PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala
bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi
yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini
memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan
penduduk.
Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh seluruh
komponen bangsa yang bertujuan meningkatkan, kesdaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tinggiya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program, sektor dan upaya-upaya
lain. Pembangunan kesehatan tersebut tercermin dalam program indonesia sehat
yang menjadi salah satu program prioritas dari agenda kelima nawacita
pemerintahan. Adapun rencana pencapainnya telah tercantum dalam rencana
strategis kementerian kesehatan tahun 2015-2019 yang ditetapkan melalui
keputusan menteri kesehatan nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 (Sakti, Kemenkes
RI 2017).
Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya
transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat
perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial
budaya cenderung akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan
pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa
kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku
yang secara teoritis memiliki andil 30-35% terhadap derajat kesehatan.
Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005-
2025 atau “Indonesia Sehat 2025” disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang
diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah perilaku yang bersifat proaktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan; mencegah risiko terjadinya
penyakit; melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya;
sadar hukum; serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat,
termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman (safe community).
Salah satu misi dari kalurahan pleret adalah Smart People (meningkatkan
sumber daya manusia, masyarakat cerdas dan religious) dan PADES (Peningkatan
Pendapatan Asli Desa dibidang Ekonomi Kreatif, Pertanian, Peternakan,
Perikanan, Budaya dan Pariwisata). serta kalurahan pleret juga memiliki
masterplan dimana pada taun 2023 nanti ingin menjadikan lereng Gunung
Sentono sebagai objek wisata. Dalam rangka turut serta mendukung misi tersebut
tentang meningkatkan sumber daya manusia dibidang kesehatan, maka
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners STIKes Surya Global
1
Yogyakarta sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki tanggung
jawab dalam rangka mempersiapkan tenaga kesehatan/keperawatan yang
berkualitas dimasa depan melalui praktik keperawatan komunitas, yang
dilaksanakan di Dusun Gunung Kelir Pleret Bantul dengan melakukan pengkajian
dan observasi.
Hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok 1 didapatkan
bahwasanya di Dusun Gunung Kelir terdapat tempat wisata Gunung Sentono
yang terletak di Lereng Gunung Sentoso. Menurut kalurahan Pleret Lereng
Gunung Sentono tersebut direncanakan akan dijadikan tempat wisata umum pada
tahun 2023. Namun, Gunung sentono memiliki karakteristik tanah yang licin dan
becek ketika hujan, belum terdapat handrell di sekitar tangga.
Dengan adanya hasil pengkajian ini Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Profesi Ners STIKes Surya Global Yogyakarta Angkatan XXVIII kelompok 1
pada Stase KKG (Komunitas, Keluarga, Gerontik) ini merancang program kerja
yang akan dilakukan selama berada di Dusun Gunung Kelir dengan salah satu
kegiatannya adalah melakukan Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat
(PPGD) dimana program ini diharapkan bisa mendukung rencana pengembangan
tempat wisata Gunung Sentoso yang berlandaskan pada Kegawatdaruratan
Pariwisata. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan pengecekan Kesehatan dan
Pendidikan Kesehatan. Program – program tersebut diharapkan agar masyarakat
sadar dan paham akan pentingnya Kesehatan dan agar dapat meningkatkan
kualitas Kesehatan dan sumber daya masyarakat di kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Dusun Gunung Kelir
Pleret Bantul Yogyakarta melalui proses asuhan keperawatan.
2. Tujuan khusus
Menyelesaikan praktek lapangan keperawatan komunitas, mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperawatan komunitas di Dusun Gunung Kelir Pleret
Yogyakarta bersama warga, meliputi :
a. Mengembangkan kapasitas SDM dan Meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. Mengidentifikasi adanya masalah kesehatan dan meningkatkan kualitas
hidup masyarakat.
c. Membangun kesadaran warga akan perilaku hidup bersih dan sehat.
C. Waktu
Praktik keperawatan komunitas ditempatkan di Dusun Gunung Kelir Pleret Bantul
Yogyakarta yang dimulai pada tanggal 26 Desember 2022 sampai dengan tanggal
14 Januari 2023.
D. Manfaat
1. Untuk warga masyarakat Dusun Gunung kelir
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
2
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesain masalah kesehatan
yang dialami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatan di lingkungan sekitar
tempat tinggal mereka dan mempunyai upaya peningkatan status
kesehatan tersebut.
2. Untuk pemerintahan Kalurahan Pleret
a. Pemerintah mampu mengenal, mengerti dan menyadari masalah
kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang
dialami di Kalurahan Pleret.
b. Pemerintah mengetahui gambaran status kesehatan di lingkungan sekitar
Kalurahan Pleret dan mempunyai upaya peningkatan status kesehatan
tersebut.
3. Untuk Puskesmas Pleret
a. Dapat mengenal, mengerti dan menyadari masalah kesehatan dan
mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang dialami di
Kalurahan Pleret.
b. Dapat mengetahui gambaran status kesehatan di lingkungan sekitar
Kalurahan Pleret dan mempunyai upaya peningkatan status kesehatan
tersebut.
c. Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di
Kalurahan Pleret, terkhusus untuk perawat Komunitas.
4. Untuk mahasiswa STIKes Surya Global
a. Mampu mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat Dusun Gunung Kelir.
b. Mampu belajar menjadi roll model atau contoh professional dalam
menerapkan asuhan keperawatan komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan komunitas, kemandirian dan
hubungan interpersonal.
5. Untuk Institusi Pendidikan STIKes Surya Global Yogyakarta
a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Pendidikan Profesi
Ners STIKes Surya Global Yogyakarta khususnya dibidang keperawatan
komunitas.
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model atau
contoh praktik keperawatan komunitas selanjutnya.
E. Sasaran
Praktik Keperawatan Komunitas ditempatkan di Dusun Gunug Kelir Pleret Bantul
Yogyakarta dengan sasaran seluruh warga masyarakat Gunung Kelir.
F. Strategi Pelaksanaan
3
Dalam pelaksaan asuhan keperawatan komunitas ini menggunakan metode
Winshield Survey adapun metodenya sebagai berikut :
1. Wawancara
Untuk mendapatkan informasi ataupun data tahap wawancara melibatkan :
a. Masyarakat
b. Tokoh masyarakat
c. Kader
2. Observasi
Dengan cara pengamatan langsung di Dusun Gunung Kelir yang meliputi :
a. Norma
b. Nilai
c. Keyakinan
d. Struktur kekuatan
e. Proses penyelesaian masalah
f. Dinamika kelompok masyarakat
g. Pola komunikasi
h. Situasi atau kondisi lingkungan wilayah
3. Studi dokumen
Dilakukan untuk mendukung data yang sudah didapat seperti melihat kartu
keluarga disetiap kepala keluarga.
4. Format pengkajian keperawatan komunitas
Format yang digunakan yaitu format pengkajian keperawatan komunitas yang
diberikan dari kampus STIKes Surya Global Yogyakarta. Dimana pengkajian
yang dilakukan sebanyak 70 KK di Dusun Gunung Kelir.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
D. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga dan kelompok yang berisiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau, termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Anderson dalam Wijayaningsih
(2016), sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil dan lain-
lain) yang dijumpai di poli klinik, puskesmas dengan sasaran dan pusat
perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.
2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan
mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungn yang
sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong
oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu dengan penyakit kronis yang
tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit krons
tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan risiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (Hb < 8 gr%) ataupun
kurang energi kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil risiko tinggi
seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita BGM,
keluarga dengan neonatus BBLR, keluarga dengan usia lanjut, jompo atau
keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan.
d. Tingkat Komunitas
1) Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
2) Pembinaan kelompok khusus.
3) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
8
kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekrreasi dan pendidikan seks. Upaya
preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi,
pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan
rumah, pemberian vitamin A, iodium ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan menyusui.
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit di rumah, perawatan
orang sakit sebagai tindak lanjut dari puskesmas atau rumah sakit, perawatan ibu
hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada ataupun perawatan tali
pusat bayi baru lahir. Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang
dirawat di rumah atau kelompok- kelompok yang menderita penyakit tertentu
seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada
penderita kusta, patah tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada
penderita stroke, batuk efektif pada penderita TB dan lain-lain. Upaya
resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat yang
karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti penderita AIDS, kusta dan
wanita tuna susila.
13
Gambar 2. 4 Model Betty Neuman’s
14
3) Social ill, yaitu secara psikologis dan media baik, tetapi kurang mampu secara
sosial, baik ekonomi maupun interaksi sosial dengan masyarakat.
4) Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan.
5) Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur.
6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal daripada menyerah
karena mempertahankan agama/ kepercayaan.
7) Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan sosial sakit, tetapi mempunyai
harapan baik.
8) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psiklogis,medis dan sosial.
