Sist Pentanahan
Sist Pentanahan
Abstrak - Pentanahan pada sistem distribusi diperlukan untuk mengalirkan arus gangguan ke
tanah bila terjadi gangguan sehingga kerusakan dapat diminimalisir. Pentanahan yang baik harus
memiliki nilai resistansi pentanahan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan
perhitungan, sistem pentanahan eksisting gardu beton TB 54 dengan sistem grid dan 5 buah rod
diperoleh resistansi pentanahan sebesar 0.9159 Ohm yang dapat dikatakan masih memenuhi
standar yang berlaku yaitu 1 Ohm. Kemudian setelah dilakukan beberapa variasi terhadap disain
pentanahan yang ada, rekomendasi perbaikan disain pentanahan adalah dengan menggunakan
grid berukuran 4 x 4 dengan total panjang konduktor grid 55 m tanpa menambahkan rod yang
menghasilkan resistansi pentanahan sebesar 0.9876 Ohm. Nilai tersebut juga masih memenuhi
standar yang berlaku. Dengan menggunakan disain yang direkomendasikan, PT. PLN (Persero)
dapat menghemat biaya bahan pembuatan pentanahan gardu betonnya yang berupa konduktor BC
50 mm2 dan pipa galvanis yaitu sebesar Rp. 927.881,7.
Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod
Abstract - Grounding in distribution system is needed to drain the ground fault current in the
event of distruption so the damage can be minimized. Good grounding should have a grounding
resistance value in accordance with applicable regulations. Based on calculations,the grounding
resistance for the existing grounding system in TB 54 concrete substation with a grid system and
5 rods is 0.9159 Ohm that meets the applicable standard which is 1 Ohm .Then after a few
variations to the design of the existing grounding system, recommendation for its grounding
system design is a 4 x 4 grid with a 55 m for total length of conductor grid without adding rod
that produces 0.9876 Ohm of grounding resistance. This value is also still meets the applicable
standards. By using the recommended design, PT. PLN (Persero) is able to save Rp.927.881,7
from the cost of BC 50 mm2 and galvanized pipe for grounding construction in concrete
substation .
Sistem pentanahan pada sistem ditribusi diperlukan untuk mengalirkan arus gangguan ke
tanah bila suatu saat terjadi gangguan sehingga kerusakan dapat dikurangi dan kestabilan sistem
dapat terjaga. Arus gangguan dapat menimbulkan gradient antara peralatan dan peralatan,
[1] Setiabudy, Rudy. 2007. Pengukuran Besaran Listrik. Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI.
[2] http://electricdot.wordpress.com/2012/09/19/sistem-pentanahan/
PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan yang berkecimpung di bidang kelistrikan negara
mempunyai peranan penting dalam menyalurkan energi listrik kepada konsumen melalui jaringan
distribusinya. Pentanahan pada Gardu Distribusi PLN seharusnya memiliki nilai tahanan
pentanahan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga tujuan dan fungsi dari sistem
pentanahan gardu distribusi tersebut dapat terwujud.
Pada tanggal 9 Desember 2010 PT. PLN (Persero) telah membuat dan menerbitkan suatu
standar dalam bentuk buku yang berjudul “Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu
Hubung Jaringan Distribusi Tenaga Listrik”. Adanya standar mempunyai fungsi sebagai patokan
atau acuan dalam melaksanakan kegiatan di lapangan. Namun kenyataannya banyak terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh orang lapangan yang tidak sesuai dengan
standar yang berlaku. Dengan begitu perlu dilakukan suatu evaluasi apakah standar yang menjadi
acuan PT. PLN (Persero) dalam konstruksi gardu pada jaringan distribusi tenaga listrik tersebut
sudah diterapkan dengan baik atau justru pelaksanaannya dilapangan tidak mengikuti standar
tersebut. Evaluasi ini diharapkan menghasilkan suatu kesimpulan mengenai penerapan standar dari
PT. PLN (Persero) sehingga bisa memberikan kontribusi atau masukan bagi PT. PLN (Persero)
untuk penerapannya di masa yang akan datang.
II. TEORI
Pentanahan digambarkan sebagai suatu pelaksanaan koneksi atau hubungan listrik yang
sengaja dilakukan dari beberapa bagian instalasi listrik ke bumi [1]. Sistem pentanahan merupakan
rangkaian atau jaringan yang terdiri dari kutub pentanahan (elektroda), hantaran penghubung
(konduktor) sampai terminal pentanahan, yaitu terminal atau titik dimana perangkat dihubungkan.
Sistem pentanahan ada dua macam yaitu pentanahan sistem (netral) dan pentanahan peralatan.
Tujuan dari sistem pentanahan berdasarkan IEEE Std 142TM-2007 adalah [2] :
a) Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan yang
diperbolehkan.
b) Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan
yang tidak dikehendaki antara konduktor sistem dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan
beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor
tersebut.
Resistansi atau tahanan pentahanan merupakan seluruh nilai tahanan listrik dari sistem
pentanahan. Tahanan inilah yang harus diperhatikan dalam pemasangan instalasi listrik, yang
idealnya bernilai nol. Nilai tahanan pentanahan yang digunakan sebagai referensi dapat berbeda-
beda tergantung tempat dan kebutuhan. Semakin kecil nilai tahanannya maka semakin baik sistem
pentanahannya. Sebagai proteksi manusia dan peralatan diusahakan nilai tahanan pentanahan
kurang dari 1 Ohm. Namun hal ini dapat berbeda dengan sistem pentanahan pada sistem distribusi,
saluran transmisi, dan sistem tenaga yang lebih besar. Pada beberapa tempat nilai tahanan
pentanahan sebesar 5 Ohm sudah cukup baik.
III. METODE
Metode penelitian pada skripsi ini adalah dengan pengambilan data pentanahan secara
langsung ke gardu-gardu distribusi jenis beton pada PLN area Jatinegara. Gardu yang dijadikan
sebagai objek penelitian adalah gardu beton dengan kode TB 54 yang berlokasi di Jl. L Kebon
Baru dan mulai beroperasi pada tanggal 5 April 2013.
Pada gardu beton tersebut dilakukan pengecekan apakah instalasi pentanahan yang
terpasang sudah sesuai dengan standar yang berlaku dam dilakukan pula pengukuran resistansi
pentanahan.. Berikut hasil pengambilan data instalasi pentanahan pada gardu beton TB 54 :
1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk perhitungan. Data-data yang diperlukan untuk
perhitungan dapat dilihat pada tabel 2.
[3] IEEE Std 80-2000. IEEE Guide for Safety In AC Substation Grounding.
Pada gambar 9 dapat dilihat pemasangan konduktor grid yang melingkar di sekeliling
bangunan gardu yang ditambah dengan 5 konduktor rod. Konduktor yang dipakai adalah jenis
Bare Copper (BC) dengan luas penampang 50 mm2. Disain perencanaan pentanahan pada gardu
beton TB 54 telah mengikuti standar instalasi pentanahan berdasarkan “Buku 4 Standar
Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik” dimana disebutkan bahwa
elektroda pentanahan pada gardu beton memakai sistem mesh/grid dengan penghantar tembaga
(Cu) berpenampang 50 mm2 yang digelar sekeliling dibawah pondasi bangunan gardu.
Dari hasil perhitungan diatas, diketahui nilai resistivitas tanah yang memenuhi standar
PLN untuk memperoleh nilai resistansi pentanahan sebesar 1 Ohm adalah 20 Ohm-meter dengan
persentase kesalahan sebesar 8.41 % yang merupakan nilai kesalahan terkecil jika dibandingkan
dengan resistivitas tanah yang lain. Jadi nilai resistivitas tanah yang dipakai untuk evaluasi
selanjutnya adalah 20 Ohm-meter.
Oleh karena itu penulis melakukan evaluasi mengenai disain sistem pentanahan pada
gardu beton TB 54 untuk mengetahui apakah disain pentanahan yang digunakan adalah disain
yang paling efisien berdasarkan variasi total panjang konduktor grid dan jumlah rod yang
ditanam.
Variasi dan kombinasi dari panjang konduktor grid dan jumlah rod untuk memperoleh
resistansi pentanahan yang diinginkan dilakukan sebanyak tujuh skenario. nR adalah jumlah rod
yang ditanam, LR adalah total panjang konduktor BC 50 mm2 yang digunakan sebagai konduktor
rod, Lc adalah panjang konduktor BC 50 mm2 yang digunakan sebagai konduktor grid, total BC
adalah total panjang konduktor BC 50 mm2 yang digunakan yang merupakan penjumlahan dari
LR dan Lc, dan Rs adalah nilai resistansi pentanahan dengan masing-masing disain tersebut.
Untuk lebih mudahnya, tabel 4 akan memperlihatkan pencapaian resistansi pentanahan
yang sesuai dengan standar yang berlaku pada masing-masing skenario dengan kombinasi yang
digunakannya.
[4] Analisa Harga Jasa Perkerjaan Sipil Periode April 2010. PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya
dan Tangerang.
Dari tabel 4 dapat dilihat dengan beberapa kombinasi panjang konduktor grid dan jumlah
rod yang digunakan yang menghasilkan resistansi pentanahan yang mendekati namun tidak
melebihi 1 Ohm.
Dengan harga konduktor BC 50 mm2 adalah Rp.42.000 per meter, dan harga pipa
galvanis adalah Rp. 35.129,39 per meter [4], maka hasil perhitungan biaya bahan berupa
konduktor dan pipa galvanis untuk tiap skenario disain pentanahan yang telah dijelaskan
sebelumnya dapat dilihat pada tabel 5.
Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa pengeluaran biaya bahan yang paling rendah adalah pada
skenario 7. Jadi sistem pentanahan yang paling efisien adalah sistem pentanahan pada skenario
VII tanpa menggunakan rod.
Dengan,
A : luas penampang konduktor BC 50 mm2 yang telah
dikonversikan menjadi kilo circular mil. [kcmil]
kf : konstanta material copper, annealed soft-drawn.
t : waktu gangguan [detik].
I : arus gangguan [kA].
Gambar 4.4 memperlihatkan kemampuan hantar arus pada konduktor berbanding terbalik
dengan lama gangguan. Semakin lama waktu gangguan yang terjadi maka akan semakin kecil
kemampuan hantar arus pada konduktor tersebut.
Ringkasan dari perbandingan disain sistem pentanahan eksisting dengan disain pentanahan yang
direkomendasikan dapat dilihat pada tabel 7.
V. KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan, sistem
pentanahan eksisting gardu beton TB 54 dengan sistem grid dan 5 buah konduktor rod diperoleh
resistansi pentanahan sebesar 0.9159 Ohm dan masih memenuhi standar yang berlaku (1 Ohm).
Berdasarkan evaluasi dan perhitungan yang dilakukan, rekomendasi perbaikan disain pentanahan
adalah dengan menggunakan grid berukuran 4 x 4 dengan total panjang konduktor grid 55 m tanpa
menambahkan konduktor rod. Disain ini akan menghasilkan nilai resistansi pentanahan sebesar
0.9876 Ohm sehingga masih memenuhi standar yang berlaku. Dengan menggunakan disain sistem
pentanahan yang direkomendasikan, PLN dapat menghemat biaya bahan pembuatan pentanahan
gardu betonnya berupa konduktor BC 50 mm2 dan pipa galvanis sebesar 28,66%.