BINUS University
PETUNJUK UJIAN
i. Jawablah setiap pertanyaan yang berada pada bagian PERTANYAAN UJIAN dibawah ini
ii. Unduh soal ujian ini, kemudian ubah file dalam bentuk PDF ini ke bentuk words
iii. Jawaban di ketik rapi pada halaman JAWABAN UJIAN dibawah ini
iv. Jawaban dikumpulkan paling lambat tanggal 14 November 2022 dalam bentuk file dan submit melalui portal ujian
v. Format file Jawaban adalah : KodeMatakuliah-Nama Matakuliah-NIM.pdf
Contoh : TAXN6040039-Taxation -2012345678.pdf
PERTANYAAN UJIAN
Variasi 1
Soal 1 - NPWP & PKP (bobot 5%)
(LO 1 - Explain overview of Corporate Taxpayers in Indonesia)
PT Sinar Kudus merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur peralatan olahraga beralamat di kota
Tangerang Selatan. Berdasarkan akta PT Sinar Kudus didirikan pada tahun 2018, namun baru mulai beroperasi pada
tahun 2019 dengan omzet sebesar Rp 5.900.000.0000, kemudian di tahun 2020 memiliki omzet sebesar Rp
7.000.000.000. Dari awal pendirian perusahaan tersebut PT Sinar Kudus tidak memiliki NPWP dan juga belum
mendaftarkan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), Berdasarkan saran dari konsultan Pajak, PT Andara Mulya
diminta agar segera mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dan NPPKP.
NO PERNYATAAN
1. Biaya PPh pasal 21 ditanggung perusahaan.
2. Biaya Sumbangan kepada ormas sekitar perusahaan
3. Pembelian bahan baku untuk produksi
4. Biaya perbaikan rumah pemegang saham
5. Biaya penyusutan mesin pabrik
AW,FM | Page 1 of 6
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
Soal Kasus III - Perhitungan Pajak Penghasilan dan SPT Wajib Pajak Badan (Bobot 50%)
Dalam rangka untuk memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak, Bapak Albani selaku Direktur Utama PT Global Telekom
meminta bantuan anda untuk menyiapkan perhitungan dan pelaporan pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2022.
Berikut data dari PT Global Telekom:
PT Global Telekom
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2022
(dalam Rupiah)
Penghasilan dari usaha dalam Negeri: Komersil
Penjualan 58.545.000.000
Retur Penjualan (49.000.000)
Diskon Penjualan (77.000.000)
Penjualan Netto 58.419.000.000
Harga Pokok Penjualan (54.500.000.000)
Laba Bruto 3.919.000.000
Beban Usaha
Gaji, Upah, THR, Tunjangan (1.983.000.000)
Beban Telekomunikasi (40.000.000)
Beban Administrasi (37.000.000)
Beban Piutang tak tertagih (20.000.000)
Beban Konsumsi (15.000.000)
Beban Promosi (120.000.000)
Beban Sanksi (2.000.000)
Pajak Penghasilan (150.000.000)
Beban Sumbangan (35.000.000)
Beban Penyusutan (Depresiasi) (810.000.000)
Kerugian Kurs mata uang asing (5.000.000)
Total Beban Usaha (3.217.000.000)
AW,FM | Page 2 of 6
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
Informasi tambahan yang berguna untuk rekonsiliasi fiskal adalah sebagai berikut:
a. Pada penjualan, perusahaan belum memasukkan nilai pemakaian sendiri dan juga penjualan kepada
karyawan sebesar Rp 78.000.000
b. Beban gaji, upah dan THR termasuk didalamnya terdapat biaya PPh 21 ditanggun perusahaan sebesar Rp
50.000.000.
c. Beban Telekomunikasi merupakan biaya berlangganan telepon selular yang digunakan untuk keperluan
operasional kantor dan pribadi karyawan.
d. Beban administrasi terdapat biaya sebesar Rp 15.000.000 untuk berlangganan koran dan majalah bagi manajer
dan direksi.
e. Beban piutang tak tertagih merupakan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dari pelanggan yang
tidak bisa membayar dan sudah didaftarkan sesuai peraturan perpajakan yang berlaku.
f. Beban Konsumsi, merupakan biaya makanan bagi karyawan yang sedang lembur.
g. Beban Promosi meliputi biaya agen periklanan sebesar Rp 100.000.000, dan nilai biaya agen tersebut belum
dipotong diskon sebesar 25%, kemudian sisanya sebesar Rp 20.000.000 merupakan biaya yang tidak ada bukti
pendukung.
h. Beban Sanksi merupakan sanksi administratif perpajakan dibayar perusahaan selama tahun 2022.
i. Pajak penghasilan merupakan angsuran PPh pasal 25 pada tahun 2022.
j. Biaya sumbangan terdiri dari :
Biaya karangan bunga sebesar Rp 5.000.000 yang diberikan untuk acara pelantikan pejabat daerah
dan pernikahan anak direksi perusahaan
Biaya yang diberikan kepada korban bencana yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bencana
nasional sebesar Rp 30.000.000
l. Penghasilan Dividen sebesar Rp 250.000.000 terdiri atas dividen kas dari penyertaan saham di PT Anak Emas
(NPWP 01.200.200.1-022.000, alamat Jakarta) sebesar Rp 3.500.000.000 dengan persentase atas
kepemilikan saham sebesar 35%.
AW,FM | Page 3 of 6
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
Instruksi Soal
1. Buatlah Rekonsiliasi Fiskal dan hitunglah jumlah Penghasilan Kena Pajak (bobot 20%) LO4
2. Hitunglah Kredit Pajak PPh Pasal 22, 23 dan 24 (Bobot 15%) LO3
3. Hitunglah Jumlah PPh Lebih/Kurang Bayar PT Global Telekom (Bobot 10%) LO4
4. Hitunglah angsuran PPh pasal 25 per bulan untuk tahun 2023 (Bobot 5%) LO3
Perhitungan & Pelaporan SPT Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) dan PPN
KMS
PT. Pemasak adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan kompor induksi merek “Ozone” dan dikenakan tarif
PPnBM 20 %. Produk dari perusahaan dipasarkan baik di pasar domestik maupun internasional. PT. Pemasak telah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) sejak 31 Januari 2008.
2 5 November Melakukan Ekspor ke TEKA, Ltd, Inggris sebanyak 100 unit Kompor Ozone @
8.500.000 Harga belum termasuk PPN dan PPnBM. No Dokumen Ekspor
200200200.
AW,FM | Page 4 of 6
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
8. 25 November Perusahaan melakukan pembangunan gudang dengan luas 1000 m2. Harga
perolehan tanah sebesar Rp 5.000.000.000, Selama bulan November 2022
menghabiskan total biaya pembangunan sebesar Rp 1.000.000.000, biaya
tersebut merupakan biaya pembelian material dan upah buruh, perusahaan
mendapatkan Faktur Pajak Masukan atas pembelian material senilai Rp
900.000.000
Pembelian
No. Tanggal Keterangan
1. 15 Pembelian secara tunai Kemasan Kompor Ozone dengan DPP Rp 50.000.000
November dari PT Panas Bara. NPWP 04.100.100.9-022.000. Diterima faktur pajak
010.100.19.00005678. Harga belum termasuk PPN.
2. 17 Pembelian 1 buah Sedan dari PT Lexus, mobil tersebut untuk diberikan kepada
November pemegang saham @Rp 550.000.000 kena PPnBM 20 %. NPWP 05.100.100.6-
022.000 Diterima faktur pajak 010.220.19.00005677. Harga belum termasuk
PPN dan PPnBM.
3. 21 Pembelian Kompor induksi dengan impor dari Itaewon Co Ltd , Korea Selatan,
November dengan Cost $5,000 kemudian Insurance dan freight masing – masing 1 % dan
2
% dari cost. Bea masuk yang dikenakan Rp 1.000.000, Kurs 1 $ = Rp 15.000.
Nomor PIB 200200 Harga belum termasuk PPN dan PPnBM 20 %.
4 22 Perusahaan membeli 10 unit logam mulia 10 gram, dengan harga per unit
November sebesar Rp 8.850.000, logam mulia tersebut akan diberikan kepada Karyawan
perusahaan yang memiliki kinerja terbaik selama tahun 2022.
5. 23 Pembelian Paket Sembako senilai Rp 50.000.000 dari Delta Mart, Paket
tersebut November akan dibagikan kepada korban bencana alam.
4. Informasi Tambahan
Pada 15 November PT Pemasak membayar uang muka PPN sebesar Rp 4.000.000, (PPN disetor dimuka) untuk
masa pajak November 2022.
Terdapat Lebih Bayar PPN Bulan Oktober 2022 sebesar Rp 3.000.000 yang dapat dikompensasikan
PPN Kurang Bayar, PPnBM dan PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri di setor pada tanggal 10 Desember 2022
SPT PPN dilaporkan pada tanggal 15 Desember 2022
Petunjuk Pengerjaan
1. Buatlah Perhitungan PPN Lebih/Kurang Bayar dalam Format Excel (bobot 15%) LO6
2. Buatlah Perhitungan PPnBM dalam Format Excel (bobot 10%) LO6
3. Buatlah Perhitungan PPN KMS (bobot 5%) LO6
AW,FM | Page 5 of 6
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
AW,FM | Page 6 of 6
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
RUBRIK PENILAIAN
SKORE : % dari Bobot
LO
NILAI
Level KONTEN / ELEMEN Skor x bobot
3 : 71 – 100 2 : 51 – 70 1 : 0 - 50
Bobot
AW,FM | Page 7 of 6
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
JAWABAN UJIAN
Variasi 1
Soal 1 – NPWP & PKP
1. Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak
atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak maka akan terkena
sanksi pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling
sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
perpajakan khususnya dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 39 ayat (1).
Jika pada 2021 Dirjen Pajak menetapkan NPWP PT Sinar Kudus secara jabatan, maka kewajiban
perpajakan bagi PT Sinar Kudus dimulai sejak saat PT Sinar Kudus memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun sebelum dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak. Maka dari itu PT Sinar Kudus yang telah ditetapkan menjadi PKP memiliki
kewajiban untuk menghitung, menyetor dan melapor PPN yang terutang sejak 5 tahun kebelakang, yaitu
mulai tahun 2018. Selain itu akan ditambahkan juga sanksi seperti yang disebutkan dalam Pasal 13 ayat (2)
UU KUP yaitu berupa bunga sebesar 2% per bulan paling lama 24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya
pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya
SKPKB.
2. Sanksi pidana yang ditetapkan bagi perusahaan yang dengan sengajak tidak mendaftarkan diri sebagai
PKP sementara telah memenuhi persyaratan maka akan dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 6
(enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang
yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang bayar sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan perpajakan khususnya dalam Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan Pasal 39 ayat (1). Selain itu perusahaan yang memiliki omzet diatas Rp4,8 miliar
dan belum dikukuhkan sebagai PKP maka perusahaan tersebut tidak berhak untuk memungut PPN dan
menerbitkan faktur pajak. Tidak hanya itu, PPN ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sesuai
Pasal 14 ayat (4) UU KUP sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang ditagih melalui Surat
Tagihan Pajak (STP), sebagai konsekuensi dari penarikan kewajiban perpajakan yang seharusnya
dilaksanakan oleh WP atau PKP sampai dengan lima tahun ke belakang.
Jika pada tahun 2021 Dirjen Pajak mengukuhkan PT Sinar Kudus sebagai PKP, maka PT Sinar Kudus
wajib memungut PPN/PPnBM yang terutang; Menyetorkan PPN yang masih harus dibayar dalam hal Pajak
Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, serta menyetorkan PPnBM yang
terutang; Melaporkan PPN/PPnBM yang terutang.
FM-BINUS-AA-FPU-579/R3
Soal Kasus III – Perhitungan Pajak Penghasilan dan SPT Wajib Pajak Badan
Pendapatan Komersil Koreksi Positif Koreksi Negatif Fiskal
Penghasilan dari usaha dalam negeri :
Penjualan Rp 58.545.000.000 Rp 78.000.000 Rp 58.623.000.000
Retur Penjualan -Rp 49.000.000 Rp -
Potongan Penjualan -Rp 77.000.000 Rp -
-Rp 126.000.000 -Rp 126.000.000
Penjualan Netto Rp 58.419.000.000 Rp 58.497.000.000
Harga Pokok Penjualan -Rp 54.500.000.000 -Rp 54.500.000.000
Laba Bruto Rp 3.919.000.000 Rp 3.997.000.000
Beban Usaha :
Gaji, Upah, THR, Tunjangan Rp 1.983.000.000 -Rp 50.000.000 Rp 1.933.000.000
Beban Telekomunikasi Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
Beban Administrasi Rp 37.000.000 -Rp 15.000.000 Rp 22.000.000
Beban Piutang tak tertagih Rp 20.000.000 -Rp 20.000.000 Rp -
Beban Konsumsi Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
Beban Promosi Rp 120.000.000 -Rp 75.000.000 Rp 45.000.000
Beban Sanksi Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
Pajak Penghasilan Rp 150.000.000 -Rp 150.000.000 Rp -
Beban Sumbangan Rp 35.000.000 -Rp 30.000.000 Rp 5.000.000
Beban Penyusutan (Depresiasi) Rp 810.000.000 Rp 115.500.000 Rp 925.500.000
Kerugian Kurs mata uang asing Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Total Beban Usaha Rp 3.217.000.000 Rp 2.992.500.000
Laba Usaha Rp 702.000.000 Rp 1.004.500.000
Pajak Masukan
No Tgl DPP PPN PPnBM Keterangan
1 15-Nov Rp 50,000,000 Rp 5,500,000 dapat dikreditkan
2 17-Nov Rp 550,000,000 Rp 60,500,000 Rp 110,000,000 tidak dapat dikreditkan
3 21-Nov Rp 78,250,000 Rp 8,607,500 Rp 15,650,000 dapat dikreditkan
Rp 74,607,500 Rp 125,650,000
PPN KMS
No tgl DPP PPN KMS
8 25-Nov Rp 1,000,000,000 Rp 22,000,000
PPnBM Rp 77,300,000
Soal V – BPHTB
Nilai Transaksi = Rp 11.751.000.000
NJOP = Rp 3.905.000*3000 m2
= Rp 11.715.000.000
DPP = Rp 11.751.000.000 – Rp 80.000.000
= Rp 11.671.000.000
BPHTB = 5% x 11.635.000.000 = Rp 583.550.000
Jadi BPHTB yang harus dibayar adalah senilai Rp 583.550.000,-