Anda di halaman 1dari 40

Pedoman Penyusunan Dokumen

Persyaratan Izin Pemanfaatan


Radiologi Diagnostik dan Intervensional

Perizinan Fasilitas Kesehatan - DPFRZR


CURRICULUM VITAE
• Nama: Herry Irawan, S.Si.,M.Si.
• NIP: 197509102006041002
• Jabatan: Fungsional Pengawas Radiasi Madya
• Pangkat/Golongan: Pembina/ IV.a
• Riwayat pendidikan:
– S-1 Fisika Instrumentasi Universitas Padjadjaran (1994 – 1999)
– S-2 Fisika Medis Universitas Indonesia (2003 – 2005)
• Riwayat Pelatihan:
– Pendidikan dan Pelatihan Inspektur di BAPETEN
– Workshop on Radiation Protection in Medical Facilities, ENSTI Madrid Spanyol
– International Training Course on Strategic Trade Controls, INSA/KINAC Daejeon
Republik Korea
– Regional Training Course on Security of Radioactive Sources, US-DOE Pukhet
Thailand
– Workshop on Security of Radioactive Sources, US-DOE Jakarta Indonesia
Dokumen Laporan Kajian Keselamatan Radiasi

Dokumen Rencana Teknis Bangunan Gedung


Penahan Radiasi

Dokumen Bangunan Utilitas Operasi


Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion

3
4
L atar B elakan g
P asal 44 P eratu ran P em erin tah N o m o r 33 Tah u n 2007 tentang
Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif
menyatakan bahwa Pemegang Izin wajib melakukan verifikasi
keselamatan yang meliputi pengkajian keselamatan sumber,
pemantauan dan pengukuran parameter keselamatan dan rekaman
hasil verifikasi keselamatan.

P en g kajian keselam atan su m b er d ilaksan akan u n tu k:


a) mengidentifikasi terjadinya Paparan Normal dan Paparan
Potensial;
b) menentukan tingkat Paparan Normal dan memperkirakan
kebolehjadian dan tingkat Paparan Potensial; dan/atau
c) mengkaji mutu dan keandalan peralatan Proteksi dan Keselamatan
Radiasi.
5
L atar B elakan g (lan ju tan )
P a s a l 6 2 P e ra tu ra n B a p e te n N o m o r 0 4 Ta h u n 2 0 2 0 tentang
Keselamatan Radiasi pada Penggunaan Pesawat Sinar-X dalam
Radiologi Diagnostik dan Intervensional menyatakan bahwa
Pemegang Izin wajib melakukan verifikasi keselamatan di fasilitas
Radiologi Diagnostik dan Radiologi Intervensional. Verifikasi
keselamatan sebagaimana dimaksud dapat dilakukan melalui:
a) pengukuran pemantauan paparan radiasi di daerah kerja
b) identifikasi terjadinya Paparan Potensial; dan
c) kendali mutu pesawat sinar-X.
P a s a l 4 6 P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 3 3 Ta h u n 2 0 0 7
tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber
Radioaktif menyatakan bahwa Pemegang Izin wajib melaksanakan
pemantauan dan pengukuran parameter keselamatan dengan cara
menyediakan peralatan dan prosedur yang memadai.
6
L atar B elakan g (lan ju tan )
P a s a l 6 3 P e ra tu r a n B a p e te n N o m o r 0 4 Ta h u n 2 0 2 0 tentang
Keselamatan Radiasi pada Penggunaan Pesawat Sinar-X dalam
Radiologi Diagnostik dan Intervensional menyatakan bahwa identifikasi
terjadinya Paparan Potensial dilakukan dengan mempertimbangkan:
a) kelemahan dalam desain pesawat sinar-X;
b) kegagalan pesawat sinar-X saat beroperasi;
c) kegagalan dan kesalahan perangkat lunak yang mengendalikan
atau memengaruhi pengiriman radiasi; dan/atau
d) kesalahan manusia.
Identifikasi terjadinya Paparan Potensial sebagaimana dimaksud
dinyatakan dalam bentuk informasi kejadian paparan yang tidak
diperlukan dan langkah perbaikan yang dilakukan.

7
L atar B elakan g (lan ju tan )
P a s a l 6 4 P e ra tu r a n B a p e te n N o m o r 0 4 Ta h u n 2 0 2 0 tentang
Keselamatan Radiasi pada Penggunaan Pesawat Sinar-X dalam
Radiologi Diagnostik dan Intervensional menyatakan bahwa kendali
mutu pesawat sinar-X meliputi:
a) kendali mutu internal; dan
b) kendali mutu eksternal.

Kendali mutu internal pesawat sinar-X sebagaimana dimaksud wajib


dilakukan atau disupervisi oleh fisikawan medik. Kendali mutu
eksternal dapat dilakukan antara lain melalui Uji Kesesuaian. Uji
Kesesuaian sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai ketentuan
dalam peraturan Badan mengenai uji kesesuaian pesawat sinar-X
dalam Radiologi Diagnostik dan Radiologi Intervensional.
8
L atar B elakan g (lan ju tan )

P e r a tu r a n B a p e te n N o m o r 0 3 Ta h u n 2 0 2 1 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Standar Produk pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Sektor Ketenaganukliran pada Lampiran I
Nomor 55 tentang Standar Proses dalam Pemenuhan Izin Radiologi
Diagnostik dan/atau Intervensional menyatakan bahwa salah satu
persyaratan teknis yang harus dipenuhi adalah D o k u m e n L a p o r a n
K ajian K eselam atan R ad iasi yang memuat antara lain tentang:
1) pengukuran pemantauan paparan radiasi di daerah kerja;
2) Identifikasi terjadinya Paparan Potensial; dan
3) Kendali mutu pesawat sinar-X.

9
Tu ju an
Pedoman Penyusunan Laporan Kajian Keselamatan Radiasi
untuk Pemanfaatan Radiologi Diagnostik dan/atau Intervensional ini
disusun dengan tujuan:
1) Memberikan panduan bagi pemohon izin dalam menyusun
Dokumen Laporan Kajian Keselamatan Radiasi dalam
Pemanfaatan Radiologi Diagnostik dan/atau Intervensional.
2) Memberikan panduan bagi evaluator dalam menilai Dokumen
Laporan Kajian Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan
Radiologi Diagnostik dan/atau Intervensional yang disusun oleh
pemohon izin.

10
D ata d an B ah an
Untuk memudahkan pemohon izin dalam menyusun Dokumen
Laporan Kajian Keselamatan Radiasi untuk Pemanfaatan Radiologi
Diagnostik dan/atau Intervensional ini, maka pemohon izin harus
menyediakan data-data dan bahan sebagai berikut:
1) Deskripsi Pesawat Sinar-X
2) Prosedur Penggunaan Pesawat Sinar-X
3) Tabel Jenis Penyinaran dan Faktor Penyinaran
4) Denah Ruangan Penyinaran
5) Hasil Pengukuran Paparan Radiasi di sekitar Ruangan
Penyinaran
6) Identifikasi adanya Paparan Potensial
7) Hasil Pengukuran Kebocoran Wadah Tabung
8) Hasil Uji Fungsi Pesawat Sinar-X
9) Hasil Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X 11
q P ap aran N o rm al adalah paparan yang diperkirakan akan
diterima dalam kondisi pengoperasian normal suatu fasilitas atau
instalasi, termasuk kecelakaan minor yang dapat dikendalikan.
q P ap aran P o ten sial adalah paparan yang tidak diharapkan atau
diperkirakan tetapi mempunyai kemungkinan terjadi akibat
kecelakaan Sumber atau karena suatu kejadian atau rangkaian
kejadian yang mungkin terjadi termasuk kegagalan peralatan
atau kesalahan operasional.
q P ap aran D aru rat adalah paparan yang diakibatkan terjadinya
kondisi darurat nuklir atau radiologik.
q In terven si adalah setiap tindakan untuk mengurangi atau
menghindari paparan atau kemungkinan terjadinya paparan
kronik dan Paparan Darurat.

