TUGASM
TUGASM
STRUKTUR BAJA I
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
KOLOM
Jumlah Kolom 16
Panjang 30 Meter
Lebar 18 Meter
Kolom baja dan rangka kaku atap baja menggunakan baja wide flange
Memiliki 7 mur type M12 pada sambungan kolom dan rangka atap
1.8 Pondasi
Pembebanan Lantai
BEBAN MATI (DEAD LOAD/DL)
BEBAN DINDING
Beban dinding (½ Bata) = 6 m x 250 kg/m2 = 1500 kg/m
= 1500 kg/m
q
BEBAN HIDUP (LIVE LOAD/LL)
Pembebanan Atap
S=1
m
4,4 m
a=
20
24 m
: ½ 24 (tan 20)
: 4,4 m
• Dasar Perencanaan
Bentuk rangka kuda-kuda
Kemiringan atap (a)
h = 75 mm
b = 45 mm
s = 15 mm
tb = 2,3 mm
Sesuai dengan tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung (Buku
Berat Kuda-Kuda =
36,7kg/m
d = 300 mm
bf = 150 mm
tw = 6,5 mm
tf = 9 mm
Perhitungan Pembebanan
2.1 Beban mati (Dead Load/DL)
Kolom
WF 200 x 100 x 5,5x 8 mm (Panjang 6 meter)
Beban = 128 kg x 1 kolom
= 128 kg
= 128 x 16 kolom
Total Berat Kolom = 2048 kg
Rangka Atap
Rangka kaku atap/Rafter WF 200 x 100 x 5,5x 8 mm
Beban = 440 kg x 14
= 6160 kg
Total Berat Rangka Kaku Atap = 6160 kg
Purlin 100 x 50 x 5x7 mm (Panjang 30 meter)
Beban = 120 kg x 30
= 3600 kg
Total Berat Purlin= 3600 kg
Atap Spandek 1000 x 0.40 x 6000 mm
Beban = 20.1 kg x 70 lembar
= 1407 kg
Total berat atap spandek = 1407 kg
Balok
WF 200 x 100 x 5.5 x 8 mm
Panjang 6 meter
Beban = 128 kg x 16 balok
= 2048 kg
Total Berat BALOK = 2048 kg
TEKAN HISAP
Diasumsikan pada daerah yang jauh dari tepi laut maupun pantai dengan
besaran : Tekanan tiup angin = 25 kg/m2
Koefisien angin:
Angin tekan = 0,02 α - 0,4 = 0,02 x 20º - 0,4 = 0
Angin hisap = - 0,40
Beban angin :
Beban angin tekan (Wty) = 0 x 1,8 m x 25 kg/m2 = 0 kg/m
Beban angin hisap (Why) = - 0,4 x 1,8 m x 25 kg/m2 = - 18 kg/m
V =( C x I)/R x Wt (Kg/m2)
Beban geser dasar nominal statik ekuivalen akibat gempa (V) yang
bekerja pada struktur bangunan gedung, dapat ditentukan dari rumus:
V = ( C x I)/R x Wt
Dengan menggunakan rumus di atas, didapatkan beban geser dasar
dalam arah-X (Vx) dan arah-Y (Vy) adalah :
Vx = Vy = ( 0,85 x1)/ 1,6 x 1285,104 = 682,7 ton
• Wilayah gempa Jakarta merupakan wilayah gempa 4 berdasarkan peta yang dikeluarkan
oleh Kementrian PU seperti dibawah ini.
• Kelas Situs
Dalam penetuan amplifikasi besaran percepatan gempa puncak dari batuan dasar ke
permukaan tanah untuk situs, maka situs tersebut harus diklasifikasikan terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil klasifikasi, tanah ini berkategori SD (Tanah Sedang). Dengan
s1=0,3823, Maka Fv = 2,0
Maka didapat, Sistem dan Parameter Struktur = Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa :
- R = 3½
- Ω0 = 3
- Cd = 3
- hn = Tidak dibatasi (TB)
C. Perhitungan Desain Pembebanan Dengan Menggunakan Konsep Load Resistance
factor Design (LFRD)
3.1 LFRD Kombinasi