Anda di halaman 1dari 113

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG OBYEK WISATA DANAU SITUGEDE DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN

SYLVIA AMANDA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG KAWASAN WISATA DANAU SITUGEDE DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG

DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, September 2009

Sylvia Amanda H44051863

RINGKASAN
SYLVIA AMANDA. Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan. Dibimbing oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO dan NUVA Danau Situgede merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kondisi alam yang masih asri dengan pemandangan hutan karet yang menyegarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang berkunjung. Namun seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia di kawasan wisata Danau Situgede menjadikan kualitas lingkungan Danau Situgede semakin menurun. Hal ini terlihat dari kondisi lingkungan yang kotor, terjadinya pecemaran air oleh sampah hingga terjadinya pendangkalan pada situ akibat penumpukan sampah. Oleh karena itu upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede perlu dilakukan, namun pelaksanaan upaya tersebut masih terkendala oleh permasalahan dana. Sehingga kesediaan membayar pengunjung Danau Situgede dalam upaya pelestarian lingkungan perlu diketahui. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa karakteristik pengunjung obyek wisata Danau Situgede dijelaskan berdasarkan beberapa kriteria, diantaranya sebagian besar pengunjung berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 17 23 tahun dan memiliki status belum menikah serta tidak memiliki tanggungan. Mayoritas pengunjung Danau Situgede telah menjalani pendidikan formal selama 12 tahun serta merupakan pelajar dan mahasiswa. Tingkat pendapatan pengunjung berada pada kisaran Rp 150.000,00 Rp 1.312.500,00 dengan domisili yang relatif dekat dengan obyek wisata Danau Situgede. Persepsi responden terhadap obyek wisata Danau Situgede dikelompokan menjadi dua yaitu persepsi terhadap kualitas lingkungan serta terhadap pelayanan dan atribut-atribut wisata. Sebagian besar responden menyatakan kondisi lingkungan Danau Situgede secara keseluruhan baik, namun kebersihan lingkungannya masih kurang baik dan terjadi pencemaran pada air. Selain itu, sebagian besar responden pun menyatakan bahwa mudah untuk mencapai lokasi wisata, merupakan obyek wisata yang aman, memiliki petugas yang ramah, serta mudah untuk mendapatkan informasi tentang obyek wisata. Namun, penyediaan fasilitas rekreasi dan fasilitas umum dirasa masih kurang memadai. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 81 persen responden yang merupakan pengunjung Danau Situgede bersedia untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar pengunjung Danau Situgede adalah faktor tingkat usia, tingkat pendidikan, dan pemahaman serta pengetahuan responden mengenai manfaat dan kerusakan danau yang diketahui melalui analisis regresi logit. Melalui Pendekatan CVM diketahui nilai rata-rata WTP pengunjung Danau Situgede yaitu sebesar Rp 3.588,24 dengan nilai total WTP (TWTP) sebesar Rp 2.342.000,00. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor tingkat pendapatan, pemahaman serta pengetahuan responden mengenai manfaat dan kerusakan danau, serta faktor biaya kunjungan.

Kata Kunci : Willingness To Pay, Danau Situgede, Upaya Pelestarian Lingkungan

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG OBYEK WISATA DANAU SITUGEDE DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN

Sylvia Amanda H44052863

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Judul Nama NRP

: Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan : Sylvia Amanda : H44052863

Disetujui,

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS NIP. 19580507 198601 1 001

Nuva, SP, M.Sc

Diketahui,

Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP. 19660717 199203 1 003

Tanggal Lulus :

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Willingness To Pay Pengunjung Kawasan Wisata Danau Situgede Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Tujuan dari penelitian dalam skripsi ini adalah mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi dan persepsi pengunjung Danau Situgede, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede, menilai besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) dari pengunjung Danau Situgede terhadap upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP tersebut. Bersama ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses persiapan hingga penyusunan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 12 Maret 1987. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Ir. Asim Suwarna Budi dan R.E. Ratna Tjintawangsih. Penulis memulai pendidikan di TK Negeri Pembina Yogyakarta pada tahun 1991, kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 1 Kota Bogor. Pada tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Kota Bogor dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Kota Bogor. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) dan selanjutnya diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai pilihan mayor pertama. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di kegiatan kemahasiswaan yaitu sebagai Staf Departemen Kebijakan Daerah Kabinet Pembaharu BEM KM IPB 2005/ 2006, Staf Departemen Kebijakan Kampus Kabinet IPB Bersatu BEM KM IPB 2006/ 2007, Sekretaris Menteri Departemen Budaya, Olahraga dan Seni Kabinet Totalitas Perjuangan BEM KM IPB 2007/ 2008, dan terakhir sebagai Sekretaris Kabinet IPB Gemilang BEM KM IPB 2008/ 2009.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede dalam Upaya pelestarian Lingkungan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membatu dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dan memberikan banyak ilmu serta wawasan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Nuva, SP, M.Sc selaku dosen pembimbing kedua yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Ir. Nindyantoro, MSP selaku dosen penguji utama dan Bapak Novindra, SP selaku dosen penguji wakil departemen. 4. Bapak H. M. Suganda selaku Ketua Tim Pengelola Wisata Danau Situgede dan jajarannya. Seluruh pihak Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor yang telah banyak membantu dalam pengambilan data dan penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Ir. Asim Suwarna Budi dan Ibu RE. Ratna Tjintawangsih, orangtua yang selalu memberikan kekuatan, dukungan, baik moril dan materi serta limpahan doa yang tak pernah putus kepada penulis. 6. Keluarga penulis, ADong, Teh Ami, APong, Teh Wulan dan Keya atas semangat dan dukungan serta doa yang telah diberikan kepada penulis. 7. Sahabat terbaikku, M. Ubit M. Adam, S.Pi atas segala waktu yang telah diberikan untuk mendengarkan segala keluh kesah penulis. 8. Afid Ihsanul Khotami, S.Pi a.k.a Mamen BOS yang unik atas segala wawasan yang banyak disampaikan, kebersamaan dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis, thanks for everything. 9. Presiden Mahasiswa 2008-2009, Suranto Wahyu Widodo atas segala pengertiannya. Maaf atas segala keterbatasan dalam menjalankan amanahmu.

10.

Teman-teman ESL 42, khususnya Midun, Gareth, Cici, Mia, Nye, Merry, Mila, Mpe, dan Titut atas segala keceriaan, kebersamaan dan kekompakkan kita selama tiga tahun lebih. Rekan Seperjuanganku Agung Ramadhan, Semangat!

11.

Teman dan Saudara seperjuangan di BEM KM Kabinet Totalitas Perjuangan, Kak Gema, AFahmi, Teh Cici, Mba Eka, ADani, Kak Igoy, Kak Rudy, Kak Cumi, Mba Melput, dan lainya yang tidak dapat disebutkan. Departemen terbaikku, Departemen BOS, Mas Afid, AUbit, Rian, Vina, Yuni, Dian, Indah, Idham, Zul, Novan, Yudi, dan Cikun. Were the best team i ever had.

12.

Teman-teman Kabinet IPB Gemilang, Bowo, Murnie, Rian, Vabi, Vina, Irul, Lisma, Zizah, Panji, Ika, Ahsan, Adnan, Indri, Rusdi, Ratna P, Widi, Ratna S, Laela, Amel, Rifah, Nurdi, Yuda, Willy, Vica dan Yogie. Terimakasih atas kegemilangan yang telah kalian berikan.

13.

Seluruh Pimpinan dan Staf BEM KM IPB Kabinet Pembaharu, Kabinet IPB Bersatu, Kabinet Totalitas Perjuagan dan Kabinet IPB Gemilang.

14.

Semua pihak yang telah membantu dalam proses persiapan hingga penyusunan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

berbagai pihak yang memerlukan.

Bogor, September 2009

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN ............................................................................................ RIWAYAT HIDUP .................................................................................. KATA PENGANTAR .............................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1.2. Perumusan Masalah.................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian...................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian.................................................................... 1.5. Batasan Penelitian .................................................................... 1.6. Hipotesis Penelitian .................................................................. II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 2.1. Danau ....................................................................................... 2.2. Rekreasi dan Pariwisata ........................................................... 2.3. Contingent Valuation Method .................................................. 2.3.1. Konsep Contingent Valuation Method ....................... 2.3.2. Kelebihan Contingent Valuation Method .................. 2.3.3. Kelemahan Contingent Valuation Method ................. 2.3.4. Tahap-tahap Contingent Valuation Method ............... 2.3.5. Organisasi dalam Pengoperasian Contingent Valuation Method ....................................................... 2.4. Penelitian Terdahulu ................................................................ III. KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................. IV. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 4.1. Lokasi Penelitian ...................................................................... 4.2. Waktu Penelitian ...................................................................... 4.3. Metode Penelitian ..................................................................... 4.4. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 4.5. Metode Pengambilan Sampel ................................................... 4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data..................................... 4.6.1. Analisis Karakteristik dan Persepsi Pengunjung ....... 4.6.2. Analisis Kesediaan Membayar................................... 4.6.3. Analisis Nilai WTP dari Pengunjung Situgede .......... 4.6.4. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Besarnya Nilai WTP Pengunjung Danau Situgede .... 4.7. Pengujian Parameter ................................................................. i ii iii ix x xi 1 1 4 6 7 7 8 9 9 10 12 12 13 13 16 20 21 24 27 27 27 28 28 30 30 31 31 34 38 39 vi

4.7.1. Odds Ratio.................................................................. 4.7.2. Likelihood Ratio ......................................................... 4.7.3. Uji Wald ..................................................................... 4.7.4. Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 4.7.5. Uji Statistik T ............................................................. 4.7.6. Uji Statistik F ............................................................. 4.7.7. Uji Kenormalan ......................................................... 4.7.8. Uji Multikolinear........................................................ 4.7.9. Uji Heteroskedastisitas ............................................... V. KEADAAN UMUM .......................................................................... 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 5.2. Kondisi Lingkungan ................................................................. VI. KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN PERSEPSI RESPONDEN OBYEK WISATA DANAU SITUGEDE ............... 6.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden ................................ 6.1.1. Jenis Kelamin ............................................................. 6.1.2. Tingkat Usia ............................................................... 6.1.3. Status Pernikahan ....................................................... 6.1.4. Jumlah Tanggungan ................................................... 6.1.5. Tingkat Pendidikan .................................................... 6.1.6. Jenis Pekerjaan ........................................................... 6.1.7. Tingkat Pendapatan .................................................... 6.1.8. Domisili...................................................................... 6.2. Persepsi Responden terhadap Wisata Danau Situgede ............ 6.2.1. Persepsi terhadap Kualitas Lingkungan Danau Situgede ...................................................................... 6.2.2. Persepsi terhadap Pelayanan dan Atribut Wisata Danau Situgede .......................................................... VII. ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) PENGUNJUNG DANAU SITUGEDE ................................ 7.1. Deskripsi Skenario .................................................................. 7.2. Analisis Kesediaan Membayar (Willingness To Pay) Pengunjung Danau Situgede .................................................... 7.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar................................................................................. VIII. ANALISIS NILAI WILLINGNES TO PAY PENGUNJUNG DANAU SITUGEDE ....................................................................... 8.1. Analisis Nilai Willingness To Pay (WTP) dengan Pendekatan Contingent Valuation Method .................................................. 8.2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP ......... IX. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 9.1. Kesimpulan.............................................................................. 9.2. Saran ........................................................................................

39 39 40 41 41 42 43 43 44 45 45 47 50 50 50 51 51 52 53 53 54 55 56 56 60 67 67 68 69 74 74 79 83 83 84

vii

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ LAMPIRAN ...............................................................................................

86 89

viii

DAFTAR TABEL
Nomor 1. 2. 3. 4. Tingkat Kunjungan wisatawan pada objek wisata Kota Bogor... Daftar Kebutuhan Data, Jenis Data, dan Sumbernya............ Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden . Hasil Regresi Logit dengan Metode Enter Pilihan Bersedia atau Tidak Bersedia Membayar dalam Upaya Pelestarian Lingkungan Danau Situgede. Distribusi Nilai WTP Responden Pengunjung Danau Situgede... Total WTP Responden Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan... Hasil Analisis Nilai WTP Responden Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan Halaman 2 29 54

70 75 78 79

5. 6. 7.

ix

DAFTAR GAMBAR
Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Diagram Alur Kerangka Berpikir .................................................. Obyek Wisata Danau Situgede....................................................... Pencemaran Air Danau oleh Sampah ............................................ Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........... Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia.. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan.. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan......... Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan.. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan... Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili. Persepsi Responden terhadap Kondisi Lingkungan Obyek Wisata. Persepsi Responden terhadap Kebersihan Lingkungan.. Persepsi Responden terhadap Pencemaran Air Danau Situgede... Persepsi Responden berdasarkan Pengetahuan mengenai Manfaat dan Kerusakan Danau serta Pentingnya Upaya Pelestarian Lingkungan Danau Situgede........ Persepsi Responden terhadap Kemudahan Mencapai Lokasi Wisata. Persepsi Responden terhadap Penyediaan Fasilitas Rekreasi. Persepsi Responden terhadap Penyediaan Fasilitas Umum....... Persepsi Responden terhadap Keamanan Obyek Wisata....... Persepsi Responden terhadap Keramahan Petugas Obyek Wisata. Persepsi Responden terhadap Kemudahan Mendapat Informasi mengenai Obyek Wisata........................ Persentase Kesediaan Membayar Pengunjung Danau Situgede Kurva WTP dengan Variabel Tingkat Pendidikan. Kurva WTP dengan Variabel Biaya Kunjungan. Halaman 26 46 49 50 51 52 52 54 55 55 57 58 59

60 61 62 63 64 65 66 68 76 77

15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1. 2. 3. 4. 5. Peta Lokasi Penelitian (Danau Situgede, Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)... Kuesioner Penelitian .............................................................. Data Jumlah Pengunjung Danau Situgede Triwulan I tahun 2009........ Hasil Regresi Logit dengan Metode Enter............................ Hasil Regresi Berganda dengan Metode Enter..................... Halaman 90 91 95 96 98

xi

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Kota Bogor merupakan salah satu kota tujuan rekreasi dan wisata di

Indonesia yang banyak diminati para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara karena memiliki banyak obyek wisata yang unik dan menarik. Tingkat kunjungan wisatawan di Kota Bogor pada tahun 2003 mencapai 1.571.465 orang yang terdiri dari 1.529.572 wisatawan nusantara dan 41.893 wisatawan mancanegara1. Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibukota negara sehingga kebanyakan dari masyarakat Jakarta dan sekitarnya menjadikan Kota Bogor sebagai salah satu alternatif lokasi kunjungan rekreasi dan wisata. Namun, akses yang mudah dijangkau bukan merupakan satu-satunya faktor yang menjadikan Bogor sebagai pilihan lokasi wisata. Jenis wisata yang ditawarkan maupun kondisi alam dan lingkungan obyek wisata juga

mempengaruhi preferensi wisatawan untuk mengunjungi berbagai obyek wisata di Kota Bogor. Menurut Wahab (1992), terdapat dua faktor yang mempengaruhi kedatangan wisatawan pada suatu obyek wisata, yang pertama adalah faktor irrasional (dorongan bawah sadar) yang meliputi lingkup pergaulan dan ikatan keluarga, tingkah laku prestise, pengaguman pribadi, perasaan-perasaan keagamaan, hubungan masyarakat dan promosi pariwisata, iklan dan penyebaran serta kondisi ekonomi (pendapatan dan biaya). Sedangkan faktor yang kedua

http://www.kotabogor.go.id/index. 2007. Profil Investasi Bidang Pariwisata Kota Bogor. 1 Maret 2009.

merupakan faktor rasional, meliputi sumber-sumber wisata, fasilitas wisata, kondisi lingkungan, susunan kependudukan, situasi politik dan keadaan geografis. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pemerintah Kota Bogor, obyek wisata yang terdapat di Kota Bogor antara lain Istana Bogor, Kebun Raya Bogor, Museum Etno Botani, Museum Zoologi, Museum Tanah, Plaza Kapten Muslihat, Situgede, Prasasti Batutulis, Museum PETA, Museum Perjuangan, Rancamaya, Gedung Bakorwil, Gedung Balaikota, Masjid Raya, Masjid Empang, Gereja Katedhral, Kelenteng Hok Tek Bio, Makam Raden Saleh dan Stasiun Bogor. Beberapa obyek wisata tersebut merupakan obyek wisata unggulan, hal ini terlihat dari data tingkat kunjungan wisatawan tahun 2001 ke obyek-obyek tersebut yang relatif lebih tinggi dari tingkat kunjungan ke obyek-obyek wisata lainnya, sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat Kunjungan Wisatawan Pada Obyek Wisata Kota Bogor Tahun 2001 No. Obyek Wisata Tingkat Kunjungan (Orang) 1 Kebun Raya 1.337.208 2 Istana Bogor 58.731 3 Museum Zoologi 51.748 4 Museum Etnobotani 8.345 5 Prasasti Batu tulis 1.294 6 Situgede 1.631 7 Taman Topi (Plaza Kapten Muslihat) 156.394 8 Museum Tanah 698 9 Museum PETA 10.399 10 Museum Perjuangan 1.315
Sumber : Pemerintah Kota Bogor (2007)

Saat ini, salah satu obyek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut adalah Danau Situgede. Danau Situgede merupakan suatu danau kecil yang terletak di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat dengan luas kawasan sekitar 6 hektar. Danau yang dikelola oleh masyarakat ini

memiliki berbagai macam fungsi dan manfaat, khususnya bagi masyarakat sekitar, seperti sebagai obyek wisata, serta untuk irigasi pertanian dan perkebunan. Kondisi alam yang tenang dan asri dengan pemandangan hutan karet yang menyegarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang berkunjung, baik untuk sekedar melepas lelah ataupun sengaja berkumpul bersama keluarga. Kondisi tersebut ditunjang dengan fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola (masyarakat) seperti adanya permainan bebek-bebekan dan perahu dayung. Fasilitas tersebut memungkinkan para pengunjung untuk dapat menikmati wisata air dengan berkeliling ditengah danau menggunakan perahu bebek-bebekan atau perahu dayung. Tingkat kunjungan masyarakat yang cukup baik menjadi salah satu insentif bagi Pemerintah Kota Bogor untuk melakukan sebuah pengembangan. Melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor mengajukan perencanaan pengelolaan kawasan ini kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2006 lalu2, sehingga kawasan Danau Situgede dapat dijadikan salah satu obyek wisata unggulan di Kota Bogor. Meningkatnya aktivitas di kawasan Danau Situgede, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan Danau Situgede. Sifat barang publik yang melekat pada obyek wisata Danau Situgede menyebabkan hampir seluruh masyarakat tidak terlalu peduli akan dampak yang timbul dari aktivitasnya. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketersaingan serta tidak adanya larangan untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut yang merupakan sifat
2

http://www.bogoronline.com/index.php?ar_id=143&catid=11. 2007. Situgede, Salah Satu Potensi Wisata Alam Kota Bogor. 1 Maret 2009.

dasar dari barang publik (Fauzi, 2004). Kondisi lingkungan Danau Situgede yang menurun, seperti lingkungan yang kotor, terjadinya pendangkalan pada danau yang menyebabkan air danau meluap ke permukaan daratan apabila turun hujan, serta kondisi fasilitas penunjang yang buruk dapat mengancam keberlanjutan Situgede di masa yang akan datang sehingga pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat sekitar danau. Menurut Haeruman (1999), keberadaan waduk dan danau (situ) sangat penting dalam menciptakan keseimbangan ekologis dan tata air. Dari sudut ekologi, waduk dan danau merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari unsur air, kehidupan akuatik dan daratan yang dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya muka air. Selain itu, kehadiran waduk dan danau dapat mempengaruhi iklim mikro dan keseimbangan ekosistem sekitarnya. Oleh karena itu, kawasan sekitar danau termasuk Danau Situgede merupakan kawasan yang memiliki fungsi dan manfaat penting untuk tetap dipertahankan kelestariannya. Berdasarkan hal tersebut maka partisipasi dan peran masyarakat serta pengunjung sangat diperlukan dalam melestarikan obyek wisata Danau Situgede.

1.2.

Perumusan Masalah Danau Situgede merupakan salah satu sumberdaya alam yang

menghasilkan jasa lingkungan, khususnya jasa wisata yang menawarkan keindahan alam, ketenangan dan kenyamanan. Keindahan alam dan lingkungan Situgede menjadi potensi dan daya tarik utama wisata pada kawasan ini. Banyak masyarakat berkunjung untuk sekedar melepas penat ataupun berkunjung untuk

berkumpul bersama keluarga menikmati indahnya pemandangan danau dengan hamparan hutan karet yang asri. Tingkat kunjungan wisata yang semakin baik pada kawasan Danau Situgede menjadi salah satu pendorong perekonomian daerah, khususnya bagi masyarakat sekitar, terlebih pengelolaan wisata Danau Situgede saat ini masih dilakukan oleh masyarakat sekitar. Namun tanpa adanya pengelolaan yang baik, peningkatan aktivitas manusia di kawasan Danau Situgede akan menyebabkan dampak yang tidak baik bagi keberlanjutan fungsi dan manfaat danau, khususnya sabagai obyek wisata. Sampai saat ini, tingkat kerusakan danau yang terdapat di Bogor cukup tinggi, dengan berkurangnya luas danau yang pada awalnya seluas 506,9 Ha menjadi 392,15 Ha atau telah terjadi pengurangan sebanyak 22,64 persen, dengan 71,29 persen dalam kondisi rusak dan 18,81 persen menjadi daratan3. Sifat barang publik yang melekat pada barang dan jasa lingkungan seperti Danau Situgede dapat menjadi ancaman tersendiri bagi kondisi serta keadaan alam dan lingkungannya. Hal ini dikarenakan, umumnya pengguna barang dan jasa lingkungan hanya ingin memanfaatkannya saja, tanpa peduli akan kelestariannya. Persepsi masyarakat akan barang dan jasa lingkungan tidak memiliki nilai riil yang dapat dikuantifikasi atau dinilai dalam nilai moneter (uang) juga menyebabkan kebanyakan masyarakat tidak peduli dengan kelestarian lingkungan. Upaya pelestarian lingkungan pada kawasan wisata Danau Situgede harus mulai dilakukan sejak saat ini sebelum kondisi lingkungannya semakin
3

http://www.inawater.org/index.php?option=com_content&view=article&id=55:kondisi-situ-dibogor-depok-dan-jakarta-indonesia&catid=31:toolbox-psdat-kai&Itemid=70. 2009. Kondisi Situ di Bogor, Depok dan Jakarta Indonesia. 9 Maret 2009.

memburuk. Pelaksanaan upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dengan jumlah pemasukan yang tidak terlalu besar pihak pengelola membutuhkan tambahan dana untuk melaksanakan upaya pelestarian tersebut. Partisipasi dari seluruh pihak terlebih dari pengunjung yang merupakan konsumen jasa wisata Danau Situgede sangat diharapkan. Oleh karena itu kesediaan membayar dari pengunjung Danau Situgede perlu diketahui agar kedepannya pengelolaan Danau Situgede dapat lebih baik lagi. Berdasarkan uraian diatas, beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. 2. 3. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi pengunjung Danau Situgede? Bagaimana persepsi pengunjung terhadap Danau Situgede ? Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk membayar (Willingness To Pay) dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede ? 4. Berapa besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) dari pengunjung Danau Situgede terhadap upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede ? 5. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi besarnya nilai WTP dari pengunjung Danau Situgede?

1.3.

Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah : 1. 2. Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi pengunjung Danau Situgede. Mengidentifikasi persepsi pengunjung terhadap Danau Situgede.

3.

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk membayar (Willingness To Pay) dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.

4.

Menilai besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) dari pengunjung Danau Situgede terhadap upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.

5.

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP dari pengunjung Danau Situgede.

1.4.

Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1.

Memberikan informasi mengenai kesediaan membayar (WTP) dan besarnya nilai WTP pengunjung wisata Danau Situgede dalam rangka upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.

2.

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola dan para pengambil kebijakan dalam rangka pengembangan obyek wisata Danau Situgede yang berkelanjutan.

1.5.

Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini meliputi beberapa hal, diantaranya adalah :

1.

Wilayah penelitian ini adalah kawasan wisata Danau Situgede, Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

2.

Obyek penelitian ini adalah orang-orang yang mengunjungi kawasan Danau Situgede yang selanjutnya disebut sebagai responden.

3.

Responden tersebut merupakan individu-individu yang berusia diatas 17 tahun.

4.

WTP merupakan sejumlah uang yang ingin diberikan seseorang untuk memperoleh peningkatan kondisi lingkungan sehingga terciptanya kelestarian lingkungan kawasan wisata Danau Situgede.

5.

CVM merupakan suatu metode survei untuk mengetahui WTP pengunjung dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.

1.6.

Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, dapat dikembangkan

hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Jenis kelamin, umur, status pernikahan, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan tentang manfaat dan kerudakan danau, domisili, biaya untuk melakukan kunjungan ke Danau Situgede, dan frekuensi kunjungan berpengaruh terhadap kesediaan

pengunjung membayar dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. 2. Besarnya nilai WTP pengunjung Danau Situgede dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, status pernikahan, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan tentang manfaat dan kerusakan danau, domisili, biaya untuk melakukan kunjungan ke Danau Situgede, dan frekuensi kunjungan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Danau Danau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) didefinisikan sebagai

suatu genangan air yang amat luas, dikelilingi oleh daratan. Menurut Johan (1996) situ, danau atau lembah topografi merupakan bentukan alam atau buatan manusia yang dapat berfungsi sebagai daerah penampung atau peresap air, baik air dari mata air alami (aliran bawah tanah) maupun langsung dari curah hujan. Definisi lain dalam batasan ekologi adalah perairan tergenang yang merupakan daerah penampungan air yang terbentuk secara alamiah (natural) ataupun buatan manusia (artificial) yang merupakan sumber air baku bagi berbagai kepentingan kehidupan manusia, dimana air yang ditampung pada umunya berasal dari air hujan (run off), sungai, atau saluran pembuangan dan mata air (Natasaputra, 2000). Fungsi-fungsi spesifik danau dan lingkungannya antara lain sebagai sumber resapan air bagi kestabilan lapisan-lapisan air dibawah tanah dan air sungai, pengendali banjir secara alamiah, tempat kehidupan bagi spesies hewan dan tumbuhan, sumber kehidupan dan penghidupan bagi manusia dan hewan peliharaannya, pembentuk kondisi udara (iklim) di sekitarnya, penunjang kehidupan lingkungannya, dan sarana perhubungan air (Sudaryono, 1998 dalam Supriadi, 2008). Sedangkan menurut Aboejoewono (1999), ditinjau dari segi ekologis maupun ekonomi danau/ situ memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai sumber bagi kehidupan, pengatur tata air dan pemasok air tanah, pengendali banjir, pengatur iklim mikro, habitat berbagai jenis flora dan fauna, budidaya perikanan, serta sebagai lokasi kegiatan pariwisata dan rekreasi.

Beberapa permasalahan yang menjadi ancaman kelestarian danau/ situ di wilayah Jabotabek yang dikemukakan oleh Suryadiputra (1998) dalam Majid (2008) antara lain : 1) konversi lahan, dimana banyak situ dan empang berubah menjadi perumahan; 2) pendangkalan akibat endapan lumpur dari erosi tanah dan sampah domestik sehingga tidak cukup lagi menampung air hujan yang berakhir dengan terjadinya banjir; 3) pencemaran oleh limbah sehingga terjadi eutrofikasi yang berakibat pada pendangakalan. Permasalahan tersebut semakin diperburuk dengan semakin lemahnya pengawasan serta mudahnya pejabat menerbitkan perizinan yang menyebabkan jumlah dan luas situ semakin mengecil.

2.2.

Rekreasi dan Pariwisata Rekreasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) didefinisikan

sebagai sebuah penyegaran kembali badan dan pikiran, sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan dan piknik. Rekreasi adalah kegiatan yang menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia, kegiatan-kegiatannya dapat berupa olahraga, membaca, mengerjakan hobi (Soekadijo, 2000). Menurut Calwson and Knetsch (1975) dalam Sari (2007), rekreasi dibedakan kedalam dua golongan yaitu rekreasi pada tempat tertutup (indoor recreation) dan rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation), yaitu rekreasi yang dilakukan di tempat-tempat yang tanpa dibatasi suatu bangunan atau rekreasi yang dilakukan di luar bangunan. Manfaat dari kegiatan rekreasi adalah menambah pengalaman seseorang yang berhubungan dengan emosi inpirasi yang didapat setelah melakukan kegiatan rekreasi.

10

Ciri-ciri rekreasi menurut Pangemanan (1993) dalam Sari (2007) adalah: 1. Aktivitas rekreasi tidak mempunyai bentuk dan macam tertentu. Semua kegiatan manusia yang dilakukan dalam waktu luang dapat dijadikan sebagai aktivitas rekreasi, bergantung dari pandangan terhadap kegiatan tersebut. 2. Rekreasi bersifat luwes, artinya rekreasi tidak dibatasi oleh tempat, dapat berupa rekreasi dalam ruangan (indoor recreation) atau rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation) tergantung macam dan bentuk kegiatan yang dilakukan. 3. 4. Rekreasi dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang. Rekreasi bersifat universal, tidak terbatas oleh umur, bangsa, jenis kelamin, pangkat dan kedudukan sosial. Sedangkan pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk kegiatan bersenang-senang atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam4. Definisi pariwisata dalam wikipedia yaitu suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini5. Menurut Wahab (1992) pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan.

http://www.manggaraibarat.com/index.php?option=com_content&task=view&id=17&Itemid=1. 2007. Sekilas Tentang Pariwisata dan Ekowisata. 8 Maret 2009. 5 http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata. 2009. Pariwisata. 8 Maret 2009.

11

2.3.

Contingent Valuation Method Contingent Valuation Method merupakan salah satu metode dalam

penilaian ekonomi terhadap barang dan jasa lingkungan. Menurut Yakin (1997), Contingent Valuation Method merupakan metode yang populer digunakan saat ini, karena CVM dapat mengukur nilai penggunaan (use value) dan nilai non pengguna (non-use value) dengan baik. 2.3.1. Konsep Contingent Valuation Method Contingent Valuation Method (CVM) adalah metode teknik survei untuk menanyakan kepada penduduk tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap komoditi yang tidak memiliki pasar seperti barang lingkungan (Yakin, 1997). Menurut Fauzi (2004) pendekatan CVM pertama kali dikenalkan oleh Davis (1963) dalam penelitian mengenai perilaku perburuan di Miami.

Pendekatan ini secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama, dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan. Kedua, dengan teknik survei. Adapun tujuan dari CVM adalah untuk mengetahui keinginan membayar (Willingness To Pay atau WTP) dari masyarakat, serta mengetahui keinginan menerima (Willingness To Accept atau WTA) kerusakan suatu lingkungan (Fauzi, 2004). Menurut Syakya (2005) Willingness To Pay (WTP) adalah metode yang bertujuan untuk mengetahui pada level berapa seseorang mampu membayar biaya perbaikan lingkungan apabila ingin lingkungan menjadi baik.

12

2.3.2. Kelebihan Contingent Valuation Method Menurut Hanley dan Spash (1993) kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan CVM dalam memperkirakan nilai ekonomi suatu lingkungan yaitu sebagai berikut : 1. Dapat diaplikasikan pada semua kondisi dan memiliki dua hal penting, yaitu seringkali menjadi satu-satunya teknik untuk mengestimasi manfaat, dan dapat diaplikasikan pada berbagai konteks kebijakan lingkungan. 2. Dapat digunakan dalam berbagai macam penilaian barang-barang lingkungan di sekitar masyarakat. 3. Dibandingkan dengan teknik penilaian lingkungan lainnya, CVM memiliki kemampuan untuk mengestimasi nilai non pengguna. Dengan CVM, seseorang mungkin dapat mengukur utilitas dari penggunaan barang lingkungan bahkan jika tidak digunakan secara langsung. 4. Meskipun teknik dalam CVM membutuhkan analis yang kompeten, namun hasil penelitian dari penelitian menggunkan metode ini tidak sulit untuk dianalisis dan dijabarkan. 2.3.3. Kelemahan Contingent Valuation Method Menurut Fauzi (2004), meskipun CVM diakui sebagai pendekatan yang cukup baik untuk mengukur WTP, namun terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya. Kelemahan yang utama dari pendekatan ini adalah timbulnya bias. Sumber-sumber bias terutama ditimbulkan oleh dua hal, yaitu bias yang timbul dari strategi yang keliru dan bias yang ditimbulkan oleh rancangan penelitian (design bias).

13

Sedangkan menurut Hanley dan Spash (1993) beberapa bias yang akan timbul dalam pelaksanaan CVM adalah sebagai berikut : 1. Bias Strategi Responden akan cenderung memberikan nilai WTP yang relatif lebih kecil karena beranggapan bahwa akan ada responden lain yang membayar upaya peningkatan kualitas lingkungan dengan nilai yang lebih tinggi. Terdapat beberapa langkah untuk meminimalkan bias stategi yang terjadi yang dikemukakan Mitchell dan Carson (1989) dalam Hanley dan Spash (1993), yaitu: a. Menghilangkan seluruh pencilan. b. Penekanan adanya penjaminan pembayaran oleh responden lain. c. Menyembunyikan nilai tawaran responden lain. d. Membuat perubahan lingkungan berdasarkan pada nilai tawaran. Sedangkan menurut Hoehn dan Randall (1987) dalam Hanley dan Spash (1993) bias strategi dapat dihilangkan dengan menggunakan format referendum (jawaban ya atau tidak) terhadap nilai WTP yang terlalu tinggi. 2. Bias Rancangan Rancangan studi CVM mencakup cara informasi yang disajikan, urutan informasi yang diberikan, format pertanyaan dan jumlah serta tipe informasi yang disajikan kepada respoden. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi responden dalam rancangan survei adalah :

14

a. Pemilihan jenis tawaran Jenis tawaran yang diberikan dapat mempengaruhi nilai rata-rata tawaran. Contohnya penelitian mengenai perlindungan hutan rimba, jenis tawaran yang diberikan dalam bentuk karcis masuk kawasan akan menghasilkan nilai WTP yang lebih rendah dibandingkan janis tawaran dalam bentuk trust fund. Hal tersebut dikarenakan responden merasa tidak senang jika mereka harus membayar saat mereka melakukan rekreasi atau karena kebijakan karcis masuk merupakan kebijakan fiskal yang tidak populer di masyarakat. b. Bias titik awal Titik awal pada nilai yang ditawarkan kepada respoden dapat mempengaruhi nilai tawaran itu sendiri, terlebih pada metode bidding game. Hal tersebut dikarenakan responden yang kurang sabar (ingin cepat selesai) atau karena titik awal yang mengemukakan besarnya nilai tawaran adalah tepat dengan selera responden (disukai responden karena responden tidak memiliki pengalaman tentang nilai perdagangan benda lingkungan yang dipermasalahkan). c. Sifat informasi yang ditawarkan Dalam sebuah pasar hipotesis, responden mengkombinasikan informasi benda lingkungan yang diberikan kepadanya dan bagaimana pasar akan bekerja. Tanggapan responden dapat dipengaruhi oleh pasar hipotesis maupun komoditi spesifik yang diinformasikan pada saat survei.

15

3.

Bias yang Berhubungan dengan Kondisi Kejiwaan Responden Bias yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan responden terkait dengan langkah proses pembuatan keputusan seorang individu dalam memutuskan seberapa besar pendapatan, kekayaan, dan waktunya yang dapat dihabiskan untuk benda lingkungan tertentu dalam periode waktu tertentu.

4.

Kesalahan Pasar Hipotetik Kesalahan pada pasar hipotetik terjadi apabila fakta yang ditanyakan kepada responden di dalam pasar hipotetik membuat tanggapan responden berbeda dengan konsep yang diinginkan peneliti sehingga nilai WTP yang dihasilkan menjadi berbeda dengan nilai yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan studi CVM tidak berhadapan dengan perdagangan aktual, melainkan suatu perdagangan atau pasar yang murni hipotetik yang didapatkan dari pertemuan antara kondisi psikologi dan sosiologi perilaku. Terjadinya bias pasar hipotetik bergantung pada : a. Bagaimana pertanyaan disampaikan ketika melaksanakan survei. b. Seberapa realistik responden merasakan pasar hipotetik akan terjadi. c. Bagaimana format WTP yang digunakan.

2.3.4. Tahap-tahap Contingent Valuation Method Beberapa tahap dalam penerapan analisis CVM menurut Hanley dan Spash (1993), yaitu : 1. Membuat Pasar Hipotetik Pasar hipotetik dibangun untuk memberikan suatu alasan mengapa masyarakat seharusnya membayar terhadap suatu barang/ jasa lingkungan dimana tidak terdapat nilai dalam mata uang berapa harga barang/ jasa

16

lingkungan tersebut. Pasar hipotetik harus menggambarkan bagaimana mekanisme pembayaran yang dilakukan. Skenario kegiatan harus diuraikan secara jelas dalam kuesioner sehingga responden dapat memahami barang lingkungan yang dipertanyakan serta keterlibatan masyarakat dalam rencana kegiatan. Selain itu, dalam kuesioner perlu pula dijelaskan perubahan yang akan terjadi jika terdapat keinginan masyarakat untuk membayar. 2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP Penawaran besarnya nilai WTP dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan tatap muka, perantara telepon, atau dengan menggunkan surat. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk memperoleh nilai WTP, yaitu : a. Bidding Game, yaitu metode tawar-menawar dimana responden

ditawarkan sebuah nilai tawaran yang dimulai dari nilai terkecil hingga nilai terbesar hingga mencapai nilai WTP maksimum yang sanggup dibayarkan oleh responden. b. Closed-ended Referendum, yaitu metode dengan memberikan sebuah nilai tawaran tunggal kepada responden, baik responden setuju ataupun responden tidak setuju dengan nilai tersebut. c. Payment Card, yaitu suatu nilai tawaran disajikan dalam bentuk kisaran nilai yang dituangkan dalam sebuah kartu yang mungkin mengindikasikan tipe pengeluaran responden terhadap barang/ jasa publik yang diberikan. d. Open-ended Question, yaitu suatu metode pertanyaan terbuka tentang WTP maksimum yang sanggup mereka berikan dengan tidak adanya nilai tawaran sebelumnya. Namun, dengan menggunkan metode ini biasanya

17

responden mengalami kesulitan untuk menjawab, khusunya bagi yang belum memiliki pengalaman sebelumnya mengenai nilai perdagangan komoditas yang dipertanyakan. 3. Memperkirakan Nilai Tengah dan Nilai Rata-Rata WTP Setelah data-data nilai WTP terkumpul, tahap selanjutnya adalah perhitungan nilai tengah (median) dan/ atau nilai rata-rata (mean) dari WTP tersebut. Perhitungan nilai penawaran menggunakan nilai rata-rata, maka akan diperoleh nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya, oleh karena itu lebih baik menggunakan nilai tengah agar tidak dipengaruhi oleh rentang penawaran yang cukup besar. Nilai tengah penawaran selalu lebih kecil daripada nilai rata-rata penawaran. 4. Memperkirakan Kurva WTP Kurva WTP dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP sebagai variabel dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut sebagai variabel independen. Kurva WTP tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan nilai WTP karena perubahan sejumlah variabel independen yang berhubungan dengan mutu lingkungan. Selain itu, kurva WTP dapat pula digunakan untuk menguji sensitivitas jumlah WTP terhadap variasi perubahan mutu lingkungan. Contoh variabel bebas yang

mempengaruhi nilai WTP antara lain adalah tingkat pendapatan (Y), tingkat pendidikan (E), tingkat pengetahuan (K), tingkat umur (A), dan beberapa variabel yang mengukur kualitas lingkungan (Q). Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat berkorelasi linear dengan bentuk persamaan umum sebagai berikut :

18

WTPi = f(Yi, Ei, Ki, Ai, Qi) dimana i = responden ke-i. 5. Menjumlahkan Data Penjumlahan data merupakan proses dimana rata-rata penawaran

dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Keputusan dalam penjumlahan data ditentukan oleh : a. Pilihan terhadap populasi yang relevan. Tujuannya untuk mengidentifikasi semua pihak yang utilitasnya dipengaruhi secara signifikan oleh kebijakan yang baru dan semua pihak yang memiliki batas politik yang relevan, dimana dipengaruhi oleh kebijakan baru tersebut. b. Berdasarkan rata-rata contoh ke rata-rata populasi. Nilai rata-rata contoh dapat digandakan oleh jumlah rumah tangga dalam populasi N, meskipun akan timbul kebiasan, sebagai contoh adanya tingkat pendapatan tertinggi dan terendah. Jika variabel telah dimasukkan ke dalam kurva penawaran, estimasi rata-rata populasi , dapat diturunkan dengan memasukkan nilai populasi yang relevan ke dalam kurva penawaran. Nilai ini dapat digandakan dengan N. c. Pilihan dari pengumpulan periode waktu yang menghasilkan manfaat. Hal ini bergantung pada pola CVM yang akan digunakan. Pada setiap kasus dari aliran manfaat dan biaya dari waktu ke waktu cukup panjang, masyarakat dikonfontasikan dengan keperluan penggunaan preferansi saat ini untuk mengukur tingkat preferensi di masa depan, sebagaimana adanya implikasi discounting.

19

6.

Evaluasi Penggunaan CVM Pada tahap ini dilakukan penilaian sejauh mana penerapan CVM telah berhasil dilakukan. Apakah hasil survei memiliki protest bid yang terlalu tinggi. Apakah responden memahami dan mengerti benar tentang pasar hipotetik yang disampaikan. Seberapa pengalaman responden terhadap barang/ jasa lingkungan yang dipertanyakan. Seberapa baik pasar hipotetik yang dibangun dapat mencakup seluruh aspek barang/ jasa lingkungan. Asumsi apakah yang diperlukan untuk menghasilkan nilai tengah dan menggambarkan nilai tawaran (bid) agregat. Seberapa baik cakupan permasalahan dikaitkan dengan CVM yang ditangani. Bagaimana gambaran nilai tawaran dibandingkan dengan nilai tawaran yang dihasilkan pada studi yang lain.

2.3.5. Organisasi dalam Pengoperasian Contingent Valuation Method Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam organisasi pengoperasian CVM menurut Hanley dan Spash (1993) sebagai berikut: 1. 2. Pasar hipotetik yang digunakan harus memiliki kredibilitas dan realitas. Alat pembayaran yang digunakan dan atau ukuran kesejahteraan (WTP) sebaiknya tidak bertentangan dengan aturan-aturan yang terkait di masyarakat. 3. Responden sebaiknya memiliki informasi yang cukup mengenai barang publik yang dimaksud dalam kuesioner dan alat pembayaran untuk penawaran mereka. 4. Jika memungkinkan, ukuran WTP sebaiknya dicari, karena responden sering kesulitan dengan penentuan nilai nominal yang ingin mereka berikan.

20

5.

Jika memungkinkan, ukuran WTP sebaiknya dicari, karena responden sering kesulitan dengan penentuan nilai nominal yang ingin mereka berikan

6.

Ukuran contoh yang cukup besar sebaiknya dipilih untuk mempermudah perolehan selang kepercayaan dan reabilitas.

7.

Pengujian kebiasaan, sebaiknya dilakukan dan pengadopsian strategi untuk memperkecil bias strategi secara khusus.

8. 9.

Penawaran sanggahan sebaiknya diidentifikasi. Diperlukan pengetahuan dengan pasti jika contoh memiliki karakteristik yang sama dengan populasi, dan penyesuaian diperlukan.

10. Tanda parameter sebaiknya dilihat kembali untuk melihat apabila mereka setuju dengan harapan yang tepat.

2.4.

Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengukuran nilai atau manfaat ekonomi barang dan

jasa lingkungan dalam bentuk moneter/ uang sudah cukup banyak dilakukan sebelumnya. Kebanyakan penelitian-penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, seperti Metode Kontingensi, Metode Biaya Perjalanan, dan Metode Biaya Hedonik. Walaupun demikian penelitian tentang nilai ekonomi terhadap barang dan jasa lingkungan masih perlu dilakukan karena penelitian mengenai nilai ekonomi barang dan jasa lingkungan akan memberikan hasil yang berbeda untuk waktu dan tempat yang berbeda serta variabel-variabel tidak bebas yang digunakan berbeda. Beberapa penelitian dengan menggunakan Metode Kontingensi telah dilakukan oleh Syakya (2005), Fitriani (2008), Wijaya

21

(2008) dan Majid (2008) yang hampir seluruhnya mengukur kesediaan membayar atau Willingness To Pay. Penelitian yang dilakukan oleh Majid (2008) mengenai Analisis Willingness To Pay (WTP) pengunjung sebagai dasar penetapan retribusi/ tarif masuk dalam upaya pelestarian lingkungan pada kawasan Situ Babakan menunjukkan bahwa 86 persen responden bersedia untuk membayar retribusi dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Dari penelitian ini pun diketahui bahwa besarnya nilai WTP yang dapat dijadikan acuan dalam penetapan retribusi sebasar Rp 2.104,65 per orang. Sedangkan penelitian tentang penilaian manfaat keberadaan kawasan ekowisata yang dilakukan oleh Wijaya (2008) pada objek wisata Situ dan Candi Cangkuang hanya memperoleh 40 persen responden yang bersedia untuk

membayar. Hal tersebut dikarenakan kawasan objek wisata Situ dan Candi Cangkuang masih kurang menarik karena tidak optimalnya sarana dan prasarana yang dimiliki. Hasil penelitaian yang telah dilakukan oleh Fitriani (2008) mengenai faktor-faktor yamg mempengaruhi frekuensi kunjungan ke agrowisata Taman Wisata Mekarsari (TWM) dengan Metode Kontingensi menunjukkan tingkat pendapatan, biaya perjalanan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, lama mengetahui keberadaan TWM, jumlah tanggungan keluarga, hari kunjungan, waktu yang dihabiskan di lokasi, kesediaan membayar dan waktu tempuh merupakan faktorfaktor sosial ekonomi dan lingkungan yang berpengaruh. Nilai manfaat TWM yang diperoleh pada penelitian ini sebesar Rp 8.681.092.500,- yang didapatkan

22

dari jumlah total kesediaan membayar seluruh pengunjung, dengan rata-rata kesediaan membayar sebesar Rp 23.000,- per orang. Penelitian mengenai analisis WTP pada objek wisata Pantai Lampuuk di Nangroe Aceh Darussalam yang dilakukan oleh Syakya (2005) diperoleh bahwa besarnya nilai WTP pengunjung rata-rata adalah sebesar Rp 1.719,203 dengan kesediaan membayar retribusi sebesar 92 persen dan sisanya sebesar 8 persen tidak bersedia membayar untuk pengelolaan dan pengembangan objek wisata tersebut, dengan alasan merupakan peran pemerintah dan juga persepsi tentang pantai merupakan barang publik yang dapat dinikmati oleh siapapun. Penelitian yang dilakukan oleh Buckley, et al (2008) di Irlandia dengan judul Recreational Demand For Farm Commonage In Ireland: A Contingent Valuation Assesment mengukur besarnya WTP pengunjung terhadap akses publik dan pengembangan trek pada lahan pertanian bersama yang digunakan sebagai sarana rekreasi berjalan kaki pada area dataran tinggi dan dataran rendah di Irlandia Barat dengan menggunakan CVM. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa 54 persen dari sampel pada dataran rendah dan 44 persen pada dataran tinggi memberikan WTP yang positif terhadap scenario implementation yang ditawarkan. Dari penelitian tersebut diketahui pula bahwa permintaan akan skenario yang ditawarkan pada dataran rendah memiliki preferensi yang lebih baik, hal ini tercermin dari median WTP yang diperoleh sebesar 12.22 jika dibandingkan dengan 9.08 yang merupakan median WTP pada area dataran tinggi.

23

III. KERANGKA PEMIKIRAN


Danau Situgede merupakan sebuah danau kecil yang terletak di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kondisi alam yang tenang dan asri dengan pemandangan hutan karet yang menyegarkan menjadikan kawasan Danau Situgede sebagai salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Tingkat kunjungan yang cukup baik dan terus mengalami peningkatan pada obyek wisata ini merupakan suatu kondisi yang baik bagi kegiatan wisata tersebut, namun di sisi lain hal tersebut justru dapat menimbulkan suatu kekhawatiran akan kelestarian lingkungannya. Rencana pengembangan dan promosi Danau Situgede sebagai salah satu objek wisata di Kota Bogor pun dapat memberikan dampak yang kurang baik apabila pengelolaan yang dilakukan tidak mengedepankan asas keberlanjutan (sustainability). Sifat barang publik yang melekat pada Danau Situgede juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kondisi lingkungan kawasan Danau Situgede itu sendiri. Sifat non excludable dan non rivalry dalam pemanfaatan sumberdaya, menjadikan setiap orang dapat memanfaatkan Danau Situgede sebagai objek wisata tanpa batasan apapun. Berdasarkan pantauan di lapangan, saat ini kondisi kualitas lingkungan Danau Situgede mulai mengalami penurunan, seperti banyaknya sampah yang berserakan membuat lingkungan menjadi kotor, serta terjadinya pendangkalan pada danau. Upaya pelestarian lingkungan pada kawasan Danau Situgede harus mulai dilakukan sejak saat ini sebelum kondisi lingkungannya semakin memburuk. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.

Pelaksanaan upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dengan jumlah pemasukan yang tidak terlalu besar, pihak pengelola membutuhkan tambahan dana untuk melaksanakan upaya pelestarian tersebut. Partisipasi dari seluruh pihak terlebih dari pengunjung yang merupakan konsumen jasa wisata Danau Situgede sangat diharapkan. Untuk itu kesediaan pengunjung untuk membayar sejumlah uang yang selanjutkan akan dimanfaatkan untuk pelestarian lingkungan kawasan wisata Danau Situgede perlu diketahui. Diharapkan dengan diketahuinya kesediaan membayar (WTP) dan besarnya nilai WTP pengunjung wisata Danau Situgede upaya pelestarian lingkungan dapat dilakukan sehingga keberlanjutan wisata Danau Situgede dapat tetap terjaga. Secara ringkas kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1.

25

Danau Situgede

Rekreasi dan Wisata Pemanfaatan Sumberdaya Alam Danau Situgede

Pengelolaan oleh masyarakat Dijadikan Kawasan Wisata (Rencana Dinas Pariwisata Kota Bogor)

Berpotensi terjadi kerusakan lingkungan

Biaya Pelaksanaan Kegiatan Pelestarian

Mengidentifikasi karakteristik pengunjung Danau Situgede

Mengidentifikasi persepsi pengunjung terhadap Danau Situgede

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan/ ketidaksediaan membayar (WTP) dari pengunjung terhadap upaya pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede

Penilaian besarnya WTP pengunjung terhadap pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP pengunjung terhadap pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede

CVM

Regresi Berganda

Regresi Logit Analisis Deskriptif

Besarnya Willingness To Pay (WTP)

Upaya Pelestarian Lingkungan Wisata Danau Situgede Sumber : Penulis (2009) Keterangan : : Metode

Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Berfikir

26

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1.

Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Danau Situgede, Kelurahan Situgede,

Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor dengan luas lahan sebesar 6 Ha. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) karena Danau Situgede memiliki potensi wisata dan telah menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Selain itu, lokasi penelitian yang dipilih dekat dengan kampus Institut Pertanian Bogor dirasa layak untuk diteliti, karena peneliti berkeinginan menerapkan ilmu yang telah dipelajari agar dapat bermanfaat bagi daerah sekitar kampus. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.2.

Waktu Penelitian Pelaksanaan pra penelitian dimulai dari pengamatan permasalahan di

lapangan, perumusan permasalahan, pengembangan kerangka pemikiran hingga penyusunan proposal penelitian dilaksanakan selama empat bulan, yaitu dimulai pada Bulan Maret hingga pertengahan Bulan Juni 2009. Sedangkan penelitian (pengambilan data) dilaksanakan selama kurang lebih dua minggu, yaitu pada minggu keempat Bulan Juni sampai dengan minggu pertama Bulan Juli 2009. Selanjutnya, pengolahan dan analisis data serta penyusunan skripsi dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yaitu pada minggu pertama Bulan Juli sampai dengan minggu kedua Bulan September 2009.

4.3.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survei dengan menggunakan kuesioner. Menurut Jogianto (2008), metode survei atau lebih lengkapnya self administered survey merupakan suatu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertannyaan-pertanyaan kepada responden. Dalam metode survei kuesioner digunakan sebagai instrumen penelitian. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku (Prasetyo dan Jannah, 2005).

4.4.

Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data

sekunder. Data primer yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui kuesioner seperti yang disajikan pada Lampiran 2. Data tersebut meliputi respon dari responden terhadap keinginan membayar responden dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi yang terkait dengan pengelolaan Danau Situgede, seperti Tim Pengelola Wisata Danau Situgede, dan Kelurahan Situgede. Selain dari instansi terkait, data-data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang relevan dengan topik penelitian ini. Kebutuhan data, jenis data dan sumbernya disajikan dalam Tabel 2, yaitu :

28

Tabel 2. Daftar Kebutuhan Data, Jenis Data, dan Sumbernya No. 1. Tujuan Penelitian Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi pengujung Danau Situgede. Data yang Dibutuhkan 1. Jenis kelamin 2. Usia 3. Status pernikahan 4. Tingkat pendidikan 5. Jenis pekerjaan 6. Tingkat pendapatan 7. Jumlah tanggungan 8. Domisili Persepsi terhadap kualitas dan pelayanan serta atribut-atribut wisata Danau Situgede Sumber Data Data primer Teknik Pengumpulan Data Kuesioner

2.

3.

Mengidentifikasi persepsi pengunjung terhadap Danau Situgede. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.

Data primer

Kuesioner

4.

5.

1. Jenis kelamin 2. Usia 3. Status pernikahan 4. Tingkat pendidikan 5. Tingkat pendapatan 6. Jumlah tanggungan 7. Domisili 8. Pengetahuan tentang manfaat situ atau danau 9. Frekuensi kunjungan 10. Biaya Perjalanan Menilai besarnya Besarnya dana yang nilai Willingness To bersedia pengunjung Pay (WTP) dari bayarkan pengunjung Danau Situgede terhadap upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. Menganalisis 1. Jenis kelamin faktor-faktor yang 2. Usia mempengaruhi nilai 3. Status pernikahan WTP dari 4. Tingkat pendidikan pengunjung Danau 5. Tingkat pendapatan Situgede. 6. Jumlah tanggungan 7. Domisili 8. Pengetahuan tentang manfaat situ atau danau 9. Frekuensi kunjungan 10. Biaya Perjalanan

Data primer

Kuesioner

Data primer

Kuesioner

Data primer

Kuesioner

Sumber : Penulis (2009)

29

4.5.

Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode Non-probability sampling yaitu Haphazard sampling atau accidental atau convenience. Metode tersebut merupakan suatu metode pengambilan sampel secara nyaman yang dilakukan dengan memilih sampel bebas, sekehendak perisetnya, dimana responden yang mudah ditemui/ dijangkau akan dijadikan sebagai sampel dengan tetap mempertahankan kelayakan dan ketepatan sampel yang dipilih (Jogianto, 2008). Responden yang dipilih pada penelitian ini merupakan responden yang berusia 17 tahun ke atas yang bersedia untuk mengikuti proses wawancara. Berdasarkan data jumlah pengunjung Danau Situgede pada Triwulan I (Bulan Januari Maret) tahun 2009 (Lampiran 3) yaitu 650 orang pengunjung, maka jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 42 orang. Penetapan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi kaidah pengambilan sampel secara statistika yaitu minimal sebanyak 30 data/ sampel dimana data tersebut mendekati sebaran normal.

4.6.

Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program SPSS 15.0 for Windows dan Microsoft Office Excell.

30

4.6.1. Analisis Karakteristik dan Persepsi Pengunjung Karakteristik sosial ekonomi pengunjung Danau Situgede dianalisis dan diidentifikasi secara deskriptif. Karakteristik-karakteristik tersebut akan menjadi gambaran faktor-faktor yang akan berpengaruh terhadap kesediaan membayar dari pengunjung dalam rangka upaya pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede. Sama halnya dengan karakteristik pengunjung, persepsi pengunjung mengenai kondisi Danau Situgede pun dianalisis secara deskriptif. Persepsi yang akan dianalisis terkait dengan kondisi alam dan lingkungan Danau Situgede serta kondisi prasarana dan sarana yang menunjang kegiatan wisata di Danau Situgede. 4.6.2. Analisis Kesediaan Membayar Analisis kesediaan pengunjung untuk membayar dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logit. Menurut Pujianti (2008), regresi logistik terdiri dari regresi logistik biner dan regresi logistik multinomial. Regresi logistik biner digunakan saat variabel dependen merupakan variabel dikotomus (kategorik dengan 2 macam kategori), sedangkan Regresi Logistik Multinomial digunakan saat variabel dependen adalah variabel kategorik dengan lebih dari 2 kategori. Regresi Logistik tidak memodelkan secara langsung variabel dependen (Y) dengan variabel independent (X), melainkan melalui transformasi variabel dependen ke variabel logit yang merupakan natural log dari odds rasio. Transformasi tersebut diformulasikan sebagai persamaan:

31

dimana Li sering disebut sebagai indeks model logistik, yang nilainya sama dengan ln

Pi Pi ; dan 1 Pi 1 Pi

adalah odd, yaitu nilai rasio kemungkinan

terjadinya suatu peristiwa dengan kemungkinan tidak terjadinya peristiwa. Parameter model estimasi logit harus diestimasi dengan metode maximum likelihood (ML). Dalam penelitian ini regresi logit digunakan untuk menganalisis peluang kejadian kesediaan pengunjung untuk membayar dengan model logistiknya sebagai berikut : Li = 0 + 1JKi + 2UMi + 3SPi + 4TPi + 5PDi + 6JTi + 7PMi + 8FKi + 9DMi + 10BKi + i dimana : Li = Peluang responden bersedia untuk membayar (bernilai 1 untuk setuju dan bernilai 0 untuk tidak setuju) 0 1,, 8 JK UM SP = Intersep = Koefisien Regresi = Jenis Kelamin (bernilai 1 untuk pria dan 0 untuk wanita) = Tingkat Usia (tahun) = Status Pernikahan (bernilai 1 untuk belum menikah dan 0 untuk sudah menikah) TP PD = Tingkat Pendidikan (tahun) = Rata-rata pendapatan per bulan (dummy bernilai 1 untuk pendapatan Rp 150.000 Rp 1.312.500 dan yang lain bernilai 0, dummy 2 bernilai 1 untuk Rp 1.312.501 Rp 2.475.000 dan yang lain bernilai 0, dummy 3 bernilai 1 untuk Rp 2.475.000 Rp 3.637.500

32

dan yang lain bernilai 0, dummy 4 bernilai 1 untuk Rp 3.637.50 Rp 4.800.000 dan yang lain bernilai 0, dummy 5 bernilai 1 untuk Rp4.800.001-Rp5.962.500 dan yang lain bernilai 0, serta dummy 6 bernilai 1 untuk Rp 5.962.500 Rp 7.125.000 dan yang lain bernilai 0) JT PM = Jumlah Tanggungan (orang) = Pemahaman dan pengetahuan tentang manfaat serta kerusakan danau (bernilai 1 untuk tahu dan bernilai 0 untuk tidak tahu) FK = Frekuensi Kunjungan (dummy 1 bernilai 1 untuk 1 kali dan yang lain bernilai 0, dummy bernilai 1 untuk 2 kali dan yang lain bernilai 0, dummy bernilai 1 untuk 3 kali dan yang lain bernilai 0, dummy bernilai 1 untuk 4 kali dan yang lain bernilai 0, dummy bernilai 1 untuk 5 kali dan yang lain bernilai 0, serta dummy bernilai 1 untuk lebih dari 5 kali dan yang lain bernilai 0) DM = Domisili (bernilai 1 untuk jauh (biaya > Rp 5000) dan bernilai 0 untuk dekat (biaya Rp 5000)) BK = Biaya Kunjungan (dummy 1 untuk biaya kunjungan Rp 0 bernilai 1 dan yang lain bernilai 0, dummy 2 untuk Rp 1.000 Rp 25.833 bernilai 1 dan yang lain bernilai 0, dummy 3 untuk Rp 25.834 - Rp 50.666, dummy 4 untuk Rp 50.667- Rp 75.499, dummy 5 untuk Rp 75.500 Rp 100.333 bernilai 1 dan yang lain bernilai 0, serta dummy 6 untuk Rp 100334 - Rp 125167 bernilai 1 dan yang lain bernilai 0) i = Responden Ke-1 (i = 1, 2, ...., n)

33

= Galat atau Error Variabel jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan, jumlah tanggungan, pengetahuan tentang manfaat situ, frekuensi kunjungan, domisili, dan biaya kunjungan diduga merupakan variabel yang berpengaruh terhadap kesediaan membayar dalam upaya pelestarian lingkungan. Variabel-variabel tersebut dipilih berdasarkan teori-teori yang ada dan penelitian terdahulu. 4.6.3. Analisis Nilai WTP Pengunjung Danau Situgede Nilai WTP dari pengunjung Danau Situgede dianalisis dengan menggunakan pendekatan CVM, tahap-tahap yang akan dilakukan : 1. Membuat Pasar Hipotetik Dalam penelitian ini pasar hipotetik akan dibentuk atas dasar terjadinya penurunan kualitas lingkungan Danau Situgede sebagai objek wisata alam. Dalam upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan Danau Situgede diperlukan anggaran agar upaya pelestarian tersebut dapat dilaksanakan. Salah satu sumber dana yang dapat digunakan dalam upaya tersebut adalah dengan adanya penarikan retribusi. Selanjutnya, pasar hipotetik akan dituangkan dalam bentuk skenario sebagai berikut : SKENARIO Situgede merupakan suatu danau kecil yang terletak di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat dengan luas sekitar 6 hektar. Danau yang dikelola oleh masyarakat ini memiliki berbagai macam fungsi dan manfaat, khususnya bagi masyarakat sekitar, seperti sebagai objek wisata, dan sebagai irigasi pertanian dan perkebunan. Saat ini kondisi lingkungan Danau Situgede telah

34

mengalami penurunan, seperti lingkungannya yang kotor, terjadinya pendangkalan pada situ, serta kondisi fasilitas penunjang yang buruk. Kondisi tersebut dapat mengancam keberlanjutan keberadaan Danau Situgede di masa yang akan datang. Selain itu, fungsi dan manfaat situ sebagai penunjang kehidupan manusia, khususnya masyarakat sekitar pun menjadi suatu kekhawatiran. Oleh karena itu, pihak pengelola berencana akan melakukan suatu upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan Danau Situgede. Namun, hal tersebut memerlukan partisipasi aktif dari para pengunjung Danau Situgede dengan adanya penarikan retribusi. Selanjutnya dana tersebut akan dialokasikan sebagai dana operasional yang digunakan untuk biaya pengerukan situ yang sudah mengalami pendangkalan, pengeluaran gaji karyawan sebagai petugas kebersihan agar dapat memantau kebersihan lingkungan Danau Situgede, serta pengeluaran untuk pengadaan prasarana dan sarana yang mendukung aktivitas rekreasi di Danau Situgede. 2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP Untuk mendapatkan nilai penawaran pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode dichotomous choice (model referendum), yaitu menawarkan kepada responden jumlah uang tertentu dan menanyakan apakah responden bersedia membayar atau tidak sejumlah uang tersebut dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede. Besarnya tawaran nilai WTP yang diajukan kepada responden dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan acuan nilai/ harga tiket masuk pada obyek wisata sejenis. Metode ini memberikan kemudahan kepada responden dalam memahami maksud dan tujuan dari penelitian. Selain itu, dengan menggunakan metode ini responden

35

yang cenderung bersedia membayar dan responden yang cenderung tidak bersedia membayar akan lebih mudah diklasifikasi. 3. Memperkirakan Nilai Rata-rata WTP WTPi dapat diduga dengan menggunakan nilai rata-rata dari penjumlahan keseluruhan nilai WTP dibagi dengan jumlah responden. Dugaan Rataan WTP dihitung dengan rumus :
n

Wi EWTP
i 1

dimana : EWTP Wi n i 4. = Dugaan rataan WTP = Nilai WTP ke-i = Jumlah responden = Responden ke-i yang bersedia membayar ( i = 1, 2,..., n)

Memperkirakan Kurva WTP Pendugaan kurva WTP dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : WTP = f (JK, UM, SP, TP, PD, JT, PM, FK, DM, BK) dimana : WTP = Nilai WTP responden (Rp) JK UM SP TP PD = Jenis Kelamin = Tingkat Usia (tahun) = Status Pernikahan = Tingkat Pendidikan (tahun) = Rata-rata pendapatan per tahun (Rp)

36

JT PM FK DM BK 5.

= Jumlah Tanggungan (orang) = Pemahaman dan pengetahuan tentang manfaat serta kerusakan danau = Frekuensi Kunjungan = Domisili = Biaya Kunjungan (Rp)

Menjumlahkan Data Setelah menduga nilai tengah WTP maka selanjutnya diduga nilai total WTP dari masyarakat dengan menggunakan rumus :
n

TWTP
i 1

WTPi

ni P N

dimana : TWTP WTPi ni N P i 6. = Total WTP = WTP individu sampel ke-i = Jumlah sampel ke-i yang bersedia membayar sebesar WTP = Jumlah sampel = Jumlah Populasi = Responden ke-i yang bersedia membayar ( i = 1, 2, ..., n )

Evaluasi Penggunaan CVM Pada tahap ini dilakukan penilaian sejauh mana penggunaan CVM telah berhasil diaplikasikan. Evaluasi penggunaan CVM dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien determinasi (R2) dari analisis regresi. Dengan melihat besarnya nilai R2 tingkat reabilitas dari penggunaan CVM dapat terlihat.

37

4.6.4. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai WTP Pengunjung Danau Situgede Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai WTP pengunjung Danau Situgede dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Persamaan regresi besarnya nilai WTP dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : WTP = 0 + 1JKi + 2UMi + 3SPi + 4TPi + 5PDi + 6JTi + 7PMi + 8FKi + 9DMi + 10BKi + i dimana : WTP 0 1,, 8 JK UM SP TP PD JT PM FK DM BK i = Nilai WTP responden (Rp) = Intersep = Koefisien Regresi = Jenis Kelamin = Tingkat Usia (tahun) = Status Pernikahan = Tingkat Pendidikan (tahun) = Rata-rata pendapatan per tahun (Rp) = Jumlah Tanggungan (orang) = Pemahaman dan pengetahuan tentang manfaat serta kerusakan danau = Frekuensi Kunjungan = Domisili = Biaya Kunjungan (Rp) = Responden Ke-1 (i = 1, 2, ...., n) = Galat atau Error

38

Variabel-variabel tersebut diduga mempengaruhi nilai WTP responden dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.

4.7.

Pengujian Parameter

4.7.1. Odds Ratio Menurut Firdaus dan Afendi (2005) dalam Minha (2008), Odds merupakan rasio peluang kejadian sukses dengan kejadian tidak sukses dari variabel respon. Dalam hubungan antar variabel kategori terdapat ukuran asosiasi atau ukuran keeratan hubungan antar variabel kategori. Salah satu ukuran asosiasi yang dapat diperoleh dari analisis regresi logit adalah odds ratio. Sehingga odds ratio dapat dikatakan sebagai suatu interpretasi dari peluang. Koefisien yang bertanda positif menunjukkan nilai odds ratio yang lebih besar dari satu, hal tersebut mengindikasikan bahwa peluang kejadian sukses lebih besar dari peluang kejadian tidak sukses, yaitu peluang responden bersedia membayar dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede lebih besar dari peluang responden tidak bersedia membayar. Sedangkan koefisien yang bertanda negatif mengindikasikan bahwa peluang kejadian tidak sukses lebih besar dari peluang kejadian sukses. 4.7.2. Likelihood Ratio Likelihood Ratio merupakan suatu rasio kemungkinan maksimum yang digunakan untuk menguji peranan variabel penjelas secara serentak (Hosmer dan Lemeshow, 1989 dalam Yavanica, 2009). Statistik Uji G merupakan uji statistik yang dapat menunjukkan nilai dari Likelihood Ratio. Rumus umum untuk uji G adalah :

39

2 ln

lo li

dimana : l0 = nilai likehood tanpa variabel penjelas li = nilai likehood model penuh Pengujian terhadap hipotesis pada uji G adalah sebagai berikut : H0 : 1 = 2 == 0 H1 : minimal ada satu i tidak sama dengan nol, dimana i =1,2,, n Statistik G akan mengikuti sebaran 2 dengan derajat bebas . Kriteria keputusan yang diambil adalah jika G > 2 p (), maka hipotesis nol (H0) ditolak. Uji G juga dapat digunakan untuk memeriksa apakah nilai yang diduga dengan peubah di dalam model lebih baik jika dibandingkan dengan model tereduksi (Hosmer dan Lemeshow, 1989 dalam Yavanica, 2009). Berdasarkan hasil estimasi model logit dengan menggunkan software SPSS for Windows, nilai Chi-Square yang merupakan rasio kemungkinan maksimum atau Likelihood Ratio dapat dilihat pada tabel Omnibus Tests of Model Coefficients. 4.7.3. Uji Wald Uji Wald digunakan untuk uji nyata parsial bagi masing-masing koefisien variabel. Dalam pengujian hipotesis, apabila koefisien dari variabel penjelas sama dengan nol, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel penjelas tidak berpengaruh pada variabel respon. Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989) dalam Yavanica (2009), statistik uji wald dapat didefinisikan sebagai berikut : ^ j Wj = ^ ^ SE (j)

40

dimana : Wj ^ j = Uji Wald = Penduga j

^ j SE(^) = Penduga galat baku dari j Uji Wald melakukan pengujian terhadap hipotesis : H0 H1 : j = 0 : j 0, dimana j = 1, 2, , n

Uji Wald mengikuti sebaran normal baku dengan kaidah keputusan menolak H0 jika w > Z/2. 4.7.4. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi merupakan suatu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengukur ketepatan/ kecocokan suatu garis regresi serta dapat pula digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas (x) terhadap variasi variabel (Y) dari suatu persamaan regresi (Firdaus, 2004). Dalam Hanley dan Spash (1993), Mitchell dan Carson (1989) merekomendasikan 15% atau 0,15 sebagai batas minimum dari R2 yang realibel. Apabila nilai R2 yang diperoleh lebih kecil dari 0,15 maka penggunaan CVM ini tidak realibel, sedangkan nilai R2 yang tinggi atau lebih besar dari 0,15 menunjukkan tingkat reabilitas yang baik dalam penggunaan CVM. 4.7.5. Uji Statistik t Uji statistik t merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing variabel bebas (Xi) berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). Adapun prosedur pengujian yang dikemukakan oleh Ramanathan (1997) adalah sebagai berikut :

41

H0 : 1 = 0 atau variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi) H0 : 1 0 atau variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi) i - 0 t hit (n-k) = s i Jika t
hit (n-k)

< t/2, maka H0 diterima, artinya variabel berarti variabel (Xi) tidak
hit (n-k)

berpengaruh nyata terhadap (Yi). Namun, jika t

> t/2, maka H0 ditolak,

artinya variabel (Xi) berpengaruh nyata terhadap (Yi). 4.7.6. Uji Statistik F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (Xi) secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). Menurut Ramanathan (1997) prosedur pengujiannya antara lain : H0 = 1 = 2 = 3 = .... = = 0 H1 = 1 = 2 = 3 = .... = 0 JKK / (k-1) F hit = JKG / k (n-1) dimana : JKK JKG n k = Jumlah kuadrat untuk nilai tengah kolom = Jumlah kuadrat galat = Jumlah sampel = Jumlah peubah

42

Jika Fhit < Ftabel, maka H0 diterima yang berarti variabel (Xi) secara serentak tidak berpengaruh nyata terhadap (Yi). Tetapi, jika Fhit > Ftabel, maka H0 ditolak yang berarti variabel (Xi) secara serentak berpengaruh nyata terhadap (Yi). 4.7.7. Uji Kenormalan Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data atau observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Data atau observasi dalam penelitiaan ini jumlahnya lebih dari 30, oleh karena itu data telah mendekati sebaran normal sehingga diketahui bahwa statistik t dapat dikatakan sah. Namun, untuk meyakini data mendekati sebaran normal perlu dilakukan sebuah uji. Salah satu uji yang dapat dilakukan adalah uji Kolmogorov Smirnor. Hasil uji Kolmogorov Smirnor dapat dilihat pada hasil analisis regresi berganda yaitu pada tabel One Sample Kolmogorov Smirnov Test. 4.7.8. Uji Multikolinear Multikolinear merupakan salah satu masalah yang sering timbul dalam Ordinary Least Square (OLS), yaitu terjadinya hubungan korelasi yang kuat antar peubah-peubah bebas. Menurut Koutsoyianniss dalam Majid (2008), deteksi adanya multikolinear dapat dilakukan dengan membandingkan besarnya nilai koefisian determinasi (R2) dengan koefisien determinasi parsialnya antar dua peubah bebas (r2). Multikolinear dapat dianggap tidak bermasalah apabila koefisien determinasi parsial antar dua peubah bebas tidak melebihi nilai koefisien determinansi atau koefisien korelasi berganda antar semua peubah secara simultan. Namun, akan menjadi masalah apabila koefisien determinasi parsial

43

antar dua peubah bebas melebihi atau sama dengan nilai koefisien determinansi atau koefisien korelasi berganda antar semua peubah secara simultan. Secara matematis dapat dituliskan dalam pertidaksamaan berikut : r2xj, xj > R2 x1, x2, ...., xk Masalah multikolinear dapat diketahui dengan melihat langsung melalui output regresi berganda, dengan melihat nilai VIF, dimana jika nilai VIF > 10 maka terdapat masalah multikolinear.

4.7.9. Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi metode pendugaan metode kuadrat terkecil adalah homoskedastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan. Pelanggaran atas asumsi homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas maka dilakukan uji heteroskedastisitas seperti yang disarankan oleh Goldfeld dan Quandt dalam Ramanathan (1997). Langkahlangkah pengujian heteroskedastisitas dengan uji white heteroskedastisitas sebagai berikut : H0 : tidak ada heteroskedastisitas H1 : ada masalah heteroskedastisitas Tolak H0 jika obs* R2 > 2 df-2 atau probability obs* R2 < Gejala heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan melihat dari plot grafik hubungan antar residual dengan fits-nya. Jika pada gambar ternyata residual menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dikatakan bahwa dalam model tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas atau ragam error sama.

44

V. KEADAAN UMUM

5.1.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian Danau Situgede merupakan sebuah danau yang terletak di Kelurahan

Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Danau yang menjadi daya tarik utama wisata alam ini merupakan danau yang terbentuk secara alami. Lokasi Danau Situgede yang berada sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Bogor dapat dijangkau dengan mudah. Akses jalan yang baik dan adanya angkutan umum yang melewati Danau Situgede pun mempermudah masyarakat untuk datang berekreasi dan berwisata. Danau dengan bentuk senjata tradisional masyarakat Jawa Barat ini (kujang) memiliki luas danau kurang lebih 5,3 hektar. Kawasan wisata Danau Situgede secara keseluruhan memiliki luas sekitar 6 hektar dengan pemandangan hutan karet yang asri milik Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi (Puslithut), Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan Kota Bogor menambah kesejukan obyek wisata. Kawasan wisata Danau Situgede meliputi Danau Situgede itu sendiri serta kawasan hutan karet yang merupakan hutan penelitian Puslithut, Departemen Kehutanan Kota Bogor. Hutan penelitian Puslithut tersebut merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keindahan alam Danau Situgede. Aliran air Danau Situgede bermuara di Situ Burung, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Berikut merupakan gambar Obyek Wisata Danau Situgede yang ditampilkan pada Gambar 2.

Sumber : Data Primer (2009)

Gambar 2. Obyek Wisata Danau Situgede Obyek wisata Danau Situgede memiliki dua spot utama untuk melakukan aktivitas rekreasi, yaitu spot kantor Kelurahan Situgede dan spot hutan penelitian Puslithut. Bagi pengunjung yang datang untuk melakukan wisata air yaitu mengelilingi Danau Situgede dengan menggunakan bebek-bebekan ataupun perahu dayung dapat memilih spot kantor Kelurahan Situgede agar lebih mudah dan cepat mengakses fasilitas penunjangnya. Sedangkan bagi pengunjung yang mengharapkan ketenangan, keasrian dan kesegaran maka dapat memilih spot hutan penelitian Puslithut. Pada spot ini pengunjung dapat berkumpul bersama keluarga untuk makan bersama atau sekedar melepas penat karena merupakan areal berkumpul yang nyaman. Selain itu, pada spot hutan penelitian Puslithut pengunjung dapat mengakses penangkaran kijang milik Departemen Kehutanan. Warung tenda juga tersedia pada spot tersebut, terdapat delapan buah warung tenda yang telah 46

mendapatkan ijin pendirian dari Puslithut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan Kota Bogor dengan nomor surat S.1774/ VIII/ P3HKA 3/ 2007. Pembatasan jumlah warung tenda merupakan salah satu bentuk penataan dan pengelolaan terhadap estetika serta ekosistem alam dan lingkungan yang terdapat pada hutan penelitian Puslithut. Pengelolaan wisata Danau Situgede dilakukan oleh Tim Pengelola wisata Danau Situgede yang diberikan wewenang secara penuh oleh pihak Kelurahan Situgede dengan perangkat tim sebagai berikut : 1) Ketua, 2) Sekretaris, 3) Bendahara, 4) Seksi Humas, 5) Seksi Wisata dan Ekonomi, 6) Seksi Penataan Lingkungan dan Kebersihan, dan 7) Seksi Keamanan dan Ketertiban. Tim Pengelola wisata Danau Situgede tidak secara langsung menangani pengelolaan wisata Danau Situgede, khususnya pengelolaan bebek-bebekan dan perahu dayung. Namun, pengelolaan tersebut diserahkan kepada setiap rukun warga yang ada di Kelurahan Situgede secara bergantian setiap minggunya. Fasilitas yang tersedia pada obyek wisata Danau situgede, baik fasilitas rekreasi maupun fasilitas umum relatif masih kurang memadai. Fasilitas yang tersedia saat ini pun kondisinya sangat minim dan sudah saatnya dilakukan perbaikan. Jumlah fasilitas bebek-bebekan sebanyak lima buah dan satu buah perahu dayung tidak dapat menampung jumlah pengunjung yang ingin menggunakan pada saat tingkat kunjungan sangat tinggi, misalnya setiap akhir minggu sehingga banyak pengunjung harus mengantri lama. Fasilitas umum, seperti toilet dan mushola pun masih sangat minim penyediaannya, padahal fasilitas tersebut merupakan fasilitas umum minimal yang harus dimiliki setiap obyek wisata. 47

Kondisi tersebut jelas bukan keinginan pihak pengelola. Keterbatasan dana menjadi kendala dalam pengembangan obyek wisata ini. Dana pemasukan yang ada dari penyewaan bebek-bebekan dan biaya parkir yang diterima pihak pengelola yang sebelumnya telah dibagi kepada pihak rukun warga dan kelurahan bukan dana yang cukup untuk melakukan perbaikan, terlebih untuk melakukan sebuah pengembangan wisata.

5.2.

Kondisi Lingkungan Secara umum kondisi lingkungan Danau Situgede merupakan potensi dan

aset alam yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat, tentu saja tanpa melupakan kewajiban pelestarian lingkungan demi terciptanya keberlanjutan. Kondisi lingkungan kawasan wisata Danau Situgede saat ini telah terjadi penurunan kualitas lingkungan, dilihat dari sisi kebersihan lingkungan, serta terjadinya pendangkalan danau akibat penumpukan sampah di dasar danau. Kondisi lingkungan obyek wisata Danau Situgede realitf kotor akibat banyak sampah berserakan. Hal tersebut dikarenakan minimnya sarana dan tenaga kebersihan yang ada. Minimnya sarana jelas terkait oleh minimnya dana yang ada. Pola hidup dan tingkah laku pengunjung yang belum sadar akan kebersihan juga menjadi faktor yang menyebabkan buruknya kebersihan lingkungan obyek wisata. Sampah memang merupakan masalah yang sepertinya biasa dihadapi, namun akan menjadi masalah yang luar biasa dampaknya. Air Danau Situgede pun kebanyakan tercemar oleh sampah, baik sampah yang diakibatkan oleh pengunjung ataupun sampah yang terbawa dari aliran air dari sungai yang mengisi 48

Danau Situgede. Sampah yang mencemari danau, saat ini telah menumpuk di dasar danau dan akibatnya terjadi pendakalan danau oleh sampah. Hal ini, terbukti saat terjadi hujan deras, luasan Danau Situgede sudah tidak mampu menampung air hujan sehingga menyebabkan air danau meluap ke daratan. Hal tersebut jelas merupakan indikasi telah terjadi pendangkalan pada Danau Situgede. Berikut merupakan pencemaran air oleh sampah yang terjadi pada Danau Situgede yang terlihat pada Gambar 3.

Sumber : Data Primer (2009)

Gambar 3. Pencemaran Air Danau oleh Sampah

49

VI. KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN PERSEPSI RESPONDEN OBYEK WISATA DANAU SITUGEDE
6.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Karakteristik sosial ekonomi responden pada penelitian ini yang merupakan pengunjung Danau Situgede dijelaskan berdasarkan kriteria tertentu, seperti dijelaskan dibawah ini. 6.1.1. Jenis Kelamin Pada umumnya pengunjung yang datang ke kawasan wisata Danau Situgede merupakan rombongan, baik rombongan keluarga maupun rombongan lainnya. Berdasarkan hasil pengambilan responden sebanyak 42 orang diketahui bahwa 62 persen atau sebesar 26 orang berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 38 persen (16 orang) berjenis kelamin perempuan. Perbandingan persentase jenis kelamin responden disajikan pada Gambar 4.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Persentase tersebut tidak menunjukkan bahwa pengunjung yang datang ke Danau Situgede mayoritas berjenis kelamin laki-laki, melainkan bahwa pemimpin

dan pengambil keputusan dalam sebuah keluarga pada umumnya adalah laki-laki sehingga dalam penelitian ini kepala keluarga (laki-laki) sangat berperan dalam pengambilan keputusan dalam menjawab pertanyaan yang dilakukan pada saat survei. 6.1.2. Tingkat Usia Tingkat usia responden cukup bervariasi dengan distribusi usia antara 17 tahun sampai 51 tahun. Sebanyak 49 persen responden atau sebayak 21 orang berada pada kisaran usia 17 23 tahun. Sedangkan, sebanyak 5 persen responden berusia 45 51 tahun. Perbandingan persentase tingkat usia responden dapat dilihat pada Gambar 5.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia 6.1.3. Status Pernikahan Pada penelitian ini sebagian besar responden yaitu sebanyak 64 persen atau 27 orang memiliki status pernikahan belum menikah. Sedangkan sisanya, sebesar 36 persen responden sudah menikah. Perbandingan persentase status pernikahan responden Danau Situgede ditampilkan pada Gambar 6. 51

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan 6.1.4. Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan yang dimaksudkan pada penelitian ini mencakup keluarga inti (anak dan istri/suami) serta tambahan tanggungan bukan keluarga inti yang tinggal dirumah responden maupun tidak tetapi kebutuhannya dibiayai responden. Persentase jumlah tanggungan responden disajikan pada Gambar 7.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Berdasarkan Gambar 7 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 57 persen tidak mempunyai tanggungan lain selain dirinya. Selanjutnya 52

sebanyak 17 persen, 14 persen dan 10 persen responden secara berturut-turut memiliki jumlah tanggungan sebanyak 3 orang, 2 orang dan lebih dari 3 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 2 persen responden memiliki jumlah tanggungan satu orang. 6.1.5. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden (berdasarkan jumlah tahun pendidikan formal yang telah dijalani) cukup bervariasi. Perbandingan tingkat pendidikan responden disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden No. Tingkat Pendidikan Jumlah (%) (Tahun) 1. 6 2 2. 9 7 3. 10 5 4. 12 51 5. 13 7 6. 15 2 7. 16 14 8. 17 10 9. 20 2 Total 100
Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Berdasarkan Tabel 3 diatas diketahui

bahwa sebanyak 51 persen

responden telah menjalani pendidikan formal selama 12 tahun, selanjutnya 15 persen responden telah menjalani pendidikan formal selama 16 tahun. Sedangkan sisanya telah menjalani pendidikan formal selama 6 tahun, 9 tahun, 10 tahun, 13 tahun, 15 tahun dan 20 tahun.

6.1.6. Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan responden pada penelitian ini sebagain besar merupakan pelajar/ mahasiswa yaitu sebesar 40 persen. Responden dengan pekerjaan sebagai 53

pegawai swasta dan lainnya (seperti buruh, honorer, dan konsultan) masingmasing mencapai 17 persen. Sedangkan sisannya memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, wirausaha dan PNS. Perbandingan jenis pekerjaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan 6.1.7. Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan responden memiliki variasi yang cukup tinggi seiring dengan tingginya variasi usia dan jenis pekerjaan responden. Tingkat pendapatan responden sebagian besar berada pada kisaran Rp 150.000,00 sampai dengan Rp 1.312.500,00 yaitu sebesar 76 persen atau sebanyak 32 orang. Sedangkan sebanyak 2 persen responden yang memiliki pendapatan per bulan pada kisaran Rp 2.475.001,00 - Rp 3.637.500,00 dan Rp 4.800.001,00 - Rp 5.962.500,00. Persentase tingkat pendapatan responden yang ditunjukkan pada Gambar 9.

54

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan 6.1.8. Domisili Domisili atau tempat tinggal responden pada penelitian ini diklasifikasikan ke dalam dua kriteria, yaitu dekat lokasi wisata Danau Situgede dengan parameter biaya perjalanan Rp 5.000,00 dan jauh dari lokasi wisata Danau Situgede dengan parameter biaya perjalanan > Rp 5.000,00. Berikut persentase domisili responden dapat dilihat pada Gambar 10.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili 55

Berdasarkan Gambar 10 diketahui bahwa sebesar 52 persen responden berdomisili dekat dengan lokasi wisata Danau Situgede, sedangkan sisanya 48 persen responden berdomisili jauh dari lokasi wisata Danau Situgede.

6.2.

Persepsi Responden terhadap Wisata Danau Situgede Persepsi responden terhadap wisata Danau Situgede merupakan salah satu

langkah awal yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan upaya pelestarian lingkungan di kawasan wisata Danau Situgede. Persamaan persepsi dengan pengunjung akan pentingnya pelestarian lingkungan perlu dibangun, agar pelaksanaan upaya pelestarian lingkungan dapat berjalan lancar dengan adanya partisipasi dan kerjasama dari berbagai pihak termasuk pengunjung. Persepsi responden terhadap wisata Danau Situgede dijelaskan berdasarkan kriteria dibawah ini. 6.2.1. Persepsi terhadap Kualitas Lingkungan a. Kondisi Lingkungan Persepsi terhadap kondisi lingkungan obyek wisata Danau Situgede dimaksudkan pada persepsi responden terhadap alam dan lingkungan danau Situgede saat ini secara keseluruhan, yang dilihat dari sisi sumberdaya alam yang menjadi daya tarik obyek wisata. Sebagian besar dari responden yaitu sebesar 50 persen menyatakan kondisi lingkungan Danau Situgede secara keseluruhan pada saat ini tergolong baik, sedangkan 40 persen responden lainnya menyatakan kondisinya kurang baik karena telah terjadi penurunan kualitas lingkungan. Sebagian besar responden beranggapan Danau Situgede merupakan sumberdaya alam yang masih alami serta memiliki potensi dan daya tarik sebagai 56

lokasi wisata. Dengan kondisi saat ini, para responden merasa kondisi lingkungan Danau Situgede secara keseluruhan masih cukup baik namun punurunan kualitas lingkungan di lokasi tersebut sudah mulai dirasakan. Adapun persentase persepsi responden terhadap kondisi lingkungan ditunjukkan pada Gambar 11.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 11. Persepsi Responden terhadap Kondisi Lingkungan Obyek Wisata b. Kebersihan Lingkungan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden atau sebanyak 64 persen responden menyatakan kebersihan lingkungan obyek wisata Danau Situgede kurang baik. Sedangkan sebanyak 7 persen menyatakan tidak baik. Persentase persepsi responden terhadap kebersihan lingkungan obyek wisata Danau Situgede ditampilkan pada Gambar 12.

57

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 12. Persepsi Responden terhadap Kebersihan Lingkungan Persepsi responden terhadap kebersihan lingkungan yang kurang baik dinyatakan oleh sebagian besar responden. Responden beranggapan bahwa lingkungan wisata Danau Situgede kotor dan banyak sampah berserakan. Minimnya fasilitas dan tenaga kebersihan membuat responden merasa tidak puas akan kebersihan lingkungan wisata Danau Situgede. c. Pencemaran Air Danau Danau Situgede merupakan daya tarik utama dalam wisata ini, tentu saja air danau pun menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan kualitasnya. Sebanyak 40 persen responden menyatakan bahwa hanya terjadi sedikit masalah terhadap pencemaran air pada Danau Situgede. Sedangkan sebanyak 5 persen responden menyatakan bahwa pencemanran air yang terjadi di Danau Situgede sangat bermasalah. Adapun perbandingan persentase persepsi responden terhadap pencemaran air Danau Situgede disajikan dalam Gambar 13.

58

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 13. Persepsi Responden terhadap Pencemaran Air Danau Situgede Sebagian besar responden menyatakan pencemaran air pada Danau Situgede sedikit bermasalah karena hanya terjadi pencemaran oleh sampah dan tidak mengalami pencemaran oleh bahan-bahan kimia berbahaya. Namun responden yang menyatakan terdapat masalah dalam pencemaran air danau mengemukakan bahwa air Danau Situgede telah tercemar oleh limbah rumah tangga dari pemukiman warga sekitar danau yang mengalir ke Danau Situgede. d. Pengetahuan Responden mengenai Manfaat dan Kerusakan Danau serta Pentingnya Upaya Pelestarian Lingkungan Danau Situgede Persepsi responden tentang pengetahuan mengenai manfaat dan kerusakan danau serta pentingnya upaya pelestarian lingkungan perlu diketahui. Hal tersebut disebabkan pengetahuan responden tersebut merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas yang dilakukan oleh responden di obyek wisata Danau Situgede. Responden yang mengetahui dan paham akan manfaat dan kerusakan danau serta pentingnya pelestarian lingkungan akan melakukan aktivitas rekreasi/ wisata yang tidak merusak lingkungan, justru responden 59

tersebut cenderung berusaha melakukan upaya pelestarian dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak merusak vegetasi yang ada di obyek wisata. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa sebanyak 71 persen responden mengetahui manfaat dan bentuk kerusakan danau serta pentingnya upaya pelestarian Danau Situgede. Sedangkan sisanya sebanyak 29 persen responden tidak mengetahui. Perbandingan persentase persepsi responden berdasarkan pengetahuan mengenai manfaat dan kerusakan danau serta pentingnya upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede dapat dilihat pada Gambar 14.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 14. Persepsi Responden berdasarkan Pengetahuan mengenai Manfaat dan Kerusakan Danau serta Pentingnya Upaya Pelestarian Lingkungan Danau Situgede 6.2.2. Persepsi terhadap Pelayanan dan Atribut Wisata Danau Situgede Persepsi responden terhadap pelayanan dan atribut-atribut rekreasi merupakan persepsi responden sebagai pengunjung Danau Situgede yang diharapkan dapat menjadi saran dan masukan bagi pengembangan dan pelestarian 60

obyek wista Danau Situgede. Persepsi responden terhadap pelayanan dan atributatribut wisata Danau Situgede dijelaskan berdasarkan kriteria dibawah ini. a. Kemudahan Mencapai Lokasi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sekitar 26 orang atau 62 persen responden menyatakan bahwa mudah untuk mencapai lokasi wisata Danau Situgede dari lokasi domisilinya. Namun, sebanyak 2 persen responden menyatakan sangat sulit mencapai lokasi wisata Danau Situgede, hal tersebut dikarenakan responden kesulitan dalam menemukan lokasi Danau Situgede akibat kurangnya tanda penunjuk arah. Adapun perbandingan pesentase persepsi responden terhadap kemudahan mencapai lokasi wisata Danau Situgede disajikan dalam Gambar 15.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 15. Persepsi Responden terhadap Kemudahan Mencapai Lokasi Wisata b. Penyediaan Fasilitas Rekreasi Persepsi responden terhadap penyediaan fasilitas rekreasi di obyek wisata Danau Situgede seperti bebek-bebekan, saung, permainan anak-anak (seperti ayunan, perosatan, dll) dapat digunakan sebagai saran dan masukan bagi 61

pengelola untuk perbaikkan fasilitas rekreasi kedepannya. Sebanyak 57 persen atau hampir seluruh responden menyatakan bahwa fasilitas rekreasi di obyek wisata Danau Situgede kurang memadai dan perlu dilakukan perbaikkan dan penambahan fasilitas kembali. Perbandingan persentase persepsi responden terhadap penyedian fasilitas rekreasi di obyek wisata Danau Situgede dapat dilihat pada Gambar 16.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 16. Persepsi Responden terhadap Penyediaan Fasilitas Rekreasi c. Penyediaan Fasilitas Umum Penyediaan fasilitas umum seperti toilet dan mushola merupakan fasilitas penunjang yang sangat penting keberadaanya dalam sebuah obyek wisata. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sekitar 58 persen responden menyatakan bahwa penyediaan fasilitas umum di obyek wisata Danau Situgede kurang memadai dan sebanyak 21 persen menyatakan tidak memadai. Sedangkan reponden yang menyatakan penyediaan fasilitas umum oleh pengelola telah memadai sebayak 19 persen responden. Perbaikkan dan penambahan fasilitas umum perlu dilakukan guna menunjang 62

aktivitas wisata para pengunjung Danau Situgede. Adapun perbandingan persentase persepsi responden terhadap penyediaan fasilitas umum obyek wisata Danau Situgede disajikan pada Gambar 17.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 17. Persepsi Responden terhadap Penyediaan Fasilitas Umum d. Keamanan Obyek Wisata Persepsi responden akan keamanan obyek wisata Danau Situgede dinilai berdasarkan keamanan fisik dan materi. Keamanan fisik menyangkut keamanan dan keselamatan pengunjung dalam melakukan aktivitas rekreasinya. Sedangkan keamanan materi menyangkut keamanan dari tindak kriminal. Secara umum keamanan obyek wisata Danau Situgede dinyatakan aman oleh sebagian besar responden yaitu sebesar 67 persen atau sebanyak 28 orang. Sedangkan sebanyak 24 persen responden menyatakan obyek wisata Danau Situgede kurang aman. Menurut responden, yang menyatakan kondisi obyek wisata kurang atau tidak aman dikarenakan belum optimalnya petugas keamanan yang ada di obyek wisata Danau Situgede baik petugas penyelamat ataupun petugas security. Selain itu, obyek wisata yang terbuka bagi semua orang tersebut 63

tidak dapat menghalangi siapapun untuk mengakses sehingga tindak kriminal mungkin saja terjadi. Peningkatan pengaman di lokasi wisata jelas harus dilakukan demi kenyamanan pengunjung obyek wisata itu sendiri. Adapun perbandingan persepsi responden terhadap keamanan obyek wisata Danau Situgede dapat dilihat pada Gambar 18.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 18. Persepsi Responden terhadap Keamanan Obyek Wisata e. Keramahan Petugas Petugas merupakan bagian dari pengelola obyek wisata yang bertugas dan bertanggung jawab atas obyek wisata tersebut. Petugas pula yang bersinggungan dan berhubungan langsung dengan pengunjung obyek wisata. Petugas obyek wisata Danau Situgede meliputi penjaga fasilitas rekreasi (bebek-bebekan) dan petugas parkir. Sikap dan keramahan petugas terhadap pengunjung dapat mempengaruhi kepuasan dan kenyaman pengunjung dalam melakukan aktivitas wisatanya. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 72 persen responden menyatakan petugas yang bertugas di obyek 64

wisata Danau Situgede memiliki sikap yang ramah. Sedangkan sebanyak 2 persen responden menyatakan petugas kurang dan tidak ramah terhadap pengunjung. Perbandingan persentase persepsi responden terhadap keramahan petugas obyek wisata Danau Situgede disajikan pada Gambar 19.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 19. Persepsi Responden terhadap Keramahan Petugas Obyek Wisata f. Kemudahan Mendapat Informasi Persepsi responden terhadap kemudahan mendapat informasi mengenai obyek wisata Danau Situgede menjadi atribut terakhir yang dinilai oleh responden pada penelitian ini. Kemudahan responden mendapatkan informasi, meliputi informasi penunjuk jalan menuju lokasi wisata Danau Situgede dan papan informasi wisata seperti peta obyek wisata. Selain itu, informasi mengenai obyek wisata Danau Situgede yang diperoleh dari petugas obyek wisata Danau Situgede. Sebanyak 66 persen responden atau hampir seluruh responden menyatakan bahwa mudah mendapatkan informasi mengenai obyek wisata Danau Situgede. Sedangkan sebanyak 24 persen responden menyatakan sulit mendapat informasi. Adapun perbandingan persentase persepsi responden terhadap kemudahan 65

mendapat informasi mengenai obyek wisata Danau Situgede ditampilkan pada Gambar 20.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 20. Persepsi Responden terhadap Kemudahan Mendapat Informasi mengenai Obyek Wisata Menurut responden yang beranggapan bahwa sulit mendapatkan informasi, responden tersebut tidak melihat dan menemukan papan informasi penjelasan tentang obyek wisata, seperti peta obyek wisata, papan informasi sejarah obyek wisata, maupun papan nama vegetasi yang ada di obyek wisata Danau Situgede. Informasi tertulis berupa papan-papan informasi tentang obyek wisata perlu ditambahkan, hal tersebut jelas dapat menambah informasi pengunjung tentang obyek wisata yang dikunjungi.

66

VII. ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILINGNESS TO PAY) PENGUNJUNG DANAU SITUGEDE


7.1. Deskripsi Skenario Skenario yang dibangun pada penelitian ini menjelaskan kondisi wisata Danau Situgede pada saat ini, meliputi kondisi kualitas lingkungan, atribut wisata serta permasalahan dana yang menjadi kendala dalam pengembangan dan pelestarian lingkungan Danau Situgede. Dalam skenario dipaparkan kondisi kualitas lingkungan Danau Situgede yang mulai menurun serperti terjadinya pendangkalan pada danau, lingkungan yang kotor akibat banyak sampah yang berserakan, dan semakin diperburuk dengan kondisi fasilitas kebersihan yang sangat minim, sehingga penurunan kualitas lingkungan Danau Situgede sulit dihindari. Selain itu, kondisi fasilitas rekreasi dan fasilitas umum sebagai penunjang rekreasi yang tersedia di Danau Situgede pun dalam kondisi yang memprihatinkan. Pihak pengelola berencana akan melakukan suatu upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan Danau Situgede. Namun, hal tersebut memerlukan partisipasi aktif dari para pengunjung Danau Situgede dengan adanya penarikan retribusi. Selanjutnya dana tersebut akan dialokasikan sebagai dana operasional yang digunakan untuk biaya pengerukan situ yang sudah mengalami pendangkalan, pengeluaran gaji karyawan sebagai petugas kebersihan agar dapat memantau kebersihan lingkungan Danau Situgede, serta pengeluaran untuk pengadaan prasarana dan sarana yang mendukung aktivitas rekreasi di Danau Situgede.

7.2.

Analisis Kesediaan Membayar (WTP) Pengunjung Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan Analisis kesediaan membayar pengunjung dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar tingkat kesediaan responden terhadap penarikan sejumlah dana dalam bentuk penarikan retribusi masuk yang selanjutnya akan dialokasikan untuk pelaksanaan pelestarian lingkungan Danau Situgede. Sebanyak 42 responden diminta pendapatnya mengenai kesediaannya untuk membayar. Sebagian besar responden, yaitu sebanyak 81 persen menyatakan bersedia untuk membayar, dan sisanya sebanyak 19 persen menyatakan tidak bersedia untuk membayar. Perbandingan persentase responden yang bersedia dan tidak bersedia membayar ditampilkan pada Gambar 21.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 21. Persentase Kesediaan Membayar Pengunjung Danau Situgede Berikut merupakan beberapa alasan responden yang tidak bersedia membayar jika diterapkan retribusi masuk, diantaranya sebagai berikut : 1. Responden beranggapan dengan tidak adanya penarikan retribusi pada wisata Danau Situgede pun tidak banyak pengunjung yang datang ke Danau 68

Situgede, bagaimana jika diterapkan maka akan menyebabkan pengunjung yang datang semakin sedikit. Anggapan responden tersebut merupakan anggapan responden yang berkunjung pada hari kerja, dimana pengunjung yang berkungjung ke Danau Situgede memang relatif lebih sedikit dibandingkan jumlah pengunjung yang datang pada akhir minggu atau hari libur. 2. Responden merasa fasilitas yang tersedia belum memadai, sehingga responden enggan untuk membayar.

7.3.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar

pengunjung Danau Situgede dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logit, dengan variabel respon (dependent) adalah peluang responden bersedia membayar atau tidak bersedia membayar dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede. Jika responden menyatakan bersedia membayar

maka diberi nilai1 (satu), sedangkan responden yang tidak bersedia membayar diberi nilai 0 (nol). Variabel yang diduga akan menjelaskan variabel respon terdiri dari sepuluh varibel penjelas (independent). Variabel-variabel penjelas tersebut terdiri dari jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan, pengetahuan mengenai manfaat Danau Situgede, frekuensi kunjungan, domisili dan biaya kunjungan.

69

Berikut hasil regresi logit untuk peluang responden yang bersedia atau tidak bersedia membayar dalam upaya pelestarian lingkungan yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Regresi Logit dengan Metode Enter Pilihan Bersedia atau Tidak Bersedia Membayar dalam Upaya Pelestarian Lingkungan Danau Situgede Variabel Koefisien Sig Exp () Keterangan Constant JK (1) UM SP (1) TP PD PD (1) PD (2) PD (3) PD (4) JT PM (1) FK FK (1) FK (2) FK (3) FK (4) DM (1) BK BK (1) BK (2) BK (3) BK (4) -44,165 -1,911 0,773 34,145 -1,782 (-) -88,589 -44,610 -63,862 -69,040 14,163 5,809 (-) 26,448 -0,070 14,709 25,211 -1,670 (-) 126,512 103,965 76,374 17,998 0,999 0,706 0,094 0,993 0,070 1,000 0,997 0,998 0,999 0,999 0,994 0,051 1,000 0,995 0,980 1,000 0,999 0,723 1,000 0,998 0,998 0,999 1,000 0,000 0,148 2,167 7E+014 0,168 (-) 0,000 0,000 0,000 0,000 1415042 333,371 (-) 3E+011 0,932 2444585 9E+010 0,188 (-) 8,8E+054 1,4E+045 1E+033 7E+007 (-) Tidak Berpengaruh Berpengaruh Nyata * Tidak Berpengaruh Berpengaruh Nyata * Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Berpengaruh Nyata ** Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh

Sumber : Data Primer, Diolah (2009) Keterangan : * Pada tingkat kepercayaan 90 persen ** Pada tingkat kepercayaan 95 persen

Berdasarkan analisis regresi logit yang terlampir pada Lampiran 4, dengan melakukan pengujian melalui metode enter diketahui bahwa nilai -2 LogLikelihood sebesar 8,169, Cox & Snell R Square sebesar 0,541, dan Nagelkerke R square sebesar 0,870. Selain itu dengan melihat perhitungan Goodness-of-Fits 70

test: Hosmer and Lemeshow Test sebesar 0,999 dimana nilai Sig tersebut lebih besar dari = 0,15 dan Overall Percentage sebesar 95,2 persen maka model regresi yang dihasilkan dalam analisis regresi logit merupakan model yang baik. Model yang dihasilkan dalam analisis ini adalah : Li = -44,165 + 0,773 UM 1,782 TP + 5,809 PM(1) + i Berdasarkan model yang yang dihasilkan dengan analisis regresi logit diketahui variabel-variabel penjelas yang memiliki pengaruh nyata terhadap kesediaan membayar pengunjung Danau Situgede dalam upaya pelestarian lingkungan adalah tingkat usia, tingkat pendidikan serta pemahaman dan pengetahuan pengunjung tentang manfaat dan kerusakan situ/danau. Variabel tingkat usia memiliki nilai Sig sebesar 0,094 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap peluang responden bersedia membayar dalam upaya pelestarian obyek wisata Danau Situgede pada taraf () 10 persen. Sedangkan nilai koefisien bertanda positif (+) dan nilai Exp () atau odds ratio sebesar 2,167 pada variabel tingkat usia berarti bahwa semakin tinggi tingkat usia responden maka semakin besar pula kecenderungan peluang responden untuk bersedia membayar. Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi tingkat usia responden maka kesadaran akan lingkungan pun akan jauh lebih baik. Nilai Sig 0,070 pada variabel tingkat pendidikan menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap peluang responden bersedia membayar dalam upaya pelestarian obyek wisata Danau Situgede pada taraf () 10 persen. Sedangkan nilai koefisien pada variabel tingkat pendidikan bertanda negatif (-) dengan nilai Exp () atau odds ratio sebesar 0,168 menunjukkan peluang kesediaan membayar responden akan semakin kecil. Hal tersebut berarti bahwa 71

semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka kecenderungan responden untuk bersedia membayar justru semakin kecil. Kondisi ini dikarenakan tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini memiliki keragaman yang sangat tinggi, dan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan yang relatif tidak terlalu tinggi, sehingga menyebabkan variabel tingkat pendidikan memiliki koefisien bertanda negatif. Variabel PM(1) yang merupakan variabel dummy yang menyatakan bahwa responden paham akan manfaat dan kerusakan danau. Variabel PM(1) memiliki nilai Sig sebesar 0,051 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap peluang responden bersedia membayar dalam upaya pelestarian obyek wisata Danau Situgede pada taraf () 5 persen. Sedangkan nilai koefisien bertanda positif (+) dan nilai Exp () atau odds ratio sebesar 333,371 pada variabel PM(1) memiliki arti bahwa responden yang memiliki pemahaman tentang manfaat dan kerusakan danau memiliki peluang bersedia membayar lebih besar 333,371 kali dibandingkan dengan responden yang tidak paham akan manfaat dan kerusakan danau. Responden dengan pemahaman yang baik mengenai manfaat dan kerusakan danau akan memiliki kepedulian yang lebih terhadap kelestarian lingkungan Danau Situgede. Variabel penjelas lainnya yang diduga memiliki pengaruh terhadap kesediaan membayar pengunjung Danau Situgede dalam upaya pelestarian lingkungan seperti variabel jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi kunjungan, domisili, dan biaya kunjungan memiliki nilai Sig yang lebih besar dari taraf kepercayaan () 15 persen, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel respon tersebut tidak berpengaruh nyata. 72

Variabel jenis kelamin tidak berpengaruh karena baik wanita ataupun lakilaki secara umum tingkat kepeduliaannya terhadap lingkungan tidak dapat dikuantifikasikan mana yang lebih tinggi. Untuk variabel status pernikahan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi kunjungan, domisili dan biaya kunjungan tidak dapat mencerminkan kepedulian responden terhadap lingkungan, hal tersebut dikarenakan pada umumnya responden menjawab bersedia membayar dengan alasan kepedulian terhadap lingkungan yang dicerminkan oleh tingkat usia, tingkat pendidikan dan diikuti pemahaman serta pengetahuan tentang manfaat dan kerusakan danau.

73

VIII. ANALISIS NILAI WILINGNESS TO PAY (WTP) PENGUNJUNG DANAU SITUGEDE


8.1. Analisis Nilai Willingness To Pay (WTP) dengan Pendekatan Contingent Valuation Method Pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis nilai WTP responden Danau Situgede terhadap upaya pelestarian lingkungan. Adapun hasil pelaksanaan langkah kerja dalam metode CVM adalah sebagai berikut : 1. Membangun Pasar Hipotetik Seluruh responden diberikan informasi mengenai kondisi lingkungan Danau Situgede yang mulai menurun serperti terjadinya pendangkalan pada danau, lingkungan yang kotor akibat banyak sampah yang berserakan, serta fasilitas kebersihan yang sangat minim. Selain itu, kondisi fasilitas rekreasi dan fasilitas umum sebagai penunjang rekreasi yang tersedia di Danau Situgede pun dalam kondisi yang memprihatinkan. Responden juga diberikan informasi dimana pihak pengelola wisata Danau Situgede berencana akan melakukan suatu upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan Danau Situgede. Namun, hal tersebut memerlukan partisipasi aktif dari para pengunjung Danau Situgede dengan adanya penarikan retribusi. Dana tersebut selanjutnya akan dialokasikan sebagai dana operasional yang digunakan untuk biaya pelaksanaan upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. Berdasarkan informasi tersebut responden

mengetahui gambaran situasi hipotetik mengenai upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede.

2.

Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP Pada penelitian ini nilai penawaran yang digunakan untuk mengetahui

nilai WTP responden didapatkan melalui metode dichotomous choice (model referendum). Melalui metode tersebut responden diberikan sejumlah nilai (uang) tertentu yang selanjutnya ditanyakan apakah responden bersedia membayar atau tidak sejumlah uang tersebut dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. 3. Memperkirakan Nilai Rata-Rata WTP Dugaan nilai rata-rata WTP responden Danau Situgede diperoleh berdasarkan rasio jumlah nilai WTP yang diberikan responden dengan jumlah total responden yang bersedia membayar. Distribusi nilai WTP responden ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Distribusi Nilai WTP Responden Pengunjung Danau Situgede No. WTP Jumlah Responden Persentase WTP x Jumlah (Rp) (Orang) (%) Responden (Rp) a b c axb 1. 3000 26 76 78000 2. 5000 7 21 35000 3. 9000 1 3 9000 Total 34 100 122000
Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Berdasarkan data pada Tabel 7 diperoleh nilai rata-rata WTP responden sebesar Rp 3.588,24. Nilai rata-rata WTP responden tersebut dapat dijadikan acuan dalam penetapan tarif retribusi masuk yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dana untuk melaksanakan upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. 4. Memperkirakan Kurva WTP Kuva WTP dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP sebagai variabel respon (dependent) dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut sebagai variabel penjelas (independent). Kurva WTP ini dapat digunakan dalam 75

memperkirakan perubahan nilai WTP karena perubahan sejumlah variabel independen yang berpengaruh secara nyata. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda (Lampiran 5), nilai WTP responden Danau Situgede dipengaruhi secara nyata oleh variabel tingkat pendapatan, pemahaman dan pengetahuan mengenai manfaat serta kerusakan danau serta variabel biaya kunjungan. Kurva yang menggambarkan hubungan antara nilai WTP dengan tingkat pendapatan ditampilkan pada Gambar 22. Sedangkan kurva yang menggambarkan hubungan antara nilai WTP dengan biaya kunjungan disajikan pada Gambar 23.

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 22. Kurva WTP dengan Variabel Tingkat Pendapatan

76

Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Gambar 23. Kurva WTP dengan Variabel Biaya Kunjungan Kurva pada Gambar 22 menunjukkan adanya hubungan yang positif antara nilai WTP dengan tingkat pendapatan, yaitu apabila terjadi peningkatan pada tingkat pendapatan responden maka akan meningkatkan nilai WTP yang diberikan oleh responden. Sedangkan kurva pada Gambar 23 menunjukkan adanya hubungan negatif antara nilai WTP dengan biaya kunjungan, yaitu apabila terjadi peningkatan biaya kunjungan maka nilai WTP yang diberikan responden akan mengalami penurunan. 5. Menjumlahkan Data untuk Menentukan Total WTP (TWTP) Nilai total WTP (TWTP) responden dihitung berdasarkan data distribusi WTP responden. Nilai WTP pada tiap kelas dikalikan dengan frekuensi relatif (ni / N) kemudian dikalikan dengan populasi dari tiap kelas WTP. Hasil perkalian tersebut selanjutnya dijumlahkan sehingga didapatkan nilai TWTP responden. Hasil perhitungan TWTP dapat dilihat pada Tabel 6.

77

Tabel 6. Total WTP Responden Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan Frekuensi WTP Jumlah Total (Jumlah Populasi (Rp) (Rp) No. Responden) c = (b/d) x e a b axc 3000 26 1. 494 1482000 5000 7 2. 136 680000 9000 1 3. 20 180000 d) e) Total 34 650 2342000
Sumber : Data Primer, Diolah (2009)

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai TWTP responden Danau Situgede sebesar Rp 2.342.000,00, dimana populasinya merupakan jumlah pengunjung Danau Situgede. 6. Evaluasi Penggunaan CVM Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, diperoleh nilai R2 sebesar 39,2 persen. Menurut Mitchell dan Carson (1989) dalam Hanley dan Spash (1993) penelitian yang berkaitan dengan benda-benda lingkungan dapat mentolerir nilai R2 sampai dengan 15 persen, hal ini dikarenakan penelitian tentang lingkungan berhubungan dengan perilaku manusia, sehingga nilai R2 sampai dengan 15 persen masih dapat ditolerir. Oleh karena itu, hasil pelaksanaan CVM dalam penelitian ini dapat diyakini kebenaran dan keandalannya.

8.2.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP responden Danau

Situgede dianalisis menggunakan analisis regresi berganda dengan menduga sepuluh variabel penjelas (independent) seperti variabel jenis kelamin, tingkat usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan, pemahaman dan pengetahuan tentang manfaat dan kerusakan situ/ 78

danau, frekuensi kunjungan, domisili, dan biaya kunjungan. Adapun hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Analisis Nilai WTP Responden Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan Variabel Constant Jenis Kelamin Umur Status Pernikahan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendapatan Jumlah Tanggungan Pemahaman tentang Situ Frekuensi Kunjungan Domisili Biaya Kunjungan R2 F-Statistik Durbin Watson Koefisien 902,271 765,801 -31,756 -449,770 54,706 543,518 376,810 1420,933 -8,728 534,899 -459,787 39,2 % 1,995 1,702 Sig 0,678 0,226 0,520 0,604 0,616 0,033 0,245 0,021 0,947 0,397 0,149 (-) 0,069 (-) VIF (-) 1,432 3,230 2,669 1,343 2,285 3,758 1,094 1,322 1,528 2,187 (-) (-) (-) Keterangan (-) Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh nyata** Tidak berpengaruh Berpengaruh nyata** Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh nyata ( = 15 persen) (-) (-) (-)

Sumber : Data Primer, Diolah (2009) Keterangan : ** Pada tingkat kepercayaan 95 persen

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda tersebut diketahui nilai R2 sebesar 39,2 persen. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa keragaman nilai WTP responden dapat dijelaskan oleh variabel dalam model sebesar 39,2 persen sedangkan sisanya sebesar 60,8 persen dijelaskan oleh variabel diluar model. Nilai Fhitung sebesar 1,995 dengan nilai Sig sebesar 0,069 menunjukkan variabel-variabel penjelas dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai WTP responden pada taraf () 10 persen. Model yang dihasilkan telah diuji multikolinieritas, heteroskedastisitas dan normalitasnya, berdasarkan hasil uji

79

tersebut diketahui bahwa model tidak mengalami pelanggaran asumsi OLS. Adapun model yang dihasilkan adalah sebagai berikut: WTP = 902,271 + 543,518 PD + 1420,933 PM 459,787 BK + i Pada model diketahui bahwa variabel-variabel penjelas yang

mempengaruhi nilai WTP responden Danau Situgede secara nyata adalah variabel tingkat pendapatan, pemahaman dan pengetahuan tentang manfaat serta kerusakan situ/ danau dan variabel biaya kunjungan. Variabel tingkat pendapatan memiliki nilai Sig sebesar 0,033 menunjukkan bahwa variabel tingkat pendapatan berpengaruh secara nyata terhadap nilai WTP responden Danau Situgede pada taraf kepercayaan () 5 persen. Nilai koefisien yang bertanda positif (+) dengan nilai 543,518 berarti bahwa setiap kenaikan tingkat pendapatan responden sebesar satu rupiah maka nilai WTP responden yang diberikan akan meningkat sebesar Rp 543,518. Hal tersebut dikarenakan pendapatan yang tinggi akan membuat responden memiliki dana lebih untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. Nilai Sig sebesar 0,021 pada variabel pemahaman dan pengetahuan tentang manfaat dan kerusakan danau menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh secara nyata terhadap nilai WTP responden Danau Situgede pada taraf () 5 persen. Sedangkan nilai koefisien pada variabel pemahaman dan pengetahuan tentang manfaat dan kerusakan danau yang bertanda positif (+) dengan nilai 1420,933 memiliki arti bahwa peningkatan pemahaman dan pengetahuan responden mengenai manfaat serta kerusakan situ/ danau sebesar satu satuan akan meningkatkan nilai WTP responden sebesar Rp 1420,933. Pemahaman responden akan manfaat dan kerusakan danau akan meningkatkan 80

kepedulian seseorang terhadap kondisi lingkungan khususnya kondisi lingkungan danau, kepedulian tersebut diwujudkan dalam bentuk pemberian nilai WTP yang tinggi. Variabel biaya kunjungan memiliki nilai Sig sebesar 0,149 menunjukkan bahwa variabel biaya kunjungan berpengaruh secara nyata terhadap nilai WTP responden Danau Situgede pada taraf () 15 persen. Sedangkan nilai koefisien bertanda negatif (-) dengan nilai 459,787 berarti bahwa meningkatnya biaya kunjungan responden Danau Situgede sebesar satu rupiah akan mengurangi nilai WTP responden sebesar Rp 459,787. Hal tersebut dikarenakan peningkatan biaya kunjungan responden akan mengurangi alokasi dana WTP responden akibat adanya penambahan biaya kunjungannya. Variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap nilai WTP adalah variabel jenis kelamin, tingkat usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, frekuensi kunjungan, dan domisili. Variabel jenis kelamin tidak berpengaruh karena baik wanita ataupun laki-laki secara umum tingkat kepeduliaannya terhadap lingkungan tidak dapat dikuantifikasikan mana yang lebih tinggi, sehingga besarnya nilai WTP pun tidak dapat dicerminkan dari variabel jenis kelamin. Variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap besar kecilnya nilai WTP responden tetapi hanya berpengaruh terhadap kesediaannya saja. Hal tersebut dikarenakan responden memberikan nilai WTP tidak berdasarkan tingkat kepedulian yang dicerminkan dari tingkat pendidikan melainkan lebih kepada penilaian terhadap kondisi lingkungan dan fasilitas yang terdapat pada obyek wisata Danau Situgede.

81

Sama halnya dengan variabel tingkat pendidikan, variabel tingkat usia hanya berpengaruh terhadap kesediaannya saja, hal tersebut dikarenakan responden dengan tingkat usia yang lebih tinggi belum tentu memiliki tingkat kepedulian terhadap lingkungan yang dicerminkan terhadap besarnya nilai WTP yang diberikan, demikian pula sebaliknya responden dengan tingkat usia yang lebih rendah pun belum tentu memiliki tingkat kepedulian terhadap lingkungan lebih baik yang dicerminkan terhadap besarnya nilai WTP yang diberikan. Untuk variabel status pernikahan, jumlah, tanggungan, frekuensi kunjungan, dan domisili pun tidak dapat mencerminkan kepedulian responden terhadap lingkungan, hal tersebut dikarenakan nilai WTP yang diberikan responden dicerminkan oleh tingkat pendapatan yang diikuti oleh pemahaman serta pengetahuan tentang manfaat dan kerusakan danau serta besarnya biaya kunjungan yang dikeluarkan oleh responden.

82

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

9.1.

Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan atas permasalahan dalam penelitian ini

yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Pengunjung obyek wisata Danau Situgede sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 17 23 tahun dan memiliki status belum menikah serta tidak memiliki tanggungan. Mayoritas pengunjung Danau Situgede telah menjalani tingkat pendidikan formal selama 12 tahun serta merupakan pelajar dan mahasiswa. Tingkat pendapatan pengunjung berada pada kisaran Rp150.000,00 Rp 1.312.500,00 dengan domisili yang relatif dekat dengan obyek wisata Danau Situgede. 2. Persepsi pengunjung terhadap obyek wisata Danau Situgede dikelompokan menjadi dua yaitu persepsi terhadap kualitas lingkungan serta persepsi terhadap pelayanan dan atribut-atribut wisata Danau Situgede. Persepsi responden terhadap kualitas lingkungan antara lain, sebagian besar menyatakan kondisi lingkungan Danau Situgede secara keseluruhan baik, namun kebersihan lingkungannya masih dirasa kurang baik. Dan sebagain besar responden menyatakan pula bahwa terjadi pencemaran pada air Danau Situgede yang diakibatkan oleh sampah. Persepsi responden terhadap pelayanan dan atribut-atribut wisata Danau Situgede antara lain, sebagian besar responden menyatakan bahwa mudah mencapai lokasi wisata Danau Situgede, namun penyediaan fasilitas rekreasi dan fasilitas umum obyek

wisata dirasa masih kurang memadai. Selain itu, sebagian besar responden pun mengakui bahwa obyek wisata Danau Situgede aman serta memiliki petugas yang ramah. Dan mayoritas responden menyatakan bahwa mudah untuk mendapatkan informasi tentang obyek wisata Danau Situgede. 3. Sebanyak 81 persen responden (34 orang) menyatakan kesediaannya untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden untuk membayar adalah faktor tingkat usia, tingkat pendidikan, dan pemahaman serta pengetahuan responden mengenai manfaat serta kerusakan danau. 4. Nilai rata-rata WTP pengunjung Danau Situgede sebesar Rp 3.588,24. Sedangkan nilai total WTP (TWTP) pengunjung Danau Situgede sebesar Rp 2.342.000,00. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP pengunjung Danau Situgede adalah faktor tingkat pendapatan, pemahaman serta pengetahuan responden mengenai manfaat dan kerusakan danau, dan faktor biaya kunjungan responden.

9.2.

Saran Berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan yang telas dijelaskan

sebelumnya, saran yang dapat disampaikan dalam rangka pengembangan wisata Danau Situgede dan ilmu ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan antara lain : 1. Besarnya nilai rata-rata WTP pengunjung dapat dijadikan acuan dalam penetapan biaya retribusi masuk obyek wisata Danau Situgede yang

84

selanjutnya dapat dialokasikan sebagai biaya operasional dalam upaya pelesetarian lingkungan. 2. Pengelolaan wisata Danau Situgede perlu dilakukan lebih profesional dengan merekrut SDM terlatih agar pemeliharaan lingkungan dan fasilitas dapat ditangani lebih baik, contohnya diperlukan SDM yang memiliki skill dalam bidang teknik yang diperlukan untuk pengawasan dan perbaikan fasilitas rekreasi (bebek-bebekan). 3. Penyediaan fasilitas, baik fasilitas rekreasi maupun fasilitas umum sebagai penunjang kegiatan rekreasi perlu ditingkatkan demi kenyamanan pengunjung Danau Situgede. 4. Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengestimasi dampak ekonomi adanya wisata Danau Situgede.

85

DAFTAR PUSTAKA

Aboejoewono. 1999. Pengelolaan Situ-situ di Wilayah DKI Jakarta. PPLH-LP. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Buckley, C, Rensburg, T.M. dan S. Hynes. 2008. Recreational Demand For Farm Commonage In Ireland: A Contingent Valuation Assesment. Jurnal Land Use Policy. Vol. 26. no. 846: 846-854. Depdiknas. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Firdaus, M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi Aksara. Jakarta. Fitriani, Y. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengunjung Agrowisata Taman Wisata Mekarsari dengan Menggunakan Metode Kontingensi. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Gunawan, M. R. 2008. Regresi Logit, Probit, Tobit. (terhubung berkala) http://untukmoe.blogspot.com/2008/02/perbandingan-antara-regresilogit.html (22 Maret 2009). Haeruman, H. 1999. Kebijakan Pengelolaan Danau dan Waduk Ditinjau dari Aspek Tata Ruang. PPLH-LP. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hanley, N dan C. L. Spash. 1993. Cost-Benefit Analysis and Environmental. Edward Elgar Publishing England. Hufschmidt, M. M, James, D. E, Meister, A. D, Bower, B.T, dan J. A. Dixon. 1987. Lingkungan, Sistem Alami, dan Pembangunan, Pedoman Penilaian Ekonomis. Sukanto Reksohadiprodjo, penterjemah. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta. Jogianto, H. M. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. CV. Andi Offset. Yogyakarta. Johan, S. D. 1996. Situ sebagai Embung Peresap dan Penampung Air pada Kejadian Banjir. FMIPA. IPB. Bogor. Lains, A.2003. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Jilid I. Pustaka LP3ES. Jakarta.

86

Majid, R. H. 2008. Analisis Willingness To Pay Pengunjung terhadap Upaya Pelestarian Lingkungan Kawasan Situ Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Minha, F. 2008. Analisis Willingness To Pay Petani Terhadap Peningkatan Pelayanan Irigasi (Studi Kasus Daerah Irigasi Klambu Kanan Wilalung, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah). Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Natasaputra, S. 2000. Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau dan Waduk. Universitas Padjadjaran. Bandung. Prasetyo, B dan L. M. Jannah. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Pujianti, S. A. 2008. Perbandingan Metode Klasifikasi Diskriminan Analisis, Regresi Logistik dan Jaringan Syaraf Tiruan pada kasus Pengelompokkan Bunga. (terhubung berkala) http://blog.its.ac.id/suherminstatistikaitsacid/ files/2008/09/ perbandinganmetode-klasifikasi.pdf (22 Maret 2009). Ramanathan, R. 1997. Introductory Econometrics with Applications. The Dryden Press. Philadelpia. Riduwan dan Sunarto. 2009. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi dan Bisnis. Alfabeta. Bandung. Sari, D. P. 2007. Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Obyek Wisata Air Panas Gunung Salak Endah dengan Metode Biaya Perjalanan. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Soekadijo, R. G. 2000. Anatomi Pariwisata, Memahami Pariwisata sebagai Sistemic Lingkage. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Soemarwoto, O. 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan. Jakarta. Supriadi, Y. 2008. Perancangan Lanskap Kawasan Rekreasi Situ Rawa Besar Depok. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Syakya. 2005. Analisis Willingness To Pay (WTP) dan Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Lampuuk Di Nangroe Aceh Darussalam. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. IPB. Bogor.

87

Syaukat, Y. 2008. Metode Penelitian Survey. Materi Kuliah. Dalam: Kuliah Metodologi Penelitian Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan, 2008. Wahab, S. 1992. Manajemen Kepariwisataan. Pradnya Paramita. Jakarta. Wijaya, H. 2008. Penilaian Manfaat Kawasan Ekowisata (Studi Kasus: Situ Cangkuang dan Candi Cangkuang). Skripsi. Fakultas Kehutanan. IPB. Bogor. Yakin, A. 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan : Teori dan Kebijaksanaan Jakarta. Yavanica, E. 2009. Analisis Nilai Kerusakan Lingkungan dan Kesediaan Membayar Masyarakat Terhadap Program Perbaikan Lingkungan (Kasus Pemukiman Bantaran Sungai Ciliwung). Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Pembangunan Berkelanjutan. Akademika Presindo.

88

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN


Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680 Telp. (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax. (0251) 421 762 KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini digunakan sebagai bahan SKRIPSI mengenai ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG KAWASAN WISATA DANAU SITUGEDE DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN yang dilakukan oleh Saya, SYLVIA AMANDA (H44052863). Saya mohon partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i untuk berkenan mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat memberikan data yang objektif. Informasi yang Bapak/ Ibu/ Saudara/i berikan dijamin kerahasiaannya dan tidak untuk dipublikasikan. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i Saya ucapkan terima kasih. Nomor Responden Nama Alamat : .......................................................................................................................... : .......................................................................................................................... : .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... Tanggal Wawancara : .................................................... 2009 A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin : L / P (Lingkari) 2. Usia : .............. tahun 3. Status : Belum menikah/ Sudah menikah. (Coret yang tidak perlu) 4. Jumlah tanggungan : .............. orang 5. Pendidikan formal yang telah dijalani : .............................................. tahun 6. Pekerjaan : a. Pelajar/ Mahasiswa d. Wirausaha b. Pegawai Negeri Sipil e. Ibu rumah tangga c. Pegawai Swasta f. Lainnya, ........................................ 7. Pendapatan Anda per bulan : Rp................................................................. B. Domisili 8. Lokasi tempat tinggal Anda saat ini berada pada Kota/ Kecamatan/ Kelurahan yang sama/ berbeda dengan lokasi Danau Situgede. (Coret yang tidak perlu) 9. Berapakah biaya (biaya transportasi, konsumsi, rekreasi) yang Anda keluarkan untuk mencapai lokasi Danau Situgede? Rp .............................................................................................................................................. C. Frekuensi Pengunjung 10. Berapa kali Anda mengunjungi Danau Situgede dalam satu tahun terakhir ? a. 1 kali (baru kali ini) d. 4 kali b. 2 kali e. 5 kali c. 3 kali f. Lebih dari 5 kali 11. Apakah tujuan Anda berkunjung ke Danau Situgede? a. Rekreasi/ berwisata b. Penelitian c. Lainnya, ................................................................................................................................. 91

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

12. Apakah alasan Anda datang mengunjugi Danau Situgede? (Jawaban Boleh lebih dari satu) a. Alam dan lingkungannya sangat indah b. Wisata yang murah dan dekat dengan tempat tinggal c. Tidak ada retribusi (tiket masuk) untuk memasuki kawasan Danau Situgede d. Lainnya, ................................................................................................................................. 13. Dari mana Anda mengetahui informasi mengenai objek wisata Danau Situgede? a. Keluarga c. Media cetak/ elektronik b. Teman d. Lainnya, ........................................ D. Persepsi dan Penilaian terhadap wisata Danau Situgede (Berikan Tanda Silang (X) ) ( Berikan Tanda Silang (X) pada pilihan yang menurut Anda benar) No. Keterangan Penilaian terhadap pelayanan Wisata Danau Situgede 14. Kemudahan a. Sangat mudah b. Mudah c. Sulit d. Sangat mencapai lokasi Sulit 15. Penyediaan fasilitas a. Sangat b. Memadai c. Kurang d. tidak rekreasi (Saung, memadai memadai memadai Bebek-bebekan) 16. Penyediaan fasilitas a. Sangat b. Memadai c. Kurang d. tidak umum (WC Umum, memadai memadai memadai Mushola) 17. Keamanan objek a. Sangat aman b. Aman c. Kurang d. Tidak aman wisata aman 18. Keramahan petugas a. Sangat baik b. Baik c. Kurang d. Sangat (pengelola) baik kurang baik 19 Kemudahan a. Sangat mudah b. Mudah c. Sulit d. Sangat sulit mendapatkan informasi Penilaian terhadap kualitas lingkungan Danau Situgede 20. Kondisi Lingkungan a. Sangat baik b. Baik c. Kurang d. Tidak baik di area Situgede baik 21. Kebersihan a. Sangat baik b. Baik c. Kurang d. Tidak baik lingkungan baik 22. Pencemaran air a. Tidak b. Sedikit c. Bermasalah d. Sangat bermasalah bermasalah bermasalah E. Pemahaman mengenai Danau Situgede Situ atau danau merupakan suatu genangan air yang memiliki fungsi dan manfaat bagi kehidupan manusia. Rusaknya alam dan lingkungan situ akan memberikan dampak negatif, seperti terjadinya kekeringan. Kegiatan wisata yang dilakukan pada daerah situ dapat pula menimbulkan dampak negatif yang akhirnya mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan situ menjadi rusak. 23. Apakah Anda mengetahui fungsi dan manfaat situ atau danau ? a. Ya tahu (Lanjut ke no. 24) b. Tidak tahu (Lanjut ke no. 25) 24. Apakah fungsi dan manfaat situ menurut anda ? (Jawaban Boleh lebih dari satu) a. Sebagai daerah resapan air b. Sebagai irigasi c. Tempat budidaya perikanan 92

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian d. Tempat rekreasi e. Lainnya, ................................................................................................................................. 25. Apakah Anda mengetahui bentuk kerusakan situ atau danau? a. Ya tahu (Lanjut ke no. 26) b. Tidak tahu (Lanjut ke no. 28) 26. Apa bentuk kerusakan situ yang Anda ketahui? (Jawaban Boleh lebih dari satu) a. Pencemaran air b. Pendangkalan c. Lainnya, ................................................................................................................................. 27. Ditetapkannya Danau Situgede sebagai salah satu objek wisata di Kota Bogor seperti saat ini dan akan dilakukannya suatu pengembangan wisata maka akan banyak pengunjung yang datang ke Danau Situgede. Apakah anda mengetahui pengaruh semakin banyaknya pengunjung terhadap kelestarian alam dan lingkungan Danau Situgede? Ya/ Tidak, sebutkan : ................................................................................................................. .................................................................................................................................................... F. Willingness To Pay Saat ini kondisi lingkungan Danau Situgede telah mengalami penurunan, seperti lingkungannya yang kotor, terjadinya pendangkalan pada situ, serta kondisi fasilitas penunjang yang buruk. Kondisi tersebut dapat mengancam keberlanjutan akan keberadaan Danau Situgede di masa yang akan datang. Padahal kita semua mengetahui banyak manfaat yang diperoleh dengan adanya situ, seperti menghindarkan dari bencana kekeringan, serta terdapat manfaat ekonomi seperti terdapatnya mata pencaharian serta peningkatan pendapatan. 28. Apakah Anda setuju apabila dilakukan suatu upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede? a. Ya setuju, dalam bentuk : ...................................................................................................... ................................................................................................................................................ b. Tidak Setuju, alasan ............................................................................................................... ................................................................................................................................................ 29. Menurut Anda siapakah yang bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan Danau Situgede? a. Pengelola d. Pengunjung b. Pemerintah e. Semuanya benar c. Masyarakat Apabila pihak pengelola wisata Danau Situgede berencana melakukan suatu upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede agar fungsi dan manfaatnya tetap terjaga, yaitu dengan melakukan pemeliharaan kebersihan baik di daratan ataupun perairan, dan pemantauan serta pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan situ seperti terjadinya pendangkalan dan pencemaran. Untuk itu, pihak pengelola membutuhkan partisipasi para pengunjung dalam upaya ini. 30. Apakah Anda bersedia untuk membayar dalam bentuk penarikan retribusi masuk yang merupakan salah satu upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede? a. Ya bersedia, alasan ................................................................................................................ ............................................................................................................................................... b. Tidak bersedia, alasan ........................................................................................................... ................................................................................................................................................

93

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

31. Apabila Anda bersedia, berapakah jumlah maksimum yang bersedia Anda bayarkan dalam upaya pelestarian ligkungan Danau Situgede a. Rp 3.000,c. Rp 7.000,b. Rp 5.000,d. Rp 9.000,Alasan : ...................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................

G. Saran dan Harapan Anda untuk Pengembangan Wisata Danau Situgede

TERIMA KASIH ATAS WAKTU DAN INFORMASI YANG ANDA BERIKAN == SELAMAT BEREKREASI ==

94

Lampiran 3. Jumlah Pengunjung Danau Situgede

Data Jumlah Pengunjung Danau Situgede Triwulan I Tahun 2009 No. 1. 2. 3. Januari Februari Maret Bulan Kunjungan Wisnus 250 200 200

Wisman JUMLAH

Total 250 200 200 650

Sumber : Tim Pengelola Wisata Danau Situgede (2009)

95

Lampiran 4. Hasil Analisis Regresi Logit

Hasil Regresi Logit dengan Metode Enter

Logistic Regression
[DataSet1] F:\data\data bersih logit dibalik cb.sav

Dependent Variable Encoding Original Value Tidak bersedia membayar Bersedia membay ar Internal Value 0 1
Cate gorical V ariables Codings Parameter coding (2) (3) ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000

Biay a Kunjungan

Frekuensi Kunjungan

Pendapatan

Status Penikahan Pemahaman tentang Situ Domis ili Jenis Kelamin

0 Rp 1000 - Rp 25833 Rp 25834 - Rp 50666 Rp 100334 - Rp 125167 Rp 125168 - Rp 150000 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali > 5 kali Rp 150.000 - Rp 1. 312.500 Rp 1.312.501 - Rp 2. 475.000 Rp 2.475.001 - Rp 3. 637.500 Rp 4.800.001 - Rp 5. 962.500 Rp 5.962.501 - Rp 7. 125.000 Belum menikah Sudah menikah Ya Tidak Jauh Dekat Pria Wanita

Frequenc y 3 27 9 2 1 14 7 2 2 17 32 4 1 1 4 27 15 30 12 20 22 26 16

(1) 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 1,000 ,000 1,000 ,000 1,000 ,000

(4) ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000

Block 1: Method = Enter


Om nibus Te sts of Mode l Coe fficie nts Step 1 Step Block Model Chi-s quare 32,731 32,731 32,731 df 19 19 19 Sig. ,026 ,026 ,026

96

Lampiran 4. Hasil Analisis Regresi Logit

Mode l Sum m ary Step 1 -2 Log likelihood 8,169 Cox & Snell R Square ,541 Nagelkerke R Square ,870

Hos me r and Lem e show Te st Step 1 Chi-s quare ,864 df 8 Sig. ,999

a Clas sification Table

Predicted WTP Tidak bersedia Bersedia membayar membayar Tidak bers edia membayar Bersedia membay ar 7 1 1 33

Step 1

Obs erved WTP

Percentage Correc t 87,5 97,1 95,2

Overall Perc entage a. The cut value is ,500


V ariables in the Equation

Step a 1

JK(1) UM SP(1) TP PD PD(1) PD(2) PD(3) PD(4) JT PM(1) FK FK(1) FK(2) FK(3) FK(4) DM(1) BK BK(1) BK(2) BK(3) BK(4) Cons tant

B -1,911 ,773 34,145 -1,782 -88,589 -44,610 -63,862 -69,040 14,163 5,809 26,448 -,070 14,709 25,211 -1,670 126,512 103,965 76,374 17,998 -44,165

Wald ,142 2,811 ,000 3,271 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 3,795 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,126 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

df 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1

Sig. ,706 ,094 ,993 ,070 1,000 ,997 ,998 ,999 ,999 ,994 ,051 1,000 ,995 ,980 1,000 ,999 ,723 1,000 ,998 ,998 ,999 1,000 ,999

Ex p(B) ,148 2,167 7E+014 ,168 ,000 ,000 ,000 ,000 1415042 333,371 3E+011 ,932 2444585 9E+010 ,188 8,8E+054 1,4E+045 1E+033 7E+007 ,000

a. V ariable(s ) entered on step 1: JK, UM, SP, TP, PD, JT, PM, FK, DM, BK.

97

Lampiran 5. Hasil Analisis Regresi Berganda

Hasil Regresi Berganda dengan Metode Enter

Regression
[DataSet1] G:\data\data bersih regresi.sav
b Model Sum m ary

Model 1

R ,626 a

R Square ,392

A djusted R Square ,195

Std. Error of the Estimate 1631,552

DurbinWats on 1,702

a. Predictors: (Constant), Biay a Kunjungan, Pemahaman tentang Situ, Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin, Frekuens i Kunjungan, Jumlah Tanggungan, Domisili, Pendapatan, Status Penikahan, Umur b. Dependent V ariable: WTP

ANOVAb Sum of Squares 53098186 82520862 1,4E+008

Model 1

df 10 31 41

Regression Residual Total

Mean Square 5309818,551 2661963,294

F 1,995

Sig. ,069 a

a. Predictors: (Constant), Biay a Kunjungan, Pemahaman tentang Situ, Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin, Frekuens i Kunjungan, Jumlah Tanggungan, Domisili, Pendapatan, Status Penikahan, Umur b. Dependent Variable: WTP
a Coe fficients

Unstandardiz ed Coef f icients Model 1 (Cons tant) Jenis Kelamin Umur Status Penikahan Tingkat Pendidikan Pendapatan Jumlah Tanggungan Pemahaman tentang Situ Frekuensi Kunjungan Domis ili Biay a Kunjungan B 902,271 765,801 -31,756 -449,770 54,706 543,518 376,810 1420,933 -8,728 534,899 -459,787 Std. Error 2150,033 620,409 48,840 858,310 107,944 243,527 317,761 582,824 129,358 623,029 310,424 t ,420 1,234 -,650 -,524 ,507 2,232 1,186 2,438 -,067 ,859 -1,481 Sig. ,678 ,226 ,520 ,604 ,616 ,033 ,245 ,021 ,947 ,397 ,149

Collinearity Statistics Toleranc e ,698 ,310 ,375 ,745 ,438 ,266 ,914 ,756 ,655 ,457 VIF 1,432 3,230 2,669 1,343 2,285 3,758 1,094 1,322 1,528 2,187

a. Dependent Variable: WTP

98

Lampiran 5. Hasil Analisis Regresi Berganda

NPar Tests
[DataSet1] G:\data\data bersih regresi.sav
One -Sam ple Kolm ogorov-Sm irnov Te st Unstandardiz ed Residual 42 ,0000000 1418,697978 ,130 ,130 -,089 ,844 ,474

N Normal Parameters a,b Mos t Ex treme Dif f erences Kolmogorov-Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Mean Std. Dev iation Abs olute Positive Negative

a. Test dis tribution is Normal. b. Calc ulated f rom data.


a Coe fficients

Model 1

(Cons tant) Jenis Kelamin Umur Status Penikahan Tingkat Pendidikan Pendapatan Jumlah Tanggungan Pemahaman tentang Situ Frekuensi Kunjungan Domis ili Biay a Kunjungan

Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 634,325 1175,003 -371,299 339,056 -31,893 26,691 15,410 469,070 103,113 58,992 102,875 133,089 54,365 173,658 -538,480 318,516 112,332 70,695 -357,442 340,488 143,799 169,648

Standardized Coef f icients Beta -,195 -,319 ,008 ,301 ,174 ,090 -,263 ,272 -,193 ,186

t ,540 -1,095 -1,195 ,033 1,748 ,773 ,313 -1,691 1,589 -1,050 ,848

Sig. ,593 ,282 ,241 ,974 ,090 ,445 ,756 ,101 ,122 ,302 ,403

a. Dependent V ariable: Ut

99

Lampiran 5. Hasil Analisis Regresi Berganda

Scatterplot

Dependent Variable: Ut
2

Regression Standardized Predicted Value

-1

-2

-3

-4 -2 -1 0 1 2 3

Regression Studentized Residual

100

Anda mungkin juga menyukai