Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI NUKLIR
“PERHITUNGAN AKTIVITAS RADIASI DENGAN DETEKTOR NaITl“

Revinda Azzalia Putri Wijaya


022000030

Rekan Kerja :
1. Elsinta (022000015)
2. Fayizah Khoirunisa A (022000016)
3. Hammam Ahmad H (022000017)
4. Ibnu Fathan Rastri (022000030)

Dosen Pengampu : Risky Nurseila Karthika, SST, M.Sc

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


SEMESTER GANJIL 2022/2023
POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM INSTRUMENTASI NUKLIR
“PERHITUNGAN AKTIVITAS RADIASI DENGAN DETEKTOR NaITl“

I. TUJUAN
1. Memahami teknik dasar pengukuran energi sinar gamma menggunakan detektor
sintilasi
2. Melakukan kalibrasi energi untuk identifikasi sumber radioaktif

II. DASAR TEORI


2.1 Pengertian Detektor
Detektor radiasi merupakan sebuah alat deteksi sinar radioaktif atau sistem
pencacah radiasi yang memiliki prinsip kerja untuk mengubah radiasi menjadi
pulsa listrik. Detektor peka terhadap radiasi, yang bila dikenai radiasi akan
menghasilkan tanggapan mengikuti mekanisme yang telah dibahas
sebelumnya. Detektor berdasarkan proses ionisasinya dibagi menjadi 3 antara
lain:
a. Detektor Isian Gas
Detektor ini menggunakan proses interaksi ionisasi.
Karakteristik:
- Konstruksi sederhana
- Efisiensi terendah
- Resolusi rendah
b. Detektor Sintilasi
Detektor ini menggunakan proses interaksi eksitasi-sintilasi.
Karakteristik:
- Efisiensi tinggi
- Respons cepat
- Kontruksi rumit
- Resolusi rendah
c. Detektor Semikonduktor
Detektor ini menggunakan proses interaksi ionisasi.
Karakteristik:
- Resolusi tinggi
- Kontruksi rumit
- Efisiensi lebih tinggi dibandingkan detector isian gas, tapi lebih
rendah dari sintilasi

2.2 Detektor Sintilasi


Pada penggunaan detektor sintilasi untuk pengukuran intensitas dan tenaga
sinar gamma tenaga tinggi menggunakan kristal Nal(Tl) sebagai detektor sinar
gamma. Diatas telah dijelaskan bahwa interaksi sinar gamma dengan materi akan
menimbulkan elektron-elektron. Elektron elektron tersebut didalam kristal
Nal(TI) diubah menjadi foton cahaya kemudian diteruskan ke tabung
photomultiplier. Foton-foton cahaya diubah menjadi elektron di photokatoda yang
akhirnya digunakan untuk membangkitkan pulsa-pulsa listrik. Apabila hasil
pencacahan sinar gamma dengan menggunakan detektor Nal(TI) didalam MCA
akan didapat spektrum gamma.

Gambar 1. Diagram detektor Sintilasi NaI(Tl)

Dalam contoh Gambar 3 dibawah ini adalah spektrum sinar gamma dari sumber
standard Cs137 menggunakan detektor Nal(TI) 2" x 2”

Gambar 2. Spektrum sinar gamma Cs137


2.3 Kalibrasi Efisiensi dan Energi
Dengan menggunakan peralatan TSCA/SCA akan dapat dibentuk,
spektrum tenaga dari sumber-sumber radioaktif standard yang mana setiap tenaga
sinar gamma dari sumber standar akan memberikan puncaknya (peak) sesuai
dengan tenaga sinar gamma yang dipancarkan. Pada spektrum akan didapatkan
grafik yang membuat luasan spektrum. Perhitungan hasil luasan dibawah puncak
tersebut yang sebelumnya dikurangi background dibandingkan dengan aktivitas
dari sumber standard yang telah diketahui maka akan didapatkan effisiensi sistem
deteksi dari detektor Nal(TI).
Percobaan kalibrasi efisiensi vs tenaga dilakukan dengan menggunakan
sumber standard Na-22; Mn-54; Cs-i37 dan Co-60. Dilakukan pula perhitungan
effisiensi, untuk berbagai intensitas yang masuk detektor Nal(Tl) dengan cara
mengubah jarak antara detektor dan sumber standard.
Cara melakukan perhitungan luasan daerah dibawah grafik spektrum yaitu
dengan menggambarkan spektrum sinar gamma diatas kertas, kemudian
dilakukan pengurangan intensitas tercatat total dikurangi intensitas tercatat akibat
background sehingga didapat intensitas tercatat yang diakibatkan oleh sumber
standard. Luasan dibawah intensitas tercatat akibat sumber standard dibandingkan
dengan aktivitas sumber standard setelah dikoreksi dengan waktu lamanya
meluruh dari saat sumber dibuat sampai saat percobaan dilakukan dan fraksi
disitegrasi dari sinar gamma.

Untuk menghitung effisiensi detektor digunakan rumus:


∑ 𝑢1 − ∑ 𝑢𝑏 1
𝐸𝑝 =
𝑡 𝐺. 𝑓. 𝐴𝑢1
Dengan :
Ep = Efisiensi detektor NaI(Tl)
t = Waktu pencacahan (s)
∑ 𝑢1 = Intensitas cacah total di bawah photo peak
∑ 𝑢𝑏 = Intensitas background pada waktu pencacahan yang sama
dengan U
G = 𝜋𝑅 2
Faktor Geometri 𝐺 = 4𝜋𝑑2 dengan d jarak detektor ke sumber

dan R adalah jari – jari detektor


𝑓 = fraksi peluruhan gamma
Au1 = Aktifitas sumber
Tabel 1. Harga 𝒇untuk berbagai isotop

Tenaga Tenaga
Isotop Gamma f Isotop Gamma f
(MeV) (MeV)
Cs-137 0,662 0,92 Na-22 1,276 0,99
Cr-51 0,323 0,09 Na-22 0,511 0,999
Co-60 1,17 0,99 Mn-54 0,842 1,00
Co-60 1,33 0,99 Zn-65 1,14 0,44

III. METODE PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
1. Komputer
2. Aplikasi UCS30
3. MCA
4. Detektor NaITl
5. Sumber Radiasi (Eu-152, Co-60, Cs-137, Sumber X)

3.2 Langkah Kerja


1. Siapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Periksa sambungan sistem seperti ditunjukkan pada Blok Diagram
3. Lakukan spektroskopi dengan berbagai sumber radiasi Gamma tenaga tinggi
4. Lakukan analisis bentuk spektrum radiasi gamma tenaga tinggi
5. Gambar intensitas pencacahan dibawah photopeak untuk berbagai tenaga,
variasi jaraknya sumber ke detektor.
6. Hitung effisiensi detektor
7. Buat grafik efisiensi detektor terhadap tenaga gamma untuk setiap jarak
tertentu sumber ke detektor.
8. Hitung aktivitas radiasi saat praktikum

Gambar 3. Diagram detektor sintilasi NaITl


IV. ANALISIS DATA DAN PERHITUNGAN

5.1 Keterangan Sumber Radiasi Standar Kalibrasi Energi

Data Sumber Radioaktif


- Sumber radiasi : Eu-152
- Jarak sumber dengan detektor : 1 cm
- Waktu pencacahan : 60 detik
- Waktu Paruh (t1/2) : 13,3 tahun
- Tanggal praktikum : 29 November 2022
- Pada tanggal : 1 Juli 2006
- t : 16,3 tahun

Bulan : Juli - November = 4 bulan


Tahun : 2022-2006 = 16 tahun
4/12 = 0,3
16+0,3 = 16,3 tahun

- Perhitungan Faktor Geometri


𝜋𝑅 2 𝑑
𝐺= 2
= 2𝜋 (1 − )
4𝜋𝑑 √𝑑 2 + 𝑟 2
−0,01
= 2𝜋 (1 − ) = 0,0368
√0,012 + 0,0222

- Aktivitas Awal dan Waktu Paruh


Aktivitas awal (A0) : 9,494𝜇𝐶𝑖 Waktu Paruh (t1/2) : 13,3 tahun

Menghitung Aktivitas Saat Ini


Eu-152
𝑡
𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑥 𝑒 −0.693 𝑇½
16,33
𝐴𝑡 = 9,494𝑥10−6 𝑥 𝑒 −0.693 13,3

𝐴𝑡 = 4,06 x 10−6 Ci x 3,7 x 1010


𝐴𝑡 = 15,024 x 104 Bq
5.2 Tabel Data Sumber Radiasi

Tabel 2. Data sumber radiasi

Sumber Energi FWHM Resolusi Net Aktivitas Saat Ini (At)

(KeV) (KeV) (%)


𝑡
Eu-152 123,4 17,2 13,94 131092 𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑥 𝑒 −0.693 𝑇½
16,33
242,5 23,8 9,81 21520 = 9,494𝑥10−6 𝑥 𝑒 −0.693 13,33

346,8 31,8 9,17 49600 = 4,06 x 10−6 Ci x 3,7 x 1010


= 15,024 x 104 Bq
788 17,8 2,26 4564

964,8 2,3 0,24 3259

1090,6 46,9 4,3 9364

1409,2 45,5 3,23 5223


𝑡
Co-60 1164,8 30,0 2,58 5476 𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑥 𝑒 −0.693 𝑇½
9,16
1333,2 8,2 0,61 2603 = 1𝑥10−6 𝑥 𝑒 −0.693 5,27
= 2,99 x 10−7 Ci x 3,7 x 1010
= 11,093 x 103 Bq
𝑡
Cs-137 661,9 49,4 7,46 22855 𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑥 𝑒 −0.693 𝑇½
11
= 1𝑥10−6 𝑥 𝑒 −0.693 30,07
= 7,76 x 10−7 Ci x 3,7 x 1010
= 28,714 x 103 Bq
𝑡
Sumber X 511,8 38,6 7,54 8936 𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑥 𝑒 −0.693 𝑇½
(1) 16,3
1275,5 2,4 0,18 934 = 10,24𝑥10−6 𝑥 𝑒 −0.693 2,6

Na-22 = 1,32 x 10−7 Ci x 3,7 x 1010


= 4,916 x 103 Bq
𝑡
Sumber X 661,4 50,7 7,67 157374 𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑥 𝑒 −0.693 𝑇½
(2) 11,16
= 5𝑥10−6 𝑥 𝑒 −0.693 30,07
Cs-137 = 3,86 x 10−6 Ci x 3,7 x 1010
= 14,3045 x 104 Bq
5.3 Perhitungan Efisiensi

Tabel 3. Perhitungan Efisiensi

Sumber Net Effisiensi


Eu-152 131092 39,51%
21520 6,49%
49600 14,95%
4504 1,36%
3259 0,98%
9364 2,82%
5223 1,57%
Co-60 5476 22,36%
2603 10,63%
Cs-137 22855 42,3%
Sumber X-1 (Na-22) 8936 83,16%
934 8,69%
Sumber X-2 (Cs-137) 157379 58,55%

Tabel 4. Perhitungan efisiensi

Sumber Efisiensi

Eu-152 ∑ 𝑈1 − 𝑈𝑏 1
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 𝑥 100%
𝑡 𝐺. 𝑓. 𝐴𝑈1
(Puncak 1,
131092 1
Net: 131092) = 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0,0368 𝑥 1 𝑥 15,0244𝑥104 𝐵𝑞

= 0,003951 = 39,51%

Co-60 ∑ 𝑈1 − 𝑈𝑏 1
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 𝑥 100%
𝑡 𝐺. 𝑓. 𝐴𝑈1
(Puncak 1,
• Co-60 (1,17)
Net: 5476)
5476 1
= 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0.0368 𝑥 0,999736 𝑥 11,093𝑥103 𝐵𝑞
= 22,36%

• Co-60 (1,33)

2603 1
= 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0.0368 𝑥 0,999856 𝑥 11,093𝑥103 𝐵𝑞

= 0,829%

Cs-137 ∑ 𝑈1 − 𝑈𝑏 1
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 𝑥 100%
𝑡 𝐺. 𝑓. 𝐴𝑈1

22855 1
= 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0.0368 𝑥 0,851 𝑥 28,714𝑥103 𝐵𝑞

= 42,3%

Sumber X (1) ∑ 𝑈1 − 𝑈𝑏 1
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 𝑥 100%
𝑡 𝐺. 𝑓. 𝐴𝑈1
Na-22
934 1
(Puncak 1, = 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0.0368 𝑥 0,99 𝑥 4,916𝑥103 𝐵𝑞
Net: 8936) = 83,15%

Sumber X (2) ∑ 𝑈1 − 𝑈𝑏 1
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 𝑥 100%
𝑡 𝐺. 𝑓. 𝐴𝑈1
Cs-137
157379 1
= 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0.0368 𝑥 0,851 𝑥 14,3045𝑥104 𝐵𝑞

= 58,55%

5.4 Tabel Fraksi Peluruhan Gamma (f)

Tabel 5. Data fraksi peluruhan gamma


Isotop Energi Gamma (MeV) f
0,662 0,851
Cs-137
1,17 0,999736
Co-60
1,33 0,999856
Co-60
1,276 0,99
Na-22
0,511 0,99
Na-22
5.5 Hasil Tangkapan Layar/Foto Spektrum Sumber Radiasi

Tabel 6. Hasil foto spektrum sumber radiasi

Sumber Radiasi Foto

Eu-152

Co-60

Cs-137

Sumber X
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang berjudul “Perhitungan Aktivitas Radiasi Dengan Detektor
Naitl“ ini bertujuan untuk memahami teknik dasar pengukuran energi sinar gamma
menggunakan detektor sintilasi dan melakukan kalibrasi energi untuk identifikasi
sumber radioaktif. Pada praktikum ini menggunakan beberapa sumber radioaktif antara
lain: Eu-152, Co-60, Cs-137 dan sumber X yang belum diketahui jenisnya.
Pada percobaan pertama menggunakan sumber Eu-152 yang mana memiliki
aktivitas Awal (Ao) yaitu 9,494µCi dengan waktu paruh yaitu 5,27 tahun. Pada
percobaan ini juga dilakukan pencacahan selama 60s dan t (jangka waktu dari
pembuatan hingga waktu pengukuran) diketahui 16,3 tahun, dari hal-hal yang diketahui
dapat dihitung nilai aktivitas saat ini yang mana bernilai 15,024 x 104 Bq. Selain itu,
hasil pencacahan dari sumber ini berupa spektrum yang tertampil pada table 6 yang
berjumlah 7 spektrum dan masing-masing memiliki energi dan juga FWHM (Full
Width Half Maximum), di mana FWHM sendiri memiliki pengertian yaitu kemampuan
detektor untuk membedakan energi yang berdekatan, tidak hanya FWHM diketahui
juga resolusi dari sumber yang dipakai yang mana dapat dikatakan resolusinya cukup
besar yang dapat dilihat pada table 2. Selanjutnya untuk menentukan efisiensi
diperlukan data berupa aktivitas pada saat pengukuran dilakukan. Dengan
menggunakan perhitungan yang ada maka didapatkan efisiensi sumber Eu-152 adalah
39,51%, 6,49%, 14,95%, 1,36%, 0,98%, 2,82% dan 1,57% sehingga dapat dikatakan
nilai efisiensi detector ini cukup besar.
Sementara untuk sumber Co-60 yang mana memiliki aktivitas Awal (Ao) yaitu
2,99µCi dengan waktu paruh yaitu 5,27 tahun. Pada percobaan ini dilakukan
pencacahan selama 60s dan t (jangka waktu dari pembuatan hingga waktu pengukuran)
diketahui 9,16 tahun, dari hal-hal yang diketahui dapat dihitung nilai aktivitas saat ini
yang mana bernilai 11,093 x 103 Bq. Selain itu, hasil pencacahan dari sumber ini
berupa spektrum yang tertampil pada table 6 yang berjumlah 2 spektrum dan masing-
masing memiliki energi dan juga FWHM (Full Width Half Maximum), tidak hanya
FWHM diketahui juga resolusi dari sumber yang dipakai yang mana dapat dikatakan
resolusinya cukup besar yang dapat dilihat pada table 2. Selanjutnya untuk menentukan
efisiensi diperlukan data berupa aktivitas pada saat pengukuran dilakukan. Dengan
menggunakan perhitungan yang ada maka didapatkan efisiensi sumber Co-60 adalah
22,36% dan 10,63% sehingga dapat dikatakan nilai efisiensi detector ini cukup besar.
Untuk sumber ketiga yaitu Cs-137 memiliki aktivitas Awal (Ao) yaitu 1µCi Bq
dengan waktu paruh yaitu 30,07 tahun. Pada percobaan ini dilakukan pencacahan
selama 60s dan t (jangka waktu dari pembuatan hingga waktu pengukuran) diketahui
11 tahun, dari hal-hal yang diketahui dapat dihitung nilai aktivitas saat ini yang mana
bernilai 28,714 x 103 . Selain itu, hasil pencacahan dari sumber ini berupa spektrum
yang tertampil pada table 6 dan masing-masing memiliki energi dan juga FWHM (Full
Width Half Maximum), tidak hanya FWHM diketahui juga resolusi dari sumber yang
dipakai yang mana dapat dikatakan resolusinya cukup besar yang dapat dilihat pada
table 2. Selanjutnya untuk menentukan efisiensi diperlukan data berupa aktivitas pada
saat pengukuran dilakukan. Dengan menggunakan perhitungan yang ada maka
didapatkan efisiensi sumber Cs-137 adalah 42,3% sehingga dapat dikatakan nilai
efisiensi detector ini cukup besar.
Sumber terakhir yang dipakai adalah sumber X. Terdapat 2 sumber x yang
masing-masing terbungkus dan praktikan harus menebak jenis sumber berdasarkan
data yang didapatkan. Untuk sumber X pertama memiliki energi yaitu 511,8 yang mana
dari energi ini dapat diketahui bahwa jenis sumber radioaktif merupakan Na-22 setelah
dilihat pada table data sumber. Selanjutnya dapat diketahui aktivitas Awal (Ao) yaitu
10,24µCi dengan waktu paruh yaitu 2,6 tahun. Pada percobaan ini dilakukan
pencacahan selama 60s dan t diketahui 16,3 tahun, dari hal-hal yang diketahui dapat
dihitung nilai aktivitas saat ini yang mana bernilai 4,916 x 103 Bq. Selain itu, diketahui
juga FWHM (Full Width Half Maximum), tidak hanya FWHM diketahui juga resolusi
dari sumber yang dipakai yang mana dapat dikatakan resolusinya cukup besar yang
dapat dilihat pada table 2. Selanjutnya untuk menentukan efisiensi diperlukan data
berupa aktivitas pada saat pengukuran dilakukan. Dengan menggunakan perhitungan
yang ada maka didapatkan efisiensi sumber Na-22 adalah 83,16% sehingga dapat
dikatakan nilai efisiensi detector ini cukup besar.
Sedangkan untuk sumber X kedua juga sama seperti sumber X pertama. Dan
didapatkan jenis sumber X kedua ini adalah Cs-137, dilakukan juga pencacahan selama
60s dan t diketahui 11,16 tahun, dan dapat dihitung nilai aktivitas saat ini yang mana
bernilai 14,3045 x 104 Bq. Selain itu, diketahui juga FWHM (Full Width Half
Maximum), tidak hanya FWHM diketahui juga resolusi dari sumber yang dipakai yang
mana dapat dikatakan resolusinya cukup besar yang dapat dilihat pada table 2.
Selanjutnya untuk menentukan efisiensi diperlukan data berupa aktivitas pada saat
pengukuran dilakukan. Dengan menggunakan perhitungan yang ada maka didapatkan
efisiensi sumber Cs-137 adalah 58,55% sehingga dapat dikatakan nilai efisiensi
detector ini cukup besar.
Dari pembahasan di atas dan data hasil praktikum dapat diambil kesimpulan
bahwa semakin besar energi, maka resolusi akan semakin kecil, selain itu detector
dapat dikatakan baik apabila nilai efisiensinya besar namun nilai resolusinya kecil.
Pada praktikum ini, nilai efisiensi terbilang besar sehingga dapat dikatakan praktikum
sudah terlaksana dengan baik. Sementara itu nilai efisiensi yang dicari disini
menunjukkan perbandingan antara jumlah radiasi yang diterima terhadap jumlah pulsa
listrik yang dihasilkan.

VI. KESIMPULAN
1. Kristal Nal(Tl) sebagai detektor sinar gamma yang mana interaksi sinar gamma
dengan materi akan menimbulkan elektron-elektron. Elektron elektron tersebut
akan diubah menjadi foton cahaya kemudian diteruskan ke tabung
photomultiplier. Foton-foton cahaya diubah menjadi elektron di photokatoda yang
akhirnya digunakan untuk membangkitkan pulsa-pulsa listrik. Apabila hasil
pencacahan sinar gamma dengan menggunakan detektor Nal(TI) di dalam MCA
akan didapat spektrum gamma. Dan selanjutnya akan diketahui nilai seperti
energi, resolusi dan FWHM berdasarkan spektrum tersebut.
2. Untuk kalibrasi energi pada spektrum nantinya akan didapatkan grafik yang
membuat luasan spektrum. Perhitungan hasil luasan dibawah puncak tersebut
yang sebelumnya dikurangi background dibandingkan dengan aktivitas dari
sumber standard yang telah diketahui maka akan didapatkan effisiensi sistem
deteksi dari detektor Nal(TI). Percobaan kalibrasi efisiensi vs tenaga ini dilakukan
dengan menggunakan sumber standard Eu-152; Co-60; Cs-137;dan sumber x.
Dilakukan pula perhitungan effisiensi, untuk berbagai intensitas yang masuk ke
detektor Nal(Tl) dengan cara mengubah jarak antara detektor dan sumber
standard.
3. Semakin besar energi, maka resolusi akan semakin kecil, detector dikatakan baik
apabila nilai efisiensinya besar namun nilai resolusinya kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Sukarman, dkk. 2022. Modul Praktikum Instrumentasi Nuklir. Yogyakarta: Poltek Nuklir-
BRIN.
LAMPIRAN

Lampiran berisi perolehan data hasil praktikum berupa laporan sementara.

Anda mungkin juga menyukai