2.1.3 Usaha asuransi kesehatan harus berdasarkan pada manajemen resiko yang
mempunyai proses sebagai berikut yaitu menentukan tujuan, identifikasi
resiko, evaluasi resiko, mencari penanganan resiko, melaksanakan usaha
pengurangan resiko, dan melakukan evaluasi. Dengan manajemen resiko ini
dapat disimpulkan bahwa bila anggota suatu sistem asuransi kesehatan
sebagian besar anggotanya mempunyai resiko besar, maka premi yang harus
dibayarkan oleh para anggota menjadi besar.
Dasar dalam mekanisme asuransi kesehatan adalah the law of the large number
atau hukum bilangan besar. Suatu kejadian yang tidak pasti pada tingkat perorangan
atau rumah tangga menjadi hampir pasti pada tingkat populasi yang besar (Ilyas,
2011).
Asuransi kesehatan tradisional adalah salah satu bentuk produksi asuransi kesehatan
dengan pembayaran premi berdasarkan community rating yaitu cara perhitungan premi
sehingga semua anggota di dalam kelompok membayar premi yang sama berdasarkan
karakteristik risiko kelompok, misalnya usia atau masalah kesehatan. Asuransi kesehatan
tradisional memiliki ciri-ciri, yaitu (Djuhaeni, 2007):
a. Peserta dapat memilih pelayanan kesehatan dengan bebas, tanpa terikat lokasi.
b. Kepuasan peserta cenderung tinggi.
g. Administrasi klaim lebih sulit karena beragam formulir, aturan dan prosedur dari
masing-masing pelayanan kesehatan yang dituju oleh peserta.
Managed care (Managed Health Care) adalah sistem yang mengintegrasikan antara
pembiayaan dan pelayanan kesehatan melalui penerapan kendali mutu dan biaya dengan
cara meningkatkan kelayakan dan efisiensi pelayanan kesehatan. Pendekatan ini dapat
mengurangi bahaya moral (moral hazard) terhadap pelayanan kesehatan yang tidak
dibutuhkan oleh pasien sehingga mengakibatkan kerugian kesejahteraan masyarakat.
Pendekatan managed care mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: kontrak dengan dokter
atau rumah sakit yang terpilih untuk memberikan pelayanan komprehensif termasuk
promosi dan prevensi kepada populasi peserta, pembayaran pada provider dengan system
pembayaran prospektif termasuk kapitasi, pembayaran premi per orang per bulan telah
ditentukan sebelumnya, adanya kendali utilisasi dan mutu dimana dokter atau rumah sakit
telah menerima kendali tersebut dalam kontrak, adanya insentif financial bagi pasien
untuk memenfaatkan provider dan fasilitas yang ditunjuk dan adanya risiko finansial bagi
dokter ataupun rumah sakit (Suhanda, 2015).
Pada dasarnya manage care dengan asuransi tradisional terdapat perbedaan dalam
pelaksanaannya. Dibawah ini adalah perbedaan pelaksanaan asuransi kesehatan
tradisional dengan manage care (Ilyas, 2011).
3.1. Tabel Perbedaan Pelaksanaan Asuransi Kesehatan Tradisional dan Manage Care
Daftar Pustaka
Djuhaeni H. 2007. Modul Belajar Mengajar: Asuransi Kesehatan dan Managed Care.
Bandung: Universitas Padjajaran
Green, MA dan Rowell JAC. Understanding Health Insurance A guide to Billing and
Reimbursement. 2011. USA. Delmar cengage learning
Ilyas Y. 2011. Mengenal Asuransi Kesehatan: Review Utilisasi, Manajemen Klaim dan
Fraud. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Suhanda R. 2015. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala volumr 15: Jaminan Kesehatan dan
Managed Care. Aceh: Universitas Syiah Kuala.