Tujuan
Diharapkan tercapainya kompetensi peserta didik yang meliputi:
Gambarperpipaan
1. Menjelaskan intalasi 1.1. Ilustrasi Sistempada
air bersih Perpipaan Gedung
gedung
Sumber: Seth Mitchell, 2015
2. Menjelaskan instalasi perpipaan air kotor pada gedung
3. Mempresentasikan intalasi perpipaan air bersih pada gedung
4. Mempresentasikan intalasi perpipaan air kotor pada gedung
1
Tentunya sebuah bangunan tidak akan berfungsi maksimal jika tidak dilengkapi dengan
sistem plambing air bersih dan air kotor. Bayangkan saja jika rumah Anda tidak tersedia
sistem air bersih dan penyaluran air kotor, pasti akan sangat kerepotan, Anda mungkin
perlu pergi ke sungai untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK). Maka dari itu, Anda perlu
mempelajari sistem plambing bangunan, supaya nanti dapat merancang sebuah bangunan
yang nyaman untuk dihuni.
Dalam bab ini, Anda akan mempelajari sistem perpipaan plambing air bersih dan air kotor.
Setelah mempelajarinya diharapkan Anda dapat mengetahui sistem perpipaan plambing
pada bangunan sesuai dengan aturan.
2
sangat terbatas sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah
penduduk.
Air Tanah
Sumber air tanah tersimpan dalam lapisan aktifer, banyak mengandung garam
dan mineral yang terlarut pada waktu air melalui lapisan lapisan tanah, sehingga
praktis jenis air ini bebas dari polutan karena keeberadaannya di bawah
permukaan tanah. Pengolahan yang dilakukan pada umumnya adalah
pengolahan kimiawi, yaitu dengan menambahkan zat-zat kimia tertentu untuk
mereduksi logam-logam tersebut disamping juga membubuhkan zat desinfektan.
Air tanah dibedakan menjadi:
1) Air tanah dangkal, memiliki kedalaman muka air tanah kurang dari 20 meter
2) Air tanah dalam, memiliki kedalaman muka air tanah lebih besar
dari 20 meter, kualitasnya lebih baik dari air tanah dangkal Ada ti ga
sistem metode pengambilan air tanah yaitu
a) Sumur Gali
b) Sumur Pompa Tangan Dangkal (SPT Dangkal)
c) Sumur Pompa Tangan Dalam (SPT Dalam)
Dari segi kuantitas, jenis ini relatif cukup untuk air baku, namun dari segi
kontinuitas pengambilan air tanah harus dibatasi, karena dapat menyebabkan
masalah penurunan muka air tanah.
Air Hujan
Air hujan merupakan sumber air baku khususnya bagi daerah yang kesulitan
mendapatkan sumber air. Ada dua alternatif sistem pengolahan air hujan:
1) Penampungan Air Hujan (PAH) Individu Volume sekitar 500 liter (0.5 m3) –
1000 liter (1m3).
2) Penampungan Air Hujan (PAH) Komunal
Volume sekitar 30 m3.
Dari segi kuantitas, air hujan tergantung besar kecilnya curah hujan, sehingga
bersifat fluktuatif yang artinya tidak mampu mencukupi air baku. Begitupun jika
dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak mampu menjadi sumber air baku
secara terus menerus jika musim kemarau.
3
Sistem penyediaan air bersih
Sistem penyediaan air bersih pada bangunan gedung dapat dikelompokan sebagai
berikut:
Sistem Sambungan Langsung
Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung langsung dengan pipa utama
penyediaan air bersih (misalnya: pipa utama dibawah jalan dari perusahaan air
minum). Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran
pipa, cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan
untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah. Ukuran pipa cabang
biasanya diatur/ditetapkan oleh perusahaan air minum. Tangki pemanas air biasanya
tidak disambung langsung kepada pipa distribusi, dan dibeberapa daerah tidak
diizinkan memasang katup gelontor (flush valve).
Sistem tangki atap
4
Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada
lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah) kemudian dipompakan ke
tangki atas yang biasanya dipasang diatas atap atau diatas lantai tertinggi
bangunan. Dari tangki atap ini diterapkan seringkali dengan alasan-alasan berikut:
1) Selama air digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing
hampir tidak terjadi, perubahan tekanan ini hanyalah akibat muka air dalam
tangki atap.
2) Sistem pompa yang dinaikkan air tangki atap bekerja otomatis dengan cara
yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya
kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang
mendeteksi muka dalam tangki atap.
3) Perawatan tangki atap sangat sederhana jika dibandingkan dengan tangki
tekan.
Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa
cadangan untuk menaikkan air ke tangki atap. Pompa cadangan ini dalam
keadaan normal biasanya dijalankan bergantian dengan pompa utama, untuk
menjaga agar kalau ada kerusakan atau kesulitan maka dapat segera diketahui.
Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan
ke dalam tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa. Dalam
keadaan demikian ketinggian lantai atas yang dapat dilayani akan tergantung
pada besarnya tekanan air dalam pipa utama.
Sistem tangki tekan
Sistem tangki tekan diterapkan dalam keadaan dimana suatu kondisi tidak dapat
digunakan sistem sambungan langsung. Prinsip kerja sistem ini adalah air bersih
ditampung pada ground reservoir/tangki air bawah kemudian dipompakan ke
dalam tangki bertekanan. Air dalam tangki bertekanan dialirkan ke seluruh jaringan
5
perpipaan gedung. Pompa bekerja secara otomatis dan akan berhenti jika
tekanan tangki telah mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan.
Sistem Tanpa Tangki (Booster System)
Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan,
ataupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan
pompa penghisap air langsung dari pipa utama (misalnya pipa utama perusahaan
air minum). Di Eropa dan Amerika Serikat cara ini dapat dilakukan kalau pipa
masuk pompa diameternya 100 mm atau kurang. Sistem ini sebenarnya dilarang di
Indonesia, baik oleh Perusahaan Air Minum maupun pada pipa-pipa utama dalam
pemukiman khusus (tidak untuk umum).
Air dari jaringan air minum kota dialirkan melalui katup bola dan ditampung
dalam tangki bawah tanah dan kemudian dipompa ke dalam jaringan pipa
6
penyediaan air gedung. Tangki semacam ini dapat dibuat dari baja, beton
bertulang, kayu bertulang, kayu, dan belakangan ini muncul tangki dari bahan
FRP atau yang dalam istilah populer dinamakan fiberglas
Pompa
Pompa yang menyedot air dari tangki bawah atau tangki bawah tanah dan
mengalirkannya ke tangki atas atau tangki atap seringkali dinamakan “pompa
angkat” (mengangkat air dar bawah ke atas). Sedang pompa yang mengalirkan
air ke tangki tekan sering dinamakan “pompa tekan”.
7
Pressure Tank
Berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang terlalu
sering. Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain:
a. Pressure tank dengan diafragma
b. Pressure tank tanpa diafragma
8
Gambar 1.8. Down Fade System
Sumber: Ellysa, 2015
Sistem tangki atap ini cukup efisien diterapkan karena:
1) Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat
plumbing hampir tidak berarti.
2) Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atas bekerja secara otomatis
dengan cara yang sangat sederhana sehingga kesulitan dapat ditekan.
3) Perawatan tangki sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya tangki
tekan.
Untuk pemakaian jangka panjang sistem ini termasuk efektif dan efisien walaupun
biaya pembuatannya mahal. Apabila jumlah lantai sangat banyak, tekanan air
dalam pila sangat tinggi, sehingga pipa dapat pecah karena tekanan tinggi
(setiap tujuh meter tekanan pipa menerima tekanan sebesar 1 atmosfir), maka
down feed system ini dilengkapi dengan:
1) Spillback Tank
Berupa tangki pembantu yang diletakkan pada setiap lantai tertentu. Tiap
tangki dilengkapi dengan katup pengendali tekanan. Bila tekanan air tinggi
maka katup akan menutup.
9
Gambar 1.9. Down Feed System dengan Spillback Tank
Sumber: Rio Aditama, 2017
10
B. Instalasi Perpipaan Air Kotor
Air buangan/air limbah/air kotor (waste water) adalah air yang telah selesai digunakan
oleh berbagai kegiatan manusia (rumah tangga, industri, dan bangunan umum).
Fungsi saluran pembuangan air kotor dalam bangunan
Fungsi Kenyamanan
Sebagai bagian dari sebuah bangunan, saluran air kotor berfungsi sebagai
penunjang kegiatan yang sedang berlangsung dalam bangunan.
