Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
GURU PEMBIMBING
Ilham M. Rusdiyanto, ST
DISUSUN OLEH
Chotibul Umam (02421027)
STIKES
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Suction pump
Suction dalam penggunaannya di bidang medis adalah untuk mengambil atau mengalirkan
cairan keluar dari tubuh. Penggunaan suction pump sudah ada sejak tahun 1933 [1]. Penggunaan
suction untuk profesional dapat digunakan untuk menghapus darah dari daerah yang dioperasikan
untuk memungkinkan ahli bedah untuk melihat dan bekerja pada daerah tersebut. Suction juga
dapat digunakan untuk menghilangkan darah yang telah ada dalam tengkorak setelah perdarahan
intracranial [2].
Suction pump merupakan alat elektromedik yang terdiri dari motor penggerak untuk sistem
hisap dan tabung vakum sebagai media cairan yang dihisap. Terdapat dua buah selang pada suction
masing-masing berfungsi sebagai selang hisap dan selang buang, selang hisap dihubungkan
langsung dengan pasien dan selang buang dihubungkan dengan sistem hisap dari motor, sistem
penghisap ini ada dua macam yaitu menggunakan kipas dan piston. Tabung berisi udara normal
yang dihisap oleh motor akan mengakibatkan kevakuman tabung sehingga udara akan masuk
melalui selang yang dihubungkan ke pasien. Dari sini akan terjadi penghisapan cairan yang
menutupi lubang selang. Alat ini sering digunakan pada ruang operasi dan Intesive Care Unit
(ICU).
Kebanyakan dari suction pump pengaturan tekanan dilakukan setelah vakum berjalan. Hal ini
akan menghambat penggunaan yang akan dilakukan oleh user, user akan kesulitan untuk
menentukan tekanan yang akan digunakan karena manometer masih menggunakan bentuk jarum.
Sedangkan pada kegiatan tertentu, user diperlukan untuk mengetahui daya hisap yang dikeluarkan
oleh suction pump. Hal tersebut dikarenakan adanya penggunaan suction untuk pasien dengan
trakeostomi dan bayi baru lahir. Ketika bayi baru lahir tidak dapat bernafas dengan baik dalam
beberapa menit, maka bayi akan mengalami afiksia. Cara menanggulangi hal tersebut adalah
dengan penggunaan suction. Namun, tekanan yang tinggi sangat berbahaya bagi j alan nafas bayi.
WHO menerbitkan rekomendasi tekanan negatif untuk bayi baru lahir adalah 80- 100 mmHg.
Selain itu, ISO merekomendasikan perangkat suction memiliki tekanan negatif kurang dari 20 kPa
(150 mmHg) [3]. Suction juga sering mengalami henti kerja sesaat, hingga mengalami kerusakan
dikarenakan adanya lendir atau cairan yang masuk ke dalam putaran motor. Akibat dari lendir atau
cairan yang masuk ke dalam putaran motor, putaran motor yang berfungsi menimbulkan daya
hisap akan berhenti karena terjadi korsleting.
B. Spygomamnometer
Tekanan darah dan denyut nadi merupakan hal yang sangat penting dalam bidang kesehatan
pada umumnya dan khususnya di bidang Kedokteran, karena tekanan darah maupun denyut nadi
merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskular
seseorang. Tekanan darah adalah tenaga yang di gunakan oleh darah terhadap dinding pembuluh
darah (arteri). Tekanan ini harus seimbang, yaitu cukup untuk menghasilkan daya dorong terhadap
darah dan tidak boleh terlalu berlebihan (tinggi) yang dapat menimbulkan beban kerja tambahan bagi
jantung.
Oleh karena itu, banyak lembaga kesehatan yang beralih ke tensimeter pegas. Tensimeter
pegas atau aneroid adalah tensimeter yang menggunakan putaran berangka atau jarum, tensimeter ini
lebih aman karena tidak menggunakan air raksa. Tensimeter ini juga memerlukan stetoskop dalam
penggunaannya.
Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara
membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa hasil
pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten dengan instrumen lainya. Hasil pengukuran yang
tidak konsisten akan berpengaruh langsung terhadap kualitas produk . Kalibrasi juga merupakan
kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran suatu alat ukur / bahan ukur (PERMENKES RI
NOMOR 54 TAHUN 2015). Tujuan kalibrasi yaitu untuk menjamin hasil pengukuran sesuai dengan
standar nasional maupun internasional. Salah satu alat medis yang perludilakukan kalibrasi adalah
tensimeter, sedangkan alat untuk mengkalibrasi tensimeter (Sphygmomanometer) adalah Digital
Pressure Meter. Digital Pressure Meter merupakan perangkat yang dirancang untuk mengukur
tekanan dari perangkat medis dalam bentuk cair atau gas untuk membantu mengkalibrasi alat medis,
dalam hal ini kalibrasi.
BAB II
STANDART OPERASIONAL DAN MAINTENANCE
A. Persiapan
B. Pelaksanaan
A. Pemeliharaan alat tensimeter ialah suatu cara menggunakan dan memelihara alat
tensimeter yang dipergunakan untuk mengukur tekanan darah jantung didalam
tubuh yang ditujukan dengan systole dan diastole.
A. Pra Kalibrasi
1. Siapkan lembar kerja dan metode kerja
2. Lakukan pendataan administrasi meliputi pemilik, alamat, data alat medik, tanggal dan
ruangan/lokasi kalibrasi.
3. Lakukan Pengukuran Kondisi Lingkungan meliputi : Suhu dan Kelembaban lingkungan. Data diambil
pada ruang kalibrasi. pada awal dan pengukuran alat.
4. Pemeriksaan Fisik dan Fungsi alat i. Periksa kondisi fisik dari suction pump meliputi : Power cord,
selang, penutup tabung, regulator, selungkup dan filter. ii. Catat kondisi kondisi tersebut pada
lembar kerja.
B. Saat Kalibrasi
1. Uji keselamatan listrik
- Tegangan jala-jala.
- Tahanan isolasi kabel catu daya
- Tahanan hubung pentanahan dengan chassis
- Arrus bocor pada chassis dengan pembumian
- Arrus bocor pada chassis dengan tanpa pembumian
- Arrus bocor pada chassis polaritan terbalik dengan pembumian
- Arrus bocor pada chassis polaritan terbalik dengan tanpa pembumian
- masukan hasilnya kelembar kerja hasil pengujian keselamatan listrik.
2. Pengukuran Vakum
a. Posisikan alat pada posisi ON
b. Tentukan titik pengukuran pada posisi (maximum, medium dan minimum) mmHg.
c. Atur tekanan setting dengan memutar regulator.
d. Tunggu beberapa saat sampai posisi jarum stabil.
e. Catat nilai penunjukan pada display digital pressure meter .
f. Ulangi pengukuran sampai 6 kali pengukuran.
3. Pengukuran Tekanan
a. Posisikan jarum pada vacum gauge pada posisi 0mmHg dalam keadaan alat ON.
b. Tentukan titik pengukuran pada (0,10%, 25%, 50%, 60%, 75%) mmHg.
c. Atur tekanan setting dengan memutar regulator.
d. Tunggu beberapa saat sampai posisi jarum stabil.
e. Catat nilai penunjukan pada display digital pressure meter .
f. Ulangi pengukuran dengan cara naik-turun sampai 3 kali pengukuran.
g. Buat perhitungan ketidakpastian, lakukan langkah pada poin G untuk perhitunganya.
B. Tes Kebocoran
• Sebelum dipakai, tensimeter harus selalu tetap berada pada angka nol
• Pompa manset sampai 200 mmHg kemudian tutup katup. Tunggu hingga 1 menit
dan hitung penurunan tekanannya, pembacaan tidak boleh turun lebih dari 15 mmHg
• Catat hasil pada lembar kerja.
C. Pengukuran Tekanan
. Titik pengukuran yang akan diambil data yaitu tekanan 0 mmHg, 50 mmHg, 100
mmHg, 150 mmHg, 200 mmHg, dan 250 mmHg
. Siapkan sphygmomanometer pada titik setting awal tanpa tekanan (0 mmHg). .
Catat nilai penunjukkan pada display pressure meter.
. Naikkan tekanan sampai 50 mmHg pada sphygmomanometer.
. Tunggu beberapa saat sampai posisi jarum stabil.
. Catat nilai penunjukan jarum pada sphygmomanometer dan nilai yang terukur
pada display digital pressure meter pada lembar kerja kalibrasi
. Ulangi langkah - langkah untuk titik-titik setting lainnya sampai nilai 250 mmHg.
. Beri tekanan pada shygmomanometer sampai melewati 250 mmHg.
Turunkan tekanan sampai 250 mmHg pada sphygmomanometer.
. Catat nilai penunjukan jarum pada sphygmomanometer dan nilai yang terukur
pada display digital pressure meter pada lembar kerja kalibrasi.
. Ulangi kembali metode pengukuran di atas sampai diperoleh masing – masing 3 data
pengukuran naik dan turun.
BAB IV
HASIL KALIBRASI
A. Kondisi Lingkungan
No Parameter Awal Akhir Toleransi
1 Temperatur (oC) 27,1 28,1 10 - 40 oC
2 Kelembaban (%) 62,5 60,5 15% - 85% RH
E. Telaah Teknis
2 Kinerja BAIK
A. Kondisi Lingkungan
NO Parameter Awal Akhir Toleransi
1 Temperatur (oC) 27,1 28,1 10 - 40 oC
2 Kelembaban (%) 62,5 60,5 15% - 85% RH
C. Uji Kebocoran
NO Setting tekanan (mmHg) Penunjukan alat standar Nilai ambang batas
dalam 1 menit (mmHg) (mmHg)
E. Akurat Tekanan
NO Setting tekanan Penunjukan alat standar (mmHg) Nilai Ambang
(mmHg) 1 2 3 Batas (mmHg)
1 0 0 0 0
2 50 51,55 51,6 51,6
3 100 101,6 101,65 101,66
4 150 151,9 151,95 181,95
5 200 201,85 201,8 201,9
6 250 251,5 251,6 251,6
+ 4 mmHg
7 250 251,3 251,3 251,36
8 200 201,8 201,7 201,2
9 150 151,7 151,85 151,85
10 100 101,6 101,4 101,6
11 50 51,6 51,6 51,6
12 0 0 0 0
F. Telaah teknis
NO Parameter Hasil
1 Fisik dan fungsi BAIK
2 Kinerja BAIK
C. Pelaksanaan
• Lakukan analisa kerusakan tanyakan informasi kepada pengguna alat, mengenai
gejala kerusakan.
• Lakukan perbaikan dengan atau tanpa penggantian suku cadang.
• Setelah perbaikan selesai, lakukan uji fungsi
• Serahkan alat yang telah selesai diperbaiki kepada pengguna alat.
D. Pencatatan
6.1 Kesimpulan
22–32, 2009.
[2] Y. Dyah And P. Santik, “Pentingnya Kesehatan Gigi Dan Mulut Dalam Menunjang
Produktivitas Atlet,” Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol. 5, Pp. 13– 17, 2015.
[3] Royli, “Rancang Bangun Suction Pump,” Akad. Tek. Elektromedik Andakara Jakarta,
Machine,” Journal Environment and BioScience., Vol. 44, Pp. 100– 104, 2012.
[5] A. A. Hendy Lesmana “Analisis Dampak Penggunaan Varian Tekanan Suction Terhadap
Pasien Cedera,” Junal Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Keperawatan. Univ. Borneo Tarakan
Units,” Journal Military Medicine, Vol. 175, No. 4, Pp. 285–288, 2010.
[8] D. Arbon, “Setting A Regulated Suction Pressure For Endotracheal Suctioning : A
Systematic Review Table Of Contents,” Journal Clinical Science, Fac.Medical Sciences,Univ.