Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Timbal Balik Antara Lingkungan Pendidikan

Fitriani

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo

Jl. dr. Ratulangi, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Indonesia

Email: fitrianiamri71@gmail.com

Abstrak:

Berbicara tentang pendidikan maka berbicara tentang bagaimana


membentuk karakter manusia sebagaimana yang diinginkan. sedangkan
karakter akan terbentuk oleh berbagai faktor, di antaranya adalah lingkungan.
lingkungan merupakan kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara
tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan.

Lingkungan pendidikan merupakan pendukung unsur di dalam


pendidikan sebagai sebuah sistem. Dalam hal ini lingkungan pendidikan ada 3
jenis, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam arti khusus yang disebut
tripusat pendidikan. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan ialah
membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan
sekitarnya. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses
pendidikan sebab lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang proses
belajar mengajar secara nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Dengan suasana
seperti itu, maka proses pendidikan dapat dilaksanakan menuju tercapainya
tujuan pendidikan yang diharapkan.

Kata kunci: Hubungan timbal balik antara lingkngan pendidikan


Abstract:

Talking about education then talking about how to shape human


character as desired. while the character will be formed by various factors, one
of which is the environment. The environment is the conditions and nature of
this world which in certain ways affect our behavior, growth and development.

The educational environment is a supporting element in education as a


system. In this case there are 3 types of educational environment, namely family,
school, and community in a special sense which is called the tricenter of
education. In general, the function of the educational environment is to help
students interact with various surrounding environments. The educational
environment is very much needed in the educational process because the
educational environment functions to support the teaching and learning process
in a comfortable, orderly and sustainable manner. With such an atmosphere, the
educational process can be carried out towards achieving the expected
educational goals.

Keywords: Reciprocal relationship between educational environment

Pendahuluan: Secara historis pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan
sejak manusia berada dimuka bumi. Seiring perkembangan peradaban manusia,
berkembang pula isi dan bentuk termasuk perkembangan penyelenggaraan
pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang didalamnya
mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan,
didalam dan diluar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat dari generasi ke
generasi. Pendidikan sangat bermakna bagi kehidupan individu, masyarakat dan suatu
bangsa. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia
tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem
pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat
pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering
disebut sebagai tripusat pendidikan. Proses perkembangan pendidikan manusia untuk
mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem
pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan
yang berada di luar lingkungan formal.

Bagian inti:

A. Pengertian Lingkungan Pendidikan


Lingkungan pendidikan pada hakikatnya merupakan sesuatu yang ada
diluar diri individu, walaupun ada juga yang mengatakan bahwa ada
lingkungan yang terdapat dalam individu. Lingkungan pendidikan meliputi:
1. Lingkungan phisik (keadaan iklim, keadaan alam).
2. Lingkungan budaya (bahasa, seni, ekonomi, politik, pandangan hidup,
keagamaan dan lainnya).
3. Lingkungan sosial/ masyarakat (keluarga, kelompok bermain, organisasi).

Ki Hajar Dewantara mengemukakan istilah Tri Pusat Pendidikan yang


berisi:

1. Lingkungan Pendidikan Keluarga


Menurut Ki Hajar Dewantara, suasana kehidupan keluarga
merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan
individual maupun pendidikan sosial. Peran orang tua dalam keluarga
sebagai penuntun, pengajar, dan pemberi contoh.
Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang penting
dan menentukan, karena itu tugas keluarga adalah mendidik anak-anaknya
dengan optimal. Anak-anak yang biasa turut serta mengerjakan segala
pekerjaan didalam keluarga, dengan sendirinya berfaedah bagi pendidikan
watak dan budi pekerti seperti kejujuran, keberanian, ketenangan, dan
sebagainya. Keluarga juga membina dan mengembangkan perasaan sosial
anak seperti hidup hemat, menghargai kebenaran, tenggang rasa,
menolong orang lain, hidup damai, dan sebagainya.
2. Lingkungan Pendidikan Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan. Seiring perkembangan zaman, keluarga tidak
mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda
terhadap iptek. Semakin maju suatu masyaraka,t semakin penting peranan
sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam
proses pembangunan masyarakat itu.
Dengan kata lain, sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah
yang mencerminkan masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara
optimal ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tetap berpijak pada ciri
keIndonesiaan. Dengan demikian, pendidikan di sekolah seyogianya
secara seimbang dan serasi menjamah aspek pembudayaan, penguasaan
pengetahuan, dan pemilikan keterampilan peserta didik.
3. Lingkungan Pendidikan Masyarakat
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga
segi, yakni:
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang
dilembagakan (jalur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak
dilembagakan (jalur luar sekolah).
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di
masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai
peran dan fungsi edukatif.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang
dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (utility). Manusia
dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh
manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya.
Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan
memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia dimasyarakatnya
dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.
B. Peran Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia
Secara umum peran lingkungan pendidikan adalah membantu peserta
didik berinteraksi dengan lingkungan yang berbeda, terutama sumber daya
pendidikan yang berbeda yang tersedia, untuk mencapai tujuan pendidikan
yang optimal. Ada hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara
lingkungan dan lingkungan.
Lingkungan keluarga merupakan dasar pembentukan sikap dan sifat
manusia. Lingkungan sekolah merupakan transfer keterampilan dan
pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat latihan
sumber daya yang diperoleh di keluarga dan sekolah, serta tempat
pengembangan diri.
C. Hubungan Timbal Balik Antara Lingkungan Pendidikan
1. Pengaruh Keluarga Terhadap Sekolah dan Masyarakat
Keluarga sebagai unit organisasi terkecil dalam masyarakat
memegang peranan yang sangat penting karena membentuk kepribadian
dan karakter anggota keluarganya. Ketika masyarakat terdiri dari keluarga.
Dari unit terkecil inilah muncul gagasan untuk mentransmisikan standar
karakter dan kepribadian yang baik yang diakui oleh semua kelompok
sosial.Salah satu lembaga yang mentransmisikan kepribadian dan karakter
kepada masyarakat adalah sekolah. Sekolah tidak akan bertahan kecuali
masyarakat mendukungnya, jadi kedua sistem sosial ini saling mendukung
dan melengkapi. Perubahan sosial sedang terjadi sebagai wujud sekolah
sebagai bagian dari masyarakat maka lahirlah sekolah masyarakat
(community school). Sekolah ini seperti kehidupan.
Subjek pembelajaran adalah kebutuhan, masalah dan proses sosial
masyarakat, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kehidupan
masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai laboratorium tempat anak
belajar, bereksplorasi, dan berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat yang
mengandung unsur pendidikan.
Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai berikut :
a. Fungsi kasih sayang
b. Fungsi ekonomi
c. Fungsi pendidikan
d. Fungsi perlindungan/penjagaan
e. Fungsi rekreasi
f. Fungsi status keluarga
g. Fungsi agama
2. Pengaruh Sekolah Terhadap Keluarga dan Masyarakat
Semakin luas penyebaran produk sekolah yang diikuti peningkatan
kualitas akan membawa pengaruh positif bagi perkembangan masyarakat.
Sekolah merupakan lembaga investasi manusiawi. Manusia adalah subyek
perubahan, perkembangan, dan kemajuan sehingga kualitas manusia
berpengaruh dalam memajukan segi-segi kehidupannya.
Pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan masyarakat,
yaitu:
a. Mencerdaskan kehidupan masyarakat
Andil lembaga persekolahan dalam peningkatan kecerdasan
anak didiknya dipandang sebagai kontribusi pendidikan persekolahan
didalam mencerdaskan kehidupan masyarakat atau bangsa. Tingkatan
kecerdasan masyarakat menentukan ketepatan dan kecepatan
penyelesaian masalah dan tantangan kehidupan. Masyarakat yang
memiliki kecerdasan memadai akan menyelesaikan masalah yang sulit
dengan sederhana. Sebaliknya tanpa kecerdasan tinggi suatu tantangan
atau masalah yang sederhana akan dihadapi sebagai sesuatu yang sulit.
b. Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan
masyarakat

Pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi disatu pihak dan


masalah-masalah kehidupan dilain pihak, mendukung lahirnya
pemikiran-pemikiran dan pengetahuan yang inovatif untuk dijadikan
perbaikan kehidupan di masyarakat.

