Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGEMBANGAN BAHASA

DISUSUN OLEH

NAMA: WULAN RAMADANI

NIM: A41121062

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2022/2023
KATA PNGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT. Yang hingga
saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang “ Metode Pengembangan Bahasa”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat
nilai "Metode Pengembangan Bahasa".

Tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini hingga selesainya
makalah ini. Semoga makalah ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

PALU 19 DESEMBER 2022


KATA PENGANTAR .......................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................

2.1 Latar Belakang .............................................................................................................


2.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................
2.3 Tujuan Makalah ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................

2.1 Pengertian Metode Berkisah\ Mendongeng/ Bercerita ....................................


2.2 Pengertian Metode Bercakap-cakap .................................................................
2.3 Pengertian Metode Karyawisata ......................................................................
2.4 Pengertian Metode Bermain Peran ..................................................................
2.5 Pengertian Metode SosiodramaPengertian Metode Bernyanyi ........................
2.6 Permainan Bahasa .............................................................................................
2.7 Permainan Bahasa .............................................................................................
2.8 2.8Penggunaan Media Pembelajaran ...............................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................................

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal,
dan informal

Perkembangan berpikir anak-anak usia Taman Kanak-kanak atau prasekolah sangat pesat.
Perkembangan intelektual anak yang sangat pesat terjadi pada kurun usia nol sampai usia
prasekolah. Masa usia Taman Kanak-kanak itu dapat disebut sebagai masa peka belajar. Dalam
masa-masa ini segala potensi kemampuan anak dapat dikembangkan secara optimal, tentunya
dengan bantuan dari orang-orang yang berada di lingkungan anak-anak tersebut, misalnya
dengan bantuan orang tua dan guru Taman Kanak-kanak. Salah satu kemampuan anak yang
sedang berkembang saat usia Taman Kanak-kanak adalah kemampuan berbahasa. Penguasaan
berbahasa sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak
menggambarkan sistematikanya dalam berpikir, yang termasuk dalam pengembangan bahasa
selain dari berbicara adalah kemampuan menyimak, membaca dan menulis. Perkembangan
bahasa anak usia Taman Kanak-kanak memang masih jauh dari sempurna. Namun demikian
potensinya dapat dirangsang lewat komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa yang
baik dan benar.

Kualitas bahasa yang digunakan orang-orang yang dekat dengan anak-anak akan
mempengaruhi ketrampilan anak dalam berbicara atau berbahasa. Di Taman Kanak-kanak, guru
merupakan salah seorang yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Guru Taman
Kanak-kanak harus dapat mengupayakan berbagai strategi pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan bahasa anak.

Kegiatan bermain peran dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak, direncanakan,


dikembangkan dengan model dan penelitian yang sangat khusus disesuaikan dengan benda,
situasi, dan anak memerankan tokoh yang ia pilih apa yang ia lakukan anak tampil dalam tingkah
laku yang nyata dan dapat diamati dan biasanya melibatkan penggunaan bahasa.

Para ahli banyak mengemukakan pendapatnya bahwa kegiatan bermain peran umumnya
disukai dan sering dilakukan anak usia sekitar 2 sampai 7 atau 8 tahun, dapat bersifat produktif
atau kreatif dan bisa juga reproduktif (merupakan pengulangan dari situasi yang diamati anak
sehari-hari), pada kegiatan bermain peran yang produktif maka anak akan memasukan
unsurunsur baru terhadap apa yang ia amati dalam hidup sehari-hari.
1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan metode berkisah/ mendongeng/ bercerita

2. apakah yang dimaksud dengan metode bercakap-cakap dan tanya jawab

3. apakah yang dimaksud dengan metode karyawisata

4. apakah yang dimaksud dengan metode bermain peran

5. apakah yang dimaksud dengan metode sosiodrama

6. apakah yang dimaksud dngan metode brnyanyi

7. apa saja kegiatan bermain yang dapat mengembangkan bahasa lisan anak usia dini

1.3. Tujuan makalah

Membantu perkembangan dimensi sosial, emosi dan kognitif terutama berbahasa. Dengan
menggunakan berbagai metode .
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Metode Bercerita

Metode bercerita adalah cara bertutur kata dalam penyampaian cerita atau memberikan
penjelasan kepada anak secara lisan, dalam upaya memperkenalkan atau-pun memberikan
keterangan hal baru pada anak (Depdiknas, 2004).

