INSTRUMENTASI NUKLIR
“PERHITUNGAN AKTIVITAS RADIASI DENGAN DETEKTOR NaITl“
Rekan Kerja :
1. Elsinta (022000015)
2. Fayizah Khoirunisa A (022000016)
3. Hammam Ahmad H (022000017)
4. Ibnu Fathan Rastri (022000030)
I. TUJUAN
1. Memahami teknik dasar pengukuran energi sinar gamma menggunakan detektor
sintilasi
2. Melakukan kalibrasi energi untuk identifikasi sumber radioaktif
Dalam contoh Gambar 3 dibawah ini adalah spektrum sinar gamma dari sumber
standard Cs137 menggunakan detektor Nal(TI) 2" x 2”
Tenaga Tenaga
Isotop Gamma f Isotop Gamma f
(MeV) (MeV)
Cs-137 0,662 0,92 Na-22 1,276 0,99
Cr-51 0,323 0,09 Na-22 0,511 0,999
Co-60 1,17 0,99 Mn-54 0,842 1,00
Co-60 1,33 0,99 Zn-65 1,14 0,44
Sumber Efisiensi
Eu-152 ∑ 𝑈1 − 𝑈𝑏 1
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 𝑥 100%
𝑡 𝐺. 𝑓. 𝐴𝑈1
(Puncak 1,
131092 1
Net: 131092) = 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0,0368 𝑥 1 𝑥 15,0244𝑥104 𝐵𝑞
= 0,003951 = 39,51%
Co-60 ∑ 𝑈1 − 𝑈𝑏 1
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 𝑥 100%
𝑡 𝐺. 𝑓. 𝐴𝑈1
(Puncak 1,
• Co-60 (1,17)
Net: 5476)
5476 1
= 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0.0368 𝑥 0,999736 𝑥 11,093𝑥103 𝐵𝑞
= 22,36%
• Co-60 (1,33)
2603 1
= 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0.0368 𝑥 0,999856 𝑥 11,093𝑥103 𝐵𝑞
= 0,829%
Cs-137 ∑ 𝑈1 − 𝑈𝑏 1
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 𝑥 100%
𝑡 𝐺. 𝑓. 𝐴𝑈1
22855 1
= 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0.0368 𝑥 0,851 𝑥 28,714𝑥103 𝐵𝑞
= 42,3%
Sumber X (1) ∑ 𝑈1 − 𝑈𝑏 1
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 𝑥 100%
𝑡 𝐺. 𝑓. 𝐴𝑈1
Na-22
934 1
(Puncak 1, = 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0.0368 𝑥 0,99 𝑥 4,916𝑥103 𝐵𝑞
Net: 8936) = 83,15%
Sumber X (2) ∑ 𝑈1 − 𝑈𝑏 1
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 𝑥 100%
𝑡 𝐺. 𝑓. 𝐴𝑈1
Cs-137
157379 1
= 𝑥 𝑥 100%
60𝑠 0.0368 𝑥 0,851 𝑥 14,3045𝑥104 𝐵𝑞
= 58,55%
Eu-152
Co-60
Cs-137
Sumber X
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang berjudul “Perhitungan Aktivitas Radiasi Dengan Detektor
Naitl“ ini bertujuan untuk memahami teknik dasar pengukuran energi sinar gamma
menggunakan detektor sintilasi dan melakukan kalibrasi energi untuk identifikasi
sumber radioaktif. Pada praktikum ini menggunakan beberapa sumber radioaktif antara
lain: Eu-152, Co-60, Cs-137 dan sumber X yang belum diketahui jenisnya.
Pada percobaan pertama menggunakan sumber Eu-152 yang mana memiliki
aktivitas Awal (Ao) yaitu 9,494µCi dengan waktu paruh yaitu 5,27 tahun. Pada
percobaan ini juga dilakukan pencacahan selama 60s dan t (jangka waktu dari
pembuatan hingga waktu pengukuran) diketahui 16,3 tahun, dari hal-hal yang diketahui
dapat dihitung nilai aktivitas saat ini yang mana bernilai 15,024 x 104 Bq. Selain itu,
hasil pencacahan dari sumber ini berupa spektrum yang tertampil pada table 6 yang
berjumlah 7 spektrum dan masing-masing memiliki energi dan juga FWHM (Full
Width Half Maximum), di mana FWHM sendiri memiliki pengertian yaitu kemampuan
detektor untuk membedakan energi yang berdekatan, tidak hanya FWHM diketahui
juga resolusi dari sumber yang dipakai yang mana dapat dikatakan resolusinya cukup
besar yang dapat dilihat pada table 2. Selanjutnya untuk menentukan efisiensi
diperlukan data berupa aktivitas pada saat pengukuran dilakukan. Dengan
menggunakan perhitungan yang ada maka didapatkan efisiensi sumber Eu-152 adalah
39,51%, 6,49%, 14,95%, 1,36%, 0,98%, 2,82% dan 1,57% sehingga dapat dikatakan
nilai efisiensi detector ini cukup besar.
Sementara untuk sumber Co-60 yang mana memiliki aktivitas Awal (Ao) yaitu
2,99µCi dengan waktu paruh yaitu 5,27 tahun. Pada percobaan ini dilakukan
pencacahan selama 60s dan t (jangka waktu dari pembuatan hingga waktu pengukuran)
diketahui 9,16 tahun, dari hal-hal yang diketahui dapat dihitung nilai aktivitas saat ini
yang mana bernilai 11,093 x 103 Bq. Selain itu, hasil pencacahan dari sumber ini
berupa spektrum yang tertampil pada table 6 yang berjumlah 2 spektrum dan masing-
masing memiliki energi dan juga FWHM (Full Width Half Maximum), tidak hanya
FWHM diketahui juga resolusi dari sumber yang dipakai yang mana dapat dikatakan
resolusinya cukup besar yang dapat dilihat pada table 2. Selanjutnya untuk menentukan
efisiensi diperlukan data berupa aktivitas pada saat pengukuran dilakukan. Dengan
menggunakan perhitungan yang ada maka didapatkan efisiensi sumber Co-60 adalah
22,36% dan 10,63% sehingga dapat dikatakan nilai efisiensi detector ini cukup besar.
Untuk sumber ketiga yaitu Cs-137 memiliki aktivitas Awal (Ao) yaitu 1µCi Bq
dengan waktu paruh yaitu 30,07 tahun. Pada percobaan ini dilakukan pencacahan
selama 60s dan t (jangka waktu dari pembuatan hingga waktu pengukuran) diketahui
11 tahun, dari hal-hal yang diketahui dapat dihitung nilai aktivitas saat ini yang mana
bernilai 28,714 x 103 . Selain itu, hasil pencacahan dari sumber ini berupa spektrum
yang tertampil pada table 6 dan masing-masing memiliki energi dan juga FWHM (Full
Width Half Maximum), tidak hanya FWHM diketahui juga resolusi dari sumber yang
dipakai yang mana dapat dikatakan resolusinya cukup besar yang dapat dilihat pada
table 2. Selanjutnya untuk menentukan efisiensi diperlukan data berupa aktivitas pada
saat pengukuran dilakukan. Dengan menggunakan perhitungan yang ada maka
didapatkan efisiensi sumber Cs-137 adalah 42,3% sehingga dapat dikatakan nilai
efisiensi detector ini cukup besar.
Sumber terakhir yang dipakai adalah sumber X. Terdapat 2 sumber x yang
masing-masing terbungkus dan praktikan harus menebak jenis sumber berdasarkan
data yang didapatkan. Untuk sumber X pertama memiliki energi yaitu 511,8 yang mana
dari energi ini dapat diketahui bahwa jenis sumber radioaktif merupakan Na-22 setelah
dilihat pada table data sumber. Selanjutnya dapat diketahui aktivitas Awal (Ao) yaitu
10,24µCi dengan waktu paruh yaitu 2,6 tahun. Pada percobaan ini dilakukan
pencacahan selama 60s dan t diketahui 16,3 tahun, dari hal-hal yang diketahui dapat
dihitung nilai aktivitas saat ini yang mana bernilai 4,916 x 103 Bq. Selain itu, diketahui
juga FWHM (Full Width Half Maximum), tidak hanya FWHM diketahui juga resolusi
dari sumber yang dipakai yang mana dapat dikatakan resolusinya cukup besar yang
dapat dilihat pada table 2. Selanjutnya untuk menentukan efisiensi diperlukan data
berupa aktivitas pada saat pengukuran dilakukan. Dengan menggunakan perhitungan
yang ada maka didapatkan efisiensi sumber Na-22 adalah 83,16% sehingga dapat
dikatakan nilai efisiensi detector ini cukup besar.
Sedangkan untuk sumber X kedua juga sama seperti sumber X pertama. Dan
didapatkan jenis sumber X kedua ini adalah Cs-137, dilakukan juga pencacahan selama
60s dan t diketahui 11,16 tahun, dan dapat dihitung nilai aktivitas saat ini yang mana
bernilai 14,3045 x 104 Bq. Selain itu, diketahui juga FWHM (Full Width Half
Maximum), tidak hanya FWHM diketahui juga resolusi dari sumber yang dipakai yang
mana dapat dikatakan resolusinya cukup besar yang dapat dilihat pada table 2.
Selanjutnya untuk menentukan efisiensi diperlukan data berupa aktivitas pada saat
pengukuran dilakukan. Dengan menggunakan perhitungan yang ada maka didapatkan
efisiensi sumber Cs-137 adalah 58,55% sehingga dapat dikatakan nilai efisiensi
detector ini cukup besar.
Dari pembahasan di atas dan data hasil praktikum dapat diambil kesimpulan
bahwa semakin besar energi, maka resolusi akan semakin kecil, selain itu detector
dapat dikatakan baik apabila nilai efisiensinya besar namun nilai resolusinya kecil.
Pada praktikum ini, nilai efisiensi terbilang besar sehingga dapat dikatakan praktikum
sudah terlaksana dengan baik. Sementara itu nilai efisiensi yang dicari disini
menunjukkan perbandingan antara jumlah radiasi yang diterima terhadap jumlah pulsa
listrik yang dihasilkan.
VI. KESIMPULAN
1. Kristal Nal(Tl) sebagai detektor sinar gamma yang mana interaksi sinar gamma
dengan materi akan menimbulkan elektron-elektron. Elektron elektron tersebut
akan diubah menjadi foton cahaya kemudian diteruskan ke tabung
photomultiplier. Foton-foton cahaya diubah menjadi elektron di photokatoda yang
akhirnya digunakan untuk membangkitkan pulsa-pulsa listrik. Apabila hasil
pencacahan sinar gamma dengan menggunakan detektor Nal(TI) di dalam MCA
akan didapat spektrum gamma. Dan selanjutnya akan diketahui nilai seperti
energi, resolusi dan FWHM berdasarkan spektrum tersebut.
2. Untuk kalibrasi energi pada spektrum nantinya akan didapatkan grafik yang
membuat luasan spektrum. Perhitungan hasil luasan dibawah puncak tersebut
yang sebelumnya dikurangi background dibandingkan dengan aktivitas dari
sumber standard yang telah diketahui maka akan didapatkan effisiensi sistem
deteksi dari detektor Nal(TI). Percobaan kalibrasi efisiensi vs tenaga ini dilakukan
dengan menggunakan sumber standard Eu-152; Co-60; Cs-137;dan sumber x.
Dilakukan pula perhitungan effisiensi, untuk berbagai intensitas yang masuk ke
detektor Nal(Tl) dengan cara mengubah jarak antara detektor dan sumber
standard.
3. Semakin besar energi, maka resolusi akan semakin kecil, detector dikatakan baik
apabila nilai efisiensinya besar namun nilai resolusinya kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Sukarman, dkk. 2022. Modul Praktikum Instrumentasi Nuklir. Yogyakarta: Poltek Nuklir-
BRIN.
LAMPIRAN