Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Dimana fungsi puskesmas adalah :
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
b. Membina masyarakat di wilayahnya dalam rangka meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di
wilayahnya.
Memasuki abad 21 bahwa pendekatan mutu paripurna yang berorientasi
pada kepuasan pelanggan atau pasien menjadi strategi utama bagi organisasi
pelayanan kesehatan di Indonesia, agar tetap aksis ditengah persaingan global
yang semakin ketat. Organisasi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, pada
dasarnya adalah organisasi jasa pelayanan umum, oleh karena itu perlu memiliki
karakter mutu pelayanan prima yang sesuai dengan harapan pasien, selain
diharapkan memberikan pelayanan medis bermutu.
Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya SDM yang
sehat, cerdas, terampil dan ahli menuju keberhasilan pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu hak dasar masyarakat yaitu hak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan telah dilakukan perubahan cara pandang (mindset) dari
paradigma sakit menuju paradigma sehat sejalan dengan Visi Indonesia Sehat.
Seiring dengan visi tersebut, maka Visi Pembangunan Kesehatan di
Puskesmas Pitu Kabupaten Ngawi adalah “Terwujudnya Masyarakat Kecamatan
Pitu Yang Sehat, Mandiri, dan Berkeadilan”.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 1


Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran dan aturan pokok
yang menjadi landasan untuk berfikir dan bertindak dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Dasar-dasar berikut ini penyusunan visi, misi dan
strategi serta sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan :

1. Perikemanusiaan
Setiap kegiatan proyek, program kesehatan harus berlandaskan
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan
dan ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan saja
sebagai obyek namun sekaligus pula subyek kegiatan, proyek, program
kesehatan. Segenap komponen bangsa bertanggung jawab untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
sedemikian rupa sehingga setiap individu, keluarga dan masyarakat dapat
menolong dirinya sendiri.
Dengan dasar ini, setiap individu, keluarga dan masyarakat melalui
kegiatan, proyek, program kesehatan difasilitasi agar mampu mengambil
keputusan yang tepat ketika membutuhkan pelayanan kesehatan.Warga
masyarakat harus mau bahu membahu menolong siapa aja yang
membutuhkan pertolongan agar dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
sesuai kebutuhan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Di lain pihak,
fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, sesuai dengan
norma sosial budaya setempat serta tepat waktu.
3. Adil Dan Merata
Setiap individu, keluarga, dan masyarakat mempunyai kesempatan
yang sama untuk untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya.
Kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas,
terjangkau sesuai dengan norma sosial budaya setempat serta tepat waktu.
4. Pengutamaan dan Manfaat
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan atau
kesehatan dalam kegiatan, proyek, program kesehatan harus mengutamakan

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 2


peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Kegiatan, proyek dan
program kesehatan diselenggarakan agar memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek
dan program kesehatan diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab sesuai
dengan standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh kebutuhan dan kondisi spesifik
daerah.

1.2 VISI, MISI, MOTO, DAN JANJI PELAYANAN


Visi : Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Pitu Yang Sehat, Mandiri,
dan
Berkeadilan.
Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan secara bermutu, merata
dan terjangkau
4. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang bersifat
transparan dan akuntabel
5. Mengembangkan inovasi dalam pelayanan masyarakat

Tata Nilai : - MAN : Mandiri


- T : Transparan
- A : Akuntabel
- P : Profesional

Moto : “UPT PUSKESMAS PITU SELALU DIHATI”

1.3 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS


Tujuan dibukukan laporan tahunan ini sebagaimana di kata pengantar
kami yaitu sebagai petunjuk dan media informasi tentang UPT Puskesmas
Pitu:
Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 3
1. Tujuan
Tujuan disusunnya Laporan Tahunan UPT Puskesmas Pitu
Kabupaten Ngawi Tahun 2021 adalah untuk mengetahui gambaran kondisi
pembangunan kesehatan di Puskesmas Pitu Kabupaten Ngawi Tahun 2021
serta tersedianya data/ informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan
sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen
kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna.
2. Sasaran Strategis
a. Menggambarkan kondisi derajat kesehatan masyarakat Kabupaten
Ngawi dengan Indikaor Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi
b. Menggambarkan pencapaian Upaya Pelayanan Kesehatan sesuai
indikator Indonesia Sehat dan indikator SPM
c. Menggambarkan kondisi Sumber Daya Kesehatan dan Manajemen
Kesehatan
d. Mengetahui gambaran permasalahan dan hambatan pencapaian
pembangunan kesehatan di Kabupaten Ngawi khususnya Puskesmas
Pitu
e. Diperolehnya data/ informasi untuk bahan penyusunan perencanaan
kegiatan program kesehatan
f. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program-
program kesehatan

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 4


BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 KEADAAN GEOGRAFIS


Nama Puskesmas : Puskesmas Pitu
Alamat Lengkap Puskesmas : Jl. Raya Ngancar No. 33 Desa Ngancar
Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi
Nomor Telepon : (0351) 747437
Tahun Berdiri : 16 Juni 1985
Tipe Puskesmas : Puskesmas Rawat Inap
UPT Puskesmas Pitu Kabupaten Ngawi mempunyai luas wilayah 57.96
Km2 dan terdiri dari 10 Desa wilayah kerja.
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pitu
NO DESA LUAS WILAYAH (km²)
1 Selopuro 3.09
2 Dumplengan 1.36
3 Pitu 13.24
4 Kalang 2.55
5 Ngancar 4.23
6 Cantel 1.68
7 Papungan 4.03
8 Karanggeneng 5.02
9 Bangunrejo Lor 18.55
10 Banjarbanggi 4.21

JUMLAH 57.97

Dari tabel di atas terlihat bahwa Desa memiliki daerah yang paling luas
adalah Desa Bangunrejo Lor, sedangkan daerah yang kecil luas wilayahnya
adalah Desa Cantel.
Secara geografis wilayah kerja UPT Puskesmas Pitu terletak pada titik
koordinat 70 412’ Lintang Selatan dan 1110 511 Bujur Timur. Letak Geografis

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 5


UPT Puskesmas Pitu Kabupaten Ngawi diapit oleh empat Kecamatan di
wilayah Kabupaten Ngawi dan Berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah,
yakni :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Menden/Getas (Blora-Jawa Tengah)


2. Sebelah Timur : Kecamatan Ngawi
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Paron dan Kecamatan Kedunggalar
4. Sebelah Barat : Kecamatan Karanganyar

Gambar 2.1 Peta Wilayah UPT Puskesmas Pitu

2.2 KEPENDUDUKAN
Dalam penyusunan Laporan Tahunan UPT Puskesmas Pitu Kabupaten
Ngawi Tahun 2021 jumlah penduduk yang digunakan adalah berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ngawi Tahun 2021 sejumlah 30.749
jiwa dengan komposisi laki-laki 15.421 jiwa dan perempuan 15.328 jiwa.

LAKI-LAKI UMUR PEREMPUAN

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 6


214 0-1 182
605 1-4 569
1132 5-9 1053
1056 10-14 995
1128 15-19 1041
1073 20-24 1056
1058 25-29 961
1103 30-34 1114
1237 35-39 1202
1021 40-44 1087
1103 45-49 1114
979 50-54 1099
930 55-59 1073
908 60-64 870
1874 >65 1912
15.421 JUMLAH 15.328
Tabel 2.2 Piramida Penduduk Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pitu

2.3 JUMLAH JARINGAN PUSKESMAS DAN JEJARING

Dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai Puskesmas Induk, UPT


Puskesmas Pitu mempunyai 2 Puskesmas Pembantu dan 8 Polindes sebagai
berikut ini :
1. 2 (dua) Puskesmas Pembantu yaitu :
a. Puskesmas Pembantu Pitu
b. Puskesmas Pembantu Bangunrejo Lor
2. 8 (delapan) Polindes yaitu :
a. Polindes Selopuro
b. Polindes Dumplengan
c. Polindes Pitu
d. Polindes Kalang

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 7


e. Polindes Cantel
f. Polindes Papungan
g. Polindes Karanggeneng
h. Polindes Banjarbanggi

2.4 JUMLAH UKBM


Dengan berbagai cara dan upaya untuk meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berbagai upaya telah dilakukan
termasuk dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat yaitu
dengan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
kegiatannya antara lain melalui posyandu balita dan lansia, Posbindu PTM
(Penyakit Tidak Menular), poskestren, Saka Bakti Husada dan desa siaga.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas dan pendekatan
akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat di UPT Puskesmas Pitu sangat besar peran
sertanya baik posyandu balita, posyandu lansia, polindes, posbindu yang
terinci sebagai berikut:

Tabel 2.4 Jenis UKBM Di UPT Puskesmas Pitu


NO JENIS UKBM JUMLAH
1 Posyandu Balita 46
2 Posyandu Lansia 13
3 Posyandu Jiwa 1
4 Polindes 8
5 Posbindu 10
6 Taman Posyandu 18
7 Saka Bakti Husada 1
8 Poskestren 0
9 Pos UKK 3

2.5 STRUKTUR ORGANISASI

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 8


Pola struktur organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) telah
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes/PMK) Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Dengan adanya permenkes tersebut, maka seluruh puskesmas harus
menjadikannya sebagai acuan dalam penyusunan struktur organisasi. Jika
masih ada puskesmas yang menggunakan struktur yang lama maka mereka
harus merubahnya dan menyesuaikan (Struktur Organisasi Terlampir).

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 9


BAB III
DERAJAT KESEHATAN

3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)


Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit
maupun karena sebab lain.
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh dll. Angka Kematian ibu adalah jumlah kematian ibu yang
disebabkan oleh karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas pada
tahun yang sama per jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dikali seratus
ribu.
Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan
kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk
ibu hamil, ibu waktu melahirkan dan masa nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) di
UPT Puskesmas Pitu Kabupaten Ngawi tahun 2021 tercatat 0 orang.
Guna memotong mata rantai penyebab kematian ibu sudah seharusnya
fasilitas kesehatan dan petugasnya lebih meningkatkan ANC terpadu dan
berkualitas sehingga ibu bisa dideteksi dini resiko tinggi kehamilannya dan
dilakukan rujukan Dini Berencana.Kunjungan rumah juga perlu digalakkan utuk
menemukan ibu hamil risiko tinggi yang tidak berkunjung ke fasilitas kesehatan.
Selain itu, kunjungan nifas paripurna harus benar-benar dipatuhi standard
pelayanan kebidanan oleh ibu hamil.
Dinas Kesehatan melalui Seksi Kesehatan Ibu dan Bayi dan Kesehatan
Reproduksi (KIB dan Kespro) kembali melakukan langkah-langkah aktif
diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan dan peran aktif keluarga dan
masyarakat melalui penerapan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), Program Kemitraan
Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 10
Bidan dan Dukun, Peningkatan kinerja bidan di desa, Peningkatan persalinan oleh
tenaga kesehatan, dan persalinan di fasilitas kesehatan, Audit Maternal Perinatal
serta mengatasi masalah emergensi melalui jejaring rujukan Puskesmas Pelayanan
Obstetri Neonatus Essensial Dasar (PONED) dan Rumah sakit Pelayanan Obstetri
Neonatus Emergensi Komprehensif (PONEK).

a. Angka Kematian Balita


Angka kematian anak balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per
1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita di UPT Puskesmas Pitu tahun 2021
sebanyak 0 orang.
b. Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian bayi post neonatal adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia
satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka Kematian bayi baru lahir
di UPT Puskesmas Pitu tahun 2021 yakni 4 kematian per 1.000 kelahiran hidup.

3.2 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang
diperoleh melalui pengamatan (surveilans) dan data yang diperoleh dari fasilitas
pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin insidentil.
Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun
prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit
dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam
penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 11


1. Penyakit Terbesar
10 penyakit terbesar di UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 :

No Nama Penyakit (Kode ICD X) Jumlah


1 MYALGIA (M79.1) 724
2 ACUTE UPPER RESPIRATORY (J06.8) 552
3 HIPERTENSI (I10) 518
4 OTHER GASTRITIS (K29.6) 488
5 COUGH (R05) 426
6 SURGICAL FOLLOW UP CARE UNSP (Z48.9) 381
7 NON INSULIN DIABETES MILITUS (E11.9) 377
8 HEADACHE (R51) 372
9 ATTENSION TO SURGICAL (Z48.0) 216
10 NAUSEA VOMITING (R11) 197

2. Penyakit Menular Langsung


a. Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh bakteri Micobacterium tuberkulosa yang lebih sering menginfeksi organ
paru-paru dibanding organ tubuh lainnya.Penyakit ini dapat menyebar melalui
droplet orang yang telah terinfeksi basil TB.
Jumlah kasus penyakit TB paru kasus baru di wilayah UPT Puskesmas
Pitu pada tahun 2021 sebanyak 15 orang.

b. Kusta
Penyakit Kusta atau yang lebih sering disebut Lepra adalah penyakit
infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang
menyerang syaraf tepi dan jaringan tubuh lainnya.Indonesia merupakan
penyumbang penderita kusta terbesar di dunia setelah India dan Brazil,
sementara Propinsi Jawa Timur menduduki peringkat pertama di Indonesia
dalam jumlah penderita kusta.Penyakit kusta di Jawa Timur masih menjadi
masalah, terutama di wilayah pantai utara Jawa dan Madura karena prevalensi

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 12


masih di atas 1/10.000 penduduk. Di UPT Puskesmas Pitu, penemuan
penderita kusta dari tahun ke tahun tidak terdapat perbedaan yang berarti.
Penemuan tahun 2021 adalah 0 orang.Upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit kusta dilakukan melalui penemuan penderita,
pengobatan MDT (Multi DrugTherapy), sedangkan untuk mencegah
kecacatan penderita dilakukan pemeriksaan POD (Prevention Of Disability)
setiap bulan selama masa pengobatan dan rehabilitasi medis.
c. HIV Dan IMS
Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang
menular melalui hubungan intim. Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau
lepuhan dan rasa nyeri di area kelamin.Ada banyak jenis penyakit menular seksual,
di antaranya chlamydia, gonore, syphilis, trikomoniasis, dan HIV.
Penyakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah
kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan olah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang
sistem kekebalan manusia, yang menyebabkan penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai
macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita
yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan
jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian dan penularan dari ibu ke
anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui. Pada tahun
2021 kasus HIV yang ditemukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Pitu
tercatat sebanyak 6 kasus. Dalam upaya pencegahan dan pengendalian IMS
dan HIV/ AIDS di wilayah UPT Puskesmas Pitu dilakukan pemeriksaan
PITC dan penjaringan kesehatan ibu hamil dan beresiko. Selain itu
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang HIV/ AIDS dan NAPZA juga
dilakukan melalui penyuluhan dengan sasaran tokoh masyarakat, kader
kesehatan, dan pelajar remaja.

d. Diare
Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan
bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 13


frekuensi berak lebih dari biasanya (umumnya tiga hari atau lebih dalam
sehari). Penyakit ini dapat digolongkan dalam penyakit ringan, tetapi jika
terjadi secara mendadak dan tidak mendapatkan perawatan yang tepat maka
diare dapat berakibat fatal terutama apabila diare tersebut terjadi pada anak-
anak.
Penyakit diare yang ditangani di wilayah UPT Puskesmas Pitu pada
tahun 2021 sebanyak 43 kasus. Semua kasus diare yang ditemukan telah
mendapatkan penanganan sesuai standar. Penerapan Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PHBS) di masyarakat merupakan salah satu cara yang cukup efektif
dalam menurunkan kasus diare.

e. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru-pari
(alveoli) dan merupakan gejala batuk, sesak nafas, bronkhi, dan infiltrat pada
foto rontgen. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari
2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah
kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Pada tahun 2021 jumlah kasus pneumonia balita yang ditemukan
sebanyak 8 kasus dari perkiraan balita yang menderita pneumonia. Kasus
pneumonia yang ditemukan telah mendapatkan pelayanan sesuai standard
yang berlaku. Upaya penanggulangan penyakit ini difokuskan pada penemuan
dini dan dengan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita.
Kecepatan keluarga dalam membawa penderita ke tempat pelayanan
kesehatan serta ketrampilan petugas dalam deteksi dini melalui MTBS dan
menegakkan diagnosa merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit
pneumonia.

c. Penyakit Menular Bersumber Binatang


a. Demam berdarah dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever
merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 14


masalah kesehatan masyarakat, sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa
(KLB) serta menimbulkan kepanikan di masyarakat karena penyebarannya
yang cepat berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh
virus Dengue penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty dan Aedes
Albopictus yang hidup di genangan air bersih di sekitar rumah. Umumnya
kasus mulai meningkat musim hujan.
Penderita DBD pada Tahun 2021 di UPT Puskesmas Pitu Kabupaten
Ngawi tercatat sebanyak 2 orang. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam
pencegahan dan penanggulangan DBD yang telah dilaksanakan di UPT
Puskesmas Pitu Kabupaten Pitu tahun 2021 untuk menurunkan kasus DBD
pada bulan musim penularan DBD (musim penghujan yaitu pada bulan
Oktober, November dan Desember) antara lain dengan sosialisasi tentang tata
laksana DBD supaya petugas kesehatan paham betul dengan diagnosis DBD
dan masyarakat bisa segera membawa ke petugas kesehatan bila merasa
terkena penyakit DBD, selain itu juga melaksanakan monitoring dan
pembinaan pokjanal PSN DBD di tingkat kecamatan, desa dan sekolah untuk
membentuk jejaring dalam penanggulangan DBD di tingkat bawah, juga
adanya pembentukan kader Jumantik desa.

b. Malaria
Indonesia merupakan Negara dengan angka kesakitan dan kematian
malaria cukup tinggi, Malaria masih endemis di beberapa wilayah Jawa
Timur pantai selatan, kepulauan Sumenep dan sekitar gunung Wilis.
Pada tahun 2021 di UPT Puskesmas Pitu penderita malaria Nihil.
Upaya untuk penanggulangan penyakit malaria adalah dengan mengadakan
Survey Migrasi di wilayah yang Resiko Tinggi (penduduknya banyak yang
bekerja di Luar Jawa), selain itu juga dilakukan penyuluhan untuk segera
melaporkan bila ada masyarakat yang baru pulang (bekerja) dari luar Pulau
Jawa untuk diperiksa.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 15


c. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)
Penyakit Filariasis (kaki gajah) adalah penyakit infeksi menahun
(kronis) yang disebabkan oleh cacing Filaria. Penyakit ini ditularkan oleh
berbagai jenis nyamuk yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening
yang dapat menimbulkan cacat menahun (pembesaran kaki, lengan, dan lain-
lain) sehingga dapat menimbulkan stigma sosial.
Pada tahun 2021 di UPT Puskesmas Pitu tidak terdapat penderita
filariasis. Adapun untuk upaya penanggulangan kasus Filariasis di UPT
Puskesmas Pitu Kabupaten Ngawi adalah dengan sosialisasi untuk
mengetahui gejala secara dini untuk bisa mengurangi kecacatan, selain itu
Upaya Eliminasi Filariasis secara Nasional dilakukan melalui pemutusan
mata rantai penularan dengan pengobatan massal di daerah endemis, sekali
setahun selama 5-10 tahun dan penatalaksanaan kasus klinis penyakit
Filariasis, namun karena sampai saat ini di Kabupaten Ngawi belum
dinyatakan sebagai daerah non endemis Filariasis, maka kegiatan pengobatan
yang dilakukan adalah dengan pemberian obat cacing pada anak usia 1 tahun
s/d usia 12 tahun yang rencananya akan diberikan selama 5 tahun berturut-
turut.

d. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


Indikator keberhasilan program imunisasi dapat dilihat dari cakupan
UCI (Universal Child Immunization) Desa. Cakupan UCI dari 10 Desa
Wilayah Kerja di UPT Puskesmas Pitu Kabupaten Ngawi sudah tercapai
semua.
Beberapa penyakit menular dan berpotensi menjadi kasus KLB
(Kejadian Luar Biasa) dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit-penyakit
tersebut disebut juga Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
yang meliputi tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis B, dan
campak.
a. Difteri
Difteri adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphteriae bersifat akut terutama menyerang saluran nafas

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 16


bagian atas (tonsil, faring, laring, hidung) dengan gejala spesifik timbulnya
membran. Kasus difteri di UPT Puskesmas Pitu Kabupaten Ngawi pada tahun
2021 tidak terdapat terdapat kasus difteri yang hasil laboratoriumnya positif.

b. Pertusis
Pertusis disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, disebut juga
batuk rejan atau batuk 100 hari.Penyebaran pertusis melalui percikan ludah
yang keluar dari batuk atau bersin. Komplikasi pertusis adalah Pneumonia
bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.Pada tahun 2021 di wilayah
UPT Puskesmas Pitu tidak ditemukan penderita pertusis.

c. Tetanus Neonarotum
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani,
sedangkan Tetanus Neonatorum (TN) adalah tetanus pada bayi. Pada bayi,
gejala tetanus disertai gejala berhenti menetek (sucking) antara 3-28 hari
setelah lahir. Komplikasi tetanus neonatorum adalah patah tulang akibat
kejang, pneumonia dan infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian.
Penanganan Tetatnus Neonatorum tidak mudah, sehingga yang terpenting
adalah upaya pencegahan melalui pertolongan persalinan yang higienis dan
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan tali pusat. Pada
tahun 2021 di wilayah UPT Puskesmas Pitu tidak dijumpai penyakit Tetanus
Neonatorum (tetanus yang menyerang pada bayi umur < 28 hari).

d. Campak
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh Myxovirus viridae
measles disebarkan melalui udara.Gejala awal penyakit ini adalah demam,
bercak kemerahan, batuk, pilek, konjunctivitis. Selanjutnya timbul ruam pada
muka, leher dan menyebar ke seluruh tubuh, di UPT Puskesmas Pitu tahun
2021 tidak terdapat kasus campak.

e. AFP (Acute Flaccis Paralysis)


Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio melalui gerakan
imunisasi polio.Upaya ini ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi
Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 17
secara aktif terhadap kasus-kasus AFP kelompok umur <15 tahun, dalam
upaya menemukan adanya transmisi virus polio liar. Sejak tahun 2011 sampai
dengan 2021, UPT Puskesmas Pitu tidak terdapat kasus AFP.

e. Penyakit Tidak Menular


Penyakit Tidak Menular (PTM) juga dikenal sebagai penyakit kronis,
tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki durasi panjang
dan umumnya berkembang lambat. Empat jenis utama penyakit tidak menular
adalah penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung, hipertensi dan
stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti penyakit paru obstruktif
kronis dan asma) dan diabetes melitus (DM). Penyakit Tidak Menular (PTM)
merupakan penyebab utama kematian di negara maju dan berkembang.
Upaya pencegahan dan pengendalian PTM di wilayah UPT
Puskesmas Pitu sudah berjalan cukup lama. Kegiatan rutin dilakukan di
Puskesmas dalam rangka pencegahan dan pengendalian PTM antara lain
pengukuran tekanan darah untuk hipertensi, pengukuran berat badan untuk
obesitas, pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) untuk deteksi
kanker serviks, pemeriksaan gula darah yang dilakukan di semua desa setiap
bulan. Hasil yang didapat dari kegitan tersebut antara lain :
a. Pengukuran tekanan darah pada pasien di Puskesmas Pitu pada tahun
2021 diketahui bahwa target sebesar 8.751 pasien yang mengalami HT,
pencapaian sebesar 8.355 pasien.
b. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus (DM) di UPT
Puskesmas Pitu pada tahun 2021 terdapat target sebanyak 866 orang,
pencapaian 872 orang.
c. Pelayanan Kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat pada UPT
Puskesmas Pitu tahun 2021 terdapat 58 sasaran dan yang sudah mendapat
pelayanan kesehatan sebanyak 58 orang (100%).
Selain itu, Puskesmas juga mengembangkan kerja sama lintas
program dan lintas sektoral dengan kemitraan. Program dan kegiatan yang
sudah dilaksanakan antara lain Prolanis, Posbindu PTM, Penyuluhan Gaya
Hidup Sehat, dan Gerakan Makan Buah dan Sayur kepada masyarakat.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 18


3.3 STATUS GIZI

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara


lain Bayi dengan Berat Badan Lahir rendah (BBLR), status gizi balita, anemia
gizi besi pada ibu dan pekerja wanita, serta Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY).

a. Status Gizi Bayi


Status gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan individu. Status
jenis ditentukan oleh kesehatan ibu waktu hamil, sehingga akan berpengaruh
pada berat badan bayi waktu lahir. Berat badan lahir bayi akan berpengaruh
pada status gizi bayi. Salah satu cara pengukuran status gizi yang umum
digunakan melalui penimbangan berat badan dan kemudian dibandingkan
dengan umur maupun dibandingkan dengan tinggi badan di sarana kesehatan
yang ada.
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang gestasi. Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Penyebab
terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Bayi dengan berat
badan lahir rendah di wilayah UPT Puskesmas Pitu tahun 2021 yakni 11
kasus (3,1%).

b. Status Gizi Balita


Salah satu indikator kesehatan pada anak usia di bawah lima tahun
(balita) dapat dilihat dari status gizi. Status gizi balita dapat diukur
berdasarkan umur, berat badan (BB), tinggi badan (TB). Pemantauan status
gizi balita dapat dilihat dari tiga indikator antropometri, yaitu : Berat Badan
menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dan Berat
Badan Menurut Badan (BB/TB).
Prosentase jumlah balita yang ditimbang setiap bulan di posyandu
dibandingkan dengan jumlah seluruh balita pada tahun 2021 sebesar 65,3%.
untuk prosentase balita yang mengalami kenaikan berat badan dibandingkan

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 19


dengan jumlah balita yang ditimbang sebesar 30,3%. Jumlah balita yang
memiliki buku KMS dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ada di
posyandu sebesar 100. BGM pada BADUTA yakni sebesar 0,8% pada tahun
2021.

3.4 KESEHATAN LINGKUNGAN

Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan


sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, Dinas Kesehatan Kabupaten
Ngawi telah mengkoordinir berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas
lingkungan, diantaranya dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada
institusi akses air bersih dan jamban, sarana sanitasi dasar, sarana pengolahan
air limbah dan pengawasan tempat-tempat umum. Hasil kegiatan kesehatan
lingkungan dapat dilihat sebagai berikut :
a. Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan
Air bersih merupakan kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan
manusia, karena air bersih dipergunakan dalam memenuhi aktifitas manusia
seperti mandi, mencuci dan sebagainya. Hal ini tentu akan memerlukan akses
air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitas air bersih, yakni tersedia
sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/ hari dan dari segi
kualitas memenuhi persyaratan kualitas air bersih/ minum (fisik, kimia dan
bakteriologi). Sumber air bersih terbagi menjadi 3 yakni PDAM/ perpipaan
mandiri, Sumur Gali/ bor dan air kemasan/ isi ulang. Pada tahun 2021 terdapat
7.964 sarana air minum. Dari jumlah tersebut 27 sarana air minum telak
dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL).
b. Akses Jamban Keluarga
Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 16/2008 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Permukiman tidak disebutkan adanya istilah jamban. Namun di dalam
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah nomor 534/2001
tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal disebutkan adanya sarana

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 20


sanitasi individual dan komunal berupa jamban beserta MCK-nya. Lebih jauh
lagi di dalam Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman untuk
RPIJM 2007 disebutkan adanya pengumpulan data primer tentang jamban
keluarga. Di dalam Petunjuk Teknis Tata Cara Pembuatan Bangunan Jamban
Keluarga dan Sekolah 1998 dari Departemen Pekerjaan Umum, disebutkan
bahwa jamban mencakup bangunan atas yang antara lain terdiri: plat jongkok,
leher angsa, lantai, dinding, dll, tetapi tidak termasuk bangunan bawahnya.
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852/2008 tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat disebutkan bahwa
jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan
mata rantai penularan penyakit.Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor
715/2003 tentang Persyarakan Hygiene Sanitasi Jasaboga disebutkan bahwa
usaha jasaboga harus menyediakan WC Umum dengan fasilitas jamban dan
peturasan sesuai dengan jumlah karyawannya.Di dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 24/2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
untuk Sekolah disebutkan adanya fasilitas jamban yang harus disediakan
sekolah sebagai tempat untuk buang air besar dan/atau air kecil.
Buruknya pelayanan publik tentang sanitasi ini dapat dilihat dari hasil
SUSENAS itu sendiri. Kepemilikan tempat buang air besar secara nasional
menurut SUSENAS 2007 baru 59,86%. Dari 59,86% itupun yang mempunyai
kloset tipe leher angsa baru 71,5%. Di dalam laporan tersebut tidak disebutkan
bagaimana sebenarnya kualitas dari tempat buang air besar yang ada di
lapangan. Dari 59,86% angka kepemilikan jamban, baru 49,13% yang
memiliki tangki septiktank. Lagi-lagi tidak disebutkan bagaimana pula
sebenarnya kualitas dari tangki septik yang ada di lapangan. Apalagi menurut
Laporan Indonesian Sanitation Sector Development Program (ISSDP, 2004)
disebutkan bahwa masyarakat Indonesia yang masih melakukan buang air
besar sembarangan masih lebih dari 40%. PBB pun menyebutkan kalau masih
ada lebih dari 2,6 milyar orang di dunia yang tidak punya akses sanitasi yang
memadai (PBB, 2004). Berbagai informasi ini tentu saja menggambarkan
bagaimana sebenarnya buruknya pelayanan publik untuk sanitasi. Untuk itu
tidak saja harus dibuat keseragaman pengertian tentang jamban atau apapun

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 21


tentang kesepakatan namanya, tetapi juga harus adanya sosialisasi dan
kesepakatan yang jelas tentang ini agar kerugian yang hingga Rp 56 trilyun/
tahun karena sanitasi yang buruk ini dapat segera diselesaikan.
Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada
penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk memutuskan rantai
penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini. Agar usaha tersebut
berhasil, akses masyarakat pada jamban (sehat) harus mencapai 100% pada
seluruh komunitas.Keadaan ini kemudian lebih dikenal dengan istilah Open
Defecation Free (ODF).
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat
jamban sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat
tersebut:
1) Tidak mencemari air
2) Tidak mencemari tanah permukaan
3) Bebas dari serangga
4) Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
5) Aman digunakan oleh pemakainya
6) Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
7) Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

Sarana jamban keluarga yang ada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pitu
tercatat sebanyak 7.869 jamban pada tahun 2021.
c. Sarana Tempat-Tempat Umum (TTU)
Tempat-tempat umum merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh
banyak orang sehingga dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran
penyakit.Yang termasuk tempat – tempat umum antara lain adalah hotel,
tempat pariwisata, pasar, tempat ibadah, perkantoran dan institusi pendidikan.
Adapun TTU yang dapat dikategorikan sehat adalah TTU yang memiliki
sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah,
ventilasi yang baik serta luas yang sesuai dengan banyaknya pengunjung.
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan, menyebutkan bahwa pada
tahun 2021 terdapat 203 TTU di UPT Puskesmas Pitu berupa sarana

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 22


pendidikan (SD, SLTP, SLTA), sarana kesehatan (puskesmas, Puskesmas
Pembantu, polindes), tempat ibadah, dan pasar.
Sarana pendidikan berjumlah 28 sarana, sedangkan jumlah sarana
pendidikan yang memenuhi syarat sebanyak 28 sarana.Sarana kesehatan di
wilayah UPT Puskesmas Pitu sudah memenuhi syarat kesehatan. Tempat
ibadah sejumlah 173 dan 2 pasar yang ada di wilayah UPT Puskesmas Pitu.
Jumlah TTU yang memenuhi syarat yakni 25 buah pada tahun 2021. Selain
itu Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pitu juga memiliki TPA sejumlah 1 (satu)
pada tahun 2021.

d. Sarana Tempat Makanan Dan Depo Air Minum


Makanan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial
dalam kehidupan manusia.Salah satu ciri makanan yang baik adalah aman
untuk dikonsumsi. Jaminan akan keamanan pangan merupakan hak asasi
masyarakat/konsumen.
Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, akan menjadi tidak
berarti sama sekali jika tak aman untuk dikonsumsi. Menurut Undang-
Undang No.7 tahun 1996, keamanan pangan didefinisikan sebagai suatu
kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung
mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan
tata cara yang benar sehingga sifat dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak
bertentangan dengan kesehatan manusia. Karena itu, kualitas makanan, baik
secara bakteriologi, kimia, dan fisik, harus selalu diperhatikan.
Kualitas dari produk pangan untuk konsumsi manusia pada dasarnya
dipengaruhi oleh mikroorganisme.Pertumbuhan mikroorganisme dalam
makanan memegang peran penting dalam pembentukan senyawa yang
memproduksi bau tidak enak danmenyebabkan makanan menjadi tak layak
makan.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 23


Tempat Pengelolaan Makanan minuman yang ada di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Pitu sebanyak 4 TPP sedangkan yang memenuhi syarat
sebesar 3 TPP. Depo Air Minum (DAM) sebanyak 20 sedangkan 9 depo tidak
memenuhi syarat.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 24


BAB IV
UPAYA KESEHATAN

4.1 HASIL KEGIATAN PROGRAM UKP

Tabel 4.1 Hasil Pencapaian Kinerja UKP Puskesmas Pitu Tahun 2021
HASIL TINGKAT
NO KOMPONEN UKP KETERANGAN
CAKUPAN KINERJA
.
(%)
1. Pelayanan Non Rawat Inap 73,89 Kurang Baik ≥ 91
2. Pelayanan Gawat Darurat 100 Baik Cukup ≥81-90
3. Pelayanan Kefarmasian 90,29 Cukup Kurang ≤ 81
4. Pelayanan Laboratorium 100 Baik
5. Pelayanan Rawat Inap 75 Kurang
6. Survei Kepuasan Pasien 100 Baik
Rata-rata nilai 89,86 Cukup

Dengan melihat tabel diatas hasil Kinerja UKP Puskesmas Pitu tahun 2021
adalah 89,86 (Kategori Cukup), dimana program yang mencapai cakupan 100
adalah Survei Kepuasan Pasien dan Pelayanan Gawat Darurat, sedangkan
program dengan capaian terendah adalah Pelayanan Non Rawat Inap dengan
cakupan nilai 73,89.

Terdapat perbedaan variabel pengukuran kinerja UKP tahun 2020 dengan


2021, dimana tahun 2020 kinerja UKP diukur dengan 5 variabel, sedangkan tahun
2021 menjadi 6 variabel.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 25


PROGRAM UKP UPT PUSKESMAS PITU

Sedangkan uraian capaian Pogram UKP ditunjukkan dalam grafik berikut :

Dari grafik diatas dapat diuraikan :


a. Pelayanan non rawat inap (rawat jalan) mangalami peningkatan nilai
kinerja dari 51,83 % tahun 2020 menjadi 73,89 % di tahun 2021.
b. Pelayanan Gawat Darurat mengalami peningkatan nilai kinerja dari
94,91 % tahun 2020 menjadi 100 % di tahun 2021.
c. Pelayanan Kefarmasian mengalami penurunan nilai kinerja dari 93,55 %

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 26


tahun 2020 menjadi 90,29 % di tahun 2021.
d. Pelayanan laboratorium mengalami peningkatan nilai kinerja dari 98,10
% tahun 2020 menjadi 100 % di tahun 2021.
e. Pelayanan Rawat Inap mengalami peningkatan nilai kinerja dari 69,98
% tahun 2020 menjadi 75 % di tahun 2021.
f. Survei Kepuasan Pasien mulai dilaksanakan tahun 2021 dengan capaian
sebesar 100%.

4.2 HASIL KEGIATAN PROGRAM UKM

Tabel 4.2 Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


Esensial Puskesmas Pitu tahun 2021
HASIL
TINGKAT
NO KOMPONEN UKM ESSENSIAL CAKUPAN KETERANGAN
KINERJA
(%)
1 Upaya Promosi Kesehatan 90,6 Cukup Baik ≥ 91
2 Upaya Kesehatan Lingkungan 81,3 Cukup Cukup ≥ 81-90
3 Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu, 88,1 Cukup Kurang ≤ 81
Anak & KB
4 Upaya Pelayanan Gizi 85,6 Cukup
Upaya Pencegahan &
5 66,5 Kurang
Pengendalian Penyakit
Menular dan Tidak Menular
Rata-rata Kinerja 82,43 Cukup

Cakupan nilai rata-rata UKM Esensial adalah 82,43 dengan kategori cukup,
dimana cakupan tertinggi dicapai oleh Upaya Promosi Kesehatan dengan nilai
rata-rata 90,6, sedangkan terendah adalah Upaya Pencegahan & Pengendalian
Penyakit Menular dan Tidak Menular dengan nilai rata-rata 66,5.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 27


Tabel 4.3 Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Pengembangan Puskesmas Pitu tahun 2021
HASIL
KOMPONEN UKM TINGKAT
NO CAKUPAN KETERANGAN
PENGEMBANGAN KINERJA
(%)
Keperawatan Kesehatan
1. 56,0 Kurang Baik ≥ 91
Masyarakat (Perkesmas)
2. Pelayanan Kesehatan Jiwa 70,3 Kurang Cukup ≥ 81-90

3. Pelayanan Kesehatan Gigi 2,8 Kurang Kurang ≤ 81


Masyarakat (UKGM)
4. Pelayanan Kesehatan Tradisional 100 Baik

5. Pelayanan Kesehatan Olahraga 100 Baik


6. Pelayanan Kesehatan Indera 46,4 Kurang

7. Pelayanan Kesehatan Lansia 54,4 Kurang


8. Pelayanan Kesehatan Kerja 74,6 Kurang

9. Pelayanan Kesehatan Matra Kurang


10. Pelayanan Kefarmasian 100 Baik

Rata-rata Kinerja 67,17 Kurang

Cakupan nilai rata-rata UKM Pengembangan adalah 67,17 (kategori kurang),


dimana cakupan tertinggi dicapai oleh Pelayanan Kesehatan Tradisional dan
Pelayanan Kesehatan Olahraga dengan masing-masing nilai rata-rata 100,
sedangkan terendah adalah Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat dengan nilai
rata-rata 2,8 (kategori kurang). Pelayanan matra tidak dilaksanakan karena
pandemi covid 19.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 28


Hasil Kinerja Kegiatan UKM Esensial dan UKM Pengembangan Puskesmas
Pitu tahun 2020 dan tahun 2021

Dari grafik diatas yang mengalami peningkatan nilai kinerja yakni :

- Upaya Promosi Kesehatan ( capaian 78,8 di tahun 2020 naik menjadi 90,6
di tahun 2021)

- Upaya Kesehatan Lingkungan ( capaian 77,0 di tahun 2020 naik menjadi


81,3 di tahun 2021 )

- Upaya Pelayanan Gizi ( capaian 84,7 naik menjadi 85,6 di tahun 2021 )

- Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak


Menular ( capaian 53,5 di tahun 2020 naik menjadi 66,5 di tahun 2021.

Sedangkan 1 upaya mengalami penurunan yaitu Upaya Pelayanan


Kesehatan Ibu, Anak dan KB dengan capaian 93,6 di tahun 2020 turun
menjadi 88,1 di tahun 2021. Capaian terendah dengan kategori kurang yaitu
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
yaitu 66,5 tahun 2021.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 29


Kemudian dapat kita jabarkan lagi ke dalam pencapaian kinerja per program
seperti dijelaskan dalam grafik-grafik berikut :

a. Promosi Kesehatan

Cakupan program promosi kesehatan seperti digambarkan pada grafik diatas


dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pengkajian PHBS nilai kinerja kegiatan tahun 2020 sebesar 95,41


% dan meningkat di tahun 2021 mencapai 100 %.
b. Tatanan sehat terjadi penurunan nilai dimana tahun 2020 capaiannya
adalah 86,25 % sedangkan tahun 2021 tercapai 85,34 % dari semua tatanan
yang kaji.
c. Nilai kinerja Intervensi/penyuluhan tahun 2020 tercapai 66,67 %
sedangkan tahun 2021 meningkat menjadi 75 %.
d. Pengembangan UKBM tahun 2020 capaiannya adalah 50 % sedangkan tahun
2021 meningkat menjadi 100 %.
e. Pengembangan Desa Siaga Aktif tahun 2020 capaiannya adalah 75 %
sedangkan tahun 2021 meningkat menjadi 83,33 %.
f. Promosi kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat tahun 2020 capaiannnya
adalah 99,58% dan tahun 2021 meningkat menjadi 100%.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 30


b. Kesehatan Lingkungan

Cakupan program kesehatan lingkungan sesuai grafik diatas dapat diuraikan


bahwa :
a. Kinerja kegiatan penyehatan air tahun 2020 tercapai nilai 61,42 %,
tetapi menurun menjadi 50,98 di tahun 2021.
b. Kegiatan penyehatan makanan dan minuman mencapai nilai target
5 7 , 0 9 % tahun 2020, sedangkan tahun 2021 meningkat menjadi 100 %.
c. Kegiatan penyehatan perumahan dan sanitasi dasar tercapai target 99,78
% pada tahun 2020 tetapi tahun 2021 menurun menjadi 70,34 %.
d. Kegiatan pembinaan TTU tahun 2020 dan tahun 2021 sama-sama
mencapai target 100 %.
e. Kegiatan klinik sanitasi (Yankesling) nilai kinerja 77,02 % tahun 2020,
meningkat di tahun 2021 mencapai 100 %.
f. Kegiatan STBM mencapai nilai 66,67 tahun 2020, sedangkan tahun
2021 meningkat menjadi 100%.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 31


c. Kesehatan Ibu, Anak, dan KB

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa :


a. Nilai kinerja kegiatan kesehatan Ibu tahun 2020 tercapai 90,76 %
sedangkan tahun 2021 menurun menjadi 86,39 %.
b. Kegiatan kesehatan bayi mengalami penurunan dengan capaian 100 %
tahun 2020 menjadi 99,54 % di tahun 2021.
c. Kegiatan kesehatan anak balita dan anak pra sekolah tercapai 96,20 % di
tahun 2020 sedangkan tahun 2021 mengalami penurunan menjadi 92,11
%
d. Kegiatan kesehatan anak usia sekolah dan remaja mengalami peningkatan,
tahun 2020 tercapai 84,07 % sedangkan tahun 2021 tercapai 98,19 %.
e. Kegiatan keluarga berencana mencapai 96,88 % di tahun 2020, dan tahun
2021 menurun menjadi 64,29 % ( belum mencapai target karena masih
adanya Akseptor KB drop out diatas 10 % dan peserta KB mengalami
komplikasi di atas 3,5%.

d. Gizi

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 32


120 100 100
100 92.22
82.5
80 74.38
61.8
60
40
20
0
PELAYANAN GIZI MASY PENANGGULANGAN PEMANTAUAN STATUS
GANGGUAN GIZI GIZI

TH 2020 TH 2021

Dari grafik di atas dapat diuraikan sebagai berikut:


a. Nilai kinerja kegiatan pelayanan gizi masyarakat mengalami peningkatan
di mana tahun 2020 tercapai 92,22 % sedangkan tahun 2021 mencapai
100 %.
b. Kegitan penanggulangan gangguan gizi mengalami penurunan dari
pencapaian 100 % di tahun 2020 menjadi 82,50 % di tahun 2021.
c. Kegiatan pemantauan status gizi mengalami peningkatan di mana
tahun 2020 tercapai 61,80 % sedangkan tahun 2021 tercapai 74,38%.

e. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

100 91.41 94.86


81.56 86.39 81.82
80 76.32 73.78
67.44 65.96 68.21
62.56 59.24
60
40 30.51 33.33 36
18.71
20 8.33
0
0
E PA A U ID
S D SI SE M
AR IS ST
PA
R
/A DB SA PT
DI KU C V NI
TB HI U
& IM
S N
PM NA
YA
TH 2020 LA
TH 2021
PE

Dari grafik diatas dapat diuraikan :


Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 33
a. Program diare mengalami peningkatan nilai kinerja dari tahun 2020
sebesar 30,51 % menjadi 62,56 % tahun 2021.
b. Program ISPA penemuan penderita pneumoni balita belum mencapai
target baik di tahun 2020 tercapai 0 % sedangkan tahun 2021 hanya 18,71
%.
c. Program Kusta mengalami peningkatan di mana tahun 2020 mencapai
8,33 % menjadi 33,33 di tahun 2021.
d. Program TBC Paru mengalami penurunan di mana tahun 2020 mencapai
67,44 %, sedangkan tahun 2021 hanya tercapai 65,96 %.
e. PMS dan HIV/AIDS ada peningkatan nilai kinerja dari 59,24 % tahun
2020 menjadi 81,56 % di tahun 2021.
f. Program DBD terjadi penurunan nilai kinerja dari 86,39 % tahun 2020
menjadi 76,32 % di tahun 2021.
g. Program Pengamatan Penyakit ( Surveillance Epidemiology ) mengalami
peningkatan nilai kinerja dari 68,21 % tahun 2020 menjadi 73,78 % di
tahun 2021.
h. Pelayanan Imunisasi mengalami peningkatan nilai kinerja dari 81,82 %
tahun 2020 menjadi 91,41 % di tahun 2021
i. Sedangkan program PTM terjadi peningkatan kinerja dari 79,52 % di
tahun 2020 menjadi 94,86 % di tahun 2021.

UKM PENGEMBANGAN UPT PUSKESMAS PITU


TAHUN 2020-2021

Keswa
Kefarmasian
100 7510070.3UKGM
5050
Kes. Matra
100 2.8 Yankestrad
100
0
33.3
74.649.9 20.6
96.9 46.4 100
UKK 54.4 Kesorga
Kes. Lansia Kes. Indera

TH 2020 TH 2021

Sedangkan uraian capaian UKM Pengembangan ditunjukkan dalam

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 34


grafik berikut :

Dari grafik diatas dapat diuraikan:

a. Program Perkesmas mengalami penurunan nilai kinerja dari tahun 2020


sebesar 78,4 % menjadi 55,97 % tahun 2021.
b. Pelayanan Kesehatan Jiwa mengalami penurunan nilai kinerja dari tahun
2020 sebesar 75,0 % menjadi 70,33 % tahun 2021.
c. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat mengalami penurunan di mana tahun
2020 tercapai 50 % menjadi 2,78 % di tahun 2021.
d. Pelayanan Kesehatan Tradisional tahun 2020 dan tahun 2021 sama-sama
tercapai 100%.
e. Pelayanan Kesehatan Olahraga ada peningkatan nilai kinerja dari 33,3 %
tahun 2020 menjadi 100 % di tahun 2021.
f. Pelayanan Kesehatan Indera terjadi peningkatan nilai kinerja dari 20,6 %
tahun 2020 menjadi 46,38 % di tahun 2021.
g. Pelayanan Kesehatan Lansia mengalami peningkatan nilai kinerja dari 49,9
% tahun 2020 menjadi 54,43 % di tahun 2021.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 35


h. Pelayanan Kesehatan Kerja mengalami penurunan nilai kinerja dari 96,9 %
tahun 2020 menjadi 74,6 % di tahun 2021
i. Pelayanan Kesehatan Matra tahun 2020 dan tahun 2021 sama-sama tercapai
100% (Tahun 2021 tidak dilaksanakan pemeriksaan kesehatan jamaah haji
karena pandemi covid 19).
j. Kefarmasian tahun 2020 dan tahun 2021 sama-sama tercapai 100%.

4.3 HASIL KEGIATAN PROGRAM INOVASI

Kegiatan inovasi di posyandu di wilayah kerja UPT PUSKESMAS PITU


adalah KANTONG SI KUMBANG (Kantong Deteksi Tumbuh Kembang).
Kantong DDTK merupakan alat bantu kader posyandu dalam pelaksanaan
kegiatan pelacakan kelainan tumbuh kembang mendasar bayi balita yang pada
bulan tersebut sedang ulang tahun. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner
KSPR. Kusioner tersebut disediakan oleh Puskesmas diperuntukkan oleh kader
posyandu yang telah dilatih dalam melaksanakan kegiatan skrining deteksi
tumbuh kembang. Adapun sasarannya adalah bayi dan balita usia 0-36 bulan.

Apabila kuisioner KSPR ditemukan kelainan, maka kader posyandu akan


berkonsultasi dengan Bidan wilayah, dan Bidan wilayah tersebut akan melaporkan
kepada tim dari Puskesmas. Dan tim dari Puskesmas akan menindaklanjuti kasus
tersebut dan akan melakukan kunjungan dengan kerjasama Lintas Sektor. Dengan
dilaksanakannya kegiatan skrining DDTK tersebut diharapkan bayi dan balita
dengan berkebutuhan khusus dapat terpantau dengan mendapatkan intervensi.

BAB V
Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 36
SUMBER DAYA KESEHATAN

5.1 GAMBARAN KONDISI BANGUNAN

Bangunan Puskesmas terdiri dari 3 unit bangunan lama dengan 1


lantai yang terdiri dari ruang Kepala Puskesmas, ruang Tata Usaha, dan
toilet, Ruang Imunisasi, Gudang Obat, klinik layanan gizi, klinik sanitasi,
dan toilet, Unit Pendaftaran, Unit Pelayanan Umum, Unit Gigi, Unit
KIA/KB, Unit Laboratorium, Unit farmasi, dan Unit pembayaran/ kasir,
ruang tidakan dan toilet. Tata letak ruangan di UPT Puskesmas Pitu
digambarkan dalam denah sebagai berikut:

Gambar 5.1 Denah Lantai

5.2 GAMBARAN KONDISI SARANA DAN PRASARANA

Situasi sarana kesehatan di UPT Puskesmas Pitu pada tahun 2021


tercatat dan terlapor pada Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan (ASPAK)
(terlampir).

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 37


5.3 GAMBARAN KONDISI PERALATAN

Tabel 5.1 Analisa Peralatan

No Variabel Standart Peralatan Alkes Pencapaian Ket


Sesuai PMK 75/2014
A Ruangan Pemeriksaan Umum 80% Alat Tersedia 98
B Ruangan Tindakan & Ruangan 80% Alat Tersedia 99
Gawat Darurat
C Ruangan Kesehatan Ibu, Anak 80% Alat Tersedia 100
(KIA), KB & Imunisasi
D Ruangan Persalinan 80% Alat Tersedia
E Ruangan Rawat Pasca Persalinan 80% Alat Tersedia
F Ruangan Kesehatan Gigi dan 80% Alat Tersedia 96
Mulut
G Ruangan Promosi Kesehatan 80% Alat Tersedia 88
H Ruangan ASI 80% Alat Tersedia 73
I Laboratorium 80% Alat Tersedia 100
J Ruangan Farmasi 80% Alat Tersedia 65
K Ruangan Rawat Inap 80% Alat Tersedia
L Ruangan Sterilisasi 80% Alat Tersedia
M Jaringan Pelayanan Puskesmas
1 Puskesmas Keliling 80% Alat Tersedia
2 Puskesmas Pembantu 80% Alat Tersedia 66
N Peralatan Pelayanan Luar Gedung
1 KIT Perawatan Kesehatan 80% Alat Tersedia 91
Masyarakat (PHN KIT)
2 KIT Imunisasi 80% Alat Tersedia 100
3 KIT UKS 80% Alat Tersedia 143
4 KIT UKGS 80% Alat Tersedia 49
5 KIT Bidan 80% Alat Tersedia 189
6 KIT Posyandu 80% Alat Tersedia 71
7 KIT Kesehatan Lingkungan 80% Alat Tersedia 4
REKOMENDASI 1. Puskesmas Yang Memberikan Pelayanan Sesuai
Standart
2. Puskesmas Yang Belum Memberikan Pelayanan
Sesuai Standart

5.4 GAMBARAN KETENAGAAN/SDMK

Puskesmas merupakan garda depan dalam penyelenggaraan upaya


kesehatan dasar. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan
bermutu. Satu pendukung di segala level pelayanan kesehatan. Dengan

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 38


terpenuhinya sumber daya kesehatan, diharapkan juga dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan temasuk sarana dan
prasarana, masyarakat akan terjaga. Pada bab ini, situasi sumber daya kesehatan
akan menyajikan gambaran sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan anggaran
kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014,
bahwa prinsip penyelenggaraan Puskesmas yaitu memiliki pertanggung jawaban
wilayah, dimana Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas juga diharapkan semakin memberikan pelayanan yang
berkualitas dan untuk menjamin perbaikan mutu tersebut dilakuka melalui
mekanisme akreditasi. Akreditasi Puskesmas menilai tiga kelompok pelayanan di
Puskesmas yaitu Administrasi Manajemen, Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Upaya Kesehatan Perorangan. Jika standar-standar tersebut terpenuhi, maka
akan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berkunjung ke
Puskesmas.
Rincian Sumber Daya Manusia di UPT Puskesmas Pitu per 31 Desember
2021 ada 68 orang, terdiri dari PNS, PTT, tenaga honorer, tersebar di Puskesmas
Induk, Pustu, Polindes.

Tabel 5.2
Standar Kebutuhan Puskesmas Dengan Rawat Jalan Tahun 2021
JUMLAH
KEBUTUHAN YANG ADA KURANG
NO NAMA JABATAN
NON
PNS PNS PNS
PNS
KELOMPOK URUSAN UMUM
Pengelola Pemanfaatan
1
Barang Milik Daerah 1 0 0 1
2 Pengadministrasi Umum 4 4 2 0
3 Pramu Kebersihan 2 0 2 2
4 Pengemudi Ambulan 2 1 0 1
5 Petugas Keamanan 2 0 0 2
KELOMPOK URUSAN KEUANGAN
1 Bendahara 2 1 0 1
2 Pengelola Keuangan 2 0 0 2
3 Pengadministrasi Penerimaan 1 0 0 1
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 39


1 Dokter Umum 4 3 0 1
2 Dokter Gigi 1 1 0 0
3 Perawat Ahli 1 2 0 1 (+)
4 Perawat Terampil 10 9 10 1
5 Bidan Ahli 2 2 0 0
6 Bidan Terampil 16 9 13 7
Penyuluh Kesehatan
7
Masyarakat Ahli 1 0 1 1
8 Perawat Gigi 1 1 0 0
9 Sanitarian Ahli 1 0 0 1
10 Sanitarian Terampil 1 1 1 0
11 Nutrisionis Ahli 1 0 0 1
12 Nutrisionis Terampil 1 1 1 0
13 Apoteker 2 1 0 1
14 Asisten Apoteker 3 3 0 0
15 Fisioterapis 1 1 0 0
Epidemiolog Kesehatan
16
Terampil 1 0 0 1
Analis Kesehatan
17
Laboratorium 2 1 0 1
18 Perekam Medis 2 1 0 1
19 Administrator Kesehatan 1 0 0 1
JUMLAH 68 42 30 26

5.5 GAMBARAN PEMBIAYAAN/KEUANGAN PUSKESMAS

Pembiayaan program dan kegiatan Kesehatan di UPT Puskesmas Pitu


diperoleh dari berbagai sumber diantaranya dana APBD dan Fungsional yang
dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.3 Anggaran UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021


Sumber Dana Pagu Serapan Prosentase (%)
BLUD 2.047.130.361 1.862.576.308,20 90.98
BOK 656.000.000 643.025.000 98.0

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 40


BAB VI
PENUTUP

Penyusunan profil kesehatan UPT Puskesmas Pitu sebagai salah satu


instrumen dalam Sistem Informasi Kesehatan Daerah disadari maupun tidak
memegang peran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pembangunan.
Hal ini karena data dan informasi merupakan sumber daya strategis bagi
organisasi maupun individu dalam menjalankan sistem manajemen yaitu dalam
proses perencanaan sampai dengan pengambilan keputusan. Keputusan yang baik
dapat dihasilkan apabila ditunjang dengan data yang akurat dan validitasnya tidak
diragukan.
Sangat disadari bahwa butuh perjuangan lebih untuk dapat memenuhi
kebutuhan akan data dan informasi kesehatan agar dapat diperoleh potret terinci
dari situasi kesehatan di suatu wilayah, akan tetapi dari seluruh pemaparan dalam
profil ini, diharapkan dapat diperoleh gambaran secara umum akan situasi dan
kondisi pembangunan kesehatan di UPT Puskesmas Pitu selama tahun 2021.
Implikasi yang diharapkan setelah mengetahui gambaran umum situasi kesehatan
di UPT Puskesmas Pitu, dapat dipergunakan sebagai masukan terutama bagi
pembuat kebijakan untuk menyusun perencanaan yang lebih tepat sasaran
sehingga pencapaian pembangunan kesehatan di tahun-tahun mendatang dapat
lebih baik dari pencapaian sebelumnya.
Hal-hal yang masih perlu mendapatperhatiandari pencapaian
pembangunan kesehatan pada tahun 2021 diantaranya adalah perlunya
peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor untuk mempercepat
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan serta advokasi yang ditujukan kepada
pemerintah Kabupaten Ngawi terkait pembiayaan kesehatan agar dapat lebih
ditingkatkan. Selain itu, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan juga masih sangat perlu ditingkatkan pelaksanaannya.

Berangkat dari permasalahan yang dihadapi dari penyusunan Profil Kesehatan UPT
Puskesmas Ngawi Kabupaten Ngawi tahun 2021 ini, diharapkan kesadaran dan peran
serta aktif dari semua pihak untuk membenahi sistem manajemen data agar kinerja dari
masing-masing bidang dapat lebih terukur dan memberikan gambaran yang lebih rinci

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 41


dari pencapaian masing-masing program serta kontribusinya bagi pencapaian visi dan
misi dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Ngawi khususnya pada UPT
Puskesmas Pitu.

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 42


LAMPIRAN

Profil UPT Puskesmas Pitu Tahun 2021 43

Anda mungkin juga menyukai