Anda di halaman 1dari 272

BAHAN AJAR

PENDIDIKAN JASMANI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2019

Program PGDK Kemdikbud 2019


i
KATA PENGANTAR

Indonesia, sebagai sebuah negara kepulauan yang mempunyai wilayah


geografis sangat luas dan beragam, memiliki tantangan tersendiri terkait upaya
peningkatan kualitas guru. Guru merupakan garda terdepan dalam sebuah sistem
pendidikan. Betapapun canggih konsep pendidikan dirancang jika tidak diimbangi
oleh guru yang kompeten, maka hanya akan menjadi wacana tanpa realisasi yang
optimal. Dengan kata lain kualitas guru merupakan kunci utama kualitas
pendidikan. Sampai saat ini masih banyak wilayah di
Indonesia yang memiliki keterbatasan akses jaringan komunikasi dan
transportasi. Wilayah seperti ini sering kali disebut sebagai daerah khusus.
Keterbatasan ini berimbas pada proses peningkatan kualitas guru yang bertugas
pada wilayah tersebut. Hasil UKMPPG
menunjukkan tingkat kelulusan gurdasus relatif rendah.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalitas gurdasus. Salah
satu langkah yang ditempuh pemerintah adalah melaksanakan program Pendidikan
Profesi Guru (PPG). Untuk memperkuat program tersebut Ditjen GTK melakukan
penyusunan sumber belajar bagi gurdasus dalam bentuk “bahan ajar”. Produk ini
akan dicetak dan dibagikan bagi semua gurdasus peserta PPG. Bahan ajar ini juga
akan dimuat di laman www.sergur.kemdikbud.go.id sehingga semua guru dapat
mengunduh untuk bahan belajar. Melalui bahan ajar ini diharapkan guru dapat
berproses secara mandiri maupun terbimbing untuk meningkatkan
profesionalitasnya. Guru diharapkan akan terpicu untuk terus belajar dalam usaha
meningkatkan kemampuan dan profesionalitasnya.
Bahan ajar ini mempunyai keterbatasan mengingat luasnya cakupan
keilmuan yang seharusnya dimasukkan. Pendekatan pelatihan yang dikemas dalam
bahan ajar ini berbasis pada kisi-kisi UKMPPG. Diharapkan, guru tidak hanya
menggunakan sumber bahan ajar ini tetapi dapat mengakses berbagai sumber
pendukung lainnya. Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan bahan ajar ini. Kerja keras dan sumbangsih dalam
penyelesaian bahan ajar ini merupakan bentuk komitmen peningkatan kualitas
gurdasus merupakan
salah satu kunci pembangunan bangsa secara keseluruhan.

Jakarta, Juni 2019


Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan

Supriano
NIP 196208161991031001

Program PGDK Kemdikbud 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................3
A. RASIONAL.................................................................................................................3
B. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................4
C. CARA PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN PENGAYAAN DAN
REMEDI..............................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................5
KISI-KISI (INDIKATOR ESSENSIAL), CONTOH SOAL, PEMBAHASAN...............5
A. Soal Dan Pembahasan Kompetensi Pedagogik...........................................................5
B. Soal Dan Pembahasan Kompetensi Profesional........................................................54
BAB III...............................................................................................................................205
SOAL LATIHAN DAN UMPAN BALIK.......................................................................205
A. Soal latihan..............................................................................................................205

Program PGDK Kemdikbud 2019

2
BAB I PENDAHULUAN

A. RASIONAL
Penyelesaian permasalahan pendidikan di daerah Tertinggal, Terdepan, dan
Terluar (3T) merupakan salah satu program prioritas, dalam hal ini membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk di dalamnya
membangun pendidikan di daerah 3T.
Tahun 2019 ini Kemendikbud melaksanakan program peningkatan kompetensi
guru daerah khusus (Gurdasus) menjadi guru profesional melalui Pelatihan Guru
Daerah Khusus (PGDK). Peningkatan kompetesi guru menjadi guru profesional
merupakan kewajiban pemerintah untuk memenuhi kebutuhan guru, baik dalam
jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalam kompetensi secara merata. Program
PGDK diperuntukkan bagi guru yang berkualifikasi S1/DIV dan telah mengabdi
pada sekolah di daerah khusus sesuai dengankriteria menurut Kepmendikbud
Nomor 80 tahun 2017 tentang Penetapan Daerah Khusus Tahun 2017.
Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa
guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini
berlaku pula untuk Gurdasus, bahwa di samping harus memenuhi kualifikasi
S1/DIV, juga harus memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui PPG.
Gurdasus yang telah mengabdi di daerah khusus umumnya memiliki kendala
dalam meningkatkan kompetensi dan keprofesionalannya yang diperoleh melalui
program PPG. Dikarenakan kondisi, tantangan, dan hambatan yang dihadapi
Gurdasus dalam mengikuti program PPG, maka perlu dilakukan kegiatan
prakondisi dalam bentuk PGDK untuk menyiapkan Gurdasus agar berhasil dalam
menyelesaikan program PPG. Berdasarkan Program PGDK 2018 diketahui bahwa
program ini sangat membantu Gurdasus dalam menghadapi PPG.

Program PGDK Kemdikbud 2019

3
Untuk membantu peserta Program PGDK belajar, diperlukan bahan ajar. Bahan
ajar ini berisi tujuan belajar yang mengacu pada indikator Uji Pengetahuan PPG,
uraian materi, contoh soal dan pembahasan, latihan soal dan refleksi, serta soal
try-out dan pembahasan. Dengan cakupan materi ini diharapkan peserta Program
PGDK dapat memperdalam konsep kunci, berlatih soal-soal yang relevan, dan
tumbuh kesiapan untuk mengikuti rangkaian PPG.

B. TUJUAN PENULISAN
Bahan Ajar ini berfungsi sebagai media bagi peserta Program PGDK 2019 untuk: 1)
memperdalam konsep-konsep kunci pada kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik,
dan profesional; 2) mengenali dan berlatih pembahasan soal-soal sesuai dengan kisi-
kisi UP-PPG; dan 3) penguatan sikap sebagai guru dalam mengikuti rangkaian PPG.

C. CARA PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN PENGAYAAN DAN


REMEDI
Untuk dapat menggunakan bahan ajar secara optimal, maka peserta diharapkan
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membaca secara menyeluruh dan cermat maksud dan tujuan pembuatan
yang termuat di BAB I.
2. Perhatikan secara cermat indikator/ kisi-kisi yang terjelaskan di BAB II.
Perhatikan setiap soal yang menjadi contoh dari setiap indikator. Coba
kerjakan, serta cocokkan hasilnya dengan kunci jawaban yang tersedia.
Pelajari pembahasan dari setiap soal/ indikator.
3. Tulislah hal yang dianggap penting dalam buku catatan dan diskusikan
dengan sejawat, baik isi, penjelasan dan cakupan keluasan materi.
4. Coba kerjakan soal latihan yang ada di BAB III tanpa melihat kunci jawaban.
5. Cocokan hasil kerjaan dengan kunci jawaban. Jika masih ada kesalahan, cek
kembali pemahaman anda dengan pembahasan yang ada di BAB II.
6. Perluas pengetahuan anda dengan mencari soal maupun sumber materi
yang lain.

Program PGDK Kemdikbud 2019

4
BAB II
KISI-KISI (INDIKATOR ESSENSIAL), CONTOH SOAL, PEMBAHASAN

Berikut ini adalah beragam soal dan pembahasannya. Soal yang disusun
mengacu pada kisi-kisi Uji Pengetahuan (UP) Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan
Profesi Guru (UKMPPG) yang digunakan untuk mengukur hasil evaluasi akhir para
peserta PPG, baik untuk kompetensi pedagogik maupun profesional.
Bab ini terdiri dari 2 sub bab. Sub bab A memuat tentang soal dan
pembahasan mengenai kompetensi pedagogik, sedangkan sub bab B berupa soal
yang dilengkapi dengan pembahasan.

A. Soal Dan Pembahasan Kompetensi Pedagogik

Tujuan Pembelajaran
Merumuskan indikator kompetensi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi

Uraian Materi:

Tujuan kurikulum 2013 dituangkan dalam Standar Isi yang merupakan turunan dari
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang terdiri dari Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan program pendidikan yang objektif dituangkan
dalam Standar Proses dan Standar Penilaian. SKL merupakan kriteria kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. Ruang Lingkup SKL yaitu tingkat satuan pendidikan, tingkat,
kelompok mata pelajaran, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti (KI) adalah
tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki peserta didik pada
setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan
Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti mencakup empat dimensi yang mencerminkan :
(1) sikap spiritual;
(2) sikap sosial; (3) pengetahuan; (4) dan keterampilan. Keempat dimensi tersebut
dirancang sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran, atau
program dalam mencapai SKL. Kompetensi yang berkaitan dengan sikap keagamaan
dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching), yaitu pada saat
peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan
pengetahuan atau keterampilan (kompetensi Inti kelompok 4). Kompetensi Dasar
(KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh
peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan
yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai rujukan
penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Di dalam setiap rumusan
Kompetensi Dasar, terdapat unsur kemampuan berpikir yang dinyatakan dalam kata
kerja dan materi. Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri,
proses yang
menggambarkan
Program PGDK Kemdikbud ketercapaian
2019 suatu Kompetensi Dasar. Indikator dirumuskan dengan

5
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur. Silabus merupakan
pedoman dalam penyusunan rencana kegiatan pembelajaran pada setiap mata
pelajaran. Komponen penyusun silabus meliputi Kompetensi Dasar, Materi
Pembelajaran, dan Kegiatan Pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat
dalam silabus merupakan alternatif kegiatan pembelajaran berbasis aktifitas.
Pembelajaran tersebut adalah alternatif dan inspirasi bagi guru dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran.
Kata Kerja Operasional (KKO) menurut teori Bloom pada ranah kognitf yang sudah
direvisi terdiri dari mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis
(C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Sedang ranah afektif diantaranya
menerima (A1), merespon (A2), menghargai (A3), mengorganisasikan (A4),
karakterisasi menurut nilai (A5). Lebih lanjut, ranah psikomotor yakni meniru (P1),
manipulasi (P2), presisi (P3), artikulasi (P4), dan naturalisasi (P5).
Soal 1A.
Manakah rumusan indikator pencapaian kompetensi yang sesuai dengan standar
kompetensi mempraktikkan hasil analisis keterampilan gerak salah satu permainan
bola besar untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik:
A. menjelaskan dan mengidentifikasi lempar tangkap bola dengan 4 variasi
berbeda dengan benar
B. menjelaskan lempar tangkap bola dengan 4 variasi yang berbeda dengan
benar
C. mempraktekkan shooting dengan 4 variasi berbeda dengan benar
D. mengevaluasi gerak lempar tangkap bola dengan 4 variasi berbeda secara
benar
E. mempraktekkan lempar tangkap bola dengan 4 variasi berbeda dengan benar
Jawaban: C
Pembahasan
Ketentuan Perumusan Indikator
1. Indikator dirumuskan dari KD
2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami.
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda
5. Hanya mengandung satu tindakan.
6. Minimal terdiri dari dua aspek yaitu tingkat kompetensi dan materi pelajaran
Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi & kebutuhan peserta didik,
sekolah, masyarakat dan lingkungan/daerah;

Soal 1B
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator
yaitu:
A. Indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam RPP dan indikator
penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal
B. Indikator lulusan dan indikator pencapaian kompetensi
C. Indikator keterampilan dan indikator teori
D. Indikator tujuan pembelajaran dan indikator soal

Program PGDK Kemdikbud 2019

6
Jawaban: A
Pembahasan
Pengembangan pembelajaran dan penilaian mencakup dua rumusan indikator, yaitu
indikator pencapaian kompetensi yang termuat dalam RPP dan indikator penilaian
yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai
indikator soal

Soal 1C
Kata Kerja Operasional ranah Psikomotor (P) terdiri dari meniru (P1), manipulasi
(P2), presisi (P3), artikulasi (P4), dan naturalisasi (P5). Pada kalimat siswa dapat
menggabungkan 3 macam gerakan senam irama dengan benar, kata
menggabungkan termasuk dalam ranah psikomotor di tahap apa?
A. Meniru
B. Manipulasi
C. Presisi
D. Artikulasi
E. Naturalisasi
Jawaban: D
Pembahasan
Perhatikan tabel di bawah ini

P1 P2 P3 P4 P5
Imitasi Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisa
si
Menyalin Kembali membuat Menunjukan Membangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikas Melakukan Menyempurnakan Menggabungka Mengelola
i Melaksanakan Mengkalibrasi n
Mengulan Menerapkan Mengendalikan Mengintegrasikan
gi Meng-adaptasi
mematuhi Mengembangkan
Merumuskan
Memodifikasi
Meniru Menciptakan Mendemonstrasik Mengkonstruksika Merancang
kembali an n Menspesifikas
Menunjukan Mengontrol Memecahkan i
Mengimplementasik Mengkombinasika
an n
Mengkoordinasika
n
Memformulasi
Menggabungkan berada pada tahapan artikulasi (P4)

Program PGDK Kemdikbud 2019

7
Tujuan Pembelajaran
Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi

Uraian Materi:

Tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki,
atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Dengan kata lain, tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari
rangkaian aktivitas pembelajaran. Maka, tujuan pembelajaran dirumuskan dalam
bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur. Tujuan pembelajaran
mengacu pada kompetensi dasar yang hendak harus dicapai dalam pembelajaran. Di
samping itu, tujuan pembelajaran dijadikan acuan dalam pemilihan jenis materi,
strategi, metode, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Terdapat empat unsur pokok dalam perumusan tujuan pembelajaran,
diantaranya :
1. Audience. Secara bahasa audience berarti pendengar. Dalam konteks
pembelajaran yang dimaksud audience adalah siswa. Audience merupakan
subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Maka, dalam tujuan pembelajaran
harus menempatkan siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran.
2. Behavior. Behavior adalah tingkah laku atau aktivitas suatu proses. Dalam
konteks pembelajaran, behavior nampak pada aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Oleh sebab itu, pembelajaran tanpa adanya tingkah laku atau
aktivitas dari siswa tidak mungkin dilakukan. Dalam perumusan tujuan
pembelajaran gambaran behavior aktivitas siswa ditulis menggunakan kata kerja
operasional seperti: menyimak, menyebutkan, membedakan, menjelaskan, dan
masih banyak lagi. Penggunaan kata kerja operasional dalam suatu tujuan
pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya dalam sebuah aktivitas
pembelajaran, siswa tidak boleh melakukan lebih dari satu perbuatan. Maka,
siswa harus fokus pada satu perbuatan agar pembelajaran lebih optimal.
3. Condition. Condition atau kondisi diartikan sebagai suatu keadaan. Dalam
konteks pembelajaran, condition adalah keadaan siswa sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar
perilaku yang diharapkan dapat tercapai. Dalam perumusan tujuan
pembelajaran, condition ditulis dalam bentuk kata kerja. Kata kerja yang
dimaksud adalah aktivitas yang harus dilakukan siswa agar tercapai suatu
perubahan perilaku yang diharapkan.
4. Degree. Dalam konteks ini degree berarti suatu perbandingan. Hal ini
dimaksudkan untuk membandingkan kondisi sebelum dan setelah belajar.
Degree juga merupakan tingkat penampilan yang dapat dilakukan oleh siswa
setelah melalui suatu rangkaian proses pembelajaran. Tingkat degree
bergantung pada
bobot materi yang akan disajikan, serta sejauh mana siswa harus menguasai
suatu materi atau menunjukan suatu tingkah laku.
Soal 2A.
Manakah tujuan pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi
mempraktikkan hasil analisis keterampilan gerak salah satu permainan bola besar
untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik:
A. Setelah melalui proses pembelajaran peserta didik dapat menjelaskan dan
mengidentifikasi lempar tangkap bola dengan 4 variasi berbeda dengan
benar

8
Program PGDK Kemdikbud 2019

9
B. Setelah melalui proses pembelajaran peserta didik dapat menjelaskan lempar
tangkap bola dengan 4 variasi yang berbeda dengan benar
C. Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat mempraktekkan
shooting dengan 4 variasi berbeda dengan benar
D. Setelah mempelajari materi ini anda dapat mengevaluasi gerak lempar
tangkap bola dengan 4 variasi berbeda secara benar.
E. Setelah melalui proses pembelajaran peserta didik dapat mempraktekkan
lempar tangkap bola dengan 4 variasi berbeda dengan benar.
Jawaban: C
Pembahasan
Perhatikan kata kunci pertanyaannya, yaitu menghasilkan koordinasi gerak, kata
tersebut merujuk pada luaran aktivitas fisik. Selain itu perlu diingat bahwa usur A, B,
C, dan D harus ada.
A B C
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat mempraktekkan
shooting dengan 4 variasi berbeda dengan benar
D

Soal 2B
Tujuan belajar dibagai menjadi dua yaitu tujuan umum/luas dan khusus/spesifik atau
TBU dan TBK. Manakah yang merupakan tujuan belajar umum (TBU)
A. Pada akhir belajar siswa akan dapat menerapkan prinsip-prinsip kebugaran
B. Pada akhir belajar praktik siswa dapat membuat dua buah bola sepak modifikasi
menggunakan kertas daur ulang
C. Siswa dapat menghitung denyut jantung latihan dan istirahat dengan tepat
D. Siswa mampu mempraktikkan gerakan roll depan sebanyak tiga kali dengan benar
E. Siswa memahami cara melempar bola kasti
Jawaban: A
Pembahasan
TBU bersifat umum dan luas, sehingga pencapaiannya tidak dapat diukur secara
langsung karena tidak operasional/spesifik. TBU biasanya dirumuskan dalam kata
memahami, menguasai, merencanakan, menerapkan, menganalisa. Fungsinya
sebagai perantara untuk mencapai tujuan belajar. Untuk itu jawaban A paling tepat.
Jawaban B, C, D, dan E mengandung kata kerja operasional dan terdapat unsur A,
B, C, D.

Soal 2C.
Berikut ini adalah tujuan pembelajaran yang dirumuskan dari kompetensi dasar
mempraktikkan gerak spesifik dalam berbagai permainan bola besar sederhana dan
atau tradisional.
A. Setelah melalui literasi peserta didik dapat mengidentifikasi macam gerak
dribble bola basket
B. Setelah melalui pengamatan peserta didik dapat menjelaskan konsep
gerakan dribble bola basket yang benar
C. Peserta didik dapat menjelaskan cara melakukan macam gerakan dribble
bola basket

Program PGDK Kemdikbud 2019

10
D. Dapat melakukan gerak dribble bola basket ditempat
E. Peserta didik dapat melakukan gerak dribble bola basket sambil berjalan
dengan benar
Jawaban:
Pembahasan
Perumusan tujuan pembelajaran harus memuat konsep Audience, Behaviour,
Condition, dan Degree.
A : Audience adalah peserta didik yang akan belajar
B : Behavior adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan
oleh peserta didik setelah selesai memperoleh
pengalaman belajar dalam pelajaran tersebut
C : Condition adalah kondisi, yang berarti batasan yang dikenakan
kepada peserta didik atau alat/peralatan yang
digunakan peserta didik pada saat dilakukan penilaian.
D : Degree adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam
mencapai perilaku

Peserta didik dapat melakukan gerak dribble bola basket sambil berjalan dengan
benar
A B C D

Tujuan Pembelajaran
Menetapkan materi, proses, sumber pembelajaran dan media pembelajaran PJOK

Uraian materi:
1. Tujuan instruksional. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang
pencapaian tujuan instruksional yang telah ditetapkan sebelumnya. Mungkin
ada sejumlah alternative media yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu.
Sedapat mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan banyak ditentukan
oleh kesesuaian karakteristik tujuan dan karakteristik media pembelajaran
yang akan dipakai.
2. Keefektifan. Dari beberapa alternative media yang sudah dipilih, mana yang
dianggap paling efektif (tepat guna) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Siswa. Apakah media yang dipilih sudah sesuai dengan kemampuan,
perbendaharaan pengalaman, dan menarik perhatian siswa? Digunakan
untuk siapa? Apakah secara individual atau kelompok kecil, kelas atau
massa? Untuk kegiatan tatap muka atau jarak jauh?
4. Ketersediaan. Apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalau
belum, apakah media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya
media ada beberapa alternatif yang dapat diambil yaitu membuat sendiri,
membuat bersama-sama siswa, meminjam, menyewa, membeli dan mungkin
dapat “dropping” dari pemerintah.
5. Biaya pengadaan. Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah
tersedia biaya untuk itu? Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan
manfaat

11
Program PGDK Kemdikbud 2019

12
dan hasil penggunaannya? Adakah media lain yang mungkin lebih murah,
tetapi memiliki keefektifan setara?
Kualitas teknis. Apakah media yang dipilih itu kualitasnya baik? Jika menggunakan
media gambar misalnya, apakah memenuhi syarat sebagai media pembelajaran?
Bagaimana keadaan daya tahan media yang dipilih itu?
Menurut Degeng, dkk (1993), pemilihan dan penggunaan sumber belajar
haruslah didasarkan pada hal-hal berikut ini:
1. Analisis karakteristik siswa.
2. Adanya tujuan dan isi instruksional.
3. Adanya strategi pengorganisasian pembelajaran.
4. Adanya strategi penyampaian.
5. Adanya strategi pengelolaan pembelajaran.
Adanya pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
Soal 3A.
Perencanaan pembelajaran harus dilakukan oleh guru PJOK sebelum pelaksanaan
pembelajaran, mempertimbangkan materi, proses, sumber belajar, dan juga media
pembelajaran. Kasusnya guru akan mengajar senam di sekolah yang terletak di
daerah pinggiran, tidak ada internet, belum memiliki proyektor. Media apa yang
tepat digunakan oleh guru adalah:
A. Video
B. Gambar
C. Guru/Siswa
D. Boneka Peraga
E. Modul
Jawaban: C
Pembahasan
Jawaban A, B, D, dan E memerlukan biaya. Pilihan jawaban C yaitu guru/siswa
merupakan media yang menggunakan diri sendiri atau orang lain, sehingga tidak
memerlukan pembiayaan

Soal 3B.
Perencanaan pembelajaran harus dilakukan oleh guru PJOK sebelum pelaksanaan
pembelajaran, mempertimbangkan materi, proses, sumber belajar, dan juga media
pembelajaran. Kasusnya guru akan mengajar aktivitas ritmik (mempraktikkan hasil
analisis gerakan pembentuk latihan pemanasan), di sekolah yang peralatannya
cukup lengkap, memiliki VCD player, tersedia internet, ada perpustakaan, waktu
tersedia di silabus 2 x pertemuan 2 x (3x40 menit). Metode yang lebih tepat
digunakan untuk pembelajaran materi tersebut adalah:
A. Project Base Learning
B. Problem Base Learning
C. Inquiry Discovery Base Learning
D. Saintific Base Learning
E. Student Base Learning
Jawaban: A
Pembahasan
Karena Materi merangkai gerak aktivitas ritmik membutuhkan waktu cukup lama,
padahal alokasi waktu dalam silabus hanya 2 tatap muka, maka langkah Project Base

Program PGDK Kemdikbud 2019

11
Learning dapat menambah waktu latihan sebelum sampai pada mempresentasikan
hasil proyek.
Pembelajaran Berbasis Projek (Project-Based Learning) adalah model pembelajaran
yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Pembelajaran Berbasis Projek
merupakan model pembelajaran yang menggunakan projek sebagai langkah awal
dalam mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan baru berdasarkan
pengalaman nyata. PBP dilakukan secara sistematik yang mengikutsertakan peserta
didik dalam pembelajaran sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui investigasi
dalam perancangan produk.
Secara umum, langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Berdasarkan bagan di atas, kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah PBP
adalah sebagai berikut:
 Penentuan Projek. Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik
projek bersama guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk
memilih/menentukan projek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok
ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tema.
 Perancangan Langkah-langkah Penyelesaian Projek. Peserta didik merancang
langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek dari awal sampai akhir beserta
pengelolaannya. Kegiatan perancangan projek ini berisi perumusan tujuan
dan hasil yang diharapkan, pemilihan aktivitas untuk penyelesaian projek,
perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas
projek, dan kerja sama antar anggota kelompok.
 Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Projek. Peserta didik dengan pendampingan
guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya.
Berapa lama projek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
 Penyelesaian Projek dengan Fasilitasi dan Monitoring Guru. Langkah ini
merupakan pelaksanaan rancangan projek yang telah dibuat. Aktivitas yang
dapat dilakukan dalam kegiatan projek di antaranya dengan: a) membaca, b)
membuat disain, c) meneliti, d) menginterviu, e) merekam, f) berkarya, g)
mengunjungi objek projek, dan/atau h) akses internet. Guru bertanggung
jawab membimbing dan memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan
tugas projek mulai proses hingga penyelesaian projek. Pada kegiatan

Program PGDK Kemdikbud 2019

12
monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta
didik dalam menyelesaikan tugas projek.
A. Penyusunan Laporan dan Presentasi/Publikasi Hasil Projek. Hasil projek dalam
bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, disain, karya seni, karya
teknologi/prakarya, dan lain-lan dipresentasikan dan/atau dipublikasikan
kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk
presentasi, publikasi, dan pameran produk pembelajaran.
 Evaluasi Proses dan Hasil Projek. Guru dan peserta didik pada akhir proses
pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas projek.
Proses refleksi pada tugas projek dapat dilakukan secara individu maupun
kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan
mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas projek yang
berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama
menyelesaikan tugas projek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik
terhadap proses dan
produk yang telah dilakukan.

Soal 3C.
Perencanaan pembelajaran harus dilakukan oleh guru PJOK sebelum pelaksanaan
pembelajaran, mempertimbangkan materi, proses, sumber belajar, dan juga media
pembelajaran. Terkait dengan proses pembelajaran, terdapat tiga prinsip
pembelajaran yaitu prinsip pembelajaran berpusat pada guru, prinsip pembelajaran
berpusat pada berpusat pada siswa, dan prinsip pembelajaran berpusat pada bahan
ajar. Penerapan prinsip pembelajaran berpusat pada bahan ajar adalah
A. Berbelit-belit dan tidak jelas urutannya
B. Mudah dipahami dan komprehensif
C. Bahan ajar sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
D. Bersifat deduktif, induktif, dan sederhana
E. Sederhana, komprehensif dan sesuai usia biologis dan mental
Jawaban: E
Pembahasan
Prinsip pembelajaran berpusat pada guru condong kepada guru merupakan sumber
utama belajar yang memungkinkan siswa mengakses informasi dan memiliki
pengaruh nyata. Pada prinsip pembelajaran berpusat pada siswa, tujuannya adalah
eksplorasi kemampuan dirinya. Sedangkan, prinsip pembelajaran bahan ajar
digunakan apabila bahan ajar (materi) mempunyai pengaruh signifikan terhadap
tingkat keberhasilan siswa. Konsep utamanya adalah sederhana tidak berbelit-
belit, jelas prosedurnya,
menyeluruh, dan sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan. Maka
jawaban E yang paling tepat.

Tujuan Pembelajaran
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai silabus

Uraian materi:
Langkah-langkah pengembangan RPP:
Program PGDK Kemdikbud 2019

13
1. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3)
proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6)
sumber belajar;
2. Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4;
3. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku
panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian,
konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi
materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial;
4. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk
yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan
kondisi siswa dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat,
bahan, dan sumber belajar;
5. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu
pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup;
6. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup,
teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;
7. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan
penilaian; dan
8. Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan
yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran.
Soal 4A
Merumuskan kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir merupakan rincian dari
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang diturunkan dari
komponen pada silabus
A. standar kompetensi
B. materi pokok/pembelajaran
C. langkah-langkah pembelajaran
D. alokasi waktu
E. sumber belajar
Jawaban: C
Pembahasan
Jawaban A, merupakan rumusan yang menjadi acuan utama. Materi pokok pada
jawaban B merujuk pada materi yang akan disampaikan, sedangkan alokasi waktu
adalah jumlah jam yang diperlukan untuk menerapkan materi. Jawaban E, sumber
belajar merunut pada sumber pustaka untuk memperkaya wawasan.

Soal 4B
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan membangun pemahaman siswa
melalui lima tahapan yaitu
A. mengamati, menanya, menemukan, menalar, mengkomunikasikan
B. mengamati, menalar, mencoba, mengasosiasi, menyimpulkan
C. mengamati, mencoba, mengasosiasi, menyimpulkan, mengevaluasi
D. mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyimpulkan

Program PGDK Kemdikbud 2019

14
E. mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan
Jawaban: D
Pembahasan
Pendekatan saintifik yaitu memberi pemahaman kepada siswa untuk mengenal dan
memahami berbagai materi pengetahuan dengan pendekatan ilmiah. Artinya
pengetahuan bisa berasal dari mana saja dan kapan saja tidak bergantung pada
pengetahuan guru saja. Pendekatan itu adalah mengamati, menanya,
mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan membuat kesimpulan dan
mengkomunikasikan. Jelas terlihat pilihan jawaban D merupakan yang paling tepat.

Soal 4C
Merumuskan pokok bahasan, sub pokok bahasan pembelajaran reguler, pengayaan,
dan remedial dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
diturunkan dari komponen pada silabus….
A. standar kompetensi
B. materi pokok/pembelajaran
C. langkah-langkah pembelajaran
D. alokasi waktu
E. sumber belajar
Jawaban: B
Pembahasan
Langkah-langkah pengembangan RPP:
1. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3)
proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6)
sumber belajar;
2. Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4;
3. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku
panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian,
konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi
materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial;
4. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk
yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan
kondisi siswa dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat,
bahan, dan sumber belajar;
5. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu
pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup;
6. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup,
teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;
7. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan
penilaian; dan
8. Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan
yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran

15
Program PGDK Kemdikbud 2019

16
Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran PJOK

Uraian materi:
Kerangka pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas yang dirancang oleh guru
untuk mencapai keempat jenis kompetensi dasar tersebut, meliputi: pendahuluan,
inti dan penutup.
1. Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang dapat dilakukan oleh guru antara lain sebagai
berikut.
a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa.
b. Memastikan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran.
c. Melakukan apersepsi dan memotivasi siswa.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dinilai.
e. Menjelaskan skenario pembelajaran.
f. Melakukan pemanasan yang terkait dengan materi pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan penerapan secara operasional
model/pendekatan/metode/gaya yang dipilih sesuai dengan kompetensi
dasar dan karakteristik siswa. Contoh menggunakan gaya mengajar
resiprokal sebagai berikut:
a. Siswa mencari pasangan sesuai dengan petunjuk guru.
b. Siswa bersama pasangannya menerima dan mempelajari lembar kerja yang
dibagikan guru (berisi langkah kerja dan tugas gerak yang harus dilakukan).
c. Siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa
yang menjadi pengamat.
d. Siswa yang berperan sebagai pelaku melakukan tugas gerak, dan pengamat
mengamati. Jika pelaku melakukan kesalahan, pengamat memberi koreksi
sesuai dengan kriteria yang terdapat dalam lembar tugas.
e. Pergantian peran sebagai pelaku dan pengamat atau sebaliknya dilakukan
sesuai kesepakatan masing-masing pasangan.
f. Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan dan penilaian,
tanpa melakukan intervensi terhadap pelaku. Pada setiap kesempatan guru
dapat menghentikan aktivitas pembelajaran untuk melakukan koreksi umum
dan mengundang dialog terkait masalah teknik dan mekanika gerak dari
gerak yang dipelajari.
g. Di akhir pembelajaran guru mengundang beberapa pasangan siswa
menampilkan hasil belajar di hadapan siswa lainnya.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup yang harus dilakukan oleh guru sebagai berikut:
a. Melakukan pendinginan sekaligus menjelaskan fungsinya.
b. Melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan materi
pembelajaran yang telah diberikan.
c. Guru membuka dialog atau mengingatkan kembali tentang nikmat dan
karunia Tuhan atas kemampuan gerak yang dimiliki oleh siswa yang
senantiasa harus disyukuri setiap waktu.
d. Melakukan penilaian terhadap ketercapaian indikator

Program PGDK Kemdikbud 2019

17
e. Bersama siswa guru membuat simpulan materi, melakukan refleksi dan
tindak lanjut dari materi pembelajaran yang telah diberikan.
f. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran seluruh siswa dan guru berdoa
dan bersalaman.
Dari proses pembelajaran sebagaimana uraian tersebut dapat digambarkan bahwa
kompetensi dasar yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
terintegrasi menjadi satu, dan diharapkan dapat dicapai melalui satu kegiatan
pembelajaran secara bersamaan.
Soal 5A
Seorang guru melakukan kegiatan pendahuluan sebagai berikut:
 Membariskan siswa berbentuk 2/3 bersyap antara laki-laki dan perempuan
terpisah secara rapih dilanjutkan berhitung
 Berdo’a secara bersama-sama antara guru dan siswa.
 Mengabsen kehadiran siswa
 Memberikan apersepsi materi dan penyampaian materi yang akan diajarkan
secara singkat dengan dihubungkan kemanfaatanya dan dorongan
pemberian motivasi.
 Mengadakan pemanasan (Warming Up) diawali dengan lari keliling lapangan
permainan sebanyak 4 keliling.
 Dilanjutkan dengan kegiatan latihan fisik sesuai/mendukung dengan materi
drible dan passing dalam permainan bola basket
Aktivitas yang kurang tepat ada dalam kegiatan pendahuluan adalah:
A. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa
B. Memastikan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran
C. Melakukan apersepsi dan memotivasi siswa
D. Menyampaikan manfaat pembelajaran
E. Kegiatan latihan fisik sesuai/mendukung dengan materi
Jawaban: E
Pembahasan
Kegiatan pendahuluan berupa membuka pelajaran, apersepsi, menyampaikan materi
secara umum. Untuk itu jawaban A, B, C, dan D salah. Jawaban E dilakukan pada
materi inti.

Soal 5B
Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan yang pertama kali harus dilakukan guru saat
memulai pembelajarannya. Bagaimana guru mengajukan pertanyaan kepada siswa?
A. Mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
B. Mengajukan pertanyaan sederhana kepada siswa tentang materi yang akan
dipelajari
C. Memberikan kuis dengan penskoran langsung
D. Menanyakan 5W dan 1H
E. Menanyakan secara individual mengenai materi yang lalu
Jawaban: A
Pembahasan
Pertanyaan diberikan ketika siswa sudah mendapatkan pengetahuan sebelumnya.
Pengetahuan tersebut merupakan modal untuk memudahkan dalam mempelajari
pengetahuan yang baru. Dengan mengaitkan pengetahuan lampau dan materi baru

Program PGDK Kemdikbud 2019

17
diharapkan mempermudah siswa dalam pemahaman. Pilihan jawaban A adalah yang
paling tepat. pertanyaan sederhana, pemberian skor, pertanyaan berbasis 5W1H
serta
penunjukkan kepada siswa merupakan teknik dalam menyampaikan pertanyaan.

Soal 5C
Apersepsi diberikan kepada siswa untuk memberikan gambaran awal mengenai
pengetahuan dan keterampilan yang akan dipelajari. Agar siswa mendapat
gambaran awal dengan jelas, maka guru menyampaikannya dengan cara?
A. Membagikan rangkuman materi
B. Membuat analogi
C. Memberikan tautan aplikasi
D. Memberikan tautan ke youtube
E. Mendongeng
Jawaban: B
Pembahasan
Membagikan rangkuman materi dan mendongen memerlukan persiapan dan waktu
yang lebih banyak, sedangkan menyampaikan tautan baik berupa aplikasi dan
youtube tidak bisa langsung dipahami siswa dan menyisakan pertanyaan dari siswa.
Alternatif yang paling memungkinkan adalah membuat analogi, yaitu membuat
gambaran yang serupa dengan materi yang akan diajarkan. Sebagai contoh, materi
lompat jauh, analogi sederhananya guru menganalogikan gerakan lompat jauh
dengan gerakan katak saat meloncat.

Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan kegiatan inti dan penutup dalam pembelajaran PJOK

Uraian materi:

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan


pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Menutup
pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui
pencapaian tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2010:84).
Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri pelajaran (Saud, 2009:57). Selain itu, Hasibuan (2009:73) menyatakan
bahwa menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti
pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat
keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Marno & Idris (2009:90), bahwa menutup pelajaran merupakan usaha guru untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, usaha untuk
mengetahui
keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran, dan menentukan titik pangkal untuk
Program PGDK Kemdikbud 2019

18
pelajaran berikutnya. Terdapat tiga tujuan menutup pelajaran menurut Saud
(2009:58), yaitu sebagai berikut: (1) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran; (2) Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam
membelajarkan pada siswa; dan (3) Membantu siswa agar mengetahui hubungan
antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal yang baru
saja dipelajarinya. Menurut Mulyasa (2010:84), kegiatan yang dilakukan oleh guru
ketika menutup pelajaran yaitu sebagai berikut. Pertama, menarik kesimpulan
mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan bisa dilakukan oleh guru, oleh
peserta didik atas permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru). Kedua,
mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan
keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Ketiga, menyampaikan bahan-
bahan pendalaman yang harus dipelajari, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan
(baik tugas individual maupun tugas kelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang
telah dipelajari. Keempat, memberikan post test baik secara lisan, tulisan maupun
perbuatan. Sedangkan menurut Hasibuan (2009:75) ada beberapa cara yang dapat
dilakukan guru dalam menutup pelajaran, yaitu meninjau kembali dengan cara
merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, mengevaluasi dengan berbagai
bentuk evaluasi, misalnya mendemonstrasikan keterampilan, meminta siswa
mengaplikasikan ide baru dalam situasi yang lain, mengekspresikan pendapat siswa
sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis.
Soal 6A
Seorang guru melakukan kegiatan penutup dengan aktivitas sebagai berikut:
 Peserta didik melakukan penguluran dan pelepasan
 Peserta didik membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai, langsung diperiksa. Peserta didik
yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi
nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
 Menyampaikan materi yang akan diajarkan pertemuan berikutnya.

Aktivitas apa yang belum dilakukan dalam kegiatan penutup:


A. Melakukan pendinginan sekaligus menjelaskan fungsinya.
B. Melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan materi
pembelajaran yang telah diberikan.
C. Melakukan penilaian sesuai indikator pencapaian kompetensi
D. Bersama siswa guru membuat simpulan materi, melakukan refleksi dan
tindak lanjut dari materi pembelajaran yang telah diberikan.
E. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran seluruh siswa dan guru berdoa
dan bersalaman.
Jawaban: E
Pembahasan
Kegiatan penutup harus diakhiri dengan berdoa.

Soal 6B
Seorang guru melakukan kegiatan inti dengan aktivitas sebagai berikut:

Program PGDK Kemdikbud 2019

19
Mengamati
1. Guru meminta peserta didik untuk membaca sebentar tentang peraturan
permainan bola voli dan latihan dasar permainan bola voli.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati beberapa
permasalahan yang terkait dengan peraturan permainan bola voli dan latihan
dasar permainan bola voli.
3. Peserta didik mengamati gambar atau video tentang peraturan permainan
bola voli dan latihan dasar permainan bola voli.
Menanya
1. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada
cek kemampuan awal.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan terkait hasil pengamatan mereka tentang peraturan permainan
bola voli dan latihan dasar permainan bola voli.
3. Guru menjawab pertanyaan peserta didik dan memberi kesempatan kepada
tiap peserta didik atau menunjuk secara acak peserta didik untuk menjawab
pertanyaan temannya.
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik terkait tentang peraturan
permainan bola voli dan latihan dasar permainan bola voli.
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan pada cek kemampuan awal
dengan membaca buku ajar dan buku referensi lain.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari tanya jawab yang dilakukan dan
melengkapinya dengan membaca buku ajar dan buku referensi terkait
peraturan permainan bola voli dan latihan dasar permainan bola voli.
3. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok untuk mengidentifikasi dan
menganalisis ragam informasi yang diperoleh, kemudian dijadikan bahan
untuk menyimpulkan tentang peraturan permainan bola voli dan latihan
dasar permainan bola voli.
Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi tentang peraturan permainan bola voli
dan latihan dasar permainan bola voli.
2. Peserta didik merumuskan tentang peraturan permainan bola voli dan latihan
dasar permainan bola voli.
3. Peserta didik menemukan hubungan tentang peraturan permainan bola voli
dan latihan dasar permainan bola voli dengan pertanyaan konsep 5W + 1H.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik menuliskan laporan kerja kelompok.
2. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan
peserta didik dari kelompok lain memberikan tanggapan.
3. Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.

Apa fungsi dari menanya dalam kegiatan inti pembelajaran berbasis metode saintifik?
A. Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, berpikir kritis
B. Melatih kemampuan dalam menggabungkan materi yang didapat
C. Memberikan pengalaman kemenangan
D. Mencetuskan visi dan misi pembelajaran
E. Memudahkan guru dalam mengajar

Program PGDK Kemdikbud 2019

20
Jawaban: A
Pembahasan
Menanya melatih siswa untuk berpikir dan memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kreatifitasnya sesuai dengan keingintahuannya. Jawaban B kurang
tepat karena penggabungan materi membutuhkan pemahaman yang utuh akan
materi. Jawaban C bertanya sama sekali tidak berhubungan dengan pengalaman
kemenangan, karena ketiadaan unsur kompetisi. Visi dan misi pembelajaran
merupakan ranah guru, dan guru mudah mengajar tidak didapat dari siswa mampu
bertanya, namun dari manajemen kelas yang tepat.

Soal 6C
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk pertemuan berikutnya. Tugas tersebut
berupa tugas mengamati video pencak silat pada laman Youtube. Pemberian tugas
ini memudahkan siswa untuk?
A. Menyerap pengetahuan baru lebih mudah
B. Mendapat pemahaman tentang materi pencak silat
C. Kombinasi melihat dan mendengar memperbesar persentase untuk paham
akan materi baru
D. Belajar secara daring
E. Mengetahui keluasan materi yang ditugaskan
Jawaban: C
Pembahasan
Menurut Piramida Belajar dari Edgar Dale, melihat dan mendengar memberikan 20%
kontribusi siswa dalam memahami

Tujuan Pembelajaran
Penerapan Feed Back dalam proses pembelajaran PJOK

Uraian materi:

Fungsi feedback adalah memberikan motivasi, reinforcement (Harsono, 1988:89)


atau
punishment (Rusli Lutan, 1988; Apruebo, 2005).

21
Program PGDK Kemdikbud 2019

22
Dengan diperolehnya gambaran yang kongkrit perihal kemampuan yang dimiliki oleh
seorang siswa, baik keunggulan maupun kelemahannya apalagi kalau dibandingkan
dengan siswa yang lainnya, maka hal itu akan dapat memacunya lagi untuk berbuat
yang lebih baik dari yang sudah dilakukannya. Dengan kata lain, gambaran
kemampuan yang dimiliki seorang siswa akan menjadi daya dorong/motivasi apabila
guru penjas mampu menyampaikannya dengan tepat melalui pemberian stimulus
agar siswa semakin rajin berlatih.
Dalam konteks pembelajaran penjas, umpan balik juga sebagai
penguat/reinforcement atas tindakan atau perilaku yang sudah dilakukan siswa. Jika
perilaku siswa itu sesuai dengan harapan guru maka hal itu harus diperkuat untuk
tetap dipelihara. Sebaliknya jika perilaku itu tidak sesuai dengan harapan guru maka
harus ada hukuman (Punishment) agar perilaku itu tidak terjadi dan terulang
kembali, dan perilaku itu mengarah pada tindakan yang sesuai dengan harapan
guru.
Secara umum umpan balik atau feedback terbagi ke dalam dua jenis yaitu intrinsic
feedback dan extrinsic feedback (Apruebo, 2005). Intrinsic feedback atau umpan
balik intrinsik berkaitan dengan penilaian terhadap dirinya sendiri, tentang sikap,
aktivitas dan atau perilaku yang telah dilakukannya, derta tentang kemampuan yang
telah ditunjukkannya. Misalnya dalam melaksanakan tugas gerak, apakah aktivitas
yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diinstruksikan guru, apakah sudah
mampu menyelesaikan keseluruhan tugas gerak, apakah merasa nyaman dengan
alat bantu yang digunakan, atau menilai bahwa rangkaian gerakan senam telah
sesuai dengan urutan yang harus dilakukan. Sedangkan extrinsic feedback adalah
umpan balik yang berasal dari luar dirinya. Misalnya koreksi dari guru penjas atas
gerakan yang sudah dilakukan, cemoohan rekan karena salah memberikan umpan
ketika bermain bola, atau dari lingkungan sekitar seperti cuaca yang terlalu panas
sehingga mengharuskannya sering beristirahat di tempat yang teduh.
Umpan balik mempunyai tiga fungsi utama, yakni informasional, motivasional, dan
komunikasional.
1. Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilain pencapaian/hail belajar siswa diperiksa menurut
kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil tes itu, dengan
demikian memberikan informasi tentang sejauhmana siswa telah menguasai materi
yang diterimanya dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini
dapat diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.
Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas lima tingkat, yakni:
a. Tidak ada umpan balik
b. Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benar jawaban yang
diberikan siswa
c. Umpan balik berupa keterangan mengenai salah benara jawaban ditambah
dengan menunjukkan jawaban yang benar (knowledge of the correct
response [KCR])
d. KCR + penjelasan; dan
e. KCR + pengajaran tambahan.
2. Fungsi Motivasional
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk
bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri
siswa manakala siswa merasa membutuhkan (need). Siswa yang merasa butuh akan
bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya.
Program PGDK Kemdikbud 2019

22
Dengan pemberian umpan balik, maka tes dapat sekaligus berfungsi sebagai
motivator bagi siswa untuk belajar. Namun terkadang guru memanfaatkan tes
dadakan sebagai alasan untuk motovasi siswa dalam belajar. Berharap agar siswa
termotivasi dalam belajar dan selalu siap menerima tes sebagai kriteria keberhasilan
dalam pembelajaran, tes dadakan justru dianggap kurang tepat. Hal tersebut justru
akan menimbulkan kecemasan pada siswa saat mengerjakan soal-sola tes, dan hasil
kinerja siswa kurang maksimal.
3. Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru
menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa membicarakan
upaya peningkatan atau perbaikannya. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa
mengetahui letak kelemahannya, dan sendiri atau bersama guru bereaksi terhadap
hasil tersebut.
Pengukuran tentang taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar
mengajar berperan penting. Karena itu, pengukurannyaharus betul-betul syahih
(valid), andal (reliable), dan lugas (objective). Hal ini mungkin tercapai bila alat
ukurannya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hokum atau ketentuan penyusunan
butir tes.
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebegai berikut:
a. Mengulang pokok bahasan seluruhnya
b. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
c. Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama
d. Memberikan tugas-tugas khusus.
Soal 7A
Dalam pelaksanaaan proses pembelajaran seorang guru PJOK memberikan hukuman
kepada siswa yang salah dalam melakukan praktek lompat tinggi gaya menyamping,
dalam hal ini sebenarnya guru PJOK telah memberikan umpan balik pada kategori:
A. Ekstrinsik
B. Instrinsik
C. Motivasional
D. Informasional
E. Reinforcement
Jawaban: E
Pembahasan
Reinforcement adalah konsekuensi yang meningkatkan kemungkinan bahwa suatu
perilaku akan terjadi, sebaliknya hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang
menurunkan kemungkinan terjadinya suatu perilaku. Menurut Skinner penguatan
(reinforcement) dibagi dua yaitu: penguatan positif dan negatif. Penguatan positif
berupa pemberian hadia, perilaku senyum, acungan jempol, anggukan kepala, tepuk
tangan atau penghargaan lainnya. Disisi lain, penguatan negatif, berupa pemberian
tugas tambahan, perilaku tidak senang dengan menggeleng, kening berkerut, muka
kecewa dll).

Soal 7B
Seorang guru memarahi siswanya hampir setiap kali tatap muka di kelas karena
membuat gaduh kelas, tetapi suatu ketika siswa tersebut berlaku tenang tanpa
adanya perintah dari guru dan si guru tidak memarahinya lagi. Pada akhirnya si
anak akan
semakin bisa mengendalikan diri dengan berlaku tenang seiring dengan berkurangnya
Program PGDK Kemdikbud 2019

23
frekuensi sikap kemarahan guru. Narasi di atas merupakan contoh untuk jenis
penguatan apa?
A. Penguatan tetap
B. Penguatan negatif
C. Penguatan positif
D. Punishment positif
E. Punishment negatif
Jawaban: B
Pembahasan
Penguatan negatif dan hukuman berbeda. Perlu diingat bahwa penguatan negatif
pada jawaban B meningkatkan probabilitas terjadinya suatu perilaku, sedangkan
hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.

Soal 7C
Umpan balik netral adalah umpan balik yang tidak merujuk secara khusus kepada
siswa yang melakukan kesalahan melakukan tugas gerak, tetapi secara netral
mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang melakukan tugas gerak. Dalam
suatu pembelajaran ketika berlatih menyundul bola, guru akan berkata?
A. “stop semua!”
B. “kerjakan perintah saya!”
C. “lihat bola!”
D. “ada pertanyaan?”
E. “lakukan!”
Jawaban: C
Pembahasan
Umpan balik netral tidak mengarah pada individu siswa melainkan siswa secara
keseluruhan dan bersifat mengingatkan akan tugas geraknya maka, jawaban C yang
paling tepat. Jawaban A, B, dan E tidak tepat karena merupakan perintah, sedang
jawaban C adalah pertanyaan kepada siswa.

Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan pengembangan variasi materi dalam pembelajaran PJOK

Uraian materi:

Variasi dalam mengajar dapat dilakukan dengan penggunaan suuara maupun


dengan isyarat-isyarat non verbal, seperti pandangan mata, ekspresi roman muka,
gerak-gerik tangan atau kepala dan gerak badan. Selain itu masi ada isyarat ekstra
verbal yaitu intonasi dan warna serta bunyian. Komponen utama dalam mengadakan
variasi adalah :
Variasi dalam gaya mengajar
 Penggunaan variasi suara. Variasi suara adalah perubahan suara dari
keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat,
dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada
kata-
kata tertentu.

24
Program PGDK Kemdikbud 2019

25
 Pemusatan perhatian siswa. Guru dapat memusatkan perhatian siswa
pada hal-hal yang dianggap penting dapat dengan gaya bahasa menurut
kebutuhan anak.
 Kesenyapan guru. Adanya kesenyapan, atau “selingan diam” yang tiba-tiba
dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu, merupakan alat yang baik
untuk menarik perhatian siswa.
 Mengadakan kontak pandang dan gerak. Apabila guru sedang berbicara
atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi
seluruh kelas dan melihat ke mata murid-murid untuk menujukkan adanya
hubungan yang akrab dengan mereka.
 Gerakan badan dan mimik. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan
kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat pentingdalam
berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan
arti dari pesan lisan yang di maksudkan.
 Pergantian posisi guru di dalam kelas. Pergantian guru di dalam kelas
dapat di gunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali
dalam menyampaikan pelajaran di dalam kelas, gerakan hendaknya
bebas,tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif.
Variasi dalam penggunaan media pembelajaran
Media pembelajaran, apabila di tinjau dari indera yang di gunakan, dapat di
golongkan ke dalam tiga bagian,yakni dapat di dengar, dilihat, dan diraba.
Pergantian penggunaan jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan
inderanya, sehingga dapat mempertinggi perhatisnya. Hal itu karena setiap
mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Ada anak
yang termasuk tipe visual, auditif, atau motorik.
 Variasi yang dapat dilihat. Media yang termasuk ke dalam jenis ini
ialah:grafik, bagan, poster, gambar, film, dan slide.
 Variasi media yang dapat didengar. Suara guru termasuk di dalam media
komunikasi yang utama didalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik,
deklamasi, puisi, sosiodrama, telepon, dapat di pakai sebagai penggunaan
indera dengan di variasikan dengan indera lainya.
 Variasi media yang dapat diraba, di manipulasi dan di gerakan. Yang
termasuk di dalam hal ini, misalnya peragaan yang di lakukan oleh guru atau
siswa, model, patung, topeng, dan boneka yang dapat di gunakan anak
untuk di raba, di pergerakan dan di manipulasi.
 Variasi media yang dapat di dengar. Media yang termasuk ini, misalnya
film, televisi,slide projektor yang di iringi penjelasan guru. Tentu saja
penggunanyaa sesuai dengan tujuan yang hendak di capai.
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar nemiliki corak yang
sangat beraneka ragam. Mulai dari kegiatan yang di dominasi oleh guru sampai
kegiatan mandiri yang di lakukan oleh siswa. Hal ini bergantung pada ketrampilan
guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Penggunaan variasi pola interaksi
guru-siswa dan siswa-siswa agar kegiatan pembelajaran tidak menimbulkan
kebosanan, kejenuhan. Suasana kelas pun menjadi hidup.
Soal 8A
Seorang guru PJOK sedang mengajarkan materi gerak rangkaian guling depan dan
guling lenting, menjelaskan dengan suara yang lantang, kemudian memberi contoh

Program PGDK Kemdikbud 2019

26
dalam berbagai posisi, berkeliling untuk melihat secara lebih dekat gerakan yang
dilakukan oleh siswa, memperhatikan peserta didik dengan menyebutkan namanya,
memandang mata peserta didik yang sedang diajak bicara. Dengan demikian guru
tersebut sudah melaksanakan variasi dalam…
A. Penggunaan media
B. Gaya mengajar
C. Pola interaksi
D. Kegiatan siswa
E. Metode mengajar
Jawaban: B
Pembahasan
gaya mengajar adalah suatu cara untuk mempermudah bagi siswa dalam rangka
menerima materi pelajaran yang disampaikan, sekaligus sebagai alat untuk
mengatasi kebosanan siswa dan meningkatkan minat belajar siswa dalam menerima
pelajaran.
Suara lantang, perubahan posisi guru secara dinamis, komunikatif merupakan
bagian dari gaya mengajar.

Soal 8B
Untuk memberikan dramatisasi suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap
penting dengan perubahan vocal dari tinggi menjadi rendah serta penekanan pada
kata-kata tertentu merupakan variasi gaya dalam mengajar berupa variasi?
A. Suara
B. Pemusatan perhatian
C. Kesenyapan
D. Media dan bahan pengajaran
E. Interaksi dan kegiatan siswa
Jawaban: A
Pembahasan
Kunci dari kasus di atas adalah adanya kata vokal, kata tersebut merujuk pada variasi
dalam intonasi, nada, volume dan kecepatan. Dari alternatif jawaban yang ada maka
mengarah pada suara.

Soal 8C
Guru mengajar materi roll depan dengan fokus pada aspek keselamatan, maka isyarat
verbal yang digunakan adalah
A. “hentikan!”
B. “berbaris!”
C. “lakukan!”
D. “perhatikan baik-baik”
E. “bubar jalan!”
Jawaban: D
Pembahasan
Pemusatan perhatian dapat dilakukan secara verbal, isyarat, atau dengan
menggunakan model. Agar siswa fokus pada aspek penting maka dapat
menggunakan penekanan seperti “perhatikan baik-baik atau dengarkan baik-baik”,
sehingga perhatian siswa lebih dominan ke guru untuk mendengarkan materi yang
disampaikan
dalam proses belajar-mengajar.

27
Program PGDK Kemdikbud 2019

28
Tujuan Pembelajaran
Pengelolaan kelas PJOK melalui pendekatan efektifitas prosedur dan urutan
pembelajaran
Uraian materi:

Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya


menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan
pendekatan otoriter (autorityapproach), pendekatan permisif (permissive approach)
dan pendekatan modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-
masing pendekartan tersebut,
Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter ( authority approach) pengelolaan
kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan
menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat
(weber)
Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya
yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan
berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah
bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di
dalam kelas.
Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada
pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas
merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku
yang bersifat positif dari siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah
munculnya atau memperbaiki prilaku negatif yang dilakukan oleh siswa.
Adapun macam-macam pendekatan-pendekatan lainya:
1. Pendekatan Kekuasaan
Pendekatan kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Djamarah ( 2006 : 179 )
guru menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan
adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di dalam kelas ada
kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas.
2. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan
bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah munculnya masalah
tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
3. Pendekatan Kerja Kelompok
Pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan kondisi
– kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu guru juga harus
dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.
4. Pendekatan elektis atau pluralistic
Ketiga pendekatan tersebut oleh guru digabungkan digunakan untuk
mengelola kelas. Sehingga tercipta pendekatan elektis atau pluralistic. Menurut
Djamarah, Pendekatan elektis yaitu guru kelas memilih berbagai pendekatan
tersebut berdasarkan situasi yang dihadapi dalam suatu situasi mungkin
dipergunakan salah satu dan dalam situasi yang lain mungkin mengkombinasikan
ketiga pendekatan
tersebut.

29
Program PGDK Kemdikbud 2019

30
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas,
kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan
tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam
suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus
mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut
juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan
berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan
mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan
efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan
tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya
untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses
belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
Selain ketiga pendekatan yang disebutkan diatas menurut pendapat lain ada
yang mengatakan adanya pendekatan ancaman, pendekaran resep, pendekatan
perubahan tingkah laku, pendekatan kebebasan, dan Pendekatan sosio-emosional
5. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga
sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam
mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman,
misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
6. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar
yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan
oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam
daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru.
Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep
7. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses
untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan
tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.
Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach)
ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral. Program atau kegiatan yang
yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan
menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari
tingkah laku murid atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut
pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan
memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi
sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada
gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
8. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar
merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan
guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
9. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila
hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut
meliputi

31
Program PGDK Kemdikbud 2019

32
hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid. Didalam hal ini guru
merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya
guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar
pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan murid yang positif, sikap
mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.
Dalam hal ini, Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya sikap tulus dari guru
(realness, genuiness, congruence); menerima dan menghargai peserta didik
sebagai manusia (acceptance, prizing, caring, trust) dan mengerti dari sudut
pandangan
peserta didik sendiri (emphatic understanding).
Soal 9A
Guru menerapkan aturan disiplin kelas, peserta didik yang terlambat lebih dari lima
menit dihukum lari keliling lapangan sepakbola 4 keliling. Pengelolaan kelas ini
menggunakan pendekatan:
A. Otoriter
B. Permisif
C. Modifikasi tingkah laku
D. Kelompok
E. Individual
Jawaban: A
Pembahasan
Pendekatan otoriter (kekuasaan) dimana guru menciptakan dan mempertahankan
situasi disiplin dalam kelas.

Soal 9B
Guru memberikan materi dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke
yang kompleks, kedalaman materi, menentukan jumlah materi sesuai dengan alokasi
waktu. Pengelolaan kelas ini memperhatikan faktor yang mempengaruhi pengelolaan
pembelajaran, yaitu pada faktor:
A. Kurikulum
B. Metode Mengajar
C. Relasi guru-siswa
D. Kelompok
E. Individual
Jawaban: A
Pembahasan
Jawaban A, kerena menyangkut pengelolaan materi pembelajaran ada dalam faktor
kurikulum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan pembelajaran
1. Faktor kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan
pelajaran mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh
terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu
padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian
siswa. Perlu diingat bahwa sistem intruksional sekarang menghendaki proses
belajar-mengajar
yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu mendalami siswa dengan baik,

33
Program PGDK Kemdikbud 2019

34
harus memiliki perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani siswa belajar
secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman
perencanaan yang demikian.
2. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar.
Mengajar itu sendiri menurut ing. S. Ulih Bukit Karo adalah menyajikan bahan
pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang itu menerima, menguasai dan
mengembangkannya. Di dalam lembaga pendidikan, orang lain yang disebut di atas
adalah sebagai murid/siswa atau mahasiswa, yang dalam proses belajar dapat
menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka
cara-cara mengajar serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya serta seefektif
mungkin.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar itu mempengaruhi belajar.
Metode belajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak
baik pula. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misalnya karena guru
kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru
menyajikanya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata
pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa tidak senang terhadap pelajaran atau
gurunya. Akibatnya siswa malas untuk mempelajarinya
3. Faktor relasi guru dengan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga
dipengaruhi oleh lerasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa
juga dipengaruhi oleh relasinya. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik,
siswa akan menyukai gurunya juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan
sehingga siswa
berusaha mempelajarinya dengan sebaik baiknya.

Soal 9C
Memanusiakan manusia adalah konsep yang mengusung bahwa siswa merupakan
subjek yang harus dirawat jiwa dan raganya melalui pendidikan, dalam hal ini
pendidikan jasmani yang mengusung pengetahuan teoritik dan praktik.
Memanusiakan manusia ini diartikan sebagai pendekatan?
A. Kebebasan
B. Otoriter
C. Perilaku
D. Sosio-emosional
E. Perubahan tingkah laku
Jawaban: D
Pembahasan
Memanusiakan manusia berhubungan dengan aspek afektif, aspek ini merupakan
ranah mental yang berhubungan dengan perasaan (emosional). Hubungan antara
guru dan siswa secara afektif sangat diperlukan agar perkembangan mental/
kepribadian siswa terwujud dengan benar.

Tujuan Pembelajaran
Pengelolaan kelas PJOK yang efektif melalui penataan dan antisipasi perilaku peserta
didik yang menganggu

35
Program PGDK Kemdikbud 2019

36
Uraian Materi:

Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan


probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman
(punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu
perilaku.
Menurut Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi
dua bagian yaitu :
1. Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung
(rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah
(permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala
untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau
penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
2. Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang
merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif
antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas
tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening
berkerut, muka kecewa,dll).
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan
penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan
atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di
hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar
istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas
terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya
perilaku.
Punishement (hukuman) terdiri dari dua, yaitu hukuman positif dan negatif.
Punishment positif adalah kejadian suatu perilaku yang diikuti penyajian stimulus
yang tidak menyenangkan dan membuat tingkahlaku yang tidak diinginkan tidak
muncul kembali dimasa yang akan datang. Punishment negatif adalah kejadian
suatu perilaku yang diperkuat dengan penghilangan stimulus dan dan membuat
tingkah laku yang
tidak diinginkan tidak muncul kembali dimasa yang akan datang.
Soal 10A
Beberapa bentuk hukuman yang diberikan kepada seorang siswa yang melanggar
tata tertib di kelas yaitu
A. Hukuman bersifat fisik, verbal, isyarat non verbal, dan denda
B. Hukuman pukulan
C. Hukuman fisik dan mental
D. Pengucilan
E. Dikeluarkan dari sekolah
Jawaban: A
Pembahasan
Hukuman fisik dilakukan bila teguran sikap sudah dilakukan, hukuman verbal seperti
memarahi menggunakan suara pelan tidak keras, hukuman isyarat non verbal
menunjukkan mimik raut muka tidak suka dan hukuman denda boleh dikenakan
sepanjang dalam batas/kemampuan siswa maka jawaban A paling tepat. Pilihan

Program PGDK Kemdikbud 2019

31
jawaban B, C, dan D sebaiknya dihindari karena merupakan bentuk kekerasan fisik,
sosial dan mental, sedang dikeluarkan dari sekolah apabila melanggar aturan yang
sangat berat

Soal 10B
Dalam sebuah pembelajaran atletik nomor tolak peluru, siswa berlaku tidak disiplin
dengan menolakkan peluru kesembarang tempat dan berpotensi membahayakan
siswa lainnya. Perilaku ini dapat dicegah dengan guru melakukan?
A. Reinforcement negatif
B. Reinforcement positif
C. Hukuman negatif
D. Hukuman positif
E. Perubahan posisi guru
Jawaban: C
Pembahasan
Penguatan negatif meningkatkan terjadinya suatu perilaku, sedangkan hukuman
menurunkan kemungkina terjadinya perilaku. Satu cara untuk mengingat perbedaan
antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada
sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu
yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif
dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif
meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman
menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.
Punishement (hukuman) terdiri dari dua, yaitu hukuman positif dan negatif.
Punishment positif adalah kejadian suatu perilaku yang diikuti penyajian stimulus
yang tidak menyenangkan dan membuat tingkahlaku yang tidak diinginkan tidak
muncul kembali dimasa yang akan datang. Punishment negatif adalah kejadian
suatu perilaku yang diperkuat dengan penghilangan stimulus dan dan membuat
tingkah laku yang tidak diinginkan tidak muncul kembali dimasa yang akan datang.
Maka jawaban C yang paling tepat. Jawaban E, berupa perubahan posisi guru tidak
signifikan,
melainkan perubahan formasi siswa dan pemberian tanggung jawab kepada siswa
yang berlaku tidak disiplin.

Soal 10C
Pada saat pembelajaran aquatik ada siswa yang selalu membuat kegaduhan dengan
mengganggu temannya yang sedang berlatih, guru kemudian menerapkan peraturan
bagi siapa yang berlaku indisipliner akan dikenakan sanksi berupa tidak ada satupun
dari temannya yang mau berbicara dengannya. Hal tersebut merupakan penerapan
dari?
A. Hukuman negatif
B. Hukuman positif
C. Penguatan negatif
D. Penguatan positif
E. Fixed behaviour
Jawaban: B
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019

32
Punishment positif adalah kejadian suatu perilaku yang diikuti penyajian stimulus
yang tidak menyenangkan dan membuat tingkahlaku yang tidak diinginkan tidak
muncul
kembali dimasa yang akan datang.

Tujuan Pembelajaran
Menetapkan penilaian dan evaluasi pembelajaran PJOK

Uraian Materi:

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam 3 domain, yaitu:


1. Kognitif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Afektif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi,
seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psikomotor, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik
seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Dalam taksonomi Bloom, kata kerja yang merefleksikan ranah afektif adalah
menerima, menanyakan, menjawab, partisipasi, menerima, dll. Sedangkan
menganalisis termasuk dalam ranah kogntif.
Soal 11A
Pak Anwar adalah seorang guru pendidikan jasmani di SD Indonesia Bersatu. Guru
ini melakukan pengumpulan data tentang tinggi badan, berat badan, kandungan
lemak badan, panjang lengan, panjang tungkai, lingkar lengan, lingkar paha, lingkar
bahu, lingkar leher dan sejenisnya. Aktivitas yang dilakukan oleh guru ini adalah
A. Penilaian
B. Pemanduan bakat
C. Pengukuran
D. Evaluasi
E. Tes
Jawaban: C
Pembahasan
Suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif
dari suatu objek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku

Soal 11B
Pak Doni seorang Penilik Sekolah Dasar, melakukan pengamatan PBM Penjas di SD
Persatuan Bangsa selama dua hari berturut-turut dan hanya bisa mencatat
banyaknya kesempatan anak dalam partisipasi Penjas yang diberikan guru.
Selanjutnya Pak Doni hanya bisa menyimpulkan bahwa kesempatan yang diberikan
guru Penjas untuk mengulang gerakan terlalu sedikit. Kasus tersebut merupakan
konsep dari?
A. Pemanduan bakat
B. Tes
C. Pengukuran
D. Evaluasi
Program PGDK Kemdikbud 2019

33
E. Penilaian
Jawaban: E
Pembahasan
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar yang dilaksanakan secara
sistematis
dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan

Soal 11C
Pak Wawan seorang ahli kurikulum setelah menerima laporan dari Pak Bambang
perihal pelaksanaan Penjas di SD Persatuan Bangsa, selanjutnya memberikan saran
“tambah dan tingkatkan” agar pelaksanaan Penjas yang lebih baik dan berkualitas
A. Evaluasi
B. Penilaian
C. Tes
D. Pemanduan bakat
E. Tes dan pengukuran
Jawaban: A
Pembahasan
Evaluasi diartikan sebagai proses yang dirancang secara sistematis dan terencana
dalam rangka membuat alternatif-alternati keputusan atas dasar pengukuran dan
penilaian yang dilakukan sebelumnya

Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan penilaian otentik-holistik yang mencakup ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dalam PJOK melalui pendekatan proses yang baik
Uraian Materi:

Penilaian autentik (authentic assesment) adalah suatu proses pengumpulan ,


pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti
autentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik (Pusat Kurikulum, 2009).
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun
2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Tujuan penilaian autentik: (1)
perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (2) pelaksanaan penilaian peserta didik
secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks
sosial budaya; dan (3) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif,
akuntabel, dan informatif Penilaian autentik mencakup tiga ranah hasil belajar yaitu
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Terminologi autentik merupakan
sinonim dari asli, nyata atau sebenarnya, valid, atau reliabel. Secara konseptual
penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan
ganda terstandar sekali pun (Kemendikbud, 2013). Atas dasar tersebut, guru dapat
mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula
kegiatan remidial harus
dilakukan.
Program PGDK Kemdikbud 2019

34
Intinya penilaian autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek.
Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat
populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri
khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan
minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat juga diterapkan dalam
bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan
orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran. Penilaian autentik sering
digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus
pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang
subjek. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana
mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum
mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Penilaian autentik
(Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Penilaian autentik merupakan proses asesmen yang melibatkan beberapa bentuk
pengukuran kinerja yang mencerminkan belajar siswa, prestasi, motivasi, dan sikap
yang sesuai dengan materi pembelajaran. Elemen perubahan dan penilaian pada
kurikulum 2013 seperti pada tabel berikut ini

No Elemen Perubahan
1 Memperkuat penilaian berbasis kompetensi
2 Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil)
3 Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu mencapai hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal
(maksimal). Artinya pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik tidak
dibandingkan dengan pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik
lain, tetapi
dibandingkan dengan kriteria ketuntasan (KKM)
4 Penilaian tidak hanya level kompetensi dasar (KD), tetapi juga pada
kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
5 Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal
6 Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat peserta didik sebagai
instrumen utama penilaian
7 Menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya
Soal 12A
Guru menugaskan tiap tim dalam kelasnya untuk melakukan presentasi tentang
strategi mereka menjelang turnamen kelas dan kemudian dinilai. Penilaian ini
termasuk:
A. Penilaian hasil belajar
B. Raport
C. Penilaian proses pembelajaran
D. Evaluasi
E. Tes
Jawaban: C

Program PGDK Kemdikbud 2019

35
Pembahasan
Jawaban C
(1) Assessment of learning (penilaian hasil belajar) merupakan penilaian yang
dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Proses pembelajaran selesai tidak
selalu terjadi di akhir tahun atau di akhir peserta didik menyelesaikan pendidikan
pada jenjang tertentu. Setiap pendidik melakukan penilaian yang dimaksudkan untuk
memberikan pengakuan terhadap pencapaian hasil belajar setelah proses
pembelajaran selesai, berarti pendidik tersebut melakukan assessment of learning.
Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai bentuk penilaian sumatif
merupakan assessment of learning (penilaian hasil belajar). (2) Assessment for
learning (penilaian untuk pembelajaran) dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
proses belajar mengajar. Dengan assessment for learning pendidik dapat
memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau
kemajuan, dan menentukan kemajuan belajarnya. Assessment for learning juga
dapat dimanfaatkan oleh pendidik untuk meningkatkan performan dalam
memfasilitasi peserta didik. Berbagai bentuk penilaian formatif, misalnya tugas,
presentasi, proyek, termasuk kuis
merupakan contoh assessment for learning (penilaian untuk proses belajar).

Soal 12B
Guru menugaskan tiap tim dalam kelasnya untuk melakukan presentasi tentang
strategi mereka menjelang turnamen kelas dan kemudian dinilai. Penilaian ini
termasuk:
A. Penilaian hasil belajar
B. Raport
C. Penilaian proses pembelajaran
D. Evaluasi
E. Tes
Jawaban:
Pembahasan
Jawaban B
Hasil penilaian otentik (authentic assesment) digunakan guru untuk merencanakan
program perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau
pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan
untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan. Penilaian proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran
dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan
anekdot,
penilaian diri sendiri, penilaian sejawat, rubrik, observasi guru, dan refleksi. Penilaian
sejawat adalah cara melakukan penilaian di mana siswa menilai temannya sendiri.

Soal 12C
Dalam mengembangkan penilaian otentik beberapa langkah yang perlu ditempuh
yaitu:
A. Menentukan standar, menentukan indikator, melakukan pengukuran
B. Menentukan standar, menentukan kriteria, menentukan tugas otentik
C. Menentukan standar, menentukan kriteria, menentukan rubrik, tugas otentik

Program PGDK Kemdikbud 2019

36
D. Menentukan standar, menentukan indikator, pembuatan rubrik (kriteria),
menentukan tugas otentik
E. Menentukan tugas otentik, penilaian, evaluasi, portofolio
Jawaban: D
Pembahasan
Urutan pengembangan penilaian otentik sebagai berikut: menentukan standar,
menentukan indikator, pembuatan rubrik (kriteria), dan menentukan tugas otentik.

Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan penilaian otentik-holistik yang mencakup ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dalam PJOK dengan berdasar pada kegunaan dan tujuan penilain
Uraian materi:

Kegunaan Tes dan Pengukuran (1) Menentukan Status: di dalam pendidikan adalah
yang harus diperhatikan adalah perkembangan anak, maka seharusnya pembina
atau guru olahraga mengetahui sampai di mana perkembagan itu terjadi. Untuk itu
harus dilakukan pengukuran agar diketahui status pada suatu saat ataupun dari
waktu ke waktu. (2) Klasifikasi: di sekolah biasanya klasifikasi keolahragaan
berdasarkan tingkat kelas bukan berdasarkan kemampuan atau keterampilan anak.
Kalau dipandang dari sudut kematangan jasmaniahnya atau ketangkasan mereka itu
berbeda. Oleh karena itu pengelompokan hendaknya berdasarkan kemampuan
umum ketangkasan dan diatur sesuai dengan kemajuan pembelajarannya. (3)
Diagnosa dan Bimbingan: bimbingan dimaksudkan supaya setiap anak memperoleh
jalan di dalam menghadapi kesukaran-kesukaran yang dialami. Bimbingan
mengharuskan adanya evaluasi tentang kapasitas dan kemampuan anak sehingga
proses pengajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak. (4) Motivasi:
Achievement score/nilai dalam keolahragaan dapat menjadi perangsang bagi anak
untuk berlatih lebih giat. (5) Perbaikan mengajar: testing dan evaluasi adalah suatu
bagian dari pengajaran mempunyai tempat yang tepat dalam program pengajaran.
Tes harus ditempatkan pada bagian yang sudah dirancang pada tujuan
pembelajaran sebelumnya sehingga nilai tes tersebut dapat digunakan sesuai
dengan tujuan dari bahan pembelajaran
yang disajikan.
Soal 13A
Guru akan mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan keterampilan
motoriknya. Untuk itu guru dapat menggunakan:
A. Rubrik
B. Tes tertulis
C. Tes komputer
D. Tes keterampilan dan pengukuran
E. Tes lisan
Jawaban: D
Pembahasan
Tes keterampilan dan pengukuran digunakan untuk mengetahui penguasaan
geraknya, sedangkan pengukuran merupakan kegiatan untuk melihat kuantitasnya

Program PGDK Kemdikbud 2019

37
Soal 13B
Di akhir semester, guru melakukan penilaian untuk mengumpulkan informasi hasil
belajar siswa. Apa jenis penilaian ini?
A. Penilaian formatif
B. Penilaian proses belajar
C. Evaluasi
D. Rapor
E. Penilaian sumatif
Jawaban: D
Pembahasan
Jawaban D
Penilaian sumatif adalah suatu aktivitas penilaian yang menghasilkan nilai atau
angka yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja siswa. Kegiatan
penilaian ini dikakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran
telah selesai. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan klasifikasi penghargaan
pada akhir kursus atau program. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam
pencapaian keseluruhan siswa secara sistematis. Penilaian sumatif berkaitan dengan
menyimpulkan prestasi siswa, dan diarahkan pada pelaporan di akhir suatu program
studi. Penilaian sumatif tidak memberikan dampak secara langsung pada
pembelajaran, meskipun sering kali mempengaruhi keputusan yang mungkin
memiliki konsekuensi bagi siswa dalam belajar. Fungsi penilaian sumatif yaitu
pengukurankemampuan dan pemahaman siswa, sebagai sarana memberikan umpan
balik kepada siswa, untuk memberikan umpan balik kepada staf akademik sebagai
ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar pemantauanstaf
akademik, dan sebagai sarana untuk memotivasi siswa.

Soal 13C
Bagaimana bentuk instrument penilaian kompetensi keterampilan?
A. Berbentuk daftar cek atau skala penilaian dilengkapi rubrik
B. Rating scale
C. Rubrik
D. Kuisioner
E. Tes lisan
Jawaban: A
Pembahasan
Instrumen penilaian kompetensi keterampilan berbentuk daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang dilengkapi dengan rubrik. Penilaian unjuk kerja dapat
dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik -tidak baik). Dengan menggunakan
daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu
dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh
nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak,
misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan
demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan
mengamati subjek dalam jumlah besar.

Program PGDK Kemdikbud 2019

38
Tujuan Pembelajaran
Melaksanakan hasil penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PJOK

Uraian materi:

Beberapa prinsip penilaian sebagai bagian dari pembelajaran yaitu: (1) Penilaian
menentukan bagaimana siswa belajar. Proses pembelajaran harus ada dalam pikiran
guru dan siswa ketika penilaian direncanakan dan ketika bukti atau keterangan
ditafsirkan. Siswa perlu menyadari tentang bagaimana pembelajaran mereka.
Penilaian untuk belajar berpusat pada praktik dalam ruang kelas. Aktivitas-aktivitas
guru dan siswa yang dilakukan dalam kelas dapat diuraikan sebagai suatu penilaian.
Dalam hal ini, tugas dan pertanyaan yang mendorong siswa untuk
mempertunjukkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mereka. Apa yang
siswa katakan dan lakukan kemudian diamati dan ditafsirkan, dan membuat
penetapan tentang bagaimana pembelajaran dapat diperbaiki. Proses penilaian ini
merupakan bagian esensial dari praktik dalam kelas setiap hari dan melibatkan guru
dan siswa dalam refleksi, dialog dan membuat keputusan. (2) Penilaian merupakan
kunci keterampilan profesional untuk guru. Guru memerlukan pengetahuan dan
keterampilan profesional untuk merencanakan penilaian, mengamati pembelajaran,
menganalisis dan menafsirkan keterangan pembelajaran, memberikan umpan balik
untuk siswa dan membantu siswa dalam penilaian diri sendiri. Guru harus dibantu
dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan seperti itu melalui
pengembangan profesional secara kontinu. Umpan balik merupakan prinsip yang
sangat krusial dalam penilaian untuk belajar, oleh karena itu umpan balik harus
sensitif dan konstuktif karena sembarangan penilaian mempunyai emotional impact.
Guru harus menyadari dan mengerti bahwa pengaruh komentar yang diberikan
dapat meningkatkan kepercayaan diri dan antusiasme siswa, sehingga harus disusun
secara konstuktif dalam bentuk umpan balik yang diberikan. Komentar-komentar
tersebut difokuskan pada pekerjaan daripada persoalan pribadi mereka dan disusun
secara konstruktif untuk pembelajaran dan motivasi. (3) Penilaian untuk belajar
harus mempromosikan komitmen tujuan pembelajaran dan membagi pemahaman
tentang kriteria dengan mereka yang dinilai Untuk berlangsungnya pembelajaran
yang efektif, siswa perlu memahami apa yang mereka sedang berusaha untuk
mencapainya. Pemahaman dan komitmen siswa merupakan bagian dalam
memutuskan tujuan dan mengidentifikasi kriteria untuk menaksir kemajuan.
Mengkomunikasikan kriteria penilaian dengan mereka dalam suatu diskusi yang
menggunakan istilah yang mereka dapat pahami, memberikan contoh tentang
bagaimana kriteria dapat dijumpai dalam praktik dan melibatkan siswa dalam self-
assessment. (4) Penilaian harus menolong pembelajar untuk mengetahui bagaimana
memperbaiki belajarnya. Siswa-siswa memerlukan informasi dan petunjuk untuk
merencanakan langkah-langkah belajar mereka berikutnya. Guru harus
menunjukkan dengan tepat kekuatan siswa dan menasehati bagaimana cara
mengembangkannya, menjelaskan kelemahan dan bagaimana cara mereka
mengatasinya, dan menyediakan kesempatan siswa untuk memperbaiki pekerjaan
mereka. (5) Penilaian mengakui semua capaian prestasi pendidikan yang diraih oleh
siswa. Penilaian untuk belajar harus digunakan untuk memberi kesempatan lebih
banyak pada semua siswa untuk belajar dalam semua aktivitas bidang
pendidikan. Di samping itu, harus memungkinkan mencapai prestasi yang terbaik dan

39
Program PGDK Kemdikbud 2019

40
menghargai serta mengakui usaha mereka. Berdasarkan prinsip nilai untuk belajar
tersebut di atas, tampak bahwa guru dan siswa memainkan peran yang utama
dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran dalam kelas. Guru
diarahkan agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang profesional dalam
mengajar, sedangkan siswa-siswa diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses belajarnya dengan melibatkan mereka dalam penilaian melalui self-
assessment,
sehingga kualitas proses dan produk pembelajaran menjadi lebih baik.
Soal 14A
Di tengah penyampaian materi bola voli, guru melakukan tes keterampilan passing
atas. Apa tujuan guru tersebut melaksanakan tes?
A. Menentukan kenaikan kelas
B. Klasifikasi
C. Mengisi rapor
D. Keperluan administrasi
E. Perbaikan mengajar
Jawaban: D
Pembahasan
Jawaban D
Penilaian sumatif adalah suatu aktivitas penilaian yang menghasilkan nilai atau
angka yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja siswa 9. Kegiatan
penilaian ini dikakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran
telah selesai. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan klasifikasi penghargaan
pada akhir kursus atau program. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam
pencapaian keseluruhan siswa secara sistematis. Penilaian sumatif berkaitan dengan
menyimpulkan prestasi siswa, dan diarahkan pada pelaporan di akhir suatu program
studi. Penilaian sumatif tidak memberikan dampak secara langsung pada
pembelajaran, meskipun sering kali mempengaruhi keputusan yang mungkin
memiliki konsekuensi bagi siswa dalam belajar. Fungsi penilaian sumatif 9 yaitu
pengukurankemampuan dan pemahaman siswa, sebagai sarana memberikan umpan
balik kepada siswa, untuk memberikan umpan balik kepada staf akademik sebagai
ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar pemantauanstaf
akademik, dan sebagai sarana untuk memotivasi siswa.

Soal 14B
Guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan?
A. Tes praktik, projek, portofolio
B. Tes praktik
C. Projek, learning tasks
D. Tes kinerja, wawancara
E. Tes lisan dan tes tertulis
Jawaban: A
Pembahasan
Dalam menilai kompetensi keterampilan guru dapat memilih tes praktik, projek
(learning tasks) dan portofolio. Tes praktik menuntut respon keterampilan suatu
aktivitas sesuai tuntutan kompetensi, projek merupakan tugas-tugas belajar (learning

Program PGDK Kemdikbud 2019

40
tasks) meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan tertulis dan lisan
dalam waktu tertentu serta portofolio dilakukan dengan menilai kumpulan karya
siswa
dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif.

Soal 14C
Setiap kompetensi hasil belajar mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan
dan sikap, meskipun demikian penilaiannya dilakukan secara terpisah. Kriteria
kelulusan untuk kompetensi keterampilan adalah
A. Mampu mendemonstrasikan susbtansi yang dipelajarinya dengan benar, skor
yang diperoleh adalah 75 atau lebih besar
B. Mampu mengerjakan tugas-tugas
C. Diberikan nilai sesuai kesepakatan dengan siswa
D. Mampu menunjukkan penguasaan keterampilan tertentu
E. Bilamana sudah dinyatakan lulus oleh guru
Jawaban: A
Pembahasan
Kompetensi keterampilan berhubungan dengan unjuk gerak, jadi siswa dinyatakan
lulus apabila mampu mendemonstrasikan substansi materi yang dipelajari dengan
skor 75 atau lebih besar, maka jawaban A adalah paling tepat

Tujuan Pembelajaran
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PJOK

Uraian Materi:

Pendekatan Saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi,


menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran
diterapkan berdasarkan teori tertentu. Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi
tersendiri bahwa pendekatan ilmiah ( scientific appoach ) dalam pembelajaran
didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, menalar,
mencoba/mencipta, menyajikan/mengkomunikasikan. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala,
memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan
sebelumnya.Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian ( method of inquiry )
harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena itu, metode ilmiah
umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau
ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi,
dan menguji hipotesis. Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi bahwa
pendekatan ilmiah ( scientific approach ) dalam pembelajaran mencakup komponen:
mengamati,menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta. Komponen-komponen tersebut dapat dimunculkan dalam setiap
praktikpembelajaran, tetapi bukan siklus pembelajaran.
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientific approach
pada proses pembelajaran, di samping pendekatan dan model pembelajaran lainnya.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi aktivitas; mengamati, menanya,
Program PGDK Kemdikbud 2019

41
mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, mengomunikasikan yang
dilakukan oleh siswa untuk sampai kepada kompetensi dasar yang diharapkan.
Scientific approach bukanlah sebuah model pembelajaran yang harus diikuti sesuai
tahapannya. Arti “pendekatan” hanyalah menunjuk pada orientasi pembelajaran
yang harus dicapai. Pendekatan ilmiah bukan merupakan sebuah urutan kegiatan
belajar, tetapi lebih bermakna sebagai “sifat” bahwa pelajaran PJOK (atau pelajaran
apapun)
harus mampu mengembangkan kemampuan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan
Soal 15A
Pada sebuah pembelajaran senam ritmik, guru harus membuka diri pada setiap
pertanyaan siswa mengenai apa itu senam ritmik, seperti apa gerakan dan jenisnya.
Disisi lain guru harus mampu mendorong siswa untuk berani bertanya tentang
senam ritmik. Uraian tersebut merupakan pendekatan saintifik pada tahap apa?
A. Menalar
B. Menanya
C. Mencoba
D. Mengkomunikasikan
E. mengasosiasi
Jawaban: A
Pembahasan
Perhatikan kata membuka diri pada setiap pertanyaan siswa, otomatis hal itu akan
mengarah pada ranah menanya. Guru membimbing siswa untuk memunculkan
pertanyaan, dimana pertanyaan tentang hasil pengamatan objek konkrit sampai
kepada abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur atau pun hal lain yang
lebih abstrak

Program PGDK Kemdikbud 2019

42
Soal 15B

Pada kotak kosong dengan simbol tanda tanya di atas, tahapan apa yang seharusnya
ada?
A. Merumuskan
B. Mengevaluasi
C. Menyimpulkan
D. Menelaah
E. Umpan balik
Jawaban: C
Pembahasan
Langkah pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (5M) terdiri atas mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosasi, dan mengkomunikasikan

Soal 15C
Mengasosiasi merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan informasi
yang sudah dikumpulkan yang dapat dilakukan dengan diskusi, saling berargumen,
menarik kesimpulan. Apa peran guru dalam metode diskusi ini?
A. Inventor
B. Communicator
C. Motivator
D. Mediator
E. surveyor
Jawaban: D

Program PGDK Kemdikbud 2019

43
Pembahasan
Dalam sebuah diskusi terjadi paparan dan argumentasi, peran guru akan lebih
kepada sebagai mediator dan menyimpulkan pendapat yang dikemukakan oleh siswa

Tujuan Pembelajaran
Penggunaan metode dalam pembelajaran PJOK

Uraian materi:

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah umum untuk


sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama
kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya
meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Strategi ini
berlandaskan pada teori belajar Vygotsky (1978, 1986) yang menekankan pada
interaksi sosial sebagai sebuah mekanisme untuk mendukung perkembangan
kognitif. Selain itu, metode ini juga didukung oleh teori belajar information
processing dan cognitive theory of learning. Dalam pelaksanaannya metode ini
membantu siswa untuk lebih mudah memproses informasi yang diperoleh, karena
proses encoding akan didukung dengan interaksi yang terjadi dalam Pembelajaran
Kooperatif. Pembelajaran dengan metode Pembelajaran Kooperatif dilandasakan
pada teori Cognitive karena menurut teori ini interaksi bisa mendukung
pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif learning mempunyai manfaat-
manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas. Beberapa keuntungannya
antara lain: mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru, kemampuan untuk
berfikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain; mendorong
siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan
membandingkan dengan ide temannya; dan membantu siswa belajar menghormati
siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga menerima perbedaan ini.
Soal 16A
Guru yang menugaskan siswa untuk membentuk Tim dengan identitas tim, nama
tim, susunan pemain, desain seragam dapat dikatakan menggunakan pendekatan
pembelajaran kooperatif dengan tujuan di bawah ini, KECUALI:
A. Belajar akademik
B. Penerimaan terhadap keragaman
C. Pengembangan keterampilan olahraga
D. Pengembangan keterampilan sosial
E. Pengembangan kemampuan penyelesaian masalah
Jawaban: C
Pembahasan
Jawaban A, B, D, E sesuai dengan deskripsi pada soal yaitu membentuk tim,
pembentukan tim tidak berhubungan dengan unjuk gerak seperti jawaban C

Soal 16B
Seorang guru meminta siswa untuk memeragakan cara melakukan servis dalam tenis
meja. Metode pembelajaran apa yang digunakan guru tersebut?

Program PGDK Kemdikbud 2019

44
A. Ceramah
B. Demonstrasi
C. Diskusi
D. Proyek
E. Penugasan
Jawaban: B
Pembahasan
Jawaban B
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau
seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses.

Soal 16C
Dalam pembelajaran bulutangkis yang berisi servis, smesh dan dropshot, guru akan
meminta siswa melatih dahulu servis, semisal 20 kali kemudian dilanjutkan smesh 20
kali dan dropshot 20 kali. Latihan ini mendahulukan satu tugas hingga selesai
sebelum berpindah ke tugas lain adalah pengertian dari metode?
A. Latihan terpusat dan acak
B. Latihan padat dan terdistribusi
C. Keseluruhan dan bagian per bagian
D. Progressif
E. Komando
Jawaban: A
Pembahasan
 Jawaban B, Umumnya, unit pembelajaran dalam PJOK menghabiskan waktu
latihan hanya untuk menguasai satu keterampilan, misalnya hari pertama pasing
bawah pada permainan bola voli, kemudian di hari berikutnya berganti menjadi
pasing atas. Jika ini yang dilakukan, guru mempunyai pilihan apakah
keterampilan akan dilatih oleh anak secara terus menerus sampai waktu habis
atau menetapkannya dalam satuan waktu tertentu diselingi istirahat. Pilihan
yang pertama disebut latihan padat (massed practice), sedangkan pilihan kedua
disebut latihan terdistribusi (distributed practice). Contoh lain dari metode ini
adalah latihan dengan interval (interval training).
 Jawaban C, Beberapa keterampilan terdiri dari beberapa gerakan yang sangat
kompleks (keterampilan serial) sehingga guru harus mampu menyesuaikan
prosedur dan pendekatan yang tepat. Untuk menghadapi gerakan tersebut guru
akan membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil (sesuai teknik dasarnya).
Setiap bagian tersebut dilatih satu persatu sesuai urutannya untuk kemudian
disatukan setelah semua bagian terkuasai agar menjadi satu keterampilan yang
utuh. Jika ini yang ditempuh guru, maka ia sedang menerapkan metode bagian
(part method).
 Jawaban D, Pada prinsipnya metode progresif mengikuti urutan sebagai berikut.
Pada tahap pertama, latihan hanya melibatkan satu bagian keterampilan yang
dianggap penting (inti) yang selalu ditekankan dan diulang-ulang. Pada tahap
kedua, bagian pertama digabung dengan bagian kedua sehingga menampilkan
pola gerak yang lebih besar. Pada tahap ketiga, bagian satu dan bagian dua
digabung lagi dengan bagian tiga, yang menunjukkan pola keterampilan yang

Program PGDK Kemdikbud 2019

45
semakin lengkap. Demikian seterusnya sehingga keseluruhan bagian yang tersisa
akhirnya tergabung secara keseluruhan.

Tujuan Pembelajaran
Penggunaan gaya dalam pembelajaran PJOK

Uraian materi:
Gaya A: Komando (Command). Tujuan dari gaya ini adalah untuk mempelajari cara
mengerjakan tugas dengan benar dan dalam waktu yang singkat, mengikuti semua
keputusan yang dibuat oleh guru. Dalam model ini semua aktivitas pembelajaran,
keterlaksanaannya hanya dan sangat tergantung pada guru. Dapat dikatakan
peserta didik ’akan bergerak’ hanya bila gurunya memerintahkannya untuk
bergerak. Situasi demikian menyebabkan peserta didik pasif dan tidak
diperkenankan berinisiatif. Akibatnya peserta didik tidak mampu mengembangkan
kreativitas, khususnya kreativitas dalam bergerak. Hakikat: respon langsung
terhadap stimulus. Penampilan harus akurat dan cepat. Model sebelumnya
direplikasi. Gaya B: Latihan (Practice). Gaya ini memberikan siswa untuk berlatih
secara individu dan mandiri, serta menyediakan guru waktu untuk memberikan
umpan balik (feedback) kepada siswa secara individu dan pribadi. Peserta didik
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam model tugas, guru
mendelegasikan sebagian kewenangannya pada peserta didik. Guru memberikan
tugas belajar gerak, idealnya secara tertulis berupa kartu tugas, peserta didik diberi
kesempatan dan kewenangan untuk menentukan sendiri kecepatan dan kemajuan
belajarnya. Gaya C Timbal Balik (Resiprocal). Pada gaya ini, siswa bekerja dengan
temannya dan memberikan umpan balik kepada temannya itu, berdasarkan criteria
yang ditentukan oleh guru. Hakikat: siswa bekerja sama dengan teman; menerima
umpat balik langsung; mengikuti kriteria yang dirancang guru; dan mengembangkan
umpan balik dan keterampilan bersosialisasi. Gaya D: Evaluasi Diri (Shelfcheck).
Tujuan dari gaya ini adalah untuk memahami cara mengerjakan tugas dan
memeriksa atau mengevaluasi pekerjaan sendiri. peserta didik mengukur sendiri
kinerjanya berdasar kriteria gerak yang diberikan. Hakikat: Siswa mengerjakan tugas
secara individu dan mandiri, memberikan umpan balik untuk dirinya sendiri dengan
menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh guru. Gaya E: Inklusi ( Inclusion).
Tujuan dari gaya ini adalah untuk memahami cara memilih tugas atau kegiatan yang
bisa ditampilkan dan memberikan tantangan untuk mengevaluaisi pekerjaan sendiri.
Dalam hal ini penentuan tingkat kemampuan ditentukan sendiri oleh peserta didik
yang bersangkutan. Mengingat beragamnya tingkat kemampuan peserta didik dan
sebagai konsekuensi dari pemberian kebebasan bagi peserta didik untuk
menentukan sendiri di tahap kesulitan mana dia akan belajar, maka pelaksanaan
model ini memerlukan kelengkapan dan kecukupan sarana dan prasarana. Hakikat:
Tugas yang sama dirancang menggunakan level kesulitan yang berbeda. Siswa
menentukan level terendah tugas mereka dan berlanjut pada level berikutnya. Gaya
F: Penemuan Terpandu (Guided Discovery). Tujuan dari gaya ini adalah untuk
menemukan konsep dengan menjawab serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh
guru. Hakikat: dengan menanyakan serangkaian pertanyaan dengan spesifik, secara
sistematik akan menuntun siswa untuk menemukan target yang ditetapkan dan
belum diketahui sebelumnya oleh siswa. Gaya G: Penemuan

Program PGDK Kemdikbud 2019

46
Konvergen. Pada gaya ini, siswa mencari solusi dari masalah dan belajar untuk
mengklarifikasi isu dan menghasilkan kesimpulan dengan menggunakan prosedur
yang logis, beralasan, dan berpikir kritis. Hakikat: guru mengajukan pertanyaan.
Struktur instrinsik dari tugas atau pertanyaan membutuhkan satu jawaban tepat.
Siswa terlibat dalam kegiatan berfikir (atau kegiatan kognitif lainnya) dan berusaha
mencari satu jawaban atau solusi yang tepat. Gaya H: Penemuan Mandiri/Produksi
(Divergen). Tujuan gaya ini adalah untuk melibatkan siswa untuk memproduksi atau
menghasilkan respon ganda terhadap satu pertanyaan. Hakikat: siswa terlibat dalam
memproduksi respon divergen terhadap atu pertanyaan. Struktur instrinsik tugas tau
pertanyaan memberikan peluang respon ganda. Respon ganda tersebut dinilai
dengan prosedur Mungkin-Terlihat-Menarik (Possible-Feasible-Desirable
procedure), atau dengan aturan verifikasi dari disiplin yang diberikan. Gaya I:
Program Rancangan Individu Siswa (Individual Programme). Tujuan gaya ini adalah
untuk merancang, mengembangkan, dan menampilkan serangkaian tugas yang
disusun ke dalam program pribadi dengan berkonsultasi dengan guru. Hakikat:
Siswa merancang, mengembangkan, dan menampilkan serangkaian tugas yang
disusun ke dalam program pribadi. Siswa memilih topik, mengidentifikasi
pertanyaan, mengumpulkan data, mencari jawaban, dan menyusun informasi. Siswa
memilih area tema umum. Gaya J: Inisiasi Siswa. Tujuan gaya ini adalah agar siswa
mampu menginisiasi atau memprakarsai pengalaman belajarnya, merancangnya,
menampilkannya, danmengevaluasinya, bersama-sama dengan guru berdasarkan
kriteria yang telah disepakati sebelumnya. Hakikat: Siswa memprakarsai gaya yang
ia lakukan baik satu kegiatan maupun serangkaian kegiatan. Siswa mempunyai
pilihhan untuk memilih gaya manapun di dalam Spektrum. Siswa harus mengenal
deretan gaya yang terdapat dalam Spektrum. Gaya K: Melatih Diri ( Shelf Teaching).
Gaya ini memberikan siswa kesempatan untuk membuat keputusan maksimal
tentang pengalaman belajarnya tanpa adanya campur tangan langsung guru. Gaya
ini sangat jarang digunakan di sekolah. Gaya ini sangat cocok dikembangkan sebagai
hobi atau kegiatan hiburan. Hakikat: siswa memprakarsai pengalaman belajarnya
sendiri, merancangnya, menampilkannya, dan mengevaluasinya. Siswa memutuskan
seberapa besar ikut campur gurunya
Soal 17A
Dalam pembelajaran lempar lembing, guru memberikan handout tentang teknik
melakukannya. Siswa mempelajari dan mempraktikan sendiri keterampilannya. Gaya
mengajar tersebut termasuk gaya mengajar?
A. Komando
B. Timbal balik
C. Alat bantu
D. Inisiasi siswa
E. Konvergen
Jawaban: A
Pembahasan
Tujuan dari gaya ini adalah untuk mempelajari cara mengerjakan tugas dengan benar
dan dalam waktu yang singkat, mengikuti semua keputusan yang dibuat oleh guru.

Soal 17B

Program PGDK Kemdikbud 2019

47
Pada materi lompat tinggi, guru meletakkan mistar secara miring. Tujuan guru ini
adalah agar siswa yang tidak mampu dapat melompat di bagian mkstar yang lebih
pendek dan demikian juga sebaliknya untuk siswa yang lebih mahir akan lebih
tertantang untuk melompat di bagian mistar yang lebih tinggi. Apa gaya mengajar
yang digunakan guru tersebut?
A. Komando
B. Penemuan terpimpin
C. Periksa diri
D. Inklusi
E. Latihan
Jawaban: D
Pembahasan
Jawaban D
Metode mengajar inklusi memperkenalkan beberapa tingkat tugas, metode inklusi
memberikan tugas yang berbeda-beda tingkatannya. Dalam metode ini siswa
didorong untuk menentukan tingkat penampilannya. Contoh dari metode inklusi
dapat dilihat dari penggunaan tali untuk melompat. Jika tali dipentangkan setinggi 1
meter dari tanah, dan setiap siswa diminta untuk melompatinya, semua siswa akan
berhasil. Akan tetapi keberhasilan tidak diperoleh semua siswa dengan tingkat
kesulitan yang sama. Sebagian siswa akan melompatinya dengan mudah, sedangkan
sebagian lagi harus mengerahkan kemampuannya untuk melompati tali. Jika
ketinggian tali dinaikkan, kesulitan dalam tugas akan meningkat dan akhirnya akan
menyebabkan makis sedikit jumlah siswa yang akan berhasil melompatinya. Ini
berarti kita memberikan standar bagi setiap siswa dan banyak siswa yang akan
dikeluarkan dengan menaikkan tingkat kesulitan dalam tugas. Sekarang, jika tali
direntangkan miring dan para siswa diperintahkan untuk melompat, para siswa akan
menyebar sepanjang tali pada berbagai ketinggian. Hal ini akan memungkinkan
untuk
melibatkan para siswa dengan berbagai tingkat kemampuannya ini juga akan
memungkinkan para siswa untuk memilih dimana dia akan memulai tugasnya.

Soal 17C
Gaya mengajar A hingga gaya K memuat peran/ kontrol guru dalam pembelajaran
berikut peran siswa. Bagaimanakah rentang peran guru dari gaya A ke gaya K?
A. Sangat besar ke sangat kecil
B. Rendah ke tinggi
C. Kecil ke besar
D. Rendah, sedang, tinggi
E. Sedang ke tinggi
Jawaban: A
Pembahasan
Gaya A adalah gaya komando, semua kontrol ada pada guru, tujuannya untuk
mendisiplinkan siswa dan safety dalam pembelajaran, gaya K merupakan gaya
melatih
diri, dimana siswa diberikan peluang yang besar untuk belajar.

Program PGDK Kemdikbud 2019

48
Tujuan Pembelajaran
Penggunaan media dan alat bantu, serta Iptek pembelajaran PJOK

Uraian Materi:
Jika obyek nyata adalah apa yang sesungguhnya, maka model adalah representasi
dari obyek nyata tersebut (Heinich, Molenda, dan Russell, 2002). Model adalah juga
media yang kerap dijumpai. Sering juga pendidik kita menyebutnya sebagai alat
peraga. Jamak kita jumpai guru menggunakan globe untuk merepresentasikan bumi.
Atau menggunakan manekin untuk menyajikan tubuh manusia. Ketimbang ujud
aslinya, model bisa jadi lebih besar dari obyek sesungguhnya untuk memberikan
detail-detail pada obyek atau lebih kecil agar memungkinkan untuk dibawa ke ruang
kelas. Pemberian detail atau mengurangan detail atas suatu obyek sangat
dimungkinkan untuk tujuan pembelajaran. Model juga bisa memiliki kesamaan
ukuran dengan apa yang direpresentasikan. Boleh jadi suatu obyek dijadikan model
karena sulit untuk menggunakan obyek aslinya; apakah itu terlalu mahal, terlalu
berbahaya jika diekspos kepada peserta didik, atau melanggar hukum. Selain itu,
ada juga model yang dapat dirangkai untuk membelajarkan bagian-bagian dari
keseluruhan obyek
atau sebuah proses yang terjadi pada obyek tersebut.
Soal 18A
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru membawa miniatur lapangan sepak
bola. Hal ini sebagai upaya guru untuk memberi pengalaman yang lebih konkret
kepada siswa-siswa yang tidak pernah mengalami secara langsung seperti apa
lapangan tersebut sesungguhnya. Miniatur lapangan sepak bola adalah media dalam
bentuk:
A. Obyek nyata
B. Model
C. Kunjungan ke lapangan
D. Materi cetak
E. Audio-visual
Jawaban: B
Pembahasan
Model atau maket lapangan sepakbola dalam ukuran mini memberikan gambaran 3
dimensi akan lapangan sepak bola yang sesungguhnya

Soal 18B
Seorang guru menggunakan media gambar untuk menjelaskan tentang tahapan-
tahapan alam melakukan tembakan ke ring basket. Apa jenis media yang digunakan
guru tersebut?
A. Audio
B. Visual
C. Audio-visual
D. Video
E. Gambar
Jawaban: B
Pembahasan
Jawaban B

Program PGDK Kemdikbud 2019

49
Tidak seperti audio-visual yang melibatkan dua indera sekaligus, visual atau audio
hanya melibatkan salah satu indera. Pengalaman belajar seperti ini memiliki tingkat
abstraksi yang tinggi, terutama yang hanya menggunakan audio. Materi akan
disajikan dengan cara yang semakin berjarak dengan realitas yang sesungguhnya
dan siswa dituntut untuk memiliki imajinasi yang tinggi dalam proses belajar
mereka. Contoh pembelajaran visual adalah guru yang menggunakan materi-materi
visual seperti foto, gambar, poster, kartun, dan sketsa. Guru geografi yang
menerangkan wilayah Indonesia akan menggelar peta dan menggunakannya untuk
membantu visualisasi materi pembalajaran. Guru pendidikan jasmani juga dapat
memanfaatkan keuntungan media gambar ketika menyampaikan materi bahaya
penyalahgunaan narkoba. Secara hukum, guru tidak mungkin membawa contoh-
contoh narkoba ke dalam kelas. Namun, beliau dapat menyajikan gambar ganja,
sabu-sabu, pil ekstasi, atau minum-minuman keras untuk memvisualisasikan
barang-barang terlarang
tersebut.

Soal 18C
Guru dapat menggunakan Pedometer untuk?
A. Mengukur banyaknya langkah
B. Mengukur jarak tempuh lari
C. Mengukur suhu badan latihan
D. Mengukur asupan gizi
E. Mengukur konsumsi cairan
Jawaban: A
Pembahasan
Pedometer atau penghitung langkah adalah sebuat alat untuk menghitung setiap
langlah seseorang dengan mendeteksi gerakan pinggul dari orang tersebut. Dewasa
ini pedometer dapat berupa aplikasi di android dan app store

Tujuan Pembelajaran
Menggunakan TIK untuk mendukung pembelajaran PJOK

Uraian Materi:
Sebagai salah satu bentuk media audio visual, video memiliki tingkat kerealitisan
yang tinggi. Coba ingat kembali teori pengalaman belajar dari Edgar Dale. Video
merepresentasikan suatu peristiwa secara hampir nyata, karena setidaknya
memberikan pengalaman visual dan auditorial. Saya menduga, akan banyak guru
yang lebih tertarik menggunakan media video untuk membantu pembelajaran
mereka ketimbang jenis media lain karena kerealistisannya. Namun sesungguhnya,
video memiliki ciri unik melebihi dari sekedar bisa dilihat dan didengar. Ciri unik
video menurut Heinich, Molenda, dan Russel (2002) adalah kemampuan video dalam
memanipulasi perspektif ruang dan waktu. Manipulasi di sini artinya rekayasa suatu
obyek/ kejadian/ peristiwa dengan cara mengubahnya (menambah, mengurangi,
memperbesar, memperkecil, menghilangkan) sebagian atau keseluruhan sesuatu
tersebut. Memanipulasi ruang dan waktu ini bagi industri film adalah berkah, karena
film dapat dibuat dengan cara-cara yang dramatik dan kreatif. Bagi guru, manipulasi
ruang dan waktu dapat berperan penting dalam pembelajaran.
Program PGDK Kemdikbud 2019

50
Dari sisi pendekatan, Fryer (2001) menyarankan dua pendekatan yang dapat
dilakukan pendidik ketika merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK,
yaitu: 1) pendekatan topik (theme-centered approach); dan 2) pendekatan
software (software-centered approach).
1. Pendekatan Topik (Theme-Centered Approach); Pada pendekatan ini, topik atau
satuan pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang
dilakukan adalah: 1) menentukan topik; 2) menentukan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai; dan 3) menentukan aktifitas pembelajaran dan software (seperti
modul. LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet,
dll) yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Rencana
pembelajaran yang dicontohkan di atas merupakan salah satu contoh penggunaan
pendekatan ini.
2. Pendekatan Software (Software-centered Approach); menganut langkah yang
sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti bku,
modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet,
dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan dengan topik
dan tujuan pembelajaran yang relevan dengan software yang ada tersebut. Sebagai
contoh, karena di sekolah hanya ada beberapa VCD atau mungkin CD-ROM tertentu
yang relevan untuk suatu topik tertentu, maka pendidik merencanakan
pengintegrasian software tersebut untuk mengajar hanya topik tertentu tersebut.
Topik yang lainnya terpaksa dilaksanakan dengan cara konvensional. Sedangkan dari
sisi strategi pembelajaran, ada beberapa pendekatan yang disarankan untuk
membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik, diantaranya adalah:
1) Resource-based learning; 2) Case-based learning; 3) Problem-based learning;
4) Simulation-based learning; dan 5) Collaborative-based learning (http://www.
microlessons. com).
Soal 19A
Video pembelajaran yang memuat langkah-langkah guling depan akan memudahkan
guru dalam pembelajaran senam karena video memiliki sifat:
A. Tingkat kerealistisan yang tinggi
B. Kemampuan manipulasi ruang
C. Kemampuan manipulasi waktu
D. Represetasinya hampir nyata
E. Semua jawaban benar
Jawaban: E
Pembahasan
Keunggulan video pembelajaran adalah siswa dapat melihat secara utuh melalui
gambar bergerak disertai dengan suara sehingga akan memudahkan dalam
menangkap pesan di dalamnya

Soal 19B
Berikut ini adalah contoh guru yang memanfaatkan media audio:
A. Guru memutarkan video teknik tendangan sabit
B. Guru menunjukkan poster bahaya merokok
C. Guru memperdengarkan suara rekaman tentang penyakit menular
D. Guru berceramah tentang P3K
E. Guru memberi tugas tertulis
Jawaban: C

Program PGDK Kemdikbud 2019

51
Pembahasan
Jawaban C
Pengalaman belajar yang melibatkan audio sudah jamak kita saksikan. Contoh paling
jelas adalah metode ceramah di mana guru menyajikan secara lisan materi
pembelajaran. Kita semua paham bahwa guru harus memiliki kemampuan
komunikasi lisan yang bagus dan efektif. Media audio dapat membantu guru dengan
cara menyampaikan materi secara lisan. Dengan kata lain, audio mengemas materi
melalui
suara. Media audio ini bisa didapat di mana saja.

Soal 19C
Pendekatan yang dapat dilakukan pendidik ketika merencanakan pembelajaran yang
mengintegrasikan TIK yaitu
A. Student centered
B. Teacher centered
C. Pendekatan topik
D. Pendekatan software
E. Pendekatan topik dan pendekatan software
Jawaban: E
Pembahasan
Fryer (2001) menyarankan dua pendekatan yang dapat dilakukan pendidik ketika
merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK, yaitu: 1) pendekatan topik
(theme-centered approach); dan 2) pendekatan software (software-centered
approach).

Tujuan Pembelajaran
Pemecahan masalah pembelajaran PJOK melalui penelitian

Uraian materi:
Penelitian tindakan kelas atau biasa disingkat sebagai PTK merupakan jenis
penelitian yang sangat khas. Salah satu ciri khas penting pada PTK adalah adanya
siklus-siklus dan pada setiap siklus ini terdapat 4 tahapan yang mesti dilalui. Adapun
keempat tahap itu adalah: (1) plan (merencanakan); (2) act (tindakan); (3) observe
(observasi); dan (4) reflect (berpikir reflektif atau refleksi). Tahapan-tahapan
tersebut akan menunjang sebuah siklus PTK. Model apapun yang digunakan dalam
metode penelitian tindakan kelas pada prinsipnya selalu menggunakan 4 tahapan
tersebut, baik secara tersirat maupun secara langsung tertulis pada bagian
metodologinya.
Ada beberapa bentuk penelitian tindakan kelas. Oja dan Smulyan (1989) dalam
Sudarsono (1997)membedakan adanya empat bentuk penelitian tindakan kelas,
yaitu:
a. Guru sebagai peneliti
b. Penelitian Tindakan Kolaboratif
c. Simultan Terintegratif
d. Administrasi Sosial Eksperimental
Pada bentuk yang pertama merupakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas yang
memandang guru sebagai peneliti memiliki ciri penting yaitu sangat berperannya
guru itu sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan
Program PGDK Kemdikbud 2019

52
utama
penelitian ialah meningkatkan praktek pembelajaran di kelas di mana guru terlibat

Program PGDK Kemdikbud 2019

53
secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan) dan refleksi. Dalam bentuk
penelitian ini, guru mencari problema sendiri untuk dipecahkan melalui penelitian
tindakan kelas. Jika melibatkan orang lain perannya tidak dominan. Sebaliknya
keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif dalam mempertajam atau
mencari problema pembelajaran di kelas. Guru sebagai peneliti, peran pihak luar
(orang lain) sangat kecil dalam proses penelitian. Pada bentuk penelitian kedua,
Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif, melibatkan beberapa pihak baik guru, kepala
sekolah maupun dosen secara serentak dengan tujuan untuk meningkatkan praktek
pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori dan karier guru. Model
penelitian kolaboratif ini dirancang dan dilaksanakan oleh sutu tim yang terdiri dari
guru, dosen dan kepala sekolah. Hubungan antara ketiga pihak tersebut bersifat
kemitraan yang dapat secara bersama-sama memikirkan persoalan-persoalan yang
dihadapi untuk diteliti melalui penelitian kolaboratif Pada bentuk ketiga, Simultan
Terintegratif, tujuan utama penelitian adalah untuk dua hal sekaligus yaitu
memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran praktis, dan untuk
menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Dalam
penelitian ini guru dilibatkan pada proses penelitian kelasnya, terutama aspek aksi
dan refleksi terhadap praktek-praktek pembelajaran di kelas. Meskipun demikian
persoalan- persoalan pembelajaran yang diteliti datang dan diidentifikasi oleh
peneliti dari luar. Pengambil posisi innovator adalah peneliti dari luar. Pada penelitian
tindakan kelas keempat, Administrasi Sosial Eksperimental, lebih menekankan
dampak kebijakan dan praktek. Dalam pelaksanaannya guru tidak dilibatkan baik
dalam perencanaan, aksi maupun refleksi terhadap praktek pembelajarannya. Guru
tidak banyak memberikan masukan pada proses penelitian ini. Tanggung jawab
penelitian sepenuhnya ada pada pihak luar. Dalam bentuk ini peneliti bekerja atas
dasar hipotesis tertentu, kemudian
melakukan bentuk tes dalam sebuah eksperimen.
Soal 20A
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk:
A. Naik pangkat
B. Meniti Karir
C. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
D. Membuat pembelajaran menyenangkan
E. Mengembangkan profesi
Jawaban: C
Pembahasan
Jawaban C
Tujuan melakukan penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan
masalah pembelajaran di sekolah. Selain itu, tujuan PTK adalah meningkatkan
dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi
pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan.

Soal 20B
Berikut ini langkah awal dalam melakukan tindakan kelas.
A. Merencanakan
B. Melakukan eksperimen laboratorium
C. Melakukan tindakan

Program PGDK Kemdikbud 2019

54
D. Refleksi
E. Observasi
Jawaban: A
Pembahasan
Salah satu ciri khas penting pada PTK adalah adanya siklus-siklus dan pada setiap
siklus ini terdapat 4 tahapan yang mesti dilalui. Adapun keempat tahap itu adalah:
(1) plan (merencanakan); (2) act (tindakan); (3) observe (observasi); dan (4) reflect
(berpikir reflektif atau refleksi).

Soal 20C
Bentuk penelitian tindakan kelas dimana guru sebagai peneliti memandang
keterlibatan pihak lain dari luar bersifat?
A. Konsultatif dan tidak dominan
B. Tidak dominan
C. Dominan
D. Fleksibel
E. Minimum
Jawaban: A
Pembahasan
Tujuan utama penelitian ialah meningkatkan praktek pembelajaran di kelas di mana
guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan) dan refleksi.
Dalam bentuk penelitian ini, guru mencari problema sendiri untuk dipecahkan
melalui penelitian tindakan kelas. Jika melibatkan orang lain perannya tidak
dominan. Sebaliknya keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif
dalam
mempertajam atau mencari problema pembelajaran di kelas. Guru sebagai peneliti,
peran pihak luar (orang lain) sangat kecil dalam proses penelitian.

B. Soal Dan Pembahasan Kompetensi Profesional

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan kriteria keilmuan yang mencakup aspek ontologi, dan
epistemologi dalam sebuah disiplin ilmu keolahragaan
Uraian materi:
Dalam kajian epistemologis, obyek formal ilmu pengetahuan meliputi kerangka teori
yang membantu perspektif guru dalam melihat obyek material. Contoh obyek formal
adalah ekonomi, biologi, fisiologi. Sedang obyek material meliputi apa yang diteliti.
Misalnya: benda hidup untuk biologi, masyarakat untuk sosiologi, dan gerak manusia
untuk ilmu keolahragaan. Pertanyaan apa yang dikaji oleh suatu disiplin ilmu,
merupakan pertanyaan mendasar yang dalam wilayah akademik filsafat ilmu
tercakup
dalam ontology ilmu. Permasalahan maksud dan sasaran dari apa yang dikaji ilmu
Program PGDK Kemdikbud 2019

55
tertentu, merupakan permasalahan ontologis yang merupakan cerminan pertanyaan-
pertanyaan final “untuk apa? atau “mengapa?”. Empat dimensi yakni historis,
komparatif, situasional, dan masa depan menghasilkan sudut pandang berbeda
dalam memandang apa fungsi ilmu keolahragaan. Ilmu keolahragaan menyajikan
sistem penelitian ilmiah, pengajaran, latihan, dan integrase konstruktif ilmu-ilmu lain
di dalamnya. Kajian ontologis merujuk pada objek material yaitu gerak manusia
(human movement) dan objek material yaitu gerak manusia dalam rangka
pembentukan dan pendidikan yang di dalamnya terkandung dimensi biologis,
psikologis, budaya, dan antropologis. Sementara gerak manusia dalam rangka
pembentukan dan pendidikan telah mewujud dalam spektrum aktivitas jasmani yang
luas, meliputi: play, games, physical education and health, sport, dance, recreation
and leisure.
SK Mendikbud nomor 413/U/1987 menyebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah
bagian yang integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk
meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, intelektual, dan emosional.
Rusli Lutan menyatakan bahwa pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai proses
sosialisasi melalui aktivitas jasmani, bermain, dan atau olahraga untuk mencapai
tujuan pendidikan. Sukintaka menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan
bagian yang integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk
mengembangkan kebugaran jasmani, mental sosial, serta emosional dalam kerangka
menuju manusia. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan yang
mengaktualisasikan seluruh potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak dan karya
yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita
kemanusiaan. Pendidikan jasmani terutama pengalaman gerak memberikan
kontribusi yang dominan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didik
secara menyeluruh, sehingga pandangan terhadap kehidupan manusia antara jiwa
dan raga tidak bisa dipisahkan satu sama lain benar-benar dapat dibuktikan.
Pendidikan jasmani adalah proses sosialisasi atau pembudayaan via aktivitas
jasmani, bermain dan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan.
Gerak yang dilakukan individu merupakan inti sari dari pendidikan jasmani, karena itu
dalam pendidikan jasmani terdapat tiga faktor yang sangat mendasar dalam gerak
manusia. Pertama, faktor unjuk kerja jasmani, faktor ini sangat berpengaruh dalam
melakukan aktivitas jasmani malahan mendasari semua gerak seperti kelincahan,
kecepatan, kekuatan, daya tahan, keseimbangan, kelentukan, dan stamina. kedua
adalah aktivitas universal yakni keterampilan fundamental seperti: lari, lempar,
lompat, panjat, dan menggantung. ketiga adalah gerakan khusus yang bertingkat
tinggi yang dikuasai dengan latihan dan pengalaman khusus yakni mencakup
aktivitas dalam pendidikan jasmani. Setelah tujuan pendidikan jasmani dikemukakan
oleh Pangrazi dan Dauer (1995) ada lima tujuan pendidikan jasmani diselenggarakan
di sekolah yaitu: 1) motor skill and movement competences, artinya kemampuan
gerak dan keterampilan gerakan, 2) health- related physical fitness and wellness,
artinya kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahtraan,
3) human movement principles, artinya prinsip gerak manusia, 4) social skills and
positive self concept, artinya kemampuan berasosiasi dan perencanaan diri yang
positif, dan 5) livetime participation in aktivity, artinya keikutsertaan beraktivitas
selama hidup. Demikian pula tujuan pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh
Siedentop (1990) yaitu terdiri dari empat pokok mendasar yakni: 1) physical
development objective,
yaitu berkaitan dengan program aktivitas yang dapat mengembangkan kekuatan
fisik individu melalui pengembangan berbagai sistem organ tubuh, 2) motor
Program PGDK Kemdikbud 2019

56
development

Program PGDK Kemdikbud 2019

57
objective, yakni yang berkaitan dalam mengembangkan gerak,3) mental
development objective, yakni yang berkaitan dengan pengetahuan dan
pengembangan berfikir dalam menginterpretasikan pengetahuan tersebut, dan 4)
social development objective, yakni berkaitan dengan membantu individu dalam
memahami personal, kelompok, dan anggota masyarakat lainnya.
Diringkaskan dalam terminologi yang populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan
jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif,
dan tak kalah pentingnya dalam domain afektif. Pengembangan domain
psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama, pertama
mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua, mencapai
perkembangan aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran
pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang
kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan
gerak keterampilan itu sendiri. Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang
fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan
memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani, tidak saja
menyangkut penguasaan pengetahuan faktual semata- mata, tetapi meliputi pula
pemahaman terhadap gejala gerak dan prinsipnya, termasukyang berkaitan dengan
landasan lmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta manfaat pengisian waktu
luang. Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur
kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang
perlu dikembangkan, tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan komponen
kepribadian lainnya, seperti intelegensia emosional dan watak. Konsep diri
menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihannya. Konsep
diri merupakan fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan
pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah dewasa kelak. Disamping itu juga
dari rumusan tujuan pendidikan jasmani di atas pada hakikatnya kawasan
pendidikan jasmani mencakup aspek organik, kognitif, neuromuskuler, perseptual,
sosial dan emosional. Akibatnya seorang yang terdidik dalam pendidikan jasmani,
maka ia telah mempelajari berbagai macam keterampilan yang diperlukan dalam
melakukan berbagai aktivitas jasmani, seperti: (1) Bergerak dengan menggunakan
kesadaran tentang tubuhnya, ruang, usaha dan hubungan, (2) Menunjukkan
penguasaan keterampilan dalam berbagai keterampilan manipulatif, lokomotor, dan
nonlokomotor, (3) Memperlihatkan kemampuan keterampilan dalam kombinasi
manipulatif, lokomotor, dan nonlokomotor yang dilakukan secara individual atau
dengan orang lain, (4) Menunjukkan kemampuan dalam berbagai bentuk aktivitas
jasmani (Abdullah, 2003).
Falsafah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah anggapan, gagasan, dan
sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat; pandangan
hidup; selanjutnya berfalsafah memiliki makna: 1 memikirkan dalam-dalam (tentang
sesuatu); 2 mengungkapkan pemikiran-pemikiran yang dalam yang dijadikan
sebagai pandangan hidup. Sedangkan dasar untuk filosofi adalah filsafat dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, bermakna: 1 pengetahuan dan penyelidikan dengan
akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya; 2 teori
yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan; 3 ilmu yang berintikan logika,
estetika, metafisika, dan epistemologi; 4 falsafah. Sebagai isi dalam falsafah, maka
kajian falsafah dapat difokuskan pada masalah yang sangat rumit, dan
memerlukan
pemikiran yang bersungguh-sungguh. Suatu kajian falsafah apabila tidak dapat
diselesaikan
Program melalui kaedah
PGDK Kemdikbud 2019 pengamatan ataupun kaedah sains. Biasanya, kajiannya

56
akan melibatkan tentang konsep, idealogi, dan perkara- perkara lain yang abstrak.
Bidang falsafah memberikan nilai yang tinggi kepada permasalahan yang baik, atau
persoalan yang memiliki nilai kefalsafahannya. Ini karena kajian yang baik akan
mendatangkan jawaban yang baik, Kategori falsafah ada lima bidang berdasarkan
persoalannya, yaitu: a. Metafizik yaitu bidang falsafah yang memikirkan tentang
kewujudan, b. Epistmologi yaitu bidang falsafah yang berfikir tentang ilmu
pengetahuan, c. Etika yaitu bidang falsafah yang memikirkan tentang kemoralan
manusia, d. Logika adalah suatu bidang falsafah yang mengkaji penaakulan
manusia,
e. Estetika yakni bidang falsafah yang memikirkan tentang keindahan. Ada tiga hal
penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani (Dauer and
Pangrazy, 1992), yaitu: a) meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan peserta
didik, b) meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta c)
meningkatkan pengertian peserta didik dalam prinsip-prinsip gerak serta bagaimana
menerapkannya dalam praktek.
Pendidikan olahraga menekankan pada pembinaan keterampilan berolahraga dan
menghayati nilai-nilai yang diperoleh dari kegiatan berlatih dan bertanding(Jewet,
1994; Jewet et al., 1995). Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina
anak agar menguasai cabang- cabang olahraga tertentu. Pendidikan kesehatan
adalah usaha yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang
atau anak didik tentang kesehatan yang meliputi aspek pribadi (fisik, mental, social)
agar dapat
berubah dan berkembang secara harmonis.

Program PGDK Kemdikbud 2019

57
Pendidikan Jasmani Olahraga

Berjalan Berjalan
Pembelajaran berjalan pada pendidikan jasmani Berjalan pada olahraga merupakan
ditujukan pada usaha untuk membentuk sikap dan salah satu nomor dalam cabang
gerak tubuh yang sempurna. Pembelajaran atletik. Latihan berjalan dilakukan
biasanya dilakukan melalui materi baris-berbaris dengan secepat-cepatnya melalui
teknik dan peraturan yang telah baku
Lari Lari
Materi lari pada pendidikan jasmani Lari pada olahraga merupakan salah
dimaksudkanuntuk dapat mengembang-kan satu nomor dalam cabang atletik.
keterampilan gerak berlari dengan baik. Berlari Latihan dilakukan untuk mencapai
dapat dilakukan dalam beberpa teknik; lari zig-zag, prestasi optimal. Dalam cabang
lari kijang, lari kuda, dan beberapa teknik lari atletik lari dibagi dalam beberapa
lainnya nomor.
Lompat
Lompat
Materi lompat dalam pendidikan jasmani Lompat pada olahraga merupakan
dimaksudkan untuk dapat mengembangkan salah satu nomor dalam cabang
keterampilan gerak lompat dengan baik. Lompat atletik. Latihan lompat pada cabang
dapat dilakukan dalam beberapa teknik ; lompat atletik dilakukan untuk mencapai
harimau, lompat kodok, dan beberpa teknik lompat prestasi optimal
lainnya.
Lempar
Lempar
Materi lempar dalam pendidikan jasmani Lempar dalam olahraga merupakan
dimaksudkan untuk dapat mengembangkan salah satu nomor dalam cabang
ketermapilan gerak lempar dengan baik. Melempar atletik. Latihan lempar pada cabang
dapat dilakukan dengan beberapa teknik; lempar atletik dilakukan untuk mencapai
bola, lempar sasaran, dan beberpa teknik lempar prestasi optimal.
lainnya.

Soal 21A
Obyek material ilmu keolahragaan adalah:
A. Biomekanika
B. Ilmu gizi
C. Manusia yang bergerak
D. Tubuh manusia
E. Sarana prasarana
Jawaban: C
Pembahasan
Objek material merupakan apa yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu yang
diselidiki atau dipelajari kata kuncinya adalah material (apapun yang konkrit ataupun
abstrak semisal ide-ide, nilai-nilai, angka). Pilihan A dan B merupakan objek formal
karena berupa teori yang digunakan untuk melihat, memandang objek material.
Tubuh manusia merupakan objek material ilmu kedokteran, sedangkan sarana
prasarana merupakan objek formal untuk meninjau onbjek material

Soal 21B
Pengertian olahraga pendidikan menurut UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional, adalah

Program PGDK Kemdikbud 2019

58
A. pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses
pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan,
kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani
B. pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan
individu secara organis, neuromuskuler, intelektual dan emosional melalui
aktivitas jasmani
C. olahraga yang membina dan mengembangkan olahraga secara terencana,
berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi
dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan
D. pendidikan jasmani dan olahraga kompetitif yang dilaksanakan sebagai
bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk
memperoleh
pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani
Jawaban: A
Pembahasan
UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I Pasal 1 ayat
11 Olahraga Pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan
sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh
pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

Soal 21C
Salah satu akar eksistensi olahraga adalah:
A. Homo economicus ( manusia ekonomik)
B. Homo homini lupus (manusia sebagai serigala atas manusia lain)
C. Homo ludens (manusia bermain)
D. Homo erektus (manusia yang berjalan dengan berdiri)
E. Homo sapiens
Jawaban: C
Pembahasan
Jawaban C
Homo Ludens adalah sebuah konsep yang memahami bahwa manusia merupakan
seorang pemain yang memainkan permainan. Homo ludens sendiri merupakan
sebuah konsep yang muncul atau ditemukan dalam kebudayaan. Setiap kebudayaan
memperlihatkan karakter manusia sebagai pemain. Konsep homo ludens merupakan
sebuah fenomena budaya. Namun, konsep tentang permainan sudah ada jauh
sebelum kebudayaan. Kita dapat melihat konsep homo ludens dalam bentuk
sederhana dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada hewan peliharaan. Ketika kita
melihat hewan peliharaan kita bermain maka saat itulah kita melihat bahwa konsep
tentang bermain itu terjadi tanpa perlu suatu pola atau petunjuk. Dalam kasus ini,
bermain dapat dikatakan sebagai insting. Permasalahannya adalah ketika kita
mengatakan bahwa bermain sebagai insting maka permainan itu berarti sempit.
Sedangkan jika bermain dikatakan sebagai sebuah kehendak atau sebuah pikiran
maka makna dari bermain itu akan menjadi luas.

Program PGDK Kemdikbud 2019

59
Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan kriteria keilmuan yang mencakup aspek aksiologi dalam
sebuah disiplin ilmu keolahragaan
Uraian Materi:
Tiga pilar filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi ilmu
keolaharagaan mempelajari tentang hakikat, asal usul, dan eksistensi ilmu
keolahragaan. Epistemologi mengkaji benar-salah atas sesuatu yang ada (eksis).
Dalam ilmu keolahragaan, perspektif epistemologi memfokuskan pada bagaimana
kebenaran dapat dicapai, apa langkah-langkah dan metodenya. Sedangkan aksiologi
membahas tentang etika, estetika, dan manfaat ilmu. Oleh sebab itu, manfaat ilmu
keolahragaan menjadi bagian yang dikaji dalam aksiologi. Kesadaran bahwa
olahraga merupakan ilmu secara internasional mulai muncul pertengahan abad 20,
dan di Indonesia secara resmi dibakukan melalui Deklarasi Ilmu Keolahragaan tahun
1998 pada Seminar dan Lokakarya Nasional Ilmu Keolahragaan di Surabaya.
Beberapa akademisi dan masyarakat awam memang masih pesimis terhadap
eksistensi ilmu keolahragaan, khususnya di Indonesia, terutama dengan melihat
kajian dan wacana akademis yang masih sangat terbatas dan kurang integral.
Sebagai suatu ilmu baru yang diakui secara luas, ilmu keolahragaan berkembang
seiring kompleksitas permasalahan yang ada dengan ketertarikan-ketertarikan ilmiah
yang mulai bergairah menunjukkan eksistensi ilmu baru ini ke arah kemapanan
(Pramono, 2004: 3).
Kajian terhadap fenomena keolahragaan bisa didekati dari berbagai aliran dan/atau
cabang filsafat sesuai penekanan pemikiran tentang objek tersebut. Khusus dalam
hal dimensi keilmuan keolahragaan, tinjauan ontologis, epistemologis, dan aksiologis
adalah tiga landasan penelaahannya (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2001: 90).
Tema ini berangkat dari kajian ontologi tentang tubuh dalam kerangka olahraga,
untuk direfleksikan ke dalam tiga landasan penelaahan ilmu keolahragaan tersebut.
Pembahasan dari aspek ontologi berusaha menjawab persoalan apa objek studi ilmu
keolahragaan yang dianggap unik dan tidak dikaji oleh disiplin ilmu lainnya. Selain
itu, perlu juga memetakan medan kajian ilmu keolahragaan sebagai suatu rincian
objek formalnya, serta pembahasan tentang maksud dan sasaran ilmu keolahragaan
yang merupakan persoalan atau fokus penting dalam membangun dasar-dasar
teoritis ilmu keolahragaan dari aspek ontologis ini (KDI Keolahragaan, 2000: 6, 9;
Haag, 1994: 9). Gerak manusia merupakan objek material dari ilmu keolahragaan
(KDI Keolahragaan, 2000: 6), dan ini mengindikasikan betapa vitalnya kajian tentang
tubuh sebagai syarat mutlak yang harus selalu diandaikan keberadaannya untuk
mengkaji objek material tersebut. Olahraga, dengan demikian, secara hakiki
berurusan dengan tubuh. Konsekuensinya, ilmu keolahragaanpun juga berurusan
dengan konsep tubuh. Konsekuensi dari semua itu, permainan olahraga cukup
“serius” untuk diangkat ke tingkat penghargaan budaya yang lebih tinggi (Hatab,
1998: 106), sehingga filsafat mau tak mau harus berani mengkaji ulang “tradisinya”
sendiri yang menekankan jiwa atas tubuh, harmoni atas konflik, dan mengakui
bahwa olahraga memiliki kandungan nilai-nilai fundamental bagi keberadaan
manusia. Begitulah, di dunia Yunani Kuno, lokus asal muasal pemikiran filsafat Barat,
olahraga tak hanya populer, tetapi menempati penghargaan kultural terhormat
(Pramono, 2003: 32). Salah satu arus pemikiran filsafat tubuh yang gemanya
sampai sekarang masih sangat terasa dan
merasuki hampir segala sendi kemanusiaan adalah pandangan Descartes tentang
tubuh sebagai mesin. Pernyataannya yang terkenal “cogito, ergo sum” menjadi

60
Program PGDK Kemdikbud 2019

61
lambang penekanan rasionalitas di dunia Barat saat ini. Pemisahan substansi tubuh
(res extensa) dengan jiwa (res cogitans) menelurkan konsep dunia mekanis yang
saat ini masih menjadi dasar bagi sebagian besar ilmu, dan memengaruhi secara
luar biasa banyak aspek kehidupan (Capra, 1997: 32). Salah satu tugas ontologi
adalah refleksi atas realitas sebagai fakta, atau, menemukan secara konkrit makna
yang-ada. Lebih khusus, tugas ontologi material adalah apakah dalam yang-ada
terdapat keumuman, keajegan dan isi hakiki yang umum yang selanjutnya dapat
berdeferensiasi. Tugas ontologi formal adalah menyelidiki struktur-struktur paling
atas, ketentuan-ketentuan dan keajegan yang dimiliki sesuatu yang-ada sebagai
adanya (Siswanto, 2004: 44, 58). Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani
dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan
berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,
kesehatan, dan kebugaran jasmani Freeman (2001) menyatakan bahwa olahraga
tidak terlepas dari konsep bermain (play), games, dan sport. Bermain (play) adalah
bentuk kegiatan yang tidak produktif yang tujuannya adalah memberikan
kesenangan pada diri sendiri. Dimana bermain dibagi menjadi dua kelompok yaitu
bersifat spontanitas dan permainan yang diorganisir.Permainan yang bersifat
spontanitas disebut bermain (play), dan permainan yang diorganisir disebut games.
Games juga dukelompokkan menjadi dua bagian yaitu games yang dipertandingkan
dan tidak dipertandingkan (contest). Permainan yang dipertandingkan
dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu bentuk yang menggunakan aktivitas fisik
dan bentuk yang menggunakan keterampilan fisik (sport). Dengan demikian bahwa
olahraga (sport) dapat dikatakan sebagai bentuk aktivitas bermain yang
diorganisasikan sedemikian rupa dengan seperangkat peraturan dan pertandingan
dengan menggunakan tolak ukur keterampilan fisik sipelakunya.
Kajian ontologis dapat menunjukkan bahwa studi ilmu keolahragaan memiliki obyek
material yaitu gerak manusia (human movement) dan obyek material yaitu gerak
manusia dalam rangka pembentukan dan pendidikan. Dengan obyek studi tersebut
kajian ilmu keolahragaan menjadi sangat kompleks karena di dalam obyek studi itu
terkandung dimensi biologis, psikologis, budaya, dan antropologis. Sementara itu,
gerak manusia dalam rangka pembentukan dan pendidikan telah menjelma dalam
spektrum aktivitas jasmani yang luas, yang meliputi: play, games, physical education
and health, sport, dance, recreation and leisure. Kajian ilmu keolahragaan menjadi
semakin kompleks ketika berbagai aktivitas jasmani tersebut berkorelasi dan
berinteraksi dengan aspek-aspek sosial, budaya, ekonomi, ideologi, politik, hukum,
keamanan, dan ketahanan bangsa. Kajian epistemologis dapat menunjukkan bahwa
ilmu keolahragaan dapat dikembangkan melalui beberapa pendekatan kajian dan
metode penelitian. Ada 4 pendekatan kajian yang dapat digunakan yaitu
pendekatan:
1) multi-disiplin; 2) inter-disiplin; 3) lintas-disiplin; dan 4) trans-disiplin. Pendekatan
multi-disiplin merupakan pendekatan dimana berbagai disiplin ilmu dengan
perspektifnya masing-masing tanpa kesatuan konsep mengkaji fenomena
keolahragaan.
Pendekatan inter-disiplin merupakan pendekatan dimana dua atau lebih disiplin ilmu
berinteraksi dalam bentuk komunikasi ide atau konsep yang kemudian dipadukan
untuk mengkaji fenomena keolahragaan. Pendekatan lintas- disiplin merupakan
pendekatan dimana aspek-aspek yang ada dalam fenomena keolahragaan menjadi
pusat orientasi penyusunan konsep secara terpadu dengan menggunakan teori-teori
beberapa disiplin ilmu yang relevan. Dengan pendekatan lintas disiplin, batas-batas
Program PGDK Kemdikbud 2019

61
disiplin ilmu sumbernya menjadi tersamar atau tidak tampak.. Pendekatan trans-
disiplin merupakan pendekatan yang relatif baru dalam pengembangan ilmu, yaitu
pendekatan dimana suatu disiplin ilmu dikembangkan dengan menggunakan
metode, teknik, atau cara-cara yang telah lazim digunakan oleh disiplin ilmu lain.
Dari aspek metodologis dalam penelitian keolahragaan dapat digunakan 3
pendekatan yaitu pendekatan: 1) positivistik-empirik; 2) fenomenologis; dan 3)
hermeneutik. Pendekatan positivistik-empirik menekankan pada data empirik hasil
observasi dengan menggunakan instrumen tertentu, dan dalam posisi terpisah
antara peneliti dengan obyek yang diteliti. Pendekatan fenomenologis menekankan
pada pengungkapan fenomena empirik melalui pengamatan langsung yang
kemudian ditafsirkan dan diberi makna. Pendekatan hermeneutik menekankan pada
pemaparan pengetahuan berdasarkan pemahaman dan penafsiran atas obyek kajian
dengan menggunakan teori yang sudah ada. Kajian aksiologis dapat menunjukkan
bahwa ilmu keolahragaan dan aplikasinya dalam bentuk aktivitas keolahragaan
ternyata memiliki nilai- nilai positif berkenaan dengan realitas kehidupan individu
maupun masyarakat luas secara universal. Disamping nilai-nilai pembentukan dan
pendidikan sebagai nilai-nilai utama, nilai survival bagi kehidupan umat manusia
merupakan nilai yang lebih esensial. Nilai- nilai lain sebagai nilai ikutannya adalah
berpotensi untuk memberikan sumbangan dalam membentuk kehidupan masyarakat
dan umat manusia dalam kebersamaan tanpa mamandang perbedaan suku, ras,
bangsa, agama, dan budaya. Dalam skala yang lebih bersifat sektoral, memiliki nilai-
nilai dapat menyumbang terbentuknya dinamika kehidupan sosial, budaya, ekonomi,
ideologi, politik, hukum, keamanan, dan
ketahanan bangsa.
Soal 22A
Dalam pilar filsafat, kajian tentang manfaat ilmu keolahragaan disebut
sebagai:
A. Aksiologi
B. Ontologi
C. Metafisika
D. Epistemologi
E. Logika
Jawaban: A
Pembahasan
Kata kunci yang harus diperhatikan adalah kajian tentang manfaat, secara teori
aksiologi dipahami sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh. Ontologi merujuk pada hakikat, sedang epistemology
pada kajian benar-salah. Metafisika mengenai keberadaan dan sifat-sifat yang
meliputi yang dikaji. Jawaban E, yaitu logika merupakan segenap asas, aturan, dan
tatacara
mengenai penalaran yang benar.

Soal 22B
Hal apa yang terkandung dalam dimensi gerak manusia dalam rangka pembentukan
dan pendidikan
A. Hukum, mekanika, akuntansi
B. Biologis, psikologis, budaya, antropologis
C. Kedokteran
D. Agama
Program PGDK Kemdikbud 2019

62
Jawaban: B
Pembahasan
Jawaban A tidak berhubungan dengan dimensi gerak, sedang jawaban B merupakan
ilmu yang melandasi dimensi gerak pembentukan dan pendidikan, jawaban C dan D
adalah objek formal

Soal 22C
Menurut Undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional,
ruang lingkung olahraga meliputi:
A. Olaharaga Usia Dini, Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi
B. Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, Olahraga Prestasi
C. Olahraga Rekreasi, Olahraga Pendidikan, Olahraga Profesional
D. Olahraga Prestasi, Olahraga Amatir, Olahraga Profesional
E. Olahraga Pendidikan, Olahraga Usia Dini, Olahraga Rekreasi
Jawaban: B
Pembahasan
Amanat UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional membagi
olahraga menjadi tiga ruang lingkup meliputi olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,
dan olahraga prestasi

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan fenomena gerak manusia melalui perilaku gerak (bermain,
berolahraga, dan berlatih) dalam disiplin ilmu keolahragaan
Uraian Materi:
Permainan adalah tindakan yang bersifat sukarela atau yang dilakukan dalam batas-
batas waktu dan tempat tertentu, menurut aturan main yang diterima secara bebas
tetapi sangat mengikat, memiliki tujuan yang berada dalam permainan itu sendiri
dan disertai oleh perasaan ketegangan, kesenangan, dan kesadaran bahwa hal
tersebut berbeda dari kehidupan biasa. Ciri yang melekat berupa kebebasan, dimana
pemain tidak dapat dipaksa untuk berpartisipasi tanpa permainan tersebut secara
tiba-tiba merubah sifatnya. Selanjutnya adalah prinsip dibatasi, dimana batasan
waktu dan ruang yang sudah dipastikan sebelumnya. Ciri ketiga yakni aturan, aturan
ini merujuk pada aturan main yang telah disepakati sebelumnya.
Bermain, menurut Smith and Pellegrini (2008) merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan dengan cara-cara menyenangkan, tidak
diorientasikan pada hasil akhir, fleksibel, aktif, dan positif. Hal ini berarti, bermain
bukanlah kegiatan yang dilakukan demi menyenangkan orang lain, tetapi semata-
mata karena keinginan dari diri sendiri. Oleh karena itu, bermain itu menyenangkan
dan dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan bagi pemainnya. Di dalam
bermain, anak tidak berpikir tentang hasil karena proses lebih penting daripada
tujuan akhir. Bermain juga bersifat fleksibel, karenanya anak dapat membuat
kombinasi baru atau bertindak dalam cara-cara baru yang berbeda dari sebelumnya.
Bermain bukanlah aktivitas yang kaku. Bermain juga bersifat aktif karena anak
benar-benar terlibat dan tidak pura-pura aktif. Bermain juga bersifat positif dan
membawa efek
positif karena membuat pemainnya tersenyum dan tertawa karena menikmati apa
yang mereka lakukan. Dengan demikian, bermain adalah kegiatan yang
Program PGDK Kemdikbud 2019

63
menyenangkan, bersifat pribadi, berorientasi proses, bersifat fleksibel, dan berefek
positif. Bermain juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi
kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan
secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar (Hurlock, 1997).
Bermain menurut beberapa pakar:

1. Herbert Spencer. Menurut Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) anak
bermain karena mereka punya energi berlebih. Energi ini mendorong mereka
untuk melakukan aktivitas sehingga mereka terbebas dari perasaan tertekan.
Hal ini berarti, tanpa bermain, anak akan mengalami masalah serius karena
energi mereka tidak tersalurkan.
2. Sigmund Freud. Melihat bermain dari kacamata psikoanalisis. Dengan
demikian teorinya disebut teori bermain psikoanalisis. Bermain bagi anak
merupakan suatu mekanisme untuk mengulang kembali peristiwa traumatik
yang dialami sebelumnya sebagai upaya perbaikan atau penguasaan
pengalaman. Bermain dipandang sebagai sarana melepaskan kenangan dan
perasaan yang menyakitkan. Anak bermain karena mereka membutuhkan
ruang untuk melepaskan desakan emosi secara tepat.
3. Lev Vygotsky. Bermain, menurut Vygotsky (1969), merupakan sumber
perkembangan anak, terutama untuk aspek berpikir. Menurut Vygotsky, anak
tidak serta merta menguasai pengetahuan karena faktor kematangan, tetapi
lebih karena adanya interaksi aktif dengan lingkungannya. Bermain, dalam
perspektif ini, menyediakan ruang bagi anak untuk mengonstruksi
pengetahuan melalui interaksi aktif dengan berbagai aspek yang terlibat,
seperti peran dan fungsi. Anak adalah individu aktif, yang di dalam proses
bermain melibatkan diri untuk membangun konsep-konsep yang dibutuhkan,
seperti memahami bentuk benda, fungsi benda, karakteristik benda. Anak
juga membangun konsep-konsep abstrak, seperti aturan- aturan, nilai-nilai
tertentu, dan kultur.
4. Bermain merupakan aktifitas jasmani secara sukarela dengan aturan yang
tidak baku (disepakati oleh kedua belah pihak) tanpa memperkirakan hasil
akhirnya, (Caillois&Siedentop).
5. Bermain merupakan suatu aktifitas yang harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh dan sukarela atas dasar rasa senang, tetapi bermain bukan
merupakan kesungguhan (kegiatan untuk memperoleh uang/penghidupan),
(Sukintaka, 1982: 1).
Abdul Kadir Ateng menguraikan tentang proporsi olahraga dan pendidikan jasmani
sebagai berikut:

Program PGDK Kemdikbud 2019

64
Komponen Pendidikan Jasmani Olahraga
Kinerja motorik (motor
Pendidikan keseluruhan,
Tujuan performance/kinerja gerak
kepribadian dan emosional
untuk prestasi
Child centered (sesuai dengan Subject centered (berpusat pada
Materi
kebutuhan anak/ individualized) materi)
Seluas gerak kehidupan sehari- Fungsional untuk cabang
Teknik gerak
hari olahraga bersangkutan
Disesuaikan dengan keperluan Peraturannya baku (standar)
Peraturan
(tidak dibakukan) agar dapat dipertandingkan
Anak yang Ditinggalkan/untuk milih
Harus diberi perhatian ekstra
lamban cabang olahraga lain
Talent Scouting Untuk mengukur kemampuan
awal Untuk cari atlit berbakat
(TS)
Mutilateral (latihan yang
Latihannya menyangkut semua otot) Spesifik
Partisipasi Wajib Bebas

Hubungan antara play, games, dan sport dijabarkan dalam gambar di bawah ini.
Ruang lingkup play lebih luas dibandingkan dengan games, sedangkan olahraga
menempati ruang yang lebih sempit.

Play

Spontaneous Organizer (games)

Intellectual Physical (sport)

Non competitive Competitive (contests)

Emphasis

Process (sport: Product (athletics;


taking part) victory is a primary goal)

Hubungan Play, Games, dan Sport

Soal 23A
Akar olahraga adalah manusia yang bermain. Ciri-ciri suatu aktivitas dapat disebut
permainan adalah:
A. Serius
B. Menggunakan lapangan
C. Tujuannya untuk aktivitas permainan itu sendiri
D. Melibatkan banyak orang
E. Adanya wasit
Jawaban: C
Pembahasan
Permainan adalah bentuk aktivitas yang menyenangkan yang dilakukan semata-
mata untuk aktivitas itu sendiri, bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang
dihasilkan dari aktivitas tersebut untuk itu jawaban C paling tepat. Jawaban A, B,
D, dan E
merupakan ciri yang melekat pada olahraga.

Program PGDK Kemdikbud 2019

65
Soal 23B
Suatu aktivitas yang dilakukan dengan sukarela, tanpa paksaan dan dalam waktu
luang adalah definisi dari
A. Olahraga
B. Rekreasi
C. Pendidikan jasmani
D. Bermain
E. Pendidikan Olahraga
Jawaban: D
Pembahasan
Bermain merupakan dorongan naluri, fitrah manusia, dan pada anak merupakan
keniscayaan sosiologis dan biologis. Ciri lain yang amat mendasar yakni kegiatan itu
dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan dan dalam waktu luang. Di dalamnya juga
terkandung nilai pendidikan sehingga perlu dimanfaatkan sebagai upaya menuju
pendewasaan melalui rangsangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik,
mental, sosial, dan moral yang berguna pada pencapaian pertumbuhan dan
perkembangan secara normal dan wajar.

Soal 23C
Komponen teknik gerak pada pendidikan jasmani mengarah pada keluasan gerak
kehidupan sehari-hari, namun pada olahraga komponen tekniknya adalah
A. Fungsional cabang olahraga bersangkutan
B. Multilateral
C. Child centered
D. Kompetitif
E. Spontan
Jawaban: A
Pembahasan
Pendidikan jasmani dan olahraga pada komponen teknik gerak sangat berbeda, pada
pendidikan jasmani mengarah pada keluasan gerak kehidupan sehari-hari, mendasari,
dan memperkaya dimensi gerak, sedangkan pada olahraga spesifik sesuai cabang
olahraganya. Untuk itu pilihan A yang paling tepat.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan sejarah olimpiade kuno

Uraian Materi:

Olimpiade kuno dilaksanakan pertama kali pada tahun 776 sebelum masehi di kota
Olympia yang merupakan wilayah “negara” Yunani.
Di desa Olympia pada masa Yunani kuno, lebih dari 27 abad yang lalu, seorang
pemuda bernama Coroebus berhasil tampil sebagai pemenang lomba lari. Untuk
menandai kejayaannya, sebuah untaian daun olive berbentuk mahkota diletakkan di
kepalanya. Coroebus adalah orang pertama yang kemenangannya tercatat dalam
sejarah Olympic games atau pekan Olympiade. Tetapi apabila kita ‘membalik’ masa
lalu lebih teliti, sebenarnya games di Olympia telah mulai dilaksanakan sejak jaman

Program PGDK Kemdikbud 2019

66
kuno sebagai suatu kebiasaan atau budaya masyarakat Yunani waktu itu. Para
penyair, penyanyi dan sastrawan Yunani kuno telah meninggalkan warisan berupa
puisi dan lagu yang berisi penghargaan kepada para olahragawan, para peserta
pada Olympic games dan pada adat kebiasaan yang bernilai relijius itu. Berdasarkan
mitos masyarakat setempat,dewa Zeus dan dewa Cronos sebagai maha dewa
bangsa Yunani kuno, bertarung di puncak gunung Olympus untuk menentukan siapa
yang berhak memiliki serta mengatur seluruh jagad raya beserta isinya.
Dalam pertarungan tersebut, dikisahkan dewa Zeus (dengan bantuan saudara-
saudaranya) berhasil mengalahkan dewa Cronus. Olympic games serta kegiatan-
kegiatan yang bersifat relijius pada waktu itu dilaksanakan sebagai penghormatan
atas kemenangan Zeus tersebut. Apabila dilihat secara geografis, Olympia terletak di
Yunani sebelah barat daya. Di daerah tersebut terdapat sebuah sungai, Alpheus
namanya, yang sekarang dinamakan sungai Ruphia, yang mengalir di sepanjang
lembah Olympia dan bermuara di laut Ionian. Pada bagian utara tebing sungai
terdapat tanah lapang yang amat luas, yang merupakan sebuah padang atau
dataran; di sebelahnya lagi terdapat bukit-bukit yang ditumbuhi pepohonan, lalu di
samping perbukitan setiap kali mengarahkan pandangan ke arah barat nampaklah
laut, selain itu ada lagi pemandangan yang luar biasa - yang menjulang tinggi-
panjang, bukit- bukit batu dengan salju yang senantiasa terdapat pada puncaknya.
Selain versi di atas, pekan Olympiade untuk menghormati dewa Zeus, ada lagi satu
versi cerita kuno tentang awal mula Olympiade. Dikisahkan ada seorang raja,
Oenomaus namanya, yang menguasai dan memerintah daerah di Olympia. Beliau
memiliki seorang puteri yang luar biasa cantik, bernama Hippodameia. Karena
kecantikannya yang luar biasa itu, maka banyak sekali pangeran, pria bangsawan,
yang hendak mempersuntingnya sebagai istri. Mimpi mereka terhalang oleh
sayembara yang diselenggarakan oleh sang Bapak, Raja Oenomaus. Raja telah
memutuskan tidak seorang pria pun dapat atau diperbolehkan memperistri
Hippodameia, kecuali jika dia mampu mengambil dan memisahkan puteri dari
kejaran Chariotnya, artinya dapat keluar serta membebaskan diri dari kejaran sang
Raja yang akan memburunya dengan chariot pula. Pada setiap pengejaran selalu
berakhir dengan kematian si pelamar, saat sang Raja dapat mengejar chariot yang
melarikan diri, Oenomaus segera membinasakan si pelamar dengan pedangnya.
Dengan demikian betambahlah korban ksatria-pelamar yang mempertaruhkan
nyawa demi seorang puteri jelita, Hippodameia. Sudah 13 orang pelamar mencoba
peruntungan untuk dapat memenangkan dan merebut sang juwita Hippodameia,
dan raja Oenomaus telah memporak- porandakan mimpi mereka. Tiga belas pelamar
mati binasa oleh tajamnya pedang sang Raja. Tetapi tetap saja ada pria yang
bertekad menuruti hasrat cintanya mempersunting pujaan hati. Ksatria ke-
14 yang berani mencoba keberuntungan mempersunting si cantik adalah Pelops,
seorang pemuda gagah, tampan, pemberani, serta cerdik, dan penuh perhitungan.
Pelops, menurut cerita menggunakan kelebihannya dalam bertipu daya untuk
mengalahkan sang Raja, dalam adu kecepatan mengendarai chariot.
Pelops menyadari, bahkan sangat menyadari, apabila dia berlomba secara jujur,
artinya sesuai dengan aturan yang ditetapkan sang Raja, dia pasti akan kalah dan
mati ditebas pedang sang Raja. Maka, Pelops menggunakan tipu daya dengan
menyuap salah seorang pelayan Raja, agar bersedia merusak roda chariot yang
akan dikendarai raja Oenomaus. Rencana pun dijalankan dengan penuh kehati-
hatian, agar
tidak diketahui pihak Raja. Perlombaan dimulai, chariot pertama yang siap dipacu
berada di depan, berisi Pelops dan Hippodameia, segera melaju lebih dahulu begitu

67
Program PGDK Kemdikbud 2019

68
diberi aba-aba. Tidak berselang lama ternyata kuda-kuda sang raja Oenomaus
segera menyusul, beberapa saat sudah dapat mendekati chariot yang dikendarai
Pelops dan Hippodameia. Situasi saat itu benar-benar menegangkan, karena sang
Raja sudah siap dengan pedangnya untuk membabat Pelops. Tetapi apa yang
terjadi, tiba-tiba sebuah roda chariot sang Raja terlepas, beliau terjatuh dari kereta,
dan lehernya patah, seketika itu juga langsung meninggal. Dengan kejadian itu,
Pelops dianggap telah berhasil memenangkan perlombaan chariot di Olympia, serta,
ini yang diimpi- impikan, Pelops berhak menyunting Hippodameia sebagai isterinya.
Selanjutnya di dataran atau padang yang sama itulah dilaksanakan pekan
Olympiade, untuk menghormati serta memperingati keberhasilan Pelops. Bagi
masyarakat Yunani kuno, sesuai dengan budaya yang berlaku pada masa itu, pekan
Olympiade yang dilakukan dilandasi dengan dasar nilai-nilai relijius dan benar-benar
dihayati, serta berisi perlombaan/pertandingan ‘olahraga’ (sengaja kata olahraga
diberi tanda ‘’, karena disesuaikan dengan definisi olahraga masa sekarang). Peserta
atau olahragawan yang berhasil memenangkan suatu perlombaan atau
pertandingan, akan dihormati serta dimuliakan sebagai pahlawan di tempat asalnya,
bahkan kadang-kadang diyakini setelah mereka meninggal dunia dianggap menjelma
menjadi dewa. Semua olahragawan peserta pekan Olympiade pada mulanya
ditetapkan harus warga negara atau penduduk Yunani. Menjelang pelaksanaan
pesta olahraga Olympiade seekor babi dikurbankan oleh orang suci untuk
memuliakan dewa Zeus, dan domba hitam dipersembahkan untuk menghormati
Pelops, si jagoan chariot race penakluk raja Oenomaus. Seperti telah disebutkan di
depan selama berabad-abad wilayah di Olympia dan sekitarnya, dihormati serta
dikeramatkan sebagai tanah suci. Candi Hera dibangun untuk memuliakan dewi
Hera, isteri dewa Zeus tersebut, yang pada dasarnya juga merupakan bangunan
relijius. (Dalam mitologi dinyatakan, bahwa dewi Hera juga adik dewa Zeus). Di
sebelah utara candi Hera terdapat hutan kecil yang ditumbuhi pohon olive,
ditetapkan sebagai daerah suci juga. Bumi Olympic terdiri dari tempat- tempat suci,
dan pada setiap tempat terdapatnya api atau obor yang dijaga agar selalu menyala
setiap hari sepanjang tahun. Pada prakteknya, pelaksanaan Olympiade tidak lebih
dari 5 (lima) hari. Tetapi untuk tujuan atau maksud-maksud relijius, candi-candi dan
tempat-tempat suci lainnya selalu terbuka untuk umum sepanjang tahun. Kisah
Pelops, yang berkembang di masyarakat Yunani kuno merupakan cerita yang sulit
dilacak kebenarannya. Yang jelas sejarah modern dapat dikatakan telah
menentukan, bahwa berdasarkan banyaknya reruntuhan bangunan relijius di
Olympia dan sekitarnya telah dibangun beberapa abad sebelum Coroebus
memenangkan lomba lari + 200 yards yang terkenal itu. Di tempat itu pula lah
kemungkinan besar telah dilaksanakan Olympic games pada awal-awal tahun
sebelumnya, tetapi kemenangan Coroebus yang tercatat itu merupakan awal sejarah
Yunani untuk menghitung waktu dimulainya Olympiade, yang berlangsung atau
dilaksanakan setiap empat tahun sekali. Menjelang pelaksanaan pesta olahraga
Olympiade seekor babi dikurbankan oleh orang suci untuk memuliakan dewa Zeus,
dan domba hitam dipersembahkan untuk menghormati Pelops, si jagoan chariot race
penakluk raja Oenomaus. Seperti telah disebutkan di depan selama berabad-abad
wilayah di Olympia dan sekitarnya, dihormati serta dikeramatkan sebagai tanah suci.
Candi Hera dibangun untuk memuliakan dewi Hera, isteri dewa Zeus tersebut, yang
pada dasarnya juga merupakan bangunan relijius. (Dalam mitologi dinyatakan,
bahwa dewi Hera juga adik dewa Zeus). Di sebelah utara candi Hera terdapat
hutan kecil
yang ditumbuhi pohon olive, ditetapkan sebagai daerah suci juga. Bumi Olympic

69
terdiri

Program PGDK Kemdikbud 2019

70
dari tempat- tempat suci, dan pada setiap tempat terdapatnya api atau obor yang
dijaga agar selalu menyala setiap hari sepanjang tahun. Pada prakteknya,
pelaksanaan Olympiade tidak lebih dari 5 (lima) hari. Tetapi untuk tujuan atau
maksud-maksud relijius, candi-candi dan tempat-tempat suci lainnya selalu terbuka
untuk umum sepanjang tahun.
Pada saat Coroebus berlari dan tampil sebagai juara, hanya ada satu nomor yang
dilombakan pada Olympiade. Nomor perlombaan itu adalah lari dengan jarak
tempuh
 200 yard, ukuran tersebut kira-kira sepanjang lapangan atau tempat yang
digunakan perlombaan. Lapangan itu berukuran panjang 234 yard dan lebar 35yard.
Setelah Olympiade berlangsung untuk yang ke-13 kalinya barulah ditambah dengan
cabang atau nomor perlombaan/pertandingan yang lain. Tercatat ada lomba lari
dengan jarak yang berbeda-beda, juga ada boxing, wrestling, discus throwing, dan
chariot race. Akan tetapi baru pada Olympiade ke-77 jenis-jenis pertandingan/
perlombaan tersebut menjadi lengkap seperti itu. Dikisahkan pula, Callias, seorang
boxer dari Athena, pernah melakukan protes supaya chariot race perlombaannya
dilanjutkan sampai siang hari, supaya para boxer dapat bertanding malam hari
dengan penerangan sinar bulan. Dalam perjalanannya yang begitu panjang,
pelaksanaan Olympiade tidak pernah kehilangan sifat-sifat utamanya, yaitu relijius.
Mereka semua, warga Yunani, datang dan mengambil bagian dalam merayakan
pesta olahraga akbar itu, sebagai olahragawan maupun sebagai penonton. Pada
waktu itu masyarakat Yunani selalu berselisih dan berperang antar kelompok. Antara
satu dengan yang lain senantiasa bertentangan dan bermusuhan, tetapi segala
macam perselisihan dan peperangan dihentikan atau berhenti selama bulan suci saat
pelaksanaan Olympiade setiap empat tahun sekali, untuk menjamin keamanan
perjalanan para olahragawan dari dan ke Olympia, tempat penyelenggaraan
Olympiade. Saat permulaan hingga beberapa abad pelaksanaan Olympiade, para
olahragawan membeayai sendiri semua pengeluaran selama perjalanan dan saat
berlangsungnya pekan olahraga. Orang yang mengikuti chariot race harus
mengusahakan atau mengadakan segala perlengkapan chariot serta kudanya. Para
olahragawan pemenang pada suatu nomor perlombaan juga harus menyediakan
beaya untuk menyelenggarakan suatu pesta demi menghormati (atau mensyukuri?)
kemenangannya sendiri. Oleh sebab itu, para olahragawan yang berlaga di pekan
Olympiade kuno pada masa itu biasanya dari keluarga kaya-raya. Beberapa nomor
yang dipertandingkan waktu itu cenderung kasar dan berbahaya. Pancration
misalnya, yang merupakan kombinasi antara boxing dan wrestling, sering
mengakibatkan kematian. Dalam suatu pertandingan acapkali seorang boxer
membunuh lawan tandingnya dengan memperdayakan atau menggunakan cara
yang licik. Apabila sampai terjadi peristiwa demikian, maka wasit akan memutuskan
bahwa olahragawan yang meninggal dinyatakan sebagai pemenang, karena
membunuh merupakan perbuatan tercela dan keji.
Pada olahragawan yang tidak patuh atau melanggar peraturan Olympiade biasanya
dikecam dan diharuskan membayar denda uang dengan jumlah yang cukup besar.
Setelah beberapa tahun kemudian terbentuklah batu bergambar yang dinamakan
Zanes, yang pembuatannya dari koleksi mata uang (terbuat dari logam) hasil denda
dari para olahragawan tidak terhormat yang menghalalkan segala cara untuk
memperoleh kemenangan. Zanes tersebut diletakkan sedemikian rupa, sehingga
para olahragawan seperti ‘dipaksa’ untuk melihatnya pada saat mereka berbaris
memasuki
stadion. Dengan demikian Zanes tersebut memiliki fungsi sebagai pemberi nasehat,

71
dan lebih jauh lagi juga bermanfaat sebagai peringatan bagi para olahragawan, agar

Program PGDK Kemdikbud 2019

72
berlaku jujur, sportif, terutama pada saat berlangsungnya perlombaan/pertandingan.
Olympiade kuno akhirnya dihentikan/dilarang oleh kaisar Romawi, Theodosius I,
pada abad ke-4. Tempat-tempat suci dan tempat-tempat perlombaan/pertandingan
di Olympia rusak berat sewaktu terjadi peperangan. Kerusakan semakin parah,
ketika beberapa tahun kemudian sungai Alpheus meluap sampai ke daratan tempat
dimana para peserta berlaga mengadu kemampuan dahulu, saat Olympiade
diselenggarakan.
Karena kejadian-kejadian tersebut banyak catatan sejarah Olympiade yang
hilang. Seorang juara yang muncul menjelang akhir-akhir pekan olahraga akbar ini
adalah bangsawan dari negara asing, dari luar Yunani, yang memenangkan hadiah
untuk cabang boxing. Pada masa-masa permulaan Olympiade diselenggarakan,
orang asing, entah kaya atau miskin, tidak akan diperbolehkan berjalan melintasi
lapangan/dataran tempat para olahragawan berlaga. Pada pekan olahraga
Olympiade modern, barangkali event yang paling
terkenal dan menarik adalah lari Marathon, yang menempuh jarak  25 mil. Tidak
ada lomba lari jenis ini pada jaman lampau di Olympiade. Tetapi ada perkiraan,
lari
Marathon modern kemungkinan diilhami oleh suatu peristiwa besar dalam sejarah
Yunani, yang senantiasa dapat menimbulkan rasa bangga bagi warga setempat.
Soal 24A
Olimpiade kuno dilaksanakan di kota:
A. Athena
B. Olympia
C. Santorini
D. Yunani
E. Evosmos
Jawaban: B
Pembahasan
Kota Athena merupakan tempat penyelenggaraan olimpiade modern tahun 1896.
Santorini adalah salah satu gugusan kepulauan gunung berapi di laut Aegea Yunani.
Yunani merupakan negara tempat lahirnya Olimpiade, sedangkan Evosmos kota di
negara Yunani. Jadi jawaban yang paling tepat adalah kota Olympia.

Soal 24B
Dewa Zeus dan Cronos sebagai maha dewa Yunani kuno bertempur di puncak
gunung Olympus dan pemenangnya adalah Dewa Zeus. Untuk menghormati
kemenangan Dewa Zeus dilakukan
A. Olympic games
B. Lari marathon
C. Perlombaan syair
D. Memanah
E. Pancration
Jawaban: A
Pembahasan
Penghormatan terhadap kemenangan Dewa Zeus atas Dewa Cronos adalah
diadakannya kegiatan relijius dan Olympic games oleh masyarakat Yunani Kuno.
Maka pilihan A yang paling benar. Pancration merupakan kombinasi boxing dan
wrestling
yang sering mengakibatkan kematian.

73
Program PGDK Kemdikbud 2019

74
Soal 24C
Kharakter utama yang melekat pada Olympiade kuno bagi warga Yunani adalah
A. Borjuis
B. Proletar
C. Relijius
D. Humanisme
E. Egaliter
Jawaban: C
Pembahasan
Dalam perjalanannya yang begitu panjang, pelaksanaan Olympiade tidak pernah
kehilangan sifat-sifat utamanya, yaitu relijius. Mereka semua, warga Yunani, datang dan
mengambil bagian dalam merayakan pesta olahraga akbar itu, sebagai olahragawan
maupun sebagai penonton. Pada waktu itu masyarakat Yunani selalu berselisih dan
berperang antar kelompok. Antara satu dengan yang lain senantiasa bertentangan dan
bermusuhan, tetapi segala macam perselisihan dan peperangan dihentikan atau berhenti
selama bulan suci saat pelaksanaan Olympiade setiap empat tahun sekali, untuk
menjamin
keamanan perjalanan para olahragawan dari dan ke Olympia, tempat penyelenggaraan
Olympiade.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan sejarah olimpiade modern

Uraian materi:

Olimpiade kuno dilaksanakan pertama kali pada tahun 776 sebelum masehi di kota
Olympia yang merupakan wilayah “negara” Yunani. Sedangkan olimpiade modern
dihidupkan lagi pada tahun 1896 di kota Athena, di negara Yunani. Penggagas
utama olimpiade modern adalah bangsawan Perancis bernama Pierre Fredy Baron
de Coubertin.
Suatu pagi, tanggal 6 April 1896 di stadion baru yang indah dan megah di Athena,
king George I dari Yunani membuka secara resmi Olympiade modern yang pertama.
Olympiade yang dahulu pernah dilakukan bangsa Yunani kuno, dan kemudian
dilarang oleh Kaisar Romawi, Theodosius I, telah hidup kembali, setelah terhenti
dalam waktu yang sangat lama, selama lebih dari 15 abad, berkat upaya tak kenal
lelah oleh seorang warga negara Perancis, Baron Piere de Coubertin. Sang pelopor
Olympiade modern, Baron Piere de Coubertin lahir di Paris, 1 Januari 1862. Orang
tuanya menginginkan agar Baron menjadi seorang tentara, dan mengirimkannya ke
sekolah militer terkenal di Perancis, St Cyr. Akan tetapi karena merasa tidak sesuai,
dia memutuskan pindah studi bidang politik danpendidikan, lalu Baron memasuki
berbagai sekolah, college,dan universitas di Eropa dan Amerika. Selama dalam
pengembaraannya itu, dia berangan-angan kiranya dapat menggunakan kegiatan
olahraga sebagai sarana untuk menciptakan hubungan persaudaraan diantara
negara- negara di dunia. Idenya adalah menciptakan hubungan persaudaraan
diantara
negara-negara di dunia. Idenya adalah untuk menciptakan suatu Olympiade modern
dimana semua negara diharapkan dapat turut berpartisipasi di dalamnya. Dalam
Program PGDK Kemdikbud 2019

71
usaha mewujudkan cita-citanya, Baron melakukan ‘perjalanan’ panjang kemana saja
dia suka dan dirasa perlu, serta mendiskusikan segala macam permasalahan dan
rencanya dengan orang-orang yang sekiranya dapat mendukung keinginan
besarnya. Setelah bertahun-tahun berusaha dengan bantuan teman- teman dari
berbagai negara, akhirnya Olympiade dapat terlaksana. Olympiade pertama tidak
dapat dilaksanakan sesuai rencana di Olympia seperti jaman dahulu pernah
diselenggarakan, maka ditetapkanlah bahwa penyelenggaraan games di daratan
Yunani, dan, kota Athena lah yang dipilih. Para peserta dari Inggris, Perancis,
Jerman, Denmark, Hungaria, Swiss dan Amerika Serikat merupakan wakil-wakil
Olympiade modern pertama tahun 1896. Dan, karena Olympiade dilakukan di
Athena-Yunani, maka tidak ayal lagi banyak sekali olahragawan Yunani turut serta
mengambil bagian dalam berbagai nomor yang dipertandingkan/dilombakan. Tentu
saja dengan harapan besar, akan lebih banyak kemenangan diperoleh. Tetapi
apabila dilihat dari segi perencanaan dan administrasi, Olympiade pertama ini dapat
dikatakan tidak terorganisir dengan baik dan tidak dilaksanakan dengan cermat. Hal
ini apabila kita bandingkan dengan pelaksanaan pada Olympiade-Olympiade
berikutnya. Dari Amerika Serikat, misalnya, tidak ada yang mencoba untuk
mengorganisir pengiriman suatu tim atau kontingen ke Athena. Beberapa anggota
Boston Athletic Association berinisiatif memutuskan supaya semua olahragawan
terbaik mereka dapat berangkat dan berlaga di Olympiade Athena. Banyak warga
Amerika Serikat memberikan sumbangan dengan suka rela sejumlah uang untuk
membeayai perjalanan tersebut. Sejumlah tim kecil berangkat dari Boston melalui
apa yang mereka sebut dengan “Victorious Journey” dan mulai saat itu tercatatlah
prestasi bangsa Amerika dalam Olympiade. Suatu permulaan yang amat
mengesankan, para olahragawan Amerika Serikat merebut 9 (sembilan) gelar dari
12 (dua belas) nomor Atletik yang dilombakan pada Olympiade pertama di Athena-
Yunani ini. Pada perkembangan selanjutnya, Olympiade telah tumbuh-berkembang
menjadi arena multi events yang amat bervariasi, akan tetapi banyak orang yang
tetap lebih tertarik pada nomor-nomor atletik, karena memang memiliki pesona yang
khas yang tidak ditemuka pada cabang olahraga yang lain. Para Olahragawan
Amerika Serikat lain secara sendiri-sendiri banyak yang datang ke Athena. Misalnya
Robert S. Garrett, yang memiliki jabatan sebagai kapten tim suatu College Track and
Field, dia mendengar bahwa nomor lempar cakram merupakan salah satu yang
dilombakan di Olympiade. Hingga waktu itu dia belum pernah melihat wujud cakram
untuk perlombaan, tetapi untunglah ada seorang teman yang membantu
membuatkan sebuah cakram untuknya. Garrett terus belajar dan berlatih dengan
penuh semangat melemparkan cakram selama beberapa minggu, kemudian saat
pelaksanaan Olympiade semakin dekat, berangkatlah dia ke Athena, dengan rasa
optimisme di dada.
Simbol Olimpiade yang juga dikenal dengan sebutan cincin Olimpiade terdiri dari
lima buah cincin yang saling berkait. Cincin-cincin tersebut melambangkan kesatuan
dari lima benua yang ada di bumi dengan warna yang berbeda merepresentasikan
benua yang berbeda, dengan latar berwarna putih yang membentuk bendera
Olimpiade. Bendera ini sudah ada sejak tahun 1914 namun baru dikibarkan untuk
pertama kalinya di Olimpiade Antwerpen 1920 di Belgia.

Program PGDK Kemdikbud 2019

72
Simbol Olimpiade

Olimpiade modern sendiri dilaksanakan pertama kali pada tahun 1896 yang
dihidupkan kembali oleh bangsawan Prancis bernama Baron Pierre de Coubertin
yang mendirikan International Olympic Committee (IOC) pada tahun 1894 di
kongres pertama yang diselenggarakan di Paris. IOC sendiri didirikan sebagai
organisasi yang mengatur dan menaungi pertandingan Olimpiade dengan piagam
Olimpiade yang disepakati untuk mengatur wewenang serta aturan penyelenggaraan
Olimpiade. IOC merupakan organisasi internasional berupa NGO dan NPO yang
diakui oleh Swiss Federal Council sesuai perjanjian yang diakui pada 1 November
2
2000. Dalam IOC juga dikenal istilah The Olympic Movement yang mengatur
meliputi organisasi, atlet, dan pihak lainnya yang sepakat untuk diatur berdasarkan
prinsip dalam Piagam Olimpiade. Komposisi dan aturan umum organisasi diatur
dalam Pasal 1 dari Piagam Olimpiade. The Olympic Movement sendiri terdiri dari 3
konstituen utama yaitu:

1. IOC: otoritas tertinggi dari The Olympic Movement


2. The International Federations (IF): organisasi non-pemerintah yang
mengadministrasi satu atau lebih olahraga di tingkat dunia dan juga yang
termasuk didalamnya olahraga dalam lingkup nasional masing-masing negara
3. The National Olympic Committees (NOC): yaitu panitia penyelenggara
nasional Olimpiade masing-masing negara.

Dalam perkembangannya, IOC menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin sebagai


bagian dari Olimpiade. Olimpiade Musim Dingin diadakan untuk mengakomodasi
pertandingan olahraga yang tidak dapat dilaksanakan pada saat musim panas,
dimana Olimpiade dilaksanakan. Pada tahun 1921, IOC menyelenggarakan kongres
dimana saat itulah diputuskan bahwa Olimpiade musim dingin akan dilaksanakan
pada tahun 1924 dengan memilih Chamonix, Prancis sebagai tuan rumah pertama
penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin. Olimpiade Musim Dingin pertama sampai
tahun 1992 dilaksanakan bersamaan dengan Olimpiade di musim panas (Olimpiade
pada umumnya). Pada tahun 1994 hingga sekarang, penyelenggaraan Olimpiade
Musim Dingin selalu berselang dua tahun dengan Olimpiade yang diselenggarakan di
musim panas.
Soal 25A
Pada abad ke 19, Olimpiade modern kembali dihidupkan kembali dengan pelopor
seorang bangsawan Perancis yang bernama:
Program PGDK Kemdikbud 2019

73
A. Robert Baden-Powell
B. Thomas Alva Edison
C. Olimpus
D. Pierre Fredy Baron de Coubertin
E. Zinadine Zidane
Jawaban: D
Pembahasan
Jawaban D sudah jelas bahwa penggagas Olimpiade modern adalah Piere Fredy
Baron de Coubertin. Jawaban A adalah bapak kepanduan dunia, sedang jawaban B
merupakan penemu lampu dan Jawaban E merupakan pemain sepak bola
kebangsaan
Perancis.

Soal 25B
Organisasi yang mengatur dan menaungi pertandingan Olimpiade adalah
A. International Olympic Committee (IOC)
B. The International Federations (IF)
C. The National Olympic Committees (NOC)
D. International Paralympic Committee (IPC)
E. Association of International Olympic Winter Sports Federations (AIOWF)
Jawaban: A
Pembahasan
Olimpiade modern sendiri dilaksanakan pertama kali pada tahun 1896 yang
dihidupkan kembali oleh bangsawan Prancis bernama Baron Pierre de Coubertin
yang mendirikan International Olympic Committee (IOC) pada tahun 1894 di
kongres pertama yang diselenggarakan di Paris. IOC sendiri didirikan sebagai
organisasi yang mengatur dan menaungi pertandingan Olimpiade dengan piagam
Olimpiade yang disepakati untuk mengatur wewenang serta aturan penyelenggaraan
Olimpiade. IF, NOC, dan AIOWF bagian dari IOC sedangkan IPC berdiri sendiri
sebagai organisasi
Paralympic internasional.

Soal 25C
Moto Olimpiade adalah "Citius, Altius, Fortius", yang merupakan ungkapan
dalam bahasa Latin yang berarti
A. Lebih kuat, lebih tinggi, lebih bersemangat
B. Lebih cepat, lebih tinggi, lebih baik
C. Lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat
D. Lebih kuat, lebih tinggi, lebih cepat
E. Lebih cepat, lebih kekal, lebih kuat
Jawaban: C
Pembahasan
Moto Olimpiade adalah "Citius, Altius, Fortius", yang merupakan ungkapan
dalam bahasa Latin yang berarti "Faster, Higher, Stronger" (bahasa Inggris) atau
"Lebih cepat, Lebih tinggi, Lebih kuat" (bahasa Indonesia)

Tujuan Pembelajaran
Program PGDK Kemdikbud 2019

74
Mampu menguraikan aspek perkembangan gerak

Uraian Materi:

Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar secara umum. Sebagai bagian dari
belajar, belajar gerak untuk menguasai berbagai keterampilan gerak dan
mengembangkannya agar keterampilan gerak yang di kuasai bisa di lakukan untuk
menyelesaikan tugas-tugas gerak untuk mencapai sasaran tertentu. Proses belajar
gerak berbeda dengan proses kognitif dan proses belajar afektif. Perbedaan yang
ada bersumber dari aspek aspek yang dominan keterlibatannya di dalam proses
belajarnya yang domain keterlibatannya dalam proses belajar adalah aspek fisik dan
psikomotorik. Konsep belajar pada umumnya dan belajar motorik sebagai akibat
perilaku motorik pada khususnya, telah dirumuskan dalam berbagai definisi para
ahli. Belajar dapat diartikan semacam seperangkat peristiwa, kejadian atau
perubahan yang terjadi. Apabila seseorang berlatih memungkinkan ia menjadi
semakin terampil dalam melaksanakan suatu kegiatan. Meskipun tekanan belajar
gerak ialah penguasaan keterampilan, tidaklah berarti aspek lain, seperti peranan
domain kognitif diabaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Meinel (1976) yang
dikutip oleh Rusli (1988:102) menyatakan sebagai berikut: belajar itu sendiri dari
tahap penguasaan, penghalusan, dan penstabilan gerak, atau keterampilan teknik
olahraga. Integrasi keterampilan di dalam perkembangan total dari kepribadian
seseorang. Karena itu penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan
dan pemilikian pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi fisik
sebagaimana halnya kepercayaan dan semangat juang. Dalam proses pembelajaran
anak melakukan berbagai tugas-tugas gerak sesuai dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangannya. Sehingga dalam proses perkembangan pendidikan jasmani
memiliki muatan belajar gerak yang diarahkan pada pencapaian tujuan fisik dan
perkembangan motorik. secara sederhana dapat diartikan sebagai proses
pembelajaran yang dilakukan secara terencana, sistematik, dan sistemis untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Dalam proses pembelajaran
materi pembelajarannya adalah berbagai bentuk keterampilan gerak, baik yang
dikemas dalam bentuk permainan dan latihan ketangkasan. Menurut Schmidt
(1982), belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan
atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku
terampil. Selanjutnya Meinel (1976), belajar gerak itu terdiri dari penguasaaan,
penghalusan, dan penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga. Terdapat
analisis karakteristik belajar motorik yang dipaparkan oleh Schmidt (1982), yang
dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:
a. belajar sebagai proses
b. belajar gerak adalah hasil langsung dari latihan
c. belajar gerak tidak teramati secara langsung
d. belajar gerak menghasilkan kapasitas untuk bereaksi (kebiasaan)
e. belajar gerak relatif permanen
Belajar gerak bisa menimbulkan efek negatif; kesan umum yang diperoleh bahwa
belajar menimbulkan efek positif yaitu penyempurnaan keterampilan, atau
penampilan gerak seseorang. Namun demikian, anggapan ini mengandung
persoalan,
karena apa yang disebut kemajuan atau penyempurnaan tidak terlepas dari persepsi

Program PGDK Kemdikbud 2019

75
si pengamat. Perubahan perilaku pada seseorang bisa jadi dianggap sebagai
peningkatan bagi seorang pengamat, dan sebagai suatu kemunduran bagi yang lain.
Misalnya saat latihan atau belajar salto ke belakang terjadi kurang tinggi dan
putarannya terlampau banyak sehingga terjatuh terlentang akibatnya trauma. Kesan
buruk masa lampau, kegagalan dalam suatu kegiatan, atau ketidakberhasilan
melakukan satu jenis keterampilan dengan sempurna justru bukan berakibat negatif,
tapi mendorong ke arah perubahan yang positif. Belajar gerak adalah suatu proses
yang dilibatkan dalam melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan
motorik tentang apa yang menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait
belajar gerak yakni motor control yang melibatkan system syaraf, phisik dan aspek
tingkah laku tentang pergerakan manusia.
Untuk menguasai suatu keterampilan gerak, seorang harus melalui beberapa
tahapan belajar gerak, secara sistematik terjadi perubahan kemampuan dalam
penguasaan keterampilan gerak akibat adanya proses belajar gerak (motor
learning). Adapun fase belajar gerak Fitts dalam Adam (19910) dan hal yang sama
Abernethy (2013) menyebutnya dengan fase perubahan yang terjadi dari
keterampilan motorik (stages in the acquisition of motor skill) yaitu ; fase kognitif
ferbal (verbal-cognitive phase), fase assosiatif (associative phase), dan fase
otonom (autonomous phase).
a. Fase kognitif, merupakan fase awal dalam proses belajar gerak. Proses
belajar diawali dengan aktif berfikir tentang gerakan yang akan dipelajari,
orang yang belajar (pebelajar) berusaha mengetahui dan memahami
gerakan dari informasi yang diberikan kepadanya. Informasi dapat bersifat
verbal atau bersifat visual. Informasi yang ditangkap oleh indera kemudian
diproses dalam mekanisme perseptual. Mekanisme perseptual berfungsi
untuk menangkap makna informasi, dari fungsi ini pebelajar dapat
memperoleh gambaran tentang gerakan yang dipebelajari. Selanjutnya
setelah memperoleh gambaran tentang gerakan, maka gambaran gerakan
tersebut diproses lagi ke dalam mekanisme pengambilan keputusan untuk
melakukan gerakan. Aktivitas penampilan utama dalam fase ini adalah
memikirkan dan merencanakan strategi gerak ( cognition). Instruksi yang
secara signifikan dapat membantu pada fase ini berupa instruksi verbal dan
demonstrasi yang baik. Dalam fase ini pebelajar melakukan gerakan melalui
coba dan coba (trial and error). Oleh karena itu, tahap kognisi oleh sebagian
ahli berpendapat sebagai tahap perencanaan. Bentuk keterampilan gerak
akan segera dapat terbentuk dengan baik dalam memori seseorang apabila
proses penyajian informasi dilakukan dengan benar dan sederhana.
Prinsipnya makin sederhana bentuk keterampilan gerak yang dapat disajikan
dengan jelas akan makin cepat pula terbentuk pola gerak yang dilakukan.
b. Fase Assosiasi, ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan, dimana
pebelajar sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk
rangkaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaannya. Sedangkan untuk
meningkatkan kemampuan gerakan agar menjadi lebih baik, lebih lancar,
lebih efektif maka diperlukan praktek gerak secara berulang-ulang. Perlu
untuk diperhatikan dalam rangka meningkatkan kemampuan gerakan,
pebelajar perlu tahu kesalahan yang masih diperbuatnya, baik melalui
pemberitahuan orang lain yang mengamati, merasakan gerakan yang
dilakukan, atau melihat hasil
rekaman pelaksanaan gerakan. Dari diketahui kesalahan-kesalahan yang
telah dilakukan, maka diperlukan perbaikan dan pembetulan gerakan
Program PGDK Kemdikbud 2019

76
tersebut

Program PGDK Kemdikbud 2019

77
sehingga akan diperoleh gerakan yang baik dan benar. Schmidt menamakan
fase asosiasi ini dengan fase gerak ( Motor phase). Oleh karena pelaksanaan
keterampilan yang dilakukan masih tampak kaku. Pada tahap ini perlu
memberikan perhatian yang professional terhadap frekuensi pengulangan,
intensitas dan tempo pengulangan. Frekuensi pengulangan merujuk pada
berapa kali seorang melakukan pengulangan gerak, baik yang dihubungkan
dengan satuan berapa kali gerak dilakukan dalam satuan waktu tertentu,
maupun yang berhubungan dengan jumlah pengulangan belajar yang
dilakukan dalam satu minggu. Pengulangan ini dapat memperkuat hubungan
antara reseptor dan efektor yang secara langsung dapat meningkatkan
kualitas pola gerak yang terbentuk dalam memori.
c. Fase Otonom, ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan,sehingga
seseorang telah mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis.
Fase ini dikatakan sebagai fase otonom karena pebelajar mampu melakukan
gerakan keterampilan tanpa terpengaruh walaupun pada saat melakukan
gerakan pebelajar harus memperhatikan hal-hal lain selain gerakan yang
dilakukan. Pada fase ini gerakan sudah demikian otomatis, untuk
mengubahnya sudah sangat sulit, untuk mengubahnya memerlukan
ketekunan dan waktu yang tidak sedikit. Untuk itulah sejak awal pebelajar
sudah harus diarahkan dan selalu dilakukan koreksi untuk melakukan
gerakan- gerakan yang benar secara mekanis, agar setelah mencapai fase
otonom gerakannya benar-benar efisien. Gerakan otomatis merupakan hasil
dari latihan yang dilakukan dengan efektif. Gerakan otomatisasi dapat terjadi
karena telah terjadinya hubungan yang permanen antar reseptor dengan
efektor. Gerakan otomatisasi dalam mekanismenya tidak lagi dikoordinasikan
oleh sistem syaraf pusat melainkan pada alur singkat pada sistem syaraf
otonom.
Gallahue (1997) memberikan 10 fase gerak sebagai berikut
N0 Usia Tahap Perkembangan
Fase gerak fundamental penguraian
1 Janin sampai 4 (empat) bulan
informasi
4 (empat) Bulan sampai 1 (satu)
2 Fase penerimaan informasi
tahun
Fase gerak belum sempurna adanya
3 Lahir sampai 1 (satu) tahun
hambatan refleks
4 1 tahun sampai 2 tahun Fase prakontrol
5 2 tahun sampai 3 tahun Fase gerakan dasar tahap awal (Initial)
6 4 tahun sampai 5 tahun Tahap gerak sederhana (Elementary)
7 6 tahun sampai 7 tahun Tahap kematangan (mature)
8 7 tahun sampai 10 tahun Fase gerak khusus tahap peralihan
9 11 tahun sampai 12 tahun Tahap penerapan
Tahap pemantapan/pemanfaatan dalam
10 14 tahun ke atas
kehidupan sehari-hari.

Program PGDK Kemdikbud 2019

78
Pada dasarnya perkembangan mencakup dua unsur yaitu kematangan dan
pertumbuhan. Perkembangan merupakan istilah umum yang merujuk pada
kemajuan dan kemunduran yang terjadi hingga akhir hayat. Pertumbuhan
merupakan aspek struktural dari perkembangan. Sedangkan kematangan berkaitan
dengan perubahan fungsi pada perkembangan manusia. Perkembangan motorik
secara konsep diartikan sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak
manusia. Sedangkan psikomotorik lebih khusus digunakan pada domain mengenai
perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi motorik memiliki ruang
lingkup yang lebih luas dari pada psikomotorik. Perkembangan merupakan istilah
umum yang mengacu pada kemajuan dan kemunduran yang terjadi hingga akhir
hayat. Pertumbuhan adalah aspek struktural dari perkembangan. Sedangkan
kematangan berkaitan dengan perubahan fungsi pada perkembangan. Dengan
demikian, perkembangan meliputi semua aspek dari perilaku manusia, dan hasilnya
dipisahkan kedalam periode usia. Dukungan pertumbuhan terhadap perkembangan
sepanjang hidup merupakan sesuatu yang berarti. Perkembangan motorik adalah
suatu perubahan dalam perilaku gerak yang memperlihatkan interaksi dari
kematangan makhluk dan lingkungannya. Perkembangan motorik merupakan
perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai
aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek perilaku dan perkembangan motorik
saling mempengaruhi satu sama lain. Perkembangan motorik dapat didefiniskan
sebagai perubahan dalam perilaku gerak yang merefleksikan interaksi dari
kematangan organisme dan lingkungannya. Perkembangan motorik lebih
memperhatikan pada gerak yang dihasilkan (movement product). Perkembangan
motorik juga lebih menekankan pada proses gerak ( movement process). Beberapa
pakar berpendapat bahwa perkembangan motorik juga dapat didefinisikan sebagai
perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi sampai masa
dewasa serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia.
Motorik kasar merupakan gerakan otot – otot besar. Yakni gerakan gerakan yang
dihasilkan otot – otot besar seperti otot tungkai dan lengan yang biasannya
dilakukan melalui gerakan menendang, menjejak, meraih, dan melempar. Berikut ini
adalah gerakan motorik kasar pada usia – usia tertentu. (1) Usia 6 – 12 bulan :
Duduk tanpa dibantu, merangkak, bangkit dan berdiri tanpa bantuan, berjalan
dengan dibantu/dibimbing, meniru menggelindingkan bola. (2) Usia 13 – 24 bulan /
2 tahun: Berjalan sendiri, berjalan mundur, menarik dan mendorong alat permainan,
duduk sendiri, naik dan turun tangga dengan pertolongan, bergoyang-goyang
mengikuti irama musik. (3) Usia 25 – 36 bulan / 3 tahun : Lari tanpa jatuh, lompat
ditempat dengan kedua kaki jatuh bersamaan, berdiri dengan satu kaki, berjingkat
diatas jari- jari kaki, menendang bola. (4) Usia 36 – 48 bulan / 4 tahun : Lari
menghindari hambatan/rintangan, berjalan diatas garis, meloncat dengan satu kaki,
dapat berdiri dengan satu kaki dan berdiri dengan ujung jari kaki, mendorong,
menarik, mengemudikan permainan beroda tiga, mengendarai sepeda roda tiga,
melempar bola diatas kepala, menangkap bola yang dilemparkan kepadannya. (5)
Usia 49 – 60
bulan / 5 tahun : Berjalan mundur dengan tumit berjingkat/jinjit, lompat kedepan
sepuluh kali tanpa terjatuh, naik turun tangga dengan kaki berganti-ganti (kanan-
kiri).
Soal 26A
Tahapan perkembangan berjalan anak dari usia 0-5 tahun adalah sebagai berikut:
A. Berjingkat, berjalan merambat, berjalan mundur, berlari
B. Berjalan dituntun, berjalan cepat, berlari
Program PGDK Kemdikbud 2019

79
C. Berjalan berpegangan, berjalan mundur, berjalan jinjit, meniti
D. Merangkak, berjalan mengikuti gerakan binatang, melompat, berlari
E. Berlari, berdiri, merangkak
Jawaban: C
Pembahasan
Motorik kasar merupakan gerakan otot – otot besar. Yakni gerakan gerakan yang
dihasilkan otot – otot besar seperti otot tungkai dan lengan yang biasannya
dilakukan melalui gerakan menendang, menjejak, meraih, dan melempar. Berikut ini
adalah gerakan motorik kasar pada usia – usia tertentu. (1) Usia 6 – 12 bulan :
Duduk tanpa dibantu, merangkak, bangkit dan berdiri tanpa bantuan, berjalan
dengan dibantu/dibimbing, meniru menggelindingkan bola. (2) Usia 13 – 24 bulan /
2 tahun: Berjalan sendiri, berjalan mundur, menarik dan mendorong alat permainan,
duduk sendiri, naik dan turun tangga dengan pertolongan, bergoyang-goyang
mengikuti irama musik. (3) Usia 25 – 36 bulan / 3 tahun : Lari tanpa jatuh, lompat
ditempat dengan kedua kaki jatuh bersamaan, berdiri dengan satu kaki, berjingkat
diatas jari- jari kaki, menendang bola. (4) Usia 36 – 48 bulan / 4 tahun : Lari
menghindari hambatan/rintangan, berjalan diatas garis, meloncat dengan satu kaki,
dapat berdiri dengan satu kaki dan berdiri dengan ujung jari kaki, mendorong,
menarik, mengemudikan permainan beroda tiga, mengendarai sepeda roda tiga,
melempar bola diatas kepala, menangkap bola yang dilemparkan kepadannya. (5)
Usia 49 – 60 bulan / 5 tahun : Berjalan mundur dengan tumit berjingkat/jinjit,
lompat kedepan
sepuluh kali tanpa terjatuh, naik turun tangga dengan kaki berganti-ganti (kanan-
kiri).

Soal 26B
Proses pembelajaran yang dilakukan secara terencana, sistematik, dan sistematis
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan adalah konsep tentang
A. Latihan
B. Belajar
C. Motorik
D. Belajar gerak
E. Belajar berlatih
Jawaban: D
Pembahasan
Belajar gerak secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang
dilakukan secara terencana, sistematik, dan sistemis untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang direncanakan. Dalam proses pembelajaran materi
pembelajarannya adalah berbagai bentuk keterampilan gerak, baik yang dikemas
dalam bentuk permainan dan latihan ketangkasan.

Soal 26C
Fase dimana pembelajar melakukan gerakan trial and error terjadi pada tahap
A. Kognitif
B. Asososiasi
C. Otonom
D. Implementasi
E. Latihan
Jawaban: A

79
Program PGDK Kemdikbud 2019

80
Pembahasan
Fase ini merupakan tahap awal dari proses gerak, dimana pebelajar berusaha
mengetahui dan memahami serta mencoba atas apa yang dipelajarinya.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan perbedaan gerak non-lokomotor, lokomotor dan manipulatif
dalam implementasi terhadap aktivitas penjas dan olahraga
Uraian Materi:

Gerak dasar merupakan gerak yang bersifat umum yang apabila dikuasai oleh siswa
sekolah dasar, akan menjadi landasan yang kukuh untuk dapat mengembangkan
gerak-gerak yang lebih kompleks. Gerak dasar itu sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu
lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Bentuk gerak lokomotor diantaranya
berjalan, berlari, melompat dan meloncat. Gerak non lokomotor adalah aktivitas
yang menggerakkan anggota tubuh pada porosnya dan pelaku tidak berpindah
tempat. Bentuk gerak non lokomotor diantaranya: menghindar, meregangkan otot,
memutar dan berputar, mengayunkan kaki, bergantung, menarik dan mendorong.
Gerak manipulatif adalah keterampilan motorik yang memerlukan koordinasi mata
dengan anggota tubuh yang lain untuk mensiasati tempat atau objek untuk
bergerak. Dengan demikian bahwa bentuk gerak manipulatif diantaranya
menggelindingkan bola, melempar, menangkap. Keterampilan lokomotor
didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu empat ke tempat
yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil dari tingkat
kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai
kecakapan yang matang. Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat,
mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan
kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk
dasar atau landasan koordinasi gerak kasar ( gross skill) dan melibatkan fungsi gerak
dari otot besar utama. Keterampilan nonlokomotor disebut juga keterampilan
stabilitas (stability skill), didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan
dengan gerakan yang memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak
memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat, misalnya
gerakan berbelok-belok, menekuk, mengayun, bergoyang. Kemampuan
melaksanakan keterampilan ini paralel dengan penguasaan keterampilan lokomotor.
Keterampilan manipulatif didefinisikan sebagai keterampilan yang melibatkan
pengendalian atau kontrol terhadap objek tertentu, terutama dengan menggunakan
tangan atau kaki. Ada dua klasifikasi keterampilan manipulatif, yaitu (1)
keterampilan reseptif (receptive skill); dan (2) keterampilan propulsif ( propulsive
skill). Keterampilan reseptif melibatkan gerakan menerima objek, misalnya
menangkap, menjerat, sedangkan keterampilan propulsif bercirikan dengan suatu
kegiatan yang membutuhkan gaya atau tenaga pada objek tertentu, misalnya
melempar, memukul, menendang. Walaupun sebagian besar keterampilan
manipulatif menggunakan tangan dan kaki, tetapi bagian-bagian tubuh yang lain
juga dapat digunakan. Manipulasi terhadap objek tertentu mengarah pada
koordinasi mata- tangan dan mata-kaki yang lebih baik, terutama penting untuk
gerakan- gerakan yang mengikuti jalan atau alur (tracking) pada tempat terentu.

Program PGDK Kemdikbud 2019

80
Keterampilan manipulatif merupakan dasar-dasar dari berbagai keterampilan
permainan (game skill). Gerakan yang memerlukan tenaga, seperti melempar,
memukul, dan menendang dan gerakan menerima objek, seperti menangkap
merupakan keterampilan yang penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan
berbagai jenis bola. Gerakan melambungkan atau mengarahkan objek yang
melayang, seperti bola voli merupakan bentuk keterampilan manipulatif lain yang
sangat penting. Kontrol terhadap suatu objek yang dilakukan secara terus menerus,
seperti menggunakan tongkat atau simpai juga merupakan aktivitas manipulatif.
Penggabungan gerak stabilitas, gerak lokomotor dan gerak manipulatif selanjutnya
akan menjadi keterampilan gerak. Keterampilan gerakan merupakan lanjutan dari
proses gerak dasar untuk penguasaan gerakan tertentu yang lebih efektif.
Keterampilan gerak merupakan dasar bagi penguasaan keterampilan dasar
kecabangan olahraga.
Soal 27A
Menggiring bola dengan kaki termasuk gerak:
A. Manipulatif
B. Non-lokomotor
C. Sepakbola
D. Lokomotor
E. Otomatisasi
Jawaban: A
Pembahasan
Gerak lokomotor adalah gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat,
contohnya jalan, lari, lompat, dan mengguling. Sebaliknya, gerak non-lokomotor
adalah gerak tubuh yang meminimalkan atau tanpa ada perpindahan tempat.
Contoh gerak non-lokomotor adalah meliukkan badan, mengayunkan tangan,
membungkuk.
Gerak manipulatif adalah gerakan atas suatu obyek. Contohnya, menangkap bola,
memukul benda, menggiring bola, memvoli.

Soal 27B
Berenang adalah contoh dari gerak
A. Lokomotor
B. Non locomotor
C. Manipulatif
D. Fundamental
E. Literasi pendidikan jasmani
Jawaban: C
Pembahasan
Gerak manipulatif adalah keterampilan motorik yang memerlukan koordinasi mata
dengan anggota tubuh yang lain untuk mensiasati tempat atau objek untuk bergerak.

Soal 27C
Gerakan overarm throw mendasari gerak spesifik cabang olahraga?
A. Bela diri
B. Panahan
C. Mendaki
D. Lempar lembing

Program PGDK Kemdikbud 2019

81
E. Menembak
Jawaban: D
Pembahasan

SOFTBALL CRICKET VOLLEYBALL BADMINTON NETBALL BASEBALL JAVELIN TENNIS

Overarm throw adalah gerak manipulatif

Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan aspek kognitif, emosi dan fisik dalam pengaruh gerak yang
terampil
Uraian materi:
Konsep belajar pada umumnya dan belajar motorik sebagai akibat perilaku motorik
pada khususnya, telah dirumuskan dalam berbagai definisi para ahli. Belajar dapat
diartikan semacam seperangkat peristiwa, kejadian atau perubahan yang terjadi.
Apabila seseorang berlatih memungkinkan ia menjadi semakin terampil dalam
melaksanakan suatu kegiatan.
Belajar adalah hasil langsung dari praktik atau pengalaman. Belajar tidak dapat
diukur secara langsung, karena proses yang mengantarkan pencapaian perubahan
perilaku berlangsung secara internal atau dalam diri, manusia tidak bisa diamati
secara langsung, terkecuali ditafsirkan berdasarkan perilaku itu sendiri. Belajar
dipandang sebagai proses yang menghasilkan perubahan relatif permanen dalam
keterampilan. Perubahan dalam perilaku yang menyebabkan perubahan suasana
emosi, motivasi, atau keadaaan internal tidak dianggap sebagai akibat belajar.
Disimpulkan pengertian belajar adalah seperangkat proses yang berkaitan dengan
latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam
perilaku terampil. Meskipun tekanan belajar gerak ialah penguasaan keterampilan,
tidaklah berarti aspek lain, seperti peranan domain kognitif diabaikan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Meinel (1976) yang dikutip oleh Rusli (1988:102) menyatakan
sebagai berikut: belajar itu sendiri dari tahap penguasaan, penghalusan, dan
penstabilan gerak, atau keterampilan teknik olahraga. Integrasi keterampilan di
dalam perkembangan total dari kepribadian seseorang. Karena itu penguasaan
keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan dan pemilikian pengetahuan,
perkembangan koordinasi dan kondisi fisik sebagaimana halnya kepercayaan dan
semangat juang.

Program PGDK Kemdikbud 2019

82
Sebagian orang awam berpendapat bahwa bagi seseorang yang menganggap proses
belajar sebagai suatu kejadian yang berlangsung dengan sendirinya. Ia akan
menganggap belajar merupakan suatu gejala yang sederhana. Lalu pengalaman
adalah guru yang terbaik, dan meniru adalah cara terbaik untuk seseorang yang
mau belajar, karena dia menganggap dalam banyak hal teori itu tidak praktis dan
hanya cocok untuk ilmuwan saja.
Konsep belajar pada umumnya, dan belajar gerak sebagai belajar perilaku motorik
pada khususnya, telah dirumuskan dalam berbagai definisi oleh para ahli. Dalam
proses pembelajaran anak melakukan berbagai tugas-tugas gerak sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Sehingga dalam proses perkembangan
pendidikan jasmani memiliki muatan belajar gerak yang diarahkan pada pencapaian
tujuan fisik dan perkembangan motorik.
Belajar gerak secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang
dilakukan secara terencana, sistematik, dan sistemis untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang direncanakan. Dalam proses pembelajaran materi
pembelajarannya adalah berbagai bentuk keterampilan gerak, baik yang dikemas
dalam bentuk permainan dan latihan ketangkasan.
Menurut Schmidt (1982), belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian
dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen
dalam perilaku terampil. Meskipun tekanan belajar motorik ialah penguasaan
keterampilan tidaklah berarti aspek domain kognitif diabaikan. Ditambahkan
menurut Meinel (1976), belajar gerak itu terdiri dari penguasaaan, penghalusan, dan
penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga.
Terdapat analisis karakteristik belajar motorik yang dipaparkan oleh Schmidt (1982),
yang dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Belajar sebagai proses; dalam psikologi kognitif dijelaskan, sebuah proses
adalah seperangkat kejadian atau peristiwa yang berlangsung bersama,
menghasilkan beberapa perilaku tertentu. Sama halnya dengan belajar
keterampilan motorik, di dalamnya terlibat suatu proses yang menyumbang
kepada perubahan dalam perilaku motorik sebagai hasil dari berlatih, karena itu
fokus belajar motorik ialah perubahan yang terjadi pada organisme yang
memungkinkannya untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan sebelum
berlatih.
2. Belajar gerak adalah hasil langsung dari latihan; perilaku motorik berupa
keterampilan dipahami sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Hal ini
dipertegas dengan perubahan yang terjadi seperti faktor kematangan dan
pertumbuhan. Faktor-faktor yang meyebabkan perubahan perilaku, meskipun
dapat disimpulkan perubahan itu karena belajar. Sama halnya dengan persoalan
tersebut, peningkatan kemampuan fisik dapat menyebabkan peningkatan
keterampilan seseorang dalam satu cabang olahraga, sehingga dapat dibuat
kesimpulan yang salah bahwa perubahan itu karena belajar.
3. Belajar gerak tidak teramati secara langsung; proses yang terjadi di balik
perubahan keterampilan itu mungkin sekali amat kompleks dalam sistem
persyaratan, seperti bagaimana informasi sensoris diproses, diorganisasi, dan

Program PGDK Kemdikbud 2019

83
kemudian diolah langsung dan arena itu, hanya dapat ditafsirkan eksistensinya
dari perubahan yang terjadi dalam keterampilan atau perilaku motorik.
4. Belajar gerak menghasilkan kapasitas untuk bereaksi (kebiasaan); pembahasan
belajar motorik juga dapat ditinjau dari munculnya kapasbilitas untuk
melakukan suatu tugas dengan terampil. Keterampilan tersebut dapat dipahami
sebagai suatu perubahan dalam sistem pusat syaraf. Tujuan dari latihan adalah
untuk memperkuat atau memantapkan jumlah perubahan yang terdapat pada
kondisi internal. Kondisi internal ini sering disebut dalam istilah kebiasaan.
5. Belajar gerak relatif permanen; ciri lain dari belajar motorik adalah relatif
permanen. Hasil belajar itu relatif bertahan hingga waktu relatif lama. Manakala
seseorang belajar dan berlatih, maka ia tidak pernah sama dengan keadaan
sebelumnya. Dan belajar menghasilkan perubahan relatif permanen.
Persoalannya adalah seberapa lama keterampilan itu melekat? Memang sukar
untuk menjawab, berapa lama hasil belajar itu akan melekat. Meskipun sukar
ditetapkan secara kuantitatif, apakah selama 1 bulan, atau 2-5 hari, untuk
kebutuhan analisis dapat menegaskan, belajar akan menghasilkan beberapa
efek yang melekat.
6. Belajar gerak bisa menimbulkan efek negatif; kesan umum yang diperoleh
bahwa belajar menimbulkan efek positif yaitu penyempurnaan keterampilan,
atau penampilan gerak seseorang. Namun demikian, anggapan ini mengandung
persoalan, karena apa yang disebut kemajuan atau penyempurnaan tidak
terlepas dari persepsi si pengamat. Perubahan perilaku pada seseorang bisa jadi
dianggap sebagai peningkatan bagi seorang pengamat, dan sebagai suatu
kemunduran bagi yang lain. Misalnya saat latihan atau belajar salto ke belakang
terjadi kurang tinggi dan putarannya terlampau banyak sehingga terjatuh
terlentang akibatnya trauma. Kesan buruk masa lampau, kegagalan dalam
suatu kegiatan, atau ketidakberhasilan melakukan satu jenis keterampilan
dengan sempurna justru bukan berakibat negatif, tapi mendorong ke arah
perubahan yang positif.
Untuk menguasai suatu keterampilan gerak, seorang harus melalui
beberapa tahapan belajar gerak, sebagai berikut:
1. Cognitive stage, merupakan tahap di mana anak didik sedang mendapatkan
informasi tentang bentuk keterampilan gerak yang harus dilakukan. Melalui
informasi inilah perencanaan bentuk gerak dibentuk dalam sistem memori. Oleh
karena itu, tahap kognisi oleh sebagian ahli berpendapat sebagai tahap
perencanaan. Bentuk keterampilan gerak akan segera dapat terbentuk dengan baik
dalam memori seseorang apabila proses penyajian informasi dilakukan dengan
benar dan sederhana. Prinsipnya makin sederhana bentuk keterampilan gerak yang
dapat disajikan dengan jelas akan makin cepat pula terbentuk pola gerak yang
dilakukan.
2. Associative stage, merupakan tahap di mana seseorang sedang merealisasikan
pola gerak yang telah terbentuk dalam sistem memorinya. Pada awalnya realisasi
gerak yang dikerjakan dilakukan dengan koordinasi gerak yang rendah. Oleh
karena
pelaksanaan keterampilan yang dilakukan masih tampak kaku. Pada tahap ini perlu

Program PGDK Kemdikbud 2019

84
memberikan perhatian yang profesional terhadap frekuensi pengulangan, intensitas
dan tempo pengulangan.
Frekuensi pengulangan merujuk pada berapa kali seorang melakukan pengulangan
gerak, baik yang dihubungkan dengan satuan berapa kali gerak dilakukan dalam
satuan waktu tertentu, maupun yang berhubungan dengan jumlah pengulangan
belajar yang dilakukan dalam satu minggu. Pengulangan ini dapat memperkuat
hubungan antara reseptor dan efektor yang secara langsung dapat meningkatkan
kualitas pola gerak yang terbentuk dalam memori.
3. Autonomous stage, merupakan tahap akhir dari rangkaian proses belajar gerak.
Gerakan otomatis merupakan hasil dari latihan yang dilakukan dengan efektif.
Gerakan otomatisasi dapat terjadi karena telah terjadinya hubungan yang permanen
antar reseptor dengan efektor. Gerakan otomatisasi dalam mekanismenya tidak lagi
dikoordinasikan oleh sistem syaraf pusat melainkan pada alur singkat pada sistem
syaraf otonom.
Soal 28A
Guru dapat membantu perkembangan motorik anak secara emosional dengan cara:
A. Memodifikasi sarana dan prasarana
B. Memotivasi anak untuk bergerak
C. Mengkritik kesalahan gerak
D. Memberikan latihan drill
E. Membiarkan anak bermain
Jawaban: B
Pembahasan
Perkembangan motorik anak ditentukan oleh banyak faktor. Misalnya, gizi,
lingkungan sosial maupun alam, dan dukungan emosional. Dukungan emosional dari
orang dewasa di sekitar anak (orangtua, guru, atlet role model) akan memberikan
motivasi
Anak untuk mencoba tugas gerak baru dan mengulangnya sampai tingkat mahir.

Soal 28B
Untuk menguasai suatu keterampilan gerak, seseorang harus melalui tahapan-
tahapan tertentu. Pada fase manakah belajar gerak ini membutuhkan waktu yang
lebih lama
A. Asosiatif
B. Kognitif
C. Otomatis
D. Manipulatif
E. Fundamental
Jawaban: A
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019

85
Secara berurutan tahapan gerak dimulai dari fase kognisi dan diakhir dengan fase
otomatisasi. Fase asosiatif menempati ruang terbesar dan terpanjang, dimana di
dalamnya banyak terjadi latihan-latihan.

Soal 28C
Menurut Gallahue, tahap perkembangan gerak pada usia 4 hingga 5 tahun adalah
A. Fase penerapan
B. Tahap gerak sederhana
C. Fase Prakontrol
D. Fase gerak khusus tahap peralihan
E. Fase penerimaan informasi
Jawaban: B
Pembahasan
N0 Usia Tahap Perkembangan
Fase gerak fundamental penguraian
1 Janin sampai 4 (empat) bulan
informasi
4 (empat) Bulan sampai 1 (satu)
2 Fase penerimaan informasi
tahun
Fase gerak belum sempurna adanya
3 Lahir sampai 1 (satu) tahun
hambatan refleks
4 1 tahun sampai 2 tahun Fase prakontrol
5 2 tahun sampai 3 tahun Fase gerakan dasar tahap awal (Initial)
6 4 tahun sampai 5 tahun Tahap gerak sederhana (Elementary)
7 6 tahun sampai 7 tahun Tahap kematangan (mature)
8 7 tahun sampai 10 tahun Fase gerak khusus tahap peralihan
9 11 tahun sampai 12 tahun Tahap penerapan
Tahap pemantapan/pemanfaatan dalam
10 14 tahun ke atas
kehidupan sehari-hari.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan fase-fase belajar gerak

Uraian materi:

Tingkat kognitif ditandai oleh usaha terutama pelaku untuk ketrampilan baru, yang
paling lambat dan tidak tetap. Dibutuhkan perhatian kognitif yang cukup untuk
menampilkan ketrampilan itu. Tatkala seseorang baru memulai mempelajari sesuatu
tugas; katakanlah keterampilan motorik, maka yang menjadi pertanyaan baginya
ialah, bagaimana cara melakukan tugas itu. Dia membutuhkan informant mengenai
cara melaksanakan tugas gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas
gerak itu diawali dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian,
termasuk bagaimana penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada
tahap kognitif ini, sering juga terjadi kejutan berupa peningkatan yang besar

Program PGDK Kemdikbud 2019

86
dibandingkan dengan kemajuan pada tahap-tahap berikutnya. Pada tahap itu juga,
bukan mustahil siswa yang bersangkutan mencoba-coba dan kemudian sering juga
salah dalam melaksanakan tugas gerakan. Gerakannya memang masih nampak
kaku, kurang terkoordinasi, kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten. Contoh:
Seorang pemula dalam bulutangkis mampu melakukan pukulan service yang "halus"
(yakni cock melayang rendah di alas faring dan masuk ke petak service), namun
keterampilan tersebut hanya sekali-kali dapat dilakukannya. Pelaku masih mencari-
cari hubungan antara cara melaksanakan dan hasil yang dicapai.
Karena itu, masih belum terbentuk satu pola gerak yang konsisten. Siswa yang
bersangkutan dihadapkan dengan tugas yakni apa yang harus dilakukan, sehingga
tahap pertama ini oleh Adams disebut tahap verbal-motor.
Tahap Asosiatif ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa melaksanakan tugas
gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan yang
dilakukan. Akan nampak penampilan yang terkoordinasi dengan perkembangan yang
terjadi secara bertahap, dan lambat laun gerakan semakin konsisten. Kemampuan
melakukan gerakan dengan obyek/kejadian dari luar dan juga memperbaiki
kekurangan seperti perhatian tentang melakukan gerakan diri sendiri, membiarkan
siswa untuk mulai melakukan hal-hal yang baru. Hal ini juga menguntungkan dalam
kemampuan untuk beradaptasi ke dalam gerakan yang disesuaikan pada berbagai
kondisi lingkungan. Contoh: Jika seorang pemula belajar menembakkan bola ke
dalam ring dalam permainan bola basket hanya hampu memasukkan 2-3 tembakan
dari 10 kesempatan, maka memasuki tahap asosiatif ini, dia makin paham tentang
misalnya berapa kira-kira tenaga yang harus dikerahkan, atau bagaimana peranan
dari pergelangan kaki dan jari-jari untuk mengendalikan bola. Gerakannya tidak lagi
untung-untungan, tapi makin konsisten. Artinya, gerakannya makin terpola, dan dia
semakin menyadari kaitan antara gerak dan hasil yang dicapai. Pada tahap ini,
seperti dikemukakan beberapa penulis (misalnya, Adams, l971: Fitts. 1964), tahap
verbal semakin ditinggalkan dan si pelaku memusatkan perhatiannya pada aspek
bagaimana melakukan pola gerak yang baik, ketimbang mencari-cari pola mana
yang akan dihasilkan. Dalam eksperimen belajar motorik, tahap itu oleh Adams
disebut motor stage (tahap motorik).
Dalam tahap otomatisasi siswa memerlukan latihan dengan waktu yang lama.
Sebenarnya tahap akhir ini tidak semua siswa akan mencapainya. Di dalam tahap
otomatisasi, penampilan mencapai tingkat kecakapan yang paling tinggi dan telah
menjadi otomatisasi . Perhatian siswa selama tahap ini direlokasikan kepada
pengambilan keputusan yang strategis. Sebagai tambahan, tugas-tugas ganda dapat
dilaksanakan secara serempak. Akhirnya, siswa-siswa di dalam tahap ini bersifat
konsisten, merasa yakin/ percaya diri, membuat sedikit; kesalahan dan secara
umum dapat mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang mereka lakukan. Contoh:
Seorang pemain bola basket yang telah mahir, mampu menembakkan bola secara
efektif ke ring meskipun dalam keadaan posisi yang sulit, misalnya karena dia dijaga
ketat oleh lawan. Yang menarik bagi kita ialah dalam melaksanakan tugas itu si
pelaku tak seberapa banyak menumpahkan perhatiannya kepada tugas yang sedang
dikerjakannya. Selama kegiatan ini hanya sedikit perhatian kognitif yang dibutuhkan
agar pelaku dapat memusatkan perhatian pada faktor lingkungan yang
mempengaruhi strategi dan penampilan.
Soal 29A
1. Urutan fase-fase belajar Gerak adalah:

Program PGDK Kemdikbud 2019

87
A. Asosiatif, otomatisasi, kognitif
B. Otomatisasi, asosiatif, kognitif
C. Kognitif, asosiatif, otomatisasi
D. Kognitif, otomatisasi, asosiatif
E. Asosiatif, kognitif, otomatisasi
Jawaban: C
Pembahasan
Menurut Fitts dan Posners ada tiga tahapan dalam belajar gerak yaitu, pertama
tahap kognitif, ada tahap kognitif, anak berusaha memahami keterampilan motorik
serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada
tahap ini,dengan kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan strategi
tertentu untuk mengingat gerakan serupa yang pernah dilakukan pada masa yang
lalu. Kedua, tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan cara coba- coba kemudian
meralat ( trial and error ) olahan pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar
tidak melakukan kesalahan kembali di masa mendatang. Tahap ini adalah perubahan
strategi dari tahapan sebelumnya, yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi
bagaimana melakukannya. Ketiga, tahap otomatis. Pada tahap autonomous, gerakan
yang ditampilkan anak merupakan respons yang lebih efesien dengan sedikit
kesalahan.
Anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis.

Soal 29B
Gerakan yang di dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai baisis
utama gerakan adalah pengertian dari
A. Keterampilan gerak halus
B. Keterampilan gerak agal
C. Keterampilan gerak kasar
D. Keterampilan gerak
E. Keterampilan dasar
Jawaban: A
Pembahasan
Keterampilan gerak halus (fine motor skills) melibatkan otot-otot halus sebagaimana
terjadi pada keterampilan gerak menarik senapan dan pelepasan anak panah dalam
memanah

Soal 29C
Keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang
tidak berubah, dan stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri
seperti dalam gerakan mengguling pada senam lantai adalah bentuk keterampilan
A. Fundamental
B. Keterampilan tertutup
C. Keterampilan gerak sederhana
D. Keterampilan terbuka
E. Keterampilan gerak kontinyu
Jawaban: B
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019

88
Keterampilan gerak tertutup (closed skill) adalah keterampilan gerak yang berkaitan dengan lingkungan

Keterampilan tertutup Keterampilan terbuka


Lingkungan dapat diduga Lingkungan setengah Lingkungan tidak dapat
dapat diduga diduga
Senam Berjalan di tali yang Bermain sepakbola
Panahan direntang Gulat
Mengetik Menyetir kendaraan Mengejar kelinci
Bermain catur

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengimplemen-tasikan fase-fase belajar gerak dalam aktivitas penjas dan
olahraga
Uraian materi:

Tahap Asosiatif ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa melaksanakan tugas
gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan yang
dilakukan. Akan nampak penampilan yang terkoordinasi dengan perkembangan yang
terjadi secara bertahap, dan lambat laun gerakan semakin konsisten. Kemampuan
melakukan gerakan dengan obyek/kejadian dari luar dan juga memperbaiki
kekurangan seperti perhatian tentang melakukan gerakan diri sendiri, membiarkan
siswa untuk mulai melakukan hal-hal yang baru. Hal ini juga menguntungkan dalam
kemampuan untuk beradaptasi ke dalam gerakan yang disesuaikan pada berbagai
kondisi lingkungan. Contoh: Jika seorang pemula belajar menembakkan bola ke
dalam ring dalam permainan bola basket hanya hampu memasukkan 2-3 tembakan
dari 10 kesempatan, maka memasuki tahap asosiatif ini, dia makin paham tentang
misalnya berapa kira-kira tenaga yang harus dikerahkan, atau bagaimana peranan
dari pergelangan kaki dan jari-jari untuk mengendalikan bola. Gerakannya tidak lagi
untung-untungan, tapi makin konsisten. Artinya, gerakannya makin terpola, dan dia
semakin menyadari kaitan antara gerak dan hasil yang dicapai. Pada tahap ini,
seperti dikemukakan beberapa penulis (misalnya, Adams, l971: Fitts. 1964), tahap
verbal semakin ditinggalkan dan si pelaku memusatkan perhatiannya pada aspek
bagaimana melakukan pola gerak yang baik, ketimbang mencari-cari pola mana
yang akan dihasilkan. Dalam eksperimen belajar motorik, tahap itu oleh Adams
disebut motor
stage (tahap motorik).
Soal 30A
Menyampaikan materi servis bawah dalam bola voli dengan cara mengulang-ulang
gerakannya akan lebih cocok untuk siswa yang masih dalam tahap belajar gerak:
A. Asosiatif
B. Afektif
C. Psikomotor
D. Otomatisasi
E. Motorik
Program PGDK Kemdikbud 2019

89
Jawaban: A
Pembahasan
Jawaban A, pada tahap ini dengan pemahaman sudah dicoba diasosiasikan dan
diimplementasikan sesuai dengan kemampuannya dan masih banyak mengalami
masalah, kata kuncinya adalah penerapan akan apa yang dipahami. Jawaban B
adalah tahap pertama dimana konsep-konsep dipahami. Jawaban C, psikomotor
merupakan gerak. Sedangkan Jawaban D, merupakan tahapan terakhir dari belajar
gerak, dimana gerakan sudah otomatos, karena pengulangan. Motorik adalah istilah
yang
menggambarkan perilaku gerak manusia.

Soal 30B
Agar anak sampai pada tahap otonom diperlukan upaya yang dengan memperbanyak
frekuensi pengulangan-pengulangan gerak. Latihan ini terjadi pada fase
A. Usia dini
B. Verbal-kognitif
C. Prakontrol
D. Asosiatif
E. Gerakan dasar tahap awal
Jawaban: D
Pembahasan

Secara berurutan tahapan gerak dimulai dari fase kognisi dan diakhir dengan fase
otomatisasi. Fase asosiatif menempati ruang terbesar dan terpanjang, dimana di
dalamnya banyak terjadi latihan-latihan. Di tahap ini dilakukan praktek gerak secara
berulang-ulang menuju otomatisasi gerak. Tahapan ini juga penting, karena jika
dilakukan dengan gerak yang tidak tepat maka gerak tersebut akan sangat sulit
untuk
dirubah ketika sudah dalam gerak otonom

Soal 30C
Bagaimanakah perbedaan antara dimensi keterampilan gerak dan keterampilan
kognitif
A. Pada keterampilan gerak pengambilan keputusan minimal sedang pada
keteramplan kognitif pengambilan keputusan maksimal
B. Pada keterampilan gerak pengambilan keputusan maksimal sedang pada
keterampiilan kognitif pengambilan keputusan minimal
C. Pada keterampilan gerak kontrol gerak minimal sedang pada keterampilan
kognitif kontrol gerak maksimal
D. Pada keterampilan gerak contohnya adalah bermain catur sedang pada
keteramplian kognitif contohnya lompat tinggi
E. Pada keterampilan gerak dan keterampilan kognitif pengambilan
keputusannya minimal
Program PGDK Kemdikbud 2019

90
Jawaban: A
Pembahasan
Keterampilan Gerak Keterampilan Kognitif
Pengambilan keputusan Beberapa pengambilan Pengambilan keputusan
minimal keputusan maksimal
Kontrol gerak maksimal Beberapa kontrol gerak Kontrol gerak minimal
Lompat tinggi Sepakbola Main catur
Pitching Balap mobil Memasak makanan
Angkat berat Selancar melatih olahraga
Dimensi keterampilan gerak dan keterampilan kognitif

Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan pengertian pemanduan bakat dalam olahraga

Uraian Materi:

Untuk menjadi atlet berprestasi diperlukan kerja keras dan waktu berlatih yang
lama. Jika seseorang pada hakekatnya tidak memiliki bakat, makan usahanya
selama dan sebesar itu tidak akan optimal. Oleh sebab itu, pemanduan bakat di usia
dini menjadi sangat penting. Di sinilah peran guru pendidikan jasmani dalam
mengenali dan memilih atalet yang memiliki kemampuan. Tujuan pemanduan bakat
adalah untuk memperkirakan seberapa besar bakat seseorang untuk berpeluang
berprestasi tinggi di kemudian hari. Seleksi bakat dapat juga diartikan sebagai upaya
penjarungan atlet- atlet muda yang sedang berpartisipasi dalam olahraga tertentu
dengan menggunakan tes-tes kemampuan fisik, fisiologis, dan psikologis dalam
upaya melakukan identifikasi terhadap atlet yang mempunyai kemungkinan paling
berhasil dalam cabang olahraga yang diikutinya. Metode yang dilakukan melalui
seleksi alami dan seleksi ilmiah. Pada metode alami, asumsinya bahwa atlet yang
mengikuti olahraga merupakan hasil pengaruh lokal. Anak berbakag dalam olahraga
dipengaruhi oleh: komponen bawaan yang bersifat genetis, faktor keberuntungan,
perkembangan fisik, kondisi lingkungan, kualitas psikologis. Kualitas psikologis terdiri
dari: dimensi intensi (motivasi), dimensi atensi (perhatian), dimensi emosi. Aspek
penting yang mempengaruhi kinerja olahraga adalah aspek fisik, fisiologis,
psikologis, perseptual, keterampilan/teknik, sosiologis budaya, perbedaan ras, dan
aspek kematangan. Sebagai contoh pada tipe tubuh. Ada tiga tipe tubuh, ectomorph
(senam dan pelari jarak jauh), endomorph (pelempar, pelari, beberapa olahraga
keterampilan), mesomorph (binaraga, pelari cepat, angkat besi). Instrumen
pemanduan bakat harus bersifat spesifik dan disesuaikan dengan cabang olahraga
masing-masing, yang pengembangannya dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan. Pendekatan pertama dilakukan dengan cara menyusun tes baterei,
sedangkan pendekatan kedua dilakukan dengan menggunakan tes baku yang telah
dikembangkan para ahli. Bompa menyatakan ada
beberapa tahapan yang harus dikuti untuk mempersiapkan atlet. Adapun tahapan

Program PGDK Kemdikbud 2019

91
yang dimaksud adalah: (1) Mencari calon atlet berbakat; (2) Memilih calon atlet
pada usia muda; (3) Memonitor calon atlet tersebut secara terus-menerus dan
teratur; (4) Membantu calon atlet agar dapat meraih prestasi puncak. Dengan
demikian, dapatlah ditarik konklusi bahwa tujuan utama melakukan identifikasi calon
atlet adalah untuk mengidentifikasi dan memilih calon atlet yang mempunyai
kemampuan terbaik sesuai dengan cabang olahraga yang dipilih. Bompa (Bompa,
1990) menyatakan di negara barat identifikasi calon atlet bukanlah merupakan suatu
konsep baru dalam bidang olahraga, meskipun kegiatan identifikasi calon atlet ini
belum banyak dikerjakan secara formal. Sebagai ilustrasi dapat dicermati keadaan
berikut: pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, sebagian besar negara
Eropah Timur telah menetapkan metode khusus untuk melakukan identifikasi calon
atlet potensial. Prosedur pemilihan calon atlet ditemukan dan diarahkan oleh para
ilmuwan olahraga, selanjutnya para ilmuwan memberikan rekomendasi beberapa
calon atlet berpotensi dalam cabang olahraga tertentu kepada para pelatih. Dengan
menggunakan prosedur pemilihan calon atlet seperti disebutkan di atas hasilnya
sangat menakjubkan. Beberapa atlet Republik Demokrasi Jerman yang meraih
medali di arena Olimpiade 1972, ternyata terpilih menjadi calon atlet melalui
pemilihan dengan cara ilmiah. Hal yang sama terjadi pula pada para atlet Bulgaria di
arena Olimpiade 1976.
Proses pengidentifikasian atlet yang berbakat, kemudian mengikut sertakannya
dalam program latihan yang terorganisir dengan baik merupakan hal yang paling
utama dalam olahraga kontemporer. Setiap orang dapat belajar menari, menyanyi,
melukis namun sangat sedikit yang mencapai tingkat penguasaan yang tinggi. Maka
dari itu dalam olahraga seperti juga dalam seni sangat penting untuk menemukan
seseorang yang berbakat menyeleksinya pada usia muda, memantaunya secara
kontinyu, serta membantunya untuk mencapai tingkat penguasaan yang tertinggi.
Proses pengenalan dan pengidentifikasian bakat harus merupakan aktivitas yang
didahulukan oleh para pelatih dan spesialis pelatihan dalam rangka untuk
mengembangkannya serta untuk meningkatkan criteria psiko-biologis yang
digunakan untuk menemukan seseorang yang lebih berbakat pada tampilan
olahraga yang tinggi. Penggunaan criteria ilmiah pada proses identifikasi bakat
mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut: (1) secara substansial
mengurangi waktu yang diperlukan untuk mencapai kemampuan yang tertinggi
dengan memilih individu-individu yang berbakat pada olahraga tersebut
(2) mengurangi volume kerja serta energi yang harus dikerjakan pelatih. efektivitas
latihan yang diberikan pelatih biasanya didukung keefektivi tasannya oleh para atlet
yang mempunyai kemampuan superior tersebut (3) meningkatkan suasana
kompetitif dan jumlah atlet yang dimasukkan serta pencapaian tingkat kemampuan
yang tinggi, sebagai hasilnya adalah tim nasional yang homogen serta lebih kuat
untuk penampilan pada tingkat internasional (4) meningkatkan kepercayaan diri
atlet tersebut karena tampilan lebih baik dibandingkan dengan atlet lain pada usia
yang sama yang tidak melalui proses seleksi (5) secara tidak langsung memberikan
motivasi pada penerapan pelatihan ilmiah, asisten pelatih olahraga yang membantu
dalam pengenalan bakat termotivasi untuk terus memantau latihan atlet. Atlet yang
berkemampuan tinggi mempunyai profil biologis yang spesifik, kemampuan
biomotorik yang tinggi dan sifat fisiologis yang kuat. Prestasi tinggi dalam olahraga
memerlukan calon atlet dengan profil biologik khusus, kemampuan biomotorik
menonjol, dan ciri-ciri fisiologik yang kuat. Pada dekade terakhir, ilmu latihan telah
melangkah ke depan secara impresif,
dan ini merupakan dukungan penting bagi perkembangan prestasi atlet.

92
Perkembangan dramatik lainnya juga telah dilakukan berkaitan dengan kuantitas
dan

Program PGDK Kemdikbud 2019

93
kualitas latihan. Walaupun demikian, jika partisipan yang terlibat dalam aktivitas
olahraga memiliki hambatan biologik, atau mempunyai kekurangan dalam hal
kemampuan yang dipersyaratkan cabang olahraga tertentu, maka kekurangan awal
dalam hal kemampuan alami ini sulit ditanggulangi, meskipun para atlet melakukan
latihan dengan jumlah latihan berlebih. Oleh karena itu, identifikasi calon atlet
merupakan sesuatu yang vital dalam pencapaian prestasi olahraga. Kesehatan
merupakan sesuatu yang mutlak bagi setiap orang yang akan berpartisipasi dalam
latihan olahraga. Oleh karena itu, calon atlet sebelum diterima dalam suatu
perkumpulan harus melalui pengujian medik. Dokter perlu memberi rekomendasi
dan pelatih sebaiknya memilih calon atlet yang memiliki kesehatan sempurna.
Selama pengujian, ahli medik dan ahli pengujian di bidang jasmani, seharusnya
mengobservasi status calon atlet, apakah calon atlet mempunyai “malfunction”
secara fisik maupun organik? Dan selanjutnya memberi rekomendasi yang sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk cabang-cabang olahraga dinamis (seperti:
hoki, bola basket, atletik, renang, dll), calon atlet dengan kondisi “ malformation”
tidak dapat dipilih, tetapi untuk olahraga dengan karakteristik statik (seperti:
menembak, panahan, bowling, dll) diskriminasi yang diberlakukan seperti pada
olahraga dinamis dapat lebih diperlonggar. Sama seperti di atas, status fungsional
individu, seperti: kemampuan menggerakkan lengan, kaki, dll, sebaiknya juga
memegang peran penting dalam identifikasi calon atlet, karena disparitas fungsional
dapat berperan restriktif (pembatas). Satu hal lagi, diskriminasi diantara calon
akhirnya harus dihubungkan dengan kebutuhan fungsional dan kekhususan cabang
olahraga. Selama pemeriksaan spesialis medis dan pengetesan harus mengetahui
apakah kandidat tersebut mempunyai cacat fisik ataupun organic dan harus
membuat laporan atasnya. Untuk cabang olahraga dinamik (hockey, bolabasket,
track and field, swimming, tinju) seseorang yang memiliki cacat tubuh harus tidak
dipilih, tetapi untuk cabang yang statis (menembak, panahan, bowling) kriterianya
bisa lebih longgar. Hal yang sama dilakukan pada kondisi fisiologis kandidat,
kemampuan menggerakkan lengan, kaki dan sebagainya sangat berperan penting
dalam pengidentifikasian bakat, karena perbedaan- perbedaan fisiologis dapat
membatasi gerak. Ditekankan bahwa criteria yang menentukan pada tiap kandidat
harus dikaitkan dengan kebutuhan dan spesifikasi dari cabang olahraga tersebut.
Kapasitas antropometrik dari seseorang merupakan hal yang penting pada beberapa
cabang olahraga, maka dari itu menjadi pertimbangan utama pada criteria
identifikasi bakat. Tinggi dan berat atau panjang dari anggota badan seringkali
berperan penting dalam cabang olahraga tertentu. Bagaimanapun juga pada tahap
awal identifikasi bakat pada cabang tertentu dilakukan pada umur 4 – 6 tahun
(senam, figure skating, berenang) agak sulit untuk meramalkan pertumbuhan dan
perkembangan dinamik seseorang. Sebab itulah pada tahap awal identifikasi bakat
perkembangan fisik yang harmonis harus diperhatikan. Hal ini dapat dilakukan
dengan memeriksa persendian kaki, pinggul, lebar bahu dan rasio antara pinggul
dan lebar bahu. Pandangan terhadap peranan keturunan pada pelatihan tidak
seragam dan tidak ada kesepakatan. Radut (1976) menganggap factor keturunan
mempunyai peran yang penting, namun tidak mutlak dalam latihan. Sementara
Klissouras et al (1973) beranggapan bahwa peningkatan pada kemampuan fisiologis
akan sangat dibatasi oleh potensi genetic atlet tersebut. Dia mengatakan bahwa
sistem dan fungsi ditentukan secara genetic; sistem asam laktat sampai 81,4%,
heart rate 85,9% dan VO2max 93,4%. Proporsi antara serat otot merah dan
putih pada manusia sudah tertentu secara genetic, fungsi metabolic dari kedua otot

94
Program PGDK Kemdikbud 2019

95
ini berbeda. Serat otot merah/otot lambat/slow twitch mempunyai mioglobin lebih
banyak (sebagai penyimpan oksigen yang dibawah darah untuk sel yang bekerja)
secara biokimiawi lebih baik untuk kerja aerobik/ketahanan (soekarman, 1989) .
Serat otot putih/otot cepat/fast twitch mengandung banyak glikogen (karbohidrat)
dan lebih baik dalam kerja anaerobic, singkat dan tipe latihan intensif (Gollnick.,et
al, 1973). Persentase serat otot tidak dapat dirubah, namun dengan latihan yang
ekstensif dan spesifik dapat meningkatkan kapabilitas dari serat-serat otot dan
mengubah struktur biokimianya. Latihan intensif, latihan beban berat, dan latihan
kekuatan pada anakanak umur awal menghambat pertumbuhan, karena akan
mempercepat penutupan serabut tulang rawan. Hal ini bisa dicontohkan dengan
terjadinya penutupan yang sifatnya prematur terhadap tulang panjang. Oleh karena
itu, bagi atlet yang melakukan program latihan dengan mendasarkan pada proses
seleksi alami diharapkan selalu berhubungan dengan pelatihnya, karena semua
aspek yang digambarkan di atas akan berpengaruh terhadap perubahan prestasinya.
Identifikasi calon atlet pada fase kedua, psikolog olahraga harus mulai memainkan
perannya lebih penting dengan melakukan pengujian psikologik secara
komprehensif. Setiap profil psikologik atlet harus dikumpulkan. Dengan kumpulan
data tersebut para psikolog dapat menyatakan ciri-ciri psikologik atlet yang
diperlukan untuk berlatih cabang olahraga tertentu. Hasil tes ini juga akan
membantu dalam menentukan kebutuhan psikologik apa yang diperlukan di masa
datang. Dilakukan selama dan setelah masa pubertas (9 – 10 thn) untuk senam, dan
berenang, (10 – 15thn) untuk gadis dan (10
– 17thn) untuk anak laki-laki pada cabang olahraga lain (Dragan, 1979) . Hal ini
merupakan tahap yang paling penting dalam seleksi, tahap ini dilakukan pada
remaja yang telah berpengalaman dalam latihan yang terorganisir. Propovici (1979)
menetapkan untuk cabang olahraga lempar, rowing, gulat, angkat berat yaitu bahu
lebar dengan kekuatan dapat dikembangkan, dan pada saat berumur 15 tahun anak
perempuan harus memiliki biacromial diameter 38cm dan anak laki-laki 18 tahun
harus mempunyai 46cm. Juga diakui bahwa panjang kaki dan lengkungannya sangat
penting dalam beberapa cabang olahraga (kaki datar terbatas pada jumping,
mengguling, dan berlari). Kelainan bentuk anatomi dan fisiologi atau ketidakcukupan
genetic harus menjadi elemen yang penting dalam identifkasi bakat. Mengidentifikasi
bakat anak-anak sekolah umur 11 –16 tahun dilakukan dengan tes yang sederhana.
Karena tim pemandu bakat tidak mungkin dapat melakukan tes kepada siswa yang
jumlahnya besar di seluruh sekolah, maka para guru pendidikan jasmani dapat
ditugasi untuk melakukan proses identifikasi pada tahap awal. Pemantauan
dilakukan kepada setiap individu siswa dari kelas 4, 5, dan 6 SD dan kelas 1, 2, dan
3 SLTP, dan SMU. Beberapa alternatif panduan kreteria tes dapat dikembangkan
dalam menentukan cabang olahraga yang sesuai dengan bakat anak untuk dibina
menuju pencapaian prestasi puncak bagi daerah Sulsel dengan memperhatikan
lingkungan serta faktor pendukung sebagai berikut: atletik meliputi sprint, waktu
reaksi, kekuatan
neuromuscular, koordinasi dan kapasitas relaksasi otot, kemampuan mengatasi
stress, ratio tinggi/lurus dan panjang kaki, kapasitas anaerobik.
Soal 31A
Hakikat guru melakukan pemanduan bakat olahraga adalah untuk:
A. Menciptakan atlet hebat
B. Memperkirakan potensi prestasi Anak
C. Memandu anak dalam berolahraga
D. Memilih siswa untuk ekstrakurikuler olahraga

96
Program PGDK Kemdikbud 2019

97
E. Mencari atlet
Jawaban: B
Pembahasan
Untuk menjadi atlet berprestasi diperlukan kerja keras dan waktu berlatih yang
lama. Jika seseorang pada hakekatnya tidak memiliki bakat, makan usahanya
selama dan sebesar itu tidak akan optimal. Oleh sebab itu, pemanduan bakat di usia
dini menjadi sangat penting. Di sinilah peran guru pendidikan jasmani dalam
mengenali dan memilih atalet yang memiliki kemampuan. Tujuan pemanduan
bakat adalah untuk
memperkirakan seberapa besar bakat seseorang untuk berpeluang berprestasi tinggi
di kemudian hari.

Soal 31B
Faktor-faktor utama untuk identifikasi bakat yaitu
A. Motor capacity, psycological capacity, biometric qualities
B. Motor capacity, psycological capacity, fundamental qualities
C. Locomotor capacity, psycological capacity, biometric qualities
D. Motor capacity, psycological capacity, teaching qualities
E. Learninf capacity, psycological capacity, biometric qualities
Jawaban: A
Pembahasan
Kunst dan Florescu (1971) membagi tiga faktor-faktor utama untuk identifikasi bakat
yaitu; (1) motor capacity, (2) psycological capacity, dan (3) biometric qualities.

Soal 31C
Pemanduan bakat dapat dilakukan dengan
A. Kompetisi khusus
B. Seleksi khusus
C. Pekan olahraga
D. Pekan olahraga, kompetisi khusus
E. Pekan olahraga, kompetisi khusus, seleksi khusus cabang olahraga
Jawaban: E
Pembahasan
Prinsip pemanduan bakat melalui tiga cara, pekan olahraga, kompetisi khusus, dan
seleksi khusus dari cabang olahraga yang bersangkutan.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek-aspek dalam pemanduan bakat olahraga

Uraian materi:
Kunst dan Florescu (1971) membagi tiga faktor-faktor utama untuk identifikasi bakat
yaitu; (1) motor capacity, (2) psycological capacity, dan (3) biometric qualities.
Walaupun tiga hal di atas mewakili faktor-faktor utama untuk cabang olahraga,
tetapi penekanan ketiganya berbeda. Sistem identifikasi bakat yang paling efektif
untuk olahraga harus dimulai dengan karakteristik olahraga, spesifikasinya dan
berdasarkan

98
Program PGDK Kemdikbud 2019

99
analisis, dan mengisolasikan faktor utama untuk diseleksi. Untuk karakteristik
olahraga setiap faktor di atas harus diekspresikan dengan persentase untuk
merefleksikan pengaruh relatifnya untuk kesuksesan. Sebagai contoh; penampilan
baik dalam melompat tergantung atas ketiga faktor diatas dengan penekanan relatif
dari setiap faktor diekspresikan dalam persentase; motor capacity 50%, psicological
capacity 10%, dan biometric 40%.
Lebih jauh tiap faktor harus dibagi lagi dalam tiga elemen utama yang menyusunnya
dengan kepentingan relatifnya (relative influence), diekspresikan sebagai persentase
dengan baik. Jadi ketiga elemen utama dan menitik beratkan pada latihan untuk
motor capacity dari pelompat tinggi; strength 45%, jumping power 35% dan
coordination 20%. Mengetahui karakteristik relative importance yang dimiliki, maka
sangat penting untuk menentukan faktor-faktor utama untuk identifikasi dan menitik
beratkan pada setiap elemen.
Akhirnya pentingnya kualitas biometric harus dilihat relatif dari spesifikasi olahraga,
sementara untuk berbagai cabang olahraga beberapa kualitas mungkin krusial
(sebagai contoh; tinggi pada olahraga basket atau rasio antara tinggi dan beban
dalam dayung), untuk olahraga lain, rasio antara bagian bermacam-macam dari
badan dan perkembangan harmonis sangat penting, tapi tidak kritis.
Dalam tiap olahraga harus ada yang ideal, model yang diterima baik oleh faktor
utama dari performa dan identifikasi bakat. Selama stages terakhir dari
pengembangan atlet dengan dibantu oleh ilmuan olahraga, pelatih bisa mencoba
semua kandidat dan membandingkan kualitas mereka dengan model ideal. Mereka
yang mendekati model yang ideal bisa diseleksi untuk kelompok performa tinggi.
Model yang lebih ilmiah bisa juga dibuat, tetapi pada masalah ini peranan dari ahli
olahraga sangat penting. Sebuah model biometric optimal berdasarkan atas ukuran
atlet yang diambil dari bermacam-macam Olimpiade dan Kejuaraan dunia telah
dibuat untuk rowing laki-laki oleh Radut (1973) menemukan ukuran biometric yang
nyata sangat tinggi dengan atlet yang masuk final pada kejuaraan top. Berikut ini 8
tes biometric yang dianggap paling relevan untuk rowing adalah: (1) berdiri,
punggung menempel didinding, tangan diatas kepala. Skor yang dianggap adalah
rata-rata dari dua jangkauan tertinggi dengan sentuhan dari jari yang paling
panjang, (2) Berdiri, punggung menempel didinding, tangan lurus membentang
setinggi bahu, (3) duduk, kaki diluruskan, punggung merapat didinding, ukur jarak
dari lantai keatas hingga persendian bahu, (4) duduk, punggung merapat didinding,
kaki lurus, ukur jarak antara dinding hingga telapak kaki, (5) bahu lebar, ukur jarak
antara dua otot deltoid,
(6) berdiri diatas kursi pengukur (measuring bench) ambil posisi membungkuk ,
kedua tumit diatas bench, (7) keraskan secara spesifik sepanjang kaki ditambah
tambahan panjang dari lutut kekaki, (8) timbang berat badan.
Hubungan yang erat antara pelatih, spesialis training, dan ahli/ilmuan olahraga bisa
menghasilkan beberapa model untuk tiap cabang olahraga. Hasil dari kerjasama
akan menjadi sistem identifikasi atlet yang lebih ilmiah untuk atlet elit yang
dampaknya akan menghasilkan peningkatan yang luar biasa dalam performa. Ketika
teknologi mutakhir di dalam pengujian dan memonitor kemajuan training atlet
seperti menjadi konstan dan adanya gambaran dasar dari atlet dunia saat ini,
identifikasi bakat harus diperhatikan sebagai atribut dari kepentingan bersama.
Bakat anak ada dimana-mana, seseorang hanya mengembangkan makna untuk
mengidentifikasinya dan kemudian memunculkan mereka dalam rencana yang baik
dalam latihan yang memiliki metode ilmiah. Walaupun pelatih mengetahui bahwa
Program PGDK Kemdikbud 2019

96
keharusan tersebut tidak bisa dilakukan sendiri. Pekerjaan ini merupakan tugas
ilmuan olahraga untuk mengidentifikasikan bakat individu yang direkrut untuk
olahraga. Hanya usaha yang dikombinasikan dapat menghasilkan criteria identifikasi
individu yang lebih baik, metode latihan superior, dan pengujian mutakhir dan
memonitor latihan akan memberikan hasil yang efektif dan menjadi lebih baik dalam
setiap
pertandingan.
Soal 32A
Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemanduan bakat adalah:
A. Anatomis dan fisiologis
B. Tinggi badan, keterampilan olahraga, status gizi
C. Status gizi dan makanan
D. Biologis, biomotor, fisiologis
E. Psikologi dan tingkat emosi
Jawaban: D
Pembahasan
Atlet yang berkemampuan tinggi mempunyai profil biologis yang spesifik,
kemampuan biomotor yang tinggi dan sifat fisiologis yang kuat. Oleh sebab itu,
faktor-faktor ini
merupakan hal penting dalam pemanduan bakat dan harus diperhatikan oleh guru
pendidikan jasmani.

Soal 32B
Secara psikologis, aspek yang perlu dibina dalam pemanduan bakat adalah
A. Dimensi intensi, atensi, emosi
B. Dimensi kognisi, afeksi, dan psikomotor
C. Dimensi kritis
D. Dimensi fisik dan control diri
E. Kondisi lingkungan
Jawaban: A
Pembahasan
Dimensi intensi (motivasi), dimensi atensi (perhatian), dimensi emosu (arousal,
anxiety, stress, dan kontrol diri) merupakan aspek yang perlu dibina

Soal 32C
Bentuk tes untuk mengetahui koordinasi adalah
A. Flexibilitas panggul
B. Lari 30 meter
C. Ergometer
D. Lempar tangkap bola
E. Step tes
Jawaban: D
Pembahasan
Melempar dan menangkap merupakan gerakan yang membutuhkan porsi koordinasi
yang lebih besar

Tujuan Pembelajaran

Program PGDK Kemdikbud 2019

97
Mampu menguraikan fungsi otot dan tulang dalam hubungannya dengan aktivitas
gerak penjas dan olahraga
Uraian materi:
Miologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot. Otot disebut alat gerak aktif
pada manusia karena otot merupakan komponen yang dapat berkontraksi
(memanjang dan memendek) sehingga dapat menggerakkan tulang dan sendi. Otot
tersusun atas dua macam filament dasar, yaitu filament aktin dan filament myosin.
Filament aktin tipis dan filament myosin tebal. Kedua filament ini menyusun
myofibril. Myofibril menyusun serabut otot dan serabut otot – serabut otot
menyusun satu otot. Ada tiga jenis jaringan otot yaitu otot rangka, otot jantung dan
otot polos. Ketiga jenis otot tersebut mempunyai struktur dan karakteristik yang
berbeda.
Kontraksi Isotonik: Dalam kegiatan olahraga salah satu contoh nyata kontraksi
isotonik adalah ketika lengan seseorang mengangkat dumble. Untuk mengangkat
dumble dari posisi lengan lurus menjadi lengan di tekuk, otot biceps brachii
berkontraksi dalam pola kerja isotonik. Isotonik diartikan sebagai pola kontraksi
yang berpegang pada tonusnya tetap, sebaliknya panjang ukuran otot
berubah/memendek. Kontraksi isotonik juga disebut kontraksi otot kontraksi
konsentris atau dinamis. Secara anatomis otot biceps brachii berlokasi di lengan atas
anterior. Otot ini mempunyai origo di tulang scapula. Tepatnya adalah di proseseus
coracoideus dan supra glenoidalis scapula. Sedang intersisnya ada di tulang radius
(tuberositas radial). Ketika berkontraksi isotonik maka lengan bawah akan terangkat
ke atas atau fleksi lengan terjadi.
Kontraksi Isometrik: Dalam olahraga, menggemgam raket tenis merupakn salah satu
contoh kontraksi isometrik otot lengan bawah. Pada saat ini otot lengan bekerja
mampertahankan agar raket tidak lepas. Musculus fleksor digitorum superficialis dan
profondus adalah otot yang berlokasi dibagian anterior lengan bawah. Keduanya
memiliki origo di tulang humerus, ulna dan radius (didaerah siku), sedangkan
insersinya ada pada basic phalangea I dan II. Dalam memegang raket tenis, otot ini
mula – mula berkontraksi secara isotonik yang menghasilkan fleksi pada jari – jari
tangan. Selanjutnya otot ini berkontraksi isometrik yang menghasilkan
dipertahankannya fleksi jari – jari untuk menggemgam gagang raket. Disebut
isometrik di ambil dari istilah Iso yang artinya ”tetap” dan metric yang
mengambarkan ”ukuran”. Kontraksi Isometrik adalah kontraksi dimana otot tidak
mengalami perubahan ukuran.
Kontraksi Eksentrik: Ketika lengan mengangkat sebuah dumbel merupakan contoh
nyata kontraksi isotonik, maka jika dumbel diturunkan kembali otot biceps brachii
mengalami kontraksi eksentrik Untuk dapat turun secara perlahan atau lengan
kembali ekstensi, maka otot biceps brachii harus bekerja dalam pola kerja eksentrik.
Disebut eksentrik sebab serabut – serabut otot bergeser keluar dari
pusat/centranya.
Kontraksi Isokinetik: Dasar Pola Isokinetik adalah Pola Isokinetik, yakni otot
mengalami pemendekan. Perbedaan yang nyata adalah
1. Bila kontrakasi isotonik setiap lintasan gerak otot menanggung beban yang sama,
pada kontraksi isokinetik beban yang ditanggung tidak sama.
2. Bila pada kontraksi isotonik kecepatan dalam menempuk lintasan gerak tidak rata,
pada kontraksi isokinetik kecepatan dalam menempuh jarak lintasan adalah rata.
Kontraksi Plyometrik: Pada dasar pola plyometrik adalah pola isotonik, yakni otot
mengalami pemendekan ke arah pusat sarcomere dengan didahului tarikan
Program PGDK Kemdikbud 2019

98
pemanjangan. Dalam kegiatan olahraga kontraksi ini diwujudkan dalam kerja yang
meledak (melempar, meloncat). Disebut plyometrik dari istilah piyo dan metrik. Piyo
berarti berlapis – lapis, sedangkan metrik artinya ukuran panjang.sehingga
plyometrik artinya suatu kontraksi yang mempunyai lapisan-lapisan kecepatan gerak
pada setiap perubahan ukuran panjang.Artinya dalam berkontraksi kecepatan antara
meter pertama,kedua adan seterusnya ditempuh dengan yang makin pendek(tidak
sama).
Nama Kontraksi Bentuk Lokasi
Otot Bergerak menurut Serabut panjang, Terdapat
rangka/ kemauan kita berwarna/lurik pada
lurik (involunter) karena dengan garis terang otot
rangsangannya dan gelap, memiliki paha,
melalui syaraf banyak inti sel, otot
motorik, terletak di pinggir betis,
pergerakannya cepat otot
tetapi lekas lelah, dada.
kuat, tidak beraturan.
Otot Bekerja diluar Protoplasmanya Otot–
polos/ kemauan kita (otot licin tidak otot ini
otonom tak sadar) oleh mempunyai garis- terdapat
karena garis melintang di alat-
rangsangannya (polos), bentuk alat
melalui saraf otonom, serabut panjang dalam
gerakan lambat, seperti kumparan seperti
ritmis dan tidak dengan kedua ventrikul
mudah lelah ujungnya us, usus,
meruncing, inti kandung
berjumlah satu kemih,
terletak di bagian pembulu
tengah h darah
Otot Dapat bergerak Strukturnya sama Hanya
jantung/ sendiri secara seperti otot lurik, terdapat
myocard otomatis oleh karena serabutnya pada
ium mendapat rangsangan memanjang gelap jantung
dari susunan otonom, terang secara yang
gerakan lambat, berselang seling dan mempun
ritmis dan tidak terdapat yai
mudah lelah percabangan sel fungsi
tetapi kalau melihat
fungsinya sama tersendir
seperti otot polos i

Program PGDK Kemdikbud 2019

99
Soal 33A
Seorang pemain menggenggam raket dengan kencang. Otot yang bekerja untuk
menggengam raket tersebut adalah kontraksi:
A. Isotonik
B. Isometrik
C. Eksentrik
D. Fleksi
E. Ekstensi
Jawaban: B
Pembahasan
Jawaban A, mengacu pada meningkatnya tonus/tegangan otot disertai dengan
pergerakan sendi sehingga terjadi pemendekan otot, hal ini berbanding terbalik
dengan isometrik. Eksentrik adalah hal yang aneh, ganjil dan tidak wajar. Jawaban
D,
fleksi adalah menekuk sedangkan ekstensi adalah kebalikannya

Soal 33B
Rangka tubuh manusia dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
A. Aksial dan apendikular
B. Tulang rawan dan keras
C. Anterior dan superior
D. Aksial dan anterior
E. Apendikular dan posterior
Jawaban: A
Pembahasan
Rangka manusia dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian poros tubuh
(aksial) dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian aksial terdiri atas 80 tulang pada
manusia
dewasa pada umumnya, sedangkan apendikular terdiri atas 126 tulang.

Soal 33C
Tahap gerak renang gaya apakah yang terdiri dari gerak awal (preparation), menarik
(push), dan mendorong (pull)?
A. Gaya bebas
B. Gaya dolphin
C. Gaya kupu-kupu
D. Gaya katak
E. Gaya crawl
Jawaban: B
Pembahasan
Pada tahapa persiapan, gerakan retro fleksi terjadi pada sendi – sendi bahu
(shoulder joint) dengan melibatkan otot deltoid (bahu), trapezius (kerudung) dan
latissimus dorsi (sayap). Gerakan flexi terjadi antar ruas tulang belakang ( columma
vertebrae joint) dan melibatkan hampir seluruh otot belakang tubuh. Pada anggota
gerak bawah, sendi pangkal paha ( hip joint) den pergelangan kaki (ankle joint)
terjadi gerakan menarik tungkai ke belakang (extention) dengan melibatkan otot
bokong besat (gluteus maximus) serta otot – otot extensor pada bagian tungkai.
Pelaksanaan
gerakan push menyebabkan terjadinya gerakana memutar lengan ke depan
(rotation)
Program pada sendi
PGDK Kemdikbud 2019bahu (shoulder joint) dengan melibatkan otot deltoid,

100
latissmus dorsi,

Program PGDK Kemdikbud 2019

101
trapezius dan vectoralis mayor, secara bersamaan terjadi gerakan melentingkan
badan ke belakang (extention bending backward) pada sendi antar lengkung tulang
belakang (columma vertebrae joint) dan pada pangkal paha (hip joint) terjadi
gerakan ekstens otot yang berkontraksi pada bookong (gluteus maksimus) serta
paha bagian belakang. Pada gerakan pull terjadi gerakan mendekatkan lengan ke
bagian tubuh (adduction) dilanjutkan dengan gerakan retro flexi pada sendi bahu,
otot – otot yang berkontraksi adalah otot – otot pada bagian belakang tubuh. Secara
bersamaan terjadi juga gerakan melencutkan tungkai ke dpan (flexion/bending
upward) yang terjadi pada sendi pangkal paha dan sendi antar tulang belakang, otot
yang bekerja adalah
otot sekitar paha bagian depan den otot – otot perut (rectus abdominus).

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan fungsi sendi dalam hubungannya dengan aktivitas gerak
penjas dan olahraga
Uraian Materi:

Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari persendian. Di dalam tubuh kita tulang
dapat saling berhubungan. Hubungan antar tulang yang satu dengan yang lainnya
disebut artikulasi. Agar artikulasi tersebut dapat bergerak dengan mudah maka
diperlukan struktur khusus yang dinamakan dengan sendi. Sendi dibentuk dari
kartilago yang berada di daerah sendi. Klasifikasi persendian secara struktural
terbagi menjadi:
a. Persendian fibrosa, persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa
b. Persendian kartilago, persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan jaringan kartilago
c. Persendian synovial, persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan kapsul dan ligament articular yang membungkusnya.
Di dalam sistem rangka manusia terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu:
1. Sinartrosis yaitu sendi yang tidak dapat digerakkan karena tidak memiliki celah
diantara sendinya dan dihubungkan oleh jarngan ikat yang keras.
2. Amfiartrosis yaitu sendi yang pergerakannya sedikit karena dihubungkan oleh
kartilago (tulang rawan).
3. Diartrosis yaitu sendi yang pergerakannya bebas karena hubungan antar tulang
di kedua ujungnya tidak dihubungkan oleh jaringan. Contoh hubungan
antartulang yang bersifat diartrosis adalah:
1. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada
permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu arah
2. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi
dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua
pelana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam
tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metacarpal pada ibu jari
3. Sendi putar
4. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi
berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang
dengan tulang yang lainnya

Program PGDK Kemdikbud 2019

102
5. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan kedua
arah disudut kanan setiap tulang
Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar fisika,
matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya
yang terjadi pada tubuh. Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup
dalam hukum tentang gerak yang dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang
ilmuwan Inggris. Newton sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya
dan gerak. Bidang yang dipelajari berupa keterkaitan masa berat dan inersia, speed,
percepatan dan velocity, titik berat badan, keseimbangan, dan stabilitas serta gaya
(force). Suharsono (2005) menyorot antara pendidikan jasmani dan olahraga
terdapat perbedaan yang berarti meskipun pendidikan jasmani selalu dilengkapi
dengan olahraga. Pada pendidikan jasmani, pengetahuan guru akan biomekanika
olahraga cukup untuk (1) menganalisa teknik gerak yang aman, efektif dan efisien,
(2) membedakan antara teknik gerak yang benar dan yang salah, (3) mengevaluasi:
mengidentifikasi kesalahan kemudian membetulkan, dan (4) menemukan cara baru
yang lebih baik. Pergerakan dasar manusia meliputi:
1. Berjalan
2. Berlari
3. Melompat
a) Melompat vertikal dengan awalan berdiri tegak
b) Melompat jauh dengan awalan berlari
4. Melempar
a) Lemparan bawah lengan
b) Lemparan samping lengan
c) Lemparan atas lengan
Soal 34A
Dasar-dasar fisika yang digunakan dalam biomekanika adalah:
A. Kekuatan, panas, cahaya
B. Keseimbangan, gerak, gaya
C. Gravitasi, pendulum, elektromagnetik
D. Temperatur, gaya, periode
E. Massa, gaya, pengungkit
Jawaban: B
Pembahasan
Dasar fisika seperti keseimbangan, gerak, dan gaya juga terdapat dalam lingkup
gerak manusia khususnya olahraga. Keseimbangan berhubungan dengan titik
gravitasi, gerak adalah respon dari rangsang dengan kesatuan rangka, otot, dan
syaraf.

Soal 34B
Proses gerakan dalam pergerakan manusia terdiri dari tiga bidang yaitu
A. Bidang sagital, frontal, koronal
B. Bidang datang, melengkung, lurus
C. Bidang sagital, frontal, horizontal
D. Bidang sagital, poros melintang, transversal
E. Bidang perifer, anterior, posterior
Jawaban: C

Program PGDK Kemdikbud 2019

103
Pembahasan

Soal 34C
Jika satu gaya atau lebih bekerja pada suatu benda, maka percepatan yang
dihasilkan berbanding lurus dan searah dengan resultan gaya dan berbanding
terbalik dengan masa benda adalah bunyi hukum
A. Newton
B. Newton I
C. Kepler
D. Newton II
E. Newton III
Jawaban: D
Pembahasan
Percepatan sebuah benda (a) berbanding terbalik dengan massanya (m) dan
sebanding dengan gaya neto (F) yang bekerja padanya :
F = m.a
Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali
sehingga benda itu bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika
gayanya diperbesar 2 kali ternyata percepatannya menjadi. 2 kali lebih besar.
Demikian juga jika gaya diperbesar 3 kali percepatannya lebih besar 3 .kali lipat.
Dan
sini kita simpulkan bahwa percepatan sebanding dengan resultan gaya yang bekerja.

Program PGDK Kemdikbud 2019

104
Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan pengertian kinesiologi/biomekanika dalam olahraga

Uraian Materi:

Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system


biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan
dan ilmu- ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan
hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika
dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan
dan sistem dalam biologi dan kedokteran. Mekanika adalah salah satu cabang ilmu
dari bidang ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan bentuk suatu
materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika
adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu dalam fisika. Sedangkan,
mekanika teknik atau disebut juga denagn mekanika terapan adalah ilmu yang
mempelajari peneraapan dari prinsip- prinpsip mekanika. Mekanika terapan
mempelajari analisis dan disain dari sistem mekanik. Disiplin ilmu biomekanika tidak
berdiri dengan sendirinya, melainkan ditunjang oleh disiplin ilmu yang lainnya,
seperti anatomi, fisologi, dan fisika, kemudian dasar-dasar atau prinsip dari ketiga
bidang ilmu itu menjadi dasar suatu disiplin ilmu yang disebut biomekanika.
Biomekanika perlu dipelajari dengan alasan seperti gambar di bawah ini
Mengidentifikasi bakat Mengevaluasi teknik

- Guru
Pendidikan
Jasmani
- Pelatih
- Spesialis
aktivitas fisik
lainnya

memberikan latihan
terapi Menentukan peralatan
(latihan pembetulan yang akan digunakan
teknik gerak) oleh atlet

Ruang lingkup biomekanika adalah: developmental biomechanics, biomechanics of


exercise, rehabilitation mechanics, dan equipment design dan sport biomechanics.
Dua alasan utama perlunya mempelajari biomekanika adalah meningkatkan
performa dan mengurangi resiko cedera (Bartlett, 2007; Knudson, 2007). Suharsono
(2005) menyorot antara pendidikan jasmani dan olahraga terdapat perbedaan yang
berarti meskipun pendidikan jasmani selalu dilengkapi dengan olahraga. Pada
pendidikan jasmani, pengetahuan guru akan biomekanika olahraga cukup untuk (1)
menganalisa teknik gerak yang aman, efektif dan efisien, (2) membedakan antara
teknik gerak yang benar dan yang salah, (3) mengevaluasi: mengidentifikasi
kesalahan kemudian
membetulkan, dan (4) menemukan cara baru yang lebih baik.

Program PGDK Kemdikbud 2019

105
Istilah Dalam Biomekanika

Kinematika Kinetika

- Jarak - Massa
- Waktu - Inersia
- Kecepatan - Gaya
- Percepatan - Berat
- Torque
- Tekanan
- Impuls

Soal 35A
Ilmu-ilmu yang menunjang biomekanika:
A. Matematika, biologi, kinesiologi
B. Biologi, mekanika, motorik
C. Mekanika terapan,biologi, fisiologi
D. Kimia, fisika, matematika
E. Biomotorik
Jawaban: C
Pembahasan
Disiplin ilmu biomekanika tidak berdiri dengan sendirinya, melainkan ditunjang oleh
disiplin ilmu yang lainnya, seperti anatomi, fisologi, dan fisika, kemudian dasar-dasar
atau prinsip dari ketiga bidang ilmu itu menjadi dasar suatu disiplin ilmu yang
disebut
biomekanika

Soal 35B
Pada pendidikan jasmani, pengetahuan guru akan biomekanika dipergunakan untuk
A. Menganalisis kesalahan siswa
B. Menganalisa teknik gerak yang aman, efektif, dan efisien
C. Meningkatkan prestasi belajar
D. Membuat silabus
E. Merevisi kuriulum gerak
Jawaban: B
Pembahasan
Suharsono (2005) menyorot antara pendidikan jasmani dan olahraga terdapat
perbedaan yang berarti meskipun pendidikan jasmani selalu dilengkapi dengan
olahraga. Pada pendidikan jasmani, pengetahuan guru akan biomekanika olahraga
cukup untuk (1) menganalisa teknik gerak yang aman, efektif dan efisien, (2)
membedakan antara teknik gerak yang benar dan yang salah, (3) mengevaluasi:

Program PGDK Kemdikbud 2019

105
mengidentifikasi kesalahan kemudian membetulkan, dan (4) menemukan cara baru
yang lebih baik.

Soal 35C
Terdapat berapa gaya yang bekerja saat bola datang (top spin) pada tenis lapangan
A. Gaya gravitasi, gesek, pantul, dorong, lepas
B. Gaya gesek, gravitasi, elastis, dorong, lepas
C. Gaya gravitasi, gesek, elastis, pantul, dorong
D. Gaya gravitasi, kinetik, percepatan, force, dorong
E. Gaya gesek, pantul, dorong, lepas, ungkit
Jawaban: C
Pembahasan
Bola datang (top-spin)
 Gaya Gravitasi
 Gaya Gesek
 Gaya Elastis (senar)
 Gaya Pantul (bola datang)
 Gaya Dorong

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek mekanika gerak dalam menghasilkan gerak yang efektif
dan efisien
Uraian materi:

Biomekanika erat kaitanya dengan ilmu keolahragaan sehingga, biomekanika


memiliki fungsi penting bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih olahraga, dalam
hal ini fungsi dan kegunaan biomekanika bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih
olahraga menurut Arma Abdulah ( 1994 : 202 ) dijelaskan bahwa; (1) pemahaman
biomekanika akan menghasilkan peningkatan pengetahuan tentang kerumitan fungsi
anatomis – fisiologi – dan mekanika dari tubuh manusia dan akan membantu
meniadakan kesalahan yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar
keterampilan, sehingga dapat meningkatkan perkembangan unjuk kerja
keterampilan khusus lebih cepat dan sempurna; (2) pengetahuan biomekanika juga
penting bagi atlet karena ia akan menyadari kekeliruan untuk mencoba meniru gaya
atlet lain karena gaya tersebut memberikan keberhasilan bagi atlet tersebut,
sehingga atlet harus mengembangkan gayanya sendiri, sebab pada umumnya tidak
ada dua manusia yang sama dalam karakteristik jasmani, seperti kekuatan otot,
kelentukan, tipe tubuh dan begitupula
karakteristik psikologis. Dengan demikian pada penyampaian yang kedua dapat
Program PGDK Kemdikbud 2019

106
gigunakan oleh para pelatih olahraga untuk mengenal karakteristik dan kemampuan
atlet, sehingga memiliki cara untuk mengembangkan kemampuan dan prestasi atlet.
Secara garis besar fungsi dan kegunaan biomekanika pada guru pendidikan jasmani
maupun pelatih olahraga, yakni;
a. Memberikan dasar ilmu pengetahuan untuk mengambil keputusan berkenaan
dengan keterampilan dan gerak dasar pada olahraga.
b. Sebagai dasar untuk memperoleh jawaban tentang masalah dalam unjuk kerja
(Praktek) olahraga.
c. Pirinsip serta asasnya dipakai dalam meberikan assasment dan koreksi terhadap
unjuk kerja yang dilakukan oleh peserta didik / atlet.
Mampu dalam mengembangkan gerak dasar olahraga yang lebih efisien dan efisien.
Soal 36A
Biomekanika penting untuk dipelajari, karena:
A. Meningkatkan stamina atlet dalam waktu singkat
B. Memungkinkan pembelajaran pendidikan jasmani lebih bermakna
C. Mencetak juara secara cepat dan hemat biaya
D. Mengembangkan gerak dasar olahraga yang lebih efisien dan efektif
E. Gerak dalam olahraga sulit untuk dipahami
Jawaban: D
Pembahasan
Efektifitas dan efisiensi merupakan target utama dalam karena berusaha untuk
melakukan analisis gerak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Soal 36B
Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dlm keadaan setimbang, jumlah gaya dan
momen gaya yang ada sama dengan nol. Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi
sebagai sistem pengumpil. Kelas pertama adalah titik tumpuan terletak diantara
gaya berat dan otot. Apa contohnya?
A. Tumit menjinjit
B. Otot lengan
C. Otot tungkai
D. Kepala dan togok
E. Kepala dan leher
Jawaban: E
Pembahasan
Klas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
Contoh: kepala & leher
Klas Kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
contoh: tumit menjinjit

Klas Ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
Contoh: otot lengan

Program PGDK Kemdikbud 2019

107
Soal 36C
Gerakan apa saja yang dianalis pada gerak gaya dada
A. Gerakan lengan, sendi siku, pergelangan tangan, lutut
B. Gerakan bahu, togoh, paha atas, paha bawah
C. Gerakan lengan, sendi siku, bahu, leher
D. Gerakan lengan, sendi siku, pergelangan kaki, lutut
E. Gerakan lengan, tangan, telapak kaki, lutut
Jawaban: A
Pembahasan
Komponen utama dalam renang gaya dada adalah erakan lengan, sendi siku,
pergelangan tangan, ldan utut

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan faktor yang mempengaruhi mekanika gerak dalam olahraga

Uraian Materi:
Dalam aktivitas olahraga gaya berasal dari dua sumber, yaitu gaya internal ( internal
force) dan gaya eksternal (external force). Internal force diciptakan dari dalam
tubuh seseorang akibat hasil kontraksi antara otot-otot yang melakukan aktivitas
tarik menarik melalui tendon kemudian tendon memberi isyarat kontraksi kepada
tulang yang menghasilkan suatu gerakan atau tahanan, sedangkan external force
adalah suatu gaya yang tercipta karena adanya pengaruh dari faktor gravitasi, gaya
reaksi dari tanah, gesekan, tahanan udara dalam berbagai aktivitas pada cabang
olahraga yang menghasilkan suatu gaya dorongan atau tarikan. Mekanika gerak
sesungguhnya merupakan sebuah studi terhadap pengaruh-pengaruh yang
ditimbulkan oleh daya (seperti daya tarik bumi, gesekan, tahanan angin, dsb.) pada
benda yang bergerak dan tidak bergerak (Carr, 1997; Bartlett, 1997). Pengetahuan
tentang mekanika pada awalnya digunakan untuk merancang benda yang digunakan
dalam kehidupan sehari- hari, seperti bangunan, jembatan, kapal, pesawat, dll.
Kemudian, ketika kebutuhan akan gerak manusia semakin tinggi, maka mekanika ini
pun digunakan untuk mempelajari pengaruh daya di atas pada manusia, dan
sebaliknya, pengaruh daya yang dikerahkan manusia ketika bergerak. Akselerasi
tetap (uniform acceleration) dan deselerasi tetap (uniform deceleration)
mengandung arti bahwa benda atau pelari meningkatkan atau menurunkan
kecepatannya pada tingkat yang teratur. Ini dicontohkan oleh laju suatu benda yang
berakselerasi ke kecepatan 10 m/detik pada detik pertama, 20 m/detik pada detik
kedua, dan 30 m/detik pada detik ketiga. Jadi, untuk setiap detiknya benda itu
meningkat kecepatannya pada tingkat yang sama, yaitu 10 m/detik. Jika ditulis,
2
akselerasi tadi adalah 10 m/detik/detik atau 10 m/detik . Perhatikan, bahwa dalam
hal ini ada satu unit jarak (yaitu 10 m) dan ada dua unit waktu (yaitu: detik/detik)
kapanpun kita menunjuk pada akselerasi. Deselerasi tetap terjadi dalam cara yang
sama, yaitu kecepatan menurun pada tingkat yang sama pada setiap detiknya.
Akselerasi dan deselerasi tetap tidak selalu terjadi dalam olahraga. Ketika atlet atau
benda seperti bola atau lembing bergerak, daya yang bermacam-
macam seperti gesekan dan tahanan udara mempengaruhinya. Daya tersebut

108
Program PGDK Kemdikbud 2019

109
menyebabkan akselerasi atau deselerasinya bervariasi sehingga tidak tetap lagi.
Contoh yang baik dari akselerasi dan deselerasi tetap terjadi pada layangan sesaat
seperti pada loncat indah atau senam. Dalam situasi demikian tahanan udara dapat
dibikan. Daya tarik bumi secara tetap memperlambat atau mendeselerasi atlet ketika
mereka naik melayang pada kecepatan 9.8 m/detik untuk setiap detik layangannya
2
(disebut 9.8 m/detik ) dan mengakselerasi secara tetap pada kecepatan 9.8
2
m/detik ketika layangan turun. Kadang-kadang juga istilah deselerasi disebut
sebagai akselerasi negatif dan akselerasi disebut akselerasi positif. Bagaimana istilah
kelajuan (velocity) bisa cocok dengan gambaran tentang kecepatan dan akselerasi di
atas? Kelajuan sebenarnya hanya merupakan gambaran yang lebih lengkap dari
kecepatan. Kalau kecepatan hanya menunjuk pada jarak tempuh waktu, sedangkan
kelajuan menggambarkan jarak tempuh waktu sekaligus arahnya. Misalnya, 9.8
m/detik hanya menunjuk pada kecepatan; 9.8 m/detik ke arah selatan menunjuk
pada kelajuan. Kecepatan menyatakan tentang seberapa cepat. Kelajuan
menyatakan seberapa cepat
dan ke arah mananya.
Soal 37A
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi gaya eksternal (external force)
dalam mekanika gerak manusia, KECUALI:
A. Daya tarik bumi
B. Gesekan
C. Gaya reaksi dari tanah
D. Tahanan udara
E. Kontraksi otot
Jawaban: E
Pembahasan
Mekanika gerak sesungguhnya merupakan sebuah studi terhadap pengaruh-
pengaruh yang ditimbulkan oleh daya (seperti daya tarik bumi, gesekan, tahanan
angin, dsb.) pada benda yang bergerak dan tidak bergerak (Carr, 1997; Bartlett,
1997). Pengetahuan tentang mekanika pada awalnya digunakan untuk merancang
benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti bangunan, jembatan,
kapal, pesawat, dll. Kemudian, ketika kebutuhan akan gerak manusia semakin tinggi,
maka mekanika ini pun digunakan untuk mempelajari pengaruh daya di atas pada
manusia,
dan sebaliknya, pengaruh daya yang dikerahkan manusia ketika bergerak.

Soal 37B
Apakah yang dimaksud dengan momentum
A. Jumlah daya
B. Jumlah tenaga
C. Jumlah gerak yang terjadi
D. Jumlah percepatan
E. Jumlah velositas
Jawaban: C
Pembahasan
Seorang atlet yang bergerak merupakan contoh dari massa yang bergerak. Karena
massa tubuh atlet bergerak, kita mengatakan bahwa atlet itu memiliki sejumlah
momentum. Momentum mengambarkan jumlah gerak yang terjadi. Seberapa
bergerak.
Program Meningkatnya
PGDK Kemdikbud 2019massa tubuh atlet atau kecepatannya, atau keduanya, akan

109
meningkatkan momentum si atlet. banyak momentum yang dimiliki atlet bergantung
pada seberapa besar massa tubuh atlet dan seberapa cepat atlet itu

Soal 37C
Para pemain American Football, terutama para penyerang dan pemain bertahannya
yang bertubuh besar-besar, bisa dianggap sebagai pemain yang berusaha
memanfaatkan gabungan antara kelajuan dan massa tubuh untuk menghasilkan?
A. Daya yang besar
B. Percepatan
C. Gaya sentrifugal
D. Momentum yang besar
E. Velositas

Jawaban: D
Pembahasan
Pemain hoki es tercatat sebagai atlet yang bisa bergerak dalam kelajuan yang tinggi
yang bisa menghasilkan momentum yang sangat besar ketika terjadi tabrakan
dengan pemain lain. Sedangkan para pemain American Football, terutama para
penyerang dan pemain bertahannya yang bertubuh besar-besar, bisa dianggap
sebagai pemain yang berusaha memanfaatkan gabungan antara kelajuan dan massa
tubuh untuk menghasilkan momentum besar, yang hasilnya digunakan sebagai
senjata untuk
menabrak atau menghentikan lawannya. Para pemain yang memiliki momentum
besar nampaknya bisa mendominasi tabrakan dengan pemain lain.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menjelaskan fungsi organ jantung, paru dan organ lain dalam proses
kardiovaskular
Uraian materi:

Sistem peredaran darah manusia memiliki tiga komponen penting yang masing-
masingnya saling berkaitan. Tiga komponen ini mengatur jalannya pengangkutan
dan penerimaan kembali darah ke dan dari seluruh tubuh. Berikut merupakan tiga
komponen utama sistem sirkulasi darah manusia.(1) Jantung: Sel darah diproduksi
dalam sumsum tulang. Nah, jantung adalah organ paling vital dalam sistem
peredaran darah yang fungsinya memompa dan menerima darah ke seluruh tubuh.
Letak jantung ada di antara paru-paru. Tepatnya di tengah dada, di bagian belakang
kiri tulang dada. Ukuran jantung kira-kira sedikit lebih besar dari kepalan tangan
Anda, yakni sekitar 200-425 gram. Jantung Anda terdiri atas empat ruang, yakni
serambi (atrium) kiri dan kanan serta bilik (ventrikel) kiri dan kanan. Jantung
memiliki empat katup yang memisahkan keempat ruang tersebut. Katup jantung
berfungsi menjaga aliran darah mengalir ke arah yang benar. Katup ini termasuk
katup trikuspid, mitral, paru, dan aorta. Setiap katup memiliki flaps, yang disebut
leaflet atau cusp, yang membuka dan menutup sekali setiap jantung Anda berdetak.
(2) Pembuluh darah adalah pipa elastis yang menjadi bagian dari sistem sirkulasi
darah. Pembuluh berfungsi untuk membawa darah dari jantung ke bagian tubuh lain
atau sebaliknya. Ada tiga pembuluh darah utama yang terdapat di jantung, yaitu:
Program PGDK Kemdikbud 2019

110
• Arteri, membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke bagian
tubuh lainnya. Arteri memiliki dinding yang cukup elastis sehingga mampu
menjaga tekanan darah tetap konsisten.
• Vena, pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang miskin oksigen
dari seluruh tubuh untuk kembali ke jantung. Dibandingkan dengan arteri,
vena memiliki dinding pembuluh yang lebih tipis.
• Kapiler, pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri terkecil
dengan vena terkecil. Dindingnya sangat tipis sehingga memungkinkan
pembuluh darah untuk bertukar senyawa dengan jaringan sekitarnya, seperti
karbon dioksida, air, oksigen, limbah, dan nutrisi.

(3) Darah: Tubuh manusia rata-rata mengandung sekitar 4-5 liter darah. Darah
berfungsi untuk mengangkut nutrisi, oksigen, hormon, dan berbagai zat lainnya dari
dan ke seluruh tubuh Anda. Tanpa darah, bisa dipastikan oksigen dan sari makanan
akan sulit disalurkan dengan baik ke seluruh tubuh. Darah terdiri atas beberapa
komponen, yaitu:
• Plasma darah. Plasma darah mengisi sekitar 55-60 persen dari volume darah
dalam tubuh. Tugas utama plasma darah adalah mengangkut sel-sel darah
untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh bersama nutrisi, hasil limbah
tubuh, antibodi, protein pembekuan darah, dan bahan kimia, seperti hormon
dan protein yang bertugas untuk membantu menjaga keseimbangan cairan
tubuh.
• Sel darah merah (eritrosit). Sel darah merah bertugas membawa oksigen
dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sel darah ini juga bertugas
mengangkut kembali karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru untuk
dikeluarkan.
• Sel darah putih (leukosit). Meski memiliki jumlah yang lebih sedikit dibanding
sel darah merah, sel darah putih mengemban tugas yang tak main-main. Sel
darah putih bertanggung jawab untuk melawan infeksi virus, bakteri, dan
jamur yang memicu perkembangan penyakit. Hal ini disebabkan karena sel
darah putih memproduksi antibodi yang akan membantu memerangi zat
asing tersebut.
Keping darah (trombosit). Trombosit memiliki peran penting proses pembekuan
darah (koagulasi) saat tubuh terluka. Tepatnya, trombosit akan membentuk
sumbatan
bersama benang fibrin guna menghentikan perdarahan sekaligus merangsang
pertumbuhan jaringan baru di area luka.
Soal 38A
Di bawah ini adalah organ-organ yang menjadi sistem utama kardiovaskular:
A. Paru-paru, jantung, pembuluh darah
B. Jantung, tulang, otot
C. Ligamen, paru-paru, usus kecil
D. Pembuluh darah, jantung, persendian
E. Darah, jantung, ginjal
Jawaban: A
Pembahasan
Organ diartikan sebagai kelompok jaringan yang melakukan beberapa fungsi. Sistem
kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan

Program PGDK Kemdikbud 2019

111
berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak
yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan
darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Sistem
peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang
berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi
suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem
peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian
dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk.
Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme
setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh :
1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon
dioksida dalam arah yang berlawanan.
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak,
gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing
untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau
disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang
kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus
besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan
bagian- bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.

Soal 38B
Tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada arteri yang terjadi pada saat
ventrikel berkontraksi dengan besarnya tekanan 100-140 mmHg merupakan
pengertian dari
A. Tekanan Sistolik
B. Tekanan Diastolik
C. Tekanan darah
D. Hipertensi
Program PGDK Kemdikbud 2019

112
E. Brakikardi
Jawaban: A
Pembahasan
Pada sistem kardiovaskuler dikenal beberapa istilah yang wajib diketahui diantaranya
• Tekanan darah adalah daya dorong darah ke suluruh dinding pembuluh darah
pada permukaan yang tertutup. Tekanan darah ini timbul dari adanya
tekanan arteri yaitu tekanan yang terjadi pada dinding arteri. Tekanan arteri
terdiri dari tekanan sistolik, tekanan diastolik, tekanan pulsasi, tekanan arteri
rata-rata
• Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada
arteri yang terjadi pada saat ventrikel berkontraksi, besarnya sekitar 100-140
mmHg
• Tekanan diastolic yaitu tekanan darah pada dinding arteri pada saat jantung
relaksasi, besarnya sekitar 60-90 mmHg
• Tekanan darah sesungguhnya ekspresi dari tekanan sistol dan diastole yang
secara normal berkisar 120/80 mmHg
• Peningkatan tekanan darah lebih dari normal disebut hipertensi, dan jika
kurang dari normal disebut hipotensi

Soal 38C
Proses terjadinya penghisapan oksigen dari luar ke dalam paru-paru, dimana otot
antar tulang rusuk berkontraksi dan rongga dada membesar disebut dengan
A. Ekspirasi
B. Insprasi
C. Ekspresi
D. Sirkulasi
E. Relaksasi
Jawaban: B
Pembahasan
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

Program PGDK Kemdikbud 2019

113
1. Fase inspirasi. Fase ini diawali dengan berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada terangkat atau membesar, akibatnya tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara
luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembali ditariknya otot
antara tulang rusuk ke belakang yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam
rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara
dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diagfragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi. Fase ini merupakan fase kontraksi otot diafragma sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi
lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen
masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga
dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Program PGDK Kemdikbud 2019

114
Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan tentang sistem energi dalam hubungan aktivitas gerak dan
olahraga
Uraian Materi:

Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi bahan makanan tidak dapat secara
langsung digunakan untuk proses kontraksi otot atau proses-proses yang lainnya.
Energi ini terlebih dahulu diubah menjadi senyawa kimia berenergi tinggi, yaitu
Adenosine Tri Phosphate (ATP). ATP yang terbentuk kemudian diangkut ke setiap
bagian sel yang memerlukan energi. Adapun proses biologis yang menggunakan ATP
sebagai sumber enereginya antara lain: proses biosintesis, transportasi ion-ion
secara aktif melalui membran sel, kontraksi otot, konduksi saraf dan sekresi kelenjar.
Apabila ATP pecah menjadi Adenosine Diposphate (ADP) dan Phosphate inorganic
(Pi), maka sejumlah energi akan dilepaskan. Energi inilah yang akan gunakan untuk
kontraksi otot dan proses-proses biologi lainnya.
Dalam mekanisme biologis sistem tubuh, ATP berperan sebagai sumber energi untuk
seluruh fungsi normal. Otot yang berkontraksi, menghasilkan kerja yang
memerlukan energi secara terus menerus. Kegiatan fisik yang diprogram untuk
meningkatkan kualitas kinerjanya, akan memerlukan energi yang lebih besar sesuai
tingkat pekerjaannya. Tulisan ini menjelaskan secara rinci berbagai proses
penyediaan energi bagi kontraksi otot, mulai dari komponen pembentukan energi
(ATP) sampai pada pemanfatannya dalam kinerja fisik. Secara mendasar penyediaan
sumber energi latihan dapat berasal dari 3(tiga) sistem, yaitu sistem fosfagen atau
sistem ATP-PC, sistem asam laktat (sistem glikolisis) dan sistem aerobik. Dua yang
pertama tersebut tergolong dalam sistem anaerobik. Latihan atau aktifitas fisik dan
penyediaan sumber energi pada hakekatnya merupakan variabel yang erat
berhubungan secara timbal balik.Keduanya dapat dikembangkan secara bersamaan
melalui program latihan yang diatur sedemikian rupa menurut tujuan
pengembangan yang direncanakan.Disamping prinsip pengembangannya bersifat
individu dan harus meningkat, terdapat juga berbagai metode latihan yang harus
diacu untuk efisensi kerja dalam upaya mengembangkan energi predominan pada
peningkatan kualitas fisik tertentu.Dalam penerapannya dilapangan, sistem energi
selalu dikaitkan kegiatan fisik yang terprogram atau dengan latihan yang ditujukan
untuk meningkatkan kualitas fisik yang diperlukan oleh berbagai cabang olahraga.
a. Energi kontraksi otot
Peranan ATP sebagai sumber energi untuk proses biologik berlangsung
secara siklus. Sebenarnya ATP terbentuk dari ADP dan Pi melalui proses
fosforilasi yang dirangkai dengan proses oksidasi molekul penghasil energi.
Selanjutnya dialirkan ke proses reaksi biologik yang memerlukan energi
untuk dihidrolisis menjadi ADP dan Pi, yang sekaligus melepaskan energi
yang diperlukan oleh proses tersebut. Demikian seterusnya sehingga terjadi
siklus ATP-ADP secara terus menerus. Salah satu jaingan tubuh yang
menggunakan ATP sebagai sumber energi adalah otot, yang digunakan
untuk kontraksi sehingga menimbulkan gerak sebagai kinerja fisik.
Kandungan ATP paling banyak terdapat dalam sel otot yaitu sekitar 4-6
mM/kg otot dibanding di dalam tubuh lainnya. Namun ATP yang tersedia ini
hanya cukup untuk melakukan gerak
cepat dan berat selama 3-8 detik.Oleh karena itu kinerja fisik yang lebih lama

Program PGDK Kemdikbud 2019

115
dari waktu tersebut ATP perlu segera dibentuk kembali. Proses pembentukan
ini dapat diperoleh melalui tiga cara, yakni; sistem ATP- PC (phosphagen
system); sistem glikolisis (lactic acid system) dan sistem aerobik (aerobic
system) yang meliputi oksidasi karbohidrat dan lemak.
b. Sumber energi langsung
Adenosine triphosphate (ATP) adalah bentuk penggunaan langsung dari
energi kimia untuk kerja biologis, termasuk aktivitas biologis otot dan
tersimpan dalam sel-sel terutama sel-sel otot. Struktur kimia ATP (Gambar 1)
terdiri dari sejumlah besar molekul adenosin dan tiga kelompok fosfat.
Senyawa antara dua grup fosfat terakhir disebut “senyawa kaya energi “ dan
bila diuraikan secara kimia (Gambar 2) energi akan dilepaskan sehingga
memungkinkan sel untuk melakukan kerja. Semua kerja biologis memerlukan
energi langsung yang berasal dari pemecahan ATP.Pemecahan 1 mol ATP
dapat menghasilkan energi sebesar 7–12 kkal. Didalam tubuh terdapat zat
kimia yang membuat otot berkontraksi atau relaksasi.Zat kimia tersebut
dinamakan adenosin trifosfat, adenosine triphosphate (ATP). Selama aktivitas
otot, senyawa ini diubah menjadi ADP (adenosin difosfat) dan fosfat
berenergi tinggi (phosphate inorganic = Pi) bersamaan dengan mekanisme
ini energi siap pakai dibentuk untuk kontraksi otot. Selanjutnya untuk
memproduksi kembali (resintesis) ATP bahan dasarnya berasal dari
pemecahan bahan makanan dan kreatinfosfat (Phosphocreatin = PC) yang
keduanya secara bersamaan dengan energi yang diperlukan dalam reaksi
resintesis ATP. Jumlah ATP dalam otot sangat terbatas dan oleh karena itu
perlu terus dibentuk ATP baru agar sumber energi yang kita miliki tidak
segera habis.Walaupun demikian didalam otot terdapat sejumlah sistem yang
berfungsi sebagai perbantuan dan secara konstan melakukan resintesis ATP
dari ADP. Dengan cara ini jumlah ATP tetap cukup untuk melanjutkan
aktivitas selama intensitasnya rendah sampai sedang.
c. Metabolisme aerobik dan anaerobik
Istilah metabolisme tertuju pada seluruh reaksi kimia yang terdapat dalam
tubuh, meliputi produksi energi yang berasal dari makanan yang dicerna
(seperti perubahan dan penyimpanannya), pertumbuhan dan kerusakan pada
jaringan, energi yang terpakai, dan berbagai proses kimia lainnya. Sekarang
mari kita konsentrasi pada kandungan energi dan proses penggunaannya
yang memungkinkan kinerja atlet cukup mudah dan efisien. Energi
diproduksi dan tersimpan dalam bentuk ATP. Metabolisme aerobik
menyangkut hasil serangkaian reaksi kimia yang memerlukan oksigen dalam
memecah karbohidrat, lemak, protein menjadi karbondioksida dan air. Proses
kimia ini disebut oksidasi yang terjadi di mitokondria. Sedangkan
metabolisme anaerobik adalah hasil serangkaian reaksi kimia yang tidak
memerlukan oksigen atau mekanisme produksi energi (ATP) tanpa
oksigen.Terdapat tiga rangkaian pembentukan energi, dua diantara tiga
rangkaian reaksi untuk sintesis ATP itu adalah sistem ATP-CP dan sistem
asam laktat yang keduanya tergolong anaerobik.Satu rangkaian lainnya
adalah termasuk aerobik yaitu sistem oksigen.
1) Sistem Fosfagen (Sistem ATP-PC)
Selama aktivitas dengan intensitas tinggi penggunaan ATP berlangsung
sangat cepat. Fosfatkreatin (creatine phosphate = CP) seperti halnya ATP
tersimpan dalam otot yang bila diuraikan akan melepaskan energy.

116
Program PGDK Kemdikbud 2019

117
Keduanya tergololng kelompok fosfat dan karena itu maka disebut sistem
fosfagen.Energi yang dilepaskan digunakan untuk meresintesis ATP
(Gambar 1.5). Rangkaian reaksi gandanya dinyatakan seperti skema
berikut:
CP ► Cr + Pi + Energi
Energi + ADP + Pi ► ATP
Walaupun rangkaian reaksi tersebut dilihat sederhana, namun di dalam
tubuh keadaannya lebih kompleks serta memerlukan adanya
enzim.Senyawa protein ini berfungsi mempercepat terjadinya reaksi kimia
tertentu, misalnya semua reaksi metabolik dalam tubuh memerlukan
enzim termasuk sintesis atau resintesis ATP. Kandungan ATP dan PC di
dalam otot sangat sedikit, diperkirakan hanya 0,3 mol pada wanita, dan
0,6 mol pada pria. Jumlah keseluruhan ATP yang berasal dari sistem
fosfagen ini sangat terbatas dan akan terkuras habis dalam kisaran waktu
10 detik pada kinerja super maksimal. Dalam olahraga pasokan energi
utama ATP – PC sangat penting pada saat sprint (100 m), lompat dan
berbagai keterampilan dengan waktu dalam hitungan detik. Keuntungan
penggunaan sistem fosfagen, adalah: tidak tergantung pada rangkaian
reaksi yang panjang, sistem fosfagen tidak bergantung pada transport
oksigen ke otot yang sedang bekerja, dan ATP dan PC tersedia dalam
mekanisme kontraksi otot.
2) Sistem Asam Laktat
Sistem asam laktat ini disebut juga dengan istilah glikolisis anaerobik
(anaerobic glycolysis) yang berarti penguraian glikogen tanpa
oksigen.Dalam beberapa referensi dijelaskan bahwa glikolisis anaerobik
berarti metabolisme karbohidrat yang tidak sempurna. Secara sederhana
dan secara berurutan mekanisme sistem ini terjadi dalam sel otot.Seperti
(Gambar 6), penguraian glikogen menghasilkan energi untuk resintensis
ATP.Oleh karena produk sampingan pada sistem ini adalah asam laktat
(lactic acid) maka disebut juga sistem asam laktat. Asam laktat yang
terakumulasi sangat tinggi dalam darah dan otot dapat menyebabkan
kelelahan otot.Hal ini terjadi karena oksigen tidak mencukupi lagi
(insufficient) dalam memenuhi kebutuhan oksigen dalam
sirkulasi.Walaupun demikian asam laktat masih dapat dikonversi menjadi
glukosa. Proses perubahan ini berlangsung di dalam hati yang dikenal
dengan istilah Daur Cori. Seperti halnya sistem fosfagen, glikolisis
anaerobik merupakan faktor sangat penting dalam aktivitas olahraga
terutama dalam fungsinya memberikan energi (ATP) secara
cepat.Sebagai contoh; aktivitas olahraga atau latihan dengan pemakaian
waktu 1 sampai
3 menit, suplai energinya terutama berasal sistem glikolisis
anaerobik.Aktivitas olahraga seperti lari 400 m, 800 m energi yang
digunakan tergantung pada sistem ini. Demikian juga saat menjelang
akhir pada lomba lari 1500 m, sistem ini berperan untuk kinerja maksimal
sampai melewati garis finish. Asam laktat yang menumpuk di dalam sel
otot akan cepat berdifusi ke dalam darah dan dapat menyebabkan
kelelahan. Keadaan ini dapat terjadi karena kecepatan suplai oksigen
lebih rendah
dibanding regulasi keperluan energi pada saat latihan yang berat.Hal ini
berarti pula kecepatan resintesis ATP tidak dapat mengimbangi

118
kecepatan

Program PGDK Kemdikbud 2019

119
penggunaannya. Begitu juga hidrogen dan NAD+(nikotinamida
adenindinukleotida) tidak dapat diproses melalui rantai pernafasan,
sedangkan untuk oksidasi didalam glikolisis sangat tergantung pada
adanya NAD+ ini. Kelelahan yang diderita akibat penumpukan asam
laktat bukan merupakan petaka bagi atlet, sebab asam laktat merupakan
sumber energi kimia yang sangat bermanfaat. Jika oksigen sudah cukup
kembali (melalui pertukaran gas) seperti pada saat pulih asal (recovery),
atau pada saat intensitas latihan diturunkan atau dikurangi, maka
hidrogen akan terikat ke asam laktat dan diangkut oleh NAD+
selanjutnya terjadilah oksidasi. Akibat dari mekanisme oksidasi ini maka
asam laktat akan dikonversi menjadi asam piruvat dan dipergunakan
sebagai sumber energi. Selengkapnya perhatikan reaksi Daur Cori.
3) Sistem Oksigen Atau Sistem Aerobik
Rangkaian reaksi pada sistem ini berlangsung di dalam mitochondria atau
disebut juga power houses, yaitu tempat sistem aerobik membuat energi
ATP. Dengan adanya oksigen, 180 gram glikogen diurai menjadi
karbondioksida(CO2) dan air (H2O) dan menghasilkan energi yang cukup
untuk resintesis 39 mol ATP. Rangkaian reaksinya mirip dengan reaksi
pada glikolisis anaerobik di dalam sel otot, khususnya di subseluler yang
disebut mitochondria. Ada tiga rangkaian reaksi utama dalam sistem
aerobik yaitu (1) Glikolisis Aerobik, (2) Siklus Krebs, (3) Sistem Transport
Elektron (STE). Glikolisis aerobik berarti penguraian glikogen secara
sempurna dengan bantuan oksigen.Bedanya dengan glikolisis anaerobik
terletak pada pencegahan akumulasi asam laktat oleh oksigen.Perbedaan
yang nyata tampak pada akumulasi asam laktat.Pada glikolisis aerobik
tidak terjadi penumpukan asam laktat karena adanya oksigen. Hal ini
dikarenakan oleh adanya degradasi komplit dari glukosa menjadi CO2
dan H2O melalui proses oksidasi dalam Siklus Krebs dan Sistem Transport
Elektron (STE). Dengan demikian selama glikolisis aerobik 180 gram
glikogen dipecah/diurai menjadi 2 mol asam piruvat, dan cukup untuk
melepaskan energi untuk resintesis 3 mol ATP. Rangkuman reaksi sistem
ini adalah:
1) (C6H1206) n ► 2C3H4O3 + Energi
(Glikogen) (Asam piruvat)
2) Energi + 3ADP + 3Pi ► 3 ATP
Dalam kondisi-istirahat, sekitar dua-per-tiga energi kita berasal dari
metabolisme lemak dan hanya satu-per-tiga berasal dari metabolisme
karbohidrat.Selama latihan, ketergantungan terhadap lemak sebagai
sumber utama asupan secara dramatis menyusut, khususnya di bawah
kondisi pengunaan power yang tinggi, sebagai contoh; melempar, sprint,
atau melompat.Akan tetapi, selama aktivitas dengan durasi panjang
(lama), perpaduan penggunaan lemak dan karbohidrat menjadi sangat
penting."Perpaduan" bahan makanan bergantung pada intensitas dan
durasi latihan, level pengkondisian atlet, serta diet dan status nutrisi
atlet. Tahap pertama penguraian lemak disebut Beta-oksidasi.Intinya,
senyawa fatty acid "dispersiapkan" untuk masuk kedalam Siklus Krebs.
Setelah itu,
hasil akhirnya berlaku sama dengan glikogen; yaitu, air dan karbon
dioksida terbentuk serta energi dilepaskan untuk resynthesis ATP. Tiap-

120
Program PGDK Kemdikbud 2019

121
tiap mole fatty acid yang telah teroksidasi menghasilkan cukup energi
untuk resynthesize sekitar 140 mole ATP.

Karakteristik umum dari Sistem Energi


Sistem ATP- Sistem Asam
Karakteristik Sistem Oksigen
PC Laktat
Kebutuhan
Anaerobik Anaerobik Aerobik
Oksigen
Produksi ATP Sangat cepat Cepat Lambat
Glikogen,
Sumber energi Kreatin fosfat Glikogen lemak,sedikit
protein
Kapasitas
Sangat terbatas Terbatas Tidak terbatas
produksiATP
Kapasitas daya
Rendah Rendah Tinggi
tahan
Produksi Rendah sampai
Sangat tinggi Tinggi
daya ledak sedang
Explosive Aktivitas
Tipe aktivitas Daya tahan
power antara 1-3 menit

Soal 39A
Terdapat dua sistem energi dalam setiap aktivitas manusia, yaitu sistem energi
aerobik dan anaerobik. Perbedaan dari keduanya adalah pada penggunaan
A. Karbondioksida
B. Karbonmonoksida
C. Oksigen
D. ATP
E. ATO/PC dan LA
Jawaban: C
Pembahasan
Ada dua sistem energi yang diperlukan dalam setiap aktivitas latihan yang dilakukan
oleh seorang atlet, yaitu sistem energi aerobik dan sistem energi anaerobik.
Perbedaan kedua sistem energi tersebut adalah pada penggunaan bantuan dari
oksigen (O2) selama proses pemenuhan kebutuhan energi berlangsung
(Sukadiyanto, 2011: 36). Menurut Catherin Sellers, energi standar semua gerak
manusia adalah
pelepasan energi dari ATP (Adenosin trifosfat). Oleh karena itu, semua komponen

122
Program PGDK Kemdikbud 2019

123
terkait dengan resynthesis atau penambahan ATP atau penghapusan dan/atau
penyebaran dari produk limbah yang berhubungan dengan menjaga persediaan ATP.

Soal 39B
Sistem energi dengan karakteristik: 1) intensitas kerja maksimal; 2) lama kerja kira-
kira sampai 10 detik; 3) irama kerja eksplosif; 4) aktivitas menghasilkan ADP+energi
merupakan sistem energi
A. Laktik
B. Alaktik
C. Anaerobik
D. Anaerobik laktik
E. Anaerobik alaktik
Jawaban: E
Pembahasan
Adapun ciri-ciri dari sistem energi anaerobik alaktik (ATP-PC) adalah: 1) intensitas
kerja maksimal, 2) lama kerja kira-kira sampai 10 detik, 3) irama kerja eksplosif
(cepat mendadak), 4) aktivitas mengahasilkan Adhenosin diphospat (ADP)+energi
(Sukadiyanto, 2011: 38). Adanya bantuan dalam sistem energi ini maka dapat
memperpanjang kerja otot selama 120 detik. Adapun ciri-ciri dari sistem energi
anaerobik laktik adalah sebagai berikut: 1) intensitas kerja maksimal, 2) lama kerja
antara 10-120 detik, 3) irama kerja eksplosif, 4) aktivitas menghasilkan asam laktat
dan energi (Sukadiyanto, 2011: 38-39).

Soal 39C
Aktivitas fisik yang menggunakan sistem energi ini cenderung menggunakan power
rendah dan berhubungan erat dengan daya tahan kardiorespirasi, sistem energi
tersebut adalah
A. Sistem energi alaktik
B. Sistem energi laktik
C. Sistem energi anaerobik
D. Sistem energi aerobik
E. Sistem energi anaerobik alaktik
Jawaban: D
Pembahasan
Aktivitas fisik yang menggunakan sistem energi aerobik cenderung menggunakan
power rendah dan berhubungan erat dengan daya tahan kardiorespirasi. Sedangkan
aktivitas fisik yang berasal dari sistem energi anaerobik memiliki kecenderungan
menggunakan power yang tinggi dan berkaitan erat dengan power otot serta
ketahanan otot. Berikut adalah ciri-ciri sistem aerob: (1) intensitas kerja sedang, (2)
lama kerja lebih dari 3 menit, (3) irama gerak (kerja) lancar dan terus-menerus
(kontinyu), dan (4) selama aktivitas menghasilkan karbondioksida+air (CO 2+H2O).
Sistem energi aerobik harus dikembangkan dalam proses latihan, oleh karena dapat
membantu dalam penghapusan asam laktat, sehingga atlet dapat lebih mentorelir
laktat tersebut (Sellars, 2014).

Tujuan Pembelajaran

Program PGDK Kemdikbud 2019

120
Mampu menguraikan aspek kecemasan, dan stress dalam hubungan dengan aktivitas
penjas dan olahraga
Uraian Materi:

Gejala-gejala rasa cemas dan stress dalam pertandingan misalnya rasa cemas, rasa
khawatir, ketegangan, kebingungan, kurang atau hilang konsentrasi, dan rasa
percaya diri yang menurun suatu pertandingan. Studi ilmiah dan pengalaman
menunjukkan bahwa motivasi merupakan energi psikologis yang sangat penting
dalam kegiatan olahraga. Motivasi dalam olahraga adalah aspek psikologis yang
telah banyak menarik perhatian banyak ahli. Motivasi adalah dasar untuk
menggerakkan dan mengarahkan tindakan dan perilaku seseorang dalam olahraga.
Guru, pelatih dan pembina olahraga perlu memahami pengertian motivasi, sumber
motivasi, teori motif dan motivasi, klasifikasi motivasi, faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi, dan teknik-teknik meningkatkan motivasi untuk
memaksimalkan tujuan dari pembelajaran atau latihan. Untuk mengetahui motivasi
seorang atlet, para guru, pelatih dan pembina harus mengkaji lebih jauh perilaku
atletnya ketika berada dalam aktivitas olahraga yang dilakukan. Motivasi berasal dari
kata bahasa Latin “movere” yang artinya bergerak. Aspek motivasi merupakan aspek
yang paling banyak disoroti dalam program pembinaan olahraga (Weiberg & Gould
dalam Satiadarma, 2000). Motivasi dapat diartikan sebagai suatu kekuatan atau
tenaga pendorong untuk melakukan sesuatu hal atau menampilkan sesuatu perilaku
tertentu (Gunarsa, 2004). Motivasi adalah energi psikologis yang bersifat abstrak.
Wujudnya hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi tingkah laku yang
ditampilkannya (Husdarta, 2010). Alderman (dalam Satiadarma, 2000)
mendefenisikan motivasi sebagai suatu kecenderungan untuk berperilaku secara
selektif ke suatu arah tertentu yang dikendalikan oleh adanya konsekuensi tertentu,
dan perilaku tersebut akan bertahan sampai sasaran perilaku dapat dicapai. Sifat
selektif dari perilaku berarti individu yang berperilaku membuat suatu keputusan
untuk memilih tindakannya. Arah tertentu dari perilaku artinya tindakan yang
dilakukan memiliki suatu tujuan sesuai dengan keinginan. Adapun yang dimaksud
dengan konsekuensi adalah suatu kondisi negatif yang diperoleh individu jika ia tidak
melakukan perilakunya tersebut. Sage (dalam Satiadarma, 2000) secara lebih
sederhana mengemukakan bahwa motivasi adalah arah dan intensitas usaha
seseorang. Yang dimaksud dengan arah usaha adalah situasi yang menarik dan
membangkitkan minat seseorang sehingga ada upaya orang tersebut untuk
mendekatinya. Sedangkan intensitas adalah besarnya upaya seseorang untuk
mendekati situasi atau kondisi yang diminatinya.
Pada proses pembinaan olahraga ada beberapa bentuk motivasi yang harus
dibedakan. Pertama adalah motivasi secara umum, artinya motivasi seseorang untuk
melibatkan diri di dalam suatu aktivitas tertentu dalam upaya memperoleh hasil atau
mencapai sasaran tertentu (Morgan, King, Weisz, & Schoper dalam Satiadarma,
2000). Kedua adalah motivasi untuk berprestasi (achievement motivation) yaitu
orientasi seseorang untuk tetap berusaha memperoleh hasil terbaik semaksimal
mungkin dengan dasar kemampuan untuk tetap bertahan sekalipun gagal, dan tetap
berupaya menyelesaikan tugas sebaik-baiknya karena ia merasa bangga untuk
mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik (Gill dalam Satiadarma 2000).
Satiadarma dalam bukunya Dasar-Dasar Psikologi Olahraga (2000) menyebutkan di
dalam dunia olahraga, stres (stress), arousal (gugahan,) dan anxiety (kecemasan),

Program PGDK Kemdikbud 2019

121
merupakan aspek yang memiliki kaitan yang sangat erat satu sama lain sehingga
sulit untuk dipisahkan. Bahkan sejumlah pakar menganggap bahwa kecemasan dan
arousal pada hakekatnya sama, dan mereka menggunakan kedua istilah ini secara
bergantian. Di samping itu, telah diketahui bahwa kecemasan menimbulkan aktivasi
arousal pada susunan saraf otonom, sedangkan stress pada derajat tertentu
menimbulkan kecemasan dan kecemasan menimbulkan stress. Namun
sesungguhnya kecemasan dan arousal adalah dua hal yang berbeda, diukur secara
berbeda dan perlu untuk ditinjau secara berbeda pula dalam pendekatannya.
Arousal atau diartikan sebagai gugahan (Satiadarma, 2000) seringkali disetarakan
dengan dorongan, aktivasi, kesiapan, atau eksitasi. Arousal mutlak dibutuhkan oleh
seorang atlet dalam menampilkan kinerja olahraganya. Karena, reaksi, pengambilan
keputusan dan gerakan-gerakan dalam olahraga hanya terlaksana jika atlet telah
memiliki derajat kesiapan tertentu secara fisik maupun mental. Beberapa jenis
olahraga seperti golf, bilyar, bowling membutuhkan derajat arousal yang lebih
rendah daripada beberapa jenis olahraga seperti bola basket, tinju, dan lari 100 m.
Dalam hal ini, arousal terkait dengan kemampuan refleks; artinya kesiapan
seseorang terkait dengan kecepatan reaksinya. Telah disinggung sebelumnya bahwa
kecemasan dan arousal memiliki hubungan yang demikian erat, karena kecemasan
menimbulkan gugahan fisik maupun psikologis, sejumlah pakar mencoba untuk
menjelaskan kondisi hubungan tersebut ke dalam sejumlah teori seperti di bawah ini
(Cox, 2012).
Teory Dorongan (drive theory), teori ini mengemukakan bahwa penampilan adalah
hasil multiplikasi dorongan dan reaksi motorik. Jika dirumuskan maka rumusannya
adalah P = D x H. P adalah penampilan (performance); D adalah dorongan (drive);
H adalah reaksi motorik (habit strength). H menunjukkan benar tidaknya suatu
gerakan dilakukan. Jika H benar, maka penampilan akan baik; selanjutnya tinggal
apakah individu memiliki cukup dorongan dalam melakukannya. Jika H tidak benar,
betapapun individu memiliki dorongan untuk berpenampilan baik, hasilnya tidak
akan memuaskan. Kalaupun individu berhasil menang misalnya, kualitas gerakannya
tidak baik atau kurang efisien. Kedua, Teori U-terbalik (inverted U-hypothesis) teori
ini mengajukan pandangan tentang hubungan berbentuk U-terbalik antara arousal
dan penampilan atau kinerja yang ditampilkan. Jadi, dampak arousal terhadap
penampilan didasarkan oleh derajat optimasi keterampilan tertentu. Dalam teori U-
terbalik untuk menjelaskan hubungan arousal dan penampilan diuraikan bahwa jika
gugahan ditingkatkan sampai pada batas tertentu, penampilan pada suatu saat akan
mencapai titik optimum. Namun, jika arousal terus ditingkatkan, kinerja penampilan
akan menurun secara bertahap.
Stres merupakan kondisi umum yang dihadapi seseorang dalam menghadapi
berbagai tantangan hidup. Atlet pada umumnya mengalami stres sampai pada taraf
tertentu. Tuntutan dan tekanan untuk mengikuti jadwal latihan yang ketat serta
kalender acara pertandingan yang sudah baku dapat menimbulkan stres.
Terbatasnya peluang untuk berekreasi dapat menimbulkan stres. Terbatasnya porsi
makan (seperti misalnya pada cabang olahraga tinju dan senam) dapat
menimbulkan stres.
Berbagai kondisi stres dalam menghadapi kehidupan sehari-hari biasanya dapat
diatasi dengan baik oleh atlet yang baik. Namun sejumlah atlet lainnya kerap kali
mengalami kesulitan dalam mengatasi stres. Sesungguhnya mereka membutuhkan
bantuan pelatih untuk dapat mengatasi stres yang mereka alami, namun adakalanya
gejala-gejala stres yang dialami atlet lolos dari observasi pelatih. Sehingga pelatih
tidak
Program cukup
PGDK waspada2019
Kemdikbud terhadap kondisi atletnya yang mengalami stres. Selanjutnya

122
tanpa dapat diantisipasi terlebih dahulu oleh pelatih, seolah-olah atlet secara
mendadak mengalami kemunduran prestasi. Kalau saja pelatih dapat mengantisipasi
stres yang dialami atletnya sejak dini, mungkin hambatan prestasi atlet tidak
berlarut- larut dan kemunduran prestasi atlet dapat dihindarkan. Karenanya, adalah
penting untuk mengenali sejumlah gejala stres, karena stres dalam derajat tertentu
akan dapat menimbulkan kecemasan.
Kecemasan adalah reaksi emosi individu terhadap suatu situasi yang dipersepsi
mengancam. Kecemasan merupakan keadaan emosi negatif yang ditandai oleh
adanya perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan peningkatan gugahan
sistem ketubuhan (Satiadarma, 2000). Kecemasan menggambarkan perasaan atlet
bahwa sesuatu yang tidak dikehendaki akan terjadi. Hal yang tidak dikehendaki
misalnya atlet tampil buruk, lawannya dipandang lebih unggul, atlet akan mengalami
kekalahan, kekalahan menyebabkan dirinya dicemooh oleh teman-teman dan
seterusnya membentuk kecemasan berantai. Kondisi ini memberikan dampak yang
sangat tidak menguntungkan pada atlet, terutama atlet memiliki rasa percaya diri
yang rendah. Penampilan atlet akan terlihat kaku, mudah bingung, dan gerakan-
gerakannya menjadi kurang terkendali dengan baik. Cox (2012) menjelaskan ada
dua jenis kecemasan, yaitu kecemasan bawaan (trait anxiety) dari kecemasan sesaat
(state anxiety). Kecemasan bawaan adalah kecemasan yang berawal dari faktor
kepribadian yang memengaruhi seseorang untuk mempersepsi suatu keadaan
sebagai situasi yang mengandung ancaman, atau situasi yang mengancam. Jika
seorang atlet memiliki kecemasan bawaan yang tinggi, ia mempersepsi situasi
pertandingan sebagai situasi yang penuh dengan ancaman dan meningkatkan
kecemasan pada dirinya. Kecemasaan bawaan ini relatif menetap derajatnya dan
merupakan bagian dari kepribadian seseorang sehingga mempengaruhi persepsinya
terhadap keadaan tertentu. Dengan kata lain, semakin kuat kecemasan bawaan,
semakin mungkin seseorang akan mengalami peningkatan kecemasaan sesaatnya
dalam situasi yang mengancam. Individu yang memiliki kecemasan bawaan yang
tinggi akan merasakan kecemasan hampir pada setiap pertandingannya. Adapun
kecemasan sesaat berfluktuasi, kecemasan ini akan berubah-ubah dari suatu waktu
ke waktu yang lainnya, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang terjadi
saat kini. Jadi, sekalipun seorang individu memiliki derajat kecemasan bawaan
rendah, namun ketika tengah bersiap-siap menghadapi serangan lawan, ia akan
mengalami kecemasan sesaat yang lebih tinggi daripada jika ia tidak sedang
menghadapi serangan lawan. Kecemasan sesaat ini dipicu oleh situasi tertentu yang
dihadapi seseorang, misalnya menghadapi lawan yang belum dikenal lebih
mencemaskan daripada menghadapi lawan yang sudah dikenal, menghadapi suatu
pertandingan lebih mencemaskan daripada menghadapi latihan. Namun, dalam
kenyataanya, kecemasan bawaan akan mempengaruhi kecemasan sesaat.
Kecemasan sesaat ditandai dengan adanya perasaan subyektif terhadap tekanan,
ketakutan, kekhawatiran, dan kecemasan, dan ditandai aktivasi atau stimulasi dari
autonomic nervous system. Kecemasan sesaat terbagi lagi ke dalam dua dimensi
yaitu kecemasan somatis (somatic anxiety) dan kecemasan kognitif (cognitive
anxiety). Ketika individu cemas, individu akan mengalami perubahan fisiologis
berhubungan dengan stimulasi yang tinggi, termasuk peningkatan denyut jantung
dan tekanan darah, sakit perut, bernafas lebih cepat dan muka yang memerah.
Perubahan fisiologis ini berkaitan dengan somatic anxiety. Pada saat yang sama,
individu juga dapat mengalami cognitive anxiety. Cognitive anxiety
berhubungan dengan pikiran-pikiran yang meliputi kekhawatiran, meragukan diri

123
Program PGDK Kemdikbud 2019

124
sendiri dan gambaran akan kekalahan dan dipermalukan.

Soal 40A
Jika mengalami tekanan psikis ketika sedang bertanding, anak akan berpotensi
untuk mengalami:
A. Peningkatan konsentrasi
B. Penurunan kecemasan
C. Peningkatan kecemasan
D. Peningkatan stamina
E. Penurunan emosi
Jawaban: C
Pembahasan
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri, 2007:73)
kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan
merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,
pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan
identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun.
Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan
menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya. Nevid Jeffrey S, Rathus
Spencer A, & Greene Beverly (2005:163) memberikan pengertian tentang
kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan
fisiologis, perasaan tegang yang tidak
menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Soal 40B
Untuk mengatasi stress dan kecemasan dapat diatasi dengan teknik verbal dengan
cara
A. Pembicaraan pembangkit semangat
B. Memberikan hadiah
C. Kepercayaan
D. Citra mental
E. Insentif
Jawaban: A
Pembahasan
Teknik untuk meningkatkan motivasi beberapa dikenal sebagai, (1) teknik verbal, (2)
tingkah laku, (3) insentif, (4) supertisi, (5) citra mental.

1) Teknik verbal dapat dilakukan dengan cara: pembicaraan pembangkit semangat,


pendekatan individu, diskusi.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik verbal adalah:

a) Berikan pujian terhadap apa yang telah dilakukan oleh atlet dan jelaskan
apa yang dibuatnya. Pujian ini diberikan untuk mendorong atlet percaya diri
dan mampu menampilkan kemampuannya dengan baik. Contoh, pelatih
mengatakan “saya yakin kamu bisa, karena saya lihat kamu sudah sungguh-
sungguh latihan”.
b) Berikan koreksi dan sugesti. Koreksi hendaknya tidak mengecewakan
atlet, malainkan evaluasi yang obyektif akan kelemahan dan kekurangan
dengan
Program PGDK Kemdikbud 2019

124
menunjukkan cara yang seharusnya baik dilakukan. Saran hendaknya
diberikan tetapi tidak memaksa. Contoh pelatih mengatakan “Saya kira teknik
yang kamu lakukan cocok untuk kamu pertahankan, saya menyarankan
pertahankan teknik tersebut kalau kamu masih bisa”.
c) Berikan semacam petunjuk yang dapat meyakinkan atlet bahwa dengan
latihan yang baik ia dapat mengatasi semua kelemahan, atau dengan
latihan- latihan selama persiapan, ia dapat memenangkan pertandingan.

2) Teknik tingkah laku (behavioral). Keberhasilan atlet dalam latihan atau


pertandingan menuntut sikap tertentu, seperti jujur, sportif, tekun, kreatif, dinamis,
dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas-tugas dan latihan. Sikap-sikap tersebut agar
terwujud menjadi tingkah laku atlet, mengharuskan pelatih bersikap demikian dalam
kehidupan sehariharinya. Sikap-sikap itu akan diamati dan dirasakan oleh atlet,
kemudian menjadi sikap mereka dan akhirnya menjadi tingkah laku dalam hidup
mereka. Teknik ini menekankan relasi antara pelatih dan atlet. Pelatih hendaknya
berlaku sebagai orangtua terhadap anak-anaknya, dan pada saat-saat tertentu
berlaku sebagai pemimpin terhadap anggota, dan sebagai guru terhadap siswanya.
Relasi pelatih-atlet yang baik akan menjadi pelatih model panutan bagi atletnya.
Tingkah laku positif yang dipertunjukkan pelatih diharapkan dapat memberi motivasi
kepada atlet dalam melaksanakan latihan-latihan. Ini merupakan motivasi yang
diperoleh atlet dari contoh nyata pelatihnya.
3) Teknik insentif; Teknik ini adalah dengan pemberian hadiah berupa materi atau
lainnya. Tujuan teknik ini adalah menambah semangat berlatih atau bertanding,
meningkatkan gairah untuk berprestasi, meningkatkan konsentrasi dan
memenangkan pertandingan. Intensif hendaknya diberikan pada waktu yang
tepat, dan diusahakan agar tidak menjadi kebiasaan, yang dapat menurunkan
semangat atlet bila sewaktuwaktu insentif itu ditiadakan.
4) Supertisi; supertisi adalah kepercayaan akan sesuatu yang secara logis atau ilmiah
kurang diterima, namun dianggap membawa keberuntungan dalam berkompetisi,
misalkan ketika hendak memasuki lapangan seorang atlet secara kesadaran
penuh dan keyakinannya harus memasuki lapangan dimaksud dengan mengawali
kaki kanan dahulu baru kemudian kaki kiri. Supertisi ini dimaksud penambah
semangat, atau dianggap pembawa keberuntungan, jika kebiasaan ini dilarang,
maka atlet merasa ada yang kurang, menjadi kurang semangat, dan tidak
mungkin menang. Supertisi ini tidak perlu dilarang, asalkan tidak merugikan
secara fisik, psikologis maupun materi.
5) Citra mental; citra mental dimaksudkan melatih atlet membuat gerakangerakan
yang benar melalui imajinasi. Gerakan-gerakan dimatangkan dalam imajinasi
kemudian benar-benar dilaksanakan untuk dievaluasi.

Soal 40C
Penampilan adalah hasil multiplikasi dorongan dan reaksi motorik adalah bunyi dari
teori
A. Teori Vygotsky
B. Teori Pavlov
C. Teori U-terbalik
D. Teori dorongan
E. Teori stress

Program PGDK Kemdikbud 2019

125
Jawaban: D
Pembahasan
Teori ini mengemukakan bahwa penampilan adalah hasil multiplikasi dorongan dan
reaksi motorik. Jika dirumuskan maka rumusannya adalah P = D x H. P adalah
penampilan (performance); D adalah dorongan (drive); H adalah reaksi motorik
(habit strength). H menunjukkan benar tidaknya suatu gerakan dilakukan. Jika H
benar, maka penampilan akan baik; selanjutnya tinggal apakah individu memiliki
cukup dorongan dalam melakukannya. Jika H tidak benar, betapapun individu
memiliki dorongan untuk berpenampilan baik, hasilnya tidak akan memuaskan.
Kalaupun
individu berhasil menang misalnya, kualitas gerakannya tidak baik atau kurang
efisien.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek motivasi, percaya diri, dan persepsi diri dalam hubungan
dengan aktivitas penjas dan olahraga
Uraian Materi:

Kepercayaan diri adalah salah satu kunci kesuksesan belajar gerak. Beberapa
strategi yang sering dilakukan guru adalah memberikan keteladanan, pembiasaan,
dan pemberian reward (misalnya memberikan pujian). Strategi ini biasanya efektif
dalam pembelajaran gerak, terutama bagi anak-anak dengan kemampuan rendah.
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam
merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung
pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah
memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya
mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi
adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Motivasi dapat dibedakan
berdasarkan jenis- jenisnya. Ada jenis motivasi yang terjadi karena keinginan
seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu. Jenis motivasi lain yaitu motivasi yang
yang terjadi karena seseorang tersebut ingin mengejar target yang telah ditentukan
agar berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Biggs dan Telfer dalam
Sugihartono, dkk (2007: 78) menjelaskan jenis-jenis motivasi belajar dapat
dibedakan menjadi empat macam, antara lain: (1) Motivasi instrumental;(2) Motivasi
sosial, peserta didik belajar untuk
penyelenggarakan tugas;(3) Motivasi berprestasi;(4) Motivasi instrinsik.
Soal 41A
Cara merangsang kepercayaan diri yang dapat meningkatkan kemampuan belajar
gerak anak adalah:
A. Pemberian pujian
B. Melakukan drilling (pengulangan)
C. Memberikan materi permainan
D. Memberi nasehat
E. Mengetes
Jawaban: A
Pembahasan
Kepercayaan diri adalah salah satu kunci kesuksesan belajar gerak. Beberapa strategi
Program
yangPGDK Kemdikbud
sering dilakukan2019
guru adalah memberikan keteladanan, pembiasaan, dan

126
pemberian reward (misalnya memberikan pujian). Strategi ini biasanya efektif dalam
pembelajaran gerak, terutama bagi anak-anak dengan kemampuan rendah.

Soal 41B
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting.
Proses interepretasi ini bergantung pada
A. Respon
B. Stimulus
C. Motivasi
D. Reaksi
E. Lingkungan
Jawaban: C
Pembahasan
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu
proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi
tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang

Soal 41C
Individu yang memiliki rasa percaya diri yang proporsional akan memiliki internal
locus of control, makna dari locus of control adalah
A. Mampu mengontrol diri sendiri
B. Interospeksi diri pribadi
C. Pengendalian diri yang baik
D. Memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung pada usaha sendiri
E. Memandang kesalahan berasal dari pihak lain
Jawaban: D
Pembahasan
Konsep mengenai locus of control berasal dari konsep diri Julian B Rotter atas dasar
teori belajar sosial yang memerikan gambaran pada keyakinan seseorang mengenai
sumber penentu perilakunya. Locus of control adalah persepsi seseorang terhadap
keberhasilan atau kegagalannya dalam melakukan berbagai kegiatan dalam
hidupnya yang disebabkan oleh kendali dirinya atau di luar dirinya. locus of control
adalah persepsi seseorang terhadap keberhasilan atau kegagalannya dalam
melakukan berbagai kegiatan dalam hidupnya yang disebabkan oleh kendali dirinya
atau di luar
dirinya.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek etika dan perilaku moral dalam konteks aktivitas penjas
dan olahraga
Uraian Materi:
Secara arti kata, sportivitas adalah sikap adil (jujur) thd lawan; sikap bersedia
mengakui keunggulan (kekuatan, kebenaran) lawan atau kekalahan (kelemahan,
kesalahan) sendiri. Sikap keolahragawanan atau sportivitas adalah nilai etis yang
dijunjung sebagai prinsip bidang olahraga bagi setiap atlet, olahragawan, pengadil
dan anggota yang terlibat dalam bidang olahraga untuk mengacu pada perilaku
penghormatan, pengakuan dan toleransi hak-hak sesama insan olahraga yang

Program PGDK Kemdikbud 2019

127
menciptakan persaingan positif tanpa niat merugikan pihak lain atau tanpa berlaku
curang, baik dalam pertandingan ataupun di luar pertandingan. Contoh sikap ini
adalah berjabatan tangan setelah selesai pertandingan.
Soal 42A
Berjabat tangan setelah selesai pertandingan menunjukkan sikap:
A. Toleransi
B. Kerjasama
C. Sportif
D. Persahabatan
E. Memaafkan
Jawaban: C
Pembahasan
Sikap keolahragawanan atau sportivitas adalah nilai etis yang dijunjung sebagai
prinsip bidang olahraga bagi setiap atlet, olahragawan, pengadil dan anggota yang
terlibat dalam bidang olahraga untuk mengacu pada perilaku penghormatan,
pengakuan dan toleransi hak-hak sesama insan olahraga yang menciptakan
persaingan positif tanpa niat merugikan pihak lain atau tanpa berlaku curang, baik
dalam pertandingan ataupun di luar pertandingan.

Soal 42B
Lima wilayah dasar etika yaitu:
A. Keadilan dan persamaan, respek terhadap diri sendiri, respek dan
pertimbangan terhadap yang lain, menghormati sesama, rasa terhadap
perspektif atau nilai relatif
B. Sportivitas, respek terhadap diri sendiri, respek dan pertimbangan terhadap
yang lain, menghormati peraturan dan kewenangan, rasa terhadap perspektif
atau nilai relatif
C. Egaliter, respek terhadap diri sendiri, respek dan pertimbangan terhadap yang
lain, menghormati peraturan dan kewenangan, rasa terhadap perspektif atau
nilai relatif
D. Keadilan dan persamaan, respek terhadap diri sendiri, respek dan
pertimbangan terhadap yang lain, menghormati peraturan dan kewenangan,
simpati dan empati
E. Keadilan dan persamaan, respek terhadap diri sendiri, respek dan
pertimbangan terhadap yang lain, menghormati peraturan dan kewenangan,
rasa terhadap perspektif atau nilai relatif
Jawaban: E
Pembahasan
Freeman dalam buku Physical Education and Sport in A Changing Society
menyarankan 5 area dasar dari etika yang harus diberikan yaitu : 1) Keadilan dan
persamaan, 2) Respek terhadap diri sendiri. 3) Respek dan pertimbangan terhadap
yang lain, 4) Menghormati peraturan dan kewenangan , 5) Rasa terhadap perspektif
atau nilai relatif.

Soal 42C
Dalam sebuah permainan sepak bola, guru membagi siswa sesuai dengan
kemampuan awalnya adalah prinsip dari

Program PGDK Kemdikbud 2019

128
A. Fairness
B. Sportmanship
C. Integritas
D. Compassion
E. Egaliter
Jawaban: A
Pembahasan
Dalam konteks pemikiran modern tentangkeadilan dalam kamus Bahasa Indonesia
istilah keadilan berasal darik kata adil, artinya tidak memihak, sepatutnya, tidak
sewenang-wenang. Jadi keadilan diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang adil.
Di dalam literatur Inggris istilah keadilan disebut dengan “ justice” kata dasarnya
“jus”. Perkataan “jus” berarti hukum atau hak. Dengan demikian salah satu
pengertian dari
“justice” adalah hukum.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek budaya, suku, dan gender dalam konteks aktivitas
penjas dan olahraga
Uraian materi:

Gender dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana individu yang lahir secara
biologis sebagai laki-laki dan perempuan yang kemudian memperoleh pencirian
sosial sebagai laki-laki dan perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas dan
feminitas yang sering didukung oleh nilai-nilai atau sistem dan simbol di masyarakat
yang bersangkutan. Lebih singkatnya, gender dapat diartikan sebagai suatu
konstruksi sosial atas seks, menjadi peran dan perilaku sosial. Istilah gender
seringkali tumpang tindih dengan seks (jenis kelamin), padahal dua kata itu merujuk
pada bentuk yang berbeda. Seks merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis
kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin
tertentu. Contohnya jelas terlihat, seperti laki-laki memiliki penis, scrotum,
memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki vagina, rahim, memproduksi
sel telur. Alat-alat biologis tersebut tidak dapat dipertukarkan sehingga sering
dikatakan sebagai kodrat atau ketentuan dari Tuhan (nature), Sedangkan konsep
gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan
yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya, laki-laki itu kuat,
rasional, perkasa. Sedangkan perempuan itu lembut, lebih berperasaan, dan
keibuan. Ciri-ciri tersebut sebenarnya bisa dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang
lembut dan lebih berperasaan. Demikian juga ada perempuan yang kuat, rasional,
dan perkasa. Perubahan ini dapat terjadi dari waktu ke waktu dan bisa berbeda di
masing-masing tempat. Jaman dulu, di suatu tempat, perempuan bisa menjadi
kepala suku, tapi sekarang di tempat yang sama, laki-laki yang menjadi kepala suku.
Sementara di tempat lain justru sebaliknya. Artinya, segala hal yang dapat
dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke
waktu serta berbeda dari suatu kelas ke kelas yang lain, komunitas ke komunitas
yang lain, dikenal dengan gender. Di sisi lain, olahraga adalah konstruksi sosial.
Olahraga tidak berada dalam ranah seks (biologis) di mana olahraga bisa dapat
dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu,
olahraga apapun sesungguhnya bisa dilakukan oleh perempuan.

129
Program PGDK Kemdikbud 2019

130
Soal 43A
Aktivitas olahraga di bawah ini sesuai untuk siswa perempuan:
A. Kasti
B. Sepak bola
C. Bola voli
D. Tinju
E. Semua jawaban benar
Jawaban: E
Pembahasan
Gender bukan merupakan penghalang bagi siapa saja untuk berpartisipasi dalam
bentuk apapun

Soal 43B
Metode paling efektif untuk mengajarkan nilai-nilai moral adalah
A. Ceramah
B. Kuis
C. Tes Psikologis
D. Keteladanan
E. Penugasan terstruktur
Jawaban: D
Pembahasan
Guru atau pelatih olahraga hendaknya menyadari bahwa metode paling efektif dalam
mengajarkan nilai-nilai moral adalah dengan keteladanan, anak dapat melihat secara
langsung bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dan anak akan mudah untuk
memahaminya.

Soal 43C
Model pembelajaran yang menyasar tanggung jawab dan perilaku sosial siswa adalah
A. Model komando
B. Model TPSR
C. Model Inquiry
D. Model TGfU
E. Model Cooperative
Jawaban: B
Pembahasan
Dalam pembelajaran penjas terdapat model pembelajaran yang spesifik yang dapat
digunakan untuk mengem- bangkan tanggung jawab pribadi, interaksi, dan
perubahan perilaku sosial. Model ter- sebut adalah model Teaching Personal and
Social Responsibility (TPSR). Model ini mempunyai tujuan spesifik yaitu penekan-
annya pada pengembangan personal dan responsibility siswa. Pendekatan
pembela- jarannya lebih berorientasi pada student centered, yaitu self-actualization
dan social reconstruction. Pengembangan personal dan responsibility siswa diawali
dari irres- ponsibility, self control, involvement, self direction, dan caring melalui
berbagai peng-
alaman belajar gerak sesuai dengan kuri- kulum yang berlaku.

131
Program PGDK Kemdikbud 2019

132
Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan aspek dinamika sosial yang berkembang dalam aktivitas penjas
dan olahraga
Uraian Materi:

Penyusunan strategi tim hanya bisa dilakukan secara kelompok. Oleh sebab itu,
secara otomatis guru sudah menggunakan pendekatan diskusi kelompok. Pengertian
diskusi kelompok adalah cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran di mana peserta didik belajar bekerjasama
memberikan argumentasi dan ide-ide dalam kelompok-kelompok kecil atau
kelompok besar secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang hiterogen dan
memiliki kemampuan yang berbeda-beda, sehingga peserta didik dapat
memanfaatkan teman sejawat (peserta didik lain) sebagai rekan dalam memecahkan
masalah atau mendiskusikan materi-materi yang telah ditentukan kepada kelompok-
kelompok tersebut, dan mereka dapat saling membantu dan tukar menukar
pendapat dan ide yang pada akhirnya dapat merangsang peserta didik lebih
bergairah dalam belajar, dan dalam sistem ini guru sebagai fasilitator dan pengarah
efektifitas pembelajaran. Di sinilah pembelajaran afektif seperti pemecahan
masalah, menghargai pendapat
orang lain, dan toleransi akan terjadi.
Soal 44A
Perbedaan pendapat dalam mengatur strategi akan menumbuhkan kemampuan
siswa di bawah ini, KECUALI:
A. Pemecahan masalah
B. Menghargai pendapat orang lain
C. Berdebat
D. Toleransi
E. Komunikasi
Jawaban: C
Pembahasan
Berdebat merupakan metode untuk menyampaikan pendapat. Dinamika dan
interaksi dalam mengatur strategi merupakan media dalam menghadapi masalah
kemudian memecahkannya dengan cara yang benar sesuai dengan etika dan
norma yang
berlaku.

