Anda di halaman 1dari 36

METODE ANALISIS SENSORI

DALAM PENGENDALIAN MUTU


Kuliah Penjaminan
Mutu Produk
Perkebunan

Azis Herdiyanto Riyadi, ST, M.Si

Jurusan
Penyuluhan Perkebunan Presisi
2022
METODE ANALISIS SENSORI

Analisis
Sensori

Analitik Afektif
(Objektif) (Subjektif)

Discriminative Descriptive Consumer


Test Test Test

Pengujian analisis sensori dapat menggunakan satu jenis metode ataupun penggabungan
beberapa metode yang dirancang sesuai dengan tujuan.
2
TIPE UJI DAN KARAKTERISTIK PANELIS

Tipe Uji Pertanyaan Bentuk Karakteristik Panelis


Pembedaan Apakah ada perbedaan pada sampel- Analitis - Skrining ketepatan dan kepekaan
(Discriminative) sampel uji ? sensori
- Orientasi pada metode analisis
- Terkadang dibutuhkan latihan
Deskriptif Apa dan bagaimana perbedaan Analitis - Skrining ketepatan dan kepekaan serta
karakteristik sensori spesifik pada motivasi
sampel uji ? - Dilakukan Latihan

Afektif Apakah sampel (produk) disukai ? Hedonik - Skrining berdasarkan penggunaan


Sampel produk mana yang lebih produk
disukai ? - Tidak dilakukan latihan

3
UJI PEMBEDAAN (DISCRIMINATIVE TEST)

Pada uji ini biasanya digunakan untuk menetapkan apakah terdapat perbedaan karakteritik atau sifat sensori
antara dua atau lebih sampel.

Meskipun dalam pengujian dapat saja sampel disajikan secara bersamaan, namun dalam melaksanakan uji
pembedaan selalu ada 2 macam sampel yang dapat diketahui perbedaannya.

Uji ini digunakan untuk:


1. menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan bagi
industri
2. menilai perbedaan atau persamaan antara 2 produk atau komoditi yang sama terutama dari segi
penilaian konsumen

4
Apabila uji pembedaan dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara 2 macam sampel,
maka tidak perlu digunakan sampel pembanding. Namun apabila uji pembedaan dilakukan untuk
mengetahui suatu perlakuan, maka perlu digunakan sampel pembanding.

Kelebihan dari uji pembedaan ini bergantung pada:

1. Sifat pengenalan mutu yang diinginkan

2. Tingkat Latihan

3. Kepekaan masing-masing anggota panelis

Kekurangannya yaitu hasil uji pembedaan tidak dapat memberi petunjuk apakah perbedaan tsb dikehendaki
atau tidak.

Uji pembedaan yang dilakukan dengan menggunakan panelis yang terlatih secara seksama memberikan
hasil pembedaan yang jauh lebih baik daripada tanpa menggunakan panelis terlatih (meskipun dengan
jumlah panelis yang banyak)

Uji ini biasanya menggunakan panelis terlatih sebanyak 15-30 orang.


5
UJI PEMBEDAAN (DISCRIMINATIVE TEST)…
UJI “A” BUKAN “A”
Uji dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sifat sensori di antara 2 produk, khususnya apabila
tidak dimungkinkan adanya 3x penyajian & uji duo-trio tidak dapat digunakan.

Contoh dari uji ini yaitu:

• Membandingkan produk yang memiliki flavor kuat


• Membandingkan sampel yang secara penampakan luar jelas berbeda
• Sampel yang membutuhkan dan melibatkan indera rangsangan yang kompleks & membuat panelis
kebingungan

Uji ini efektif dilakukan pada situasi:


• Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada produk setelah dilakukan perubahan bahan baku,
proses, kemasan, atau metode penyimpanan
• Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan secara keseluruhan, ketika tidak ditemukan atribut tertentu
yang mengakibatkan perbedaan tsb.

6
UJI PEMBEDAAN (DISCRIMINATIVE TEST)…
PELAKSANAAN UJI “A” BUKAN “A”
• Sampel disajikan secara bergantian dan acak.
• Panelis tidak diperbolehkan membandingkan antar sampel.
• Salah satu sampel digunakan sebagai sampel baku dan disajikan beberapa kali dalam satu rangkaian
penyajian.
• Panelis diberi beberapa sampel, dan beberapa di antaranya adalah sampel "A" sementara sampel yang
lain merupakan sampel bukan "A".
• Panelis harus menilai dan membedakan setiap sampel apakah sampel tersebut sampel "A“ atau sampel
bukan "A".
• Karena pilihan pada masing-masing sampel yang disajikan hanya ada 2 pilihan "A" dan bukan "A", maka
probabilitas untuk membuat pilihan yang benar ketika tidak ada perbedaan yang nyata antar sampel
adalah ½ atau 50%.

7
CARA PENYAJIAN UJI “A” BUKAN “A” Sampel Uji
Pada saat pengujian, panelis akan menerima beberapa jenis
sampel yang terdiri dari:

Satu sampel (baik "A" atau bukan "A")


“A”
Dua sampel ("A" dan bukan "A")
Sampel baku Atau
Beberapa sampel (hingga 20 sampel, sampel "A" dan sampel
bukan "A" harus disajikan dengan jumlah yang sama)

Data dari kuisioner kemudian ditabulasikan kemudian dilakukan


analisis statistik untuk pengolahan data (dapat menggunakan Uji
chi squared (c2) Bukan “A”

8
CONTOH KUESIONER
Nama Panelis :

Tanggal :

Jenis Sampel :

Instruksi : Berikan penilaian dengan memberikan tanda ceklis (√)


pada "A" atau bukan "A" sesuai dengan penilaian saudara

Penilaian
Kode Sampel
A Bukan A
423
654

9
UJI PEMBEDAAN (DISCRIMINATIVE TEST)…
UJI SEGITIGA
Tujuannya adalah lebih kepada apakah panelis akan dapat mendeteksi perubahan dalam konsistensi, jika
diubah dengan cara apapun.

Uji ini merupakan uji pembedaan paling dasar, kemungkinan metode ini paling banyak digunakan pada industri
pangan.

Sederhananya, uji ini tidak memiliki standar dimana 3 sampel yg disajikan relatif sama

10
UJI PEMBEDAAN (DISCRIMINATIVE TEST)…
UJI SEGITIGA
Metode ini sangat berguna dalam situasi dimana efek perlakuan tertentu mungkin telah menghasilkan
perubahan pada produk yang tidak dapat dicirikan hanya oleh satu atau dua atribut.

• Secara statistik lebih efisien dibanding uji duo trio, uji ini penggunaannya terbatas dengan produk yang
melibatkan kejenuhan, akumulasi, atau adaptasi dan dengan panelis yang terlalu bingung dengan pengujian
3 sampel.

Uji ini efektif dilakukan pada situasi:

• Untuk menentukan apakah ada perbedaan produk yang dihasilkan dari adanya perubahan baku,
pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan

• Untuk menentukan apakah ada perbedaan keseluruhan, dimana tidak ada atribut spesifik yang dapat
diidentifikasi telah terpengaruh

Untuk memilih dan melatih panelis untuk meningkatkan kemampuan membedakan sampel yang diberikan

11
UJI PEMBEDAAN (DISCRIMINATIVE TEST)…
PELAKSANAAN UJI SEGITIGA
Panelis disajikan 3 buah sampel dan diberitahukan bahwa terdapat satu sampel yang berbeda dari dua
sampel lainnya.

• Panelis diminta untuk mengidentifikasi sampel yang paling berbeda.

• Penyajian sampel harus diatur sedemikian mungkin, apakah sampel yang berbeda disajikan pertama,
kedua, atau ketiga Terdapat enam kombinasi penyajian sampel sebagai berikut:
AAB BBA
ABA BAB
BAA ABB
Oleh karena sampel yang yang diujikan adalah sebanyak 3, maka probabilitas untuk membuat pilihan
yang benar ketika tidak ada perbedaan yang nyata antara sampel adalah 1/3 atau 33,33%.

Panelis yang dapat digunakan pada uji ini yaitu panelis terlatih dan agak terlatih dengan minimal
sebanyak 15 orang.

12
CARA PENYAJIAN UJI SEGITIGA Sampel Uji

Dalam beberapa kasus apabila jumlah salah satu sampel


terbatas, atau salah satu sampel adalah standar/referensi, maka
disajikan sebagai sampel duplikat.

Contoh: B

Sampel A jumlahnya terbatas atau menjadi sampel standar, maka


sampel A disajikan sebanyak dua buah (dapat menggunakan
kombinasi ABB, ABA, BAA)

A A

Mana sampel yang berbeda ??

13
Contoh Kasus

PT CHOCO Prima merupakan suatu perusahaan yang berfokus pada produk olahan cokelat. Salah satu
produk cokelat yang dihasilkan adalah produk chocolate spread (selai). Perusahaan saat ini mengalami
permasalahan, dimana perusahaan menerima keluhan dari konsumen yang melaporkan bahwa terdapat rasa
yang tidak diinginkan (off flavor) pada selai cokelat yang diproduksi pada batch B-200-213. Perusahaan
mengambil tindakan dengan menarik produk pada batch tersebut dan ingin mengetahui adakah perbedaan
dalam hal atribut rasa dari selai cokelat yang dikeluhkan tersebut dengan selai cokelat yang menjadi standar
mutu perusahaan. Perusahaan memutuskan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara selai
cokelat batch tersebut dan selai cokelat yang digunakan sebagai standar mutu perusahaan.

Dalam pengujian ini disajikan 3 sampel sekaligus secara acak, dimana satu dari ketiga sampel yang disajikan
merupakan selai cokelat batch yang dikeluhkan (kode 603) dan dua sampel lainnya merupakan selai cokelat
yang digunakan sebagai standar mutu perusahaan (kode 374 dan 812). Sebanyak 16 panelis diminta untuk
mencari sampel yang paling berbeda diantara ketiga sampel tersebut dengan mengisi kuesioner berikut.

14
CONTOH KUESIONER UJI SEGITIGA
Nama Panelis :
Tanggal :
Jenis Sampel : Selai cokelat
Instruksi : Pilihlah salah satu sampel yang paling berbeda di antara
ketiga sampel ini dengan memberi notasi (1) pada sampel
yang paling berbeda dan notasi (0) pada sampel yang
tidak berbeda

Kode Sampel Penilaian

374
603
812

Komentar :

15
Ketentuan untuk uji pembedaan adalah:

Jika Σ tanggapan yang benar <Σ minimum Penilaian


tanggapan yang benar pada taraf 5% dan 1%,
Panelis Kode Sampel
maka tiap-tiap perlakuan dinyatakan "Tidak Komentar
Berbeda Nyata" 374 603 812
1 0 1 0 Sampel 603 memiliki rasa off flavor
Jika Σ tanggapan yang benar > Σ minimum
tanggapan yang benar pada taraf 5% dan 1%, 2 0 0 0 Tidak ada perbedaan rasa
maka tiap-tiap perlakuan dinyatakan "Sangat 3 0 1 0 Aroma sampel 603 agak berbeda
Berbeda Nyata" dst - - -
hingga
Jika Σ tanggapan yang benar > Σ minimum 16
tanggapan yang benar pada taraf 5% tetapi ≤ Σ Jumlah - - -
minimum tanggapan yang benar pada taraf 1%,
maka tiap-tiap perlakuan dinyatakan "Berbeda
Nyata"

Lihat Tabel Jumlah Terkecil untuk menyatakan


Beda Nyata Pada Uji Segitiga dengan Hipotesis
Two tailed
16
UJI PEMBEDAAN (DISCRIMINATIVE TEST)…
UJI DUO TRIO
Uji ini merupakan uji pembedaan keseluruhan yang akan menentukan apakah ada atau tidak ada perbedaan
sensori di antara dua sampel.

Uji ini menggunakan sampel baku sebagai pembanding yang dapat menghindari panelis kebingungan
dalam membedakan sampel yang disajikan.

• Secara statistik, uji ini kurang efisien dibandingkan uji segitiga namun pada sisi lain pengujian ini lebih
sederhana dan mudah dipahami.

Metode ini efektif digunakan pada situasi tertentu, seperti:

• Untuk menentukan apakah ada perbedaan produk yang dihasilkan dari adanya perubahan bahan baku,
pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan

Untuk menentukan apakah ada perbedaan keseluruhan, dimana tidak ada atribut spesifik yang dapat
diidentifikasi telah terpengaruh

17
UJI PEMBEDAAN (DISCRIMINATIVE TEST)…
PELAKSANAAN UJI DUO TRIO
Panelis disajikan 3 buah sampel dengan satu sampel adalah sampel baku sebagai pembanding (A) dan dua
sampel lainnya (A dan B) yang akan diuji.

• Panelis diminta untuk menentukan sampel mana di antara dua buah sampel (A dan B) yang sama dengan
pembanding A

• Uji duo-trio cocok untuk sampel yang tidak homogen, karena pertanyaan yang diajukan adalah "sampel
mana yang paling mirip (bukan identik)?" atau "sampel mana yang paling berbeda dengan sampel baku?"

Terdapat 4 kombinasi penyajian sampel sebagai berikut:

Baku A AB
Baku A BA
Baku B AB
Baku B BA

18
CARA PENYAJIAN UJI DUO TRIO Sampel Uji

Urutan penyajian sampel dapat dimodifikasi, dimana sampel


baku disajikan di antara dua sampel yang diuji atau dapat juga
sampel baku dan sampel yang akan diuji disajikan
bersamaan.
A
Teknik ini meminimalkan efek memori, karena panelis hanya
A Atau
perlu mengingat perbedaan antara sampel yang diuji dan
Sampel baku
sampel baku yang berdekatan.

Karena sampel yang disajikan ada 2, maka probabilitas untuk


membuat pilihan yang benar ketika tidak ada perbedaan yang
nyata antara sampel adalah ½ atau 50%
B
Panelis yang dapat digunakan dalam uji ini yaitu panelis
terlatih dan agak terlatih.
Mana sampel yang sama dengan A ?

19
Contoh Kasus

PT Mega Utama Raya baru saja memproduksi produk baru yait biskuit chococip. Sebelum memproduksi
secara massal dan dijual di pasaran, perusahaan ini ingin mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dalam
hal atribut kerenyahan pada biskuit chocochip mereka dengan salah satu merk biskuit chocochip sejenis
yang paling laku di pasaran yaitu biskuit merk ABC Perusahaan memutuskan untuk melakukan pengujian
inderawi menggunakan uji duo-trio untuk mengetahui perbedaan kerenyahan biskuit chocochip mereka
dengan biskuit chocochip sejenis yang telah ada di-pasaran dan disukai oleh konsumen.

Dalam pengujian ini disajikan satu sampel baku dan dua sampel yang akan diuji. Sampel baku (R) dan
sampel dengan kode 135 berupa biskuit chocochip merk ABC, sedangkan sampel dengan kode 548 berupa
biskuit chocochip dari PT Mega Utama Raya. Sebanyak 18 orang panelis diminta untuk memilih salah satu
sampel yang berbeda dengan sampel baku (R) dengan mengisi kuisioner sebagai berikut.

20
CONTOH KUESIONER UJI DUO TRIO
Nama Panelis :
Tanggal :
Jenis Sampel : Biskuit Chocochip
Instruksi : Pilihlah salah satu sampel yang berbeda dengan baku (R)
dengan memberi notasi (1) pada sampel yang paling
berbeda dan notasi (0) pada sampel yang tidak berbeda
dan mengisi kolom komentar

Kode Sampel Penilaian

548
135

Komentar :

21
Ketentuan untuk uji pembedaan adalah:

Jika Σ tanggapan yang benar <Σ minimum tanggapan


yang benar pada taraf 5% dan 1%, maka tiap-tiap
perlakuan dinyatakan "Tidak Berbeda Nyata" Penilaian
Panelis Kode Sampel
Jika Σ tanggapan yang benar > Σ minimum Komentar
tanggapan yang benar pada taraf 5% dan 1%, maka 548 135
tiap-tiap perlakuan dinyatakan "Sangat Berbeda 1 1 0 Sampel baku (R) lebih renyah dari
Nyata" sampel kode 548
2 0 0 Tidak ada perbedaan di antara kedua
Komentar sampel yang diuji dengan sampel
baku ( R )
Jika Σ tanggapan yang benar > Σ minimum dst - -
tanggapan yang benar pada taraf 5% tetapi ≤ Σ hingga
minimum tanggapan yang benar pada taraf 1%, maka 18
tiap-tiap perlakuan dinyatakan "Berbeda Nyata" Jumlah - -

Lihat Tabel Jumlah Terkecil untuk menyatakan Beda


Nyata Pada Uji Pasangan, Uji Duo-Trio, Uji
Pembanding Ganda dan Uji Pembanding Jamak
dengan Hipotesis Two Tailed 22
UJI AFEKSI
UJI KESUKAAN (HEDONIK)
Uji kesukaan disebut juga uji hedonik, dilakukan apabila ull didesain untuk memilih satu produk diantara
produk lain secara langsung. Uji ini dapat diaplikasikan pada saat pengembangan produk atau perbandingan
produk dengan produk pesaing. Uji kesukaan meminta panelis untuk harus memilih satu pilihan diantara
yang lain. Maka itu, produk yang tidak dipilih dapat menunjukkan bahwa produk tersebut disukai ataupun
tidak disukai.

Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan). Di samping
panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau sebaliknya, mereka juga mengemukakan tingkat
kesukaannya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya, dalam hal "suka" dapat
mempunyai skala hedonik seperti: amat sangat suka, sangat suka, suka, dan agak suka. Sebaliknya, jika
tanggapan itu tidak suka" dapat mempunyai skala hedonik seperti suka dan agak suka, terdapat
tanggapannya yang disebut sebagai netral, yaitu bukan suka tetapi juga bukan tidak suka (neither like nor
dislike).

Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendakinya. Skala
hedonik dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan
data numerik ini dapat dilakukan analisis secara parametrik.

23
UJI AFEKSI
UJI KESUKAAN (HEDONIK)
Skor penerimaan relatif juga dapat menunjukkan kesukaan, contoh dengan skor tertinggi berarti lebih
disukai. Hasil yang paling baik diperoleh dari skala yang seimbang, yaitu yang jumlahnya ganjil, misalnya
skala 1-3, 1-5, 1-7, dan 1-9. Uji penerimaan pada dasarnya memiliki kemiripan dengan uji pembedaan,
hanya saja pada uji penerimaan atribut yang digunakan adalah penerimaan atau kesukaan. Contoh skala
hedonik yang bisa digunakan adalah sebagai berikut.

Skala 1-9 Skala 1-7 Penggunaan skala hedonik pada prakteknya


dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan,
9 = Amat sangat suka 7 = sangat suka
sehingga uji hedonik sering digunakan untuk
8 = Sangat suka 6 = suka menilai secara organoleptik komoditas sejenis
7 = Suka 5 = agak suka atau produk pengembangan. Uji hedonik
banyak digunakan untuk menilai produk akhir.
6 = Agak suka 4 = biasa saja
Data yang diperoleh dari hasil uji hedonik
5 = Biasa saja 3 = agak tidak suka biasanya dianalisis menggunakan ANOVA
4 = Agak tidak suka 2 = tidak suka (Analysis of Variance) dan jika ada perbedaan
digunakan uji lanjut seperti Duncan.
3 = Tidak suka 1 = sangat tidak suka
2 = Sangat tidak suka
1 = Amat sangat tidak suka
24
PERHITUNGAN ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA) / ANALISIS SIDIK RAGAM

Panelis Sampel A Sampel B Sampel C Total

1 2 3 2 7
2 1 4 3 8
3 2 6 2 10
Total 5 13 7 25

𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 252


FK (faktor koreksi) = FK = =
625
= 69,44
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 𝑥 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 3 ×3 9

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 52 +132 +72


JK (jumlah kuadrat) sampel = - FK JK sampel= - 69,44 = 11,56
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 3

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 72 +82 +102


JK (jumlah kuadrat) panelis = - FK JK panelis= - 69,44 = 1,56
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 3

JK (jumlah kuadrat) total = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 - FK

JK total= (22 +32 + 22 + 12 + 42 + 32 + 22 + 62 + 22 ) - 69,44 = 17,6 25


TABEL ANOVA
Sumber db JK JKR F hitung F 5% F 1%
Keragaman
(SK)

Sampel 2 11,56 Lihat JK sampel


Panelis 2 1,56 Lihat panelis
Galat 4 4,48

Total 8 17,6 Lihat total

JK Galat= 𝐽𝑘 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 − (𝐽𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 + 𝐽𝑘 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠) = 17,6 – (11,56 + 1,56) = 17,6 – 13,12 = 4,48

db sampel = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 1 = 3 − 1 = 2

db panelis = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 − 1 = 3 − 1 = 2

db total = (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠) − 1 = (3 𝑥 3) − 1 = 8

db galat = db total – (db sampel + db panelis) = 8 – (2 + 2) = 8 – 4 = 4


26
TABEL ANOVA
Sumber db JK JKR F hitung F 5% F 1%
Keragaman
(SK)

Sampel 2 11,56 5,78

Panelis 2 1,56 0,78 5,16 6,94 18,00


Galat 4 4,48 1,12

Total 8 17,6

𝐽𝐾𝑅 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 𝐽𝐾 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙


𝑑𝑏 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= 11,56
2
=5,78 𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝐽𝐾𝑅 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= 5,78=5,16
𝐽𝐾𝑅 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 1,12

𝐽𝐾𝑅 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 = 𝐽𝐾 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠


𝑑𝑏 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
= 1,56
2
=0,78

𝐽𝐾𝑅 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡


𝑑𝑏 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
= 4,48
4
=1,12

F hitung > dari F 5% agar kesimpulannya berbeda nyata atau


F hitung > dari F 5% dan F 1% agar kesimpulannya berbeda sangat nyata
27
28
LANGKAH MEMBUAT F TABEL MENGGUNAKAN EXCEL
1.Pertama-tama buka aplikasi excel anda.
2.Pilih Cell sembarang untuk menempatkan nilai db 1 dan db 2. Misalnya cell A1 sebagai db1
dan Cell A2 sebagai db2.
3.Isikan db1 dan db2 misalnya db1 adalah 3 dan db2 adalah 15.
4.Pilih Cell sembarang utuk menempatkan nilai probabilitas. Misalnya cell A3.
5.Isikan probabilitas misalnya 0,05 atau 5%.
6.Pilih cell sembarang untuk dijadikan tempat nilai F Tabel tampil sesuai nilai db1, db2 dan
probabilitas. Misalnya kita pilih cell A4.
7.Ketikkan expresi atau formula dalam cell poin nomor 6 diatas, misalnya pada cell A4, kita
tuliskan formula excel sebagai berikut: =F.INV.RT(0,05;3;15). Artinya nilai 0,05 adalah
nilai probabilitas. Nilai 3 adalah db1 dan 15 adalah nilai db2.
8.Lihat hasil atau output pada cell F Tabel yang kita pilih dalam excel tersebut. Jika benar
langkahnya maka nilai F Tabel Excel tersebut adalah: 3.28738210463651 yang jika
dibulatkan menjadi 3,287.

29
UJI LANJUT BEDA NYATA TERKECIL (BNT) ATAU LSD
1. Menghitung nilai SD (standar deviasi) dengan rumus
2 𝑥 𝐽𝐾𝑅 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡
2. SD = , dimana : r adalah ulangan (jumlah panelis)
𝑟

3. Mencari nilai t tabel untuk tingkat alpha=0,05/2. Bisa menggunakan tabel distribusi t pada
nilai alpha=0,05/2 atau nilai alpha =0,025. Untuk nilai Df atau db dipilih nilai db galat.
Atau menggunakan perintah tinv di excel yaitu =TINV(0,05;db)

4. Menghitung nilai BNT dengan rumus:


BNT = SD x nilai t tabel

5. Membuat tabulasi sbb dengan terlebih dahulu mengurutkan berdasarkan nilai rata-rata dari yang
terkecil hingga terbesar:

Sampel Rata-rata Rata- Simbol


rata+BNT
Jika selisih nilai antar sampel yang dibandingkan >
terkecil nilai BNT, maka sampel tersebut berbeda nyata
Dan jika selisih nilai antar sampel < nilai BNT, maka
… sampel tersebut tidak berbeda nyata

dst terbesar 30
UJI AFEKSI…
CONTOH KASUS UJI KESUKAAN (HEDONIK)
Pengembangan Produk Minuman Kopi Siap Saji

Perusahaan CV “Kopiku Enak" adalah perusahaan yang memproduksi minuman kopi siap minum (ready to
drink). Dalam rangka mengembangkan usahanya, perusahaan ini ingin mencoba menghasilkan produk
minuman kopi dengan beberapa jenis formula. Untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap
atribut rasa dan aroma dilakukan uji hedonik. Digunakan 6 varian kopi untuk menguji atribut aroma, dan 7
varian kopi untuk menguji atribut rasa. Penilaian terhadap uji hedonik harus dilakukan secara spontan Skala
penilaian pada kasus ini adalah dengan 5 skala tingkat kesukaan.
Pengujian dilakukan terhadap 20 orang panelis semi terlatih.

Contoh untuk uji hedonik disajikan secara acak dan dalam


memberikan penilaian panelis tidak boleh mengulang-ulang
penilaian atau membanding-bandingkan contoh yang disajikan.
Untuk satu panelis yang tidak terlatih, sebaiknya contoh disajikan
satu-persatu sehingga panelis tidak akan membanding-
bandingkan satu contoh dengan yang lainnya.

31
CONTOH KUESIONER UJI HEDONIK
Nama Panelis :
Tanggal :
Jenis Sampel : Minuman kopi (ready to drink)
Instruksi : Nyatakan penilaian anda dan berikan tanda (v) pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian
Saudara

Penilaian Kode Contoh


(Aroma) K1 K2 K3 K4 K5 K6
1. Sangat
tidak suka
2. Tidak
suka
3. Netral
4. Suka
5. Sangat
suka

32
CONTOH KUESIONER UJI HEDONIK
Nama Panelis :
Tanggal :
Jenis Sampel : Minuman kopi (ready to drink)
Instruksi : Nyatakan penilaian anda dan berikan tanda (v) pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian
Saudara

Penilaian Kode Contoh


(Rasa) K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
1. Sangat
tidak suka
2. Tidak
suka
3. Netral

4. Suka
5. Sangat
suka

33
UJI AFEKSI
CARA ANALISIS UJI HEDONIK
a. Hasil uji hedonik ditabulasikan dalam suatu tabel, untuk kemudian dilakukan analisis dengan ANOVA
(Analysis of Variance). Apabila terdapat beda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan uji BNT (Beda Nyata
Terkecil) atau LSD (Least Significance Difference)

b. Hasil yang telah diperoleh dari uji hedonik ditabulasikan dan dihitung total perlakuan (Yi.), total kelompok
(Yj), total umum (Y..), dan dihitung pula ΣY2 untuk setiap perlakuan dan kelompok

c. Kemudian dilakukan analisis varian untuk membedakan contoh yang satu dengan contoh yang lainnya.

34
HASIL REKAP UJI HEDONIK
ATRIBUT AROMA ATRIBUT RASA
Sampel Sampel
Panelis Panelis
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
1 3 3 3 4 4 4 1 2 3 4 4 5 5 5
2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 1 3 4 3
4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4
5 3 2 3 4 4 4 5 2 4 4 4 3 5 5
6 1 2 1 3 3 2 6 4 1 4 3 2 4 2
7 3 4 4 2 4 2 7 3 3 4 3 2 4 2
8 1 4 3 2 4 3 8 2 1 4 3 2 4 5
9 1 4 1 4 3 1 9 4 2 4 1 1 3 4
10 3 3 3 3 1 1 10 3 3 2 2 3 3 3
11 3 4 2 4 4 2 11 1 1 5 3 2 4 3
12 4 2 5 5 4 4 12 4 5 4 5 5 5 4
13 2 2 2 3 4 4 13 3 3 2 2 3 5 5
14 4 5 4 4 4 4 14 2 4 4 4 4 5 5
15 3 3 4 4 3 4 15 3 4 3 5 4 3 4
16 3 3 5 3 3 4 16 3 3 3 5 4 3 4
17 4 4 4 3 4 5 17 5 3 4 3 5 5 5
18 4 3 3 3 3 3 18 5 4 3 3 4 3 4
19 4 3 2 4 3 2 19 5 4 3 3 5 4 2
20 3 3 3 3 3 3 20 4 3 3 3 4 4 5
35
TUGAS MANDIRI

a. Hasil rekap uji hedonik minuman kopi diolah secara statistik dengan
alat bantu MS Excel menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA)
dan uji lanjut BNT bila diperlukan

b. Apa yang dapat disimpulkan dari hasil pengujian minuman kopi


tersebut khususnya untuk masing-masing atribut mutu rasa dan
aroma?

36

Anda mungkin juga menyukai