Anda di halaman 1dari 8

KHOTBAH

“BUKAN DEMI AMBISI, TETAPI KARENA KETAATAN,


yaitu KETAATAN YANG SEMPURNA”

Seperti tema pada malam hari ini yang mengatakan


Motivasi kepemimpinan yang kristiani bukanlah
ambisi untuk menjadi pemimpin yang terkemuka,
melainkan ketaatan kepada kehendak Allah.
Dari judul di atas kita memaknai bahwa ada ketaatan
yang kurang sempurna. Dari catatan yang saya cari,
ada tujuh jenis atau tingkatan ketaatan :
1. Ketaatan yang ditolak. Contohnya adalah nabi
Yunus. Dalam Yunus 1:1-4. Yunus diperintahkan
Tuhan pergi ke Niniwe untuk memberitakan kabar
baik tetapi ia lari ke Tarsis, jauh dari kehendak
Tuhan. Ia mengabaikan perintah Tuhan yang
memanggilnya menjadi hamba Tuhan.
2. Ketaatan yang dikhianati. Contohnya adalah Yudas
Iskariot. Lukas 22:47-48. Sebagai murid Yesus,
Yudas seharusnya tidak berpikiran yang lain kecuali
mengasihi Yesus dan mentaati semua perintah
Tuhan. Tetapi justru sebaliknya terjadi, ia khianati
panggilannya, & ia khianati kasih Tuhan kepadanya.
3. Ketaatan yang dimanipulasi. Artinya tidak sama
yang kelihatan dengan yang ada di dalam hati.  
Contohnya Kain. Kain dan Habel sama-sama
membawa persembahan kepada Tuhan. Tetapi
ternyata hati Kain dan Habel berbeda. Sehingga
Tuhan menegur Kain : “...Apakah mukamu tidak
berseri jika engkau berbuat baik?” Kejadian 4:6-7.
Ternyata Kain memanipulasi ibadahnya.
Kelihatannya persembahan Kain yang terbaik tetapi
ternyata persembahan Habel yang benar. Hati Kain
tidak benar dalam memberi persembahan.
4. Ketaatan yang dipenggal atau dipotong-potong. I
Samuel 15:9. Tuhan memerintahkan raja Saul untuk
menghabisi orang Amalek & seluruh harta
bendanya. Tapi Saul hanya membasmi semua yang
jelek & buruk sedangkan yang bagus-bagus
dibiarkan hidup, yaitu raja Agag & lembu serta
domba yang gemuk. Ini ketaatan setengah hati.
5. Ketaatan yang disesali. Contohnya adalah Elia. I
Raja 19:4,9-15. Elia bekerja segiat-giatnya melayani
Tuhan. Namun kemudian ia menyesalinya karena
menurutnya tidak ada hasilnya. Sebab orang Israel
bukannya datang kepada Tuhan malah
meninggalkan ibadah dan menyembah Baal. Tetapi
apapun yang kita buat untuk Tuhan dan
pekerjaanNya, sekali kita serahkan kepada Tuhan
biarlah itu untuk kemuliaan Tuhan. Jangan pernah
menyesalinya. Jangan pernah menyesali
pelayananmu ataupun korban-korbanmu. 
6. Ketaatan yang sepenuh hati. Contohnya adalah
Abraham. Kejadian 22:1-3. Abraham menantikan
Ishak selama 25 tahun. Tetapi ketika Tuhan
meminta kembali Ishak supaya dipersembahkan,
Abraham taat. Ketaatan yang sepenuh hati adalah
ketaatan tanpa pertanyaan dan komentar.  Tetapi
ada tingkat ketaatan yang paling tinggi, yaitu :
7. Ketaatan yang sempurna. Ketatan yang sempurna
kita temukan dalam Filipi 2:5-11. Ayat pokok ini
sampaikan dalam tiga garis besar :
 Anjuran ketaatan. (ayat 5). Rasul Paulus
menganjurkan kepada jemaat Filipi supaya
mereka mempunyai perasaan dan pikiran
Kristus. Apa perasaan dan pikiran yang terdapat
dalam Kristus? Ketaatan yang sempurna.
 Harga ketaatan. Ternyata ketaatan itu harganya
mahal. (ayat 7-8) - “melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Ketaatan yang sempurna adalah ketaatan yang
dibayar dengan harga.
 Pahala ketaatan. (ayat 9-11). “Itulah sebabnya
Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala
nama.....” Mengapa pahalanya sangat tinggi?
Karena harganya juga mahal. Ketaatan selalu
dipahalai. Karena itu kita bukan saja
menganjurkan orang lain supaya taat tetapi juga
harus diberitahukan bahwa semakin besar
ketaatannya semakin besar pula pahalanya.
Apakah kita bisa melakukan ketaatan yang sedemikian
mulia? Apakah hanya Yesus yang dapat melakukan
ketaatan yang sempurna? Filipi 2:5 berkata :
hendaklah kamu menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus. Singkatnya, Paulus
berkata hendaklah kamu seperti Yesus. Berarti kita
sanggup untuk melakukan ketaatan yang sempurna
seperti yang telah Yesus lakukan. Dan ingat, ketaatan
adalah satu cara untuk membesarkan kemuliaan yang
akan kita terima.

Apa dan bagaimana kriteria dari ketaatan yang


sempurna? Ketaatan yang sempurna adalah :
1. Ketaatan karena Allah. Penerapan ketaatan dalam
hidup kita adalah karena Allah bukan karena diri
kita sendiri. Kalau ketaatan karena Allah maka
manusia sulit untuk menggoyahkannya. Apabila
segala sesuatu kita lakukan karena Allah, maka
itulah ketaatan yang sempurna.
2. Ketaatan karena kasih. Tidak ada yang lebih besar
dan lebih tinggi dari kasih. Baca I Korintus 13:13,
Kolose 3:14. Kidung Agung 8:6,7,8. Kasih adalah
unsur yang paling kuat dalam hidup manusia. Kita
melakukan Firman Tuhan karena kita mengasihi
Tuhan. 
3. Ketaatan karena kebenaran. Satu kali Yesus
berangkat dari Galilea pergi ke sungai Yordan untuk
dibaptis oleh Yohanes pembaptis, seorang manusia
biasa, sedangkan Yesus adalah Allah yang menjelma
menjadi manusia. Yohanes menolak, tetapi Yesus
berkata : “....demikianlah sepatutnya kita
menggenapkan seluruh kehendak Allah” Matius
3:13-17. Jadi bukan soal siapa membaptis siapa.
Atau siapa menumpangtangi siapa. Tetapi kuncinya
adalah melakukan seluruh kehendak Allah. Kalau itu
adalah kebenaran, maka kebenaran harus
dilakukan. Kebenaran adalah Firman Tuhan.
4. Ketaatan yang diprogramkan dengan benar. Empat
ribu tahun sebelumnya, di taman Eden, Allah sudah
menunjukkan bahwa hanya dengan penumpahan
darah manusia dibenarkan dan diselamatkan.
Kejadian 3:21. Dan Yesus mengetahui hal itu. Jadi
ribuan tahun sebelumnya Yesus sudah tahu bahwa
Ia dipersiapkan  untuk disembelih seperti domba,
darahnya tercurah supaya orang-orang berdosa
selamat. Sehingga Ia kemudian taat sampai mati di
salib, untuk keselamatan umat manusia. Inilah
ketaatan yang diprogramkan untuk tujuan
kemuliaan, tujuan pengampunan, pelepasan dan
keselamatan.
5. Ketaatan yang dipersiapkan. Mikha 5:1. Sekitar 500
tahun sebelum kelahiran Yesus, nabi Mikha sudah
menubuatkan kota Betlehem sebagai tempat
kelahiran Yesus Kristus. Artinya bahwa segala
sesuatu telah dipersiapkan jauh sebelumnya
barulah kemudian Yesus lahir. Orang yang sudah
mempersiapkan dan dipersiapkan akan bisa
memiliki ketaatan yang sempurna.
Orang yang melayani Tuhan adalah orang yang
dipersiapkan dan mempersiapkan diri untuk
melayani Tuhan dan mempersembahkan yang
terbaik untuk Tuhan.
6. Ketaatan yang membayar dan bukan dibayar.
Ketaatan Yesus adalah membayar harga.  Ketaatan
yang sempurna adalah ketaatan yang membayar.
Orang Yahudi terbiasa dengan hitung-hitungan
untung-rugi. Semua diukur dengan pendapatan.
Tetapi orang yang mentaati Tuhan dengan ketaatan
yang sempurna tidak pernah berpikir berapa
untungnya melainkan selalu memberi segala
sesuatu untuk kemuliaan nama Tuhan.
7. Ketaatan yang diakhiri dengan baik. Taat sampai
mati di kayu salib artinya taat sampai akhirnya.
Kadang-kadang orang Kristen di awalnya semangat
tetapi di tengah jalan berhenti. Tetapi ketaatan
yang sempurna adalah ketaatan yang dimulai dari
awal dan diakhiri sampai akhir walaupun proses
ketaatan itu berat.
8. Ketaatan yang dipahalai. Filipi 2:9-11. Yesus
ditinggikan dan dikaruniakan nama di atas segala
nama. Menurut hemat saya, pahala itu meliputi tiga
hal : nama tertinggi, kehormatan tertinggi dan
kemuliaan tertinggi. Jadi kita perlu mengetahui
bahwa adanya pahala yang sedemikian tinggi,
sehingga kita terdorong atau termotivasi untuk
hidup dalam ketaatan. Bukan ketaatan yang asal-
asalan tetapi ketaatan yang sempurna seperti
Tuhan Yesus Kristus.

Seorang pemimpin yang berambisi untuk menjadi yang


terkemuka akan memakai segala cara untuk kelihatan
lebih baik daripada orang lain, termasuk melakukan
konspirasi (persekongkolan) untuk menyingkirkan
rekan yang berprestasi, memanipulasi, serta
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Sebaliknya, seorang pemimpin yang memiliki motivasi
untuk melaksanakan kehendak Allah akan melakukan
yang terbaik untuk menyenangkan Allah, bukan untuk
memuaskan diri sendiri. Perhatikanlah bahwa untuk
melaksanakan kehendak Allah, Tuhan Yesus rela
merendahkan diri-Nya (tidak mempertahankan gengsi-
Nya sebagai Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal) dan
mengorbankan diri-Nya sampai mati di kayu salib
untuk menyelamatkan manusia (2:5-8). Motivasi
menaati kehendak Allah akan membebaskan seorang
pemimpin dari keinginan untuk berkompetisi, serta
akan membuat ia mengusahakan kesuksesan orang
lain karena yang terpenting bagi-Nya adalah
terlaksananya kehendak Allah, bukan kesuksesan diri
sendiri.
Bagaimana Anda bersikap dalam menjalankan peran
kepemimpinan? Apakah Anda merasa kesal dan iri hati
saat melihat orang lain lebih sukses daripada diri
Anda? Apakah yang membuat Anda bersukacita adalah
terlaksananya kehendak Allah atau terlaksananya
ambisi Anda? Bagaimana Anda bersikap terhadap
rekan kerja Anda? Apakah Anda rela membagi
pengalaman dan pengetahuan Anda secara cuma-
cuma dan tanpa pamrih untuk membuat orang lain
meraih kesuksesan?

Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Anda mungkin juga menyukai