Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nuraisyah Damayanti

NIM : 06111382126060
Kelas : B (Palembang)
Prodi : Pendidikan Fisika
Mata Kuliah : Sejarah Fisika

 Perkembangan Fisika Pada Masa Pra Sains


Perkembangan fisika pada masa pra sains dimulai pada zaman prasejarah sampai tahun
1550 an. Pada masa ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat
perumusan empirik. Selain itu pada masa ini juga belum ada penelitian yang sistematis.
Beberapa penemuan pada masa ini diantaranya :
 2400 SM – 599 SM: Di bidang astronomi sudah dihasilkan Kalender Mesir
dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi gerhana, jam matahari, dan katalog bintang.
Dalam Teknologi sudah ada peleburan berbagai logam, pembuatan roda,
teknologi bangunan (piramida), standar berat, pengukuran, koin (mata uang).

 600 SM – 530 M: Perkembangan ilmu dan teknologi sangat terkait dengan


perkembangan matematika. Dalam bidang Astronomi sudah ada pengamatan
tentang gerak benda langit (termasuk bumi), jarak dan ukuran benda langit.
Dalam bidang sains fisik Physical Science, sudah ada Hipotesis Democritus
bahwa materi terdiri dari atom-atom. Archimedes memulai tradisi “Fisika
Matematika” untuk menjelaskan tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan
lain-lain. Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai sekarang.

 530 M – 1450 M: Saat itu kebudayaan didominasi oleh Kekaisaran Roma, ilmu
medik dan fisika berkembang sangat pesat yang dipimpin oleh ilmuwan dan filsuf
dari Yunani, dan ketika runtuhnya kekaisaran Roma mengakibatkan mundurnya
tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur Tengah.

 1450 M- 1550 M: Ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang menjadi
titik penting dalam revolusi saintifik. Sudah ada arah penelitian yang sistematis

 Filsafat dalam Perkembangan Fisika Pra Sains


Sejarah Fisika diawali dari periode masa Yunani Kuno. Yunani kuno sangat identik
dengan filsafat. Ketika kata Yunani disebutkan, maka yang terbesit di pikiran para
peminat kajian keilmuan bisa dipastikan adalah filsafat. Padahal filsafat dalam pengertian
yang sederhana sudah ada jauh sebelum para filosof klasik Yunani menekuni dan
mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang sangat berharga
bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-generasi setelahnya. Ia ibarat
pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga
sekarang.
Pada zaman ini fisika disebut sebagai filsafat alam (sekitar bad18). Orang Yunani
awalnya sangat percaya pada dongeng dan tahayul, tetapi lama kelamaan, terutama
setelah mereka mampu membedakan yang riil dengan yang ilusi, mereka mampu keluar
dari kungkungan mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. Inilah titik awal
manusia menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan
alam jagad raya. Karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu luas dan
penuh misteri, timbul rasa ingin mengetahui rahasia alam itu. Ilmuwan dalam
perkembangan fisika pra sains di bidang filsafat, yaitu:

1. Thales
Thales dari Miletus adalah seorang filsuf Yunani dan astronom pertama. Dia
adalah Thales berhasil mengembangkan metode survei dan trigonometri dari
Bangsa Babilonia dan Mesir yang kemudian diterapkan untuk benda-benda langit.
Dia mengusulkan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta tersusun dari air
dalam berbagai tingkat wujudnya (cair, padat, dan gas). Dan dia juga
mengusulkan bahwa alam semesta adalah sebuah bola air raksasa tempat bumi
berada di dalam gelembung. Bumi mengambang di atas permukaan air, dan di
atas bumi terdapat kumpulan air yang menjadi sumber datangnya hujan yang
menimpa bumi. Benda-benda langit melayang di dalam air alam semesta dan
bergerak sebagaimana dalam pengamatan.

2. Phytagoras
Phytagoras adalah seorang filsuf dan matematikawan yang lebih dikenal sebagai
penggagas filsafat bilangan dan juga sebagai pendiri sekolah filsafat yang
bertahan hingga 200 tahun lamanya, serta berpengaruh kuat terhadap
perkembangan pemikiran yunani. Pythagoras percaya bahwa seluruh fenomena
alam dapat dijelaskan melalui istilah yang terdapat pada bilangan yang saling
berkaitan. Pythagoras adalah orang pertama yang mengembangkan gagasan
bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang kuantitatif. Dia menyatakan
bahwa masing-masing benda langit, yakni bulan, matahari, bumi, dan planet-
planet terletak pada bola-bola konsentris (sepusat) yang berputar mengitari pusat
alam semesta (api pusat).

Selain sebagai penggagas filsafat bilangan, Pythagoras juga dikenal baik sebagai
penemu hukum geometri atau teorema yang berguna untuk menentukan panjang
sisi miring dalam segitiga. Dia mengemukakan suatu dalil untuk segitiga siku-
siku yang mengatakan bahwa sisi miring kuadrat sama dengan jumlah kuadrat sisi
siku-sikunya, Konon kabarnya ia menemukan dalil itu ketika sedang mengamati
ubin-ubin lantai rumah salah seorang temannya. Teorema Pythagoras ini juga
menjadi inspirasi awal baik bagi Einstein dalam menyusun toeri relativitas umum
maupun bagi seluruh fisika modern yang mencoba menyusun teori terpadu
melalui manifestasi ruang waktu geometri.

Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras,


yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah
sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun
fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras,
namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama
membuktikan pengamatan ini secara matematis. Dalam sejarah perkembangan
fisika, khususnya mengenai studi tentang bunyi, frekuensi, panjang gelombang
dan getaran, pengaruh pemikiran Pythagoras ini cukup terasa. Inilah gambaran
umum mengenai kontribusi Pythagoras dalam dunia fisika.

3. Archimedes
Archimedes sendiri adalah seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan,
dan insinyur berbangsa Yunani. Raja Hieron II yang berkuasa saat itu raja yang
sangat kaya dan gemar akan perhiasan-perhiasan. Sehingga dia memerintahkan
pandai emas untuk membuatkan mahkota, dan ternyata pandai emas ini terkenal
ketidak jujurannya, sehingga raja memerintahkan archimedes sebagai ahli
matematika dan fisika yang sangat terkenal saat itu untuk membuktikan apakah
mahkota itu terbuat dari emas murni atau campuran.

Pada masalah mekanika yang lain archimedes tentang pusat gaya berat dan teori
tentang pengungkit. Ia pernah mengatakan bahwa “ berilah bumi penggantung,
maka saya dapat memindahkannya.” Ia juga mengemukakan hukum paradoks
hidrostatis yang menyatakan bahwa besarnya gaya tekan zat cair dalam tabung
dan luas alas tabung yang ditempati air. Selain itu ia pernah mengatakan bahwa “
apabila dua buah benda yang sama beratnya, jaraknya, tetapi berlawanan tempat
ditinjau dari titik kesetimbangan maka benda itu akan setimbang.” Ia juga
menemukan kerek/ bandrol berganda yang dapat digunakan untuk mengangkat
benda-benda yang berat. Juga alat “ sekrup archimedes” yang dapat menaikkan air
pada ketinggian tertentu, dan sekarang sudah menjadi multifungsi. Dalam bidang
optika, dia pernah membuat lensa positif yang besar. Dengan bantuan sinar
matahari, maka lensa itu dapat digunakan untuk membakar kapal-kapal perang
musuh ynga sedang menuju syracuse.

Penemuan-Penemuan Archimedes di bidang fisika;


- Penemuan berbagai perangkat yang digunakan dalam membela Syracuse ketika
dikepung oleh Roma. Ini termasuk ketapel kuat, cermin pembakaran dan sistem
puli. Jika AC adalah sebuah diameter maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku
- Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang
bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.

 Teori dalam Perkembangan Fisika Pra-Sains


Berikut hasil produk berupa teori dalam perkembangan fisika pada masa pra-sains:

1. Teori Geosentris
Sekitar tahun 140 SM, muncul teori lain tentang alam semesta. Teori ini juga
menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta dan diusulkan oleh Claudius
Ptolomeus. Teori ini pertama-tama dibuat untuk menjelaskan adanya gerak retrograde
(gerak maju mundur) planet. Ptolomeus menjelaskan konsep alam semesta dalam
bukunya yang berjudul Almagest. Dalam teorinya, Ptolomeus menjelaskan bahwa
semua benda langit bergerak mengelilingi sebuah titik. Lintasan benda langit ini
disebut epicycle. Epicycle ini bergerak dalam lintasan yang lebih besar yang disebut
deferent. Bumi bulan pusat deferent, tetapi letaknya tidak terlalu jauh dari pusat
deferent, yaitu pada titik yang disebut equant.

Selain teori yang diusulkan oleh Aristoteles dan Ptolomeus, ada teori lain tentang
alam semesta yang diusulkan oleh Aristarchus. Menurut Aristarchus, pusat alam
semesta bukan bumi, melainkan matahari. Bumi hanyalah salah satu dari beberapa
planet yang bergerak mengelilingi matahari dalam lintasan yang berbentuk lingkaran.

2. Teori Heliosentris
Teori heliosentris dari Copernicus ini sangat menghebohkan dunia ilmiah Eropa pada
saat itu. Bahkan, pada tahun 1616 ada lembaga yang memasukkan bukunya
Copernicus ke dalam Index, yaitu daftar buku-buku terlarang. Meskipun demikian,
semakin banyak ilmuwan yang mempelajari buku Copernicus ini serta menggunakan
nya sebagai landasan ilmiah untuk memikirkan alam semesta. Beberapa ilmuwan tiu
antara lain, Tycho Brahe, Johannes Kepler, Galileo Galilei, dan Gionardo Bruno.
Mereka berpendapat bahwa teori heliosentris ternyata lebih rasional dibandingkan
dengan teori geosentris yang telah ada sebelumnya.

Meskipun banyak ahli yang setuju dengan pandangan Copernicus, teori Copernicus
ini masih terdapat beberapa kesalahan. Misalnya, berbeda dengan yang diusulkan
Copernicus, orbit planet ternyata berbentuk elips, laju elips tidak selalu tetap, dan
matahari bukan pusat alam semesta. Apapun kekurangannya, teori heliosentris dari
Copernicus ini tetap dianggap tonggak perkembangan astronomi modern.

 Hukum dalam Perkembangan Fisika Masa Pra Sains


Hasil Produk Hukum dalam Perkembangan Fisika pada Masa Pra-Sains:

 Hukum-Hukum Dasar Termodinamika


Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika,
yaitu:
a. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang
dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan
lainnya.Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika
tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam
sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
b. Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini
menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu,
mendekati nilai
c. Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai
temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem
akan mendekati nilai minimum.
Referensi :
Raka, Magdalena B. 2015. Sejarah Fisika. Kupang.
https://www.academia.edu/20152985/TUGAS_MK_SEJARAH_FISIKA_BIOGRAFI_FISIKA
WAN (diakses pada 20 September 2022: Pukul 19.00 WIB)
Sudarmanto, A. 2019. ASAL USUL PERKEMBANGAN FISIKA YANG TERCATAT
SEJARAH.
https://fst.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/ASAL-USUL-PERKEMBANGAN-F
ISIKA-YANG-TERCATAT-SEJARAH.pdf (diakses pada 21 September 2022: Pukul 12.00
WIB)
Aini, Nur R. 2020. SEJARAH PERKEMBANGAN FISIKA (KUANTUM) DARI KLASIK
HINGGA MODERN. Lampung

Anda mungkin juga menyukai