KONSEP KUNCI
1. Semakin besar uptake agen anestesi, akan semakin besar perbedaan konsentrasi yang
di inspirasi dan konsentrasi alveolar, dan semakin lama kecepatan induksinya
2. 3 Faktor yang mempengaruhi uptake anestesi :
a. Kelarutan di darah
b. Alveolar blood flow
c. Perbedaan tekanan parsial antara gas alveoli dan darah vena
3. Keadaan output rendah mempengaruhi pasien untuk overdosis dengan agen terlarut,
karena laju peningkatan konsentrasi alveolar akan meningkat secara nyata.
4. Faktor yang meningkatkan kecepatan induksi :
a. Eliminasi rebreathing
b. High Fresh Gas Flow
c. Low anesthetic circuit volume
d. Penurunan solubilitas
e. Peningkatan cerebral blood flow
f. Peningkatan ventilasi
5. Kesatuan hipotesa mengajukan bahwa semua agen inhalasi memiliki mekanisme aksi
yang serupa pada level molecular. Hal ini sebelumnya didukung oleh observasi yang
mana potensi agen anestesi inhalasi berhubungan dengan kelarutan terhadap lemak.
(Meyer-Overton Rule). Implikasinya adalah bahwa hasil anestesi dari molekul yang
larut di tempat lipofilik tertentu; Namun, korelasinya hanyalah perkiraan.
6. MAC dari anestesi inhalasi adalah konsentrasi yanf mencegah pergerakan 50% pasien
terhadap stimulus standar.
7. Paparan yang lama terhadap konsentrasi N2O dapat menyebabkan depresi bone
marrow (anemia megaloblastic) dan bahkan deficit neurologis (neuropati perifer)
8. Hepatitis halotan sangat jarang. Pasien yang terekspos dengan halotan berkali-kali
dengan rentang waktu yang sempit, middle-aged obesed woman, orang dengan
predisposisi familial, atau Riwayat toksisitas sebelumnya.
9. Isofluran melebarkan arteri coroner, namun tidak sepoten NTG atau adenosine.
DIlatasi dari arteri coroner normal seara teori akan mengalihkan darah dari lesi
stenosis.
10. Sloubilitias yang rendah dari desflurane di darah dan jaringan tubuh menyebabkan
induksi dan emergence yang sangat cepat
11. Peningkatan konsentrasi desflurane yang sangat cepat membawa peningkatan HR,
blood pressure, dan level katekolamin yang transien namun kadang dapat
mengkhawatirkan dibandingkan dengan isoflurane.
12. Tidak menyengat dan peningkatan konsentrasi anestesi alveolar secara cepat membuat
sevo menjadi pilihan yang tepat untuk induksi pada pediatrik dan dan dewasa.
Neurotoksisitas anestesi
Otak bayi menunjukkan adanya perubahan perkembangan dan eliminasi sinaps
Pada studi hewan, paparan isoflurane meningkatkan apoptosis neuron, dengan
mengubah mekanisme homestasis kalsium
Studi manusia untuk membuktikan anestesia berbahaya atau tidak sulit dilakukan
karena tidak etis. Studi yang membandingkan populasi anak yang mendapatkan
anestesi dengan mereka yang tidak mendapatkan anestesi juga sulit karena pada
kenyataanya yang mana populasi sebelumnya sudah menjalani pembedahan dan
mendapatkan perhatuan dari komunitas medis.
Konsekuensinya, anak yang menerima anestesi lebih mudah didiagnosa terkena
kesulitan belajar. Data dari studi yang besar mendemonstrasikan bahwa anak anak
yang menjalani pembedahan dan anestesi cenderung akan mengalami gangguan
perkembangan
Paparan kumulatif dari anestesi volatile akan memperburuk neurodevelopmental
pada anak (anak dalam penanganan hypoplastic left heart syndrome)
Percobaan manusia, hewan, laboraturium yang menunjukkan neurotoksisitas
anestesi akan mengganggu perkembangan saraf masih dalam studi.
Agen anestesi juga dicurigai berkontribusi hiperfosforilasi protein tau
berhubungan dengan alzeimer. Bagaimanapun juga hubungan anestetik delivery,
pembedahan, dan perkembangan AD belum mendapatkan investigasi yang cukup
untuk mendapatkan konklusi yang definitive.
Kontraindikasi
Tidak ada kontradinsikasi unik
Pasien dengan hypovolemia berat mungkin tidak dapat menoleransi efek
vasodilatasi
Dapat menyebabkan hipertermi maligna
Interaksi obat Epinefrin aman digunakan sampai dosis 4.5mcg/kg. pelemas otot
nondepol akan terpotensiasi dengan isoflurane.
Desflurane
Property fisik
Strukturnya sangat serupa dengan isoflurane. Faktanya, hanya perbedaan dari
substitusi dari atom fluorin pada atom klorin isofuran. Perubahan kecil ini
mengubah efek dari property fisik dari obat. Sebagai contoh karena vapor
pressure desflurane pada 20oC adalah 681 mmhg pada dataran tinggi ia akan
mendidih pada temperature ruangan. Ini merupakan persoalan utama dalam
menciptakan vaporizer desflurane. Lebih jauh kelarutannya yang rendah
terhadap darah membuat obat ini sangat cepat untuk induksi dan emergence.
Oleh karena itu konsentrasi alveolar mencai konsentrasi inspirasi jauh lebih cepat
jika dibandingkan dengan agen volatile lainnya.
Bahkan blood/gas partition koefisiennya (0.42) lebih rendah dari N2O (0.47)
Meskipun potensi desflurane hanya ¼ agen volatile lainnya, kekuatannya masih
17 kali lipat dari N2O
High vapor pressure, ultrashort duration of action, moderate potency
karakteristik desflurane
Efek pada system organ
a. Kardiovaskular
Serupa dengan isoflurane. Peningkatan pada konsentrasi berhubungan dengan
penurunan SVR yang berujung pada penurunan arterial blood pressure.
Cardiac ouput relatef tidak berubah atau sedikit berkurang pada 1-2 MAC.
Peingkatan sedang pada HR, CVP, pulmonary artery pressure pada dosis
kecil tidak terjadi
Peningkatan secara cepat pada konsnetrasi desflurane akan berujung pada
peningkatan sementara namun kadang peningkatan mengkhawatirkan di HR,
BP, dan level katekolamin yang lebih jelas terlihat dibandingkan dengan
isoflurane, khususnya pada pasien dengan penyakit kardiovaskular.
Respon kardiovaskular karena desflurane ditingkatkan dengan cepat dapat
dikurangi dengan fentanyl, esmolol, atau klonidin.
b. Respiratory
Desfluran menyebabkan penurunan tidal volume dan meningkatkan RR.
Secara keseluruhan terjadi penurunan ventilasi alveolar yang menyebabkan
peningkatan resting PaCO2. Bau yang tajam dan iritasi jalan napas selama
induksi desflurane dapat bermanifestasi salivasi, napas berat, batuk,
laringosapsm. Resistensi airway dapat meningkat pada anak dengan reactive
airway. desflurane merupakan pilihan induksi inhalasi yang buruk
c. Cerebral
Seperti agen volatile anestesi lainnya direct vasodilator terhadap vascular
cerebral, meningkatkan CBF, CBV, dan tekanan intrakranial pada pasien
normotensi dan normocapnia. Yang melawan penurunan cerebral vascular
resistance adalah penurunan CMRO2 yang signifikan yang cenderung
menyebabkan vasokonstriksi cerebral dan peningkatan sedang CBF. Vaskular
otak menyisakan responsivitas terhadap perubahan PaCO2 maka tekanan
intrakranial dapat diturunkan dengan hiperventilasi. Konsumsi O2 otak selama
anestesi desflurane berkurang. Jadi, selama periode desflurane-induced
hypotension (MAP=60) CBF adekuat untuk memelihara metabolism aerob
meskipun dengan cerebral perfusion pressure yang rendah. Efek pada EEG
serupa dengan isoflurane. Awalnya, frekuensi EEG meningkat, tapi ketika
anestesi makin dalam perlambatan EEG mulai terlihat menggiring pada
burst supresssion pada konsentrasi inhalasi yang lebih tinggi.
