Anda di halaman 1dari 2

Nama : Davit kholif

NPM : 21650028
Teknik Mesin 2A
Matkul Bahasa Indonesia

Petani, Pupuk dan Kartu Tani


Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam,terutama hasil pertanian
seperti padi, kedelai, jagung, kacang tanah, dan lainnya. Akan tetapi, saat ini Indonesia
melakukan import beras dari luar sehingga memberikan banyak dampak negatif untuk petani
di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pada Juli 2021 Indonesia diketahui
melakukan impor beras sebanyak 41,6 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 18,5 juta atau
setara dengan Rp 266,4 miliar (kurs Rp 14.400/US$).
Impor beras dilakukan karena stok beras menipis dan kualitas yang kurang memenuhi
standar. Salah satu penyebabnya adalah naiknya harga pupuk yang sangat drastis. Harga
pupuk yang menjulang tinggi akan memberatkan petani di Indonesia dan berpengaruh kepada
hasil pertanian.
Menurut latar belakang diatas, petani mengalami berbagai macam masalah.contoh
masalah yang dialami petani di Desa Kedungwaru Kidul, Kecamatan Karanganyar,
Kabupaten Demak. Harga pupuk yang semulanya berkisar Rp 3.500 rupiah kini naik hingga
mencapai harha Rp 15.000 rupiah per kilogramnya. Namun, naiknya harga pupuk tidam
diiringi dengan kenaikan harga jual beras yang mengakibatkan kerugian bagi petani di Desa
Kedungwaru Kidul.
Karena kerugian yang dialami, pemerintah memberika subsidi pupuk untuk petani
yang memiliki Kartu Tani. Akan tetapi, di Desa Kedungwaru Kidul penyuluhan dan
pembagian Kartu Tani belum pernah dilakukan oleh pihak yang berwenang. Padahal Kartu
Tani telah dibagikan sejak tahun 2017.
Untuk mendapatkan Kartu Tani, petani wajib mendaftarkan diri dan banyak
persyaratan yang harus dipenuhi. Petani di Desa Kedungwaru Kidul belum mengetahui apa
itu Kartu Tani, bagaimana cara pendaftarannya, dan apa saja persyaratannya. Hal ini sulit
dilakukan karena petani di Desa Kedungwaru Kidul adalah orang-orang lanjut usia yang tidak
mengenal teknologi.
Oleh sebab itu, petani di Desa Kedungwaru Kidul tidak ada yang memiliki Kartu Tani
untuk bisa membeli pupuk subsidi. Dengan harga pupuk nonsubsidi, petani di Desa
Kedungwaru Kidul sering mengalami kerugian. Hal ini mengakibatkan generasi muda di
Desa Kedungwaru Kidul kurang meminati pekerjaan bertani. Generasi muda menganggap
citra sektor pertanian itu kurang bergengsi dan tidak memberikan penghasilan yang memadai.
Penduduk di Desa Kedungwaru Kidul, terutama petani mengharapkan adanya
penyuluhan dan pendataan terhadap petani di Desa Demak yang berhak mendapatkan Kartu
Tani agar bisa membeli pupuk subsidi. Agar petani di Desa Demak tidak mengalami kerugian
akibat biaya produksi yang sangat tinggi daripada harga jual.
Hal yang perlu dilakukan Pemerintah seharusnya meningkatkan upaya-upaya untuk
peningkatan pertanian di Indonesia terutama di Desa Kedungwaru Kidul agar anak muda
Indonesia berminat untuk menjadi petani dan meningkatkan daya tarik di sektor pertanian.
Dan pemerintah juga seharusnya tidak hanya berfokus pada infrastruktur tetapi juga harus
fokus terhadap sektor pangan dan pertanian karena saat ini sudah banyak lahan pertanian
yang beralih fungsi menjadi jalan tol dan infrastruktur lainnya. Sangat disayangkan apabila di
masa mendatang sektor pertanian di Indonesia menurun dan mengakibatkan Indonesia
mengimpor bahan pangan, sayur, serta buah-buahan dari negara lain yang akan
mengakibatkan nasib petani jauh dari kata sejahtera. Karena sungguh ironis jika petani mati
di negeri yang subur ini.
Kurangnya Kesadaran Orangtua pada Pendidikan Anak
Indonesia telah merdeka lebih dari 60 tahun. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah
salah satu ikon penting yang harus dilakukan untuk menuju masa depan lebih baik. Salah satu
cara untuk mencerdaskan anak bangsa yaitu dengan memberikan pendidikan sejak usia wajib
belajar yaitu usia 7 tahun. Pendidikan salah satu media pembelajaran yang sangat penting.
Dalam Undang-Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Menurut Hasan Langgulung fungsi pendidikan secara garis besar dibagi pada tiga.
Pertama, menyiapkan generasi muda untuk memiliki kemampuan agar bisa memegang
peranan-peranan pada masa yang akan datang di tengah kehidupan masyarakat. Kedua,
memindahkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peranan dari generasi tua ke generasi
muda. Ketiga, memindahkan nilai-nilai generasi tua ke generasi muda dengan tujuan agar
keutuhan dan kesatuan masyarakat terpelihara sebagai syarat utama berlangsungnya
kehidupan suatu masyarakat dan juga peradaban. Dari paparan tersebut, dapat dikemukakan
bahwa fungsi pendidikan itu merupakan suatu proses yang sangat penting dan tidak bisa lepas
dari kehidupan manusia.
Pendidikan itu harus berjalan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia, karena
tanpa pendidikan tidak akan ada transformasi pengetahuan serta nilai-nilai dan norma sosial
dari generasi tua ke generasi muda.
Menurut latar belakang di atas, masalah yang terjadi di Desa Kedungwaru Kidul,
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Banyak orang tua di Desa Kedungwaru Kidul
masih menganggap bahwa pendidikan tidaklah penting. Hal tersebut mengakibatkan, banyak
generasi muda yang tidak meneruskan pendidikannya. Banyak anak muda di Desa
Kedungwaru Kidul yang hanya berijazah SLTP sederajat bahkan tidak bersekolah sama
sekali yang akan mengakibatkan keterbelakangan pengetahuan akan pentingnya pendidikan.
Orang tua di Desa Kedungwaru Kidul masih beranggapan bahwa pendidikan hanya
akan menghabiskan biaya yang sangat banyak. Sehingga mereka tidak akan mampu
membayar mahalnya pendidikan. Ironisnya mereka lebih memilih untuk menghabiskan uang
dengan membeli kendaraan baru, perhiasan mewah, ladang yang sangat luas, bahkan rumah
baru.
Menanggapi keluhan akan mahalnya pendidikan, pemerintah telah membelikan
fasilitas sekolah negeri dengan SPP gratis kepada masyarakat yang tentu saja tidak akan
memberatkan orang tua. Akan tetapi, karena kesadaran akan pentingnya pendidikan yang
tidak pernah ditanamkan mengakibatkan orang tua di Desa Kedungwaru Kidul tetap memilih
untuk tidak menyekolahkan anaknya. Mereka berargumen bahwa dengan pendidikan SD
bahkan tidak bersekolah sudah bisa menghasilkan uang. Akan tetapi, pekerjaan yang
didapatkan adalah pekerjaan yang memerlukan tenaga lebih dan hanya bisa dilakukan ketika
masih berusia muda dengan memiliki kondisi kesehatan tubuh yang masih baik. Namun, saat
telah lanjut usia dan tubuh sudah tidak kuat lagi maka pekerjaan tersebut tidak bisa dilakukan
dan tidak akan bisa menghasilkan pendapatan lagi.
Hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam menanggapi masalah ini adalah dengan
melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat bahwa pendidikan itu sangatlah
penting. Dan membuktikan kepada masyarakat jika seseorang memiliki pendidikan tinggi,
maka mereka akan bisa memiliki kehidupan serta pekerjaan yang layak dan stabil terutama di
bidang ekonomi. Serta sebagai orang yang memiliki pendidikan yang tinggi, seharusnya bisa
memberikan contoh perilaku dan etika yang baik. Seperti pepatah yang mengatakan jika tidak
bisa menahan susahnya belajar, maka harus siap menahan kerasnya kebodohan.

Anda mungkin juga menyukai