Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KESEHATAN AIR

PENENTUAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN

TOTAL DISSOLVE SOLID (TDS) PADA AIR

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
TINGKAT II KELAS D

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES MEDAN

2022-2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kimia Kesehatan Air dengan judul “TSS (Total suspended Solid) Dan TDS
Total Dissolve Solid (TDS ) Pada Air“ yang disusun oleh:
Nama :
P07534021180 NABILAH PUTRI RINJANI SIREGAR
P07534021181 NADIYA NURSABILLAH
P07534021182 NIRKA ARTAMEVIA
P07534021183 NOVIYANTI PANGGABEAN
P07534021184 NURFALIA RAMBE
P07534021185 NURHALIMAH
P07534021186 OKTALIN EKA MUNDY
P07534021187 PUTRI RAMADHANI
P07534021188 RANGGY SARTIKA ANGKAT
P07534021189 REFI WULANDARI
P07534021190 RIAUNIA PUTRI ANANTA
P07534021191 RISJELITA SIHALOHO
P07534021192 SAHLAN HANAF
P07534021193 SALSABILA AMANDA LUBIS
P07534021195 SINTYA RAHMADHANI SIREGAR
P07534021196 SONDANG RANI ASLINA SIMANJUNTAK
P07534021197 SRIPANI BR SEMBIRING
P07534021198 TIARA DIANTI
P07534021199 TYESA YONIKA BR GINTING
P07534021200 VALENTINA YOSEFINE LUMBANTOBING
P07534021201 WINDY WIJAYANTI
P07534021202 YENI MEILIASUSANTI BATUBARA
P07534021203 YULI AGUSTIN
P07534021204 ZIKRA AR-RAHMA ASWIN

Medan, 4 November 2022

Dosen Pembimbing Praktikum:


1. Sri Widia Ningsih, M. Si (198109172012122001)
2. Sri Bulan Nasution, ST, M.Kes (197104061994032002)
3. Dian Pratiwi, M. Si (199306152020122006)
4. Digna Renny Panduwati, S. Si, M. Sc (199406092020122008)

2
PRAKTIKUM-V
PENENTUAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS)
DAN
TOTAL DISSOLVE SOLID (TDS) PADA AIR

I. Landasan Teori

1.1 Uji TSS (Total suspended Solid)

Uji TSS (Total suspended Solid) merupakan suatu cara untuk menguji kadar total padatan
terlarut dalam suatu bahan makanan. Bahan makanan yang dicuci terlalu lama akan
menyebabkan gizi dalam jumlah banyak, selain itu pemanasan yang terlalu lama juga
dapatmenyebabkan hilangnya kandungan gizidalam bahan makanan tersebut.Larutan adalah
campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di
dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak
dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.

Zat Padat Tersuspensi dapat bersifat organis dan inorganis. Zat Padat Tersuspensi dapat
diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat terapung yang selalu bersifat
organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan inorganis. Jumlah padatan
tersuspensi dapat dihitung menggunakan Gravimetri, padatan tersuspensi akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga akan mempengaruhi regenerasi oksigen serta
fotosintesis.

Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik terhadap kualitas badan air karena
dapat menyebabkan menurunkan kejernihan air dan dapat mempengaruhi kemampuan ikan
untuk melihat dan menangkap makanan serta menghalangi sinar matahari masuk ke dalam
air. Endapan tersuspensi dapat juga menyumbat insang ikan, mencegah telur berkembang.
Ketika suspended solid tenang di dasar badan air, dapat menyembunyikan telur dan terjadi
pendangkalan pada badan air sehingga memerlukan pengerukan yang memerlukan biaya
operasional tinggi. Kandungan TSS dalam badan air sering menunjukan konsentrasi yang
lebih tinggi pada bakteri, nutrien, pestisida, logam didalam air.

3
1.2 Uji TDS (Total Dissolve Solid)

Uji TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic maupun
anorganic) yang terdapat pada sebuah larutan. Umumnya berdasarkan definisi di atas
seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang
berdiameter 2 mikrometer (2×10-6 meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk
mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang,
proses kimia, dan pembuatan air mineral. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum
mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia misalnya
pembuatan kosmetika, obat-obatan, dan makanan.

Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak tersaring dengan
kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 μm. Padatan ini terdiri dari senyawa-
senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam-garamnya.
Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum
dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul sabun,
deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga dan industri
pencucian.

Banyak zat terlarut yang tidak diinginkan dalam air. Mineral, gas, zat organik yang terlarut
mungkin menghasilkan warna, rasa dan bau yang secara estetis tidak menyenangkan.
Beberapa zat kimia mungkin bersifat racun, dan beberapa zat organik terlarut bersifat
karsinogen. Cukup sering, dua atau lebih zat terlarut khususnya zat terlarut dan anggota
golongan halogen akan bergabung membentuk senyawa yang bersifat lebih dapat diterima
daripada bentuk tunggalnya.

1.3 Pengukuran TSS dan TDS

A. Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi
pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling
sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhanaan itu
kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan cara menimbang langsung
massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain.

4
Analisis gravimetri sangat penting dalam bidang kimia analisis, meskipun telah didengar
bahwa teknik gravimetrik telah digantikan oleh metode instrumen. Masih banyak kasus
dimana teknik gravimetrik merupakan pilihan terbaik untuk memecahkan suatu problem
analisis yang khusus.

Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau
radikal kesenyawaan murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya
pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Langkah pengukuran pada gravimetri adalah pengukuran berat. Analit secara fisik
dipisahkan dari semua komponen lainnya maupun dengan solvennya. Persyaratan yang
harus dipenuhi agar garvimetri dapat berhasil ialah terdiri dari proses pemisahan yang harus
cukup sempurna sehingga kualitas analit yang tidak mengendap secara analit tidak
ditentukan dan zat yang ditimbang harus mempunyai susunan tertentu dan harus murni atau
mendekati murni.

B. Elektrikal Konduktiviti
Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan konsentrasi padatan terlarut
yang terionisasi dalam air. Ion dari konsentrasi padatan terlarut dalam air menciptakan
kemampuan pada air untuk menghasilkan arus listrik yang dapat diukur menggunakan
konduktivity meter. Elektrikal konduktiviti ini adalah mengukur konduktivitas listrik bahan-
bahan yang terkandung dalam air. Semakin banyak bahan (mineral logam maupun
nonlogam) dalam air, maka hasil pengukuran akan semakin besar pula. Sebaliknya, bila
sangat sedikit bahan yang terkandung dalam air maka hasilnya mendekati nol, atau yang kita
sebut dengan air murni (pure water).

Konduktiviti meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar suatu larutan
dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan cara menetapkan
hambatan suatu kolom cairan selain itu konduktivity meter memiliki kegunaan yang lain
yaitu mengukur daya hantar listrik yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah
larutan. Menurut literatur faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar adalah perubahan
suhu dan konsentrasi. Dimana jika semakin besar suhunya maka daya hantar pun juga akan
semakin besar dan apabila semakin kecil suhu yang digunakan maka sangat kecil pula daya
hantar yang dihasilkan dan begitu dengan sebaliknya antara konsentrasi dan daya hantar.

5
Oleh sebab itu pengaruh suhu dan konsentrasi dapat mempengaruhi daya hantar.

6
Prinsip kerja elektrikal konduktiviti adalah dua buah probe dihubungkan ke larutan yang
akan diukur, kemudian dengan rangkaian pemprosesan sinyal akan mengeluarkan output
yang menunjukkan besar konduktifitas/daya hantar listrik sampel air tersebut.

II. Tujuan Praktikum


1) Untuk mengetahui teori TSS (Total suspended Solid) Dan TDS Total Dissolve Solid
(TDS ) Pada Air
2) Untuk mengetahui cara menentukan kadar TSS (Total suspended Solid) Dan TDS
Total Dissolve Solid (TDS ) Pada Air

III. Manfaat Praktikum


Mahasiswa memahami dan mampu melakukan praktikum dalam Menentukan kadar TSS
(Total suspended Solid) Dan TDS Total Dissolve Solid (TDS ) Pada Air.

IV. Metode Percobaan


4.1 Alat
1) Botol semprot
2) Cawan petri
3) Corong
4) Desikator
5) Gelas kimia 400 Ml
6) Gelas ukur 50 mL
7) Konduktiviti meter
8) Kertas saring
9) Labu Erlenmeyer
10) Oven
11) Pinset
12) Timbangan Analitik

4.2 Bahan
1) Air sampel
2) Aquades

7
4.3 Prosedur Kerja Total Dissolved Solid (TDS)

Total Dissolved Solid Pada praktikum pengukuran TDS digunakan metode Electrikal
Konduktivity. Adapun langkah-langkah pengerjaannya, yaitu :
1) Siapkan gelas kimia 2 buah kemudian masing-masing masukkan sampel 100 mL
kedalam gelas kimia.
2) Siapkan alat Konduktiviti meter
3) Aduk larutan sampel menggunakan Probe konduktiviti selama 5 detik.Kemudian
diamkan.
4) Baca nilai yang tertera pada display konduktiviti meter
5) Pengujian TDS dapat dilakukan dengan menggunakan TDS meter atau nilai TDS
dapat diperoleh dari hasil TS dikurang hasil TSS.

4.4 Prosedur Kerja Total Suspended Solid (TSS)

4.4.1 Metode Gravimetri


Total Suspended Solid Pada praktikum Pengukuran Total Suspended Solid (TSS)
digunakan metode gravimetri. Menurut Standar Nasional Indonesia, dalam
gravimetri terdapat 3 tahap pengerjaan, yaitu :
A. Preparasi Sampel
1) Pisahkan partikel besar yang mengapung.
2) Residu yang berlebihan dalam saringan dapat mengering membentuk kerak dan
menjebak air, untuk itu batasi contoh uji agar tidak menghasilkan residu lebih
dari 200 mg.
3) Untuk contoh uji yang mengandung padatan terlarut tinggi, bilas residu yang
menempel dalam kertas saring untuk memastikan zat yang terlarut telah benar-
benar dihilangkan.
4) Hindari melakukan penyaringan yang lebih lama, sebab untuk mencegah
penyumbatan oleh zat koloidal yang terperangkap pada saringan.

B. Preparasi Kertas Saring


1) Pasang kertas saring pada corong dan letakkan corong pada labu Erlenmeyer,
siram kertas saring dengan aquades berlebih 20 mL.
2) Pindahkan kertas saring dari corong ke cawan petri.
3) Keringkan dalam oven pada suhu 103°C sampai dengan 105°C selama 1 jam,
dinginkan dalam desikator selama 10-15 menit kemudian timbang.
8
4) Ulangi langkah pada butir ke 3 sampai diperoleh berat konstan atau sampai
perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau
lebih kecil dari 0,5 mg.

C. Analisis TSS
1) Siapkan alat penyaringan kemudian basahi saringan dengan sedikit air suling
atau aquades.
2) Aduk sampel sampai homogen kemudian pindahkan sebanyak 50 mL kedalam
gelas ukur.
3) Kemudian masukkan sampel kedalam peralatan penyaringan dan tunggu
sampai semua larutan melewati saringan
4) Pindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan penyaring ke cawan petri.
5) Keringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 103°C sampai dengan 105°C,
dinginkan dalam desikator selama 10-15 menit untuk menyeimbangkan suhu
dan timbang.
6) Ulangi tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan lakukan
penimbangan sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih
kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.

4.4.2 Menurut Video Materi Google Calssroom


1) Ukur volume sampel dari 4/3 x DHL
2) Timbang krus beserta kertas saring hingga diperoleh berat konstan
3) Saring sampel air
4) Masukkan residu dalam oven dengan suhu 105 derajat celcius sampai seluruh air
menguap
5) Timbang residu beserta kurs dan kertas saring sampai diperoleh berat konstan

Rumus :
Total Suspensi solid = (A-B) x 1000
C

Keterangan :
A= Bobot setelah saringan
B = Bobot sebelum saringan
C = Volume sampel

9
V. Hasil dan Pembahasan
Rumus:
- TS = (Berat cawan + residu) – (Berat Cawan Kosong)
% = TS x 100 %
50
- TSS = (Berat cawan + K.saring + residu ) – ( berat cawan kosong + k.saring kosong)
% = TSS x 100 %
50
- TDS = TS –TSS

Perhitungan TS
- TS Air keruh :
TS = (Berat cawan + residu) – (Berat Cawan Kosong)
= (56,505 + 56,363 ) – (56,505)
= (112,868) – (56,505)
= 56,363

% = TS x 100 %
50
% = 56,363 x 100 %
50
= 112.726

- TS Air minum
TS = (Berat cawan + residu) – (Berat Cawan Kosong)
= (56,499 + 74,744 ) – (56,499)
= (131,243) – (56,499)
= 74,744

% = TS x 100 %
50
% = 74,744 x 100 %
50
= 149,488

1
0
- TSS Air keruh :
TSS = (Berat cawan + K.saring + residu ) – ( berat cawan kosong + k.saring kosong)
= (57,396 +1,148 + 1,127) – (57,396 + 1,148)
= ( 59,671) – (58,544)
= 1,127

% = TSS x 100 %
50
= 1,127 x 100 %
50
= 2,254

- TSS Air Minum


TSS = (Berat cawan + K.saring + residu ) – ( berat cawan kosong + k.saring kosong)
= (63,730+1,250 + 1,24) – (63,730 + 1,250)
= ( 66,22) – (64,98)
= 1,124

% = TSS x 100 %
50
= 1,124 x 100 %
50
= 2,248

- TDS Air Keruh


TDS= TS – TSS
= 56,363 – 1,124
= 55,239

- TDS Air Minum


TDS= TS – TSS
= 149,488 – 1,127
= 148,361

Pembahasan :
Pada uji coba, kami menentukan padatan tersuspensi dengan langsung menuangkan sampel
air. Pada penentuan kadar padatan tersuspensi di dalam sampel air ini digunakan metode
gravimetri dengan cara mengendapkan padatan tersuspensi yang terkandung di dalam
sampel air yang akan dianalisa. Pengendapan dilakukan dengan cara menyaring sampel air
1
1
menggunakan kertas saring sehingga keduanya menjadi terpisah, dimana padatan
tersuspensi memiliki ukuran molekul yang lebih besar dari pada padatan terlarut sehingga
padatan tersuspensi ini akan tertinggal pada kertas saring saat penyaringan dilakukan,
sedangkan padatan terlarut berhasil lewat dari saringan. Persiapan pertama dalam
praktikum ini yaitu dilakukan penimbangan kertas saring yang sudah dioven sebelum
dituangkan sampel air. Endapan yang tertinggal pada kertas saring sebagai padatan
tersuspensi (TSS) dan juga padatan yang tidak ikut tersaring (TDS) ini kemudian
diletakkan pada wadah berupa cawan penguap kemudian dilakukan pemanasan di dalam
oven dengan suhu 103°-105⁰C selama 2-3 jam yang juga bertujuan untuk menghilangkan
kadar air yang terdapat pada kertas saring maupun endapan sehingga akan diperoleh berat
padatan tersuspensi yang akurat dan padatan yang terlarut juga. Tahap terakhir yaitu
dilakukan penimbangan kertas saring.

VI. Kesimpulan
Kesimpulan Pengukuran Solid meliputi proses pengendapan, penyaringan, pencucian,
pengeringan atau pemijaran, penimbangan dan perhitungan.

VII. Daftar Pustaka


1) http://hijrah-darwis.blogspot.com/2012/02/laporan-tss-tds.html
2) https://www.youtube.com/watch?v=LNHBzP0tca8
3) https://www.youtube.com/watch?v=Xe8FaJ1TchQ

VIII. Lampiran

Kertas Saring Kosong

1
2
Cawan Penguap Kosong

1
3

Anda mungkin juga menyukai