PENDAHULUAN
1
BAB II
METODE PRAKTIK
2
BAB III
PEMBAHASAN
3
Menurut Ira Prayuni R.A (2013) dalam jurnal yang
berjudul“Perancangan lanskap koridor sungai pute di kawasan karst Rammang
Rammang sebagai kawasan geowisata” mengatakan kawasan perbukitan karst
Rammang-Rammang merupakan salah satu dari tiga kawasan karst di dunia
dengan potensi geodiversity, biodiversity dan cultural diversity sebagai karst
tower World Heritage. Pada umumnya kawasan karst identik dengan bentang
alam yang kering dan gersang. Namun, keunikan kondisi bentang alam di
kawasan karst Rammang–Rammang cukup subur dan terdapat aliran Sungai Pute
yang memiliki lebar 2 meter sampai 40 meter. Kawasan karst yang dialiri sungai
hanya ada dua di dunia, yaitu kawasan karst Guilin dan kawasan karst Rammang–
Rammang Indonesia.
4
sadarwisata tahun 2016 mengatakan untuk saat ini Rammang-rammang menjadi
focus utama pengembangan potensiwisata di Maros dan harus dipertahankan
karena wisata seperti ini tidak ada di tempat lain. Keistimewaan kawasan karst
Rammang-rammang semakin lengkap dengan adanya aliran Sungai Pu’te yang
diapit oleh hamparan sawah, rumpun nipah, 17 rumah-rumah panggung milik
penduduk kampung berua, menara karst, taman batu, gua karst, jembatan karst
semuanya merupakan perpaduan alam yang begitu indah..
% Terhadap Luas
Kecama Desa/ Luas
Kecama Kabupa
tan Kelurahan (km2)
tan ten
BONTO
A 93.52 5.78
5
Pajukukang 15.11 16.16 0.93
Tunikamasea
ng 6.24 6.67 0.39
Bonto
Lempangan 12.59 13.46 0.78
1619.
Total Luas Kabupaten 100.00
12
6
3.1.3 Topografi
Kondisi topografi kabupaten Maros sangat bervariasi mulai dari wilayah
datar sampai bergunung-gunung. Hampir semua diwilayah Kabupaten Maros
terdapat daerah daratan dengan luas keseluruhan sekitar 70.882 Ha atau sebesar
43.8 persen dari total wilayah Kabupaten Maros, sedangkan daerah yang
mempunyai kemiringan lereng di atas 40 persen atau wilayah yang bergunung-
gunung mempunyai luas 49.869 Ha atau sebesar 30,8 persen dari luas wilayah
Kabupaten Maros.
7
3.1.5 Jumlah Penduduk Kabupaten Maros menurut Desa / Kelurahan dan
Jumlah Penduduk
8
Usaha perikanan Kabupaten Maros terdiri atas perikanan laut dan
perikanan darat. Produksi perikanan laut pada tahun 2009 adalah 13.534 Ton,
sedangkan produksi perikanan darat sebesar 506,6 Ton.
9
Gambar 2. waring
4. Tali Ris (Nilon) 4 roll dan tali rapiah 1 roll sebagai media tanam rumput laut
10
gamb
ar jaring dan seser
3.3 Kegiatan Lapangan
3.3.2 Pemupukan
Penebaran rumput laut Gracillaria sp. dilakukan dengan 2 cara. Pada cara
pertama menggunakan dasar tambak yang bersentuhan langsung dengan tanah.
Sedangkan cara kedua adalah dengan menggunakan media tali Panjang atau
disebut long line. Tali yang dipakai sebanyak 4 roll. Pada metode lepas dasar
ditebar sebanyak 23 karung atau 400 kg dan untuk longline 3 karung atau 60 kg.
11
Jumlah bentangan di sesuaikan,jarak bentangan satu dan yang lain 2 meter. Untuk
metode lepas dasar rumput laut di tebar dengan cara di genggam di tangan setelah
itu di lepas agar rumput laut tidak mengumpul.
Ga
mbar 5 pengikatan rumput laut pada tali
3.3.4 Pemeliharaan
12
Gambar 6. Tempat resirkulasi air
13
Gambar. 7 proses panen
14
Gambar.8 proses pengeringan rumput laut
15
Tabel 1. Investasi
Usia Nilai
Harga Jumlah
No. Sarpras Jumlah Ekono Penyusu
Satuan (Rp) Harga (Rp)
mis tan (Rp)
16
(Rp)
1 PupukZa Rp.100.000 Rp.100.000
2 Karung Rp.69.000 Rp.69.000
3 Upahtenagakerja Rp.150.000 Rp.900.000
Total Rp.1.069.000
17
a. Aliran Kas (Cash Flow)
= pendapatan – total biaya
= Rp 1.631.000 – Rp 1.369.000
= Rp 262.000
b. Titik Impas (BEP)/Rp
= FC
1- VC
S
Ket.
BEP = Break Event Point (Titik Impas)
FC = Fixed Cost
VC = Variable Cost
S = Volume Pendapatan
= Rp 300.000
1- Rp 1.069.000
Rp 3.000.000
=Rp 300.000
1-0.64
= Rp 468.750
BEP penjualan rumput laut, per tahun dengan harga penjualan Rp. 468.750 maka
pada volume produksi dan nilai harga penjualan tersebut usaha dikatakan
mengalami titik impas atau bisa dikatakan tidak untung dan tidak rugi.
3.4.1.7 Benefit Cost Of Ratio (B/C Ratio)
pendapatan (Output)
= FC + VC
Rp 3.000.000
=
Rp 300.000+Rp 1.069.000
= 2,2
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai B/C Ratio pada usaha
budidaya runput laut sebesar 2,2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budidaya
18
rumput laut, di Desa Salenrang layak untuk dilanjutkan. B/C > 1, maka usaha
layak untuk dilanjutkan ; B/C < 1, maka usaha tidak layak digunakan, dan B/C =
1, maka usaha dalam keadaan impas.
BAB IV
19
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Tambak yang digunakan di desa Salenrang pada umumnya menggunakan
system traditional dan menggunakan menggunakan matode longline dan lepas
dasar. Penebaran bibit pada metode lepas dasar sebanyak 400 kg/ 23 karung
Dalam satu karungnya berisi 20 kg. dan untuk metode longline 60 kg/3 karung
pada lahan 50 are.
Pada kegiatan pemeliharaan rumput laut, hasil perhitungan Analisa
usahanya tidak mengalami kerugian tidak pula mengalami keuntungan.
4.2 Saran
Untuk mengalami keuntungan yang maksimal sebaiknya padat tebar
rumput laut ditambah dan menggunakan teknologi canggih.
20