0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang dua masalah yang dihadapi petani dan masyarakat Desa Kedungwaru Kidul, Kabupaten Demak. Pertama, kurangnya penyuluhan dan pembagian Kartu Tani sehingga petani sulit mendapatkan pupuk bersubsidi dan mengalami kerugian. Kedua, kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan sehingga banyak anak-anak yang tidak sekolah atau hanya sekolah
Dokumen tersebut membahas tentang dua masalah yang dihadapi petani dan masyarakat Desa Kedungwaru Kidul, Kabupaten Demak. Pertama, kurangnya penyuluhan dan pembagian Kartu Tani sehingga petani sulit mendapatkan pupuk bersubsidi dan mengalami kerugian. Kedua, kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan sehingga banyak anak-anak yang tidak sekolah atau hanya sekolah
Dokumen tersebut membahas tentang dua masalah yang dihadapi petani dan masyarakat Desa Kedungwaru Kidul, Kabupaten Demak. Pertama, kurangnya penyuluhan dan pembagian Kartu Tani sehingga petani sulit mendapatkan pupuk bersubsidi dan mengalami kerugian. Kedua, kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan sehingga banyak anak-anak yang tidak sekolah atau hanya sekolah
NPM : 21650028 Teknik Mesin 2A Matkul Bahasa Indonesia
Petani, Pupuk dan Kartu Tani
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam,terutama hasil pertanian seperti padi, kedelai, jagung, kacang tanah, dan lainnya. Akan tetapi, saat ini Indonesia melakukan import beras dari luar sehingga memberikan banyak dampak negatif untuk petani di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pada Juli 2021 Indonesia diketahui melakukan impor beras sebanyak 41,6 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 18,5 juta atau setara dengan Rp 266,4 miliar (kurs Rp 14.400/US$). Impor beras dilakukan karena stok beras menipis dan kualitas yang kurang memenuhi standar. Salah satu penyebabnya adalah naiknya harga pupuk yang sangat drastis. Harga pupuk yang menjulang tinggi akan memberatkan petani di Indonesia dan berpengaruh kepada hasil pertanian. Menurut latar belakang diatas, petani mengalami berbagai macam masalah.contoh masalah yang dialami petani di Desa Kedungwaru Kidul, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Harga pupuk yang semulanya berkisar Rp 3.500 rupiah kini naik hingga mencapai harha Rp 15.000 rupiah per kilogramnya. Namun, naiknya harga pupuk tidam diiringi dengan kenaikan harga jual beras yang mengakibatkan kerugian bagi petani di Desa Kedungwaru Kidul. Karena kerugian yang dialami, pemerintah memberika subsidi pupuk untuk petani yang memiliki Kartu Tani. Akan tetapi, di Desa Kedungwaru Kidul penyuluhan dan pembagian Kartu Tani belum pernah dilakukan oleh pihak yang berwenang. Padahal Kartu Tani telah dibagikan sejak tahun 2017. Untuk mendapatkan Kartu Tani, petani wajib mendaftarkan diri dan banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Petani di Desa Kedungwaru Kidul belum mengetahui apa itu Kartu Tani, bagaimana cara pendaftarannya, dan apa saja persyaratannya. Hal ini sulit dilakukan karena petani di Desa Kedungwaru Kidul adalah orang-orang lanjut usia yang tidak mengenal teknologi. Oleh sebab itu, petani di Desa Kedungwaru Kidul tidak ada yang memiliki Kartu Tani untuk bisa membeli pupuk subsidi. Dengan harga pupuk nonsubsidi, petani di Desa Kedungwaru Kidul sering mengalami kerugian. Hal ini mengakibatkan generasi muda di Desa Kedungwaru Kidul kurang meminati pekerjaan bertani. Generasi muda menganggap citra sektor pertanian itu kurang bergengsi dan tidak memberikan penghasilan yang memadai. Penduduk di Desa Kedungwaru Kidul, terutama petani mengharapkan adanya penyuluhan dan pendataan terhadap petani di Desa Demak yang berhak mendapatkan Kartu Tani agar bisa membeli pupuk subsidi. Agar petani di Desa Demak tidak mengalami kerugian akibat biaya produksi yang sangat tinggi daripada harga jual. Hal yang perlu dilakukan Pemerintah seharusnya meningkatkan upaya-upaya untuk peningkatan pertanian di Indonesia terutama di Desa Kedungwaru Kidul agar anak muda Indonesia berminat untuk menjadi petani dan meningkatkan daya tarik di sektor pertanian. Dan pemerintah juga seharusnya tidak hanya berfokus pada infrastruktur tetapi juga harus fokus terhadap sektor pangan dan pertanian karena saat ini sudah banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi jalan tol dan infrastruktur lainnya. Sangat disayangkan apabila di masa mendatang sektor pertanian di Indonesia menurun dan mengakibatkan Indonesia mengimpor bahan pangan, sayur, serta buah-buahan dari negara lain yang akan mengakibatkan nasib petani jauh dari kata sejahtera. Karena sungguh ironis jika petani mati di negeri yang subur ini. Kurangnya Kesadaran Orangtua pada Pendidikan Anak Indonesia telah merdeka lebih dari 60 tahun. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salah satu ikon penting yang harus dilakukan untuk menuju masa depan lebih baik. Salah satu cara untuk mencerdaskan anak bangsa yaitu dengan memberikan pendidikan sejak usia wajib belajar yaitu usia 7 tahun. Pendidikan salah satu media pembelajaran yang sangat penting. Dalam Undang-Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Hasan Langgulung fungsi pendidikan secara garis besar dibagi pada tiga. Pertama, menyiapkan generasi muda untuk memiliki kemampuan agar bisa memegang peranan-peranan pada masa yang akan datang di tengah kehidupan masyarakat. Kedua, memindahkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peranan dari generasi tua ke generasi muda. Ketiga, memindahkan nilai-nilai generasi tua ke generasi muda dengan tujuan agar keutuhan dan kesatuan masyarakat terpelihara sebagai syarat utama berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat dan juga peradaban. Dari paparan tersebut, dapat dikemukakan bahwa fungsi pendidikan itu merupakan suatu proses yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Pendidikan itu harus berjalan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia, karena tanpa pendidikan tidak akan ada transformasi pengetahuan serta nilai-nilai dan norma sosial dari generasi tua ke generasi muda. Menurut latar belakang di atas, masalah yang terjadi di Desa Kedungwaru Kidul, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Banyak orang tua di Desa Kedungwaru Kidul masih menganggap bahwa pendidikan tidaklah penting. Hal tersebut mengakibatkan, banyak generasi muda yang tidak meneruskan pendidikannya. Banyak anak muda di Desa Kedungwaru Kidul yang hanya berijazah SLTP sederajat bahkan tidak bersekolah sama sekali yang akan mengakibatkan keterbelakangan pengetahuan akan pentingnya pendidikan. Orang tua di Desa Kedungwaru Kidul masih beranggapan bahwa pendidikan hanya akan menghabiskan biaya yang sangat banyak. Sehingga mereka tidak akan mampu membayar mahalnya pendidikan. Ironisnya mereka lebih memilih untuk menghabiskan uang dengan membeli kendaraan baru, perhiasan mewah, ladang yang sangat luas, bahkan rumah baru. Menanggapi keluhan akan mahalnya pendidikan, pemerintah telah membelikan fasilitas sekolah negeri dengan SPP gratis kepada masyarakat yang tentu saja tidak akan memberatkan orang tua. Akan tetapi, karena kesadaran akan pentingnya pendidikan yang tidak pernah ditanamkan mengakibatkan orang tua di Desa Kedungwaru Kidul tetap memilih untuk tidak menyekolahkan anaknya. Mereka berargumen bahwa dengan pendidikan SD bahkan tidak bersekolah sudah bisa menghasilkan uang. Akan tetapi, pekerjaan yang didapatkan adalah pekerjaan yang memerlukan tenaga lebih dan hanya bisa dilakukan ketika masih berusia muda dengan memiliki kondisi kesehatan tubuh yang masih baik. Namun, saat telah lanjut usia dan tubuh sudah tidak kuat lagi maka pekerjaan tersebut tidak bisa dilakukan dan tidak akan bisa menghasilkan pendapatan lagi. Hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam menanggapi masalah ini adalah dengan melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Dan membuktikan kepada masyarakat jika seseorang memiliki pendidikan tinggi, maka mereka akan bisa memiliki kehidupan serta pekerjaan yang layak dan stabil terutama di bidang ekonomi. Serta sebagai orang yang memiliki pendidikan yang tinggi, seharusnya bisa memberikan contoh perilaku dan etika yang baik. Seperti pepatah yang mengatakan jika tidak bisa menahan susahnya belajar, maka harus siap menahan kerasnya kebodohan.