Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

TEKNIK INOKULASI MIKROORGANISME SECARA ASEPTIS

NAMA MAHASISWA / NIM :


1. NUR INSYANI PO713251211081
2. NURHIDAYA PO713251211080
3. NURUL AWAYNAH PO713251211086
4. NURUL HIDAYAH PO713251211087
5. NURUL IZZA ZAKIAH HAK PO713251211089
6. RISMELY PATRISIA PO713251211091
7. SYELA VALENTINA LAMBA PO713251211096
8. YULIA PUSPITA PO713251211099

KELOMPOK : 6 (ENAM)
KELAS :B/1
HARI PRAKTIKUM : SELASA, 05 APRIL 2022
PEMBIMBING : SESILIA RANTE PAKADANG, S. Si, M. Si, Apt

PRODI D III
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan praktikum yang
berjudul “INOKULASI MIKROORGANISME” yang kini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih
juga penulis ucapkan kepada Ibu Sesilia Rante Pakadang, selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi dan
asisten laporan yang sudah membimbing selama praktikum, sehingga praktikum dapat berjalan
dengan baik sehingga laporan praktikum ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Penulis berharap
semoga laporan praktikum ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari
pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan praktikum ini lebih baik dan
bermanfaaat. Serta akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas budi
baik anda semua.

Makassar, April 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Teknik aeptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau
menstransfer kultur bakteria dari suatu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi
kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan
kunci keberhasilan prosedur microbial yang harus diketahui oleh seseorang yang hendak
melakukan analisis mikrobiologi (Pelzcar M.J. Chan, 2007) .
Kajian mikrobiologi di perguruan tinggi selalu disertai dengan pelaksanaan praktikum
untuk membekali mahasiswa untuk menguasai softskill keterampilan kerja ilmiah yang biasa
dilakukan di dalam laboratorium. Salah satunya penanaman bakteri pada media. Untuk dapat
meneliti mikroorganisme di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan mikroorganisme
tersebut. Mikroorganisme dapat berkembang secara alami ataupun buatan. Substrat yang
digunakan manusia dalam dalam mengembangkan dan menumbuhkan mikroorganisme
disebut media . Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh
suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari
luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan
populasi mikroba yang murni. Alat – alat yang digunakan dalam perkembangbiakan ini harus
disterilkan terlebih dulu, supaya mikroorganisme yang tidak diinginkan tidak tumbuh,
sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang
dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi
kontaminasi. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk
mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Berdasarkan uraian
permasalahan di atas, maka perlu dilakukannya praktikum ini agar memberikan pemahaman
kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan teknik kerja secara aseptik dan dapat
melakukan inokulasi dengan baik, secara goresan maupun tusukan, pada media padat.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara penyiapan media
pertumbuhan mikroorganisme dan cara menginokulasi mikroorganisme.

I.2.2Tujuan Percobaan

Tujuan menyiapkan media pertumbuhan mikroorganisma yang digunakan selama


praktikum mikrobiologi
Melakukan Teknik inokulasi mikroorganisma pada media pertumbuhan.

I.3 Prinsip Percobaan

Menimbang dan melarutkan media pertumbuhan sesuai komposisi media ( yang


tertera pada wadah media)

Miroorganisme diambil menggunakan ose steril kemudian diinokulasi pada media


dan selanjutnya diinkubasi pada suhu yang sesuai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Penanaman bakteri atau bisa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri ( inokulasi ) terlebih dahulu diuskan agar semua
alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari
terjadinya kontaminasi ( Dwijoseputro, 1998 ) . Penanaman bakteri atau inokulasi bakteri
dilakukan dengan metode spread plate (cawan tebar), pour plate , gores, dan teknik
pengenceran.
Penanaman bakteri dilakukan dengan cara menanam bakteri dengan pengenceran dari
setiap pengenceran diambil 0,1 ml dengan menggunakan pipet steril dan dimasukkan kedalam
petri dish. Setelah itu diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu ruang. ( Yunita et all, 2015)
Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan lebih mudah
untuk diamati. Selain itu Teknik untuk memisahkan dan mendapatkan koloni tunggal serta
pemeliharaannya terdapat beberapa jenis. Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat
pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah cara penghitungan koloni
pada lempeng pembiakan ( plate count ) atau juga dapat dilakukan penghitungan langsung
secara mikroskopis ( Burrows, 2004 )
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal
yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-
faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba, suplai energi, suhu/temperature,
keasaman atau kebasaan (ph), ketersediaan oksigen ( Suriawiria, 2005)

A. Teknik Inokulasi dan Pemurnian

Teknik inkulasi mikroba untuk memisahkan dan mengidentifikasi, jenis mikroba dari
biakan dapat diklasifisikasikan berdasarkan sifat pertumbuhan yang Nampak pada media .
( Buku Penuntun Mikrobiologi, 2015)

Metode penananaman pada agar

Pada metode penanaman pada agar, jika sedikit saja sel diletakkan dalam medium
agar, maka tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Jika suspense sel cukup
diencerken, koloni akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing memiliki
kemungkinan tinggi untuk diturunkan menjadi sel tunggal. Namun untuk membuat yang
demikian, penting untuk mengambil satu tipe koloni yang diinginkan, memasukkan ke dalam
air dan menanamnya Kembali ke agar. Dengan mengulangi prosedur ini beberapa kali
menjamin untuk memperoleh biarkan minum.

Metode pengenceran

Metode yang sedikit dapat dipercaya adalah pengenceran. Suspensi diencerkan seri
dan contoh masing-masing pengenceran ditanam pada agar. Jika hanya sedikit contoh dari
pengenceran tertentu menunjukkan pertumbuhan, diperkirakan bahwa beberapa dari biakan
tadi dimulai dari sel tunggal. Metode ini tidak digunakan kecuali jika penanaman pada agar
tidak dimungkinkan karena beberapa alasan. Gambaran yang tidak diinginkan dari metode ini
adalah bahwa metode ini hanya dapat digunakan untuk isolasi tipe organisme yang dominan
dalam populasi campuran.

B. Teknik Pembiakan Mikroorganisme

Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi lingkungan


yang sesuai mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replica dirinya, membutuhkan
adanya elemen-elemen dalam komposisi kimia mereka. Faktor-faktor yang harus dikontrol
selama pertumbuhan meliputi nutrisi, pH, temperature, aerasi, konsentrasi garam dan
kekuatan ionic medium.

Teknik pembiakan dilakukan berdasarkan tujuan melakukan pembiakan mikroorganisma.


Umumnya tiga situasi dapat ditemukan yaitu

1. Memperbanyak atau menumbuhkan spesies tertentu.


2. Menentukan jumlah dan tipe organisme yang ada pada sample
3. Mengisolasi organisme tertentu dari sumber alami.

Untuk memperbanyak spesies tertentu harus disiapkan media yang mengandung bahan dan
kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan spesies tersebut. Untuk hal ini cukup dibutuhkan satu
jenis media terapi bersifat selektif dan kaya nutrient sehingga pertumbuhan akan berjalan
baik.

Teknik penggoresan agar

1. Agar Miring : Pembuatan agar miring tidak boleh menyentuh tutup tabung saat
dimiringkan. Agar miring ini mempunyai permukaan luas sehingga sering digunakan untuk
menumbuhkan/menyimpan biakan murni.
2. Agar Tegak : Tabung yang berisi agar dibiarkan tegak hingga beku. Agar tegak ini
digunakan untuk membiakkan bakteri dengan cara menusuk.

Metode inokulasi

1. Metode Gores :. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrient dalam cawan petri
dengan lup inokulasi ,diantara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah
sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.

2. Metode Sebar : Setetes inokulum diletakkan dalam sebuah medium agar dalam cawan petri
dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan
dalam medium batang yang sama dapat digunakan untuk menginokulasi penyebaran mikroba
yang merata dengan baik. Pada beberapa cawan petri akan muncul koloni-koloni yang
terpisah.

3. Metode Tuang : Inokulasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga suatu saat hanya ditemukan
satu sel di dalam tabung.

4. Metode Tusuk : Metode Tusuk yaitu metode yang digunakan untuk medium tegak,yang
dilakukan dengan cara menusukkan ujung jarum yang didalamnya terdapat inokulum dan
dimasukkan ke dalam media

Bentuk-Bentuk Media Inokulasi

1. Plat Agar

Media yang berbentuk plat agar menggunakan metode gores untuk membiakkan
bakterinya. Bentuk ini berfungsi untuk peremajaan mikroorganisme.

2. Agar Miring

Untuk menanamkan biakan, agar miring juga menggunakan metode gores.


Penanaman bakteri pada agar miring berfungsi untuk peremajaan dan pengamatan reaksi
biokimia.

3.Agar Tegak

Untuk menanamkan biakan pada agar tegak, digunakan metode tusuk (menggunakan
jarum ose lurus). Pada agar tegak kita dapat mengamati berdasarkan kondisi oksigen yang
dibutuhkan oleh biakan.

4.Media Cair
Pada bentuk media cair, kita menggunakan metode tuang. Penanaman biakan pada
media cair berfungsi untuk peremajaan dan pengenceran biakan mikroba.

II.2 Uraian Mikroorganisme

1) Bakteri
Bakteri adalah suatu mikroorganisme prokariot yang pada umumnya mempunyai ukuran
generasi yaitu sel 0,5-1,0 µm kali 2,0-5,0 µm dan terdiri waktu yang dibutuhkan oleh sel
dari tiga bentuk dasar yaitu : bentuk bulat atau kokus,bentuk batang atau basilus dan
bentuk spiral. Bakteri tumbuh dengan cara pembelahan biner,yang berarti satu sel
membelah menjadi dua sel.
2) Jamur
Fungi adalah organism heterotrofik mereka memerlukan senyawa organic untuk
nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organic mati yang terlarut, mereka disebut
saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa umbuhan dan hewan yang kompleks,
menguraikan menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan
ke dalam tubuh, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka dapat
menguntungkan bagi manusia . (Dr. Erwin F. Lesse, 1986)

II.2.1 Klasifikasi

1) Bakteri : Staphylococcus aureus


a. Kingdom : Bacteria
b. Filum : Firmicutes
c. Kelas : Bacili
d. Ordo : Cocacceae
e. Famili : Staphylococcaceae
f. Genus : Staphylococcus
g. Spesies : Staphylococcus aureus
2) Jamur : Malassezia furfur
a. Kingdom : Fungi
b. Filum : Basidiomycota
c. Kelas : Hymenomycetes
d. Ordo : Tremellales
e. Famili : Filobasidiaceae
f. Genus : Malassezia
g. Spesies : Malassezia furfur

II.3 Uraian Bahan


1. Media PDA
Berdasarkan konsistensinya termasuk medium padat ( solid medium), karena medium
dipadatkan dengan agar. Medium PDA termasuk medium umum berfungsi untuk
mengembangbiakkan jamur. Bahan – bahan serta fungsi yang terkandung dalam medium
PDA yaitu :

Kentang : Berfungsi sebagai sumber vitamin, nitrogen organic, dan senyawa – senyawa
karbon.
Dekstone : Berfungsi sebagai karbon
Agar : Sebagai sebagai karbon
Aquadest : Sebagai pelarut, sumber O2

2. Media NA
Nutrien Agar (NA) adalah suatu medium berbentuk padat yang merupakan perpaduan antara
bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Berfungsi untuk mengembangbiakkan bakteri.
Bahan-bahan serta fungsi yang terkandung dalam medium NA yaitu :
Daging : Berfungsi sebagai sumber vitamin B mengandung nitrogen organic dan senyawa
karbon
Peptone : sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber nutrisi
Agar : sebagai zat yang memadatkan medium
Aquadest : sebagai pelarut, sumber O2
3. Media PW

Peptone water merupakan media cair yang berwarna kuning, jernih. Pada media ini, beberapa
bakteri menghasilkan enzim tryptohase yang dapat menghidrolisis tryptophan, menghasilkan
Indol. Uji Indol positif ditandai dengan berubahnya warna pereaksi menjadi merah. Bahan-
bahan serta fungsi yang terkandung dalam medium PW yaitu :

Peptone : Sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber nutrisi

NaCl : Sebagai sumber pengatur tekanan osmotic pada media

Aquadest : sebagai pelarut, sumber O2


BAB III

METODE KERJA

III.1 Metode Kerja

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1. Autoclave
2. Gelas piala /
3. Labu Erlenmeyer
4. Lamina Air Flow
5. Tabung reaksi
6. Rak tabung reaksi
7. Pemanas spiritus
8. Ose bulat
9. Ose lurus
10. Pipet tetes
11. Korek
12. Spoit
13. Cawan petri
14. Tissue

Bahan yang digunakan

1. Media PDA (Potato Dextrose Agar)


2. Media NA (Nutrient Agar)
3. Media PW ( Peptone Water )

B. Prosedur Kerja

Cara Bekerja Aseptis

 Sebelum bekerja perlengkapan diri untk bekerja aseptis harus digunakan seperti jas
praktikum, sarung tangan, masker, penutup kepala, kaca mata, sepatu karet
 Ruangan bekerja harus steril
 Sebelum menggunakan sarung tangan harus mencuci tangan terlebih dahulu
menggunakan cairan antiseptic
 Sebelum membuka ruangan atau begin steril di dalam tabung/ cawan/ Erlenmeyer
sebaiknya bagian mulut ( bagian yang memungkinkan kontaminan masuk) dibakar/
dilewatkan api terlebih dahulu
 Pinset, batang pengaduk dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu lalu dibakar
 Ujung jarum inokulum yang sudah di pijarkan harus ditunggu hars di tunggu dingin
dahulu atau dapat di tempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer
panas yang terjadi
 Diusahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan pada bagian api
 Jika kerja di safety cabinet tidak perlu memakai pembakaran bunsen tetapi jika diluar
safety cabinet maka semakin banyak smber api maka semakin terjamin kondisi
aseptisnya.

Cara memindahan biakan bakteri dari media cair ke media cair ( broth to broth)

1. Panaskan ose hingga membara


2. Buka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut tabung pada nyala
api
3. Masukka ose tersebut dalam biakan dekat dinding tabung dan celupkan dalam biakan
4. Keluarkan ose kemudian panasi mulut tabung dan tutup Kembali
5. Celupkan ose ke dalam tabung media yang baru, tutup tabung dan panaskan kembali ose
sampai membara

Cara memindahkan biakan bakteri dari media agar miring ke media agar miring ( slant
to slant)

1. Panaskan ose hingga membara


2. Buka tabung yang berisi kultur dari agar miring yang akan dipindahkan, panasi mulut
tabung pada nyala api
3. Masukka ose tersebut dalam biakan dekat dinding tabung dan ambil 1 sengkelit/ 1 mata
ose biakan
4. Keluarkan ose kemudian panasi mulut tabung dan tutup kembali
5. Goreskan ose tersebut pada permukaan media agar miring yang baru secara zigzag dari
bawah ke atas
6. Keluarkan ose dan panaskan kembali sampai membara
7. Buka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut tabung pada nyala
api
8. Keluarkan ose dan panaskan Kembali sampai membaca
Cara memindahkan biakan bakteri dari media cair ke media padat ( broth to plate )

 Panaskan ose hingga membara


 Buka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut tabung pada
nyala api
 Masukkan ose tersebut dalam biakan dekat dinding tabung dan celupkan dalam
biakan
 Goreskan ose pada permukaan media padat dengan teknik continouos streak
BAB IV
HASI DAN PEMBAHASAN
VI.1 Hasil Pengamatan

Nama Metode Nama Gambar Hasil Bentuk


Media Inokulasi Bakteri/ Pengamatan Koloni
Jamur
NA Tuang Bakteri Koloni
Staphylococcus bakteri
aureus banyak/tebal,
berwarna
kuning
kecoklatan

NA Tusuk Bakteri Koloni


Staphylococcus bakteri
aureus sedikit,
berkumpul di
atas
permukaan
agar.
NA Gores Bakteri Koloni
Staphylococcus bakteri
aureus berkumpul di
atas
permukaan
agar,
berwarna
putih
NA Miring Bakteri Koloni
Staphylococcus bakteri
aureus banyak/ tebal
berwarna
kuning
keemasan

PDA Tuang Jamur Koloninya


Malessezia banyak/ tebal
furfur tersebar di
seluruh
permukaan
agar

PDA Tusuk Jamur Koloninya


Malessezia tipis / sedikit
furfur berwarna
putih
terdapat di
atas
permukaan
agar
PDA Gores Jamur Koloninya
Malessezia banyak/ tebal
furfur berwarna
putih,
terdapat di
atas
permukaan

PDA Miring Jamur Koloni


Malessezia sedikit dan
furfur tidak
tersebar
merata pada
agar

PW Bakteri Koloni
Staphylococcus sedikit /
aureus tipis,
terdapat di
atas
permukaan
media
PW Jamur Koloni
Malessezia sedikit/
furfur hampir tidak
ada, terdapat
di
permukaan
media

IV. 2 Pembahasan
Pada percobaan inokulasi mikroorganisme menggunakan media padat dan cair ini, hal
pertama yang harus dilakukan adalah mensterilkan alat-alat yang akan digunakan. Hal ini
bertujuan agar pertumbuhan mikroorganisme yang akan diinokulasi tidak terkontaminasi
mikroorganisme lain yang akan mengganggu pengamatan Mikroorganisme memiliki ukuran
yang sangat kecil dan terdapat di mana-mana sehingga kita harus menjaga kebersihan alat dan
bahan yang akan digunakan. Semua pekerjaan pada praktikum ini harus memperhatikan
prosedur teknik aseptis. Alat-alat yang tahan akan pemanasan sebelum digunakan terlebih
dahulu sebelum diflambir(dipanaskan sampai pijar) untuk menjaga kesterilannya. Ujung
jarum ose diflambir sampai membara. Untuk tabung reaksi, flambir hanya cukup dilakukan
dengan melewatkan mulut tabung reaksi beberapa kali di atas spiritus.Kemudian, alat-alat
tersebut didiamkan terkebih terlebih dahulu selama beberapa detik agar suhunya sedikit turun
agar bakteri tidak mati akibat suhu yang terlalu tinggi jika tidak digunakan, jarum ose harus
disimpan terlebih dahulu dalam alkohol 70% agar terhindar dari kontaminasi dan tetap dalam
keadaan steril. Sedangkan untuk spoit yang telah selesai digunakan harus direndam di dalam
desinfektan yang telah disediakan agar mikroorganisme yang tertinggul tidak berpindah ke
tempat lain. Pada percobaan ini,kita akan mengamati bakteri dan jamur Malessezia furfur.
Ada 3 metode inokulasi yang akan digunakan yaitu metode tusuk, tuang.dan gores. Semua
metode ini bertujuan untuk mengamati koloni mikroba. Sedangkan untuk bentuk dari media
yang digunakan yaitu ada 4 bentuk, diantaranya plat agar miring,agar tegak,dan media
cair.Masing-masing fungsi dari ke 4 bentuk media tersebut telah dijelaskan pada Bab II.

Bakteri Staphylococcus aureus


 Staphylococcus aureus pada plat agar:
Staphylococcus aureus menupakan bakteri gram positifi+).bersifat non motil(tidak
bergerak),berdiameter 1-2 um ,bakteri anaerob fakultatif.Memiliki bentuk bulat atau bulat
telur, tersusun seperti rantai dan tidak membentuk spora. Karena sifat-sifat tersebut,bakteri
ini dapat tumbuh baik di media padat,media miring.media tegak, dan media cair.
 Staphylococcus aureus pada agar miring:
Bakteri ini dapat tumbuh di atas permukaan agar sesuni dengan goresan yang diberikan di
atas permukaan agar dan tidak ada bakteri yang tembus ke bawah permukaan agar.

Karena itu bakteri ini bersifat aerob.


 Staphylococcus aureus pada agar tegak:
Bakteri ini tumbuh di atas permukaan agar sampai ke dasar tabung sesuai dengan tusukan
yang diberikan, Karena itu bakteri bersifat anacrob fakultatif.
 Staphylococcus aureus pada media cair :
Bakteri ini tumbuh di seluruh media cair tetapi banyak koloni bakteri yang mengendap di
bawah permukaan media.Ada juga yang menjulur seperti untaian benang halus. Wama media
berubah menjadi biru akibat perubahan pH yang menandakan bahwa bakteri tumbuh di dalam
media, Walaupun media cair.bakteri ini tetap akan tumbuh karena bersifat unacrob fakultatif
dan bakteri ini tidak bergerak mendekati permukaan media.

Jamur Malessezia furfur


 Malessezia furfur pada plat agar:
Jamur ini bersifat aerob.Organisme aerob adalah organisme yang memerlukan oksigen untuk
memperoleh energi.Pada agar ini,terlihat bahwa koloni Malessezia furfur tersebut merata
pada permukaan agar.
 Malessezia furfur pada agar miring:
Terlihat pada gambar, Malessezia furfur tumbuh pada permukaan agar dan tidak adu yang
menembus ke bawah ini menandakan bahwa jamur Malessezia furfur merupakan jamur yang
bersifat aerob.
 Malessezia furfur pada agar tegak :
Jamur Malessezia furfur pada jenis agar ini.terlihat lebih kecil bahkan hampir tidak ada Hal
ini dapat terjadi karena pembuatan sediaan yang tidak sesuai prosedur,dan faktor-faktor luar
seperti kelembapan.cahaya,dan suhu.
 Malessezia furfur pada media cair:
Terlihat bahwa media cair yang ditumbuhi jamur Malessezia furfur ini berubah warna dari
hijau tosca menjadi biru.Perubahan warna yang terjadi disebabkan karena perubahan pH. Hal
ini menandakan bahwa jamur tumbuh pada media tersebut. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan.tidak ada kontaminasi dalam hasil inokulasi.Ini disebabkan karena penggunaan
teknik aseptis dengan benar schingga tidak menimbulkan kontaminasi pada hasil inokulasi.

BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Inokulasi adalah kegiatan pemindahan mikroorganisme baik berupa bakteri maupun
jamur dari tempat atau sumber asalnya ke media baru yang telah dibuat dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi dan aseptis.(Wikipedia Bahasa Indonesia, 2014).
Ada 4 metode inokulasiyaitu metode gores,metode sebar,metode tuang,dan metode
tusukan Metode gores bertujuan untuk mangisolasi.Menentukan,dan memurnikan
mikroorganisme Metode sebar hertujuan untuk meremajakan mikroorganisme dan
menyimpan inokulum. Metode tuang bertujuan untuk menghitung jumlah mikroorganisme
kolani dari sampel yang diinokulasi, Metode tusuk bertujuan untuk motilitas pertumbuhan
mikroorganisme. Untuk bentuk media inokulasi juga ada 4 yaitu plat agar, agar tegakagar
miring.dan media cair(Anonim,2014)
V.2 Saran
 Sebaiknya alat-alat yang hendak digunakan disterilisasi terlebih dahulu agar tidak
terkontaminasi mikroorganisme lain.
 Diharapkan praktikun bekerja sesuai dengan prosedur aseptis.
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.co.id/scholar?
q=laporan+inokulasi+mikroorganisme&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart Diakses 5
April 2022
Purwanto, Eko.2013.Makalah Praktikum Mikrobiologi. Inokulasi
http://elpentom93.blogspot.com/ Diakses 6 April 2022
Rante, sesilia dkk. 2020. Penuntun praktikum mikrobiologi dan parasitologi. Makassar.
Poltekkes

Anda mungkin juga menyukai