Ø 8cm, portio tipis, ketuban (+), bagian terdahulu kepala, bagian terendah UUK, kepala di bidang

Hodge III, molase 0 dan sarung tangan lendir darah (+).

Diagnosa : G3P2A0 38 minggu 4 hari dengan inpartu kala I Fase Aktif.

Rencana Asuhan :

1). Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan segera bersalin,

pembukaan 8 cm, ketuban utuh dan keadaan ibu dan janin baik.

Rasional: Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janin baik serta

perkembangan kemajuan proses persalinan dan keluarga dapat

memberikan dukungan psikologis agar mengurangi rasa cemas ibu

dalampersiapan menghadapi persalinan.

2) Observasi tanda-tanda vital dan VT setiap 2-4 jam (kecuali nadi tiap 30 menit).

Rasional : obesrvasi TTV dan VT untuk memantau keadaan ibu dan kemajuan

persalianan serta mempermudah dalam melakukan tindakan.

3) Observasi DJJ dan HIS setiap 30 menit.

Rasional : Agar apabila ada perubahan dapat diketahui denan cepat dan dapat

bertindak secara cepat dan tepat serta agar mengetahui kekuatan kontraksi

uterus yang berubah setiap saat sehingga mempengaruhi turunnya kepala

dan dilatasi serviks.

4) Ajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu menarik

nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama timbul kontraksi.

Rasional : Agar memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri dan

memberikan suplai oksigen yang cukup ke janin.


29

5) Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan.

Rasional : Kandung kemih yang penuh dapat mempengaruhi kontraksi, mencegah

penekanan pada vena cava inferior oleh uterus yang membesar, dan

menghalangi penurunan kepala bayi serta memberikan perasaan yang

tidak nyaman pada ibu.

6) Anjurkan suami dan keluarga memberikan dukungan emosional kepada ibu.

Rasional : Agar ibu merasa tenang dan semangat dalam menjalani proses persalinan.

7) Anjurkan ibu agar tidak mengejan dulu sebelum pembukaan lengkap.

Rasional : untuk mencegah komplikasi yang akan terjadi seperti pembengkakan

vagina,fetal distres pada janin, robekan dan luka pada jalan lahir.

8) Anjurkan ibu untuk makan dan minum disela-sela kontraksi.

Rasional : Agar ibu memiliki tenaga pada saat meneran.

9) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan untuk

menolong persalinan serta tempat penerangan dan lingkungan BBL.

Rasional : Agar penolong lebih mudah dalam menambil dan menggunakan alat saat

melakukan tindakan yang diperlukan untuk menolong persalinan.

10) Dokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograf.

Rasional : Patograf standarisasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan dan

memudahkan pengambilan keputusan .

11) Observasi tanda dan gejala kala II.

Rasional : Untuk mengetahui kapan ibu memasuki tahap kala II persalinan.

Implementasi :

1) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan segera bersalin, pembukaan
8 cm, ketuban utuh dan keadaan ibu dan janin baik.

Hasil : “ Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan”.


30

2) Mengobservasi tanda-tanda vital dan VT setiap 2-4 jam (kecuali nadi tiap 30 menit).

Hasil : “Observasi TTV dan VT telah dilakukan”.

3) Mengobservasi DJJ dan HIS setiap 30 menit.

Hasil : “Observasi DJJ dan His telah dilakukan”.

4) Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu

menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama timbul kontraksi.

Hasil : “ Ibu mengerti dan bersedia melakukan”.

5) Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama

persalinan.

Hasil: “ibu bersedia melakukan”.

6) Menganjurkan suami dan keluarga memberikan dukungan emosional kepada ibu.

Hasil : “Ibu sudah mendapat dukungan”.

7) Menganjurkan ibu agar tidak mengejan dulu sebelum pembukaan lengkap.

Hasil: “ibu bersedia”.

8) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum disela-sela kontraksi.

Hasil : “Ibu bersedia melakukan”.

9) Mempersiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan untuk

menolong persalinan serta tempat penerangan dan lingkungan BBL.

Hasil : “Alat telah disiapkan”.

10) Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograf.

Hasil: “Dokumentasi telah dilakukan”.

11) Mengobservasi tanda dan gejala kala II.


Hasil : “Observasi tanda dan gejala kala II telah dilakukan”.

KALA II s/d KALA IV


31

Tanggal /
Keterangan
Jam
32

02-01-23 S : Ibu merasa ada dorongan kuat ingin meneran


23.40
O:

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Pemeriksaan dalam (VT): Hasil VT 10 cm, Effisement 100%,

Ketuban (-) jernih, Presentasi kepala, UUK

Hodge III+, Molase 0, Tidak ada bagian terendah janin yang

Menghalangi

A:

Ny.f G3P2A0 38 minggu 4 hari, inpartu kala II

P:

1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu memasuki

Persalinan

Hasil : Ibu mengerti

(1) Melakukan pimpinan persalinan pada ibu, yaitu :

Jika ada his, ibu dipimpin mengejan dan dukung ibu

untuk meneran, beri kesempatan istirahat saat tidak ada

his dan beri minum serta periksa DJJ setiap kontraksi


33

Selesai

(2) Hasil : DJJ 146x/menit

(3) Mengajari ibu meneran dengan benar, yaitu mulai dengan

menarik nafas dalam, dagu ditempelkan dada, kemudian

mulut di buka. Kemudian meneran dengan tekanan di

perut bagian bawah,seperti orang BAB.

(4) Hasil: Ibu bersedia melakukan dan bisa meneran


dengan benar

(5) Melahirkan bayi :

a. Pada saat kepala di depan vulva vagina dengan

diameter 5-6 cm dilakukan episiotomi (saat ibu

mengeran) karena perinium kaku, kemudian

meletakkan handuk di atas perut ibu dan kain

segitiga di bawah bokong ibu

Hasil : Sudah dilakukan

b. Tangan kanan menahan perineum,tangan kiri menahan

belakang kepala agar tidak terjadi defleksi terlalu cepat

Hasil : Sudah dilakukan

c. Kepala bayi lahir kemudian memeriksa adanya lilitan

tali pusat

Hasil : Tidak ada lilitan tali pusat

d. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan, kemudian memegang kepala secara


34

biparetal, menarik curam ke bawah untuk melahirkan

bahu depan dan menarik keatas untuk melahirkan

bahu belakang. Setelah bahu lahir, kemudian

melakukan sangga susur mulai dari bahu,badan dan

menelusuri seluruh tubuh bayi sampai mata kaki

Hasil : Bayi lahir spontan jam 05.05 WIB

e. Meletakkan bayi di atas perut ibu,

kemudian mengeringkan bayi

Hasil : Bayi sudah dikeringkan.

f. Mengganti handuk yang basah dengan kain

kering Hasil : Sudah di ganti

g. Menjepit tali pusat dengan dua klem dan kemudian

memotong di antara kedua klem

Hasil : Tali pusat sudah di potong

h. Mengikat tali pusat

Hasil : Sudah di ikat dengan benang DTT

i. Meletakkan bayi tengkurap di atas perut ibu, skin

to skin untuk IMD selama 1 jam.

Hasil : Sudah dilakukan

j. Menjaga kehangatan bayi

Hasil : Bayi dipakaikan

topi
35

02.08 wita S : Ibu merasa perutnya mules

O : Tampak tali pusat di depan vulva

vagina A : Inpartu Kala III

P:
1. Memeriksa adanya bayi kedua.

Hasil : Tidak ada bayi kedua

2. Memberitau ibu akan di suntik Oksitosin.

Hasil : Ibu bersedia dan Oksitosin 10 unit di suntikan secara

intra muscular dipaha kanan 1/3 atas bagian luar

3. Melakukan penegangan tali pusat terkendali, tampak tanda –

tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler,ada semburan

darah dan tali pusat bertambah panjang

Hasil : Sudah dilakukan.

4. Melahirkan placenta dengan teknik dorso kranial,yaitu tangan

kanan memegan tali pusat 5 – 10 cm di depan vulva vagina, dan

tangan kiri di atas sympisis menekan dan mendorong ke atas (

Dorso Kranial ). Ketika plasenta lahir memilin searah jarum jam

sampai semua selaput keluar

Hasil : Plasenta lahir spontan jam 02.30 wita


36

5. Melakukan massase.

Hasil : Kontraksi uterus keras.

6. Memeriksa kelengkapan plasenta

Hasil: Tidak ada selaput dan kotiledon yang tertinggal.

03.23 wita S : Ibu merasa lega bayinya telah lahir dengan selamat

O:

K/U : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tekanan darah : 110/90 mmhg

Nadi :80x/ menit

Pernafasan :20x/ menit

Suhu : 36,7 º C

Kontraksi uterus : Keras

TFU : 2 jari bawah pusat

Kandung kemih : Kosong

Perdarahan : ±150 cc

A:

P2A0 Inpartu Kala IV

P:

1. Memeriksa adanya robekan jalan lahir.

Hasil : ada laserasI derajat I.

2. Melakukan masase yang kedua.


37

Hasil : Kontraksi uterus keras.

3. Memeriksa kandung kemih.

Hasil : Kandung kemih kosong.

4. Mengajari ibu cara melakukan masase.

Hasil : Ibu bisa melakukan.

5. Menghitung nadi ibu, N : 80x/Menit

6. Mengukur jumlah darah yang hilang.

Hasil : Perdarahan ±150 cc.

7. Menyeka ibu

Hasil : Ibu sudah diseka dan sudah merasa nyaman.

8. Dekontaminasi alat ke dalam larutan klorin 0,5%,

sudah direndam selama 10 menit.

9. Melakukan pemantauan kala IV, 15 menit sekali pada

jam pertama dan 30 menit sekali pada jam kedua.

Hasil : Terlampir di partograf bagian belakang.

10. Mengajari ibu mobilisasi dini.

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan

11. Memberitau ibu untuk makan dan


minum. Hasil : Ibu mengerti dan bersedia
makan dan minum.
12. Memberitau ibu untuk istirahat
Hasil : Ibu bersedia
melakukan
38

04.05 Wita S:-

O : Bayi menangis kuat,warna kulit merah, gerak

aktif A : NCB-SMK Usia 1 jam

P:

1. Memindahkan bayi di atas infarm warmer.

Hasil : Bayi di pindahkan.

2. Memberikan salep mata.

Hasil : Sudah di berikan pada mata kanan dan kiri.

3. Memberikan injeksi vitamin K.

Hasil : Sudah di suntikan vitamin K 1 mg di paha kiri.

4. Melakukan pemeriksaan fisik

Hasil : Bayi dalam keadaan normal tidak ada kelainan.

5. Melakukan pemeriksaan antopometri.

Hasil : Bayi dalam keadaan Normal.

6. Merawat tali pusat tali pusat.

Hasil : Tali pusat di bungkus dengan kasa steril.

7. Menjaga kehangatan bayi.

Hasil : Bayi di pakaikan baju dan di Bedong.

8. Memberikan bayi ke ibu untuk di teteki.

Hasil : Bayi di berikan ke ibu


39

KEADAAN IBU / BAYI setelah 2 jam PP : jam : 06.05 Wita

1. Keadaan ibu

S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules

O : KU : Baik

TD :

120/80mmHg N :

80x/menit

S : 36,5 oC

UC / FU : baik/ 2 jari bawah pusat Pendarahan : ±30cc

A : Ny. F usia 32 tahun P3A0 2 jam postpartum

P:

1) Memberikan ibu makanan dan minuman

Hasil : Ibu sudah makan dan minum

2) Memberikan tablet tambah darah, antibiotik (Amoxcillin) dan obat untuk

mengurangi nyeri (asamefenamat) dan mejelaskan pada ibu dan cara

meminumnya.

Hasil : Obat sudah diminum

3) Menganjurkan ibu untuk

istirahat Hasil : Ibu bersedia

4) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering

mungkin Hasil : Ibu bersedia melakukan.


40

2. Keadaan Bayi

S:-

O:

KU : Baik
BB : 3350 gr
PBL: 49 cm
LK : 33 cm
LD : 33 cm
LP : 31 cm
S : 36,6°C
BAK/BAB :
+/+

Minum : ASI

A : NCB-SMK Usia 2 jam

P : Memberikan suntikan HB0

Hasil : HB0 sudah

diberikan

KEADAAN WAKTU PULANG :

HARI : minggu Tanggal : 03-01-23 Jam : 11.20 WIB

1. Keadaan Ibu :

S : Ibu mengatakan nyeri pada perutnya sudah berkurang

O : KU : Baik

TD :

110/90mmHg N :

80x/menit

S : 36,5°C

A : Ny. F Usia 32 tahun P3A0 pospartum hari ke-1

P:
41

1) Membantu ibu untuk mandi

Hasil : Ibu sudah mandi

2) Menganjurkan ibu sesering

mungkin menyusui bayinya

Hasil : Ibu bersedia

3) Mengajarkan ibu cara perawatan

payudara Hasil : Ibu sudah mengerti

4) Mengajarkan ibu cara menyusui yang

benar Hasil : Ibu mengerti

5) Mengajarkan ibu perawatan tali pusat dan menganjurkan ibu tidak memberikan

apapun cukup kassa steril

Hasil : Ibu mengerti

2. Keadaan Bayi

S:-

O:

KU : Baik

S:

36,5°C

BAK/BAB : +/+

Minum : ASI

A : NCB-SMK Usia 1 hari

P : Memandikan bayi

Hasil : Telah

dilakukan

Lama Persalinan
42

Kala I : 1 jam 30 menit

Kala II : 0 jam 20

menit

Kala III : 1 jam 6 menit

Kala Vl : 2 jam 0menit

lama : 2 jam 30 menit


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tenatang asuhan kebidanan

pada Ny “F” dengan persalinan normal di Puskesmas Kandangan. Asuhan ini

dilakukan selama satu hari yang dimulai saat pasien masuk di puskesmas sampai

pasien pindah keruangan nifas, dimana asuhan yang dilakukan berlanjut pada

proses pengakhiran kehamilan yang mencakup kala I-IV persalinan.

.Ny “F” usia 32 tahun, G3P2A0, datang ke puskesmas pada pukul 22.05

wita dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah yang menjalar kepinggang,

yang disertai dengan adanya pelepasan lendir bercampur dengan darah sejak

tanggal 02 januari 2023 pukul 21.00 wita, dan rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu

hilang timbul dan semakin lama semakin sering dan bertambah kuat, pasien

mengatakan selama hamil pergerakan janinnya kuat dan bergerak pada bagian

sebelah kiri perut ibu, pasien mengatakan melakukan kunjungan antenatalcare

(ANC) sebanyak 6 x di Pusksemas, pasien mengatakan hari pertama haid terakhir

tanggal 30 Maret 2022, dan usia kehamilannya sekarang sudah mencapai ±9

bulan, pasien mengatakan selama hamil ia tidak pernah merasakan nyeri perut

yang hebat.

Pasien tidak pernah mengalami trauma selama kehamilan yang

sekarang maupun kehamilan yang lalu,pasien tidak pernah mengalami

penyulit dan trauma selama persalinan dan nifas yang lalu, pasien tidak

memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi,asma jantung,diabetes dan

penyakit menular lainnya,pasien tidak memiliki riwayat mengomsumsi obat-

obatan selama hamil tanpa resep dari bidan/dokter, pasien mengatakan pernah
44

menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik 3 bulan mulai dari anak pertama

sampai anak ke dua dan pasien berhenti ber KB karena ingin hamil, Pasien

tidak pernah mengalami penyakit yang serius dan tidak pernah dirawat di

rumah rumah sakit maupun di puskesmas, Selama hamil, nutrisi pasien

terpenuhi dengan baik,istirahat cukup,aktivitas pasien tetap melakukan

pekerjaan rumah tangga,melakukan hubungan seksual 2 minggu yang lalu.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan

umumbaik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan

22x/menit, dan suhu 36,7°C. Ekspresi wajah tampak cemas, tidak tenang dan

meringis menahan sakit serta tidak ada edema dan pembengkakan pada

wajah,kedua konjungtiva mata tidak anemis dan tidak ikterik, tidak ada

pembesaran pada kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis,payudara tampak

simetris,hiper pigmentasi pada areola mammae. Pemeriksaan abdomen

didapatkan kesanya itu tinggi fundus uteri (TFU) 3 jari dibawah Prosesus

Xipoideus, 39 cm, teraba bokong dan sesuai usia kehamilan 41

minggu,punggung kanan,presentasi kepala,situs memanjang,bergerak dalam

panggul (BDP) dengan penurunan bagian terbawah janin 3/5, pada auskultasi

terdengar denyut jantung janin dengan frekuensi 138x/menit,janin

intrauterine,tuggal dan hidup.

Pada pemeriksaan dalam pertama tanggal 02 Januari 2023 pukul 22.15

wita yaitu tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan portio

lunak dan tipis,terdapat pembukaan 6 cm, ketuban masih utuh, presentase

kepala yaitu ubun-ubunkecil kanan lintang, penurunan hodge II, tidak ada

molase dan penumbungan, sertakesan panggul normal.


45

Didalam kehamilan,janin dikatakan tunggal jika pembesaran perut

sesuai dengan usia kehamilan. Saat palpasi teraba satu kepala dan satu

punggung, sedangkan auskultasi denyut jantung janin terdengar jelas, kuat

dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu (Baety, 2012 : 10-11). Adanya

gerakan janin dan denyut jantung janin (DJJ) merupakan tanda bahwa janin

hidup. Janin yang dalam keadaan sehat,bunyi jantungnya teratur dan

frekuensinya antara 120-160 kali per menit, selain itu tanda janin hidup juga

dapat dilihat dari pergerakan janin yang dirasakan kuat oleh ibu satu kali

perjam atau lebih dari 10 kali perhari dan pembesaran uterus menandakan

janin hidup dan bertumbuh (Prawirohardjo, 2014:285).

Pada persalinan kala I yang ditandai dengan adanya his atau kontraksi

dimana mempunyai ciri seperti, pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan,

his yang bersifat teratur,interval semakin pendek dan kekuatannya semakin

besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.Selain his,persalinan

juga ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dari kanalis servikalis karena

terjadi pembukaan dan pengeluaran darah dikarena kapiler pembuluh darah

pecah.

Data objektif pada kasus Ny “F” yang didapat dimana tampak

perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani mulai membuka,

meningkatnya produksi pengeluaran lender bercampur dengan darah dan pada

pemeriksaan tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang

hasilnya pembukaan serviks telah lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi

melalui introitus vagina. Sedangkan teori menerangkan bahwa Kala II

dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi, gejala dan tanda kala
46

II yaitu dimana kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan sering(± 2-3 menit 1

kali) dan timbul rasa mengedan, dimana air ketuban yang keluar membuat

dinding uterus menjadi lebih dekat dengan fetus,sehingga kekuatan kontrakis

lebih intensif untu mendorong keluar fetus,dan juga vagina yang merengang

karena turunnya kepala bayi akan membuat kotraksi menjadi lebih baik.

Tanda dan gejala kala II juga di tandai dengan adanya pembukaan

lengkap (tidak teraba lagi bibir porsio), ini terjadi karena adanya dorongan

bagian terbawahjanin yang masuk kedalam dasar panggul karena kontraksi

uterus yang kuat sehingga porsio membuka secara perlahan, his yang lebih

sering dan kuat (± 2-3 menit 1 kali) dan timbul rasa mengedan, karena

biasanya dalam hal ini bagian terbawah janinmasuk ke dasar panggul

sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan, adanya pengeluaran darah bercampur lendir,

disebabkan oleh adanya robekan serviks yang meregang, pecahnya kantung

ketuban, karena kontraksi yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan

yang besaran tara tekanan didalam uterus dan diluar uterus sehingga kantun

ketuban tidak dapat menahan tekanan isi uterus akhirnya kantung ketuban

pecah, anus membuka, karena bagian terbawah janin masuk kedasar panggul

sehingga menekan rectum dan rasa buang air besar, hal ini menyebabkan anus

membuka, vulva terbuka, perineum menonjol, karena bagian terbawah janin

yang sudah masuk PBP dan di tambah pula dengan adanya his serta kekuatan

mengedan menyebabkan vulva terbuka dan perineum menonjol,karena

perineum bersifat elastic, bagian terdepan anak kelihatan pada vulva, karena

labiamembuka, perineum menonjol menyebabkan bagian terbawah janin


47

terlihat divulva,karena ada his dan tenaga mengedan menyebabkan bagian

terbawah janin dapat dilahirkan (Widia, 2015:129-130). Berdasarkan

pegkajian yang di lakukakn pada Ny ”F” di kala II tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

Berdasarkan pengkajian data asuhan kebidanan perlangsungan kala III

padakasus Ny “F” didapatkan data subjektif ibu lelah setelah melahirkan dan

merasakan nyeri pada perut bagian bawah,dan pada data objektif didapatkan

dari hasil pemeriksan yaitu bayi lahir spontan pada tanggal 30 januari 2022,

jam 03.23 wita,kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar) tinggi fundus

uteri setinggi pusatperdarahan ± 250 cc, kala II berlangsung selama ± 15

menit tanpa ada penyulit serta tali pusat masih nampak divulva.

Pada teori menjelaskan bahwa Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai

lahirnya plasenta atau uri. Partus kala III disebut juga kala uri.Kala III

merupakan periode waktu dimana penyusutan volume rongga uterus setelah

kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran

tempat perlengketan plasenta.Oleh karena tempat perlengektan menjadi kecil,

sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta menjadi berlipat,

menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus (Ina Kuswanti, dkk

2014:199).

Berdasarkan pegkajian yang di lakukakn pada Ny “F” di kala III tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

Dan berdasarkan data pengkajian asuhan kebidanan pada kasus

Ny”F”dengan perlangsungan kala IV didapatkan data subjektif ibu merasa

lelah setelah persalinannya dan ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dan
48

pada data objektif didapatkan hasil kala III berlangsung ± 5 menit ,plasenta

lahir lengkap tanggal 30 januari 2022 jam 04.00 wita, tinggi fundus uteri

setinggi pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar).Teori

menjelaskan Kala IV ditetapkan sebagai waktu dua jam setelah plasenta lahir

lengkap, hal ini dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong persalinan

masih mendampingi wanita setelah persalinan selama 2 jam (2 jam post

partum). Dengan cara ini kejadian-kejadian yang tidak diinginkan karena

perdarahan postpartum dapat dikurangi atau dihindarkan (Dwi Asri,dkk 2012:

95). Berdasarkan pegkajian yang dilakukakn pada Ny “F” di kala IV tidak di

temukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata

Berdasarkan uraian di atas yang dimulai dari kala I persalinan sampai

kala IV persalinan, terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang timbul

pada kasus persalinan normal. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan

adanya kesenjangan antara teori dan kasus.


49

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Asuhan kebidanan pada Ny “F” dengan Asuhan Persalinan Normal

dilakukan asuhan kebidanan yang dimulai daripengkajian dan analisa

data dasar, padalangkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan

semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara

lengkap,mulai dari anamnesis riwayat kesehatan,pemeriksaan fisik,

pemeriksaan penunjang dan keterangan tambahan yang menyangkut

atau yang berhubungan dengan kondisi klien.

5.1.2 Diagnosa Ny “F” dengan Asuhan Persalinan Normal ditegakkan

berdasarkan adanya keluhan yaitu nyeri pada perut bagian bawah yang

menjalar kepinggang, yang disertai dengan adanya pelepasan lendir


50

bercampur dengan darah, dan sifat nyeri yang dirasakan hilang timbul

dan semakin lama semakinsering dan kuat, serta pada pemeriksaan

dalam didapatkan pembukaan serviks 6 cm.

5.1.3 Pada Ny “F” masalah yang mungkin muncul yaitu pada kala I

kemungkinan terjadinya infeksi jalan lahir yang disebabkan karena

adanya pembukaan serviks dan pemeriksaan dalam yang terlalu sering,pada

kala II yaitu terjadinya kala II lama dimana garis pembukaan mendekati garis

waspada,dan kemungkinan terjadinya distosia bahu,pada kala III persalinan

kemungkinan masalah yang bisa terjadi yaitu terjadinya retensio plasenta,

danpada kala IV kemungkinan masalah yang dapat terjadi yaitu kontraksi

uterus yang kurang baik.

5.1.4 Pada Ny “F” diperlukan tindakan segera, kolaborasi atau rujukan

apabila terjadi masalah dalam persalinan tersebut.

5.1.5 Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny“F” bertujuan agar ibu

mendapatkan penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan

kondisinya dan mencegah terjadinya komplikasi serta mencegah

terjadinya trauma berat pada ibu dan bayinya.

5.1.6 Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai

dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar

dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pasien.

5.1.7 Tindakan evaluasi pada Ny“F” dengan Asuhan Persalinan Normal telah

diberikan semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana

asuhan kebidanan serta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi

dapat teratasi.

5.1.8 Pendokumentasian dilaksanakan pada tanggal 2 Januai 2023 s/d 03


51

Januari 2023 di Puskesmas Kandangan. Pengkajian dilakukan mulai

dari pasien datang sampai proses persalinan dari Kala I-IV persalinan.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi klien

1. Menganjurkan kepada ibu agar banyak beristrahat.

2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya secara on

demand.

3. Menganjurkan ibu untuk selalu memperhatikan keadaan bayinya.

4. Menganjurkan kepada ibu untuk untuk mengomsumsi makanan

dengan gizi seimbang.

5. Menganjurkan kepada ibu untuk mengomsumsi obat secara teratur

sesuai instruksi yang diberikan.

6. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan organ

genetalianya.

7. Menganjurkan ibu untuk ber KB

5.2.2 Saran untuk bidan

1. Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan

pelayanan yang professional sehingga dapat berperan dalam

menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian

perinatal (AKP). Oleh karena itu bidan harus meningkatkan

kemampuan, pengetahuan, keterampilan, melalui program


52

pendidikan, pelatihan-pelatihan, seminar agar menjadi bidan yang

berkualitas sesuai dengan perkembangan IPTEK

2. Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu

manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat

yang mendasari bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan

berbagai kasus.

3. Seorang bidan hendaknya menganggap bahwa semua ibu hamil

mempunyai resiko untuk komplikasi yang dapat mengancam jiwa

ibu dan janin, oleh karena itu bidan diharapkan mampu mendeteksi

secara dini adanya tanda-tanda bahaya kehamilan dan menganjurkan

ibu dan keluarga segera kepelayanan kesehatan bila mengalami hal

tersebut.

5.2.3 Saran untuk institusi kebidanan

1. Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebidanan yang baik

perlu menyediakan tenaga bidan yang professional untuk menunjang

pelaksanaan tugas.

2. Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan

teknologi,sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan

untuk melanjutkan atau semacam pelatihan-pelatihan.

3. Demi mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan perlu kiranya

penyediaan fasilitas/ alat-alat yang memadai untuk penunjang

pelaksanaan tugas-tugas kebidanan dan untuk meningkatkan

keterampilan bidan.
53
DAFTAR PUSTAKA

Aat Agustini & Naura Rahma “Hubungan


Kompetensi Bidan Dengan Kepatuhan
Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lingung
Kabupaten Majalengka Tahun 2012“. Jurnal
Kampus Stikes YPIB
Majalengka.Vol.2no.2(Februari,2014).http://ejour
nal.stikesypib.ac.id/file.php?file=jurnal &
id=532&cd.pdf (Diakses tanggal 14 januari 2021).

DepkesRI,2015.ProfilKesehatanIndonesia.Jakarta.
http//www.depkes.go.id/resource/download/
pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2015.pdf

Dinas Kesehatan Sulawesi-Tengah, 2016.

Eun Young Choi,dkk.“Primipara and Multipara


Simulateda Normal Birth Experience for Content
Analysis year 2015”.International Journal of Bio-
Science andBio-Technology.Vol.8,
No.5.http://www.sersc.org/Journals/IJBSBT/vol8
no5/21.pdf(Diakses tanggal 17 januari 2021)

Ilmiah,Widia Shofa (2015). Buku Ajar Asuhan


Persalinan Normal,Yogyakarta:Nuha Medika.

Google Images .“Gambar Mekanisme Persalinan


Normal”.https://images.google.com/mekanisme+p
ersalinan+normal&oq=mekanisme+persalinan+no
rmal&gs_l=img.3.(Diakses tanggal 17 januari
2021)

Jannah, Nurul. (2017).ASKEB II Persalinan

Berbasis Kompetensi, Jakarta : ECG

Kuswanti,Ina dan Fitria Melina.(2014) ASKEB II


Persalinan,Yogyakarta:Pustaka Pelajar
55
56

Anda mungkin juga menyukai