Fungsi Estetika
Dengan adanya jaringan saluran pembuangan air kotor, maka penampilan fisik
bangunan akan lebih estetis karena secara keseluruhan penampilan bangunan
akan lebih teratur.
Fungsi Utilitas
Saluran pembuangan air kotor merupakan suatu saluran yang berfungsi sebagai
pengangkut bahan-bahan limbah dari kegiatan yang sedang berlangsung dalam
suatu bangunan.
Klasifikasi sistem pembuangan air kotor
Menurut jenis air buangan
1) Sistem pembuangan air kotor
Sistem pembuangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air
buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plambing
lainnya dikumpulkan dan dialirkan keluar.
2) Sistem pembuangan air bekas pakai/air sabun
Sistem pembuangan air dimana air bekas pakai dalam gedung dikumputkan
dan dialirkan ke luar bangunan.
3) Sistem pembuangan air hujan
Sistem pembuangan dimana hanya air hujan dari atap gedung dan tempat
lainnya dikumpulkan dan dialirkan ke luar bangunan.
4) Sistem pembuangan air khusus
Sistem buangan yang dikhususkan bagi air buangan yang apabila ditinjau dari segi
pencemaran lingkungan adalah sangat berbahaya, oleh karena itu perlu disediakan
pengolahan khusus sesuai persyaratan, sebelum dibuang ke riol kota.
5) Sistem pembuangan air berlemak dari dapur
Sistem pembuangan dari dapur secara umum sebenarnya dapat dimasukkan datam riol
kota tanpa proses pengamanan terlebih dahulu.
Menurut cara pembuangan air kotor
1) Sistem pembuangan campuran
Sis
tem pembuangan dimana segala jenis air buangan dikumpulkan ke dalam satu saluran
dan dialirkan ke luar gedung, tanpa memperhatikan jenis air buangannya.
11
2) Sistem pembuangan terpisah
Sistem pembuangan dimana segata jenis air buangan dikumpulkan dan
dialirkan ke luar gedung secara terpisah.
3) Sistem pembuangan air secara tak langsung
Siste m pembuan gan a ir d imana air buanga n da ri bebe rapa lan tai
gedung bert ing kat digabu ngkan data m satu kelompok. Menurut
cara pengal ira nnya
1) Sistem gravitasi, yaitu air buangan mengatir dari tempat yang lebih tinggi
secara grafitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah.
2) Sistem bertekanan, yaitu bita saluran umum atau riol kota letaknya lebih tinggi
dari atat-atat plumbing, sehingga air buangan dikumpulkan tertebih dahulu
dalam suatu bak penampung kemudian dipompakan ke riol kota.
Menurut tata letaknya
1) Sistem pembuangan dalam bangunan, yaitu sistem pembuangan yang tertetak
di datam gedung, sampai jarak satu meter dari dinding tuar bangunan tersebut.
2) Sistem pembuangan di luar bangunan atau riol bangunan, yaitu sistem
pembuangan di luar bangunan, di halaman, mulai satu meter dari dinding paling
tuar dari bangunan sampai ke riol kota. Jarak satu meter diatas bukanlah
merupakan “standar” ataupun peraturan, melainkan pegangan yang digunakan
untuk membedakan antara kedua sistem.
Sistem perpipaan air kotor
Berikut ini sistem perpipaan air kotor pada gedung:
Single stack system
Seluruh air buangan (grey water dan black water) dialirkan ke satu pipa
pembuangan yang berfungsi juga sebagai ventilasi.
12
One pipe system
Dalam sistem ini soil pipe (black water) dan waste pipe (grey water) dipisahkan.
Soil pipe menampung seluruh air buangan dari kloset, urinoir, bidet, yang
berkaitan dengan kotoran manusia, sedangkan waste pipe menampung seluruh
air buangan dari bak mandi, bak cuci piring, wastafle, dll yang diluar kotoran
manusia.
14
Pipa cabang mendatar
Pipa pembuangan yang dipasang mendatar dan menghubungkan pipa
pembuangan dari alat plambing dengan pipa tegak air buangan.
15
Gambar 1.15. Pipa Vent
Sumber: Abi Royen, 2016
16
Sumber: SNI 8153:2015