Pengantar
Negara pada hakikatnya merupakan persekutuan hidup bersama sebagai penjelmaan sifat
kodrat manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Oleh karena itu sifat dasar kodrat
manusia merupakan sifat dasar negara atau negara sebagai manivestasi kodrat manusia secara
horizontal dalam hubungan dengan manusia lain untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu
negara memiliki sebab akibat langsung dengan manusia, karena manusia adalah pendiri negara
untuk mencapai tujuan manusia itu sendiri.
Namun perlu disadari bahwa manusia sebagai warga hidup bersama, berkedudukan kodrat
sebagai mahluk pribadi dan mahluk sosial sekaligus mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai
mahluk pribadi dikaruniai kebebasan atas segala sesuatu kehendak kemanusiaannya yang disebut
dengan kebebasan azasi. Sebagai mahluk sosial dan mahluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki hak
dan kewajiban untuk memenuhi harkat kemanusiaannya yaitu menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Manivestasi hubungan manusia dengan Tuhannya terwujud dalam agama.
Negara merupakan produk manusia sehingga merupakan hasil budaya manusia, sedangkan
agama bersumber pada wahyu Tuhan yang sifatnya mutlak. Dalam hidup keagamaan manusia
memiliki hak-hak dan kewajiban yang didasarkan atas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sedangkan dalam negara manusia memiliki hak-hak dan kewajiban secara
horizontal dalam hubungannya dengan manusia lain.
Berdasarkan pengertian kodrat manusia, maka terdapat berbagai konsep tentang hubungan
agama dan negara. Oleh karena itu berikut ini akan dibahas berbagai konsep hubungan negara
dengan agama yang pada gilirannya menjadi komparasi dalam memahami hubungan negara dengan
agama dalam Pancasila atau negara kebangsaan yang berketuhanan Yang Maha Esa.
Faham sekularisme memisahkan antara agama dan negara, oleh karena itu dalam suatu
negara yang berfaham sekularisme bentuk, sistem, serta aspek kenegaraan tidak ada
hubungannya dengan agama. Sekularisme berpandangan bahwa negara adalah masalah-
masalah keduniawian, hubungan manusia dengan manusia, sedangkan agama adalah urusan
akhrerat yang menyangkut hubungan manusia secara vertikal dengan Tuhan.
Dalam negara yang berfaham sekularisme, sistem norma-norma terutama norma-norma hukum
popsitif dipisahkan dengan nilai-nilai dan norma-norma agama. Hukum positif sangat ditentukan
oleh komitmen warga negara sebagai pendukung pokok negara, walaupun ketentuan hukum positif
itu bertentangan dengan agama. Negara adalah urusan hubungan horizontal antar manusia dalam
mencapai tujuannya, sedangkan agama menjadi urusan umat masing-masing agama. Dalam negara
sekuler walaupun dibedakan antar negara dengan agama namun lazimnya warganegara diberikan
kebebasan dalam memeluk agama masing-masing.
Saudara sekalian, demikianlah materi kuliah kali ini, semoga bermanfaat, bila ada pertanyaan agar
disampaikan. Terima kasih.