NIM : 06111382126060
Kelas : B (Palembang)
Prodi : Pendidikan Fisika
Mata Kuliah : Sejarah Fisika
530 M – 1450 M: Saat itu kebudayaan didominasi oleh Kekaisaran Roma, ilmu
medik dan fisika berkembang sangat pesat yang dipimpin oleh ilmuwan dan filsuf
dari Yunani, dan ketika runtuhnya kekaisaran Roma mengakibatkan mundurnya
tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur Tengah.
1450 M- 1550 M: Ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang menjadi
titik penting dalam revolusi saintifik. Sudah ada arah penelitian yang sistematis
1. Thales
Thales dari Miletus adalah seorang filsuf Yunani dan astronom pertama. Dia
adalah Thales berhasil mengembangkan metode survei dan trigonometri dari
Bangsa Babilonia dan Mesir yang kemudian diterapkan untuk benda-benda langit.
Dia mengusulkan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta tersusun dari air
dalam berbagai tingkat wujudnya (cair, padat, dan gas). Dan dia juga
mengusulkan bahwa alam semesta adalah sebuah bola air raksasa tempat bumi
berada di dalam gelembung. Bumi mengambang di atas permukaan air, dan di
atas bumi terdapat kumpulan air yang menjadi sumber datangnya hujan yang
menimpa bumi. Benda-benda langit melayang di dalam air alam semesta dan
bergerak sebagaimana dalam pengamatan.
2. Phytagoras
Phytagoras adalah seorang filsuf dan matematikawan yang lebih dikenal sebagai
penggagas filsafat bilangan dan juga sebagai pendiri sekolah filsafat yang
bertahan hingga 200 tahun lamanya, serta berpengaruh kuat terhadap
perkembangan pemikiran yunani. Pythagoras percaya bahwa seluruh fenomena
alam dapat dijelaskan melalui istilah yang terdapat pada bilangan yang saling
berkaitan. Pythagoras adalah orang pertama yang mengembangkan gagasan
bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang kuantitatif. Dia menyatakan
bahwa masing-masing benda langit, yakni bulan, matahari, bumi, dan planet-
planet terletak pada bola-bola konsentris (sepusat) yang berputar mengitari pusat
alam semesta (api pusat).
Selain sebagai penggagas filsafat bilangan, Pythagoras juga dikenal baik sebagai
penemu hukum geometri atau teorema yang berguna untuk menentukan panjang
sisi miring dalam segitiga. Dia mengemukakan suatu dalil untuk segitiga siku-
siku yang mengatakan bahwa sisi miring kuadrat sama dengan jumlah kuadrat sisi
siku-sikunya, Konon kabarnya ia menemukan dalil itu ketika sedang mengamati
ubin-ubin lantai rumah salah seorang temannya. Teorema Pythagoras ini juga
menjadi inspirasi awal baik bagi Einstein dalam menyusun toeri relativitas umum
maupun bagi seluruh fisika modern yang mencoba menyusun teori terpadu
melalui manifestasi ruang waktu geometri.
3. Archimedes
Archimedes sendiri adalah seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan,
dan insinyur berbangsa Yunani. Raja Hieron II yang berkuasa saat itu raja yang
sangat kaya dan gemar akan perhiasan-perhiasan. Sehingga dia memerintahkan
pandai emas untuk membuatkan mahkota, dan ternyata pandai emas ini terkenal
ketidak jujurannya, sehingga raja memerintahkan archimedes sebagai ahli
matematika dan fisika yang sangat terkenal saat itu untuk membuktikan apakah
mahkota itu terbuat dari emas murni atau campuran.
Pada masalah mekanika yang lain archimedes tentang pusat gaya berat dan teori
tentang pengungkit. Ia pernah mengatakan bahwa “ berilah bumi penggantung,
maka saya dapat memindahkannya.” Ia juga mengemukakan hukum paradoks
hidrostatis yang menyatakan bahwa besarnya gaya tekan zat cair dalam tabung
dan luas alas tabung yang ditempati air. Selain itu ia pernah mengatakan bahwa “
apabila dua buah benda yang sama beratnya, jaraknya, tetapi berlawanan tempat
ditinjau dari titik kesetimbangan maka benda itu akan setimbang.” Ia juga
menemukan kerek/ bandrol berganda yang dapat digunakan untuk mengangkat
benda-benda yang berat. Juga alat “ sekrup archimedes” yang dapat menaikkan air
pada ketinggian tertentu, dan sekarang sudah menjadi multifungsi. Dalam bidang
optika, dia pernah membuat lensa positif yang besar. Dengan bantuan sinar
matahari, maka lensa itu dapat digunakan untuk membakar kapal-kapal perang
musuh ynga sedang menuju syracuse.
1. Teori Geosentris
Sekitar tahun 140 SM, muncul teori lain tentang alam semesta. Teori ini juga
menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta dan diusulkan oleh Claudius
Ptolomeus. Teori ini pertama-tama dibuat untuk menjelaskan adanya gerak retrograde
(gerak maju mundur) planet. Ptolomeus menjelaskan konsep alam semesta dalam
bukunya yang berjudul Almagest. Dalam teorinya, Ptolomeus menjelaskan bahwa
semua benda langit bergerak mengelilingi sebuah titik. Lintasan benda langit ini
disebut epicycle. Epicycle ini bergerak dalam lintasan yang lebih besar yang disebut
deferent. Bumi bulan pusat deferent, tetapi letaknya tidak terlalu jauh dari pusat
deferent, yaitu pada titik yang disebut equant.
Selain teori yang diusulkan oleh Aristoteles dan Ptolomeus, ada teori lain tentang
alam semesta yang diusulkan oleh Aristarchus. Menurut Aristarchus, pusat alam
semesta bukan bumi, melainkan matahari. Bumi hanyalah salah satu dari beberapa
planet yang bergerak mengelilingi matahari dalam lintasan yang berbentuk lingkaran.
2. Teori Heliosentris
Teori heliosentris dari Copernicus ini sangat menghebohkan dunia ilmiah Eropa pada
saat itu. Bahkan, pada tahun 1616 ada lembaga yang memasukkan bukunya
Copernicus ke dalam Index, yaitu daftar buku-buku terlarang. Meskipun demikian,
semakin banyak ilmuwan yang mempelajari buku Copernicus ini serta menggunakan
nya sebagai landasan ilmiah untuk memikirkan alam semesta. Beberapa ilmuwan tiu
antara lain, Tycho Brahe, Johannes Kepler, Galileo Galilei, dan Gionardo Bruno.
Mereka berpendapat bahwa teori heliosentris ternyata lebih rasional dibandingkan
dengan teori geosentris yang telah ada sebelumnya.
Meskipun banyak ahli yang setuju dengan pandangan Copernicus, teori Copernicus
ini masih terdapat beberapa kesalahan. Misalnya, berbeda dengan yang diusulkan
Copernicus, orbit planet ternyata berbentuk elips, laju elips tidak selalu tetap, dan
matahari bukan pusat alam semesta. Apapun kekurangannya, teori heliosentris dari
Copernicus ini tetap dianggap tonggak perkembangan astronomi modern.