Setiap klien memiliki pikiran dan emosi yang mencerminkan keadaan jiwa
pada saat itu dan dapat berubah sesuai dengan rentang waktu. Peran perawat
adalah memberikan bimbingan pada klien dengan mengajarkan klien tentang
perubahan personal untuk meningkatkan kesehatan, memberi dukungan
situasional, mengajari pemecahan masalah serta mengeditentifikasi koping dan
adaptasi klien.
Fokus dari tindakan adalah adanya masalah interpersonal- transpersonal
yang dialami oleh klien. Intervensi yang diberikan adalah dengan memberikan
respon bahwa klien sebagai individu yang unik, mempersiapkan perasaannya dan
mampu mengenali keunikan orang lain. Di samping itu juga dapat memberikan
bantuan yang membuat klien mencapai dan mempertahankan kesehatan atau
meninggal secara tenang. Evaluasinya adalah kemampuan klien untuk membina
hubungan interpersonal-transpersonal yang harmonis, dinamik dan positif
(Akhmadi, 2014).
15
masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam
melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan
kesehatan. Dalam konteks ini, keperawatan komunitas merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dimana sifat asuhan yang diberikan
adalah umum dan menyeluruh, lebih banyak tidak langsung dan diberikan secara
terus-menerus melalui kerja sama (Nurhayati, 2014).
Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah
pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang
digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan,
teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah
(Wijayaningsih, 2016).
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi
rencana berikutnya. Fokus dari evaluasi asuhan keperawatan komunitas adalah:
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan.
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran
staf atau pelaksanaan tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya, bagaimanakah pencarian sumber dan penggunaannya serta
keuntungan program.
d. Efektifitas kerja, apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat
puas terhadap tindakan yang dilaksanakan. Dampak, apakah status kesehatan
meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6
bulan atau 1 tahun.
2. Perilaku Masyarakat
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai
faktor yang saling berinteraksi (Wawan, 2014). Perilaku kesehatan pada
dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus
atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif
(pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata
20
atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiridari 4 unsur
pokok, yakni sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
lingkungan (Wawan, 2014).
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua
kategori (Wawan, 2014) yaitu:
a. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar.
b. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar.
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi
kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja
atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2014).
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengakajian Komunitas Inti Core, 8 Sub Sistem dan Persepsi dengan Metode
Winshild Survey
No Variabel Hasil Observasi Sumber
Data/
Metode
INTICORE
1 Sejarah berdirinya Gunung kelir dinamakan Web
Dusun Gunung demikian karena terdapatnya
Kelir Pleret tembok pagar makam yang pleret,
gambar wayang dengan cara wawancara, dan
digurat atau ditatah. Gambar- survei lapangan
gambar wayang yang berjajar-
jajar di sepanjang permukaan
tembok pagar inilah yang
dianggap sebagai atau seperti
kelir wayang dalam pementasan
wayang kulit. Berawal dari
situlah bukit ini kemudian
dinamakan gunung kelir. Pada
dinding dalam dan luar tembok
dihiasi dengan relief wayang
kulit, yang di ambil adegan
cerita tertentu.
22
2 Demografi a. Geografis Web pleret,
a. Geografis Luas wilayah dusun Gunung wawancara, dan
(wilayah, Kelir yaitu sekitar 712.892 m2, survei lapangan
luas, jumlah, terdiri dari 10 RT, batas
batas wilayah, wilayah : batas wilayah barat
iklim) kadaton, batas wilayah utara
b. Demografi treyeman sampai kuburan, batas
Jumlah wilayah timur sampai sungai,
warga Dusun batas wilayah selatan sungai
Gunung dan dusun tungiran. Iklim di
Kelir dusun Gunung kelir yaitu tropis
yang terdiri dari musim
kemarau dan musim hujan.
b. Demografis
Dusun gunung kelir memiliki
10 RT dengan jumlah penduduk
700 warga. Hasil pengkajian
yang telah kami lakukan di 10
RT dengan mengambil sampel
70KK terbagi menjadi:
- Balita : 19 orang (9,5%)
- Anak – anak : 21 orang
(10,4%)
- Remaja awal : 13 orang
(6,5%)
- Remaja akhir : 23 orang
(11,4%)
- Dewasa awal : 39 orang
( 19,4%)
- Dewasa akhir : 27 orang
(13,4%)
- Lansia awal : 18 orang
(9,0%)
- Lansia akhir : 29 orang
(14,4%)
- Manula : 12 orang (6,0%)
SUB - SISTEM
24
1 Lingkungan Fisik - Rata-rata rumah didusun Observasi dan
Dusun Gunung gunung kelir sudah wawancara
Kelir permanen dan sudah
menjadi kepemilikan
pribadi
- Untuk bangunan
perumahan di dusun
gunung kelir kurang tertata
dengan rapi dikarenakan
banyak rumah yang
berdekatan dan hampir
tidak memiliki pekarangan
- Secara keseluruhan untuk
kebersihan di dusun gunung
kelir cukup bersih tetapi
ada beberapa rumah masih
terlihat kurang menjaga
kebersihan..
- Akses jalan yang ada di
dusun gunung kelir
sebagian aspal dan
Sebagian lagi semen yang
sudah rusak dan berlubang.
- Pada lereng gunung
sentono akan dijadikan
tempat rekreasi yang masih
dikembangkan dan
direncanakan oleh
kalurahan.
- Gunung sentono memiliki
karakteristik tanah yang
licin dan becek ketika
hujan, belum terdapat
handrell di sekitar
tangga.
2 Pendidikan Mayoritas warga dusun Observasi dan
Gunung Kelir Pendidikan tamat wawancara
SD dan dilanjut dengan tamat
SMA/SMK.
3 Komunikasi - Media Komunikasi yang Observasi dan
sering dijumpai: Sebagian wawancara
besar media komunikasi
warga dusun gunung kelir
menggunakan handphone
25
- Sumber informasi
kesehatan (media
elektronik, cetak, tenaga
kesehatan, teman
/keluarga, koran, lainnya) :
Mayoritas warga dusun
gunung kelir sudah
memiliki Handphone
masing-masing, untuk
memperoleh informasi
salah satunyatentang
kesehatan
4 Layanan Kesehatan Gunung kelir memiliki Observasi dan
sosial posyandu yang terdiri dari wawancara
posyandu lansia dan posyandu
balita, tetapi posyandu remaja
belum ada di laksanakan di
gunung kelir ini. Sebelumnya
gunung kelir berkeja sama
dengan BAZNAS dari Juni
tahun 2022 dan berakhir
dibulan Desember 2022.
Sekarang posyandu dikelola
oleh ibu kader.
- Kegiatan senam diadakan
oleh BAZNAS, jadi untuk
sekarang tidak ada kegiatan
senam lansia.
- Tidak, dikarenakan
banyak kendala yang
membuat mereka tidak
hadir, seperti jarak yang
jauh dari rumah.
26
5 Keamanan dan - Dusun gunung kelir Observasi
transportasi terdapat pelakasanaan
ronda rutin di Sebagian RT dan wawancara
dan Sebagian RT yang lain
baru melakukan pembuatan
jadwal ronda dan
siskamling.
- Transportasi
yang digunakan warga
dusun gunung kelir
sebagian besar
menggunakan kendaraan
pribadi seperti motor tetapi
tidak menggunakan helm
dan sebagian lainnya
menggunakan mobil.
- Kondisi jalan sekitar di
wilayah dusun gunung kelir
kurang baik dan banyak
terdapat polisi tidur.
- Tidak terdapat penerangan
dijalan.
- Tidak terdapat rambu lalu
lintas dan tulisan larangan
belok kiri/ kanan serta
verboden.
- Tidak terdapat kantor polisi
dan pemadam kebakaran di
wilayah dusun gunung
kelir.
- Tidak terdapat wasilitas
mobil Ambulance di
wilayah dusun
gunung kelir.
6 Ekonomi - Sumber dana yang Observasi dan
didapatkan pada warga wawancara
dusun gunung kelir paling
banyak berasal dari
pekerjaan buruh harian
lepas, dan wiraswasta.
7 Politik dan - Pola pemerintah di dusun Observasi dan
pemerintahan gunung kelir yaitu dipimpin wawancara
oleh kepala dukuh yang
27
dipilih berdasarkan
kesepakatan warga gunung
kelir
- Kegiatan di dusun
gunung
kelir dipimpin oleh kepala
dukuh dan terdapat PKK
dan kader kesehatan di
dusun gunung kelir.
- Peraturan yang berkaitan
dengan kesehatan
kelompok sudah ada seperti
kerja bakti setiap minggu
dan senam
setiap hari sabtu dan
minggu.
8 Rekreasi - Rekreasi yang biasa Observasi dan
dilakukan warga dusun wawancara
gunung kelir dengan
bepergian ke pantai, atau
bepergian ke wisata ke
puncak sosok yang terdekat
dari dusun gunung kelir,
masyarakat biasanya
menggunakan kendaraan
pribadi.
- Dusun gunung kelir
terdapat tempat wisata
gunung sentono yang
terletak di lereng gunung
sentono yang akan
direncakan dijadikan
tempat wisata umum pada
tahun 2023.
- Di wilayah dusun gunung
kelir terdapat situs wisata
tetapi bukan masyarakat
yang
kelola.
PERSEPSI
1 Warga Masyarakat - Warga Dusun Gunung Kelir Observasi dan
sudah cukup aktif dalam wawancara
mengikuti kegiatan yang
diadakan oleh masyarakat
28
tetapi untuk kegiatan yang
berbasis kesehatan belum
cukup aktif dan antusias
seperti kegiatan posyandu
lansia yang hanya di hadiri
sebanyak 7 orang,
posyandu balita di hadiri
sebanyak 30 orang.
2 Persepsi Tenaga Untuk warga Dusun gunung Observasi dan
Kesehatan kelir mereka rata-rata percaya wawancara
kepada tenaga kesehatan dan
jika ada salah satu keluarga
yang sakit keluarga membawa
ke tenaga kesehatan terdekat.
Contohnya Puskesmas Pleret,
RS Rajawali Citra dan juga
Bidan praktek mandiri.
29
Jenis Kelamin
52% 48%
laki - lakiperempuan
No Umur Percent
1 Balita 9,5
2 Kanak – kanak 10,4
3 Remaja awal 6,5
4 Remaja akhir 11,4
5 Dewasa awal 19,4
6 Dewasa akhir 13,4
7 Lansia awal 9,0
8 Lansia akhir 14,4
9 Manula 6,0
Sumber : Data Primer Profesi Ners Desember 2022
umur
balita
kanak - kanak
6% 9% remaja awal
14% remaja akhir
10%
dewasa awal
6% dewasa akhir
9%
lansia awal
11% lansia akhir
13% manula
19%
30
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil mayoritas masyarakat gunung kelir
berkategori umur dewasa awal dan dewasa akhir sebanyak 32,8% ( 66 orang ),
remaja awal dan remaja akhir sebanyak 17,9% (36 orang), lansia awal dan lansia
akhir sebanyak 23% (47 orang).
No Status Presentas
Pendidikan e
1. Tidak sekolah 3,5%
2. Belum sekolah 7,5%
3. TK 5,0%
4. SD 32,3%
5. SMP 15,9%
6. SMA/SMK 29,4%
Sumber : Data Primer Profesi Ners Juli 2022
31
Diagram 3.3 Distrbusi Berdasarkan Pendidikan di Dusun Gunung Kelir
Pendidikan
4%5% 7%
7%
29%
32%
16%
32
Diagram 3.4 Distribusi berdasarkan pekerjaan Masyarakat Dusun Gunung Kelir
Pekerjaan
POLRI
10% Wiraswasta/wirausaha
12%
31% Belum Kerja Pensiunan
2%
% ART
6%
21% Buruh Pedagang IRT
14% Karyawan Swasta
1%
1%
5%
24%
No Penghasilan Percen
t
1. < 500.000 7,5%
2. 500.000 – 1.500.000 32,8%
3. 1.500.000 – 9,5%
3.000.000
4. >3.000.000 5,5%
5. Tidak 44,8%
Berpenghasilan
Sumber : Data Primer Profesi Ners Desember 2022
Penghasilan
7%
45% 33%
6% 9%
33
Berdasarkan data diatas Mayoritas masyarakat di dusun Gunung Kelir tidak
berpenghasilan yaitu sebanyak 45%.
No Penyakit Percen
t
1. Asam Urat 21%
2. Kolestrol 18%
3. DM 11%
4. Hipertensi 37%
5. Jantung 2%
6. Vertigo 5%
7. Saraf 6%
Kejepit
Sumber : Data Primer Profesi ners Desember2022
Masalah Kesehatan
6%
5% 21%
2%
37% 18%
11%
C. Analisa Data
34
No Data Subjektif dan Objektif Etiologi Problem
1 DS: Perilaku upaya Kesiapan
- Pak lurah kalurahan Pleret peningkatan Peningkatan
mengatakan bahwasanya di kesehatan Pengetahuan (D.
Gunung Kelir tepatnya Lereng
0113)
Gunung Sentono di tahun 2023
direncanakan akan dijadikan
tempat pariwisata umum.
Karena dekatnya tempat wisata
dengan area perumahan warga
dusun, diharapkan masyarakat
dapat mendukung rencana
tersebut.
- Namun dari masyarakat sekitar
mengatakan tidak memahami
hal apa yang harus dilakukan
untuk menghadapi perubahan di
lingkungan tersebut.
- Masyarakat mengungkapkan
keinginannya untuk mengetahui
hal – hal yang perlu
dipersiapkan untuk tempat
pariwisata tersebut
DO:
- Masyarakat sekitar kurang
menunjukkan perilaku yang
adaptif terhadap perubahan
lingkungan yang akan terjadi
kedepannya di Dusun Gunung
Kelir
- Masyarakat juga tidak tau cara
dukungan yang perlu
ditunjukkan kemudian juga
tidak adanya sistem pendukung.
35
2 DS: Hambatan akses Defisit Kesehatan
- Lansia dusun Gunung Kelir ke pemberi Komunitas (D. 0110)
mengatakan bahwa mengalami pelayanan
kesulitan untuk ikut posyandu
kesehatan
lansia yang rutin diadakan
perbulan di Padukuhan
dikarenakan akses kendaraan
yang tidak memadai dan jalan
yang jauh, kemudian juga dari
keadaan fisik lansia tidak kuat
jalan jauh-jauh karena kaki yang
mudah sakit dan kram.
- Lansia dusun gunung kelir
mengatakan ketika sakit tengkuk
dan kaki maka dibuat istirahat
saja tidak langsung berobat.
DO:
- Lansia terlihat antusias ingin
dilakukan pemeriksaan kesehatan
apabila pelayanan mudah diakses
karena ingin mengetahui sebab
dari gejala yang dirasakannya.
36
D. Skoring Masalah
No Diagnose Pentingnya Kemungkinan Peningkatan Total
masalah perubahan terhadap
untuk positif jika kualitas hidup
dipecahkan diatasi bila diatasi
1 Kesiapan 3 2 3 8
peningkatan
pengetahuan
2 Defisit kesehatan 2 2 3 7
komunitas
3 Defisit pengetahuan 2 2 2 6
tentang PHBS
Keterangan:
a. Pentingnya masalah untuk dipecahkan dengan kategori 1=rendah,
2=sedang, 3=tinggi
b. Kemungkinan perubahan positif jika diatasi dengan 0=tidak ada,
1=rendah, 2=sedang, 3=tinggi
c. Peningkatan terhadap kualitas hidup bila diatasi dengan 0=tidak
ada, 1=rendah, 2=sedang, 3=tinggi
d. Diagnosa dengan score tertinggi akan menjadi diagnosa prioritas
37
F. Perencanaan Keperawatan
No Tgl/Jam Diagnosa SLKI Kriteria Evaluasi SIKI
Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus
1 14/11/2022 Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Promosi kesiapan
pengetahuan tindakan keperawatan keperawatan selama 1x penerimaan informasi
berhubungan dengan selama 1x pertemuan pertemuan diharapkan: pengetahuan kesehatan (I.12470)
diharapkan dapat - Terjadi peningkatan masyarakat Kriteria
perilaku upaya
menambah ilmu perilaku adaptif evaluasi : Observasi
peningkatan kesehatan kesehatan dengan kriteria - Terjadi peningkatan 1. 90% Identifikasi informasi
hasil: Tingkat pemahaman masyarakat mampu yang akan disampaikan
Pengetahuan (L. 12111) kesehatan melakukan simulasi Identifikasi pemahaman
Indikator: - Terjadi peningkatan PPGD tentang kondisi
- Perilaku sesuai pengetahuan tentang 2. 90% kesehatan saat ini
anjuran mengatasi masalah masyarakat mampu
- Verbalisasi minat kesehatan memahami cara Teraupetik
dalam belajar melakukan PPGD Fasilitasi akses
- Kemampuan pemberian pengetahuan
menjelaskan tentang PPGD
pengetahuan tentang
suatu topik Edukasi
- Perilaku sesuai Melakukan pelatihan
dengan pengetahuan PPGD
Awal: 3
Target: 5
Keterangan:
1: Menurun
2: Cukup menurun
3: Sedang
4: Cukup meningkat
5: Meningkat
38
2 14/11/2022 Defisit kesehatan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pengetahuan lansia Pengembangan
komunitas tindakan keperawatan tindakan keperawatan tentang hipertensi dan Kesehatan
berhubungan dengan selama 1x pertemuan selama 1x pertemuan asam urat Kriteria Masyarakat
diharapkan dapat diharapkan: evaluasi : (I.14548)
hambatan akses ke
meningkatkan - Diketahui 1. 90% lansia mampu Observasi
pemberi pelayanan kesehatan lansia permasalahan memahami materi Identifikasi
kesehatan Status penyakit tentang hipertensi masalah atau isu
di komunitas dan asam urat. kesehatan dan
kesehatan - Terjadi 2. 90% lansia mampu prioritasnya
komunitas peningkatan mengetahui tentang
(L.12109) pengetahuan penyakit yang Teraupetik
Meningkat dengan tentang tanda dan diderita dan bisa Libatkan
kriteria hasil: gejala penyakit menjalanin anggota
Indikator: pengobatan masyarakat untuk
- Ketersediaan meningkatkan
promosi kesadaran
kesehatan terhadap isudan
- Ketersediaan masalah kesehatan
program yang dihadapi
proteksi
kesehatan Edukasi
- Partisipasi dalam Pemberian penkes
program hipertensi dan
keshatan asam urat
komunitas
Awal: 3 Kolaborasi
Target: 5 Screaning
Keterangan: pemeriksaan
1: Meningkat
2: Cukup meningkat kesehatan
3: Sedang berkolaborasi
4: Cukup menurun
39
5: Menurun dengan puskesmas
40
3 14/11/2022 Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pengetahuan remaja Edukasi
tentang PHBS tindakan keperawatan tindakan tentang kesehatan Kesehatan
berhubungan dengan selama 1x pertemuan keperawatan Seksualitas (I.12383)
diharapkan dapat selama 1x Kriteria evaluasi : Observasi
kurang terpapar
meningkatkan pertemuan 1. 90% masyarakat Identifikasi kesiapan
informasi pengetahuan diharapkan: mampu memahami dan kemampuan
masyarakat - Kemampuan materi tentang menerima informasi
Tingkat Pengetahuan menjelaskan PHBS. Identifikasi faktor-
(L.12111) Meningkat pengetahuan 2. 90% masyarakat faktor yang dapat
dengan kriteria hasil: tentang suatu topik mampu menerapkan meningkatkan
Indikator: Pertanyaan - Kemampuan kebiasaan dalam motivasi
tentang masalah yang menggambarkan menjaga pola hidup pengetahuan tentang
dihadapi pengalaman sehat. PHBS
sebelumnya
Awal: 3 yang sesuai dengan Teraupetik
Target: 5 topik Sediakan materi dan
Keterangan: - Pertanyaan media pendidikan
1: Meningkat tentang masalah kesehatan
2: Cukup meningkat yang dihadapi Jadwalkan penkes
3: Sedang - Terjadi peningkatan sesuai kesepakatan
4: Cukup menurun pengetahuan tentang
5: Menurun tanda dan gejala Edukasi
penyakit Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
Ajarkan tentang
PHBS.
41
G. POA (Plan of Action)
No Dx. Kep Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu/Tempat Strategi Media Sumber
Dana
Kesiapan Tingkat Pengetahuan - Memberikan Ketua RT Minggu, Demonstrasi PPT dan Iuran
1 peningkatan (L. 12111) meningkat materi dan 15/01/2023 materi PPGD leaflet mahasiswa
pengetahuan dengan kriteria hasil: tentang Pemuda Pukul : 07.00 Dan simulasi
Indikator: PPGD Dusun wib Di dusun
berhubungan Praktik PPGD
- Perilaku - Melakukan Gunung Gunung Kelir Alat PPGD
dengan perilaku sesuai anjuran simulasi Kelir
upaya - Verbalisasi praktik
peningkatan minat dalam PPGD
kesehatan belajar
- Kemampuan
menjelaskan
pengetahuan
tentang suatu topik
- Perilaku
sesuai dengan
pengetahuan
Defisit kesehatan Status kesehatan - Melakukan Lansia Jumat, Screaning Alat Iuran
2 komunitas komunitas screaning cek Dusun 20/01/2023 pengecekan pemeriksaan mahasiswa
berhubungan (L.12109) kesehatan Gunung Pukul : 09.30 kesehatan kesehatan
meningkat dengan asam urat Kelir wib Di Dusun dan penkes
dengan hambatan
kriteria hasil: Gunung Kelir
akses ke pemberi Indikator:
pelayanan - Ketersediaan
kesehatan promosi kesehatan
- Partisipasi
dalam program
keshatan
komunitas
42
Defisit Tingkat Pengetahuan - Melakukan Masyarakat Minggu, Ceramah, PPT Iuran
3 pengetahuan (L.12111) penyuluhan perwakilan 08/01/2023 tanya jawab mahasiswa
tentang PHBS Meningkat tentang dari tiap RT Pukul : 09.00
dengan kriteria PHBS Dusun wib Di Dusun
berhubungan
hasil: Gunung Gunung Kelir
dengan kurang - Kemampuan Kelir
terpapar informasi menjelaskan
pengetahuan
tentang suatu topik
- Kemampuan
menggambarkan
pengalaman
sebelumnya
yang sesuai dengan
topik
- Pertanyaan
tentang masalah
yang dihadapi
- Terjadi peningkatan
pengetahuan tentang
tanda dan gejala
penyakit
43
H. Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa I : Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan dengan perilaku upaya peningkatan kesehatan
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi proses Evaluasi Hasil Hambatan Solusi Rencana
Tindak Lanjut
1 15/01/2023 Memberikan materi 1. Saat mahasiswa Setelah 1. Peserta 1. Menyelenggarakan Bekerjasama
07.00 dan melakukan melakukan dilakukan yang datang kegiatan diwaktu dengan pihak
Simulasi tentang konfirmasi pelatihan gawat tidak yang tidak ketua RT dan
Pertolongan Pertama kehadiran darurat pada memenuhi bertabrakan pemuda pemudi
Gawat Darurat yang Beberapa masyarakat target yang dengan kegiatan dusun Gunung
bekerjasama dengan peserta gunung kelir ditetapkan desa Kelir yang telah
Pihak PMI Bantul undangan tidak terdapat karena 2. Memberikan mengikuti
hadir dalam peningkatan bertepatan konfirmasi waktu kegiatan
kegiatan dengan pengetahuan dengan kedatangan pada pelatihan PPGD
alasan karena yang baik acara pemateri sebelum untuk
bentrok dengan dengan manten acara dimulai meningkatkan
kegiatan presentase masyarakat. 3. Menyediakan dan sumber daya
lainnya. 70,6% 2. Pemateri mencari alat yang masyarakat
dari Pihak dibutuhkan H-2 khususnya dalam
PMI datang sebelum hal kesehatan
terlambat pelaksanaan agar mampu
3. Persiapan kegiatan menangani
dari panitia keadaan gawat
terkait darurat yang
peminjaman terjadi disekitar
proyektor desa
Diagnosa II : Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan hambatan akses ke pemberi pelayanan kesehatan
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi proses Evaluasi Hasil Hambatan Solusi Rencana Tindak
Lanjut
1 20/01/2023 Melakukan skrinning
Kesehatan dan
pengecekan asam urat
44
Diagnosa III : Defisit pengetahuan tentang PHBS berhubungan dengan kurang terpapar informasi
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi proses Evaluasi Hasil Hambatan Solusi Rencana Tindak
Lanjut
1 8/01/2023 Memberikan 1. Beberapa warga Setelah 1. Peserta 1. Menyelenggarakan 1. Panitia
08.00 Pendidikan tidak hadir pada dilakukan yang kegiatan dengan diharapkan
Kesehatan tentang saat penyuluhan kegiatan datang memperhatikan lebih teliti
PHBS yang tentang PHBS pemberian tidak waktu yang tidak terkait
bekerjasama dengan 2. Kurangnya Pendidikan memenuhi bertepatan dengan dengan
pihak Puskesmas antusias warga Kesehatan target kegiatan di desa penyiapan
Pleret terhadap tentang PHBS karena 2. Menyiapkan dan alat sebelum
penyuluhan pada masyarakat bertepatan mengecek kembali digunakan
yang diberikan. Dusun Gunung dengan alat sebelum 2. Bekerjasama
Kelir terdapat kegiatan digunakan pada dengan pihak
peningkatan rekreasi saat pelaksanaan puskesmas
pengetahuan masyarakat kegiatan. agar
masyarakat gunung kedepannya
tentang PHBS kelir dapat
dengan 2. Kesalahan memantau
presentase teknis Perilaku
sebanyak 50% terjadi Hidup Bersih
pada kabel dan Sehat
HDMI pada
yang tidak masyarakat
berfungsi Dusun
dengan Gunung
baik Kelir.
45
38