25/05/2021
SECTIO CEASAREA DI RUANG IRNA 1
NIM : 1920095
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
SEKSIO CEASARE
1. DEFINISI
memotong. Seksio Cesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Maryuani,
2014)
Suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat
2. ETIOLOGI
Indikasi SC :
Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar section caesarea adalah :
c. Fetal distress
e. Perdarahan antepartum
a. Malpersentasi janin
1. Letak lintang
Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah jalan /cara
yang terbaik dalam melahirkan janin dengan segala letak lintang yang
perkiraan panggul sempit. Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu
2. Letak belakang
d. Gemeli menurut Eastman, sectio cesarea dianjurkan bila janin pertama letak
lintang atau presentasi bahu, bila terjadi interior (looking of the twins), distosia
e. Partus lama
h. Distosia serviks
3. PATOFISOLOGIS
bagian perut dan rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin
diatas 500 gram. Selain berasal dari faktor ibu seperti panggul sempit absolut,
karena preeklamsia.
dikarenakan lebih aman untuk janin. Tindakan anestesi yang diberikan dapat
mempengaruhi tonus otot pada kandung kemih sehingga mengalami penurunan yang
Sayatan pada perut dan rahim akan menimbulkan trauma jaringan dan
terputusnya inkontinensia jaringan, pembuluh darah, dan saraf disekitar daerah insisi.
prostaglandin ini akan menyebabkan nyeri pada daerah insisi. Rangsangan nyeri yang
fisik. Selanjutnya hambatan mobilisasi fisik yang dialami oleh ibu nifas dapat
terhadap masuknya bakteri dan virus yang akan menyebabkan infeksi apabila tidak
Section ceasare
Hambatan mobilitas
fisik
Defisit perawatan
diri
5. KOMPLIKASI
seperti vesika urinasia dan uterus saat dilangsungkannya operasi, komplikasi anestesi,
perdarahan, infeksi dan tromboemboli. Kematian ibu lebih besar pada persalinan
a. Infeksi Puerperalis
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari
dalam masa nifas atau dapat juga bersifat berat, misalnya peritonitis, sepsis
dan lain-lain. Infeksi post operasi terjadi apabila sebelum pembedahan sudah
ada gejala – gejala infeksi intrapartum atau ada faktor - faktor yang merupakan
b. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut
pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura
uteri. Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea
klasik.
a. Ruang Pemulihan
dengan cermat jumlah perdarahan dari vagina dan palpasi fundus uteri untuk
intravena yang perlu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan klien yaitu larutan
Ringer Laktat atau larutan Kristaloid ditambah Dektrosa 5%. Bila kadar Hb
c. Tanda-Tanda Vital
Setelah pulih dari ansetesi, observasi pada klien dilakukan setiap setengah
jam setelah 2 jam pertama dan tiap satu jam selama minimal 4 jam setelah
didapatkan hasil yang stabil. Tanda vital yang perlu dievaluasi yaitu Tekanan
darah, Nadi, Jumlah urin, Jumlah perdarahan, Status fundus uteri, Suhu tubuh.
d. Analgesik
Kateter vesika urinaria biasanya dapat dilepas dalam waktu 12 jam setelah
lebih 8 jam stelah operasi, atau jika klien tidak mengalami komplikasi.
f. Pemeriksaan laboratorium
hipovoemik.
g. Menyusui
Infeksi panggul pasca operasi merupakan penyebab tersering dari demam dan
tetap terjadi pada 20% wanita walaupun telah diberikan antibiotik profilaksis.
Sejumlah uji klinis acak telah membuktikan bahwa antibiotik dosis tunggal
i. Mobilisasi
Mobilisasai dilakukan secara bertahap meliputi miring kanan dan kiri dapat
dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi. Hari kedua post operasi penderita
pada hari ketiga sampai hari kelima pasca operasi sectio caesarea
j. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
Maryuani, A. (2014). Perawatan Luka Seksio Caesarea (SC) dan Luka Kebidanan Terkini. In
Media .
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Rasjidi, I. (2009). Komplikasi utama persalinan seksio cesarea adalah kerusakan Adneksa.
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
kecemasan.
d. Neurosensori
e. Nyeri / ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah, distensi
kandung kemih , efek - efek anesthesia, nyeri tekan uterus mungkin ada.
f. Pernapasan
g. Keamanan
2. Diagnose keperawatan
c. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / luka kering bekas operasi
Intervensi:
3. Kaji efek pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (ex: beraktivitas, tidur, istirahat,
5. Kontrol faktor - faktor lingkungan yang yang dapat mempengaruhi respon pasien
Intervensi:
2. Kaji intake cairan pasien mulai terakhir saat pengosongan kandung kemih
bekas
operasi (SC)
Tidak terjadi tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesea) Suhu dan
100x/ menit)
WBC dalam batas normal (4,10-10,9 10^3 / uL)
Intervensi:
1. Tinjau ulang kondisi dasar / faktor risiko yang ada sebelumnya. Catat waktu pecah
ketuban.
2. Kaji adanya tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesa)
indikasi
5. Anjurkan klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum / sesudah menyentuh
luka
6. Pantau peningkatan suhu, nadi, dan pemeriksaan laboratorium jumlah WBC / sel
darah putih
7. Kolaborasi untuk pemeriksaan Hb dan Ht. Catat perkiraan kehilangan darah selama
prosedur pembedahan
Intervensi:
dirasakan
4. Implementasi
NIM : 1920095
2021
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Jam : 08.00
Tempat : Irna 1
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
Pendidikan : S1 Pendidikan :-
Penghasilan :- Penghasilan :-
No Reg : 120471
2. KELUHAN
a. Saat MRS
Pasien mengatakan katang ke poli karena pembukaan terjadi lama mulai hari senin
Pasien mengatakan nyeri hilang timbul pada bekas operasi, dan asi keluar sedikit
3. RIWAYAT KESEHATAN
Menarche :- Dismenorhea: -
Siklus :-
No Tgl/Bln/ Usia Tempat Jenis Penolo Penyu Anak Nifas Usia Hidu
(Gravid Thn Kehami Persalin Persalin ng lit J BB PB anak p/M
a) Persalina lan an an K ati
n
1 26 april 38 mgg RS SC Dr.Wid - L 3,4 48 - 2 hari Hidu
2021 Mitra iyatnti kg p
Delima
6. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
7. RIWAYAT KB
8. RIWAYAT PERNIKAHAN
Usia 22 th 1 kali
ketika dilakukan pengkajian, klien tampak tenang, pasien mudah bersosialisasi, orang
terdekat adalah suaminya, pasien selalu membaca doa ketika melakukan tindakan.
1. Cairan & Makanan Makan 3x/ hari, Makan 3x/ hari (suka makanan yang
B. DATA OBJEKTIF
1. KEADAAN UMUM :
- TB : 160 cm
2. PEMERIKSAAN FISIK
- Mata:
rontok (-)
rontok (-), Konjunctiva dan sclera perubahan warna (anemis), Warna iris (hitam)
Pupil :Reaksi pupil terhadap cahaya (miosis/midriasis), Pupil (isokor)
- Hidung :
Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi : :Tulang hidung simetris dan posisi
polip (- )
- Mulut :
b. Pemeriksaan Leher
normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid meupun peningkatan vena jugularis
Payudara
Bentuk simetris, tidak ada benjolan, sedikit mengeras(karena asi keluar sedikit),
Paru : Pergerakan dada simetris, nyeri tekan (-), suara nafas tambahan (-)
Palpasi
TFU :38 cm
TBJ :-
5. Pemeriksaan Integumen: Kulit sawo matang, lesi (-), dan edema (-)
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium/USG: terlampir
- Radiologi
2. TERAPI
a. IVFD RL + Oxytocin 10 iu
b. IV cefli 2x 1 g
c. ketorolac
d. tramadol
e. cefiliaxame
3. KESIMPULAN
Nama : Ny. I
Usia : 23 Th
No.reg 120471
Resiko
terjadinya
indeksi
2 27/4/2021 DS : klien mengatakan nyeri jika Gangguan Luka SC
digunakan bergerak mobilitas fisik
DO : Trauma
Paien terbaring di tempar tidur, masih sulit jaringan
untuk bergerak. Jaringan
TD : 112/67 mmHg teputus
N : 75 x/mnt
S: 36,4oc Merangsang
RR : 21 x/mnt arean
sensorik
Nyeri
Gangguan
mobilitas
fisik
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
b. Gangguan mobilitas fisik b.d pembatasan gerak d.d nyeri saat bergerak
6. INTERVENSI
Nama : Ny. I
Umur : 23 Th
No.RM : 120471
Nama : Ny. I
Usia : 23 Th
No.RM : 120471
Tgl / Dx Kep
Implementasi Evaluasi
Jam
27/4/21 Resiko Pencegahan infeksi S:
infeksi d.d Observasi keluarga bisa
efek Memonitor tanda dan menjelaskan tanda
prosedur gejala infeksi local dan gejala infeksi
invasive sistemik keluarga sudah
Terapeutik hafal 6 langkah
Mencuci tangan sebelum cuci tangan yang
dan sesudah kontak dengan benar
pasien keluarga mengerti
Edukasi cara meningkatkan
Menjelaskan tanda gejala asupan nutrisi
infeksi keluarga mengerti
Mengajarkan cara mencuci bagai mana cara
tangan yang benar merawat luka yang
Menganjurkan benar
meningkatkan asupan O:
nutrisi. keluarga tampak
Perawatan luka mengerti cara
Observasi : perawatan luka dan
Memonitor karakteristik mengerti cara
luka (warna, ukuran, bau) mengurangi resiko
Memonitor tanda-tanda infeksi
infeksi TD : 120/75 mmHg
Terapeutik : N : 83 x/mnt
Melepaskan balutan plester S: 36,0oc
RR : 20 x/mnt
secara perlahan
Membersihkan luka
A : masalah teratasi
menggunakan cairan
P : lanjut intervensi
pembersih nontoksik
Memberikan salep yan
sesuai
Menutup luka dengan
balutan sesuai dengan luka
Edukasi:
Menganjurkan konsumsi
makana tinggi kalori dan
protein
Kolaborasi :
memberikan antibiotic
27/4/21 Gangguan Dukungan ambulasi S:
mobilitas Edukasi : keluarga mengerti
fisik b.d mengidentifikasi adanya cara kondisi umum
pembatasan nyeri atau keluhan fisik selama melakukan
gerak d.d lainya ambulasi
nyeri saat Memonitor kondisi umum keluarga mengerti
bergerak selama melakukan tujuan ambulasi
ambulasi keluarga mengerti
Terapeutik : cara mengajarkan
memfasilitassi aktivitas ambilasi dini
ambulasi dengan alat bantu (sederhana)
melibatkan keluarga untuk O :
membantu pasien dalam keluarga bisa
meningkatkan ambulasi memonitor atau
Edukasi : mendampingi
menjelaskan tujuan pasien ketika
ambulasi belajar melakukan
menganjurkan melakukan ambulasi dini
ambulasi dini TD : 120/75 mmHg
mengajarkan ambulasi N : 83 x/mnt
sedrhana (miring S: 36,0oc
RR : 20 x/mnt
kanan,miring kiri, duduk,
berjalan kekamarmandi)
A : masalah teratasi
P : intervensi lanjut
28/4/21 Resiko Pencegahan infeksi S:
infeksi d.d Observasi keluarga bisa
efek Memonitor tanda dan menjelaskan tanda
prosedur gejala infeksi local dan gejala infeksi
invasive sistemik keluarga mengerti
Edukasi cara meningkatkan
Menganjurkan asupan nutrisi
meningkatkan asupan keluarga mengerti
nutrisi. bagai mana cara
Perawatan luka merawat luka yang
Observasi : benar
Memonitor karakteristik O:
luka (warna, ukuran, bau) keluarga tampak
Terapeutik : mengerti cara
Melepaskan balutan plester perawatan luka dan
secara perlahan mengerti cara
Membersihkan luka mengurangi resiko
menggunakan cairan infeksi
pembersih nontoksik TD : 116/85 mmHg
Memberikan salep yan N : 81 x/mnt
sesuai S: 36,7oc
RR : 21 x/mnt
Menutup luka dengan
balutan sesuai dengan luka
A : masalah teratasi
Edukasi:
P : lanjut intervensi
Menganjurkan konsumsi
makana tinggi kalori dan
protein
Kolaborasi :
memberikan antibiotic
28/4/21 Gangguan Dukungan ambulasi S:
mobilitas Edukasi : keluarga mengerti
fisik b.d Memonitor kondisi umum cara kondisi umum
pembatasan selama melakukan selama melakukan
gerak d.d ambulasi ambulasi
nyeri saat Terapeutik : keluarga mengerti
bergerak memfasilitassi aktivitas cara mengajarkan
ambulasi dengan alat bantu ambilasi dini
melibatkan keluarga untuk (sederhana)
membantu pasien dalam O:
meningkatkan ambulasi keluarga bisa
Edukasi : memonitor atau
menganjurkan melakukan mendampingi
ambulasi dini pasien ketika
mengajarkan ambulasi belajar melakukan
sedrhana (miring ambulasi dini
kanan,miring kiri, duduk, TD : 116/85 mmHg
berjalan kekamarmandi) N : 81 x/mnt
S: 36,7oc
RR : 21 x/mnt
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan