Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KALIBRASI SUCTION PUMP DAN SPYGMOMANOMETER

GURU PEMBIMBING
Ilham M. Rusdiyanto, ST

DISUSUN OLEH
Chotibul Umam (02421027)

STIKES
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

A. Suction pump
Suction dalam penggunaannya di bidang medis adalah untuk mengambil atau mengalirkan
cairan keluar dari tubuh. Penggunaan suction pump sudah ada sejak tahun 1933 [1]. Penggunaan
suction untuk profesional dapat digunakan untuk menghapus darah dari daerah yang dioperasikan
untuk memungkinkan ahli bedah untuk melihat dan bekerja pada daerah tersebut. Suction juga
dapat digunakan untuk menghilangkan darah yang telah ada dalam tengkorak setelah perdarahan
intracranial [2].

Suction pump merupakan alat elektromedik yang terdiri dari motor penggerak untuk sistem
hisap dan tabung vakum sebagai media cairan yang dihisap. Terdapat dua buah selang pada suction
masing-masing berfungsi sebagai selang hisap dan selang buang, selang hisap dihubungkan
langsung dengan pasien dan selang buang dihubungkan dengan sistem hisap dari motor, sistem
penghisap ini ada dua macam yaitu menggunakan kipas dan piston. Tabung berisi udara normal
yang dihisap oleh motor akan mengakibatkan kevakuman tabung sehingga udara akan masuk
melalui selang yang dihubungkan ke pasien. Dari sini akan terjadi penghisapan cairan yang
menutupi lubang selang. Alat ini sering digunakan pada ruang operasi dan Intesive Care Unit
(ICU).
Kebanyakan dari suction pump pengaturan tekanan dilakukan setelah vakum berjalan. Hal ini
akan menghambat penggunaan yang akan dilakukan oleh user, user akan kesulitan untuk
menentukan tekanan yang akan digunakan karena manometer masih menggunakan bentuk jarum.
Sedangkan pada kegiatan tertentu, user diperlukan untuk mengetahui daya hisap yang dikeluarkan
oleh suction pump. Hal tersebut dikarenakan adanya penggunaan suction untuk pasien dengan
trakeostomi dan bayi baru lahir. Ketika bayi baru lahir tidak dapat bernafas dengan baik dalam
beberapa menit, maka bayi akan mengalami afiksia. Cara menanggulangi hal tersebut adalah
dengan penggunaan suction. Namun, tekanan yang tinggi sangat berbahaya bagi j alan nafas bayi.
WHO menerbitkan rekomendasi tekanan negatif untuk bayi baru lahir adalah 80- 100 mmHg.
Selain itu, ISO merekomendasikan perangkat suction memiliki tekanan negatif kurang dari 20 kPa
(150 mmHg) [3]. Suction juga sering mengalami henti kerja sesaat, hingga mengalami kerusakan
dikarenakan adanya lendir atau cairan yang masuk ke dalam putaran motor. Akibat dari lendir atau
cairan yang masuk ke dalam putaran motor, putaran motor yang berfungsi menimbulkan daya
hisap akan berhenti karena terjadi korsleting.
B. Spygomamnometer

Tekanan darah dan denyut nadi merupakan hal yang sangat penting dalam bidang kesehatan
pada umumnya dan khususnya di bidang Kedokteran, karena tekanan darah maupun denyut nadi
merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskular
seseorang. Tekanan darah adalah tenaga yang di gunakan oleh darah terhadap dinding pembuluh
darah (arteri). Tekanan ini harus seimbang, yaitu cukup untuk menghasilkan daya dorong terhadap
darah dan tidak boleh terlalu berlebihan (tinggi) yang dapat menimbulkan beban kerja tambahan bagi
jantung.

Sphygmomanometer (fluke biomedical). Sphygmomanometer atau tensimeter merupakan alat


yang di gunakan untuk mengukur tekanan darah. Alat ini dapat bekerja secara manual ataupun
otomatis saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset dengan sistem non invasive.
Tekanan darah ada dua macam, yaitu sistolik dan diastolik. Yang dimaksud dengan tekanan darah di
sini adalah tenaga yang dikeluarkan oleh jantung pada darah untuk dapat mengalir melalui pembuluh
darah. Tensi darah normal manusia dewasa adalah 100-120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 60-90
mmHg untuk tekanan diastolic.
Tensimeter (sphygmomanometer) terbagi tiga jenis yaitu tensimeter air raksa (mercury),
tensimeter pegas (aneroid) dan tensimeter digital (automatic). Tensimeter air raksa adalah tensimeter
yang pertama kali digunakan. Tensimeter jenis ini menggunakan air raksa dan memerlukan stetoskop
untuk mendengar munculnya bunyi saluran tekanan sistolik dan diastolic.

Oleh karena itu, banyak lembaga kesehatan yang beralih ke tensimeter pegas. Tensimeter
pegas atau aneroid adalah tensimeter yang menggunakan putaran berangka atau jarum, tensimeter ini
lebih aman karena tidak menggunakan air raksa. Tensimeter ini juga memerlukan stetoskop dalam
penggunaannya.

Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara
membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa hasil
pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten dengan instrumen lainya. Hasil pengukuran yang
tidak konsisten akan berpengaruh langsung terhadap kualitas produk . Kalibrasi juga merupakan
kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran suatu alat ukur / bahan ukur (PERMENKES RI
NOMOR 54 TAHUN 2015). Tujuan kalibrasi yaitu untuk menjamin hasil pengukuran sesuai dengan
standar nasional maupun internasional. Salah satu alat medis yang perludilakukan kalibrasi adalah
tensimeter, sedangkan alat untuk mengkalibrasi tensimeter (Sphygmomanometer) adalah Digital
Pressure Meter. Digital Pressure Meter merupakan perangkat yang dirancang untuk mengukur
tekanan dari perangkat medis dalam bentuk cair atau gas untuk membantu mengkalibrasi alat medis,
dalam hal ini kalibrasi.
BAB II
STANDART OPERASIONAL DAN MAINTENANCE

2.1 Standard Operasional Suction Pump


• Hubungkan kabel pada sumber listrik.
• Atur saklar pada posisi “on”
• Atur kekuatan hisapan dengan memutar tombol pengatur ke kiri atau ke
kanan.
• Perhatikan cairan dalam botol / gelas suction agar tidak melewati batas
maksimum.
• Setelah selesai digunakan, atur saklar kep posisi off dan lepaskan kabel.

2.2 Standard Operasional Spygmamnometer


• Kenakan manset pada pergelangan tangan kiri.
• Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
• Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke
dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah
lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
• Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
• Tempatkan lengan kiri membentang di dada dan luruskan manset dekat dengan
jantung.
• Pasien duduk pada kursi dengan badan tegak.
• Pasien Mengambil 5 sampai 6 napas dalam kemudian relaks.
• Mulailah pengukuran. Tahan siku kiri anda dengan tangan kanan untuk
menjaga posisi lengan.
• Jaga posisi dan jangan berbicara selama pengukuran.
• Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus
diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut
pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat
denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan
adalah nilai tekanan sistolik.
• Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar
lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk
tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.
2.3 Standart Maintenance Suction Pump

A. Persiapan

1. Siapkan perintah kerja


2. Siapkan formulir laporan kerja
3. Siapkan dokumen teknis penyerta :
- Service manual
4. Siapkan Bahan pemeliharaan, Bahan Operasionaldan Material bantu :
- Contact cleaner
- Kain Lap / kertas tissue
- Kuas
- Sikat arang
- Amplas
- Oli
- Grease
5. Pemberitahuan kepada user

B. Pelaksanaan

1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat tiap 1 bulan


2. Cek kondisi oli, filter, ganti bila pertu tiap 1 bulan
3. Cek fungsi tombol indicator perbaiki bila perlu tiap ,l bulan
4. Cek system catu daya perbaiki bila perlu tiap 3 bulan
5. Cek putaran motor ganti sikat arang bila perlu tiap3bulan
6. Cek seal botol penampung ganti bila perlu tiap 0 bulan
7. Cek fungsi pelampung perbaiki bila perlu tiap 3 bulan
8. Cek daya hisap dengan menggunakan pressure gauge tiap 6 bulan.
9. Lakukan pelumasan pada large/ bearing motor tiap 6 bulan
10. Lakukan pengukuran arus bocortiap 1 tahun
11. Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat tiap 1 tanun
12. Lakukan uji kenerja alat tiap 6 bulan
C. Pencatatan
1. lsi Kartu Pemeliharaan alat
2. lsi Formulir Laporan Kerja
3. User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan Kembali kepada
user.
D. Pengemasan alat kerja dan dokumen teknis penyerta.
1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan.
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta.
3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula.
E. Pelaporan Laporkan hasil pekeriaan kepada pemberi tuqas.
F. H. Apabila dalam perbaikan alat dilakukan penggantian suku cadang
yang vital dan penyetelan/adjusment, lakukan kalibrasi (oleh Institusi
Penguji/BPFK).

2.4 Standart Maintenance Spygmamnometer

A. Pemeliharaan alat tensimeter ialah suatu cara menggunakan dan memelihara alat
tensimeter yang dipergunakan untuk mengukur tekanan darah jantung didalam
tubuh yang ditujukan dengan systole dan diastole.

1. Pergerakan Air Raksa, apakah ada gelembung udara ?


2. Bila ada gelembung udara cek kebersihan kaca tabung atau
kebersihan air raksa.
3. Bersihkan air raksa dengan mengeluarkan semua air raksa dari tabung
dan saring dengan kain kasa 4 lapis sehingga kotoran kotorannya
hilang.
4. Batas skala NOL, berhubungan Volume air raksa.
5. Berdirikan alat dengan posisi rata-rata air, buka pengunci lihat apakah
air raksa pada titik nol.
6. Kalau kurang tambah air raksanya sampai air raksa pada titik nol.
BAB 3
METODE KALIBRASI

3.1 Kalibrasi Suction Pump

A. Pra Kalibrasi
1. Siapkan lembar kerja dan metode kerja
2. Lakukan pendataan administrasi meliputi pemilik, alamat, data alat medik, tanggal dan
ruangan/lokasi kalibrasi.
3. Lakukan Pengukuran Kondisi Lingkungan meliputi : Suhu dan Kelembaban lingkungan. Data diambil
pada ruang kalibrasi. pada awal dan pengukuran alat.
4. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi alat i. Periksa kondisi fisik dari suction pump meliputi : Power cord,
selang, penutup tabung, regulator, selungkup dan filter. ii. Catat kondisi kondisi tersebut pada
lembar kerja.

B. Saat Kalibrasi
1. Uji keselamatan listrik
- Tegangan jala-jala.
- Tahanan isolasi kabel catu daya
- Tahanan hubung pentanahan dengan chassis
- Arrus bocor pada chassis dengan pembumian
- Arrus bocor pada chassis dengan tanpa pembumian
- Arrus bocor pada chassis polaritan terbalik dengan pembumian
- Arrus bocor pada chassis polaritan terbalik dengan tanpa pembumian
- masukan hasilnya kelembar kerja hasil pengujian keselamatan listrik.

2. Pengukuran Vakum
a. Posisikan alat pada posisi ON
b. Tentukan titik pengukuran pada posisi (maximum, medium dan minimum) mmHg.
c. Atur tekanan setting dengan memutar regulator.
d. Tunggu beberapa saat sampai posisi jarum stabil.
e. Catat nilai penunjukan pada display digital pressure meter .
f. Ulangi pengukuran sampai 6 kali pengukuran.
3. Pengukuran Tekanan
a. Posisikan jarum pada vacum gauge pada posisi 0mmHg dalam keadaan alat ON.
b. Tentukan titik pengukuran pada (0,10%, 25%, 50%, 60%, 75%) mmHg.
c. Atur tekanan setting dengan memutar regulator.
d. Tunggu beberapa saat sampai posisi jarum stabil.
e. Catat nilai penunjukan pada display digital pressure meter .
f. Ulangi pengukuran dengan cara naik-turun sampai 3 kali pengukuran.
g. Buat perhitungan ketidakpastian, lakukan langkah pada poin G untuk perhitunganya.

3.2 Kalibrasi Spygmamnometer


A. Persiapan
• Lakukan pendataan administrasi meliputi: data alat yang akan dikalibrasi, data alat-alat
kalibrator yang digunakan dan data pelaksana kalibrasi
• Catat kondisi awal lingkungan yang meliputi suhu dan kelembaban pada lembar kerja
• Lakukan pemeriksaan fisik dan fungsi alat yang akan dikalibrasi
• Catat pada lembar kerja.

B. Tes Kebocoran
• Sebelum dipakai, tensimeter harus selalu tetap berada pada angka nol
• Pompa manset sampai 200 mmHg kemudian tutup katup. Tunggu hingga 1 menit
dan hitung penurunan tekanannya, pembacaan tidak boleh turun lebih dari 15 mmHg
• Catat hasil pada lembar kerja.

C. Pengukuran Tekanan
. Titik pengukuran yang akan diambil data yaitu tekanan 0 mmHg, 50 mmHg, 100
mmHg, 150 mmHg, 200 mmHg, dan 250 mmHg
. Siapkan sphygmomanometer pada titik setting awal tanpa tekanan (0 mmHg). .
Catat nilai penunjukkan pada display pressure meter.
. Naikkan tekanan sampai 50 mmHg pada sphygmomanometer.
. Tunggu beberapa saat sampai posisi jarum stabil.
. Catat nilai penunjukan jarum pada sphygmomanometer dan nilai yang terukur
pada display digital pressure meter pada lembar kerja kalibrasi
. Ulangi langkah - langkah untuk titik-titik setting lainnya sampai nilai 250 mmHg.
. Beri tekanan pada shygmomanometer sampai melewati 250 mmHg.
Turunkan tekanan sampai 250 mmHg pada sphygmomanometer.
. Catat nilai penunjukan jarum pada sphygmomanometer dan nilai yang terukur
pada display digital pressure meter pada lembar kerja kalibrasi.
. Ulangi kembali metode pengukuran di atas sampai diperoleh masing – masing 3 data
pengukuran naik dan turun.
BAB IV
HASIL KALIBRASI

4.1 Hasil Kalibrasi Suction Pump

A. Kondisi Lingkungan
No Parameter Awal Akhir Toleransi
1 Temperatur (oC) 27,1 28,1 10 - 40 oC
2 Kelembaban (%) 62,5 60,5 15% - 85% RH

B. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat


No. Parameter Fisik dan fungsi

1 Badan dan permukaan BAIK

2 Kotak kontak alat BAIK

3 Kabel catu utama BAIK

4 Sekering pengaman BAIK

5 Tombol, saklar, dan kontrol BAIK

6 Tabung dan selang BAIK

C. Pengukuran Keselamatan Listrik


No. Parameter Terukur Toleransi
1 Tegangan input (L-N) 213,4 VAC + 10%
2 Tegangan input (L-PE) 215,5 VAC + 10%
3 Tegangan input (PE-N) 2,2 VAC + 10%
4 Resistansi pembumian protektif 0,06 Ω < 0.2Ω

5 Arus bocor peralatan polaritas normal 14,8 μA < 500 μA

6 Arus bocor peralatan polaritas terbalik 14,6 μA < 500 μA


7 Arus bocor selungkup polaritas normal 0,6 μA < 500 μA

8 Arus bocor selungkup polaritas normal tanpa 15 μA < 500 μA


pembumian
9 Arus bocor selungkup polaritas terbalik 1,3 μA < 500 μA

10 Arus bocor selungkup polaritas terbalik tanpa < 500 μA


0,6 μA
pembumian
11 Arus bocor bagian yang diaplikasikan 1,4 μA < 5000 μA
12 Resistansi osilasi OL MΩ > 2 MΩ

D. Tekanan Hisap Maksimum

Setting tekanan Penunjukan alat standar (mmHg) Nilai ambang batas


No.
(mmHg) (mmHg)
1 2 3
1 600 mmHg -578,5 -578,5 -578 > -40 mmHg

E. Telaah Teknis

No. Paramter Hasil


1 Fisik dan fungsi BAIK

2 Kinerja BAIK

F. Kesimpulan Telaah Teknis

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, fungsi LAYAK


dan kinerja, alat kesehatan tersebut PAKAI
dinyatakan
4.2 Hasil Kalibrasi Spygmamnometer

A. Kondisi Lingkungan
NO Parameter Awal Akhir Toleransi
1 Temperatur (oC) 27,1 28,1 10 - 40 oC
2 Kelembaban (%) 62,5 60,5 15% - 85% RH

B. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi Alat


NO Parameter Fisik dan Fungsi
1 Badan dan permukaan BAIK
2 Balon tensi / bulb BAIK
3 Valve penutup BAIK
4 Indikator BAIK
5 Pengaturan titik nol BAIK
6 Konektor BAIK
7 Label BAIK
8 Pengencang BAIK
9 Filter BAIK
10 Gauge / tabung BAIK
11 Bantalan rem BAIK
12 Manset BAIK

C. Uji Kebocoran
NO Setting tekanan (mmHg) Penunjukan alat standar Nilai ambang batas
dalam 1 menit (mmHg) (mmHg)

1 250 240 mmHg < 15 mmHg / menit


D. Uji Laju Buang Cepat
NO Setting tekanan (mmHg) Penunjukan alat standar Nilai ambang batas
(sekon) (sekon)
1 260 ke 15 2,34 < 10 sekon

E. Akurat Tekanan
NO Setting tekanan Penunjukan alat standar (mmHg) Nilai Ambang
(mmHg) 1 2 3 Batas (mmHg)
1 0 0 0 0
2 50 51,55 51,6 51,6
3 100 101,6 101,65 101,66
4 150 151,9 151,95 181,95
5 200 201,85 201,8 201,9
6 250 251,5 251,6 251,6
+ 4 mmHg
7 250 251,3 251,3 251,36
8 200 201,8 201,7 201,2
9 150 151,7 151,85 151,85
10 100 101,6 101,4 101,6
11 50 51,6 51,6 51,6
12 0 0 0 0

F. Telaah teknis
NO Parameter Hasil
1 Fisik dan fungsi BAIK
2 Kinerja BAIK

G. Kesimpulan Telaah Teknis

Berdasarkan hasil pemeriksaan


fisik, fungsi dan kinerja, alat LAYAK PAKAI
Kesehatan tersebut dinyatakan
BAB V
PERBAIKAN

5.1 Cara Perbaikan Jika Terjadi Kerusakan Suction Pump


A. Persiapan
• Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
• Siapkan formulir laporan kerja
• Siapkan dokumen teknis penyerta service manual
• Wiring Diagram
• Siapkan alat kerja dan alat ukur
• Tool Set Mekanik
• Tool Set Elektrik
• Multimeter
• Leakage current meter
• Pressure Gauge
• Oil gun

B. Siapkan Bahan pemeliharaan dan material bantu


• Contact cleaner
• Filter
• Kain lap/kertas tissue
• Sikat arang
• Amplas
• ring karet
• Oli.
• Kuas
• Grease
• Suku cadang (sesuai hasil analisa kerusakan)

C. Pelaksanaan
• Lakukan analisa kerusakan tanyakan informasi kepada pengguna alat, mengenai
gejala kerusakan.
• Lakukan perbaikan dengan atau tanpa penggantian suku cadang.
• Setelah perbaikan selesai, lakukan uji fungsi
• Serahkan alat yang telah selesai diperbaiki kepada pengguna alat.

D. Pencatatan

• Catat setiap tindakan dan hasil perbaikan , pada lembar laporan


• Pengguna alat menandatangani lembar laporan perbaikan
E. Pengemasan Kemas alat kerja, alat ukur dan lembar laporan
F. Laporkan hasil perbaikan kepada pemberi tugas
G. Apabila dalam perbaikan alat dilakukan penggantian suku cadang yang vital dan
penyetelan/adjusment, lakukan kalibrasi (oleh Institusi Penguji/BPFK)

5.2 Cara Perbaikan Jika Terjadi Kerusakan Spygmamnometer]

A. Jika jarum tidak menunjukan angka 0


• Alat yang kita perlukan untuk memperbaiki sangat sederhana: tang dan kunci pas
(engkol) ukuran 7 mm. Sebelum memperbaiki, lepaskan dulu selang udara di bagian
bawah alat display dengan cara memutar & menariknya. Bila sudah, lakukan perbaikan
dengan langkah berikut: jepit bagian silinder yang mengkilap menggunakan tang,
selanjutnya putar bagian pipa berulir menggunakan engkol ke arah kanan hingga
menunjuk angka nol. Lakukan dengan perlahan. Bila memutar terlalu jauh, jarum akan
melewati angka nol. Putar sedikit ke kiri sampai angka nol. Setelah selesai, pasang
kembali selang udara & cobalah alat tersebut dengan memompa udara lalu
mengosongkannya kembali. Seharusnya jarum sudah mau kembali menunjuk angka nol
mmHg. Bila tidak, lakukan penyetelan lagi sesuai dengan penunjukan jarum.

B. Jika terjadi kebocoran


• Buka Spghymonanometer,perhatikan apakah dalam keadaan terbuka atau tertutup, jik s
terbuks tutuplah pengaman.
• Buks penutup atas memutar berlawanan arah jarum jam.
• Ambil secara perlahan dan bersihkan dengan kawat dan kapas hingga debu hilang.
• Lakukan pengetesan dengan pressure meter atau membandingkan dengan tensimeter
lainya dengan menghubungkan langsung untuk melakukan pengaturan.
• Jika telah sama maka pengaturan selesai.
• Bersihkan pula balon pompa/ bulp tensi dengan membuka filyer udara dan membersihkan
debunya.
• Ganti manset dan balon tensi yang bocor dan lap kembali.
• Proses perbaikan telah selesai.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

 Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


mengkalibrasikan suatu alat berpengaruh sangat besar terhadap kawetan alat
tersebut.
 Dari hasil tabel pengukuran Kalibrasi perhitungan akurasi tekanan hisap
maksimum diatas dengan tekanan yang setingannya 600 mmHg maka di
dapatkan hasil nilai ambang batas yang menunjukan nilai yang masih
standar > -40 mmHg dari nilai settingan, maka berdasrakan hasil kalibrasi,
hasil pemeriksaan fisik, fungsi dan kinerja alat kesehatan tersebut dinyatakan
layak pakai
 Setelah dilakukan pengujian kebocoran maka disimpulkan tensi meter bagus
masih di standar ambang batas < 15 mmHg / menit sedangkan untuk uji laju
buang cepat, hasil kalibrasi uji laju buang cepat hasilnya bagus masih di bawah
nilai ambang batas pengujian sebesar < 10 sekon.
 Uji buang laju cepat pada spygmomanometer dengan setingan tekanan 260 ke
15 mmHg, dengan penunjukan alat standar spygmomanometer (SEKON) yaitu
2 SEKON , yang berarti dalam keadaan BAIK, tidak melebihi nilai Ambang
batas kurang dari sama dengan 10 SEKON.
Daftar Pustaka
[1]S. B. Dr. Dr. P. Sudiharto, “Pengembangan Teknologi Kesehatan Untuk Menjawab
Tantangan Dan Kebutuhan Masa Depan Demi Kemandirian Bangsa,” Univ. Gadjah Mada, Pp.

22–32, 2009.
[2] Y. Dyah And P. Santik, “Pentingnya Kesehatan Gigi Dan Mulut Dalam Menunjang

Produktivitas Atlet,” Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol. 5, Pp. 13– 17, 2015.
[3] Royli, “Rancang Bangun Suction Pump,” Akad. Tek. Elektromedik Andakara Jakarta,

Pp. 19–27, 2012.


[4] W. Senavongse And T. Sutdaen, “Development Of Simple Low Pressure Suction

Machine,” Journal Environment and BioScience., Vol. 44, Pp. 100– 104, 2012.
[5] A. A. Hendy Lesmana “Analisis Dampak Penggunaan Varian Tekanan Suction Terhadap
Pasien Cedera,” Junal Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Keperawatan. Univ. Borneo Tarakan

Vol. 3, No. 15, Pp. 129– 138, 2017.


[6] H. W. Pitaloka, “Dental Unit,” Jur.Tek.Elektromedik Politek. Kesehat. Kemenkes Jakarta

II, , Pp. 7– 18, 2014.


[7] D. G. Charlton, “Determination Of Minimum Suction Level Necessary For Field Dental

Units,” Journal Military Medicine, Vol. 175, No. 4, Pp. 285–288, 2010.
[8] D. Arbon, “Setting A Regulated Suction Pressure For Endotracheal Suctioning : A
Systematic Review Table Of Contents,” Journal Clinical Science, Fac.Medical Sciences,Univ.

Adelaide, Vol. 6, Pp. 1– 12, 2011.


[9] M. Junia Dyah Permata Wibisono, Priyambada Cahya Nugraha, Mt, Hj. Andjar Pudji, St
And Abstrak, “„ Digital Pressure Meter ( Dpm ) Vacuum Pressure ,‟” Jur. Tek. Elektromedik

Politek. Kesehat. Kementrian Kesehat. Surabaya, 2017.


[10] Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.4 Tahun 2016 “Penggunaan Gas Medik Dan

Vakum Medik Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan,” Jakarta. Republik Indonesia,2016.


[11] Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.118 Tahun 2014 “Kompendium Alat

Kesehatan,” Jakarta. Republik Indonesia,2014 .


Referensi
 http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/18541/BAB%20I.pdf?sequence=
5&isAllowed=y
 https://www.scribd.com/document/398169895/SOP-Penggunaan-Alat-Suction-Pump-s-
docx
 http://lembaga.stikes-pertamedika.ac.id/wp-content/uploads/2021/03/fix-sop-alat-all-lab-
kep.pdf
 https://data.kalbarprov.go.id/dataset/1037fcc4-1ac8-4cbb-b00f-
4e29d06532b7/resource/3446f2b1-191c-477a-be52-a7f105390b48/download/sop-6.-
pemeliharaan-suction-pump.pdf
 https://pdfcoffee.com/qdownload/pemeliharaan-sphygmomanometer-pdf-free.html
 file:///C:/Users/Asus/Downloads/pdfcoffee.com_mk-suction-pump-pdf-free.pdf
 http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/18541/BAB%20I.pdf?sequen
ce=5&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai