Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Wawasan Kemaritiman
Mashendra, S.H.,M.H
1
DEFINISI
3
LAUT = merupakan kumpulan air asin yang luas sekali
di permukaan bumi yang memisahkan pulau dengan
pulau, benua dengan benua, misalnya Laut Jawa, dan
Laut Merah. Pertanyaan: Kenapa laut rasanya asin?
4
KONSEKUENSI NEGARA MARITIM
Batas wilayah laut Indonesia pada awal kemerdekaan hanya selebar 3
mil laut dari garis pantai (Coastal Baseline) setiap pulau, yaitu perairan
yang mengelilingi Kepulauan Indonesia bekas wilayah Hindia Belanda
(Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie, 1939). TZMKO 1939
tidak menjamin kesatuan wilayah Indonesia sebab antara satu pulau
dengan pulau yang lain menjadi terpisah-pisah.
8
Zona Landas Kontinen (Continental Shelf)
Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi
merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Adapun batas landas kontinen
tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut. Di dalam garis batas
landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber
daya alam yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan alur
pelayaran lintas damai. Pengumuman tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan
oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Febuari 1969.
1
0
1) Sejarah Maritim Indonesia:
1
1
2) Aspek Sosial dan Budaya Maritim:
1
2
3) Ekonomi Maritim:
• Membangun negara maritime dalam Perspektif Ekonomi,
Sosbudpolhan.
Oleh: Prof. DR. Dimyati Hartono, SH
• IUU Fishing dan Peraturannya
• UU RI No. 31 Tahun 2004 dan UU RI No. 45 Tahun 2009
Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun
2004 Tentang Perikanan
• Analisis Ekonomi Kelautan dan Arah Kebijakan Pengembangan
Jasa Kelautan (Oleh: Prof. Dr. Ir. H. Tridoyo Kusumastanto, MS)
• Jurnal Ekonomi Maritim Indonesia – Univ. Maritim Raja Ali Haji
• Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Mendukung
Pembangunan Ekonomi Maritim Indonesia
1
3
4) Zona Ekonomi Eksklusif:
1
4
5) Lingkungan Maritim:
1
5
6) Ilmu dan Teknologi Maritim:
1
6
7) Potensi dan Mitigasi Bencana di Laut:
9) Polusi
Laut (Marine Pollution):
• PP No.21 tahun 2010 tentang Perlindungan
Lingkungan Maritim.
• Pencemaran Laut
• Dampak Pencemaran Lingkungan Laut (Kegiatan
Pertambangan) Terhadap Nelayan Tradisional
1
8
10) Pertahanan dan Keamanan Maritim:
1
9
11) Negara Maritim:
2
0
Indonesia dengan predikat negara maritimnya yang
telah meratifikasi berbagai ketentuan-ketentuan
internasional (IMO, WHO, ILO, WTO, dan lain-lain).
Dalam mengimplementasikan ketentuan-ketentuan
internasional tersebut di atas, kita juga secara simultan
harus beradaptasi di dalam era globalisasi ekonomi,
dan pemberlakuan AFTA/Asean Free Trade Area
pada Januari 2002, termasuk sektor maritimnya.
Ketentuan-ketentuan internasional mutlak segera kita
tindak-lanjuti serta yang berfokus kemaritiman adalah
ketentuan IMO.
2
1
Produk IMO yang dimaksud antara lain:
• Solas/Safety of Life at Sea
• GMDSS/Global Maritime Distress Signal System
• ISM Code/International Safety Management Code
• STCW/Standard of Training Certification and
Watch Keeping for Seafaers
• ISPS Code/International Ship and Port Security
Code
2
2
Aspek Nasional
UU No. 22 Tahun 1999 (dirubah menjadi UU No.32
tahun 2004) - pemberian kewenangan yang lebih luas
kepada Pemda, dan diikuti dengan UU No. 25 Tahun
1999 tentang perimbangan keuangan Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, yang ternyata masih
'debatable' walaupun euforia OTDA (Otonomi Daerah)
cukup tinggi. Hal ini membuat wilayah perairan dan
teritorial kita secara internal dalam kerangka NKRI
terkesan skeptis dan ambivalency, bahkan tidak sesuai
dengan fungsi lautan yang berdimensi universal.
2
3
Demikian……
Mohon maaf jika masing-masing dosen harus berusaha
mencari literatur sendiri berkaitan dengan pokok
bahasan Mata Kuliah ini.
2
4