Soal 44B
Proses pengawasan baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan untuk
mengajar, mendidik, bahkan memaksa peserta didik agar mereka mematuhi norma
dan nilai yang berlaku merupakan definisi dari
A. Nilai sosial
B. Kontrol sosial
C. Penyimpangan sosial
D. Mobilitas sosial
E. Perubahan sosial
Jawaban: B
Pembahasan
Pengendalian sosial (social control), Pengendalian sosial merupakan cara atau proses
pengawasan baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan untuk
Program PGDK Kemdikbud 2019

131
mengaja, mendidik, bahkan memaksa warga masyarakat agar para anggota
masyarakat mematuhi norma dan nilai yang berlaku. Dalam pengendalian sosial,
struktur sosial memiliki alat-alat penegendalian yang berupa nilai-nilai dan norma
yang
dilengkapi dengan unsur kelembagaannya.

Soal 44C
Dinamika sosial di kelas dapat dikembangkan melalui
A. Penugasan mandiri
B. Pemberian kuis
C. Ceramah
D. Kerja kelompok
E. Komando
Jawaban: D
Pembahasan
Kerja kelompok adalah suatu metode mengajar dengan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok dan mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau
melaksanakan tugas tertentu dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditentukan oleh guru.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan jenis-jenis keterbatasan individu pada anak berkebutuhan
khusus
Uraian materi:

Berikut ini adalah jenis-jenis hambatan anak berkebutuhan khusus.


Tuna Grahita: Pengertian Tuna Grahita menurut American Asociation on Mental
Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20) sebagai berikut: yang meliputi fungsi
intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah
berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan
dalam perilaku adaptif. Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League
for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut:
Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi
baku.Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu
anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.
Tuna Netra: adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang
mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan
tingkat gangguannya/kecacatannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total
blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Vision). Alat bantu untuk
mobilitasnya bagi tuna netra dengan menggunakan tongkat khusus, yaitu berwarna
putih dengan ada garis merah horizontal. Akibat hilang/berkurangnya fungsi indra
penglihatannya maka tunanetra berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra yang
lainnya seperti, perabaan, penciuman, pendengaran, dan lain sebaginya sehingga
tidak sedikit penyandang tuna netra yang memiliki kemampuan luar biasa misalnya
di bidang musik atau ilmu pengetahuan.
Tuna Rungu: adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan
kemampuan mendengar baiksebagian atau seluruhnya yag diakibatkan karena tidak

Program PGDK Kemdikbud 2019

132
berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat
menggunakan alat pendengaranya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa
dampak terhadap kehidupannya secara kompleks. Pada umumnya klasifikasi anak
tunarungu dibagi atas dua golongan atau kelompok besar yaitu tuli dan kurang
dengar. Orang tuli adalah seseorang yang mengalami kehilangan kemampuan
mendengar sehingga membuat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik
itu memaki atau tidak memakai alat dengar. Kurang dengar adalah seseorang yang
mengalami kehilangan sebagian kemampuan mendengar, akan tetapi ia masih
mempunyai sisa pendengaran dan pemakaian alat Bantu dengar memungkinkan
keberhasilan serta membantu proses informasi bahasa melalui pendengaran.
Tuna Daksa: Berasal dari kata “Tuna“ yang berarti rugi, kurang dan “daksa“ berarti
tubuh. Dalam banyak literitur cacat tubuh atau kerusakan tubuh tidak terlepas dari
pembahasan tentang kesehatan sehingga sering dijumpai judul “Physical and Health
Impairments“ (kerusakan atau gangguan fisik dan kesehatan). Hal ini disebabkan
karena seringkali terdapat gangguan kesehatan. Sebagai contoh,otak adalah pusat
kontrol seluruh tubuh manusia. Apabila ada sesuatu yang salah pada otak (luka atau
infeksi), dapat mengakibatkan sesuatu pada fisik/tubuh, padaemosi atau terhadap
fungsi-fungsi mental, luka yang terjadi pada bagian otak baik sebelum, pada saat,
maupun sesudah kelahiran, menyebabkan retardasi dari mental (tunagrahita).
Tuna laras: Pada mengalami kelinan ini dapat diklasifikasikan menjadi anak yang
mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan anak
yang mengalami gangguan emosi.
Soal 45A
Anak yang memiliki kelambanan fungsi intelektualnya disebut:
A. Tunagrahita
B. Tunarungu
C. Tunadaksa
D. Tunalaras
E. Autis
Jawaban: A
Pembahasan
Tuna Grahita: Pengertian Tuna Grahita menurut American Asociation on Mental
Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20) sebagai berikut: yang meliputi fungsi
intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah
berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan
dalam perilaku adaptif. Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League
for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut:
Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi
baku.Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu
anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

Soal 45B
Suatu kelainan gerak, postur, atau bentuk tubuh, gangguan koordinasi, dan kadang
disertai gangguan psikologis dan sensoris yang disebabkan oleh adanya kerusakan
pada masa perkembangan otak disebut dengan
A. Tuna daksa
B. Tuna rungu

Program PGDK Kemdikbud 2019

133
C. Cerebral palsy
D. Paraplegia
E. Kelumpuhan
Jawaban: C
Pembahasan
Cerebral palsy adalah kelainan yang disebabkan oleh kerusakan otak yang
mengakibatkan kelainan pada fungsi gerak dan koordinasi, psikologis dan kognitif
sehingga mempengaruhi proses belajar mengajar. Lebih lanjut, The American
Academy of Cerebral Palsy, cerebral palsy adalah berbagai perubahan gerakan atau
fungsi motor tidak normal dan timbul sebagai akibat kecelakaan, luka, atau penyakit
susunan syaraf yang terdapat pada rongga tengkorak.

Soal 45C
Keadaan atau kondisi dimana individu mengalami kehilangan atau abnormalitas
psikologi, fisiologi atau fungsi struktur anatomi secara umum pada tingkat organ
tubuh disebut dengan
A. Impairment
B. Disability
C. Handicaped
D. Gifted
E. Diference ability
Jawaban: A
Pembahasan
Impairment lebih kepada kondisi individu mengalami kehilangan atau abnormalitas
psikologi, fisiologi atau fungsi struktur anatom, contohnya: amputasi kaki, maka ia
mengalami kecacatan kaki. Sedang disability mengarah pada keadaan dimana
individu menjadi kurang mampu melakukan kegiatan sehari-hari karena adanya
keadaan impairment, contohnya pada orang cacat kaki, dia akan merasakan
berkurangnya fungsi kaki untuk mobilitas. Handicaped adalah keadaan dimana
individu mengalami ketidak mampuan dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungan, dimungkinkan karena adanya kelainan dan berkurangnya fungsi organ
individu, sebagai contoh orang yang mengalami amputasi kaki, dia akan mengalami
masalah
mobilitas sehingga dia memerlukan kursi.

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengimplementasikan aktivitas olahraga pada anak berkebutuhan khusus

Uraian Materi:

Goal ball merupakan permainan yang didesain untuk para tuna netra atau yang
punya kekurangan dalam penglihatan. Pertandingan ini dimainkan oleh dua tim, di
mana masing-masing tim beranggotakan tiga pemain menjaga gawang yang
berukuran panjang 9 meter dan tinggi 130 centimeter. Lapangannya dibagi menjadi
tiga bagian, yang terdiri dari landing area, netral area dan team area untuk
melempar bola.
Masing-masing lawan, akan berlomba memasukan bola ke gawang. Atlet yang sama
sekali tidak dapat melihat dan atlet yang punya gangguan penglihatan bisa bermain
Program PGDK Kemdikbud 2019

134
dalam satu pertandingan, setiap atlet harus bermain dengan penutup mata. Cara
mainnya, bola dilempar ke gawang lawan, dan lawan berusaha mencegah masuknya
bola dengan badan mereka namun tidak diperkenankan maju sampai 3 meter.
Pemain hanya berada di area depan gawangnya sendiri sepanjang pertandingan.
Bola diisi dengan lonceng agar pemain bisa mengetahui arah datangnya bola. Untuk
itu, sepanjang pertandingan, penonton tidak boleh berisik agar konsentrasi pemain
untuk
mendengar datangnya bola tidak terganggu
Soal 46A
Permainan bola dengan lonceng (goal ball) dapat dimainkan oleh siswa yang
menyandang:
A. Tunarungu
B. Tunadaksa
C. Tunalaras
D. Berkebutuhan khusus
E. Tunanetra
Jawaban: A
Pembahasan

Goalball adalah olahraga tim yang dirancang khusus untuk atlet buta, awalnya
muncul pada tahun 1946 oleh Hanz Lorenzen oleh dari Austria dan Sepp Reindle dari
Jerman sebagai sarana untuk membantu rehabilitasi veteran Perang Dunia II
tunanetra. Satu tim beranggotalan tiga pemain, dan melempar bola (ada lonceng di
dalamnya) ke gawang lawan. Tim pelempar atau menggulirkan bola dari satu ujung
area bermain yang lain, dan pemain tetap di daerah tujuan mereka sendiri di kedua
pertahanan dan serangan. Pemain harus dapat mendengarkan suara bel yang
dipasang di dalam bola agar bisa mengetahui arah posisi dan pergerakan bola.
Game terdiri dari dua babak dengan time 12 menit (sebelumnya 10 menit tiap
babak). Eyeshades (penutup mata) memungkinkan pemain denga buta sebagian
terlihat untuk dapat ikut bersaing pada
olahraga goalball dengan pemain buta total.

Soal 46B
Penangan perilaku hiperaktif pada anak tuna laras dapat dilakukan dengan terapi
bermain dengan tujuan
A. Membuat anak diam
B. Pembiasaan suasana kompetitif dan kooperatif

135
Program PGDK Kemdikbud 2019

136
C. Meredam emosi anak
D. Memusatkan perhatian
E. Membiasakan menjadi pemimpin
Jawaban: B
Pembahasan
Terapi bermain pada anak hiperkatif memiliki tujuan untuk mengembangkan
keterampilan, kemampuan gerak dan minat, serta terbiasa dalam suasana kompetitif
dan kooperatif dalam melakukan kegiatan kelompok

Soal 46C
Bagi anak tunagrahita bermain adalah sarana belajar gerak. Karakteristik permainan
yang diberikan adalah
A. Kompleksitas tinggi
B. Menghibur
C. Terorganisasi
D. Peraturan kompleks
E. Bermain dengan peraturan resmi
Jawaban: B
Pembahasan
Anak tunagrahita merupakan ABK yang memiliki IQ di bawah 70 serta ada yang
mengalami permasalahan motorik, kognitif, sensori, emosi dan sosial. Penggunaan
terapi seperti terapi okupasi, bermain, dan musik akan membantu. Lebih khusus
dalam hal bermain, sebaiknya memanfaatkan ragam permainan-permainan dengan
karakteristik mengibur dengan peraturan yang mudah dipahami (permainan rekreatif)

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas permainan bola besar
untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik
Uraian Materi:

Teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh pemain sepak
bola di antaranya:
• Menggiring bola (dribbling), yaitu teknik mendekati jarak ke sasaran, melewati
lawan, dan menghambat permainan.
• Menendang bola (kicking), yaitu teknik menendang dan menembak ke arah
gawang lawan.
• Mengumpan bola (passing), yaitu teknik mengoper bola ke teman satu tim.
• Menghentikan bola (stopping), yaitu teknik menghalau bola yang terlalu kuat
ditendang.
• Menyundul bola (heading), yaitu teknik menerima umpan bola yang melayang dari
atas.
• Merebut bola (intercepting), yaitu teknik mengambil/merampas bola dari lawan.
• Menyapu bola (sliding tackle), yaitu teknik merampas bola dengan men-sliding
pemain lawan.
• Lemparan ke Dalam (trow-in), yaitu teknik melempar bola ke dalam ketika bola
keluar lapangan.

Program PGDK Kemdikbud 2019

137
Menangkap bola (goal keeping), yaitu teknik mempertahankan gawang agar tidak
kemasukan.
Soal 47A
Teknik dasar sepakbola yang sangat mendukung dalam mengatur irama permainan
adalah:
A. Kicking
B. Dribbling
C. Passing
D. Overlapping
E. Intercepting
Jawaban: B
Pembahasan
Menggiring bola (dribbling), yaitu teknik mendekati jarak ke sasaran, melewati
lawan, dan menghambat permainan

Soal 47B
Sikap menembak yang baik pada bolabasket diantaranya adalah
A. Kaki dibuka lebar
B. Lutut ditekuk secukupnya untuk awalan
C. Bola dipegang dengan keseluruhan telapak tangan
D. Pandangan ke bola
E. Kaki melompat saat menembak
Jawaban: B
Pembahasan
Dedy Sumiyarso (2002) memberikan gambaran sikap menembak yang baik sebagai
berikut:
1. Kaki sejajar atau sikap kuda-kuda
2. Pertama-tama bola dipegang di atas kepala denga kedua tangan sedikit ke
depan dahi, dengan sudut tangan 90 derajat
3. Tangan yang digunakan untuk menembak meninggalkan bola pada saat bola
dilepas, sedangkan tangan yang akan digunakan untuk menembak diputar
menghadap kea rah tembakan, dengan sikap badan tetap rileks
4. Tekuk lutut secukupnya agar memperoleh awalan
5. Luruskan kaki bersamaan denga luruskan tangan, diakhiri dengan lecutan
pergelangan tangan sampai jari-jari menghadap ke bawah
6. Sasaran sebagai tujuan tembakan dilihat di bawah bola, bukan disamping atau
diatas bola

Soal 47C
Menembak pada saat melompat ke depan pada bola tangan merupakan teknik
menembak
A. The dive shot
B. The fall shot
C. The side shot
D. The reserve shot
E. Shooting
Jawaban: A

Program PGDK Kemdikbud 2019

138
Pembahasan
Cara-cara menembak bola (shooting) pada bola tangan meliputi: 1) the standing
shot (menembak dalam posisi berdiri); 2) the jump shot (menembak pada saat
melompat ke atas); 3) the dive shot (menembak pada saat melompat ke depan); 4)
the fall shot (menembak sambil menjatuhkan diri ke samping/ke depan); 5) the side
shot (menembak dari samping badan); 6) the flying shot (menembak pada saat
melayang);
7) the reverse shot (menembak membalik/memutar)

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik kombinasi aktivitas permainan bola
besar untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik
Uraian Materi:

Teknik dasar dribbling pada basket tujuannya sama dengan teknik dribbling pada
sepak bola, yaitu untuk membawa bola menghindari lawan dan menyerang lawan.
Perbedaannya adalah dribbling pada bola basket dilakukan dengan memantul-
mantulkan bola dengan satu telapak tangan terbuka, bukan menggunakan kaki
seperti halnya pada permainan sepak bola. Aturannya jangan pernah menggunakan
dua tangan untuk menggiring bola basket dan jangan menggunakan tangan yang
mengepal. Ada dua jenis teknik dribbling dalam basket, yaitu: (1). Dribble Tinggi:
Dilakukan untuk menggiring bola secara cepat memasuki pertahanan lawan dengan
cara jalan cepat / lari, teknik ini digunakan ketika pemain lawan cukup jauh dari
pemegang bola. (2) Dribble Rendah: Teknik ini dilakukan untuk mempertahankan
bola dari rebutan lawan main. Teknik ini digunakan ketika sedang berhadapan
langsung dengan lawan dan ingin membuat sebuah terobosan yang memanfaatkan
celah yang dibuat oleh lawan ketika lengah. Pembelajaran drible tinggi Hanya akan
efektif jika diberikan setelah siswa menguasai gerak dasar bola basket, Terutama
gerak Dasar
menggiring.
Soal 48A
Teknik dasar dalam bola basket meliputi
A. Footwork
B. Guarding
C. 3 on 3
D. Slam dunk
E. Juggling
Jawaban: A
Pembahasan
Menurut Wissel, (2009: 9) Teknik dasar dalam bermain bolabasket mencakup
gerakan kaki (footwork), menembak bola ke dalam keranjang (shooting), melempar
(passing), menangkap, menggiring (drible), bergerak dengan bola, bergerak tanpa
bola, dan
bertahan.

Soal 48B
Pada teknik bergerak tanpa bola pada bola voli, langkah pertama harus
A. Pendek
B. Panjang

139
Program PGDK Kemdikbud 2019

140
C. Ringan
D. Berat
E. Stabil
Jawaban: A
Pembahasan
Saat bergerak tanpa bola langkah pertama haruslah pendek, agar langkah berikutnya
lebh ringan. Kedua, langkah-langkah ketika berlari pendek dan langkah terakhir
ketika
akan memainkan bola sebaiknya panjang supaya segera berhentu, jika meloncat
dapat tegak

Soal 48C
Operan pada bolabaskey yang dilakukan dari atas kepala untuk melampaui daya raih
lawan disebut dengan
A. Bounce pass
B. Overhead pass
C. Under pass
D. Hook pass
E. Fake pass
Jawaban: B
Pembahasan
Overhead Pass adalah operan yang dilakukan dari atas kepala. Operan ini biasanya
digunakan oleh pemain-pemain jangkung, untuk menggerakkan bola diatas sehingga
melampaui daya raih lawan. Menurut Nuril Ahmadi (2007: 14), lemparan ini
biasanya dilakukan oleh pemain-pemain yang berbadan tinggi sehingga melampaui
daya raih lawan. Sedangkan menurut Jon Oliver (2007: 38), efektif digunakan ketika
harus mengumpankan bola ke seorang rekan melewati kepala pemain bertahan.
Untuk
melakukan umpan dari atas kepala, letakan kedua tangan di kedua sisi bola.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi, variasi dan kombinasi aktivitas
permainan bola besar untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik
Uraian Materi:

Smash adalah upaya memukul bola dari net yang ditujukan pada titik sasaran dan
ruang kosong. Secara taktik, titik sasaran ini dapat diarahkan pada pemain paling
lemah untuk dapat mengembalikan bola. Sedangkan ruang kosong adalah taktik agar
bola sulit/tidak terjangkau oleh lawan dan dapat mematikan permainan.
Soal 49A
Prinsip melakukan smash yang baik adalah:
A. Di antara pemain lawan
B. Sedekat mungkin dengan net
C. Kepada pemain lawan yang tidak konsentrasi
D. Pada area yang paling kosong pemain lawan
E. Pada area yang terjauh dari net
Jawaban: D
Pembahasan
Program PGDK Kemdikbud 2019

139
Dengan mengarahkan pada daerah kosong peluang untuk mencetak poin lebih besar,
namun membutuhkan akurasi dan latihan yang kontinyu

Soal 49B
Keuntungan melakukan fast break pada bolabasket adalah
A. Mudah mencetak angka
B. Menghindari permainan kasar
C. Memecah kebuntuan taktik
D. Membangun kerjasama
E. Melatih kekuatan
Jawaban: A
Pembahasan
Tujuan pertama fast break adalah menciptakan kesempatan mencetak skor dengan
mudah. Pola 2-on-1 dan 3-on-2 yang merupakan pola paling umum, seringkali
menghasilkan lay-up. Pola 4-on-3 biasanya menghasilkan tembakan post-up dari
pemain dalam. Pola 5-on-4 seringkali memungkinkan lemparan bola yang mudah
dari sisi yang dijaga dan menghasilkan tembakan dari sisi yang lemah (weak side)
(Wissel, 2000: 197). Tujuan kedua adalah untuk menyerang sebelum lawan
membuat pertahanan atau melakukan rebound. Fast break sangat baik untuk
mengahadapi lawan yang menggunakan zone defense karena lawan tidak memiliki
waktu untuk menempati posisi pertahanan mereka. Keunggulan regu yang
melakukan fast break adalah ketika menghadapi tekanan lawan. Regu yang
melakukan fast break akan lebih siap melakukan inbound dengan cepat sebelum
pertahanan dibuat. Regu demikian lebih memiliki pengalaman menggerakkan bola
menerobos pertahanan, yang menimbulkan ancaman besar terhadap regu yang
bertahan. Fast break juga dapat menimbulkan rusaknya pola pertahanan orang-per-
orang (man to man defense) (Wissel, 2000: 197).

Soal 49C
Taktik kombinasi pada permainan sepak bola meliputi
A. Zona wilayah
B. Man to man
C. Zone marking
D. Man to man dan zona wilayah
E. Semua benar
Jawaban: D
Pembahasan
Taktik pertahanan dapat dibedakan menjadi: a) Man to man defence, setiap pemain
membayangi satu lawan (satu lawan satu); b) zona defence, setiap pemain
bertanggung jawab atas daerah pertahanannya; c) Kombinasi, yaitu taktik man to
man defence dan zone defence.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas permainan bola kecil
untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik

Program PGDK Kemdikbud 2019

140
Uraian Materi:
Pukulan service adalah pukulan yang memiliki maksud di dalam melempar bola ke
area lapangan lawan dengan diagonal. Yang mana tujuannya untuk memulai
permainan. Untuk pukulan service bisa dilakukan dengan forehead atau dengan cara
backhand. Bisa juga dengan pukulan service panjang, mendatar maupun dengan
service cambuk. Tatapan mata pada saat servis harus melihat ke depan.
Soal 50A
Servis dalam bulutangkis dilakukan dengan mata mengarah ke:
A. Raket
B. Tangan yang memegang shutlecock
C. Shutlecock
D. Depan
E. Lawan
Jawaban: D
Pembahasan
Pandangan mata ke depan memberikan kesempatan bagi pemain untuk mengetahui
posisi lawan sehingga servis yang akan diberikan dapat disesuaikan untuk
menyulitkan lawan

Soal 50B
Pukulan forehand dan backhand pada tenis meja meliputi
A. Drive, push, block, chop dan service
B. Service, push, block
C. Smash, service, push, dan block
D. Service, smash, dan chop
E. Chop, smash, dan block
Jawaban: A
Pembahasan
Menurut Larry Hodges, (1996: 64) keterampilan pukulan forehand dan backhand
meliputi teknik pukulan drive, push, block, chop dan service. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Napitupulu (1982: 57) menerangkan bahwa pukulan forehand
dan backhand yang penting dalam permainan tenis meja ada lima macam, yaitu (1)
pukulan drive,
(2) pukulan push, (3) pukulan block, (4) pukulan chop, dan (4) pukulan service.

Soal 50C
Ciri penting dari pukulan drop overhead bulu tangkis adalah
A. Sejauh mungkin
B. Sulit dijangkau
C. Menipu
D. Lambat
E. Keras
Jawaban: C
Pembahasan
Ciri yang paling penting dari pukulan drop overhead yang baik adalah gerakan
tipuan. Jika gerakan dapat menipu lawan pukulan mungkin tidak dikembalikan sama
sekali. Ciri yang paling merugikan dari pukulan drop adalah bolanya lambat
sehingga
memberikan banyak waktu pada lawan (Tony Grice, 1996:71).
Program PGDK Kemdikbud 2019

141
Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik kombinasi aktivitas permainan bola
kecil untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik.
Uraian Materi:
Permainan bulutangkis adalah permainan yang dimainkan oleh dua orang atau empat
orang menggunakan raket dan kok, tujuan mengumpulkan skor dengan servis dan
mengembalikan dengan berbagai teknik pukulan, kemenangan ditentukan oleh skor
yang diperoleh
Soal 51A
Permainan Bulutangkis memerlukan penguasaan beberapa teknik dasar berikut ini:
1. Service
2. Forehand
3. Backhand
4. Smash
Teknik minimal yang harus dikuasai untuk bisa bermain Bulutangkis yaitu:
A. 1, 2, 3 dan 4
B. 1, 2, dan 3
C. 1 dan 2
D. 1 dan 3
E. 1 dan 4
Jawaban: B
Pembahasan
Service akan menjamin permainan tersebut dapat dimulai sedangkan forehand dan
backhand merupakan keterampilan agar permainan tersebut dapat berlangsung

Soal 51B
Sikap posisi badan menghadap penuh ke meja pada tenis meja disebut dengan teknik
A. Square stance
B. Side stance
C. Stance
D. Ready position
E. Hit stance

Jawaban: A
Pembahasan
Square stance, yaitu posisi badan menghadap penuh ke meja. Posisi ini biasanya
digunakan dalam keadaan siap menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah
mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri, kanan, ke
depan, ataupun ke belakang, pemain dapat mengambalikan bola dengan baik.
(Muhajir, 2007: 30).

Program PGDK Kemdikbud 2019

142
Soal 51C
Latihan smash dapat dilatih salah satunya dengan cara
A. Smash bayangan
B. Melihat video
C. Umpan balik
D. Latihan mandiri
E. Latihan terstruktur
Jawaban: A
Pembahasan
Bentuk-bentuk latihan smash menurut Tony Grice (1999: 90-96) adalah:
1. Latihan smash bayangan
2. Melambungkan shuttlecock dan melakukan smash. Ini bisa
dilakukan sendiri dengan keuntungan lebih bisa mengatur impact
perkenaan shuttlecock.
3. Service dan pengembalian bola. Ini dilakukan berpasangan
dengan salah satu pemain memberikan umpan pada
pemain lainnya.
4. Pengembalian service-smash-block.
5. Rally Clear-Smah-Drop-Clear berkesinambungan.
6. Pengembalianservicelurus.
7. Smash menyilang

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi variasi dan kombinasi aktivitas
permainan bola kecil untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik.
Uraian Materi:
ermainan bola tangan merupakan modifikasi antara permainan bola basket dan
sepak bola yang mengandalkan kemahiran tangan untuk memasukkan bola
kegawang lawan. Dimainkan oleh 2 regu, masing-masing regu terdiri dari 7 orang
pemain dan dimainkan pada lapangan berukuran 20x40 meter. Tujuan
permainan adalah
mencetak gol sebanyak-banyaknya, dengan cara melempar bola ke gawang lawan

143
Program PGDK Kemdikbud 2019

144
yang dijaga oleh lawan. Permainan ini memainkan bola dengan seluruh anggota
tubuh, kecuali kaki dan cara bermainnya membawa bola sebanyak-banyaknya tiga
langkah dan menahan bola ditangan paling lama menit.
Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang membutuhkan daya tahan
keseluruhan, di samping menunjukkan ciri sebagai aktivitas jasmani yang
memerlukan kemampuan anaerobik, jika disimak hanya dari aspek pelaksanaan
stroke satu persatu. Ciri ini disimpulkan dari sifat cabang olahraga bulutangkis
berdasarkan tuntutan kondisi fisik.
Tidak dipungkiri bahwa permainan bulutangkis memerlukan kecepatan dan mobilitas
bergerak yang dikombinasikan dengan agilitas yang biasanya dimanfaatkan untuk
menutup lapangan atau untuk mengejar shuttlecock ke segala arah. Pergerakannya
cepat dan disusul dengan perubahan arah, baik ke depan, ke belakang, ke samping
kiri atau ke samping kanan.
Power juga dibutuhkan, terutama untuk melakukan pukulan terutama pukulan
smash. Demikian pula flexibilitas atau kelentukan dibutuhkan dalam permainan
bulutangkis terutama untuk mengambil bola yang jauh yang memerlukan langkah
lebar, sehingga pemain harus mampu melakukan gerakan split. Demikian juga untuk
unsur kondisi fisik lainnya seperti kekuatan, keseimbangan reaksi, koordinasi juga
dibutuhkan dalam permainan bulutangkis.
Menurut Subarjah (2012 : 3) menyatakan bahwa “Dalam permainan bulutangkis,
komponen-komponen kondisi fisik yang menonjol adalah kecepatan gerak,
kelincahan (agilitas), daya ledak otot atau power otot, dan daya tahan umum
(kemampuan
aerobik)”.
Soal 52A
Cara mengajarkan teknik dasar dalam bulutangkis yang benar
A. Pegangan raket : siswa dilatih membiasakan diri memegang raket dengan
benar dan luwes tetapi bertenaga. Melakukan gerakan kearah kanan dan kiri
menggunakan tenaga pangkal bahu. Gerakan pergelangan tangan ke atas
dan bawah, memukul kok ke tembok.
B. Footwork: latih dengan gerakan kaki lambat ke kanan dan kiri, depan
belakang.
C. Hitting Position: dari tengah ke depan dengan lari kecil dimulai kaki kiri
kemudian kaki kanan. Dari tengah ke belakang dan dari depan ke belakang.
D. Service: menggunakan kok yang dilakukan ke dinding dengan sejumlah kok
secara berulang–ulang.
E. Pengembalian service: biasakan latihan dengan mengarahkan kok ke sisi
kanan dan kiri lapangan lawan ke sudut depan atau belakang lapangan
lawan.
Jawaban: E
Pembahasan
Jawaban benar E karena prinsipnya penempatan kok yang tepat, lawan akan
bergerak untuk memukul kok sehingga ia terpaksa meninggalkan posisi strategisnya.
Pilihan A salah, karena pukulan berasal dari tenaga pergelangan tangan.
Pilihan B salah, karena gerakan kaki seharusnya cepat.
Pilihan C salah, karena hitting position dilakukan dengan dua langkah.
Pilihan D salah karena latihan service tujuan penempatan kok di area lawan, maka
latian sebaiknnya di lapangan

145
Program PGDK Kemdikbud 2019

146
Soal 52B
Komponen kondisi fisik yang menonjol dalam bulu tangkis adalah
A. Kecepatan, daya tahan, kekuatan
B. Kekuatan, daya tahan, kelentukan
C. Kekuatan, kelentukan, kecepatan
D. Kecepatan, agilitas, power, daya tahan umum
E. Daya tahan aerobic, agilitas, speed
Jawaban: D
Pembahasan
Menurut Subarjah (2012 : 3) menyatakan bahwa “Dalam permainan bulutangkis,
komponen-komponen kondisi fisik yang menonjol adalah kecepatan gerak, kelincahan
(agilitas), daya ledak otot atau power otot, dan daya tahan umum (kemampuan
aerobik)”.

Soal 52C
Permaina bola tangan pola serangan dapat berupa formasi
A. 4-2
B. 1-2-3
C. 3-2-1
D. 2-2-1
E. 3-4
Jawaban: C
Pembahasan
Pola pertahanan man to man, maka untuk penyerang menggunakan pola blocking
dan screening. Pola pertahanan daerah, maka penyerang menggunakan pola
serangan dengan membentuk formasi 4-2, 3-3 atau 3-2-1 dan serangan balik cepat

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas atletik untuk
menghasilkan keterampilan gerak jalan, lari, lempar dan lompat yang baik.
Uraian Materi:

Tujuan utama dari jalan dan lari adalah menempuh suatu jarak tertentu dengan
waktu yang secepat mungkin. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan
frekuensi langkah, rumusnya sebagai berikut :

Kecepatan Lari = Panjang Langkah x Frekuensi Langkah

Dalam nomor lompat jangkit (triple jump), terjadi tiga kali tolakan (hop, step dan
jump), tiga kali melayang di udara dan tiga kali melakukan pendaratan. Jarak
lompatan dalam lompat jangkit diukur dari gabungan ketiga gerakan lompat jangkit
tersebut (hop, step dan jump).
Tujuan dari nomor lempar dan tolak adalah melempar atau menolak suatu benda
dengan sejauh-jauhnya. Untuk mendapatkan hasil lemparan atau tolakan yang jauh,
harus diperhatikan dan diterapkan “hukum fisika”, serta tetap mempedomani

Program PGDK Kemdikbud 2019

145
peraturan PASI atau IAAF yang berlaku.
Kecepatan dalam lari sprint dan gawang adalah hasil kecepatan gerak dari kontraksi
otot secara cepat dan kuat (powerful) melalui gerakan yang halus (smooth) dan
efesien (efficient).Kecepatan pada kontraksi otot tergantung pada komposisi otot.
Proporsi dari serabut otot cepat (fast twitch fiber/FT) sangat erat kaitannya dengan
gerakan kecepatan maksimal (maximum speed of movement). Pelari sprint yang
baik secara normal memiliki persentase yang lebih tinggi pada serabut otot cepat
(FT) dari pada pelari jarak jauh, yang lebih banyak proporsinya pada serabut otot
lambat (slow twitch fiber/ST). Karakteristik tersebut merupakan faktor yang sudah
dilahirkan. Oleh karena itu, untuk menjadi sprinter yang baik dan potensial harus
didasari atas bakat yang didukung dengan teknik lari yang baik agar gerak lari
menjadi efesien. Untuk teknik lari dapat dipelajari, dilatih, dan dikembangkan.
Latihan juga dapat lebih dikembangkan melalui kemampuan biomotor seperti
kelentukan (flexibility), kekuatan (kekuatan); yang kemudian dikembangkan menjadi
kekuatankecepatan/power), koordinasi (coordination) dan daya tahan (endurance;
yang kemudian dikembangkan
menjadi daya tahan-kecepatan) yang memberikan kontribusi terhadap suksesnya
seorang pelari sprint.
Soal 53A
Analisis gerakan nomor lompat jauh harus mempertimbangkan empat tahapan
gerakan yaitu
A. Awalan, tolakan, melayang, mendarat
B. Awalan, melayang, mendarat, ready position
C. Awalan, berlari, melayang, mendarat
D. Awalan, berlari, melompat, mendarat
E. Awalan, melompat, melayangm mendarat
Jawaban: A
Pembahasan
Untuk analisis gerakan di nomor lompat jauh harus mempertimbangkan empat
tahapan gerakan secara konsisten, yaitu awalan (run up), tolakan (take off),
melayang
di udara (flight) dan pendaratan (landing)

Soal 53B
Dalam nomor apa terdapat tiga kali tolakan yaitu hop, step dan jump
A. Lompat jauh
B. Lompat tinggi
C. Loncat indah
D. Lompat jangkit
E. Lompat kangkang
Jawaban: D
Pembahasan
Dalam nomor lompat jangkit (triple jump), terjadi tiga kali tolakan (hop, step dan
jump), tiga kali melayang di udara dan tiga kali melakukan pendaratan. Jarak
lompatan dalam lompat jangkit diukur dari gabungan ketiga gerakan lompat jangkit
tersebut (hop, step dan jump).

Soal 53C
Bagaimanakah posisi telapak kaki saat melakukan latihan tendangan tumit
Program PGDK Kemdikbud 2019

146
A. Menghadap ke depan
B. Menghadap ke belakang
C. Sejajar dengan tungkai atas
D. Setinggi lutut
E. Menempel tanah
Jawaban: B
Pembahasan

Sebaiknya telapak
menghadap ke belakang,
tidak ke atas. Ujung
kaki/jari ke bawah, tumit
menyentuh pantat bagian
bawah.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas atletik untuk
menghasilkan keterampilan gerak jalan, lari, lempar dan lompat yang baik.
Uraian Materi:

Teknik berlari dapat diajarkan dengan memperkenalkan kunci keterampilan yang


berkaitan dengan fase-fase (unsur unsur) dalam lomba lari sprint, yaitu: reaksi,
akselerasi, kecepatan maksimum dan pemeliharaan kecepatan. Tidak adanya cara
untuk melatih semua unsur tersebut sekaligus, maka diterapkan latihan yang
bervriasi dan latihan yang difokuskan pada aspek-aspek khusus.
Poin-Poin Penekanan
 Meningkatkan kemampuan reaksi (menggunakan berbagai signal start dan
posisi-start, seperti posisi berbaring, duduk, berdiri).
 Meningkatkan frekuensi langkah (dengan melatih gerakan lutut-tinggi dan
memperpendek pendulum/bandul kaki bebas).
 Menambah panjang langkah (dengan melatih gerak pelurusan penuh kaki
topang).
 Latihan-latihan tambahan dan latihan terfokus pada :
 Gerakan kaki mencakar (pawing-action)
 Pelurusan badan penuh
 Gerakan lengan yang kuat namun rileks
 Suatu variasi permainan yang luas berkenaan dengan lari dan lari gawang
Yang harus dihindari
 Berkonsentrasi pada beberapa latihan dan drill saja
 Lari sprint dengan usaha maksimum tanpa variasi jarak
 Kelelahan ketika berlatih pada kecepatan maksimum
 Kontak tumit ketika lari sprint

Program PGDK Kemdikbud 2019

147
Soal 54A
Setelah sampai kurang lebih satu meter di depan garis finish sikap tubuh harus
dicondongkan ke depan dengan
A. mengurangi kecepatan lari
B. mempertahankan kecepatan lari
C. menambah kecepatan lari
D. tergantung pada kemampuan pelari
E. menjaga keseimbangan tubuh
Jawaban: B
Pembahasan
Dalam lomba lari ukurannya kecepatan, sehingga sampai garis finis sebaiknya tetap
mempertahankan kecepatannya.

Soal 54B
Latihan lari dengan tahanan harus memperhatikan
A. Lingkungan
B. Permukaan lintasan lari
C. Gunakan tahanan dan teman atau alat penahan
D. Jarak lari
E. Interval istirahat
Jawaban: C
Pembahasan
 Gunakan tahanan dan teman latih atau alat penahan.
 Jangan melebih-lebihkan tahanan.
 Pastikan kaki topang diluruskan sepenuhnya dan kontak (dengan tanah)
sesingkat mungkin.

Soal 54C
Teknik lempar lembing yang berfungsi menjaga keseimbangan adalah
A. Pegangan
B. Awalan
C. Lemparan
D. Gerak ikutan
E. Tumpuan
Jawaban: D
Pembahasan
Setelah melakukan lemparan akan ada amplitude, agar maksimal hasil lemparan serta
tidak ada hambatan maka gerakan ikutan diperlukan untuk menjaga kesimbangan

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas gerak beladiri untuk
menghasilkan keterampilan gerak beladiri pencak silat, taekwondo, karate, dan
beladiri tradisional lainnya dengan baik.
Uraian Materi:

Program PGDK Kemdikbud 2019

148
Pembelaan merupakan prinsip utama dalam pencak silat, sehingga harus benarbenar
dikuasai. Bentuk-bentuk pembelaan dasar antara lain dengan cara melakukan elakan
dan tangkisan. Belaan merupakan usaha membela diri dari serangan lawan, secara
teknis belaan dibedakan menjadi tiga, yaitu pembelaan dasar, lanjutan dan
pembelaan taktik, 2) Redaman adalah teknik yang mengajarkan cara jatuh dengan
baik dan benar yang bertujuan untuk meminimalkan (meredam) efek kejut atau
goncangan yang diterima tubuh sewaktu jatuh oleh teknik bantingan atau teknik
jatuhan yang dilakukan oleh lawan tanding sehingga pesilat yang terjatuh tersebut
selamat dan tidak mengalami cidera sehingga masih mampu untuk melanjutkan
hingga usai, 3) Teknik jatuhan merupakan teknik yang dikhususkan untuk
menjatuhkan lawan dengan menggunakan komponen serangan kaki dan tangan.
1) Sikap kuda-kuda dapat dikaji dari dua segi yaitu: dari segi bobot dan dari segi
bentuk. Ditinjau dari bobot maksudnya adalah penempatan sikap kaki (kuda-kuda)
didasarkan atas pembebanan yang dilakukan oleh tubuh/badan. 2) Sikap pasang
adalah sikap taktik untuk menghadapi lawan, yang berpola menyerang atau
menyambut. Bila ditinjau dari sistem beladiri, pasang berarti siap tempur. Dalam
usaha mendekati dan menjauhi serangan lawan, sikap pasang memiliki nilai
strategis, dimana dengan melihat kondisi lawan dalam bersikap pasang, maka
pesilat dapat memprediksi serangan yang akan dilakukan lawan dan mencari teknik
belaan yang dianggap efektif untuk membuyarkan serangan lawan. 3) Pengertian
pukulan dalam pencak silat adalah serangan yang dilakukan menggunakan tangan
kosong sebagai komponennya. Pada prinsipnya segala teknik pukulan yang terdapat
dalam pencak silat boleh digunakan untuk menyerang bagian-bagian tubuh lawan
yang disahkan untuk diserang dalam upaya memperoleh angka. 4) Langkah
merupakan bagian yang sangat penting dalam pencak silat karena dalam setiap
pelaksanaan teknik pencak
silat baik saat bertahan ataupun saat menyerang hampir selalu disertai gerakan
melangkah untuk mencari posisi yang menguntungkan.
Soal 55A
Seni bela diri tradisional asli Indonesia yaitu
A. Kempo
B. Karate
C. Pencak Silat
D. Taekwondo
E. Muathay
Jawaban: C
Pembahasan
Seni bela diri terbagi atas berbagai macam jenis, yaitu seni bela diri bersenjata
tajam, seni tempur bersenjata tumpul/ tidak tajam (kayu, bamboo, dsb) dan seni
bela diri tangan kosong. Jenis-jenis bela diri yang ada antara lain; pencak silat,
karate, tinju, gulat, kempo, tarung derajat, taekwondo, wushu dan lain sebagainya.
Olahraga bela diri yang merupakan kekayaan budaya asli Indonesia adalah pencak
silat dan tarung derajat. Pencak Silat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri
yang berasal dari kawasan Asia terutama Asia Tenggara dan Khususnya Negara
Indonesia, pada awalnya Pencak Silat merupakan beladiri yang harus dikuasai oleh
seluruh prajurit kerajaan-kerajaan yang bertujuan untuk mempertahan kan diri dan
berperang akan tetapi seiring perkembangan zaman Pencak silat ini perlahan
mulai dimasukan
kedalam Olahraga Seni Beladiri, Indonesia merupakan salah satu negara yang
Program PGDK Kemdikbud 2019

149
dominan dan disegani dalam olahraga Pencak Silat ini karena indonesia memiliki
atlet- altet yang cukup berprestasi baik di tingkat Nasional Maupun di tingkat
Internasional.

Soal 55B
Kuda-kuda ringan pada seni bela diri pencak silat artinya
A. Dua kaki menopang sebagian berat badan
B. Sikap kuda-kuda dengan menopang berat badan
C. Sikap kuda-kuda dengan salah satu kaki menopang seluruh berat badan
D. Kedua kaki menopang seluruh berat badan
E. Kuda-kuda pasif
Jawaban: A
Pembahasan
Tinjauan terhadap kuda-kuda dapat dikaji dari dua segi yaitu: dari segi bobot dan
dari segi bentuk. Ditinjau dari bobot maksudnya adalah penempatan sikap kaki
(kuda- kuda) didasarkan atas pembebanan yang dilakukan oleh tubuh/badan.
Ditinjau dari bentuk maksudnya adalah kuda-kuda yang sudah dibakukan bentuknya
oleh PB IPSI. Pembakuan ini dilakukan dengan memperhatikan formasi kaki yang
dikoordinasikan dengan tubuh. Berdasarkan bobotnya kuda-kuda dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1. Kuda-kuda ringan yaitu sikap kuda-kuda dengan dua kaki menopang sebagian
berat badan. Kuda-kuda ini cenderung bersifat aktif.
2. Kuda-kuda sedang yaitu sikap kuda-kuda dengan menopang berat badan kuda-
kuda ini bisa bersifat aktif maupun pasif.
3. Kuda-kuda berat yaitu sikap kuda-kuda yang salah satu atau kedua kaki
menopang seluruh berat badan dan kuda-kuda ini bersifat pasif.

Soal 55C
Istilah Dwi Koa Seogi adalah bagian dari teknik dasar Taekwondo berupa teknik
A. Kuda-kuda
B. Serangan
C. Tangkisan
D. Sasaran tubuh
E. Chagi
Jawaban: A
Pembahasan
Sikap Kuda-kuda terdiri dari kuda-kuda rapat (Moa Seogi), kuda-kuda sejajar
(Naranhi Seogi), sikap jalan kecil (Ap Seogi), kuda-kuda duduk (Juchum Seogi),
kuda-kuda panjang (Ap Kubi) dan juga kuda-kuda L (Dwit Kubi), kuda-kuda sikap
harimau (Beom
Seogi), kuda-kuda silang (Dwi Koa Seogi dan Ap Koa Seogi).

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik kombinasi aktivitas gerak beladiri untuk
menghasilkan keterampilan gerak beladiri pencak silat, taekwondo, karate, dan
beladiri tradisional lainnya dengan baik.
Uraian Materi:

Program PGDK
Power Kemdikbud
adalah 2019
hasil kali antara kekuatan dan kecepatan (Sukadiyanto, 2010 : 193).

150
Latihan power diberikan pada atlet setelah atlet dilatih unsur kekuatan dan
kecepatan. Artinya bahwa latihan kekuatan dan latihan kecepatan sudah dilatihkan
terlebih dahulu, wlaupun dalam setiap latihan kekuatan dan kecepatan sudah ada
unsur latihan power. Power merupakan unsur tenaga yang sangat dibutuhkan power
sebagai komponen energi utamanya. Adapun wujud gerak dari power adalah selalu
bersifat eksplosif. Power banyak digunakan pada cabang olahraga yang banyak
menggunakan power dalam melakukan aktivitasnya misalnya: bela diri, atletik
(sprinter, lompat, lempar dan lain-lain), renang, sepak bola, bola voli, bola basket,
tenis lapangan, bulu tangkis, dan lain sebagainya. Berbicara masalah beladiri maka
salah satunya adalah karate. Karate adalah olahraga beladiri yang memerlukan
power, bahkan dalam peraturan pertandingan dan perwasitan dunia disebutkan,
bahwa pada pertandingan karate untuk kelas kata, disebutkan bahwa point dalam
gerakan kata adalah power. Mencermati aturan tersebut sudah jelas bahwa dalam
olahraga karate memerlukan power sebagai komponen yang cukup penting. Power
tidak akan bisa bekerja dengan baik tanpa latihan yang benar. Latihan power dapat
dilakukan dengan berbagai macam latihan, baik dengan alat atau tanpa alat. Latihan
dengan alat yang sering dibahas dalam komponen biomotor kekuatan bisa dilakukan
di pusat-pusat kebugaran maupun dengan peralatan yang ada dimodifikasi,
sedangkan yang tidak dengan alat
biasanya menggunakan berat badan sendiri dan lebih popular disebut plyometrik.
Soal 56A
Keras tidaknya pukulan dalam pencak silat tergantung pada
A. Tegang dan tidaknya otot lengan
B. Pernapasan
C. Sikap kuda-kuda dari kaki
D. Awalan dari pukulan
E. Kekuatan otot perut
Jawaban: A
Pembahasan
Jika otot lengan lembek tidak terjadi kontraksi, maka tenaga yang dihasilkan kurang

Soal 56B
Kelincahan adalah gabungan dari kecepatan dengan
A. Koordinasi
B. Kelentukan
C. Kestabilan
D. Kelembaman
E. Percepatan
Jawaban: A
Pembahasan
Power merupakan gabungan atau hasil kali dari kekuatan dengan kecepatan,
kelincahan merupakan gabungan dari kecepatan dengan koordinasi

Soal 56C
Pukulan yang dilakukan dengan lintasan pukulan dari arah samping luar tubuh pesilat
menuju kea rah dalam tubuh pesilat disebut
A. Pukulan bandul
B. Pukulan lingkar

Program PGDK Kemdikbud 2019

151
C. Pukulan sangkal
D. Pukulan depan
E. Pukulan langsung
Jawaban: B
Pembahasan
Pukulan lingkar, Pukulan lingkar adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan
pukulan dari arah samping luar tubuh pesilat menuju ke arah dalam tubuh pesilat.
Untuk tercapainya hasil optimal dari pukulan lingkar ini, harus didukung dengan
pergerakan bahu dan pinggang yang searah dengan arah pukulan. Hal ini akan
menambah bobot pukulan dengan adanya dorongan berat badan pesilat ke
tangannya.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi dan kombinasi permainan
sederhana dan tradisional untuk menghasilkan keterampilan yang baik.
Uraian Materi:

Tujuan permainan kasti adalah mencetak skor, permainan dimulai dengan pukulan,
bola ditangkap, dioperkan. Untuk dapat kembali ke home base harus lari, dan cara
mematikan lawan dengan cara tik. Slading adalah teknik tambahan untuk menginjak
base tertentu dengan beradu kecepatan dengan lawan agar tidak mati karena di tik,
karena jika sudah menginjak base pemain masih bisa hidup. Menurut Iwan Ridwan
dan Ikman Sulaeman (2008: 12) Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola
kecil. Permainan kasti termasuk permainan beregu. Permainan ini mengutamakan
kegembiraan dan ketangkasan para pemainnya. Untuk dapat memenangkan
permainan, satu regu dituntut untuk bekerja sama dengan baik. Menurut Nasir
Rosyidi dkk. (1982: 12) Permainan kasti adalah permainan yang sangat popular,
hingga di beberapa daerah permainan ini mengalami beberapa perkembangan, yang
kemudian menimbulkan kesukaran-kesukaran karena perbedaan pendapat. Akan
tetapi, kesukaran-kesukaran tersebut (terutama yang mengenai peraturannya) ada
yang tidak mungkin untuk ditetapkan menjadi suatu peraturan. Dalam hal ini
bila ada
pertandingan, segala sesuatu hanya dipertanggungjawabkan atas kebijakan wasit.
Soal 57A
Permainan kasti dapat dimainkan apabila peserta dapat menguasai minimal teknik:
A. Pukulan, tangkapan, operan, lari, tik
B. Tangkapan, slading, tik, lari
C. Tik, pukulan sliding, operan
D. Lari, tik, sliding, tangkapan, operan
E. Slading, tangkapan, operan, lari.
Jawaban: A
Pembahasan
Sebelum mulai dengan bermain kasti anak-anak tentu harus telah cukup cakap dalam
melempar, menangkap dan memikul bola. Karena itu guru janganlah tergesa-gesa
dengan permainan kasti, hendaklah anak-anak dilatih dahulu dalam teknik permainan
itu, yaitu: melempar, menangkap dan memukul bola.

152
Program PGDK Kemdikbud 2019

153
Soal 57B
Jumlah pemain pada permainan Gobak sodor sebanyak
A. 5 orang
B. 3-5 orang
C. 3-7 orang
D. 8 orang
E. Sebanyak mungkin
Jawaban: B
Pembahasan
Gobak sodor adalah permainan tradisional yang merupakan jenis grup yang terdiri
dari dua regu, dimana masing-masing regu terdiri dari 3-5 orang. Permainan ini
memerlukan tempat yang cukup luas karena digunakan untuk kejar-kejaran. Tidak
ada alat khusus yang digunakan, anak-anak hanya menggambar garis dengan kapur
dan untuk membuat acuan garis dalam permainan.

Soal 57C
Pelempar kasti melempar sebanyak dua kali lemparan, lemparan pertama adalah
lemparan yang bertujuan membuat pemukul merasa
A. Marah
B. Terprovokasi
C. Tertipu
D. Malu
E. Gembira

Jawaban: C
Pembahasan
Hendaklah melempari dua kali, yang pertama lemparan “tipuan” supaya lawan
menjatuhkan diri dsb. Sehingga ia dengan mudah dapat dilempar.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi variasi dan kombinasi permainan
sederhana dan tradisional untuk menghasilkan keterampilan yang baik.
Uraian Materi:
Pemain yang sukses melakukan pukulan bola harus segera lari menuju
pemberhentian I, II, III, serta ruang bebas namun secara bertahap dan kemudian
nilai 1 pun diperoleh tim tersebut. Sedangkan nilai 2 dapat diperoleh ketika pemain
sukses berlari melalui tiang-tiang pemberhentian lalu berhasil atas pukulannya
sendiri untuk kembali ke ruang bebas. Untuk tim penjaga yang mampu menangkap
bola lambung secara
langsung, ada nilai 1 yang bisa dikoleksi. Tentunya penentuan pemenang adalah
berdasarkan pada tim yang memperoleh nilai paling tinggi atau banyak.
Soal 58A
Dalam permainan kasti nilai 1 diperoleh apabila:
A. tim penjaga yang mampu menangkap bola lambung
B. Pelari dapat melewati tiang I dan II
C. Peserta yang sukses kembali ke ruang bebas setelah melakukan pukulannya
sendiri

154
Program PGDK Kemdikbud 2019

155
D. Pelari dapat melewati tiang I, II, dan ruang bebas
E. Tim penjaga yang dapat mematikan lawan dengan tik
Jawaban: A
Pembahasan
Pemain yang sukses melakukan pukulan bola harus segera lari menuju
pemberhentian I, II, III, serta ruang bebas namun secara bertahap dan kemudian
nilai 1 pun diperoleh tim tersebut.

Soal 58B
Dalam permainan kasti nilai 1 diperoleh apabila:
A. tim penjaga yang mampu menangkap bola lambung
B. Pelari dapat melewati tiang I dan II
C. Peserta yang sukses kembali ke ruang bebas setelah melakukan pukulannya
sendiri
D. Pelari dapat melewati tiang I, II, dan ruang bebas
E. Tim penjaga yang dapat mematikan lawan dengan tik
Jawaban: D
Pembahasan
Nilai 2 dapat diperoleh ketika pemain sukses berlari melalui tiang-tiang
pemberhentian lalu berhasil atas pukulannya sendiri untuk kembali ke ruang bebas

Soal 58C
Apa yang dilakukan ketika bola terpukul atau terlempar terlalu tinggi dan jauh pada
kasti
A. Lari ke ruang bebas
B. Lari ke base
C. Berdiam diri di tempat
D. Berjalan pelan ke base
E. Mengantri untuk memukul kembali
Jawaban: A
Pembahasan
Kalau bola yang dipukul itu jatuh didekat tiang pertolongan, larilah terus ketiang
bebas

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi komponen-komponen
pengembangan kebugaran jasmani (missal: kecepatan, kekuatan, daya tahan,
kelincahan, kelentukan, kekuatan, dll) untuk menunjang kemampuan fisik yang baik
Uraian Materi:

Perencanaan aktivitas kebugaran yang dilakukan di sekolah dapat berpedoman pada


ciri umum olahraga kesehatan yaitu massal, mudah, murah, meriah serta ciri khusus
dari olahraga kesehatan (Giriwijoyo, 2012:39) yaitu sebagai berikut:
a. Homogen dan submaksimal dalam intensitas atau beban olahraganya, olahraga
dilakukan dengan intensitas yang ± rata/ homogen
b. Tidak ada gerakan-gerakan dengan beban /intensitas yang maksimal
c. Tidak ada pengerahan kemampuan maksimal.

156
Program PGDK Kemdikbud 2019

157
d. Ada kesatuan takaran (dosis)
e. Adekuat, yakni ada batas minimal tertentu untuk intensitas dan waktu
pelaksanaan olahraga kesehatan agar dapat menghasilkan manfaat khususnya dapat
meningkatkan kemampuan fungsional perangkat pendukung gerak.
f. Dapat mencapai intensitas antara 60-80% denyut nadi maksimal sesuai umur.
g. Bebas stress psikis.
Soal 59A
Push-up merupakan jenis latihan untuk melatih kekuatan
A. Otot lengan, bahu, dada
B. Otot kaki, perut, punggung
C. Otot punggung, tangan
D. Otot perut, dada
E. Otot bahu, kaki
Jawaban: A
Pembahasan
Otot lengan, bahu, dada
Jika diperhatikan otot yang paling dominan kontraksi pada saat push-up adalah otot
seluruh lengan, bahu dan dada.

Soal 59B
Weight training dan circuit training dapat melatih
A. Daya tahan
B. Kelincahan
C. Kekuatan
D. Stabilitas
E. kelentukan
Jawaban: A
Pembahasan
Daya tahan adalah kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas atau latihan dalam
waktu yang lama tanpa merasa lelah yang berlebihan setelah melakukan aktivitas
tersebut (Harsono, 2015:56). Pada dasarnya komponen daya tahan terdiri dari dua
yakni daya tahan umum dan daya tahan khusus. Daya tahan umum berkaitan
dengan kemampuan jantung, pernafasan dan pembuluh darah. Sedangkan daya
tahan khusus berkaitan dengan kemampuan otot-otot besar dalam merespon
aktivitas yang berlangsung lama. Bentuk latihan daya tahan antara lain lari, angkat
beban dan bentuk aktivitas lainnya yang mengandung unsur aerobik dan
anaerobik. Metode
latihan daya tahan yang dapat digunakan antara lain fartlek, weigth training maupun
circuit training.

Soal 59C
Peserta didik berlatih kekuatan untuk
A. Menjadi atlet
B. Mampu mengangkat beban berat
C. Meningkatkan derajat kesehatan
D. Menjadi binaragawan
E. Unjuk kekuatan
Jawaban: C

158
Program PGDK Kemdikbud 2019

159
Pembahasan
Perlu diingat bahwa siswa berlatih kekuatan bukan untuk menjadi atlet misalnya
binaragawan melainkan untuk meningkatkan derajat kesehatannya, adapun
keinginan guru untuk membentuk siswa menjadi atlet dapat di lakukan melalui
kegiatan ekstrakurikuler ataupun klub-klub olahraga sekolah yang memiliki program
latihan
terencana.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik kombinasi komponen-komponen
pengembangan kebugaran jasmani (misal: kecepatan, kekuatan, daya tahan,
kelincahan, kelentukan, kekuatan, dll) untuk menunjang kemampuan fisik yang baik.
Uraian Materi:
Kelincahan adalah gabungan kecepatan dan fleksibilitas, maka bentuk latihannya
yang
tepat shuttle run, atau sering dikenal dengan istilah lari zig-zag ada tuntutan lari
cepat dan memindah arah.
Soal 60A
Bentuk latihan kebugaran untuk meningkatkan kelincahan adalah
A. Up hill
B. Lari cepat
C. Down hill
D. Lari naik turun tangga
E. Shuttle run
Jawaban: E
Pembahasan
Kelincahan adalah gabungan kecepatan dan fleksibilitas, maka bentuk latihannya
yang tepat shuttle run

Soal 60B
Bentuk latihan kekuatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah Latihan
A. Latihan beban luar
B. Latihan beban dalam
C. Latihan over dosis
D. Latihan ketahanan
E. Latihan beban maksimal
Jawaban: B
Pembahasan
Bentuk latihan kekuatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani latihan antara lain latihan beban dalam (mis. push up, sit up, scissors split)
maupun beban luar yang tidak terlalu berat (mis. dumbbell and medicine ball
exercise) yang di susun menggunakan metode circuit training yang terdiri dari
beberapa pos
latihan didalamnya.

Soal 60C
Hal apakah yang tidak dibolehkan saat melakukan latihan peregangan
A. Menambah durasi waktu
B. Makan dan minum

160
Program PGDK Kemdikbud 2019

161
C. Menghela nafas
D. Menahan nafas
E. Bernafas secara cepat
Jawaban: D
Pembahasan
Selama proses peregangan olahragawan tidak boleh menahan napas, tetapi
pernapasan tetap harus berjalan normal seperti biasa. Adapun cara pernapasannya,
tarik napas dalam-dalam sebelum melakukan peregangan dan keluarkan napas saat
peregangan.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi variasi dan kombinasi komponen-
komponen pengembangan kebugaran jasmani (misal: kecepatan, kekuatan, daya
tahan, kelincahan, kelentukan, kekuatan, dll) untuk menunjang kemampuan fisik
yang baik.
Uraian Materi:

Dalam memperoleh kebugaran perlu meningkatkan kemampuan fisik melalui


beragam aktivitas gerak terlebih dahulu sebab kebugaran hasil dari proses latihan
yang dilaksanakan dengan terukur dan teratur. Terkait bentuk aktivitas jasmani yang
dapat dilakukan berisi gerak ketrampilan yang dirancang secara sistematis mulai dari
awal penetapan tujuan, tingkatan beban, kualitas latihan (intensitas), kegiatan
pemanasan (warm up), inti, dan pendinginan (cool down) yang disusun
rangkaiannya dan dikemas kedalam suatu bentuk latihan. Proses latihan dapat
meningkatkan kualitas kebugaran seseorang sebab dari latihan terjadi peningkatan
dalam hal daya tahan, kekuatan otot, luas ruang gerak sendi dan kinerja jantung-
pernapasan maka dengan meningkatnya kondisi fisik maka meningkat pula derajat
kebugaran. Tujuan kebugaran pada mata pelajaran pendidikan jasmani tentu
memiliki tujuan tersendiri seperti mencapai kondisi fisik yang lebih baik dan
berpengaruh pada peningkatan mutu siswa serta menjadi suatu upaya
mempersiapkan calon-calon atlet berprestasi dimasa depan. Dengan demikian
pelaksanaan materi kebugaran disekolah dapat digolongkan kedalam bagian
olahraga kesehatan. Mengetahui komponen mana yang termasuk kebugaran jasmani
(physical fitness) dan kesegaran gerak ( motor fitness) sangat diperlukan bagi guru
penjas yang sehari-hari bertugas pembinaan jasmani siswa di sekolah. Komponen
kebugaran jasmani terdiri dari kekuatan, daya tahan umum, daya tahan otot,
kelentukan dan koordinasi, sedangkan komponen kesegaran gerak ( motor fitness)
terdiri dari kecepatan, kelincahan, power dan keseimbangan. Keseluruhan komponen
tersebut membentuk kemampuan biomotorik (biomotor ability) pada diri seseorang.
Terkait komponen kebugaran jasmani dapat dijelaskan sebagai berikut: Daya tahan
adalah kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas atau latihan dalam waktu yang
lama tanpa merasa lelah yang berlebihan setelah melakukan aktivitas tersebut
(Harsono, 2015:56). Pada dasarnya komponen daya tahan terdiri dari dua yakni
daya tahan umum dan daya tahan khusus. Daya tahan umum berkaitan dengan
kemampuan jantung, pernafasan dan pembuluh darah. Sedangkan daya tahan
khusus berkaitan dengan kemampuan otot-otot besar dalam merespon aktivitas
yang berlangsung lama. Bentuk latihan daya tahan antara lain lari, angkat
beban dan

162
Program PGDK Kemdikbud 2019

163
bentuk aktivitas lainnya yang mengandung unsur aerobik dan anaerobik. Metode
latihan daya tahan yang dapat digunakan antara lain farlek, weigth training
maupun circuit training.
Latihan kekuatan diperlukan untuk mengembangkan kemampuan otot-otot besar
yang sering digunakan dalam mendukung aktivitas sehari hari. Latihan kekuatan
dalam pembelajaran penjas tentu tidak sama dengan latihan kekuatan yang
dilakukan oleh seorang atlet dalam latihan prestasi mengingat perbedaan tujuan
latihan yang dimiliki. Atlet berlatih untuk meningkatkan unsur kekuatannya sehingga
mendukung peningkatan penampilannya untuk mencapai prestasi setinggi mungkin
sedangkan siswa melakukan latihan kekuatan bertujuan agar memperoleh
kebugaran sehingga
mendukung peningkatan prestasi belajarnya disekolah.
Soal 61A
Pada latihan kekuatan mengenal prinsip dimana setiap bagian tubuh yang memiliki
komposisi otot lebih banyak perlu dilatih kekuatan untuk meningkatkan kemampuan,
memudahkan dalam mempelajari keterampilan baru dan menghindari cidera adalah
prinsip
A. Total body
B. Utility
C. Kekhususan
D. Urutan latihan
E. Frekuensi
Jawaban: A
Pembahasan
Emral (2017:159) menyatakan bahwa terdapat prinsip-prinsip latihan kekuatan,
antara lain sebagai berikut:
a. Prinsip seluruh tubuh (total body), yaitu setiap bagian tubuh yang memiliki
komposisi otot lebih banyak perlu dilatih kekuatan bertujuan meningkatkan
kemampuan, memudahkan dalam mempelajari ketrampilan baru, dan menghindari
kemungkinan terjadinya cidera.
b. Pemanfaatan (utility), yaitu semua bentuk latihan kekuatan dilakukan seperti
kenyataan gerak yang dilakukan dalam cabang olahraga.
c. Urutan latihan, yaitu pada umumnya urutan latihan kekuatan dimulai dari
kelompok otot yang besar ke yang kecil atau sebaliknya, dari atas ke bawah atau
sebaliknya, dan sasaran kelompok otot selalu bergantian dan berseling.
d. Spesifikasi (kekhususan), yaitu sasaran latihan kekuatan tidak hanya untuk
kelompok otot saja, tetapi juga untuk melatih ketrampilan gerak cabang olahraga,
artinya kelompok otot yang dilatih harus sesuai dengan gerak yang diperlukan
dalam aktivitas sesungguhnya.

Soal 61B
Latihan fleksibilitas menuntut adanya aktivitas pemanasan berupa
A. Lari cepat
B. Jogging
C. Diving
D. Rolling
E. Walking
Jawaban: B

Program PGDK Kemdikbud 2019

158
Pembahasan
Adapun prinsip latihan peregangan antara lain sebagai berikut (Akhmad, 2013:106):
harus didahului dengan aktivitas pemananasan, yaitu dalam bentuk jogging, lari
ditempat (skipping), atau bermain tali (skipping rope) yang bertujuan untuk
menaikkan suhu tubuh, sehingga denyut jantung mencapai antara 120-130 kali
permenit.

Soal 61C
Dodge Game merupakan bentuk permainan bertujuan untuk
A. Koordinasi mata-tangan, keterampilan dan akurasi lemparan
B. Koordinasi mata-tangan, akurasi lemparan dan kekuatan lengan atas
C. Koordinasi mata-tangan, akurasi lemparan dan fokus
D. Koordinasi mata-tangan dan akurasi lemparan
E. Akurasi lemparan dan flesibilitas
Jawaban: D
Pembahasan

Tujuannya: koordinasi mata-tangan dan akurasi lemparan

Tujuan Pembelajaran
Mampu menyusun instrumen tes dan pengukuran untuk kebugaran jasmani.

Uraian Materi:

Tes untuk mengukur daya tahan jantung paru: lari 12 menit, lari 2400 meter,
multistage, naik turun bangku
Tes untuk mengukur kekuatan otot perut: sit-up
Tes untuk mengukur kekuatan otot lengan: push-up
Tes untuk mengukur fleksibilitas mencium lutut
Tes untuk mengukur kelincahan shuttle run
Pull-up untuk mengukur daya tahan otot lengan
Soal 62A
Jika anda ingin mengukur daya tahan jantung paru, kekuatan otot perut, kekutan
otot lengan, fleksibilitas, dan kelincahan, maka tes yang digunakan adalah:
A. Squat-jump, sit-up, back-up, shuttle-run, mencium lutut
B. Lari 12 menit, sit-up, push-up, mencium lutut, shuttle run
C. Naik-turun bangku, sit-up, pull-up, mencium lutut, shuttle run
D. Multistage, back-up, push-up, mencium lutut, shuttle run

Program PGDK Kemdikbud 2019

159
E. Multistage, sit-up, push-up, mencium lutut, lari cepat
Jawaban: B
Pembahasan
Lari 12 menit untuk mengetahui daya tahan paru jantung, kekuatan otot perut
menggunakan sit-up, kekuatan otot lengan dengan push-up, fleksibilitas dengan
mencium lutut dan kelincahan dengan shuttle run

Soal 62B
Penilaian kesegaran jasmani untuk putra dan putri yang berumur 6 sampai 32 tahun
menggunakan battery test dari
A. I.C.S.F.T
B. A.C.S.F.T
C. Cooper
D. Balke
E. Mosston
Jawaban: A
Pembahasan
I.C.S.F.T (international committee on the standardization of physical fitness test)
merupakan organisasi internasional yang sasaran kegiatannya menyusun dan
membakukan berbagai bentuk tes kesegaran jasmani dengan tes A.C.S.F.T berada
dalam naungannya. Tes ini merupakan tes rangkaian yang terdiri dari 8 item tes:
1. lari cepat 50 m (dash/sprint)
2. lompat jauh tanpa awalan
3. bergantung angkat badan untuk putra umur 12 tahun ke atas dan gantung siku
tekuk untuk putri umur kurang dari 12 tahun
4. kekuatan peras
5. lari hilir-mudik 4 x 10 m
6. baring duduk 30 detik
7. lentuk togok ke muka
8. lari jauh: 600 m (putra dan putri kurang dari 12 tahun); 800 m (putri 12 tahun ke
atas); 1000 m (putra 12 tahun ke atas)

Soal 62C
Bentuk tes yang mengukur kelenturan tungkai menggunakan
A. Tes bahu belakang
B. Tes kelenturan dominan sendi
C. Tes split
D. Tes sit and reach
E. Tes cium lutut
Jawaban: C
Pembahasan
1. Bentuk tes kerjasama persendian pinggang dan tungkai yang sudah baku
menggunakan tes sit and reach. Tes ini mengukur keluasan sendi punggung
dengan mengukur jarak raihan ujung jari pada box dengan satuan cm.

Program PGDK Kemdikbud 2019

160
+

0
cm
i menggunakan Tes Split. Bentuk tes ini dilakukan dengan merentangkan kedua kaki kedepan dan belakang. Data yang d

cm

0
3. Pengukuran kelenturan dominan sendi bahu menggunakan tes Bahu belakang. Bentuk tes ini dila

0
cm
-
+

4. Pengukuran Kelenturan otot perut dan dada kerjasama togok, leher . Tes ini dilakukan dengan po

- +
0cm

Tujuan Pembelajaran
Mampu melakukan tes dan pengukuran untuk kebugaran jasmani

Uraian Materi:

Kesegaran jasmani hakekatnya berkaitan dengan kondisi fisik seseorang dalam


melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa

Program PGDK Kemdikbud 2019

161
mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk
melakukan aktivitas lainnya. Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang
untuk menjalankan tugas dengan derajat intensitas moderat, tanpa mengalami
kelelahan yang berlebihan hingga kemudian ia masih mampu menjalankan tugas
berikutnya (Rusli Lutan dan Adang Suherman, 2000: 153). Menurut Sudarno (1992:
9) “Kesegaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas
hariannya dengan baik dan efisien tanpa kelelahan yang berarti dan tubuh masih
memiliki cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak, maupun
untuk menikmati waktu senggang dengan rekreasi yang aktif”.
Menurut Djoko Pekik Irianto, (2004:2), “secara umum, yang dimaksud kebugaran
jasmani adalah kebugaran fisik (physical fitness), yakni kemampuan seseorang
melakukan kerja sehari-hari secara efesian tanpa timbul kelelahan yang berlebihan
sehingga masih dapat menikmati waktu luang”.
Kriteria komponen kesegaran jasmani menurut Roji (2007:90) meliputi berbagai hal
berikut ini: 1) daya tahan jantung peredaran darah dan paru-paru, 2) kemampuan
adaptasi biokimia, seperti: jumlah enzym- enzym dalam darah dan konsentrasi asam
laktat dalam plasma darah, 3) bentuk tubuh, 4) kekuatan otot, 5) tenaga ledak otot,
6) Daya tahan otot, 7) kecepatan, 8) kelincahan, 9) kelentukan, 10) kecepatan reaksi,
11) koordinasi.
Menurut Djoko Pekik Irianto, (2004:4), membagi komponen kesegaran jasmani
menjadi 4 hal yaitu: 1) daya tahan paru-jantung yakni kemampuan paru-jantung
mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam jangka waktu lama, 2) kekuatan dan daya
tahan otot, 3) Kelentukan, 4) Komposisi tubuh.
Dalam mengukur tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa tes kesegaran jasmani antara lain :
a. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
b. Harvard step test
c. Tes ACSPFT (Asian Committee on the Standardization of Physical Fitness Test)
d. Cooper
Soal 63A
Cara melakukan Tes Gantung Angkat Tubuh untuk peserta putra, yang benar apabila:
A. Pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun
B. Pada waktu mengangkat badan, dagu berada di bawah palang tunggal
C. Pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus
D. Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki tetáp
merupakan satu garis lurus.
E. Gerakan menggantung ini dilakukan bertahan selama 60 detik.
Jawaban: D
Pembahasan
Tes gantung angkat tubuh untuk putra dilakukan pull-up berulang kali bukan
bertahan, dengan ketentuan seluruh anggota tubuh tetap lurus

Soal 63B
Tes kesegaran jasmani A.C.S.P.F.T untuk SD terdiri berapa macam tes
A. 3
B. 6
C. 7

Program PGDK Kemdikbud 2019

162
D. 8
E. 9
Jawaban: C
Pembahasan
Tes kesegaran jasmani A.C.S.P.F.T untuk SD sebagai berikut:
1. Lari cepat 50 m
2. Lompat jauh tanpa awalan
3. A. Gantung angkat badan untuk putra umur 12 th ke atas; B. Gantung siku tekuk
untuk putri 12 th ke atas serta, putra dan putri kurang dari 12 tahun
4. Lari hilir mudik 4 x 10 m
5. Baring duduk 30 detik
6. Lentuk togok ke muka
7. Lari: a. 1000 m untuk putra 12 th ke atas; b. 800 m untuk putri 12 th ke atas; c.
600 m untuk putra dan putri kurang dari 12 th

Soal 63C
Rangkaian TKJI umur 6 – 9 tahun putra dan putri adalah
A. Lari 30 m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 m
B. Lari 40 m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 m
C. Lari 50 m, gantung angkat tubuh 60 detik, baring duduk 60 detik, loncat
tegak, lari 1000 m
D. Lari 50 m, gantung siku tekuk, baring duduk 60 detik, loncat tegak, lari 800 m
E. Lari 60 m, gantung angkat tubuh 60 detik, baring duduk 60 detik, loncat
tegak, lari 1200 m
Jawaban: A
Pembahasan
1. Lari 30 m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 m
(TKJI umur 6-9 tahun putra dan putri)
2. Lari 40 m, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 m
(TKJI umur 10-12 tahun putra dan putri)
3. Lari 50 m, gantung angkat tubuh 60 detik, baring duduk 60 detik, loncat tegak,
lari 1000 m (TKJI remaja umur 13-15 tahun putra)
4. Lari 50 m, gantung siku tekuk, baring duduk 60 detik, loncat tegak, lari 800 m
(TKJI remaja umur 13-15 tahun putri)
5. Lari 60 m, gantung angkat tubuh 60 detik, baring duduk 60 detik, loncat tegak,
lari 1200 m (TKJI remaja umur 16-19 tahun putra)

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi dan kombinasi rangkaian senam
lantai dan alat untuk menghasilkan keterampilan gerak senam yang baik.
Uraian Materi:

Kejuaraan senam sedunia dimulai sejak tahun 1881. Senam pertandingan tersebut
adalah perkembangan dari senam lantai. Acara pertandingannya terdiri dari:
a. Free Calesthenic
b. Flying Rings

Program PGDK Kemdikbud 2019

163
c. Tumbling
d. Rope Climbing 25 feet
e. Club Swinging

Setelah itu, sejak Olympiade modern tahun 1896 di Athena, perlombaan senam
putra tercantum dalam acara. Juara pertamanya seorang Italia bernama Braglia.
Perlombaan senam putri diadakan baru dalam Olympiade tahun 1928 di Amsterdam.
Juara pertamanya adalah atlet dari negeri Belanda. Pada Olympiade tahun 1912 di
Stockholm acaranya berlainan. Dalam acara tersebut tercantum:
a. Pertandingan beregu yang terdiri dari 16 sampai 40 orang. Latihanlatihannya
menurut sistem Swedia, lamanya 45 menit.
b. Pertandingan beregu menurut salah satu sistem selain sistem Swedia.
c. Pertandingan perorangan pada alat : palang tunggal. Palang sejajar, gelang-
gelang dan kuda-kuda.
d. Demonstrasi beregu, putra dan putri.

Sampai pada Olympiade 1928, Italia selalu memegang supremasi. Pada Olympiade
1932, jago-jagonya beranjak dari Amerika. Pada Olympiade 1936, Jermanlah yang
beranjak menggondol medali. Pada Olympiade 1948, regu putri dari Cekoslowakia
dan Hongaria muncul sebagai juara-juara. Setelah Olympiade tersebut senam yang
dipertandingkan dalam acara-acara Olympiade berikutnya dan kejuaraankejuaraan
senam yang diselenggarakan sesudah tahun 1948 disebut senam “Artistik”. Jenis-
jenis yang diperlombakan pada tiap Olympiade semula selalu berubah, baru pada
Olympiade tahun 1956 di Melbourne ditetapkan jenis-jenis latihan yang sama untuk
perlombaan pada masamasa Olympiade yang akan datang. Senam seperti yang
dipertandingkan di Olympiade disebut “International Gymnastiek Event” atau Nomor
Senam Internasional. Dalam perlobaan itu dibedakan antara senam putra dan senam
putri.
Senam putra terdiri dari:
a. Senam lantai (Floor Exercise)
b. Palang sejajar (Parallel Bars)
c. Palang tunggal (Horizontal Bars)
d. Kuda-kuda lompatan (Vaulting Horse)
e. Kuda-kuda berplana (Pommeld Horse)
f. Gelang-gelang (Rings)
Senam putri terdiri dari:
a. Senam lantai (Floor Exercise)
b. Pelang bertingkat (Uneven Bars)
c. Balok keseimbangan (Balance Beam)
d. Kuda-kuda lompatan (Vaulting Horse)

Senam lantai merupakan salah satu cabang olahraga senam yang dilakukan di atas
lantai atau lapangan dengan menggunakan matras. Unsur-unsur gerakan senam
lantai terdiri dari gerakan mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara,
menumpu dengan tangan, menumpu dengan kaki untuk mempertahankan sikap
seimbang atau pada saat meloncat ke belakang maupun meloncat ke depan. Senam
lantai disebut juga dengan latihan bebas karna pada saat senam lantai tidak
menggunakan alat apapun. Gerakan senam lantai dimulai dari komposisi gerakan

Program PGDK Kemdikbud 2019

164
ringan, gerakan sedang, gerakan berat, dan gerakan akrobatik, yang mengandung
gerakan ketangkasan, keluwesan, keseimbangan. Gerakan senam lantai digunakan
dalam waktu 90 detik untuk pria dan 70 detik untuk wanita. Menurut Hidayat Imam
(2013 : 10) mendefinisikan senam sebagai, “Suatu latihan tubuh yang dipilih dan
dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara
sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan
keterampilan, dan menanamkan nilai- nilai mental spiritual”. Sedangkan Margono
Agus (2009 : 17) mengatakan, “Senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh
pada lantai pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan,
kelentukan, kelincahan, koordinasi, dan kontrol tubuh”. Jadi fokusnya adalah tubuh,
bukan alatnya, bukan pula pola-pola gerakannya, karena gerakan apapun yang
digunakan, tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan
pengontrolannya. Soekarno Wuryati (2014: 110) senam dengan istilah lantai,
merupakan gerakan atau bentuk latihan yang dilakukan diatas lantai dengan
beralaskan permadani atau sebangsanya sebagai alat yang dipergunakan. Bentuk-
bentuk latihan dalam senam lantai (floor exercise) meliputi guling depan (forward
roll), guling belakang (back roll), kayang, splits, guling lenting (roll kip), berdiri
dengan kepala (hand stand), meroda (rad slag atau cart wheel) dan lain sebagainya.
Berdasarkan materi yang ada dalam senam lantai (floor exercise), keterampilan
tersebut diatas terbagi dalam unsur gerakan yang bersifat statis (di tempat) dan
dinamis (berpindah tempat). Keterampilan senam lantai yang bersifat statis (di
tempat) meliputi: kayang, sikap lilin, splits, dan lain sebagainya, sedangkan
keterampilan senam lantai yang bersifat dinamis (berpindah tempat) meliputi: guling
depan, guling belakang, guling lenting, meroda, loncat harimau, lompat kangkang.

Gerak keterampilan senam lantai


1. Kayang. Kayang adalah posisi kaki bertumpu dengan empat titik dalam keadaan
terbalik dengan meregang dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada
gerakan kayang yaitu dengan menempatkan kaki lebih tinggi memberikan
tekanan pada bahu dan sedikit pada pinggang. Manfaat dari gerakan kayang
adalah untuk meningkatkan kelentukan bahu,bukan kelentukan pinggang.
2. Split. Split adalah gerakan senam lantai dengan cara membuka kedua kaki ( front
split/side split) sampai selangkangan paha menyentuh lantai dengan kedua lutut
lurus.
a. Split depan (front split)
b. Sikap lilin
c. Berdiri dengan kepala (head and hand balance/headstand)
d. Berdiri dengan tangan (handsand)
e. Guling depan (forward roll)
f. Guling depan lurus (roll apress)
g. Guling depan kangkang (split roll)
h. Guling belakang (backward roll)
1) Guling belakang gulung (backward roll)
2) Guling belakang lurus
3) Guling belakang kangkang (split)
i. Kiep
1) Guling lenting/lenting tengkuk (roll keep/neck spring/neck kiep)
2) Lenting kepala (head kiep)

Program PGDK Kemdikbud 2019

165
j. Meroda (cartwell/radslag)
k. Lenting tangan (handspring)
l. Flip flag (back gand spring)
m. Loncat harimau (tiger sprong)
Soal 64A
Dalam senam lantai, gerakan melangkah yang disertai tolakan kaki sehingga ada
saat badan melayang di udara, mendarat dengan salah satu kaki disusul dengan
kaki yang lainnya merupakan gerakan dasar ...
A. Step
B. Loncat
C. Langkah
D. Sikap Badan
E. Pendaratan
Jawaban: B
Pembahasan
Lompat adalah kegiatan mendorong tubuh ke atas dengan menggunakan satu kaki.
Sedangkan loncat itu mendorong tubuh ke atas dengan menggunakan dua kaki. Dari
definisi ini pula, bisa kita simpulkan nama-nama istilah olahraga yang tepat
digunakan, yaitu:

1. lompat tinggi, bukan loncat tinggi


2. lompat jauh, bukan loncat jauh
3. lompat galah, bukan loncat galah
4. loncat indah, bukan lompat indah
5. loncat harimau, bukan lompat harimau
6. loncat katak, bukan lompat katak

Soal 64B
Gerakan melenting badan ke atas depan yang dilakukan dengan lemparan kedua kaki
dan menolakkan tangan dengan kuat dari matras kemudian membusurkan tubuh
bagian belakang dengan kaki (lutut) tetap lurus yang diakhiri dengan sikap berdiri
adalah gerakan
A. Kiep
B. Lenting kepala
C. Meroda
D. Lenting tangan
E. Flip Flag
Jawaban: A
Pembahasan
Kiep adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang dilakukan dengan
lemparan kedua kaki dan menolakkan tangan dengan kuat dari matras kemudian
membusurkan tubuh bagian belakang dengan kaki (lutut) tetap lurus yang diakhiri
dengan sikap berdiri. Tolakan tersebut dimulai dari sikap setengah guling ke belakang
atau setengah guling ke depan dengan kedua kaki rapat dan lutut lurus. Cara
melakukan kiep adalah:
1. Sikap permulaan, tidur terlentang atau duduk berlunjur, kedua kaki rapat dan lurus

Program PGDK Kemdikbud 2019

166
2. Kedua kaki bersamaan diangkat ke belakang melewati kepala, kedua telapak
tangan di samping telinga dan siku ditekuk, jari-jari tangan mengarah ke pundak
3. Gerakannya, Angkat kedua kaki besamaan lurus ke atas, ke arah belakang hingga
pinggul dan pinggang ke atas ke arah depan, bersamaan dengan gerakan lecutan
dari arah pinggul dan pinggang ke atas depan dan kedua tangan ditolakkan
sekuat- kuatnya, hingga dapat berdiri atau setidak-tidaknya jongkok
Kiep dibagi menjadi guling lenting/lenting tengkuk dan lenting kepala

Soal 64C
Kesalahan yang sering terjadi saat melakukan gerakan berdiri dengan tangan adalah
A. Siku-siku lengan lurus
B. Penempatan tangan sebagai tumpuan sejajar
C. Jari tangan melebar
D. Pinggang terlalu melenting, kepala kurang menengadah
E. Pandangan ke atas
Jawaban: D
Pembahasan
Kesalahan yang sering terjadi saat melakukan gerakan berdiri dengan tangan:
a. Pinggang terlalu melenting, kepala kurang menengadah
b. Siku-siku lengan bengkok
c. Penempatan tangan sebagai tumpuan kurang atau terlalu lebar
d. Arah jari tangan tidak ke depan dan jari tangan terlalu rapat
e. Ayunan kaki belakang ke atas kurang baik ( kurang atau terlalu ke depan)
dan lutut dibengkokkan
f. Pada saat mengayun (melemparkan) kaki keatas, bahu mundur ke belakang
dan kepala kurang menengadah
g. Menegangkan otot leher, bahu dan pinggang, sehingga menghambat gerakan
h. Kurang usaha mempertahankan sikap handstand untuk beberapa saat,
sehingga cepat roboh
i. Waktu roboh melepaskan tangan tumpuan atau tidak menekuk leher (untuk
berguling kedepan)

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi variasi dan kombinasi rangkaian
senam lantai dan alat untuk menghasilkan keterampilan gerak senam yang baik.
Uraian Materi:

Senam merupakan salah satu jenis olahraga yang gerakannya dilakukan dilantai
atau matras yang berukuran kira kira 12 meter persegi. Matras tersebut dilengkapi
dengan bantalan empuk sehingga tidak berbahaya untuk tubuh. Gerakan senam
lantai ini juga termasuk kedalam materi pembelajaran sekolah. Biasanya para murid
melakukan gerakan senam ini dilapangan yang berumput ataupun diatas matras.
Pelaksanaan senam tersebut tidak memerlukan peralatan tambahan
Gerakan senam lantai mengkombinasikan beberapa unsur gerakan menjadi satu
misalnya unsur kekuatan, unsur pegangan, unsur fleksibilitas, unsur keseimbangan
dan unsur lainnya. Gerakan ini dilakukan dengan harmonis dan ritme yang pas.

Program PGDK Kemdikbud 2019

167
Gerakan senam lanti dapat dibagi menjadi beberapa jenis misalnya guling depan,
guling belakang, salto, lompat harimau, dan sebagainya.
Soal 65A
Gerakan meroda dikatakan sempurna apabila posisi kaki
A. Dua kaki lurus ke atas, pada hitungan ketiga posisi kaki menjadi depan
belakang
B. Ditekuk sedikit ketika di atas
C. Kaki kanan lurus ditarik ke atas,sedangkan kaki kiri ditekuk sedikit ke depan
D. Ketika di atas, kedua kaki lurus membentuk huruf V
E. Kaki kanan lurus ditarik agak ke depan
Jawaban: C
Pembahasan
Meroda atau chartwhell cirinya seluruh anggota tubuh stretch seperti jari-jari roda
agar dapat memutar.

Soal 65B
Gambar di bawah ini adalah jenis dari senam lantai yaitu

A. Round off
B. Meroda
C. Loncat
D. Lompat
E. Lompat jongkok
Jawaban: A
Pembahasan
Jenis gerakan senam lantai dapat berupa gerakan round off. Round off merupakan
gerakan senam lantai yang dapat dilakukan menggunakan beberapa cara seperti
menumpukan badan pada kedua tangan kemudian melakukan tolakan ketika kedua
kaki mendarat kelantai dan melakukan handstand dengan cara memutarkan badan
dengan sumbu yang tegak. Gerakan round off dapat dilakukan dengan dua orang
sehingga dapat saling membantu. Berikut cara melakukan gerakan round off :
 Lakukan gerakan dengan mengangkat salah satu tangan secara bergantian.
 Ketika salah satu tangan diangkat, letakkan tangan tersebut didepan dan
tangan yang lainnya berada disamping tangan tersebut. Setelah itu badan
diputar dengan sumbu yang tegak.

Program PGDK Kemdikbud 2019

168
 Setelah itu anda dapat melakukan gerakan handstand dengan menggunakan
dua tangan yang mengarah kedepan. Ketika tangan sudah menyentuh lantai
kemudian diputar sampai mendapatkan posisi ke arah depan.
 Posisi kedua kaki rapat dan tolakkan sampai tangan tidak menyentuh lantai.
Lakukan gerakan tersebut dengan lebih cepat.

Soal 66C
Kesalahan saat melakukan hand stand roll adalah
A. Bahu terlalu kaku
B. Tangan menumpu terlalu jauh
C. Awalan terlalu pendek
D. Pandangan mata ke bawah
E. Tangan lurus ke depan
Jawaban: B
Pembahasan
Kesalahan umum yang biasa dilakukan ialah
1. tangan menumpu bengkok,
2. bahu terlalu menjulur ke depan,
3. kepala tunduk,
4. tangan menumpu terlalu jauh,
5. ayunan dan tolakkan kaki kurang kuat atau terlalu kuat.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik variasi aktivitas gerak berirama/ritmik
(aerobic, SKJ, dan senam irama lainnya) untuk menghasilkan keterampilan gerak
senam ritmik yang baik.
Uraian Materi:

Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola
irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi
tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik (Mahendra, 2008: 32).
Sutoto (1993: 21) menulis bahwa aktivitas ritmik adalah “kegiatan berirama”.
Kegiatan ini berbentuk gerakan-gerakan berirama yang kreatif. Aktivitas ritmik dapat
dikelompokkan menjadi dua kegiatan, yakni kelompok pertama adalah aktivitas
ritmik terstruktur baku yaitu aktivitas gerak yang baku, mengikuti irama yang baku
dan dilaksanakan secara baku di seluruh Indonesia, seperti aktivitas Senam
Kesegaran Jasmani, Senam Santri, Senam Pramuka, Senam Indonesia Sehat, dan
lain-lain. Kelompok kedua adalah kelompok aktivitas ritmik terstruktur bebas yaitu
aktivitas yang dilaksanakan melalui proses kreativitas guru dan siswa dimana gerak
dan musiknya bebas tidak dibakukan secara nasional, artinya setiap sekolah atau
kelompok belajar atau siapapun bebas berekspresi dan kreatif menciptakannya.
“Aktivitas Ritmik adalah pengembangan keterampilan irama gerak dan seni gerak
berirama serta pengembangan aspek pengetahuan/konsep yang relevan serta nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajarannya memfokuskan
pada kesesuaian atau keterpaduan antara gerak dan irama” (Kurikulum, 2003: 7).

Program PGDK Kemdikbud 2019

169
Sutoto (1993: 21) menulis bahwa aktivitas ritmik adalah “kegiatan berirama”.
Kegiatan ini berbentuk gerakan gerakan berirama yang kreatif. Selanjutnya Gladys
Andrews Fleming dalam bukunya” Creative Rhytmic Movement” yang ditulis Sutoto
(1993: 21) menulis bahwa,” Gerakan Berirama yang kreatif adalah suatu Tari”.
Enoch Atma Subrata dalam Sutoto (1993) menulis bahwa, “ Tari adalah susunan
sikap tubuh di dalam ruang, berlandaskan “irama dan gerak”. Bagong Kusudiardjo
dalam Sutoto (1993), menyatakan bahwa “Tari mengandung unsur unsur gerak-
irama penghayatan”. Aktivitas ritmik dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengembangkan orientasi gerak tubuh, sehingga
anak-anak memiliki unsur-unsur kemampuan tubuh yang multilateral. Menurut
Syahara (2004: 34) bahwa aktivitas ritmik termasuk menari dalam Pendidikan
jasmani merupakan suatu proses pembentukan dasar gerak anak. Anak akan selalu
tertantang bagaimana mereka dapat mengungkapkan diri melalui gerakan. Proses
pembelajaran akan berjalan dengan baik sejauh guru mampu memberikan kegiatan
ini secara tepat, maksudnya memberikan kebebasan kepada anak untuk dapat
mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui gerak. Setiap anak diberi
kesempatam untuk mengekspresikan dirinya secara individual, sehingga dapat
memberikan kepuasan
bagi anak.
Soal 67A
Unsur-unsur di bawah ini yang tidak dibutuhkan saat melakukan gerakan senam
irama yaitu
A. Kelentukan
B. Kontinuitas
C. Kecepatan gerak
D. Ketepatan dengan irama
E. Keluwesan
Jawaban: C
Pembahasan
Karakteristik senam irama, mengalir seperti air (kontinuitas gerakan), flesibilitas,
ketepatan dengan irama, keluwesan gerak.

Soal 67B
Senam yang bertujuan untuk memberikan rangsangan agar pertumbuhan badan
dapat tumbuh secara wajar dan untuk memelihara kesehatan badan adalah sistem
senam
A. Kebugaran
B. Kalistenik
C. Jerman
D. Swedia
E. Austria
Jawaban: E
Pembahasan
Senam ini bertujuan untuk memberikan rangsangan agar pertumbuhan badan dapat
tumbuh secara wajar dan untuk memelihara kesehatan badan.

Soal 67C

Program PGDK Kemdikbud 2019

170
Sistematika dalam senam dengan gerakan pemanasan, latihan inti, latihan
pembentukan dan peregangan dan pendinginan merupakan ciri dari
A. Senam dansa
B. Senam waltz
C. Senam aerobic
D. Senam jantung
E. Senam kesegaran jasmani
Jawaban: C
Pembahasan
1. Pemanasan merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk mengawali suatu
aktivitas olahraga atau latihan dengan tujuan untuk mempersiapkan seluruh
tubuh
/ anggota badan agar dapat melakukan aktivitas gerakan yang lebih berat pada
latihan berikutnya dan tidak menimbulkan terjadinya cidera. Pemanasan terdiri
dari
• Gerakan setempat ( Isolation)
• Pemompa jantung ( Full Body Movement)
• Kelenturan dan peregangan (Flexibility and Stretching)
2. Latihan inti meliputi 3 (tiga) bagian yaitu:
• pemanasan aerobic dengan menggunakan low impack aerobic.
• Puncak aerobic dilakukan dengan menggunakan low impack, high
impack, dan mix impack.
• Pendinginan dilakukan dengan menggunakan low impack aerobic.
3. Latihan Pembentukan (Calishenic). Latihan pembentukan otot-otot tubuh dapat
dilakukan dengan beban tubuh sendiri atau dengan beban luar. Latihan ini
meliputi pembentukan otot lengan atas, bahu, dada, perut, punggung, pinggang
dan lain sebagainya.
4. Peregangan dan Pendinginan. Latihan pendinginan dilakukan dengan tujuan
menurunkan suhu badan sehingga kembali ke normal, dengan menurunkan
intensitas latihan secara bertahap melalui gerakan- gerakan melenturkan dan
meregangkan otot tubuh dengan rileks secara perlahan-lahan.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik kombinasi aktivitas gerak
berirama/ritmik (aerobic, SKJ, dan senam irama lainnya) untuk menghasilkan
keterampilan gerak senam ritmik yang baik.
Uraian Materi:

Sebelum istilah aktivitas ritmik muncul dalam kurikulum pendidikan jasmani, ada
istilah senam irama, yaitu gerak-gerak senam yang diiringi oleh irama, sehingga
hanya sebatas gerak senam, seperti yang dikemukakan oleh Toho Cholik dan Rusli
Lutan (1997: 58), bahwa senam irama merupakan sebuah corak senam yang
menekankan irama dalam pelaksanaan gerakannya. Senam irama sangat erat
hubungannya dengan bidang seni yaitu seni musik dan seni tari, seperti
dikemukakan oleh Aip
Syarifuddin dan Muhadi (1992: 118), bahwa perkembangan senam irama itu mulai
timbul bersamaan dengan adanya perubahan di dalam bidang seni panggung, seni

Program PGDK Kemdikbud 2019

171
musik, dan seni tari. Pengertian aktivitas ritmik lebih luas, yaitu mencakup semua
rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan
dengan perubahan tempo atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan
musik atau ketukan di luar musik (Agus Mahendra, 2008). Aktivitas ritmik memiliki
karakteristik sebagai gerak kreatif yang lebih dekat ke wilayah seni, sehingga
pembahasan aktivitas ritmik disandarkan pada teori tari atau dansa. Aktivitas ritmik
dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat dipergunakan sebagai alat untuk
mengembangkan orientasi gerak tubuh, sehingga anak-anak memiliki unsur-unsur
kemampuan tubuh yang multilateral. Menurut Sayuti Syahara (2004) bahwa aktivitas
ritmik termasuk menari dalam pendidikan jasmani merupakan suatu proses
pembentukan dasar gerak anak. Anak akan selalu tertantang bagaimana mereka
dapat mengungkapkan diri melalui gerakan. Proses pembelajaran akan berjalan
dengan baik sejauh guru mampu memberikan kegiatan ini secara tepat, maksudnya
memberikan kebebasan kepada anak untuk dapat mengekspresikan pikiran dan
perasaan melalui gerak. Setiap anak diberi kesempatam untuk mengekspresikan
dirinya secara individual, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi anak.
Aktivitas ritmik sangat mengandalkan keserasian antara gerakan tubuh dengan
irama. Ada empat aspek dalam struktur irama yang meliputi:
1. Ketukan (pulse beat). Ketukan adalah nada atau bunyi yang mendasari
struktur irama. Pengenalan ketukan terhadap anak dapat melalui bunyi dari
langkah, berdetiknya jarum jam, metronome, tepukan tangan, dan
sebagainya. Ketukan dapat terjadi dalam tempo yang cepat, sedang, atau
lambat, serta dalam tingkat kecepatan yang tetap maupun berubah-ubah.
2. Aksen. Aksen atau tekanan adalah suatu suara keras ekstra atau gerakan
keras ekstra. Dapat pula dalam bentuk kumpulan suku kata yang diberi
tekanan atau satuan ketukan yang diberi tekanan atau diaksentuasi.
3. Pola irama. Pola irama adalah rangkaian suara atau gerakan pendek yang
diletakkan di atas ketukan yang mendasari. Pola irama ini dapat bersifat rata
dan dapat pula tidak rata. Contoh dari pola irama yang rata seperti gerak
jalan, lari, lompat, hop, leap, dan waltz. Sedangkan contoh dari pola irama
yang tidak rata seperti berderap, skip, langkah-tutup-langkah.
4. Birama musik (phrase). Birama adalah pengelompokan alami dari satuan
ukuran untuk memberikan rasa tergenapi sementara. Birama sedikitnya
terdiri dari dua ukuran panjang dan merupakan ekspresi dari gagasan atau
konsep yang utuh dari musik. Satu rangkaian gerak dibuat untuk setiap
birama musik.
Soal 68A
Salah satu bentuk latihan aerobik gerakan high impact adalah ....
A. Mambo
B. Lompat
C. waltz
D. cha-cha
E. langkah
Jawaban: B
Pembahasan
High-impact adalah gerakan dengan intensitas tinggi, dihasilkan dari gerakan lompat,
loncat, lari (ada layangan di udara)

Program PGDK Kemdikbud 2019

172
Soal 68B
Tiga tahapan transformasi gerak adalah
A. Gerak untuk kepentingan gerak itu sendiri, pusat perhatiannya memiliki satu
pengalaman estetika, menuntaskan transisi dari keseharian ke dalam gerakan
artistik
B. Gerak untuk kepentingan gerak itu sendiri, pusat perhatiannya memiliki satu
pengalaman estetika, menuntaskan transisi dari keseharian ke dalam gerakan
utuh
C. Gerak lokomotor, non-lokomotor, manipulative
D. Locomotion, stepping, gesturing
E. Jumping, stillness, turning
Jawaban: A
Pembahasan
Wall dan Murray (1984) dalam Agus Mahendra (2008) mengidentifikasi tiga tahapan
transformasi gerak, yaitu:

Tahapan 1. Gerak untuk kepentingan gerak itu sendiri, maksudnya mengembangkan


kesadaran kesenangan anak dalam bergerak dan ini memerlukan perhatian yang
khusus.
Tahapan 2. Pusat perhatiannya memikiki satu pengalaman estetika, maksudnya
gerakan-gerakan anak sehari-hari ditranformasi ke dalam satu bentuk yang
mempunyai makna baru bagi anak dan perlu diarahkan.
Tahapan 3. Menuntaskan transisi dari keseharian ke dalam gerakan artistik, dengan
tujuan memberi bentuk, menciptakan struktur tarian serta menampilkan.

Soal 68C
Gerakan melompat dengan satu kaki dan mendarat dengan kaki yang sama disebut
dengan gerakan
A. Berl
B. Meloncat
C. Hop
D. Sliding
E. Skipping
Jawaban: C
Pembahasan
Hop (jangkit) adalah gerakan melompat dengan satu kaki dan mendarat dengan kaki
yang sama

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi variasi dan kombinasi aktivitas gerak
berirama/ritmik (aerobic, SKJ, dan senam irama lainnya) untuk menghasilkan
keterampilan gerak senam ritmik yang baik
Uraian Materi:
Seorang anak agar dapat menjadi baik bentuk tubuhnya, posturnya, gerakannya anak
tersebut harus menguasai sikap dasar senam. Sikap dasar senam meliputi : Berbaring

Program PGDK Kemdikbud 2019

173
adalah meletakkan badan dengan punggung atau sisi badan di sebelah bawah,
menyentuh lantai. Macam-macam posisi berbaring : 1. Menelentang. Menelentang
merupakan posisi badan menghadap keatas dengan punggung di sebelah bawah
menyentuh lantai. 2. Menelungkup. Menelungkup merupakan posisi badan dengan
punggung menghadap ke atas, bagian perut menyentuh lantai. 3. Miring. Berbaring
miring merupakan posisi badan dengan sisi tubuh menghadap/ menyentuh lantai.
Berikutnya adalah duduk, dimana duduk bersila, duduk bersimpuh, jongkok, berdiri,
berjalan, berlari, menarik dan mendorong, melompat dan meloncat, merangkak.
Soal 69A
Gerakan yang diberikan pada saat pemanasan dalam senam aerobik:
A. Berbagai pola langkah
B. Gerak tangan
C. Short streach
D. Long streach
E. V-step
Jawaban: D
Pembahasan
Gerakan yang dilakukan saat pemanasan aerobic berfungsi untuk mempersiapkan
tubuh melakukan gerakan yang lebih berat/sulit dan meningkatkan suhu tubuh,
gerakannya berbagai pola langkah, gerakan tangan, penguluran pendek.

Soal 69B
Lagu berirama mars termasuk dalam irama yang cepat dan pada umumnya
bernuansa semangat, dan bersifat riang gembira, tanda iramanya adalah
A. 1/5
B. 1/3
C. 1/6
D. 2/4
E. 4/3
Jawaban: D
Pembahasan
Lagu berirama mars termasuk dalam irama yang cepat dan pada umumnya
bernuansa semangat, dan bersifat riang gembira. Aktivitas ritmik dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, untuk memperkenalkan irama kepada anak didik
sangat cocok menggunakan lagu-lagu mars, terutama ketika mempelajari pola
langkah. Tanda irama pada lagu- lagu berirama mars menggunakan tanda irama
2/4, tetapi ada juga yang menggunakan tanda irama 4/4 yang berirama sedang.
Angka 2 diartikan bahwa di antara dua garis berirama dalam lagu tersebut terdapat
2 ketukan/hitungan. Angka 4 atau lengkapnya 1⁄4 berarti bahwa not itu harganya
1⁄4 dan mendapat satu ketukan/hitungan. Sehingga irama 2/4 cukup dibunyikan
dengan hitungan 1-2, 1-2, dan seterusnya. Contoh lagu-lagu yang berirama 2/4
adalah: Manuk dadali, Hari merdeka, Bambu runcing dsb., sedangkan contoh lagu-
lagu yang berirama 4/4 adalah: Maju tak gentar, Halo-halo Bandung, Dari Sabang
sampai Merauke, dan sebagainya. Irama mars harus mampu membawa anak ke
suasana semangat dan
riang gembira dalam melakukan aktivitasnya. Anak-anak diajak bernyanyi bersama
sambil tersenyum, dipenuhi semangat dalam setiap langkahnya.

174
Program PGDK Kemdikbud 2019

175
Soal 69C
Bentuk tarian yang dapat diberikan di sekolah yaitu
A. Singing dance, folk dance, creative dance
B. Tari tradisional
C. Tari kontemporer
D. Waltz
E. Dansa
Jawaban: A
Pembahasan
Kehadiran aktivitas ritmik dalam kurikulum pendidikan jasmani di sekolah dasar perlu
direspon secara positif oleh guru-guru pendidikan jasmani. Sebelum ada istilah
aktivitas ritmik, sudah ada istilah senam irama tetapi hanya sebatas pada gerak
senam yang diiringi oleh irama. Sedangkan aktivitas ritmik pengertiannya lebih luas
lagi yaitu rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama,
disesuaikan dengan perubahan tempo atau semata-mata gerak ekspresi tubuh
mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. Aktivitas ritmik merangkum
antara tarian dan dansa. Bentuk tarian yang dapat diberikan di sekolah yaitu tarian
nyanyian (singing dance), tarian rakyat (folk dance) dan tarian kreatif (creative
dance). Guru hendaknya memberikan aktivitas ritmik di sekolah dasar melalui gerak-
gerak dasar yang fundamental yaitu gerakan yang bersifat mendasari yang
diperlukan agar membekali mereka dengan fundament yang kokoh, terdiri dari
gerak lokomotor, nonlokomotor,
dan manipulatif. Selain itu juga dasar-dasar langkah dan pengertiat irama waltz
serta cha-cha perlu diberikan.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis teknik gaya-gaya renang dan loncat indah
untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik
Uraian Materi:

Forward dive adalah loncat kedepan merupakan loncatan yang dimulai dengan
tubuh menghadap air. Pada posisi lay out lengan digerakan kesisi dengan gerakan
yang anggun dan mulus bagaikan sayap, kemudian disatukan di atas kepala
sebagai persiapan untuk masuk ke dalam air (Haller, D. 2008:73). Indik Karnadi, dkk.
(2008:5.17) menambahkan hentakan kedua ujung telapak kaki ke papan loncat
sampai membuat sikap melayang lurus di udara, pertahankan sikap tersebut sampai
masuk dalam air. Back Dive diawali dengan peloncat mengambil posisi
membelakangi kolam. Loncatan dari papan hamper lurus ke atas dan pada teknik ini
dapat digunakan posisi layout atau pike (Haller, D. 2008:74). Indik Karnadi, dkk.
(2008:5.20) menambahkan Back Dive diawali kedua lengan lurus disamping badan
kemudian ayunkan keduan lengan kedepan sampai lurus di atas, angkat tumit di
ujung papan. Putar kedua lengan ke belakang sambil menekuk kedua lutut dan
teruskan putaran kedua kedua lengan ke depan. Tolakan kedua ujung telapak kaki
ke ujung papan sambil meluruskan kedua lutut. Reverse Dive dimulai dengan tubuh
menghadap ke air, tetapi pada waktu mulai meloncat kaki terangkat sehingga
peloncat akan masuk ke dalam air dengan punggung yang membelakangi kolam
dan menghadap pada posisi yang berlawanan dari posisi awal (Haller, D.
2008:75).
Former Harvey (2005:180) menambahyakan bahwa reserve dive pada posisi awal

176
Program PGDK Kemdikbud 2019

177
badan menghadap air posisi awalan menghadap air setelah terjadi loncatan maka
tubuh akan berlawanan posisi menjadi berbalik membelakangi kolam. Inward dive
adalah leloncat mulai dengan punggung menghadap ke air, tetapi sesudah
melakukan take-off yang vertikal maka pinggul dan kaki terangkat sedemikian rupa
sehingga peloncat akan masuk ke dalam air dengan kepala menghadap ke air.
Peloncat yang menekuk sedikit di bagian pinggul atau menekukkan kepala di saat
mereka akan take- off bisanya keseimbangannya kurang baik sehingga akan
mengalami kesulitan untuk mencapai posisi yang paling tepat selama meloncat
(Haller, D. 2008:76). Frommer Harvey (2005:180) menambahkan peloncat berdiri di
ujung papan ,rotasi dari tubuh mengarah ke papan. Twist dive adalah loncatan Twist
tubuh dari peloncat harus berputar lateral, jadi harus spin pada jalur yang seakan
ditarik di antara dan kakinya sendiri. Keseimbangan sangat penting, tidak boleh ada
kejadian yang menandakan suatu bagian dari tubuh keluar dari jalur yang tegak
untuk menjalankan spin tersebut
(Haller, D. 2008:77).
Soal 70A
Keterampilan di air membutuhkan penyesuaian pernafasan di air. Berikut yang bukan
merupakan konsep minimal pernafasan di air, yaitu ....
A. setelah mulut keluar dari permukaaan air, mulut tertutup dan tidak
menghirup udara.
B. pada saat wajah dalam air, udara dihembuskan keluar rongga hidung atau
rongga mulut.
C. setelah wajah masuk dalam air, mulut atau hidung mengeluarkan udara
D. saat mulut keluar dari permukaan air, udara dihirup dominan dengan rongga
mulut.
E. Saat di dalam air menahan nafas
Jawaban: A
Pembahasan
Setelah mulut keluar dari permukaaan air, seharusnya mulut terbuka dan menghirup
udara. Tujuan pernafasan untuk mendapatkan oksigen, jika tidak menghirup udara
pada saat dipermukaan air, perenang akan kekurangan oksigen.

Soal 70B
Bagaimakah posisi tuck yang benar pada loncat indah
A. Lutut ditekuk pada dada dan tangan melipat memegang lutut
B. Lutut ditekuk pada dada dan tangan lurus ke arah kepala
C. Lutut lurus dan tangan melipat memegang lutut
D. Lutut dan tangan lurus
E. Lutut ditekuk pada dada dan tangan memegang paha
Jawaban: A
Pembahasan
Frommer Harvey (2005:180) menambahkan bahwa posisi tuck pada loncat indah
yaitu lutut ditekuk pada dada dan tangan melipat memegang lutut.

Program PGDK Kemdikbud 2019

176
Loncatan pike, tuck, dan twist

Soal 70C
Pada loncatan apakah apabila peloncat tidak diperbolehkan untuk tertekuk di bagian
lutut ataupun paha?
A. Tuck
B. Pike
C. Straight
D. Forward
E. Backward
Jawaban: C
Pembahasan
Loncatan straight tubuh peloncat tidak diperbolehkan untuk tertekuk di bagian lutut
ataupun paha. Lengan haruslah lurus dan ujung jari semuanya tertunjuk setajam
mungkin (Haller, D. 2008:77). Frommer Harvey (2005:180) menambahkan ketika
tubuh dalam posisi lurus tanpa ada tekukan pada lutut, pinggul, dan tangan lurus.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menguraikan dan menganalisis strategi gaya-gaya renang dan loncat indah
untuk menghasilkan keterampilan gerak yang baik
Uraian Materi:
Cara orang dahulu berenang tidak banyak bedanya dengan Cara yang dipergunakan
oleh perenang gaya crawl atau front crawl stroke atau yang disebut renang gaya
bebas sekarang ini. Alasan ini karena gaya bebas yang ditampilkan menyerupai cara
berenang seekor binatang seperti gaya anjing (dog style), oleh sebab itu disebut
juga gaya crawl yang artinya merangkak. Gaya bebas merupakan gerakan renang
yang memiliki karakter gerakan yang sudah lazim dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari dan merupakan gerakan renang yang paling mendasar, sehingga baik
untuk
meningkatkan kebugaran dan sebagai dasar untuk para perenang dalam memulai

Program PGDK Kemdikbud 2019

177
latihan dalam pembelajaran di sekolah, sebagai regu penolong, kebugaran maupun
prestasi sekalipun. Menurut Geoffrey Corlett, gaya bebas gerakannya dapat ditinjau
dari posisi tubuh (body position), gerakan tungkai (leg action), gerakan lengan
(arm action), pernafasan (breathing), dan koordinasi tungkai-lengan-nafas (kick-
breath coordination). Lebih jelasnya kita ambil pada posisi tubuh dengan hidro
dinamis atau streamline, tubuh harus berputar pada garis pusat atau rotasinya,
hindarkan
kemugkinan terjadinya gerakan-gerakan lengan atau tungkai yang berakibat tubuh
menjadi naik turun atau meliuk ke kanan dan ke kiri.
Soal 71A
Satu siklus (cycle) lengkap renang gaya dada dalam perlombaan adalah...
A. dua tendangan kaki satu tarikan tangan pada kejadian itu bagian kepala
dibawah permukaan air.
B. satu tarikan tangan satu tendangan kaki pada kejadian itu bagian kepala
harus harus memecah permukaan air.
C. satu tendangan kaki satu tarikan tangan.
D. satu tarikan tangan satu tendangan kaki dolphin.
E. dua tarikan tangan dan dua tarikan kaki dalam air
Jawaban: A
Pembahasan
Peraturan perlombaan mengatur teknik renang gaya dada, satu tarikan tangan satu
tendangan ada saat kepala keluar atau memecah air, tidak menyelam.

Soal 71B
Gaya renang mana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan kebugaran
jasmani
A. gaya kupu-kupu
B. gaya dada
C. gaya bebas
D. gaya punggung
E. semuanya benar
Jawaban: C
Pembahasan
Gaya bebas merupakan gerakan renang yang memiliki karakter gerakan yang sudah
lazim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan gerakan renang yang
paling mendasar, sehingga baik untuk meningkatkan kebugaran dan sebagai dasar
untuk para perenang dalam memulai latihan dalam pembelajaran di sekolah, sebagai
regu penolong, kebugaran maupun prestasi sekalipun.

Soal 71C
Urutan gaya renang yang digunakan pada nomor estafet 4 x 100m gaya
ganti putra adalah
A. gaya kupu-kupu, gaya bebas, gaya dada, gaya punggung
B. gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya dada, gaya punggung
C. gaya kupu-kupu, gaya bebas, gaya dada, gaya punggung
D. gaya punggung, gaya kupu-kupu, gaya bebas, gaya dada
E. gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya bebas
Jawaban: E

Program PGDK Kemdikbud 2019

178
Pembahasan
gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya bebas

Tujuan Pembelajaran
Mampu menerapkan dan melakukan teknik pertolongan/ kegawatdaruratan di air

Uraian Materi:
Air adalah unsur yang menenangkan namun membahayakan jika kita tidak bisa
mensikapinya. Ketika kita beraktivitas di air tidak menutup kemungkinan dapat
terjadi kecelakaan. Bahaya yang mengancam diri sendiri atau orang lain tanpa
disadari, untuk itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan praktis yang akan
menolong saat mengalaminya. Langkah-langkah tersebut adalah:
a. melakukan gerakan injak-injak air (water trap pen). Saat jatuh di air hal yang
pertama dilakukan adalah bergerak menginjak-injak air atau mengayuh
sepeda (water trap pen) untuk menjaga agar wajah dan kepala tidak masuk
ke dalam air yang dapat mengakibatkan kesulitan bernapas. Jangan berusaha
menginjak dasar air karena menambah ketakutan dan mengalami kepanikan
yang lebih besar
b. melepaskan pakaian. Pakaian yang basah akan menjadi berat dan
mengganggu gerak dalam mempertahankan diri. Untuk mengurangi beban
tubuh, pakaian yang digunakan lebih baik dilepaskan namun sebelum
melepaskan pakaian terlebih dahulu mengetahui keadaan air. Jangan
melepaskan pakaian apabila terjatuh pada air yang bersuhu dingin, ini
berfungsi sebagai penghangat tubuh.
c. Mengurangi minum air. Jika terjatuh, hal yang perlu dihindari adalah
meminum air, terlebih air laut, air kencing. Jika terjebak di laut dan punya
bekal air tawar, air tersebut jangan diminum dalam waktu 24 jam pertama
setelah itu dapat minum 2 gelas per hari, namun apabila persediaan jumlah
air sedikit, jumlah air yang diminum kurang lebih 100 cc per hari
d. Berpegang pada benda yang mengapung. Gunakan batang kayu, pelampung.
Jika keduanya tidak ada gunakan pelampung dengan menggunakan pakaian
yang digunakan.
Teknik penyelamatan secara umum dibagi menjadi dua, yaitu teknik penyelamatan
dari darat dan teknik penyelamatan langsung (mengambil korban di air).
Soal 72A
Penyebab utama tenggelamnya seorang perenang akibat kram adalah kegagalan
dalam mencegah terjadinya panik. Sering kita lihat ketika perenang mengalami
kram, dia akan langsung berusaha ke tepi, sehingga akan terlihat gerakan yang
tidak teratur dan laju renangnya pun lambat. Contoh penangan kram:
A. Otot betis: luruskan lutut, tekan telapak kaki ke arah punggung kaki.
Lakukan pemijatan pada otot betis
B. Otot punggung kaki: tekan punggung kaki dan jari kaki ke arah telapak kaki
(sehingga seperti penari balet). Lakukan pemijatan pada otot punggung kaki
C. Otot Paha belakang : luruskan lutut, angkat tungkai bawah dan lakukan
pemijatan
D. Otot paha depan : tekuk lutut dan lakukan pemijatan
E. Otot perut: tekan punggung lakukan pemijatan pada otot tersebut.

Program PGDK Kemdikbud 2019

179
Jawaban: E
Pembahasan
Prinsip penanganan kram adalah lakukan penekanan dan pemijatan pada otot yang
kram. Mestinya otot perut diregangkan atau diberi tekakan.

Soal 72B
Proses membawa korban dengan menggunakan gaya dada terbalik serta kedua
tangan memeganggi korban disebut teknik pertolongan
A. The hip carry rescue
B. Armpit tow
C. Wrist tow
D. Tired swimmer tow
E. Tube rescue
Jawaban: A
Pembahasan
Pada the hip carry rescue, cara memegang korban yaitu menyilangkan salah satu
tangan di bawah lengan dan menyilangkan di depan dada korban dan dikaitkan pada
tangan satunya. Posisi kepala berada di bahu tempat tangan penolong yang
digunakan untuk menyilang. Keadaan korban harus diperhatikan agar wajah
terutama
hidung dan mulut tidak terkena riang air.

Soal 72C
Cara menolong korban yang masih dalam keadaan sadar tetapi tidak mampu lagi
untuk berenang ke tepi sehingga membutuhkan pertolongan untuk dapat mencapai
tepi adalah teknik pertolongan
A. Wrist tow
B. Tired swimmer tow
C. Arm pit tow
D. Board rescue
E. The hip carry rescue
Jawaban: C
Pembahasan
Penolomg memegang lenga korban secara berlawanan dengan tangan penolong yang
akan membantu. Apabila penolong memegang dengan tagan kanan, lengan kiri
korbanlah yang dipegang tepat di pangkal lengan. Posisi korban dalam keadaan
terlentang dan penolong menarik korban dengan berenang menggunakan gaya dada

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi berbagai jenis makanan bergizi dan minuman yang
bermanfaat untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Uraian Materi:
Ada tujuh jenis nutrisi atau za gizi yang perlu di konsumsi tubuh manusi setiap hari
supaya sehat yaitu :
1. KARBOHIDRAT, Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Tubuh
mengubah gula sederhana dan pati kompleks menjadi glukosa untuk dijadikan
sumber energi sel tubuh. Kelebihan karbohidrat akan menaikkan berat
Program PGDK Kemdikbud 2019

180
badan karena disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak. Jumlah penggunaan
disarankan, 40% kalori kita bersumber dari karbohidrat. Biasanya,
perempuan Indonesia dengan berat badan dan kegiatan normal hanya
membutuhkan 1,500 kal/hari, dengan acuan 40% kita membutuhkan 600
kalori/hari dari karbohidrat, setara dengan 3 porsi nasi putih/hari.
2. PROTEIN, Protein berguna untuk pertumbuhan dan perbaikan sel. Tubuh kita
memecah protein menjadi berbagai macam asam amino kemudian diserap
oleh sel-sel tubuh untuk kebutuhan metabolisme dan pertumbuhannya.
Perhari tubuh membutuhkan 0.8gr protein dari setiap 1kg berat tubuh. Jadi
protein yang dibutuhkan laki-laki sekitar 44g setiap hari, dan 36g untuk
perempuan. Sebagai acuan, 36-44 gram protein setara dengan 1-2 dada
ayam. Kelebihan protein biasanya adalah asam urat, kolesterol meningkat,
berat badan naik, gangguan fungsi ginjal dan meningkatkan resiko kanker.
Untuk mencegah kelebihan protein, cukup pastikan dalam 1 porsi makanan
kita hanya terdapat 1-2 Jenis sumber protein seperti ayam, ikan atau ganti
dengan protein nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tempe, dan sayur
hijau.
3. LEMAK Lemak adalah sumber energi kaya yang membantu
penyerapan Vitamin A, D, E, dan K dan pembetukan hormon didalam tubuh.
Sumber lemak terbaik adalah alpukat, kacang-kacangan, sayur hijau, dan
buah-buahan. Kelebiahn lemak dapat menimbulkan; resiko kanker, obestitas,
Sembelit, kerusakan dinding arteri di otak, kolestorol tinggi. Kebutuhan zak
gizi perhari orang dewasa sebaiknya mengkonsumsi 30% lemak, 30%
protein, dan 40% karbohidrat. Lemak yang dikonsumsi sebaiknya
mengandung omega 3 dan minyak nabati. Dengan acuan 1,500 kalori per
hari, 30% lemak setara dengan 450 kalori atau 3 sendok olive oil atau 6
sendok makan selai kacang dalam sehari
4. Vitamian, Vitamin sangat penting untuk metabolisme tubuh dan merawat sel
tubuh. Setiap sel dalam tubuh membutuhkan Vitamin untuk banyak proses
didalamnya dan kita paling sering kekurangan vitamin karena pemilihan dan
cara pengolahan makanan modern Vitamin C & B kompleks sangatlah rentan
terhadap suhu sehingga seringkali rusak ketika dimasak dalam suhu tinggi.
Terlebih lagi, Vitamin C & B kompleks harus dikonsumsi setiap hari karena
kelebihannya tidak dapat disimpan dalam tubuh dan selalu dikeluarkan
melalui urin. Kekurangan vitamin bisa menyebabkan penyakit mata, anemia,
hipertensi, penyakit ginjal, penuaan dini, eczema, kanker, batuk pilek,
osteoporosis, dan sakit ketika haid/menstruasi. Vitamin dapat banyak
ditemukan dalam buah dan sayur seperti kacang-kacangan, bayam, apel,
tomat, sunflower seed, alpukat, kale, sunflower seeds, buah bit, lemon dan
jeruk.
5. MINERAL, Mineral juga sangat penting untuk pertumbuhan dan proses
metabolisme dalam sel tubuh kita, mulai dari rambut, kulit, tulang hingga sel
darah membutuhkan Mineral dalam kesehariannya. Mineral juga meningkat
fungsi saraf dan membantu mengubah makanan menjadi energy.
Kekurangan mineral dapat menyebabkan banyak proses metabolisme tubuh
terganggu dan timbul masalah kesehatan seperti osteoporosis, anemia,
mudah lelah, kulit kering, rambut rontok hingga masalah keseimbangan
hormonal. Berdasarkan
jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, mineral dapat dikelompokkan menjadi 2,
Program PGDK Kemdikbud 2019

181
yaitu mineral mayor dan minor. Mineral mayor umumnya merupakan mineral
yang dibutuhkan dalam jumlah 100 mg per hari atau lebih. Mineral mayor
meliputi kalsium, kalium, fosfor, sulfur, dan magnesium. Sedangkan Mineral
minor atau sering disebut trace mineral merupakan mineral yang dibutuhkan
dalam jumlah kecil oleh tubuh. Beberapa mineral minor tersebut adalah zink,
besi, mangan, tembaga, boron, silikon, molibdenum, vanadium, kromium,
selenium, dan iodin. Mineral banyak didapatkan dari tanaman yang tumbuh
dalam tanah seperti jahe, kunyit, wortel, buah bit, kacang-kacangan, kacang
mede, dan juga sayuran berwarna hijau gelap seperti kale.
6. SERAT umbuhan, Serat tumbuhan atau disebut juga dengan Serat Makanan
(dietary fiber) adalah bagian dari makanan yang tidak dipecah oleh tubuh
dan membantu untuk menjaga fungsi sistem pencernaan lebih baik. Serat
berguna untuk membantu penyerapan nutrisi di usus, menjaga aktifitas usus
tetap optimal, mengendalikan imunitas dan keseimbangan bakteri usus dan
melindungi sel-sel tubuh sehingga mencegah konstipasi, ambeien, penyakit
hati dan kanker usus besar. Supaya tidak kekurangan fiber perbanyak
konsumsi sayuran hijau seperti Bayam Horenzo, Kale, Parsley, Seledri, dan
sayuran hijau lain. Kamu juga bisa konsumsi jenis makanan tinggi
karbohidrat dan protein yang juga mengandung tinggi serat seperti gandum,
sorghum, edamame, dan tempe.
7. AIR, Sekitar 65% berat tubuh itu terbuat dari air. Kandungan air dalam tubuh
berkurang lewat pencernaan, pernapasan, keringat, dan urin. Sangat penting
untuk mengisi ulang kadar air dalam tubuh kita dengan minum air
mineral atau makan sayur buah yang memiliki kandungan air tinggi seperti
timun, semangka, dan jeruk. Kekurangan air bisa menyebabkan gangguan
dan kerusakan pada banyak sel dan organ seperti otak, mata, darah, dan
saluran pencernaan. Ciri-cirinya bisa terlihat dari daya konsentrasi yang
lemah, moody, mata kering, darah kental, tekanan darah rendah, konstipasi,
air kencing yang kuning, sakit batu ginjal, dan sakit ketika kencing. Jumlah
air biasanya dianjurkanuntuk minum 8 gelas per hari (2-3 liter). Tapi
berlebihan juga tidak sehat. Cara sederhana lainnya untuk melihat
kecukupan minum air
kita adalah dengan menjaga warna BAK tetap kuning terang sepanjang hari.
Soal 73A
Zat tenaga terdiri dari unsur:
A. karbohidrat, lemak dan protein
B. protein, mineral dan air
C. mineral, vitamin-vitamin, dan air
D. karbohidrat, mineral, dan air
E. protein lemak dan air
Jawaban: A
Pembahasan
Zat gizi yang menghasilkan tenaga adalah karbohidrat, lemak, dan protein

Soal 73B
Kebutuhan akan zat gizi perhari orang dewasa sebaiknya mengkonsumsi dengan
perbandingan antara lemak, protein dan karbohidrat yang sesuai adalah....
A. 35% lemak, 35% protein, dan 30% karbohidrat

Program PGDK Kemdikbud 2019

182
B. 30% lemak, 30% protein, dan 40% karbohidrat
C. 30% lemak, 35% protein, dan 35% karbohidrat
D. 25% lemak, 30% protein, dan 45% karbohidrat
E. 40% lemak, 25% protein, dan 35% karbohidrat
Jawaban: B
Pembahasan
Perbandingan kebutuhan energi dan gizi orang dewasa adalah 30% lemak, 30%
protein, dan 40% karbohidrat (B). Karbohidrat merupakan sumber energi yang
utama karena dari kebutuhan energi dipenuhi oleh karbohidrat, lemak dalam
tubuh merupakan cadangan energi yang sewaktu-waktu digunakan kembali
bila tubh memerlukan. Protein mempunyai fungsi utama yaitu sebagai zat
pembangun/pembentuk sel-sel jaringan tubuh.

Soal 73C
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Tubuh mengubah gula
sederhana dan pati kompleks menjadi glukosa untuk dijadikan sumber energi sel
tubuh. Kelebihan karbohidrat akan akan berakibati...
A. Menaikkan berat badan dan disimpan dalam bentuk lemak
B. Sebagi sumber energi siap pakai
C. Zat gizi utama
D. Disimpan sebagai vitamin
E. Menurunkan berat badan
Jawaban: A
Pembahasan
Kelebihan karbohidrat berakibat meningkatnya berat badan dan menambah
timbunan lemak (A), kalau ini beranjut juga terjadi menigkatnya kolesterol. Dian bisa
juga terjadi dampak lain seperti penyakit darah tinggi dan hepatitis tipe 2.

Tujuan Pembelajaran
Mampu menganalisis berbagai jenis makanan bergizi dan minuman yang bermanfaat
untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh
Uraian Materi:
Tubuh memerlukan makanan dan minuman yang bergizi. Makanan dan minuman
yang masuk ke tubuh seharusnya sehat, dimana sehat dan bergizi. Makanan dan
minuman yang sehat tidak akan membuat tubuh menjadi sakit, sedangkan
makanan/minuman yang bergizi berarti mengandung zat-zat yang di butuhkan
tubuh. Zat yang di butuhkan tubuh antara lain Karbohidrat, Protein,lemak, Mineral,
Vitamin dengan fungsi yang berbeda-beda. Energi di dapat dari karbohidrat dan
lemak. Lemak melarutkan vitamin A,D,E,K sedangkan vit C larut dalam air.
Untuk mengatur organ/kelenjar tubuh dapat berfungsi dengan baik di perlukan
mineral dan vitamin yang memadai. Sedangkan air bening tidak mengandung zat
gizi tetapi berfungsi sebagai katalisator/pelarut bagi semua zat yang dibutuhkan
tubuh.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perilaku makan yang salah akan
menyebabkan masalah gizi dan perilaku makan tersebut dipengaruhi oleh aneka
faktor
sosial, ekonomi, budaya dan ketersediaan pangan. Analisis menggunakan data
Susenas menunjukkan adanya kecenderungan perilaku konsumsi makanan jadi
Program PGDK Kemdikbud 2019

183
(termasuk minuman) yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pola umum
perilaku konsumen makanan jadi adalah semakin tinggi pendapatan semakin besar
proporsi pengeluaran makanan jadi terhadap pengeluaran pangan total.
Perubahan perilaku hidup atau gaya hidup sangat mempengaruhi pola makan
masyarakat. Akibat perubahan perilaku masyarakat dalam gaya hidup yang
kemudian berlanjut pada perubahan konsumsi makanan sehari-hari telah terbukti
mempengaruhi prevalensi obesitas dan penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu
Kegiatan fisik atau olahraga perlu dikembangkan secara terus menerus karena dapat
membantu meningkatkan kesehatan. Dimana kegiatan fisik dan olahraga
mempunyai tujuan ganda yaitu disatu sisi untuk peningkatan pengeluaran energi
sebagai upaya penyeimbangan masukan dan pengeluaran energi dalam tubuh
manusia, sedangkan dipihak lain merupakan upaya peningkatan kebugaran tubuh
dan organ tubuh
termasuk sistem kardiovaskuler
Soal 74A
Di bawah ini adalah syarat-syarat makanan yang baik bagi kesehatan, kecuali:
A. Higienis
B. Bergizi
C. Mengenyangkan
D. Bervitamin dan bermineral
E. Cukup mengandung air
Jawaban: C
Pembahasan
Makanan yang baik: higienis, bergizi, mudah dicerna, bervitamin dan bermineral,
cukup kandungan airnya. Tidak harus mengenyangkan

Soal 74B
Energi di dapat dari karbohidrat dan lemak. Lemak melarutkan vitamin A,D,E,K
sedangkan vit C larut dalam air. Sedangkan untuk mengatur organ/kelenjar tubuh
dapat berfungsi dengan baik di perlukan .....
A. Air yang cukup
B. Mineral dan vitamin
C. Vitamin A D E K
D. Protein
E. Karbohidrat
Jawaban: B
Pembahasan
Energi di dapat dari karbohidrat dan lemak. Lemak melarutkan vitamin A,D,E,K
sedangkan vit C larut dalam air. Untuk mengatur organ/kelenjar tubuh dapat
berfungsi dengan baik di perlukan mineral dan vitamin yang memadai.

Soal 74C
Hampir 65% tubuh manusia terdiri dari air. Air tidak termasuk zat gizi tetapi
kebearadaan air sangat penting dalam tubuh. Dengan dengan demikian fungsi
utama air dalam tubuh adalah...
A. Mambantu metabolisme
B. Sebagai sumber tenaga
C. Membantu kerja sistem pencernaan

Program PGDK Kemdikbud 2019

184
D. Sebagai katalisator/pelarut bagi semua zat yang dibutuhkan tubuh
E. Sebagai katalisator/pelarut bagi karbohidrat dan protein.
Jawaban: D
Pembahasan
Fungsi uatama air adalah sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam
amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan seperti
oksigen dan hormon. Zat-zat gizi dan hormon ini di bawa ke seluruh
bagian tubuh yang membutuhkan

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi peran dan manfaat aktivitas fisik dalam pencegahan
penyakit dan kesehatan pada umumnya
Uraian materi:
Aktifitas fisik sangat bermanfaat bagi fungsi faal tubuh sehingga terhindar dari
penyakit karena kurang gerak (hypokinetic desease). Telah terbukti secara ilmiah
bahwa syarat hidup sehat menurut para dokter adalah olahraga dengan teratur.
Aktifitas fisik/olahraga secara teratur merupakan solusi tepat untuk menjaga
kesehatan tubuh dan mengingkatkan kepercayaan diri. Banyak orang yang
berolahraga karena mengetahui manfaatnya yang beragam. Jika memulai olahraga
secara teratur, bersiaplah untuk ketagihan karena hasil yang didapatkan. Berikut
yang terjadi pada tubuh saat kita berolahraga secara teratur;
1). Mengontrol berat badan, karena mampu mengurangi timbunan lemak dalam
tubuh. Olahraga juga meningkatkan tingkat metabolisme karena tubuh kita
membakar lebih banyak kalori, apalagi bila lebih banyak otot terbentuk. Dengan
proses demikian tentu saja berat badan berlebih menjadi berkurang.
2). Membuat tubuh menjadi aktif. Olahraga teratur membuat persediaan jumlah
oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh menjadi maksimal. Selain itu, olahraga
teratur juga mempromosikan aktivitas sistem jantung dan peredearan darah
(cardiovascular) juga terpengaruh. Terutama jumlah darah satu kali pompa ( stroke
volume) meningkat, peningkatan denyut nadi maksimal, penurunan nadi istirahat.
Baiknya kinerja jantung tentu berdamak juga terhadap kinerja sistem pernapsan
(respiratory system), sistem pencernaan(degestyn system).
3). Memperbaiki mood. Berolahraga juga mampu meningkatkan mood kita. Olahraga
secara teratur juga berdampak psikologis, diantaranya menghilangkan rasa stres,
cemas atau depresi. Olahraga teratur melepaskan hormon - misalnya norepinefrin
dan serotonin - yang mampu mengendalikan tingkat stres dalam otak serta
meningkat kadar hormon gembira dan rasa senang(endorpin).
4). Memperkuat tulang dan otot. Aktifitas fisik sangat bermanfaat untuk membentuk
dan memperkuat otot, membuat tubuh mampu menyerap sejumlah besar asam
amino yang berfungsi membantu pertumbuhan dan perkembangan sel dalam tubuh.
5). Memperbaiki kualitas tidur. Suhu tubuh akan menurun ketika tidur jika kita
berolahraga secara teratur. Inilah yang membuat kita bisa tidur dengan nyenyak
dalam waktu cukup lama. Aktifitas/olahraga juga sangat bermanfaat bagi penderita
gangguan tidur dan memberikan sensasi rileks yang besar.