Program pendidikan dipersekolahan selain menjamin upaya


peningkatan kecerdasan juga mengupayakan transformasi dari
pengetahuan, pemikiran, praktek-praktek baru yang fungsional dan
relevan dengan jenis dan tingkatan dari masing-masing sekolah. Isi
atau arah program pendidikan yang demikian disebut sebagai
transformasi pembaruan yang pada akhirnya akan berfungsi dan
menjalar ditengah-tengah masyarakat.

c. Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi


kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.

Untuk terjun didunia kerja, seseorang memerlukan persiapan


tertentu yang diperlukan oleh lapangan kerja. Kesiapan itu meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal tersebut tidak terlepas dari
peran lembaga pendidikan (sekolah), kualitas, dan kuantitas sistem
lembaga pemberi kerja dimasyarakat sedikit banyak dipengaruhi oleh
produk-produk (output) sistem pendidikan persekolahan itu sendiri.

d. Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga


masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis
ditengah-tengah masyarakat.
Sikap-sikap positif dan konstruktif yang diperlukan didalam
hidup bernegara atau bermasyarakat ditanamkan sejak awal, yaitu di
sekolah dasar sampai ketingkat perguruan tinggi. Orientasi tersebut
senantiasa menjadi perhatian dari lembaga pendidikan formal
(persekolahan). Hal ini berkaitan dengan falsafah hidup dari suatu
bangsa atau masyarakat, yang sudah tentu mendambakan
keharmonisan dan keutuhan (integrasi) sosial dari kehidupan
berbangsa atau bernegara.
3. Pengaruh Masyarakat Terhadap Keluarga dan Sekolah

Masyarakat yang bersangkutan adalah orang tua atau wali yang sah
dari peserta didik, anggota keluarga lainnya atau siapapun yang tinggal di
sekitar sekolah. Masyarakat merupakan tempat dimana anak hidup dan
belajar kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam keluarga maupun di sekolah. Sebagai lembaga pendidikan ketiga
setelah keluarga dan sekolah, masyarakat memiliki karakteristik dan tugas
yang berbeda. Setiap masyarakat memiliki karakteristik dan normanya
masing-masing. Di mana norma-norma tersebut sangat mempengaruhi
pembentukan kepribadian warga negara dalam tindakan dan perilakunya.

Identitas dan perkembangan masyarakat mempengaruhi kehadiran


sekolah pada tingkat yang lebih besar atau lebih kecil. Karena sekolah
merupakan lembaga yang lahir dari masyarakat, oleh masyarakat dan
untuk itu. Pengaruh identitas masyarakat terhadap program pendidikan
dibuktikan dengan kecenderungan dan tujuan pendidikan yang berbeda-
beda, misalnya kurikulum yang selalu berubah mengikuti perkembangan
masyarakat.

a. Pengaruh masyarakat terhadap proses pendidikan


Proses pendidikan sekolah tidak lepas dari pengaruh
masyarakat, pengaruh masyarakat yang bersangkutan adalah pengaruh
sosial budaya dan partisipasinya. Efek sosiokultural biasanya
tercermin dalam proses pembelajaran, baik dalam hal model kegiatan
pendidikan maupun siswa dalam proses pendidikan. Nilai-nilai sosial
budaya masyarakat dapat menjadi penghambat sekaligus penunjang
proses pendidikan. Oleh karena itu, dampak sosial budaya masyarakat
sekitar harus diperhitungkan dalam reformasi proses pendidikan
sekolah.

Pengaruh dan peranan masyarakat terhadap sekolah dapat kita


simpulkan sebagai berikut:

1) Sebagai arah dalam menentukan tujuan.


2) Sebagai masukan dalam menentukan proses belajar-mengajar.
3) Sebagai sumber belajar.
4) Sebagai pemberi dana dan fasilitas lainnya.
5) Sebagai laboratorium guna pengembangan dan penelitian sekolah.
b. Penjelasan pengaruh masyarakat terhadap pendidikan
1) Pendidikan sebagai persiapan untuk hidup dimasyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu hidup
bersama dalam masyarakat. Hidup dimasyarakat merupakan
manifestasi bakat sosial anak. Maka anak harus dipersiapkan oleh
lembaga pendidikan untuk bisa hidup serasi dengan masyarakat.
2) Pendidikan membina agen pembangunan masyarakat.
Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu usaha untuk
menjadikan masyarakat yang lebih maju. Jika masyarakat ingin
menjadi agen bagi pembangunan, maka masyarakat itu akan
bersifat statis. Sedangkan untuk mencetak individu yang bersifat
statis dibutuhkan peran aktif pendidikan dalam mempersiapakan
anak didiknya, yang mana kelak anak-anak harus dapat
melaksanakan pembaharuan masyarakat bangsanya.
3) Pendidikan dan kesadaran kebangsaan Indonesia.
Pendidikan di Indonesia harus mengobarkan semangat
kebangsaan, cinta tanah air, serta menanamkan kesadaran
kebangsaan kepada anak didik. Sebab apabila kesadaran ini tidak
ditumbuhkan atau dipupuk maka generasi muda Indonesia akan
terpecah-belah.
4) Pendidikan dan pelestarian Pancasila.
Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia yang
menjadi pandangan hidup warga Indonesia yang diwariskan oleh
nenek moyang. Mengingat pancasila merupakan pandangan hidup
maka kita harus menanamkan kepada generasi muda akan
pentingnya nilai pancasila. Pelestarian nilai pancasila dapat
dilakukan melalui jalur pendidikan meliputi pendidikan keluarga,
pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat; melalui jalur
media massa dan jalur organisasi politik.
5) Pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan terwujudnya
masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Hal ini dibuktikan
dalam UUD 1945 tentang tujuan dari pendidikan di Indonesia:
a) Pasal yang terdapat didalam batang tubuh UUD 1945 yang
mengatur tentang pendidikan pasal 31.
 Ayat 1 Setiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran.
 Ayat 2 Pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-
undang berdasarkan pasal ini. Disusunlah sebuah undang-
undang organik yang mengatur pendidikan dan pengajaran
Indonesia yaitu UU. No. 4 tahun 1950, No. 12 tahun 1954,
yang disebut Undang-undang Pendidikan dan Pengajaran
(UUDP).
b) Pasal 3 dari UUDP menyebutkan bahwa tujuan pendidikan dan
pengajaran nasional Indonesia adalah membentuk manusia
sosial yang cukup dan warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab untuk kesejahteraan masyarakat masyarakat
dan tanah air. Rumusan tujuan pendidikan itu terdiri atas dua
bagain yaitu:
 Tujuan individual yaitu membentuk manusia susila yang
cukup.
 Tujuan kemasyarakatan yaitu membentuk warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab atas
kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Dengan demikian
maka setiap warga negara Indonesia harus susila, cakap,
demokratis dan bertanggung jawab atas kesejahteraan
masyarakat.

Penutup / Simpulan:

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai


pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan
yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan itu,
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, merupakan faktor penting dalam
mencapai tujuan pendidikan yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya serta
menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu. Dengan demikian,
pemenuhan fungsi dan peranan itu secara optimal merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan pembangunan nasional.
Daftar Rujukan:
Tim Dosen FIP – IKIP Malang. 2003. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional
Siswoyo, Dwi, dkk. 2011. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press
http://pengantarpendidikan.files.wordpress.com/2010/11/hubungan-timbal-balik-
antara-lingkungan-pendidikan.pdf Diakses tanggal 18 September 2014

Ramdhani, M. A. (2017). Lingkungan pendidikan dalam implementasi pendidikan


karakter. Jurnal Pendidikan UNIGA, 8(1), 28-37.

Munir, M. (2018). URGENSI HUBUNGAN TIMBAL BALIK DAN KERJA SAMA


ANTAR LINGKUNGAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM. Jurnal
Pikir: Jurnal Studi Pendidikan dan Hukum Islam, 4(1), 35-54.

Ginanjar, M. H. (2017). Urgensi Lingkungan Pendidikan Sebagai Mediasi


Pembentukan Karakter Peserta Didik. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan
Islam, 2(04).

Burhanuddin, H. 2011. Pengantar Pedagogik:Dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta:


PT Asdi Mahasatya

Anda mungkin juga menyukai