12
Id en tifikasi
Beberapa hal yang dapat diidentifikasi dapat menimbulkan paparan
potensial adalah:
1) Ketidaksesuaian lapangan berkas kolimasi
2) Ketidaksesuaian jenis penyinaran dan faktor penyinaran
3) Pengulangan penyinaran yang tidak diperlukan
4) Kebocoran wadah tabung
5) Kebocoran radiasi pada tabir radiasi Pb mobile
6) Kebocoran radiasi pada Apron, pelindung gonad, pelindung
tiroid, dsb.
7) Kebocoran radiasi pada dinding ruangan penyinaran
8) Kebocoran radiasi pada pintu ruangan penyinaran
9) Kebocoran radiasi pada kaca pandang Pb di ruang operator
10) Ketidakandalan Pesawat Sinar-X, dll.
13
R isiko
Kemungkinan risiko yang muncul akibat adanya masalah yang
dapat memberikan kontribusi terhadap paparan potensial di
masing-masing ruangan penyinaran atau di seluruh lokasi rumah
sakit secara umum, seperti:
1) Penerimaan dosis berlebih terhadap Pasien
2) Penerimaan dosis berlebih terhadap Pekerja
3) Penerimaan dosis berlebih terhadap Masyarakat
4) Penerimaan dosis berlebih terhadap lebih dari satu pihak.
5) Penerimaan dosis berlebih terhadap Pasien dan Pekerja
6) Penerimaan dosis berlebih terhadap Pasien dan Masyarakat
7) Penerimaan dosis berlebih terhadap Pasien, Pekerja, dan
Masyarakat
14
M itig asi
Mitigasi adalah tindakan berkelanjutan yang diambil untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko jangka panjang terhadap kehidupan dan properti dari
bahaya dalam hal ini adalah tindakan pencegahan terhadap munculnya
resiko radiasi, seperti contoh berikut ini:
1) Melakukan pemeriksaan harian (daily check) setiap pagi pada saat
pemanasan (warmup) Pesawat Sinar-X.
2) Melakukan Uji Kebocoran wadah tabung pada saat awal instalasi/atau
pindah ruangan
3) Melakukan Uji Kebocoran tabir radiasi Pb mobile minimal 1 tahun sekali.
4) Melakukan Uji Kebocoran Apron, pelindung gonad, pelindung tiroid, dsb.
minimal 1 tahun sekali.
5) Membuat prosedur penyinaran dan menempatkannya di ruang operator.
6) Melakukan uji kolimasi setiap 6 (enam) bulan sekali
7) Melakukan kalibrasi rutin setiap 1 (satu) tahun sekali, dll.
15
Tin d aklan ju t
Tindaklanjut adalah tentang kegiatan yang dapat dilakukan terhadap
rencana mitigasi yang telah dicanangkan, seperti:
1) Memperbaiki tabir radiasi Pb mobile yang mengalami kebocoran.
2) Mengadakan Apron, pelindung gonad, pelindung tiroid, yang baru
dan/atau menggudangkan Apron, pelindung gonad, pelindung tiroid,
yang tidak layak.
3) Memperbaiki kolimator, jika hasil uji kolimasi menunjukkan adanya
penyimpangan.
4) Memperbaiki komponen Pesawat Sinar-X, jika hasil uji kalibrasi
menunjukkan adanya penyimpangan.
5) Memastikan setiap penyinaran dilakukan sesuai dengan Prosedur
Penyinaran (SOP) masing-masing Pesawat Sinar-X, dll.

16
Dokumen dilengkapi dengan Header dan footer Dokumen yang
dilengkapi dengan:
a) Logo Instansi/Rumah Sakit
b) Judul Dokumen : Laporan Kajian Keselamatan Radiasi
c) Alamat Instansi/Rumah Sakit
d) Nomor Dokumen
e) Tanggal Pembuatan Dokumen
f) Catatan Revisi ke berapa
g) Halaman Dokumen

17
18
L atar B elakan g
P a s a l 5 1 P e r a t u r a n B a p e t e n N o m o r 0 4 Ta h u n 2 0 2 0 tentang
Keselamatan Radiasi pada Penggunaan Pesawat Sinar-X dalam Radiologi
Diagnostik dan Intervensional menyatakan bahwa Pemegang Izin wajib
memenuhi persyaratan teknik yang meliputi ruangan pesawat sinar-X dan
fitur pesawat sinar-X. Lebih lanjut pada pasal 52 dinyatakan bahwa
persyaratan ruangan pesawat sinar-X paling sedikit meliputi:
a) desain ruangan memenuhi ketentuan Pembatas Dosis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31;
b) penahan radiasi terpasang pada dinding, pintu, dan jendela;
c) ukuran ruangan cukup memadai untuk tercapai optimisasi proteksi
dan Keselamatan Radiasi;
Untuk memenuhi persyaratan ukuran ruangan pesawat sinar-X
sebagaimana dimaksud, Pemegang Izin harus memastikan jarak dari titik
fokus tabung pesawat sinar-X terhadap dinding paling sedikit 1 (satu)
meter.
19
P asal 54 P eratu ran B ap eten N o m o r 04 Tah u n 2020 tentang
Keselamatan Radiasi pada Penggunaan Pesawat Sinar-X dalam Radiologi
Diagnostik dan Intervensional menyatakan bahwa untuk memenuhi
persyaratan ukuran ruangan pesawat sinar-X tersebut di atas, Pemegang
Izin juga harus memperhitungkan:
a) faktor ergonomis;
b) letak meja penyinaran dan pergerakan pasien;
c) jenis pesawat sinar-X yang digunakan;
d) beban kerja maksimum;
e) faktor orientasi berkas;
f) faktor okupansi;
g) jenis pemeriksaan;
h) tujuan penggunaan ruangan;
i) ketentuan penahan radiasi; dan
j) modifikasi fasilitas dan pesawat sinar-X di masa mendatang.
20
P eratu ran B ap eten N o m o r 03 Tah u n 2021 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Standar Produk pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Ketenaganukliran pada
Lampiran I Nomor 55 tentang Standar Proses dalam Pemenuhan
Izin Radiologi Diagnostik dan/atau Intervensional menyatakan
bahwa salah satu persyaratan teknis yang harus dipenuhi adalah
Dokumen Rencana Teknis Fasilitas Bangunan Gedung Penahan
Radiasi. Dokumen Rencana Teknis Fasilitas Bangunan Gedung
Penahan Radiasi tersebut antara lain memuat :
1) Struktur dinding ruangan penahan radiasi;
2) Perhitungan Tebal Dinding; dan
3) Densitas dan material penahan radiasi.

21
Tu ju an
Pedoman Penyusunan Dokumen Rencana Teknis Fasilitas
Bangunan Gedung Penahan Radiasi untuk Pemanfaatan Radiologi
Diagnostik dan/atau Intervensional ini disusun dengan tujuan:
1) Memberikan panduan bagi pemohon izin dalam menyusun
Dokumen Rencana Teknis Fasilitas Bangunan Gedung
Penahan Radiasi dalam Pemanfaatan Radiologi Diagnostik
dan/atau Intervensional.
2) Memberikan panduan bagi evaluator dalam menilai Dokumen
Rencana Teknis Fasilitas Bangunan Gedung Penahan Radiasi
dalam Pemanfaatan Radiologi Diagnostik dan/atau
Intervensional yang disusun oleh pemohon izin.

22
D a ta d a n B a h a n
Untuk memudahkan pemohon izin dalam menyusun Dokumen Rencana Teknis
Fasilitas Bangunan Gedung Penahan Radiasi ini, maka pemohon izin harus menyediakan
data-data dan bahan sebagai berikut:
1) Gambar denah ruangan penyinaran pesawat Sinar-X
2) Ukuran ruangan penyinaran pesawat Sinar-X
3) Data ruangan di sekitar ruang penyinaran pesawat Sinar-X
4) Faktor tingkat hunian (faktor okupansi) ruangan di sekitar ruang penyinaran
pesawat Sinar-X
5) Jarak titik proteksi di sekitar ruangan penyinaran pesawat Sinar-X terhadap
Sumber Radiasi
6) Jenis pesawat sinar-X dan tujuan penggunaannya
7) Beban kerja pesawat sinar-X
8) Pembatas Dosis
9) Kerma Udara
10) Koefisien transmisi bahan dinding perisai radiasi untuk setiap jenis penyinaran/
penggunaan pesawat sinar-X
11) Perhitungan ketebalan dinding perisai radiasi
12) Hasil Pengukuran Paparan Radiasi di sekitar ruangan 23
G a m b a r D e n a h d a n U k u ra n R u a n g a n P e n y in a ra n P e s a w a t S in a r-X

Ruangan Radiologi ini memiliki ukuran:


Panjang = 5.00 meter,
Lebar = 3.50 meter, dan
Tinggi = 3.20 meter.

24
D a ta R u a n g a n d i s e k ita r R u a n g a n P e n y in a ra n d a n F a k to r H u n ia n

F akto r H u n ian (T )
Selasar = 1/5 Toilet = 1/20 Pantri = 1/5
Taman = 1/20 R. Rapat = 1/2 Poliklinik = 1

25
F a k to r H u n ia n (T )
Sumber dari NCRP 147 halaman 31

26
J a ra k titik p ro te k s i d i s e k ita r ru a n g a n p e n y in a ra n p e s a w a t S in a r-X
te rh a d a p S u m b e r R a d ia s i

Jarak ke titik A
di P an tri
d1 = 2,0 m + 0,3 m = 2,3 m
Jarak ke titik B
di R . O p erato r
d2 = 2,0 m + 0,3 m = 2,3 m
Jarak ke titik C
di S elasar
d3 = 2,5 m + 0,3 m = 2,8 m
Jarak ke titik D
di d ep an p in tu
d1 = 4,0 m + 0,3 m = 4,3 m
27
J a ra k titik p ro te k s i d i s e k ita r ru a n g a n p e n y in a ra n p e s a w a t S in a r-X
te rh a d a p S u m b e r R a d ia s i

Jarak ke titik E
di To ilet
d1 = 1,8 m + 0,3 m = 2,1 m
Jarak ke titik F
di Tam an
d2 = 2,0 m + 0,3 m = 2,3 m
Jarak ke titik G
di P o liklin ik
d3 = 2,0 m + 1,5 m = 3,5 m
Jarak ke titik D
di R u an g R ap at
d1 = 1,2 m + 0,5 m = 1,7 m
28
J e n is p e s a w a t s in a r-X d a n tu ju a n p e n g g u n a a n n y a
Perhitungan ketebalan dinding perisai radiasi di sekitar ruangan penyinaran pesawat sinar-
X dipengaruhi oleh jenis pesawat sinar-X dan tujuan penggunaannya sehubungan dengan
penggunaan faktor penyinaran tegangan (kV), kuat arus (mA), dan waktu (s) yang berbeda.

B e b a n k e rja p e s a w a t s in a r-X (N )
Beban kerja adalah banyaknya pasien yang disinari dalam waktu tertentu, misalnya jumlah
pasien per minggu. Semakin besar beban kerja maka semakin besar potensi paparan
radiasi yang terjadi.

P e m b a ta s D o s is (P )
Pembatas dosis untuk C o n tro lle d A re a (Ruang Operator) adalah 0,20 mSv/minggu
Pembatas dosis untuk U n c o n tro lle d A re a (Ruang sekitar) adalah 0,01 mSv/minggu

K e rm a U d a ra (K )
Kerma yang dimaksud adalah rata-rata kerma yang yang dihitung pada daerah yang tidak
diberi pelindung dalam 1 m dari sumber.
29
K o e fis ie n tra n s m is i b a h a n d in d in g p e ris a i ra d ia s i u n tu k s e tia p je n is
p e n y in a ra n / p e n g g u n a a n p e s a w a t s in a r-X
S u m b e r N C R P 1 4 7 h a la m a n 1 3 3

30
P e rh itu n g a n k e te b a la n d in d in g p e ris a i ra d ia s i

Perhitungan ketebalan dinding perisai radiasi di sekitar ruangan penyinaran


pesawat sinar-X dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

K e te ra n g a n :
N = Beban kerja pesawat sinar-X (jumlah pasien/minggu)
T = Faktor Hunian
P = Pembatas Dosis
K = Kerma Udara
d = jarak titik proteksi
α, β, dan γ = keofisien transmisi bahan
31
C o n to h P e rh itu n g a n k e te b a la n d in d in g p e ris a i ra d ia s i

P e s a w a t S in a r R a d io g ra fi U m u m
N = beban kerja = 50 pasien/minggu
T = faktor hunian = 1 (konservatif)
P = 0,20 mSv/minggu (ruang Operator); 0,01 mSv/minggu (ruang sekitar)
K = Kerma Udara = 3.80 mGy/pasien
d = jarak titik proteksi (d1 - d8)
α, β, dan γ = keofisien transmisi bahan (tabel pada halaman 133 - 134 NCRP 147)
Contoh untuk perisai Pb (lead)
α = 2,346, β = 15.90, dan γ = 0.4982

32
H a s il P e rh itu n g a n k e te b a la n d in d in g p e ris a i ra d ia s i

Titik N am a J a ra k K e te b a la n K e te b a la n
P ro te k s i R uangan (d p ) P b (m m ) B e to n (c m )
A Pantri 2.7 14
2.3 m
B R. Operator 2.7 14
2.3 m
C Selasar 3.5 19
2.8 m
D Pintu Pasien 2.8 15
4.3 m
E Toilet 2.8 15
2.1 m
F Taman 2.7 14
2.3 m
G Poliklinik 5.0 30
1.7 m
H Ruang Rapat 4.5 25
3.5 m

33
H a s il P e n g u k u ra n P a p a ra n R a d ia s i d i s e k ita r ru a n g a n

Titik D in d in g K e te b a la n K e te b a la n P a p a ra n
P ro te k s i te rb a n g u n P b (m m ) B e to n (c m ) (m S v /ja m )
A tembok 25 cm 2.7 14 0,10

B tembok 25 cm/ 2.7 14 0,00


2 mm Pb
C Baja + 2 mm Pb 3.5 19 0,15

D tembok 25 cm 2.8 15 0,10

E tembok 25 cm 2.8 15 0.10

F tembok 25 cm 2.7 14 0.10

G beton 30 cm 5.0 30 0.00

H beton 30 cm 4.5 25 0.00

34
35
L atar B elakan g
P asal 16 P eratu ran M en teri K eseh atan N o m o r 24 Tah u n 2020
tentang Pelayanan Radiologi Klinik menyatakan bahwa Bangunan dan
prasarana Pelayanan Radiologi Klinikharus memenuhi keselamatan
radiasi sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.
Bangunan Pelayanan Radiologi Klinik sebagaimana dimaksud
paling sedikit terdiri atas:
a) ruang administrasi;
b) ruang tunggu;
c) ruangan pemeriksaan;
d) ruangan pengolahan radiografi dan imejing; dan
e) ruangan pembacaan dan konsultasi.

36
L atar B elakan g (lan ju tan )
P e r a tu r a n B a p e te n N o m o r 0 3 Ta h u n 2 0 2 1 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Standar Produk pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Sektor Ketenaganukliran pada Lampiran I
Nomor 55 tentang Standar Proses dalam Pemenuhan Izin Radiologi
Diagnostik dan/atau Intervensional menyatakan bahwa Pemohon Izin
wajib memenuhi persyaratan administratif dengan menyusun
Dokumen Bangunan Utilitas Operasi Pemanfaatan Sumber Radiasi
Pengion. Dokumen Bangunan Utilitas Operasi Pemanfaatan Sumber
Radiasi Pengion antara lain memuat :
1) Ruang pemeriksaan,
2) Ruang operator,
3) Ruang tunggu pasien,
4) Ruang dokter, dan
5) Ruang pendaftaran`
37
Tu ju an
Pedoman Penyusunan Dokumen Utilitas Operasi Pemanfaatan
Sumber Radiasi Pengion untuk Pemanfaatan Radiologi Diagnostik
dan/atau Intervensional ini disusun dengan tujuan:
1) Memberikan panduan bagi pemohon izin dalam menyusun
Dokumen Utilitas Operasi Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion
dalam Pemanfaatan Radiologi Diagnostik dan/atau Intervensional.
2) Memberikan panduan bagi evaluator dalam menilai Dokumen
Utilitas Operasi Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dalam
Pemanfaatan Radiologi Diagnostik dan/atau Intervensional yang
disusun oleh pemohon izin.

38
Untuk mendukung proses pelayanan di Instalasi Radiologi telah tersedia
ruangan pendukung lainnya, yaitu:
1. Ruang Operator (Kotak Warna Kuning)
2. Ruang tunggu pasien, (Kotak Warna Merah)
3. Ruang dokter, (Kotak Hijau) dan
4. Ruang pendaftaran`(Kotak Warna Biru) 39
T e rim a K a s ih

Anda mungkin juga menyukai