Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

METODE ELEMEN HINGGA

MARJAN RUMADAUL
F 331 16 132

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
Dalam konsep pemilihan bahan, dengan pertimbangan jumlah material alam
yang mulai berkurang, maka material komposit dapat dijadikan alternatif yang paling
baik untuk digunakan. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi
dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran yang tidak homogen, di mana
sifat mekanik dari masing-masing material pembentuknya berbeda. Dari campuran
tersebut akan dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan
karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya. Material komposit mempunyai
sifat dari material konvensional pada umumnya dari proses pembuatannya melalui
percampuran yang tidak homogen, sehingga kita bebas merencanakan kekuatan
material komposit yang kita inginkan dengan jalan mengatur komposisi dari material
pembentuknya.

Pada dasarnya serat dibagi menjadi dua yaitu serat alami (natural fibers) dan
serat buatan (synthetic fibers). Serat alam merupakan bahan penguat untuk
menghasilkan bahan komposit yang ringan, kuat, ramah lingkungan, serta ekonomis.
Komposit yang berpenguat serat alam telah berkembang dan mulai menggeser
penggunaan serat sintetik karena serat alam mempunyai kekuatandan modulus
spesifik yang tinggi, lebih rendah densitas, melimpah di banyak negara, emisi polusi
yang lebih rendah dan dapat didaur ulang jika dibanding dengan sifat serat sintetik.

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh serat cacah terhadap defleksi


pada komposit sabut kelapa/epoksi. Material komposit terbuat dari serat sabut kelapa
dengan cacah dan tanpa cacah yang menggunakan resin epoksi sebagai penguat.
Penentuan defleksi menggunakan tumpuan jepit-jepit dengan beban terpusat pada
jarak L/2 dari tumpuan. Beban terpusat bervariasi 1kg, 2 kg, dan 3 kg. Material
komposit berbentuk balok dengan ukuran panjang (L) 250 mm, lebar (b) 30 mm, dan
tebal (h)10 mm. Volume fraksi serat yang digunakan 17%. Defleksi secara teoritis
dibandingkan ekperimental dengan cara meletakkan Dial indicator pada jarak yang
sama sepanjang batang sebanyak 5 buah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan defleksi yang terjadi sebanding
dengan gaya yang diberikan padanya, dimana defleksi maksimum terjadi pada x = L/2
dengan menggunakan tumpuan engsel-roll. Besarnya defleksi maksimum pada balok
segiempat dengan variasi material cenderung terjadi pada pertengahan batang untuk
tumpuan jepit-jepit.
Pengujian defleksi menggunakan tumpuan jepit-jepit. Beban (P) bervariasi 1
kg, 2 kg, dan 3 kg yang diletakkan pada jarak L/2 dari tumpuan. Tahapan pengujian
sebagai berikut:
a. Memasang tumpuan jepit-jepit
b.Memasang benda uji di atas tumpuan
c. Mengkalibrasi dial indicator
d. Memasang dial indicator
e. Memberikan pembebanan
d. Mencatat hasil lendutan
Pengaruh Serat Cacah Terhadap Defleksi
pada Komposit Serat Sabut Kelapa/Epoksi
Naharuddin, Bakri, Muh. Arafat Nahrun
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Tadulako
Palu, Indonesia
naharuddin_untad@yahoo.co.id
Abstrak—Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya gaya atau beban yang bekerja pada batang
pengaruh serat cacah terhadap defleksi pada komposit tersebut.
sabut kelapa/epoksi. Material komposit terbuat dari Pada perencanaan konstruksi teknik, kemampuan
serat sabut kelapa dengan cacah dan tanpa cacah yang untuk menentukan beban maksimum yang dapat
menggunakan resin epoksi sebagai penguat. Penentuan
diterima oleh suatu konstruksi adalah penting. Dalam
defleksi menggunakan tumpuan jepit-jepit dengan
aplikasi keteknikan, kebutuhan tersebut haruslah
beban terpusat pada jarak L/2 dari tumpuan. Beban
terpusat bervariasi 1kg, 2 kg, dan 3 kg. Material disesuaikan dengan pertimbangan ekonomis dan
komposit berbentuk balok dengan ukuran panjang (L) pertimbangan teknis, seperti kekuatan (strength),
250 mm, lebar (b) 30 mm, dan tebal (h)10 mm. Volume kekakuan (stiffines), dan kestabilan (stability) [1].
fraksi serat yang digunakan 17%. Defleksi secara Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan
teoritis dibandingkan ekperimental dengan cara defleksi yang terjadi sebanding dengan gaya yang
meletakkan Dial indicator pada jarak yang sama diberikan padanya, dimana defleksi maksimum
sepanjang batang sebanyak 5 buah. terjadi pada x = L/2 dengan menggunakan tumpuan
Hasil pengujian tarik diperoleh nilai elastisitas engsel-roll [2]. Besarnya defleksi maksimum pada
komposit serat cacah 101,401 N/mm2 dan tanpa cacah balok segiempat dengan variasi material cenderung
102,038 N/mm2. Nilai defleksi teoritis komposit serat terjadi pada pertengahan batang untuk tumpuan jepit-
cacah dan tanpa cacah pembebanan 1 kg adalah 1,99 jepit [3].
mm dan 1,84 mm, pembebanan 2 kg adalah 3,99 mm Dalam konsep pemilihan bahan, dengan
dan 3,68 mm, dan pembebanan 3 kg adalah 5,98 mm pertimbangan jumlah material alam yang mulai
dan 5,52 mm. Nilai defleksi eksperimental komposit berkurang, maka material komposit dapat dijadikan
serat cacah dan tanpa cacah pembebanan 1 kg adalah alternatif yang paling baik untuk digunakan.
2,01 mm dan 1,84 mm, pembebanan 2 kg adalah 4,37
Komposit adalah gabungan dua atau lebih material
mm dan 4,04 mm, dan pembebanan 3 kg adalah 6,28
yang disatukan oleh suatu matriks. Salah satu jenis
mm dan 5,76 mm. Nilai defleksi, baik teoritis maupun
eksperimental, komposit serat cacah lebih besar dari komposit yang dapat digunakan adalah komposit
pada komposit serat tanpa cacah untuk ketiga dengan bahan penguat serat sabut kelapa.
pembebanan tersebut Serat sabut kelapa telah diteliti penggunaannya
sebagai penguat dengan berbagai variasi perlakuan
Kata Kunci— Serat Cacah, Defleksi, Jepit-Jepit, permukaan, variasi fraksi volume dan variasi ukuran,
Komposit namun masih memerlukan penelitian-penelitian
lanjutan untuk mendapatkan komposit serat sabut
kelapa yang dapat digunakan sesuai dengan
I. PENDAHULUAN aplikasinya [4].
Pemilihan bahan material yang tepat dalam Penentuan sifat mekanis serat sabut kelapa sudah
penerapannya pada konstruksi tidak lepas dari sifat banyak dipublikasikan. Sifat mekanis telah dievaluasi
mekanis dari material itu sendiri. Sifat mekanis yang sebagai fungsi dari perlakuan diameter serat, dimensi
diperhatikan dalam dunia konstruksi adalah panjang dan strain gate [5]. Serat sabut kelapa
kesesuaian kemampuan fisik material dengan sistem memiliki kekuatan dan modulus elastisitas yang lebih
rancang atau pengaplikasiannya. Salah satu rendah dibanding dengan serat alam lainnya, namun
fenomena yang sering dijumpai dalam sistem elongasinya yang paling tinggi [4].
konstruksi ialah terjadinya defleksi pada material Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian ini
batang atau yang sering diistilahkan sebagai proses bertujuan untuk melakukan pengujian defleksi pada
deflection beam. Fenomena ini merupakan proses material komposit serat sabut kelapa, guna
melendutnya suatu batang yang diakibatkan oleh mengetahui kemampuan mekanis material tersebut
dalam kaitannya menahan beban atau gaya yang
bekerja. Sehingga dapat diketahui besaran nilai
defleksi yang ditimbulkan.

II. METODE PENELITIAN


Bahan yang digunakan dalam pembuatan material
komposit adalah serat sabuk kelapa, matriks epoksi,
dan NaOH. Peralatan yang digunakan adalah cetakan
komposit, timbangan digital, gergaji listrik, oven
listrik, mesin uji tarik, jangka sorong, dan alat uji
defleksi.
Proses perlakuan serat dengan cara serat sabut
kelapa direndam dalam larutan NaOH 5% selama
±24 jam untuk menghilangkan kandungan kotoran
yang ada pada serat. Selanjutnya, serat kemudian
dijemur hingga kering untuk mengurangi kandungan Gambar 2. Pengujian Defleksi
air pada serat. Pengeringan serat selanjutnya
menggunakan oven. Setelah serat kering, sebagian Pengujian defleksi menggunakan tumpuan jepit-
serat dicacah hingga rata-rata panjang serat menjadi jepit. Beban (P) bervariasi 1 kg, 2 kg, dan 3 kg yang
±3 mm. diletakkan pada jarak L/2 dari tumpuan. Tahapan
Fraksi volume serat yang digunakan pada pengujian sebagai berikut:
pencetakan komposit adalah 17%. Setelah massa a. Memasang tumpuan jepit-jepit
serat dan matriks diperoleh, selajutnya serat sabut b. Memasang benda uji di atas tumpuan
kelapa dan matriks resin Epoksi ditimbang sesuai c. Mengkalibrasi dial indicator
perbandingan massanya masingmasing. Sedangkan d. Memasang dial indicator
pada proses pencetakan kedua variasi cacah dan e. Memberikan pembebanan
tanpa cacah dilakukan dengan metode penyusunan f. Mencatat hasil lendutan.
serat secara acak (random) atau tanpa pola penataan Penentuan defleksi secara eksperimental dapat
serat khusus. dibandingkan dengan defleksi secara teoritis. Faktor-
Pembentukan spesimen uji defleksi dibuat dengan faktor yang menentukan besarnya defleksi pada
profil balok. Dimensi spesimen disesuaikan dengan batang yang mengalami pembebanan lateral adalah
panjang maksimum cetakan komposit. Hal ini, jenis tumpuan yang digunakan. Penelitian ini
dengan ketebalan tertentu memungkinkan papan menggunakan tumpuan jepit-jepit dengan beban
komposit akan melendut jika telah diberikan terpusat (P) pada jarak (L/2) dari tumpuan.
pembebanan. Adapun dimensi spesimen uji defleksi
P
yakni 300 mm x 30 mm x 10 mm. Bentuk spesimen
akan menentukan nilai momen inersia (I) yang L/2 L/2
dibutuhkan pada penentuan defleksi secara teoritis.

A B

Gambar 3. Tumpuan jepit-jepit dengan beban P pada L/2


Gambar 1. Spesimen Uji Defleksi
Persamaan defleksi adalah:
Metode eksperimental pada penelitian ini Untuk : 0  x  L/2
dilakukan dengan pengujian tarik dan pengujian
defleksi. Pengujian tarik dilakukan untuk
memperoleh modulus elastisitas bahan (E)
sebagai salah satu variabel yang digunakan
Untuk : L/2  x  L
dalam perhitungan defleksi secara teoritis.
Sedangkan pada pengujian defleksi dilakukan
untuk memperoleh besarnya defleksi yang
terjadi sesuai dengan pembebanan yang
diberikan.
Metode penyelesaian secara teoritis dilakukan 3 1,43 4,09 5,52 4,09 1,43
dengan langkah-langkah sebagai berikut : Hasil pengukuran defleksi secara eksperimental
a. Menggambar sistematika tumpuan jepit-jepit tabel 2, diperoleh nilai defleksi di masing-masing
dengan pembebanan pada jarak L/2 titik pengamatan yaitu:
b. Menggunakanpersamaan defleksi tumpuan jepit-
Tabel 2. Rata-rata defleksi eksperimental P= L/2
jepit
Beban Defleksi (y) (mm)
dengan pembebanan pada jarak L/2
Spesimen (kg)
c. Menghitung momen inersia material komposit x1 x2 x3 x4 x5
d. Modulus elastisitas diperoleh dari hasil pengujian
1 0,53 1,44 2,01 1,52 0,56
tarik.
Cacah 2 1,07 3,23 4,37 3,27 1,07
e. Menghitung defleksi dengan memasukkan nilai
3 1,44 4,84 6,68 4,50 1,57
P, x, L, I,
1 0,51 1,37 1,84 1,44 0,51
E Tanpa
2 1,01 2,95 4,04 2,99 1,03
Cacah
Persentase kesalahan defleksi secara eksperimetal 3 1,39 4,48 5,76 4,53 1,40
dan teoritis dapat dihitung dengan menggunakan Pada tabel 3 dan tabel 4, terlihat persentase
persamaan : perbedaan defleksi teoritis dan eksperimental serat
cacah dan tanpa cacah.

Tabel 3. Persentase kesalahan teoritis Vs eksperimen


PK  Hasil Eksp HasilTeoritis) x100% serat cacah
(3) Hasil Eksp Persentase Kesalahan (%)
P(kg)
41,6 83,3 125 166,6 208,3
mm mm mm mm mm
III. HASIL DAN DISKUSI 1 3,33 2,75 0,84 2,83 8,44
2 3,53 9,24 9,67 10,76 3,60
Nilai defleksi secara teoritis dapat dihitung dengan 3 0,92 9,35 11,68 11,23 1,34
cara mengetahui nilai modulus elastitisitas material Tabel 4. Persentase kesalahan teoritis Vs eksperimen
yang diperoleh melalui pengujian tarik. Nilai serat tanpa cacah
Modulus elastisitas material komposit serat tanpa Persentase Kesalahan (%)
cacah 102,038 N/mm2 dan serat cacah 101.401 P(kg)
N/mm2. Pada tahapan teoritis maupun eksperimental, 41,6 83,3 125 166,6 208,3
nilai defleksi material komposit ditentukan pada titik mm mm mm mm mm

pengamatan berikut. 1 6,53 0,40 0,04 5,71 7,02


2 6,11 8,32 9,93 9,75 7,65
P
3 3,12 9,69 4,35 10,85 1,79
x Persentase kesalahan maksimum antara perhitungan
A B teoritis dengan pengujian eksperimental untuk serat
x2 x3 x4 x5 cacah 11,68 % dan tanpa cacah 10,85%.
x1
Grafik hubungan variasi pembebanan Vs
defleksi material komposit serat cacah
Gambar 4. Titik pengamatan pada beban L/2

x1, x2, x3, x4, dan x5, adalah titik pengamatan yang
dipasangkan dial indicator untuk menentukan
defleksi secara eksperimental.
Hasil perhitungan tabel 1, diperoleh nilai defleksi
di masing-masing titik pengamatan yaitu :

Tabel 1. Rata-rata defleksi teoritis P=L/2


Defleksi (y) (mm)
Beban
Spesimen
(kg)
x1 x2 x3 x4 x
1 0,52 1,48 1,99 1,48 0,52
Cacah 2 1,03 2,95 3,99 2,95 1,03
3 1,55 4,43 5,98 4,43 1,55
Tanpa 1 0,48 1,36 1,84 1,36 0,48
Cacah 2 0,95 2,73 3,68 2,72 0,95
Gambar 5. Defleksi serat cacah (teoritis dan saat penambahan beban dilakukan. Disamping itu,
eksperimental) alat pembaca dial indicator yang masih
Grafik hubungan variasi pembebanan Vs defleksi menggunakan sistem analog yang dianggap masih
material komposit serat tanpa cacah lebih memungkinkan terjadinya kesalahan
pembacaan jika dibandingkan dengan sistem digital
yang lebih akurat. Tingkat ketelitian 0,01 mm
sangatlah kecil jika pembacaan nilainya dilakukan
dengan pengamatan jarum analog, ditambah lagi alat
ini sangat sensitif terhadap gerakan atau getaran yang
terjadi, utamanya saat pengkalibrasian jarum pada
posisi nol.

III. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Variasi beban 1 kg, 2 kg, dan 3 kg pada jarak L/2
dari tumpuan, defleksi material komposit serat
cacah lebih besar dibanding serat tanpa cacah.
2. Nilai defleksi secara eksperimental lebih besar
Gambar 6. Defleksi serat tanpa cacah (teoritis dan daripada defleksi secara teoritis, baik pada
eksperimental) material komposit serat cacah maupun tanpa
cacah.
Perbandingan nilai teoritis dan eksperimental 3. Persentase kesalahan nilai defleksi pada
pada pembebanan di L/2, nampak perbedaan nilai pembebanan L/2 antara perhitungan teoritis dan
defleksi. Defleksi antara komposit serat sabut kelapa pegujian eksperimental untuk serat tanpa cacah
dengan perlakuan serat cacah (chopped) lebih tinggi adalah 0,04 % sampai 10,85%.
dibandingkan dengan serat tanpa cacah. Hal ini 4. Persentase kesalahan nilai defleksi pada
dikarenakan nilai modulus elastisitas dari kedua pembebanan L/2 antara perhitungan teoritis dan
perlakuan serat adalah berbeda. Nilai modulus pegujian eksperimental untuk serat cacah adalah
elastisitas perlakuan serat cacah lebih kecil 101,401 0,84 % sampai 11,68%.
N/mm2, sedangkan serat tanpa cacah dengan nilai
modulus elastisitas 102,038 N/mm2. Dengan kata UCAPAN TERIMA KASIH
lain, nilai modulus elastisitas suatu bahan berbanding
terbalik dengan besaran nilai defleksi yang Pada kesempatan ini kami menyampaikan
dihasilkan. Hasil kali momen inersia dengan terima kasih kepada semua pihak yang telah
modulus elastisitas akan menentukan nilai kekakuan memberikan motivasi untuk selalu melakukan
bahan, yang mana semakin tinggi kekakuan bahan, penelitian, terutama kepada Sri Chandrabakty, ST.,
semakit rendah defleksi yang dapat terjadi pada M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
bahan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah Universitas Tadulako.
kekakuan suatu bahan atau material, maka semakin
tinggi nilai defleksi yang dapat terjadi. REFERENSI
Menyangkut ikatan serat yang terjadi pada kedua
variasi perlakuan serat. Serat dengan perlakuan cacah [1] Popov, E.P, “Mechanics of Materials”. Erlangga,
memiliki ikatan antar serat (interfaces) yang lebih Jakarta, 1993.
rendah dibandingkan dengan serat tanpa cacah, hal [2] Koten, Victus K, “Analisis Eksperimental dan Teoritis
inilah yang memungkinkan terjadinya lendutan yang Terhadap Defleksi Lateral Balok dengan Tumpuan
lebih besar pada serat dengan perlakuan serat cacah Engsel-Rol”, Jurnal Pembangunan Wilayah
tersebut. Masyarakat, Volume 4 No 2. 2005
Pada hasil perhitungan teoritis dan pengujian [3] Mustafa, “Perbandingan Analisa Teoritis dan
eksperimental, nampak terjadi perbedaan nilai yang
Eksperimental Defleksi pada Balok Segiempat dengan
berlaku baik pada serat tanpa cacah maupun serat
Variasi Material”. Jurnal
cacah. Pada kasus ini, tidak secara keseluruhan
persentase kesalahan yang dihasilkan adalah tinggi, Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN 1829-8133
dimana sebagian perbandingan data juga menunjukan Vol. 4 No. 2. 2007
perbedaan yang tidak begitu signifikan. Hal ini [4] Bakri, “Tinjauan Aplikasi Serat Sabut Kelapa Sebagai
diasumsikan sebagai dampak kemungkinan Penguat Material Komposit”, Jurnal Mekanikal,
terjadinya pergeseran alat pembaca dial indicator Vol.2, pp.10-15, 2011
[5] Kulkarni A.G, Satyanarayam K.G, and Sukumaran K,
“Mechanical behavior of coir under tensile load”,
Journal of Materials Science”, Vol.16, pp.905-914
.

Anda mungkin juga menyukai