Program PGDK Kemdikbud 2019

185
Dengan demikian Aktivitas jasmani dan olahraga memberi efek pada faal tubuh yaitu
jatung dan peredaran darah, semua penyakit yang diakibatkan oleh kurang aktivitas
jasmani/gerak.
Soal 75A
Berikut ini manfaat aktifitas jasmani dan olahraga dalam pencegahan penyakit dan
kesehatan:
A. Mengurangi resiko penyakit jantung
B. Mengurangi resiko penyakit leukemia
C. Mengurangi resiko penyakit kulit
D. Mengurangi resiko penyakit influenza
E. Mengurangi resiko penyakit kanker
Jawaban: D
Pembahasan
Karena influenza disebabkan virus
Aktivitas jasmani dan olahraga memberi efek pada faal tubuh yaitu jatung paru dan
peredaran darah, semua penyakit yang diakibatkan oleh kurang aktivitas
jasmani/gerak.

Soal 75B
Olahraga aerobik, adalah olahraga yang disrankan sangat tepat untuk memperbaiki
kinerja terutama sistem jantung dan peredaran darah serta sistem pernapasan.
Jantung dan peredaran darah dalam ilmu faal (fisiologi) disebut juga...
A. Cardiovascular system
B. Cardiorespiratory system
C. Cardioimunology system
D. Cardiointestinal system
E. Cardiocaronery system
Jawaban: A
Pembahasan
Cardiovascular system merupakan sistem kerja jantung dan peredaran darah. (A).
Peredaran darah dalam tubuh manusia tediri dari tiga bagian yaitu; a) peredaran
darah besar atau sirkulasi sistemik, berfungsi peredaran darah dari jantung ke
seluruh tubuh yaitu otot dan otak, b) peredaran darah kecil atau pulmonary sistem
yaitu peredaran darah dari jantung ke paru. c). Peredaran darah dari jantung untuk
jantung itu sendiri atau sirkulasi caronary. Peredaran darah dari jantung untuk kerja
jantung ini paling banyak terganggu (jantung koroner) terutama bagi mereka yang
kurang
gerak, dan gaya hidup yang kurang sehat.

Soal 75C
Berkikut ini adalah sakit yang sering diderita sesorang karena kurang akitifitas fisik,
seperti hipertensi, jantung koroner, obesitas dan lain sebagainya. Sakit jantung
koroner terjadi karen adanya ganguan pada
A. Sirkulasi sistemik
B. Sirkulasi pulmonal
C. Sirkulasi koroner
D. Sirkulasi pernapasan
E. Sirkulasi dan pencernaan

Program PGDK Kemdikbud 2019

186
Jawaban: C
Pembahasan
Ada tiga sistem peredaran darah : 1) peredaran darah besar atau sirkulasi sistemik,
berfungsi peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh yaitu otot dan otak, 2)
peredaran darah kecil atau pulmonary sistem yaitu peredaran darah dari jantung ke
paru. c). Peredaran darah dari jantung untuk jantung itu sendiri atau sirkulasi
caronary (C)

Tujuan Pembelajaran
Mampu menganalisis peran dan manfaat aktivitas fisik dalam pencegahan penyakit
dan kesehatan pada umumnya
Uraian Materi:
Dalam memperoleh kebugaran perlu meningkatkan kemampuan fisik melalui
beragam aktivitas gerak terlebih dahulu sebab kebugaran hasil dari proses latihan
yang dilaksanakan dengan terukur dan teratur. Terkait bentuk aktivitas jasmani yang
dapat dilakukan berisi gerak ketrampilan yang dirancang secara sistematis mulai dari
awal penetapan tujuan, tingkatan beban, kualitas latihan (intensitas), kegiatan
pemanasan (warm up), inti, dan pendinginan (cool down) yang disusun
rangkaiannya dan dikemas kedalam suatu bentuk latihan.
Proses latihan dapat meningkatkan kualitas kebugaran seseorang sebab dari latihan
terjadi peningkatan dalam hal daya tahan, kekuatan otot, luas ruang gerak sendi
dan kinerja jantung-pernapasan maka dengan meningkatnya kondisi fisik maka
meningkat pula derajat kebugaran. Tujuan kebugaran pada mata pelajaran
pendidikan jasmani tentu memiliki tujuan tersendiri seperti mencapai kondisi fisik
yang lebih baik dan berpengaruh pada peningkatan mutu siswa serta menjadi suatu
upaya mempersiapkan calon-calon atlet berprestasi dimasa depan. Dengan demikian
pelaksanaan materi kebugaran disekolah dapat digolongkan kedalam bagian
olahraga kesehatan.
Perencanaan aktivitas kebugaran yang dilakukan di sekolah dapat berpedoman pada
ciri umum olahraga kesehatan yaitu massal, mudah, murah, meriah serta ciri khusus
dari olahraga kesehatan (Giriwijoyo, 2012:39) yaitu sebagai berikut:
a. Homogen dan submaksimal dalam intensitas atau beban olahraganya,
olahraga dilakukan dengan intensitas yang ± rata/ homogen
b. Tidak ada gerakan-gerakan dengan beban /intensitas yang maksimal
c. Tidak ada pengerahan kemampuan maksimal.
d. Ada kesatuan takaran (dosis)
e. Adekuat, yakni ada batas minimal tertentu untuk intensitas dan waktu
pelaksanaan olahraga kesehatan agar dapat menghasilkan manfaat
khususnya dapat meningkatkan kemampuan fungsional perangkat
pendukung gerak.
f. Dapat mencapai intensitas antara 60-80% denyut nadi maksimal sesuai umur.
g. Bebas stress psikis.

Kelelahan menjadi salahsatu efek yang dihasilkan dari aktivitas jasmani sehingga
perlu diperhatikan karena tingkat kelelahan dapat mempengaruhi pencapaian
tujuan

Program PGDK Kemdikbud 2019

187
kebugaran. Menurut Giriwijoyo (2012:54) penyebab-penyebab kelelahan, antara lain
sebagai berikut:
a. Sumber daya habis atau tidak dapat diperoleh
b. Tertimbunnya sampah olahdaya didalam tubuh
c. Terganggunya keseimbangan elektrolit/asam-basa didalam cairan tubuh
d. Terganggunya keseimbangan pemasukan dan pengeluaran air didalam tubuh.

Salah satu cara mengetahui kelelahan seseorang dapat dilihat dari tanda-tanda
diantaranya raut wajah, adanya rasa nyeri dan pegal-pegal pada otot, kaku pada
sendi, rasa nyeri di punggung atau di kepala yang tidak jelas lokasinya dan jumlah
denyut nadi per menit yang tinggi padahal belum melakukan aktivitas latihan.
Penghitungan denyut nadi merupakan suatu cara mengetahui tingkat intensitas
latihan sebab denyut nadi menggambarkan respon jantung tehadap beban kerja
yang diberikan. Adapun jenis denyut nadi yang perlu diketahui terkait aktivitas
jasmani antara lain sebagai berikut:
a) Denyut nadi maksimal, yaitu perkiraan ukuran maksimal dari kemampuan jantung
dalam berdetak pada diri seseorang. Penghitugan jumlah denyut nadi ini
disesuaikan dengan kategori orang yang melakukan aktivitas tersebut seperti
digambarkan tabel berikut ini:
Prediksi Rumus Menghitung Denyut Jantung Maksimal (Sukadiyanto, 2011:27)

Denyut Jantung Denyut Jantung


Istirahat Maksimal
Orang Awam ≥ 60 x /menit 220 – usia
Orang
51 s.d 59 x /menit 210 – usia
Terlatih
Sangat
≤ 50 x /menit 200 – usia
Terlatih
Contoh: Terdapat dua orang (A dan B) memiliki umur 17 tahun dengan
A berlatarbelakang seorang atlet dan B bukan atlet (awam), A memiliki denyut
jantung istirahat 58x /menit dan B memiliki denyut nadi istirahat 65x /menit. Jika
menggunakan rumus 220-umur, maka perkiraan denyut jantung maksimal keduanya
adalah 203x /menit. Namun apabila menggunakan rumus pada tabel diatas, A akan
menggunakan rumus 210-umur = 193x /menit sementara B akan menggunakan
rumus 220-17 = 203x /menit.

b) Denyut nadi basal, yaitu denyut nadi yang dihitung sesaat sejak bangun tidur
namun tidak sedang dalam keadaaan mimpi dan belum turun dari tempat tidur.
c) Denyut nadi istirahat, yaitu denyut nadi pada waktu tidak melakukan aktivitas
(istirahat) perkiraannya antara 60-80 detak/menit.
d) Denyut nadi latihan, yaitu perkiraan denyut nadi yang digunakan dalam mencapai
latihaan yang maksimal, perkiraannya antara 60-90 dari denyut nadi maksimal.
e) Denyut nadi pemulihan, yaitu jumlah denyut nadi yang diperoleh beberapa saat
setelah melakukan latihan fisik.

Olahraga yang menggunakan oksigen terus menerus dalam waktu lama dapat
menjaga dayatahan jantung dan paru-paru disebut juga cardiorespiratory
endurance.

188
Program PGDK Kemdikbud 2019

189
Pilates olahraga yang bertujuan untuk menjaga fleksibilitas dan penguatan tubuh.

Soal 76A
Olahraga yang dapat meningkatkan kelentukan tubuh adalah:
A. Senam aerobik
B. Jalan cepat
C. Bersepeda
D. Renang
E. Pilates
Jawaban: E
Pembahasan
Pilates adalah versi yang lebih modern dari yoga. Pilates pertama kali dikembangkan
pada sekitar abad 20-an oleh seorang atlet veteran asal Jerman bernama
Joseph Pilates, sebagai bentuk latihan fisik yang berfokus pada rehabilitasi dan
penguatan tubuh.

Soal 76B
Kemampuan jasmani dalam menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas
jasmani tertentu tanpa merasa kelelahan yang berlebihan, dan masih mampu
menyelesaikan tugas tambahan, disebut juga dengan....
A. Kebugaran jasmani
B. Kesejahteraan jasmani
C. Keragaman jasmani
D. Kondisi fisik
E. Kesehatan jasmani
Jawaban: A
Pembahasan
Kebugaran jasmani ditandai dengan kemampuan sesorang menyselesaian tugas
sehari dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih punya
energi untuk mengatasi pekerjaan tambahan yang tak terduga. Seorang yang sehat
belum tentu bugar. Si A sehat tetapi si B bugar, ini dapat dilihat dari sama naik
tangga ke
lantai tiga. Si A setiap lantai harus berhenti sejenak karna tersengal,sedangkan si B
tanpa berhenti sampai lantai tiga.

Soal 76C
Dalam latihan kebugaran jasmani cenderung denyut nadi menjadi tolak ukur dari
intensitas latihan. Denyut nadi (DN) istirahat merupakan DN pada waktu tidak
melakukan aktivitas atau istirahat (biasanya 60-80/menit). Sedangkan DN yang di
ukur saat bangun tidur dengan normal dengan jumlah jam tidur yang sesuai biasnya
disebut juga dengan istilah....
A. DN Normal
B. DN Istirahat
C. DN Basal
D. DN Pemulihan
E. DN Minimal
Jawaban: C
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019

189
Denyut nadi basal, yaitu denyut nadi yang dihitung sesaat sejak bangun tidur namun
tidak sedang dalam keadaaan mimpi dan belum turun dari tempat tidur. Denyut nadi
istirahat, yaitu denyut nadi pada waktu tidak melakukan aktivitas (istirahat)
perkiraannya antara 60-80 detak/menit. Denyut nadi latihan, yaitu perkiraan denyut
nadi yang digunakan dalam mencapai latihaan yang maksimal, perkiraannya antara
60-90 dari denyut nadi maksimal. Denyut nadi pemulihan, yaitu jumlah denyut nadi
yang diperoleh beberapa saat setelah melakukan latihan fisik.

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi dan menganalisis jenis-jenis dan bahaya penggunaan
NARKOBA/NAPZA terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat
Uraian materi:
1) Risiko Kecil. Ini terjadi pada remaja dan kaum muda yang memiliki
karakteristik atau ciri – ciri sebagai berikut :
 Sehat secara fisik maupun mental, kehidupan agama yang religius
 Mempunyai kemampuan penyesuaian atau adaptasi sosial yang baik
 Tidak berkepanjangan larut dalam gejolak emosi seperti rasa marah dan
kecewa.
 Dapat dengan cepat kembali dalam emosi yang normal
 Memiliki sifat jujur dan bertanggung jawab
 Mempunyai cita – cita yang rasional
 Dapat mengisi waktu senggang secara positif
2) Risiko Besar (Potensial User), yaitu anak, remaja dan kaum muda yang
memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Mempunyai sifat mudah kecewa, untuk mengatasinya cenderung agresif dan
destruktif
 Bila mempunyai keinginan tidak bisa menunggu, menuntut kepuasan segera.
 Pembosan, sering merasa tertekan. Murung dan tidak sanggup berfungsi
dalam hidup sehari – hari .
 Suka mencari sensasi. Melakukan hal – hal yang berbahaya / mengandung
resiko
 Kurang dorongan dari dalam diri untuk berhasil dalam pendidikan, pekerjaan
atau kegiatan lain, prestasi belajar buruk, partisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler kurang, kurang berolahraga, dan cenderung makan
berlebihan.
 Mempunyai rasa rendah diri, kecemasan, obsesi, apatis, menarik diri dari
pergaulan atau hiperaktif, depresi, kurang mampu menghadapi stress.
 Suka tidur larut malam
 Ada riwayat penyimpangan perilaku hubungan seksual dini, putus sekolah,
dan perilaku antisosial pada usia dini (agresivitas, membohong, mencuri,
mengabaikan peraturan, mulai merokok pada usia dini).
 Merasa hubungan dalam keluarga kurang dekat, ada keluarga yang alkoholik
atau pemakai obat – obatan.
 Berteman dengan alkoholik / penyalahguna narkoba, kehidupan agama
kurang religious.

Program PGDK Kemdikbud 2019

190
3) Coba – coba. Kontak pertama dengan narkoba seperti ganja dll. Sering terjadi
pada usia remaja. Berkumpul bersama teman sebaya lalu bila salah seorang
menghisap ganja maka yang lainpun akan mencobanya, mungkin sekedar ingin
tahu, atau menunjukkan “kehebatannya”. Kebanyakan tidak tidak melanjutkan
pengalaman pertama ini. Beberapa kemudian melanjutkan proses eksperimentasi
atau coba – coba ini dengan zat – zat lain dengan cara yang lebih canggih.
4) Kadang – Kadang. Setelah tahap coba –coba, sebagian melanjutkan
pemakaian narkoba ini sampai menjadi bagian dari kehidupan sehari – hari. Karena
pemakaiannya masih terbatas (kadang – kadang), maka tidak ada perubahan
mendasar yang dialami pemakai, sehingga mereka masih dapat bersekolah atau
bekerja seperti biasa.
5) Ketagihan. Pada tahap ini frekuensi (jarak pemakaian), jenis dan dosis
narkoba yang dipakai telah meningkat, termasuk bertambahnya pemakaian bahan –
bahan berisiko tinggi. Gangguan fisik, mental dan sosial yang diakibatkannya
semakin nyata. Meski demikian, bagi beberapa pemakai dengan bantuan yang
sesuai, masih bisa berhenti pada tahap ini.
6) Ketergantungan. Ketergantungan merupakan bentuk ekstrim dari ketagihan.
Upaya untuk mendapatkan narkoba dan memakainya secara teratur, menjadi tujuan
utamanya sehari – hari, hal ini mengalahkan semua kegiatan hidup lainnya. Kondisi
fisik dan mental terus – menerus menurun, hidup sudah kehilangan makna, yang
terpenting adalah mendapatkan zat – zat yang dibutuhkannya. Pemakai dalam tahap
ini selalu membutuhkan obat / narkoba tertentu yang menjadi kebiasaannya agar
dapat berfungsi.
Soal 77A
Berikut ini adalah bahaya pada Tahapan Resiko Penyalahgunaan Narkoba Kondisi
fisik dan mental terus-menerus menurun, hidup sudah kehilangan makna, yang
terpenting adalah mendapatkan zat-zat yang dibutuhkannya. Pemakai dalam tahap
ini selalu membutuhkan obat/narkoba tertentu yang menjadi kebiasaannya agar
dapat berfungsi.
A. Coba-coba
B. Kadang-kadang
C. Ketergantungan
D. Ketagihan
E. Sakao
Jawaban: C
Pembahasan
Ketergantungan, merupakan bahaya narkoba dengan secara ektrim dari ketagihan
dengan ciri Kondisi fisik dan mental terus-menerus menurun, hidup sudah
kehilangan makna, yang terpenting adalah mendapatkan zat-zat yang
dibutuhkannya. Sehingga tidak jarang kita jumpai remaja menjual apa saja benda
atau barang yang dimilikinya
sendiri dan keluarga, bahkan mencuri untuk mendapat uang yang digunakan untuk
membeli zar tersebut.

Soal 77B
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari .
A. Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Program PGDK Kemdikbud 2019

191
B. Narkotika, psikotropik, dan zat adipose
C. Narkoba, psikotropika, dan zat adiksi
D. Narkoba, psikotropika, dan zat adiktif
E. Narkoba, psikotropika, dan zat adiktif
Jawaban: A
Pembahasan
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza" (narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif), mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko
kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya
adalah senyawa- senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien
saat hendak dioperasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan
akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

Soal 77C
Berikut ini adalah bahan atau Zat Adaptif adalah zat-zat yang bisa membuat
ketagihan jika dikonsumsi secara rutin. Zat yang bukan tergolong narkotika dan
psikoterapika tetapi menimbulkan ketagihan adalah.....
A. Alkohol, ganja, dan minuman keras
B. Nikotin, kokain, rokok
C. Kafeina, dan rokok
D. Zat Desainer dan kopi
E. Kopi, rokok, dan minuman keras
Jawaban: E
Pembahasan
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh
organisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya
secara terus-menerus. Jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa
sakit luar biasa. Zat yang bukan tergolong narkotika dan psikotropika tetapi
menimbulkan ketagihan antara lain kopi, rokok, minuman keras.

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi dan menganalisis bahaya pergaulan bebas dan pentingnya
pergaulan yang sehat terhadap diri sendiri dan lingkungannya
Uraian Materi:

Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” ( Dunia Gemerlap ),
yang sudah menjadi rahasia umum bahwa didalamnya marak sekali pemakaian
Narkoba, ini identik dsekali dengan sek bebas yang akhirnya berujung pada HIV
/AIDS dan pastinya setelah terkena Virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat
timpang dari segala segi. Pergaulan remaja saat ini menjadi sorotan utama, karena
pada masa sekarang pergaulan remaja sangat mengawatirkan dikarenakan
perkembangan arus remajanya pada saat ini sangant mengkhawatirkan bangsa
karena ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik buruknya bangsa ini
sangat bergantung pada generasi muda. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-
kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka
yang
Program PGDK Kemdikbud 2019

192
berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi
dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk
dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai
baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui
banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran
serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan
mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik.
Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan
masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang
pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara
lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang
dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS. Sekarang ini zaman
globalisasi. Remaja harus diselamatkan dari globalisasi. Karena globalisasi ini
ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan
yang asing yang masuk. Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai
contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini,
kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja
dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di
tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan
masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa
remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang
membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk
mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah
sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman
ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa
pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak
hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan
kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan
pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus
berlangsung selamanya. Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia.
Tapi perlu diketahui bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada
kemajuan. Namun ada Nampak negative yang lahir akibat perkembangan itu, salah
satunya adalah budaya pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses
bergaul, sedangkan bebas yaitu lepas sama sekali ( tidak terhalang, terganggu, dan
sebagainya sehingga boleh bergerak, berbicara, berbuat, dsb, Dengan leluasa), tidak
terikat atau terbatas oleh aturan-aturan. Pergaulan bebas dalam pemahaman
keseharian identik dengan perilaku yang dapat merusak tatanan nilai dalam
masyarakat, menurut Kartono, ilmuwan sosiologi menjelaskan bahwa “ pergaulan
bebas merupakan gejala patologis social pada remaja yang disebabkan oleh satu
bentuk pengabaian social, akibatnya mengembangkan perilaku yang menyimpang” .
Sedangkan menurut Santrock sebagaimana dikutip oleh Hamzah” pergaulan bebas
merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima
secara social hingga terjadi tindakan criminal”. Sedangkan dalam pandangan Islam
pergaulan bebas adalah tindakan yang dapat merusak akhlak pada diri seseorang”,
dan menurut B.Simanjuntak “ Pergaulan Bebas adalah sebuah proses interaksi
antara seorang dengan oran lain tanpa mengikatkan diri pada aturan-aturan
baik undang-undang maupun hukum Agama serta adat kebiasaan.

193
Program PGDK Kemdikbud 2019

194
Soal 78A
Berikut ini yang bukan dampak pergaulan bebas adalah
A. Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas dan menyukai hal-hal yang
melanggar norma sosial
B. Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misalnya:
kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak kriminal dan sebagainya
C. Dijauhi masyarakat sekitar karena perilaku tidak sesuai dengan nilai/norma
sosial yang berlaku
D. Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
E. Berpotensi terserang penyakit jantung
Jawaban: E
Pembahasan
Jawaban E karena penyakit jantung disebabkan oleh kurang gerak, kolesterol dan
tensi tinggi, kelainan jantung

Soal 78B
Pergaulan bebas dapat diatasi dengan
A. Menjauhkan dari televisi dan internet
B. Melakukan aktivitas positif
C. Berkonsultasi dengan guru bimbingan konseling
D. Menutup diri
E. Mengadopsi budaya lain
Jawaban: B
Pembahasan
Cara mengatasi Pergaulan Bebas:

1. Memperbaiki Cara Pandang

Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam
“kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki
angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja
mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.

2. Menjaga Keseimbangan Pola Hidup

Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta
pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan
sehari- hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.

3. Jujur Pada Diri Sendiri

Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri
masing- masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini
remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.

4. Memperbaiki Cara Berkomunikasi

Program PGDK Kemdikbud 2019

195
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik
dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang
berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-
orang di sekeliling kita.

5. Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan

Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu


menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai
dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu
diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan
itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal
menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS
nantinya.

6. Menanamkan Nilai Ketimuran

Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya
nilai- nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai
Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan
pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat
keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya
mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke
pergaulan bebas.

7. Mengurangi Menonton Televisi

Televisi idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan
bisa meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini
harapan itu sangat jauh. Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, mereka lebih
banyak menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang menawarkan
nilai-nilai gaya hidup bebas, hedonis. Begitu juga beragam tayangan infotainment
yang kadang menayangkan acara perselingkuhan, sex bebas di kalangan artis.
Dengan demikian, kisah pergaulan bebas bukan menjadi hal yang tabu lagi.
Makanya, tak ada langkah yang lebih manjur selain mengurangi menonton televisi
ini karena lambat laun otak akan teracuni oleh nilai-nilai yang sebenarnya sangat
negatif. Untuk mendapatkan informasi, kalangan muda bisa mengalihkan perhatian
dengan membaca koran, majalah maupun buku-buku. Pekerjaan yang agak berat
memang, tapi jauh lebih produktif daripada kebanyakan menonton televisi yang
tidak jelas dan cenderung merusak akal sehat pikiran.

8. Banyak Beraktivitas Secara Positif

Cara ini menurut berbagai penelitian sangat efektif dijalankan. Pergaulan bebas,
biasanya dilakukan oleh kalangan muda yang banyak waktu longgar, banyak waktu
bermain, bermalam minggu. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, mengalihkan
waktu untuk kegiatan lewat hal-hal positif perlu terus dikembangkan. Misalnya
dengan melibatkan anak muda dalam organisasi-organisasi sosial, menekuni
hobinya
Program dan
PGDK Kemdikbud 2019

195
mengembangkannya menjadi lahan bisnis yang menghasilkan, maupun mengikuti

Program PGDK Kemdikbud 2019

196
acara-acara kreatifitas anak-anak muda. Dengan demikian, waktu mudanya akan
tercurahkan untuk hal-hal positif dan sedikit waktu untuk memikirkan hal-hal negatif
seperti pergaulan bebas tersebut.

9. Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas

Dikalangan muda, pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka tidak
tahu akibat yang ditimbulkannya. Seperti misalnya penyakit kelamin yang
mematikan. Nah, sosialisasi hal ini. Informasi-informasi mengenai bahaya yang
ditimbulkan akibat pergaulan bebas ini perlu terus disebarkan di kalangan muda.
Harapannya, mereka juga punya informasi sebagai bahan pertimbangan akal
sehatnya. Jika informasi tersebut belum didapatkan ada kemungkinan mereka akan
terus melakukan pergaulan bebas semau mereka. Tapi, kalau informasi sudah
didapatkan tapi mereka tetap nekad melakukan itu persoalan lain lagi. Sepertinya
perlu ada penanganan khusus, apalagi yang sudah terang-terangan bangga
melakukan pergaulan bebas.

10. Menegakkan Aturan Hukum


Bagi yang bangga tersebut, tak ada hal lain yang bisa menghentikan selain adanya
perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai
efek jera. Yang demikian harus dirumuskan dandilaksanakan melalui hokum yang
berlaku di negara kita. Langkah ini sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan
anak-anak muda dari amoralitas karena perilaku pergaulan bebas yang lambat laun
otomatis
akan merusak bangsa ini.

Soal 78C
Pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitif
atau terlalu bebas adalah definisi dari
A. Pergaulan bebas
B. Pergaulan remaja
C. Pergaulan sehat
D. Pergaulan antar teman
E. Pergaulan sesama
Jawaban: C
Pembahasan
Pergaulan sehat dapat juga diartikan sebagai proses interaksi yang dilakukan oleh
individu dengan individu, atau individu dengan kelompoknya dengan normal, baik
tubuh, jiwa maupun kehidupan sosialnya. Yang dimaksud normal adalah para
remaja menyadari bahwa pergaulan sesama teman dan kelompoknya adalah suatu
keharusan untuk menjalankan fungsi sosialnya agar setiap anak memperoleh
keuntungan pribadi
dalam hal perkembangan kepribadiannya.

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek P3K /pencegahan cedera
dan bagaimana menjaga keselamatan diri dan orang lain
Uraian Materi:
Program PGDKMateri
Uraian Kemdikbud 2019

197
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedis. Hal ini berarti pertolongan tersebut
bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah
berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas PPPK (petugas medik
atau orang awam) yang pertama melihat korban. Tujuan PPPK adalah untuk
menyelamatkan jiwa atau mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih berat,
mencegah infeksi, mempertahankan daya korban sampai datangnya pertolongan
lebih lanjut dan mengurangi rasa sakit serta rasa takut. Ada beberapa prinsip atau
pokok tindakan yang harus ditanamkan pada jiwa seseorang yang akan melakukan
PPPK jangan panik, amati dan kumpulkan keterangan kejadian, perhatikan
pernapasan korban dan berikan pertolongan bila perlu, hentikan pendarahan bila
ada, tenangkan korban dan hindarkan shock, pertolongan dilakukan di tempat
kejadian dan tidak tergesa-gesa memindahkan korban. Dalam melakukan PPPK
seyogyanya penolong mengikuti urutan sebagai berikut:
1. Lakukan dengan cekatan/cepat dan tepat tetapi tetap tenang. Karena
pertolongan pertama ini akan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan
korban. Jika kecelakaan berkaitan dengan pernafasan maka ancaman
keselamatan berkisar detik sampai menit, jika perdarahan maka kisaran menit
sampai jam, jika kesadaran maka jam sampai hari, jika infeksi maka ancamannya
hari sampai minggu.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya
menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya
adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih
berkonsentrasi pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan
secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi
korban.
3. Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4. Segera amati bila terjadi pendarahan, karena jika yang keluar dari pembuluh
darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan
menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan
kuatkuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang,
atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi
luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota
tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar,
baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang
lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan
tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita
mengalami cedera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan
dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru, korban tidak boleh
dipindahkan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan
cedera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan
tempat tersebut dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung
terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah
telah dibidai. Dalam
mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan
Program PGDK Kemdikbud 2019

198
perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau
muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. Setelah dilakukan
pertolongan pertama pada korban segera evakuasi korban ke sentral
pengobatan, puskesmas atau rumah sakit.
Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi radang atau kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan
selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten. Radang atau
(bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari
suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa
rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti
karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon
utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor
kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan
oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk
melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.Radang mempunyai tiga peran
penting dalam perlawanan terhadap infeksi: 1). memungkinkan
penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk meningkatkan
ferforma makrofaga, 2)menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi,
3) mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.
Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam dan
lainnya, yang disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area
infeksi:
 pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di
daerah infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan
penurunan tekanan darah terutama pada pembuluh kecil.
 aktivasi molekul adhesi untuk merekatkan endotelia dengan pembuluh darah.
 kombinasi dari turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan
memungkinkan sel darah putih bermigrasi ke endotelium dan masuk ke dalam
jaringan. Proses ini dikenal sebagai ekstravasasi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
 tumor atau membengkak
 calor atau menghangat
 dolor atau nyeri
 rubor atau memerah
 functio laesa atau daya pergerakan menurun, dan kemungkinan disfungsi organ
atau jaringan.
Dalam pembelajaran Penjas dan Olahraga guru PJOK sering mendapat siswa
atlit mengelama cedera saat belajar, latihan atau bertanding. Guru harus
mencermati prinsip penanganan di atas dan sebaiknya melakukan tidakan dengan
metode RICE. RICE merupakan singkatan dari Rest, Ice, Compression dan
Elevation. Metode penangan / pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera
akut, khususnya cedera jaringan lunak (sprain maupun strain, dan memar).
Metode terapi RICE ini dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera
R = REST
Rest artinya mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, sedangkan bagian tubuh
yang tidak cedera boleh tetap melakukan aktivitas. Tujuan mengistirahatkan bagian
tubuh yang cedera adalah:

Program PGDK Kemdikbud 2019

198
1. Mencegah cedera lebih lanjut
2. Membuat proses penyembuhan luka lebih cepat
Segera setelah cedera sebaiknya jangan gunakan bagian cedera sama sekali atau
istirahatkan total sekitar 15 menit. Kemudian, istirahatkan sampai nyeri pada cedera
hilang, atau hingga 48 jam.
I = ICE
Secara umum manfaat penggunaan es pada cedera jaringan lunak adalah:
Membatasi pembengkakan, Mengurangi nyeri, Mengurangi spasme otot. Pemberian
es dilakukan dengan memasukkan pecahan es ke dalam kantung plastik seluas area
cedera atau lebih. Setelah itu bungkus plastik dengan handuk yang sudah dibasahi,
kemudian ditempelkan pada area cedera. Kemudian tutup dengan elastic verban
melebihi permukaan dari kantung es tadi. Pemberian es sebaiknya dilakukan dalam
waktu 10 menit atau sesegera mungkin setelah cedera selama 15 – 20 menit,
kemudian diulang setiap 2-4 jam. Pemberian es secara berkala ini dilakukan selama
24 jam pertama setelah cedera.
C = Compression
Kompresi adalah aplikasi gaya tekan terhadap lokasi cedera. Kompresi digunakan
untuk membantu aplikasi es dan membatasi pembengkakan yang merupakan faktor
utama untuk mempercepat masa rehabilitasi. Oleh karena itu kompresi sering
dikatakan sebagai bagian yang paling penting dari RICE. Aplikasi kompresi dilakukan
dengan melilitkan elastic verban pada bagian cedera, yaitu dengan
meregangkan verban hingga 75% panjangnya. Perlu diperhatikan saat melakukan
pembebatan jangan terlalu ketat karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi
dengan gejala-gejala seperti rasa baal, kesemutan, dan meningkatnya nyeri.
Lilitan ini harus meliputi seluruh area cedera dan diaplikasikan secara terus-menerus
selama 24 jam pertama sesudah kejadian cedera. Dalam kasus dimana terjadi
perdarahan, kompresi juga dapat membantu menghentikan perdarahan.
E = Elevation
Elevasi adalah meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi ketinggian
jantung sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari daerah
pembengkakan. Elevasi juga akan membantu pembuluh darah vena untuk
mengembalikan darah dari area cedera ke jantung sehingga mencegah terjadinya
akumulasi atau pooling darah di area cedera.Bagian yang mengalami cedera
diangkat sehingga berada 15-25 cm di atas ketinggian jantung. Elevasi sebaiknya
dilakukan hingga pembengkakan menghilang.

Soal 79A
Terjadinya cidera saat aktivitas gerak pada peserta didik, hendaklah guru PJOK
memperhatikan ciri-ciri terjadinya cidera antara lain rubor, tumor, kalor, dolor dan
function laesa. Ciri-ciri yang muncul pada cidera kalor ditandai dengan…
A. Terjadinya peningkatan suhu pada area (bagian tubuh) yang terjadi cidera
B. Terjadinya pembengkakkan pada area (bagian tubuh) yang cidera
C. Terjadinya rasa sakit yang berlebihan pada area (bagian tubuh)yang terjadi
cidera
D. Terjadinya perubahan warna (memerah) pada area (bagian tubuh) yang
cidera
E. Terjadi nyeri yang terasa pada daerah yang mengalami infeksi
Jawaban: A
Pembahasan
Program PGDK Kemdikbud 2019

199
Kondisi dimana lokasi cedera akan lebih panas (kalor) dibanding dengan
kondisi lain. Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda
sebagai berikut: tumor atau membengkak, calor atau menghangat, dolor
atau nyeri, rubor atau memerah, functio laesa atau daya pergerakan
menurun, dan
kemungkinan disfungsi organ atau jaringan.

Soal 79B
Penggunaan es untuk menanggulangi cedera pada jaringan lunak berfmanfaat adalah
kecuali :
A. Membatasi pembengkakan,
B. Mengurangi sakit dan nyeri,
C. Mengurangi spasme otot,
D. Meredam implamasi
E. Mengurangi Pendarahan.
Jawaban: E
Pembahasan
Secara umum manfaat penggunaan es pada cedera jaringan lunak adalah:
Membatasi pembengkakan atau implamsi/, Mengurangi nyeri, Mengurangi spasme
otot. Pemberian es merupakan salah satu tindakan dalam penanganan cedera
setelah instirahat dengan metode RISE (Rest, Ice, Compression dan Elevation).
Cedera yang
diikuti pendarahan biasanya menghentikan dengan cara tersendiri, tidangan
mengguunakan es.

Soal 79C
Berikut ini adalah prinsip atau pokok tindakan yang harus ditanamkan pada jiwa
seseorang yang akan melakukan PPPK, kecuali....
A. Jangan panik, amati dan kumpulkan keterangan kejadian,
B. Perhatikan pernapasan korban dan berikan pertolongan bila perlu,
C. Hentikan pendarahan bila ada, tenangkan korban dan hindarkan shock,
D. Melakukan pertolongan dengan terapi RICE
E. Pertolongan dilakukan di tempat kejadian dan tidak tergesa-gesa
memindahkan korban.
Jawaban: D
Pembahasan
Terapi RISE adalah tindakan memberikan pertolongan setelah cedera, bukan prinsip
menangani cedera. RISE lebih menekankkan pada tindakan terapi atau penyembuhan
dari cedera. Silakan cermati uraian materi dan pembahasan soal 79 b.

Tujuan Pembelajaran
Mampu mengidentifikasi dan menganalisis bahaya Penyakit Menular Seksual (PMS)
dan HIV/AIDS
Uraiam Materi :

Penyakit menular seksual telah ada selama ribuan tahun. Area genital umumnya
lembab dan lingkungan yang hangat – ideal untuk pertumbuhan ragi atau jamur,
Program PGDK Kemdikbud 2019

200
virus, dan bakteri. Mikroorganisme yang ada pada kulit atau selaput lendir dari
daerah kelamin laki-laki atau perempuan dapat ditularkan, seperti organisme dalam
air mani, cairan vagina, atau darah selama hubungan seksual. Penyakit menular
seksual lebih mudah ditularkan selama hubungan seks tanpa kondom atau tanpa
menggunakan opsi seks yang lebih aman (yaitu kondom, bendungan, sanitasi sex
toys). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa, di seluruh dunia,
ada lebih dari 1 juta PMS baru yang diperoleh setiap hari. Orang berusia 15-24
memperoleh setengah dari semua PMS baru, dan 1 dari 4 wanita remaja yang aktif
secara seksual memiliki PMS, seperti human papillomavirus atau klamidia.
Dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih tua, orang yang berusia 15-24 tahun
memiliki risiko lebih tinggi terkena PMS. Namun, tingkat IMS di kalangan seniman
meningkat.Banyak jenis penyakit menular seksual, baik yang umum diketahui hingga
yang masih cukup asing. Tingkat keparahan PMS pun berbeda-beda. Lebih jelasnya,
berikut daftar jenis penyakit menular seksual (PMS) yang umum diderita:
1. Klamidia (Chlamydia). Juga dikenal sebagai infeksi klamidia, klamidia adalah
PMS yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis (C. trachomatis), bakteri
yang menginfeksi manusia secara eksklusif. Penyakit menular seksual klamidia
adalah penyebab infeksi yang paling umum dari penyakit genital dan mata
secara global
– ini juga merupakan bakteri PMS yang terkemuka. Menurut CDC (Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit), pada tahun 2015, hampir 3 persen
anak perempuan berusia 15-19 tahun memiliki klamidia. Wanita pengidap
klamidia biasanya tidak memiliki tanda atau gejala. Jika ada, biasanya tidak
spesifik dan mungkin termasuk: Cystitis (peradangan kandung
kemih),Perubahan cairan vagina, Nyeri perut bawah ringan. Jika klamidia tidak
ditangani, dapat menyebabkan tanda dan gejala berikut:Nyeri panggul,
Hubungan seksual yang menyakitkan, Perdarahan antara periode menstruasi
2. Chancroid. Chancroid juga dikenal sebagai soft chancre dan ulcus molle.
Penyakit menular seksual ini adalah infeksi bakteri yang disebabkan
oleh streptobacillus Gramofilus ducreyi gram negatif dan ditandai dengan luka
yang menyakitkan pada alat kelamin. Itu hanya menyebar melalui kontak
seksual. Tingkat infeksi sangat rendah di negara-negara kaya; ini lebih umum di
negara- negara berkembang, terutama di antara pekerja seks komersial (PSK)
dan beberapa kelompok sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya akses ke layanan kesehatan, stigma yang melekat pada mencari
bantuan, kurangnya kesadaran kesehatan seksual, dan faktor lainnya.
3. Kutu Kemaluan. Pthiriasis (manifestasi kutu kemaluan) terutama menyebar
melalui kontak seksual. Hewan peliharaan tidak berperan dalam menularkan
kutu manusia. Kutu menempel pada rambut kemaluan, dan mungkin juga
kadang- kadang ditemukan di ketiak, kumis, janggut, bulu mata, dan alis.
Serangga berukuran kecil ini menghisap darah manusia.Istilah umum “kepiting”
berasal dari penampilan atau bentuk kutu yang memiliki cakar seperti kepiting.
4. Herpes Genital. PMS ini disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV). Virus
penyakit menular seksual ini mempengaruhi kulit, leher rahim, alat kelamin, dan
beberapa bagian lain dari tubuh. Virus ini ada dua jenis: 1) HSVp1, juga dikenal
sebagai herpes tipe 1 dan 2)HSV-2, juga dikenal sebagai herpes tipe 2.
Herpes adalah kondisi jangka panjang (kronis). Banyak orang yang terinfeksi
tidak pernah menunjukkan gejala dan tidak tahu tentang status herpes mereka.
HSV mudah ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung. Paling
Program PGDK Kemdikbud 2019

201
umum, penularan tipe 2 HSV terjadi melalui seks vaginal, oral, atau anal. Tipe 1
lebih sering ditularkan melalui mulut. Dalam banyak kasus, virus tetap tidak
aktif setelah memasuki manusia, dengan kata lain, tidak ada gejala. Ciri-ciri dan
gejala yang terkait dengan herpes genital, meliputi:
 Lecet dan kudis pada serviks
 Keputihan
 Sakit saat buang air kecil
 Demam
 Umumnya merasa tidak sehat (malaise)
 Luka dingin di sekitar mulut – untuk tipe 1 HSV. Selain itu, mungkin ada
lepuhan merah – ini bisa menyakitkan, terutama setelah pecah dan
meninggalkan bisul di area genital eksternal, rektum, paha, dan bokon
5. Hepatitis B. PMS ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV), yang ditularkan
melalui kontak dengan air mani yang terinfeksi, darah, dan beberapa cairan
tubuh lainnya. Seseorang dapat terinfeksi penyakit menular seksual tersebut
dengan melalui hubungan seks tanpa kondom, menggunakan jarum suntik yang
tidak steril, secara tidak sengaja tertusuk benda tajam, meminum air susu ibu
(ASI) yang terinfeksi, atau digigit oleh orang yang terinfeksi. Hati pasien
membengkak, dan mereka dapat menderita kerusakan hati yang serius sebagai
akibat dari infeksi, yang akhirnya dapat menyebabkan kanker. Dalam beberapa
kasus, penyakit ini bisa menjadi kronis. Pusat donor darah selalu memeriksa
untuk memastikan darah donor bebas dari virus hepatitis B.
6. HIV dan AIDS. HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang
menyebabkan AIDS (acquired immune deficiency syndrome). Sederhananya,
HIV adalah virus, sementara AIDS adalah penyakit. Ketika seseorang mengidap
AIDS, sistem kekebalan tubuh mereka berubah, dan mereka menjadi jauh lebih
rentan terhadap infeksi dan penyakit. Seiring berkembangnya penyakit,
kerentanan ini memburuk. HIV ada dalam cairan tubuh seseorang yang
mengidap HIV, seperti air mani, darah, ASI, dan cairan vagina. HIV dapat
ditularkan melalui kontak antar-darah, yang mungkin terjadi selama kontak
seksual (seks vaginal, oral, atau anal), transfusi darah, menyusui, persalinan,
dan berbagi jarum yang terinfeksi.
Human Papillomavirus (HPV). Human Papillomavirus adalah nama untuk
sekelompok virus yang memengaruhi kulit, serta membran lembab yang melapisi
tubuh, seperti tenggorokan, leher rahim, anus, dan mulut. Ada lebih dari 100 jenis
HPV, dimana, sekitar 40 persen dapat memengaruhi area genital; jenis penyakit
menular seksual HPV juga dapat menginfeksi mulut dan tenggorokan. Orang-orang
yang memengaruhi daerah genital dikenal sebagai papillomavirus manusia genital.
Infeksi HPV dapat menyebabkan: 1) Pertumbuhan abnormal dan perubahan sel di
dalam serviks, yang secara signifikan meningkatkan risiko terkena kanker serviks. 2)
Kutil kelamin, PMS yang paling umum di sebagian besar negara maju. Mayoritas
individu yang terinfeksi penyakit menular seksual atau PMS ini tidak memiliki gejala
dan tidak sadar. HPV paling sering ditularkan melalui seks vaginal atau anal. Namun,
hubungan seks oral dan antar-kelamin (tanpa penetrasi) juga merupakan jalan
untuk penularan. Orang yang terinfeksi tanpa tanda dan gejala dapat menginfeksi
orang lain. Seorang ibu hamil yang memiliki HPV dapat menularkan virus pada
bayinya selama persalinan,
meskipun ini sangat jarang. Perlindungan terbaik dari infeksi HPV harus divaksinasi.
Kepanjangan HIV mengacu pada bentuk dari penyakit ini. HIV merupakan virus yang

202
Program PGDK Kemdikbud 2019

203
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sehingga, ketika orang terkena virus ini
akan kehilangan sistem kekebalan tubuhnya (immunodeficiency). Akibatnya segala
macam bentuk penyakit akhirnya akan dengan mudah menyerangnya.
Soal 80A
Kepanjangan dari HIV adalah
A. Human Immunodeficyency Virus
B. Humon imnusiasi firus
C. Human immonodeficyency virus
D. Human imnudefisiensy virus
E. Human immunoicyency viru
Jawaban: A
Pembahasan
Virus imunodifisiensi manusia (bahasa Inggris: human immunodeficiency virus; HIV )
adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang
manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi
lemah dalam melawan infeksi.

Soal 80B
Penyakit yang di sebakan HIV adalah AIDS. AIDS adalah singkatan dari acquired
immune deficiency syndrome. Penyakit aids pada manusia ditandai dengan
menyerang sistem ...
A. Syaraf
B. Hormonal
C. Imunitas
D. Endokrin
E. Respirasi
Jawaban:
Pembahasan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan retrovirus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menimbulkan AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome). Virus ini memiliki kemampuan untuk berkembang
biak di dalam tubuh manusia yang disebut penyakit AIDS. aids itu merupakan
kondisi di
mana sistem imun seseorang mengalami penurunan

Soal 80C
Yang tidak termasuk penyakit menular seksual dari penyakit berikut ini
adalah.....
A. HIV
B. HSV
C. Hepatitis B
D. TBC
E. Herpes Genetical
Jawaban: D
Pembahasan
Tuberkulosis (TBC). TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyerang paru-paru dan
menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Karena ada bintil-bintil tersebut,

Program PGDK Kemdikbud 2019

203
proses difusi oksigen terganggu. Penderita TBC juga sering mengalami batuk darah.
Penularan TBC paling umum terjadi melalui udara. Ketika seseorang yang telah
mengidap penyakit TBC batuk, bersin, atau berbicara dengan memercikkan ludah,
bakteri TB akan ikut melalui ludah tersebut untuk terbang ke udara. Selanjutnya,
bakteri akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara yang dihirup.

Program PGDK Kemdikbud 2019

204
BAB III
SOAL LATIHAN DAN UMPAN BALIK

A. Soal latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu
jawaban yang menurut anda paling benar.

1. Menghindari seks bebas tidak semudah yang kita bayangkan tapi sebagai pemilik
kehormatan diri tentu akan berjuang keras untuk menghindarinya. Salah satu cara
untuk menghindari seks bebas adalah
A. tidak bergaul dengan teman lawan jenis
B. menjaga jarak dengan teman lawan jenis
C. memilih teman bergaul
D. berdiam diri saja
E. berkomunikasi hanya dengan keluarga

2. Suatu aktivitas yang mampu menyehatkan tubuh, baik jasmani maupun rokhani
adalah
A. bergerak
B. berolahraga
C. bermain
D. berlatih
E. beraktivitas

3. Tinggi net bola voli putri adalah


A. 2,24 m
B. 2,43 m
C. 2,23 m
D. 2,44 m
E. 2,25 m

4. Fase asosiatif dalam belajar motorik berarti


A. siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa mengingat konsep
B. siswa mulai mempraktekkan gerak sesuai dengan konsep-konsep yang telah
mereka ketahui
C. siswa mengerjakan tugas gerak tanpa konsep
D. siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi
E. siswa sedang memahami konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajarinya

5. Guru bersama kolaborator melakukan diskusi atau sharing ide dan juga
menganalisis kelemahan yang telah dilakukan pada tahap perencanaan dan
tindakan, kegiatan tersebut diatas dalam penelitian tindakan kelas merupakan
tahap
A. refleksi
B. kolaborasi
C. perencanaan
Program PGDK Kemdikbud 2019

205
D. tindakan
E. observasi

6. Teknik membawa korban dari tengah perairan ke tepi, kecuali


A. the hip carry rescue
B. armpit tow
C. wrist tow
D. tired swimmer tow
E. deep dive

7. Prinsip gerakan langkah dasar irama cha-cha ke belakang, sama dengan langkah
dasar irama cha-cha ke depan, perbedaannya hanyalah terletak pada
A. kecepatan irama
B. arah langkah
C. awalan gerakan
D. persiapan gerakan
E. irama langkah

8. Tujuan permainan sederhana kereta dorong dalam olahraga pencak silat untuk
melatih
A. kekuatan
B. keseimbangan
C. koordinasi
D. daya tahan kekuatan
E. kuda-kuda

9. Perbedaan antara pendidikan jasmani dan olahraga kompetisi (sports) pada aspek
penilaian adalah
A. penilaian pendidikan jasmani dengan cara final score, sedangkan olahraga
kompetisi (sports) dengan cara gain score
B. penilaian pendidikan jasmani dengan cara gain score, sedangkan olahraga
kompetisi (sports) dengan cara final score
C. penilaian pendidikan jasmani pada apsek sikap, sedangkan olahraga kompetisi
(sports) pada aspek psikomotor
D. penilaian pendidikan jasmani pada apsek kognitif, sedangkan olahraga kompetisi
(sports) pada aspek afektif
E. penilaian pendidikan jasmani pada apsek psikomotor, sedangkan olahraga
kompetisi (sports) pada aspek sikap dan psikomotor

10. Feedback yang diungkapkan dengan kata-kata seperti bagus, menyenangkan,


pintar, menarik dan hebat disebut
A. specific feedback
B. congruent feedback
C. general feedback
D. positive feedback
E. negative feedback

11. Salah satu faktor utama untuk mengidentifikasi bakat dalam olahraga adalah

Program PGDK Kemdikbud 2019

206
A. motor movement
B. motor unity
C. motor utility
D. motor plan
E. motor capacity

12. Faktor utama untuk mengidentifikasi bakat dalam olahraga meliputi


A. anthropometric dan motor educability
B. physic capacity dan mental capacity
C. anthropometric dan mental capacity
D. motor capacity, psycological capacity dan biometric qualities
E. indeks masa tubuh, berat badan dan tinggi badan

13. Keterampilan gerak stabil yang sedikit atau bahkan tidak menimbulkan pergesseran
posisi tubuh bila dipandang dari satu pangkal gerak termasuk keterampilan gerak
A. lokomotor
B. psikomotor
C. non-lokomotor
D. manipulatif
E. kasar

14. Proses pembelajaran bola basket dilaksanakan dengan langkah-lagkah kerja


sebagai berikut: Penjelasan - demonstrasi - Pelaksanaan - Evaluasi. Langkah
kerja guru PJOK dalam mengajar dengan menggunakan metode
A. inklusi
B. konvergen
C. komando
D. latihan
E. resiprokal

15. Dribble dengan cara memantulkan bola dari tangan kiri ke tangan kanan atau
sebaliknya dalam permainan bola basket disebut
A. bounce pass
B. chest pass
C. crossover
D. shooting
E. side pass

16. Guru PJOK dalam proses pembelajarannya dapat menampilkan bahan presentasi
yang bisa menarik perhatian siswa. Aplikasi sederhana keluaran microsoft yang
dapat digunakan untuk membuat bahan presentasi adalah
A. microsoft desktop publishing
B. microsoft database
C. microsoft word
D. microsoft spread sheet
E. microsoft powerpoint

17. Salah satu komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan adalah

Program PGDK Kemdikbud 2019

207
A. kelincahan
B. koordinasi
C. keseimbangan
D. kecepatan
E. daya tahan

18. Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dan cukup dapat meningkatkan
kebugaran jasmani seseorang. Dibawah ini intensitas latihan yang mendekati
harapan tersebut diatas dengan melakukan aktivitas gerak
A. 4 kali seminggu minimal 30 menit
B. setiap hari minimal 30 menit
C. setiap hari yang penting ada pembakaran lemak
D. 3 kali dalam seminggu minimal 30 menit
E. 2 kali dalam seminggu minimal 60 menit

19. Posisi lutut kaki depan yang benar saat melakukan gerakan topang depan pada
jalan cepat adalah
A. dikuatkan
B. digantung
C. diluruskan
D. direndahkan
E. ditekuk

20. Variasi materi pembelajaran berdampak langsung kepada siswa terutama sebagai
berikut
A. meningkatkan performance siswa
B. meningkatkan mutu pengajaran
C. meningkatkan prestasi belajar
D. menghindari kebosanan
E. meningkatkan kedisiplinan siswa

21. Anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum
termasuk tunagrahita disebut
A. autisme
B. asperger disorder
C. slow learner
D. down syndrome
E. hiperaktif

22. Fungsi tes kebugaran jasmani dalam program pengajaran pendidikan jasmani di
sekolah, kecuali
A. mengukur kemampuan nilai siswa
B. salah satu bahan masukan dalam memberikan nilai PJOK
C. bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmani
D. mengukur kemampuan fisik siswa
E. mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa

Program PGDK Kemdikbud 2019

208
23. Peserta didik yang yang sudah mencapai dan bahkan melampaui ketuntasan
belajar, maka guru perlu melakukan tindakan
A. pengayaan
B. pelatihan
C. remidial
D. percepatan lulusan
E. pemberian bonus

24. Ilmu yang mempelajari tentang gerak manusia yang salah satu tujuannya agar
terhindar dari cedera disebut
A. kinesiologi
B. fisiologi
C. biologi
D. anatomi
E. kesehatan olahraga

25. Cakupan standar kompetensi lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah
meliputi
A. mandiri, kalaboratif, komunikatif
B. sikap, pengetahuan, keterampilan
C. beriman, berkarakter, bertanggungjawab
D. kreatif, produktit, kritis
E. menguasai ilmu, teknologi, seni

26. Komponen dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sekurang-kurangnya


mencakup
A. pendahuluan, pembelajaran inti dan penutup.
B. kompetensi utama, materi, kegiatan pembelajaran, metode, media dan sumber
belajar, evaluasi
C. kompetensi inti, materi, kegiatan pembelajaran, metode, media dan sumber
belajar, evaluasi
D. tujuan, materi, kegiatan pembelajaran, metode, media dan sumber belajar,
evaluasi
E. capaian pembelajaran, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi

27. Melakukan aktifitas fisik seperti jalan, jogging, berenang, bersepeda merupakan
contoh aktivitas untuk menjaga kesehatan tubuh, khususnya komponen
A. kelincahan
B. keseimbangan
C. daya tahan
D. kelenturan
E. stabilitas stamina

28. Gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh adanya gangguan pada
sistem syaraf pusat yang mengakibatkan gangguan dalam interaksi sosial,
komunikasi dan perilaku disebut
A. asperger disorder
B. hiperaktif

Program PGDK Kemdikbud 2019

209
C. slow learner
D. down syndrome
E. autisme

29. Biologis, psikologis dan sosiologis merupakan


A. fungsi pendidikan jasmani
B. azas azas pendidikan jasmani
C. hakikat pendidikan jasmani
D. prinsip pelaksanaan pendidikan jasmani
E. landasan ilmiah pendidikan jasmani

30. Guru PJOK memberikan kesempatan peserta didik untuk mengamati, membaca,
dan mengembangkan sebanyak mungkin pengetahuan yang telah diperoleh dari
berbagai mata pelajaran. Dalam hal ini peserta didik dilatih baik secara individual
maupun kelompok untuk menelaah dengan wawasan yang lebih luas. Proses
tersebut guru menggunakan metode
A. diskusi
B. latihan
C. tanya jawab
D. eksperimen
E. proyek

31. Alasan penggunaan media dalam proses pembelajaran, kecuali


A. membedakan persepsi
B. menarik perhatian
C. menyederhanakan pesan
D. mengurangi verbalistis
E. menghemat waktu

32. Merencanakan seperangkat tugas dalam berbagai tingkat kesulitan yang


disesuaikan dengan perbedaan individu dan yang memungkinkan peserta didik
untuk beranjak dari tugas yang mudah ke sulit, merupakan peranan guru PJOK
dalam pengembangan gaya mengajar
A. resiprokal
B. latihan
C. konvergen
D. komando
E. inklusi

33. Kompetensi dimensi sikap pada standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
menengah antara lain adalah
A. berperilaku jujur dan peduli, bertanggungjawab, sehat jasmani dan rohani
B. menguasai ilmupengetahuan, seni dan budaya
C. rasa ingin tahun ilmu dan teknologi
D. mandiri, kalaboratif, komunikatif
E. kreatif, produktit, kritis

Program PGDK Kemdikbud 2019

210
34. Lemparan dalam permainan softball yang biasanya digunakan dalam keadaan
darurat dan dilakukan dalam waktu yang cepat serta posisi tubuh membungkuk
dengan kedua kaki ditekuk adalah
A. lemparan bawah
B. lemparan atas
C. lemparan memutar
D. lemparan jongkok
E. lemparan samping

35. Gerakan melompat, tangan bertumpu pada suatu alat tertentu dalam aktivitas
senam merupakan rangkaian gerak
A. kuda-kuda lompat
B. palang sejajar
C. palang bertingkat
D. loncat harimau
E. trampoline

36. Gerakan menjatuhkan lawan yang dilakukan dengan menjepit kedua tungkai kaki
pada sasaran leher, pinggang, atau tungkai sehingga lawan terjatuh, dalam pencak
silat dinamakan
A. guntingan
B. dengkulan
C. tendangan
D. sapuan
E. pukulan

37. Seorang guru PJOK akan menganalisis nilai, dengan cara mengelompokkan hasil
nilai harian peserta didik berdasarkan kompetensi dasar tiap materi ajar. Guru
melakukan hal tersebut tujuan utamanya untuk
A. menyusun laporan kemajuan hasil belajar untuk kenaikan kelas
B. mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik
C. memperbaiki proses pembelajaran
D. menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian
E. menyusun laporan kemajuan hasil belajar akhir semester

38. Peserta didik cenderung kurang semangat dan kurang termotivasi dalam mengikuti
proses pembelajaran senam lantai. Tema yang sesuai akan digunakan oleh guru
PJOK dalam memecahkan masalah diatas melalui penelitian tindakan kelas adalah
A. peningkatan hasil belajar senam lantai melalui penerapan metode pembelajaran
“A”
B. perbandingan metode “A” dan metode “B” terhadap hasil belajar senam lantai
C. upaya pemberian motivasi melalui metode “A” terhadap hasil belajar senam
lantai
D. hubungan antara metode dan motivasi terhadap hasil belajar senam lantai
E. pengaruh metode pembelajaran “A” dan motivasi terhadap peningkatan hasil
belajar senam lantai

39. Feedback yang dilakukan dengan ungkapan seperti: “pakai awalan sebelum
melempar, jangan asal lempar saja!”, merupakan
Program PGDK Kemdikbud 2019

211
A. specific feedback
B. general feedback
C. congruent feedback
D. negative feedback
E. positive feedback

40. Salah satu tujuan mempelajari sejarah perkembangan olahraga adalah


A. mengintervensi budaya olahraga
B. untuk menanamkan kecintaan terhadap olahraga
C. menghimpun inspirasi untuk perubahan dalam pengembangan olahraga
D. untuk menghasilkan karya olahraga yang spektakuler
E. untuk mencegah perilaku kecurangan dalam olahraga

41. Isu tentang gender, suku dan budaya merupakan bagian dari kajian ilmu
A. kesehatan olahraga
B. sosiologi olahraga
C. psikologi olahraga
D. manajemen olahraga
E. ekonomi olahraga

42. Indikator berikut ini akan digunakan dalam penilaian proses dengan teknik unjuk
kerja pada materi lompat jauh, kecuali
A. awalan
B. jauhnya lompatan
C. sikap badan di udara
D. sikap mendarat
E. tumpuan

43. Kemampuan mengembangkan variasi secara kreatif dalam pembelajaran PJOK


sangat penting dimiliki oleh guru PJOK, karena guru yang kaya dengan dengan
variasi materi pembelajaran akan berdampak langsung kepada siswa sebagai
berikut
A. meningkatkan unjuk kerja siswa
B. menghindari boredom
C. meningkatkan prestasi belajar siswa
D. meningkatkan kesegaran jasmani
E. meningkatkan mutu pembelajaran

44. Pengelolaan kelas PJOK melalui pendekatan ektifitas prosedur dan urutan
pembelajaran Pendahuluan, inti, dan penutup merupakan
A. prinsip penerapan pembelajaran PJOK
B. komponen silabus
C. tahapan belajar gerak dalam PJOK
D. komponen dalam Rencana Pembelajaran Semester
E. urutan dalam pembelajaran PJOK

45. Teknik penilaian yang digunakan guru PJOK saat akan menilai kompetensi sikap
pada pembelajaran bola basket adalah
A. tes lisan
Program PGDK Kemdikbud 2019

212
B. tes tertulis
C. penugasan
D. unjuk kerja
E. observasi

46. Berikut ini merupakan cara yang akan dilakukan penyelamat, dalam melakukan
penyelamatan di air sehingga posisi kepala korban menghadap ke atas, yaitu
A. memegang kepala korban dari belakang
B. memegang leher korban dari belakang
C. memegang perut korban dari belakang
D. memegang punggung korban dari depan
E. memegang lengan korban dari depan

47. Penilaian yang dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan


mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu
hal secara jelas adalah
A. penilaian portofolio
B. penilaian praktek
C. penilaian proyek
D. penilaian penugasan
E. penilaian unjuk kerja

48. Cabang olahraga lari cepat 100 meter, renang 25 meter, dan angkat besi
menggunakan sistem
A. cardiorespiratory
B. aerobik
C. gerak
D. anaerobik
E. energy

49. Berikut ini adalah narkotika yang berasal dari jenis tumbuhan
A. miras
B. putaw
C. heroin
D. kokain
E. ganja

50. Berikut ini merupakan fungsi kerja organ tubuh manusia dalam olahraga, kecuali
A. sistem otot dan syaraf
B. sistem gerak
C. sistem jantung dan pernafasan
D. sistem pencernaan
E. sistem energi

Program PGDK Kemdikbud 2019

213
Umpan Balik
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada bagian akhir
pedoman ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi pada buku pedoman ini.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = X 100%
n
Keterangan :
n = banyaknya soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan materi pada buku pedoman selanjunya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi
yang ada pada buku pedoman ini terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Program PGDK Kemdikbud 2019

214
BAB IV
PENUTUP

Bahan ajar ini merupakan alat bantu belajar bagi peserta PPG-PGDK untuk
mempersiapkan diri mengikuti program PPG. Materi yang termuat dalam bahan
ajar ini dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi UKMPPG yang telah dikembangkan
Tim UP Pusat. Dengan mempelajari dan memahami materi, contoh soal, dan
pembahasan dalam bahan ajar ini serta rajin berlatih mengerjakan latihan soal
dengan sungguh- sungguh maka peserta PPG-PGDK diharapkan lebih siap
mengikuti PPG.
Bahan ajar ini bukan merupakan sumber belajar utama untuk
mempersiapkan PPG sehingga diharapkan peserta PPG-PGDK lebih aktif
mempelajari dan memperkaya penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik
melalui sumber belajar lainnya baik secara mandiri maupun bersama-sama dengan
para teman sejawat dalam rumpun mata pelajaran. Bahan ajar ini diharapkan
dapat memberikan gambaran bagi peserta PPG-PGDK tentang konsep yang
esensial (kompetensi professional dan pedagogik) dalam mempersiapkan diri
mengikuti PPG. Semoga bahan ajar ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber
ajar untuk menambah wawasan dan kompetensi professional serta pedagogik
dalam rangka mewujudkan guru yang professional.

Program PGDK Kemdikbud 2019

215
DAFTAR PUSTAKA

Alim, M. L. (2016). Upaya Meningkatkan Ke-mampuan Fisik Motorik Kasar Anak me-lalui
Kegiatan Melambungkan dan Me-nangkap dengan Berbagai Media Anak Usia Dini di
TK Al-Fajar Pekanbaru. Jurnal PAUD Tambusai, 2(1), 79–89.
Bucher, Charles, A., (1979): Foundation of Physical Education. (8th Ed.). Mosby Company.
St. Louis, MI.
Buschner, Craig A., (1994), Teaching Children Movement Concepts and Skills: Becaming a
Master Teacher, Human Kinetics
Coakley, J. (2011). Youth sports: What counts as “positive development?” Journal of Sport
and Social Issues, 35(3), 306–324. https://doi.org/10.1177/0193723511417311
Ennis, Chaterine D., and Weimo Zhu (1991), Value Orientation: A Descroption of Teachers’
Goals for Student Learning, Research Quarterly fo Exercise and Sport, 62 (1).
Engström, L.-M. (2008). Who is physically active? Cultural capital and sports participation
from adolescence to middle age—a 38-year follow-up study. Physical Education &
Sport Pedagogy, 13(4), 319–343. https://doi.org/10.1080/17408980802400510
Gallahue, David L. (1991), Developmental Physical Education for Today’s Elementary
School Children, Macmillan Publishing Company.
Graham, G., Holt, S.A., Parker, M. (1993) Children Moving, A Reflective Approach to
Teaching Physical Education. California: Mayfield.
Graham, George, (1992), Teaching Children Physical Education: Becoming a Master
teacher, Human Kinetics Publishers, Campaign, Illinois.
Grineski, Steve, (1996), Cooperative Learning in Physical Education, Human Kinetics
Hall, Wissel. (1996). Bola basket. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hellison, Don (1995) Teaching Responsibility Through Physical Activity. Champaign, IL.:
Human Kinetics.
Jewet, A.E. (1994) Curriculum Theory and Research in Sport Pedagogy, dalam Sport
Science Review. Sport Pedagogy. Vol. 3 (1), h. 11-18.
Jewett; Bain; dan Ennis, (1995), The Curriculum Process in Physical Education, Second
Edition, Brown & Benchmark Publishers.
Kim, Y., Hibbing, P., Saint-Maurice, P. F., Ellingson, L. D., Hennessy, E., Wolff-Hughes, D.
L., … Welk, G. J. (2017). Surveillance of Youth Physical Activity and Sedentary
Behavior With Wrist Accelerometry. American Journal of Preventive Medicine,
52(6), 872–879. https://doi.org/10.1016/j.amepre.2017.01.012
Khasanah, I., Prasetyo, A., & Rakhmawati, E. (2011). Permainan Tradisional Sebagai Me-
dia Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian PAUDIA,
Volume 1 No. 1 2011, 1(1), 91–105
Oliva, Feter F. (1992), Developing The Curriculum, Third Edition, Harper Collins Publisher.
Rink, Judith E., (2002), Teaching Physical Education for Learning, Fourth Edition,
Mosby, Toronto.
Sumiyarsono, Deddy. (2002). Keterampilan Bola Basket. Yogyakarta: FIK UNY.
Siedentop, D., (1991), Developing Teaching Skills in Physical Education, Mayfield
Publishing Company.
Siedentop, D., (1994), Quality PE Through Positive Sport Experiences: Sport Education,
Human Kinetics.

Program PGDK Kemdikbud 2019

216
Siedentop, Daryl (1990): Introduction to Physical Education, Fitness, and Sport, Mayfield
Publishing Company, Mountain View, CA
Solihin, D. M., Faisal, A., & Dadang, S. (2013). Kaitan Antara Status Gizi,Perkembangan
Kognitif, Dan Perkembangan Motorik Pada Anak Usia Prasekolah. Penelitian Gizi
Dan Makanan, 36(1), 62–72.
Thorpe, H. (2009). Bourdieu, Feminism and Female Physical Culture: Gender Reflexivity
and the Habitus-Field Complex. Sociology of Sport Journal, 26(4), 491–516.
https://doi.org/10.1123/ssj.26.4.491

Program PGDK Kemdikbud 2019

217
DAFTAR LAMPIRAN KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN BAB III

Kunci Jawaban Soal-soal Latihan

1. C
2. B
3. A
4. B
5. A
6. E
7. C
8. A
9. B
10. D
11. E
12. D
13. C
14. C
15. C
16. E
17. E
18. A
19. C
20. D
21. C
22. A
23. A
24. A
25. B
26. D
27. C
28. E
29. E
30. E
31. A
32. E
33. A

Program PGDK Kemdikbud 2019

218
34. A
35. A
36. A
37. C
38. A
39. D
40. B
41. B
42. B
43. B
44. E
45. E
46. A
47. C
48. D
49. E
50. B

Program PGDK Kemdikbud 2019

219
Program PGDK Kemdikbud 2019

220
Program PGDK Kemdikbud 2019

221
Program PGDK Kemdikbud 2019

222

Anda mungkin juga menyukai