PENGEMBANGAN BAHASA
DISUSUN OLEH
NIM: A41121062
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2022/2023
KATA PNGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT. Yang hingga
saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang “ Metode Pengembangan Bahasa”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat
nilai "Metode Pengembangan Bahasa".
Tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini hingga selesainya
makalah ini. Semoga makalah ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal,
dan informal
Perkembangan berpikir anak-anak usia Taman Kanak-kanak atau prasekolah sangat pesat.
Perkembangan intelektual anak yang sangat pesat terjadi pada kurun usia nol sampai usia
prasekolah. Masa usia Taman Kanak-kanak itu dapat disebut sebagai masa peka belajar. Dalam
masa-masa ini segala potensi kemampuan anak dapat dikembangkan secara optimal, tentunya
dengan bantuan dari orang-orang yang berada di lingkungan anak-anak tersebut, misalnya
dengan bantuan orang tua dan guru Taman Kanak-kanak. Salah satu kemampuan anak yang
sedang berkembang saat usia Taman Kanak-kanak adalah kemampuan berbahasa. Penguasaan
berbahasa sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak
menggambarkan sistematikanya dalam berpikir, yang termasuk dalam pengembangan bahasa
selain dari berbicara adalah kemampuan menyimak, membaca dan menulis. Perkembangan
bahasa anak usia Taman Kanak-kanak memang masih jauh dari sempurna. Namun demikian
potensinya dapat dirangsang lewat komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa yang
baik dan benar.
Kualitas bahasa yang digunakan orang-orang yang dekat dengan anak-anak akan
mempengaruhi ketrampilan anak dalam berbicara atau berbahasa. Di Taman Kanak-kanak, guru
merupakan salah seorang yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Guru Taman
Kanak-kanak harus dapat mengupayakan berbagai strategi pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan bahasa anak.
Para ahli banyak mengemukakan pendapatnya bahwa kegiatan bermain peran umumnya
disukai dan sering dilakukan anak usia sekitar 2 sampai 7 atau 8 tahun, dapat bersifat produktif
atau kreatif dan bisa juga reproduktif (merupakan pengulangan dari situasi yang diamati anak
sehari-hari), pada kegiatan bermain peran yang produktif maka anak akan memasukan
unsurunsur baru terhadap apa yang ia amati dalam hidup sehari-hari.
1.2. Rumusan Masalah
7. apa saja kegiatan bermain yang dapat mengembangkan bahasa lisan anak usia dini
Membantu perkembangan dimensi sosial, emosi dan kognitif terutama berbahasa. Dengan
menggunakan berbagai metode .
BAB II
PEMBAHASAN
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dalam penyampaian cerita atau memberikan
penjelasan kepada anak secara lisan, dalam upaya memperkenalkan atau-pun memberikan
keterangan hal baru pada anak (Depdiknas, 2004).
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan
alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi, atau hanya sebuah
dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan rasa menyenangkan.
Menurut Mudini dan Purba (2009), tujuan metode bercerita adalah sebagai berikut:
2) Meyakinkan
3) Menggerakkan
4) Menginformasikan
5) Menghibur
Menurut Madyawati (2016), terdapat beberapa manfaat metode bercerita yaitu sebagai berikut:
7. Memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik, serta dapat mengatakan perasaan,
membangkitkan semangat dan menimbulkan keasyikan tersendiri.
Menurut Dhien (2009), berdasarkan jenis media yang digunakan, metode bercerita dibagi
menjadi beberapa bentuk, yaitu:
Menurut Tarigan (2008), terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan
metode bercerita yaitu sebagai berikut:
2. Karena anak didik akan senantiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai situasi kisah,
sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan topik kisah tersebut.
3. Mengarahkan semua emosi sehingga menyatu pada satu kesimpulan yang terjadi pada akhir
cerita.
4. Kisah selalu memikat, karena mengundang untuk mengikuti peristiwanya dan merenungkan
maknanya.
4. Dapat mempengaruhi emosi. Seperti takut, perasaan diawasi, rela, senang, sungkan, atau benci
sehingga bergelora dalam lipatan cerita.
1. Pemahaman anak didik akan menjadi sulit ketika kisah itu telah terakumulasi oleh masalah
lain.
3. Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud sehingga pencapaian
tujuan sulit diwujudkan.
Sedangkan pada metode Tanya jawab, interaksi antara guru dan anak didik, atau antara anak
dengan anak bersifat kaku, karena sudah terikat pada pokok bahasan. Dialog terjadi karena ada
yang harus ditanyakan dan ada yang menjawab dengan benar.
Adapun manfaat dan pentingnya metode bercakap-cakap untuk anak usia dini di lembaga-
lembaga TK/PAUD ini antara lain:
a) Meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasikan diri
b) Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukan.
c) Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain.
d) Semakin meningkatkan kemampuan anak membangun jati dirinya
e) Dengan kegiatan bercakap-cakap semakin banyak informasi baru yang diperoleh anak
yang bersumber dari guru atau anak lain.
Metode sosiodrama adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat dimanfaatkan sebagai
sarana pengajaran dengan cara memeragakan masalah dalam situasi tertentu dengan
gerak dan dialog. Konflik-konflik sosial yang disosiodramakan adalah konflik-konflik
yang tidak mendalam yang tidak menyangkut gangguan kepribadian. Dalam metode
sosiodrama, siswa dibina agar terampil menggambarkan atau mengekspresikan sesuatu
yang dihayati.
Sosiodrama juga merupakan drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan
naskahnya lebih dahulu, tidak pula diadakan pemberian tugas yang harus mengalami
latihan lebih dahulu. Sosiodrama dilakukan dengan cara mempertunjukkan kepada siswa
tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa di bawah pimpinan guru.
Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan
antara sesama.
Menurut Djamarah (2012), tujuan dari sosiodrama antara lain yaitu sebagai berikut:
1) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
2) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab sebagai makhluk sosial.
3) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara
spontan.
4) Merangsang anak untuk berperilaku atau bersikap, berpikir dan memecahkan
masalah.
a. Persiapan.
b. Penentuan perilaku.
c. Penentuan pelaku atau pemeran.
d. Diskusi.
a. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan metode sosiodrama adalah:
1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Di samping
merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk di lupakan.
2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh
antusias.
3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan
rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik
butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.
5. Di mungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat
menumbuhkan atau membuka kesempatan bagi lapangan kerja.
b. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan metode sosiodrama adalah:
Sosiodrama dan bermain peran memerlukan waktu yang relatif panjang atau banyak.
1. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid,
dan ini tidak semua guru memilikinya.
Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan suatu
adegan tertentu.
2. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain peran mengalami kegagalan, bukan saja
dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pembelajaran tidak
tercapai.
3. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode sosiodrama.
4. Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit di sajikan melalui metode sosiodrama
dan bermain peran ini.
Menurut Hidayat dalam Risaldy (2014:152), dalam bernyanyi ada beberapa kriteria yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1. Syair/lirik tidak terlalu panjang
2. Mudah dihapal oleh anak
3. Ada terkandung makna pendidikan didalamnya
4. Disesuaikan dengan karakter dan usia anak
5. Nada yang dikenalkan mudah dimengerti oleh anak
Mursid (2015:42) dan Wiyani, dkk (2014:133), menyatakan bahwa dalam menggunakan
metode bernyanyi perlu diperhatikan beberapa kriteria-kriteria untuk menerapkan dalam
pembelajarannya, yaitu:
1. Pilih lagu yang cocok, dalam arti sesuai dengan tema, situasi dan kondisi
2. Bila itu lagu baru atau anak belum mengenalnya, sebaiknya nyanyikan terlebih dahulu
minimal tiga kali nyanyian
3. Bersama anak-anak nyanyikan lagu secara berulang-ulang sehingga anak mudah
mengikutinya dan hapal
4. Bila perlu bagilah menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok bernyanyi
bersama kelompok
5. Pilihlah beberapa anak yang mungkin sudah hafal lagu untuk menyanyi secara individu
Nyanyikan sekali lagi secara bersama-sama
Ulangi lagi lagu tersebut pada hari yang berikutnya
Disesuaikan dengan karakteristik usia anak
Tahap perencanaan
Pada tahap ini anak mulai menetapkan tujuan yang ingin dicapai, berupa tingkat
pemahaman dan keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh anak ketika pembelajaran
telah selesai. Selanjutnya anak menentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan.
Dilanjutkan dengan menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui oleh anak dalam
pembelajaran. Langkah terakhir adalah menetapkan alat penilaian untuk melihat
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini anda harus menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui oleh anak
selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Tahapan kegiatan tersebut, sebagai
berikut:
Kegiatan Awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan secara bersama dan
memberi contoh, terlebih dahulu kepada anak mengenai lagu yang akan dinyanyikan
bersama-sama.
Kegiatan Tambahan : anak diajak oleh guru untuk mendramatisasikan atau
mencontohkan lagu, misalnya pada saat bernyanyi balonku ada 5 anak menunjuk balon
yang berjumlah 5.
Kegiatan Pengembangan : guru membantu anak dalam mengenal nada tinggi, nada
rendah secara langsung dan memberikan anak kesempatan untuk mencoba cara lain
dalam menyanyikan lagu yang baru dipelajari.
a. Tahap penilaian
Pada tahap ini guru dapat menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai.
b. Selanjutnya pada tahap ini guru menetapkan alat penilaian yang sesuai dalam
mengukur ketercapaian tujuan yaitu dengan menggunakan pedoman observasi.
Penilaian mengacu kepada daftar pertanyaan yang dilakukan melalui pengamatan dengan
mengacu pada daftar pertanyaan yang telah disusun.
PENUTUP
Kesimpulan
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan
alat tentang apa yang harus di sampaikan dalam bentuk pesan, informasi, atau hanya sebuah
dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat di dengarkan
Pada metode bercakap-cakap interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik, atau antara anak
dengan anak akan bersifat menyenangkan berupa dialog yang tidak kaku
Metode karyawisata adalah suatu bentuk mengajar dimana dalam menyampaikan pelajaran,
pendidik mengajar peserta didik untuk mengunjungi dan mengamati secara langsung objek yang
akan dipelajari yang terdapat diluar kelas
Bermain peran atau role playing adalah metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat perilaku
pura-pura (berakting) dari siswa sesuai dengan peran yang telah di tentukan, dimana siswa
menirukan situasi dari tokoh-tokoh sedemikian rupa dengan tujuan mendramatisasikan dan
mengekpresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial antar
manusia
Sosiodrama adalah suatu metode pembelajaran simulasi bermain peran yang digunakan untuk
memberikan pemahaman, penghayatan dan penanaman kemampuan analisis situasi dan masalah-
masalah sosial serta mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah tersebut.
Metode pembelajaran bernyanyi merupakan upaya dalam menerapkan rencana yang telah
dirancang melalui kegiatan bernyanyi sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang di
inginkan.