PENDAHULUAN
1. Perikemanusiaan
Setiap kegiatan proyek, program kesehatan harus berlandaskan
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan
dan ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan saja
sebagai obyek namun sekaligus pula subyek kegiatan, proyek, program
kesehatan. Segenap komponen bangsa bertanggung jawab untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
sedemikian rupa sehingga setiap individu, keluarga dan masyarakat dapat
menolong dirinya sendiri.
Dengan dasar ini, setiap individu, keluarga dan masyarakat melalui
kegiatan, proyek, program kesehatan difasilitasi agar mampu mengambil
keputusan yang tepat ketika membutuhkan pelayanan kesehatan.Warga
masyarakat harus mau bahu membahu menolong siapa aja yang
membutuhkan pertolongan agar dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
sesuai kebutuhan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Di lain pihak,
fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, sesuai dengan
norma sosial budaya setempat serta tepat waktu.
3. Adil Dan Merata
Setiap individu, keluarga, dan masyarakat mempunyai kesempatan
yang sama untuk untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya.
Kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas,
terjangkau sesuai dengan norma sosial budaya setempat serta tepat waktu.
4. Pengutamaan dan Manfaat
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan atau
kesehatan dalam kegiatan, proyek, program kesehatan harus mengutamakan
JUMLAH 57.97
Dari tabel di atas terlihat bahwa Desa memiliki daerah yang paling luas
adalah Desa Bangunrejo Lor, sedangkan daerah yang kecil luas wilayahnya
adalah Desa Cantel.
Secara geografis wilayah kerja UPT Puskesmas Pitu terletak pada titik
koordinat 70 412’ Lintang Selatan dan 1110 511 Bujur Timur. Letak Geografis
2.2 KEPENDUDUKAN
Dalam penyusunan Laporan Tahunan UPT Puskesmas Pitu Kabupaten
Ngawi Tahun 2021 jumlah penduduk yang digunakan adalah berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ngawi Tahun 2021 sejumlah 30.749
jiwa dengan komposisi laki-laki 15.421 jiwa dan perempuan 15.328 jiwa.
Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang
diperoleh melalui pengamatan (surveilans) dan data yang diperoleh dari fasilitas
pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin insidentil.
Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun
prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit
dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam
penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
b. Kusta
Penyakit Kusta atau yang lebih sering disebut Lepra adalah penyakit
infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang
menyerang syaraf tepi dan jaringan tubuh lainnya.Indonesia merupakan
penyumbang penderita kusta terbesar di dunia setelah India dan Brazil,
sementara Propinsi Jawa Timur menduduki peringkat pertama di Indonesia
dalam jumlah penderita kusta.Penyakit kusta di Jawa Timur masih menjadi
masalah, terutama di wilayah pantai utara Jawa dan Madura karena prevalensi
d. Diare
Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan
bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya
e. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru-pari
(alveoli) dan merupakan gejala batuk, sesak nafas, bronkhi, dan infiltrat pada
foto rontgen. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari
2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah
kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Pada tahun 2021 jumlah kasus pneumonia balita yang ditemukan
sebanyak 8 kasus dari perkiraan balita yang menderita pneumonia. Kasus
pneumonia yang ditemukan telah mendapatkan pelayanan sesuai standard
yang berlaku. Upaya penanggulangan penyakit ini difokuskan pada penemuan
dini dan dengan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita.
Kecepatan keluarga dalam membawa penderita ke tempat pelayanan
kesehatan serta ketrampilan petugas dalam deteksi dini melalui MTBS dan
menegakkan diagnosa merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit
pneumonia.
b. Malaria
Indonesia merupakan Negara dengan angka kesakitan dan kematian
malaria cukup tinggi, Malaria masih endemis di beberapa wilayah Jawa
Timur pantai selatan, kepulauan Sumenep dan sekitar gunung Wilis.
Pada tahun 2021 di UPT Puskesmas Pitu penderita malaria Nihil.
Upaya untuk penanggulangan penyakit malaria adalah dengan mengadakan
Survey Migrasi di wilayah yang Resiko Tinggi (penduduknya banyak yang
bekerja di Luar Jawa), selain itu juga dilakukan penyuluhan untuk segera
melaporkan bila ada masyarakat yang baru pulang (bekerja) dari luar Pulau
Jawa untuk diperiksa.
b. Pertusis
Pertusis disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, disebut juga
batuk rejan atau batuk 100 hari.Penyebaran pertusis melalui percikan ludah
yang keluar dari batuk atau bersin. Komplikasi pertusis adalah Pneumonia
bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.Pada tahun 2021 di wilayah
UPT Puskesmas Pitu tidak ditemukan penderita pertusis.
c. Tetanus Neonarotum
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani,
sedangkan Tetanus Neonatorum (TN) adalah tetanus pada bayi. Pada bayi,
gejala tetanus disertai gejala berhenti menetek (sucking) antara 3-28 hari
setelah lahir. Komplikasi tetanus neonatorum adalah patah tulang akibat
kejang, pneumonia dan infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian.
Penanganan Tetatnus Neonatorum tidak mudah, sehingga yang terpenting
adalah upaya pencegahan melalui pertolongan persalinan yang higienis dan
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan tali pusat. Pada
tahun 2021 di wilayah UPT Puskesmas Pitu tidak dijumpai penyakit Tetanus
Neonatorum (tetanus yang menyerang pada bayi umur < 28 hari).
d. Campak
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh Myxovirus viridae
measles disebarkan melalui udara.Gejala awal penyakit ini adalah demam,
bercak kemerahan, batuk, pilek, konjunctivitis. Selanjutnya timbul ruam pada
muka, leher dan menyebar ke seluruh tubuh, di UPT Puskesmas Pitu tahun
2021 tidak terdapat kasus campak.
Sarana jamban keluarga yang ada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pitu
tercatat sebanyak 7.869 jamban pada tahun 2021.
c. Sarana Tempat-Tempat Umum (TTU)
Tempat-tempat umum merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh
banyak orang sehingga dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran
penyakit.Yang termasuk tempat – tempat umum antara lain adalah hotel,
tempat pariwisata, pasar, tempat ibadah, perkantoran dan institusi pendidikan.
Adapun TTU yang dapat dikategorikan sehat adalah TTU yang memiliki
sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah,
ventilasi yang baik serta luas yang sesuai dengan banyaknya pengunjung.
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan, menyebutkan bahwa pada
tahun 2021 terdapat 203 TTU di UPT Puskesmas Pitu berupa sarana
Tabel 4.1 Hasil Pencapaian Kinerja UKP Puskesmas Pitu Tahun 2021
HASIL TINGKAT
NO KOMPONEN UKP KETERANGAN
CAKUPAN KINERJA
.
(%)
1. Pelayanan Non Rawat Inap 73,89 Kurang Baik ≥ 91
2. Pelayanan Gawat Darurat 100 Baik Cukup ≥81-90
3. Pelayanan Kefarmasian 90,29 Cukup Kurang ≤ 81
4. Pelayanan Laboratorium 100 Baik
5. Pelayanan Rawat Inap 75 Kurang
6. Survei Kepuasan Pasien 100 Baik
Rata-rata nilai 89,86 Cukup
Dengan melihat tabel diatas hasil Kinerja UKP Puskesmas Pitu tahun 2021
adalah 89,86 (Kategori Cukup), dimana program yang mencapai cakupan 100
adalah Survei Kepuasan Pasien dan Pelayanan Gawat Darurat, sedangkan
program dengan capaian terendah adalah Pelayanan Non Rawat Inap dengan
cakupan nilai 73,89.
Cakupan nilai rata-rata UKM Esensial adalah 82,43 dengan kategori cukup,
dimana cakupan tertinggi dicapai oleh Upaya Promosi Kesehatan dengan nilai
rata-rata 90,6, sedangkan terendah adalah Upaya Pencegahan & Pengendalian
Penyakit Menular dan Tidak Menular dengan nilai rata-rata 66,5.
- Upaya Promosi Kesehatan ( capaian 78,8 di tahun 2020 naik menjadi 90,6
di tahun 2021)
- Upaya Pelayanan Gizi ( capaian 84,7 naik menjadi 85,6 di tahun 2021 )
a. Promosi Kesehatan
d. Gizi
TH 2020 TH 2021
Keswa
Kefarmasian
100 7510070.3UKGM
5050
Kes. Matra
100 2.8 Yankestrad
100
0
33.3
74.649.9 20.6
96.9 46.4 100
UKK 54.4 Kesorga
Kes. Lansia Kes. Indera
TH 2020 TH 2021
BAB V
Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 36
SUMBER DAYA KESEHATAN
Tabel 5.2
Standar Kebutuhan Puskesmas Dengan Rawat Jalan Tahun 2021
JUMLAH
KEBUTUHAN YANG ADA KURANG
NO NAMA JABATAN
NON
PNS PNS PNS
PNS
KELOMPOK URUSAN UMUM
Pengelola Pemanfaatan
1
Barang Milik Daerah 1 0 0 1
2 Pengadministrasi Umum 4 4 2 0
3 Pramu Kebersihan 2 0 2 2
4 Pengemudi Ambulan 2 1 0 1
5 Petugas Keamanan 2 0 0 2
KELOMPOK URUSAN KEUANGAN
1 Bendahara 2 1 0 1
2 Pengelola Keuangan 2 0 0 2
3 Pengadministrasi Penerimaan 1 0 0 1
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Berangkat dari permasalahan yang dihadapi dari penyusunan Profil Kesehatan UPT
Puskesmas Ngawi Kabupaten Ngawi tahun 2021 ini, diharapkan kesadaran dan peran
serta aktif dari semua pihak untuk membenahi sistem manajemen data agar kinerja dari
masing-masing bidang dapat lebih terukur dan memberikan gambaran yang lebih rinci