BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
antara pengirim dan penerima tidak hanya dilakukan dalam bentuk lisan
maupun tertulis, tetapi juga yang menggunakan alat komunikasi canggih.
Sedangkan menurut Robbins (2009) mejelaskan komunikasi antar
pribadi sangat penting dilakukan untuk mendukung kelancaran komunikasi
dalam organisasi. Sistem komunikasi serta hubungan antar pribadi yang
baik akan meminimalisir kesenjangan antara berbagai pihak dalam
organisasi dan meminimalisir rasa saling tidak percaya, kecurigaan di
lingkungan kerja. Komunikasi yang baik merupakan mediator dalam proses
kerjasama dan transformasi informasi dalam mendukung kemajuan
organisasi. Komunikasi yang baik senantiasa menimbulkan iklim
keterbukaan, demokratis, rasa tanggung jawab, kebersamaan dan rasa
memiliki organisasi.
Adapun menurut Muhammad, (2009) Komunikasi atasan-bawah
adalah arus pesan yang mengalir dari para atasan atau pimpinan kepada
bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawahan digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan
pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan,
tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijakan umum.
Rasa percaya, keyakinan, keterbukaan, kejujuran, dukungan
keamanan, kepuasan, keterlibatan, tingginya harapan merupakan gambaran
iklim perusahaan yang ideal. Tujuan utama dari komunikasi atasan-bawahan
adalah mengidentifikasi, menciptakan dan menjalin hubungan timbal balik
yang menguntungkan antara atasan dengan bawahan.
2.1.4. Pelatihan
Menururt Sikula yang dalam Mangkunegara (2012:50) mengatakan,
bahwa Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang
mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai non
managerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan
17
1. Tujuan pelatihan
Menurut Mangkunegara, (2011:52), adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology
b. Meningkatkan produktivitas kerja
c. Meningkatkan kualitas kerja
d. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
e. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara
maksimal.
2. Metode Pelatihan Menurut Swasto (2011:67-69) program pelatihan
dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Metode pelatihan di tempat kerja (on the job training) adalah jenis
pelatihan, dimana seseorang mempelajari pekerjaan dengan
melaksanakannya secara aktual dalam pekerjaan. Jenis-jenis
pelatihan di tempat kerja diantaranya adalah :
1. Coaching (bimbingan/pelatihan)
Dimana petatar dilatih dalam pelaksanaan pekerjaan oleh
karyawan yang berpengalaman atau supervisor petatar.
2. Rotasis jabatan
Dimana karyawan dari satu pekerjaan pindah ke pekerjaan lain
dalam jangka waktu yang telah direncanakan. Dengan demikian
keterampilan karyawan akan bertambah pada pekerjaan baru
tersebut.
3. Penugasan sementara
Memberikan pengalaman kepada karyawan yang dapat tugas
sementara untuk menangani masalah-masalah khusus secara
aktual.
19
4. Instruksi pekerjaan
Merupakan proses belajar langkah demi langkah sesuai dengan
urutan langkah-langkah logis, dimana tiap langkah dicantumkan
petunjuk pokok cara pelaksanaanya.
5. Apprenticeship (program magang)
Melibatkan pengetahuan dalam melakukan suatu keterampilan
atau serangkaian pekerjaan yang berhubungan. Program
magang ini biasanya menggabungkan pelatihan di tempat kerja
dengan pengalaman dari sekolah untuk mata pelajaran tertentu.
b. Motede pelatihan diluar tempat kerja (off the job training)
Pelatihan diluar tempat kerja diluar tempat kerja dapat dilakukan
dengan teknik-teknik simulasi dan teknik presentasi informasi.
Pelatihan di luar tempat kerja diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Studi Kasus
Kasus ini mempergunakan contoh-contoh nyata, yang
dikumpulkan dari berbagai organisasi untuk melakukan suatu
diagnosis. Karyawan-karyawan yang terlibat diminta untuk
dapat mengidentifikasi masalah-masalah, menganalisis dan
membuat akternatif-alternatif pemecahan.
2. Busiess games
Business games disusun dengan aturan-aturan tertentu yang
diperoleh dari teori ekonomi dan atau pelaksanaan bisnis secara
rinci.
3. Role playing
Teknik ini merupakan suatu cara yang memungkinkan para
petatar untuk memainkan berbagai peran yang berbeda. Petatar
ditugaskan untuk memerankan individu tertentu yang
digambarakan dalam suatu ceritera dan diminta untuk
menanggapi para petatar lain yang berbeda perananya.
20
4. Vestibule Training
Bentuk latihan ini dilaksanakan oleh pelatih-pelatih khusus.
Perlengkapan yang akan digunakan karyawan dalam
pelaksanaan kerja atau perlengkapan pengganti ditempatkan
pada ruang terpisah agar tidak mengganggu kegiatan operasi
perusahaan.
5. Latihan Laboratorium (Laboratory Training)
Teknik ini merupaka bentuk pelatihan kelompok, terutama
digunakan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
antar pribadi. Salah satu bentuk latihan laboratorium yang
paling terkenal adalah latian kepekaan.
6. Program-program Pengembangan Eksekutif
Biasanya diselenggarakan dilembaga-lembaga pendidikan.
Karyawa bisa dikirim untuk mengikuti paket-paket lembaga
pendidikan.
7. Teknik presentasi informal
Teknik ini bertujuan untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep
atau keterampilan kepada para petatar. Teknik-teknik yang
presentasi informasi yang sering digunakan adalah :
a. Kuliah
Teknik ini paling banyak digunakan, karena disamping
biayanya relatif murah dapat menyampaikan informasi
kepada banyak partner.
b. Programmed instruction
Sebelum pelajaran dimulai, dilakukan tes penempatan untuk
menentukan tingkat awal setiap petatar. Instruksi-instruksi
dipersiapkan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu, dan
kedalam bahasa komputer dan seterusnya.
21
c. Self study
Teknik ini biasanya menggunakan modulmodul atau manual-
manual tertulis dan kaset-kaset. Teknik ini berguna bila para
karyawan terbesar secara geografis atau bila proses-proses
belajar hanya memerlukan sedikit interaksi.
d. Analisis transaksional
Teknik ini digolongkan psikologi kilat yang dapat dilakukan
sendiri. Berbagai organisasi memanfaatkan hubungan antar
pribadi. Para petatar diajar untuk menganalisis interaksi-
interaksi mereka dengan orang-orang lain dalam hubungan
dengan keadaan ego yang sedang dinyatakan.
e. Presentasi video
Teknik ini semacam bentuk kuliah dan biasanya digunakan
sebagai bahan atau alat pelengkap bentuk-bentuk pelatihan.
f. Konfrensi
Teknik ini sering berfungsi bagi pengganti teknik kuliah.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan kecakapan dalam
pemecahan masalah dan untuk mengubah sikap karyawan.
22
Teknis Analisis Analisis data Deskriptif Data, Uji Validitas, dan Uji
Reliabilitas.
Hasil Penelitian Kemampuan kerja mempunyai pengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja karyawan pada kantor Perhutani KPH
Mantingan HasilKemampuan kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja dengan perolehan nilai thitung sebesar 5,329,
nilai beta sebesar 0,386, dan nilai probabilitas sebesar 0,000 <
0,05 (pada level signifikansi 0,001). dalam hal ini kemampuan
merupakan salah satu faktor utama di antara tiga faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan.
Hubungan Peneliti Dari hasil peneliti terdahulu Mochamad Risqon, Didik Purwadi
Terdahulu dengan (2015) menyakan bahwa variabel independen kemampuan
berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja karyawan.
Peneliti Sekarang selain itu hal ini juga bertujuan untuk membandingkan dengan
peneliti sebelumnya dengan yang akan penyusun jalani bahwa
terdapat pengaruh kemampuan terhadap kinerja karyawan pada
PT. Kinarya Mandiri Trans di Semarang
Sumber : jurnal Program Pascasarjana Magister Manajemen 2009
23
1.3. Hipotesis
Menurut Tri Pariyatum 12 April 2015 Hipotesis adalah kesimpulan
semetara atas masalah penelitian. Kita mengemukakan sebelumnya bahwa
untuk sampaikan pada kesimpulan tersebut. Harus dijalani pola pemikiran
sehingga kesempulan tersebut benar-benar logis. Dengan kata lain
hipotesis tersebut merupakan prekdiksi hasil penelitian yang akan
dilakukan. Ia dirumuskan dalam bentuk penyataan yang pasif semetara,
karena masih perlu di uji dengan penelitian yang akan ditemukan
nantinya.
H 1. Diduga variabel Kemampuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan pada PT. Kinarya Mandiri Trans di Semarang.
H 2. Diduga variabel Hubungan Atasan dan Bawahan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Kinarya Mandiri Trans di
Semarang.
H 3. Diduga variabel Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan pada PT. Kinarya Mandiri Trans di Semarang.
27
Landasan Teori
Metodologi Penelitian
Pengumpulan Data
Analisa Data
Implikasi manajerial
X1. 1
X1. 2 Kemampuan
(X)1
X1. 3 H1
X2.1 (Y) 1
Hubungan Kinerja
Atasan dan Karyawan
X2. 2 (Y) 2
Bawahan H2 (Y)
(X)2 (Y) 3
X2. 3
X3. 1 H3
Pelatihan
(X)3
X3. 2
X3. 3
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Teoritis
Keterangan Gambar :
: Variabel
: Indikator
X.3 pelatihan
X3. 1: Maksud dan tujuan pelatihan
X3. 2: Fasilitas dan sarana pelatihan
X3. 3: Materi pelatihan
Y. Kinerja Karyawan
Y.1 Kesetian
Y.2 Prestasi Kerja
Y.3 Kejujuran