Wilayah Indonesia terdiri dari wilayah nasional sebagai satu kesatuan wilayah
provinsi dan wilayah kabupaten/kotayang masing-masing mmerupakan sub-sistem ruang
menurut batasan administrasi.
Penggunaan lahan oleh setiap aktivitas pembangunan sedikitnya akan merubah rona
lingkungan baru, sehingga terjadi perubahan kesinambungan lingkungan, yang kalau tidak
dilakukan penggarapan secara cermat dan bijaksana, akan terjadi kemerosotankualitas
lingkungan,merusak dan bahkan memusnahkan kehidupan habitat tertentu dalam ekosistem
bersangkutan.
Melihat kondisi tersebut diatas, pembangunan di Indonesia khususnya dibeberapa
wilayah perkotaan tertentu, harus memiliki suatu perencanaan atau konsep tata ruang, yang
dulu sering disebut dengan master plan , dimana konsep tersebut sebagai arahan dan pedoman
dalam melaksanakan pembangunan, sehingga masalah-masalah yang akan timbul yang
diakibatkan dari hasil pembangunan akan diminimalisir.
Masalah tata ruang, baik secara makro maupun secara mikro kini semakin mendapat
perhatian yang cukup serius. Adalah suatu fakta bahwa jumlah penduduk serta kebutuhan
yang semakin meningkat , baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Demikian juga teknologi
yang semakin maju yang diarahkan sebagai usaha bagi penyediaan sarana dalam memenuhi
kebutuhan manusia yang kian meningkat, namun dilain pihak, disadari atau tidak bahwa pada
dasarnya ruang atau lahan yang tersedia masih tetap seperti sedia kala.
Selain adanya keterbatasan lahan, permasalahan tata ruang semakin rumit karena
kondisi perekonomian Indonesia pada saat ini semakin hari semakin pesat. Dan kondisi
tersebut perlu diwaspadai, terutama yang berkaitan dengan pelaku usaha bisnis.
Permasalahan ini akan menjadi permasalahan hukum yang sangat mendasar karena
pasal 33 ayat (3) UUD 1945, yang mengkehendaki kita untuk memanfaatkan dan
menggunakan bumi, air dan kekayaan alam yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat. Oleh Karena itu wilayah kesatuan republic Indonesia harus dapat dimanfaatkan dan
didayagunakan secara efektif dngan memperhatikan nilai-nilai konsepsi dasar manusia,
masyarakat, serta ekosistem yang ada di Indonesia.
Agar dalam memahami permasalahan tersebut tidak keluar dari kerangka UUD 1945,
maka perlu kiranya kita kembali kepada pemikiran yang fundamental mengenai tujuan dari
Negara Kesatuan republic Indonesia yang terdapat di dalam pembukaan UUD 1945, yang
berbunyi:
1. RUANG
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, yang
dimaksud ruang adalah:
“wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, ruang udara, termasuk ruang
didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk
lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya”.
“wujud fisik wilayah dalam dimensi geografis dan geometris yang merupakan
wadah bagi manusia dalam melaksankan kegiatan kehidupannya dalam suatu
kualitas hidup yang layak”.
“wadah yang meliputi ruang daratan, ruanglautan, ruang udara, sebagai satu
kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dan
melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya”.
Pasal 1 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, yang menyatakan bahwa ruang terbagi
kedalam beberapa kategori, yang diantara nya adalah:
a. Ruang Daratan adalah ruang yang terletak diatas dan dibawah permukaan daratan,
termasuk permukaan perairan darat dan sisi darat dari garis laut terendah.
b. Ruang Lautan adalah ruang yang terletak diatas dan dibawah permukaan laut dimulai
dari sisi laut dan bagian bumi bawahnya, di mana negara Indonesia memiliki hak
yuridiksinya.
c. Ruang Udara adalah ruang yangterletak diatas ruang daratan dan atau ruang lautan
sekitar wilayah negara dan melekat pada bumi, dimana negara Indonesia memiliki hak
yuridiksinya.
2. TATA RUANG
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang NO.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang ,
menjelaskan yang dimaksud dengan Tata Ruang adalah: “ wujud struktural ruang dan pola
ruang”
Adapun yang dimaksud dengan wujud stuktural pemanfaatan ruang adalah susunan
unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan buatan yang
secara hirarkis berhubungan satu dengan yang lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan
pola pemanfaatan ruang meliputi pola lokasi, sebaran permukiman, tempat kerja, industry,
pertanian, serta pola penggunaan tanah perkotaan dan pedesaan, dimana tata ruang adalah tata
ruang yang direncanakan adalah tata ruang yang terbentuk secara alami, seperti aliran sungai,
gua, gunung, dan lai.-lain.
Selanjutnya masih dalam peraturan tersebut, yaitu pasal 1 ayat 5 yang dimaksud
dengan penataan ruang adalah :
Saul M.Katz mengemukakan alasan atau dasar dari diadakannya suatu perencanaan
adalah:
Dalam kamus tata ruang dikemukakan yang dimaksud dengan rencana tata ruang adalah:
Maksud diadakannya perencanaan tata ruang adalah untuk menyerasikan sebagai kegiatan
sektor pembangunan, sehingga dalam memanfaatkan lahan dan ruang dapat dilakukan secara
optimal, efisien, dan serasi.
Sedangkan tujuan diadakan adanya suatu perencanaan tata ruang adalah untuk
mengarahkan struktur dan lokasi serta hubungan fungsionalnya yang serasi dan seimbang
dalam rangka pemanfaatan sumber daya manusia, sehingga tercapai hasil pembangunan yang
optimal dan efisien bagi peningkatan kualitas manusia dan kualitas lingkungan hidup secara
berkelanjutan.
Dalam klasifikasi perencanaan tata ruang dikenal dengan adanya perencanaan tata
ruang kota, dan secara awam perencanaan tata ruang kota selalu diidentifikasikan kedalam
perencanaan fisik semata, yakni gambaran dari perencanaan kota, taman, bangunan,
perumahan, bangunan perkantoran dan lain sebagainya. Namun semakin pesatnya
perkembangan zaman, perencanaan fisik sudah tidak tepat lagi, oleh Karen dalam proses
perencaan pembentukan perencanaan kotatidak hanya diperlukan suatu perencanaan fisik
semata.
4. KAWASAN PEDESAAN
5. KAWASAN PERKOTAAN
6. KAWASAN LINDUNG
7. KAWASAN BUDIDAYA
Konsep dasar hukum penataan ruang, tertuang didalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4
yang berbunyi:
“bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan diperginakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Ketentuan tersebut memberikan Hak penguasa kepada negara atas seluruh sumber
daya alam Indonesia, dan memberikan kewajiban kepada negara untuk menggunakan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Upaya pelaksanaan perencanaan penataan ruang
yang bijaksana adlah kunci dalam pelaksanaan tata ruang agar tiddak merusak lingkungan
hidup.
SEJARAH PENGATURAN TATA RUANG DI INDONESIA
Berikut ini uraian sekilas perkembangan peraturan yang berkenaan dengan penataan
ruang, yang telah diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum: