Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Selviana ( 1440120052 )
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Prinsip dan Implementasi upaya pencegahan
penularan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Patien Safety. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai
salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa sekolah tinggi D-III
Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida Krikilan.
Makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari buku dan
internet. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan
pihak tertentu. Oleh karena itu, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap agar tulisan ini dapat diterima dan dapat berguna bagi
semua pihak. Kami mengharapkan adanya kritik dan saran membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Rumusan masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................................3
BAB 2......................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Definisi........................................................................................................4
C. Pencegahan.................................................................................................6
BAB 3....................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
Dalam pelayanan keperawatan, terinfeksi merupakan masalah
yang sangat serius sehingga memerlukan perhatian yang sangat besar
dalam penatalaksanaan. Prinsip umum yang harus diperhatikan adalah
menjaga agar pasien tidak terinfeksi, pasien yang terinfeksi tidak tertular
oleh mikroorganisme yang lain, pasien yang terinfeksi tidak menjadi
sumber penularan bagi pasien yang lain, dan menjaga infeksi jangan
sampai berkembang dan menjadi lebih parah (Stevens, 2000). Penerapan
kewaspadaan standar diharapkan dapat menurunkan risiko penularan
pathogen melalui darah dan cairan tubuh lain dari sumber yang diketahui
maupun yang tidak diketahui. Penerapan ini merupakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang harus rutin dilaksanakan terhadap semua
pasien dan di semua fasilitas pelayanan kesehatan (World Health
Organization, 2008). Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Faktor risiko PAK
antara lain: Golongan fisik, kimiawi, biologis atau psikososial di tempat
kerja. Faktor tersebut di dalam lingkungan kerja merupakan penyebab
yang pokok dan menentukan terjadinya penyakit akibat kerja. Faktor lain
seperti kerentanan individual juga berperan dalam perkembangan
penyakit di antara pekerja yang terpajan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana definisi upaya pencegahan penularan ?
2. Apa Faktor Kesehatan kerja pada Perawat ?
3. Bagaimana Pencegahan penularan ?
4. Bagaimana cara pencegahan dan pengendalian penularan ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui penjelasan secara detail tentang upaya pencegahan
penularan.
2. Untuk mengetahui macam-macam pencegahan penularan.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk memahami apa yang dimaksud upaya pencegahan penularan.
2. Untuk mengetahi Faktor Kesehatan kerja pada Perawat.
3. Untuk memahami Pencegahan penularan.
4. Untuk memahami cara pencegahan dan pengendalian penularan.
2
D. Manfaat
1. Dibuatnya makalah ini bertujuan agar petugas kesehatan khususnya
perawat dapat mengetahui tindakan untuk pencegahan penularan
infeksi
2. Sebagai referensi untuk mahasiswa khususnya mahasiswa keprawatan
dalam menciptakan asuhan keprawatan ke pasien.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi
Dalam pelayanan keperawatan, terinfeksi merupakan masalah
yang sangat serius sehingga memerlukan perhatian yang sangat besar
dalam penatalaksanaan. Prinsip umum yang harus diperhatikan adalah
menjaga agar pasien tidak terinfeksi, pasien yang terinfeksi tidak tertular
oleh mikroorganisme yang lain, pasien yang terinfeksi tidak menjadi
sumber penularan bagi pasien yang lain, dan menjaga infeksi jangan
sampai berkembang dan menjadi lebih parah (Stevens, 2000).
Kewaspadaan standar yang digunakan untuk perawatan kesehatan pasien
yang dirawat di rumah sakit termasuk memberikan perhatian khusus pada
penerapan teknik barier, meliputi; mencuci tangan, pakai masker dan
sarung tangan, cuci tangan dan permukaan kulit lain segera jika
terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh, jangan menutup kembali
atau memanipulasi jarum, buang jarum ke wadah benda tajam. Letakkan
semua limbah dan material yang terkontaminasi dalam kantung plastik,
peralatan klien dibersihkan dan diproses ulang dengan tepat, alat sekali
pakai dibuang. Linen yang terkontaminasi diletakkan dalam kantong
yang tahan bocor dan ditangani untuk mencegah paparan terhadap kulit
dan membrane mukosa (Schaffer, Garzon, Heroux & Korniewicz, 2000).
4
mertsak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang sedang
dikerjakan.Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh
semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut dengan
sterilisasi.
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme
yang hidup. Sterilisasi juga didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh
mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora. Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri akan dilemahkan. Sterilisasi
adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga
jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang
paling tahan panas yaitu spora bakteri .
5
tersebut.
4. Factor core and care. Faktor core, and care (hubungan interpersonal
dan kepedulian) berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja pada perawat dalam penanganan pasien.
B. Pencegahan
6
C. Pencegahan dan pengendalian
7
kain yang bersih) atau disposible (dari bahan sejenis kertas) atau
apron (terbuat dari plastik) digunakan saat seragam perawat
kemungkinan akan kotor. Baju pelindung harus mempunyai lapisan
kedap air sehingga cairan tubuh tidak dapat tembus. Berdasarkan
pengamatan, penggunaan baju pelindung yang terbuat dari plastik
lebih efektif karena bila kotor bisa dibersihkan lansung dengan
menggunakan cairan desinfektan atau alkohol, tetapi bila terbuat dari
kain harus diserahkan kepada pihak laundry untuk dilakukan
pencucian. Keterlambatan pengiriman baju pelindung bersih ke
ruangan dan persediaan di ruangan yang terbatas menyebabkan
masih adanya perawat yang tidak menggunakan baju pelindung saat
akan melakukan tindakan.
1. Persiapan sarana
Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai ukuran
badan. Sepatu bot karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan
sesuai ukuran kaki. Sepasang sarung tangan DTT (Desinfeksi
Tingkat Tinggi) atau steril ukuran pergelangan dan sepasang
sarung bersih ukuran lengan yang sesuai dengan ukuran tangan.
Sebuah gaun luar dan apron DTT dan penutup kepala yang bersih.
Masker N95 dan kacamata pelindung Lemari berkunci tempat
menyimpan pakaian dan barang – barang pribadi.
2. Langkah awal saat masuk keruang perawatan isolasi Lakukan hal
sebagai berikut :
1. Lepaskan cincin, jam atau gelang
2. Lepaskan pakaian luar
3. Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian
4. Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan barang
barang pribadi lainnya di dalam lemari berkunci yang telah
disediakan.
5. Mencuci tangan
6. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan
7. Kenakan gaun luar/jas operasi
8. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan
9. Kenakan masker
8
10. Kenakan masker bedah
11. Kenakan celemek plastik/apron
12. Kenakan penutup kepala
13. Kenakan alat pelindun gmata (goggles / kacamata)
14. Kenakan sepatu boot karet
Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara yaitu cara fisik (
pemanasan ) dan cara kimia ( penambahan bahan kimia ).
1. Macam-Macam Desinfektan
9
aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk
mendesinfeksi permukaan.
b. Grutalldehid Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan
yang popular pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun
dalam bentuk kombinasi. Grutaldehid merupakan desinfektan
yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan.
c. Biguanid Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang
digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai
antiseptic kontrok plak.
d. Fenol Larutan jernih tidak mengiritasi kulit dan dapat
digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh
karena tidak dapat dirusak oleh zat organic.Zat ini bersifat
virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian
besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di
Rumah Sakit dan laboratorium.
e. Klorsilenol Klorsilenol merupakan larutan yang tidak
mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptic.
10
terhadap bahan atau barang dimana pada akhir proses tidak terdapat
tersebut (Diana Arisanti, 2004). Sterilisasi adalah setiap proses kimia ,
fisika dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan ,
terutama mikroorganisme ( waluyo,2005). ikroorganisme pada bahan
atau barang
11
Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja
diadakan supaya spora dapat bergerminasi menjadi sel
vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemanasan berikutnya
(Fardiaz, 1992).
d. Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap
air pada suhu 1000C selama beberapa menit (Fardiaz, 1992).
Pada suhu ini sel vegetatif dimatikan, sedang spora belum
dapat dihilangkan (Lay dan Hastowo, 1992).
e. Penyaringan adalah proses sterilisasi yang dilakukan pada
suhu kamar. Sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk
bahan yang peka terhadap panas misalnya serum, urea dan
enzim (Lay dan hastowo, 1992). Dengan cara penyaringan
larutan atau suspensi dibebaskan dari semua organisme hidup
dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori
yang sedemikian kecilnya sehingga bakteri dan sel-sel yang
lebih besar tertahan diatasnya, sedangkan filtratnya ditampung
didalam wadah yang steril (Hadioetomo, 1985).
f. Radiasi Ionisasi Radiasi ionisasi adalah radiasi yang
mengandung energi yang jauh lebih tinggi daripada sinar
ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai daya desinfektan yang
lebih kuat. Salah satu contoh radiasi ionisasi adalah sinar
gamma yang dipancarkan dari kobalt-10 (Fardiaz, 1992).
Radiasi dengan sinar gama dapat menyebabkan ion bersifat
hiperaktif (Lay dan Hastowo, 1992).
g. Radiasi Sinar Ultraviolet Sinar ultra violet dengan panjang
gelombang yang pendek memiliki daya antimikrobial yang
sangat kuat. Daya kerjanya adalah absorbsi oleh asam nukleat
tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan sel. Kerusakan
tersebut dapat diperbaiki bila disinari dengan berkas yang
mempunyai gelombang yang lebih panjang (Lay dan Hastowo,
1992).
12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pelayanan keperawatan, terinfeksi merupakan masalah yang
sangat serius sehingga memerlukan perhatian yang sangat besar dalam
penatalaksanaan. Prinsip umum yang harus diperhatikan adalah menjaga
agar pasien tidak terinfeksi, pasien yang terinfeksi tidak tertular oleh
mikroorganisme yang lain, pasien yang terinfeksi tidak menjadi sumber
penularan bagi pasien yang lain, dan menjaga infeksi jangan sampai
berkembang dan menjadi lebih parah (Stevens, 2000).
Untuk mewujudkan perilaku pencegahan PAK yang tepat maka
dapat dilihat bagaimana peran serta dari para pekerja apakah aktif atau
pasif, para pekerja telah berperan serta melakukan upaya pencegahan
PAK dengan ikut mematuhi safety.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswa untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai upaya pencegahan
infeksi ataua penyakit dalam dalam proses keperawatan dan diharapkan
dapat menambah pengetahuan mahasiswa khususnya mahasiswa
keperawatan dalam mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh
infeksi. Serta bermanfaat bagi institusi sebagai bahan pertimbangan untuk
perbandingan dalam meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Daniel, A. S., Cindy, K., & Sandy, T. (2021). DISINFEKSI DAN STERILISASI
DI FASILITAS KESEHATAN. Keterampilan bedah sederhana di
fasilitas layanan primer, 92.
Hasugian, A R. (2017). Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Tenaga Kerja
Indonesia di Kansashi, Zambia: Analisis Kualitatif. Jurnal Media
Litbangkes, 27(2), 111-124.
14