Anda di halaman 1dari 14

HASIL LAPORAN OTOMOTIF

D
I
S
U
S
U
N

OLEH: JANSEN KALA'TIKU


DAFTAR ISI:

BAB 1 : KELISTRIKAN
A. Sistem Penerangan
B. Sistem pengisian

BAB 2 : MOTOR
A. SISTEM PENGAPIAN
B. MENYETEL KATUP

BAB 3 : CASIS:
A. TRANSMISI
B. DEFRENSIAL
BAB 1
KELISTRIKAN
A. Sistem Penerangan
Sistem Lampu kepala

Keterangan Nomor Pada Gambar :


1. Lampu kepala kiri (Terdiri Lampu Jarak Pendek dan Jauh)
2. Lampu kepala kanan (Terdiri Lampu Jarak Pendek dan Jauh)
3. Relay lampu kepala jarak dekat
4. Relay lampu jarak jauh
5. Saklar lampu jarak dekat dan jarak jauh
6. Saklar utama
7. Sekring
8. Fuse link
9. Bateray

Komponen Rangkaian Lampu Kepala


1. Low Beam
Lampu yang berfungsi untuk menerangi dalam penerangan jarak pendek, dengan daya
pancar 40 – 100 m, dan daya Watt lampu yaitu 55 Watt / 90 Watt.
2. Lampu High Beam
Lampu yang berfungsi untuk menerangi dalam penerangan jarak jauh, dengan daya
pancar 100 – 300 m, dan daya Watt lampu yaitu 60 Watt / 100 Watt.
3. Saklar Kombinasi Lampu Jarak Pendek / Jauh
Berfungsi sebagai saklar pembagi pada lampu kepala, untuk menyalakan atau
mematikan lampu kepala jarak jauh maupun lampu kepala jarak pendek.
4. Saklar Utama
Saklar utama ini berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik dari aki /
baterai yang menuju ke saklar kombinasi untuk lampu kepala.
5. Sekring dan Fuse Link
Sekring berfungsi sebagai pengaman apabila pada kelistrikan rangkaian lampu kepala
terjadi hubungan pendek (Korsleting / Short Circuit). Pada gambar rangkaian di atas
terdapat dua Sekring untuk Saklar utama dan Fuse Link untuk relay.
6. Aki Mobil / Baterai
Berfungsi untuk menyimpan dan sebagai sumber tenaga kelistrikan pada mobil,
seperti sumber kelistrikan saat starter mobil, menyalakan lampu dan kelistrikan lainnya
pada mobil.

SISTEM LAMPU KOTA

Berikut komponen-komponen pada rangkaian lampu kota:


1. bateraii
Baterai; Sebagai sumber daya utama pada lampu kota. Seperti pada gambar
rangkaian di atas, yaitu baterai 12V.
2. Sekring / Fuse; Komponen ini yang memberikan proteksi keamanan saat terjadi arus
pendek pada kelistrikan lampu kota.
3. Saklar; Berfungsi untuk meyambungkan dan memutuskan arus. Atau tepatnya untuk
menghidupkan dan mematikan lampu kota.
4. Relay; Secara garis besar berfungsi untuk mengendalikan dan mengalirkan listrik. Salah
satu fungsi lainnya yaitu melindungi saklar supaya lebih awet.
Cara Kerja Kelistrikan Lampu Kota
Cara kerja kelistrikannya berawal dari sumber daya utama yaitu baterai (Lihat gambar di
atas). Berikut cara kerjanya:
Arus akan mengalir menuju dua Fuse/Sekring paralalel. Kemudian arus dari satu
sekring mengalir menuju saklar. Dan arus dari sekring satunya menuju ke terminal 30
relay.Saat saklar dihubungkan (ON) arus akan melewati dan menuju terminal 87 dan 86. Saat
arus melewati kedua terminal tersebut akan mengalami kemagnetan dan platina akan
menghubungkan terminal 30 dan 87.
Ketika terminal 30 dan 87 terhubung arus akan melewatinya dan menuju ke lampu depan dan
belakang (kanan dan kiri) akan menyala seketika.

SISTEM LAMPU REM

Komponen-komponen lampu rem antara lain :


1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik untuk menyalakan sistem
penerangan pada kendaraan, termasuk sebagai sumber tenaga listrik untuk lampu rem.
2. Fuse
Fuse atau sekering berfungsi sebagai pengaman arus pada sistem kelistrikan, sehingga
bila terjadi hubungan pendek (konsleting) maka tidak akan merusak komponen-komponen
pada sistem kelistrikan. Jika terjadi hubungan pendek atau arus yang lewat terlalu besar
(melebihi spesifikasi arus pada fuse) maka fuse akan putus.
3. Pedal rem
Pedal rem berfungsi sebagai pijakkan pengendara saat melakukan pengereman
(mengaktifkan rem). Letak pedal rem pada kendaraan mobil manual terletak pada bagian
tengah, sedangkan untuk kendaraan otomatis letak pedal rem berada di sebelah kiri.
4. Saklar rem (brake switch)
Saklar berfungsi untuk memutus dan menghubungkan aliran kelistrikan dari baterai
menuju ke beban. Pada sistem kelistrikan lampu rem, sakla rem berfungsi untuk
memutuskan arus positif (untuk pengendali positif) dari baterai yang menuju ke lampu
rem.
Saklar rem (brake switch) pada kendaraan mobil dibagi menjadi dua tipe yaitu saklar
mekanik dan saklar hidrolik
Saklar rem mekanik dipasangkan pada pedal sehingga bila pedal ditekan maka saklar
akan terhubung. sedangkan saklar rem hidrolik dipasangkan pada master silinder rem dan
akan terhubung jika tekanan minyak rem pada master silinder sudah mencapai sekitar 0,5
bar sampai 1,5 bar.
5. Lampu rem
Lampu rem merupakan komponen pada kelistrikan lampu rem sebagai penghasil
cahaya saat pengereman dilakukan. Bohlam lampu rem menjadi satu dengan bohlam
lampu belakang. Nyala dari bohlam lampu rem disebabkan oleh panasnya filament,
sehingga filament menghasilkan nyala terang.
6. KabeL
Kabel pada sistem kelistrikan berfungsi sebagai penghantar (penghubung) antara
komponen kelistrikan satu sama lainnya.

B. SISTEM PENGISIAN
Berikut ini beberapa komponen yang tersedia dalam sistem pengisian mobil. 
1. Alternator
Komponen pertama ini memiliki fungsi untuk mengubah energi mekanis menjadi

listrik. Saat alternator bekerja maka akan terjadi putaran dari puli poros engkol yang akan
disalurkan melalui v-belt. 
Nantinya akan muncul arus bolak balik dan diarahkan ke dioda. Ada beberapa komponen
yang terdapat dalam alternator sebagai berikut:

 Stator yang berfungsi untuk menciptakan arus bolak balik. 


 Rotor yang berfungsi untuk menciptakan elektromagnet. 
 Dioda yang fungsinya untuk menyearahkan arus.
 Bearing yang berfungsi agar rotor berputar dengan lembut. 
 Fan yang berfungsi untuk mendinginkan komponen alternator. 
 Puli yang berfungsi untuk menerima putaran dari tali kipas. 
2. Regulator

Komponen kedua adalah regulator yang berfungsi untuk mengatur agar besar
pengisian tidak berlebihan. Hasil tegangan listrik dihasilkan sesuai dengan kecepatan putaran
pada mesin. Lebih cepat maka daya akan semakin besar. 
Oleh karena itu dibutuhkan regulator untuk mengatur besaran daya yang dihasilkan.
Regulator akan mengatur besaran arus listrik yang dialirkan ke rotor coil. Regulator juga
bekerja untuk mematikan lampu indikator pengisian apabila alternator sudah bisa
menghasilkan arus listrik. 
Ada dua tipe regulator yakni pelana atau konvensional dan ada juga tipe IC regulator.
Ada beberapa keuntungan yang didapatkan jika menggunakan tipe regulator IC yaitu:
 Ukurannya kecil namun mampu memberikan output yang besar. 
 Tidak perlu adanya penyetelan. 
 Kontrolnya juga lebih baik dan tahan dengan temperatur. 
3. Baterai /Accu
Merupakan komponen yang tentu sudah pernah Anda dengar. Fungsinya adalah
sebagai sumber listrik pada kendaraan untuk berbagai sistem seperti sistem pengapian
hingga sistem starter.
Fungsi lainnya adalah menjadi tempat penampungan daya sementara saat sistem
pengisianberlangsung. 
4. Ampere
Komponen yang fungsinya untuk mengukur besarnya arus listrik. Biasanya
dibangkitkan untuk mengisi baterai. 
5. Kunci Kontak
Komponen ini memiliki fungsi saklar yang bisa memutus dan menghubungkan aliran
arus listrik ke lampu indikator dan regulator. 
6. Penghantar listrik
Dalam hal ini adalah kabel yang menjadi alat konduktor listrik. 

7. Sekering atau fuse


Ada juga sekering yang akan bekerja sebagai pengaman dari semua rangkaian
kelistrikan apabila terjadi konsleting. 
8. Lampu Indikator
Setiap alat selalu  dilengkapi dengan lampu indikator yang menunjukan tidak terjadi
masalah pada sistem dan ketika pengisian telah selesai dilakukan. 

Cara Kerja Sistem Pengisian pada Kendaraan 4W


Cara kerja pengisian pun dibedakan berdasarkan regulator yang digunakan. Ada dua
tipe regulator yaitu regulator tipe kontak dan regulator IC. Berikut ini cara kerja dengan
regulator sistem kontak
BAB 2 MOTOR:
A. SISTEM PENGAPIAN

BATERAI
Menyediakan arus listrik dengan voltase rendah yaitu sekitar 12 volt. Selain untuk Sistem
pengapian, baterai juga memiliki fungsi kelistrikan pada bagian lainnya.
*Ignition Coil
Komponen inilah yang berperan besar untuk menaikkan daya dari baterai yang
tadinya
Hanya 12 volt. Daya bisa dinaikan 10 KV bahkan lebih, seperti yang dijelaskan bahwa untuk
menciptakan percikan api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi

*Distributor
Kemudian komponen distributor ini sendiri terdiri dari banyak komponen di mana
Fungsi utamanya adalah untuk mendistribusikan tegangan listrik yang sudah dibangkitkan
ignition coil ke setiap silinder. Berikut ini macam-macam bagian dari Distributor.
*Nok
Disebut juga dengan Cam, komponen ini akan membuka platina di sudut poros engkol
dengan tepat bagi masing-masing silinder. Nok sendiri terhubung dengan poros distributor
dan akan digerakkan oleh poros nok.
*Platina
Pada sistem pengapian konvensional fungsi platina adalah untuk memutuskan arus
listrik yang mengalir ke kumparan primer dalam ignition coil. Tujuannya agar ignition Coil
mampu menciptakan tegangan listrik yang lebih tinggi dari baterai.
*Kondensor
Sesuai dengan namanya, komponen distributor ini memiliki fungsi utama untuk
menyerap loncatan bunga api pada platina. Penyerapan berlangsung ketika terjadi
pembukaanyang bertujuan untuk menaikkan tegangan pada coil sekunder.
*Kondensor
Sesuai dengan namanya, komponen distributor ini memiliki fungsi utama untuk
menyerap loncatan bunga api pada platina. Penyerapan berlangsung ketika terjadi pembukaan
yang bertujuan untuk menaikkan tegangan pada coil sekunder.
Centrifugal Governor Advancer Fungsi dari komponen ini adalah untuk memajukan pada saat
pengapian yang disesuaikan dengan putaran dari mesin.
*Vakum Advancer
Komponen ini dipasang pada bagian distributor dan dihubungkan ke backing plate atau
dudukan platina. Bentuknya sendiri seperti piringan yang memiliki dua selang dan
dihubungkan ke karburator dan intake manifold. Pada saat komponen ini menyala maka akan
menggeser backing plate dan menciptakan buka tutup platina. Fungsinya adalah memajukan
saat pengapian sesuai dengan beban mesin.
*Rotor
Komponen sistem pengapian konvensional ini memiliki fungsi untuk membagikan
arus listrik tegangan tinggi yang sudah dihasilkan ignition coil ke busi.
*Distributor Cap
Fungsi distributor ini adalah untuk membagikan arus listrik dari rotor ke kabel
tegangan listrik sehingga setiap busi bisa menghasilkan percikan api.

*Busi
Busi merupakan bagian dari distributor yang fungsinya adalah menciptakan percikan
bunga api dari elektroda yang sudah didapatkan melalui kabel tegangan tinggi.
*Kabel Tegangan Tinggi
Komponen dari sistem pengapian konvensional ini memiliki fungsi untuk
mengalirkan arus dengan tegangan sangat tinggi ke busi dari ignition coil.
Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional
Setelah mengenali apa saja komponen dari sistem pengapian ini Anda pasti sudah bisa
memiliki garis besar bagaimana cara kerjanya. Ada dua cara kerja sistem pengapian
konvensional yang bisa diperhatikan sebagai berikut:
Cara Kerja saat Kontak On
Sistem pengapian ini akan bekerja ketika kontak dalam posisi ON. Maka Ignition Relay dan
Main Relay akan aktif dan muncul aliran arus listrik dari baterai ke keduanya.
Cara Kerja saat Posisi Start
Barulah pada saat flywheel diputar sistem starter, maka sistem pengapian akanm engalami
pemutusan arus. Rangkaian pengapian ini terhubung dengan crankshaft mesin, jadi saat
mesin berputar maka putaran akan menyesuaikan RPM mesin. Nok pada distributor
jumlahnya sama dengan silinder mesin, di mana pada saat berputar maka akan menyentuh
kaki platina dan terjadilah kontak point yang menyebabkan arus primer terputus. Pada saat
arus di kumparan primer terputus, maka medan magnet yang tadinya terbentuk juga akan
padam. Namun medan magnet tersebut akan bergerak kekumparan sekunder di mana arus
tegangan listrik akan meningkat.Pergerakan dari pemutusan arus hingga meningkat terjadi
dalam waktu yang singkat.Supaya prosesnya berjalan maka dibutuhkan platina yang bisa
memutuskan dan menghubungkan arus pada kumparan primer dan sekunder.Selanjutnya
tegangan listrik yang tinggi tinggal dialirkan ke busi untuk menciptakan percikan api
sehingga terjadilah pembakaran dan mesin akan menyala.
B. MENYETEL KATUP
*Katup ( Valve )
Merupakan kompnen yang terdapat pada mesin. Fungsi katup sebagai keran penutup
dan pembuka saluran masuk dan buang. Katup yang berada pada saluran masuk namanya
katup In ( intake ) dan katup yang berada pada saluran buang namanya katup Ex ( Exit ).
Bekerjanya katup karena ditekan oleh poros nok ( camshat ). Sedangkan yang
menggerakkan poros nok ( camshaft ) adalah poros engkol ( crankshaft ) yang dihubungkan
dengan mekanisme timing yang berbeda sesuai dengan jenis mobilnya. Ada yang
menggunakan gear ( Timing Gear menggunakan rantai ( Timing chain ) dan menggunakan
belt ( timing belt ).Kesemuanya berfungsi sama yaitu menselaraskan putaran poros engkol
dengan poros bubungan agar terjadi pembukaan dan penutupan katup sesuai dengan langkah
kerja.Jumlah katup yang terdapat pada mesin berbeda – beda, dari mulai yang paling sedikit
berjumlah 2 buah ( 1 katup masuk dan 1 katup buang ), berjumlah 3 ( 2 katup masuk dan 1
katup buang ) dan berjumlah 4 ( 2 katup masuk dan 2 katup buang ). Kesemuanya
mempunyai kelebihan dan kelemahan masing – masing.Secara bentuk, katup masuk lebih
pipih ( tipis ) dibanding dengan katup buang yang lebih tebal dan berdiameter lebih kecil
dijenis tertentu.8 Jenis Konfigurasi Susunan Blok Mesin ( Animasi )7 Penyebab Masalah
RPM Mesin Terlalu Tinggi Saat Akselerasi Dan Cara MengatasinyaFungsi Poros Engkol
( Crankshaft ) Dan Proses PembuatannyaPada teknologi terdahulu, celah katup harus disetel
secara manual menggunakan feeler gauge pada saat service. Namun saat ini, penyetelan
katup pada mesin hampir semuanya sudah tidak memerlukan penyetelan secara manual.
Namun celah katup sudah melakukan penyetelan otomatis. Mekanisme katup mempunyai
beberapa komponen – komponen penting yang harus kita ketahui fungsinya. Adapun
komponen – komponen tersebut yaitu
*Pengangkat Katup
Pengangkat katup (valve lifter) berfungsi untuk meneruskan gerakan camshaft ke
push
Rod.
*Rocker Arm
Rocker arm berfungsi untuk menekan katup saat tertekan ke atas oleh push rod.
Rocker arm dilengkapi skrup dan mur pengunci untuk penyetelan celah katup untuk yang
jenis menggunakan tapet. Pada mesin yang menggunakan lifter hidraulis tidak dilengkapi
skrup dan mur pengunci.
*Valve Timing Diagram
Valve timing diagram adalah diagram waktu kerja katup ( pembukaan
dannpenutupan katup per derajat putaran poros engkol. Valve timing diagram dipengaruhi
oleh bentuk cam dan celkatup. Dari gambar diatas dapat kita ketahui bersama bahwa
langkah hisap dimuali dari 6 derajat sebelum TMA sampai 37 derajat setelah TMB,
dilanjutkan dengan langkah kompres hingga 3 derajat setelah TMA selanjutnya langkah
dilanjutkan ke langkah kerja. Akanterjadi pembuangan sisa-sisa pembakaran pada 63 derajat
sebelum TMB dan diakhiri dengan langkah pembuangan.
*Celah Katup
Celah katup adalah celah yang terdapat pada mekanisme katup (dari camshaft sampai
katup). Apabila tidak terdapat celah katup akan menyebabkan n saat mesin panas, pada
mekanisme katup terjadi pemuaian yang menyebabkan katup tidak menutup rapat. Ini
yang akan terjadi pada jenis penyetelan katup manual, nanum jika menggunakan jenis
hidraulik lifter, maka tidak adanya celah katup tidak akan berpengaruh.
Cara Kerja :
Cara kerja mekanisme katup dimulai dari putaran poros engkol, kemudian diteruskan
ke camshaft melalui timing chain yang yang dihubungkan oleh sprocket, putaran dari
camshaft diteruskan oleh nok yang akan mendorong rocker arm, rocker arm yang terdorong
oleh nok akan menekan batang katup
BAB 3 CASIS
Chasis mobil, atau bisa juga disebut dengan sasis adalah komponen bagian dalam
mobil yang keberadaannya sangat penting. Hal tersebut dikarenakan, sasis menjadi kerangka
dasar atau pondasi tempat disatukannya komponen mesin dan setiap komponen mobil
lainnya. Dengan demikian setiap komponen yang ada pada mobil bisa terhubung. Selain itu,
sasis juga menjaga bentuk dari mobil agar tidak mengalami perubahan ketika digunakan.
Dengan memiliki beberapa aspek yang lengkap, seperti ketahanan, keamanan hingga
kemampuan dalam menjaga kondisi dalam berkendara, material dari sasis sendiri telah
didesain khusus.
DEFRANSIAL

Komponen Differential
Differential terdiri dari beberapa komponen yang saling bekerja sama satu sama lain
dengan presisi sehingga bisa meminimalisir terjadinya selip pada roda kendaraan. Berikut
ini komponen-komponen gardan
1) Drive pinion gear dan drive pinion shaft, merupakan dua komponen yang tersambung
berbentuk roda gigi yang menyerupai nanas. Tugasnya sebagai pemutar saat
menyalurkan tenaga dari poros propeller menuju ring gear. Drive pinion atau hypoid
gear ini bekerja bersama-sama dengan differential case.
2) Ring gear, memiliki bentuk roda gigi yang menyerupai cincin atau ring yang berfungsi
untuk menerima putaran dari drive pinion untuk disalurkan menuju side gear.
3) Spider gear dan shaft, fungsi keduanya sama-sama sebagai pembeda putaran roda.
Hanya saja spider gear terdiri dari 2 komponen yang letaknya 90 derajat dari side gear
sehingga memudahkan mobil untuk berbelok sedangkan spider shaft membantu spider
gear untuk mempermudah gerakannya.
4) Differential carrier, differential carrier atau differential case merupakan komponen
gardan yang berfungsi sebagai rumah pelindung seluruh komponen-komponen gardan
lainnya.
5) Side gear, bertugas sebagai pembeda putaran antara roda kanan dan kiri saat mobil
berbelok dan menyalurkan putaran yang telah dimanipulasi spider gear untuk
disalurkan menuju axle shaft
6) Axle shaft bearing, komponen gardan yang satu ini berbentuk bantalan yang berfungsi
sebagai alas komponen yang berputar terhadap axle shaft housing yang diam.Axle
bearing diletakkan di bagian side gear kiri dan kanan.
7) Axle shaft housing, adalah komponen differential yang bertugas untuk menutup sistem
utama gardan dan as roda.
8) Axle shaft housing cap, memiliki bentuk seperti tutup dengan baut disekelilingnya dan
berfungsi sebagai penutup housing serta penyalur oli gardan.
9) Adjuster nut, berbentuk mur untuk menyetel celah yang dibutuhkan gerakan pinion
gear saat berputar sebelum final gear bergerak.
10) Bearing cap, berfungsi sebagai penahan bearing as roda yang letaknya berada di sisi
side gear.
11) Differential oil tube, merupakan lubang pengisian untuk oli gardan.
12) Universal joint flange, merupakan komponen gardan yang berfungsi sebagai penerus
putaran propeller shaft guna meredam perubahan sudut dan melembutkan perpindahan
tenaga.
13) Gasket, komponen gardan yang terakhir adalah gasket yang berfungsi sebagai alat
untuk mengecek terjadinya kebocoran oli gardan pada sambungan yang berada di
bawah tekanan.

A. TRANSMISI
Komponen Transmisi Manual

Jika kalian sudah bisa memahami pengertian transmisi dan juga fungsi dari transmisi, maka
kini giliran kita ketahu juga tentang komponen transmisi yang ada pada tipe manual, untuk
itu simak informasinya berikut ini.
1. Poros Input Transmisi : Komponen ini akan menjadi poros yang bekerja sama dengan
kopling untuk memutar gigi di dalam gearbox
2. Gigi Transmisi : Komponen yang satu ini akan berfungsi untuk mengubah input tenaga
dari mesin menjadi agar menjadi gaya torsi sesuai dengan yang dibutuhkan
3. Gigi Penyesuaian : Komponen ini akan bertugas untuk memindahkan gigi pada saat mesin
mobil sedang bekerja sehingga kita bisa memposisikan gigi sesuai dengan kehendak kita
menggunakan tuas persneling
4. Garpu Pemindah : Selanjutya kompoen ini akan memindahkan gigi pada porosnya
sehingga gigi akan mudah untuk dipasan dan dipindahkan sesuai keinginan kita sebagai
pengemudi
5. Tuas Penghubung : Komponen ini merupakan sebuah jenis batang tuas yang akan
menghubungkan antara tuas persneling dan shift fork
6. Tuas Pemindah Persneling : Sebagaimana kita jelaskan pada pengertian transmisi diatas,
ada sebuah komonen bernama tuas pemidah yang mana tuas ini adalah komponen yang
akan bertugas serta memungkinkan kita seabgai pengemudi dapat memindahkan gigi
transmisi bedasarkan kondisi kita saat mengemudi
7. Bak Transmisi : Komponen ini adalah tempat dimana bearing transmisi serta poros-poros
bersandar. Tidak hanya itu saja komponen ini juga digunakan juga untuk wadah
penyimpanan oli transmisi penyimpanan oli transmisi
8. Output Shaft : Komponen ini memiliki tampilan berupa poros yang dapat akan dapat
mentransferkan torsi dari sisitem transmisi ke gigi terakhir.
9. Bantalan : Selanjutnya ada komponen bernama bantalan, yang mana komponen ini akan
berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi didalam sistem transmisi
10. Counter Gear : Komponen ini merupakan komponen yang cukup penting karena memiliki
tugas untuk menghasilkan torsi dari gigi input menuju gigi kecepatan
11. Reverse Gear : Akan menjadi bagian yang akan dapat mengubah arah putaran dari otuput
shaft sehingga mobil bisa bergerak mudur
12. Hub Slave : Adalah tempat pengunci penyesuaian gigi perceaptan sehingga output shaft
akan bisa berputaran dan juga berhenti
13. Speedometer Gear : Komponen ini akan menjadi penggerak kabel untuk bisa mengukur
keceaptan putaran mobil yang dikendarai

Anda mungkin juga menyukai