d. Neuromuscular
Desfluran berhubungan dengan dose dependent decrease pada respon TOF dan
tetanic peripheral nerve stimulation.
e. Renal
Tidak ada dasar dari setiap efek nefrotoksik yang signifikan yang disebabkan
oleh paparan desflurane. Bagaimanapunjuga, penurunan CO, penurunan urin
output dan GFR harus diperkirakan dalam penggunaan desflurane dan semua
obat anestesi.
f. Hepatic
Tes fungsi hepar secara umum tidak terdampak oleh desflurane, dengan
asumsi bahwa perfusi organ dipertahankan perioperatif. Desflurane mengalami
metabolisme minimal; oleh karena itu, risiko hepatitis yang diinduksi oleh
anestesi juga minimal. Seperti isoflurane dan sevoflurane, deliveri oksigen ke
hati umumnya dipertahankan
Biotransformasi dan toksisitas
Metabolism desflurane minimal pada manusia. Serum dan urin level fluoride
inorganic setelah anestesia desflurane secara essential tidak berubah. Tidak ada
loss perkutaneus. Desfluran, lebih dari anestesi volatile lainnya didegradasi
oleh absorbant CO2 yang kering khususnya barium hidroksida tapi juga sodium
dan potassium hidroksida) menjadi carbon monoxida
Kontraindikasi
Desflurane memiliki banyak kontraindikasi dibanding anestesia volatile modern
lainnya:
a. Hypovolemia berat
b. Hipertermi maligna
c. Hipertensi intrakranial
Interaksi obat
Desfluran mempotensiasi Nondepol muscle relaxant dengan cara yang sama
dengan isoflurane. Epinefrin dapat secara aman diberikan hingga 4.5 mcg/kg (agar
tidak mensensitisasi miokardium untuk artemia)
Meskipun emergence lebih cepat setelah anestesi desflurane daripada anestesia
isoflurane, mengganti isoflurane ke desflurane pada akhir anestesia tidak
meningkatkan recovery secara signifikan.
Sering berhubungan dengan delirium pada beberapa pasien pediatrik.
Sevoflurane
Property fisik
Seperti desflurane, sevoflurane dihalogenisasi dengan fluorine. Kelarutan
sevoflurane pada darah sedikit lebih tinggi dari desflurane. Tidak berbau dan
konsentrasi yang cepat meningkat pada alveolar membuat sevoflurane adalah
pilihan yang sempurna untuk induksi yang cepat dan mulus pada pasien pediatrik
dan dewasa.
Faktanya induksi inhalasi dengan konsentrasi 4-8% sevoflurane dengan campuran
50% N2O dan O2 dapat dicapai dalam 1 menit. Demikian juga, kelarutannya yang
rendah di darah juga membuat emergencenya cepat daibandingkan di isofluran
Efek pada system organ
a. Kardiovaskular
Sevofluran sedikit mengurangi kontraktilitas miokardial. Penurunan SVR dan
arterial blood pressure tidak separah isoflurane atau desflurane. Karena
sevoflurane tidak menaikkna HR jika ada hanya sedikit peningkatan di HR
CO tidak dipertahankan sebaik isfoluran dan desflurane. Sevo menyebabkan
pemanjangan QT interval.
b. Respiratory
Sevoflurane menekan respirasi dan merevers bronkospasme potensi =
isoflurane.
c. Cerebral
Mirip dengan isoflurane dan desflurane, sevoflurane menyebabkan sedikit
peningkatan CBF dan tekanan intrakranial pada normocarbia, meskipun
beberapa penelitian menunjukkan penurunan CBF. Konsentrasi tinggi
sevoflurane (> 1,5 MAC) dapat mengganggu autoregulasi CBF, sehingga
memungkinkan penurunan CBF selama hipotensi hemoragik. Efek pada
autoregulasi CBF ini tampaknya kurang terasa dibandingkan dengan
isoflurane. CMRO2 menurun, dan aktivitas kejang belum dilaporkan.
d. Neuromuscular
Sevofluran memproduksi relaksasi otot yang adekuat untuk intubasi setelah
induksi inhalasi. Meskipun kebanyakan praktisi anestesi akan mendalamkan
anestesi dengan propofol, lidokain, atau opioid memberikan neuromuscular
blocker sebelum intubasi atau kombinasi kedua pendekatan ini.
e. Renal
Sedikit menurunkan renal bloodflow
Substansi metabolitnya berhubungan dengan gangguan fungsi tubulus renal
f. Hepatik
Sevofluran menurunkan aliran vena porta, tapi meningkatkan aliran arteri
hepatic O2 delivery tetap terjaga.
Secara umum tidak berhubungan dengan immune-mediated anesthetic
hepatotoxicity
Biotransformasi dan toksisitas
Enzim mikrosom hati P-450 (khususnya isoform 2E1) memetabolisme
sevoflurane kurang lebih seperempat dari halotan (5% vs 20%), tetapi 10 hingga
25 kali lipat dari isoflurane/desflurane dan dapat diinduksi pretreatmen etanol atau
fenobarbital. Potensi nefrotoksisitas akibat peningkatan fluorida anorganik (F-)
telah dibahas sebelumnya. Konsentrasi fluorida serum melebihi 50 μmol / L pada
sekitar 7% pasien yang menerima sevoflurane, namun disfungsi ginjal yang
signifikan secara klinis belum dikaitkan dengan anestesi sevoflurane. Tingkat
keseluruhan metabolisme sevofluran adalah 5%, atau 10 kali lipat dari isofluran.
Meskipun demikian, tidak ada hubungan dengan kadar fluoride puncak setelah
sevoflurane dan kelainan konsentrasi ginjal.
Barium Hidroksida dapat mendegradasi sevoflurane, menghasilkan produk akhir
nefrotoksik lain yang telah terbukti (setidaknya pada tikus) compound A.
Akumulasi compund A meningkat dengan :
a. peningkatan suhu
b. anestesi aliran rendah
c. penyerap barium hidroksida kering (Baralyme)
d. konsentrasi sevofluran tinggi
e. anestesi dalam durasi lama.
Belum diketahui adanya penelitian yang menghubungkan sevofluran dengan
toksisitas atau cedera ginjal pascaoperasi yang terdeteksi. Meskipun demikian,
beberapa dokter merekomendasikan aliran gas baru minimal 2 L / menit untuk
anestesi yang berlangsung lebih dari beberapa jam.
Sevofluoran juga dapat didegradasi menjadi hidrogen fluorida oleh logam dan
kotoran yang ada dalam peralatan manufaktur, kemasan botol kaca, dan peralatan
anestesi. Hidrogen fluorida dapat menghasilkan acid burn jika kontak dengan
mukosa pernapasan.
Risiko cedera pasien telah dikurangi secara substansial dengan menghambat
proses degradasi dengan menambahkan air ke sevofluran selama proses
pembuatan dan mengemasnya dalam wadah plastik khusus. Insiden kebakaran
yang terisolasi di sirkuit pernapasan mesin anestesi dengan penyerap CO2 kering
telah dilaporkan saat sevofluran digunakan.
Kontraindikasi
a. Hypovolemia berat
b. Hipertermia maligna
c. Hipertensi intrakranial
Interaksi obat
Berpotensiasi dengan NMBA. Tidak mensensitisasi jantung pada katekolamin-
induced aritmia
Xenon
Xenon diambil dari atmosfer melalui proses distilasi yang mahal.
Xenon adalah gas yang tidak berbau, tidak mudah meledak, dan terbentuk secara
alami dengan MAC 71% dan blood/gas coeficient 0,115, memberikan parameter
onset dan emergence yang sangat cepat.
efek anestesi xenon dimediasi oleh penghambatan NMDA
Xenon tampaknya memiliki sedikit efek pada sistem kardiovaskular, hati, atau
ginjal dan telah terbukti dapat melindungi dari iskemia saraf.
Penghirupan Xenon yang dikombinasikan dengan hipotermia telah disarankan
sebagai metode perlindungan untuk mencegah kerusakan otak setelah cedera otak
iskemik.
Efek delirium minimal jika dibandingkan dengan sevoflurane.
Biaya mahal dan ketersediaan yang terbatas tjadi kendala