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan
alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi, atau hanya sebuah
dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan rasa menyenangkan.

Tujuan, Fungsi dan Manfaat Metode Bercerita

a. Tujuan metode bercerita

Menurut Mudini dan Purba (2009), tujuan metode bercerita adalah sebagai berikut:

1) Mendorong atau menstimulasi.

2) Meyakinkan

3) Menggerakkan

4) Menginformasikan

5) Menghibur

b. Fungsi metode bercerita

Adapun fungsi metode bercerita antara lain adalah sebagai berikut:

1. Menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik.

2. Mengembangkan imajinasi anak.

3. Membangkitkan rasa ingin tahu.

c. Manfaat metode bercerita

Menurut Madyawati (2016), terdapat beberapa manfaat metode bercerita yaitu sebagai berikut:

1. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak.

2. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi.

3. Memacu kemampuan verbal anak.


4. Kegiatan bercerita memberikan sejumlah pengetahuan sosial nilainilai moral keagamaan.

5. Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk melatih pendengarannya.

6. Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan metode bercerita memungkinkan anak


mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

7. Memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik, serta dapat mengatakan perasaan,
membangkitkan semangat dan menimbulkan keasyikan tersendiri.

Bentuk dan Jenis Metode Bercerita

Menurut Dhien (2009), berdasarkan jenis media yang digunakan, metode bercerita dibagi
menjadi beberapa bentuk, yaitu:

a. Bercerita tanpa alat peraga


Bercerita tanpa alat peraga yaitu kegiatan bercerita yang dilakukan oleh guru atau orang
tua tanpa menggunakan media atau alat peraga yang diperlihatkan pada anak. Bercerita
tanpa alat peraga adalah bentuk cerita yang mengandalkan kemampuan pencerita dengan
menggunakan mimik (ekspresi muka), pantomim (gerak tubuh), dan vokal pencerita
sehingga yang mendengarkan dapat menghidupkan kembali dalam fantasi dan
imajinasinya. guru.
Bercerita dengan alat peraga
Metode bercerita dengan alat peraga yaitu metode bercerita menggunakan media atau alat
pendukung untuk memperjelas penuturan cerita yang akan disampaikan. Bercerita dengan
menggunakan alat peraga adalah bentuk bercerita yang mempergunakan alat peraga bantu
untuk menghidupkan cerita. Fungsi alat peraga ini untuk menghidupkan fantasi dan
imajinasi sehingga terarah sesuai dengan yang diharapkan si pencerita. Alat peraga
langsung, yaitu menggunakan benda asli atau benda sebenarnya (misalnya: kelinci,
kembang, piring) agar anak dapat memahami isi cerita dan dapat melihat langsung
1) Alat peraga tak langsung, yaitu menggunakan benda-benda yang bukan alat sebenarnya

Langkah-langkah Metode Bercerita

Menurut Tarigan (2008), terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan
metode bercerita yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan topik cerita yang menarik

2. Menyusun kerangka cerita dengan mengumpulkan bahan-bahan

3. Mengembangkan kerangka cerita

4. Menyusun teks cerita


Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita

a. Kelebihan metode bercerita

1. Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak didik.

2. Karena anak didik akan senantiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai situasi kisah,
sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan topik kisah tersebut.

3. Mengarahkan semua emosi sehingga menyatu pada satu kesimpulan yang terjadi pada akhir
cerita.

4. Kisah selalu memikat, karena mengundang untuk mengikuti peristiwanya dan merenungkan
maknanya.

4. Dapat mempengaruhi emosi. Seperti takut, perasaan diawasi, rela, senang, sungkan, atau benci
sehingga bergelora dalam lipatan cerita.

b. Kekurangan metode bercerita

1. Pemahaman anak didik akan menjadi sulit ketika kisah itu telah terakumulasi oleh masalah
lain.

2. Bersifat monolong dan dapat menjenuhkan anak didik.

3. Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud sehingga pencapaian
tujuan sulit diwujudkan.

2.2 pengertian metode bercakap-cakap dan tanya jawab

Metode bercakap-cakap dalam mengembangkan pembelajaran bahasa di taman kanak-


kanak sering disamakan dengan metode Tanya jawab, padahal ada perbedaan di antara keduanya
yaitu: pada metode bercakap-cakap interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik, atau
antara anak dengan anak bersifat menyenangkan berupa dialog yang tidak kaku. Topik
percakapan dapat bebas ataupun ditentukan. Dalam percakapan tersebut, guru bertindak sebagai
fasilitator, artinya guru lebih banyak memotivasi anak dengan harapan anak lebih aktif dalam
mengemukakan pendapatnya atau mengekpresikan secara lisan.

Sedangkan pada metode Tanya jawab, interaksi antara guru dan anak didik, atau antara anak
dengan anak bersifat kaku, karena sudah terikat pada pokok bahasan. Dialog terjadi karena ada
yang harus ditanyakan dan ada yang menjawab dengan benar.

Adapun manfaat dan pentingnya metode bercakap-cakap untuk anak usia dini di lembaga-
lembaga TK/PAUD ini antara lain:
a) Meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasikan diri
b) Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukan.
c) Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain.
d) Semakin meningkatkan kemampuan anak membangun jati dirinya
e) Dengan kegiatan bercakap-cakap semakin banyak informasi baru yang diperoleh anak
yang bersumber dari guru atau anak lain.

2.3. Pengrtian metode pembelajaran karyawisata


Metode Pembelajaran Karyawisata
metode karyawisata adalah suatu bentuk mengajar di mana dalam menyampaikan
pelajaran, pendidik mengajak peserta didik untuk mengunjungi dan mengamati secara
langsung kepada objek yang akan dipelajari yang terdapat di luar kelas. Selain peserta
didik mempelajari objek mereka juga sekaligus rekreasi.

Tujuan, Fungsi dan Manfaat Metode Karyawisata


Teknik karyawisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Dengan melaksanakan karyawisata diharapkan peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung dari objek yang di lihatnya.
2. Dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang.
3. Dapat bertanya jawab mungkin dalam jalan demikian mereka mampu memecahkan
persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran ataupun pengetahuan umum.
4. Dapat melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar
nantinya dapat mengambil kesimpulan dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa
mempelajari beberapa mata pelajaran.

Manfaat Metode Karyawisata


Adapun manfaat dari metode karyawisata yaitu; karyawisata bagi anak dapat
dipergunakan untuk merangsang minat mereka terhadap sesuatu, memperluas informasi
yang telah diperoleh di kelas, memberikan pengalaman mengenai kenyataan yang ada,
dan dapat menambah wawasan, serta karyawisata dapat menjadi batu loncatan untuk
melakukan kegiatan yang lain, karyawisata dapat membantu mengembangkan aspek
perkembangan sosial anak.

Fungsi Metode Karyawisata


Metode karyawisata berfungsi sebagai kegiatan untuk menghilangkan kejenuhan peserta
didik dalam pembelajaran, juga merupakan metode pembelajaran yang mengajak peseta
didik ke suasana di luar kelas. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik diajak menuju
tempat-tempat atau objek konkret yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mencapai
tujuan pembelajaran, sebagai metode pembelajaran karyawisata perlu dirancang secara
sistematis agar dapat menghasilkan pengalaman belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Karyawisata
Karyawisata sebagai metode mengajar memerlukan langkah-langkah yang baik, di
antaranya; persiapan dan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Persiapan
Karyawisata oleh Guru Secara umum persiapan pendidik untuk melaksanakan
karyawisata adalah:
1. Menetapkan sasaran yang diprioritaskan sesuai tema kegiatan beajar yang dipilih.
2. Mengadakan hubungan dan pengenalan medan sasaran karyawisata.
3. Merumuskan progam kegiatan melalui karyawisata
4. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk karyawisata.
5. Menetapkan tata tertib berkaryawisata.
6. Permintaan izin dan partisipasi orang tua anak.
7. Persiapan pendidik di kelas

2.4. Pengrtian metode bemain peran


Metode Bermain Peran
Bermain peran atau role playing adalah metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat
perilaku pura-pura (berakting) dari siswa sesuai dengan peran yang telah ditentukan,
dimana siswa menirukan situasi dari tokoh-tokoh sedemikian rupa dengan tujuan
mendramatisasikan dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang
dalam hubungan sosial antar manusia.
Aspek-aspek Bermain Peran
Menurut Zaini (2008), terdapat tiga aspek bermain peran yaitu:
- Mengambil peran (Role Playing), yaitu tekanan ekspektasi-ekspektasi sosial terhadap
pemeran peran. Contohnya adalah pada hubungan keluarga (apa yang harus dikerjakan
anak perempuan), atau berdasarkan tugas (bagaimana seorang agen polisi bertindak
dalam situasi sosial).
- Membuat peran (Role Marking), yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah
secara dramatis dari satu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi
peran sewaktu-waktu diperlukan.
- Tawar-menawar peran (Role Negotitation), yaitu tingkat dimana peran-peran
dinegosiasikan dengan pemegang-pemegang peran yang lain dalam parameter dan
hambatan interaksi sosial
Tujuan Bermain Peran
Menurut Saefuddin dan Berdiati (2014), metode pembelajaran bermain peran memiliki
tujuan sebagai berikut:
a) Memberikan pengalaman konkret dari apa yang telah dipelajari.
b) Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran.
c) Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial.
d) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.
e) Menyediakan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi dibalik
suatu keinginan.

Langkah-langkah Metode Bermain Peran


Menurut Uno (2007), terdapat tujuh langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran
bermain peran, yaitu sebagai berikut:
a) Menghangatkan Suasana dan Memotivasi Peserta Didik
b) Memilih Peran
c) Menyusun Tahap-Tahap Peran
d) Menyiapkan Pengamat
e) Pemeran
f) Diskusi dan Evaluasi
g) Membagi Pengalaman dan Mengambil Kesimpulan
Kelebihan dan Kekurangan Bermain Peran
Menurut Djamarah dan Zain (2008), metode pembelajaran bermain peran memiliki
kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut:

a. Kelebihan Bermain Peran


1) Kelebihan atau keunggulan menggunakan metode bermain peran adalah sebagai
berikut:
2) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, di samping menjadi
pengalaman yang menyenangkan juga memberi pengetahuan yang melekat dalam
memori otak.
3) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan membuat kelas menjadi dinamis
dan antusias.
4) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan
rasa kebersamaan.
5) Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam
proses belajar.

b. Kekurangan Bermain Peran


1) Kelemahan atau kekurangan metode bermain peran adalah sebagai berikut:
2) Role playing memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.
3) Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun siswa dan
ini tidak semua guru memilikinya.
4) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan
suatu adegan tertentu.
5) Apabila pelaksanaan role playing atau bermain peran mengalami kegagalan, bukan
saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pembelajaran tidak
tercapai.
6) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.

2.5. Pengertian Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat dimanfaatkan sebagai
sarana pengajaran dengan cara memeragakan masalah dalam situasi tertentu dengan
gerak dan dialog. Konflik-konflik sosial yang disosiodramakan adalah konflik-konflik
yang tidak mendalam yang tidak menyangkut gangguan kepribadian. Dalam metode
sosiodrama, siswa dibina agar terampil menggambarkan atau mengekspresikan sesuatu
yang dihayati.

Sosiodrama juga merupakan drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan
naskahnya lebih dahulu, tidak pula diadakan pemberian tugas yang harus mengalami
latihan lebih dahulu. Sosiodrama dilakukan dengan cara mempertunjukkan kepada siswa
tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa di bawah pimpinan guru.
Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan
antara sesama.

Menurut Djamarah (2012), tujuan dari sosiodrama antara lain yaitu sebagai berikut:
1) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
2) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab sebagai makhluk sosial.
3) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara
spontan.
4) Merangsang anak untuk berperilaku atau bersikap, berpikir dan memecahkan
masalah.

Jenis-jenis Metode Sosiodrama


Menurut Rahman, dkk (2020), jenis-jenis metode sosiodrama adalah sebagai berikut:
a. Permainan Penuh
Permainan penuh dapat digunakan untuk proyek besar yang tidak dibatasi waktu dan
sumber
b. Pementasan situasi atau kreasi baru
Teknik ini mungkin setingkat dengan permainan penuh, tetapi dirancang hanya untuk
memainkan sebagian masalah atau situasi
c. Playlet
Playlet adalah jenis permainan drama ketiga. Playlet meliputi kegiatan berskala kecil
untuk menangani masalah kecil atau bagian kecil dari masalah besar.
d. Blackout
Blackout adalah jenis permainan drama yang ke empat. Jenis ini biasanya hanya meliputi
dua atau tiga orang dengan dialog singkat mengembangkan latar belakang secukupnya
dalam pementasan yang cepat berakhir.

Adapun menurut Ramayulis (2005), langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan


metode sosiodrama adalah sebagai berikut:

a. Persiapan.
b. Penentuan perilaku.
c. Penentuan pelaku atau pemeran.
d. Diskusi.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Sosiodrama


Setiap metode pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing, begitu juga dengan metode sosiodrama. Menurut Mudasir (2017), kelebihan dan
kekurangan metode sosiodrama adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan metode sosiodrama adalah:
1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Di samping
merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk di lupakan.
2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh
antusias.
3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan
rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik
butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.
5. Di mungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat
menumbuhkan atau membuka kesempatan bagi lapangan kerja.

b. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan metode sosiodrama adalah:
Sosiodrama dan bermain peran memerlukan waktu yang relatif panjang atau banyak.
1. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid,
dan ini tidak semua guru memilikinya.
Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan suatu
adegan tertentu.
2. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain peran mengalami kegagalan, bukan saja
dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pembelajaran tidak
tercapai.
3. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode sosiodrama.
4. Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit di sajikan melalui metode sosiodrama
dan bermain peran ini.

2.6. Pengertian Metode Bernyanyi


Metode Pembelajaran Benyanyi
metode bernyanyi merupakan upaya dalam menerapkan rencana yang telah dirancang
melalui kegiatan bernyanyi sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.

Menurut Hidayat dalam Risaldy (2014:152), dalam bernyanyi ada beberapa kriteria yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1. Syair/lirik tidak terlalu panjang
2. Mudah dihapal oleh anak
3. Ada terkandung makna pendidikan didalamnya
4. Disesuaikan dengan karakter dan usia anak
5. Nada yang dikenalkan mudah dimengerti oleh anak

Mursid (2015:42) dan Wiyani, dkk (2014:133), menyatakan bahwa dalam menggunakan
metode bernyanyi perlu diperhatikan beberapa kriteria-kriteria untuk menerapkan dalam
pembelajarannya, yaitu:
1. Pilih lagu yang cocok, dalam arti sesuai dengan tema, situasi dan kondisi
2. Bila itu lagu baru atau anak belum mengenalnya, sebaiknya nyanyikan terlebih dahulu
minimal tiga kali nyanyian
3. Bersama anak-anak nyanyikan lagu secara berulang-ulang sehingga anak mudah
mengikutinya dan hapal
4. Bila perlu bagilah menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok bernyanyi
bersama kelompok
5. Pilihlah beberapa anak yang mungkin sudah hafal lagu untuk menyanyi secara individu
Nyanyikan sekali lagi secara bersama-sama
Ulangi lagi lagu tersebut pada hari yang berikutnya
Disesuaikan dengan karakteristik usia anak

Tahapan Metode Pembelajaran Bernyanyi


Bernyanyi membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan bergairah sehingga
perkembangan anak dapat distimulasi secara lebih optimal. Biasanya syair-syair ini
disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan. Nyanyian disini sifatnya ialah
untuk membantu anak dalam memahami materi. Jadi, nyanyian harus disesuaikan dengan
karakteristik usia anak yang didalam lagu harus mengandung unsur pendidikan yang
bermakna. Sehingga melalui bernyanyi anak dapat memahami konsep bilangan 1-10.
Seperti “Balonku Ada Lima” yang kemudian liriknya diganti menyesuaikan dengan
materi-materi yang akan diajarkan atau berdasarkan tema (Fadlillah, 2014:175). Menurut
Risaldy (2015:93) dan Masitoh (2012:11.13), terdapat tiga tahapan dalam pembelajaran
melalui bernyanyi, yaitu :

Tahap perencanaan
Pada tahap ini anak mulai menetapkan tujuan yang ingin dicapai, berupa tingkat
pemahaman dan keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh anak ketika pembelajaran
telah selesai. Selanjutnya anak menentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan.
Dilanjutkan dengan menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui oleh anak dalam
pembelajaran. Langkah terakhir adalah menetapkan alat penilaian untuk melihat
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini anda harus menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui oleh anak
selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Tahapan kegiatan tersebut, sebagai
berikut:
Kegiatan Awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan secara bersama dan
memberi contoh, terlebih dahulu kepada anak mengenai lagu yang akan dinyanyikan
bersama-sama.
Kegiatan Tambahan : anak diajak oleh guru untuk mendramatisasikan atau
mencontohkan lagu, misalnya pada saat bernyanyi balonku ada 5 anak menunjuk balon
yang berjumlah 5.
Kegiatan Pengembangan : guru membantu anak dalam mengenal nada tinggi, nada
rendah secara langsung dan memberikan anak kesempatan untuk mencoba cara lain
dalam menyanyikan lagu yang baru dipelajari.
a. Tahap penilaian
Pada tahap ini guru dapat menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai.
b. Selanjutnya pada tahap ini guru menetapkan alat penilaian yang sesuai dalam
mengukur ketercapaian tujuan yaitu dengan menggunakan pedoman observasi.
Penilaian mengacu kepada daftar pertanyaan yang dilakukan melalui pengamatan dengan
mengacu pada daftar pertanyaan yang telah disusun.

Kelebihan dan Kelemahan dari Metode Pembelajaran Bernyanyi


Menurut Risaldy (2014:34), terdapat kelebihan dan kelemahan dari metode bernyanyi,
yaitu: Kelebihan metode bernyanyi antara lain dapat meningkatkan motivasi dalam
belajar, anak-anak biasanya sangat senang bernyanyi sehingga pembelajaran melalui
metode bernyanyi sangat digemari oleh anak. Tidak membutuhkan media yang terlalu
sulit didapat, metode bernyanyi dapat dilakukan tanpa musik atau dengan menggunakan
musik, dan dapat dilakukan dengan melihat gambar dalam VCD. Sendangkan
kelemahannya yaitu metode bernyanyi bila dilakukan tanpa diikuti dengan metode
lainnya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai sedikit terbatas.

2.7. Permainan Bahasa


Saat anak masih usia dini, pasti suka bermain. Tapi dengan bermain anak juga bisa
belajar banyak hal, salah satunya dapat mengembangkan bahasa lisannya.
Merangkum laman Ruang Guru PAUD Kemendikbud, berikut ini kegiatan bermain
dengan anak usia dini dapat mengembangkan bahasa lisan:
1. Bermain balok
Saat anak bermain balok, maka ada banyak hal yang bisa diperolehnya. Orang tua bisa
membandingkan, menjelaskan, lalu mengembangkan kemampuan kosa kata yang
berkaitan dengan berbagai bentuk.
Bermain mengembangkan bahasa ketika anak-anak berbicara bersama Anda,
membandingkan, menjelaskan dan memberi nama pada struktur-struktur yang telah
diciptakan oleh mereka.
2. Bermain drama
Coba gunakan pakaian, aksesoris, nyanyian, tarian yang dapat mendramakan suatu cerita
sehingga disukai anak.
Bermain seperti ini, melibatkan anak dalam mengalami pelibatan bahasa dan membantu
mereka mengerti perlunya membaca untuk memahami sesuatu.
3. Menyanyi bersama anak
Musik dan nyanyian adalah hal yang penting dalam mengembangkan pengenalan bunyi
dan suara, khususnya yang digunakan untuk mengucapkan huruf.
Selain itu menyanyikan lagu yang memuat irama dan cerita dapat membantu anak untuk
mempelajari huruf baru sebagaimana mereka memahami irama dan isi lagu.
4. Bermain dengan permainan sendiri
Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan mengumpulkan benda-benda yang dimulai
dengan huruf "D", misalnya daun, dadu, donat, duku, dan lain-lain.
5. Membaca bersama anak
Ketika membaca bersama anak, minta mereka menjelaskan mengenai cerita apa yang
telah mereka baca. Membaca bersama-sama membantu anak untuk mengekspresikan diri
mereka sendiri secara verbal.

2.8. Penggunaan Media Pembelajaran


Mengetahui beberapa media pembelajaran pada anak sejak usia dini bisa membantunya
saat memasuki dunia pendidikan. Biasanya, usia anak taman kanak-kanak mempunyai
pribadi yang unik. Masa ini adalah masa di kana anak mempunyai rasa ingin tahu lebih
tinggi. Berikut media pembelajarannya.
Media Audio
Salah satu media pembelajaran yang bisa diterapkan pada anak-anak adalah media audio.
Media satu ini menjadi media pembelajaran yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif. Nantinya, media pembelajaran tersebut akan mengandalkan kemampuan suara.

Melalui media pembelajaran ini, anak bisa mendengarkan lagu, menyimak,


mendengarkan, atau mengikuti lagu atau cerita yang diputarkan. Media satu ini
mempunyai manfaat untuk membantu merangsang perkembangan imajinasi dan bahasa
pada anak. Alhasil, anak nantinya bisa menyampaikan pesan dari orang ke orang lain
Media Visual
Jenis-jenis media pembelajaran lainnya yang bisa dilihat adalah media visual. Media ini
mengandalkan indra penglihatan dengan melihat media grafis dan media proyeksi. Media
grafis sendiri adalah visual yang akan mengkomunikasikan antara fakta dan data.
Sementara media proyeksi adalah media proyektor, seperti slide, OHP, dan film
strip.Biasanya, media visual akan lebih mudah terbentuk dengan baik dibandingkan
dengan media audio. Tidak heran jika media ini lebih banyak dikenalkan lebih dulu pada
anak sejak usia ini. Karena melalui indra penglihatannya, anak akan mudah mempelajari
sesuatu.
Media Audio Visual
Ada lagi jenis pembelajaran lainnya yang bisa diterapkan pada anak sejak usia dini, yaitu
media audio visual. Jenis media yang satu ini akan membantu menyeimbangkan indra
pendengaran dan indra penglihatan. Dengan kata lain, med…
[19.19, 19/12/2022] Wulan Ramadani: Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji dan
syukur kehadirat ALLAH SWT. Yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “ Metode Pengembangan Bahasa”. Makalah ini dibuat
untuk
memenuhi syarat nilai "Metode Pengembangan Bahasa"
Tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini hingga
selesainya makalah ini. Semoga makalah ini menambah wawasan dan memberi manfaat
bagi pembaca.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan
alat tentang apa yang harus di sampaikan dalam bentuk pesan, informasi, atau hanya sebuah
dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat di dengarkan

Pada metode bercakap-cakap interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik, atau antara anak
dengan anak akan bersifat menyenangkan berupa dialog yang tidak kaku

Metode karyawisata adalah suatu bentuk mengajar dimana dalam menyampaikan pelajaran,
pendidik mengajar peserta didik untuk mengunjungi dan mengamati secara langsung objek yang
akan dipelajari yang terdapat diluar kelas

Bermain peran atau role playing adalah metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat perilaku
pura-pura (berakting) dari siswa sesuai dengan peran yang telah di tentukan, dimana siswa
menirukan situasi dari tokoh-tokoh sedemikian rupa dengan tujuan mendramatisasikan dan
mengekpresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial antar
manusia

Sosiodrama adalah suatu metode pembelajaran simulasi bermain peran yang digunakan untuk
memberikan pemahaman, penghayatan dan penanaman kemampuan analisis situasi dan masalah-
masalah sosial serta mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah tersebut.

Metode pembelajaran bernyanyi merupakan upaya dalam menerapkan rencana yang telah
dirancang melalui kegiatan bernyanyi sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang di
inginkan.

Anda mungkin juga menyukai