(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Praktik Profesi Keperawatan
Maternitas)
DISUSUN OLEH:
Afzal Risman Noor Falah KHGD22012
Astiani Fadilah Difani KHGD22013
Ega Anjani KHGD22014
Epul Saepuloh KHGD22001
Resti Pujianti KHGD22005
Rizki Maulana Firmansyah KHGD22089
B. Persiapan alat
1) BPH (Bahan Habis Pakai)
No. Alat dan Bahan Jumlah
1. Handscoon steril Sesuai kebutuhan
2. Kassa steril 20
3. Kassa deppers 10
4. Mess 10/15 1/1
5. Premilin 3-0 1
6. Vicril 3-0 1
7. Cairan NS 0,9% 1000 ml 1
8. Sufratule 1
9. Spongstan 1
10. Bethadine 10% 250 cc
12. Hipafix Secukupnya
13 Alkohol 70% Secukupnya
14 Spuit disposible 3 cc/5 cc 1/1
15 Pehacain/lidocain 1/1 amp
3) Alat Steril
Meja Mayo
No. Alat dan Bahan Jumlah
1. Handmess No. 3 1
2. Gunting jaringan / guntingbenang / 1/1/1
Metzeboum
3. Allis klem 1
4. Hak kombinasi 2
5. Doek klem 1
6. Pean sedang 1
7. Needle holder sedang 1
8. Pincet chirurgis (tissue forcep) sedang 2
9. Kom sedang/kom kecil (round bowl) 1/1
10. Bengko ksedang 1
Meja Instrumen
No. Alat dan Bahan Jumlah
1. Doek besar 5
2. Doek sedang 5
3. Doek sedang berlubang 10
4. Doek kecil 7
5. Sarung mayo 1
6. Jas operasi 8
7. Handuk kecil 8
8. Nirbeken/bengkok/kidney trey 2
9. Kom besar 3
10. Kassa steril 1
11. ESU 1
C. Teknik Instrumentasi
SIGN IN
1. Perawat sirkuler mengatur posisi pasien (terlentang)
2. Perawat sirkuler memasang arde (pad) pada ekstremitas bawah
pasien/bagian tubuh yang berotot
3. Instrumentator melakukan scrubbing, memakai gaunoperasi dan
handscoon steril
4. Instrumentator membantu operator dan asisten operator, memberi handuk
kecil pada operator dan asisten untuk mengeringkan tangan, membantu
memakaikan gaun operasi pada operator dan asisten, juga memakaikan
handscooen steril pada operator dan asisten
5. Instrimentator memberikan chucing/round bowl yang berisi betadine dan
deppres + desinfektan klem pada asisten untuk mendesinfeksi daerah
operasi
6. Instrumentator memberikan duck sedang berlubang pada asisten untuk di
bentangkan di atas pasien dan posisi lubang nya berada pada area yang
akan dioperasi
7. Instrumentator memberikan doek kecil/sedang pada asisten untuk
menutupi area kaki pasien
8. Meja mayo didekatkan pada pasien, pasang cauter dan selang suction
dengan dijepitkan pada doek besar berlubang menggunakan towel klem
(doek klem)
TIME OUT
9. Beri kassa basah pada operator untuk operator membersihkan area yang
akan di insisi → beri kassa kering untuk mengeringkan area insisi
10. Beri spuit 3cc yang berisi pehacain / licodain 2 cc untuk operator
melakukan anestesi lokal → beri pincet chirurgis yang satunya diberikan
pada asisten
11. Operator akan menjepit kulit/tumor pasien dan bila pasien tidak merasa
nyeri/sakit instrumen memberikan mess no. 15 pada operator untuk insisi
12. Instrumen memberikan pean pada asisten dan kassa untuk asisten
membantu operator merawat perdarahan
13. Instrumen mendekatkan cauter pada asisten operator untuk merwat
perdarahan dan operator melebarkan jaringan jika diperlukan
14. Instrumen memberikan pean pada operator untuk operator membuka
jaringan lemak dan otot (jaringan ikat) sampai operator menemukan
jaringan tumor yang akan di insisi dan diambil untuk pemeriksaan
15. Sampai masa/jaringan tumor terlihat instrumen memberikan mess 15 pada
operator untuk operator menginsisi jaringan → instrumen memberikan
Allis klem pada operator untuk menjepit jaringan dan mengambil jaringan
tersebut
16. Setelah jaringan terangkat instrumen memberikan kassa pada operator,
pincet chirurgis dan pean pada asisten untuk membersihkan dan merawat
perdarahan
17. Instrumen memberikan spongstan pada operator untuk ditanamkan
padajaringan yang baru di insisi bertujuan menghentikan perdarahan
SIGN OUT
18. Beri benang vicril 3/0 dan Needle holder pada operator dan operator
menjahit lapis demi lapis jaringan → pinset anatomis, gunting benang dan
klem pean diberikan pada asisten
19. Beri benang premilin 3/0 dan Needle holder pada operator untuk operator
menjahit kulit → instrumen memberikan kassa basah pada asisten untuk
membersihkan luka (kassa yang di basahi dengan cairan NS 0,9%) →
keringkan dengan kassa kering
20. Tutup luka dengan sufratule → kassa kering → hipafix
21. Potongan jaringan di masukkan pada botol PA yang sudah di sediakan
oleh perawat sirkuler
22. Alat-alat instrumen di cuci, dikeringakan dan di inventariskan kembali →
di sterilkan
23. Instrumen mencatat BHP pada lembaran depo yang tersedia
24. Ruang operasi dibersihkan → di sinar
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
a. Wawancara Identitas klien, keluhan utama (nyeri), riwayat
obstetrik, riwayat ginekologi, riwayat perkawinan, pekerjaan,
pendidikan, keluhan sejak kunjungan terakhir, pengeluaran
pervaginam, riwayat kehamilan, riwayat persalinan.
b. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
Tanda-tanda vital: Tekanan darah normal, nadi meningkat (> 100
x/mnt), suhu meningkat (> 370C), RR normal (16 – 20 x/mnt)
Genitalia: Nyeri pada area genitalia, adanya benjolan lunak dan
supel berisi cairan berwarna kuning dan berbau, adanya perubahan
warna kulit, udem pada labia mayor posterior, adannya
pengeluaran cairan pada kelenjar bartolini
c. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan kultur cairan vagina
Terapi
Pemberian antibiotik spektrum luas
2. Pengkajian Keperawatan
a. Data biografi pasien
b. Riwayat kesehatan saat ini, meliputi : keluhan utama masuk RS,
faktor pencetus, lamanya keluhan, timbulnya keluhan, faktor yang
memperberat, upaya yang dilakukan untuk mengatasi, dan
diagnosis medik.
c. Riwayat kesehatan masa lalu, meliputi : penyakit yang pernah
dialami, riwayat alergi, imunisasi, kebiasaan merokok,minum kopi,
obat-obatan dan alcohol
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien
dengan kanker servik, pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan
lebih spesifik ke arah pengkajian obstretri dan ginekologi, meliputi
Riwayat kehamilan, meliputi : gangguan kehamilan, proses
persalinan, lama persalinan, tempat persalinan, masalah
persalinan, masalah nifas serta laktasi, masalah bayi dan
keadaan anak saat ini
Pemeriksaan genetalia
Pemeriksaan payudara
Riwayat operasi ginekologi
Pemeriksaan pap smear
Usia menarche
Menopause
f. Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
Kesehatan lingkungan/hygiene
Aspek psikososial meliputi : pola pikir, persepsi diri, suasana
hati, hubungan/komunikasi, kebiasaan seksual, pertahanan
koping, sistem nilai dan kepercayaan dan tingkat
perkembangan.
g. Data laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang lain
Terapi medis yang diberikan
Efek samping dan respon pasien terhadap terapi
Persepsi klien terhadap penyakitnya
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan inkontinitus jaringan
sekunder
b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (pembedahan)
c. Gangguan integritas jaringan kulit berhubungan dengan prosedur
invasif
d. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan cairan aktif
e. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
f. Risiko Perdarhan berhubungan dengan tindakan pembedahan
4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
1. Nyeri Akut b.d Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
kerusakan Setelah dilakukan tindakan Observasi
inkontinitus keperawatan selama waktu 1. Mengidentifikasi lokasi,
jaringan yang telah ditentukan, maka karakteristik, durasi, frekuensi,
sekunder tingkat nyeri menurun dengan kualitas, intensitas nyeri.
kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri verbal
2. Gelisah menurun 4. Identifikasi faktor yang
3. Meringis menurun memperberat dan memperingan
4. Sikap protektif menurun nyeri
5. Kesulitan tidur menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan
6. Frekuensi nadi membaik keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh nyeri
terhadap kualitas hidup
7. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2 Ansietas b.d Tingkat Ansietas Dukungan keyakinan
krisis situasional Setelah dilakukan asuhan Observasi
(pembedahan) keperawatan selama waktu 1. Identifikasi kesembuhan
yang telah ditentukan, jangka panjang sesuai kondisi
diharapakan tingkat ansietas klien
menurun dengan kriteria hasil: Terapeutik
1. Verbalisasi khawatir akibat 1. Berikan harapan yang realistis
kondisi yang dihadapi sesuai prognosis
cukup menurun 2. Fasilitasi pertemuan antara
2. Perilaku gelisah cukup keluarga dan tim kesehatan
menurun untuk membuat keputusan
3. Perilaku tegang cukup Edukasi
menurun 1. Jelaskan bahaya atau resiko
4. Frekuensi nafas cukup yang terjadi akibat keykinan
menurun negatif
5. Frekuensi nadi cukup Berikan penjelasan yang relevan
menurun dan mudah dipahami
6. Tekanan darah cukup
menurun
3 Gangguan Integritas Kulit dan Jaringan Perawatan Luka
integritas Setelah dilakukan tindakan Observasi
jaringan keperawatan selama waktu 1. Monitor karakteristik luka (mis.
b.d prosedur yang telah ditentukan, maka drainase, warna, ukuran, bau) .