Anda di halaman 1dari 148

D R A F T

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KEP.252/ MEN/X/2004


TENTANG

PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL INSTRUKTUR DAN


ANGKA KREDITNYA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 dan Keputusan Bersama Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan
Nomor 25A Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya,
dipandang perlu menetapkan Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya;
b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang


Pokok- pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah;
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah;
4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang
Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2003;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1991 tentang
Latihan Kerja;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonom;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang
Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2002;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah ;
13. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang
Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
14. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi , dan Tata Kerja Menteri Negara, sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun
2002;

15. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 2002;
16. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002;
17. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
KEP. 219/MEN/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
18. Ke
eputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 tentang Jabatan Fungsional
Instruktur dan Angka Kreditnya;
19. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP.
188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Instruktur dan
Angka Kreditnya;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERTAMA : Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka
Kreditnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 19 Oktober 2004

MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,

dto

JACOB NUWA WEA


LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KEP. 252/MEN/X/2004

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL INSTRUKTUR DAN


ANGKA KREDITNYA
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
36/KEP/M.PAN/3/2003 tentang Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka
Kreditnya dan Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan
Nomor 25A Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya belum mengatur secara
terperinci penjelasan teknis, baik berupa penjelasan butir-butir kegiatan
yang dapat dinilai dalam angka kredit maupun mekanisme dan teknis
penilaiannya.
Mengingat jabatan fungsional Instruktur dapat dijabat oleh setiap
Pegawai Negeri Sipil di semua Instansi Pemerintah, baik Pusat maupun
Daerah, maka untuk terciptanya kesamaan persepsi dalam memahami
setiap butir kegiatan dan teknis penilaian serta memperlancar pelaksanaan
penilaian, dipandang perlu disusun suatu pedoman teknis dalam bentuk
Petunjuk Teknis.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi selaku Instansi
Pembina Jabatan Fungsional Instruktur perlu menetapkan Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya sebagai pedoman bagi
pejabat fungsional Instruktur maupun bagi Tim Penilai Jabatan Fungsional

1
Instruktur baik di Tim Penilai Instansi Pusat, Tim Penilai Unit Kerja, Tim
Penilai Provinsi maupun Tim Penilai Kabupaten/Kota.
Dengan Petunjuk ini, diharapkan penilaian jabatan fungsional
Instruktur dapat dilaksanakan secara benar, lancar, dan obyektif sehingga
mendukung terciptanya iklim yang kondusif untuk meningkatkan
profesionalisme pejabat fungsional Instruktur.

B. Tujuan
Petunjuk Teknis Penilaian jabatan fungsional Instruktur dimaksudkan
untuk memberikan pedoman kepada Instruktur dan Tim Penilai Jabatan
Fungsional Instruktur dalam penilaian angka kredit yang diperoleh selama
melaksanakan tugas.
Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman dalam memberikan nilai
dari setiap butir kegiatan yang dapat dikumpulkan selama periode tertentu
dengan penjelasan secara terperinci mengenai kriteria, bukti fisik yang
diperlukan, pemberian angka kredit, pelaksana kegiatan serta teknik dan
prosedur pengajuan angka kredit.
Bagi Tim Penilai Jabatan Fungsional Instruktur, Petunjuk Teknis ini
dapat memberikan pedoman dalam melaksanakan penilaian dari setiap
butir kegiatan dan mekanisme kerja Tim Penilai.

C. Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan :
1. Pejabat Fungsional Instruktur yang selanjutnya disebut Instruktur
adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran kepada peserta
pelatihan di bidang atau kejuruan tertentu.
2. Instruktur tingkat terampil adalah Instruktur yang mempunyai kualifikasi
teknis yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan
penguasaan teknis dan prosedur kerja di bidang pelatihan dan
pembelajaran kejuruan tertentu.

2
3. Instruktur tingkat ahli adalah Instruktur yang mempunyai kualifikasi
profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan
penguasaan ilmu pengetahuan, metodologi, dan teknik analisis di
bidang pelatihan dan pembelajaran kejuruan tertentu.
4. Melatih adalah keseluruhan kegiatan untuk memberikan, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan keterampilan, produktivitas,
disiplin, sikap kerja, dan etos kerja pada tingkat keterampilan tertentu
berdasarkan persyaratan jabatan dengan metoda pelatihan tertentu
yang pelaksanaannya lebih mengutamakan praktek daripada teori.
5. Mengajar adalah suatu proses interaksi edukatif antara peserta,
instruktur, dan lingkungan dengan metoda pengajaran tertentu yang
pelaksanaannya lebih mengutamakan teori daripada praktek serta
diarahkan pada upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya .
6. Peserta pelatihan adalah masyarakat, pencari kerja, calon pekerja,
pekerja / Pegawai Negeri Sipil atau swasta, maupun pekerja yang
lepas dari pekerjaannya.
7. Tim Penilai Jabatan Fungsional Instruktur adalah tim penilai yang
dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, dengan tugas
menilai prestasi kerja Instruktur.
8. Tim Penilai Instansi Pusat adalah Tim penilai jabatan fungsional
Instruktur yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian Pusat atau pejabat eselon I yang ditunjuk, yang bertugas
membantu pejabat yang berwenang dalam menilai prestasi kerja
Instruktur Madya di lingkungan masing-masing.
9. Tim Penilai Unit Kerja adalah Tim penilai jabatan fungsional Instruktur
yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat Eselon II yang membidangi
pelatihan dan pembelajaran pada Instansi Pusat, yang bertugas
membantu pejabat yang berwenang dalam menilai prestasi kerja
Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur
Pertama sampai dengan Instruktur Muda di lingkungan masing-masing.
10. Tim Penilai Daerah Provinsi adalah Tim penilai jabatan fungsional
Instruktur yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina

3
Kepegawaian Provinsi atau pejabat lain yang ditunjuk (serendah-
rendahnya eselon II), yang bertugas membantu pejabat yang
berwenang dalam menilai prestasi kerja Instruktur Pelaksana sampai
dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama sampai dengan
Instruktur Madya di lingkungan Pemerintah Provinsi.
11. Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota adalah Tim penilai jabatan
fungsional Instruktur yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota atau pejabat lain yang ditunjuk
(serendah-rendahnya eselon II), yang bertugas membantu pejabat
yang berwenang, dalam menilai prestasi kerja Instruktur Pelaksana
sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama sampai
dengan Instruktur Madya di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota.
12. Angka kredit adalah nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh Instruktur dan
digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan
jabatan/pangkat.
13. Unit Pelatihan/pembelajaran adalah unit kerja yang memiliki sumber
daya manusia, program, fasilitas dan pendanaan dengan tugas pokok
dan fungsi melakukan pelatihan dan pembelajaran kepada peserta
pelatihan untuk mencapai tingkat kualitas keterampilan dan keahlian
tertentu dan dikelola menurut sistem tertentu.
14. Instansi pembina jabatan fungsional Instruktur adalah Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
15. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit sebagaimana
ditentukan dalam pasal 15 ayat (1) Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003
adalah :
a. Menteri / Jaksa Agung / Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi/ Tinggi Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah
Non Departemen atau Pejabat lain satu tingkat lebih
rendah yang ditunjuk olehnya, bagi Instruktur Madya
di lingkungan instansi masing-masing.

4
b. Direktur, Kepala Pusat, Kepala Biro kepegawaian atau pejabat lain
yang membidangi pelatihan dan pembelajaran, yang setara dengan
eselon II pada Instansi Pusat bagi Instruktur Pelaksana sampai
dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama sampai dengan
Instruktur Muda di lingkungan Instansi masing-masing.
c. Gubernur atau Pejabat lain satu tingkat lebih rendah yang
ditunjuk olehnya (serendah-rendahnya Eselon II) bagi Instruktur
Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur
Pertama sampai dengan Instruktur Madya di lingkungan
Pemerintah Provinsi.
d. Bupati/Walikota atau pejabat lain satu tingkat lebih rendah yang
ditunjuk olehnya (serendah-rendahnya eselon II), bagi Instruktur
Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur
Pertama sampai dengan Instruktur Madya di lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
16. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah Menteri, Jaksa Agung,
Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, Sekretaris Militer, Sekretaris
Presiden, Sekretaris Wakil Presiden, Kepala Kepolisian Negara,
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara.
17. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi, adalah Gubernur.
18. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota, adalah
Bupati/Walikota.
19. Kompetensi, adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh
seseorang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga seseorang
tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan
efisien.
20. Pejabat yang berwenang menetapkan Tim Penilai dan
Sekretariat Tim Penilai adalah Pejabat yang berwenang
sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 yaitu :

5
a. Menteri / Jaksa Agung / Pimpinan Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen untuk Tim Penilai Instansi Pusat
dan Tim Penilai Unit Kerja di lingkungan masing-masing.
b. Gubernur untuk Tim Penilai Daerah Provinsi.
c. Bupati/Walikota untuk Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota.
21. Pejabat yang berwenang mengangkat, membebaskan sementara
dan memberhentikan dalam dan dari Jabatan Instruktur adalah pejabat
pembina kepegawaian yang bersangkutan atau Pejabat lain yang
ditunjuk sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975
tentang wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil jo. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
beserta peraturan pelaksanaannya.
22. Pembebasan sementara adalah pembebasan sementara dari jabatan
fungsional Instruktur.
23. Pemberhentian dari jabatan fungsional, adalah pemberhentian dari
jabatan fungsional Instruktur dan bukan pemberhentian sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
24. Pimpinan unit kerja adalah Pejabat yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak oleh Pejabat yang berwenang untuk
memimpin suatu unit kerja sebagai bagian dari organisasi yang ada.
25. Pendidikan dan pelatihan fungsional Instruktur adalah upaya
peningkatan kemampuan dan pemantapan wawasan, pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap yang sesuai dengan profesi Instruktur
yang diselenggarakan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional
Instruktur dan/atau Pejabat Pembina Kepegawaian dan bermanfaat
dalam pelaksanaan tugas Instruktur.
26. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) adalah
Sertifikat/Surat Keterangan yang diperoleh Instruktur setelah mengikuti,
menyelesaikan, dan/atau dinyatakan lulus suatu program pendidikan
dan pelatihan yang bermanfaat dalam pelaksanaan Instruktur yang
diterbitkan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional Instruktur

6
dan/atau Seorang Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain
yang ditunjuk.
27. Pengembangan profesi adalah kegiatan Instruktur dalam rangka
pengamalan ilmu, pengetahuan, dan teknologi serta keterampilan yang
bermanfaat bagi pengembangan keinstrukturan.
28. Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun baik secara
berkelompok maupun perorangan yang membahas suatu pokok
bahasan dengan menuangkan gagasan-gagasan tertentu melalui
identifikasi dan deskripsi permasalahan, analisis permasalahan dan
saran pemecahannya.
29. Karya Tulis Ilmiah yang dipublikasikan adalah informasi ilmiah yang
diterbitkan oleh suatu penerbit yang memiliki dewan redaksi atau suatu
lembaga pemerintah dan disebarkan kepada masyarakat.
30. Penulis Utama adalah seseorang yang memprakarsai penulisan,
pemilik ide tentang hal yang akan ditulis, pembuat outline, penyusun
konsep tulisan sehingga nama yang bersangkutan tertera pada urutan
pertama atau dinyatakan secara jelas sebagai penulis utama.
31. Penulis Pembantu adalah seseorang yang memberikan bantuan
kepada penulis utama, misalnya dalam pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, penyempurnaan konsep dan penambahan bahan
materi dan penyunting.
32. Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan hasil penelitian
dengan menggunakan metoda ilmiah, penelitian dan pengembangan
yang memberikan pemahaman dan informasi tentang gejala-gejala
alam dan/atau sosial.
33. Seminar adalah suatu bentuk pertemuan ilmiah yang dipimpin oleh
pakar di bidangnya yang bertujuan untuk memberikan dan
mendiskusikan suatu informasi di bidang pelatihan dan/atau
pembelajaran.
34. Lokakarya (sanggar kerja) adalah salah satu bentuk pertemuan antara
para ahli untuk membahas masalah tertentu dalam bidang pelatihan
dan/atau pembelajaran untuk memperoleh hasil tertentu yang perlu
ditindaklanjuti.

7
35. Konferensi adalah suatu bentuk pertemuan untuk berunding atau
bertukar pendapat guna membahas suatu masalah di bidang pelatihan
dan/atau pembelajaran yang menjadi perhatian bersama.
36. Keanggotaan dalam organisasi profesi adalah kedudukan seorang
Instruktur dalam berorganisasi yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan profesionalismenya, yang dibuktikan dengan kartu
anggota atau keputusan dari pejabat yang berwenang.
37. Pengembangan pelatihan adalah serangkaian upaya untuk
menciptakan dan menyempurnakan sistem, metoda dan teknik
pelatihan dan/atau pembelajaran agar dapat memenuhi tuntutan
perkembangan serta perubahan situasi dan kondisi pelatihan dan/atau
pembelajaran baik dalam lingkup sektoral, regional, nasional, maupun
Internasional.
38. Pendidikan formal adalah setiap program pendidikan yang berupa
bimbingan pengajaran dan/atau pelatihan yang diselenggarakan di
dalam satuan pendidikan di dalam jalur pendidikan sekolah.
39. Rencana pelatihan adalah himpunan berbagai kegiatan pelatihan
dalam satu kejuruan tertentu yang akan dilaksanakan dalam rangka
mencapai tujuan pelatihan tertentu.
40. Garis-garis Besar Program Pelatihan (GBPP) adalah pokok-pokok
kegiatan pelatihan dari suatu kesatuan program Diklat yang disusun
secara sistematis dan mencakup deskripsi materi, tujuan, pokok
bahasan, metoda, media, dan sumber belajar.
41. Satuan pokok bahasan adalah bagian dari mata pelajaran yang disusun
menurut satuan waktu tertentu, yang terdiri atas beberapa sub pokok
bahasan yang mencakup satu tujuan Instruksional umum tertentu yang
harus dicapai peserta pelatihan, dan digunakan sebagai pedoman
instruktur dalam proses pelatihan.
42. Satuan Acara Pelatihan (Satpel) adalah rincian satu set pemelajaran
untuk lingkup atau beberapa kali pertemuan yang disusun secara
sistematik dan mencakup deskripsi materi, tujuan, pokok bahasan, sub
pokok bahasan, strategi pelatihan dan pembelajaran, alokasi waktu,
dan sumber belajar.

8
43. Mengevaluasi peserta pelatihan adalah kegiatan untuk menilai tingkat
kemajuan penguasaan materi pelatihan pada suatu paket pelatihan
menurut satuan waktu tertentu.
44. Mengevaluasi program pelatihan adalah kegiatan untuk mengukur
pelaksanaan kemajuan pelatihan dibandingkan dengan rencana
pelatihan yang telah ditentukan dan untuk memperoleh umpan balik
bagi penyempurnaan program pelatihan.
45. Pelaporan pelaksanaan pelatihan, adalah kegiatan penyusunan laporan
pelaksanaan pelatihan untuk selesainya suatu mata pelatihan.
46. Perawatan/perbaikan peralatan pelatihan, adalah kegiatan
pemeliharaan atau perbaikan kerusakan ringan peralatan/peraga
pelatihan, baik benda hidup maupun benda mati atas dasar penugasan
pimpinan unit.
47. Fasilitas pelatihan adalah sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
mendukung kegiatan pelatihan.
48. Diktat adalah materi pelatihan yang disusun secara sistematis dan logis
dalam bentuk tulisan.
49. Modul adalah satu kesatuan materi pelatihan yang mencakup lembar
informasi, lembar kerja, lembar penilaian, dan kunci jawaban sebagai
media bagi peserta untuk belajar secara mandiri.
50. Media/Alat peraga pelatihan adalah alat bantu untuk mengajar dan
melatih baik teori maupun praktek dalam bentuk transparansi, slide,
chart, miniatur atau model dan lain-lain yang sejenis.
51. Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dan
masukan yang digunakan.
52. Job sheet atau Lembar kerja adalah lembar-lembar yang berisi
petunjuk bagi peserta dalam pelaksanaan latihan/praktek.
53. Uji kompetensi adalah proses untuk mengetahui atau mengukur tingkat
pencapaian kompetensi dalam jenjang jabatan tertentu dalam rangka
pemberian sertifikat kompetensi.
54. Penyusunan materi penyuluhan adalah kegiatan berupa penyusunan
materi penyuluhan manajemen dan produktivitas.

9
55. Penyuluhan manajemen dan produktivitas adalah kegiatan dalam
rangka meningkatkan kesadaran di bidang manajemen dan/atau
produktivitas baik di kalangan dunia usaha maupun masyarakat.
56. Peningkatan produktivitas adalah pengembangan budaya masyarakat
atau dunia usaha, sehingga sikap mental dan cara kerja tumbuh dan
berkembang untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik.
57. Pelayanan teknis pelatihan adalah jasa/layanan profesional yang
diberikan oleh seorang atau beberapa orang Instruktur yang ahli di
bidang pelatihan dalam hal menerapkan prinsip-prinsip
penyelenggaraan dan pengelolaan pelatihan.
58. Pelayanan konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam
berbagai bidang yang diberikan oleh Instruktur yang ahli kepada pihak-
pihak tertentu di bidang manajemen dan produktivitas dalam rangka
mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak
dan disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang
ditetapkan pengguna jasa.
59. Pengukuran produktivitas adalah kegiatan untuk mengukur tingkat
produktivitas suatu obyek pengukuran dengan cara mengumpulkan
dan mengolah data serta menganalisisnya dengan metoda tertentu,
sebagai dasar penentuan kebijakan dalam rangka perbaikan
produktivitas.
60. Produktivitas nasional adalah perbandingan antara produk domestik
bruto (PDB) nasional dan jumlah tenaga kerja secara nasional dalam
periode tertentu.
61. Produktivitas sektoral adalah perbandingan antara produk domestik
bruto (PDB) sektoral dengan jumlah tenaga kerja pada sektor tersebut
dalam periode tertentu.
62. Produktivitas regional adalah perbandingan antara produk domestik
bruto (PDRB) dalam satu atau beberapa provinsi dengan jumlah tenaga
kerja pada wilayah dalam periode tertentu.
63. Produktivitas perusahaan adalah perbandingan antara produk yang
dihasilkan suatu perusahaan (output) dengan jumlah tenaga kerja
(input) pada perusahaan tersebut dan periode tertentu.

10
64. Perusahaan skala kecil adalah unit usaha yang memiliki tenaga kerja
berjumlah kurang dari 25 orang (< 25).
65. Perusahaan skala menengah adalah unit usaha yang memiliki tenaga
kerja berjumlah 25 s/d 99 orang. ( 25  X  99 )
66. Perusahaan skala besar adalah unit usaha yang memiliki tenaga kerja
berjumlah 100 orang ke atas (  100 )
67. Pencari kerja adalah setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan
namun bersedia untuk bekerja dan aktif mencari pekerjaan
(dibayar/berusaha sendiri).
68. Pekerja adalah setiap orang memiliki pekerjaan baik karena di bayar
dalam hubungan kerja untuk mendapatkan upah maupun berusaha
sendiri untuk mendapatkan keuntungan.
69. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah adalah suatu tulisan yang
disusun oleh seseorang, yang membahas suatu pokok persoalan yang
merupakan tinjauan/ ulasan ilmiah.
70. Saduran adalah karya tulis atau terjemahan secara bebas dengan
meringkas dan/atau menyederhanakan atau mengembangkan tulisan
tanpa mengubah pokok pikiran tulisan asal.
71. Pembaharuan/inovasi adalah penemuan baru yang berbeda dari yang
sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metoda,
atau alat).
72. Penyempurnaan adalah melakukan perbaikan dari yang sudah ada
atau sudah dikenal sebelumnya sehingga memiliki nilai guna yang lebih
tinggi.
73. Pembaharuan sistem/metoda pelatihan adalah kegiatan penyusunan
suatu sistem/metoda pelatihan baru dengan cara melakukan identifikasi
tentang kebutuhan pelatihan untuk menciptakan sistem/metoda
pelatihan yang baru dengan mempertimbangkan kondisi yang ada.
74. Penyempurnaan sistem/metoda pelatihan adalah kegiatan
mengembangkan atau menyempurnakan sistem/metoda pelatihan yang
telah ada dengan melakukan analisis sesuai dengan perkembangan
teknologi dan kebutuhan, sehingga pelaksanaan pelatihan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.

11
75. Standar kompetensi kerja adalah uraian kompetensi baku berdasarkan
analisis suatu jabatan tertentu yang harus dikuasai oleh seorang
tenaga kerja untuk mampu melaksanakan seluruh peran kerja dalam
jabatan tertentu secara efektif dan efisien.
76. Materi uji kompetensi adalah suatu perangkat uji dalam bentuk bank
soal atau bentuk lain untuk mengukur pencapaian kompetensi seorang
tenaga kerja yang disusun sesuai standar kompetensi kerja.
77. Pelatihan tingkat dasar adalah pelatihan yang ditujukan untuk
membekali tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan tingkat
dasar guna mencapai setinggi-tingginya setara kualifikasi tenaga
operator pada bidang tertentu.
78. Pelatihan tingkat menengah adalah pelatihan yang ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta
guna mencapai kualifikasi supervisor/teknisi/asisten manajer atau yang
sederajat pada bidang tertentu.
79. Pelatihan tingkat atas/lanjutan adalah pelatihan yang ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta
guna mencapai kualifikasi manajer ke atas.

D. Ruang Lingkup Penggunaan


Petunjuk teknis ini dipergunakan oleh :
1. Pejabat yang berwenang sebagai pedoman untuk penetapan angka
kredit, pengangkatan, pembebasan sementara, dan pemberhentian
dalam dan dari jabatan fungsional Instruktur.
2. Tim Penilai jabatan fungsional Instruktur sebagai pedoman untuk
memberikan penilaian setiap butir kegiatan, keanggotaan, mekanisme
kerja tim, dan teknis penilaian angka kredit.
3. Instruktur sebagai pedoman dalam pengumpulan angka kredit dari
setiap butir kegiatan yang dapat dikumpulkan selama periode tertentu
dan bukti fisik yang diperlukan serta mekanisme dan prosedur
pengajuan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK).

E. Kegiatan Instruktur

12
1. Kegiatan Instruktur yang dapat dipertimbangkan angka kreditnya
adalah kegiatan dinas di bidang pelatihan dan/atau pembelajaran atas
perintah kedinasan oleh pejabat yang berwenang.
2. Instruktur yang melaksanakan tugas Instruktur di atas jenjang
jabatannya dalam satu kategori (tingkat ahli atau tingkat terampil),
angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80 % (delapan puluh
perseratus) dari setiap kegiatan yang dilakukan sebagaimana
tercantum dalam lampiran I dan II Kepmenpan No.
36/KEPM.PAN/2003.
3. Instruktur yang melaksanakan tugas Instruktur di bawah jenjang
jabatannya dalam satu kategori (tingkat ahli atau tingkat terampil),
angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan angka kredit dari
setiap butir kegiatan yang dilakukan sebagaimana tercantum dalam
lampiran I dan II Kempenpan No. 36/KEP/M.PAN/2003.
4. Dalam hal Instruktur untuk melaksanakan tugas sesuai jenjang
jabatannya tidak ada dan satu tingkat di atas jenjang jabatannya juga
tidak ada, maka pimpinan unit kerja dapat menugaskan Instruktur
dengan jenjang jabatan dua tingkat di atasnya dalam kategori yang
sama untuk melaksakanan tugas dimaksud.
Contoh :
Di suatu lembaga pelatihan untuk melaksanakan tugas mengajar pada
pelatihan tingkat dasar dengan peserta pekerja pada level
pelaksana/produksi, dibutuhkan Instruktur Pelaksana. Namun di
lembaga pelatihan tersebut yang tersedia hanya Instruktur penyelia dan
tidak tersedia Instruktur pelaksana Lanjutan, maka pimpinan unit kerja,
dapat menugaskan Instruktur Penyelia untuk melaksanakan tugas
tersebut dengan angka kredit 100 % dari butir kegiatan dimaksud.
5. Dalam hal Instruktur untuk melaksanakan tugas sesuai jenjang
jabatannya tidak ada dan satu tingkat di bawah jenjang jabatannya juga
tidak ada, maka pimpinan unit kerja dapat meminta bantuan Instruktur
dari lembaga lain untuk melaksakanan tugas dimaksud.

Contoh :

13
Di suatu lembaga pelatihan untuk melaksanakan tugas mengajar pada
pelatihan tingkat menengah dengan peserta pekerja pada level
teknisi/penyelia, dibutuhkan Instruktur penyelia. Namun di lembaga
pelatihan tersebut yang tersedia hanya Instruktur Pelaksana dan tidak
tersedia Instruktur Penyelia maupun Instruktur Pelaksana Lanjutan,
maka pimpinan unit kerja, dapat meminta bantuan Instruktur Penyelia
dari lembaga pelatihan lainnya.

14
BAB II
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

A. Waktu Penilaian
1. Penilaian terhadap prestasi kerja Instruktur oleh tim penilai dilakukan
setelah menurut perhitungan sementara Instruktur yang bersangkutan
memenuhi angka kredit kumulatif minimal yang ditentukan untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
2. Instruktur wajib mengajukan DUPAK Instruktur sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam satu tahun.
3. Penilaian dan penetapan angka kredit Instruktur dilakukan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu setiap 3 (tiga) bulan
sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil.
4. Untuk kenaikan jabatan/pangkat bulan April, maka penilaian
dilaksanakan untuk masa penilaian dari 01 Juli sampai dengan 31
Desember pada tahun sebelumnya dan sudah harus ditetapkan
selambat-lambatnya pada tanggal 30 Januari tahun yang
bersangkutan.
5. Untuk kenaikan jabatan/pangkat bulan Oktober, maka penilaian
dilaksanakan untuk masa penilaian dari 01 Januari sampai dengan 30
Juni pada tahun yang bersangkutan dan sudah harus ditetapkan
selambat-lambatnya pada tanggal 31 Juli tahun yang bersangkutan.

B. Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit


1. Menteri / Jaksa Agung / Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/
Tinggi Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen atau
Pejabat lain satu tingkat lebih rendah yang ditunjuk olehnya,
bagi Instruktur Madya di lingkungan instansi masing-masing.
2. Direktur, Kepala Pusat, Kepala Biro kepegawaian atau pejabat lain
yang membidangi pelatihan dan pembelajaran, yang setara dengan
eselon II pada Instansi Pusat bagi Instruktur Pelaksana sampai dengan

15
Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama sampai dengan Instruktur
Muda di lingkungan Instansi masing-masing.
3. Gubernur atau Pejabat lain satu tingkat lebih rendah yang ditunjuk
olehnya (serendah-rendahnya Eselon II) bagi Instruktur Pelaksana
sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama sampai
dengan Instruktur Madya di lingkungan Pemerintah Provinsi.
4. Bupati/Walikota atau pejabat lain satu tingkat lebih rendah yang
ditunjuk olehnya (serendah-rendahnya eselon II), bagi Instruktur
Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama
sampai dengan Instruktur Madya di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota.

C. Tim Penilai
Tim Penilai Jabatan Fungsional Instruktur adalah Tim Penilai yang dibentuk
dan ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang untuk menilai prestasi kerja
Instruktur.
Pejabat yang berwenang untuk membentuk dan menetapkan Tim Penilai
Jabatan Fungsional Instruktur adalah :
1. Menteri / Jaksa Agung / Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/
Tinggi Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen untuk
Tim Penilai Instansi pusat.
2. Direktur/Kepala pusat/Kepala biro Kepegawaian atau pejabat lain
setara eselon II yang membidangi pelatihan dan pembelajaran pada
Instansi Pusat untuk Tim Penilai Unit Kerja.
3. Gubernur untuk Tim Penilai Daerah Provinsi.
4. Bupati/W alikota untuk Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota.

D. Jumlah, Susunan dan Keanggotaan Tim Penilai dan/atau Sekretariat


Tim Penilai
1. Jumlah dan susunan keanggotaan Tim penilai disesuaikan berdasarkan
pada tingkat kewenangannya dan dengan memperhatikan jenjang
jabatan dan kepangkatan Instruktur yang akan dinilai.

16
a. Tim Penilai Instansi Pusat, jumlah dan susunan keanggotaannya
adalah sebagai berikut :
1) Jumlah keanggotaan Tim Penilai Instansi Pusat sebanyak-
banyaknya berjumlah 9 (sembilan) orang.
2) Susunan keanggotaan Tim Penilai Instansi Pusat adalah :
a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari
unsur eselon I yang membidangi pembinaan pelatihan dan
pembelajaran dan/atau Instruktur.
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota, yaitu
pejabat dari unsur eselon II yang menyelenggarakan fungsi
dan tugas pembinaan Instruktur.
c) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, yaitu pejabat
dari unsur pembina kepegawaian di Instansi Pusat .
d) Maksimal 6 (enam) orang anggota yang mewakili unsur
Instruktur (4 orang), Pejabat dari Instansi Pembina Jabatan
Fungsional Instruktur (1 orang), Pejabat Eselon III atau IV
pada Direktorat yang membidangi pembinaan Instruktur (1
orang).
e) Tim Penilai Instansi Pusat dibantu Sekretariat yang
dipimpin oleh Sekretaris, dengan susunan anggotanya yaitu
antara lain pejabat eselon IV dan staff di lingkungan
Direktorat atau pejabat lain yang menyelenggarakan fungsi
dan tugas pembinaan Instruktur, sebanyak 5 (lima) orang.
b. Tim Penilai Unit Kerja, jumlah dan susunan keanggotaannya
adalah sebagai berikut :
1) Jumlah keanggotaan Tim Penilai Unit Kerja sebanyak-
banyaknya berjumlah 9 (sembilan) orang.
2) Susunan keanggotaan Tim Penilai Unit Kerja adalah :
a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari
unsur eselon II yang membidangi pembinaan pelatihan dan
pembelajaran dan/atau Instruktur di Instansi Pusat.
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota, yaitu
pejabat dari unsur Sekretariat Ditjen/Sekretriat Badan yang

17
membidangi pembinaan pelatihan dan
pembelajaran/Instruktur atau Biro yang membidangi
Kepegawaian di Instansi Pusat.
c) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, yaitu pejabat
eselon III yang membidangi kepegawaian dari unit kerja
Instansi Pusat.
d) Maksimal 6 (enam) orang anggota yang mewakili unsur
Instruktur (4 orang), Pejabat dari Instansi Pembina Jabatan
Fungsional Instruktur (1 orang), Pejabat Eselon III atau IV
pada Direktorat/Pusat yang membidangi pembinaan
Instruktur (1 orang).
e) Tim Penilai Unit Kerja dibantu Sekretariat yang dipimpin
oleh Sekretaris, dengan susunan anggotanya yaitu antara
lain pejabat eselon IV dan staff di lingkungan
Direktorat/Pusat atau pejabat lain yang menyelenggarakan
fungsi dan tugas pembinaan Instruktur, sebanyak 5 (lima)
orang.
c. Tim Penilai Daerah Provinsi, jumlah dan susunan
keanggotaannya adalah sebagai berikut :
1) Jumlah keanggotaan Tim Penilai Daerah Provinsi sebanyak-
banyaknya berjumlah 9 (sembilan) orang.
2) Susunan keanggotaan Tim Penilai Daerah Provinsi adalah :
a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari
unsur dinas teknis Provinsi yang menyelenggarakan fungsi
dan tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran
dan/atau Instruktur.
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota, yaitu
pejabat dari unsur Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
Provinsi atau Sekretariat Wilayah Daerah Provinsi.
c) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, yaitu pejabat
yang membidangi kepegawaian pada Dinas teknis Provinsi
yang menyelenggarakan fungsi dan tugas pembinaan
pelatihan atau pembelajaran dan/atau Instruktur.

18
d) Maksimal 6 (enam) orang anggota yang mewakili unsur
Instruktur (4 orang), Pejabat Eselon III atau IV pada Kantor
Dinas Teknis Provinsi yang menyelenggarakan fungsi dan
tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran dan/atau
Instruktur (1 orang), Pejabat dari Instansi Teknis Pusat (1
orang).
e) Tim Penilai Daerah Provinsi dibantu Sekretariat yang
dipimpin oleh Sekretaris, dengan susunan anggotanya yaitu
antara lain pejabat eselon IV dan staff di lingkungan Kantor
Dinas Teknis Provinsi yang menyelenggarakan fungsi dan
tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran dan/atau
Instruktur, sebanyak 5 (lima) orang.
d. Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota, jumlah dan susunan
keanggotaannya adalah sebagai berikut :
1) Jumlah keanggotaan Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota
sebanyak-banyaknya berjumlah 9 (sembilan) orang.
2) Susunan keanggotaan Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota
adalah :
a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari
unsur dinas teknis Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan fungsi dan tugas pembinaan pelatihan
atau pembelajaran dan/atau Instruktur.
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota, yaitu
pejabat dari unsur Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
Kabupaten/Kota atau Sekretariat Wilayah Daerah
Kabupaten/Kota.
c) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, yaitu pejabat
yang membidangi kepegawaian pada Dinas teknis
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan fungsi dan tugas
pembinaan pelatihan atau pembelajaran dan/atau
Instruktur.
d) Maksimal 6 (enam) orang anggota yang mewakili unsur
Instruktur (4 orang), Pejabat Eselon III atau IV pada Kantor

19
Dinas Teknis Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan
fungsi dan tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran
dan/atau Instruktur (1 orang), Pejabat dari Instansi Teknis
Provinsi (1 orang).

a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, yaitu Wakil


Bupati/Walikota.
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota, yaitu
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
Kabupaten/Kota atau Sekretaris Wilayah Daerah
Kabupaten/Kota.
c) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, yaitu Kepala
Dinas Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan fungsi dan
tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran dan/atau
Instruktur.
d) Maksimal 6 (enam) orang anggota yang mewakili unsur
Instruktur, Pejabat Eselon III atau IV pada Kantor Dinas
Kabupaten/Kota dan Provinsi yang menyelenggarakan
fungsi dan tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran
dan/atau Instruktur, Pejabat Eselon III yang membidangi
pengembangan/mutasi pegawai pada BKD dan/atau Kantor
Dinas Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan fungsi dan
tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran dan/atau
Instruktur.
e) Tim Penilai Daerah Kabupaten/kota dibantu Sekretariat
yang dipimpin oleh Sekretaris, dengan susunan anggotanya
yaitu antara lain pejabat eselon IV dan staff di lingkungan
Kantor Dinas Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan
fungsi dan tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran
dan/atau Instruktur, sebanyak 5 (lima) orang.

20
2. Persyaratan Keanggotaan Tim Penilai
Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Anggota Tim Penilai Instansi
Pusat, Tim Penilai Unit Kerja, Tim Penilai Daerah Provinsi dan Tim
Penilai Daerah Kabupaten/Kota adalah :
a. Jabatan dan/atau pangkat serendah-rendahnya sama dengan
jabatan/pangkat dari Instruktur yang dinilai.
b. Mempunyai kompetensi untuk menilai prestasi kerja Instruktur.
c. Dapat aktif melakukan penilaian prestasi kerja Instruktur.

E. Pengangkatan dan Pemberhentian Tim Penilai


1. Pengangkatan
a) Anggota Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Instansi Pusat
diangkat dan ditetapkan oleh Menteri/Jaksa Agung/Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen atau Pejabat lain satu
tingkat di bawahnya yang ditunjuk.
b) Anggota Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Unit Kerja diangkat
dan ditetapkan oleh Direktur/Kepala Pusat/Asisten Deputi/Kepala
Biro Kepegawaian atau pejabat lain yang membidangi pelatihan
atau pembelajaran yang setara dengan eselon II pada Instansi
Pusat.
c) Anggota Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Daerah Provinsi
diangkat dan ditetapkan oleh Gubernur atau Pejabat lain satu
tingkat di bawahnya yang ditunjuk.
d) Anggota Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Daerah
Kabupaten/Kota diangkat dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota atau
Pejabat lain satu tingkat di bawahnya yang ditunjuk.
e) Pembentukan/pengangkatan dan susunan keanggotaan Tim Penilai
Instansi Pusat, Tim Penilai Unit Kerja, Tim Penilai Daerah Provinsi
dan Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota terlebih dahulu harus
mendapatkan rekomendasi dari Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Cq. Direktur Jenderal yang bertanggung jawab di
bidang pembinaan Instruktur selaku Pimpinan Instansi Pembina

21
jabatan fungsional Instruktur atau pejabat lain yang ditunjuk, untuk
memperoleh pertimbangan teknis.
f) Pengajuan permohonan untuk mendapatkan rekomendasi/
pertimbangan teknis tentang pembentukan/susunan keanggotaan
Tim Penilai oleh masing-masing Pejabat yang berwenang
membentuk Tim Penilai kepada Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
dimulainya masa kerja Tim Penilai.
g) Masa jabatan Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun, dan setiap tahun
anggaran dilakukan peninjauan kembali terhitung mulai bulan
Januari.
h) Biaya yang diperlukan untuk operasional kegiatan Tim Penilai, Tim
Penilai Teknis, dan Sekretariat Tim Penilai dibebankan pada
anggaran pada Unit Kerja masing-masing.
i) Untuk memberikan penilaian atas kegiatan Instruktur yang bersifat
khusus atau penilaian kegiatan yang memerlukan keahlian tertentu,
Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dapat
membentuk Tim Penilai Teknis, yang anggotanya terdiri dari para
ahli, baik yang berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil atau
bukan Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai kemampuan
teknis/khusus yang diperlukan.
j) Tugas pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan
saran dan pendapat kepada Ketua Tim Penilai dalam memberikan
penilaian kegiatan yang bersifat khusus atau memerlukan keahlian
tertentu.
k) Tim Penilai Teknis menerima tugas dari Ketua Tim penilai dan
bertanggung jawab kepada Pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit.

2. Pemberhentian
Anggota tim Penilai dan/atau Sekretariat Tim Penilai diberhentikan
apabila :
a. habis masa jabatan dan/atau ;

22
b. pindah tempat bekerja yang tidak memungkinkan untuk aktif
melakukan penilaian prestasi kerja Instruktur dan/atau ;
c. mengundurkan diri dan/atau ;
d. tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai anggota tim penilai
dan/atau ;
e. dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980, dan/atau ;
f. berhenti atau diberhentikan dari Pegawai Negeri Sipil.

F. Tata Kerja Tim Penilai


1. Menghimpun data prestasi kerja Instruktur yang akan dinilai dan
diberi angka kredit dari Sekretariat Tim Penilai.
2. Memeriksa kebenaran bukti-bukti prestasi kerja Instruktur yang ada
dan memberi angka kredit atas dasar kriteria yang telah ditentukan.
3. Menuangkan angka kredit hasil penilaian dalam butir dan kolom/lajur
yang sesuai, dengan menggunakan formulir DUPAK seperti lampiran
Ia, Ib, Ic atau Lampiran IIa, IIb, IIc Keputusan Bersama Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003
tanggal 10 Juli 2003 , yaitu kolom/lajur nomor 6, 7, dan 8 yang telah
disiapkan Sekretariat Tim Penilai.
4. Meminta saran dan pendapat Tim Penilai Teknis, dalam hal terdapat
kegiatan Instruktur yang perlu dinilai memiliki derajat kekhususan
yang tinggi.
5. Menuangkan angka kredit akhir hasil kesepakatan penilaian setiap
unsur pada kolom/lajur yang sesuai, dengan menggunakan formulir
penetapan angka kredit (PAK) seperti Lampiran VIII Keputusan
Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A
Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003.
6. Mendokumentasikan data hasil penilaian dan penetapan angka
kredit.

23
7. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada pejabat yang berwenang
mengangkat dan memberhentikan Tim Penilai tersebut.
8. Melaporkan kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka
kredit, bagi Instruktur yang belum dapat mengumpulkan angka kredit
yang dipersyaratkan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.

G. Tugas Tim Penilai


1. Tugas pokok Tim Penilai Instansi Pusat adalah :
a. Membantu Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat atau pejabat
eselon I yang ditunjuk, dalam menetapkan angka kredit
Instruktur Madya di lingkungan Instansi Pusat;
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian Pusat atau pejabat eselon I yang
ditunjuk, yang berhubungan dengan penetapan angka kredit
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, seperti meminta saran
dan pendapat kepada tim penilai teknis untuk memberikan
penilaian kegiatan khusus yang dilakukan oleh Instruktur Madya
yang bertugas di lingkungan Instansi masing-masing.
2. Tugas pokok Tim Penilai Unit Kerja adalah :
a. Membantu Direktur, Kepala Pusat, Kepala Biro Kepegawaian
atau pejabat lain yang membidangi pelatihan dan pembelajaran,
yang setara dengan eselon II pada Instansi Pusat, dalam
menetapkan angka kredit bagi Instruktur yang bertugas di
lingkungan Instansi Pusat masing-masing, yaitu :
1) Instruktur Terampil :
 Pelaksana (II/b s.d II/d)
 Pelaksana Lanjutan (III/a s.d III/b)
 Penyelia (III/c s.d III/d)
2) Instruktur Ahli :
 Pertama (III/a s.d III/b)
 Muda (III/c s.d III/d)
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur,
Kepala Pusat, Kepala Biro Kepegawaian atau pejabat lain yang

24
membidangi pelatihan dan pembelajaran, yang setara dengan
eselon II pada Instansi Pusat, yang berhubungan dengan
penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
seperti meminta saran dan pendapat kepada tim penilai teknis
untuk memberikan penilaian kegiatan khusus yang dilakukan
oleh Instruktur Pelaksana sampai dengan penyelia dan
Instruktur Pertama sampai dengan Instruktur Muda yang
bertugas di lingkungan Instansi masing-masing.

3. Tugas Pokok Tim Penilai Daerah Provinsi adalah :


a. Membantu Gubernur atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya
dalam menetapkan angka kredit bagi semua Instruktur yang
bertugas di lingkungan Pemerintah Provinsi, yaitu :
1) Instruktur Terampil :
 Pelaksana (II/b s.d II/d)
 Pelaksana Lanjutan (III/a s.d III/b)
 Penyelia (III/c s.d III/d)
2) Instruktur Ahli :
 Pertama (III/a s.d III/b)
 Muda (III/c s.d III/d)
 Madya (IV/a s.d IV/c)
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur
atau pejabat lain yang ditunjuknya, yang berhubungan dengan
penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
seperti meminta saran dan pendapat kepada tim penilai teknis
untuk memberikan penilaian kegiatan khusus yang dilakukan
oleh Instruktur Pelaksana, Pelaksana Lanjutan, Penyelia,
Pertama, Muda, dan/atau Madya yang bertugas di lingkungan
Pemerintah Provinsi.

25
4. Tugas Pokok Tim Penilai Daerah Kabupaten/ Kota adalah :
a. Membantu Bupati/Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk
olehnya dalam menetapkan angka kredit bagi semua Instruktur
yang bertugas di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota, yaitu:
1) Instruktur Terampil :
 Pelaksana (II/b s.d II/d)
 Pelaksana Lanjutan (III/a s.d III/b)
 Penyelia (III/c s.d III/d)
2) Instruktur Ahli :
 Pertama (III/a s.d III/b)
 Muda (III/c s.d III/d)
 Madya (IV/a s.d IV/c)

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh


Bupati/Walikota atau pejabat lain yang ditunjuknya yang
berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, seperti meminta saran dan pendapat
kepada tim penilai teknis untuk memberikan penilaian kegiatan
khusus yang dilakukan oleh Instruktur Pelaksana, Pelaksana
Lanjutan, Penyelia, Pertama, Muda, dan/atau Madya yang
bertugas di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota.

5. Tugas Tim Penilai Teknis


Memberi saran dan pendapat kepada Tim Penilai dalam memberikan
penilaian terhadap kegiatan atau prestasi Instruktur yang bersifat
khusus dan memerlukan keahlian tertentu untuk menilainya.

6. Tugas Sekretariat Tim Penilai


Sekretariat Tim Penilai bertugas membantu pelaksanaan tugas Tim
penilai yang bersangkutan, dengan rincian tugas sebagai berikut :
a. Menerima, mengadministrasi, memeriksa kelengkapan
administrasi DUPAK Instruktur.

26
b. Menyeleksi dan menyusun prioritas DUPAK Instruktur yang akan
dinilai dengan mendahulukan Instruktur yang memenuhi syarat
angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan jabatan/pangkat
setingkat lebih tinggi.
c. Menuangkan usul penetapan angka kredit Instruktur ke dalam
formulir DUPAK yang sesuai seperti lampiran Ia, Ib, Ic atau IIa,
IIb, IIc pada kolom/lajur nomor 3, 4, dan 5 Keputusan Bersama
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor
25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003, masing-masing rangkap
2 (dua).
d. Menyampaikan hasil sebagaimana dimaksud butir b kepada Tim
Penilai I dan II.
e. Menyiapkan rapat-rapat dan persidangan Tim Penilai ;
f. Menyiapkan formulir berita acara hasil penilaian angka kredit
Instruktur, menggunakan format lampiran I Keputusan ini.
g. Memfasilitasi keperluan administrasi dan finansial Tim Penilai
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya ;
h. Mendokumentasikan secara tertib hasil kerja Tim Penilai dan
bukti prestasi kerja yang telah dinilai ;
i. Membantu Tim Penilai dalam menuangkan angka kredit
Instruktur yang disepakati Tim Penilai untuk ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang dengan menggunakan formulir seperti
Lampiran VIII Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10
Juli 2003.
j. Menyiapkan Nota Peringatan selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan sebelumnya kepada Instruktur yang belum dapat
mengumpulkan angka kredit minimal sesuai dengan waktu yang
ditentukan untuk pembebasan sementara dan/atau
pemberhentian dari jabatan Instruktur, dengan menggunakan
format sebagaimana lampiran II Keputusan ini ;

27
k. Menyiapkan Nota Pemberitahuan dari Tim Penilai kepada
pejabat yang berwenang, bagi Instruktur yang tidak dapat
memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan dan tembusan
kepada Instruktur yang bersangkutan dengan menggunakan
format Lampiran III Keputusan ini.
l. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua Tim Penilai.

28
BAB III
MEKANISME DAN PROSEDUR
PENETAPAN ANGKA KREDIT INSTRUKTUR

A. Mekanisme Pengajuan DUPAK


1. Setiap pejabat fungsional Instruktur, mengisi formulir DUPAK sesuai
dengan jenjang jabatannya, sesuai Lampiran Ia, Ib, Ic bagi Instruktur
tingkat Terampil atau IIa, IIb, IIc bagi Instruktur tingkat Ahli, Keputusan
Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A
Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003.
2. DUPAK disampaikan kepada Pimpinan Unit Kerja masing-masing untuk
diteliti kelengkapan dan kebenarannya, dengan dilampiri :
a. Bukti fisik asli melakukan kegiatan pelaksanaan pelatihan dan
pernyataan pimpinan unit kerja/atasan langsung yang dituangkan
dalam bentuk sebagaimana tersebut pada Lampiran III Keputusan
Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan
Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003 ;
b. Bukti fisik asli melakukan kegiatan pengembangan pelatihan dan
pernyataan pimpinan unit kerja/atasan langsung yang dituangkan
dalam bentuk sebagaimana tersebut pada Lampiran IV Keputusan
Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan
Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003 ;
c. Bukti fisik asli melakukan kegiatan pengembangan profesi Instruktur
dan pernyataan pimpinan unit kerja/atasan langsung yang
dituangkan dalam bentuk sebagaimana tersebut pada Lampiran V
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003
dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003 ;

29
d. Bukti fisik asli melakukan kegiatan pendukung kegiatan Instruktur
dan pernyataan pimpinan unit kerja/atasan langsung yang
dituangkan dalam bentuk sebagaimana tersebut pada Lampiran VI
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003
dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003 ;
e. Salinan/fotocopy Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP) yang disahkan oleh pejabat berwenang dan pernyataan
pimpinan unit kerja/atasan langsung yang dituangkan dalam bentuk
sebagaimana Lampiran VII Keputusan Bersama Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003
tanggal 10 Juli 2003;
f. Salinan/fotocopy Ijazah/STTB pendidikan formal yang disahkan oleh
pejabat berwenang dan pernyataan pimpinan unit kerja/atasan
langsung yang dituangkan dalam bentuk sebagaimana Lampiran
VII Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP.
188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli
2003 ;
g. Bukti-bukti lain sebagai pendukung yang mencerminkan prestasi
kerja Instruktur, yaitu antara lain :
1) Salinan/fotocopy sah SK Kenaikan jabatan terakhir ;
2) Salinan/fotocopy sah SK Kenaikan Pangkat terakhir ;
3) Salinan/fotocopy sah Penetapan Angka Kredit (PAK)
terakhir/periode sebelumnya.
4) Surat Ijin/tugas Belajar dari pejabat yang berwenang.
5) Surat tugas mengikuti seminar/lokakarya/konferensi dari pejabat
yang berwenang.
3. Prestasi kerja yang dicerminkan dengan angka kredit yang diusulkan,
dituangkan dalam unsur, sub unsur, butir dan kolom/lajur yang sesuai
dengan formulir Daftar Usul Penetapan Angka Kredit seperti Lampiran
Ia, Ib, atau Ic untuk tingkat Terampil, dan IIa, IIb, atau IIc untuk tingkat

30
Ahli Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan
Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003 sesuai dengan jenjang
jabatan Instruktur yang bersangkutan.
4. DUPAK untuk periode penilaian Januari s/d Juni disampaikan dan telah
diterima oleh Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit cq.
Ketua Tim Penilai selambat-lambatnya tanggal 15 Juli tahun yang
bersangkutan ;
5. DUPAK untuk periode penilaian Juli s/d Desember disampaikan dan
telah diterima oleh Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
cq. Ketua Tim Penilai selambat-lambatnya tanggal 15 Januari tahun
berikutnya.
6. Penyampaian Daftar Usul Penetapan Angka Kredit dilakukan secara
kolektif dan herarkis dengan menggunakan formulir sebagaimana
lampiran IV keputusan ini.

B. Prosedur Penilaian dan Penetapan Angka Kredit


1. Tim Penilai Instansi Pusat, Tim Penilai Unit Kerja, Tim Penilai Daerah
Provinsi, dan Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota dibantu masing-
masing Sekretariat Tim Penilai, menghimpun data prestasi kerja
Instruktur yang akan dinilai dan diberi angka kredit dari Sekretariat Tim
Penilai serta meneliti persyaratan dan bukti-bukti yang ditentukan dari
setiap butir kegiatan dalam DUPAK yang diajukan oleh Instruktur melalui
pejabat pengusul.
2. Sekretariat Tim Penilai menuangkan usul penetapan angka kredit
Instruktur ke dalam formulir DUPAK yang sesuai seperti lampiran Ia, Ib,
Ic atau IIa, IIb, IIc pada kolom/lajur nomor 3, 4, dan 5 Keputusan
Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A
Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003, masing-masing rangkap 2 (dua).
3. Ketua Tim Penilai Instansi Pusat, Unit Kerja, Daerah Provinsi, dan
Daerah Kabupaten/Kota membagi tugas penilaian kepada anggota Tim
Penilai masing-masing.

31
4. Tim Penilai melakukan penelitian dan penilaian terhadap usulan angka
kredit yang diajukan pada setiap butir kegiatan dalam DUPAK Instruktur
yang menjadi kewenangannya.
5. Setiap usulan dinilai oleh dua orang anggota Tim Penilai.
6. Mencantumkan hasil penilaian prestasi kerja Instruktur dari setiap butir
kegiatan yang diajukan ke dalam baris dan kolom/lajur (nomor 6, 7, dan
8) dari masing-masing DUPAK secara berurutan seperti Lampiran Ia,
Ib, atau Ic untuk tingkat Terampil, dan IIa, IIb, atau IIc untuk tingkat Ahli
dari Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003
dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003 sesuai dengan
jenjang jabatan Instruktur yang bersangkutan.
7. Dalam hal terdapat usulan angka kredit dari butir kegiatan Instruktur
yang bersifat khusus dan memerlukan keahlian khusus dalam
melakukan penilaian, Ketua Tim Penilai dapat meminta saran dan
pendapat dari Tim Penilai Teknis.
8. Setelah masing-masing anggota Tim Penilai melakukan penilaian,
hasilnya disampaikan kepada Ketua Tim Penilai melalui Sekretaris untuk
dibahas guna mendapatkan pengesahan.
9. Dalam hal terdapat perbedaan hasil penilaian yang diberikan oleh 2
orang anggota Tim Penilai sangat besar (lebih dari 2), anggota tim
saling berkonsultasi di bawah pengawasan Ketua Tim Penilai.
10. Keputusan hasil penilaian angka kredit oleh Tim Penilai dilaksanakan
atas dasar kesepakatan dalam sidang pleno Tim Penilai yang
dituangkan dalam berita acara penilaian. Format Berita Acara Penilaian
sebagaimana lampiran I Keputusan ini.
11. Sekretariat Tim Penilai menuangkan nilai angka kredit hasil
keputusan/penetapan sidang pleno dalam formulir penetapan angka
kredit seperti pada Lampiran VIII Surat Keputusan Bersama Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003
tanggal 10 Juli 2003.

32
12. Sekretariat Tim Penilai menyampaikan Penetapan Angka Kredit (PAK)
Instruktur yang akan ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit.
13. Sekretariat Tim Penilai memproses lebih lanjut hasil PAK Instruktur
untuk disampaikan kepada Kepala BKN atau Kepala Kantor Regional
BKN yang bersangkutan, dan tembusan disampaikan kepada Instruktur
yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang terkait.
14. Sekretariat Tim Penilai mendokumentasikan secara tertib berkas-berkas
yang berkaitan dengan DUPAK dan hasil PAK Instruktur.

33
BAB IV
PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT,
PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN
DARI JABATAN FUNGSIONAL INSTRUKTUR

Pejabat yang berwenang mengangkat, membebaskan sementara


dan memberhentikan dalam dan dari Jabatan Instruktur adalah pejabat
pembina kepegawaian yang bersangkutan atau Pejabat lain yang ditunjuk
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang
wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil beserta peraturan pelaksanaannya.
A. Pejabat yang Berwenang Untuk Mengangkat dan Memberhentikan
Dalam dan dari Jabatan Fungsional Instruktur :
1. Menteri, Jaksa Agung, Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, Sekretaris
Militer, Sekretaris Presiden, Sekretaris Wakil Presiden, Kepala
Kepolisian Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen,
Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara atau
pejabat lain yang ditunjuk olehnya, bagi Instruktur Madya yang bertugas
di lingkungan Instansi Pusat.
2. Kepala Biro yang menangani Kepegawaian masing-masing
Departemen/Instansi bagi Instruktur Pelaksana sampai dengan
Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama sampai dengan Instruktur
Muda yang bertugas di Instansi Pusat.
3. Gubernur atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya, bagi Instruktur
Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia, dan Instruktur Pertama
sampai dengan Instruktur Madya yang bertugas di lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi.
4. Bupati/Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya, bagi Instruktur
Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia, dan Instruktur Pertama
sampai dengan Instruktur Madya yang bertugas di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

34
B. Syarat Pengangkatan Pertama Kali atau Pengangkatan Kembali
1. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat pertama kali dalam jabatan
fungsional Instruktur harus memenuhi ketentuan dan syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Instruktur Terampil :
1) berijazah serendah-rendahnya Diploma II sesuai dengan
kualifikasi bidang/jenis kejuruan yang ditentukan;
2) menduduki pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda
Tingkat I, golongan ruang II/b ;
3) lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pelatihan
dan pembelajaran Tingkat Dasar Keterampilan / TOT
Tingkat Dasar Terampil;
4) setiap unsur Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3)
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
5) Tidak sedang menjalani hukuman didiplin atau dalam proses
penjatuhan hukuman disiplin tingkat sedang atau berat ;
6) Usia tidak lebih dari 5 (lima) tahun sebelum batas usia
pensiun ;
7) Jenjang jabatan Instruktur ditentukan berdasarkan hasil
perolehan angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang berdasarkan penilaian DUPAK yang diajukan
PNS ybs.
b. Instruktur Ahli :
1) berijazah serendah-rendahnya Sarjana (S1) / Diploma IV
sesuai dengan kualifikasi bidang/jenis kejuruan yang
ditentukan;
2) menduduki pangkat serendah-rendahnya Penata Muda,
golongan ruang III/a;
3) lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pelatihan
dan pembelajaran Tingkat Dasar Keahlian /TOT Tingkat
Dasar Ahli;

35
4) setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3)
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir ;
5) Tidak sedang menjalani hukuman didiplin atau dalam proses
penjatuhan hukuman disiplin tingkat sedang atau berat ;
6) Usia tidak lebih dari 5 (lima) tahun sebelum batas usia
pensiun ;
7) Jenjang jabatan Instruktur ditentukan berdasarkan hasil
perolehan angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang berdasarkan penilaian DUPAK yang diajukan
PNS ybs.

2. Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat kembali dalam jabatan


fungsional Instruktur harus memenuhi ketentuan dan syarat-syarat
sebagai berikut :
a. telah dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi dalam jangka
waktu kurang dari 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal
dibebaskan sementara karena dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
dalam pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit
untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.
b. masa berlakunya hukuman disiplin yang dijatuhkan berdasarkan
PP No. 30 tahun 1980, telah selesai ;
c. berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap berdasarkan PP Nomor 4 tahun 1966,
dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi hukuman percobaan ;
d. telah selesai melaksanakan tugas di luar jabatan Instruktur ;
e. telah selesai menjalani cuti di luar tanggungan negara dan telah
diangkat kembali pada Instansi semula ;
f. telah selesai menjalani tugas belajar/diklat lebih dari 6 (enam)
bulan ;
g. penentuan jenjang jabatan dalam pengangkatan kembali,
mempergunakan dasar dari hasil penetapan angka kredit terakhir

36
yang pernah dimiliki dan dapat ditambahkan dari prestasi di
bidang pelatihan yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan
fungsional Instruktur.

C. Penyesuaian/Inpassing dalam Jabatan dan Angka Kredit


1. Penyesuaian sebagaimana dimaksud pasal 24 SKB Menakertrans
dan Kepala BKN Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor: 25A Tahun
2003 tanggal 10 Juli 2003 adalah penyesuaian ke dalam tingkat dan
jenjang jabatan fungsional Instruktur, dari jabatan Instruktur Latihan
Kerja dan Widyaiswara.
2. Inpassing sebagaimana dimaksud pasal 18 SKB Menakertrans dan
Kepala BKN Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor: 25A Tahun
2003 tanggal 10 Juli 2003 adalah penyesuaian ke dalam jenjang
jabatan dan angka kredit Instruktur, dari jabatan lain di luar Instruktur
Latihan Kerja.
3. Pegawai Negeri Sipil di Luar Depnakertrans, yang pada saat
ditetapkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 36/KEP/M.PAN/ 3/2003 telah secara terus menerus dan masih
tetap melakukan kegiatan pelatihan dan pembelajaran berdasarkan
keputusan Pejabat yang berwenang dapat diangkat ke dalam Jabatan
Instruktur melalui penyesuaian/Inpassing dalam jabatan dan angka
kredit.
4. Yang dimaksud PNS di luar Depnakertrans adalah setiap PNS pada
Instansi Pusat maupun Instansi Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota
yang belum pernah sekalipun diangkat ke dalam jabatan fungsional
Instruktur Latihan Kerja berdasarkan Keputusan Menpan No.
24/MENPAN/1990 tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Instruktur
Latihan Kerja.
5. Penetapan nama dan jenjang fungsional dari pengangkatan PNS dari
jabatan lain ke dalam jabatan fungsional Instruktur sebagaimana
dimaksud pada butir nomor 1, ditentukan berdasarkan jenis dan
jenjang pendidikan formal PNS yang bersangkutan.

37
a. Dalam hal pendidikan formal PNS serendah-rendahnya berijazah
SLTA dan setinggi-tingginya berijazah D.III, maka PNS tersebut
diangkat dalam jabatan Instruktur tingkat Terampil dengan
kejuruan disesuaikan dengan jurusan/rumpun atau program studi
Ijazah dengan diberikan angka kredit berpedoman pada Lampiran
V Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003.
b. Dalam hal pendidikan formal PNS serendah-rendahnya berijazah
sarjana Strata 1/D. IV dan jenis fakultas, jurusan, atau program
studi Ijazah tidak sesuai/tidak mendukung dengan
formasi/kebutuhan kejuruan Instruktur, maka PNS diangkat dalam
jabatan Instruktur tingkat Terampil dengan diberikan angka kredit
berpedoman pada Lampiran V Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003.
c. Dalam hal pendidikan formal PNS serendah-rendahnya berijazah
sarjana Strata 1/D. IV dan jenis fakultas, jurusan, atau program
studi Ijazah sesuai/mendukung dengan formasi kebutuhan
kejuruan Instruktur, maka PNS diangkat dalam jabatan Instruktur
tingkat Ahli dengan diberikan angka kredit berpedoman pada
Lampiran VI Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003.
6. Penyesuaian nama dan jenjang jabatan Instruktur Latihan Kerja yang
didasarkan kepada Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 24/MENPAN/1990 tentang Angka Kredit Bagi
Jabatan Instruktur Latihan Kerja ke dalam nama dan jenjang jabatan
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003, di samping
ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit terakhir yang diperoleh
Instruktur, juga didasarkan atas jenjang pendidikan formal dan
kesesuaian jurusan/rumpun, jurusan, atau program studi.
7. Pengaturan penyesuaian nama dan jenjang jabatan dari jabatan
Instruktur Latihan Kerja berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 24/MENPAN/1990 ke dalam

38
jabatan Instruktur sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003
ditetapkan sebagai berikut :
a. Apabila pada saat pertama kali diangkat dalam jabatan Instruktur
Latihan Kerja yang didasarkan kepada Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 24/MENPAN/1990,
pengangkatannya menggunakan dasar pendidikan formal Sarjana
Strata I/D. IV (pre employment), maka nama dan jenjang
jabatannya langsung disesuaikan ke dalam nama dan jenjang
jabatan Instruktur tingkat Ahli sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003, tanpa memperhatikan jenis
Jurusan/Program Studinya dengan bidang kejuruan Instruktur
yang bersangkutan.
b. Dalam hal Instruktur Latihan Kerja memperoleh Ijazah dari
pendidikan formal Sarjana Strata I/D. IV dan/atau Pascasarjana
setelah yang bersangkutan menduduki jabatan fungsional
Instruktur Latihan Kerja (during employment), maka penyesuaian
nama dan jenjang jabatannya diatur sebagai berikut :
a. Apabila jenis Jurusan/Rumpun/Program Studinya sesuai
dengan bidang kejuruan Instruktur yang bersangkutan, maka
nama dan jenjang jabatan ILK yang bersangkutan disesuaikan
ke dalam nama dan jenjang jabatan Instruktur tingkat Ahli
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003.
b. Apabila jenis Jurusan/Rumpun/Program Studinya tidak sesuai
dengan bidang kejuruan Instruktur yang bersangkutan, maka
nama dan jenjang jabatan ILK yang bersangkutan disesuaikan
ke dalam nama dan jenjang jabatan Instruktur tingkat Terampil
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003.

39
c. Dalam hal formasi kepegawaian di Instansi memungkinkan
dan syarat-syarat lain dipenuhi, terhadap jenis
Jurusan/Rumpun/Program Studi pendidikan Strata 1/D. IV
tidak sesuai dengan bidang kejuruan, maka dapat dilakukan
alih kejuruan terhadap Instruktur yang bersangkutan ke dalam
nama dan jenjang jabatan Instruktur tingkat Ahli dengan
kejuruan sesuai dengan jenis Jurusan/Rumpun/Program Studi
pendidikan Strata 1/D. IV yang ditamatkan sepanjang yang
bersangkutan memiliki pengalaman kerja/on the job
training/Diklat/Sertifikat kompetensi yang mendukung/relevan.
d. Pendekatan yang digunakan untuk menentukan kesesuaian
antara jenis Jurusan/Rumpun/Program Studi pendidikan
Strata 1/D. IV dengan bidang kejuruan Insruktur sebagai
dasar penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan angka kredit
adalah :
1) Untuk bidang-bidang kejuruan teknik dalam jabatan
fungsional Instruktur seperti Otomotif, Listrik, Elektronika,
Teknologi Mekanik (Pengerjaan Logam), Pertanian,
Bangunan, dan sejenisnya maka jenis
Fakultas/Jurusan/Rumpun/Program Studi pendidikan
Strata 1/D. IV yang dipandang sesuai apabila
Fakultas/Jurusan/Rumpun/Program Studi pendidikan
Strata 1/D. IV termasuk dalam kelompok ilmu pasti atau
eksakta, seperti ilmu matematika, fisika, kimia, biologi
baik yang bersifat murni maupun terapan dari ilmu-ilmu
tersebut.
2) Untuk bidang-bidang kejuruan non teknik dalam jabatan
fungsional Instruktur seperti Tataniaga, Bahasa,
Manajemen, dan sejenisnya maka jenis
Fakultas/Jurusan/Rumpun/Program Studi pendidikan
Strata 1/D. IV yang dipandang sesuai apabila
Fakultas/Jurusan/Rumpun/Program Studi pendidikan
Strata 1/D. IV termasuk dalam kelompok ilmu sosial atau

40
non eksakta, seperti ilmu psikologi, bahasa, dan
sejenisnya, baik yang bersifat murni maupun terapan dari
ilmu-ilmu tersebut.
3) Khusus untuk Bidang kejuruan manajemen, maka latar
belakang pendidikan formal Strata 1/D. IV yang
dipandang sesuai dapat berasal dari
Fakultas/Jurusan/Rumpun/Program Studi kelompok ilmu
pasti/eksakta maupun kelompok ilmu sosial/non eksakta.
Dengan kata lain, latar belakang pendidikan formal Strata 1/D.
IV dari kelompok ilmu pasti/eksakta hanya dipandang
sesuai/relevan dengan Kejuruan Tenik dan Bidang Kejuruan
Manajemen dalam jabatan fungsional Instruktur, sehingga
Instruktur yang bersangkutan disesuaikan/inpassing dalam
jabatan Instruktur Tingkat Ahli. Sedangkan latar belakang
pendidikan formal Strata 1/D. IV dari kelompok ilmu
sosial/non eksakta hanya dipandang sesuai/relevan dengan
Kejuruan non Tenik dan Bidang Kejuruan Manajemen dalam
jabatan fungsional Instruktur, sehingga Instruktur yang
bersangkutan disesuaikan/inpassing dalam jabatan Instruktur
Tingkat Ahli.
Untuk lebih jelasnya pendekatan dalam menentukan
kesesuaian antara jenis Jurusan/Rumpun/Program Studi
pendidikan Strata 1/D. IV dengan bidang kejuruan Insruktur
dapat dilihat pada lampiran ....keputusan ini.
8. Pejabat fungsional Instruktur Latihan Kerja, Widyaiswara, dan atau
jabatan fungsional lain yang pada masa penyesuaian/inpassing yang
ditentukan, memiliki pendidikan Diploma III ke bawah dan telah
menduduki pangkat Pembina Golongan Ruang IV/a ke atas dapat
diangkat/disesuaikan dalam jabatan Instruktur tingkat Ahli dengan
ketentuan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak diangkat dalam
jabatan Instruktur tingkat Ahli harus telah lulus Diklat/Uji Penyetaraan
Kompetensi jabatan Instruktur tingkat Ahli dan/atau dapat

41
memperoleh Ijazah Sarjana S1/Diploma IV (D.IV) yang sesuai dengan
bidang kejuruannya.
9. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 8
Instruktur yang bersangkutan tidak lulus Diklat/Uji Penyetaraan
Kompetensi dan/atau dapat memperoleh Ijazah Sarjana S1/Diploma
IV (D.IV) yang sesuai dengan bidang kejuruannya, maka yang
bersangkutan diberhentikan dari jabatan Instruktur tingkat Ahli, dan
dapat dipertimbangkan kembali untuk diangkat dalam jabatan
Instruktur tingkat terampil jenjang Penyelia.
10. Diklat/Uji Penyetaraan Kompetensi sebagaimana dimaksud pada
angka 8 diatur lebih lanjut oleh Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Instruktur.
11. Instruktur sebagaimana dimaksud pada angka 8 yang telah lulus
Diklat/Uji Penyetaraan Kompetensi dan tidak dapat mencapai Ijazah
Sarjana S1/Diploma IV (D.IV), maka Instruktur yang bersangkutan
tidak dapat diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, dan
kepadanya setiap tahun diwajibkan mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) dari kegiatan Pelaksanaan
Pelatihan, Pengembangan Pelatihan, atau Pengembangan Profesi.
12. Dalam hal Instruktur sebagaimana dimaksud pada angka 11 :
a. Dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun tidak
dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20 (dua
puluh) ;
b. Diberhentikan dari jabatannya apabila dalam jangka waktu 1
(satu) tahun sejak dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang
ditentukan.

D. Kenaikan Jabatan dan Pangkat


1. Kenaikan jabatan dan pangkat pejabat fungsional Instruktur
mengacu pada ketentuan yang telah diatur pada Peraturan
Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

42
Pemerintah nomor 12 Tahun 2002 dan Bab IV pasal 8 Keputusan
Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A
Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003.
2. Pengangkatan dalam jabatan fungsional Instruktur setingkat lebih
tinggi ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
3. Penetapan jenjang jabatan Instruktur untuk pengangkatan dalam
jabatan ditentukan berdasarkan jumlah angka kredit yang dicapai
berdasarkan penetapan pejabat yang berwenang, sehingga
dimungkinkan antara pangkat dan jabatan tidak sesuai/tidak paralel
dengan pangkat dan jabatan sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (2)
atau pasal 7 ayat (2) Keputusan MENPAN No.
35/KEP/M.PAN/3/2003.
4. Kenaikan pangkat penyesuaian ijazah bagi Instruktur tingkat
Terampil dapat diberikan dengan memperhatikan ketentuan sebagai
berikut :
a. Pendidikan/Ijazah/Surat Tanda Tamat atau Lulus Belajar Sarjana
(S1)/D.IV yang diperoleh harus sesuai dengan kualifikasi yang
ditentukan untuk jabatan Fungsional Instruktur Tingkat Ahli yang
bersangkutan.
b. Lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pelatihan
dan pembelajaran yang ditentukan untuk Instruktur tingkat Ahli.
c. Memenuhi jumlah angka kredit kumulatif minimal yang ditentukan
untuk pangkat/jabatan yang baru berdasarkan jenjang pendidikan
formal yang diperolehnya.
d. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir.
e. Setiap unsur Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3)
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
f. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin atau dalam proses
penjatuhan hukuman tingkat sedang atau berat.

E. Pembebasan Sementara dan Pemberhentian

43
Pembebasan sementara dan pemberhentian dari jabatan fungsional
Instruktur mengacu pada ketentuan Bab IX pasal 26 dan pasal 28
keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 tanggal 23 Maret 2003 dan/atau Bab V pasal 10,
Pasal 11, Pasal 12, pasal 13, dan pasal 14 Surat Keputusan Bersama
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003
tanggal 10 Juli 2003.

44
BAB V
TEKNIS PENILAIAN BUTIR KEGIATAN

Dalam bagian ini akan diuraikan teknis penilaian untuk setiap butir-butir
kegiatan Instruktur yang dapat diperhitungkan sebagai perolehan angka kredit,
baik yang berlaku untuk semua tingkatan/jenjang, khusus untuk tingkat/jenjang
terampil, maupun untuk tingkat ahli.
A. Unsur, Sub Unsur, Butir Kegiatan, Bukti Fisik, Penilaian Kegiatan
Instruktur Semua Tingkatan/Jenjang
1. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
Mencapai jenjang pendidikan setara Diploma II, Sarjana
muda/Akademi/Diploma III, Sarjana (S1) / Diploma IV, Pascasarjana /
S2, atau Doktor (S3)
a. Kriteria :
1) Diploma II, Sarjana muda/Akademi/Diploma III, Sarjana (S1) /
Diploma IV, Pascasarjana / S2, atau Doktor (S3) dari
jurusan/program studi yang sesuai /relevan dengan bidang
kejuruan Instruktur yang bersangkutan.
2) Ijazah/gelar yang belum dicantumkan dalam keputusan
kepangkatan/jabatan dan belum diperhitungkan dalam
penilaian angka kredit.
b. Bukti Fisik :
Bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian adalah fotocopy
Ijazah/gelar yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang, yaitu :
1) Rektor/ Dekan /Direktur atau pejabat lain yang ditunjuk, bagi
lulusan perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta
yang program studinya telah diakreditasi.
2) Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) atau pejabat
yang ditunjuk bagi lulusan perguruan tinggi swasta yang
program studinya belum diakreditasi.

45
c. Pemberian Angka Kredit :
Pemberian angka kredit dapat diberikan sesuai dengan jenjang
pendidikannya :
1) Pertama kali mencapai Ijazah/gelar yang setara dan/atau lebih
tinggi dan sesuai dengan kualifikasi bidang tugas/teknis
kejuruan yang bersangkutan, maka angka kredit yang
diberikan adalah sebesar selisih antara angka kredit ijazah/
gelar yang lebih tinggi dikurangi angka kredit dari ijazah/ gelar
yang telah dimiliki dan termasuk dalam kelompok unsur Utama,
yaitu :
(a) Diploma II 40
(b) Sarjana Muda/Akademi/Diploma III 60
(c) Sarjana (S1) / Diploma IV 75
(d) Pascasarjana / S2 100
(e) Doktor (S3) 150
2) Bagi Instruktur tingkat terampil yang berhasil mencapai
Ijazah/gelar Sarjana (S1) / Diploma IV yang sesuai dengan
dengan kualifikasi bidang tugas/teknis kejuruan yang
bersangkutan, maka yang bersangkutan dapat
dipertimbangkan untuk disesuaikan atau diangkat ke dalam
Instruktur Tingkat Ahli, setelah memenuhi persyaratan lain
yang ditentukan.
3) Memperoleh gelar kesarjanaan lain setingkat lebih tinggi atau
setara tetapi tidak sesuai dengan bidang tugas/teknis
kejuruan maka angka kreditnya adalah termasuk dalam unsur
penunjang, yaitu :
(a) Sarjana Muda/Akademi/Diploma III 3
(b) Sarjana (S1) / Diploma IV 5
(c) Pascasarjana / S2 10
(d) Doktor (S3) 15

46
2. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Instruktur serta memperoleh
Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
a. Kriteria :
Setiap pendidikan dan pelatihan (Diklat) kedinasan yang diikuti
pejabat fungsional Instruktur yang mendukung kegiatan pelatihan
dan pembelajaran yang disertai Surat Tanda Tamat Pendidikan
dan Pelatihan (STTPP) dan diberi angka kredit, apabila :
1) STTPP diperoleh setelah diangkat sebagai Instruktur dan/atau
belum diperhitungkan sebelumnya.
2) STTPP memuat jam pelajaran Diklat yang diikuti dan/atau
dilampiri surat keterangan yang menunjukkan jam pelajaran
Diklat yang bersangkutan, sekurang-kurangnya 30 Jam
Pelatihan.
b. Bukti Fisik :
Bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian angka kredit adalah
fotocopy sertifikat Diklat (STTPP) yang memuat jam pelajaran yang
dilegasisir oleh pejabat yang berwenang di bidang kepegawaian.
c. Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik dipenuhi, diberikan angka kredit sebagai berikut :
1) lebih dari 960 jam : 15
2) 841 jam s/d 960 jam : 9
3) 481 jam s/d 840 jam : 6
4) 161 jam s/d 480 jam : 3
5) 81 jam s/d 160 jam : 2
6) 30 jam s/d 80 jam : 1

3. Pembuatan karya tulis/ karya ilmiah di bidang pelatihan dan


pembelajaran.
a. Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian,
survai dan atau evaluasi yang dipublikasikan :
1) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional.

47
a) Kriteria
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Dipublikasikan secara nasional;
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
b) Bukti Fisik :
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan
oleh kepala unit/ atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan;
 Hasil penelitian, pengkajian, survei yang dipublikasikan
dalam bentuk buku;
 Buku / hasil penulisan karya tulis yang diterbitkan oleh
Penerbit yang telah menjadi anggota IKAPI atau diakui
oleh LIPI.
 Pernyataan dari IKAPI tentang wilayah peredaran Buku
yang diterbitkan.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 12,5 per buku.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 7,5 ) kepada penulis utama dan 40 % ( 5,00 )
dibagi sejumlah penulis pembantu, sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang.

48
2) Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI
a) Kriteria
 Sistimatika
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Dipublikasikan secara nasional;
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Dipublikasikan/dimuat dalam majalah ilmiah yang
diakui oleh LIPI.
b) Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan
oleh kepala unit/ atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan;
 Hasil penelitian, pengkajian, survei yang dipublikasikan
dalam bentuk majalah;
 Satu eksemplar majalah ilmiah yang memuat karya
ilmiah Instruktur yang bersangkutan.
c) Pemberian Angka Kredit dan Pelaksana :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 6 per majalah.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 3,6) kepada penulis utama dan 40 % ( 2,4 )
dibagi rata sejumlah penulis pembantu sebanyak-
banyaknya 3(tiga)orang.

49
b. Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian,
survey dan evaluasi yang tidak dipublikasikan :
1) Dalam bentuk buku.
a) Kriteria
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
b) Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan
oleh kepala unit/ atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan;
 Hasil penelitian, pengkajian, survei yang tidak
dipublikasikan dalam bentuk buku;
c) Pemberian Angka Kredit
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 8 per buku.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 4,8 ) kepada penulis utama dan 40 % ( 3,2
)dibagi rata sejumlah penulis pembantu, sebanyak-
banyaknya 3(tiga)orang.

2) Dalam bentuk makalah.


a) Kriteria
 Sistematika;

50
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Makalah hasil karya tulis / karya ilmiah sebelum
didekomentasikan harus diseminarkan.
b) Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan
oleh kepala unit/ atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan;
 Hasil penelitian, pengkajian, survei yang tidak
dipublikasikan dalam bentuk makalah;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Seminar oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
c) Pemberian Angka Kredit
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 4 per makalah.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 2,4 ) kepada penulis utama dan 40 % ( 1,6 )
dibagi rata sejumlah penulis pembantu, sebanyak-
banyaknya 3(tiga)orang.

c. Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau ulasan


ilmiah hasil gagasan sendiri yang dipublikasikan :
1) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional.

51
a) Kriteria
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Dipublikasikan secara nasional;
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
b) Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan
oleh kepala unit/ atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan;
 Hasil penelitian, pengkajian, survei yang dipublikasikan
dalam bentuk buku;
 Buku / hasil penulisan karya tulis yang diterbitkan oleh
Penerbit yang telah menjadi anggota IKAPI atau diakui
oleh LIPI.
 Pernyataan dari IKAPI tentang wilayah peredaran Buku
yang diterbitkan.
c) Pemberian Angka Kredit dan Pelaksana :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 8 per buku.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 4,8 ) kepada penulis utama dan 40 % ( 3,2 )
dibagi sejumlah penulis pembantu, sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang.

52
2) Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI.
a) Kriteria :
 Sistimatika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahsan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung;
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan;
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Dipublikasikan/dimuat dalam majalah ilmiah yang
diakui oleh LIPI.
b) Bukti Fisik :
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan
oleh kepala unit/ atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan;
 Hasil tinjauan atau ulasan ilmiah yang dipublikasikan
dalam bentuk majalah.
c) Pemberian Angka Kredit dan Pelaksana:
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 4 per majalah.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 2,4) kepada penulis utama dan 40 % ( 1,6 )
dibagi rata sejumlah penulis pembantu sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang.

d. Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau ulasan


ilmiah hasil gagasan sendiri yang tidak dipublikasikan :
1) Dalam bentuk buku.

53
a) Kriteria :
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
b) Bukti Fisik :
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan
oleh kepala unit/ atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan;
 Hasil tinjauan atau ulasan ilmiah dalam bentuk buku
yang tidak dipublikasikan ;
b) Pemberian Angka Kredit dan Pelaksana :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 7 per buku.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 4,2 ) kepada penulis utama dan 40 % ( 2,8 )
dibagi rata sejumlah penulis pembantu, sebanyak-
banyaknya 3(tiga)orang.

2) Dalam bentuk makalah.


a) Kriteria :
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;

54
 Ketajaman analisis;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Makalah hasil karya tulis / karya ilmiah sebelum
didekomentasikan harus diseminarkan.
b) Bukti Fisik :
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan
oleh kepala unit/ atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan;
 Hasil tinjauan dan ulasan ilmiah dalam bentuk makalah
yang tidak dipublikasikan ;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Seminar oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
c) Pemberian Angka Kredit dan Pelaksana :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 3,5 per makalah.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 2,1 ) kepada penulis utama dan 40 % ( 1,4 )
dibagi rata sejumlah penulis pembantu, sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang.

e. Membuat karya tulis/karya ilmiah populer yang disebarluaskan


melalui media masa.
a) Kriteria :
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
55
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Makalah hasil karya tulis / karya ilmiah sebelum
didekomentasikan harus diseminarkan.
b) Bukti Fisik :
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh
kepala unit/ atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan;
 Copi karya tulis/karya ilmiah populer disebarluaskan
melalui media masa ;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Seminar oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
c) Pemberian Angka Kredit dan Pelaksana :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 2,5 per makalah.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama,
maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 % ( 1,5 )
kepada penulis utama dan 40 % ( 1 ) dibagi rata sejumlah
penulis pembantu, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

f. Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau ulasan


ilmiah hasil gagasan sendiri yang disampaikan dalam pertemuan
ilmiah.
a) Kriteria :
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;

56
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
b) Bukti Fisik :
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh
kepala unit/ atasan langsung/penanggung jawab kegiatan;
 Naskah karya tulis/karya ilmiah ;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pertemuan Ilmiah oleh
kepala unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
c) Pemberian Angka Kredit dan Pelaksana :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 2,5 per karya ilmiah.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama,
maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 % ( 1,5 )
kepada penulis utama dan 40 % ( 1 ) dibagi rata sejumlah
penulis pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.

4. Pengembangan sistem, strategi atau metoda pelatihan dan


pembelajaran.
a. Mengembangkan sistem/metode pelatihan yang bersifat :
1) Pembaharuan atau inovasi .
a) Kriteria :
 Bersifat penemuan baru ditempat kerja;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe (berupa alat bantu, metode dan sistem) dan
telah dipresentasikan.
b) Bukti Fisik :
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan
oleh kepala unit/atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan.

57
 Alat bantu/ metode/ sistem dalam bentuk prototipe.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 2,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 1,5 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 1 )
dibagi rata sejumlah pemrakarsa pembantu, sebanyak-
banyaknya 3(tiga)orang.

2) Penyempurnaan.
a) Kriteria :
 Bersifat penyempurnaan sistem /metode yang sudah
ada ;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe (berupa alat bantu, metode dan sistem) dan
telah dipresentasikan.
b) Bukti Fisik :
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan
oleh kepala unit/atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan.
 Alat bantu/ metode/ sistem dalam bentuk prototipe.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 1,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 0,9 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 0,6
) dibagi rata sejumlah pemrakarsa pembantu,
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

b. Mengembangkan metode peningkatan produktivitas yang


bersifat :

58
1) Pembaharuan atau inovasi.
a) Kriteria :
 Bersifat penemuan baru ditempat kerja;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe (berupa alat bantu, metode) dan telah
dipresentasikan.
b) Bukti Fisik :
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan
oleh kepala unit/atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan.
 Alat bantu/ metode dalam bentuk prototipe.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 2,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 1,5 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 1,0)
dibagi rata sejumlah pemrakarsa pembantu, sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang.

2) Penyempurnaan.
a) Kriteria :
 Bersifat penyempurnaan dari metode yang sudah
ada ;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe (berupa alat bantu, metode) dan telah
dipresentasikan.
b) Bukti Fisik :
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan
oleh kepala unit/atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan.
 Alat bantu/ metode dalam bentuk prototipe.

59
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 1,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 0,9 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % (0,6)
dibagi rata sejumlah pemrakarsa pembantu, sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang.

c. Mengembangkan perangkat pelatihan yang bersifat :


1) Pembaharuan atau inovasi.
a) Kriteria :
 Bersifat penemuan baru ditempat kerja;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe berupa alat bantu dan telah dipresentasikan.
b) Bukti Fisik :
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan
oleh kepala unit/atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan.
 Alat bantu dalam bentuk prototipe.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 2,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 1,5 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 1 )
dibagi rata sejumlah pemrakarsa pembantu, sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang.

2) Penyempurnaan.
a) Kriteria :
 Bersifat penyempurnaan dari alat bantu yang sudah
ada ;

60
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe berupa alat bantu dan telah dipresentasikan.
b) Bukti Fisik :
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan
oleh kepala unit/atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan.
 Alat bantu dalam bentuk prototipe.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 1,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 0,9 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 0,6
) dibagi rata sejumlah pemrakarsa pembantu,
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

d. Menemukan teknik produksi baru yang bersifat :


1) Pembaharuan atau inovasi .
a) Kriteria :
 Bersifat penemuan baru ditempat kerja;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe (berupa alat bantu, metode dan sistem) dan
telah dipresentasikan.
b) Bukti Fisik :
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan
oleh kepala unit/atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan.
 Alat bantu/ metode/ sistem dalam bentuk prototipe.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 2,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60

61
% ( 1,5 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 1 )
dibagi rata sejumlah pemrakarsa pembantu, sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang.

2) Penyempurnaan.
a) Kriteria :
a) Bersifat penyempurnaan dari sistem /metode yang
sudah ada ;
b) Diterapkan dan bermanfaat;
c) Prototipe (berupa alat bantu, metode dan sistem) dan
telah dipresentasikan.
b) Bukti Fisik :
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan
oleh kepala unit/atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan.
 Alat bantu/ metode/ sistem dalam bentuk prototipe.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 1,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 0,9 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 0,6
) dibagi rata sejumlah pemrakarsa pembantu,
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

e. Menemukan alat produksi baru yang bersifat :


1) Pembaharuan atau inovasi.
a) Kriteria :
 Bersifat penemuan baru ditempat kerja;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe berupa alat produksi dan telah
dipresentasikan.
b) Bukti Fisik :

62
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan
oleh kepala unit/atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan.
 Alat produksi dalam bentuk prototipe.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 2,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60
% ( 1,5 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 1 )
dibagi rata sejumlah pemrakarsa pembantu, sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang.

2) Penyempurnaan.
a) Kriteria :
 Bersifat penyempurnaan dari alat produksi yang sudah
ada ;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe berupa alat produksi dan telah
dipresentasikan.
b) Bukti Fisik :
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan
oleh kepala unit/atasan langsung/penanggung jawab
kegiatan.
 Alat produksi dalam bentuk prototipe.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 1,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan
60 % ( 0,9 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 0,6
) dibagi rata sejumlah pemrakarsa pembantu,
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

63
5. Penerjemahan/penyaduran buku atau karya ilmiah di bidang
pelatihan dan pembelajaran
a. Menerjemahkan/menyadur buku atau karya ilmiah yang
dipublikasikan :
1) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional:
a) Kriteria :
 Tata bahasa;
 Kemanfaatan;
 Komunikatif;
 Ketepatan makna;
 Diterjemahkan/disadur secara utuh.
b) Bukti Fisik :
 Surat Tugas Menterjemah/Menyadur Buku yang
dikeluarkan oleh kepala unit/ atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan;
 Hasil terjemahan/saduran dalam bentuk buku yang telah
diterbitkan oleh Penerbit.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 7 per buku
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama,
maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 % ( 4,2
) kepada penerjemah/penyadur utama dan 40 % ( 2,8 )
dibagi rata sejumlah penerjemah/penyadur pembantu,
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

2) Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI:


a) Kriteria :
 Tata bahasa;
 Kemanfaatan;
 Komunikatif;
 Ketepatan makna;

64
 Orisinalitas.
b) Bukti Fisik :
 Surat Tugas Menterjemah/Menyadur yang dikeluarkan
oleh kepala unit/ atasan langsung/ penanggung jawab
kegiatan;
 Naskah/makalah yang dimuat pada majalah yang
diakui oleh LIPI.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 3,5 per naskah.
 Untuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama,
maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 % (
2,1 ) kepada penerjemah/penyadur utama dan 40 % (
1,4 ) dibagi rata sejumlah penerjemah/penyadur
pembantu, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

b. Menerjemahkan/menyadur buku atau karya ilmiah yang tidak


dipublikasikan :
1) Dalam bentuk buku:
a) Kriteria :
 Tata bahasa;
 Kemanfaatan;
 Komunikatif;
 Ketepatan makna;
 Diterjemahkan/disadur secara utuh.
c) Bukti Fisik :
 Surat Tugas Menterjemah/Menyadur Buku yang
dikeluarkan oleh kepala unit/ atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan;
 Hasil terjemahan/saduran dalam bentuk buku yang
tidak dipublikasikan.

65
d) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 3,5 per naskah.
 Untuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama,
maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 % (
2,1 ) kepada penerjemah/penyadur utama dan 40 % (
1,4 ) dibagi rata sejumlah penerjemah/penyadur
pembantu, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

2) Dalam bentuk makalah:


a) Kriteria :
 Tata bahasa;
 Kemanfaatan;
 Komunikatif;
 Ketepatan makna;
 Orisinalitas .
b) Bukti Fisik :
 Surat Tugas Menterjemah/Menyadur yang dikeluarkan
oleh kepala unit/ atasan langsung/ penanggung jawab
kegiatan;
 Hasil terjemahan/saduran dalam bentuk makalah yang
tidak dipublikasikan.
c) Pemberian Angka Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 1,5 per makalah.
 Untuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama,
maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 % (
0,9 ) kepada penerjemah/penyadur utama dan 40 % (
0,6 ) dibagi rata sejumlah penerjemah/penyadur
pembantu, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

6. UNSUR PENDUKUNG KEGIATAN INSTRUKTUR

66
a. Mengajar/melatih pada unit kerja / unit organisasi
pemerintah/swasta/perusahaan
1) Kriteria :
a) Kegiatan mengajar atau melatih dilaksanakan dalam rangka
membantu instansi atau unit organisasi lain di luar unit kerja
Instruktrur yang bersangkutan (Pihak III).
b) Kegiatan pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan
bukan merupakan pokok Instansi Instruktur yang
bersangkutan.
c) Dilaksanakan atas dasar permintaan pihak III dan sekaligus
atas penugasan atasan langsung/pimpinan unit kerja dari
Instruktur.
2) Bukti Fisik :
a) Surat Permintaan untuk mengajar/melatih dari pihak III.
b) Surat tugas/perintah dari atasan langsung / kepala / pimpinan
unit kerja.
c) Surat pernyataan melakukan kegiatan Penunjang Kegiatan
Instruktur.
d) Keterangan/pernyataan atas pelaksanaan tugas
mengajar/melatih dalam jumlah jam pelatihan tertentu dari
pimpinan unit kerja (Pihak III) sebagai pemberi kerja.
3) Pemberian Angka Kredit :
Angka Kredit didasarkan atas jumlah jam mengajar/melatih dari
masing-masing Instruktur, dimana setiap jam pelatihan diberikan
angka kredit 0,03.

b. Mengikuti seminar/lokakarya/konferensi
1) Kriteria :
a) Kegiatan seminar/lokakarya/konferensi dilaksanakan oleh
Instansi lingkungan sendiri atau pihak III baik pemerintah atau
swasta.
b) Keikutsertaan dalam seminar/lokakarya/konferensi atas dasar
penugasan pimpinan/kepala kantor.

67
c) Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi hanya dapat
diberikan angka kredit sepanjang mendukung/relevan dengan
tugas pokok dan fungsi atau bidang kejuruan Instruktur.
d) Kegiatan seminar/lokakarya/konferensi dilaksakanan minimal
8 jam.
2) Bukti Fisik :
a) Surat tugas/perintah dari atasan lansung / kepala / pimpinan
unit kerja.
b) Surat pernyataan melakukan kegiatan Penunjang Kegiatan
Instruktur dari Pimpinan unit kerja.
c) Copy Kertas kerja/makalah/bahasan untuk sebagai
pemrasaran/pembahas/narasumber.
d) Laporan pelaksanaan kegiatan yang berupa Resume hasil
pelaksanaan seminar/lokakarya/konferensi.
e) Sertifikat/keterangan mengikuti seminar/lokakarya/ konferensi
dari penyelenggara.
3) Pemberian Angka Kredit :
Angka Kredit didasarkan atas peran/posisi Instruktur dalam setiap
kegiatan seminar, lokakarya, atau konferensi.
a) Sebagai Pemrasaran, diberikan angka kredit 3.
b) Sebagai Moderator/Pembahas/Nara sumber, diberikan
angka kredit 2.
c) Sebagai peserta, diberikan angka kredit 1.

c. Menjadi anggota/pengurus dalam Organisasi Profesi


1) Kriteria :
a) Menjadi anggota aktif/pengurus aktif dari organisasi profesi
keinstrukturan dan/atau keahlian bidang tertentu sesuai
dengan kejuruan Instruktur.
b) Keanggotaan dalam organisasi profesi atas sepengetahuan
atasan lansung / kepala / pimpinan unit kerja.
c) Wilayah kerja organisasi profesi dapat menjangkau tingkat
Nasional/Internasional atau tingkat provinsi.

68
d) Keikutsertaan dalam organisasi profesi dapat sebagai
pengurus aktif atau sebagai anggota biasa.
e) Dalam waktu/tahun yang sama, seorang Instruktur sekaligus
dapat menjadi anggota dan atau pengurus lebih dari 1 (satu)
jenis organisasi profesi.
2) Bukti Fisik :
a) Copy Kartu Tanda Anggota, yang dilegalisir pimpinan
/pengurus organisasi profesi di tingkatan masing-masing.
b) Daftar Pengurus Asosiasi Profesi, yang dilegalisir pimpinan
/pengurus organisasi profesi di tingkatan masing-masing.
c) Laporan peran serta aktif dalam kegiatan organisasi profesi
setiap tahun yang diketahui/dilegalisir oleh pimpinan
organisasi profesi sesuai tingkatannya.
3) Pemberian Angka Kredit :
Angka Kredit didasarkan atas peran/posisi Instruktur dalam setiap
organisasi profesi serta cakupan/wilayah kerja organisasinya.
a) Sebagai pengurus aktif dari Asosiasi Profesi tingkat
Internasional/nasional diberikan angka kredit 1 untuk setiap
tahunnya.
b) Sebagai anggota Aktif dari Asosiasi Profesi tingkat
Internsional/nasional diberikan angka kredit 0,5 untuk setiap
tahunnya.
c) Sebagai pengurus aktif dari Asosiasi Profesi tingkat Provinsi
diberikan angka kredit 0,25 untuk setiap tahunnya.
d) Sebagai Anggota aktif dari Asosiasi Profesi tingkat Provinsi
diberikan angka kredit 0,15 untuk setiap tahunnya.

d. Menjadi Anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Instruktur.


1) Kriteria :
a) Menjadi anggota tim penilai angka kredit jabatan fungsional
Instruktur baik dalam Tim Penilai Tingkat Pusat, Tim Penilai
Unit Kerja, Tim Penilai Daerah Provinsi, maupun Tim Penilai
Kabupaten/Kota.

69
b) Keanggotanan dalam tim penilai di atas sepengetahuan
atasan langsung / kepala / pimpinan unit kerja dan diangkat
oleh pejabat yang berwenang.
c) Pengajuan diberikan setahun sekali dan diajukan pada
semester II, periode Juli s/d Desember tahun berjalan.
d) Tidak termasuk dalam kelompok ini adalah keangggotaan
dalam Sekretariat Tim Penilai di masing-masing tingkatan Tim
Penilai.
2) Bukti Fisik :
a) Copy Surat Keputusan pembentukan Tim Penilai jabatan
fungsional Instruktur dari Pejabat yang berwenang.
b) Rekapitulasi hasil penilaian dan penetapan angka kredit.
3) Pemberian Angka Kredit :
Angka Kredit didasarkan atas keanggotaannya secara aktif dalam
tim penilai angka kredit jabatan fungsional Instruyktur untuk setiap
tahunnya sebesar 0,5.

e. Memperoleh penghargaan / tanda jasa Satya Lancana Karya


Satya.
1) Kriteria :
a) Tanda jasa Satya Lancana Karya Satya dari Presiden atas
prestasi, dedikasi dan loyalitas dalam masa tertentu, yaitu 10
tahun, 20 tahun, dan/atau 30 tahun.
b) Pengajuan diberikan setiap kali mendapatkan tanda jasa
Satya Lancana Karya Satya, dan diajukan pada
semester/perioda dimana tanda jasa tersebut diberikan (Bulan
dan Tahun diterbitkanya Penghargaan/Tanda Jasa).
2) Bukti Fisik :
a) Copy Surat Keputusan Pemberian Penghargaan/Tanda Jasa
dari Presiden untuk 10 tahun, 20 tahun, atau 30 tahun.
b) Disahkan oleh pimpinan unit kerja.
3) Pemberian Angka Kredit :

70
Angka Kredit diberikan berdasarkan atas capaian jumlah masa
kerja yang diberikan piagam penghargaan, yaitu :
a) Penghargaan/Tanda jasa Satya Lancana Karya Satya 30
tahun diberikan angka kredit 3.
b) Penghargaan/Tanda jasa Satya Lancana Karya Satya 20
tahun diberikan angka kredit 2.
c) Penghargaan/Tanda jasa Satya Lancana Karya Satya 10
tahun diberikan angka kredit 1.

f. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya yang tidak sesuai dengan


bidang tugas/kejuruannya.
1) Kriteria :
a) Gelar kesarjaan lain yang tidak sesuai dengan bidang
tugas/kejuruannya dimaksudkan adalah gelar kesarjanaan
yang setara atau lebih tinggi yang diperoleh karena kemauan
dan kemampuan Instruktur untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan melanjutkan pendidikan
sehingga memperoleh gelar kesarjanaan lagi, baik yang setara
atau lebih tinggi namun tidak sesuai dengan bidang
tugas/keahlian/kejuruan Instruktur.
b) Pendidikan ditempuh berdasarkan atas persetujuan atau ijin
dari pejabat yang berwenang.
c) Gelar kesarjanaan setiap setingkat lebih tinggi, misalnya dari
D. II mendapatkan D. III atau langsung D. IV/S.1,
Pascasarjana/S2, atau Doktor/S3 namun tidak sesuai dengan
bidang keahlian/kejuruan Instruktur.
d) Gelar kesarjanaan yang setingkat dengan yang telah
dimilikinya, misalnya dari D. III Listrik mendapatkan lagi D. III
Otomotive, atau D. III Sekretaris, atau Sarjana Ekonomi
mendapatkan Sarjana Ilmu Politik, dll, dari Magister Ilmu
Administrasi mendapatkan Magister Humaniora, dll. Dalam
kelompok ini tidak memperhatikan kejuruan dengan
fakultas/jurusan atau program studi dari pendidikan formal.

71
2) Bukti Fisik :
a) Copy Ijazah dan transkrip nilai yang telah disahkan/dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang.
b) Surat Persetujuan/Ijin melanjutkan pendidikan dari pejabat
yang berwenang.

3) Pemberian Angka Kredit :


Angka Kredit didasarkan atas jenjang pendidikan formal yang
ditamatkan baik setingkat lebih tinggi (tidak sesuai kejuruan)
maupun yang sederajat/setara (sesuai maupun tidak sesuai
kejuruan) , yaitu :
a) Ijazah/gelar tingkat Doktoral/S3 tidak sesuai kejuruan/bidang
keahlian diberikan angka kredit 15.
b) Ijazah/gelar tingkat pascasarjana S.2/magister tidak sesuai
kejuruan/bidang keahlian diberikan angka kredit 10.
c) Ijazah/gelar tingkat Sarjana S.1/D. IV tidak sesuai
kejuruan/bidang keahlian diberikan angka kredit 5.
d) Ijazah/gelar tingkat Sarjana Muda/Akademi/D. III tidak sesuai
kejuruan/bidang keahlian diberikan angka kredit 3.

B. Teknis Penilaian Butir Kegiatan Instruktur Tingkat Terampil :


1. Penyusunan Rencana Pelatihan
a. Menyusun rencana pelatihan setiap mata pelatihan dalam satu
paket untuk tingkat dasar.
1) Kriteria :
 Garis-garis Besar Program Pelatihan (GBPP) dalam 1(satu)
paket pelatihan kejuruan.
 Berisi materi untuk 1(satu) mata pelatihan tingkat dasar.
2) Bukti Fisik :
GBPP yang disusun dan telah dilaksanakan serta disahkan oleh
atasan langsung/Kepala Unit pada setiap periode penilaian.
3) Pemberian angka kredit :

72
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar
0,136 per GBPP.
4) Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Menyusun satuan pokok bahasan pelatihan dalam satu paket


sesuai kewenangannya.
1) Penyelia
a) Kriteria :
 Satuan pokok bahasan disusun dalam 1(satu) paket
pelatihan kejuruan.
 Berisi materi untuk 1(satu) mata pelatihan sesuai
kewenangannya (tingkat dasar, menengah/ atas/lanjutan).
b) Bukti Fisik :
Satuan pelatihan yang telah disusun dan telah dilaksanakan
serta disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit pada
periode penilaian.
c) Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar
0,109 per satuan pelatihan.
d) Pelaksana : Instruktur Penyelia

2) Pelaksana Lanjutan :
a) Kriteria :
 Satuan pokok bahasan disusun dalam satu paket
pelatihan kejuruan.
 Berisi materi untuk 1 (satu) mata pelatihan sesuai
dengan kewenangannya (tingkat dasar/menengah).
b) Bukti Fisik :
Satuan pelatihan yang telah disusun dan telah dilaksanakan
serta disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit pada setiap
periode penilaian.
c) Pemberian angka kredit :

73
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar
0,055 per satuan pelatihan.
e) Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan

3) Pelaksana
f) Kriteria :
g) Satuan pokok bahasan disusun dalam satu paket
kejuruan pelatihan.
h) Berisi materi untuk 1 (satu) mata pelatihan sesuai
dengan kewenangannya (tingkat dasar).
i) Bukti Fisik :
Satuan pelatihan yang telah disusun dan telah
dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/
Kepala Unit pada setiap periode penilaian.
j) Pemberian angka kredit. :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,022 per satuan pelatihan.
k) Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

3. Menyusun daftar kebutuhan fasilitas pelatihan dalam satu paket


untuk tingkat:
a Atas/Lanjutan
 Kriteria :
l) Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan disusun dalam
satu paket pelatihan kejuruan.
m) Berisi berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan 1 (satu) mata pelatihan tingkat
atas/lanjutan

 Bukti Fisik :
Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan yang telah disusun
dan dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/
kepala unit pada setiap periode penilaian.

74
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,097 per daftar fasilitas.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Menengah
 Kriteria:
n) Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan disusun dalam
1(satu) paket pelatihan kejuruan.
o) Berisi seluruh kebutuhan fasilitas untuk pelaksanaan 1
(satu) mata pelatihan tingkat menengah.
 Bukti Fisik :
Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan yang telah disusun
dan dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/
kepala unit pada setiap periode penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,048 per daftar fasilitas.
 Pelaksana: Instruktur Pelaksana Lanjutan

c.Dasar
 Kriteria:
p) Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan disusun dalam 1
(satu) paket pelatihan kejuruan.
q) Berisi seluruh kebutuhan fasilitas untuk
pelaksanaan 1 (satu) mata pelatihan tingkat dasar.
 Bukti Fisik :
Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan yang telah disusun
dan dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/
kepala unit pada setiap periode penilaian.
 Pemberian angka kredit :

75
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,017 per daftar fasilitas.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

4. Menyusun daftar kebutuhan bahan pelatihan dalam satu paket


untuk tingkat:
a. Atas/Lanjutan
 Kriteria :
r) Daftar kebutuhan bahan pelatihan disusun dalam
1(satu) paket kejuruan pelatihan.
s) Berisi berbagai jenis bahan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan 1(satu) mata pelatihan tingkat
atas/lanjutan.

 Bukti Fisik :
Daftar kebutuhan bahan pelatihan yang telah disusun
dan dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/
kepala unit pada setiap periode penilaian.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,112 per daftar bahan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Menengah
 Kriteria
t) Daftar kebutuhan bahan pelatihan disusun dalam 1
(satu) paket kejuruan pelatihan.
u) Berisi seluruh kebutuhan bahan untuk pelaksanaan
1(satu) mata pelatihan tingkat menengah.
 Bukti Fisik :

76
Daftar kebutuhan bahan pelatihan yang telah disusun
dan dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/
kepala unit pada setiap periode penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,054 per daftar bahan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan

c. Dasar
 Kriteria :
v) Daftar kebutuhan bahan pelatihan disusun dalam
rangka pelaksanaan 1 (satu) paket kejuruan
pelatihan.
w) Berisi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan 1 (satu) mata pelatihan tingkat dasar.
 Bukti Fisik :
Daftar kebutuhan bahan pelatihan yang telah disusun
dan dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/
kepala unit pada setiap periode penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,016 per daftar bahan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

B. Pembuatan Perangkat Pelatihan


1 Membuat job sheet (lembaran kerja) mata pelatihan sesuai
dengan kewenangannya:
a. Penyelia
5) Kriteria :
Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk
1 (satu) mata pelatihan untuk tingkat dasar dan/atau
menengah dan/atau atas/lanjutan.
6) Bukti Fisik :

77
Job sheet (lembaran kerja) pelatihan yang telah
disusun dan disahkan oleh atasan langsung/ kepala
unit pada setiap periode penilaian .
7) Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,28 per set job sheet.
8) Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Pelaksana lanjutan.
 Kriteria :
Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk
1 (satu) mata pelatihan untuk tingkat dasar dan/atau
menengah.
 Bukti Fisik :
Job sheet (lembaran kerja) pelatihan yang telah
disusun dan disahkan oleh atasan langsung/ kepala
unit pada setiap periode penilaian
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,14 per set job sheet.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana lanjutan

c. Pelaksana
 Kriteria :
Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk
1 (satu) mata pelatihan untuk tingkat dasar
 Bukti Fisik :
Job sheet (lembaran kerja) pelatihan yang telah
disusun dan disahkan oleh atasan langsung/ kepala
unit pada setiap periode penilaian
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,056 per set job sheet

78
 Pelaksana : Pelaksana

2. Menyusun modul pelatihan untuk tingkat dasar.


 Kriteria :
Berisi materi pelatihan untuk 1 modul pelatihan
tingkat dasar.

 Bukti Fisik :
Modul pelatihan yang disusun dan disahkan oleh
atasan langsung/kepala unit pada setiap periode
penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,44 per modul.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

3. Membuat media atau alat peraga pelatihan :


a. Multi media (audio visual aids).
 Kriteria :
Materi pelatihan dalam 1(satu) paket multi media,
berupa film atau program komputer.
 Bukti Fisik :
Multi media yang berisi materi pelatihan yang
dibuat dan disahkan oleh atasan langsung/kepala
unit pada periode penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka
kredit sebesar 0,425 per paket.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Tiga Dimensi.
 Kriteria:

79
Materi pelatihan dalam bentuk 1 (satu) unit alat
peraga tiga dimensi.
 Bukti Fisik :
Alat peraga tiga dimensi yang dibuat dan disahkan
oleh atasan langsung/kepala unit pada setiap
periode penilaian .
 Pemberian angka kredit:
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka
kredit sebesar 0,18 per unit.

 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan

c. Dua Dimensi.
 Kriteria :
Materi pelatihan dalam bentuk 1 (satu) unit alat
peraga dua demensi.
 Bukti Fisik :
Alat peraga dua dimensi yang dibuat dan disahkan
oleh atasan langsung/kepala unit pada setiap
periode penilaian .
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka
angka kredit sebesar 0,032 per unit.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana

C. Pengajaran dan Pelatihan


1. Mengajar pada pelatihan tingkat dasar dengan peserta :
a. Pencari kerja SLTA ke bawah.
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang berijazah SLTA
ke bawah;

80
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan
di bidang teknis kejuruan yang akan diikuti.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,003 per jam latihan.

 Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

b. Pekerja, pada level :


1) Manajemen :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah
menduduki jabatan manajemen;
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan
di bidang teknis kejuruan yang akan diikuti.

 Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,015. per jam latihan.

81
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

2) Teknisi/Penyelia :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah
menduduki jabatan sebagai teknisi/penyelia;
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di
bidang teknis kejuruan yang akan diikuti.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka
kreditnya sebesar 0,008 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

3) Pelaksana/Produksi :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan dari pelaksana/
produksi
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di
bidang teknis kejuruan yang akan diikuti.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :

82
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,003 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana

c. Instruktur (TOT) pada level/kategori terampil.


 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan instruktur (TOT) level
kategori terampil
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di
bidang teknis kejuruan yang akan diikuti.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
angka kredit sebesar 0,008 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

2. Mengajar pada pelatihan tingkat menengah dengan


peserta :
a. Pencari kerja SLTA ke bawah :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang berijazah SLTA
ke bawah;
 Mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang
pelatihan tingkat dasar
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;

83
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,008 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

b. Pekerja pada level :


1) Teknisi/Penyelia :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah
menduduki jabatan sebagai teknisi/penyelia
 Mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang
pelatihan tingkat tingkat dasar.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,015 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

2) Pelaksana/Produksi :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah
menduduki jabatan sebagai pelaksana/produksi
 Mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang
pelatihan tingkat dasar

84
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,008 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

c. Instruktur (TOT) pada level/katagori Terampil :


 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah
menduduki jabatan sebagai instruktur (TOT) level
kategori terampil;
 Mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang
pelatihan tingkat dasar.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,015 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

3 Mengajar pada pelatihan tingkat Atas/Lanjutan dengan


peserta Pekerja pada Level Pelaksana/Produksi :
 Kriteria :

85
 Diutamakan peserta pelatihan pernah bekerja
sebagai tenaga pelaksana/produksi
 Mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang
pelatihan tingkat dasar

 Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
angka kreditnya sebesar 0,015 per jam latihan.

 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

4 Melatih pada pelatihan tingkat dasar dengan peserta :


a. Pencari Kerja :
1) Sarjana/Diploma/Akademi :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang berijazah
Sarjana/Diploma/Akademi.
 Belum mempunyai pengetahuan dan
keterampilan di bidang pelatihan teknis dasar.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh
atasan langsung/kepala unit/penanggung jawab
kegiatan;

86
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka
kredit, sebesar 0,008 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

2) SLTA ke bawah :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang berijazah SLTA
ke bawah.
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di
bidang pelatihan tingkat dasar.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit
sebesar 0,003 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana

b. Pekerja pada level :


1) Manajemen :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah
menduduki jabatan manajemen

87
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan
di bidang pelatihan tingkat dasar.

 Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,015 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

2) Teknisi/Penyelia :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah
menduduki jabatan sebagai teknisi/penyelia.
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di
bidang pelatihan tingkat dasar.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit,
sebesar 0,008 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

3) Pelaksana/produksi :
 Kriteria :

88
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah
menduduki jabatan sebagai pelaksana/produksi.
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan
di bidang pelatihan tingkat dasar.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit,
sebesar 0,003 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana

c. Instruktur (TOT) pada level/kategori Terampil :


 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah
menduduki jabatan sebagai instruktur (TOT) level/
kategori terampil
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di
bidang pelatihan tingkat dasar.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,008 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

89
5. Melatih pada pelatihan tingkat Menengah dengan peserta:
a. Pencari Kerja SLTA ke bawah.
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang berijazah SLTA
ke bawah
 Sudah menguasai pengetahuan dan keterampilan di
bidang pelatihan tingkat dasar.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,008 per jam latihan.
 Pelaksana :Instruktur Pelaksana Lanjutan.

b. Pekerja pada Level :


1. Teknisi/Penyelia.
 Kriteria :
 Diutamakan peserta yang pernah menduduki
jabatan sebagai teknisi/penyelia
 Sudah menguasai pengetahuan dan
keterampilan di bidang pelatihan tingkat dasar.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :

90
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit,
sebesar 0,015 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

2) Pelaksana/produksi:
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah
menduduki jabatan sebagai pelaksana/produksi.
 Sudah menguasai pengetahuan dan keterampilan
di bidang pelatihan tingkat dasar.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,008 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

c. Instruktur (TOT) pada level/kategori Terampil :


 Kriteria :
 Diutamakan peserta yang pernah menduduki jabatan
instruktur (TOT) pada level/katagori terampil.
 Sudah menguasai pengetahuan dan keterampilan di
bidang pelatihan tingkat dasar.
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.

91
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,015 per jam latihan.
 Pelaksana :Instruktur Penyelia.

6. Melatih pada pelatihan tingkat atas/lanjutan dengan


peserta pekerja pada level pelaksana/produksi.
 Kriteria
 Diutamakan peserta pelatihan dari
pelaksana/produksi;
 Sudah menguasai pengetahuan dan keterampilan di
bidang pelatihan tingkat menengah.
 Materi pelatihan berorientasi pada pengetahuan
pengawasan (supervisor).
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,015 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

7. Merawat dan memperbaiki peralatan pelatihan:


a. Merawat peralatan pelatihan.
 Kriteria
 Peralatan yang digunakan untuk latihan baik berupa
peralatan tangan, alat ukur, mesin–mesin dan
peralatan pendukung lainnya.
 Perawatan peralatan dan mesin sesuai SOP.
 Bukti fisik :

92
 Surat Tugas Merawat yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Perawatan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,004 per unit alat.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

b. Memperbaiki kerusakan ringan


 Kriteria
 Peralatan yang digunakan untuk latihan baik berupa
peralatan tangan, alat ukur, mesin–mesin dan
peralatan pendukung lainnya.
 Perbaikan ringan peralatan dan mesin sesuai SOP.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Memperbaiki yang dikeluarkan oleh
atasan langsung/kepala unit/penanggung jawab
kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Perbaikan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,008 per unit alat.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

D Pemberian Pelayanan Pelatihan


Memberikan penyuluhan produktivitas dengan peserta dari unsur
masyarakat / Lembaga Swadaya Masyarakat.

93
 Kriteria :
Kegiatan penyuluhan produktivitas kepada masyarakat (antara
lain kelompok petani, pesantren, nelayan) dan Lembaga
Swadaya Masyarakat.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Menyuluh yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Laporan kegiatan penyuluhan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyuluhan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar
0,04 per laporan
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

E. Pelaksanaan Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan


Pelatihan
Mengevaluasi kemajuan peserta sesuai dengan kewenangannya
a. Penyelia

 Kriteria :
e) Melakukan evaluasi kemajuan belajar/berlatih untuk
peserta pelatihan tingkat dasar dengan peserta pekerja
pada level manajemen, tingkat menengah dengan
peserta teknisi, atau instruktur tingkat terampil, pelatihan
tingkat atas /lanjutan dengan peserta pekerja level
pelaksana, .
f) Evaluasi dilaksanakan dengan pre test, mid test dan
post test.
g) Evaluasi dilaksanakan per mata pelatihan.
h) Laporan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta latihan
memuat : kisi-kisi soal, daftar nilai,daftar hadir ,Jadwal,
judul pelatihan.

94
 Bukti fisik :
 Laporan kegiatan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran/Pelatihan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,09 per laporan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Pelaksana Lanjutan
 Kriteria :
i) Melakukan evaluasi kemajuan belajar/berlatih untuk
peserta pelatihan : tingkat dasar (peserta pekerja pada
level teknisi, sarjana/diploma/akademi, dan instruktur
tingkat terampil); tingkat menengah (peserta pencari
kerja SLTA kebawah, peserta pekerja pada level
pelaksana).
j) Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk pre test, mid test
dan post test.
k) Evaluasi dilaksanakan per mata pelatihan.
l) Laporan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta latihan
memuat : kisi-kisi soal, daftar nilai,daftar hadir ,Jadwal,
judul pelatihan.
 Bukti fisik :
 Laporan kegiatan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran/Pelatihan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,045 per laporan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

c. Pelaksana

95
 Kriteria :
m) Melakukan evaluasi kemajuan belajar/berlatih untuk
peserta pelatihan tingkat dasar dengan peserta pencari
pekerja dengan pendidikan SLTA kebawah, pekerja
pada level pelaksana.
n) Evaluasi dilaksanakan dengan pre test, mid test dan
post test.
o) Evaluasi dilaksanakan per mata pelatihan.
p) Laporan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta latihan
memuat : kisi-kisi soal, daftar nilai,daftar hadir ,Jadwal,
judul pelatihan.
 Bukti fisik :
 Laporan kegiatan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran/Pelatihan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,018 per laporan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana

F. Perencanaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja


Mempersiapkan bahan dan peralatan uji kompetensi kerja
a. Bahan yang sudah siap pakai :
 Kriteria :
 Bahan-bahan dan peralatan tersedia di tempat uji
kompetensi kerja.
 Spesifikasi dan volume bahan dan peralatan sesuai
dengan kebutuhan uji kompetensi kerja.
 Bukti Fisik :
 Surat Tugas Melaksanakan Uji Kompetensi kerja yang
dikeluarkan oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan;

96
 Laporan kegiatan persiapan bahan dan peralatan uji
kompetensi kerja siap pakai;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Perencanaan Uji
Kompetensi Kerja oleh kepala/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan;
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,008 per laporan.
 Pelaksana :Instruktur Pelaksana.

b. Mempersiapkan bahan dan peralatan uji kompetensi kerja


untuk bahan yang masih memerlukan proses
 Kriteria :
 Bahan-bahan dan peralatan yang disiapkan masih
memerlukan proses sebelum dipakai untuk uji
kompetensi kerja.
 Spesifikasi dan volume bahan dan peralatan sesuai
dengan kebutuhan uji kompetensi kerja.

 Bukti Fisik :
 Surat Tugas Melaksanakan Uji Kompetensi kerja yang
dikeluarkan oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan;
 Laporan kegiatan persiapan bahan dan peralatan yang
masih memerlukan proses untuk uji kompetensi kerja;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Perencanaan Uji
Kompetensi Kerja oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan;
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,045 per laporan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

97
G. Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja
Melakukan uji kompetensi kerja (assessment) bagi tenaga kerja
tingkat dasar :
a. Kejuruan Teknik :
 Kriteria :
 Teori dan praktek kejuruan teknik
 Pengetahuan bahan dan peralatan,prosedur kerja dan
keselamatan kerja;
 Kualitas hasil kerja sesuai dengan standar;
 Kecepatan penyelesaian pekerjaan;
 Ketepatan prosedur kerja;
 Keterampilan penggunaan peralatan dan bahan.
 Penggunaan peralatan keselamatan kerja.
 Bukti Fisik :
 Surat Tugas Melaksanakan Uji Kompetensi Kerja
yang dikeluarkan oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan
 Laporan pelaksanaan setiap uji kompetensi untuk
kejuruan teknik;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja
oleh kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab
kegiatan;
 Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,08 per laporan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

b. Kejuruan Non Teknik :


 Kriteria :
 Teori dan praktek Kejuruan Non Teknik
 Pengetahuan bahan dan peralatan, prosedur kerja dan
keselamatan kerja;
 Kualitas hasil kerja sesuai dengan standar;

98
 Kecepatan penyelesaian pekerjaan;
 Ketepatan prosedur kerja;
 Keterampilan penggunaan peralatan dan bahan.
 Penggunaan peralatan keselamatan kerja.
 Bukti Fisik :
 Surat Tugas Melaksanakan Uji Kompetensi Kerja
yang dikeluarkan oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan.
 Laporan pelaksanaan setiap Uji Kompetensi Kerja
untuk kejuruan non teknik;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja
oleh kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab
kegiatan;
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,04 per laporan.
i. Pelaksana : Instruktur
Penyelia.

H. Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan


Uji Kompetensi Kerja.
Membuat laporan hasil pelaksanaan setiap uji kompetensi tingkat
dasar.
ii. Kriteria
 Metode yang digunakan;
 Bahan dan alat;
 Materi uji;
 Peserta;
 Pelaksanaan uji kompetensi kerja;
 Kesimpulan dan rekomendasi.
 Bukti Fisik :

99
 Surat Tugas Melaksanakan Uji Kompetensi Kerja
yang dikeluarkan oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan.
 Laporan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja
oleh kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab
kegiatan;
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar
0,09 per laporan.
i. Pelaksana :Instruktur Penyelia.

III. PENGEMBANGAN PELATIHAN


Pengembangan Program Pelatihan
1. Menyusun program pelatihan tingkat dasar bagi :
a. Pekerja
ii. Kriteria :
 Pengetahuan teori dan praktek;
 Kurikulum dan silabus;
 Jangka waktu pelatihan;
 Metode dan sarana pelatihan;
 Persyaratan peserta dan instruktur,
 Evaluasi (teori dan praktek) dan sertifikasi
 Penetapan kelulusan peserta pelatihan.
 Daftar alat dan bahan.
iii. Bukti Fisik
 Surat Tugas Menyusun Program Pelatihan yang
dikeluarkan oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan.
 Naskah standar latihan kerja (SLK);
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyusunan
Program oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan.;

100
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,27 per naskah SLK.
iv. Pelaksana : Instruktur Penyelia.

b. Pencari kerja
v. Kriteria :
 Pengetahuan teori dan praktek;
 Kurikulum dan silabus;
 Jangka waktu pelatihan;
 Metode dan sarana pelatihan;
 Persyaratan peserta dan instruktur,
 Evaluasi (teori dan praktek) dan sertifikasi
 Penetapan kelulusan peserta pelatihan.
 Daftar alat dan bahan.
vi. Bukti Fisik
 Surat Tugas Menyusun Program Pelatihan yang
dikeluarkan oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan.
 Naskah standar latihan kerja (SLK);
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyusunan
Program oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan.;
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,135 per naskah SLK.
vii. Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

2. Menyusun program pelatihan tingkat menengah bagi Pencari


Kerja
viii. Kriteria :
 Pengetahuan teori dan praktek;
 Kurikulum dan silabus;

101
 Jangka waktu pelatihan;
 Metode dan sarana pelatihan;
 Persyaratan peserta dan instruktur,
 Evaluasi (teori dan praktek) dan sertifikasi
 Penetapan kelulusan peserta pelatihan.
 Daftar alat dan bahan.
ix. Bukti Fisik
 Surat Tugas Menyusun Program Pelatihan yang
dikeluarkan oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan.
 Naskah standar latihan kerja (SLK);
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyusunan
Program oleh kepala unit/atasan langsung/
penanggung jawab kegiatan.;
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit
sebesar 0,27 per naskah SLK.
x. Pelaksana : Instruktur Penyelia.

C. Teknis Penilaian Butir Kegiatan Instruktur Tingkat Ahli :


1. Menyusun rencana pelatihan setiap mata pelatihan dalam satu paket
untuk tingkat Atas/Lanjutan.
a. Kriteria :
1) Rencana Pelatihan dituangkan dalam format Garis-garis Besar Program
Pelatihan (GBPP) dalam 1 (satu) paket pelatihan kejuruan.
2) Setiap satu mata pelatihan diuraikan lebih lanjut menjadi rencana pelatihan
yang berbentuk GBPP.
3) Setiap 1 (satu) mata pelatihan menghasilkan 1 (satu) GBPP.
4) Uraian materi pelatihan berisi materi-materi untuk mencapai kualifikasi lulusan
pelatihan tingkat atas/lanjutan.
5) Pelatihan tingkat atas/lanjutan adalah pelatihan yang ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta guna
mencapai kualifikasi manajer ke atas.
b. Bukti Fisik :
102
1) Satu kesatuan GBPP lengkap untuk setiap mata pelatihan yang disusun dan
disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit serta dilaksanakan pada setiap
periode penilaian.
c. Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,159
per GBPP.
d. Pelaksana : Instruktur Muda
2. Menyusun rencana pelatihan setiap mata pelatihan dalam satu paket
untuk tingkat Menengah.
a. Kriteria :
1) Rencana Pelatihan dituangkan dalam format Garis-garis Besar Program
Pelatihan (GBPP) dalam 1 (satu) paket pelatihan kejuruan.
2) Setiap satu mata pelatihan diuraikan lebih lanjut menjadi rencana pelatihan
yang berbentuk GBPP.
3) Setiap 1 (satu) mata pelatihan menghasilkan 1 (satu) GBPP.
4) Uraian materi pelatihan berisi materi-materi untuk mencapai kualifikasi lulusan
pelatihan tingkat Menengah.
5) Pelatihan tingkat menengah adalah pelatihan yang ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta guna
mencapai kualifikasi supervisor/teknisi/asisten manajer atau yang sederajat
pada bidang tertentu.
b. Bukti Fisik :
1) Satu kesatuan GBPP lengkap untuk setiap mata pelatihan yang disusun dan
disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit serta dilaksanakan pada setiap
periode penilaian.
c. Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,078
per GBPP.
d. Pelaksana : Instruktur Pertama

3. Menyusun satuan pokok bahasan pelatihan dalam satu paket sesuai


kewenangannya.
a. Kriteria:
1) Satuan pokok bahasan merupakan jabaran lebih lanjut secara tuntas dari 1
(satu) GBPP yang disusun dalam 1 (satu) kesatuan utuh paket pelatihan
kejuruan untuk pedoman dalam pelaksanaan pelatihan/pembelajaran.
2) Yang dimaksud sesuai dengan kewenangannya adalah bahwa Satpel yang
disusun sebagai salah satu kelengkapan/persiapan bagi Instruktur yang akan
103
mengajar sesuai kewenangan Instruktur/jenjang jabatan yang bersangkutan
atau adanya penugasan khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 Kep.
Menteri PAN No. 36 Tahun 2003. Sehingga Satpel yang disusun namun tidak
digunakan sebagai pedoman/persiapan untuk mengajar/melatih, maka tidak
dapat diperhitungkan sebagai perolehan angka kredit.
3) Satu pokok bahasan sekurang-kurangnya dapat disusun ke dalam satu Satuan
Pelatihan/Pembelajaran (Satpel) dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) Satpel.
4) 1 (Satu) Satpel digunakan untuk pedoman sebanyak-banyaknya 4 (empat)
kali tatap muka/pertemuan dalam pembelajaran//pelatihan di kelas dan/atau
bengkel.
5) Berisi pokok-pokok materi untuk 1(satu) mata pelatihan secara utuh sesuai
kewenangan dalam mengajar/atau melatih dari Instruktur sesuai dengan
jenjang jabatannya.
6) Satpel disusun untuk digunakan untuk pedoman dalam pertemuan di kelas
atau bengkel.
b. Bukti Fisik :
1) Satuan pelatihan yang telah disusun dan telah dilaksanakan
serta disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit pada periode
penilaian.
c. Pemberian angka kredit :
Bukti fisik (Satpel) yang telah memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sesuai
dengan jenjang jabatan Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
1) Instruktur Madya diberikan angka kredit sebesar 0,164 untuk setiap Satpel.
2) Instruktur Muda diberikan angka kredit sebesar 0,109 untuk setiap Satpel.
3) Instruktur Pertama diberikan angka kredit sebesar 0,055 untuk setiap Satpel.

4. Menyusun Rencana Penyuluhan.


a. Kriteria:
1) Rencana Penyuluhan disusun dengan mendeskripsikan secara singkat hal-hal
yang berkaitan dengan perencanaan, seperti maksud, tujuan dan sasaran
penyuluhan.
2) Rencana penyuluhan yang disusun namun tidak pernah digunakan sebagai
pedoman/persiapan untuk penyuluhan (tidak ada realisasinya), maka tidak
dapat diperhitungkan sebagai perolehan angka kredit.
3) Instruktur yang menyusun suatu rencana penyuluhan adalah juga yang
melaksanakan suatu penyuluhan.
b. Bukti Fisik :

104
1) Rencana Penyuluhan yang telah disusun dan telah dilaksanakan
serta disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit pada periode
penilaian.
2)
c. Pemberian angka kredit :
Bukti fisik Rencana Penyuluhan yang telah memenuhi persyaratan diberikan angka
kredit sebesar 0,06 yang diajukan bersama-sama dengan laporan pelaksanaan
penyuluhan, atau setidak-tidaknya dalam perioda penilaian yang sama sesuai
dengan jenjang jabatan Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
Instruktur pertama diberikan angka kredit sebesar 0,06 untuk setiap Rencana
Penyuluhan.

5. Menyusun Rencana Pengukuran Produktivitas


a. Kriteria:
1) Rencana Pengukuran Produktivitas disusun dengan mendeskripsikan secara
singkat hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan seperti maksud, tujuan
dan sasaran pengukuran.
2) Rencana pengukuran produktivitas yang disusun namun tidak pernah
digunakan sebagai pedoman/persiapan untuk mengukur produktivitas (tidak
ada realisasinya), maka tidak dapat diperhitungkan sebagai perolehan angka
kredit.
3) Instruktur yang menyusun suatu rencana pengukuran produktivitas diharapkan
juga yang melaksanakan suatu pengukuran produktivitas.
b. Bukti Fisik :
1) Rencana pengukuran produktivitas yang telah disusun dan telah
dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit
pada periode penilaian.
c. Pemberian angka kredit :
Bukti fisik Rencana Pengukuran produktivitas yang telah memenuhi persyaratan
diberikan angka kredit sebesar 0,12 yang diajukan bersama-sama dengan laporan
pelaksanaan pengukuran produktivitas, atau setidak-tidaknya dalam perioda
penilaian yang sama sesuai dengan jenjang jabatan Instruktur yang menyusunnya,
yaitu :
Instruktur Muda diberikan angka kredit sebesar 0,12 untuk setiap Rencana
Pengukuran Produktivitas.

6. Menyusun Rencana Pelayanan dan Konsultasi

105
a. Kriteria:
1) Rencana Pelayanan dan Konsultasi disusun dengan mendeskripsikan secara
singkat hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan seperti maksud, tujuan
dan sasaran kegiatan Pelayanan dan Konsultasi.
2) Rencana Pelayanan dan Konsultasi yang disusun namun tidak pernah
digunakan sebagai pedoman/persiapan untuk Pelayanan dan Konsultasi (tidak
ada realisasinya), maka tidak dapat diperhitungkan sebagai perolehan angka
kredit.
3) Instruktur yang menyusun suatu rencana Pelayanan dan Konsultasi
diharapkan juga yang melaksanakan suatu kegiatan Pelayanan dan
Konsultasi.
b. Bukti Fisik :
1) Rencana Pelayanan dan Konsultasi yang telah disusun dan telah
dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit
pada periode penilaian.
c. Pemberian angka kredit :
Bukti fisik Rencana Pelayanan dan Konsultasi yang telah disusun Instruktur Muda
dan memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sebesar 0,12 yang diajukan
bersama-sama dengan laporan pelaksanaan Pelayanan dan Konsultasi, atau
setidak-tidaknya dalam perioda penilaian yang sama sesuai dengan jenjang
jabatan Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
yaitu :
Instruktur Muda diberikan angka kredit sebesar 0,12 untuk setiap Rencana
Pelayanan dan Konsultasi.

7. Menyusun Rencana Uji Kompetensi


a. Kriteria:
1) Rencana Rencana Uji Kompetensi disusun dengan mendeskripsikan secara
singkat hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan seperti maksud, tujuan
dan sasaran uji kompetensi.
2) Rencana Rencana Uji Kompetensi yang disusun namun tidak pernah
digunakan sebagai pedoman/persiapan untuk Uji Kompetensi (tidak ada
realisasinya), maka tidak dapat diperhitungkan sebagai perolehan angka
kredit.
3) Instruktur yang menyusun suatu rencana Rencana Uji Kompetensi diharapkan
juga yang melaksanakan suatu Uji Kompetensi.
b. Bukti Fisik :

106
1) Rencana Uji Kompetensi yang telah disusun dan telah
dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit
pada periode penilaian.
c. Pemberian angka kredit :
Bukti fisik Rencana Uji Kompetensi yang telah memenuhi persyaratan diberikan
angka kredit sebesar 0,12 yang diajukan bersama-sama dengan laporan
pelaksanaan Uji Kompetensi, atau setidak-tidaknya dalam perioda penilaian yang
sama sesuai dengan jenjang jabatan Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
Instruktur Muda diberikan angka kredit sebesar 0,12 untuk setiap Rencana Uji
Kompetensi.

8. Menyusun Rencana Pengembangan Pelatihan


a. Kriteria :
1) Rencana Pengembangan Pelatihan disusun dengan mendeskripsikan secara
singkat hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan seperti maksud, tujuan
dan sasaran kegiatan Pengembangan Pelatihan.
2) Rencana Pengembangan Pelatihan yang disusun namun tidak pernah
digunakan sebagai pedoman/persiapan untuk Pengembangan Pelatihan (tidak
ada realisasinya), maka tidak dapat diperhitungkan sebagai perolehan angka
kredit.
3) Instruktur yang menyusun suatu rencana Pengembangan Pelatihan
diharapkan juga yang melaksanakan suatu kegiatan Pengembangan
Pelatihan.
b. Bukti Fisik :
1) Rencana Pengembangan Pelatihan yang telah disusun dan telah
dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit
pada periode penilaian.
c. Pemberian angka kredit :
Bukti fisik Rencana Pengembangan Pelatihan yang telah disusun Instruktur Madya
dan memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sebesar 0,18 yang diajukan
bersama-sama dengan laporan pelaksanaan Pengembangan Pelatihan, atau
setidak-tidaknya dalam perioda penilaian yang sama sesuai dengan jenjang
jabatan Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
yaitu :
Instruktur Madya diberikan angka kredit sebesar 0,18 untuk setiap Rencana
Pengembangan Pelatihan.

9. Membuat job sheet pelatihan sesuai dengan kewenangannya :


a. Kriteria :
107
1) Job sheet atau Lembar kerja merupakan lembar-lembar yang berisi petunjuk
bagi peserta dalam pelaksanaan pelatihan/praktek sebagai suplemen dari
Satuan Pelatihan (Satpel).
2) Yang dimaksud sesuai dengan kewenangannya adalah bahwa Job sheet atau
Lembar kerja yang disusun sebagai salah satu kelengkapan/persiapan bagi
Instruktur yang akan mengajar sesuai kewenangan Instruktur/jenjang jabatan
yang bersangkutan atau adanya penugasan khusus sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 Kep. Menteri PAN No. 36 Tahun 2003. Sehingga Job sheet atau
Lembar kerja yang disusun namun tidak digunakan sebagai
pedoman/persiapan untuk mengajar/melatih, maka tidak dapat diperhitungkan
sebagai perolehan angka kredit.
3) Satu pokok bahasan sekurang-kurangnya dapat disusun ke dalam satu Job
sheet atau Lembar kerja dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) Job sheet atau
Lembar kerja.
4) 1 (Satu) set Job sheet atau Lembar kerja digunakan untuk pedoman
sebanyak-banyaknya 4 (empat) kali tatap muka/pertemuan dalam
pembelajaran//pelatihan di kelas dan/atau bengkel.
5) Job sheet atau Lembar kerja disusun untuk digunakan untuk diaplikasikan
dalam pertemuan di kelas atau bengkel.

b. Bukti Fisik :
1) Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk 1 (satu)
mata pelatihan untuk tingkat dasar dan/atau menengah dan/atau
atas/lanjutan.
2) Satu Set Job sheet atau Lembar kerja yang telah disusun dan
telah dilaksanakan serta disahkan oleh atasan langsung/Kepala
Unit pada periode penilaian.

c. Pemberian angka kredit :


Bukti fisik Job sheet atau Lembar kerja yang telah memenuhi persyaratan
diberikan angka kredit sesuai dengan jenjang jabatan Instruktur yang
menyusunnya, yaitu :
1) Instruktur Madya diberikan angka kredit sebesar 0,42 untuk setiap Set Job
sheet atau Lembar kerja.
2) Instruktur Muda diberikan angka kredit sebesar 0,28 untuk setiap Set Job
sheet atau Lembar kerja
3) Instruktur Pertama diberikan angka kredit sebesar 0,14 untuk setiap Set Job
sheet atau Lembar kerja.

108
10. Menyusun Modul Pelatihan untuk Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan atau Pelatihan
Tingkat Menengah:
a. Kriteria :
1) Pelatihan tingkat atas/lanjutan adalah pelatihan yang ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta guna
mencapai kualifikasi manajer ke atas.
2) Pelatihan tingkat menengah adalah pelatihan yang ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta guna
mencapai kualifikasi supervisor/teknisi/asisten manajer atau yang sederajat
pada bidang tertentu.
3) Dalam rangka mencapai kompetensi kerja pada kejuruan tertentu, dapat
dicapai melalui penguasaan sejumlah unit kompetensi, dan setiap unit
kompetensi kerja mencakup sejumlah elemen kompetensi/pokok bahasan.
4) Modul adalah satu kesatuan materi pelatihan yang mencakup lembar
informasi, lembar kerja, lembar penilaian, dan kunci jawaban sebagai media
bagi peserta untuk belajar secara mandiri.
5) Modul disusun berdasarkan atas 1 (satu) unit kompetensi kerja.
6) 1 (Satu) unit kompetensi kerja dapat disusun dalam satu atau lebih modul
pelatihan sesuai dengan besar kecilnya cakupan elemen kompetensi
kerja/pokok bahasan.
7) Contoh daftar isi sebuah modul :
a) PENDAHULUAN
b) PETUNJUK BELAJAR (PENGGUNAAN MODUL)
c) TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
d) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
e) KEGIATAN PEMBELAJARAN
(1) Kegiatan Pembelajaran 1 : ...... (Pokok Bahasan 1)
(a) Uraian dan Contoh
(b) Latihan 1
(c) Petunjuk Jawaban Latihan 1
(d) Rangkuman
(e) Tes Formatif 1
(f) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
(2) Kegiatan Pembelajaran 2 : ...... (Pokok Bahasan 2)
(a) Uraian dan Contoh
(b) Latihan 2
(c) Petunjuk Jawaban Latihan 2
(d) Rangkuman
(e) Tes Formatif 2
(f) Umpan Balik dan Tindak Lanjut

109
f) KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
g) DAFTAR KEPUSTAKAAN
b. Bukti Fisik :
1) Seperangkat Modul Pelatihan atau pembelajaran untuk pelatihan
tingkat Atas/Lanjutan atau untuk pelatihan tingkat Menengah.
2) Seperangkat Modul yang telah disusun dan telah
dilaksanakan/digunakan serta disahkan oleh atasan
langsung/Kepala Unit pada periode penilaian.
c. Pemberian angka kredit :
Bukti Modul Pelatihan yang telah memenuhi persyaratan diberikan angka kredit
sesuai dengan tingkat pelatihan (kualifikasi kompetensi calon lulusan) yang akan
dicapai serta jenjang jabatan Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
1) Modul Pelatihan untuk Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan dan disusun oleh
Instruktur Muda diberikan angka kredit sebesar 0,44 untuk setiap Modul.
2) Modul Pelatihan untuk Pelatihan Tingkat Menengah dan disusun oleh
Instruktur Pertama diberikan angka kredit sebesar 0,22 untuk setiap Modul.

11. Menyusun materi penyuluhan atau pengukuran produktivitas :


a. Kriteria :
1) Materi penyuluhan berisi antara lain :
(a) Latar Belakang
(b) Maksud dan tujuan
(c) Sasaran Perubahan Tingkah Laku
(d) Target Populasi
(e) Uraian Materi
(f) Saran Tindak Lanjut
(g) Kepustakaan
2) Materi pengukuran produktivitas berisi antara lain :
(a) Latar Belakang
(b) Maksud dan tujuan
(c) Ruang Lingkup
(d) Manfaat
(e) Waktu dan Tempat Pengukuran
(f) Metoda Pengukuran
(g) Formulir dan daftar isian pengukuran
(h) Media atau alat peraga pengukuran
(i) Jenis Fakta dan Data yang dibutuhkan
(j) Teknik Analisis
(k) Kepustakaan.
110
b. Bukti Fisik :
1) Surat Perintah Tugas dari pimpinan unit kerja atau yang ditunjuk.
2) Naskah materi Penyuluhan atau materi pengukuran produktivitas
yang telah disusun dan telah dilaksanakan/digunakan serta
disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit pada periode
penilaian.
c. Pemberian angka kredit :
Bukti Materi Penyuluhan atau pengukuran produktivitas yang telah memenuhi
persyaratan diberikan angka kredit sebesar 0,36 untuk setiap Naskah.
d. Pelaksana : Instruktur Muda

12. Mengajar pada Pelatihan Tingkat Dasar :


a. Kriteria :
1) Mengajar adalah suatu proses interaksi edukatif antara peserta, instruktur, dan
lingkungan dengan metoda pengajaran tertentu yang pelaksanaannya lebih
mengutamakan teori daripada praktek serta diarahkan pada upaya pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
2) Kegiatan lebih banyak berorientasi pada pelatihan/pembelajaran yang bersifat
teoritis.
3) Pelatihan/pembelajaran ditujukan untuk membekali tenaga kerja dengan
pengetahuan dan keterampilan tingkat dasar guna mencapai setinggi-tingginya
setara kualifikasi tenaga operator pada bidang tertentu.
4) Pencari kerja adalah setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan namun
bersedia untuk bekerja dan aktif mencari pekerjaan (dibayar/berusaha sendiri).
5) Instruktur level/kategori Ahli adalah Instruktur pada pelatihan/pembelajaran
yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Strata 1 atau Diploma IV
yang sesuai dengan bidang kejuruannya.
6) Mayoritas/kebanyakan peserta pelatihan belum mempunyai pengetahuan dan
keterampilan di bidang teknis kejuruan yang akan diikuti
b. Bukti Fisik :
1) Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
2) Laporan dari Instruktur yang bersangkutan, yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan yang berisi tentang :
a) Tujuan Pelatihan ;
b) Deskripsi kualifikasi lulusan yang diharapkan (Tingkat Pelatihan Dasar,
Menengah atau Atas/Lanjutan) ;
c) Populasi dan level peserta pelatihan (Pencari Kerja, Pekerja, atau
Instruktur, beserta level/tingkatannya masing-masing) ;

111
d) Latar Belakang Pendidikan Mayoritas peserta (kebanyakan
berpendidikan SLTA ke bawah atau Sarjana/Diploma/Akademi);
3) Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan langsung/kepala unit/
penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Berdasarkan Laporan dari Instruktur yang bersangkutan yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan, maka untuk setiap jam
mengajar/pelatihan diberikan angka kredit sebagai berikut :
1) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk pelatihan tingkat dasar dengan
mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan pencari kerja
berpendidikan sarjana/diploma/akademi dan pelaksananya adalah Instruktur
Pertama, maka diberikan angka kredit sebesar 0,008 per Jam Pelatihan (@ 45
menit) ;
2) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan untuk TOT (Training of Trainer) dan
termasuk pelatihan tingkat dasar dengan mayoritas (50 % + 1) peserta
pelatihannya merupakan Instruktur ahli yang berpendidikan sarjana Strata 1/D.
IV dan pelaksananya adalah Instruktur Pertama, maka diberikan angka kredit
sebesar 0,008 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;

13. Mengajar pada Pelatihan Tingkat Menengah :


a. Kriteria :
1) Mengajar adalah suatu proses interaksi edukatif antara peserta, instruktur, dan
lingkungan dengan metoda pengajaran tertentu yang pelaksanaannya lebih
mengutamakan teori daripada praktek serta diarahkan pada upaya pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
2) Kegiatan lebih banyak berorientasi pada pelatihan/pembelajaran yang bersifat
teoritis.
3) Pelatihan/pembelajaran ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki peserta guna mencapai kualifikasi
supervisor/teknisi/asisten manajer atau yang sederajat pada bidang tertentu.
4) Pencari kerja adalah setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan namun
bersedia untuk bekerja dan aktif mencari pekerjaan (dibayar/berusaha sendiri).
5) Pekerja level manajemen adalah setiap orang memiliki pekerjaan baik karena
di bayar dalam hubungan kerja untuk mendapatkan upah maupun berusaha
mandiri untuk mendapatkan keuntungan yang sifat pekerjaannya lebih banyak
menggunakan/ mendayagunakan orang lain dengan menerapkan fungsi-fungsi
manajemen (sederhana maupun komplek).
6) Instruktur level/kategori Ahli adalah Instruktur pada pelatihan/pembelajaran
yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Strata 1 atau Diploma IV
yang sesuai dengan bidang kejuruannya.

112
7) Mayoritas/kebanyakan peserta pelatihan telah mempunyai pengetahuan dan
keterampilan tingkat dasar.
b. Bukti Fisik :
1) Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
2) Laporan dari Instruktur yang bersangkutan, yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan yang berisi tentang :
a) Tujuan Pelatihan ;
b) Deskripsi kualifikasi lulusan yang diharapkan (Tingkat Pelatihan Dasar,
Menengah atau Atas/Lanjutan) ;
c) Populasi dan level peserta pelatihan (Pencari Kerja, Pekerja, atau
Instruktur, beserta level/tingkatannya masing-masing) ;
d) Latar Belakang Pendidikan Mayoritas peserta (kebanyakan
berpendidikan SLTA ke bawah atau Sarjana/Diploma/Akademi);
3) Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan langsung/kepala unit/
penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Berdasarkan Laporan dari Instruktur yang bersangkutan yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan, maka untuk setiap jam
mengajar/pelatihan diberikan angka kredit sebagai berikut :
1) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Menengah
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan pencari kerja
berpendidikan sarjana/diploma/akademi dan pelaksananya adalah Instruktur
Pertama, maka diberikan angka kredit sebesar 0,008 per Jam Pelatihan (@ 45
menit) ;
2) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Menengah
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan Pekerja pada
level Manajemen dan pelaksananya adalah Instruktur Pertama, maka
diberikan angka kredit sebesar 0,008 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;
3) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan untuk TOT (Training of Trainer) dan
termasuk pelatihan tingkat Menengah dengan mayoritas (50 % + 1) peserta
pelatihannya merupakan Instruktur ahli yang berpendidikan sarjana Strata 1/D.
IV dan pelaksananya adalah Instruktur Muda, maka diberikan angka kredit
sebesar 0,015 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;

14. Mengajar pada Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan :


a. Kriteria :
1) Mengajar adalah suatu proses interaksi edukatif antara peserta, instruktur, dan
lingkungan dengan metoda pengajaran tertentu yang pelaksanaannya lebih

113
mengutamakan teori daripada praktek serta diarahkan pada upaya pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
2) Kegiatan lebih banyak berorientasi pada pelatihan/pembelajaran yang bersifat
teoritis.
3) Pelatihan/pembelajaran ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki peserta guna mencapai kualifikasi manajer ke atas.
4) Pencari kerja adalah setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan namun
bersedia untuk bekerja dan aktif mencari pekerjaan (dibayar/berusaha sendiri).
5) Pekerja level manajemen adalah setiap orang memiliki pekerjaan baik karena
di bayar dalam hubungan kerja untuk mendapatkan upah maupun berusaha
mandiri untuk mendapatkan keuntungan yang sifat pekerjaannya lebih banyak
menggunakan/ mendayagunakan orang lain dengan menerapkan fungsi-fungsi
manajemen (sederhana maupun komplek).
6) Pekerja level Teknisi/Penyelia adalah setiap orang memiliki pekerjaan baik
karena di bayar dalam hubungan kerja untuk mendapatkan upah yang sifat
pekerjaannya lebih banyak sebagai teknisi atau penyelia terhadap pekerjaan
orang lain dengan menerapkan fungsi checking/controlling.
7) Instruktur level/kategori Ahli adalah Instruktur pada pelatihan/pembelajaran
yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Strata 1 atau Diploma IV
yang sesuai dengan bidang kejuruannya.
8) Instruktur level/kategori Terampil adalah Instruktur pada
pelatihan/pembelajaran yang memiliki latar belakang pendidikan setinggi-
tinginya Akademi/Diploma III yang sesuai dengan bidang kejuruannya atau
berpendidikan Sarjana Strata 1/D. IV atau lebih yang tidak sesuai dengan
bidang kejuruannya.
9) Mayoritas/kebanyakan peserta pelatihan telah mempunyai pengetahuan dan
keterampilan tingkat menengah.
b. Bukti Fisik :
4) Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
5) Laporan dari Instruktur yang bersangkutan, yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan yang berisi tentang :
a) Tujuan Pelatihan ;
b) Deskripsi kualifikasi lulusan yang diharapkan (Tingkat Pelatihan Dasar,
Menengah atau Atas/Lanjutan) ;
c) Populasi dan level peserta pelatihan (Pencari Kerja, Pekerja, atau
Instruktur, beserta level/tingkatannya masing-masing) ;
d) Latar Belakang Pendidikan Mayoritas peserta (kebanyakan
berpendidikan SLTA ke bawah atau Sarjana/Diploma/Akademi);

114
6) Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan langsung/kepala unit/
penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Berdasarkan Laporan dari Instruktur yang bersangkutan yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan, maka untuk setiap jam
mengajar/pelatihan diberikan angka kredit sebagai berikut :
1) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan pencari kerja
berpendidikan sarjana/diploma/akademi dan pelaksananya adalah Instruktur
Muda, maka diberikan angka kredit sebesar 0,015 per Jam Pelatihan (@ 45
menit) ;
2) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan pencari kerja
berpendidikan SLTA ke bawah dan pelaksananya adalah Instruktur Pertama,
maka diberikan angka kredit sebesar 0,008 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;
3) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan Pekerja pada
level Manajemen dan pelaksananya adalah Instruktur Muda, maka diberikan
angka kredit sebesar 0,015 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;
4) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan Pekerja pada
level Teknisi/Penyelia dan pelaksananya adalah Instruktur Pertama, maka
diberikan angka kredit sebesar 0,008 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;
5) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan untuk TOT (Training of Trainer) dan
termasuk pelatihan tingkat Atas/Lanjutan dengan mayoritas (50 % + 1) peserta
pelatihannya merupakan Instruktur ahli yang berpendidikan sarjana Strata 1/D.
IV yang sesuai dengan bidang kejuruannya dan pelaksananya adalah
Instruktur Madya, maka diberikan angka kredit sebesar 0,023 per Jam
Pelatihan (@ 45 menit) ;
6) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan untuk TOT (Training of Trainer) dan
termasuk pelatihan tingkat Atas/Lanjutan dengan mayoritas (50 % + 1) peserta
pelatihannya merupakan Instruktur level/kategori Terampil yang berpendidikan
setinggi-tinginya Akademi/Diploma III yang sesuai dengan bidang kejuruannya
atau berpendidikan Sarjana Strata 1/D. IV atau lebih yang tidak sesuai dengan
bidang kejuruannya dan pelaksananya adalah Instruktur Muda, maka
diberikan angka kredit sebesar 0,015 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;

15. Melatih pada Pelatihan Tingkat Dasar :


a. Kriteria :

115
1) Melatih adalah keseluruhan kegiatan untuk memberikan, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan keterampilan, produktivitas, disiplin,
sikap kerja, dan etos kerja pada tingkat keterampilan tertentu berdasarkan
persyaratan jabatan dengan metoda pelatihan tertentu yang pelaksanaannya
lebih mengutamakan praktek daripada teori.
2) Kegiatan lebih banyak berorientasi pada pelatihan/pembelajaran yang bersifat
praktik.
3) Pelatihan/pembelajaran ditujukan untuk membekali tenaga kerja dengan
pengetahuan dan keterampilan tingkat dasar guna mencapai setinggi-tingginya
setara kualifikasi tenaga operator pada bidang tertentu.
4) Instruktur level/kategori Ahli adalah Instruktur pada pelatihan/pembelajaran
yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Strata 1 atau Diploma IV
yang sesuai dengan bidang kejuruannya.
5) Mayoritas/kebanyakan peserta pelatihan belum mempunyai pengetahuan dan
keterampilan di bidang teknis kejuruan yang akan diikuti.
b. Bukti Fisik :
1) Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
2) Laporan dari Instruktur yang bersangkutan, yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan yang berisi tentang :
e) Tujuan Pelatihan ;
f) Deskripsi kualifikasi lulusan yang diharapkan (Tingkat Pelatihan Dasar,
Menengah atau Atas/Lanjutan) ;
g) Populasi dan level peserta pelatihan (Pencari Kerja, Pekerja, atau Instruktur,
beserta level/tingkatannya masing-masing) ;
h) Latar Belakang Pendidikan Mayoritas peserta (kebanyakan berpendidikan
SLTA ke bawah atau Sarjana/Diploma/Akademi);
3) Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan/pembelajaran oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Berdasarkan Laporan dari Instruktur yang bersangkutan yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan, maka untuk setiap jam
mengajar/pelatihan diberikan angka kredit sebagai berikut :
1) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan untuk TOT (Training of Trainer) dan
termasuk pelatihan tingkat dasar dengan mayoritas (50 % + 1) peserta
pelatihannya merupakan Instruktur ahli yang berpendidikan sarjana Strata 1/D.
IV dan pelaksananya adalah Instruktur Pertama, maka diberikan angka kredit
sebesar 0,008 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;

16. Melatih pada Pelatihan Tingkat Menengah :

116
a. Kriteria :
1) Melatih adalah keseluruhan kegiatan untuk memberikan, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan keterampilan, produktivitas, disiplin,
sikap kerja, dan etos kerja pada tingkat keterampilan tertentu berdasarkan
persyaratan jabatan dengan metoda pelatihan tertentu yang pelaksanaannya
lebih mengutamakan praktek daripada teori.
2) Kegiatan lebih banyak berorientasi pada pelatihan/pembelajaran yang bersifat
praktik.
3) Pelatihan/pembelajaran ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki peserta guna mencapai kualifikasi
supervisor/teknisi/asisten manajer atau yang sederajat pada bidang tertentu.
4) Pencari kerja adalah setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan namun
bersedia untuk bekerja dan aktif mencari pekerjaan (dibayar/berusaha sendiri).
5) Pekerja level manajemen adalah setiap orang memiliki pekerjaan baik karena
di bayar dalam hubungan kerja untuk mendapatkan upah maupun berusaha
mandiri untuk mendapatkan keuntungan yang sifat pekerjaannya lebih banyak
menggunakan/ mendayagunakan orang lain dengan menerapkan fungsi-fungsi
manajemen (sederhana maupun komplek).
6) Instruktur level/kategori Ahli adalah Instruktur pada pelatihan/pembelajaran
yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Strata 1 atau Diploma IV
yang sesuai dengan bidang kejuruannya.
7) Mayoritas/kebanyakan peserta pelatihan telah mempunyai pengetahuan dan
keterampilan tingkat dasar.
b. Bukti Fisik :
1) Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
2) Laporan dari Instruktur yang bersangkutan, yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan yang berisi tentang :
a) Tujuan Pelatihan ;
b) Deskripsi kualifikasi lulusan yang diharapkan (Tingkat Pelatihan Dasar,
Menengah atau Atas/Lanjutan) ;
c) Populasi dan level peserta pelatihan (Pencari Kerja, Pekerja, atau
Instruktur, beserta level/tingkatannya masing-masing) ;
d) Latar Belakang Pendidikan Mayoritas peserta (kebanyakan
berpendidikan SLTA ke bawah atau Sarjana/Diploma/Akademi);
3) Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan langsung/kepala unit/
penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :

117
Berdasarkan Laporan dari Instruktur yang bersangkutan yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan, maka untuk setiap jam
mengajar/pelatihan diberikan angka kredit sebagai berikut :
1) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Menengah
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan pencari kerja
berpendidikan sarjana/diploma/akademi dan pelaksananya adalah Instruktur
Pertama, maka diberikan angka kredit sebesar 0,008 per Jam Pelatihan (@ 45
menit) ;
2) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Menengah
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan Pekerja pada
level Manajemen dan pelaksananya adalah Instruktur Pertama, maka
diberikan angka kredit sebesar 0,008 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;
3) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan untuk TOT (Training of Trainer) dan
termasuk pelatihan tingkat Menengah dengan mayoritas (50 % + 1) peserta
pelatihannya merupakan Instruktur ahli yang berpendidikan sarjana Strata 1/D.
IV dan pelaksananya adalah Instruktur Muda, maka diberikan angka kredit
sebesar 0,015 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;

17. Melatih pada Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan :


a. Kriteria :
1) Melatih adalah keseluruhan kegiatan untuk memberikan, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan keterampilan, produktivitas, disiplin,
sikap kerja, dan etos kerja pada tingkat keterampilan tertentu berdasarkan
persyaratan jabatan dengan metoda pelatihan tertentu yang pelaksanaannya
lebih mengutamakan praktek daripada teori.
2) Kegiatan lebih banyak berorientasi pada pelatihan/pembelajaran yang bersifat
praktik.
3) Pelatihan/pembelajaran ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki peserta guna mencapai kualifikasi manajer ke atas.
4) Pencari kerja adalah setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan namun
bersedia untuk bekerja dan aktif mencari pekerjaan (dibayar/berusaha sendiri).
5) Pekerja level manajemen adalah setiap orang memiliki pekerjaan baik karena
di bayar dalam hubungan kerja untuk mendapatkan upah maupun berusaha
mandiri untuk mendapatkan keuntungan yang sifat pekerjaannya lebih banyak
menggunakan/ mendayagunakan orang lain dengan menerapkan fungsi-fungsi
manajemen (sederhana maupun komplek).
6) Pekerja level Teknisi/Penyelia adalah setiap orang memiliki pekerjaan baik
karena di bayar dalam hubungan kerja untuk mendapatkan upah yang sifat
pekerjaannya lebih banyak sebagai teknisi atau penyelia terhadap pekerjaan
orang lain dengan menerapkan fungsi checking/controlling.
118
7) Instruktur level/kategori Ahli adalah Instruktur pada pelatihan/pembelajaran
yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Strata 1 atau Diploma IV
yang sesuai dengan bidang kejuruannya.
8) Instruktur level/kategori Terampil adalah Instruktur pada
pelatihan/pembelajaran yang memiliki latar belakang pendidikan setinggi-
tinginya Akademi/Diploma III yang sesuai dengan bidang kejuruannya atau
berpendidikan Sarjana Strata 1/D. IV atau lebih yang tidak sesuai dengan
bidang kejuruannya.
9) Mayoritas/kebanyakan peserta pelatihan telah mempunyai pengetahuan dan
keterampilan tingkat menengah.
b. Bukti Fisik :
1) Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
2) Laporan dari Instruktur yang bersangkutan, yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan yang berisi tentang :
a) Tujuan Pelatihan ;
b) Deskripsi kualifikasi lulusan yang diharapkan (Tingkat Pelatihan Dasar,
Menengah atau Atas/Lanjutan) ;
c) Populasi dan level peserta pelatihan (Pencari Kerja, Pekerja, atau
Instruktur, beserta level/tingkatannya masing-masing) ;
d) Latar Belakang Pendidikan Mayoritas peserta (kebanyakan
berpendidikan SLTA ke bawah atau Sarjana/Diploma/Akademi);
3) Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan langsung/kepala unit/
penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Berdasarkan Laporan dari Instruktur yang bersangkutan yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan, maka untuk setiap jam
mengajar/pelatihan diberikan angka kredit sebagai berikut :
1) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan pencari kerja
berpendidikan sarjana/diploma/akademi dan pelaksananya adalah Instruktur
Muda, maka diberikan angka kredit sebesar 0,015 per Jam Pelatihan (@ 45
menit) ;
2) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan pencari kerja
berpendidikan SLTA ke bawah dan pelaksananya adalah Instruktur Pertama,
maka diberikan angka kredit sebesar 0,008 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;
3) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan Pekerja pada

119
level Manajemen dan pelaksananya adalah Instruktur Muda, maka diberikan
angka kredit sebesar 0,015 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;
4) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan termasuk Pelatihan Tingkat Atas/Lanjutan
dengan mayoritas (50 % + 1) peserta pelatihannya merupakan Pekerja pada
level Teknisi/Penyelia dan pelaksananya adalah Instruktur Pertama, maka
diberikan angka kredit sebesar 0,008 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;
5) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan untuk TOT (Training of Trainer) dan
termasuk pelatihan tingkat Atas/Lanjutan dengan mayoritas (50 % + 1) peserta
pelatihannya merupakan Instruktur ahli yang berpendidikan sarjana Strata 1/D.
IV sesuai dengan bidang kejuruan dan pelaksananya adalah Instruktur Madya,
maka diberikan angka kredit sebesar 0,023 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;
6) Apabila kegiatan/tujuan pelatihan untuk TOT (Training of Trainer) dan
termasuk pelatihan tingkat Atas/Lanjutan dengan mayoritas (50 % + 1) peserta
pelatihannya merupakan Instruktur level/kategori Terampil yang berpendidikan
setinggi-tinginya Akademi/Diploma III yang sesuai dengan bidang kejuruannya
atau berpendidikan Sarjana Strata 1/D. IV atau lebih yang tidak sesuai dengan
bidang kejuruannya dan pelaksananya adalah Instruktur Muda, maka
diberikan angka kredit sebesar 0,015 per Jam Pelatihan (@ 45 menit) ;

18. Memberikan Pelayanan Pelatihan berupa Penyuluhan Produktivitas dengan


peserta dari unsur Perusahaan
a. Kriteria :
1) Penyuluhan produktivitas adalah kegiatan dalam rangka meningkatkan
kesadaran di bidang manajemen dan/atau produktivitas baik di kalangan dunia
usaha maupun masyarakat yang bersifat lebih umum dan informatif.
2) Kegiatan lebih banyak berorientasi pada peningkatan kesadaran akan
pentingnya peningkatan produktivitas dengan waktu pelaksanaan sekurang-
kurangnya 4 Jam dan sebanyak-banyaknya 10 Jam (@ jam = 45 Menit) .
3) Peserta penyuluhan berasal dari satu perusahaan atau lebih (perwakilan
perusahaan).
b. Bukti Fisik :
1) Surat Tugas Melakukan Penyuluhan yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
2) Laporan dari Instruktur yang bersangkutan, yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan yang berisi tentang :
a) Tujuan Penyuluhan ;
b) Waktu dan Tempat Penyuluhan ;
c) Deskripsi asal peserta penyuluhan (dari unsur Masyarakat/LSM atau
Perusahaan);

120
d) Populasi dan level peserta penyuluhan (Pencari Kerja, Pekerja, atau
Instruktur, beserta level/tingkatannya masing-masing) ;
e) Latar Belakang Pendidikan Mayoritas peserta penyuluhan (kebanyakan
berpendidikan SLTA ke bawah atau Sarjana/Diploma/Akademi);
3) Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyuluhan oleh atasan langsung/kepala unit/
penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Berdasarkan Laporan dari Instruktur yang bersangkutan yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan, maka untuk setiap kegiatan
penyuluhan diberikan angka kredit sebagai berikut :
1) Apabila kegiatan ditujukan untuk memberikan penyuluhan manajemen dan
produktivitas dengan pesertanya berasal dari unsur perusahaan dan
pelaksananya adalah Instruktur Pertama, maka diberikan angka kredit sebesar
0,020 per Laporan Kegiatan Penyuluhan ;

19. Memberikan Pelayanan Pelatihan berupa Pelatihan Produktivitas :


a. Kriteria :
1) Pelatihan produktivitas adalah kegiatan dalam rangka meningkatkan
penerapan prinsip-prinsip di bidang manajemen dan/atau produktivitas baik di
kalangan dunia usaha maupun masyarakat yang bersifat lebih teknis.
2) Kegiatan lebih banyak berorientasi pada peningkatan penerapan prinsip-
prinsip di bidang manajemen dan/atau produktivitas dengan waktu
pelaksanaan sekurang-kurangnya 11 Jam (@ jam = 45 Menit) .
3) Peserta pelatihan berasal dari satu perusahaan atau lebih (perwakilan
perusahaan) atau dari unsur masyarakat/LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat).
b. Bukti Fisik :
1) Surat Tugas Melakukan pelatihan yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
2) Laporan dari Instruktur yang bersangkutan, yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan yang berisi tentang :
a) Tujuan Pelatihan ;
b) Waktu dan Tempat Pelatihan ;
c) Deskripsi asal peserta Pelatihan (dari unsur Masyarakat/LSM atau
Perusahaan);
d) Populasi dan level peserta penyuluhan (Pencari Kerja, Pekerja, atau
Instruktur, beserta level/tingkatannya masing-masing) ;
e) Latar Belakang Pendidikan Mayoritas peserta Pelatihan (kebanyakan
berpendidikan SLTA ke bawah atau Sarjana/Diploma/Akademi);

121
3) Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatiha Produktivitas oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Berdasarkan Laporan dari Instruktur yang bersangkutan yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan, maka penentuan besarnya
angka kredit ditentukan berdasarkan asal/latar belakang unsur peserta dan
Insruktur yang melaksanakannya, yaitu sebagai berikut :
1) Apabila kegiatan Pelatihan Produktivitas dilaksanakan dengan pesertanya
mayoritas (50 % + 1) berasal dari unsur perusahaan dan pelaksananya adalah
Instruktur Muda, maka diberikan angka kredit sebesar 0,015 per Laporan
Kegiatan Pelatihan ;
2) Apabila kegiatan Pelatihan Produktivitas dilaksanakan dengan pesertanya
mayoritas (50 % + 1) berasal dari unsur Masyarakat/LSM dan pelaksananya
adalah Instruktur Pertama, maka diberikan angka kredit sebesar 0,008 per
Laporan Kegiatan Pelatihan ;

20. Memberikan Pelayanan Pelatihan berupa Pelayanan Konsultansi Produktivitas :


a. Kriteria :
1) Pelayanan konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam
berbagai bidang yang diberikan kepada pihak-pihak tertentu oleh Instruktur
yang ahli di bidang manajemen dan produktivitas dalam rangka mencapai
sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak dan disusun secara
sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna jasa.
2) Kegiatan lebih banyak berorientasi pada kegiatan guidence and counselling
kepada pihak lain dari satu perusahaan atau lebih (perwakilan perusahaan)
atau dari unsur masyarakat/LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dengan
fokus pada menemukan dan memecahkan masalah yang spesifik.
b. Bukti Fisik :
1) Surat Tugas Melakukan jasa konsultansi produktivitas yang dikeluarkan oleh
atasan langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
2) Laporan dari Instruktur yang bersangkutan, yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh pengguna jasa/penanggung jawab kegiatan yang
berisi tentang :
a) Tujuan Pemberian layanan jasa konsultansi ;
b) Waktu dan Tempat pelayanan ;
c) Deskripsi asal peserta Pelayanan konsultansi (dari unsur
Masyarakat/LSM atau Perusahaan);
d) Populasi dan level peserta Pelayanan konsultansi (Pencari Kerja,
Pekerja, atau Instruktur, beserta level/tingkatannya masing-masing) ;
e) Hasil Identifikasi masalah utama ;

122
f) Rekomendasi dan tindak lanjut.
3) Surat Pernyataan Pelaksanaan Pemberian layanan konsultansi produktivitas
oleh atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.

c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :


Berdasarkan Laporan dari Instruktur yang bersangkutan yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan/pengguna jasa, maka
penentuan besarnya angka kredit ditentukan berdasarkan asal/latar belakang
unsur peserta dan Insruktur yang melaksanakannya, yaitu sebagai berikut :
1) Apabila kegiatan pelayanan konsultansi produktivitas dilaksanakan dengan
pesertanya mayoritas (50 % + 1) berasal dari unsur perusahaan dan
pelaksananya adalah Instruktur Madya, maka diberikan angka kredit sebesar
0,060 per Laporan Kegiatan Pelayanan Konsultansi ;
2) Apabila kegiatan pelayanan konsultansi produktivitas dilaksanakan dengan
pesertanya mayoritas (50 % + 1) berasal dari unsur Masyarakat/LSM dan
pelaksananya adalah Instruktur Muda, maka diberikan angka kredit sebesar
0,020 per Laporan Kegiatan Pelayanan Konsultansi ;

21. Melakukan Pengukuran Produktivitas :


a. Kriteria :
1) Pengukuran produktivitas adalah kegiatan untuk mengukur tingkat
produktivitas suatu obyek pengukuran dengan cara mengumpulkan dan
mengolah data serta menganalisisnya dengan metoda tertentu, sebagai dasar
penentuan kebijakan dalam rangka perbaikan produktivitas.
2) Produktivitas nasional adalah perbandingan antara produk domestik bruto
(PDB) nasional dan jumlah tenaga kerja secara nasional dalam periode
tertentu.
3) Produktivitas regional adalah perbandingan antara produk domestik bruto
(PDRB) dalam satu atau beberapa provinsi dengan jumlah tenaga kerja pada
wilayah dalam periode tertentu.
4) Produktivitas sektoral adalah perbandingan antara produk domestik bruto
(PDB) sektoral dengan jumlah tenaga kerja pada sektor tersebut dalam
periode tertentu.
5) Produktivitas perusahaan adalah perbandingan antara produk yang dihasilkan
suatu perusahaan (output) dengan jumlah tenaga kerja (input) pada
perusahaan tersebut dan periode tertentu.
6) Perusahaan skala besar adalah unit usaha yang memiliki tenaga kerja
berjumlah 100 orang ke atas (  100 )
7) Perusahaan skala menengah adalah unit usaha yang memiliki tenaga kerja
berjumlah 25 s/d 99 orang. ( 25  X  99 )
123
8) Perusahaan skala kecil adalah unit usaha yang memiliki tenaga kerja
berjumlah kurang dari 25 orang (< 25).
9) Produktivitas Perseorangan adalah perbandingan antara produk yang
dihasilkan seorang individu (output) dengan jumlah sumber daya (input) yang
dikeluarkan oleh individu tersebut pada periode tertentu.
b. Bukti Fisik :
1) Surat Tugas Melakukan pengukuran produktivitas yang dikeluarkan oleh
atasan langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
2) Laporan dari Instruktur yang bersangkutan, yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh pengguna jasa/penanggung jawab kegiatan yang
berisi tentang :
a) Latar Belakang
b) Maksud dan tujuan
c) Waktu dan Tempat Pengukuran
d) Tingkat/Ruang Lingkup (Nasional, Regional atau Sektoral)
e) Ukuran Perusahaan (Besar, Menengah, Kecil)
f) Level Perseorangan (Manajer, Teknisi/Penyelia atau
Operator/Pelaksana)
g) Metoda Pengukuran
h) Kesimpulan
i) Rekomendasi
j) Kepustakaan.
k) dan tindak lanjut.
3) Surat Pernyataan Pelaksanaan pengukuran produktivitas oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Berdasarkan Laporan dari Instruktur yang bersangkutan yang sekaligus
diketahui/disyahkan oleh penanggung jawab kegiatan/pengguna jasa, maka
penentuan besarnya angka kredit ditentukan berdasarkan Ruang lingkup/tingkat
pengukuran, Sasaran pengukuran, dan Insruktur yang melaksanakannya, yaitu
sebagai berikut :
1) Apabila kegiatan pengukuran produktivitas dilaksanakan dengan ruang lingkup
Nasional sehingga menghasilkan laporan indek produktivitas nasional dan
pelaksananya adalah Instruktur Madya, maka diberikan angka kredit sebesar
1,200 per Laporan Indek Produktivitas Nasional ;
2) Apabila kegiatan pengukuran produktivitas dilaksanakan dengan ruang lingkup
Regional/wilayah tertentu sehingga menghasilkan laporan indek produktivitas
Regional/wilayah dan pelaksananya adalah Instruktur Muda, maka diberikan
angka kredit sebesar 0,600 per Laporan Indek Produktivitas Regional/wilayah ;

124
3) Apabila kegiatan pengukuran produktivitas dilaksanakan dengan ruang lingkup
Sektor tertentu sehingga menghasilkan laporan indek produktivitas sektoral
dan pelaksananya adalah Instruktur Pertama, maka diberikan angka kredit
sebesar 0,300 per Laporan Indek Produktivitas Sektoral ;
4) Apabila kegiatan pengukuran produktivitas dilaksanakan dengan ruang lingkup
Perusahaan bersekala Besar dan pelaksananya adalah Instruktur Madya,
maka diberikan angka kredit sebesar 0,900 per Laporan Indek Produktivitas
Perusahaan bersekala Besar ;
5) Apabila kegiatan pengukuran produktivitas dilaksanakan dengan ruang lingkup
Perusahaan bersekala Menengah dan pelaksananya adalah Instruktur Muda,
maka diberikan angka kredit sebesar 0,500 per Laporan Indek Produktivitas
Perusahaan bersekala Menengah ;
6) Apabila kegiatan pengukuran produktivitas dilaksanakan dengan ruang lingkup
Perusahaan bersekala Kecil dan pelaksananya adalah Instruktur Pertama,
maka diberikan angka kredit sebesar 0,200 per Laporan Indek Produktivitas
Perusahaan bersekala Kecil ;
7) Apabila kegiatan pengukuran produktivitas dilaksanakan dengan ruang lingkup
Perseorangan dengan fokus pada jabatan-jabatan setara dengan Manajer dan
pelaksananya adalah Instruktur Madya, maka diberikan angka kredit sebesar
0,675 per Laporan Indek Produktivitas Individu /jabatan manajer atau yang
sederajat;
8) Apabila kegiatan pengukuran produktivitas dilaksanakan dengan ruang lingkup
Perseorangan dengan fokus pada jabatan-jabatan setara dengan
Teknisi/Penyelia dan pelaksananya adalah Instruktur Muda, maka diberikan
angka kredit sebesar 0,450 per Laporan Indek Produktivitas Individu /jabatan
Teknisi/Penyelia atau yang sederajat;
9) Apabila kegiatan pengukuran produktivitas dilaksanakan dengan ruang lingkup
Perseorangan dengan fokus pada jabatan-jabatan setara dengan
Operator/Pelaksana dan pelaksananya adalah Instruktur Pertama, maka
diberikan angka kredit sebesar 0,225 per Laporan Indek Produktivitas Individu
/jabatan Operator/Pelaksana atau yang sederajat;

22. Mengevaluasi Kemajuan Peserta Pelatihan sesuai dengan kewenangannya :


a. Kriteria :
1) Mengevaluasi kemajuan peserta pelatihan adalah kegiatan untuk menilai
tingkat penguasaan materi pelatihan pada suatu paket pelatihan menurut
satuan waktu tertentu, baik formatif maupun sumatif.
2) Yang dimaksud sesuai dengan kewenangannya adalah bahwa Kegiatan
evaluasi kemajuan peserta pelatihan ini selalu terkait dengan kewenangan
mengajar dan/atau melatih dari seorang Instruktur pada tingkat pelatihan

125
tertentu, dengan sasaran peserta pelatihan tertentu sesuai kewenangan
Instruktur/jenjang jabatan yang bersangkutan atau adanya penugasan khusus
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 Kep. Menteri PAN No. 36 Tahun 2003.
Sehingga Instruktur yang mengajar atau melatih pada kelas tertentu
diharapkan juga sekaligus sebagai pihak yang berwenang untuk melakukan
evaluasi kemajuan peserta pelatihan pada kelas tersebut.
3) Jumlah jam pelatihan sebagaimana tercantum dalam struktur program
kurikulum yang telah ditetapkan.
4) Setiap mata pelatihan untuk suatu paket pelatihan dihasilkan 1 (satu) Laporan
hasil evaluasi kemajuan peserta pelatihan yang mencakup hasil test formatif,
midterm, dan sumatif (Evaluasi dilaksanakan per mata pelatihan).
5) Laporan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta latihan antara lain memuat
kisi-kisi soal, daftar nilai,daftar hadir ,Jadwal, judul pelatihan.

b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil evaluasi kemajuan peserta pelatihan dari formatif,
mid semester, dan sumatif dalam satu paket pelatihan sebagai
satu kesatuan.
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran/Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
3)

c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :


Bukti fisik laporan hasil evaluasi kemajuan peserta pelatihan yang telah memenuhi
persyaratan diberikan angka kredit sesuai dengan jenjang jabatan Instruktur yang
menyusunnya, yaitu :
1) Instruktur Madya diberikan angka kredit sebesar 0,135 untuk setiap Laporan
Hasil Evaluasi Kemajuan Peserta Pelatihan.
2) Instruktur Muda diberikan angka kredit sebesar 0,090 untuk setiap Laporan
Hasil Evaluasi Kemajuan Peserta Pelatihan.
3) Instruktur Pertama diberikan angka kredit sebesar 0,045 untuk setiap Laporan
Hasil Evaluasi Kemajuan Peserta Pelatihan.

23. Mengevaluasi Pelaksanaan Pelayanan Teknis Pelatihan dan Produktivitas :


a. Kriteria :
1) Pelayanan teknis pelatihan adalah jasa/layanan profesional yang diberikan
oleh seorang atau beberapa orang Instruktur yang ahli di bidang pelatihan
dalam hal menerapkan prinsip-prinsip penyelenggaraan dan pengelolaan
pelatihan.

126
2) Setiap jenis pelayanan teknis pelatihan yang telah diberikan kepada pihak III,
dapat dilakukan evaluasi untuk dasar perbaikan pemberian pelayanan dimasa
yang akan datang.
3) Kegiatan Evaluasi didasarkan atas laporan-laporan yang disusun oleh
pelaksana program pelayanan teknis/Instruktur lain.
4) Laporan pelaksanaan evaluasi pelayanan teknis pelatihan mencakup antara
lain :
a) Pendahuluan
b) Maksud dan tujuan
c) Ruang Lingkup Evaluasi dan Jenis Pelayanan
d) Keadaan yang diharapkan
e) Keadaan yang diinginkan.
f) Analisis
g) Kesimpulan
h) Rekomendasi
b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil evaluasi pelaksanaan pelayanan teknis pelatihan
dan produktivitas untuk setiap jenis pelayanan.
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan Evaluasi oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik laporan hasil evaluasi pelaksanaan pelayanan teknis pelatihan dan
produktivitas yang telah memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sesuai
dengan jenjang jabatan Instruktur yang berwenang menyusunnya, yaitu :
1) Instruktur Muda dan diberikan angka kredit sebesar 0,080 untuk setiap
Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Teknis Pelatihan dan
Produktivitas.

24. Mengevaluasi Pelaksanaan Program Pelatihan :


a. Kriteria :
1) Mengevaluasi Pelaksanaan program pelatihan adalah kegiatan untuk
mengukur pelaksanaan kemajuan pelatihan dibandingkan dengan rencana
pelatihan yang telah ditentukan dan untuk memperoleh umpan balik bagi
penyempurnaan program pelatihan.
2) Evaluasi dapat dilaksanakan berdasarkan atas laporan evaluasi kemajuan
peserta pelatihan/hasil belajar yang disusun Instruktur lain.
3) Laporan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan program pelatihan mencakup
antara lain :
a) Pendahuluan

127
b) Maksud dan tujuan
c) Ruang Lingkup Evaluasi dan Jenis Program pelatihan
d) Keadaan yang diharapkan
e) Keadaan yang diinginkan.
f) Analisis
g) Kesimpulan
h) Rekomendasi
b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil evaluasi pelaksanaan program pelatihan untuk
setiap Paket Pelatihan.
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan Evaluasi oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik laporan hasil evaluasi pelaksanaan program pelatihan yang telah
memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sesuai dengan jenjang jabatan
Instruktur yang berwenang menyusunnya, yaitu :
1) Instruktur Muda dan diberikan angka kredit sebesar 0,080 untuk setiap
Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Program Pelatihan untuk paket pelatihan
tertentu.
2) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.

25. Menyusun Laporan Pelaksanaan Pelatihan :


a. Kriteria :
1) Pelaporan pelaksanaan pelatihan, adalah kegiatan penyusunan laporan
pelaksanaan pelatihan atas selesainya suatu paket pelatihan.
2) Penyusunan Laporan dapat dilaksanakan berdasarkan atas laporan evaluasi
kemajuan peserta pelatihan/hasil belajar yang disusun Instruktur lain.
3) Laporan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan program pelatihan mencakup
antara lain :
a) Pendahuluan
b) Maksud dan tujuan
c) Ruang Lingkup Evaluasi dan Jenis Program pelatihan
d) Kurikulum
e) Keadaan yang diharapkan
f) Keadaan yang diinginkan.
g) Permasalahan

128
h) Upaya Mengatasi Masalah
i) Kesimpulan
j) Rekomendasi
b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil pelaksanaan pelatihan untuk setiap Paket
Pelatihan.
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyusunan Laporan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik laporan hasil pelaksanaan pelatihan yang telah memenuhi persyaratan
diberikan angka kredit sesuai dengan jenjang jabatan Instruktur yang berwenang
menyusunnya, yaitu :
1) Instruktur Pertama dan diberikan angka kredit sebesar 0,045 untuk setiap
Laporan Pelaksanaan Pelatihan untuk paket pelatihan tertentu.
2) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.

26. Menganalisis dan Mengkaji Laporan Pelaksanaan Pelatihan :


a. Kriteria :
1) Analisis dan pengkajian laporan pelaksanaan pelatihan adalah kegiatan
penelaahan atas laporan pelaksanaan pelatihan dari suatu paket pelatihan
yang telah disusun.
2) Analisis dan kajian terhadap Laporan dapat dilaksanakan berdasarkan atas
laporan pelaksanaan pelatihan dan laporan kemajuan peserta pelatihan.
3) Analisis dan kajian laporan pelaksanaan pelatihan mencakup antara lain :
a) Pendahuluan
b) Maksud dan tujuan
c) Ruang Lingkup analisis dan kajian
d) Keadaan yang diharapkan
e) Keadaan yang diinginkan.
f) Kekuatan dan kelemahan
g) Analisis Permasalahan (Sebab)
h) Analisis Keputusan
i) Anallisis Problem Potensial
j) Alternatif Pemecahan Masalah
k) Kesimpulan
l) Rekomendasi

129
b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil Analisis dan kajian laporan pelaksanaan pelatihan
untuk setiap Paket Pelatihan.
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyusunan Laporan oleh
atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik laporan hasil analisis dan kajian laporan evaluasi pelaksanaan pelatihan
yang telah memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sesuai dengan jenjang
jabatan Instruktur yang berwenang menyusunnya, yaitu :
1) Instruktur Madya dan diberikan angka kredit sebesar 0,135 untuk setiap
Laporan Analisis dan kajian laporan Pelaksanaan Pelatihan untuk paket
pelatihan tertentu.
2) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.

27. Merencanakan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja dengan Menyusun Materi Uji
Kompetensi Kerja :
a. Kriteria :
1) Uji kompetensi adalah proses untuk mengetahui atau mengukur tingkat
pencapaian kompetensi dalam jenjang jabatan tertentu dalam rangka
pemberian sertifikat kompetensi.
2) Materi Uji Kompetensi adalah seperangkat soal/alat test untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi dalam jenjang jabatan tertentu dan disusun
mengacu sepenuhnya pada Standar Kompetensi Kerja.
3) Naskah MUK mencakup aspek pengujian aspek Kognitif, Afektif, dan
Psikomotorik.
4) Materi Uji Kompetensi antara lain mencakup :
a) Unit / jenjang Kompetensi
b) Petunjuk Pengerjaan Soal
c) Seperangkat soal Teori
d) Seperangka soal Praktek
e) Kunci jawaban/penyelesaian
b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil penyusunan materi Uji Kompetensi dalam bentuk
bank soal (Naskah MUK) untuk jenjang jabatan/kompetensi
tertentu.

130
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyusunan MUK oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik berupa bank soal (Naskah MUK) yang telah memenuhi persyaratan
diberikan angka kredit sesuai dengan jenjang peruntukan Naskah MUK dan
jabatan Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
1) Apabila Naskah MUK untuk menguji pencapaian kompetensi tingkat
atas/Lanjutan dan dilaksanakan oleh Instruktur Madya maka diberikan angka
kredit sebesar 0,656 untuk setiap Bank Soal (Naskah MUK).
2) Apabila Naskah MUK untuk menguji pencapaian kompetensi tingkat
Menengah dan dilaksanakan oleh Instruktur Muda maka diberikan angka
kredit sebesar 0,381 untuk setiap Bank Soal (Naskah MUK).
3) Apabila Naskah MUK untuk menguji pencapaian kompetensi tingkat Dasar dan
dilaksanakan oleh Instruktur Pertama maka diberikan angka kredit sebesar
0,177 untuk setiap Bank Soal (Naskah MUK).
4) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.

28. Melakukan Uji Kompetensi Kerja (assessment) :


a. Kriteria :
1) Uji kompetensi adalah proses untuk mengetahui atau mengukur tingkat
pencapaian kompetensi dalam jenjang jabatan tertentu dalam rangka
pemberian sertifikat kompetensi.
2) Uji Kompetensi kerja mencakup Uji Teori dan Uji Praktek/Sikap.
3) Dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi kerja yang telah diakreditasi oleh
Instansi yang berwenang.
4) Untuk dapat melaksanakan uji kompetensi kerja, maka Instruktur harus
memiliki sertifikat khusus sebagai assessor sesuai bidang profesinya.
b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil pelaksanaan Uji Kompetensi untuk jenjang
jabatan/kompetensi tertentu.
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik berupa Laporan setiap pelaksanaan Uji Komptensi Kerja yang telah
memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sesuai dengan jenjang kualifikasi uji

131
kompetensi kerja dan peserta uji kompetensi kerja, jenis kejuruan yang diujikan,
dan jabatan Instruktur yang melaksanakannya, yaitu :
1) Apabila Uji Kompetensi Kerja dilaksanakan untuk menguji pencapaian
kompetensi tenaga kerja Tingkat Atas/Lanjutan pada bidang kejuruan Teknik
dan dilaksanakan oleh Instruktur Muda maka diberikan angka kredit sebesar
0,080 untuk setiap Kali melaksanakan uji kompetensi kerja/Laporan.
2) Apabila Uji Kompetensi Kerja dilaksanakan untuk menguji pencapaian
kompetensi tenaga kerja Tingkat Atas/Lanjutan pada bidang kejuruan Non
Teknik dan dilaksanakan oleh Instruktur Muda maka diberikan angka kredit
sebesar 0,040 untuk setiap Kali melaksanakan uji kompetensi kerja/Laporan.
3) Apabila Uji Kompetensi Kerja dilaksanakan untuk menguji pencapaian
kompetensi tenaga kerja Tingkat Menengah pada bidang kejuruan Teknik dan
dilaksanakan oleh Instruktur Pertama maka diberikan angka kredit sebesar
0,040 untuk setiap Kali melaksanakan uji kompetensi kerja/Laporan.
4) Apabila Uji Kompetensi Kerja dilaksanakan untuk menguji pencapaian
kompetensi tenaga kerja Tingkat Menengah pada bidang kejuruan Non Teknik
dan dilaksanakan oleh Instruktur Pertama maka diberikan angka kredit
sebesar 0,020 untuk setiap Kali melaksanakan uji kompetensi kerja/Laporan.
5) Apabila Uji Kompetensi Kerja dilaksanakan untuk menguji pencapaian
kompetensi Instruktur Kategori Ahli pada bidang kejuruan Teknik dan
dilaksanakan oleh Instruktur Madya maka diberikan angka kredit sebesar
0,135 untuk setiap Kali melaksanakan uji kompetensi kerja/Laporan.
6) Apabila Uji Kompetensi Kerja dilaksanakan untuk menguji pencapaian
kompetensi Instruktur Kategori Ahli pada bidang kejuruan Non Teknik dan
dilaksanakan oleh Instruktur Madya maka diberikan angka kredit sebesar
0,060 untuk setiap Kali melaksanakan uji kompetensi kerja/Laporan.
7) Apabila Uji Kompetensi Kerja dilaksanakan untuk menguji pencapaian
kompetensi Instruktur Kategori Terampil pada bidang kejuruan Teknik dan
dilaksanakan oleh Instruktur Muda maka diberikan angka kredit sebesar 0,090
untuk setiap Kali melaksanakan uji kompetensi kerja/Laporan.
8) Apabila Uji Kompetensi Kerja dilaksanakan untuk menguji pencapaian
kompetensi Instruktur Kategori Terampil pada bidang kejuruan Non Teknik dan
dilaksanakan oleh Instruktur Muda maka diberikan angka kredit sebesar 0,040
untuk setiap Kali melaksanakan uji kompetensi kerja/Laporan.
9) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.

29. Menyelia Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja :

132
a. Kriteria :
1) Menyelia pelaksanaan Uji kompetensi kerja adalah proses untuk menfasilitasi,
mengawasi dan mengontrol pelaksanaan uji kompetensi kerja pada jenjang
jabatan tertentu dalam rangka pemberian sertifikat kompetensi.
2) Dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi kerja yang telah diakreditasi oleh
Instansi yang berwenang.
3) Untuk dapat melaksanakan penyeliaan uji kompetensi kerja, maka Instruktur
harus memiliki sertifikat khusus sebagai assessor sesuai bidang profesinya.
b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil pelaksanaan penyeliaan pelaksanaan Uji
Kompetensi kerja untuk jenjang jabatan/kompetensi tertentu.
2) Surat Pernyataan penyeliaan pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja
oleh atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik berupa Laporan setiap penyeliaan terhadap pelaksanaan Uji Komptensi
Kerja yang telah memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sesuai dengan
jenjang kualifikasi uji kompetensi kerja dan peserta uji kompetensi kerja, dan
jabatan Instruktur yang melaksanakannya, yaitu :
1) Apabila Kegiatan penyeliaan dilakukan terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi
Kerja untuk menguji pencapaian kompetensi tenaga kerja Tingkat
Atas/Lanjutan dan dilaksanakan oleh Instruktur Madya maka diberikan angka
kredit sebesar 0,060 untuk setiap Kali Penyeliaan pelaksanaan uji kompetensi
kerja/Laporan.
2) Apabila Kegiatan penyeliaan dilakukan terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi
Kerja untuk menguji pencapaian kompetensi tenaga kerja Tingkat Menengah
dan dilaksanakan oleh Instruktur Muda maka diberikan angka kredit sebesar
0,040 untuk setiap Kali Penyeliaan pelaksanaan uji kompetensi kerja/Laporan.
3) Apabila Kegiatan penyeliaan dilakukan terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi
Kerja untuk menguji pencapaian kompetensi tenaga kerja Tingkat Dasar dan
dilaksanakan oleh Instruktur Pertama maka diberikan angka kredit sebesar
0,020 untuk setiap Kali Penyeliaan pelaksanaan uji kompetensi kerja/Laporan.
4) Apabila Kegiatan penyeliaan dilakukan terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi
Kerja untuk menguji pencapaian kompetensi Instruktur Tingkat/kategori Ahli
dan dilaksanakan oleh Instruktur Madya maka diberikan angka kredit sebesar
0,060 untuk setiap Kali Penyeliaan pelaksanaan uji kompetensi kerja/Laporan.
5) Apabila Kegiatan penyeliaan dilakukan terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi
Kerja untuk menguji pencapaian kompetensi Instruktur Tingkat/kategori
Terampil dan dilaksanakan oleh Instruktur Muda maka diberikan angka kredit

133
sebesar 0,040 untuk setiap Kali Penyeliaan pelaksanaan uji kompetensi
kerja/Laporan.
6) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.

30. Melakukan Evaluasi terhadap Setiap Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja :


a. Kriteria :
1) Kegiatan evaluasi dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan (lembar
jawaban dan hasil unjuk kerja) dari setiap peserta Uji Kompetensi kerja sesuai
dengan pedoman dan standar yang telah ditetapkan.
2) Untuk dapat melaksanakan penyeliaan uji kompetensi kerja, maka Instruktur
harus memiliki sertifikat khusus sebagai assessor sesuai bidang profesinya.
b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil pelaksanaan evaluasi pelaksanaan Uji Kompetensi
kerja untuk jenjang jabatan/kompetensi tertentu.
2) Surat Pernyataan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan Uji
Kompetensi Kerja oleh atasan langsung/kepala unit/ penanggung
jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik berupa Laporan setiap evaluasi terhadap hasil pelaksanaan Uji
Komptensi Kerja yang telah memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sesuai
dengan jenjang kualifikasi uji kompetensi kerja, dan jabatan Instruktur yang
melaksanakannya, yaitu :
1) Apabila evaluasi dilakukan terhadap hasil pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja
dari setiap peserta untuk menguji pencapaian kompetensi tenaga kerja Tingkat
Atas/Lanjutan dan dilaksanakan oleh Instruktur Madya maka diberikan angka
kredit sebesar 0,075 untuk seluruh hasil uji teori dan praktek pada setiap Paket
Pelaksanaan Uji Kompetensi kerja/Laporan.
2) Apabila evaluasi dilakukan terhadap hasil pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja
dari setiap peserta untuk menguji pencapaian kompetensi tenaga kerja Tingkat
Menengah dan dilaksanakan oleh Instruktur Muda maka diberikan angka
kredit sebesar 0,050 untuk seluruh hasil uji teori dan praktek pada setiap Paket
Pelaksanaan Uji Kompetensi kerja/Laporan.
3) Apabila evaluasi dilakukan terhadap hasil pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja
dari setiap peserta untuk menguji pencapaian kompetensi tenaga kerja Tingkat
Dasar dan dilaksanakan oleh Instruktur Pertama maka diberikan angka kredit

134
sebesar 0,025 untuk seluruh hasil uji teori dan praktek pada setiap Paket
Pelaksanaan Uji Kompetensi kerja/Laporan.
4) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.
31. Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Setiap Uji Kompetensi Kerja :
a. Kriteria :
1) Kegiatan ini dilaksanakan dengan membuat/menyusun laporan hasil
pelaksanaan setiap uji kompetensi kerja sesuai dengan jenjang kualifikasi
UJK yang dilaksanakan.
2) Dilaksanakan dengan berdasar pada pengamatan dan hasil evaluasi atas
hasil kerja peserta Uji Kompetensi Kerja.
3) Laporan hasil pelaksanaan uji kompetensi kerja sekurang-kurangnya
mencakup :
a) Pendahuluan
b) Kualifikasi Sertifikasi/UJK
c) Metode yang digunakan;
d) Bahan dan alat;
e) Materi uji;
f) Peserta;
g) Pelaksanaan uji kompetensi kerja;
h) Permasalahan ;
i) Kesimpulan dan rekomendasi.
b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil pelaksanaan Uji Kompetensi kerja untuk jenjang
jabatan/kompetensi tertentu.
2) Surat Pernyataan pelaksanaan Penyusunan laporan pelaksanaan
Uji Kompetensi Kerja oleh atasan langsung/kepala unit/
penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik berupa Laporan setiap pelaksanaan Uji Komptensi Kerja yang telah
memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sesuai dengan jenjang kualifikasi uji
kompetensi kerja, dan jabatan Instruktur yang melaksanakannya, yaitu :
1) Apabila berupa laporan hasil pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja untuk menguji
pencapaian kompetensi tenaga kerja Tingkat Atas/Lanjutan dan dilaksanakan

135
oleh Instruktur Muda maka diberikan angka kredit sebesar 0,090 untuk setiap
laporan hasil Pelaksanaan Uji Kompetensi kerja/Laporan.
2) Apabila berupa laporan hasil pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja untuk menguji
pencapaian kompetensi tenaga kerja Tingkat Menengah dan dilaksanakan
oleh Instruktur Pertama maka diberikan angka kredit sebesar 0,045 untuk
setiap laporan hasil Pelaksanaan Uji Kompetensi kerja/Laporan.

32. Mengkaji Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja :


a. Kriteria :
1) Pengkajian pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja adalah kegiatan penelaahan
atas laporan pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja, .
2) Kajian dapat dilaksanakan berdasarkan atas laporan Pelaksanaan dan hasil
evaluasi pelaksanaan uji kompetensi kerja, baik teori maupun praktek dari
peserta uji.
3) Kajian pelaksanaan uji kompetensi kerja mencakup antara lain :
a) Pendahuluan
b) Maksud dan tujuan
c) Ruang Lingkup analisis dan kajian
d) Keadaan yang diharapkan
e) Keadaan yang diinginkan.
f) Kekuatan dan kelemahan
g) Analisis Permasalahan (Sebab)
h) Analisis Keputusan
i) Anallisis Problem Potensial
j) Alternatif Pemecahan Masalah
k) Kesimpulan
l) Rekomendasi
b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil kajian pelaksanaan uji kompetensi kerja untuk
setiap jenjang/kualifikasi kompetensi.
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan pengkajian oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik berupa laporan hasil kajian pelaksanaan uji kompetensi kerja yang telah
memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sesuai dengan jenjang/kualifikasi uji
kompetensi dan jenjang jabatan Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
1) Apabila merupakan laporan hasil kajian terhadap pelaksanaan uji kompetensi
bagi tenaga kerja tingkat Atas/Lanjutan dan dilaksanakan oleh Instruktur
Madya, maka diberikan angka kredit sebesar 0,135 untuk setiap Laporan.

136
2) Apabila merupakan laporan hasil kajian terhadap pelaksanaan uji kompetensi
bagi tenaga kerja tingkat Menengah dan dilaksanakan oleh Instruktur Muda,
maka diberikan angka kredit sebesar 0,090 untuk setiap Laporan.
3) Apabila merupakan laporan hasil kajian terhadap pelaksanaan uji kompetensi
bagi tenaga kerja tingkat Dasar dan dilaksanakan oleh Instruktur Pertama,
maka diberikan angka kredit sebesar 0,045 untuk setiap Laporan.
4) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.

33. Melakukan Kegiatan Pengembangan Pelatihan berupa Identifikasi Kebutuhan


Pelatihan dalam rangka Pengembangan Program Pelatihan :
a. Kriteria :
1) Pengembangan pelatihan adalah serangkaian upaya untuk menciptakan dan
menyempurnakan sistem, metoda dan teknik pelatihan dan/atau pembelajaran
agar dapat memenuhi tuntutan perkembangan serta perubahan situasi dan
kondisi pelatihan dan/atau pembelajaran baik dalam lingkup sektoral, regional,
nasional, maupun Internasional.
2) Identifikasi kebutuhan pelatihan merupakan satu langkah awal dalam rangka
mengenali kesenjangan antara standar/persyaratan kualifikasi jabatan (job
requirement) dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
tenaga kerja (present performance) sehingga memunculkan adanya kebutuhan
pelatihan untuk dapat menjalankan pekerjaan/jabatan (to perform) dengan
optimal.
3) Identifikasi dapat dilakukan pada tingkat Sektoral, Wilayah, Organisasi,
jabatan, atau individu.
4) Laporan/naskah hasil Identifikasi kebutuhan pelatihan antara lain mencakup :
a) Pendahuluan
b) Maksud dan tujuan
c) Ruang Lingkup Identifikasi dan analisis
d) Fakta dan Data Lapangan
e) Keadaan yang diinginkan.
f) Analisis Permasalahan (Sebab)
g) Alternatif Pemecahan Masalah
h) Kesimpulan jenis-jenis dan Tingkat Kebutuhan Pelatihan
i) Rekomendasi
b. Bukti Fisik :
1) Laporan/naskah hasil identifikasi kebutuhan pelatihan.

137
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan
oleh atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik berupa laporan/naskah hasil identifikasi kebutuhan pelatihan yang telah
memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sesuai dengan jenjang jabatan
Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
1) Setiap menyusun laporan/naskah identifikasi kebutuhan pelatihan yang
dilaksanakan oleh Instruktur Pertama, maka diberikan angka kredit sebesar
0,135 untuk setiap Laporan.
2) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.

34. Melakukan Kegiatan Pengembangan Pelatihan berupa merumuskan Kebutuhan


Pelatihan dalam rangka Pengembangan Program Pelatihan :
a. Kriteria :
1) Pengembangan pelatihan adalah serangkaian upaya untuk menciptakan dan
menyempurnakan sistem, metoda dan teknik pelatihan dan/atau pembelajaran
agar dapat memenuhi tuntutan perkembangan serta perubahan situasi dan
kondisi pelatihan dan/atau pembelajaran baik dalam lingkup sektoral, regional,
nasional, maupun Internasional.
2) Identifikasi kebutuhan pelatihan merupakan satu langkah awal dalam rangka
mengenali kesenjangan antara standar/persyaratan kualifikasi jabatan (job
requirement) dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
tenaga kerja (present performance) sehingga memunculkan adanya kebutuhan
pelatihan untuk dapat menjalankan pekerjaan/jabatan (to perform) dengan
optimal.
3) Identifikasi dapat dilakukan pada tingkat Sektoral, Wilayah, Organisasi,
jabatan, atau individu.
4) Laporan/naskah hasil Identifikasi Kebutuhan Pelatihan selanjutnya dijabarkan
lebih lanjut dalam bentuk daftar rumusan kebutuhan pelatihan yang lebih jelas
dan spesifik.
5) Laporan/naskah Daftar Kebutuhan rumusan kebutuhan pelatihan antara lain
mencakup ruang lingkup kebutuhan pelatihan, jenis-jenis kejuruan dan tingkat
pelatihan.
b. Bukti Fisik :
1) Laporan/naskah Daftar Kebutuhan hasil rumusan kebutuhan
pelatihan.

138
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan
oleh atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana ::
Bukti fisik berupa laporan/naskah daftar kebutuhan pelatihan yang telah memenuhi
persyaratan diberikan angka kredit sesuai dengan jenjang jabatan Instruktur yang
menyusunnya, yaitu :
1) Setiap menyusun laporan/naskah rumusan kebutuhan pelatihan yang
dilaksanakan oleh Instruktur Muda, maka diberikan angka kredit sebesar 0,090
untuk setiap Laporan/Daftar Kebutuhan.
2) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.

35. Melakukan Kegiatan Pengembangan Pelatihan berupa Menyusun Program


Pelatihan :
a. Kriteria :
1) Program pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan/isi pelatihan yang
dirancang dan disusun secara sistematis dalam bentuk Naskah Standar
Latihan Kerja (SLK) yang mencakup rumusan kualifikasi kompetensi yang
akan dicapai, tujuan pelatihan, masa dan jangka waktu pelatihan, metoda dan
sarana, persyaratan peserta, sistem dan alat evaluasi bagi lulusan pelatihan.
2) Program pelatihan merupakan penjabaran lebih lanjut dari daftar rumusan
kebutuhan pelatihan yang telah disusun sebelumnya untuk mencapai suatu
jenjang kompetensi tertentu.
b. Bukti Fisik :
1) Laporan/naskah Standar Pelatihan Kerja (SLK) yang siap
dilaksanakan atau diuji coba yang antara lain mencakup
penjelasan tentang :
a) Kualifikasi lulusan yang diharapkan dapat dicapai/tingkat
pelatihan (pelatihan tingkat Atas/Lanjutan, Menengah, atau
Dasar) ;
b) Calon peserta pelatihan (mayoritas pencari kerja, pekerja,
atau Instruktur beserta jenjang/kualifikasi masing-masing)
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan
oleh atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :

139
Bukti fisik berupa naskah SLK yang telah memenuhi persyaratan diberikan angka
kredit sesuai dengan tingkat pelatihan yang dirancang, target populasi pelatihan,
dan jenjang jabatan Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
1) Apabila naskah SLK yang disusun merupakan program pelatihan tingkat Dasar
dengan target populasi/peserta adalah Instruktur dan dilaksanakan oleh
Instruktur Pertama maka diberikan angka kredit sebesar 0, 135 untuk setiap
Naskah SLK.
2) Apabila naskah SLK yang disusun merupakan program pelatihan tingkat
Menengah dengan target populasi/peserta adalah Instruktur dan dilaksanakan
oleh Instruktur Muda maka diberikan angka kredit sebesar 0, 270 untuk setiap
Naskah SLK.
3) Apabila naskah SLK yang disusun merupakan program pelatihan tingkat
Menengah dengan target populasi/peserta adalah Pekerja dan dilaksanakan
oleh Instruktur Pertama maka diberikan angka kredit sebesar 0, 135 untuk
setiap Naskah SLK.
4) Apabila naskah SLK yang disusun merupakan program pelatihan tingkat
Atas/Lanjutan dengan target populasi/peserta adalah Instruktur dan
dilaksanakan oleh Instruktur Madya maka diberikan angka kredit sebesar 0,
405 untuk setiap Naskah SLK.
5) Apabila naskah SLK yang disusun merupakan program pelatihan tingkat
Atas/Lanjutan dengan target populasi/peserta adalah Pekerja dan
dilaksanakan oleh Instruktur Muda maka diberikan angka kredit sebesar 0, 270
untuk setiap Naskah SLK.
6) Apabila naskah SLK yang disusun merupakan program pelatihan tingkat
Atas/Lanjutan dengan target populasi/peserta adalah Pencari Kerja dan
dilaksanakan oleh Instruktur Pertama maka diberikan angka kredit sebesar 0,
135 untuk setiap Naskah SLK.
7) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.

36. Melakukan Kegiatan Pengembangan Program Pelatihan berupa Menyusun


Program Peningkatan Produktivitas :
a. Kriteria :
1) Program peningkatan produktivitas adalah merupakan satu kesatuan program
yang dirancang untuk mengembangkan budaya masyarakat atau dunia usaha,
sehingga sikap mental dan cara kerja tumbuh dan berkembang untuk
mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik.

140
2) Program peningkatan produktivitas disusun dengan menggunakan format
Standar Pelatihan Kerja (SLK), yang antara lain memuat tujuan dan sasaran,
pokok-pokok isi materi program peningkatan produktivitas yang akan
dilaksanakan, waktu yang dibutuhkan, dll.
b. Bukti Fisik :
1) Laporan/naskah Standar Pelatihan Kerja (SLK) yang siap
dilaksanakan atau diuji coba yang antara lain mencakup
penjelasan tentang :
a) Kualifikasi luaran yang diharapkan dapat dicapai ;
b) Latar belakang calon peserta program (dari unsur
Perusahaan atau masyarakat/LSM)
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan penyusunan program
peningkatan produktivitas oleh atasan langsung/kepala unit/
penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik berupa naskah SLK yang telah memenuhi persyaratan diberikan angka
kredit sesuai dengan sasaran peserta yang dirancang dan jenjang jabatan
Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
1) Apabila naskah SLK yang disusun merupakan program peningkatan
produktivitas dengan sasaran adalah perusahaan dan dilaksanakan oleh
Instruktur Madya maka diberikan angka kredit sebesar 0, 405 untuk setiap
Naskah SLK.
2) Apabila naskah SLK yang disusun merupakan program peningkatan
produktivitas dengan sasaran adalah masyarakat/LSM dan dilaksanakan oleh
Instruktur Muda maka diberikan angka kredit sebesar 0, 270 untuk setiap
Naskah SLK.
3) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.
37. Melakukan Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Sistem Pelatihan berupa
Menelaah dan Mengevaluasi Sistem Pelatihan yang Belaku :
a. Kriteria :
1) Menelaah dan mengevaluasi sistem pelatihan yang berlaku dimaksudkan
sebagai wahana atau langkah dalam rangka perbaikan terhadap sistem
penyelenggaraan yang telah dilaksanakan.

141
2) Kegiatan telaahan dan evaluasi dilakukan dengan model analisis SWOT
(Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan) dari suatu sistem pelatihan
yang telah/sedang dilaksanakan.
b. Bukti Fisik :
1) Laporan hasil kajian evaluasi terhadap suatu sistem pelatihan ;
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan kajian dan evaluasi sistem
pelatihan oleh atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
1) Bukti fisik berupa Laporan kajian dan evaluasi yang disusun oleh Instruktur
Madya dan telah memenuhi persyaratan diberikan angka kredit sebesar 0,
405 untuk setiap Laporan Kajian.
2) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.
38. Melakukan Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Sistem Pelatihan dengan
melalui penyusunan sistem informasi pelatihan :
a. Kriteria :
1) Penyusunan sistem informasi pelatihan merupakan kegiatan untuk
menghimpun berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pelatihan menurut suatu sistem tertentu, sehingga dapat
digunakan untuk dasar pembinaan dan pengembangan pelatihan secara
berdayaguna dan berhasil guna serta cepat dan tepat.
2) Dikatakan bersifat Pembaharuan/inovasi apabila penemuan baru yang
berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan,
metoda, atau alat).
3) Dikatakan bersifat Penyempurnaan adalah melakukan perbaikan dari yang
sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya sehingga memiliki nilai guna yang
lebih tinggi.
b. Bukti Fisik :
1) Prototipe atau model sistem informasi pelatihan ;
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan penyusunan sistem informasi
pelatihan oleh atasan langsung/kepala unit/ penanggung jawab
kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik berupa prototipe atau model yang telah disusun dan memenuhi
persyaratan diberikan angka kredit sesuai dengan sifatnya dan jenjang jabatan
Instruktur yang menyusunnya, yaitu :
142
1) Bukti fisik berupa pototipe atau model yang disusun oleh Instruktur Madya,
bersifat pembaharuan atau inovasi dan telah memenuhi persyaratan diberikan
angka kredit sebesar 0, 810 untuk setiap prototipe atao model sistem
informasi pelatihan.
2) Bukti fisik berupa pototipe atau model yang disusun oleh Instruktur Muda,
bersifat penyempurnaan dan telah memenuhi persyaratan diberikan angka
kredit sebesar 0, 270 untuk setiap prototipe atao model sistem informasi
pelatihan.
3) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.
39. Melakukan Kegiatan Pengembangan Standar Kompetensi Kerja untuk tenaga
kerja :
a. Kriteria :
1) Standar kompetensi kerja merupakan uraian kompetensi baku berdasarkan
analisis suatu jabatan tertentu yang harus dikuasai oleh seorang tenaga kerja
untuk mampu melaksanakan seluruh peran kerja dalam jabatan tertentu
secara efektif dan efisien.
2) Tenaga kerja tingkat dasar adalah kualifikasi tenaga kerja dengan
pengetahuan dan keterampilan tingkat dasar bersertifikat kelas I, II, atau III
yang setara dengan kualifikasi tenaga pelaksana atau operator pada bidang
tertentu.
3) Tenaga kerja tingkat menengah adalah kualifikasi tenaga kerja dengan
pengetahuan dan keterampilan tingkat menengah bersertifikat kelas IV, V, atau
VI yang setara dengan kualifikasi supervisor/teknisi/asisten manajer atau yang
sederajat pada bidang tertentu.
4) Tenaga kerja tingkat atas/lanjutan adalah kualifikasi tenaga kerja dengan
pengetahuan dan keterampilan tingkat atas/lanjutan bersertifikat kelas VII, VIII
atau IX yang setara dengan kualifikasi ahli/manajer ke atas.
b. Bukti Fisik :
1) Naskah SKK yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang ;
2) Surat Pernyataan Pelaksanaan penyusunan SKK oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
c. Pemberian angka kredit dan Pelaksana :
Bukti fisik berupa naskah SKK yang telah disusun dan memenuhi persyaratan
diberikan angka kredit sesuai dengan tingkatan kualifikasi tenaga kerja dan jenjang
jabatan Instruktur yang menyusunnya, yaitu :

143
1) Bukti fisik berupa Naskah SKK untuk tenaga kerja tingkat atas/lanjutan dan
disusun oleh Instruktur Madya dan telah memenuhi persyaratan diberikan
angka kredit sebesar 0, 405 untuk setiap Naskah SKK.
2) Bukti fisik berupa Naskah SKK untuk tenaga kerja tingkat menengah dan
disusun oleh Instruktur Muda dan telah memenuhi persyaratan diberikan
angka kredit sebesar 0, 270 untuk setiap Naskah SKK.
3) Bukti fisik berupa Naskah SKK untuk tenaga kerja tingkat dasar dan disusun
oleh Instruktur Pertama dan telah memenuhi persyaratan diberikan angka
kredit sebesar 0, 135 untuk setiap Naskah SKK.
4) Dalam hal pekerjaan dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % penyusun utama, dan sisanya (40 %) dibagi
rata diantara sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota penyusun yang
membantu.

144

Anda mungkin juga menyukai