Bismillah;
Alhamdulillah, akhirnya keluar juga suara lantang jamaah sekalian dalam menjawab
rendang. Memang, ya. Kadang-kadang sebagian dari kita harus dipancing dengan
Alhamdulillah, alhamdulillahilladzi arsala rasulahu bil huda wa diinil haq. Asyhadu alla
ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh. Allahumma shalli ala
Jamaah kaum muslimin wal muslimat yang insyaAllah dimuliakan oleh Allah Azza wa
Jalla;
Pertama untuk memulai kisah, marilah kita bersyukur atas segala nikmat iman,
nikmat islam, nikmat sehat, hingga nikmat sempat yang senantiasa Allah berikan
kepada kita.
Sungguh nikmat Allah itu sangatlah banyak hingga kita sebagai hamba yang lemah
karena masih bisa mengunyah kerupuk, dan kita juga masih beruntung karena masih
bisa bertatap muka demi memeriahkan peringatan Isra’ wal Mi’raj Nabi Muhammad
Shalawat berbingkaikan salam mari kita hadiahkan kepada Nabiyullah, Nabi Akhir
akan mendapat pertolongan beliau di Hari Kiamat nanti. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin.
Pada kesempatan yang mulia ini, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat yang
Bismillahirrohmaanirrohiim
Artinya:
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
mengalami peristiwa dahsyat nan luar biasa yang tak mampu dicerna oleh akal manusia.
Tidak hanya bagi anak SD, bahkan orang tua dengan IQ jenius pun masih tidak mampu
mencerna perjalanan satu malam Nabi yang penuh dengan mukjizat itu.
Beliau diperjalankan (isra’) oleh Allah SWT dari Masjidil Haram di Makkah menuju
Hadirin sekalian, kira-kira berapa jarak dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa?
Apakah 5 langkah? Atau hanya dari rumah kita ke Warung Buk Siti?
Kalau kita tanya dengan Mbah Google, ternyata jarak dari Masjidil Haram menuju
Iya sih. Bisa ditempuh dengan pesawat jet selama satu malam saja. Tapi dulu sebelum
hijrah, kendaraan yang ada cumalah unta, kan? Nyatanya, unta butuh waktu 40 hari
Belum selesai sampai di sana, Rasul SAW kemudian naik (mi’raj) ke Sidratul Muntaha
(akhir penggapaian), bahkan melampauinya, serta kembali lagi ke Makkah dalam waktu
Kalau kita berkaca dari segi iman, maka peristiwa luar biasa yang dilakukan Nabi
merupakan bukti bahwa 'ilm (ilmu) dan qudrat (kekuasaan) Allah sangat luas dan tidak
Hayoo, yang kemarin ulangan hariannya remedial sudah diperbaiki belum? Hiya-hiya,
sekarang mah enak. Mentang-mentang pandemi, semua jadi serba online. Eh, semoga
Nah, memetik momentum Isra’ Mi’raj di tengah pandemi dan era digital tahun 2022
ini, setidaknya ada sederet hikmah yang bisa kita petik dan renungkan.
Hadirin Rahimakumullah;
Pada tahun kesepuluh kenabian, Rasulullah ditimpa kesedihan dan kedukaan yang amat
mendalam.
Dalam perjuangan dakwah di Mekkah yang penuh dengan tantangan tersebut, Rasul
kehilangan istrinya, Khadijah RA, lalu disusul oleh paman beliau, Abu Thalib.
Karena Paman Abu Thalib adalah tokoh yang masyhur dan disegani oleh kaum Quraisy
wafat, orang-orang kafir semakin masif dalam melakukan intimidasi hingga tahun
kesedihan tersebut dijuluki sebagai amul huzn yang artinya tahun duka cita.
Namun, Allah SWT Maha Kasih, Allah SWT Maha Sayang, dan Allah SWT selalu punya
Demi menjawab kesedihan Rasul SAW, terjadilah peristiwa Isra’ Mi’raj yang
merupakan tasliyah (hiburan) bagi Rasul di mana beliau dipanggil menghadap Allah
Hadirin yang berbahagia, lalu, apa hubungannya dengan pandemi yang masih marak
Pelajaran alias hikmah yang bisa kita cermati ialah jangan terlampau berduka, jangan
terlalu sedih, dan jangan pula mengeluh atas ujian yang Allah berikan di akhir zaman
ini.
Apa bedanya perintah puasa, zakat, hingga sedekah bila kita bandingkan dengan
shalat?
Hadirin yang dirahmati Allah SWT; dari peristiwa Isra’ Mi’raj kita bisa memetik
makna bahwa shalat adalah ibadah yang spesial sekaligus ibadah yang utama.
Buktinya? Rasul SAW sampai dipanggil Allah menuju Sidratul Muntaha untuk
Nah, memetik momentum Isra’ Mi’raj di masa pandemi bulan Rajab 1443 Hijriah ini,
mari kita kembali mengingat kualitas shalat kita. Sudah khusyuk atau belum, sudah
sempurna gerakan dan bacaannya atau belum, serta sudah ikhlas menjalankannya atau
belum.
Artinya:
Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
Hadirin Rahimakumullah;
Pada masa-masa sulit di era pandemi ini kita seringkali dibikin sedih oleh pemberitaan
di berbagai media. Dulu di awal-awal pandemi ada orang yang memendam masker,
baru-baru ini ketika harga minyak naik, ada pula orang menimbun minyak goreng.
Padahal kita sedang sudah, eh, malah ada orang memanfaatkan kesusahan tersebut.
Bercermin dari peristiwa Isra’ Mi’raj, dalam hadis shahih riwayat Abu Daud,
Rasulullah dalam Mi’raj-nya sempat melewati melewati suatu kaum yang mempunyai
Setelah Rasul bertanya kepada Jibril, itu adalah perumpamaan balasan bagi orang-
orang yang semasa hidup di dunia suka berghibah dan menumpuk-numpuk harta.
Nauzubillahi min dzalik! Semoga kita semua dijauhkan dari siksa api neraka ya.
Selain daripada 3 hikmah tadi, sesungguhnya ada banyak hikmah lain yang bisa kita
Tapi yang terpenting ialah; bagaimana sikap dan ikhtiar kita yang tanpa putus untuk
menggapai takwa serta menjadikan peristiwa Isra’ Mi’raj sebagai momentum untuk
Demikianlah ceramah singkat yang bisa saya sampaikan. Saya akhiri dengan pantun: