MEI 2022
Disusun Oleh :
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kegiatan Lapangan ini telah disetujui oleh dosen pembimbing pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat, ridha, dan karuniaNya laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat diselesaikan.
Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu
menjadi teladan bagi umatnya. Laporan kegiatan PKL ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban tertulis atas terlaksananya kegiatan PKL. diadakan pada tanggal 4 Juni
2022 dengan pemateri PT. Biofarma dan PT. Bayer Indonesia ini dapat terselesaikan dengan
baik. Laporan ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan,
bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan laporan ini. Pada
kesempatan ini kami sebagai penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada :
1. Ibu apt. Endang Istriningsih, M.Clin,Pharm, selaku Ketua Prodi Farmasi (S-1)
Universitas Bhamada Slawi
2. Ibu Ery Nourika Alfiraza, M.Sc, selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah
Praktik Kerja Lapangan
3. Ibu apt. Endang Istriningsih, M.Clin,Pharm, selaku Dosen Pembimbing
4. Bapak apt. Agung Nur Cahyanta, M.Farm, selaku Dosen Farmasi (S-1)
Universitas Bhamada Slawi
5. Ibu apt. Oktariani Pramiastuti, M.Sc, selaku Dosen Farmasi (S-1) Universitas
Bhamada Slawi
6. Ibu apt. Osie Listina, M.Sc, selaku Dosen Farmasi (S-1) Universitas Bhamada
Slawi
7. Ibu Desi Sri Rejeki, M.Si, selaku Dosen Farmasi (S-1) Universitas Bhamada
Slawi
8. Ibu apt. Lailiana Garna Nurhidayati, M.Pharm.Sci, selaku Dosen Farmasi
(S-1) Universitas Bhamada Slawi
9. Ibu apt. Arifina Fahamsyah, M.Sc, selaku Dosen Farmasi (S-1) Universitas
Bhamada Slawi
Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan keritik dan saran yang membangun untuk
kedepannya agar lebih baik. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
A. Kesimpulan .............................................................................................................24
B. Saran .....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 25
iii
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 26
iv
DAFTAR BAGAN
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Absen praktik kegiatan lapangan ....................................................................26
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi dari setiap orang. Salah satu upaya untuk
memelihara, menyembuhkan dan meningkatkan kesehatan yaitu dengan menggunakan
obat. Sarana penyediaan obat-obatan bagi masyarakat dimulai dari aktivitas industri
farmasi dengan memproduksi dan mendistribusikan obatobat yang bermutu tinggi,
berkhasiat, tepat waktu penyediaan, jumlah yang cukup bagi masyarakat, dan terjamin
keamanannya serta dengan harga yang terjangkau. Industri farmasi menurut Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 245/MenKes/SK/V/1990 merupakan suatu industri
obat jadi dan bahan baku obat. Industri obat jadi adalah industri yang menghasilkan suatu
produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan. Sedangkan industri bahan
baku adalah bahan baku yang diproduksi oleh suatu industri,bahan baku tersebut adalah
semua bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang digunakan dalam
proses pengolahan obat. Peranan industri farmasi sebagai produsen obat sangat penting
bagi tercapainya suatu “mutu”. Mutu harus dicapai, dipertahankan dan ditingkatkan. Oleh
karena itu, industri farmasi harus memenuhi suatu standar Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB). Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk menjamin mutu obat yang
dihasilkan antara lain mulai dengan pengadaan bahan baku, proses pembuatan dan
pengawasan mutu, personil yang terlibat dalam proses produksi, bangunan dan peralatan.
Oleh karena itu dibutuhkan farmasis yang memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan,
dan kemampuan dalam mengaplikasikan dan mengembangkan ilmunya secara
profesional, terutama dalam memahami kenyataan di lapangan industri farmasi.
1
B. Tujuan
1) Membentuk tenaga farmasi yang kompenten,siap berkompetisi didunia
kerja,bertanggung jawab atas kode etik profesi,bertanggung jawab atas kode etik
profesi, UU yang berlaku dan peraturan sesuai standar yang telah ditetapkan.
2) Mengetahui standar produksi ataupun mutunya. Mengembangkan penggunaan vaksin
dan bahan kimia pertanian sesuai dengan bukti ilmiah
3) Agar mahasiswa memperoleh pengetahuan yang belum pernah didapatkan selama
proses perkuliahan
C. Manfaat
1) Bagi kampus adalah memiliki kerja sama yang baik antar pihak kampus dengan pihak
industri Biofarma dan PT Bayer Indonesia dan menjadikan lulusan farmasi yang siap
kerja dan berkompeten di bidang farmasi.
2) Bagi mahasiswa yaitu agar mahasiswa lebih mengetahui dunia kefarmasian terutama
dibidang industri farmasi
3) Mempersiapkan calon Tenaga Teknis Kefarmasian untuk menjalankan profesinya
secara profesional, handal dan mandiri serta mampu menjawab tantangan di era
globalisasi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vaksin yang diproduksi Bio Farma terdiri dari vaksin virus (Vaksin Campak,
Vaksin Polio Oral, dan Vaksin Hepatitis B), dan vaksin bakteri (Vaksin DTP,
Vaksin TT, Vaksin DT, dan Vaksin BCG).Sejak tahun 1997 hingga saat ini, Bio
Farma memasok vaksin ke banyak negara melalui UNICEF, PAHO dan pembeli
lainnya. Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produk, serta kualitas
sumber daya manusia, Bio Farma menjalin kerjasama yang erat dengan
institusi/organisasi nasional maupun internasional. Bio Farma aktif dalam
keanggotaan organisasi-organisasi internasional, diantaranya : IVI (International
Vaccine Institute), DCVMN (Developing Country Vaccine Manufacturers
Network), SRVP-IDB (Self Reliance on Vaccine Production) di Negara-negara
Islam yang diorganisir oleh Islamic Development Bank (IDB). Peran Bio Farma
secara nasional dengan memenuhi kebutuhan vaksin untuk program imunisasi
nasional dengan target 5 juta bayi per tahun, 27,6 juta anak usia sekolah per
tahun dan 15 juta wanita usia subur per tahun.
Sejak tahun 1997, diantara 200 produsen vaksin di dunia dan produk Bio
Farma merupakan salah satu dari 30 produsen vaksin di dunia yang telah
mendapatkan Prakualifikasi WHO (WHO Praqualification). Sejak memiliki
Prakualifikasi WHO inilah, Bio Farma mulai melakukan ekspansi pada tahun
1997 dengan mengirimkan produk-produknya ke pasar internasional yang sudah
tersebar di sekitar 110 negara di berbagai belah dunia.
1890 1894
3
Tanggal dikeluarkannya Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda, 6
Agustus 1890 tentang pendirian Parc Vaccinogene atau Landskoepok
Inrichting di rumah sakit tentara Weltevreden-Batavia, merupakan tonggak
sejarah awal berdirinya perusahaan Vaksin dan sera di Indonesia.
1895 1901
Dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kegiatan produksi,
lembaga ini berubah menjadi Parc Vaccinogen Instituut Pasteur.
1902 1941
Setelah tahun 1923 menempati gedung barunya di Jalan Pasteur nomor 28
Bandung, lembaga ini kembali mengubah namanya menjadi Landskoepok
Inrichting en Instituut Pasteur dan tahun 1924 - 1942 dipimpin oleh L. Otten.
1942 1945
Pada saat Jepang berkuasa, nama lembaga diubah menjadi Bandung Boeki
Kenkyushoo dan kegiatannya dipusatkan di Gedung Cacar dan Lembaga
Pasteur Bandung yang dipimpin Kikuo Kurauchi.
1946 1949
Kegiatan lembaga ini berpindah ke Klaten, selama Bandung diduduki
Belanda, sehingga Bandung Boeki Kenkyushoo kembali berganti nama
menjadi Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur. Pada periode ini
lembaga dipimpin oleh R. M. Sardjito (1945 1946) dan beliau merupakan
orang Indonesia pertama yang memimpin lembaga ini.
1950 1954
Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur di Bandung kembali menjadi tempat
berlokasinya kegiatan produksi vaksin dan sera.
1955 1960
Seiring dengan terjadinya nasionalisasi berbagai perusahaan milik pemerintah
Belanda, pemerintah Indonesia pada saat itu mengubah Landskoepok
Inrichtingen Instituut Pasteur menjadi Perusahaan Negara Pasteur.
1961 1977
Melalui Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 1961 (Lembaran Negara Tahun
1961 No. 101), Perusahaan Negara Pasteur berubah menjadi Perusahaan
Negara BioFarma.
1978 1996
4
Setelah melalui penelitian dan penilaian, bentuk badan usaha Bio Farma
resmi menjadi Perusahaan Umum Bio Farma dengan Peraturan Pemerintah
RI No. 26 tahun 1978. Periode itu Prof. Dr. Konosuke Fukai telah mengawali
upaya transfer teknologi produksi Vaksin Polio dan Campak.
1997 Sekarang
Setelah hampir dua puluh tahun berstatus sebagai Perum, melalui Peraturan
Pemerintah No. 1 tahun 1997 perusahaan berubah menjadi Perseroan
Terbatas (PT) yang selanjutnya dikenal dengan PT. Bio Farma (Persero)
sebagai Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia.
b. Profil Biofarma
c. Visi-Misi Biofarma
1) Visi
a) Menjadi Perusahaan Life Science Kelas Dunia yang Berdaya Saing
Global.
2) Misi
a) Menyediakan dan Mengembangkan Produk Life Science Berstandar
Internasional Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
5
b) Memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan vaksin dan antisera
yang berkualitas internasional untuk kebutuhan Pemerintah, swasta
nasional dan nternasional.
c) Mengembangkan inovasi vaksin dan antisera sesuai dengan kebutuhan
pasar.
d) Mengelola perusahaan agar tumbuh dan berkembang dengan
menerapkan good corporate governance.
Pada tahun 1998, PT. Bayer Indonesia berubah nama menjadi PT Bayer
Indonesia Tbk. Pada tahun 1998, PT. Bayer Indonesia Tbk. Mendapat sertifikat
6
ISO 9002. Tanggal 31 Desember 2002, PT. Bayer Indonesia Tbk melakukan
divestasi usaha produk kesehatan rumah tangga setelah pemegang saham PT.
Bayer Indonesia Tbk menyetujui penjualan produk kesehatan rumah tangga
kepada PT. Johnson Heme Hygiene Products pada rapat umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB). Dengan berjalannya waktu, pada Januari 2005, bisnis
obat bebas atau Over The Counter (OTC) PT. Roche Indonesia secara global
diambil alih oleh PT. Bayer (Jalan Raya Bogor Km. 32, Cimanggis, Depok).
Karena proses ini, PT. Bayer mempunyai dua buah pabrik yang memproduksi
obat-obatan. Pabrik tersebut antara lain berlokasi di Cibubur dan Cimanggis yang
dikenal dengan nama PT. Bayer Cibubur dan PT. Bayer Cimanggis. Obat ethical
(dengan resep dokter) lebih banyak diproduksi PT. Bayer Cibubur, sedangkan
PT. Bayer Cimanggis lebih fokus terhadap produk OTC dan suplemen.
Pada tahun 2012, PT. Bayer AG menganggap bahwa tidak etis jika dalam satu
negara terdapat 2 pabrik Bayer dengan produk yang sama (BayerHealtcare),
maka PT. Bayer Cibubur diambil alih oleh PT. Johnson dan produk dari PT.
Bayer Cibubur dipindahkan ke PT. Bayer Cimanggis dimana proyeknya disebut
sebagai JAZZ yang masih dikerjakan sampai sekarang dan ditargetkan selesai
pada tahun 2014.
7
c. Visi-Misi PT Bayer Indonesia
Visi PT. Bayer Cimanggis mempunyai visi yaitu Bayer Science for a Better
Life. Dengan visi tersebut, PT. Bayer Cimanggis ikut berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Selain visi, PT. Bayer Cimanggis
memiliki nilai-nilai yang dikenal dengan istilah “LIFE” yaitu leadership,
integrity, flexibility dan efficiency. Leadership diartikan sebagai sesuatu yang
dapat mengarahkan, menginspirasi dan memberikan motivasi serta memberikan
nilai-nilai yang baik. Integrity diartikan sebagai sesuatu yang selalu menerapkan
aturan, regulasi, dan praktik bisnis yang bagus, perhatian terhadap setiap orang,
lingkungan, dan selalu menjaga keamanan serta dapat dipercaya. Flexibility
diartikan sebagai sesuatu yang dapat berubah secara aktif dan beradaptasi dengan
trend dan kebutuhan, terbuka dan menerapkan long life learning. Efficiency
diartikan sebagai sesuatu yang dapat mengatur sumber dengan smart, melakukan
segala sesuatu dengan efektif dan mengutamakan harga, kecepatan dan kualitas.
Misi PT. Bayer Cimanggis adalah menyampaikan perspektif, strategi, dan tata
nilai, memberikan arah dan meningkatkan kebersamaan, mempromosikan
identitas perusahaan, memotivasi staf dan karyawan, mendukung rasa percaya
diri pada masa depan Bayer, menciptakan keterbukaan, memberikan tanda
keinginan untuk menerima tanggung jawab sosial dan menekan keunikan Bayer.
8
B. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisai Biofarma
9
e. Direktur Produksi pun membawahi Divisi Produksi Vaksin Virus, Divisi
Produksi Vaksin Bakteri, Divisi Produksi Farmasi, Divisi Teknik dan
Pemeliharaan.
f. Direktur Perencanaan dan Pengembangan membawahi Divisi Perencanaan dan
Pengendalian Produksi, Divisi Pengawasan Mutu, Divisi Hewan Laboraturium,
Divisi Surveilas dan Uji Klinis, Divisi Penelitian, Divisi Pengembangan Produk
10
Vaksin Campak Kering
Untuk pencegahan terhadap penyakit Campak
Vaksin Hepatitis B Rekombinan
Untuk pencegahan terhadap penyakit Hepatitis B
Vaksin Seasonal Flu
Untuk pencegahan terhadap penyakit Flu Musiman
2) VAKSIN BAKTERI
Vaksin TT
Untuk pencegahan terhadap penyakit Tetanus dan
TetanusNeonatal(Tetanus pada bayi baru lahir)
Vaksin DT
Untuk pencegahan terhadap penyakit Diphtheria (difteri) dan Tetanus
Vaksin DTP
Untuk pencegahan tehadap penyakit Diphtheria, Tetanus dan Pertusis
Vaksin BCG Kering
Untuk pencegahan terhadap penyakit Tuberkulosis
Vaksin Td
Untuk pencegahan penyakit Tetanus dan Difteri pada anak usia 7 tahun ke
atas 19
3) VAKSIN KOMBINASI
Vaksin DTP-HB
Untuk pencegahan terhadap penyakit Diphtheria,Tetanus, Pertussis (batuk
rejan) dan Hepatitis B
4) ANTISERA
Serum Anti Tetanus
Untuk pengobatan terhadap tetanus.
Serum AntiDifteri
Untuk pengobatan terhadap diphtheria
Serum AntiBisa Ular
Untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa yang mengandung efek
neurotoksik (ular kobra,ular belang) dan efek hemotoksis (ular tanah).
Serum AntiRabies
Untuk pengobatan terhadap rabies.
11
5) DIAGNOSTIKA
PPD RT 23 (Purified Protein Derivative)
Untuk pengujian kepekaan seseorang terhadap infeksi tuberkulosis.
Serum Aglutinasi Untuk Diagnostik
Untuk mengidentifikasi bakteri dari golongan Salmonella, Shigella, dan
Escherichia coli yang berhasil diisolasi dari bahan pemeriksaan.
1. Cdr
2. Tonikum bayer
Redoxon
3.
12
4. Canesten
5, Bepanthen
6. Saridon
7. Elevit
13
8. Claritin
9. Berocca
10. Adalat
11. Glucobal
14
BAB III
PEMBAHASAN
Praktek kegiatan lapngan (PKL) yang telah dilakukan ini merupakan salah satu agenda
yag diselenggarakan oleh prodi Farmasi (S-1) Universitas Bhakti Mandala Husada Slawi.
Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam mengaplikasikan
didalam materi dan teori yang diberikan. Sebagai mahasiswa farmasi, kita dituntut untuk aktif
menggali ilmu sebanyak-banyaknya untuk diterapkan dan dikembangkan ketika kita terjun
dalam dunia kerja. Praktik kerja lapangan ini dilakukan pada perusahaan industry PT
Biofarma dan PT Bayer. Dari pemaparan materi yang telah dilakukan secara daring
didapatkan informasi mengenai kegiatan di PT Biofarma dan PT Bayer.
2. Produk
Produk vaksin yang dihasilkan oleh PT. BIO FARMA diantaranya :
Year Vaccine
15
2001 DTP, DT, TT (vial)
2003 TT (Uniject)
2009 mOPV1
2010 Bopv 20 ds
2011 Td
2015 bOPV 10 ds
2019 mOPV2 20 ds
3. Pengertian Vaksin
Vaksin merupakan sediaan biologi atau antigen yang dimasukan kedalam tubuh
untuk merangsang pembentukan system imunitas aktif terhadap penyakit tertentu.
Sediaan biologi berasal dari mikroorganisme (virus, bakteri). System imunitas
merupakan system struktur biologi yang melindungi tubuh terhadap penyait yang
disebabkan oleh patogen.
16
Kita mempersiapkan hal hal apa saja yang dibutuhakan untuk proses produksi.
Dalam hal ini produksi vaksin. Kita menyiapkan virus yang akan digunakan dan
media yang akan digunakan.
b. Proses Cultivation
Proses cultivation atau inokulasi, adalah proses penanaman virus yang sudah
disiapkan di media yang sesuai. Kemudian banyak hal yang harus kita pantau
disini diantaranya adalah kelembaban, pH, Temperatur ruangan, dan lain
sebagainya. Kemudian kita tanam dan kita tunggu dalam beberapa waktu yang tak
ditentukan hingga akhirnya masuk ke tahapan berikutnya.
c. Proses Harvest
Proses harvest atau yang disebut dengan proses panen, setelah kita panen virusnya
kita melakukan in aktivasi.
d. Inaktivasi
Proses inaktivasi atau yang disebut dengan proses melemahkan virus. Di dalam
proses inaktivasi, dilakukan proses pemurnian.
e. Proses Pemurnian
Pada proses pemurnian ini tujuannya adalah untuk memisahkan material-material
yang diantara yang digunakan dan yang tidak digunakan. Yang digunakan
tentunya kita membutuhkan virusnya, virus yang sudah dilemahkan tadi atau di in
aktivasi. Setelah didapatkan, disitulah kita cut off dari unstrime.
f. Formulasi
Pada proses formulasi kita menambahkan biakan virus beserta dengan komponen
komponen lain yang dibutuhkan untuk sediaan vaksin. Dalam hal ini kita biasanya
kita sebut eksipien. Eksipien disini ada berbagai macam. Jadi kita tambahkan
disitu, ada medianya, ada biakan virusnya, kemudian bias kita tambahkan
stabiliter, bias juga kita tambahkan adjuvant. Kemudian kita lakukan proses
formulasi.
g. Proses filling & packaging
Proses filling dilakukan dengan menggunakan alat filling. Kemudian dilakukan
proses pengemasan, disaat melakukan pengemasan dilakukan proses visual
infuction, labeling, kemudian proses kemas. Hingga akhirnya menjadi vaksin atau
final product.
17
5. Tahap Produksi Vaksin dan Sera
Pada tahap produksi vaksin terdapat dua tahap, yaitu tahap up stream dan tahap
Down stream. Pada tahap Up stream atau bahan baku vaksin, prosesnya memakan
waktu antara 6 bulan sampai 8 bulan. Proses tersebut lama karena proses pengujian
yang sangat kompleks. Sedangkan pada tahap Down stream, waktunya lebih cepat
yaitu berkisar antara 3-4 bulan. Jika ditotal waktu yang dibutuhkan untuk produksi
vaksin dari mulai proses up stream sampai down stream bias berkisar 9- 12 bulan dan
sera dapat didistribusikan dan di jual secara komersial.
18
c. Filling
Dilakukan pengisian final bulk vaccine ke dalam kemasan : vial, ampul,
uniject, dan/ atau Pre- Filled Syringe.
d. Produk Akhir
a. Proses persiapan
Pencucian botol
Area loading barang bersih hasil cuci
Sterilisasi melalui otoklaf
Area loading bulk siap filling
b. Filling
Kemasan : vial, ampul, uniject
Kemasan baru yang sedang dikembangkan bio farma adalah kemasan Pre-
Filled Syringe.
c. Proses pengisian
Wrapping, proses pembungkusan beberapa barang-barang yang digunakan
untuk proses produksi.
Autoclave sterilization
Vial washing
Depyrogenation
Vial filling
vaccine
19
c. Transfer to filling via transfer line
20
c. Proteksi
Mengurangi kerusakan produk
21
B. PT. BAYER INDONESIA
1. Biografi PT. Bayer Indonesia
PT. Bayer Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang formulasi
sediaan effervescent obat dan pengemasan. Lahan yang digunakan PT Bayer
Indonesia-Suraba ini berada di Kawasan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER)
Perusahaan ini berada di Jl. Rungkut Industri 1 No 12 Surabaya, dan diperuntukkan
keperluan industri.
22
d. Blending (granulation and slugging)
e. Final blending
f. Compression
g. Packaging
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. PT Bio Farma adalah badan usaha milik Negara usaha milik Negara di Indonesia,
yang memproduksi vaksin dan sera untuk mendukung program imunisasi di Indonesia
maupun di Negara lainya.
2. PT Bayer Indonesia adalah prusahaan global dengan kompentisi di bidang life
science terkait kesehatan dan pertanian.
3. Produk yang di hasilkan oleh PT Bio Farma adalah VAKSIN VIRUS,VAKSIN
BAKTERI, VAKSIN KOMBINASI, ANTISERA dan DIAGNOSTIKA
4. Produk yang di hasilkan oleh PT Bayer Indonesia adalah CDR, TONIKUM
BAYER,REDOXON,BEROCCA PERFORMANCE
B. Saran
1. Sebaiknya program kunjungan industri ini dilakukan secara langsung agar mahasiswa
lebih mudah memahami dan melihat langsung proses kerja.
2. Mahasiswa lebih aktif bertanya dan bertanggung jawab dengan tugas yang sudah
diberikan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi Khalil. 2014. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Industri Farmasi.
Mohd Hazwan Ismail, Jasni Sulong Journal of Fiqhiyyat 2 (1), 12-28, 2022
PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara.
Sumatera Utara.
25
LAMPIRAN
26
27