Anda di halaman 1dari 4

F5.

Pelayanan P2P
I. KegiatanVaksinasi COVID-19 di Desa Menjangan
1. Latar belakang
Vaksinadalahprodukbiologi yang
diberikankepadaseseoranguntukmelindunginyadaripenyakit yang melemahkan,
bahkanmengancamjiwa. Kegiatanvaksinasi/pemberianvaksinakanberdampak pada
meningkatknyaatautimbulnyakekebalanseseorangsecaraaktifterhadapsuatupenyakit,
ssehinggaapabilasuatusaatterpajandenganpenyakittersebuttidakakansakitatauhanya
mengalamisakitringan dan tidakmenjadisumberpenularan.
Vaksinmerupakan salah satuupayadalammenangani COVID-19, termasuk di
Indonesia. Terdapat 8 jenisvaksin yang sudahberedar di dunia denganberbagai
platform. Persiapan Indonesia mulaidarilogistikpenyimpananvaksinhingga proses
distribusivaksinkeseluruhprovinsi di Indonesia juga sudahdilakukan.
Keberadaanvaksindiharapkanmenjadikabarbaikdalampencegahanpenyebaran virus
COVID-19.
Pelayananvaksinasi COVID-19 dilaksanakan di FasilitasPelayanan Kesehatan
milikPemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota ataumilikmasyarakat/swasta yang memenuhipersyaratan, salah
satunyaolehPuskesmas.

2. Permasalahan
- Kegiatanvaksinyang dilakukan di
Puskesmasbelummenjangkaubanyakmasyrakat di
KecamatanBojongsehinggadiperlukankegiatanvaksinasilangsungkedesa-desa
yang ada di wilayah Bojong.
- Cakupanvaksinasiboostermasihkurangkarenamasyarakatsudahmerasacukupd
enganvaksinasidosiskedua
3. Perencanaan
- Melaksanakanvaksinasilangsungke Desa Menjangan, yang merupakan salah
satudesa di KecamatanBojongdengan target 300 orang
4. Pelaksanaan
- Kegiatanvaksinasiberlangsung di Balai Desa Menjangan pada tanggal 30
Maret 2022 pukul 08.00-12.00 WIB
- Pesertavaksinasiberjumlah 118 orang yang hadirdan 115 orang yang
berhasiltervaksinasidenganrinciansebagaiberikut:
o Tertunda: 3 Orang
o Vaksindosis 1: 5 orang (covovax)
o Vaksindosis 2: 8 orang (sinovac), 7 orang (covovax), 6 orang (astra
Zeneca)
o Booster denganvaksin Astra Zeneca: 89 orang
5. Monitoring dan Evaluasi
- Masyarakat mulaimenunjukkanantusiasuntukmelaksanakanvaksindosis
booster karenamenjelangpuasa dan liburlebaran
- Beberapa orang masihmelanjutkandosiskedua dan
barumelaksanakanvaksinasidosispertamakarenabarumenyempatkandaripekerj
aan
- Sejumlah 3 orang yang tertundadiantaranya 2 orang denganpenyakit Diabetes
Melitus gula darahtidakterkontrol dan satu orang
lansiadengantekanandarahsistol>180 mmHg
II. KegiatanImunisasi Dasar di Posyandu Nusa Indah I Desa Rejosari Kabupaten
Pekalongan
IdentitasPenerima/Keteranganterkaitpenerima: Bayi usia 2 bulan hingga 3 tahun yang
ada di Desa Rejosari
Latar Belakang
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada individu dengan
memberikan vaksin. Pemberian imunisasi dapat menjadikan seseorang kebal terhadap
penyakit, terkhusus penyakit infeksi. Dengandemikian, angka kejadian penyakit infeksi dapat
menurun, serta kejadian kecacatan dan kematian yang ditimbulkan dapat berkurang.
Imunisasi sebagai pencegahan diharapkan sebagai program utama suatu negara, bahkan
merupakan salah satu alat pencegahan penyakit yang utama di dunia.
Imunisasi dasar adalah imunsiasi yang diberikan pada anak sejak bayi untuk
mendapatkan kekebalan awal secara aktif sebelum anak berusia setahun yang mencakup
imunisasi BCG (Bacille, Calmette, Guerin), Hepatitis B, DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus),
Polio dan Campak. Imunsiasi dasar merupakan salah satu bentuk upaya pencegahan
penyakit infeksi untuk meningkatkan kualitas hidup.
Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi menurun signifikan sejak awal terjadi
pandemi virus SARS Cov-2. Menurut Kemenkes, sebanyak 1,7 juta anak belum menerima
imunisasi dasar lengkap pada 2019-2021. Berdasarkan laporan rutin bulan Oktober 2021,
cakupan imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79,1%. Menurunnya
tingkat imunisasi dasar pada balita merupakan hal yang harus diperbaiki guna menjaga
kesehatan anak dan menurunkan angka kematian anak akibat penyakit menular. Oleh
karena itu, kegiatan imunisasi dilakukan pada setiap pertemuan posyandu balita guna
mengejar ketertinggalan balita yang belum dilakukan imunisasi.
Gambaran pelaksanaan
1. Pelaksanaan
- Kegiatan imunisasi dilakukan di Posyandu Nusa Indah I Desa Rejosari pada
tanggal 10 Mei 2022 pada pukul 09.00-11.00
- Sejumlah 12 balita hadir di posyandu dan 11 balita yang dapat dilakukan
imunisasi dasar dengan rincian sebagai berikut
o BCG: 3 balita
o DPT dosis 1: 1 balita
o DPT dosis 2: 3 balita
o Campak: 3 balita
o Booster Campak: 1 balita
o 1 balita belum dapat dilakukan imunisasi polio (IPV)

2. Monitoring dan Evaluasi


- Kegiatan posyandu berjalan lancar, selain kegiatan imunisasi juga dilakukan
edukasi pentingnya imunisasi dasar pada balita
- Sebanyak 4 balita belum mendapatkan imunisasi polio (oral) dan 1 balita
belum mendapatkan imunisasi IPV dikarenakan vaksin tidak tersedia
sementara. Ibu/wali balita sudah diberitahu untuk datang kembali saat jadwal
imunisasi selanjutnya.
III. Kegiatan Imunisasi Rutin Lengkap di Posyandu Melati II Desa Babalan Lor
Kabupaten Pekalongan
IdentitasPenerima/Keteranganterkaitpenerima: Bayi usia 2 bulan hingga 2 tahun yang
ada di Desa Babalan Lor
Latar Belakang
Imunisasi dasar merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi
dengan memberikan vaksin. Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap penyakit
khususnya penyakit infeksi. Dengan demikian, angka kejadian penyakit infeksi akan
menurun, kecacatan serta kematian yang ditimbulkannya akan berkurang.
Program imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan terjangkitnya penyakit
tertentu yaitu Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunsiasi (PD3I), antara lain
Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio dan Campak. Setiap bayi (usia 0-
11 bulan) wajib mendapatkan imunsiasi dasar lengkap yang terdiri dari; 1 dosis Hepatitis B,
1 dosis BCG, 3 dosis DPT-Hepatitis B (pentabio), 4 dosis polio, dan 1 dosis campak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada tahun 2018 sebanyak 20 juta
anak di dunia tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, bahkan ada yang tidak
mendapatkan imunisasi dasar sama sekali. Padahal untuk tercapainya kekebalan komunitas
(herd immunity) dibutuhkan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata, paling sedikit 95%.
Hal ini diperburuk dengan terjadinya pandemi virus SARS Cov-2. Menurut Kemenkes,
sebanyak 1,7 juta anak belum menerima imunisasi dasar lengkap pada 2019-2021.
Berdasarkan laporan rutin bulan Oktober 2021, cakupan imunisasi dasar lengkap baru
mencapai 58,4% dari target 79,1%. Menurunnya tingkat imunisasi dasar pada balita
merupakan hal yang harus diperbaiki guna menjaga kesehatan anak dan menurunkan
angka kematian anak akibat penyakit menular.
Gambaran pelaksanaan
1. Pelaksanaan
- Kegiatan imunisasi dilakukan di Posyandu Melati II Desa Babalan Lor pada
tanggal 17 Mei 2022 pada pukul 09.00-11.00
- Sejumlah 8 balita hadir dan dapat dilakukan imunisasi di posyandu dengan
rincian sebagai berikut
o DPT 1 dan Polio oral 2: 2 balita
o DPT 2 dan Polio oral 3: 1 balita
o DPT 3, Polio oral 4 dan Polio suntik: 2 balita
o Campak: 3 balita (1 balita mendapatkan Polio Oral 4 yang belum
didapat pada bulan sebelumnya)

2. Monitoring dan Evaluasi


- Kegiatan posyandu berjalan lancar, selain kegiatan imunisasi juga dilakukan
edukasi pentingnya imunisasi rutin lengkap pada balita

IV. Pemberian Imunisasi HB0 pada Bayi Baru Lahir usia <24 jam
IdentitasPenerima/Keteranganterkaitpenerima: Bayi Ny. J, usia 0 bulan, laki-
laki
Imunisasi dasar merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi
dengan memberikan vaksin. Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal
terhadap penyakit khususnya penyakit infeksi. Dengan demikian, angka
kejadian penyakit infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian yang
ditimbulkannya akan berkurang.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi


imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan
lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk
mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal. Pemberian imunisasi disesuaikan dengan
usia anak. Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan
imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan
diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio
3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9
bulan diberikan (Campak atau MR).

P2P Kemkes RI mengatakan bahwa upaya memutus mata rantai penularan


Hepatitis B dari ibu ke anak menjadi prioritas pemerintah saat ini. Upaya selain
skrining sedini mungkin pada ibu hamil, Kementerian Kesehatan juga telah
menyusun sejumlah program pencegahan penularan Hepatitis B dari ibu ke anak
dimulai dengan pemberian imunisasi HB0 dan dilanjutkan imunisasi Hepatitis B (3
dosis) untuk semua bayi guna mengurangi insiden.

- Pelaksanaan: Kegiatan imunisasi dilakukan di Ruang VK Puskesmas Bojong I


pada tanggal 18 Mei 2022 pukul 11.00. Bayi diimunisasi Hb0 setelah IMD,
sekitar 2 jam paska persalinan. Hb0 disuntikkan secara intramuskuler di paha
kanan.
- Monitoring dan Evaluasi: Pemberian Hb0 berlangsung lancar dan sesuai
prosedur. Diberikannya Hb0 seharusnya bersamaan dengan suntik vitamin K
sebagai pencegahan perdarahan pada bayi baru lahir namun tidak diberikan
karena habisnya persediaan vitamin K di puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai