Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANALISA (PTK1)
Disusun oleh:
Ir
Io Ia It
Ir
Y=A
Y=a.X a = �.b A = ε. b . C
X=C
atau
A = a. b . C
atau
It
A = - log T T= (Io )
keterangan:
A = absorbansi (serapan)
ɛ = koefisien ekstingsi molar atau serapan molar (M-1.cm-1) jika
konsenrasi yang diukr dalam molar
a = tetapan absorptivitas (ppm-1.cm-1) jika konsentrasi larutan yang
diukur dalam ppm
b = tebal kuvet (cm)
C = konsentrasi sampel (M)
T = transmitansi
Io = intensitas cahaya mula-mula
It = intensitas cahaya yang dipancarkan
Untuk membuat kurva kalibrasi, dibuar deret standar mulai dari
kepekatan 0 (blanko) sampai kepekatan tertentu. Ditetapkan harga A
untuk setiap lautan kemudian alurkanA terhadap C didapatkan kurva
seperti pada gambar:
↑
A
C
Gambar 2. Kurva kalibrasi spektrofotometri
Spektofotometri terbagi menjadi 4 bagian penting, yaitu:
4. Detektor
Sebagai detektor dapat dipakai photo tube atau barier layar sel
yang keduanya dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik
(photosensitive detector).
Gambar 4.3 Cara kerja spektrofotometer
Pada alat ini sinar dari sumber cahaya dibagi menjadi 2 berkas
oleh cermin yang berputar (chopper). Berkas pertama melaui
kuvet berisi blanko. Berkas kedua melalui kuvet berisi standar
maupun sampel. Blanko dan sampel diperiksa secara bersamaan.
Blanko berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan
voltase atau Io dari sumber cahaya. Dengan adanya blanko dalam
alat, tidak tidak perlu lagi mengontrol titik nolnya pada waktu-
waktu tertentu.
Suatu reaksi kimia ada yang berlangsung cepat ada pula yang
berlangsung lambat, bahkan setelah waktu ttertentu akan
terbentuk reaksi atau senawa lain. Oleh karena itu, dalam
mengukur A tertentu akan terbentuk reaksi atau senyawa lain.
Oleh karena itu, dalam mengukur A contoh hendaknya
diperhatikan masalah waktu. Pengukuran jangan dibiarkan setelah
cukup lama atau terlalu cepat. Misalnya, penetapan Al dengan
eriokrom sianida R dan A ditetapkan setelah 30 menit. Penetapan
Fe cara orthopenentroline harga A ditetapkan setelah 5-10 menit.
5. Pemilihan larutan
MSDS BAHAN
HCl
Pernyataan bahaya: korosif terhadap logam, menyebabkam iritasi kulit,
menyebabkan iritasi mata serius, menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan.
Tindakan pertolongan pertama :
-Setelah menghirup: hirup udara segar.
-Bila terjadi kontak kulit: tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air atau pancuran air.
-Setelah kontak pada mata: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
-Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksalah ke dokter.
NH4OH
Pernyataan bahaya: korosif dan berbahaya bagi lingkungan, kontak
dengan luka bakar cair atau uap penyebab dan kemungkinan kerusakan
mata permanen, menyebabkan gangguan pada kulit, luka bakar kulit, bila
tertelan dapat menyebabkan kerusakasn parah dan permanen pada
saluran pencernaan, menyebabkan iritasi parah dari saluran pernapasan
bagian atas dengan batuk, luka bakar, kesulitan bernapas,dan
kemungkinan koma. Dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, katarak
bahkan glukoma.
Tindakan pertolongan pertama:
Jika tertelan: jangan dimuntahkan, dapatkan bantuan medis segera.
Jika terhirup: cari udara segar, jika tidak bernapas beri pernapasan
buatan, dapatkan bantuan medis.
Kontak mata: seegera basuh mata dengan banyak air selama 15 menit.
Kontak kulit: segera siram kulit dengan air mengalir selama 15 menit
sambil melepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci bersih pakaian
sebelum dipakai kembali.
Catatan dokter: setelah paparan inhalasi, amati selama 24 – 72 jam
sebagai endema paru mungkin tertunda.
Cu(II) sulfate
Pernyataan bahaya: berbahaya bila tertelan, menyebabkan kerusakan
mata yan serius, sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek
jangka panjang, mengiritasi kulit, dan korosif.
Pertolongan pertama:
Setelah terhirup: hirup udara segar
Kontak kulit: tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi,
bilaslah kulit dengan air/pancuran air.
Kontak mata: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksalah ke dokter
V. ALAT DAN BAHAN
a. ALAT
2. kuvet
3. neraca / timbangan
5. Pipet tetes
6. Buret 5 ml
7. Statif+klaim buret
8. Gelas ukur 50 ml
b. BAHAN
1. NH4OH 6 N
2. Larutan HCl 1N
5. Aquadest
VI. RANGKAIAN ALAT
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang penetapan
spektroftometri UV-VIS dengan sampel Cu (II) sulfat. Pertama-tama
ditimbang serbuk Cu (II) sulfat sebanyak 25 gram dengan seksama, lalu
dilarukan ke dalam labu ukur 100 ml dan dilarutkan dengan akuades,
kemudian diencerkan hingga tanda batas menggunakan akuades. Larutan
tersebut digunakan sebagai larutan induk Cu(II) 1N. Kemudian larutan
induk Cu(II) yang nantinya akan diencerkan menjadi 5 konsentrasi
berbeda yang lebih kecil yang digunakan sebagai larutan standar
kalibrasi. larutan standar kalibrasi masing-masing dibuat dengan memipet
0,5,10,20,40 ml larutan induk Cu(II) 1N ke dalam labu ukur 100 ml,
masing-masing larutan ditambahkan larutan HCl dan NH4OH ke dalam
labu ukur, kemudian diencerkan dengan akuades hingga tanda batas
sehingga diperoleh konsentrasi larutan standar kalibrasi
0;0,05;0,1;0,2;0,4 M.
Larutan standar induk dan larutan standar kalibrasi harus dibuat
dengan konsentrasi yang seakurat mungkin karena nantinya akan dibuat
kurva kalibrasi berdasarkan data konsentrasi dan absorbansi, maka dari
itu digunakan alat- alat ukur dengan ketelitian tinggi seperti labu ukur
dan pipet volume maupun pipet ukur. Alat-alat yang digunakan juga
harus alam keadaan bersih, kering dan siap pakai supaya tidak ada
pengotor atau sisa zat lain yang dapat menggangu hasil analisa nantinya.
Kuvet juga harus dalam keadaan bersih dan terbilas dengan larutan
sampel yang akan diukur untuk mencegah kontaminasi dan mencegah
hasil yang tidak sesuai nantinya. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan kuvet yaitu, kuvet yang digunakan harus sepasang, untuk
blanko dan sampel karena apabila tidak sepasang akan mempengaruhi
hasil karena ketebalannya bisa jadi berbeda, dan posisi saat memasang
kuvet pada spektrofotometer juga harus diperhatikan karena kuvet
memilliki dua sisi yang berbeda, sisi buram dan sisi jernih. Ini dibuat
untuk membedakan posisi pemasangan kuvet. Posisi kuvet yang benar
yaitu sisi yang transparan harus dipasang berhadapan dengan sumber
cahaya. Sumber cahaya setiap spektrofotometer berbeda-beda posisinya,
namun biasanya di tempat kuvet terdapat panah penunjuk dan pada kuvet
pun terdapat panah yang menunjukkan posisi sisi mana yang harus
menghadap sumber cahaya. Ini dibuat untuk memudahkan operator
supaya tidak terjadi kesalahan dalam proses pengukuran menggunakan
spektrofotometer UV-VIS.
Hasil yang didapat dari proses pengukuran berupa absorbansi.
Absorbansi ini nantinya dapat dihitung konsentrasi dan kadar sampel.
Dengan memplot kurva kalibrasi dari larutan standar didapatkan slope
yang dapat digunakan untuk menghitung kadar suatu sampel. Syarat
larutan yang dapat diukur di spektrofotometer UV-VIS yaitu apabila di
range panjang gelombang UV larutan harus jernih, larutan tidak berwarna
dapat diukur pada panjang gelombang UV. Sedangkan pada range
panjang gelombang visible syarat larutan harus jernih, dan berwarna.
Warna larutan berasal dari warna asli larutan tersebut atau pembentkan
senyawa kompleks berwarna seperti senyawa kompleks besi dengan
KCNS yang berwarna merah, atau senyawa kompleks besi dengan O-
Phenantroline yang berwarna jingga. Pada penentuan kali ini warna
larutan merupakan warna asli dari senyawa CuSO4.5H2O yang berwarna
biru.
Spektrofotometer UV-VIS terdapat jenis single beam dan double
beam, yang membedakan yaitu jumlah berkas cahayanya. Single beam
hanya memiliki satu berkas cahaya, sehingga antara blanko dan sampel
harus dibaca bergantian. Sedangkan double beam memilki dua berkas
cahaya, maka kuvet sampel dan blanko bisa dibaca bersamaan. Lampu
yang digunakan pada spektrofotometer UV-VIS yaitu lampu deuterium
dan tungsten. Masa pakai lampu idealnya adalah 2000 jam.
X. KESIMPULAN
Pada praktikum penentuan konsentrasi Tembaga (II) Sulfat metode
spektrofotometri uv-vis kali ini digunakan konsentrasi 0;0,5;0,1;0,2;0,4
M. Didapatkan Absorbansi standar sebesar 0;0,168;0,319;0,512;0,609.
Sedangkan larutan sampel didapat absorbansi sebesar 0,39. Dengan
memplot konsentrasi larutan standar dan absorbansi, didapat hasil kurva
kalibrasi y=1,451x + 0,104, dan R2=0,8563. Hasil perhitungan didapat
konsentrasi sampel sebesar 0,1971 M.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Millipore Merck. (2020). “Lembaran Data Keselamatan Bahan“. Jakarta:
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/
Susanty & Adiwarna. (2021). “Modul Praktikum Teknik Kimia 1 Kimia Analisa
(PTK I)”. Jakarta: Laboratorium Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Muhamadiyah jakarta.
XII. TUGAS
1. Apa perbedaan spektrofotometer single beam dan double beam?
2. Sebutkan dan jelaskan rangkaian alat spektrofotometer!
3. Jelaskan cara kerja/alur kerja dari alat spektrofotometer!
4. Tentukan konsentrasi sampel dari hasil analisis yang diperoleh
menggunakan regesi linier dan hukum Lambert-Beer!
5. Buat kurva kalibrasi!
Jawab :
1. Spektrofotometer single beam hanya terdapat satu berkas sinar yang
dilewatkan melalui kuvet, blanko, larutan standar dan contoh diperiksa
secara bergantian. Sedangkan spektrofotometer double beam sinar dari
sumber cahaya dipisahkan dengan chopper atau cermin berputar
sehingga larutan blanko dan larutan standar atau sampel dapat dibaca
bersamaan.
2. Sumber cahaya: sumber energi dan sumber sinar polikromatis, lampu
D2 atau W1
monokromator : mendispersikan cahaya polikromatis menjadi
monokromatis
slit: menseleksi sinar polikromatis untuk diteruskan ke larutan
sel sampel : tempat ditaruhnya kuvet berisi sampel
detektor: merubah cahaya yang diteruskan menjadi sinyal listrik
3. Sinar dari sumber radiasi dteruskan menuju monokromator. Cahaya
dari monokromator diarahkan terpisah melalui sampel dengan sebuah
cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari sampel secara
bergantian secara berulang-ulang. Sinyal listrik dari detektor diproses,
diubah ke digital dan dilihat hasilnya. Selanjutnya peritungan
dilakukan dengan komputer yang sudah terprogram.
4. Konsentrasi sampel=
5.