Komunikasi Massa
Ruang Lingkup Konvergensi Media
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai ruang 1. Mampu menjelaskan dan memetakan
lingkup perkembangan media massa dan komunikasi massa yang mengalami
komunikasi massa di era konvergensi media perubahan di era konvergensi
2. Mampu menjelaskan dan memahami
konvergensi media
PEMBAHASAN
1. Media Massa dan Komunikasi Massa
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, membuat
pola perilaku masyarakat turut berubah dalam berkomunikasi dan mencari
informasi. Kebutuhan manusia akan informasi tak lepas dari keberadaan media
massa sebagai pihak ketiga, yaitu sebagai medium untuk menyampaikan pesan.
Tanpa bantuan media massa, manusia akan sulit berpartisipasi dalam kehidupan.
Media massa adalah alal-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan
secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan
media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi
hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan
hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Media massa seperti radio, televisi,
majalah, koran, buku dan Internet, berkaitan erat dengan komunikasi Massa.
Mengutip Ardianto dkk (2007), ciri-ciri media massa bisa dilihat dari
gambar berikut di bawah ini :
Oleh karenanya, modul ini dibuat agar mahasiswa memahami apa itu
media massa, komunikasi massa dan bagaimana perkembangan media massa dan
komunikasi massa akan hadirnya Internet dan perubahan yang dialami berkaitan
dengan konvergensi. Mengutip dari Nurudin (2013), komunikasi massa adalah
studi tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/ pendengar/
penonton yang akan diraihnya dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi massa
merupakan disiplin kajian ilmu sosial yang relatif muda dibandingkan dengan ilmu
psikologi,sosiologi, ilmu politik dan ekonomi.
Memiliki sifat dan kriteria yang melebihi media massa, Internet sudah
menjadi cara alternatif masyarakat untuk berkomunikasi dan mencari informasi.
Perkembangannya yang sangat pesat, menjadikan Internet menurut Arens (2006)
sebagai bentuk dari media global yang mampu menjangkau setiap orang di dunia,
“that with an audience of some 800 million people worldwide, the Internet is also the
only true global medium, providing information and commerce opportunities that are
immediately accessible around the world” (Arens, 2006:558). Oleh karenanya,
Internet yang menghubungkan jaringan komputer di seluruh dunia,
memungkinkan pertukaran informasi baik secara pribadi ataupun massif kepada
masyarakat luas.
Istilah „media baru‟ telah digunakan sejak tahun 1960-an, mencakup
seperangkat teknologi komunikasi terapan yang semakin berkembang dan
beragam. Menurut McQuail (2010), ciri utama media baru adalah adanya saling
keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun
pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang
terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana. Lahirnya media baru sebagai
tempat dimana seluruh pesan komunikasi terdesentralisasi, membuat distribusi
pesan melalui satelit meningkatkan penggunaan jaringan kabel dan komputer,
membuat keterlibatan audiens dalam proses komunikasi semakin meningkat.
Menurut McQuail (2010), ciri utama media baru adalah adanya saling
keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun
pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang
terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana. Lahirnya Internet sebagai media
baru sebagai tempat dimana seluruh pesan komunikasi terdesentralisasi,
membuat distribusi pesan melalui satelit meningkatkan penggunaan jaringan
kabel dan komputer, membuat keterlibatan audiens dalam proses komunikasi
semakin meningkat.
Fidler juga mengatakan, bahwa bentuk media berasal dari satu kesatuan
yang berubah dan membentuk pola serta sistem sendiri. Hal ini menunjukan
media baru tidak muncul secara spontan dan independen, melainkan muncul
dari media lama yang bermetamorfosis. Metamorfosis media baru, tidak muncul
begitu saja dan terlepas dari yang lain, semua muncul secara bertahap dari
metamorfosis media terdahulu. Metamorfosis adalah suatu perubahan. Menurut
Jakob Oetama, dalam Sularto (2011), perubahan merupakan jati diri media dan
perubahan tidak saja demi survival, tetapi juga demi pelayanan yang lebih baik,
yang dipicu oleh kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat, dan terutama oleh
perkembangan pesat teknologi informasi.
3. Konvergensi Media
Internet begitu powerfull. Internet dapat dikatakan sebagai medianya
media massa, karena dapat menjadi saluran bagi media lain seperti televisi, radio,
buku, majalah dan surat kabar, untuk meningkatkan keterbatasan dalam hal
frekuensi dan sirkulasi, sehingga informasi dapat disebar ke masyarakat yang lebih
luas. Sebagai medianya media massa, manfaat Internet menurut Ohiagu (2011),
adalah sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja media massa lain,
sehingga menjadikan Internet bagian dari radio, televisi, koran dan majalah
menjadi bertahan dan lebih efektif;
2. Fleksibilitas penggunaan, yaitu Internet memiliki potensi untuk berfungsi
sebagai radio, televisi, surat kabar dan majalah, tergantung dari
penggunanya;
3. Kemampuan menggabungkan fitur media lain. Karena sifatnya yang
fleksibel, maka Internet mampu menggabungkan semua kekuatan media
massa lama, seperti antara televisi dengan media cetak, antara kemampuan
suara radio, televisi dan film;
4. Kemampuan memberdayakan masyarakat sebagai pengguna yang aktif.
Keberadaan Internet, membuat seseorang tak hanya mampu memilih
media yang digunakan tetapi juga mengonsumsi seluruh isi pesan;
5. Sebagai medium untuk komunikasi dua arah. Pengguna Internet sama-
sama terlibat aktif dalam aspek produksi dari proses komunikasi. Mereka
menanggapi pesan dan juga membuat pesan mereka sendiri;
6. Internet telah membalik semua pemahaman tentang media konvensional,
yang sifatnya teroganisir, memiliki sistem, kompleks dan mahal;
7. Internet memiliki pengguna dari seluruh dunia. Semakin berkembangnya
waktu, Internet menjadi media massa utama bagi semua orang, seperti
halnya radio.
Bagi orang-orang yang terlibat dalam bisnis media, perubahan ini menarik
dan menakutkan pada saat yang bersamaan. Banyak para eksekutif menyadari
bahwa mereka sedang bergerak ke dunia yang tidak ada duanya dalam sejarah.
Mereka semakin melihat dunia tidak hanya televise dimana-mana, tetapi jua surat
kabar dimana-mana, buku di mana-mana, majalah di mana-mana, film di mana
saja, dan banyak lagi. Banyak perusahaan berebut membentuk dunia baru dan
mendefinisikan diri mereka di dalamnya.
I. BUKU
Ardianto, E., Komala, L., & Karlinah, S. (2014). Komunikasi Massa : Suatu Pengantar Edisi Revisi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arens, W. F. (2006). Contemporary Advertising. Boston: McGraw Hill Irwin.
Burnett, R., & Marshall, P. D. (2003). Web Theory : an Introduction. London : Routledge
Taylor & Francis Group.
Fidler, R. (2003). Mediamorfosis. In H. Hadikusumo, Mediamorfosis : Memahami Media Baru.
Yogyakarta: Bentang Budaya.
Nurudin. (2013). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Oetama, Jacob. (2011). Syukur Tiada Akhir : Jejak Langkah Jacob Oetama. Jakarta :
Kompas Media Nusantara
Jenkins, H. (2006). Convergence Culture : Where Old and New Media Collide. New York:
New York University Press.
Mayfield, A. (2007). What is Social Media? e-book.
McQuail, D. (2010). Mass Communication Theory, 6th Edition. London: Sage
Publication. Turow, Joseph. (2017). Media Today : Mass Communications in a
Converging World. New York :
Routledge
II. JURNAL
Ohiagu, O. P. (2011). The Internet as Medium of The Mass Media. Kiabra Journal of
Humanities, 225- 232.
III. INTERNET
Flew, T. (2014, August 1). Media Convergence. Retrieved from Encyclopaedia
Brtitannica: http://www.britannica.com/topic/media-convergence