Anda di halaman 1dari 6

Teks Ceramah Isra’ Mi’raj: Hikmah

Peristiwa Isra’ Mi’raj bagi Umat


Muslim di Masa Pandemi
Oleh: Gurupenyemangat.com

Bismillah;

Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh…

Aduh, aduh, aduh…

Apalah artinya daun salam


Kalau tidak dipakai bikin rendang
Apalah artinya jawab salam
Kalau kurang ikhlas dan tidak lantang
Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh…

Alhamdulillah, akhirnya keluar juga suara lantang jamaah sekalian dalam menjawab

rendang. Memang, ya. Kadang-kadang sebagian dari kita harus dipancing dengan

rendang dulu agar semangat.

Alhamdulillah, alhamdulillahilladzi arsala rasulahu bil huda wa diinil haq. Asyhadu alla

ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh. Allahumma shalli ala

sayyidina muhammad, wa ala alihi wasohbihi rasulillahi aj’main.

Jamaah kaum muslimin wal muslimat yang insyaAllah dimuliakan oleh Allah Azza wa

Jalla;

Pertama untuk memulai kisah, marilah kita bersyukur atas segala nikmat iman,

nikmat islam, nikmat sehat, hingga nikmat sempat yang senantiasa Allah berikan

kepada kita.

Sungguh nikmat Allah itu sangatlah banyak hingga kita sebagai hamba yang lemah

tidak mampu menghitungnya.


Namun kita beruntung karena masih bisa makan rendang, kita masih beruntung

karena masih bisa mengunyah kerupuk, dan kita juga masih beruntung karena masih

bisa bertatap muka demi memeriahkan peringatan Isra’ wal Mi’raj Nabi Muhammad

SAW 1443 Hijriah tahun 2022 ini.

Shalawat berbingkaikan salam mari kita hadiahkan kepada Nabiyullah, Nabi Akhir

Zaman, al-Mustofa Muhammad SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat kita

akan mendapat pertolongan beliau di Hari Kiamat nanti. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin.

Hadirin yang berbahagia;

Pada kesempatan yang mulia ini, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat yang

berjudul “Hikmah Isra’ Mi’raj di Tengah Pandemi”.

Allah berkalam dalam Surah Al-Isra’ ayat 1:

Bismillahirrohmaanirrohiim

َ‫ٱۡل َر ِام إ ََل ٱل ۡ َم ۡسجد ۡٱۡلَقۡ َصا ذٱَّلِي َب َٰ َر ۡكنا‬


َ ۡ ۡ َ ۡ َ ‫َۡا‬ ۡ َ َٰ َ ۡ َ ٓ ‫ُ ۡ َ َ ذ‬
ِ ِ ِ ِ ‫سبحَٰن ٱَّلِي أۡسى بِعب ِده ِۦ َلٗل مِن ٱلمس‬
‫ج ِد‬
]1:‫[اإلۡساء‬. ‫ري‬ ُ ‫يع ۡٱۡلَ ِص‬ ‫َح ۡو َ َُلۥ ل ُُِن َي ُهۥ م ِۡن َء َايَٰت ِ َنا ٓۚٓ إنذ ُهۥ ُه َو ذ‬
ُ ‫ٱلس ِم‬
ِ ِ
Bacaan Latin:

Subhanalladziiiii asroo bi’abdihii lailam-minal masjidil haraam ilal masjidil aqsholladzii

baaroknaa haulahuu, linuriyahuu, min aa-yaatinaa, innahuu huwas-samii’ul bashiir.

Artinya:

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al

Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami

perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya

Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Pada bulan-bulan sebelum hijrah ke Madinah (Yatsrib), Rasulullah Muhammad SAW

mengalami peristiwa dahsyat nan luar biasa yang tak mampu dicerna oleh akal manusia.
Tidak hanya bagi anak SD, bahkan orang tua dengan IQ jenius pun masih tidak mampu

mencerna perjalanan satu malam Nabi yang penuh dengan mukjizat itu.

Beliau diperjalankan (isra’) oleh Allah SWT dari Masjidil Haram di Makkah menuju

Masjdil Aqsa Baitul Maqdis di Jerusalem.

Hadirin sekalian, kira-kira berapa jarak dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa?

Apakah 5 langkah? Atau hanya dari rumah kita ke Warung Buk Siti?

Kalau kita tanya dengan Mbah Google, ternyata jarak dari Masjidil Haram menuju

Baitul Maqdis ialah 1.500 KM.

Iya sih. Bisa ditempuh dengan pesawat jet selama satu malam saja. Tapi dulu sebelum

hijrah, kendaraan yang ada cumalah unta, kan? Nyatanya, unta butuh waktu 40 hari

untuk melakukan perjalanan sejauh 1.500 KM. MasyaAllah.

Belum selesai sampai di sana, Rasul SAW kemudian naik (mi’raj) ke Sidratul Muntaha

(akhir penggapaian), bahkan melampauinya, serta kembali lagi ke Makkah dalam waktu

yang amat singkat.

Jamaah yang dirahmati oleh Allah;

Kalau kita berkaca dari segi iman, maka peristiwa luar biasa yang dilakukan Nabi

merupakan bukti bahwa 'ilm (ilmu) dan qudrat (kekuasaan) Allah sangat luas dan tidak

terbatas oleh ruang waktu.

Ruang dan waktu adalah hitung-hitungan manusia, hitung-hitungan guru matematika

dan guru fisika.

Hayoo, yang kemarin ulangan hariannya remedial sudah diperbaiki belum? Hiya-hiya,

sekarang mah enak. Mentang-mentang pandemi, semua jadi serba online. Eh, semoga

shalatnya tetap offline ya. Awas kalo ketahuan online!

Nah, memetik momentum Isra’ Mi’raj di tengah pandemi dan era digital tahun 2022

ini, setidaknya ada sederet hikmah yang bisa kita petik dan renungkan.

Apa saja hikmah Isra’ Mi’raj yang jamaah sekalian ketahui?


1. Isra’ Mi’raj adalah Cara Allah Menjawab Kesedihan Nabi SAW

Hadirin Rahimakumullah;

Pada tahun kesepuluh kenabian, Rasulullah ditimpa kesedihan dan kedukaan yang amat

mendalam.

Dalam perjuangan dakwah di Mekkah yang penuh dengan tantangan tersebut, Rasul

kehilangan istrinya, Khadijah RA, lalu disusul oleh paman beliau, Abu Thalib.

Karena Paman Abu Thalib adalah tokoh yang masyhur dan disegani oleh kaum Quraisy

wafat, orang-orang kafir semakin masif dalam melakukan intimidasi hingga tahun

kesedihan tersebut dijuluki sebagai amul huzn yang artinya tahun duka cita.

Namun, Allah SWT Maha Kasih, Allah SWT Maha Sayang, dan Allah SWT selalu punya

cerita yang indah untuk diperankan oleh hamba-Nya.

Demi menjawab kesedihan Rasul SAW, terjadilah peristiwa Isra’ Mi’raj yang

merupakan tasliyah (hiburan) bagi Rasul di mana beliau dipanggil menghadap Allah

SWT untuk menjemput perintah Shalat.

Hadirin yang berbahagia, lalu, apa hubungannya dengan pandemi yang masih marak

terjadi jelang Ramadan tahun 2022 ini?

Pelajaran alias hikmah yang bisa kita cermati ialah jangan terlampau berduka, jangan

terlalu sedih, dan jangan pula mengeluh atas ujian yang Allah berikan di akhir zaman

ini.

2. Shalat adalah Ibadah yang Spesial dan Utama

Apa bedanya perintah puasa, zakat, hingga sedekah bila kita bandingkan dengan

shalat?

Hadirin yang dirahmati Allah SWT; dari peristiwa Isra’ Mi’raj kita bisa memetik

makna bahwa shalat adalah ibadah yang spesial sekaligus ibadah yang utama.

Buktinya? Rasul SAW sampai dipanggil Allah menuju Sidratul Muntaha untuk

menjemput perintah shalat.


Beda dengan zakat atau pun puasa yang perintahnya turun berupa wahyu yang

disampaikan oleh malaikat Jibril.

Nah, memetik momentum Isra’ Mi’raj di masa pandemi bulan Rajab 1443 Hijriah ini,

mari kita kembali mengingat kualitas shalat kita. Sudah khusyuk atau belum, sudah

sempurna gerakan dan bacaannya atau belum, serta sudah ikhlas menjalankannya atau

belum.

Allah berfirman dalam QS Huud ayat 114:


ۡ ۡ ُ َٰ َ َ َ ۡ ‫ذ َ َٰ َ َ َ َ ذ َ َ ُ َ ا َ ذ ۡ ذ‬ ََ
َٰ‫َات َذَٰل َِك ذ ِۡك َرى‬ ‫ذ‬
ِۚ ِ ٔٔ‫ٱلس‬
َ
‫ت يذهِۡب‬ِ ‫َف ٱنلهارِ وزلفا مِن ٱَل ِلِۚ إِن ٱۡلسن‬
ِ ‫وأق ِ ِم ٱلصلوة طر‬
ِ
َ ‫ل ذ َِٰلكِر‬
]114:‫ين [هود‬ِ
Bacaan Latin:

Wa aqimis-sholaata torofayin-nahaari wa julafam-minal-laiil, innal hasanaati

yudzhibnas-sayyi’aati, dzaalika dzikraa lidzzaakiriin.

Artinya:

Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian

permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu

menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-

orang yang ingat.

3. Setiap Perbuatan Baik atau Buruk Pasti Ada Balasannya

Hadirin Rahimakumullah;

Pada masa-masa sulit di era pandemi ini kita seringkali dibikin sedih oleh pemberitaan

di berbagai media. Dulu di awal-awal pandemi ada orang yang memendam masker,

baru-baru ini ketika harga minyak naik, ada pula orang menimbun minyak goreng.

Padahal kita sedang sudah, eh, malah ada orang memanfaatkan kesusahan tersebut.
Bercermin dari peristiwa Isra’ Mi’raj, dalam hadis shahih riwayat Abu Daud,

Rasulullah dalam Mi’raj-nya sempat melewati melewati suatu kaum yang mempunyai

kuku-kuku dari tembaga. Mereka mencakari wajah-wajah dan dada-dada mereka.

Setelah Rasul bertanya kepada Jibril, itu adalah perumpamaan balasan bagi orang-

orang yang semasa hidup di dunia suka berghibah dan menumpuk-numpuk harta.

Nauzubillahi min dzalik! Semoga kita semua dijauhkan dari siksa api neraka ya.

Hadirin kaum muslimin wal muslimat Rahimakumullah;

Selain daripada 3 hikmah tadi, sesungguhnya ada banyak hikmah lain yang bisa kita

petik dari peristiwa Isra’ Mi’raj.

Tapi yang terpenting ialah; bagaimana sikap dan ikhtiar kita yang tanpa putus untuk

menggapai takwa serta menjadikan peristiwa Isra’ Mi’raj sebagai momentum untuk

lebih semangat ikhlas dalam beribadah.

Jamaah yang dirahmati oleh Allah;

Demikianlah ceramah singkat yang bisa saya sampaikan. Saya akhiri dengan pantun:

Mak Siti pergi ke pasar beli ikan


Karena sudah bosan memasak rendang
Mari kita persiapkan amal kebaikan
Karena kita tak tahu kapan ajal datang
Akhirul kalam;

Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai